You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Pengetahuan mengenai struktur tumbuhan baik makroskopis maupun

mikroskopis sangat penting untuk tujuan tujuan praktis, misalnya dalam budidaya

pertanian maupun untuk tujuan pengobatan. Secara umum tumbuhan dapat dibagi

menjadi tiga organ vegetatif yaitu batang, akar, dan daun. Organ generatif

meliputi perbungaan, bunga, buah dan biji. Tiap-tiap organ ini memiliki struktur

yang khas dan mungkin juga dapat termodifikasi menjadi struktur lain yang

terspesialisasi, misalnya rimpang, umbi, trikhoma dan lain sebagainya.

Identifikasi makhluk hidup dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan

cara makroskopis maupun mikroskopis. Secara makroskopis, identifikasi maklhuk

hidup dapat dilakukan dengan melihat struktur morfologinya. Identifikasi

makhluk hidup secara morfologis ada dua macam yaitu dengan kunci determinasi

dan identifikasi. Determinasi dan identifikasi mempunyai tujuan yang sama, yaitu

menemukan nama suatu obyek yang sedang dicari tetapi metode yang digunakan

untuk mencarinya berbeda. Determinasi tumbuhan dilakukan dengan

menggunakan kunci determinasi, yang berisi pernyataan- pernyataan yang

memungkinkan pengguna untuk sampai kepada suatu nama tertentu . sedangkan

identifikasi adalah proses pencarian nama dengan menggunakan informasi

sebagian yang diperoleh dari spesimen tumbuhan. Informasi sebagian tersebut

1
dapat berupa sifat struktural morfologis, anatomis, bau, fifiologi, kegunaan atau

bukti artefak lain yang memungkinkan sebagai jalan untuk menemukan nama.

Metode mikroskopis merupakan salah satu cara mengidentifikasi simplisia

baik dalam keadaan tunggal maupun campuran. Uji mikroskopis dilakukan

dengan menggunakan mikroskop yang derajat perbesarannya disesuaikan dengan

keperluan. Bahan yang diuji dapat berupa sayatan melintang, radial, paradermal,

membujur atau berupa serbuk. Pada uji mikroskopis dicari unsur unsur anatomi

jaringan yang khas. Dari pengujian ini akan diketahui jenis simplisia berdasarkan

fragmen pengenal yang spesifik bagi masing masing simplisia.

Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum

mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang

telah dikeringkan. Terdapat beberapa macam simplisia, antara lain simplisia

nabati, simplisia hewani, dan simplisia mineral (pelikan). Simplisia nabati adalah

simplisia berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat

tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel dengan

cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara

tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni.

a. Pengeringan

Hasil panen tanaman obat untuk dibuat simplisia umumnya perlu segera

dikeringkan. Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air, untuk

menjamin dalam penyimpanan, mencegah pertumbuhan jamur, serta

mencegah terjadinya proses atau reaksi enzimatika yang dapat menurunkan

mutu.

2
Dalam pengeringan faktor yang penting adalah suhu, kelembaban, dan

aliran udara (ventilasi). Sumber suhu dapat berasal dari matahari atau dapat

pula dari suhu buatan.

Umumnya pengeringan bagian tanaman yang mengandung minyak

atsiri atau komponen lain yang termolabil, hendaknya dilakukan pada suhu

tidak terlalu tinggi dengan aliran udara berlengas rendah secara teratur. Untuk

simplisia yang mengandung alkaloida, umumnya dikeringkan pada suhu

kurang dari 700 C.

Agar dalam pengeringan tidak terjadi proses pembusukan, hendaknya

simplisia jangan tertumpuk terlalu tebal. Sehingga proses penguapan

berlangsung dengan cepat. Sering suhu yang tidak terlalu tinggi dapat

menyebabkan warna simplisia menjadi lebih menarik. Misalnya pada

pengeringan dengan panas buatan antara 500 – 550 C.

b. Pengawetan

Simplisia nabati atau simplisia hewani harus dihindarkan dari serangga

atau cemaran atau mikroba dengan kloroform, karbon tetraklorida,

etilenoksida atau pemberian bahan atau penggunaan cara yang sesuai, sehinga

tidak meninggalkan sisa yang membahayakan kesehatan.

c. Wadah dan Bungkus

Wadah atau bungkus tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan

didalamnya baik secara kimia maupun secara fisika yang dapat

mengakibatkan perubahan potensi, mutu, dan kemurnian. Jika pengaruh itu

tidak dapat dihindarkan, maka perubahan yang terjadi tidak boleh sedemikian

3
besar sehingga menyebabkan bahan yang disimpan tidak memenuhi syarat

baku.

Wadah tertutup baik: harus melindungi isinya terhadap masuknya

bahan padat dari luar dan mencegah kehilangan waktu pengangkutan,

penyimpanan, dan penjualan dalam keadaan biasa dan dengan cara biasa.

Wadah tertutup rapat: harus melindungi isinya terhadap masuknya

bahan padat atau lengas dari luar dan mencegah kehilangan, pelapukan,

pencairan dan penguapan pada waktu pengangkutan, penyimpanan, dan

penjualan dalam keadaan biasa dan dengan cara biasa.

d. Suhu Penyimpanan

Apabila tidak dinyatakan lain, simplisia disimpan di tempat terlindung

dari sinar matahari dan pada suhu kamar. Simplisia yang mudah menyerap air

harus disimpan dalam wadah tertutup rapat yang berisi kapur tohor.

 Dingin: adalah suhu tidak lebih dari 80C. Lemari pendingin mempunyai

suhu antara 20C – 80C, sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu antara

-200C dan -100C.

 Sejuk: adalah suhu antara 80C dan 150C. Kecuali dinyatakan lain, bahan

yang harus disimpan pada suhu sejuk dapat disimpan pada lemari pendingin.

 Suhu kamar: adalah suhu pada ruang kerja. Suhu kamar terkendali adalah

suhu yang diatur antara 150C dan 300C.

 Hangat: adalah suhu antara 300C dan 400C.

 Panas berlebih: adalah suhu diatas 400C.

4
Disimpan terlindung dari sinar matahari berarti bahwa simplisia harus

disimpan dalam wadah atau botol yang dibuat dari kaca inaktinik berwarna

hitam, merah, atau coklat. Pemerian adalah uraian tentang bentuk, bau, rasa,

warna simplisia, jadi merupakan informasi yang diperlukan pada pengamatan

terhadap simplisia nabati yang berupa bagian tanaman. (kulit, daun, akar dan

sebagainya).

b. Pembuatan serbuk simplisia

 Bersihkan simplisia dari bahan organik asing dan pengotoran lain

secara meknik atau dengan cara lain yang cocok, keringkan pada suhu

yang cocok, haluskan, lalu ayak. Kecuali dinyatakan lain, seluruh

simplisia harus dihaluskan sesuai derajat halus yang dietapkan.

 Simplisia yang mengandung zat berkhasiat yang tidak tahan panas,

dikeringkan pada suhu serendah mungkin, jika perlu dengan pengurangan

tekanan udara.

 Pada pembuatan serbuk simplisia yang mempunyai persyaratan

potensi dan kadar zat tertentu, misalnya serbuk Digitalis dan serbuk

Opium, boleh ditambahkan serbuk sejenis yang mempunyai potensi atau

kadar lebih rendah atau lebih tinggi, atau ditanbah bahan lain yang cocok,

misalnya Laktosa, Pati beras, hingga hasil pengolahan terakhir memenuhi

persyaratan.

5
2. Tujuan Penulisan

Maksud dan tujuan penulisan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagian vegetatif tumbuhan seperti batang dan daun.

2. Untuk mengetahui bagaimana proses determinasi dan identifikasi

terhadap tumbuhan atau bagian tumbuhan secara benar.

3. Memenuhi tugas praktikum morfologi dan anatomi tumbuhan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan cara

mempelajari dan menganalisa beberapa literatur yang relevan dengan

materi yang dibahas seperti buku, majalah, dan dokumen tertulis.

2. Web Research

Web Research adalah pencarian data melalui media maya yakni,

internet dengan maksud agar kami memiliki referensi lebih banyak

mengenai materi yang kami bahas.

6
BAB II

HASIL IDENTIFIKASI

1. Makroskopis

a. Pulutan

Menurut hasil identifikasi makroskopis kami terhadap simplisia

pulutan adalah sebagai berikut:

 Karakteristik daun:

- Bangun daun bulat telur

- Ujung daun runcing

- Pangkal daun membulat

- Tepi daun bergerigi

- Pertulangan daun menjari

- Permukaan daun berbulu

- Warna daun hijau

7
 Karakteristik batang:

- Sifat batang berkayu

- Bentuk batang bulat

- Arah tumbuh tegak lurus

- Permukaan berbulu

b. Kayuu manis

 Kayu : Agak berat, tidak keras, Pejal, struktur halus, dengan serat

lurus.

 Warna dan bau  : kayu manis ini berwarna merah muda coklat, dan

berbau adhas.

 Kulit : berwarna kelabu tua, berbau tajam.

 Daun : Berwarna merah atau hijau.

8
2. Mikroskopis

a. Pulutan

 Trikoma pada daun

 Stomata pada daun

 Kolenkim pada batang

 Sklereid pada batang

9
 Trikoma pada batang

b. Kayu manis

 Sklereid

10
 Serabut

 Parenkim

11
BAB III

Kesimpulan

1. Pulutan

pulutan ( Urena lobata linn ) adalah tanaman herbal yang tumbuh di

daerah tropis seperti Indonesia. Tanaman ini tumbuh liar di halaman,

ladang, tanah kosong dan tempat-tempat yang banyak sinar matahari

sampai setinggi + 1. 800 m di atas permukaan laut. Tanaman ini memiliki

khasiat seperti: radang tonsil, malaria, keputihan, muntah darah, sukar

melahirkan, luka berdarah, patah tulang, payudara bengkak, gigitan ular.

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas: Dilleniidae

Ordo: MalvalesFamili: Malvaceae (suku kapas-kapasan)

12
Genus: Urena

Spesies: Urena lobata L

a. Makroskopis

Secara makroskopis simplisia tumbuhan pulutan memiliki ciri-ciri

sebagai berikut :

 Jenis tumbuhan berserat dari suku kapas-kapasan

 Tumbuhan perdu yang bercabang banyak

 Batang dan tangkai sulit dipatahkan

 Memiliki rambut halus pada bagian tumbuhan

 Tinggi bisa mencapai 1 m

 Bentuk daun bulat telur

 Berdaun tunggal

 Tepi daun bergerigi

 Pertulangan daun menjari

 Pangkal daun membulat

 Ujung daun meruncing

 Warna daun hijau

 Ada bunga pada setiap nodus

b. Mikroskopis

Menurut identifikasi yang kami lakukan secara mikroskopis, kami

mendapatkan hasil sebagai berikut :

 Pada Daun

13
- Stomata

- Trikoma

 Pada Batang

- Trikoma

- Sklereid

- Kolenkim

2. Kulit kayu manis

Kayu manis adalah tanaman herbal yang termasuk bumbu tertua,

bahkan sudah digunakan oleh bangsa mesir kuno sekitar 5000 tahun yang

lalu. Kayu manis ini secara tradisional juga digunakan sebagai ramuan

obat herbal, tanaman ini memiliki khasiat seperti: diabetes melitus, perut

kembung atau masuk angin, sakit kepala, diare, maag, asam urat.

Taksonomi dari Cinnamomum burmannii yaitu :

Kingdom  : Plantae

Division   : Magnoliophyta

14
Class       :  Magnoliopsida

Order      :  Laurales

Family     : Lauraceae

Genus      : Cinnamon

Species    : Cinnamomum burmannii

a. Makroskopis

Secara makroskopis simplisia tumbuhan pulutan memiliki ciri-ciri

sebagai berikut :

 Kayu : Agak berat, tidak keras, Pejal, struktur halus, dengan serat

lurus.

 Warna dan bau  : kayu manis ini berwarna merah muda coklat, dan

berbau adhas.

 Kulit : berwarna kelabu tua, berbau tajam.

 Daun : Berwarna merah atau hijau.

b. Mikroskopis

Menurut identifikasi yang kami lakukan secara mikroskopis, kami

mendapatkan hasil sebagai berikut :

 Parenkim

 Serabut

 Sklereid

15
16

You might also like