You are on page 1of 7

SURAH AT TAUBAH KENAPA TIADA BISMILLAH DI AWALNYA

Jika kita mengamati dan membaca ayat2 dari alquran alkarim sehingga sampai kepada surah At-taubah,
kita akan dapati di awal surah At-taubah itu tiada perkataan basmalah/bismillah...ini amat berbeza sekali
dengan surah2 yang lain kerana kesemua surah2 didalam mushaf alquran mengandungi basmalah
diawalnya kecuali surah At-taubah ini...kenapa dan mengapa keadaan ini berlaku...setiap sesuatu yang
datang daripada Allah mesti ada sebab musababnya...sama2 kita teliti apa jawapan yang sebenarnya
yang diulas dari ulamak berkenaan masalah ini...

Pendapat di kalangan ulama ahli tafsir tentang sebab-sebab kenapa tidak ada basmalah di awal surah
At-taubah, iaitu:

Pendapat Pertama mengatakan bahwa telah menjadi kebiasaan orang orang Arab pada zaman dahulu
apabila ada di antara mereka perjanjian tertulis maka mereka menuliskan bismillah...akan tetapi jika
ingin membatalkan perjanjian tersebut, mereka menuliskannya tanpa membubuhi atau meletakkan
basmallah...Ketika turunnya Surah At-taubah yang menandai tidak berlakunya perjanjian antara
Rasulullah dan orang musyrikin, Rasulullah s.a.w. mengutus Ali bin Abi Thalib membacakan surah
tersebut dengan tanpa menyertakan basmallah di awalnya...

Kedua, pendapat yang mengatakan bahawa terdapat kesamaan diantara surah At-taubah dengan surah
sebelumnya Al-anfal...maka dikatakan bahwa surat At-taubah merupakan kelanjutan dari surah
sebelumnya, sehingga tidak ada basmalah di awal surah tersebut. Pendapat ini berdasarkan sebuah
hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi...

Ketiga, surah At taubah berdekatan dengan surah Al-baqoroh dan mempunyai


kesamaan antara keduanya, maka tidak dituliskan basmalah di awal surah...

Keempat, pendapat yang mengatakan bahwa ketika dilakukan pembaikan mushaf pada zaman khalifah
Ustman r.a, terdapat perbezaan pendapat antara para penulis mushaf, apakah surah At-taubah dan Al-
anfal merupakan satu surah atau dua surah yang berbeza? Untuk mengambil jalan tengah dari dua
pendapat tersebut, maka ditetapkan bahawa surah At-taubah dan Al-anfal adalah dua surah dengan
tanpa menuliskan basmallah di awal surat At-taubah...

Kelima, diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas, ketika ditanya oleh Ali bin Abi Thalib kenapa tidak
dituliskan basmalah diawal surat Taubah? Beliau menjawab, "bismillahirrahmanirrahim" mempunyai
makna keamanan dan perdamaian, dan surah At-taubah turun dalam bayang-bayang pedang ketika
berlangsungnya perang Tabuk...dimana tidak ada situasi aman pada saat itu...Basmallah itu sendiri
menyiratkan makna rahmat kasih sayang, sedangkan surah At-taubah banyak berisi kecaman dan
sanggahan terhadap sikap orang-orang munafiq dan orang kafir, maka tidak ada rahmat bagi mereka...

Ada juga riwayat yang menyatakan bahwa malaikat Jibril tidak menyertakan
basmalah ketika menurunkan surah at-Taubah...

Apa yang pasti, pendapat yang banyak diterima adalah pendapat dari yang kelima tersebut...
Wallahu a'lam...

“Bagaimana Cara Mendoakan Untuk Non Muslim ?” ketegori Muslim. Assalamualaikum


Warahmatullah Wabarakatuh

Pak Ustadz ysh,Dalam pergaulan saya dengan non Islam, sering dihadapkan kepada persoalan-
persoalan yang sangat prinsip. Misalnya kepada rekan non Islam, saya:

- menjenguk yang sakit- menjenguk yang melahirkan- memberikan pertolongan kepada yang
mengalami bencana, dan lain sebagainya.

Lalu bagaimana, cara kita sebagai umat Islam mendoakan rekan non Islam untuk sehubungan
dengan hal-hal di atas.

Kemudian jika mendengar rekan non Islam yang meninggal, ucapan yang bagaimana bisa
disampaikan sebagai rasa belasungkawa kita.

Atas perhatiannya saya sampaikan terima-kasih.

wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Naufal

Jawaban

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh,

Mendoakan orang lain hukumnya tentu baik dan berpahala. Termasuk juga mendoakan hal-hal
yang baik buat seorang non muslim sekalipun. Misalnya mendoakan kesembuhannya bila sakit
atau bisa terbebas dari kesulitan duniawi lainnya. Dan yang paling utama adalah mendoakannya
agar mendapat hidayah dari Allah sehingga bisa memeluk Islam.

Tentu doa ini tidak ada kaitannya dengan aqidah, melainkan lebih merupakan sebuah doa yang
bersifat kemanusiaan, di mana sebagai sesama manusia, wajarlah bila kita saling tolong dengan
sesama.

Bahkan sebagai muslim diwajibkan kepada kita untuk melindungi kafir zimmi segala hal
yangmencelakakan mereka. Bahkankalau sampai adapihak umat Islam yang menyakiti kafir
zimmi yang berada dalam perlindungan umat Islam, maka yang memerangi itu harus diperangi.
Maka mendoakan kebaikan duniawi buat mereka tentu saja merupakan hal yang wajar dan
diperbolehkan.

Batas yang tidak boleh adalah memohonkan ampunan bagi orang yang kafir dan mati dalam
kekafirannya. Meski pun yang kafir itu masih saudara kita sendiri. Dan dalam konteks itulah
Allah SWT melarang Nabi Ibrahim mendoakan dan memintakan ampunan bagi ayahnya yang
kafir.

Berkata Ibrahim, Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun
bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku.

Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun bagi orang-
orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat, sesudah jelas bagi
mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam.

Dan permintaan ampun dari Ibrahim untuk bapaknya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang
telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu
adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah
seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.

Ungkapan innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’un bukan doa dan sama sekali tidak bermaksud
mendoakan orang yang wafat, melainkan ungkapan zikir biasa yang dikaitkan dalam konteks bila
ada yang wafat. Sedangkan yang wafat itu beragama apapun, tidaklah menjadi masalah. Sebab
makna lafaz dari hanyalah ungkapa bahwa kita ini semua milik Allah dan kita pasti akan kembali
kepadan-Nya. Bahwa seorang mati dalam keadaan beriman atau tidak beriman, itu urusan
masing-masing.

Selama lafaz itu tidak bermakna doa atau memohonkan ampunan, tentu tidak terkena larangan.
Namun bila diteruskan dengan ungkapan lain, seperti: semoga arwahnya diterima di sisi tuhan ,
tentu saja haram hukumnya. Sebab siapapun yang meninggal bukan sebagai muslim, sudah pasti
arwahnya tidak akan diterima Allah. Tapi bukan gentayangan, melainkan tidak diterima sebagai
hamba yang baik, sebaliknya diterima sebagai hamba yang kafir, ingkar dan sudah pasti 100%
masuk neraka. Dan tanpa kemungkinan untuk diampuni lagi dosanya.

Demikian juga bila harapan kita adalah: Semoga arwahnya tenang di sisi-Nya , tentu saja tidak
boleh. Sebab dalam pandangan aqidah kita, seorang yang mati dalam keadaan kafir, arwahnya
tidak akan tenang. Sebab mereka harus berhadapan dengan malaikat azab. Jadi tidak layak kalau
dimakamnya ditulis: RIP , yang benar adalah RIF .

Apa yang kami sampaikan ini bukan berarti kita harus membenci non muslim. Sama sekali tidak.
Namun tema ini adalah bagian dari aqidah seorang muslim, untuk membedakan bahwa agama
Islam itu tidak sama dengan agama lain. Bedanya jelas, yang muslim kalau mati masuk surga
sedangkan yang bukan muslim matinya pasti masuk neraka. Jadi ungkapan bahwa semua agama
itu sama adalah ungkapan yang sesat dan menyesatkan.

Tetapi kalau kita sampaikan rasa bela sungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan, misalnya
dengan ucapan turut berduka cita, seperti yang umumnya tertulis di karangan bunga, tentu tidak
menjadi masalah. Toh, ungkapan ini juga bukan doa melainkan hanya ungkapan rasa simpati
sebagai sesama manusia biasa. Bahkan kalaupun kita mohon kepada Allah SWT agar keluarga
yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran, tentu saja tidak mengapa.

Wallahu a’lam bish-shawab, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

AWAS PERANGKAP KRISTIAN UNTUK REMAJA ISLAM

Penulis: Web Inilah kebenaran

Pada hari Sabtu (22/07/2006) yang lalu, saya telah berkesempatan mengikuti
satu sesi “Ceramah Keibubapaan” di sekolah menengah agama berasrama penuh di mana dua
orang anak perempuan saya bersekolah. Penceramah jemputan yang pihak PIBG sekolah jemput
adalah Dr. Rubiah Kulup Hamzah. Selain menjadi penceramah motivasi, Dr. Rubiah juga adalah
pensyarah separuh masa di UM, UiTM, UKM dan OUM serta amat bergiat aktif dalam
pergerakan NGO Islam.

Disini, saya ingin berkongsi dengan anda sedikit maklumat yang disampaikan oleh Dr. Rubiah
mengenai isu yang sedang hangat diperkatakan, iaitu isu “Murtad” dan “Artikel 11
Perlembagaan Persekutuan”

PERANCANGAN

Berdasarkan penyelidikan beliau serta anggota NGO Islam yanglain,pihak-pihak yang memusuhi
Islam, terutamanya pihak Kristian telah lama membuat perancangan rapi untuk menjadikan
remaja-remaja Islam sebagai sasaran untuk dikristiankan. Umumnya, kita mengetahui bahawa
mereka telah berjaya menjadikan “Dunia Hiburan” dan “Dunia Sukan” sebagai senjata untuk
menjauhkan remaja-remaja kita dari agama Islam. Namun, satu pendedahan yang dibuat oleh Dr.
Rubiah mengenai “perangkap” yang digunakan oleh pihak Kristian ini amat membimbangkan
kami yang hadir semua.

Berikut adalah kronologi bagaimana mereka memerangkap anak-anak gadis kita untuk dijadikan
mangsa.

MEMIKAT

Untuk makluman semua, pertubuhan-pertubuhan Kristian telah bersepakat untuk memberi satu
bentuk skim galakan kepada para jejaka Kristian serta diberi tunjuk ajar mengenai teknik untuk
memikat gadis-gadis Melayu Islam untuk dijadikan pasangan mereka. Berbagai-bagai teknik
memikat akan digunakan dan ia bergantung kepada latar belakang gadis yang disasarkan. Tapi,
apa yang membimbangkan kami semua adalah sasaran utama mereka kini adalah gadis-gadis
bertudung labuh yang berpendidikan agama. Teknik yang mereka gunakan adalah lebih kurang
sama sahaja.

Pada peringkat awal mereka akan mencari jalan untuk berkenalan dengan anak-anak gadis kita,
sama ada melalui hubungan kerja, hubungan sesama pelajar mahu pun hubungan jiran tetangga.
Kemudian, mereka akan berlakon seolah-olahnya mereka telah tertarik dengan kesopanan, cara
berpakaian serta kelembuatan tingkah laku anak-anak gadis kita ini. Antara ungkapan yang
sering digunakan adakah

“Adakah semua anak-anak gadis melayu begitu ayu dan sopan?”,


“Di dalam masyarakat saya, tidak pernah saya bergaul dengan gadis yang begitu berakhlak”,
“Saya tertarik dengan tingkah laku awak”.
“Saya ingin mengenali awak dan agama awak dengan lebih dekat lagi”

Biasanya, anak-anak gadis yang berpendidikan agama kita ini akan terbuka hatinya untuk
menerima kehadiran jejaka Kristian ini apabila si jejaka mula menyatakan keinginan untuk
mengenali agama Islam dengan lebih dekat lagi.

PERANGKAP

Apabila si jejaka merasakan anak gadis kita telah menerima kehadiran mereka,
mereka akan menjalinkan persahabatan mereka dengan jujur, ikhlas, bersopan dan begitu
“gentleman” sekali. Mereka akan ke perpustakaan, minum serta beriadah bersama dengan rakan-
rakan yang lain Pendek kata, sepanjang persahabatan mereka, cubaan “ringan-ringan” pun tidak
ada. Tetapi awas, para ibubapa.
Satelah sekian lama bersama serta mendapati si gadis telah mula ada perasaan cinta, si jejaka
akan menunggu dengan sabarnya ketika untuk memulakan”langkah sebenarnya” yang pertama.
Apabila si gadis didapatinya mula terleka, mereka akan digambarkan seolah-olah mereka
terbawa-bawa oleh perasan cinta sehingga si gadis ternoda. Ketika inilah, perangkap mereka
sudah mula mengena.

DILEMA

Perlakuan noda ini boleh berlaku mungkin sekali, dua, tiga atau seterusnya. Sebab bagi si jejaka,
perangkapnya hanya dikira benar-benarmengena apabila si gadis didapati berbadan dua. Pada
ketika ini, si jejaka akan menunjukkan kekesalannya yang tidak terhingga. Si jejaka kononnya
akan bertanggungjawab diatas perbuatan mereka seraya berkata “Agama kita melarang kita
menggugurkannya, maka terpaksa kita berkahwin, tetapi kita berlainan agama”

Seterusnya kata si jejaka “Kalau kita ingin berkahwin secara Islam, saya sanggup memeluk
Islam, tetapi kita terpaksa berhadapan dengan dua perkara.Pertama, mengikut hukum Islam, kita
boleh dikenakan 100 sebatan sebagaibalasan dosa.

Kedua, masyarakat Islam akan mencemuh dan meminggirkan kita kerana mempunyai anak
diluar nikah yang kita hasilkan bersama. Kita akan berasa amat malu, lebih-lebih lagi awak yang
berpendidikan agama. Sanggup kah kita? Saya rasa, saya tidak sanggup menghadapinya.”

Kata si jejaka lagi, “Kalau kita berkahwin secara agama saya, awak hanya perlu untuk menukar
agama, dan kita akan terlepas dari dua seksa. Pertama, mengikut agama saya, kita hanya perlu
untuk membuat pengakuan di hadapan paderi di gereja untuk menghapuskan segala dosa. Kedua,
masyarakat agama saya akan menganggap anak kita ini senasib dengan Jesus (Nabi Isa) yang
dilahirkan tanpa bapa. Mereka juga akan menganggap awak senasib dengan Mary (Mariam)yang
melahirkan Nabi Isa. Maka, kita pasti tidak akan dipersia. Saya rasa ini option terbaik buat kita.”

Untuk makluman semua, mereka hanya merancang agar anak jejaka mereka memikat anak gadis
kita. Tetapi mereka tidak akan mencuba agar anak gadis mereka untuk mendampingi anak jejaka
kita kerana mereka sedar bahawa perangkap mereka yang ini tidak akan mengena.

MURTAD

Mengikut penyelidikan Dr. Rubiah serta rakan-rakan dalam NGO Islam yang lain, amat ramai
gadis-gadis melayu Islam yang memilih option kedua walaupun ada segelintir yang berjaya
diselamatkan dan terpaksa disembunyikan demi maruah agama & bangsa. Mereka seterusnya
mengemukakan permohonan untuk menukar agama (murtad) di pejabat agama. Namun Artikel
11 Perlembagaan Persekutuan menjadi penghalang utama rancangan mereka.

Menurut Dr. Rubiah lagi, pihak IFC (Inter-Faith Council) telah berjaya mendapatkan dua juta
tanda tangan sokongan agar Artikel 11 Perlembagaan Persekutuan ini dapat dipinda. Tetapi
katanya lagi, untuk mendapatkan 1 juta tanda tangan umat melayu Islam bagi menghalang usaha
mereka, adalah sesuatu yang teramat seksa. Ramai yang terlalu merasa curiga dengan alasan
mereka khuatir tanda tangan mereka akan disalahgunakan untuk menyatakan sokongan atau
bantahan terhadap usaha yang lain pula. Alasan demi alasan diterima….hinggalah satu masa
nanti saudara mara terdekat kita tiba-tiba menjadi sebahagian dari statistik puluhan ribu mangsa.

Adalah diharap, satelah perhimpunan di Masjid Wilayah, Ahad yang lalu (23/07/06), lebih 2 juta
tanda tangan telah berjaya diterima. Dimanakah semangat kita? Kita belum lagi diperlukan untuk
mengangkat senjata. Maka, marilah kita bersama-sama berusaha dan mengembeling tenaga agar
gejala ini tidak terus melanda agama dan negara.

DOA

“Doa adalah senjata para mukmin”. Satelah kita berusaha, marilah kita bersama-sama berdoa
agar anak-anak gadis kita akan terhindar dari menjadi mangsa. Doa juga dipanjatkan agar umat
Islam di Palestin, di Lubnan, di Iraq dan seluruh dunia dihindari dari segala bencana.

Amin……Ya Rabbil A’lamin.

You might also like