You are on page 1of 5

RANGKUMAN BUKU

PENDIDIKAN PANCASILA

Ditulis Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah

PENDIDIKAN PANCASILA

Pengampu, Mukhamad Murdiono M,Pd

oleh :

CRISTIAN EKA PRASETYA


08601244019
( PJKR C 2008 )

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN

A.Visi, Misi dan Kompetensi Pendidikan Pancasila


Pada era globalisasi saat ini, Indonesia banyak sekali mengalami perubahan baik
dari dalam maupun luar negeri. Pendidikan yang dihadapi dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara yang berlangsung pesat dan cepat maka banyak hal yang harus
dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut, termasuk dalam kalangan perguruan tinggi untuk
pembenahan proses pembelajaran untuk membentuk kepribadian peserta didik sebagai warga
negara Indonesia yang baik (good citizen).
Visi mata kuliah pendidikan Pancasila yaitu menjadi sumber nilai dan pedoman
bagi penyelenggaraan program studi dalam mengantarkan mahasiswa.Visi ini pada hakikatnya
merupakan upaya untuk memberikan dasar-dasar kecakapan hidup secara sosial kepada
mahasiswa yang merupakan intelektual muda sehingga tidak kehilangan jati diri sebagai warga
bangsa, negara dan masyarakat Indonesia.
Sejalan dengan visi tersebut, misi mata kuliah ini yakni membantu mahasisiwa agar
mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila serta kesadaran berbangsa dan bernegara dalam
menerapkan ilmunya, dengan penuh rasa tanggung jawab, baik kepada sesama manusia maupun
Tuhan. Dengan kata lain agar bisa membentuk manusia yang religius, humanis, nasionalis,
demokratis dan adil.
Sedangkan Kompetensi pendidikan Pancasila itu sendiri yaitu dikuasai-nya kemampuan barpikir,
bersikap rasional, dan dinamis, berpandangan luas sebagai manusia intelektual yang agamis yang
secara rrinci telah dicantumkan diatas.

B. Metode Pembelajaran Pendidikan Pancasila


Upaya dalam mewujudkan visi dan misi tersebut diatas dapat dilakukan dalam
suatu proses pembelajaran denagan pendekatan humanistik. Pendekatan pembelajaran Pancasila
dilakukan sesuai dengan pekembangan jaman saat ini, dengan menggunakan berbagai metode
pembelajaran. Metode monolog yang lebih bersifat searah, apalagi yang bersifat indoktrinatif
berusaha untuk diminimalkan.
Metode yang cocok yakni metode kritis-analisis, induksi-deduksi, reflektif-humeneutik melalui
dialog yang bersifat partisiparoris untuk meyakini kebenaran subtansi materi kajian.

C. Landasan Pendidikan Pancasila


Dalam Pendidikan Pancasila mempunyai beberapa landasan antara lain; landasan
yuridis, landasan historis, landasan kultural dan landasan filosofis.
• Landasan Historis
Keberadaan Pancasila sebagai landasan filsafat negara dapat dilelusuri secara historis
sejak adanya sejarah awal bangsa Indonesia. Hal ini dilacak dengan berbagai macam
peninggalan sejarah berupa peradaban, agama, hidup ketatanegaraan, kegotongroyongan,
struktur sosial dari masyarakat Indonesia.

• Landasan Yuridis
Pendidikan Pancasila memiliki landasan yuridis yang dapat dilihat dari dasr nasionalnya
dimulai dari tujuan negara Indonesia yang dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa.
• Landasan Filosofis
Pancasila dalam perguruan tinggi merupakan kajian ilmiah yang bersifat interdisipliner
(kajian antar-bidang). Dapat diketahui melalui dua sisi yakni sebagai objek kajian (objek
material), dan sebagai objek formal (perspektif).

D. Materi Pokok Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi Indonesia


Materi pokok pendidikan Pancasila pada era Orde Baru ditekankan pada Pedoman
Penghayatan dan Pengalaman Pancasila(4P) yang diwarnai dengan model pendidikan
indoktrinatif. Hal ini berubah pada era Reformasi yang ditandai dengan kebebasan, keterbukaan,
dan demokratif dalam segala bidang termasuk bidang pendidikan.
Dari berbagai landasan dan pendekatan maka Pancasila disusun dengan materi
dengan pokok bahasan sebagai berikut :
• Pendahuluan
• Kajian Ilmiah Filosofis tentang Pancasila
• Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia
• Pancasila sebagai Ideologi Negara
• UUD 1945 dan Amandemen
• Pancasila sebagai Sistem Filsafat dan Sistem Nilai
• Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Bangsa
BAB II
KAJIAN ILMIAH TERHADAP PANCASILA

A. Pengetahuan, Ilmu Empiris dan Filsafat


Manusia merupakan mahluk berpikir. Arstoteles menyatakan dengan istilah animal
rationale. Oleh karena itu manusia dapat memahami dan menghasilkan pengetahuan.
Pengetahuan tersebut diperoleh karena adanya interaksi antar manusia sebagai obyek dan subyek
yang diketahui. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara spontan dan sistematis-reflektif.
Pengetahuan reflektif ada beberapa macam yaitu ilmu empiris, ilmu filsfat, ilmu agama,
teknologi dan seni. Ilmu empiris difokuskan pada gejala-gejala alam dan sosial, tetapi bersifat
spesifik (parsial).Sedangkan ilmu filsafat adalah pengetahuan yang bersifat radikal (mendasar)
dan umum menyangkut masalah-masalah hakiki tengtang manusia, alam dan Tuhan.

B. Kebenaran Ilmiah dalam Pancasila


Pengetahuan manusia tidak akan pernah mencapai pengetahuan yang mutlak,
termasuk pengetahuan Pancasila, karena keterbatasan daya pikir dan kemampuan manusia.
Pengetahuan manusia bersifat evolutif, terus menerus berkembang dan dapat pula berkurang.
Ada empat macam teori yang mendasari tentang suatu kebenaran pada pola pikir manusia :
• Teori Kebenaran Koherensi
• Teori Kebenaran Korespondensi
• Teori Kebenaran Pragmatisme
• Teori Kebenaran Konsensus

C. Ciri-ciri Berpikir Ilmiah-Filsafati dalam Pembahsan Pancasila


Ilmu pengetahuan merupakan kumpulan usaha manusia untuk memahami
kenyataan sejauh yang dapat dijangkau oloeh daya pemikiran manusia berdasarkan pengalaman
secara empirik dan reflektif. Poedjawijatna menyebutkan beberapa syarat ilmiah (Kaelan, 1998)
antara lain :
• Berobyek
Syarat utama suatu kajian ilmiah yakni berobyek. Obyek dapat dibedakan menjadi
dua yaitu; Obyek material dan obyek formal.
• Bermetode
Dalam suatu ilmu harus ada metode yaitu seperangkat cara atau sistem pendekatan
dalam rangka pembahasan obyek materialnya untuk mendapatkan kebenaran yang
obyektif.
• Bersistem
Pengetahuan merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh. Antar bagian-bagianya
harus saling berhubungan dan ketergantungan (interelasi dan indenpendensi).
• Bersifat umum/ Universal
Kebenaran suatu pengethuan ilmiah relatif berlaku secar universal, artinya
kebenarannya terbatas oleh ruang dan waktu. Demikian pula dalam kajian Pancasila dapat
ditemukan bahwa nilai-nilai yang terkandung bersifat unuversal, yaitu; ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
D. Bentuk dan Susunan Pancasila
• Bentuk Pacasila
Bentuk Pancasila dalam pengertian ini diartiakan sebagai rumusan Pancasila
sebagaimana tercantum dalam alinea pembukaan UUD 1945. Pancasila sebagai sistem
nilai memiliki bentuk yang memepunyai ciri-ciri sebagai berikit :
• Merpakan satu kesatuan yang utuh
• Setiap unsur pambantuk Pancasila merupakan unsur yang membentuk satu
kesatuan, bukan unsur yang komplementer.
• Sebagai satu kesatuan yang mutlak, tidak dapat ditambah atau dikurangi.
• Susunan Pancasila
Pancasila sebagai suatu sistem nilai yang disusun berdasarkan urutan logis
keberadaan unsur-unsurnya. Susunan sila-sila pancasila merupakan kesatuan yang organis,
satu sama lain membentuk suatu sistem yang disebut dengan istilah majemuk tunggal
(Notonagoro). Artinya Pancasila terdiri dari lima sila tetapi merupakan satu kesatuan yang
berdiri sendiri secara utuh.

E. Refleksi terhadap Kajian Ilmiah tentangPancasila di Era Global


Kajian ilmiah tentan Pancasila sejak disyahkan tanggal 18 Agustus 1945 sampai
saat ini mengalami pasang surut. Namun demikian, masih terbuka bahan dialog dan kajian kritis
terhadap Pancasila sehingga memperoleh inteprtasi baru untk memperoleh makna terdalam dari
sila-sila Pancasila.
BAB III
SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

A. Latar Belakang Sejarah


Dari masuknya agama-agama di Indonesia menandai dimulainya kehidupan
beragama pada masyarakat. Agama merupakan system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan
atau dewa atau yang lain dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian
dengan kepercayaan tersebut.Agama yang pertama masuk di Indonesia adalah agama Hindu, ini
berdasarkan peninggalannya berupa candi Prambanan oleh Sidharta Gautama.

B. Sejarah Pergerakan Indonesia


Sebelum Indonesia merdeka pada17 Agustus 1945, bentuk pemerintahan adalah
kerajaan-kerajaan baik yang besar maupun kecil yang tersebar di seluruh Nusantara. Sejarah
Indonesia selalu menyebutkan bahwa ada dua kerajaan besar yang melambangkan kemegahan
dan kejayaan masa lalu yaitu Sriwijaya dan Majapahit. Pada abad ke-13 Sriwijaya masih
menguasai wilayah sebagian besar Sumatra, Semenanjung Malaka serta bagian barat Jawa dan
Sunda. Sedangkan Majapahit dari Sumatra bagian barat sampai ke daerah-daerah Maluku dan
Irian di bagian Timur.
Pada abad ke-16 bangsa eropa mulai masuk ke Nusantara dan terjadilah perubahan
politik kerajaan yang berkaitan dengan perebutan hegemoni, yaitu bangsa Belanda yang
membentuk sebuah badan yaitu VOC.Badan ini dibentuk agar memperkokoh perdangan dan
kekuasaan Belanda. Kekuasaan Belanda berakhir pada 31 Desember 1799.

C. Menuju Kemerdekaan

You might also like