Professional Documents
Culture Documents
BAB I
BUDAYA POLITIK DI INDONESIA
Standar Kompetensi
Menganalisis budaya politik di Indonesia
Kompetensi Dasar
1. Mendeskripsikan pengertian budaya politik
2. Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat
Indonesia.
3. Mendeskripsikan pengertian pentingnya sosialisasi pengembangan budaya politik.
4. Menampilkan peran serta budaya politik partisipan.
g. kegiatan politik, juga memasuki dunia keagamaan, kegiatan ekonomi dan sosial,
serta kehidupan pribadi dan sosial secara luar; dan
h. budaya politik menyangkut pola pengalokasikan sumber-sumber masyarakat.
2) Kecenderungan Patronage
Salah satu budaya politik yang menonjol di Indonesia adalah
kecenderungan pembentukan pola hubungan patronage, baik di kalangan
penguasa maupun masyarakat yang didasarkan atau patronage. Atau oleh
James Scott, disebut sebagai pola hubungan patro-client (pelindung-klien).
3) Kecenderungan Neon-Patrimonialistik
Salah satu kecenderungan yang dapat kita amati dalam perpolitikan
Indonesia adalah kecenderungan akan munculnya budaya politik yang
bersifat non-patrimonialistik.
oleh penguasa Negara. Hal itu terlihat dengan jelas, bahwa setiap
individu wajib mengikuti politik melalui program P-4.
b. Kelompok Pergaulan
Meskipun sekolah dan keluarga merupakan sarana yang peling
jelas terlibat dalam proses sosialisasi, ada juga beberapa unit sosial lain yang
bias membentuk sikap-sikap politik seseorang. Salah satunya adalah
kelompok pergaulan , termasuk kelompok bermain di masa kanak-kanan,
kelompok persahabatan, kelompok kerja yang kecil, di mana setiap anggota
mempunyai kedudukan yang relatif sama dan saling memiliki ikatan-ikatan
yang erat.
1) Setiap individu dalam kelompok itu menyesuaikan pendapatnya
dengan teman-temannya mungkin karena ia menyukai atau menghormati
mereka, atau mungkin karena ia ingin sama dengan mereka.
2) Jadi kelompok pergaulan itu mensosialisasi anggota-anggota
dengan cara mendorong atau mendesak mereka untuk menyesuaikan diri
terhadap sikap-sikap atau tingkah laku yang dianut oleh kelompok itu.
3) Seseorang mungkin menjadi tertarik pada politik atau muali
mengikuti peristiwa-peristiwa politik teman-temannya berbuat serupa.
4) Seorang anak lulusan sekolah menengah mungkin memilih
masuk ke suatu perguruan tinggi karena pelajar-pelajar lain berbuat
serupa
5) Dalam hal-hal ini, individu tersebut mengubah kepentingan dan
tingkah-lakunya agar sesuai dengan kelompoknya sebagai usaha agar ia
tetap diterima oleh anggota-anggota kelompok itu.
c. Sekolah
Peranan sekolah dalam sosialisasi politik antara lain,
1) Sekolah dapat memegang peran penting dalam pembentukan sikap-
sikap terhadap “aturan permainan politik” (rule of the political game) yang
tak tertulis, seperti sekolah-sekolah negeri di Inggris yang secara
tradisional menanamkan nilai-nilai kewajiban warga negara, hubungan
politik informal, dan integritas politik.
2) Sekolah dapat mempertebal kesetiaan terhadap system politik dan
memberikan simbol-simbol umum untuk menunjukkan tanggapan yang
9
ekspesif terhadap sistem ini, seperti bendera nasional, dan ikrar kesetiaan
“padamu negeri”.
3) Pengajaran sejarah nasional juga berfungsi memperkuat kesetiaan
pada sistem politik.
4) Sekolah memberi pengetahuan kepada kaum muda tentang dunia
politik dan peranan mereka di dalamnya.
5) Sekolah memberikan pandangan yang lebih konkrit tentang
lembaga-lembaga politik dan hubungan-hubungan politik.
6) Sekolah juga merupakan “saluran pewarisan” nilai-nilai dan sikap-
sikap masyarakatnya.
d. Pekerjaan
Pekerjaan dan organisasi-organisasi formal maupun informal yang dibentuk
berdasar lingkungan pekerjaan itu, seperti serikat buruh, klub sosial, dan lain
sebagainya merupakan saluran komunikasi informasi dan keyakinan yang
jelas. Peranan pekerjaan dalam sosialisasi politik antara lain,
1) buruh yang berdemontrasi dapat mengetahui bahwa ia dapat
memengaruhi bentuk keputusan yang akan memengaruhi masa depannya
yang sedang dibuat,
2) berpartisipasi dalam suatu tawar-menawar kolektif atau dalam
suatu demonstasi dapat menjadi pengalaman sosialisasi yang berkenaan
mendalam, baik bagi pihak buruh maupun pihak majikan.
3) Buruh dapat memperoleh pengetahuan tentang kecakapan-
kecakapan bertindak tertentu, seperti berdemonstrasi dan mogok, yang
bias berguna kalau ia berpartisipasi lagi dalam bentuk-bentuk kegiatan
politik lain.
e. Media Massa
Disamping memberikan informasi tentang peristiwa-peristiwa politik, media
massa juga dapat menyampaikan , langsung maupun tidak , nilai-nilai utama
yang dianut oleh masyarakatnya. Beberapa simbol tertentu disampaikan
dalam suatu konteks emosional dan peristiwa-peristiwa yang digambarkan di
sekitar symbol itu mengambil warna yang emosional. Karena itu, sstem
media massa yang terkendali merupakan sarana yang kuat dalam membentuk
kenyakinan-kenyakinan politik.
c. Sistem Kepartaian
Sistem partai di negara manapun dalam suatu jangka waktu tertentu
memiliki persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan sistem, yaitu
sebagai berikut,
1) Sistem Partai Pluralistis
11