You are on page 1of 7

DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………
Daftar Isi………………………………………………………………………...
Proses Terbentuknya Bumi…………………………………………………….
Struktur Lapisan Bumi…………………………………………………………
Data-Data Tentang Bumi……………………………………………………….
Kesimpulan……………………………………………………………………...
A. Proses Terbentuknya Bumi

Bumi terbentuk miliaran tahun lalu, tetapi permukaan Bumi telah banyak
mengalami proses perkembangan dan perubahan sepanjang masa. Perubahan
tersebut bersifat cepat maupun lambat. Penyebab perubahan tersebut adalah gaya
dari dalam bumi (Endogen) dan tenaga dari luar Bumi (eksogen).

Menurut hasil penelitian para ahli astronomi dan geologi, bumi kita sendiri
terbentuk atau terlepas dari tubuh matahari sekitar 4500 juta tahun yang lalu.
Perkiraan terbentuknya bumi ini didasarkan atas penelaahan palentologi (ilmu yang
mempelajari fosil-fosil sisa mahluk hidup purba pada masa lampau) dan stratigrafi
(ilmu yang mempelajari struktur lapisan-lapisan batuan pembentuk muka bumi).
Pada saat terlahir (sekitar 4500 juta tahun yang lalu) bumi kita pada awalnya masih
merupakan bola pijar yang sangat panas, suhu permukaannya mencapai 4.0000 C.
Dalam jangka waktu jutaan tahun, secara berangsurangsur bumi kita mendingin.
Akibat proses pendinginan, bagian luar bumi membeku membentuk lapisan kerak
bumi atau kulit bumi yang disebut litosfer, sedangkan bagian dalam planet bumi
sampai sekarang masih dalam keadaan panas dan berpijar. Selain pembekuan kerak
bumi, pendinginan massa bumi ini mengakibatkan terjadinya proses penguapan gas
secara besar-besaran ke angkasa. Proses penguapan ini terjadi dalam waktu jutaan
tahun, sehingga terjadi akumulasi
uap dan gas yang sangat banyak. Pada saat inilah mulai terbentuk atmosfer bumi.
Uap air yang terkumpul di atmosfer dalam waktu jutaan tahun tersebut, pada
akhirnya dijatuhkan kembali sebagai hujan untuk pertama kalinya di bumi, dengan
intensitas tinggi dan dalam waktu yang sangat lama. Titik-titik air hujan yang jatuh
selanjutnya mengisi cekungan-cekungan muka bumi membentuk bentang perairan
laut dan samudera. Sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa pada awal
pembentukannya, seluruh bagian planet bumi relatif dingin. Kemudian pada proses
selanjutnya, suhu bumi semakin meningkat hingga mencapai suhu seperti saat ini.
Berdasarkan penelitian para ilmuwan, dijelaskan adanya tiga faktor yang
menyebabkan naiknya suhu bumi tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. Akresi (accretion) yaitu naiknya suhu bumi akibat tumbukan bendabenda


angkasa atau meteor yang menghujani bumi. Energi dari bendabenda
tersebut berubah menjadi panas. Bayangkan saja, 5 ton berat benda
angkasa, kemudian menghantam bumi dengan kecepatan 30 km per detik,
diperkirakan memberikan energi yang sama dengan ledakan nuklir sebesar
1000 ton. Daerah sekitar tumbukan tersebut meninggalkan lubang-lubang
yang sangat besar (kawah) di permukaan bumi. Pada saat bersamaan, bulan
juga ditabrak oleh benda angkasa tersebut. Karena itu, apabila kamu
melihat bulan dengan menggunakan teropong maka kamu bisa
menyaksikan kawah yang terbentuk pada masa lampau.

2. Kompresi yaitu semakin memadatnya bumi karena adanya gaya gravitasi.


Bagian dalam bumi menerima tekanan yang lebih besar dibandingkan
bagian luarnya, sehingga pada bagian dalam bumi suhunya lebih panas.
Tingginya suhu di bagian dalam bumi (inti bumi) mengakibatkan unsur
besi pada bumi menjadi cair, sehingga inti bumi merupakan cairan.

3. Adanya disintegrasi atau penguraian unsur-unsur radioaktif seperti


uranium, thorium, dan potasium. Jumlah unsur-unsur tersebut sebenarnya
relatif kecil tetapi dapat meningkatkan suhu bumi. Atom-atom dari unsur-
unsur tersebut secara spontan terurai dan mengeluarkan partikel-partikel
atom yang berubah menjadi unsur lain dan diserap oleh batuan di
sekitarnya.
Itulah proses pembentukan bumi, tempat kita tinggal dan hidup di dalamnya. Lalu
bagaimana dengan proses terjadinya perlapisan di bumi? Secara ringkas, proses
pembentukan bumi hingga terjadinya perlapisan tersebut terbagi menjadi tiga
tahap, yaitu sebagai berikut:

1. Tahap pada saat bumi merupakan planet yang homogen atau belum terjadi
diferensiasi dan zonafikasi.

2. Proses diferensiasi atau pemilahan, yaitu ketika material besi yang lebih
berat tenggelam menuju pusat bumi, sedangkan material yang lebih ringan
bergerak ke permukaan. Dengan demikian, bumi tidak lagi dalam keadaan
homogen, melainkan terdiri atas material yang lebih berat (besi) di
pusatbumi dan material yang lebih ringan di bagian yang lebih luar atau
kerak bumi.

3. Proses zonafikasi, yaitu tahap ketika bumi terbagi menjadi beberapa zona
atau lapisan, yaitu inti besi yang padat, inti besi cair, mantel bagianbawah,
zona transisi, astenosfer yang cair, dan litosfer yang terdiri atas kerak benua
dan kerak samudera.

Dengan demikian, perubahan suhu yang dimulai dari bahan pembentuk bumi
hingga terbentuk bumi, kemudian mengalami pendinginan dan terjadinya kenaikan
suhu kembali, seperti yang dijelaskan di atas, mengakibatkan bumi sebagai planet
yang memiliki lapisan-lapisan. Proses zonafikasi pada bumi telah membaginya ke
dalam beberapa lapisan.
B. Struktur Lapisan Bumi

1. Kerak bumi
Kerak bumi ini memiliki tebal 30-70 Km yang terdiri dari batuan basal dan
acid.

2. Selubung bumi
Selubung bumi atau yang biasa disebut sisik silikat tebalnya 2.200 Km,
massa jenisnya 3,6-4. Selubung bumi sam kerak bumi disebut Lithosfera.

3. Lapisan Chalkosfera
Lapisan ini memiliki tebal 1.700 Km, massa jenisnya 6,4 yang terdiri dari
oksida besi dan sulfide besi.

4. Inti bumi
Inti bumi merupakan bola dengan jari-jari 3.500 Km massa jenisnya 9,6
terdiri dari besi dan nikel.

C. Data-Data Tentang Bumi


Data-data bumi

Garis tengah : -pada kutub, 12.714 km.

-pada khatulistiwa, 12.757km.

(jari-jari bumi, 6.378)


Keliling khatulistiwa : 40.000 km.
Jarak dari matahari : terjauh, 152 juta km, dan terdekat, 147 juta km.
Kecepatan berputar mengelilingi matahari : 6.0000 k, inti 15.000.0000 k,
Bintik-bintik 4.0000 k.
Tekanan : 400.109 atm. Bumi

D. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bumi yang menjadi tempat tinggal
kita semua mempunyai proses yang sangat panjang dalam kejadiannya.

Bersamaan dalam proses pembentukannya bumi ini teryata tidaklah homogen,


akan tetapi memiliki beberapa lapisan. Lapisan lapisan tersebut memiliki
kedalaman yang berbeda-beda dan massa jenisnya. Lapisan-lapisan bumi dapat
terdeteksi secara tidak langsung dengan alat pengukur gempa yaitu seismograf.

You might also like