Professional Documents
Culture Documents
KARYA ILMIYAH
OLEH
Oleh
Abstract
Brown sugar from the oil palm is one of the findings that must be
increasing production of palm sugar from palm sap effectively a greater emphasis
to the time of collection of palm sap. Because all this sap is taken only once at the
time of replanting. Sap-making process carried out at palm trees aged 20 years
and older conducted twice a year are during the rainy season or between April to
June and October through December. The goal of load time is for increased
production of palm sugar and add economic value of oil palm trees. The process
of taking sap and brown sugar production from oil palm is similar to the process
of taking sap and brown sugar production from palm tree, which consists of the
production process starts from tapping palm wine, cooking juice, stirring and
printing of sugar.
1. PENDAHULUAN
mempunyai peran yang cukup strategis. Hampir seluruh bagian tanaman kelapa
sawit dapat dimanfaatkan bagi kehidupan manusia baik secara langsung maupun
tidak langsung, mulai dari minyak sawit sampai kelimbahnya (Fauzi dkk., 2000).
pasokan yang kontinu ikut menjaga kestabilan harga minyak goreng. Ini penting,
sebab minyak goreng merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok kebutuhan
Kedua, sebagai salah satu komoditas pertanian andalan ekspor non migas,
komoditas ini memiliki prospek yang baik sebagai sumber perolehan devisa
maupun pajak. Ketiga, dalam proses produksi maupun pengolahan juga mampu
Satu lagi temuan pemanfaatan dari tanaman kelapa sawit, yaitu nira kelapa
sawit untuk diolah menjadi gula merah. Akan tetapi yang ditemukan ini bukan
dari tanaman hidup, melainkan dari tanaman yang sudah ditumbangkan untuk
replanting. Caranya nira diambil dari umbut atau pondoh pohon kelapa sawit.
Proses penyadapan hingga pembuatan gula sawit tidak jauh berbeda dengan gula
aren, bahkan relatif lebih mudah, karena tanpa proses pemukulan dan tanpa
memanjat pohon. Cukup memilih pohon sawit yang dianggap sehat lalu dibuka
hingga menemukan pondoh (umbutnya). Setelah itu, proses penyadapan dilakukan
plastik bekas.
Dari jumlah tersebut, akan menghasilkan sebanyak 10 kg gula sawit dengan harga
jual sebesar Rp 10.000 per kg. Proses pencetakan gula harus setiap hari. Artinya,
usai disadap, harus langsung dicetak, sehingga untuk satu hari, biasanya dilakukan
pencetakan sebanyak dua kali. Hal ini untuk menghindari kegagalan pencetakan.
karena dalam proses pembuatan gula sawit membutuhkan waktu yang cukup
lama. Nira diambil ketika pohon kelapa sawit akan ditebang atau dilakukan
kajian mengenai pemanfaatan nira kelapa sawit dan perlu adanya penanganan dan
pengelolaan lebih lanjut, untuk meningkatkan produktivitas gula merah dari nira
kelapa sawit. Dalam hal ini lebih ditekankan pada proses pengambilan nira yang
kurang efektf, Proses pengambilan nira dilakukan pada pohon kelapa sawit yang
masih berproduksi dengan frekuensi dua kali dalam setahun, tujuannya agar
produksi gula sawit meningkat dan menambah nilai ekonomis dari pohon kelapa
petani perkebunan, karena areal perkebunan kelapa sawit yang ada di Indonesia
sangat luas dan masih belum ada pengelolaan nira kelapa sawit yang maksimal
1.2 Tujuan
gula merah dari nira pohon kelapa sawit secara ekonomis dan efisien.
Pada tiga tahun pertama disebut sebagai kelapa sawit muda, hal ini dikarenakan
kelapa sawit tersebut belum menghasilkan buah. Kelapa sawit mulai berbuah
pada usia empat sampai enam tahun. Dan pada usia tujuh sampai sepuluh tahun
disebut sebagi periode matang (the mature periode), dimana pada periode tersebut
mulai menghasilkan tandan buah segar ( Fresh Fruit Bunch). Tanaman kelapa
sawit pada usia sebelas sampai dua puluh tahun mulai mengalami penurunan
produksi tandan buah segar. Dan terkadang pada usia 20-25 tahun tanaman
Gula merah atau gula jawa biasanya diasosiasikan dengan segala jenis gula
yang dibuat dari nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon dari
keluarga Arecaceae. Tanaman yang selama ini menjadi sumber nira untuk
pembuatan gula merah adalah tanaman aren dan kelapa. Namun dengan adanya
temuan terbaru yaitu gula merah yang beraasal dari nira kelapa sawit, hal ini
Arecaceae, sehingga kelapa sawit juga bisa mengeluarkan nira yang bisa dijadikan
bahan dasar dalam pembuatan gula merah seperti aren dan kelapa. Gula merah
yang dihasilkan dari nira kelapa sawit juga memiliki komposisi kimia yang tidak
Gula sawit diperoleh dari proses penyadapan nira dari pohon kelapa sawit
yang kemudian dikurangi kadar airnya hingga menjadi padat. Dari penelitian yang
telah dilakukan bahwa satu pohon kelapa sawit yang sudah di replanting dapat
mampu menghasilkan 60 liter air nira. Dari jumlah tersebut, akan menghasilkan
(Chairulsp,2009). Hal ini hanya dilakukan pada pohon yang sudah di replanting,
oleh karena itu waktu pengambilan nira kelapa sawit harus dimmaksimalkan
tahun keatas. Hal ini dikaerankan usia ekonomis kelapa sawit adalah 3-20 tahun,
sawit maka periode yang diambil yaitu setelah tanaman berumur 20 tahun keatas.
Sehingga hal ini tidak akan berpengaruh terhadap produksi TBS kelapa sawit
Frekuensi pengambilan nira sendiri yaitu dua kali dalam setahun, yaitu
pada musim hujan atau antara April sampai Juni dan Oktober sampai Desember.
Waktu pengambilan nira tersebut dimaksudkan agar nira yang diperoleh menjadi
maksimal, karena kadar air yang diserap pada musim hujan oleh pohon kelapa
pertambahan jumlah nira kelapa sawit. Selain itu produksi gula sawit juga dapat
meningkat, karena waktu pengambilan nira bisa dilakukan ketika pohon kelapa
Dengan pengambilan nira yang dilakukan hanya satu kali yaitu pada saat pohon
sawit akan ditebang atau replanting, ini akan menghasilkan perbedaan yang
signifikan dari segi produksi nira yang dikeluarkan oleh pohon sawit tersebut.
Secara teknis pengambilan nira dan pembuatan gula kelapa sawit tidak
jauh berbeda dengan proses penagmbilan nira atau enau (Arrenga pinnata Merr)
dan pembuatan gula aren. Proses produksi dimulai dari penyadapan nira,
pemasakan nira, pengadukan dan pencetakan gula aren. Penyadapan nira aren
biasanya dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Sebelum
air kapur pada dasarnya, tujuannya adalah untuk mengurangi resiko rusaknya nira
Nira hasil sadapan pagi disaring kemudian dituang di kuali dan dimasak
hingga matang agar menjadi gula cetak setengah jadi dan disimpan. Tujuan
memasak nira sebelum disimpan adalah untuk menjaga daya tahan, karena nira
aren mentah hanya tahan 3 jam. Nira yang disadap sore, kemudian dicampur
dengan nira pagi yang sudah dimasak untuk kemudian dimasak bersama. Dalam
pemasakan nira ini, juga perlu ditambahkan minyak goreng atau minyak kelapa
sebanyak 10 gram untuk tiap 25 liter nira. Pada proses memasak, sesekali
dilakukan pengadukan.
pengadukan dilakukan lebih sering hingga nira aren menjadi pekat. Pada fase ini
juga dilakukan pembersihan dari buih dan kotoran halus. Kemudian gula aren
dicetak di dalam cetakan dari kayu. Sebelum digunakan, cetakan tersebut terlebih
dahulu dibersihkan dengan menggunakan air kapur dan merendamnya dengan air
bersih untuk memudahkan pelepasan gula aren nantinya. Lama pemasakan nira
Penyaringan
Pemasakan
Nira pekat
Nira masak
Pencetakan
Gula cetak
kelasawitsawit
Gula sawit yang telah di cetak dapat langsung dikonsumsi atau dapat juga
3.1 Kesimpulan
Untuk meningkatkan produksi gula sawit, pohon kelapa sawit pada masa
produksi berpotensi untuk diambil niranya dengan frekuensi dua kali dalam
setahun. Penyadapan nira dilakukan pada musim hujan atau antara april sampai
juni dan oktober sampai desember. Selanjutnya nira kelapa sawit yang sudah
3.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian praktik secara mendalam oleh individu, badan atau
2. Perlu dilakukan penelitian tentang pembuatan gula semut dari nira kelapa
sawit, pasalnya nira aren dan nira kelapa dapat dibuat menjadi gula semut dan
tidak menutup kemungkinan nira kelapa sawit juga dapat dibuat menjadi gula
semut.
kepada masyarakat luas baik melalui media massa maupun media cetak.
DAFTAR PUSTAKA
Jamhari, K., Hadi P., dan Bambang Wijayanto. 2008. Teknologi Budidaya Kelapa
Sawit. Balai Besar Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian,
Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian.
Tim Penulis PS. 2000. Kelapa Sawit, Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil, dan
Aspek Pemasaran. Penebar Swadaya. Cimanggis, Depok.