Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan obstetri, selain Angka Kematian Maternal (AKM) terdapat Angka Kematian
Keberhasilan menurunkan Angka Kematian Maternal (AKM) di negara-negara maju saat ini
menganggap Angka Kematian Perinatal (AKP) merupakan parameter yang lebih baik dan
lebih peka untuk menilai kualitas pelayanan kebidanan. Hal ini mengingat kesehatan dan
keselamatan janin dalam rahim sangat tergantung pada keadaan serta kesempurnaan
bekerjanya sistem dalam tubuh ibu, yang mempunyai fungsi untuk menumbuhkan hasil
konsepsi dari mudigah menjadi janin cukup bulan. Salah satu penyebab kematian perinatal
Penyakit hipertensi pada kehamilan berperan besar dalam morbiditas dan mortalitas
maternal dan perinatal. Hipertensi diperkirakan menjadi komplikasi sekitar 7% sampai 10%
seluruh kehamilan. Seluruh ibu yang mengalami hipertensi selama masa hamil, setengah
protein urine yang timbul karena kehamilan yang umumnya terjadi setelah usia 20 minggu
atau lebih awal yang hampir selalu terjadi pada primigravida dimana rahim untuk pertama
kalinya menerima hasil pembuahan yang dapat menimbulkan reaksi terhadap kehamilan.
Seorang wanita yang menderita preeklampsia ringan lebih besar peluang untuk menderita
Page | 1
preeklampsi yang berat pada kehamilan berikutnya yang dapat menyebabkan tingginya
morbilitas dan mortalitas terhadap ibu dan janinnya. (Muchtar Rustam, 1998)
dunia WHO memperkirakan di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal tiap tahun
saat hamil atau bersalin, artinya setiap menit ada satu perempuan yang meninggal. Menurut
Sudhaberata (2001) melaporkan angka kejadian preeklampsia di dunia sebesar 0-13 persen,
di Singapura 0,13-6,6 persen. Preeklampsia merupakan salah satu penyebab angka kesakitan
angka kematian ibu sebesar 307 kematian per 100.000 kelahiran hidup (BPS, 2003). Insiden
preeklampsia di Indonesia diperkirakan 3,4 persen – 8,5 persen, di RSU Hasan Sadikin
Bandung sebesar 6,4 persen, RSU Palembang sebesar 5,1 persen, dan di RSU Dr. Sarjito
Yogyakarta sebesar 3,63 persen (Suroso, 2003). Angka kejadian preeklampsia di RSU
Tarakan sebesar 3,26 persen (Sudhaberata, 2001), di RSUD Dr. Pirngadi Medan sebesar
4,65 persen (Simanjuntak, 1999), RSUP Karyadi sebesar 2,85 persen (Wibisono, 1997) dan
angka kematian ibu (AKI) masih cukup tinggi yaitu 390 per 100.000 kelahiran. Penyebab
kematian ibu terbesar 58,1% karena perdarahan dan eklamsi kedua sebab itu sebenarnya
Page | 2
Penyebab preeklampsia belum diketahui sampai sekarang secara pasti, bukan hanya satu
menimbulkan komplikasi yang dapat berakhir dengan kematian. Akan tetapi untuk
mendeteksi preeklampsia sedini mungkin dengan melalui antenatal secara teratur mulai
trimester I sampai dengan trimester III dalam upaya mencegah preeklampsia menjadi lebih
Salah satu upaya untuk menurunkan Angka Kematian Perinatal (AKP) akibat
dapat diturunkan melalui upaya pencegahan, pengamatan dini, dan terapi. Upaya
pencegahan kematian perinatal dapat diturunkan bila dapat diidentifikasi faktor-faktor yang
mempunyai nilai prediksi. Saat ini beberapa faktor resiko telah berhasil diidentifikasi,
Menurut data yang didapatkan dari Rekam medik Rumah Sakit Umum Sawerigading
Palopo dari periode Januari sampai Juli 2011 berkisar 43 ibu hamil yang mengalami
merupakan masalah yang memerlukan penanganan untuk menjadi prioritas utama di Rumah
Berdasarkan data yang ditemukan bahwa kejadian preeklampsia masih tinggi maka
penulis termotivasi untuk membahas lebih lanjut melalui Karya Tulis Ilmiah dengan judul
“Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Hamil
Page | 3
B. Rumusan Masalah
dalam kehamilan merupakan masalah yang cukup serius karena dapat mengancam kematian
pada ibu melahirkan maupun fetus.Penyebab preeklampsia belum diketahui sampai sekarang
secara pasti, bukan hanya satu faktor melainkan beberapa faktor dan besarnya kemungkinan
preeklampsia akan menimbulkan komplikasi yang dapat berakhir dengan kematian. Akan
tetapi untuk mendeteksi preeklampsia sedini mungkin dengan melalui antenatal secara
teratur mulai trimester I sampai dengan trimester III dalam upaya mencegah preeklampsia
menjadi lebih berat. Oleh karena itu lewat penelitian ini, peneliti ingin mengetahui :
dan Riwayat Hipertensi) sebagai faktor yang menyebabkan preeklampsia di Rumah Sakit
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Page | 4
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Bagi petugas kesehatan khususnya bidan agar lebih waspada dalam memberikan
pelayanan antenatal terhadap ibu hamil yang mempunyai faktor resiko menjadi
preeklampsia.
2. Manfaat Teoritis
Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan
dimasa mendatang bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan memberikan salah satu
bahan acuan bagi peneliti-peneliti lain yang meneliti mengenai penyebab terjadinya
3. Manfaat Institusi
Bagi institusi kesehatan penyandang dana dalam hal ini “Akademi Kebidanan
Kamanre Kota Palopo” adalah dapat dijadikan sebagai pengembangan penelitian yang
berkaitan dengan ilmu kebidanan untuk meningkatkan nilai akreditasi bagi pendidikan.
Juga untuk disampaikan pada mahasiswa kebidanan tentang karakteristik dari ibu hamil
4. Manfaat Penulis
Sebagai salah satu persyaratan dalam penyelesaian pelajaran mata kuliah Metodelogi
Page | 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang timbul karena kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada
timbul lebih awal bila terdapat perubahan hidatiformis yang luas pada villi korialis
c. Preeklampsia merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan
masa nifas yang terdiri dari trias : hipertensi, proteinuria dan edema kadang-kadang
umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul
(http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/27/pre-eklampsia-eklampsia).
Page | 6
f. Preeklampsia adalah gejala terjadinya hipertensi pada masa kehamilan yang ditandai
dengan 3 gejala khas, yakni naiknya tekanan darah di atas 140/90 mmHG,
pembengkakan anggota tubuh, dan adanya protein di dalam air seni ibu.
(http://bundapiaradaku.wordpress.com/2010/12/13/waspadai-preeklampsia-saat
kehamilan/)
Adalah keadaan dimana tekanan darah diastolik minimal 90 mmHg atau tekanan
diastolik 15 mmHg atau kenaikan sistolik sebesar 30 mmHg. Tekanan darah harus paling
sedikit dua kali dengan selang waktu 6 jam.(Cunningham macdonald, 1995, hal. 773)
3. Etiologi Preeklampsia
Penyebab Preeklampsia sampai sekarang ini belum diketahui secara pasti, diduga
faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil yaitu :
Pekerjaan adalah kegiatan atau aktifitas sehari-hari yang dilakukan oleh seseorang
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi
c. Faktor pengetahuan
terjadi melalui panca indera manusia. Yakni indera penglihatan, pendengaran, rasa
Page | 7
,dan raba. Tetapi sebagian besar melalui proses yaitu proses belajar dan
Peningkatan resiko preeklampsia dapat terjadi pada ibu yang memiliki riwayat
e. Faktor pendidikan
Sosial ekonomi adalah keadaan urusan keuangan rumah tangga seseorang atau suatu
keluarga. Seseorang yang mempunyai sosial ekonomi yang tinggi akan lebih jarang
Gambar klinik mulai dengan kenaikan BB oedema kaki atau tangan, kenaikan
tekanan darah terakhir terjadi protein urin. Pada Preeklampsia ringan tidak ditemukan
frontalis, rasa nyeri di daerah epigastrium, penglihatan kabur, mual disertai muntah.
Gejala ini sering ditemukan pada Preeklampsia yang mana merupakan petunjuk bahwa
Page | 8
eklampsia akibat timbul tekanan darah akan meningkat lebih tinggi, oedema terjadi lebih
5. Klasifikasi Preeklampsia
a. Preklampsia Ringan
1) Tekanan 140/90 mmHg atau lebih diukur pada posisi kenaikan distolik 15 mmHg
atau lebih. Agar kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih, cara pengukuran
2) Edema pada umumnya kaki, jari tangan dan muka atau kenaikan berat badan 1 kg
3) Proteinuria 0,3 gram atau lebih perliter dengan tingkat kualitas positif 1 sampai 2
b. Preeklampsia Berat
1) Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih atau tekanan diastolik 10 mmHg atau
lebih.
Page | 9
6. Perubahan Anatomi dan Fisiologi
a. Ginjal
Perubahan pada ginjal disebabkan oleh aliran darah ke dalam ginjal menurun,
sehingga filtrasi glomerulus mengurang. Kelainan pada ginjal yang penting adalah
dalam hubungan dengan proteinuria, retensi garam dan air. Mekanisme retensi garam
dan air belum diketahui benar, tetapi disangka akibat perubahan dan perbandingan
antara tingkat filtrasi glomerulus dan tingkat dan penyerapan kembali oleh tubulus.
b. Hati
c. Retina
pada satu atau beberapa arteri. Jarang terlihat perdarahan atau eksudat, jarang terjadi
ablasio retina. Pelepasan retina disebabkan oieh edema intra clan merupakan indikasi
d. Paru-paru
e. Otak
Pada hamil normal perfusi serebral tidak berubah namun pada Preeklampsia
terjadi spasme pembuluh darah otak penurunan prafusi dan suplai oksigen otak
Page | 10
perdarahan otak dan kejang ekiampsia. Penyakit yang belum lanjut hanya dapat
ditemukan oedema pada korteks cerebri, pada keadaan lanjut dapat ditemukan
perdarahan.
sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan kekurangan oksigen yang dapat
menyebabkan gawat janin sampai kematian. Dapat juga terjadi peningkatan tonus
uterus dan kepekaan terhadap rangsangan sehingga mudah terjadi partus prematurus.
Jumlah dan natrium pada penderita pre eklampsia lebih banyak. Pengeluaran air
dan garam tidak sempurna di sebabkan oleh filtrasi glomerulus menurun, sedangkan
penyerapan kembali tubulus tidak berubah. Elektrolit, kristatoid dan protein dalam
7. Patofisilogi Preeklampsia
garam dan air. Pada biopsis ginjal ditemukan spasme yang hebat pada arteriola
glomerolus. Pada beberapa kasus, lumen arteriola mengecil sehingga hanya dapat
dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika spasme arteriola ditemukan di seluruh
tubuh maka dapat dimengerti bahwa tekanan darah yang meningkat merupakan usaha
untuk mengatasi kenaikan tahanan perifer, agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi.
Sedangkan kenaikan berat badan dan edema di sebabkan oleh penimbunan air,
Page | 11
sedangkan proteinuria disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadilah
darah sendiri karena peredaran darah dalam vasa vasorum terganggu, sehingga terjadi
sel endotel dengan membuatnya berkontraksi. Semua faktor ini dapat menimbulkan
darah seperti trombosit dan fibrinogen tertimbun pada lapisan sub endotel. Perubahan
vaskuler yang disertai dengan hipoksia pada laringan setempat dan sekitarnya
Page | 12
9. Pencegahan Preeklampsia
a. Pengawasan antenatal
ibu hamil maupun janin yang dikandungnya, bila terjadi perubahan perasaan dan
b. Diet makanan
Mengkonsumsi sayuran, buah segar yang bergizi dan menjalani pola hidup sehat.
Makanan yang dikonsumsi haruslah yang mengandung sedikit garam, rendah lemak,
c. Cukup istirahat
Istirahat pada ibu hamil, pada kehamilan tua dalam arti bekerja sepenuhnya
disesuaikan dengan kemampuan lebih banyak duduk atau berbaring ke arah punggung
a. Solutio placenta
Komplikasi ini biasanya terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih
b. Hemolisis
hemolisis yang dikenal dengan ikterus. Belum diketahui dengan pasti apakah ini
merupakan kerusakan sel-sel hati atau destruksi sel-sel darah merah. Nekrosis
Page | 13
periportal hati yang sering ditemukan pada autopsi penderita eklampsia dapat
c. Perdarahan otak
eklampsia.
d. Kelainan mata
dapat terjadi perdarahan, kadang-kadang terjadi pada retina, hal ini merupakan tanda
e. Edema paru-paru
f. Nekrosis hati
umum, kelainan ini diduga khas untuk eklampsia, tetapi ternyata juga ditemukan pada
penyakit lain. Kerusakan sel-sel hati dapat diketahui dengan pemeriksaan faal hati.
g. Kelainan ginjal
endotel tubulus ginjal tanpa kelainan struktir lainnya. Keluhan lain yang dapat timbul
h. Komplikasi lain yang dapat terjadi berupa lidah tergigit dan fraktur karena jatuh
Page | 14
(Sarwono Prawiraharjo, 2002, hal. 296-297)
Jika kehamilan < 37 minggu dan tidak ada tanda–tanda perbaikan, lakukan
a. Pantau tekanan darah, urine (untuk proteinuria), refleks dan kondisi janin.
1) Diet biasa
4) Tidak perlu diuretik, kecuali jika terdapat edema paru, dekompensasi kordis atau
berat.
b) Kontrol dua kali seminggu untuk memantau tekanan darah, keadaan janin,
Page | 15
6) Jika tidak ada tanda–tanda perbaikan, tetap dirawat dan lanjutkan penanganan
1. Pemeriksaan antenatal
setidaknya dapat mendeteksi diagnosa dini sehingga dapat mengurangi kejadian kesakitan.
dirasakan oleh pasien sendiri, maka diagnosa dini hanya dapat dibuat dengan antepartum
Page | 16
care. Jika calon ibu melakukan kunjungan setiap minggu ke klinik prenatal selama 4-6
mengukur tekanan darah, dan memeriksa tanda-tanda udema. Setelah diketahui diagnosa
dini perlu segera dilakukan penanganan untuk mencegah masuk kedalam eklampsia.
Disamping faktor-faktor yang sudah diakui, jelek tidaknya kondisi ditentukan juga oleh
baik tidaknya antenatal care. Dari 70% pasien primigrafida yang menderita preeklampsia,
2. Pekerjaan
mempengaruhi kerja otot dan peredaran darah. Begitu juga bila terjadi pada seorang ibu
hamil, dimana peredaran darah dalam tubuh dapat terjadi perubahan seiring dengan
bertambahnya usia kehamilan akan berdampak pada konsekuensi kerja jantung yang
semakin bertambah dalam rangka memenuhi kebutuhan selama proses kehamilan. Oleh
karenanya pekerjaan tetap dilakukan, asalkan tidak terlalu berat dan melelahkan seperti
peredaran darah dalam tubuh sehingga mempunyai harapan akan terhindar dari
preeklampsia.
3. Pengetahuan
Pengetahuan disini terutama tentang pemenuhan nutrisi pada ibu hamil. Karena ibu hamil
yang kekurangan atau kelebihan gizi mudah terkena preeklampsia. Pada saat hamil
seseorang harus lebih memperhatikan keseimbangan gizi dalam makanan yang mereka
Page | 17
makan. Misalnya menu 4 sehat 5 sempurna dengan porsi yang wajar. Ibu hamill yang
menyebabkan kerja jantung lebih berat, oleh karena jumlah darah yang berada dalam
badan sekitar 15% dari berat badan,maka makin gemuk seorang makin banyak pula
jumlah darah yang terdapat di dalam tubuh yang berarti makin berat pula fungsi
a. Kalori
perkembangan janin, juga plasenta, jaringan payudara, cadangan lemak, serta untuk
tambahan ini berkisar 300 kalori per hari dibanding saat tidak hamil. Berdasarkan
perhitungan, pada akhir kehamilan dibutuhkan sekitar 80.000 kalori lebih banyak dari
b. Protein
Kebutuhan protein bagi wanita hamil adalah sekitar 60 gram. Artinya, wanita
hamil butuh protein 10-15 gram lebih tinggi dari kebutuhan wanita yang tidak hamil.
Protein tersebut dibutuhkan untuk membentuk jaringan baru, maupun plasenta dan
janin. Protein juga dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan diferensiasi sel.
c. Lemak
lemak sebagai sumber kalori utama. Lemak merupakan sumber tenaga yang vital dan
untuk pertumbuhan jaringan plasenta. Pada kehamilan yang normal, kadar lemak
Page | 18
dalam aliran darah akan meningkat pada akhir trimester III. Tubuh wanita hamil juga
menyimpan lemak yang akan mendukung persiapannya untuk menyusui setelah bayi
lahir.
d. Karbohidrat
adalah karbohidrat kompleks seperti roti, serealia, nasi dan pasta. Selain mengandung
vitamin dan mineral, karbohidrat kompleks juga meningkatkan asupan serat yang
dianjurkan selama hamil untuk mencegah terjadinya konstipasi atau sulit buang air
Wanita hamil juga membutuhkan lebih banyak vitamin dan mineral dibanding
sebelum hamil. Ini perlu untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin
serta proses diferensiasi sel. Tak cuma itu. Tambahan zat gizi lain yang penting juga
dibutuhkan untuk membantu proses metabolisme energi seperti vitamin B1, vitamin
B2, niasin, dan asam pantotenat. Vitamin B6 dan B12 diperlukan untuk membentuk
DNA dan sel-sel darah merah, sedangkan Vitamin B6 juga berperan penting dalam
metabolisme asam amino. Kebutuhan vitamin A dan C juga meningkat selama hamil.
Begitu juga kebutuhan mineral, terutama magnesium dan zat besi. Magnesium
dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dari jaringan lunak. Sedangkan zat besi
dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah dan sangat penting untuk pertumbuhan
Page | 19
dan metabolisme energi, disamping untuk meminimalkan peluang terjadinya anemia.
Kebutuhan zat besi menjadi dua kali lipat dibandingkan sebelum hamil.
4. Riwayat hipertensi
Salah faktor yang berhubungan dengan preeklampsia yaitu adanya riwayat hipertensi
kronis atau penyakit vaskuler hipertensi sebelumnya. Sebagian besar kehamilan dengan
hipertensi esensial berlangsung normal sampai cukup bulan. Wanita penderita tekanan
darah tinggi setelah kehamilan 30 minggu tanpa disertai gejala lain. Kira-kira 20%
menunjukkan kenaikan yang mencolok dan dapat desrtai gejala preeclampsia atau lebih,
seperti edema, protein urine, nyeri kepala, nyeri epigastrium,muntah, bahkan dapat
C. Hipotesis Penelitian
preeklampsia
preeklampsia
Page | 20
2. Hipotesis Nihil (Ho)
preeklampsia
preeklampsia
preeklampsia
preeklampsia
Page | 21
BAB III
KERANGKA KONSEP
Berdasarkan uraian diatas maka dibuat suatu kerangka yang menjadi dasar pemikiran
Pemeriksaan Antenatal
Pekerjaan
Preeklampsia pada
Pengetahuan
ibu hamil
Riwayat Hipertensi
Pendidikan
Sosial Ekonomi
Page | 22
Keterangan :
- Variabel dependent
- Variabel independent
1. Preeklampsia
Preeklampsia adalah penyakit pada ibu hamil yang ditandai dengan peningkatan
tekanan darah, bengkak pada wajah dan tangan, serta protein urine. Dan ibu yang
Kriteria Objektif :
1) Risiko tinggi : Bila ibu hamil mengalami hipertensi, protein urine, dan
Page | 23
2. Pemeriksaan Antenatal
kesehatan misalnya bidan dan dokter untuk memeriksa keadaan ibu dan janin.
Kriteria Objektif :
hamil
hamil
3. Pekerjaan
Pekerjaan adalah kegiatan atau aktifitas sehari – hari yang dilakukan oleh ibu baik
diluar rumah maupun dalam rumah untuk memenuhi kehidupannya dan keluarganya.
1) Risiko tinggi : Bila ibu hamil sering melakukan pekerjaan yang berat
2) Risiko rendah : Bila ibu hamil hanya melakukan pekerjaan yang ringan
4. Pengetahuan
Pengetahuan dalam penelitian ini ini adalah segala sesuatu yang diketahui atau
Kriteria Objektif :
Page | 24
5. Riwayat hipertensi
Riwayat hipertensi adalah ibu yang sebelum hamil sudah memiliki penyakit
Kriteria Objektif :
Page | 25
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Survey Analitik dengan rancangan penelitian cross sectional
study yaitu variabel dependent dan variabel independent akan dikumpulkan dalam waktu yang
Palopo
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang dirawat di Rumah Sakit Umum
Sawerigading Palopo tahun 2011 yang ada saat penelitian dilaksanakan pada tanggal 10
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang dinyatakan mengalami
preeklampsia berdasarkan hasil diagnosa dokter/bidan yang dirawat di Rumah Sakit Umum
Page | 26
D. Tekhnik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini tekhnik pengumpulan data yang digunakan ada 2 yaitu :
preeklampsia.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) yaitu penelitian ini dilakukan dengan membaca
literature dan buku-buku yang menyangkut kerangka teori serta relevan dengan masalah
preeklampsia.
1. Pengolahan data
Data yang diperoleh dari tempat pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum
Sawerigading Palopo dengan melihat catatan medis dan perawatan, juga dari hasil
wawancara dengan pasien. Selanjutnya data akan diolah menggunakan komputer dengan
1) Editing
2) Coding
Data yang didapatkan setelah editing selanjutnya diberikan kode atau simbol-
Page | 27
3) Tabulasi
Selanjutnya data dibuat dalam bentuk table agar dapat memudahkan perhitungan
dan analisa.
2. Penyajian Data
tabel dan grafik pada masing – masing faktor yang telah diteliti.
f
P = N ×100 %
Page | 28
DAFTAR PUSTAKA
Kehamilan.http://bundapiaradaku.wordpress.com/2010/12/13/waspadai-preeklampsia-
2011
dipublikasikan
Manuaba. I.B.G. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana
2010
Page | 29
Rozikhan,dr, 2007. Faktor-Faktor Resiko Terjadinya Preeklampsia Berat di RSU Dr.It.
Desember 2010
Saifuddin, AB. 2002. Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
http://www.blogdokter.net/2009/02/17/preeklampsia-dan-eklampsia-pada-kehamilan/
Page | 30