You are on page 1of 7

1.

Sistem Ekonomi di Indonesia semasa Orde Lama(1945 -1967 )


Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa orde lama memiliki
beberapa kelebihan dan kekurangan. Politik maju dan bingar,
tetapi ekonomi terpuruk. Semangat mengisi kemerdekaan sangat
tinggi namun belum memiliki panduan operasional yang kokoh.
Nasionalisme terbina sangat kuat akan tetapi sentralisme
kekuasaan tidak dapat terbendung. Bung Karno sebagai
representasi orde lama memang merupakan politisi dunia yang
retorikanya mampu menyatukan rakyat dalam kesatuan perlawanan,
baik menghadapi imperialisme maupun gerakan separatisme.
Sayangnya, kemampuan di atas rata-rata tersebut menghasilkan
pemerintahan yang kurang peduli pada kebutuhan dasar rakyatnya.
Singkatnya, walaupun ada Bung Hatta yang manajerial, kebutuhan
sandang, papan dan pangan dinomordukan pemerintah.
Hal tersebut dikarenakan pada masa pemerintahan era Orde Lama,
pemerintah lebih mengedepankan keberadaan politik Indonesia. Hal
ini dapat dimaklumi, sebab pada masa tersebut Negara Indonesia
baru saja mendapatkan kemerdekaannya. Adalah bahwa tidak
mungkin suatu Negara dapat mensejahterakan rakyatnya terutama
dalam bidang ekonomi jikalau keadaan politi di Negara tersebut
tidak aman. Oleh karena itu, era pemerintahan Presiden Soekarno
lebih mengutamakan stabilitas politik dibandingkan pembangunan
di bidang ekonomi.
Terlebih, pada masa tersebut merupakan masa kelam bagi bangsa
Indonesia pasca kemerdekaan. Begitu banyaknya pergulatan konflik
dan pemberontakan yang terjadi di wilayah NKRI semakin membuat
konsentrasi pemerintah hanya tertuju pada penyatuan Indonesia dan
peningkatan stabilitasi politik. Tak banyak yang dapat dituliskan
mengenai perkembangan ekonomi yang terjadi di masa
pemerintahan Orde Lama. Perekonomian terpuruk sehingga
menyebabkan rakyat menjadi menderita. Banyak ditampilkan dalam
film-film perjuangan zaman kemerdekaan ketika rakyat hanya
memakai pakaian yang berasal dari karung goni dan makan
makanan seadanya karena perekonomian rakyat yang terpuruk. Hal
tersebut menyebabkan stabilitas perekonomian baik makro maupun
mikro menjadi terhambat sehingga secara keseluruhan keadaan
perekonomian Indonesia sangatlah memprihatinkan. Inflasi yang
mencapai 650% dan utang luar negeri senilai 2,5 miliar dolar.
Menurut Emil Salim, laju inflasi menjelang peristiwa G-30-S/PKI
bisa dikatakan sangat tidak masuk akal. Indeks biaya hidup di
tahun 1960 sampai tahun 1966, naik hingga mencapai 438 kali.
Harga beras naik dengan kilat hingga mencapai 824 kali, begitu
pula harga tekstil yang naik pesat hingga 717 kali. Sementara itu,
nilai rupiah ssemakin terpuruk dari angka Rp.160 saja menjadi
Rp.120 ribu per satu dolar AS.
Angka-angka tersebut menjadi bukti ilustratif betapa malapetaka
yang menghantam bangsa Indonesia saat itu demikian dahsyat. Hal
tersebut diperparah oleh tragedi pergulatan politik nasional yang
mencapai puncaknya pada peristiwa Gerakan 30 September/PKI,
yang membuat bangsa Indonesia dalam kondisi chaos

Dengan Proklamasi 17 Agustus 1945 Negara Indonesia


memerdekakan diri dari penjajahan. Semenjak kemerdekaan sampai
tahun 1967 , Pemerintahan di Indonesia dikenal dengan
pemerintahan Orde Lama yang dipimpin oleh Presiden pertama
yaitu Soekarno Pada zaman orde lama di bawah kepemimpinan
Bung Karno, saat itu Indonesia baru menunjukkan eksistensinya
sebagai negara yang merdeka, negara yang berdaulat, dan negara
yang baru saja merasakan nikmatnya sebuah kebebasan. Dengan
semangat kemerdekaan itulah Indonesia setapak demi setapak
namun pasti menuju ke arah kemajuan .Indonesia memiliki dua
jenis sistem ekonomi walaupun dalam prakteknya terjalan sama.
Yaitu:
1.Sistem sosialisme
2.Sistem komando/pemrintahan

2. Orde lama (Demokrasi Terpimpin)


1. Masa Pasca Kemerdekaan (1945-1950)

Perekonomian berkembang kurang menggembirakan :

• Kehidupan politik tidak stabil ( pergantian kabinet )


• Defisit anggaran belanja negara terus meningkat ( cetak uang
baru > inflasi - sejak 1955- )
• Nasionalisasi perusahaan asing - 1951 / 1958 ( UU No 78 /
1958 tentang Investasi Asing > tutupnya Bursa Efek Jakarta >
pelarian kapital )
• Hilangnya pangsa pasar ( gula, karet alam dll ) dalam
perdagangan internasional ( ekspor < 10% PDB > neraca
pembayaran tertekan > depresiasi rupiah )
• Kejanggalan sistem moneter ( Bank merupakan hasil
nasionalisasi termasuk BI ( De Javasche bank ), BI ( 1953 )
berfungsi : (1) menstabilkan nilai mata uang (2) mengatur
sirkulasi uang (3) mengawasi dan mengembangkan perbankan
dan kredit, memasok kredit / premi kepada pemerintah
sebesar 30% dari penerimaan pemerintah - 1957/58, sistem
pengendalian kurs.
Keadaan ekonomi keuangan pada masa Pasca kemerdekaan amat
buruk, antara lain disebabkan oleh :

a. Inflasi yang sangat tinggi, disebabkan karena beredarnya lebih


dari satu mata uang secara tidak terkendali. Pada waktu itu, untuk
sementara waktu pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang
berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata
uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan
Jepang. Kemudian pada tanggal 6 Maret 1946, Panglima AFNEI
(Allied Forces for Netherlands East Indies/pasukan sekutu)
mengumumkan berlakunya uang NICA di daerah-daerah yang
dikuasai sekutu. Pada bulan Oktober 1946, pemerintah RI juga
mengeluarkan uang kertas baru, yaitu ORI (Oeang Republik
Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. Berdasarkan teori
moneter, banyaknya jumlah uang yang beredar mempengaruhi
kenaikan tingkat harga.
b. Adanya blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November
1945 untuk menutup pintu perdagangan luar negeri RI.
c. Kas negara kosong.
d. Eksploitasi besar-besaran di masa penjajahan.

3.Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-


kesulitan ekonomi
a.Program Pinjaman Nasional dilaksanakan oleh menteri keuangan
Ir. Surachman dengan persetujuan BP-KNIP, dilakukan pada bulan
Juli 1946.

b.Upaya menembus blokade dengan diplomasi beras ke India,


mangadakan kontak dengan perusahaan swasta Amerika, dan
menembus blokade Belanda di Sumatera dengan tujuan ke
Singapura dan Malaysia.

c.Konferensi Ekonomi Februari 1946 dengan tujuan untuk


memperoleh kesepakatan yang bulat dalam menanggulangi masalah-
masalah ekonomi yang mendesak, yaitu : masalah produksi dan
distribusi makanan, masalah sandang, serta status dan administrasi
perkebunan-perkebunan.

d.Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) 19


Januari 1947
Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (Rera) 1948,
mengalihkan tenaga bekas angkatan perang ke bidang-bidang
produktif.
e.Kasimo Plan yang intinya mengenai usaha swasembada pangan
dengan beberapa petunjuk pelaksanaan yang praktis. Dengan
swasembada pangan, diharapkan perekonomian akan membaik
(mengikuti Mazhab Fisiokrat : sektor pertanian merupakan sumber
kekayaan).

4. Sistem pemerintahan
Orde lama : kebijakan pada pemerintah, berorientasi pada
politik,semua proyek diserahkan kepada pemerintah,
sentralistik,demokrasi Terpimpin, sekularisme.

5. Sumber Daya Alam


Pada masa orde lama : Konsep Bung Karno tentang kekayaan alam
sangat jelas. Jika Bangsa Indonesia belum mampu atau belum
punya iptek untuk menambang minyak bumi dsb biarlah SDA tetap
berada di dalam perut bumi Indonesia. Kekayaan alam itu akan
menjadi tabungan anak cucu di masa depan. Biarlah anak cucu yang
menikmati jika mereka sudah mampu dan bisa. Jadi saat dipimpin
Bung Karno, meski RI hidup miskin, tapi Bung Karno tidak pernah
menggadaikan (konsesi) tambang-tambang milik bangsa ke
perusahaan asing. Penebangan hutan pada masa Bung Karno juga
amat minim

6. Pada masa tersebut diberlakukan sistem Orde lama yang


menjalankan system ekonomi Sosialisme.
Istilah sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke beberapa hal
yang berhubungan dengan ideologi atau kelompok ideologi, sistem
ekonomi, dan negara. Istilah ini mulai digunakan sejak awal abad
ke-19. Dalam bahasa Inggris, istilah ini digunakan pertama kali
untuk menyebut pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Di
Perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut doktrin Saint-
Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre Leroux dan
J. Regnaud dalam l'Encyclopédie Nouvelle[1]. Penggunaan istilah
sosialisme sering digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-
beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa
istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh
tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip
solidaritas dan memperjuangkan masyarakat egalitarian yang
dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat
banyak daripada hanya segelintir elite

7. Kelebihan Sosialisme :
• Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan social
• Tidak ada pengakuan atas hak pribadi dalam system social
• Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan ,
pelaksanaan hingga pengawasan
• Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semua diatur
oleh Negara

8. Kelemahan Sosialisme :

• Tidak ada kebebasan memilih pekerjaan ( Maka kreativitas


masyarakat terhambat , produktivitas menurun , produksi dan
perekonomian akan mandeg )
• Tidak ada incentive untuk kerja keras

9. Sistem Ekonomi Komando (Terpusat)


Sistem ekonomi komando adalah sistem ekonomi dimana peran
pemerintah sangat dominan dan berpengaruh dalam mengendalikan
perekonomian. Pada sistem ini pemerintah menentukan barang dan
jasa apa yang akan diproduksi, dengan cara atau metode bagaimana
barang tersebut diproduksi, serta untuk siapa barang tersebut
diproduksi.

10.Ciri dari sistem ekonomi komando adalah :

1. Semua alat dan sumber-sumber daya dikuasai pemerintah


2. Hak milik perorangan tidak diakui
3. Tidak ada individu atau kelompok yang dapat berusaha dengan
bebas dalam kegiatan perekonomian
4. Kebijakan perekonomian diatur sepenuhnya oleh pemerintah

11. Kelebihan dari sistem ekonomi terpusat adalah:

1. Pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran


dan masalah ekonomi lainnya
2. Pasar barang dalam negeri berjalan lancar
3. Pemerintah dapat turut campur dalam hal pembentukan harga
4. Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan
5. Jarang terjadi krisis ekonomi

12.Kelemahan dari sistem ekonomi terpusat adalah :


1. Mematikan inisiatif individu untuk maju
2. Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat
3. Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memilih sumber
daya

Namun perubahan politik dunia juga mempengaruhi sistem


ekonomi, seperti halnya yang dialami Uni Soviet pada masa
pemerintahan Boris Yeltsin, kehancuran komunisme juga
mempengaruhi sistem ekonomi soviet, dari sistem ekonomi
terpusat (komando) mulai beralih ke arah ekonomi liberal dan
mengalami berbagai perubahan positif.

tradisional Terpusat Pasar Campuran


Kepemelikan Pemerintah dan
Individu Pemerintah Swasta
sumber daya swasta
Belum ada Mekanisme Pemerintah bisa
Harga Pemerintah
perdagangan pasar mengintervensi
Terbuka bagi
Persaingan tidak ada Tertutup Terbuka/Bebas
industri swasta
Tidak ada
Kepemilikan
ada (sangat Ada ada
Individu
kecil)

You might also like