Professional Documents
Culture Documents
STRATEGI PEMELIHARAAN
&
TOTAL PRODUKTIVE MAINTENANCE
disusun oleh:
a. Prosedur Pemeliharaan
Corder (1992) memaparkan prosedur yang harus dilalui dalam melakukan kegiatan
pemeliharaan, antara lain:
1. Menentukan apa yang akan dipelihara. Hal ini meliputi pembuatan daftar sarana,
penyusunan bahan – bahan yang menyangkut pembiayaan, karena ini merupakan
aset fisik yang memerlukan pemeliharaan dan merupakan satu –satunya alasan
yang bisa dipertanggungjawabkan dalam meminta pengeluaran biaya.
2. Menentukan bagaimana aset atau sarana tersebut dipelihara. Membuat jadwal
pemeliharaan bagi setiap mesin atau peralatan yang telah ditentukan. Sistem ini
dapat dimulai dengan melakukan pemeliharaan terencana bagi beberapa mesin
“kunci” dan kemudian diikuti oleh mesin lain sampai tercapai tingkat pemeliharaan
yang optimum.
3. Setelah mempersiapkan jadwal pemeliharaan, selanjutnya adalah penyusun
spesifikasi pekerjaan yang dihimpun dari jadwal pemeliharaan. Spesifikasi ini
dipersiapkan terpisah untuk masing – masing kegiatan dan frekuensi pemeriksaan.
4. Membuat perencanaan mingguan. Rencana ini dibuat bersama – sama dengan
bagian produksi, biasanya dengan seksi perencanaan dan kemajuan produksi.
Pengaturan pemberhentian pabrik untuk pemeriksaan pemeliharaan pencegahan
terencana dan reparasi adalah persyaratan dasar yang mutlak.
5. Membuat dan mengisi blanko laporan pemeriksaan yang diikutkan bersama
spesifikasi pekerjaan pemeliharaan. Setelah pemeliharaan selesai, blangko ini
dikembalikan ke mandor pemeliharaan untuk diperiksa dan ditandatangani sebelum
akhirnya dikembalikan ke kantor perencana pemeriksaan.
Diagram Pemeliharaan
Preventive Maintenance
Preventive Maintenance (PM) adalah salah satu komponen penting dalam
aktivitas perawatan (maintenance). Preventive maintenance adalah aktivitas
perawatan yang dilakukan sebelum terjadinya kegagalan atau kerusakan pada
sebuah sistem atau komponen, dimana sebelumnya sudah dilakukan perencanaan
dengan pengawasan yang sistematik, deteksi, dan koreksi, agar sistem atau
komponen tersebut dapat mempertahankan kapabilitas fungsionalnya. Beberapa
tujuan dari preventive maintenance adalah mendeteksi lebih awal terjadinya
kegagalan/kerusakan, meminimalisasi terjadinya kegagalan, dan meminimalisasi
kegagalan produk yang disebabkan oleh kerusakan sistem.
Preventive Maintenance meliputi:
1. Maintenance rutin harian.
2. Inspeksi periodik.
3. Perbaikkan terencana sebagai hasil inspeksi.
Program PM dimulai dari tahap perancangan (design) hingga tahap penyediaan
spare part, diantaranya:
Perancangan dari alat / mesin yang digunakan harus memperhatikan beban,
kondisi lingkungan kerja pemakaian alat mesin dan sebagainya.
Dibentuknya repair team.
Pengadaan perlengkapan, perencanaan dan penjadwalan perbaikan fasilitas.
Inspeksi / pemeriksanaan secara periodik.
Arsipkan data – data tentang pemeliharaan sebagai riwayat hidup.
Pengadaan suku cadang.
Corrective Maintenance
Corrective Maintenance merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan untuk
mengatasi kegagalan atau kerusakan yang ditemukan selama masa waktu
preventive maintenance. Pada umumnya, corrective maintenance bukanlah
aktivitas perawatan yang terjadwal, karena dilakukan setelah sebuah komponen
mengalami kerusakan dan bertujuan untuk mengembalikan kehandalan sebuah
komponen atau sistem ke kondisi semula. Adanya kerusakan atau gangguan dalam
instalasi pabrik perlu segera dikonfirmasikan dengan semua bagian terkait agar
masalah ini dapat ditanggulangi secara baik dan benar. Pada gambar berikut
diperlihatkan contoh blok diagram aliran informasi dalam corrective maintenance.
Adapun pada kenyataannya aliran informasi seperti ini bergantung pada
kebijaksanaan perusahaan-perusahaan masing-masing untuk mencapai corrective
maintenance yang handal.
Improvement Maintenance
Improvement maintenance (pemeliharaan kemajuan) merupakan kegiatan
pemeliharaan yang tidak hanya bertujuan untuk mengatasi kerusakan, namun juga
bertujuan untuk memodifikasi , mendisain ulang dan merubah alat / mesin
sehingga performasi kerjanya meningkat.
Prosedur pemeliharaannya, antara lain:
Operate To Break Down (OTBD)
Peralatan dioperasikan hingga berhenti karena rusak
Pemeliharaan dilakukan dengan Unplanned Corrective Maintenance
Cost of Down Time sangat tinggi
Kadang kala prosedur maintenance ini terpaksa dilakukan karena alasan
teknis atau ekonomis pada peralatan tertentu saja
Redudancy (RED)
Menyediakan mesin atau komponen yang diinstalasikan secara paralel
dengan mesin atau komponen sejenis
Mesin “cadangan” ini beroperasi apabila mesin “utama” nya rusak
Prosedur ini sangat mahal karena harus menyediakan investasi ganda
(double)
Tetapi apabila mesin berhenti secara tiba-tiba dan menyebabkan down time
cost yang sangat mahal, maka prosedur ini seharusnya masih ekonomis
b. Strategi Pemeliharaan
Definisi Strategi Pemeliharaan
Strategi pemeliharaan merupakan fungsi operasi yang menetapkan arah
untuk pengambilan tindakan pemeliharaan yang melalui perencaan formal. Pada
dasarnya strategi pemeliharaan (Maintenance Strategy) ada dua macam yaitu,
pemeliharaan yang direncanakan (Planned Maintenance) dan pemeliharaan
diluar dari perencanaan (Unplanned Maintenance), dimana perencanaan
pemeliharaan (Planned Maintenance) dilakukan secara rutin (Preventive
Maintenance) dengan jadual pemeliharaan yang telah ditentukan (Scheduled
Maintenance) ataupun (Predictive Maintenance) sedangkan pemeliharaan diluar
perencanaan (Unplanned Maintenance) adalah merupakan pemeliharaan darurat
yang tidak diinginkan (Emergency Maintenance) yang terjadi diluar dugaan
tetapi harus segera diperbaiki kembali (Corrective Maintenance), sebab hal
tersebut sangat berpengaruh dalam proses produksi. Strategi pemeliharaan harus
berdasarkan suatu tujuan yaitu kerusakan yang tidak terencana(unplanned break
down) harus dihindari. Selain itu, salah satu sasaran manajemen pemeliharaan
adalah mengutamakan pekerjaan-pekerjaan yang direncanakan dan meminimasi
pekerjaan yang tidak direncanakan. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka
semua pekerjaan yang sifatnya unplanned harus segera dicermati dan dianalisis
agar dapat dirubah menjadi planned. Pemeliharaan yang periodic dan terencana
sangat diperlukan pada fasilitas-fasilitas produksi, jika tidak akan
mengakibatkan kerusakan “ Unit Kritis” dikarenakan :
Problematika Pemeliharaan
Permasalahan yang terlihat dalam kegiatan pemeliharaan diantaranya adalah
direct maintenance cost yang lebih mengarah pada performansi pekerjaan
peralatan dan indirect maintenance cost yang lebih mengarah pada kerugian –
kerugian yang disebabkan karena interupsi pada pekerjaan mainenance.
Yang termasuk direct maintenance cost antara lain:
1. Wages dan Salaries
Upah pegawai untuk perawatan mesin.
2. Material Spare Part Cost
Biaya pengeluaran pembelian suku cadang.
3. Cost for Training
Biaya yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan / mengirim pegawai
untuk pelatihan perawatan mesin.
4. Contractred Work Forces
Biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga ahli yang dikontrak dari
perusahaan lain.
5. Modification Cost
Biaya yang dikeluarkan untuk memodifikasi peralatan guna meningkatkan
performansi kerjanya, khususnya pada improvement maintenance.
Yang termasuk indirect maintenance antara lain:
1. Quality Losses
Kerugian akibat menurunnya kualitas produksi yang disebaban oleh tidak
terjaminnya performansi peralatan. Perusahaan harus menggantikan
kerugian berupa menurunnya kualitas produk seperti konsekuensi dengan
harga yang murah atau ongkos perbaikan barang.
2. Energy Losses
Konsumsi tenaga yang lebih besar bila peralatan tidak terpelihara dengan
baik. Contoh mobil yang tidak pernah di”tune-up” akan mempunyai gejala
boros. Hal ini dikarenakan adanya beberapa katup pada kaburator dan mesin
yang harus disetel.
3. Capital Cost
Apabila pemeliharaan sangat sedikit dilaksanakan maka kemungkinan akan
sering terjadi kerusakan. Kerusakan seringkali berhubungan dengan
penggantian suku cadang dan berhubungan dengan inventory atau stock dari
suku cadang. Untuk mengadakan suku cadang akan dibutuhkan Capital
Cost yang cukup tinggi.
4. Production Losses
Kerugian – kerugian yang terjadi pada permasalahan produksi akibat
pelaksanaan kegiatan maintenance yang tidak baik.
5. Capacity Losses
Akibat pemeliharaan yang tidak baik, peralatan seringkali rusak dan dalam
hal ini kapasitas produksi menjadi berkurang akibat waktu yang hilang
untuk menunggu perbaikan dan waktu perbaikan itu sendiri.
6. Work Environment
Keamanan dan kenyamanan bekerja menjadi rendah sehingga
mempengaruhi motivasi kerja operator (menjadi malas) atau seringkali yang
akhirnya mempengaruhi kecepatan dan bahkan kualitas produksi.
7. Lost Market
Dengan hilangnya waktu akibat kerusakan yang tidak terduga dan bahkan
perbaikan pada produk untuk mencapai kualitas produksi.
8. Increase Investement (Decrease of Equipment Life)
Pada sisi peralatan, maintenance yang kurang baik akan menyebabkan umur
peralatan berkurang dan bahkan menuntut penggantian seluruh suku cadang
baru / penggantian alat baru dan membutuhkan biaya yang lebih besar
daripada biaya pemeliharaan.
Konsep TPM tidak lepas dari konsep P-D-C-A (Planning – Do – Check – Action)
ala Demings (Bapak Produktifitas) yang merupakan peletak dasar-dasar teori tentang
perbaikan berkelanjutan.
Gambar 3. Ilustrasi Konsep Total Produktive Maintenance
Wujud pelaksanaan TPM adalah adanya “Perbaikan Berkesimbungan” atau
“Continuous Improvement” atau yang dikenal dengan “Kaizen”. Kaizen terdiri dari
5-S, yaitu:
1. Seiri (ringkas),
2. Seiton (rapi),
3. Seiso (resik)
4. Seiketsu (Rawat), dan
5. Shitsuke (Rajin).
Hasil akhir dari pelaksanaan TPM adalah didapatkannya suatu manajemen dari aset
tetap yang efisien serta penggunaan teknologi yang efektif (an efficient management
of fixed assets while effectively using new process technology), yang dapat diukur
dari peningkatan OEE (Overall Equipment Effectiveness).
1. Pada dasarnya prosedur maintenance dibagi atas 3 bagian besar, yaitu corrective
maintenance, preventive maintenance dan improvement maintenance.
2. Strategi pemeliharaan harus berdasarkan suatu tujuan yaitu kerusakan yang tidak
terencana.
3. Total Produktive Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan yang produktif dan
dilaksanakan oleh seluruh jajaran personal yang terlibat dalam aktivitas produksi.
Soal Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan preventive maintenance ?
Jawab :
Preventive maintenance adalah aktivitas perawatan yang dilakukan sebelum terjadinya
kegagalan atau kerusakan pada sebuah sistem atau komponen, dimana sebelumnya sudah
dilakukan perencanaan dengan pengawasan yang sistematik, deteksi, dan koreksi, agar
sistem atau komponen tersebut dapat mempertahankan kapabilitas fungsionalnya.
8. Mengapa kerusakan atau gangguan dalam instalasi pabrik perlu segera dikonfirmasikan ?
Jawab :
Agar masalah ini dapat ditanggulangi secara baik dan benar.
Redudancy (RED)
Menyediakan mesin atau komponen yang diinstalasikan secara paralel
dengan mesin atau komponen sejenis
Mesin “cadangan” ini beroperasi apabila mesin “utama” nya rusak
Prosedur ini sangat mahal karena harus menyediakan investasi ganda
(double)
Tetapi apabila mesin berhenti secara tiba-tiba dan menyebabkan down time
cost yang sangat mahal, maka prosedur ini seharusnya masih ekonomis
12. Sebutkan penyebab – penyebab kerusakan “Unit Kritis” pada strategi pemeliharaan!
Jawab :
Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan terhentinya seluruh aktivitas proses
produksi.
Kerusakan fasilitas tersebut akan mempengaruhi kualitas produk.
Investasi yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut cukup besar.
Kerusakan fasilitas tersebut akan membahayakan pekerja, baik kesehatan maupun
keselamatannya.
13. Kata total dalam Total Produktive Maintenance memiliki makna total effectiveness, total
preventive maintenance dan total participation. Jelaskan makna total participation!
Jawab :
Total participation adalah pemeliharaan mandiri (autonomous maintenance) oleh
operator dan aktivitas kelompok kecil di setiap departemen dan tingkat organisasi.
16. Siapakah yang bertanggung jawab terhadap pemeliharaan mesin produksi dalam TPM ?
Jawab :
Operator produksi
19. Sebutkan salah satu cara pelaksanaan TPM yang dapat mendorong produktifitas
perusahaan ?
Jawab :
Setiap langkah haruslah merupakan suatu proses yang panjang, bukan sebuah jalan
singkat sehingga setiap tahapan harus dilalui untuk mencapai tingkat produktifitas yang
tinggi.
23. Salah satu makna kata Total dalam Total Produktive Maintenance adalah Total
Effectiveness. Jelaskan pengertian dari Total Effectiveness!
Jawab:
Total Effectiveness adalah mengejar efisiensi ekonomis / keuntungan.
24. Dalam Total Produktive Maintenance dikenal istilah 5-S. Apakah kepanjangan dari 5-S ?
Jawab :
1. Seiri (ringkas),
2. Seiton (rapi),
3. Seiso (resik)
4. Seiketsu (Rawat), dan
5. Shitsuke (Rajin).
26. Dalam Total Produktive Maintenance dikenal istilah 5-R. Apakah kepanjangan dari 5-
R?
Jawab :
1. Ringkas,
2. Rapi,
3. Resik
4. Rawat, dan
5. Rajin.
27. Dalam kegiatan TPM apakah tanggung jawab dari operator mesin :
Jawab :
Operator mesin bertanggung jawab terhadap kondisi mesinnya dan sebisa mungkin harus
dapat ikut ambil bagian dalam kegiatan maintenance awal seperti misalnya memberikan
pelumasan, membersihkan mesin dan daerah sekitar serta berperan serta aktif dalam
inspeksi karena yang pertama kali mengetahui kondisi mesin tersebut adalah operator.
28. Apakah tugas dari staff teknik khusus dalam kegiatan TPM ?
Jawab :
Staff teknik khusus untuk menganalisa siklus kualitas dari masalah yang timbul,
memberikan ide pengembangan yang menguntungkan serta dapat memberikan
pandangan tentang maintenance yang berkualitas.
31. Pada objek utama TPM apakah tujuan dari meningkatkan tingkat pemeliharaan pada
perlengkapan dengan menggunakan sistem yang handal ?
Jawab :
Untuk mendiagnosa masalah dengan mempertimbangkan pada perancangan dasarnya.
32. Institusi Management Pabrik di Jepang menganggap bahwa TPM harus dapat
diaplikasikan pada sebuah organisasi dengan membagi menjadi 12 langkah, sebutkan 5
langkah saja !
Jawab :
1. Sebuah keputusan pada level tertinggi, sebisa mungkin harus melalui hasil
perundingan dengan staffnya.
2. Pendidikan dan latihan teknis dilakukan melalui seminar atau pertemuan rutin.
3. Semua kegiatan atau gagasan harus tertuju pada peningkatan TPM.
4. Melakukan survey dan analisa secara umum pada semua perlengkapan secara
seksama.
5. Memberikan sebuah rencana kerja.
33. Siapakah yang bertangung jawab dalam perawatan yang sudah direncanakan ?
Jawab :
Bagian teknik.
34. Apakah tujuan dari TPM yang mengikut sertakan pekerja dari bagian produksi untuk
ambil bagian dalam kegiatan maintenance ?
Jawab :
Untuk mengurangi kerusakan semaksimal mungkin. Dengan TPM diharapkan akan
terjadi kerjasama yang baik antara bagian maintenance dan produksi.
36. Setelah melewati periode tertentu, apakah yang harus dilakukan oleh sebuah organisasi
yang mengaplikasikan TPM ?
Jawab :
Setelah melewati periode tertentu, taksir perubahan yang dihasilkan, tentukan maksud
dan tujuan baru yang akan dilaksanakan kemudian pada program berikutnya.
37. Pada penerapan TPM, apakah yang terjadi jika breakdown dan defect dapat dikurangi ?
Jawab :
Jika breakdown dan defect dapat dikurangi, equipment operation rates meningkat, cost
berkurang, inventory minimal, dan sebagai akibatnya produktifitas pekerja naik.
38. Kata total dalam TPM memiliki makna Total PM, apakah maksudnya ?
Jawab :
Maintenance prevention (MP) dan aktivitas untuk meningkatkan mampu pelihara (MI)
dan preventive maintenance (PM)
39. Siapakah yang pertama kali mengenalkan Total Productive Maintenance (TPM) ?
Jawab :
Nippondenso
40. Menurut Nippondenso, apakah TPM itu ?
Jawab :
TPM merupakan “cara pandang” baru dalam aktivitas pemeliharaan mesin-mesin
produksi, terutama dalam skala massal.
44. Jelaskan apa yang dimaksud pemeliharaan diluar perencanaan (Unplanned Maintenance)
dalam strategi pemeliharaan?
Jawab:
(Unplanned Maintenance) adalah merupakan pemeliharaan darurat yang tidak diinginkan
(Emergency Maintenance) yang terjadi diluar dugaan tetapi harus segera diperbaiki
kembali (Corrective Maintenance), sebab hal tersebut sangat berpengaruh dalam proses
produksi. Strategi pemeliharaan harus berdasarkan suatu tujuan yaitu kerusakan yang
tidak terencana(unplanned break down) harus dihindari.
48. Pemeliharaan yang periodic dan terencana sangat diperlukan pada fasilitas-fasilitas
produksi, jika tidak akan mengakibatkan kerusakan “ Unit Kritis”. Apa yang
menyebabkan kerusakan “Unit Kritis” tersebut?
Jawab :
Kerusakan “Unit Kritis” tersebut disebabkan oleh :
Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan terhentinya seluruh aktivitas proses
produksi.
Kerusakan fasilitas tersebut akan mempengaruhi kualitas produk.
Investasi yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut cukup besar.
Kerusakan fasilitas tersebut akan membahayakan pekerja, baik kesehatan maupun
keselamatannya.
49. Jelaskan apa yang dimaksud dengan efisiensi dalam manajemen perawatan ?
Jawab :
Efisiensi menggambarkan bagaimana sumber-sumber daya dikelola secara tepat dan
benar.
50. Dalam hal Pengukuran Efisiensi Kegiatan Maintenance, lebih ditekankan pada aspek
apakah masalah efisiensi ini ?
Jawab :
Masalah efisiensi dalam manajemen pemeliharaan lebih ditekankan pada aspek ekonomi
dengan memperhatikan besarnya biaya yang terjadi, dan alternative tindakan yang dipilih
untuk dilaksanakan sehingga perusahaan dapat memperoleh keuntungan. Di dalam
persoalan ekonomis ini, perlu diadakan analisis perbandingan biaya antara masing-
masing alternatif tindakan yang dapat diambil
51. Unsur apa yang harus ditentukan terlebih dahulu untuk mengukur efisiensi manajemen
pemeliharaan ?
Jawab
Untuk mengukur efisiensi manajemen pemeliharaan, maka ada dua unsur yang harus
ditentukan terlebih dahulu, yaitu keterlibatan karyawan dan prosedur pemeliharaan.
52. Jelaskan faktor karyawan sebagai unsur yang digunakan untuk mengukur efisiensi
manajemen pemeliharaan ?
Jawab
Faktor karyawan dalam hal pemeliharaan dapat dilihat dari informasi yang dimiliki
karyawan, keahlian yang dimilikinya, kompensasi yang diterima sebagai factor penguat
motivasi dan kekuatan sinergi yang perlu dilakukan.
53. Sebutkan hal-hal yang dapat ditempuh oleh pihak manajemen sebagai upaya untuk
meningkatkan penguasaan informasi dan keahlian karyawan dalam kaitannya dengan
kegiatan pemeliharaan ?
Jawab :
Pihak manajemen dapat menempuh beberapa hal yaitu :
Pertukaran informasi. Melalui penciptaan iklim yang kondusif, misalnya adanya
bank data ( bank prosedur) yang berisikan data serta prosedur tentang pemeliharaan
segala jenis mesin dalam system manufaktur.
Pelatihan keahlian. Bagi karyawan yang belum memiliki keahlian yang diharapkan,
perusahaan dapat memilih untuk mengirimkan ke training center yang menawarkan
pelatihan-pelatihan atau langsung dilatih di perusahaan melalui on the job training.
54. Faktor apa yang harus diperhatikan dalam hal prosedur pemeliharaan mesin-mesin?
Jawab:
Dalam hal prosedur pemeliharaan mesin-mesin, faktor yang perlu diperhatikan adalah
prosedur pembersihan dan pelumasan.
59. Jelaskan antara direct maintenance cost dan indirect maintenance cost ?
Jawab :
Direct maintenance cost yang lebih mengarah pada performansi pekerjaan peralatan dan
indirect maintenance cost yang lebih mengarah pada kerugian – kerugian yang
disebabkan karena interupsi pada pekerjaan mainenance.
60. Sebutkan apa saja yang termasuk dalam direct maintenance cost pada problematika
pemeliharaan?
Jawab:
Yang termasuk Direct Maintenance Cost, antara lain:
1. Wages dan Salaries
Upah pegawai untuk perawatan mesin.
2. Material Spare Part Cost
Biaya pengeluaran pembelian suku cadang.
3. Cost for Training
Biaya yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan / mengirim pegawai untuk
pelatihan perawatan mesin.
4. Contractred Work Forces
Biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga ahli yang dikontrak dari perusahaan
lain.
5. Modification Cost
Biaya yang dikeluarkan untuk memodifikasi peralatan guna meningkatkan
performansi kerjanya, khususnya pada improvement maintenance.
61. Sebutkan apa saja yang termasuk indirect maintenance cost pada problematika
pemeliharaan?
Jawab
1. Quality Losses
2. Energy Losses
3. Capital Cost
4. Production Losses
5. Capacity Losses
6. Work Environment
7. Lost Market
8. Increase Investement (Decrease of Equipment Life)
62. Apakah yang dimaksud dengan Quality Losses pada indirect maintenance cost?
Jawab :
Kerugian akibat menurunnya kualitas produksi yang disebaban oleh tidak terjaminnya
performansi peralatan.
63. Apakah yang dimaksud dengan Energy Losses pada indirect maintenance cost?
Jawab :
Energy Losses adalah Konsumsi tenaga yang lebih besar bila peralatan tidak terpelihara
dengan baik.
64. Apa yang harus dilakukan perusahaan jika mengalami Quality Losses pada indirect
maintenance cost?
Jawab :
Perusahaan harus menggantikan kerugian berupa menurunnya kualitas produk seperti
konsekuensi dengan harga yang murah atau ongkos perbaikan barang.
65. Berikan contoh dari energy looses pada indirect maintenance cost?
Jawab :
Contoh mobil yang tidak pernah di”tune-up” akan mempunyai gejala boros. Hal ini
dikarenakan adanya beberapa katup pada kaburator dan mesin yang harus disetel.
66. Apakah yang dimaksud dengan Capital Cost pada indirect maintenance cost?
Jawab:
Capital Cost adalah kerugian yang diakibatkan karena seringnya terjadi kerusakan karena
pemeliharaan yang sangat sedikit yang kaitannya dengan pengadaan suku cadang.
67. Apakah yang dimaksud dengan Production Looses pada indirect maintenance cost?
Jawab :
Kerugian – kerugian yang terjadi pada permasalahan produksi akibat pelaksanaan
kegiatan maintenance yang tidak baik.
68. Apakah yang dimaksud dengan Capacity Losses pada indirect maintenance cost?
Jawab :
Capacity Losses adalah kapasitas produksi menjadi berkurang akibat waktu yang hilang
untuk menunggu perbaikan dan waktu perbaikan itu sendiri. Selain itu, akibat
pemeliharaan yang tidak baik, peralatan seringkali rusak dan dalam hal ini kapasitas
produksi menjadi berkurang .
69. Apakah yang dimaksud dengan Work Environment pada indirect maintenance cost?
Jawab:
Work Environment adalah Keamanan dan kenyamanan bekerja menjadi rendah sehingga
mempengaruhi motivasi kerja operator (menjadi malas) atau seringkali yang akhirnya
mempengaruhi kecepatan dan bahkan kualitas produksi.
70. Apakah yang dimaksud dengan lost Market pada indirect maintenance cost?
Jawab:
Lost Market adalah hilangnya waktu akibat kerusakan yang tidak terduga dan bahkan
perbaikan pada produk untuk mencapai kualitas produksi.
71. Apakah yang dimaksud dengan Increase Investment (Decrease of Equipment Life) pada
indirect maintenance cost?:
Jawab
Increase Investment (Decrease of Equipment Life) Pada sisi peralatan, maintenance yang
kurang baik akan menyebabkan umur peralatan berkurang dan bahkan menuntut
penggantian seluruh suku cadang baru / penggantian alat baru dan membutuhkan biaya
yang lebih besar daripada biaya pemeliharaan
74. Apa perbedaan antara pemeliharaan yang direncanakan (Planned Maintenance) dan
pemeliharaan diluar dari perencanaan (Unplanned Maintenance) pada strategi
pemeliharaan?
Jawab:
Pada Planned Maintenance pemeliharaan dilakukan secara rutin dan terencana
sedangkan pada Unplanned Maintenance pemeliharaan dilakukan secara darurat atau
secara tiba-tiba dan tidak terjadwal.
75. Bagaimana cara menciptakan iklim yang kondusif guna terjadinya pertukaran informasi
dalam hal meningkatkan peguasaan informasi pada pengukuran efisiensi kegiatan
maintenance?
Jawab:
Pertukaran informasi. Melalui penciptaan iklim yang kondusif, misalnya adanya bank
data ( bank prosedur) yang berisikan data serta prosedur tentang pemeliharaan segala
jenis mesin dalam sistem manufaktur.
77. Jelaskan prosedur yang harus dilalui dalam melakukan kegiatan pemeliharaan menurut
Corder!
Jawab:
1. Menentukan mesin atau peralatan apa yang akan dipelihara.
2. Menentukan bagaimana aset atau sarana tersebut dipelihara dengan membuat jadwal
pemeliharaan bagi setiap mesin atau peralatan yang telah ditentukan.
3. Menyusun spesifikasi pekerjaan yang dihimpun dari jadwal pemeliharaan.
4. Membuat perencanaan mingguan, dibuat bersama – sama dengan bagian produksi
untuk pengaturan pemberhentian pabrik selama pemeriksaan pemeliharaan
pencegahan terencana dan reparasi.
5. Membuat dan mengisi blanko laporan pemeriksaan yang diikutkan bersama
spesifikasi pekerjaan pemeliharaan. Kemudian dikembalikan ke mandor
pemeliharaan untuk diperiksa dan ditandatangani sebelum akhirnya dikembalikan ke
kantor perencana pemeriksaan.
78. Dalam pengukuran efisiensi kegiatan pemeliharaan, salah satu unsur yang diperhatikan
adalah prosedur pemeliharaan. Jelaskan!
Jawab:
Dalam prosedur pemeliharaan, faktor yang perlu diperhatikan adalah prosedur
pembersihan dan pelumasan. Pembersihan ini ditujukan untuk menghindari korosi,
kemacetan akibat adanya kotoran dan kegiatan ini dilakukan secara rutin. Sedangkan
pelumasan bertujuan agar tidak terjadi gesekan material mesin secara langsung,
mendinginkan panas mesin pada kondisi tertentu, dan memperpanjang umur mesin.
Setelah selesai selanjutnya dilakukan monitor dan penyesuaian. sistem monitor yang baik
akan mampu melakukan penyesuaian yang diperlukan.
79. Sebutkan perbedaan direct maintenance cost dan indirect maitenance cost!
Jawab:
Direct maintenance cost lebih mengarah pada performansi pekerjaan peralatan dan
indirect maintenance cost lebih mengarah pada kerugian – kerugian yang disebabkan
karena interupsi pada pekerjaan maintenance.
80. Jelaskan salah satu keunggulan preventive maintenance!
Jawab:
Preventive maintenance dapat mengatasi kerusakan yang tiba-tiba terjadi. Hal ini
dikarenakan preventive maintenance ini dapat mendeteksi dan menangkap sinyal kapan
suatu sistem akan mengalami kerusakan serta menentukan kapan suatu sistem
memerlukan service ( perbaikan).