You are on page 1of 2

Sekilas Mengenai MTQ (Musâbaqah Tilâwatil-Qur'â n)

Oleh: Pabali Musa


Perhelatan akbar Perlombaan Kealqur'anan yang disebut Musâbaqah Tilâwatil-Qur'ân (MTQ) tingkat
Provinsi Kalimantan Barat di Singkawang, 24 sampai dengan 31 Mei 2008, merupakan rentetan sejarah
panjang kegiatan serupa yang telah dimulai sejak tahun 1970-an. Dalam catatan sejarah MTQ,
kontingen Kalimantan Barat mengikuti MTQ sejak awal diselenggarakannya pada tingkat Nasional.
Cukup banyak peserta dari Kalbar, khususnya qâri' dan qâri'ahnya, yang telah berhasil mengukir
sederet prestasi sebagai juara baik di tingkat anak-anak maupun dewasa. Lebih dari itu prestasi
sebagai juara itu tidak hanya diraih pada MTQ tingkat Nasional melainkan juga pada MTQ tingkat
Internasional yang dilaksanakan di Malaysia. Di antara mereka adalah M. Kaunen dan Hajjah Wahdah
dari Sambas, Hajjah Nursiah Ismail, Hajjah Nurbani, Hajjah Zulfikar, Hajjah Dahlia Ahmad dan
Musthafa dari Pontianak. Kalbar juga telah menjadi tuan rumah pelaksanaan MTQ Nasional ke-12 di
Pontianak pada tahun 1985, dan MTQ Nasional Tingkat Mahasiswa (Perguruan Tinggi Negeri) di
Universitas Tanjungpura tahun 2006.

Pengertian
Musâbaqah Tilâwatil-Qur'â n (MTQ) secara bahasa bermakna Perlombaan Membaca Al-Quran.
MTQ adalah suatu pentas kegiatan perlombaan di kalangan ummat Islam dengan menjadikan berbagai
aspek yang berkenaan dengan al-Qur'an sebagai materi perlombaannya, dilaksanakan secara
berjenjang pada waktu tertentu, dan melibatkan seluruh cabang perlombaan dan semua golongan
peserta yang telah ditetapkan.
Selain MTQ ada lagi kegiatan serupa yang dinamakan Seleksi Tilâwatil-Qur'â n (STQ), yaitu suatu
pentas kegiatan perlombaan di kalangan ummat Islam yang serupa dengan MTQ akan tetapi tidak
melibatkan seluruh cabang perlombaan dan tidak mengikutkan semua golongan peserta, melainkan
hanya untuk cabang dan golongan tertentu yang telah ditetapkan saja. Dengan demikian MTQ lebih
besar cakupan dan lebih semarak pelaksanaannya dibandingkan dengan STQ.

Jenjang dan Bentuk Kegiatan


MTQ dilaksanakan secara berjenjang dengan periode dua tahunan, dimulai dari jenjang yang paling
bawah yaitu Tingkat Desa/Kelurahan dengan peserta masyarakat mewakili RT masing-masing.
Kemudian Tingkat Kecamatan dengan peserta para juara dari Tingkat Desa/Kelurahan. Selanjutnya
Tingkat Kabupaten/Kota dengan peserta para juara dari tingkat Kecamatan. Tingkat Provinsi dengan
peserta para juara dari tingkat Kabupaten/Kota. Dan puncaknya di Tingkat Nasional dengan peserta
para juara di tingkat Provinsi.
Para juara MTQ di tingkat bawah akan mewakili wilayahnya untuk mengikuti MTQ di tingkat
berikutnya pada tahun yang sama atau pada periode berjalan. Sedangkan untuk menetapkan wakil
Nasional dalam mengikuti MTQ Internasional, di samping langsung diwakili oleh para juara MTQ
Tingkat Nasional, biasanya para juara MTQ Nasional tahun yang sama atau periode berjalan tersebut
diuji ulang atau diikutkan dalam STQ Tingkat Nasional.
MTQ dan STQ dalam pelaksanaannya memiliki tiga komponen utama, yaitu Panitia Pelaksana,
para juri perlombaan yang disebut Dewan Hakim dan para peserta perlombaan yang didampingi oleh
oficial yang disebut kontingen atau kafîlah. Panitia pelaksana dan para Dewan Hakim ditunjuk dan
titetapkan sesuai dengan tingkatan masing-masing untuk masa atau periode pelaksanaan tertentu.
Sedangkan pesertanya adalah para juara di tingkat bawahnya yang ditetapkan sebagai wakil
wilayahnya masing-masing.
Sesuai dengan namanya, kegiatan utama MTQ adalah perlombaan yang berkenaan dengan keal-
Qur'anan. Namun selain kegiatan utama tersebut, kegiatan ini biasanya diiringi dan dimeriahkan oleh
berbagai kegiatan budaya dan pembangunan, seperti pawai, pentas seni, seminar, temu tokoh,
ceramah, pameran, dan juga bisnis.
Jenis Perlombaan
Tujuan pokok dan fungsi MTQ adalah sebagai salah satu sarana untuk mewujudkan pengamalan
Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari bagi ummat Islam, khususnya bagi semua yang ikut serta dalam
kegiatan MTQ. Oleh karena itu semua aspek-aspek yang mempunyai tujuan ke arah tersebut
dilombakan dalam MTQ, seperti membaca, menghafal, menulis, memahami, menafsirkan, dan
menyampaikan tuntunan Al-Qur'an. Jenis-jenis perlombaan dalam MTQ disebut dengan Cabang
Perlombaan, secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Cabang Tilâwah (membaca) Al-Qur'an, merupakan cabang perlombaan paling utama dan paling
pertama dalam MTQ. Ia diartikan sebagai perlombaan membaca Al-Qur'an dengan bacaan
mujawwad (sesuai dengan hukum-hukum tajwid/tata aturan membaca Al-Quran) dan murattal
(mengandung nilai ilmu membaca, seni membaca, dan adab membaca Al-Quran menurut
pedoman yang telah ditentukan). Jenis dan golongan yang dilombakan pada cabang ini adalah:
a. Golongan Tartîl (perempuan dan laki-laki), membaca ayat-ayat Al-Quran secara murattal
antara juz (chapter) 1 s/d 10.
b. Golongan anak-anak (putra dan Putri), membaca ayat-ayat Al-Quran antara juz 1 s/d 10.
c. Golongan Remaja (putra dan putri), membaca ayat-ayat Al-Quran antara juz 1 s/d 20.
d. Golongan Dewasa (perempuan dan laki-laki), membaca ayat-ayat Al-Quran antara juz 1 s/d
30.
e. Golongan Cacat Netra (putra-putri) .
f. Golongan Qirâ'at Sab`ah (putra dan putri), membaca ayat-ayat al-Qur'an dengan tujuh
macam variasi/jenis bacaan, sekurang-kurangnya tiga variasi/jenis bacaan.
2. Cabang hifzh al-Qur'an (biasanya disebut hifzhil-Qur' an, artinya hafalan), yaitu perlombaan
membaca ayat-ayat al-Qur'an secara hafalan, yang mengandung aspek ketepatan dan kelancaran
hafalan serta terpenuhinya ilmu dan adab membaca secara hafalan menurut pedoman yang telah
ditetapkan. Jenis dan golongan yang dilombakan pada cabang ini adalah:
a. Golongan satu juz dan Tilâwah (putra dan putri). Golongan ini harus menempuh dua macam
lomba sekaligus, yaitu membaca dengan hafalan pada juz 1 atau juz 30 dan membaca dengan
Tilâwah antara juz 1 s/d 10.
b. Golongan 5 juz dan Tilâwah (putra dan putri). Hampir sama dengan yang di atas, peserta
membaca dengan hafalan dan Tilâwah antara juz 1 s/d 5.
c. Golongan 10 juz (putra dan putri).
d. Golongan 20 Juz (perempuan dan laki-laki)
e. Golongan 30 Juz (perempuan dan laki-laki)
3. Cabang Tafsir Al-Qur'an, adalah perlombaan hafalan dan penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an. Peserta
menghafal ayat-ayat tertentu yang diajukan juri kemudian menafsirkannya dalam bahasa sesuai
dengan golongannya. Adapun golongan cabang lomba ini adalah:
a. Golongan Bahasa Arab (perempuan dan laki-laki).
b. Golongan Bahasa Inggris (perempuan dan laki-laki)
c. Golongan Bahasa Indonesia (perempuan dan laki-laki)
4. Cabang Fahm al-Qur'an (biasanya disebut fahmil-Qur'an, artinya pemahaman), adalah jenis lomba
yang menekankan penguasaan ayat dan ilmu Al-Qur'an serta pemahaman terhadap isi dan
kandungannya. Teknis pelaksanaannya adalah memperlombakan tiga regu atau empat regu dalam
satu penampilan. Lomba cabang ini sama seperti dalam perlombaan cerdas cermat. Cabang ini
tidak memiliki golongan peserta karena berbentuk regu, terdiri dari 3 orang remaja maksimal
berusia 18 tahun untuk setiap regu (putra dan putri, atau campuran).
5. Cabang Syarh al-Qur'an (biasanya disebut syarhil-Qur' an, artinya penguraian), adalah jenis lomba
penyampaian pesan isi dan kandungan al-Qur'an dengan cara menampilkan bacaan (Tilâwah),
puitisasi terjemahannya, dan uraian isinya sebagai satu kesatuan yang serasi. Peserta cabang ini
beregu, terdiri dari 3 orang (putra dan putri, atau campuran) masing-masing berperan sebagai
pembaca ayat, pembaca terjemahannya dan pengurai isinya.
6. Cabang Khath al-Quran (biasanya disebut khattil-Qur' an, artinya kaligrafi al-Qur'an atau menulis
indah ayat-ayat al-Qur'an), yaitu jenis lomba yang menekankan kepada kaidah khath/kaligrafi,
keindahan dan kebenaran kaidah mengikuti standard bentuk tulisan Usmani (rasm 'Usmânî).
Cabang lomba ini boleh diikuti oleh putra-putri (usia maksimal 35 tahun) secara perorangan.
Beberapa golongan atau jenis lombanya adalah:
• Golongan Kaligrafi Buku/Naskah, dilaksanakan selama 5 jam.
• Golongan Dekorasi, dilaksanakan selama 7 jam.
• Golongan Hiasan Muşhaf (al-Qur'an), dilaksanakan selama 7 jam.
Setiap cabang perlombaan, kecuali yang terakhir, pada umumnya dilakukan melalui tahap
penyaringan yang dimulai dari babak penyisihan, semi final, dan babak final. Peserta yang
mendapatkan nilai tertinggi I, II, dan III biasanya diikutkan dalam babak final. Hasil akhirnya adalah
ditetapkannya para juara yang terdiri dari juara I, II, dan III serta juara harapan dan juara umum.
(Penulis adalah Ketua DPW Muhammadiyah Kalbar).

You might also like