Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.3Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
Koperasi berasal dari kata-kata latin : Cum yang berarti “dengan” dan operasi
yang berarti “bekerja”. Dari dua kata tersebut diperoleh arti secara umum “bekerja
dengan orang-orang lain, atau kerja bersama-sama orang-orang lain untuk suatu tujuan
atau hasil tertentu.”
1. Koperasi Sosial, yaitu koperasi yang dilakukan berdasar tolong menolong baik untuk
kepentingan umum.
2. Koperasi Ekonomi, yaitu koperasi yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan barang dan jasa.
Pada bulan Juli 1953 diadakan kongres koperasi ke II di Bandung keputusan penting
dalam kongres tersebut adalah :
Pada bulan September 1956 diadakan Kongres Koperasi ke III di Jakarta keputusan
penting yang dihasilkan dalam kongres tersebut antara lain:
Undang-undang perkoperasian yang pakai hingga saat ini adalah UU Perkoperasian No.
25 tahun 1992.
1. Usaha koperasi tidak hanya diperuntukkan kepada anggotanya saja, tetapi juga
untuk masyarakat pada umumnya.
2. Koperasi dapat melakukan berbagai usaha diberbagai bidang kehidupan ekonomi
rakyat.
3. Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dihasilkan koperasi dibagikan kepada anggota
sebanding dengan jasa usaha masing-masing anggota.
4. Membantu membuka lapangan pekerjaan.
5. Mendapat kesempatan usaha yang seluas-luasnya dari pemerintah.
6. Mendapat bimbingan dari pemerintah dalam rngka mengembangkan koperasi.
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.1.1 Koperasi memiliki peluang seiring dengan krisis yang terjadi di Indonesia
dan Asia pada umumnya. Kegagalan industri besar untuk menghasilkan
pembangunan yang berkelanjutan, memberikan peluang bagi koperasi untuk
menyatakan dirinya sebagai fundamental perekonomian
3.1.2 Untuk menggapai peluang itu dan menempatkan kembali koperasi sebagai
“soko guru” diperlukan perubahan radikal (mengubah dari akar masalah)
dan komprehensif. Yang harus dibenahi segera adalah pertama, reorientasi
dan reorganisasi koperasi. Koperasi diorientasi dan diorganisasikan sebagai
bangun perusahaan yang profesional. Koperasi harus berdiri tegak sebagai
bengun perusahaan yang mandiri dan efisien. Kedua, reaktualisasi peranan
pemerintah, seperti disebutkan pada uraian sebelumnya. Koperasi jangan
lagi dieksploitasi menjadi jargon politik kepentingan. Ketiga, pembenahan
sestem ekonomi Indonesia sehingga kembali pada cita-cita didirikannya
negara Republik Indonesia. Sistem, praktik dan peraturan-peraturan yang
berjiwa kapitalistik-liberal-perkoncoan, harus segera diganti dan di-Pasal
33-kan, sehingga memberikan keleluasaan bagi koperasi dan unit usaha
ekonomi rakyat lainnya dapat berkembang dan tidak ditindas oleh unit usaha
yang besar dan kuat.
3.2 Saran