You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Transfusi darah secara universal dibutuhkan untuk menangani pasien anemia berat, pasien
dengan kelaian darah bawaan, pasien yang mengalami kecederaan parah, pasien yang hendak
menjalankan tindakan bedah operatif dan pasien yang mengalami penyakit liver ataupun penyakit
lainnya yang mengakibatkan tubuh pasien tidak dapat memproduksi darah atau komponen darah
sebagaimana mestinya. Pada negara berkembang, transfusi darah juga diperlukan untuk
menangani kegawatdaruratan melahirkan dan anak-anak malnutrisi yang berujung pada anemia
berat (WHO, 2007). Tanpa darah yang cukup, seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan
bahkan kematian. Oleh karena itu, tranfusi darah yang diberikan kepada pasien yang
membutuhkannya sangat diperlukan untuk menyelamatkan jiwa. Angka kematian akibat dari
tidak tersedianya cadangan tranfusi darah pada negara berkembang relatif tinggi. Hal tersebut
dikarenakan ketidakseimbangan perbandingan ketersediaan darah dengan kebutuhan rasional. Di
negara berkembang seperti Indonesia, persentase donasi darah lebih minim dibandingkan dengan
negara maju padahal tingkat kebutuhan darah setiap negara secara relatif adalah sama. Indonesia
memiliki tingkat penyumbang enam hingga sepuluh orang per 1.000 penduduk. Hal ini jauh lebih
kecil dibandingkan dengan sejumlah negara maju di Asia, misalnya di Singapura tercatat
sebanyak 24 orang yang melakukan donor darah per 1.000 penduduk, berikut juga di Jepang
tercatat sebanyak 68 orang yang melakukan donor darah per 1.000 penduduk (Daradjatun, 2008).
Indonesia membutuhkan sedikitnya satu juta pendonor darah guna memenuhi kebutuhan 4,5 juta
kantong darah per tahunnya. Sedangkan unit transfusi darah Palang Merah Indonesia (UTD PMI)
menyatakan bahwa pada tahun 2008 darah yang terkumpul sejumlah 1.283.582 kantong. Hal
tersebut menggambarkan bahwa kebutuhan akan darah di Indonesia yang tinggi tetapi darah yang
terkumpul dari donor darah masih rendah dikarenakan tingkat kesadaran masyarakat Indonesia
untuk menjadi pendonor darah sukarela masih rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa
kendala misalnya karena masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang masalah transfusi
darah, persepsi akan bahaya bila seseorang memberikan darah secara rutin. Selain itu, kegiatan
donor darah juga terhambat oleh keterbatasan jumlah UTD PMI di berbagai daerah, PMI hanya
mempunyai 188 unit tranfusi darah (UTD). Mengingat jumlah kota/kabupaten di Indonesia
mencapai sekitar 440.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali


tumbuhan) yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan
oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan
juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang
berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal
dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.

Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai
alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa
darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat
mengakibatkan kematian.

Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan 45% sel-sel
darah (darah padat). Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu sekitar sepertigabelas berat
tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter.

Fungsi Darah Pada Tubuh Manusia :


1. Alat pengangkut air dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
2. Alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
3. Alat pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
4. Alat pengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi
5. Alat pengangkut getah hormon dari kelenjar buntu
6. Menjaga suhu temperatur tubuh
7. Mencegah infeksi dengan sel darah putih, antibodi dan sel darah beku
8. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh, dll.

Darah cair atau plasma darah adalah cairan darah berbentuk butiran-butiran darah. Di
dalamnya terkandung benang-benang fibrin / fibrinogen yang berguna untuk menutup luka
yang terbuka.

Isi Kandungan Plasma Darah Manusia :


1. Gas oksigen, nitrogen dan karbondioksida
2. Protein seperti fibrinogen, albumin dan globulin
3. Enzin
4. Antibodi
5. Hormon
6. Urea
7. Asam urat
8. Sari makanan dan mineral seperti glukosa, gliserin, asam lemak, asam amino, kolesterol,
dsb.

2.2. TRANSFUSI DARAH

Transfusi darah adalah proses transfer darah dari satu orang ke sistem peredaran darah
orang lain. Transfusi darah dapat menyelamatkan jiwa dalam beberapa situasi, seperti
kehilangan darah besar karena trauma dan memerlukan suplai darah dari luar, atau dapat
digunakan untuk menggantikan darah yang hilang selama operasi.

Transfusi darah juga dapat digunakan untuk mengobati anemia berat atau trombositopenia
disebabkan oleh penyakit darah. Orang yang menderita hemofilia atau penyakit sel sabit
mungkin memerlukan transfusi darah sering. Awal digunakan transfusi darah secara
keseluruhan, tapi praktek kedokteran modern biasanya menggunakan hanya komponen darah.

2.2. fakta -fakta

1. Satu kantung/labu darah yang kita sumbangkan, rata-rata bisa menyumbang untuk 3
kehidupan (tambahan: dan hanya awet selama 28 hari/ 4 minggu)
2. Orang dewasa yang sehat minimal 17 tahun, dan setidaknya mempunyai berat 110 lbs
(+/- 45 kg), dapat menyumbangkan sekitar satu labu setiap 56 hari, atau setiap dua
bulan.
3. Empat utama sel darah merah tipe: A, B, AB dan O. RH faktor bisa positif atau
negatif. AB merupakan penerima universal; O negatif adalah universal donor sel
darah merah.
4. Satu unit darah dapat dipisahkan menjadi beberapa komponen: sel darah merah,
plasma, platelets dan cryoprecipitate.
5. Sel darah merah membawa oksigen ke organ-organ tubuh dan jaringan. Sel darah
merah tinggal sekitar 120 hari dalam sistem peredaran darah.
6. Platelets mempromosikan darah dan memberi mereka yang leukemia dan
kanker lainnya kesempatan untuk hidup.
7. Plasma adalah kuning pucat campuran air, protein dan garam. Plasma, yang 90 persen
air, membuat sampai 55 persen dari volume darah.
8. 42 hari: lamanya sel darah merah dapat disimpan. Lima hari: lamanya platelets dapat
disimpan. Satu tahun: lamanya plasma beku dapat disimpan. (ini masih menjadi
perdebatan karena di Indonesia usia penyimpanan Sel darah merah itu hanya 28 hari
atau sekitar 4 minggu)
9. Anak-anak yang dirawat untuk kanker, bayi prematur dan anak-anak yang
memerlukan operasi jantung dan darah platelets dari donor dengan berbagai jenis,
khususnya jenis O.
10. Pasien penderita kurang darah memerlukan transfusi darah untuk meningkatkan
tingkat sel darah merah. Kanker, transplantasi dan trauma pasien, serta pasien yang
menjalani operasi jantung terbuka memerlukan platelet transfusions untuk bertahan
hidup.
11. Tes tigabelas (11 untuk penyakit menular) yang dilakukan pada setiap unit darah yang
disumbangkan.
12. 17 persen dari non-donor memberikan alasan “never thought about it” sebagai alasan
utama untuk tidak menjadi donor, sedangkan 15 persen mengatakan mereka sudah
terlalu sibuk.
13. # 1 alasan donor darah mereka berikan adalah karena mereka “ingin membantu
orang lain.“
14. Jika semua memberi donor darah tiga kali dalam setahun, kekurangan darah akan
menjadi peristiwa langka di dunia ini
15. 46,5 gallons: jumlah darah yang dapat disumbangkan jika anda mulai pada usia 17
dan donasi setiap 56 hari hingga mencapai 79 tahun.
16. Empat langkah mudah untuk menyumbangkan darah: sejarah medis, tes fisik cepat,
donor dan makanan ringan.
17. Donor darah biasanya hanya memakan waktu sekitar 10 menit (namun bisa
memperpanjang nyawa yang membutuhkan, selama bertahun2 lagi). Seluruh proses –
mulai dari waktu anda masuk ke waktu yang meninggalkan – berlangsung sekitar satu
jam. Setelah menyumbangkan darah, tubuh anda mengganti cairan dalam 1 jam dan
sel darah merah dalam waktu empat minggu. Delapan bulan yang diperlukan untuk
mengembalikan besi hilang setelah sumbangan.
18. Darah membuat sampai sekitar 7 persen dari berat badan Anda. Memberikan darah
tidak akan menurunkan kekuatan.

19. Anda mendapat cek kesehatan gratis pada saat anda menyumbangkan darah .

Source : http://www.bloodcenters.org/aboutblood/bloodfacts.htm

Syarat-syarat Teknis Menjadi Donor Darah :

1. Umur 17 - 60 tahun
( Pada usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat ijin tertulis dari
orangtua. Sampai usia tahun donor masih dapat menyumbangkan darahnya dengan
jarak penyumbangan 3 bulan atas pertimbangan dokter )
2. Berat badan minimum 45 kg
3. Temperatur tubuh : 36,6 - 37,5o C (oral)
4. Tekanan darah baik ,yaitu:
Sistole = 110 - 160 mm Hg
Diastole = 70 - 100 mm Hg
5. Denyut nadi; Teratur 50 - 100 kali/ menit
6. Hemoglobin
Wanita minimal = 12 gr %
Pria minimal = 12,5 gr %
7. Jumlah penyumbangan pertahun paling banyak 5 kali, dengan jarak penyumbangan
sekurang-kurangnya 3 bulan. Keadaan ini harus sesuai dengan keadaan umum donor.

Seseorang tidak boleh menjadi donor darah pada keadaan:

1. Pernah menderita hepatitis B.


2. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis.
3. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah transfusi.
4. Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah tattoo/tindik telinga.
5. Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi.
6. Dalam jangka wktu 6 bulan sesudah operasi kecil.
7. Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar.
8. Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, cholera, tetanus
dipteria atau profilaksis.
9. Dalam jangka waktu 2 minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemica,
measles, tetanus toxin.
10. Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutic.
11. Dalam jangka waktu 1 minggu sesudah gejala alergi menghilang.
12. Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah transpalantasi kulit.
13. Sedang hamil dan dalam jangka waktu 6 bulan sesudah persalinan.
14. Sedang menyusui.
15. Ketergantungan obat.
16. Alkoholisme akut dan kronik.
17. Sifilis.
18. Menderita tuberkulosa secara klinis.
19. Menderita epilepsi dan sering kejang.
20. Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh balik) yang akan ditusuk.
21. Mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya, defisiensi
G6PD, thalasemia, polibetemiavera.
22. Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi untuk
mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, pemakai
jarum suntik tidak steril).
23. Pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan pada saat donor darah.

Manfaat Donor Darah ( bagi Pendonor)

1. Dapat memeriksakan kesehatan secara berkala 3 bulan sekali seperti tensi, Lab Uji
Saring (HIV, Hepatitis B, C, Sifilis dan Malaria).
2. Mendapatkan piagam penghargaan sesuai dengan jumlah menyumbang darahnya
antara lain 10, 25, 50, 75, 100 kali.
3. Donor darah 100 kali mendapat penghargaan Satya Lencana Kebaktian Sosial dari
Pemerintah.
4. Merupakan bagian dari ibadah.
5. Sarana amal kemanusiaan bagi yang sakit, kecelakaan, operasi dll
(setetes darah merupakan nyawa bagi mereka)
6. Orang yang aktif Donor jarang terkena penyakit ringan maupun berat.
(Pengalaman di perusahaan membandingkan sebelum dan setelah adanya kegiatan
donor darah tingkat yang sakit turun hampir 50% )
7. Pemeriksaan ringan secara triwulanan meliputi Tensi darah, kebugaran (Hb),
gangguan kesehatan (hepatitis, gangguan dalam darah dll)
8. Mencegah stroke (Pria lebih rentan terkena stroke dibanding wanita karena wanita
keluar darah rutin lewat menstruasi kalau pria sarana terbaik lewat donor darah aktif)
Tunggu kapan lagi ? ayo mulai dari sekarang.

Apa manfaat darah donor bagi penerima (resipien)?


Sekantong darah yang didonorkan seringkali dapat menyelamatkan nyawa seseorang.

Darah adalah komponen tubuh yang berperan membawa nutrisi dan oksigen ke semua organ
tubuh, termasuk organ-organ vital seperti otak, jantung, paru-paru, ginjal, dan hati. Jika darah
yang beredar di dalam tubuh sangat sedikit oleh karena berbagai hal, maka organ-organ
tersebut akan kekurangan nutrisi dan oksigen. Akibatnya, dalam waktu singkat terjadi
kerusakan jaringan dan kegagalan fungsi organ, yang berujung pada kematian.
Untuk mencegah hal itu, dibutuhkan pasokan darah dari luar tubuh. Jika darah dalam tubuh
jumlahnya sudah memadai, maka kematian dapat dihindari.

Kapan kita memerlukan transfusi darah?

Transfusi darah diperlukan saat anda kehilangan banyak darah, misalnya pada :

• Kecelakaan, trauma atau operasi pembedahan yang besar.


• Penyakit yang menyebabkan terjadinya perdarahan misal maag khronis dan berdarah.
• Penyakit yang menyebabkan kerusakan sel darah dalam jumlah besar, misal anemia
hemolitik atau trombositopenia.

Jika anda menderita penyakit pada sumsum tulang sehingga produksi sel darah terganggu
seperti pada penyakit anemia aplastik maka anda juga akan membutuhkan transfusi darah.
Beberapa penyakit seperti hemofilia yang menyebabkan gangguan produksi beberapa
komponen darah maka anda mungkin membutuhkan transfusi komponen darah tersebut.

Apakah transfusi darah aman?

Menurut Palang Merah Indonesia (PMI), darah transfusi di Indonesia relatif aman dan bebas
dari segala macam penyakit berbahaya. Setiap darah donor akan dilakukan pemeriksaan yang
ketat sehingga jarang sekali seseorang mendapatkan penyakit dari darah donor.

Masalah utama transfusi darah yang saat ini masih ada adalah kecelakaan akibat
ketidakcocokan golongan darah. Meskipun angka kejadiannya boleh dikatakan sangat kecil
namun inkompabilitas transfusi darah ini beresiko menyebabkan penderita mengalami reaksi
yang sangat serius dan mengancam nyawa.

Beberapa penderita mendonorkan darahnya beberapa minggu sebelum dioperasi. Jika dalam
operasi dibutuhkan darah maka dia dapat menggunakan darahnya sendiri sehingga reaksi
transfusi dapat dikurangi.

Saat menerima darah transfusi, sistem pertahanan tubuh akan bereaksi karena menganggap
darah yang masuk adalah benda asing. Tubuh akan menolak darah yang masuk dan berusaha
menghancurkannya. Namun, keadaan ini dapat dicegah dengan pemeriksaan golongan darah
yang ketat sebelum dilakukan transfusi darah. Darah penerima dan darah donor dicocokan
golongan darahnya, baik melalui sistem ABO maupun Rhesus.

Meskipun telah dilakukan pencocokan golongan darah, beberapa penderita tetap dapat
mengalami reaksi ringan transfusi darah seperti :

• Demam.
• Gatal dan bintik bintik merah pada kulit.
• Nafas pendek.
• Nyeri.
• Berdebar debar.
• Menggigil.
• Tekanan darah menurun.

Reaksi transfusi ini memang sedikit menakutkan namun tidak berbahaya jika cepat ditangani.

Apa sih golongan darah itu dan mengapa sangat penting?


Golongan darah yang sangat penting dalam transfusi darah adalah sistem ABO dan Rhesus.
A, B, AB dan O adalah penggolongan darah dalam sistem ABO. Setiap tipe pada sistem ABO
memiliki nilai postif dan negatif, nilai ini dikenal dengan faktor Rhesus. Misalnya, jika anda
memiliki golongan darah A+ artinya anda memiliki golongan darah A pada sistem ABO dan
faktor Rhesus anda adalah positif.

Jika anda menerima darah transfusi yang golongannya tidak cocok maka dapat terjadi reaksi
transfusi. Reaksi ringan jarang sekali berbahaya, tapi tetap harus mendapatkan penanganan
cepat dan tepat sementara reaksi yang berat dapat mematikan.

Bagaimana darah dikumpulkan?

Darah yang tersedia di bank darah dikumpulkan dari para pendonor sukarela. Sebelum donor
darah dilakukan maka pendonor akan dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui
riwayat penyakit yang pernah diderita. Hanya pendonor yang dapat melewati pemeriksaan ini
yang dapat mendonorkan darahnya.

Darah donor yang telah diambil selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap penyakit
berbahaya dan golongan darahnya. Jika ditemukan suatu masalah maka darah tersebut akan
dibuang.

Darah yang telah lolos seleksi selanjutnya dipisahkan komponen darahnya lalu disimpan atau
dikirim untuk segera digunakan.

Darah yang tersimpan di bank darah tidak dapat disimpan dalam waktu lama, hal ini
menyebabkan bank darah dalam hal ini PMI sangat membutuhkan para pendonor sukarela
guna mencukupi keperluan darah yang kian hari kian meningkat.
Tips dan Trik buat yang mau donor darah
- Pastikan perut terisi sebelum donor (sarapan dulu)
- Malam hari sebelum donor, tidur cukup
- Buat yang tekanan darah agak rendah,olahraga ringan sebelum donor. Tekanan darah
normal 120/80. Tekanan darah 100-110 / 70-80 biasanya masi diperbolehkan donor. (Secara
aku juga dianugerahi tekanan darah agak rendah )
- Rileks aja waktu jarum suntik uda mau masuk

Spesial Tips buat yang DONOR PERDANA


>>Kalo belum pernah donor, biasanya setelah donor agak pusing. Bahkan bisa jadi pingsan.
Kalo terasa pusing pada waktu donor (darah masih mengalir), segera bilang ke petugas.
Setelah donor dipaksakan istirahat sebentar di tempat donor. Jangan berjalan dulu. Duduk
secara perlahan.

Buat yang takut jarum


>> Ga usah ngeliat seberapa besar lubang jarumnya. Percaya deh, ga sakit kok

Tips tambahan
- Baca basmallah dan niatkan untuk Allah serta sebagai sarana agar bermanfaat untuk orang
lain
- Rasakan nikmat yang Allah berikan ketika darah mengalir
- Berbahagialah menjadi orang yang dapat donor darah karena itu pertanda bahwa kita diberi
nikmat SEHAT

Alhamdulillah, semoga bermanfaat. “Dan berbahagialah orang-orang yang diberi


kesempatan untuk donor darah”

Isu-isu

Membuat badan lemas

Faktanya: Sebenarnya proses donor darah hanya mengambil 250-500 cc darah.


Jumlah tersebut tidak akan berpengaruh banyak karenatubuh kita memiliki
persediaan darah hingga 5.000 cc. Orang yang merasa lemas biasanya justru
disebabkan karena cemas, bukan karena darahnya kurang.

Volume sel darah yang didonor sendiri akan kembali seperti semula dalam
seminggu. Bahkan untuk beraktivitas dan berolahraga berat bisa dilakukan
langsung keesokan harinya.

Punya penyakit diabetes, kolesterol, dan tekanan darah tinggi tidak


boleh mendonor darah

Faktanya: Penderita-penderita ini tetap dapat mendonor darah, sejauh syarat-


syarat kesehatannya terpenuhi. Hanya saja, pengguna insulin mungkin menjadi
pengecualian. Orang dengan tekanan darah pun asal dalam batas yang
ditentukan dalam syarat, dapat tetap mendonor darah.

Obat-obat yang dikonsumsi untuk penyakit-penyakit tersebut umumnya juga


tidak membuat anda ditolak sebagai pendonor.

Mitos #1: Donor darah bikin gemuk?

Faktanya: Tak sedikit orang yang mengurungkan niat untuk mendonorkan


darahnya karena mitos yang mengatakan setelah donor darah tubuh akan
menjadi gemuk. Padahal secara teori, kegemukan terjadi karena jumlah kalori
yang masuk lebih banyak dari yang dikeluarkan.

Jadi, tidak ada kaitannya dengan donor darah. Setelah mendonorkan darah
memang biasa disediakan semangkuk bubur kacang hijau, mie atau telur rebus,
atau roti, dan segelas susu. Para pendonor memang disarankan untuk makan
minimal empat jam setelah mendonorkan darah karena tubuh perlu
menyesuaikan diri terhadap perubahan volume darah. Namun hal ini tidak
membuat gemuk.

Mitos #2: Membuat badan lemas dan darah kurang

Faktanya: Sebenarnya proses donor darah hanya mengambil 250-500 cc darah.


Jumlah tersebut tidak akan berpengaruh banyak karenatubuh kita memiliki
persediaan darah hingga 5.000 cc. Orang yang merasa lemas biasanya justru
disebabkan karena cemas, bukan karena darahnya kurang.

Volume sel darah yang didonor sendiri akan kembali seperti semula dalam
seminggu. Bahkan untuk beraktivitas dan berolahraga berat bisa dilakukan
langsung keesokan harinya.

Mitos #3: Wanita tidak boleh mendonorkan darah

Faktanya: Pada dasarnya donor darah boleh dilakukan siapa saja, baik pria
maupun wanita, sepanjang ia berbadan sehat dan memenuhi syarat sebagai
pendonor. Pada wanita, memang ada keadaan tertentu yang membuatnya tidak
boleh mendonorkan darah, seperti sedang hamil, menyusui, atau sedang
menstruasi karena kadar hemoglobin dalam darah akan menurun.

Mitos #4: Menimbulkan “kecanduan”

Faktanya: Sekalipun proses donor darah dilakukan secara rutin, hal ini tidak
akan mengubah proses metabolisme atau jam biologis tubuh. Jadi, tidak benar
kalau disebutkan donor darah akan membuat tubuh jadi ketagihan.

Mitos #5: Membuat awet muda

Faktanya: Ada anggapan bahwa mendonor darah dapat membuat awet muda,
yaitu karena darah yang lama dibuang sehingga merangsang tubuh membentuk
sel-sel darah baru. Sayangnya hal ini tidak terlalu benar.

Sebenarnya tubuh memang memiliki sistem regenerasi sendiri. Sel darah merah
hidup selama 120 hari, kemudian akan dihancurkan oleh limpa dan dibuang
melalui empedu ke saluran limpa. Jadi darah memang akan selalu beregenerasi
dengan sendirinya.
Mitos #6: Bisa tertular penyakit

Faktanya: Ada yang takut bila mendonorkan darah bisa terkena penyakit
menular. Ini tidak akan terjadi karena dalam bekerja, Palang Merah Indonesia
(PMI) selalu mengikuti standar internasional sesuai PMI Amerika (American Red
Cross Blood Services). Petugas PMI juga telah dilatih terlebih dahulu dan jarum
yang digunakan dipastikan steril dan sekali pakai.

Dalam hal ini, perlu diketahui bahwa semua kegiatan donor darah dikerjakan
oleh PMI, hanya saja mungkin penyelenggara atau sponsornya berbeda-beda.
Namun petugasnya adalah petugas PMI.

Mitos #7: Orang yang takut jarum jangan mendonor darah

Faktanya: Sebenarnya, untuk mengambil darah biasanya digunakan jarum


berukuran besar, tujuannya agar proses pengambilan darah tidak terlalu lama.
Karena bila lama, risiko infeksinya meningkat.

Sakit ? Mungkin ya, karena ambang rasa sakit masing-masing orang berbeda-
beda. Normalnya, sakit hanya terasa saat pertama kali lengan dimasuki jarum.
Biasa proses pengambilan darah normal berlangsung 7-10 menit, bisa mencapai
1 jam bila pendonor merasa cemas.
Bila takut, ajaklah keluarga, teman, atau kerabat dekat anda. Bila didampingi
mereka, rasa takut cenderung berkurang. Apalagi bila mereka juga ikut
mendonorkan darahnya.

Mitos #8: Sedang dalam pengobatan atau habis meminum obat tidak
boleh mendonor

Faktanya: Pada hampir setiap kasus, konsumsi obat tidak membuat anda
ditolak sebagai pendonor. Selama tubuh anda sehat dan kondisi badan anda di
bawah kontrol, kemungkinan besar anda tetap dapat mendonor darah.

Mitos #9: Punya penyakit diabetes, kolesterol, dan tekanan darah tinggi
tidak boleh mendonor darah

Faktanya: Penderita-penderita ini tetap dapat mendonor darah, sejauh syarat-


syarat kesehatannya terpenuhi. Hanya saja, pengguna insulin mungkin menjadi
pengecualian. Orang dengan tekanan darah pun asal dalam batas yang
ditentukan dalam syarat, dapat tetap mendonor darah.

Obat-obat yang dikonsumsi untuk penyakit-penyakit tersebut umumnya juga


tidak membuat anda ditolak sebagai pendonor.

Mitos #10: Menjadi Vegetarian tidak boleh mendonor karena zat besinya
kurang

Faktanya: Vegetarian dapat juga mendonorkan darah. Zat besi yang diperlukan
tetap ada dalam penyimpanan tubuh dan akan dapat digantikan dengan diet
seimbang setelah donor darah. Waktunya mungkin akan sedikit lebih lama,
sekitar 1 bulan, namun tetap tidak mengganggu kesehatan yang berarti.
Mitos #11: Orang yang gemuk lebih sehat dan memiliki lebih banyak
darah yang dapat didonasikan

Faktanya: Salah. Kelebihan berat badan sebenarnya justru membuat orang


menjadi kurang sehat. Mereka tidak memiliki lebih banyak darah, hanya saja
massa tubuh lainnya yang lebih banyak. Namun orang gemuk juga tetap dapat
mendonor darah.

Mitos #12: Darah dapat dibuat

Faktanya: Tidak, darah tidak dapat dibuat. Darah hanya bisa didapatkan
melalui donor dari manusia. Untuk itu pendonor darah akan selalu dibutuhkan.

BAB III

SARAN dan KESIMPULKAN

You might also like