You are on page 1of 53

Laporan Praktikum

Fisiologi Tumbuhan

Disusun oleh :
Nama : Helsi Eliska Dewi
Nim : 342008177
Kelas / Semester : Biologi C / V

Dosen Pengasuh : Sapta Handaiyani,Spd

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Muhammadiyah Palembang
2010 – 2011
PRAKTIKUM 1

A. Judul : Mengamati Proses Osmosis pada Tumbuhan

B. Tujuan : Untuk mengamati proses osmosis yang terjadi pada

tanaman kentang dan timun.

C. Pendahuluan:

Pda membrane sel terikat protein yang menembus maupun yang

berada diluar permukaan. Transportasi aktif meliputi proses pompa ATP,

eksositosis, dan endositosis, Adapun transfor pasif meliputi proses difusi,

osmosis, dan difusi terbantu.

Transpor pada membrane tergantung pada ukuran molekul dan zat

yang melewati membrane sel tersebut molekul-molekul yang berukuran

kecil dapat melalui membrane sel dengan dau cara yakitu:

• Dari konsentrasi tinggi kekonsentrasi rendah, atau bias juga

• Menuruni grasien konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah

Mempelajari dunia kehidupan tidak terlepas dari pengetahuan tentang

hirarki biologi. Dalam pengetahuan biologi, sel merupakan unit terkecil

yang dapat melakukan aktivitas kehidupan. Selai itu, dalam organisme

terdapat alat ternspor yang mampu melakukan transpor yang mampu

mengatur organisme lainnya. Sehingga membran sel tersusun atas

senyawa fosfolipid bilayer. Oleh karna itu, sel mampu melakukan

teranspor zat.

Transpor zat melalui membran dibedakan menjadi dua, yaitu transpor

zat yang memerlukan energi (transpor aktif) dan transpor yang tidak
memerlukan energi (transpor pasif). Transpor aktif meliputi proses pompa

ATP, eksositosis, dan endositosis. Adapun transpor aktif meliputi proses

difusi, osmosis, dan difusi terbantu.

D. Kajian Pustaka:

Pada membran sel terikat protein yang menembus maupun yang

berada di luar permukaan. Pernyataan ini berdasarkan atas penemuan

S.J Jinger dan G. Nicholson pada tahun 1972 tentang teori membran yang

dikenal sebagai model mozaik fluid. Dengan melihat struktur seperti yang

disebutkan di atas, membran bukan hanya sebagai pembatas suatu sel,

tetapi lebih kompleks lagi karena membran memiliki kegunaan lain seperti

berperan dalam lalu lintas keluar masuknya sel.

Transportasi molekul yang menuruni gradien konsentrasi disebut

dengan transportasi pasif, sedangkan transportasi molekul yang melawan

gradien konsentrasi disebut transportasi aktif. Molekul-molekul yang

berukuran besar dalam proses transportasinya melibatkan pelekukan

membran sel sehingga membentuk suatu vesikula. Transportasi aktif

meliputi proses pompa ATP, eksositosis, dan endositosis. Adapun

transpor pasif meliputi proses difusi, osmosis, dan difusi terbantu.

Transpor zat melalui membran dibedakan atas 2 (dua), yaitu

transpor zat yang memerlukan energi (transpor aktif) dan transpor yang

tidak memerlukan energi (transpor pasif). Transpor aktif meliputi proses

pompa ATP, eksositosis, dan endositosis. Adapun transpor pasif meliputi

proses difusi, osmosis, dan difusi terbantu.


• TRANSPOR AKTIF

Transor aktif dilakukan apabila zat yang akan dilewatkan membran

melawan gradien konsentrasi sehingga tidak dapat mengendalikan

transpor aktif.

• DIFUSI

Difusi merupakan pergerakan atau perpindahan partikel atau

molekul suatu zat (padat,cair, atau gas) dari tempat yang berkonsentrasi

tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah, baik melewati membran

ataupun tidak.

• Contohnya : perpindahan oksigen (O2) dari paru-paru ke dalam

darah.

Difusi terbagi 3 yaitu :

Difusi pasif

Difusi pasif adalah pergerakkan obat dari konsentrasi tinggi ke

konsentrasi rendah. Bersifat spontan, non selektif, bergantung pada

konsentarasi, proses ini akan berhenti pada saat konsentrasi yang dicapai

telah sama.

Difusi aktif

adalah pergerakkan zat yang melawan gradien konsentrasi

sehingga perlu energi. Karena adanya energi, maka pergerakkan obat

dapat bergerak dari keadaan konsentrasinya rendah ke konsentrasinya

tinggi. Pergerakkan ini akan berhenti jika energi telah habis.


Difusi terfasilitasi

pada proses ini terdapat carrier yang memfasilitasi proses transpor.

Bersifat spesifik, karena hanya zat yang cocok dengan carrier sajalah

yang dapat terbawa. Proses ini tidak tergantung dari konsentrasi dan

berhenti ketika carrier tidak ada lagi.

• OSMOSIS

Osmosis merupakan proses perpindahan molekul-molekul zat

pelarut (air) dari tempat yang berkonsentrasi rendah menuju ke tempat

yang berkonsentrasi tinggi dengan melewati membran semipermeabel.

Contohnya : Masuknya air ke dalam sel-sel akar.

• DIFUSI TERBANTU

Difusi terbantu adalah difusi yang memerlukan bantuan protein.

Contohnya : perpindahan bakteri Escherichia Coli ke medium yang

mengandung laktosa.
E. Alat dan Bahan :

• Cawan Petri (2 buah)

• Glas kimia (1 buah)

• Pisau

• Pengaduk

• Tusuk gigi

• Air/ akuades

• Garam halus

• Kentang

• Timun

F. Cara Kerja:

1. Iris kentang dan timun yang berukuran sedang dengan ketebalan

kurang lebih 0,5 cm, sebanyak 4 potong. Usahakan ketebalan

irisan sama.

2. Buat larutan garam dengan cara menambahkan 1 sendok makan

gram dalam 200ml air. Aduk dengan baik hingga gram larut.

3. Isi cawan petri pertama dengan larutan gram hingga ¾ tinggi petri,

dan cawan petri kedua isi dengan air/ akuades. Beri lebel pada

petri yang berisi larutan gram dengan ”air gram”, dan label ”air”

untuk petri berii air/ akuades.

4. Masukan masing- masing 2 iris kentang dan 2 iris timun kedalam

petri ”air gram” dan dalam petri ”air”.


5. Biarkan selama 15 menit kemudian amati tingkat kekerasannya.

Tuliskan hasil pengamatan anda pada tabel berikut ini.

G. Hasil Pengamatan:

Perlakuan air garam Perlakuan air

15 menit 30 menit 15 menit 30 menit

Kentang - --- + +++

Timun - --- + + ++

Keterangan:

Tingkat kekerasan ditunjukan dengan tanda +, semakin keras bahan maka

tanda semakin + yang diberikan semakin banyak.

 Bahan Diskusi:

1. Mengapa irisan kentang dan timun harus mempunyai ketebalan

yang sama?

2. Apakah terdapat perbedaan kekerasan kentang / timun yang

terdapat dalam larutan gram dam yang terdapat dalam air?

Mengapa demikian?

3. Apakah terdapat perbedaan kekerasan antara kentang dan timun

dalam larutan yang sama? Mengapa demikian?

4. Tuliskan analisa anda secara jelas dan tajam dalam laporan

praktikum!
Jawab:

1. Irisan kentang dan timun harus mempunyai ketebalan yang sama,

agar kita dapat mengetahui perdedaan perubahan yang terjadi

pada timun dan kentang.

2. Iya, terdapat perbedaan kekerasan pada kentang dan timun yang

terdapat dalam larutan gram dan yang terdapat dalam air. Karena

kentang dan timun memiliki daya absorbsi yang lebih cepat, dan

hal ini disebabkan karena air yang berada pada kentang/timun

bergerak keluar cawan petri sehingga kadar air pada kentang/timun

berkurang dan menyebabkan beratnya berkurang, sehingga

kentang/timun pada perlakuan air gram 30 menit tingkat

kekerasannya lebih tinggi. Namun, perubahan berat tidak terjadi

pada kentang dan timun yang direndam dalam .

3. Iya, terdapat perdedaan kekerasan antara kentang dan timun dala

larutan yang sama. Hal ini dikarnakan pada timun daya absorsinya

lebih besar dari pada kentang, karna timun memiliki kandungan air

yang lebih banyak daripada kentang. Misalkan saat perlakuan air

gram pada 15 menit pertama dan 15 menit kedua, timun memiliki

tingkat kekerasan yang lebih tinggi dari pada kentang. Itu

menandakan kegiatan osmosis pada timun lebih besar dari pada

kentang.

.
H. Deskriftip Data:

Pada praktikum proses osmosis pada tumbuhan kentang dan

timun, dapat kita ketahui. Pada saat timun dan kentang di rendam dengan

menggunakan air gram dan air biasa, kita dapat mengetahui perbedaan

prubahan yang terjadi pada timun dan kentang.

Terdapat perbedaan kekerasan pada kentang dan timun yang

terdapat pada rendaman air gram dan yang terdapat dalam air. Karena

kentang dan timun memiliki daya absorbsi yang lebih cepat, dan hal ini

disebabkan karena air yang berada pada kentang/timun bergerak keluar

cawan petri sehingga kadar air pada kentang/timun berkurang dan

menyebabkan beratnya berkurang, sehingga kentang/timun pada

perlakuan air gram 30 menit tingkat kekerasannya lebih tinggi dari pada

timun.
I. Kesimpulan:

 Difusi merupakan perpindahan partikel larutan dari tempat yang

berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah.

Sedangkan osmosis merupakan proses perpindahan partikel

larutan (baik pelarut & zat terlarut) dari konsentrasi tinggi ke

konsentrasi rendah dengan melibatkan selaput semipermeabel.

 Molekul berukuran kecil dapat melewati membran sel dengan dua

cara, yaitu dari kensentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, atau bisa

juga menuruni gradien konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.


PRAKTIKUM 2

A. Judul : Transpirasi Tumbuhan

B. Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap

kecepatan transpirasi pada tumbuhan dengan metode penimbangan.

C. Pendahuluan:

Transpirasi tumbuhan dapat diartikan sebagai proses kehilangan

air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata (Lakitan

1993). Kemungkinan kehilangan air dari jaringan lain dapat saja terjadi,

tetapi porsi kehilangan tersebut sengat kecil dibandingkan dengan yang

hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan besarnya

jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada

air yang hilang melalui stomata.

Hilangnya air dari tanaman dalam hal ini transpirasi berhubungan

dengan stomata. Lubang stomata yang berbentuk oval mempunyai kaitan

dengan intensitas pengeluaran air. Percobaan fisika membuktikan bahwa

penguapan air yang tidak ditutup sama sekali lebih lambat dari pada

penguapan air melalui lubang-lubang selaput yang halus. Dalam batasan

tertentu, semakin banyak pori, maka penguapan juga semakin cepat.

Posisi lubang yang berdekatan menyebabkan penguapan melalui

lubang yang satu terhambat oleh penguapan lubang yang melewati

lubang tidak lurus tetapi membelok karena pengaruh sel penutup. Bentuk
stomata yang oval juga memudahkan pengeluaran air dari pada bentuk

stomata yang bundar.

Transpirasi dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan tempatnya,

yaitu transpirasi kutikula, transpirasi lentikuler, transpirasi stomata. Hampir

97% air dari tanaman hilang melalui transpirasi stomata. (Heddy,1990).

Proses transpirasi pada dasarnya sama dengan proses fisika yang

terlibat dalam penguapan air dari permukaan bebas. Dinding mesofil

basah yang dibatasi dengan ruang antar sel daun merupakan permukaan

penguapan. Konsentrasi uap air dalam ruang antar sel biasanya lebih

besar daripada udara luar. Manakala stomata terbuka, lebih banyak

molekul air yang akan keluar dari daun melalui stomata dibandingkan

dngan jumlah yang masuk per satuan waktu, dengan demikian tumbuhan

tersebut akan kehilangan air.

D. Kajian Pustaka:

Transfirasi pada hakekatnya adalah penguapan. Transfirasi dapat

diartikan senagai hilangnya air dalam bentuk uap air dari dalam jaringan

tumbuhan. Meskipaun transfirasi terjadi pada setiap tumbuhan , tetapi

pada umumnya kehilangan air terbesar berlangsung melalui daun.

Ada dua tipe transfirasi yang terjadi pada daun:

• Transfirasi kutikula, dimana penguapan air yang terjadi secara

langsung melalui kutikula epidermis. Kutikula daun relatif tidak

tembus air, dan pada sebagian besar jenis tumbuhan transfirasi

kutikula hanya sekitar 10 persen.


• Transfirasi stomata, dimana terjadi kehilangan air berlangsung

melalui stomata.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi laju transfirasi antara

lain ialah:

1. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi mekanisme buka tutup

stomata.

2. Kelembaban udara sekitar tanaman

3. Suhu udara

4. Suhu daun tanaman

Angin dapat pula mempengaruhi laju transfirasi. Angin dapat memacu

laju transfirasi jika udara yang bergerak melewati permukaan daun

tersebut lebih kering ( kelembaban nisbisnya lebih rendah) dari udara

sekitar tumbuhan tersebut.

Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui stomata

dapat melalui kutikula walaupun hanya 5-10% dari jumlah air yang

ditranspirasikan di daerah beriklim sedang. Air sebagian besar menguap

melalui stomata,sehingga jumlah dan bentuk stomata sangat

mempengaruhi laju transpirasi (Tjitrosomo, 1985).


E. Alat dan Bahan :

• Erlenmeyer 250 ml (2 buah)

• Sumbat Erlenmeyer atau sumbat gabus (2 buah)

• Gelas ukur 250 ml

• Stopwatch

• Timbangan

• Termometer

• Higrometer

• Luxmeter

• Lampu pijar 100 watt

• Statip

• Pisau Tajam

• Penggaris

• Ember

• Air

• Vaselin

• Kertas grafik / milliliter blok

• Dua pucuk tanaman pacar air ( Impatien balsemia)

F. Cara Kerja:

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan diperlukan.

2. Tanaman pacar air yang digunakan memounyai kondisi yang

hampir sama, dengan tinggi sekitar 20cm dan daun dalam keadaan

baik, tidak rusak atau sobek dengan jumlah relatif sama.


3. Siapkan 2 bauah erlenmeyer dan isi dengan air sebanyak 150ml.

4. Potong miring pangkal pucuk batang tanaman pacar air didalam air

dengan pisau yang tajam dan segara masukan potongan tanaman

tersebut pada tabung erlenmeyer melalui lubang pada sumbat

sampai bagian bawahnya terendam air.

5. Olesi celah-celah yang ada, misalnya pada sekitar sumbat penutup,

dengan vaselin untuk menghindari penguapan yang mungkin

terjadi.

6. Timbang kedua erlenmeyer tersebut lengkap dengan air yang ada

didalamnya dan mencatatnya.

7. Letakan erlenmeyer 1 di dalam ruangan (tranpirasi pada tempat

gelap) dan erlenmeyer 2 pada tempat dengan jarak 20cm dari

lampu pijar 100 watt (transpirasi pada tempat terang).

8. Kemudian ukurlah kondisi lingkungan kedua tempat tersebut

melipiti suhu, insensitas cahaya dan kelembaban. Catat hasil

pengukuran.

9. Pengamatan dilakukan setiap 30 menit sekali, dengan cara

menimbang erlenmeyer beserta pelengkapannya dan mencatatnya.

10. Ulangi pengukuran sebanyak 3kali (3 x 30 menit).

11. Setelah penimbangan terakhir, ambil daun-daun pada tanaman

tersebut, kemudian mengukur luas total daun tersebut dengan

kertas grafik/ milimeter dengan cara:

a) Membuat pola masing-masing daun pada kertas

grafik/milimeter.
b) Menghitung luas daun dengan ketentuan, apabila kurang

dari kotak dianggap nol dan bila lebih dari dianggap satu.

G. Hasil Penggamatan:

1. Hasil penimbangan terhadap kedua tanaman selama

transpirasi, dilakukan dengan mengisi tabel dibawah ini.

Tabel 1. Selisi Berat Tanaman Pacar Air ( Impatien balsemia)

selama transpirasi ditempat terang.

Berat Awal Berat Akhir Selisi Berat (g) Rata-rata

Waktu (g) (g)

30 Menit 183,1 182,9 0,2

pertama

0,2
30 Menit kedua 182,9 182,7 0,2

30menit ketiga 182,7 182,5 0,2

Tabel 2. Selisih Berat Tanaman Pacar Air (Impatien balsemai)

selama transpirasi ditempat gelap.


Waktu Berat Awal Berat akhir Selisi Berat (g) Rata-rata

(g) (g)

30menit 181,6 181,3 0,3

pertama 0,26

30menit kedua 181,3 181,0 0,3

30menit ketiga 181,0 180,8 0,2

2. Hasil penimbangan terhadap luas daun tanaman, diisikan

pada tabel berikut.

Tabel. Luas Daun selama Transpirasi

Nomor Perlakuan Luas Daun (cm2)

1 Tempat Terang 20

2 Tempat Gelap 23

3. Hasil pengukuran terhadap keadaan lingkungan disekitar

tanaman, diisikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Pengukuran Keadaan Lingkungan

N0 Perlakuan Suhu Intensitas Cahaya Kelembaban ( % )


(°C ) (Cd)
1 Tempat 35,5 4K 681%

Terang
2 Tempat 31 0,5 K 85%

Gelap

4. Hitung kecepatan transpirasi di tempat terang dan di tempat

gelap, dengan rumus berikut ini:

Kecepatan transpirasi = rata-rata selisih berat : lamanya transpirasi :

luas daun

Tabel 5. Kecepatan Transpirasi Tanaman

Nomor Perlakuan Kecepatan Transpirasi (g/menit/cm)

1 Tempat Terang 0,00011 g / menit / cm


2 Tempat Gelap 0,00012 g / menit / cm

Tempat gelap Tempat terang

F. Pertanyaan
1. Apakah ada perbedaan berat awal dan berat akhir pada semua

perlakuan (terang dan gelap)? Mengapa Demikian?

2. Apakah ada perbedaan terhadap selisih berat awal dan berat akhir

pada masing-masing perlakuan? Mengapa demikian?

3. Apakah metode penimbangan untuk menentukan kecepatan

transpirasi yang dilakukan dalam percobaan ini dapat dijadikan

patokan terhadap semua tumbuhan? Jelaskan alasanya!

4. Mengapa pemotongan batang tanaman pacar air( Impatien

balsemia) harus dilakukan dalam air dan dipotong secara miring?

Jawaban:

1. Iya ada, terdapat perbedaan berat awal dan berat akhir pada

semua perlakuan (gelap dan terang). Hal ini dikarenakan adanya

transpirasi yang dilakukan oleh tanaman pacar air (Impatien

balsemia), sehingga penguapan air yang terjadi akibat transpirasi

menyebabkan air semakin berkurang karena diserap oleh batang

tanaman tersebut.

2. Ada, selisih berat awal dan berat akhir pada tiap-tiap perlakuan

berbeda. Hal ini dikarenakan bahwa transpirasi yang dilakukan

sangat bergantung dari faktor lingkungan yaiyu suhu, kelembaban

dan intensitas cahaya yang ada di sekitar tanama pacar air

(Impatien balsemia). Suhu yang ada di tempat terang lebih tinggi

dari pada yang terdapat di tempat gelap begitu pula pada

intensitas cahaya yang terjadi, sedangkan kelembaban tanaman

yang berada di tempat yang gelap lebih tinggi dari pada tanaman
yang berada di tempat yang terang. Sehingga memungkinkan

perbedaan tingkat trenspirasi pada kedua perlakuan tersebut yang

mana pada tanaman ditempat yang terang kecepatan

transpirasinya lebih tinggi dari pada yang gelap.

3. Tidak, karena setiap tanaman memiliki ukuran yang berdeda, Tidak

mungkin metode penimbangan tersebut dapat dilakukan pada

sebuah tanaman pohon, karena pohon memiliki ukuran dan berat

yang lebih besar dari timbangan tersebut.

4. Pemotongan yang terjadi pada bagian batang akan mempengaruhi

laju transpirasi dan batang yang terendam air akan kekurangan

oksigen sehingga penyerapan air berkurang, dilakukan

pemotongan harus dilakukan pada air dan batang dipotong miring

karena untuk mempermudah tanaman melakukan transpirasi. Dan

bila pemotongan batang dilakukan tidak dilakukan didalam air,

maka air pada tanaman pacar air tersebut akan keluar dari batang,

bila pemotngan dilakukan didalam air, maka air tersebut tidak akan

keluar tetapi akan tetap tertahan didalam tanaman pacar air, hal ini

dikarenakan pada tanaman pacar air banyak terkandung air bila

pemotongan batang terjadi diair, maka air di lingkungan tidak akan

masuk ke dalam tanaman, dan sebaliknya air di tanaman tidak

akan keluar ke lingkungan.

• Bahan Diskusi
Lingkungan mempunyai peranan terhadap kecepatan transpirasi

yang terjadi pada tumbuhan. Uraikan maksud pernyataan tersebut dengan

lengkap, jelas dan padat!

Transpirasi yang dilakukan sangat bergantung dari faktor

lingkungan yaitu suhu, kelembaban dan intensitas cahaya yang ada di

sekitar tanaman Sehingga memungkinkan perbedaan tingkatan transpirasi

pada karena perbedaan faktor lingkungan yang terjadi.

Faktor-faktor eksternal yang yang mempengaruhi transpirasi :

a) Suhu

Kenaikan suhu dari 180 sampai 200F cenderung untuk meningkatkan

penguapan air sebesar dua kali. Suhu daun di dalam naungan kurang

lebih sama dengan suhu udara, tetapi daun yang terkena sinar matahari

mempunyai suhu 100 – 200F lebih tinggi dari pada suhu udara.

b) Kelembaban

Gerakan uap air dari udara ke dalam daun akan menurunkan laju neto

dari air yang hilang, dengan demikian seandainya faktor lain itu sama,

transpirasi akan menurun dengan meningkatnya kelembaban udara.

Apabila stomata dalam keadaan terbuka maka kecepatan difusi dari uap

air keluar tergantung pada besarnya perbedaan tekanan uap air yang ada

di dalam rongga-rongga antar sel dengan tekanan uap air di atmosfer.


Jika tekanan uap air di udara rendah, maka kecepatan difusi dari uap air

di daun keluar akan bertambah besar begitu pula sebaliknya. Pada

kelembaban udara relatif 50% perbedaan tekanan uap air didaun dan

atmosfer 2 kali lebih besar dari kelembaban relatif 70%.

c) Cahaya

Cahaya mempengaruhi laju transpirasi melalui dua cara yaitu: Sehelai

daun yang terkena sinar matahari langsung akan mengabsorbsi

(menyerap) energi radiasi. Cahaya tidak usah selalu berbentuk cahaya

langsung dapat pula mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya

terhadap buka-tutup stomata.

d) Kandungan air tanah

Jika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat penyerapan oleh akar,

gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lebih lambat. Hal ini

cenderung untuk meningkatkan defisit air pada daun dan menurunkan laju

transpirasi lebih lanjut.

e) Angin

Angin cenderung untuik meningkatkan laju transpirasi, baik didalam

naungan atau cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan tetapi di bawah

sinar matahari pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun, dengan

demikian terhadap penurunan laju transpirasi, cenderung menjadi lebih

penting dari pada pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air.


H. Deskriftip Data:

Pada praktikum transpirasi tumbuhan yang mengambil contoh dari

tumbuhan pacar air (Impatien balsemia) yang bertujuan untuk mengetahui

pengaruh lingkungan terhadap kecepatan pada tumbuhan dengan metode

penimbangan.
Terdapat factor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi antara

lain ialah:

• Suhu

• Cahaya

• Kelelbaban

• Kandungan air, dan

• Angin

Besarnya laju transpirasi juga ikut dipengaruhi oleh faktor lain yang

juga mempengaruhi seperti membuka dan menutup stomata.

I. Kesimpulan:

Dari pembahasan diatas saya menyimpulkan bahwa pada setiap

tanaman mengalami transpirasi, yang terjadi pada sromata. Besarnya

transpirasi juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan (eksternal) tersebut

walau ada faktor lain yang juga mempengaruhi seperti membuka dan

menutup stomata dan juga faktor internal.

PRAKTIKUM 3

A. Judul : Respirasi Tumbuhan


B. Tujuan : Untuk mengetahui banyaknya oksigen yang dibutuhkan

oleh tumbuhan dalam proses pernapasan.

C.Pendahuluan:

Respirasi meliputi: reaksi reduksi dan oksidasi, senyawa-senyawa

yang berenergi tinggi, kerja enzim, glikolisis, daur krebs, fermentasi,

foforisasi oksidatif, factor-faktor yang mempengaruhi respirasi. Hormon

tumbuh meliputi macam-macam zat pengatur tumbuhan, fungsi zat

pengatur tumbuhan,pengaruh zat pengatur tumbuhan, pengaruh zat

pengatur tumbuhan pada pertumbuhan mekanisme kerja zat pengatur

tumbuhan. Perkecambahan pada tumbuhan. Dormansi dan proses

penuaan.

Fotoperiodisme yang terjadi pada tumbuhan dan jam biologi.

Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-

senyawa organik menjadi CO2 , H2O Dan energi. Namun demikian

respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat

dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator

mengalami reduksi menjadi H2O. Yang disebut substrat respirasi adalah

setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau

senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif

banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air.

Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang

terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi. Krbonhidrat merupakan substrat


respirasi utama yang terdapat dalam sel tumbuhan tinggi. Terdapat

beberapa subtrat respirasi yang penting lainya diantaranya adalah

beberapa jenis gula seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa, pati, asam

organik dan protein (digunakan pada keadaan & spesies tertentu). Secara

umum, respirasi krbonhidrat dapat ditukiskan sebagai berikut

D. Kajian Pustaka:

Suatu ciri hidup yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan hijau

adalah kemampuan dalam menggunakan zat karbon dari udara untuk

diubah menjadi bahan organik serta diasimilasi dalam tubuh tumbuhan.

Tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya tergolong pada organisme

autotrof, yaitu makhluk hidup yang dapat mensintesis sendiri senyawa

organik yang dibutuhkannya. Senyawa organik yang baku adalah rantai

karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses fotosintesis.

Fotosintesis atau asimilasi karbon adalah proses pengubahan zat-zat

anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil menjadi zat organik karbohidrat

dengan bantuan cahaya. Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh

tumbuhan yang mempunyai klorofil. Proses ini hanya akan terjadi jika ada

cahaya dan melalui perantara pigmen hijau daun yaitu klorofil yang

terdapat dalam kloroplas.

Energi yang diperlukan oleh tumbuhan untuk mempertahankan

hidup diperoleh dengan cara merombak (katabolisme atau disimilasi)

energi kimia yang terbentuk dalam molekul organik yang disintesis dalam
kegiatan fotosintesa. Proses pelepasan energi yang menyediakan energi

bagi keperluan sel disebut dengan proses respirasi.

Biasanya sel-sel tumbuh berupa oksidasi molekul organik oleh

oksigen dari udara membentuk karbon dioksida dan air. Untuk alasan

inilah metode respirasi umum diberikan tambahan kata aerop (respirasi

aerop).

Respirasi bukan berupa satu reaksi melainkan terjadi dalam banyak

tahap. Molekul glukosa dirombak menurut urutan reaksi yang teratur.

Beberapa reaksi respirasi yang menghasilkan energi bergabung untuk

membentuk ATP dan penggabungan ini memungkinkan terjadinya

penyimpanan sebagian energi yang timbul selama respirasi, sehingga

tidak begitu saja hilang sebagi panas. Jadi fungsi utama respirasi adalah

menghasilkan molekul-molekul ATP.

Dalam peraktikum respirasi ini kami melakukan percobaan pada

tanaman cambah, yang bertujuan untuk mengetahui banyak oksigen yang

dibutuhkan oleh tumbuhan dalam proses pernapasan.

E. Alat dan Bahan :

• Respirometer sederhana

• Spuit
• KOH kristal

• Kapas

• Eoslin/ yodium

• Vaselin

• Kecambah

• Stop wacth

F. Cara Kerja :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Timbang kecambah masing-masing 3 gram (perlakuan 1) dan 4

gram (perlakuan II).

3. Masukkan 3 butir KOH kristal ke dalam botol respirometer lalu

masukan kapas secukupnya yang berfungsi sebagai sekat.

4. Kemudian masukkan kecambah untuk perlakuan 1.

5. Kemudian tutup botol dengan penyumbat yang mengandung pipa

bersekala dan berikan vaselin pada mulut tutup botol secukupnya

sehingga benar-benar rapat agar udara luar tidak mempengaruhi

tekanan didalam botol.

6. Letakan instrumen pada tempat yang datar.

7. Tetesi eosin pada ujung pipa respirometer yang terbuka.

Tempatkan eosin tepat diangka nol. Apabila tidak tepat di angka

nol maka perhitungannya harus dikurangi dengan angka awal.


8. Amati pergerakan eosin tersebut dan catatlah kecepatan

bergeraknya sebanyak 3 kali dalam jangka waktu masing-msing

selama 5 menit (3 X 5 menit).

9. Ulungi cara yang sama untuk perlakuan II.

G. Data Hasil Pengamatan

Tabel: Laju Kecepatan Oksigen pada Respirasi.

Tabel 1: Laju kecepatan O2 pada respirometer

Berat 5menit 5 menit 5 menit Rata-rata

kecanbah pertama kedua ketiga


3 Gram 0,35 0, 18 0,12 0,17

4Gram 0,40 0,26 0,25 0,266

Hitung laju konsumsi oksigen pada proses respirasi kecambah selama

satu jam, dengan menggunakan rumus berikut:

Konsumsi Oksigen = volume konsumsi oksigen rata-rata : berat

tanaman : waktu.

0,17 : 3 : 12 = 0,00472

0,226 : 4 : 12 = 0,00470

Catatan:

Waktu yang digunakan adalah kecepatan respirasi tanaman selama satu

jam karena pengamatan yang dilakukan selama selang waktu 5 menit,


maka diperoleh angka 12 untuk waktu (didapat dari 60 menit (1 jam ) : 5

menit (waktu pengamatan) = 12).

• . Pertanyaan

1. Apakah ada perbedaan antara perlakuan 1 (kecambah 3 gram)

atau perlakuan II (kecambah 4 gram) ? Jelaskan!

2. Apakah setiap bagian tanaman mempunyai konsumsi oksigen

yang sama pada respirasi? Jelaskan alasanya!

Jawaban :

1. Ada, yaitu pada kecepatan respirasinya. Hal ini dikarenakan pada

kecambah perlakuan II (berat kecambah 4 gram) memiliki berat

yang lebih dari pada perlakuan I (berat kecambah 3 gram). Jadi

konsumsi pada perlakuan II (berat 4gram) lebih banyak.

2. Tidak, menurut saya pada percobaan ini konsumsi lebih banyak

terjadi pada bagian batang kecambah, karena daun yang biasanya

dipakai sebagai tempat respirasi merupakan modifikasi batang.

Sementara bagian akarnya belum terbentuk sempurna, sehingga

belum bisa digunakan. Jadi mengapa pada proses pertumbuhan

kecambah, batang lebih dominan untuk cepat tumbuh dari pada

bagian tanaman lainnya.

H. Deskriftip Data:
Pada praktikum ini kita telah mengamati proses respirasi pada

kecambah kacang hijau. Alasan mengapa bahan yang digunakan adalah

kecambah kacang hijau, karena tumbuhan ini merupakan suatu

organisme yang walaupun ia masih belum berkembang dengan sempurna

tetapi sudah bisa melakukan pernapasan, hal ini terbukti dari hasil

percobaan yang telah diamati dimana kecambah kacang hijau sebagai

bahan percobaan mampu melakukan respirasi.

Kecambah melakukan pernapasan untuk mendapatkan energi yang

dilakukan dengan melibatkan gas oksigen (O2) sebagai bahan yang

diserap/diperlukan dan menghasilkan gas karbondioksida (CO2), air (H2O)

dan sejumlah energi.

Pada dasarnya, proses respirasi bertujuan untuk mendapatkan

energi yang digunakan dalam metabolisme dan proses pertumbuhan serta

perkembangan untuk menjadi sebuah tanaman dewasa. Semakin besar

suatu tanaman, maka makin besar pula kebutuhannya akan energi

sehingga dalam respirasinya memerlukan oksigen yang banyak pula.


Pada pengamatan ini digunakan alat yang disebut respirometer,

alat ini berfungsi untuk mengukur jumlah oksigen yang diperlukan dalam

respirasi. Di dalam tabung respirometer diletakkan kapas yang sudah

dibasahi larutan KOH 10%. Kapas yang sudah dibasahi larutan KOH 10%

ini akan mengikat oksigen yang ada di dalam tabung respirometer,

sehingga di dalam tabung respirometer terjadi perebutan oksigen antara

larutan KOH 10% dengan kecambah kacang hijau. Kecambah kacang

hijau tidak bisa mengikat oksigen yang dibebaskan oleh larutan KOH 10%

karena yang diperlukan kecambah kacang hijau adalah oksigen bebas,

bukan oksigen yang terikat sehingga lama-kelamaan oksigen yang ada di

dalam tabung respirometer habis dan akhirnya oksigen dari luar akan

tertarik masuk ke dalam tabung respirometer melalui selang karet.

Masuknya oksigen dari luar ini ditandai dengan naiknya larutan eosin yang

dimasukkan dalam pipa kaca.

I.Kesimpulan

Respirasi dipengaruhi oleh masa tubuh, suhu dan jenis

hewan/tumbuhan. Laju respirasi dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain, ketersediaan substrat, ketersedian oksigen, suhu, tipe dan

umur tumbuhan
PRAKTIKUM 4

A. Judul: Fotosintesis

B. Tujuan: Untuk mengetahui bahwa fotosintesis menghasilkan oksigen

dan fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa factor.

C.Pendahuluan:

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan

sintesis yang beraryi menyusun. Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai

suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi

cahaya. Sumber energi adalah matahari.Proses ini dapat berlangsung

karena adanya suatu pigmen tertentu dengan bahan CO2 dan H2O.

Fotosintesis merupakan suatu proses bioogi yang kompleks,

proses ini menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat

dimanfaatkan oleh krorofil yang terdapat dalam kloroplas. Proses

fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa factor anatara lain air (H 2O),

konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya.

Tetapi yang menjadi factor utama fotosintesis agar dapat berlangsung

adalah cahaya, air, dan karbondioksida.

Fotosintesis sering didefinisikan sebagai suatu proses

pembentukan karbohidrat dan karbondioksida serta air yang dilakukan sel-

sel yang berkrorofil dengan adanya cahaya matahari yang disebabkan

oleh olkigen (O2). Ada juga yang mengartikan fotosintesis dengan suatu

pristiwa pengolahan atau pemasakan makanan yang terjadi pada daun

dengan bantuan cahaya matahari.


D. Kajian Pustaka:

Fotosintesis ialah suatu proses pada tumbuhan hijau untuk

menyusun senyawa organic dari karbon dioksida dan air. Proses ini hanya

terjadi jaka cahaya dan melalui perantara pigmen hijau klorofil yang

terletak pada organel stomata yang sering disebut kloroplas. Reaksi

secara keseluruhan dapat kita nyatakan dengan persamaan berikut:

6CO2 + 6H2O + energi cahaya matahari _______ CH2O + 6 O2

Dari persamaan diatas dapat dinyatakan bahwa 6 CO2 digunakan,

sedangkan 6 O2 dilepaskan dalam proses. Maka dapat dikatakan bahwa

jumlah volume CO2 yang diperlukan sama dengan jumlah O2 yang

dibebaskan atau disebut dengan koefisien fotosintesis.


E. Alat dan Bahan:

1. Gelas kimia

2. Corong kaca

3. Tabung reaksi

4. Termometer

5. Counter

6. Kawat

7. Lampu pijar 100 watt

8. Es batu

9. Air panas 40

10.NaHCO3

11.Hydrilla verticilata

F. Cara kerja:

1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Rangkailah alat-alat seperti gambar dibawah ini sebanyak 5

perangkat. Perhatikanlah bahwa tabung reaksi harus dalam

keadaan penuh berisi air (jangan ada rongga udara).


3. Perangkat 1 langsung diletakan dibawah lampu pijar 100 watt

dengan jarak sekitar 20 cm dari alat. Lampu pijar dianggap

sebagai cahaya matahari.

4. Perangkat II dibuat dengan menambahkan beberapa potong es

batu, perangkat III ditambahkan air panas sehingga suhu air pada

percobaan menjadi sebesar 40C, dan pada perangkat IV

ditambahkan NaHCO3 sebanyak 5 gram. Ketiga perangkat ini juga

diletakkan di bawah lampu pijar sama seperti perangkat 1.

5. Terakhir, perangkat V diletakan langsung di tempat teduh.

6. Amati apa yang terjadi selama 15 menit. Catat hasil pengamatan

pada tabel.

G. Data Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan yang telah dilakukan diisikan pada tabel dibawah

ini.Data yang dikumpulkan meliputi waktu mulai keluarnya gelembung,

jumlah gelembung selama waktu pengamatan (15 menit) dan suhu air

selama percobaan berlangsung.


Tabel 1. Hasil pengamatan terhadap Waktu, Suhu air dan Jumlah

Gelembung

Perangkat Perlakuan Waktu Suhu Gelembung

1 Cahaya matahari 2 detik 29°C 55

langsung
II Cahaya langsung + es 49 detik 18°C 3
III Cahaya langsung + air 1menit 30 37°C 3

hangat detik
IV Cahaya langsung + 2menit 4 28°C 4

NaHCO3 detik
V Tempat teduh 2menit 45 29°C 5

detik

H. Deskriftip Data:

Pada percobaan tentang proses fotosintesis, Hydrilla verticillata

dengan panjang yang telah ditentukan dimasukan kedalam corong kaca

yang ditutup dengan tabung reaksi dan kemudian kedalam beaker glass

yang berisi air sampai penuh, apabila dilakukan perlakuan dengan

memberi cahaya pada Hydrilla verticillata tersebut akan menghasilkan

gelembungudara yang banyak, sedangkan apabila diberi perlakuan

dengan ditempatkan pada tempat yang tidak terdapat cahaya dengan

lama pengamatan yang sama, maka Hydrilla verticillata yang direndam

akan mengeluarkan gelembung udara dalam jumlah yang relatif sengat

sedikit. Dalam hal ini penambahan larutan NaHCO3 dimasudkan untuk


menambah kandungan CO2 yang terdapat dalam air, dengan persamaan

reaksi sebagai berikut:

NaHCO3 + H2O NaOH + CO2 +H2O

Dari tabel , dapat dilihat perbandingan banyak gelembug gas yang

timbul.ternyata yang paling banyak menghasilkan gelembung adalah pada

perlakuan Cahaya matahari langsung.

Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis:

 Ketersediaan air

Kekurangan air menyebabkan daun layu dan stomata menutup,

akibatnya penyerapan karbondioksida terhambat sehingga laju

fotosintesis menurun.

 Insensitas cahaya

Makin tinggi insensitas cahaya makin banyak energi yang

terbentuk, sehingga mempercepat fotosintesis. Namun, intensitas

cahaya yang terlalu tinggi akan merusak klorofil dan mengurangi

kecepatan fotosintesis.

 Konsentrasi karbondiokssida (CO2)

Semakin tinggi konsentrasi CO2 semakin meningkat laju

fotosintesis.

.
. Pertanyaan

1. Perlakuan mana yang menghasilkan gelembung udara lebih

banyak? Jelaskan!

2. Perlakuan mana yang menghasilkan gelembung udara paling

sedikit? Jelaskan!

3. Apakah tujuan penggunaan NaHCO3 pada perlakuan perangkat

IV? Jelaskan berdasarkan hasil percobaan setelah dibandingkan

dengan perlakuan pada perangkat 1!

4. Gelembung gas apakah yang dihasilkan dari percobaan tersebut?

Bagaimana cara membuktikanya?

5. Berdasarkan banyak sedikitnya gelembung gas yang dihasilkan

dari tiap-tiap perangkat percobaan urutkan dari yang menghasilkan

gas paling banyak ke yang paling menghasilkan gelembung gas

paling sedikit!

6. Berdasarkan percobaan di atas, tentukan faktor apakah yang

mempengaruhi proses fotosintesis?

7. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan ini, faktor manakah

yang paling efektif untuk berlangsungnya proses fotosintesis?

JAWABAN:

1. Pada perlakuan cahaya matahari langsung yang lebih banyak

menghasilkan gelembung. Karena dalam proses fotosintesis yang


sebenarnya tumbuhan langsung berhadapan dengan matahari

untuk melakukan sebuah proses fotosintesis.

2. Pada perlakuan es batu dan air hangat yang menghasilkan

gelembung udara paling sedikit. Karena suhu rendah

membuatkandungan CO2 menjadi rendah pula.

3. Mempercepat laju fotosintesis

4. Gelembung gas O2. Dengan cara

5.

Perangkat Perlakuan Waktu Suhu Gelembung

II Cahaya langsung + es 49 detik 18°C 3


III Cahaya langsung + air 1menit 30 37°C 3

hangat detik
IV Cahaya langsung + 2menit 4 28°C 4

NaHCO3 detik
V Tempat teduh 2menit 45 29°C 5

detik
I Cahaya matahari 2 detik 29 °C 55

langsung

6. Faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis:

 Ketersediaan air

Kekurangan air menyebabkan daun layu dan stomata menutup,

akibatnya penyerapan karbondioksida terhambat sehingga laju

fotosintesis menurun.

 Insensitas cahaya
Makin tinggi insensitas cahaya makin banyak energi yang

terbentuk, sehingga mempercepat fotosintesis. Namun, intensitas

cahaya yang terlalu tinggi akan merusak klorofil dan mengurangi

kecepatan fotosintesis.

 Konsentrasi karbondioksida (CO2)

Semakin tinggi konsentrasi CO2 semakin meningkat laju

fotosintesis.

7. Faktor yang efektif untuk berlangsungnya proses fotosintesis

adalah cahaya matahari langsung.

H. Deskriftip Data:

Pada percobaan tentang proses fotosintesis, Hydrilla verticillata

dengan panjang yang telah ditentukan dimasukkan ke dalam corong kaca

yang ditutup dengan tabung reaksi dan kemudian ke dalam beaker glass

yang berisi air sampai penuh, apabila dilakukan perlakuan dengan

memberikan cahaya pada Hydrilla verticillata tersebut akan menghasilkan


gelembung udara yang banyak, sedangkan apabila diberi perlakuan

dengan ditempatkan pada tempat yang tidak terdapat cahaya dengan

lama pengamatan yang sama, maka Hydrilla verticillata yang direndam

akan mengeluarkan gelembung udara dalam jumlah yang relatif sangat

sedikit. Dalam hal ini penambahan larutan NaHCO3 dimaksudkan untuk

menambah kandungan CO2 yang terdapat dalam air, dengan persamaan

reaksi sebagaiberikut: :

NaHCO3 + H2O NaOH + CO2 + H2O

Dari kedua tabel, dapat dilihat perbandingan banyak gelembung gas yang

timbul. Percobaan yang ditambah larutn NaHCO3 ternyata dapat

mempercepat laju fotosintesis. Fungsi larutan NaHCO3 disini sebagai

katalis dalam reaksi fotosintesis.

Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis :

1.Ketersediaan air

Kekurangan air menyebabkan daun layu dan stomata menutup, akibatnya

penyerapan karbondioksida terhambat sehingga laju fotosintesis menurun.

2. Intensitas cahaya

Makin tinggi intensitas cahaya makin banyak energi yang terbentuk,

sehingga mempercepat fotosintesis. Namun, intensitas cahaya yang

terlalu tinggi akan merusak klorofil dan mengurangi kecepatan fotosintesis

3. Konsentrasi karbondioksida (CO2)

Semakin tinggi konsentrasi CO2 semakin meningkatkan laju fotosintesis.


I. Kesimpulan

 Fotosintesis adalah suatu proses metabolisme dalam tanaman

untuk membentuk karbonhidrat dengan memakai karbondioksida

(CO2) dari udara dan air (H2O) dari dalam tanah dengan bantuan

cahaya matahari dan klorofil.

 Gelembung-gelembung yang timbul dari percobaan menunjukan

dalam fotosintesis dihasilkan oksegen.

 Insensitas cahaya matahari dan karbondioksida ikut

mempengaruhi pembentukan oksigen pada proses ini

PRAKTIKUM 5

A. Judul: Fotosintesis II (uji pati dalam daun)

B. Tujuan : Untuk mengetahui bahwa fotosintesis menghasilkan

karbohidrat (pati/amilum)

C. Landasan Teori:
Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks,

proses ini menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat

dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya

mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam.

Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-

enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid. Proses

fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O),

konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya.

Tetapi yang menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung

adalah cahaya, air, dan karbondioksida (Kimball, 1992).

Fotosintesis sering didefinisikan sebagai suatu proses

pembentukan karbohidrat dan karbondioksida serta air yang dilakukan sel-

sel yang berklorofil dengan adanya cahaya matahari yang disebabkan

oleh oksigen (O2). Ada juga yang mengartikan fotosintesis dengan suatu

peristiwa pengolahan atau pemasakan makanan yang terjadi pada daun

dengan bantuan cahaya matahari(Kimball, 1992).

D. Kajian Teori:

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan

sintesis yang berarti menyusun.Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai

suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi

cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat
berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu dengan bahan CO2

dan H2O.

Berbeda dengan organisme heterotrof, organisme autotrof

menggunakan energi yang berasal dari oksidasi dan zat-zat organik

tertentu. Organisme yang demikian disebut kemoautotrof, karena

menggunakan zat – zat kimiawi dalam memproduksi senyawa organik dari

senyawa non-organik. Sedangkan peristiwa fotosintesis sendiri dilakukan

oleh organisme autotrof yang seringkali disebut dengan organisme

fotoautotrof, karena dalam proses pembentukan senyawa organiknya

menggunakan energi yang berasal dari cahaya matahari(Kimball, 1992).

Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan

energi yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam

molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Organisme heterotrofik,

seperti ragi dan kita sendiri, hidup dan tumbuh dengan memasukan

molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya (Kimball, 1992). Untuk

mengetahui ada atau tidaknya amilum yang terdapat dalam proses

fotosintesis dapat dilakukan dengan berbagai percobaan, diantaranya

dengan memberi perlakuan variasi cahaya matahari yang berbeda pada

daun tumbuhan dan mengujinya dengan larutan JKJ untuk memperoleh

hasil dan data yang bervariasi antara daun tumbuhan sampel (Ellis, 1986).

E. Alat dan Bahan

1. Gelas kimia

2. Pipet

3. Pengset
4. Pengaduk

5. Daun tanaman kembang sepatu (Hibiscus rosesinensis) atau

sejenisnya (Roseaceae)

6. Plester/selotip

7. Air panas

8. Alkohol 70%

9. Yodium cair

F. Cara kerja

1. Siapkan daun Hibiscus yang telah ditutupi sebagian daunya

dengan plester/selotip, satu hari sebelum percobaan dilakukan.

2. Lepaskan plester/selotip dari daun, lalu celupkan daun tersebut

kedalam air mendidih dan diamkan selama 1menit.

3. Kemudian didihkan dalam alkihol 70% hingga seluruh daun

kehilangan warnanya.

4. Angkat dan cuci daun dengan menggunakan air mengalir. Lakukan

semua tahapan secara perlahan-lahan sehingga daun tidak

menjadi rusak/sobek.

5. Tetesi seluruh permukaan daun dengan yodium cair.

6. Amati apa yang tampak pada daun tersebut. Catat hal-hal penting

yang terjadi selama percobaan.

7. Adanya pati akan menimbulkan warna hitam kebiruan. Gelapnya

warna yang terjadi memberikan indikasi perkiraan konsentrasi pati

yang ada dalam daun.


G. Hasil pengamatan

Pertanyaan

1. Apakah ada perbedaan warna antara daun yang tertutup dan daun

yang tidak tertutup plester/selotip? Jelaskan!

2. Apakah daun yang tidak tertutup plester/selotip mempunyai warna

yang merata sama pada permukaanya? Jelaskan!

3. Mengapa pada saat didihkan dalam alkohol 70% daun menjadi

kehilangan warna? Jelaskan!

Jawab:

1. Ada, perbedaan tersebut disebabkan fektor kurangnya cahaya

matahari, sehingga daun tersebut tidak dapat melaksanakan

fungsi fisiologisnya secara sempurna.

2. Tidak, karena setiap bagian daun mendapat penyinaran yang

berbeda mungkin karena terhalang cahaya karena daun di

atasnya.

3. Pada saat didihkan dalam alkohol 70% daun menjadi kehilangan

warna,karena tidak terjadi fotosintesis.


H. Deskriftip Data:

Pada daun yang ditutupi oleh selotip masih dapat melakukan

respirasi dan transpirasi walaupun tidak mendapat sinar matahari yang

cukup, hal ini jelas terlihat adanya amilum pada daun dengan jumlah yng

sedikit. Namun pada daun yang tidak mendapat perlakuan terdapat

banyak amilum sebagai tanda melakukan proses fotosintesis.

Dari perbedaan warna yang terjadi atas perbedaan perlakuan

menunjukkan bagian daun yang berbeda warna disebabkan oleh faktor

kurangnya cahaya matahari, sehingga daun tersebut tidak dapat

melaksanakan fungsi fisiologisnya secara sempurna. Dengan kata lain,

secara umum fotosintesis hanya dapat berlangsung jika ada cahaya

matahari yang cukup mengenai permukaan daun yang ditandai dengan

adanya amilum pada daun. .

Menguji ada tidaknya amilum yang terdapat pada daun dilakukan

dengan merebus daun pada air mendidih 30 selama± menit, hal ini

dilakukan agar sel dalam daun mati dan menjadikan sel-sel daun lebih

permeabel terhadap iodium atau JKJ. Memasukkan daun dalam alkohol

bertujuan untuk melarutkan klorofil dan menjadikan amilum lebih mudah

bereaksi dengan larutan JKJ. Setelah itu meletakkan daun pada cawan

untuk ditetetsi permukaan daun dengan larutan lugol/iodium sampai

merata. Perlakuan ini membuat daun menjadi berwarna biru kehitam-

hitaman yang menunjukkan adanya amilum dalam jaringan daun.

Proses pembentukan karbohidrat pada fotosintesis, daun yang diberi

perlakuan dengan dipanaskan pada air mendidih kemudian dimasukkan


dalam alkohol panas mengakibatkan pigmen daun jadi luntur. Daun yang

semula berwarna hijau tua berubah menjadi hijau muda. Hal ini

dimaksudkan agar ada tidaknya amilum pada daun dapat terlihat dengan

jelas pada saat daun tersebut dicuci dengan larutan JKJ. Perebusan

dilakukan agar sel dalam daun mati dan menjadikan sel-sel daun lebih

permeabel terhadap larutan JKJ. Memasukkan daun dalam alkohol

bertujuan untuk melarutkan klorofil dan menjadikan amilum lebih mudah

bereaksi dengan larutan JKJ. Setelah itu meletakkan daun pada cawan

untuk ditetetsi permukaan daun dengan larutan lugol/iodium sampai

merata. Perlakuan ini membuat daun menjadi berwarna biru kehitam-

hitaman yang menunjukkan adanya amilum dalam jaringan daun. Larutan

JKJ disini berfungsi untuk memberikan warna pada daun agar dapat

dibedakan bagian daun yang mengandung amilum dan tidak. Setelah

dimasukkan dalam larutan JKJ, daun yang telah ditutup sebelumnya

berwarna agak kebiru-tuaan disekitar pinggir – pinggirnya dan di bagian –

bagian yang tidak ditutupi lainnya, sedangkan bagian tengahnya atau

bagian yang ditutupi berwarna sedikit lebih cerah. Hal ini disebabkan

karena pada bagian yang ditutup tidak terjadi proses fotosintesis,

sehingga dibagian tersebut tidak terdapat amilum yang ditunjukkan oleh

warna biru tua kehitaman. Sedangkan pada daun yang tidak ditutup warna

biru tua kehitamannya akan merata diseluruh bagiannya, karena pada

seluruh bagian permukaan daun terjadi proses fotosintesis.

I. Kesimpulan:
Bagian daun yang tidak tertutup kertas karbon menghasilkan warna ungu

kehitam-hitaman yang menandakan terbentuknya amilum yang berarti

menunjukkan terjadinya fotosintesis.

Bagian daun yang ditutupi kertas karbon tidak mengalami perubahan

warna dan ini berarti tidak terjadinya fotosintesis dan tidak terdapat

amilum .

Daftar Pustaka:

• Ellis, Nihayati. 1986. Anatomi Tumbuhan. Rajawali Press, Jakarta.

• http://www.scribd.com/doc/16805834/Tugas-/Tugas-Difusi-Dan-

Osmosis (diakses tanggal30-Desember 2010).


• Kimball, John. W. 1992. Biologi Umum. Erlangga, Jakarta.

• Kimball, J.W. 2002. Fisiologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta

• Lovelles. A. R. 1997. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk

daerah Tropik. PT Gramedia. Jakarta.

• Pujiyanto, Sri. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 2 Kelas XI. Solo: PT

Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

LAMPIRAN:
a. b. c.

d. e. f.

g. h. i.
j. k. l.

Keterangan:

a.Timbangan

b. Eosin/yodium

c. Vaselin

d. KOH

e. Stopwatch

f. Respirometer sederhana

g. Kecambah

h. Suntikan

i. Lmpu pijar 100 watt

j. Termometer

k. Bunsen

l. Gelas ukur 250ml

You might also like