Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI
DI WORKSHOP PROSES PRODUKSI
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
DISUSUN OLEH :
YESHA ALDINATA N.G : 0809025021
RONDOM SURYA PRAJA : 0809025000
DIAN SEPTA PAMELA : 0809025020
MIMI ADE PRASTIKA : 0809025006
SHANATAN : 0809025015
5. Agus Riadi
Nim. 05.51076.01014.06
7. Jamil Ambana
Nim. 05.51081.01019.06
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena hanya dengan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan resmi Praktikum
Proses Produksi.
Dan semua pihak yang membantu kami dalam praktikum proses produksi. Semoga ALLAH SWT
membalas atas segala bantuannya.
Tidak ada kata lain, selain harapan kami sebagai penulis agar laporan dengan segala
kekurangan ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri dan bagi pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Praktikum pada mata kuliah proses produksi pada program keahlian Teknik Industri adalah
mata kuliah yang kompetensi dan sub kompetensinya memuat: ketrampilan dasar yang harus
dimiliki secara tuntas oleh seluruh peserta didik. Untuk memperoleh hasil tamatan yang dapat
terserap didunia kerja, laboratorium/bengkel dan peralatan adalah sarana yang harus dipenuhi
dan tidak dapat ditawar lagi.
Dengan adanya praktikum ini peserta didik diharapkan mengetahui, memahami dan dapat
menggunakan dengan baik dan benar alat - alat untuk pelindung diri, alat ukur dan kerja
bangku serta mesin bubut juga pada las. Pada mata kuliah proses produksi jika tidak melihat
langsung atau hanya membayangkan saja tidak cukup untuk membuat pengetahuan semakin
bertambah apabila kita pernah melaksanakan atau mencoba alat - alat tersebut maka kita bisa
mengetahui cara penggunaan alat - alat tersebut dengan benar melalui asisten pembimbing
pada praktikum tersebut.
4. Mengetahui secara umum atau garis besar penggunaan dari alat - alat kerja bangku juga
penggunaan Alat Pelindung Diri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penggunaan alat pelindung diri (APD) merupakan salah satu upaya untuk menghindari atau
memperkecil pengaruh negative dari pekerjaan peralatan dan lingkungan kerja. Tujuan itu
akan dicapai apabila pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri dilakukan dengan tepat.
Untuk tujuan itu diperlukan suatu jaminan agar pemilihan dan penggunaannya dapat
diketahui ketepatan atau kebenarannya, oleh karena itu diperlukan adanya suatu standar yang
baku, sehingga alat yang dimaksud dapat melindungi dengan cara mengisolasi sebagian atau
seluruh tubuh dari berbagai bentuk marabahaya ditempat kerja. Adapun APD pada
hakekatnya hanya mengurangi dampak dari kecelakaan yang mungkin menimpa pengguna
APD, bukan untuk menghilangkan sumber bahaya.
Sehingga dapat dikatakan APD atau alat pelindung diri adalah adalah seperangkat alat yang
digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap
kemungkinan adanya potensi bahaya atau kecelakaan pada lingkungan kerja
a. Pasal 3 ayat (1) butir f: Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat syarat untuk
memberikan APD
b. Pasal 9 ayat (1) butir c: Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga
kerja baru tentang APD.
c. Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja
untuk memakai APD. Pasal 14 butir c: Pengurus diwajibkan menyediakan APD secara cuma-
Cuma
2. Permenakertrans No.Per.01/MEN/1981
Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan alat pelindung diri dan wajib
bagi tenaga kerja untuk menggunakannya untuk pencegahan penyakit akibat kerja.
3. Permenakertrans No.Per.03/MEN/1982
Pasal 2 butir I menyebutkan memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat
kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan
ditempat kerja
4. Permenakertrans No.Per.03/Men/1986
Pasal 2 ayat (2) menyebutkan tenaga kerja yang mengelola Pestisida harus memakai alat-
alat pelindung diri yg berupa pakaian kerja, sepatu lars tinggi, sarung tangan, kacamata
pelindung atau pelindung muka dan pelindung pernafasan.
2. Syarat-syarat APD
Menurut ketentuan Balai Hiperkes, syarat-syarat alat pelindung diri adalah :
APD harus dapat memberikan perlindungan yang adekuat terhadap bahaya yang spesifik
atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja
1. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan rasa
ketidaknyamanan yang berlebihan
2. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel
3. Bentuknya harus cukup menarik
4. Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama
5. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang dikarenakan
6. bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah dalam menggunakannya
Alat Pelindung Harus Memenuhi Standar Yang Telah Ada
7. Alat Tersebut Tidak Membatasi Gerakan Dan Persepsi Sensoris Pemakainya
Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah pemeliharaannya
APD atau alat pelindung diri terbagi atas beberapa jenis yaitu :
1). Alat pelindung kepala
Tujuan dari penggunaan alat ini adalah melindungi kepala dari bahaya terbentur dengan
benda tajam atau keras yang menyebabkan luka tergores, terpotong, tertusuk, terpukul
oleh benda jatuh, melayang dan meluncur, juga melindungi kepala dari panas radiasi,
sengatan arus listrik, api, percikan bahan-bahan kimia korosif dan mencegah rambut
rontok dengan bagian mesin yang berputar Jenisnya helm pengaman dapat terbuat dari
plastik, fiberglass, bakelite.
Alat pelindung kepala yaitu berupa safety helmet
1. Safety Clothes
Safety Clothes, berfungsi untuk melindungi tubuh dari kondisi lingkungan kerja yang kurang baik
seperti suhu, debu ataupun hal lain yang membahayakan tubuh. Pakaian ini dilengkapi dengan
bahan yang memantulkan cahaya sehingga jika digunakan pada malam hari dapat memperlihatkan
posisi si pemakai.
Alat pelindung kaki yaitu berupa sepatu boot dan safety shoes
Gambar 2.11 Safety shoes
Dalam fisika dan teknik, pengukuran adalah aktivitas yang membandingkan kuantitas fisik
dari objek dan kejadian dunia-nyata. Alat pengukur adalah alat yang digunakan untuk
mengukur benda atau kejadian tersebut. Seluruh alat pengukur terkena error peralatan yang
bervariasi. Bidang ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran dinamakan metrologi.
Fisikawan menggunakan banyak alat untuk melakukan pengukuran mereka. Ini dimulai
dari alat yang sederhana seperti penggaris dan stopwatch sampai ke mikroskop elektron dan
pemercepat partikel. Instrumen virtual digunakan luas dalam pengembangan alat pengukur
modern.
1). Jangka Sorong
1. Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
2. Untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa,
maupun lainnya) dengan cara diulur;
3. Untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara
"menancapkan/menusukkan" bagian pengukur. Bagian pengukur tidak terlihat pada
gambar karena berada di sisi pemegang.
2). Mikrometer
Gambar 2.14
Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur
yang memiliki 0.01 mm. Satu mikrometer adalah secara luas digunakan alat di dalam
teknik mesin electro untuk mengukur ketebalan secara tepat dari blok-blok, luar dan garis
tengah dari kerendahan dan batang-batang slot. Mikrometer ini banyak dipakai dalam
metrology, studi dari pengukuran,
1. Ragum/ Tanggem
Ragum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang akan dikikir, dipahat,
digergaji, di tap, di sney, dan lain lain. Dengan memutar tangkai (handle) ragum. Maka
mulut ragum akan menjepit atau membuka/melepas benda kerja yang sedang dikerjakan.
3). Sikut harus berada diatas mulut ragum dan apabila lengan kita ayunkan, sikut jangan
sampai menyentuh bibir mulut ragum.
Bila kita menjepit bernda kerja pada ragum, benda kerja yang keluar dari mulut ragum
janganlah terlalu tinggi, terrutama apabila bahan benda kerja itu terbuat dari logam tipis.
Bila memungkinkan perbandingan bahan yang keluar dari mulut ragum harus lebih kecil
daripada bagian yang terjepit. Gunakan pelat pelapis untuk menjepit benda kerja, hal ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan akibat dari jepitan gigi ragum . Pelat
pelapis bisa dibuat dari bahan plat tipis yang rata, plat siku dll.
2. Penitik
Digunakan untuk memberi tanda pada benda kerjaTerdapat dua jenis penitik yaitu penitik
pusat dan penitik garis. Kedua macam alat ini bentuknya hampir sama kecuali besar sudut
ujungnya.
1). Penitik pusat (centre punch), digunakan untuk menandai titik pusat lubang yang akan
dibor. Sudut mata penitik pusat dibuat 90O.
2). Penitik garis (prick punch), digunakan untuk menandai garis gambar diatas benda
kerja, sehingga batas-batas pengerjaan tetap dapat terlihat, sebab garis gambar
seringkali hilang pada saat pengerjaan. Sudut penitiknya sebesar 30O-60O
3. Penggores
Alat ini duigunakan untuk menandai ukuran pada benda kerja atau bahan yang akan
diolah. Ada bermacam-macam jenis penggores:
4. Scrap Tangan
Digunakan untuk membuang noda-noda pada permukaan logam atau bagian-bagian yang menonjol
sedikit, dari permukaan dasarnya atau ketidakseragaman pemukaan,sehingga dihasilkan
permukaan yang baik dan rata.
5. Klem
Adalah alat bantu yang gunanya untuk menjepit benda kerja yang tidak dapat dilakukan
oleh ragum secara langsung, dikarenakan bentuk atau posisinya yang tidak
memungkinkan. Beberapa jenis klem yaitu :’
1. Clamp-claw, digunakan untuk menjepit benda kerja yang akan dikerjakan pada bagian
tepi
2. Handclamp, digunakan untuk memegang benda kerja yang kecil yang dipegang
dengan tangan
3. Klem instrumen, digunakan untuk menjepit benda kerja bulat yang kecil atau untuk
menjepit kepingan logam yang banyak untuk dimesin secara bersama-sama.
6. Gergaji besi
Gergaji digunakan untuk memotong benda kerja yang kedudukan pemotongnya tidak
memungkinkan untuk dipotong dengan mesin potong, maka sebaiknya memakai
gergaji.Ada beberapa tipe dari gergaji dan daun gergaji yang pemakaiannya juga
disesuaikan keperluan atau untuk pemotongan. Berikut ini akan dijaelaskan bagian-bagian
dari gergaji yaitu:
1. Bingkai
Bingkai ini biasanya terbuat dari pipa baja yang kuat dan baik.
2. Tangkai
Tangkai dari gergaji ini juga terbuat dari besi yang kuat.
3. Pasak
Pasak digunakan untuk menahan dari mata gergaji agar tidak terlepas dan terpasang
kuat pada gergaji.
4. Mor kupu-kupu
Mor ini berguna untuk menerangkan kedudukan dari mata gergaji agar menjadi
regang.
5. Mata gergaji
Mata gergaji berfungsi sebagai pemotong.
7. Mesin Bor
a. tuas penekan.
b. tuas pengikat.
e. penjepit bor.
f. pengaman.
g. mur penyetel.
h. rumah sabuk.
2) Bor duduk
Mesin bor tiang dan mesin bor meja digunakan untuk benda yang ukurannya relative kecil,
sehingga dapat dibawa. Karena mesin ini ukurannya cukup besar jadi tidak mungkin
dibawa/dirubah posisinya. Maka untuk benda yang besar tidak mungkin dirubah posisinya
digunakan mesin bor yang portable seperti mesin bor pistol dan bor dada.
8. Mesin Gerinda
Mesin gerinda adalah suatu alat yang berfungsi untuk membentuk, mengasah dan
menajamkan alat alat perkakas seperti; pahat, penitik, penggores, jangka tusuk dan
sebagainya.
1. Langkah persiapan Pasang kaca pengaman pada gerinda Perhatikan jarak balok
bantalan terhadap batu gerinda, usahalan jarak balok bantalan terhadap batu gerinda
sedekat mungkin Periksa kondisi batu gerinda, apakah masih dapat dipergunakan.
Gunakan kaca mata pengaman dan pakaian kerja selama mengoperasikan mesin
gerinda
2. Langkah pengoperasian mesin gerinda Tekan tombol sakelar untuk menyalakan mesin
Posisi badan pada saat bekerja. Kedudukan dan posisi antara pahat dan gerinda pada
waktu diasah / digerinda. Pegang jari-jari dan ibu jari tangan kiri sangat penting
pengaruhnya pada pekerjaan mengasah pahat.
3. Sistem transmisi daya dan putaran dari motor listrik ke proses penggerak cak.
9. Palu
Palu disebut juga martil atau pukul.Palu adalah alat tangan yang digunakan untuk
memukul,dan digolongkan menjadi dua macam yaitu pukul besi dan pukul lunak.Ukuran
palu ditentukan oleh beratnya misal 0,25kg,0,5kg,Dan seterusnya sampai ukuran 10kg
atau 15kg yang disebut Godam. Penggunaannya pun bermacam-macam. Bagian kepala
yang berbentuk datar digunakan untuk memukul benda kerja,misalnya untuk pahat
tangan,memukul paku, dan sabagainya.Bagian yang bulat digunakan untuk
mengeling.yang berbentuk lurus kedepan digunakan meratakan,merapatkan bagian sisi
atau sudut yang letaknya searah.Yang berbentuk lurus melintang melintang digunakan
untuk meratakan,merapatkan bagian sisi atau sudut yang letaknya melintang.Badan palu
tidak selamanya bulat,ada juga yang berbentuk segiempat. Palu yang ujungnya bulat
disebut Palu Konde (Ball Peen). Palu yang ujungnya lurus searah disebut Palu Pen Searah
(Straight Peen). Palu yang lurus melintang disebut Palu Pen Melintang (Cross Peen).
Palu lunak digunakan sebagai alat bantu, misalnya untuk meratakan atau melipat pelat,
untuk membentuk pelat (kenteng),dan sebagainya. Palu lunak dibuat dari bahan yang
lunak seperti kayu,plastik,karet,kulit,tembaga, dan alumunium. Palu lunak yang
digunakan untuk memukul benda kerja pada saat setting pada ragam sebelumnay di mesin
umum disebut millet.
10. Paron
Paron atau landasan digunakan untuk menahan tumpukan benda kerja yang di pukul,
ditempa, atau dibentuk dengan pukulan. Paron dibuat dari baja tuang, dibagian atasnya
halus,rata,dan dikeraskan. Paron yang baik suaranya nyaring berdentang bila dipukul dan
dipalu yang digunakan untuk memukul akan memantul keatas. Ukuran paron ditentukan
oleh beratnya,yaitu antara 50kg sampai dengan 200kg.Bentuknya pun bermacam-macam .
Paron biasanya diletakkan diatas sebuah balok kayu setinggi pergelangan tangan bila kita
berdiri didekatnya.
Bagian-bagian Paron:
2) balok potong.
Alat pemotong plat digunakan saat pemotongan plat yang berukuran kecil dan sedang, serta
ketebalan yang tipis dan sedang. Alat ini sanagt berguna untuk berguna untuk memotong plat
dan biasanya penggunaannya kalau ada palu banyak berlebih dan tidak memiliki sudut yang
tidak begitu rumit maka sebaiknya menggunakan alat pemotong ini.
2.4Pengelasan
Teknik pengelasan secara sederhana telah diketemukan dalam rentang waktu antara 4000
sampai 3000 SM. Setelah energi listrik dipergunakan dengan mudah, teknologi pengelasan
maju dengan pesatnya sehingga menjadi sesuatu teknik penyambungan yang mutakhir.
Hingga saat ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan. Pada tahap-tahap
permulaan dari pengembangan teknologi las, biasanya pengelasan hanya digunakan pada
sambungan-sambungan dari reparasi yang kurang penting. Tapi setelah melalui pengalaman
dan praktek yang banyak dan waktu yang lama, maka sekarang penggunaan proses-proses
pengelasan dan penggunaan konstruksi-konsturksi las merupakan hal yang umum di semua
negara di dunia. Terwujudnya standar-standar teknik pengelasan akan membantu memperluas
ruang lingkup pemakaian sambungan las dan memperbesar ukuran bangunan konstruksi yang
dapat dilas. Dengan kemajuan yang dicapai sampai saat ini, teknologi las memegang peranan
penting dalam masyarakat industri modern.
1. Definisi Pengelasan
Proses pengelasan yaitu proses penyambungan antara dua atau lebih material dalam keadaan
plastis atau cair dengan menggunakan panas (heat) atau dengan tekanan (pressure) atau
keduanya. Logam pengisi (filler metal) dengan temperatur lebur yang sama dengan titik lebur
dari logam induk dapat atau tanpa digunakan dalam proses penyambungan tersebut.Definisi
pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Normen) adalah ikatan metalurgi pada
sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair.
Dengan kata lain, las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan
menggunakan energi panas. Dalam proses penyambungan ini adakalanya disertai dengan
tekanan dan material tambahan (filler material)
2 Klasifikasi pengelasan
Ditinjau dari sumber panasnya. Pengelasan dapat dibedakan tiga:
1) Pengelasan Mekanik
2) Pengelasan Listrik
3) Pengelasan Kimia
1) Fusion Welding
Fusion welding adalah proses penyambungan logam dengan cara mencairkan logam yang
tersambung.
Jenis-jenis Fusion Welding:
1. Oxyacetylene Welding
2. Electric Arc Welding
1) TIG
2) MIG
3) MAG
4. Submerged Welding \
5. Resistance Welding
6. Spot Welding
7. Seam Welding
8. Upset Welding
9. Flash Welding
Carbon Arc Welding mungkin adalah proses las listrik yang dikembangkan pertama kali
menurut catatan, eksperimen las listrik pertama kali dilakukan pada tahun 1881, ketika
Auguste de Meritens (Perancis) menggunakan busur karbon sebagai sumber pengelasan
dengan aki sebagai sumber listriknya. Dalam eksperimennya, dia menghubungkan benda
kerja dengan kutb positif. Walaupun kurang efisien, proses ini berhasil menyatukan timah
dengan timah.
Carbon Arc Welding adalah proses untuk menyatukan logam dengan menggunakan panas
dari busur listrik, tidak memerlukan tekanan dan batang pengisi (filler metal) dipakai jika
perlu. Carbon Arc Welding banyak digunakan dalam pembuatan aluminium dan besi.
Sumber arusnya bisa DC maupun AC dengan menggunakan DC/AC. Proses Carbon Arc
Welding bisa dipakai secara manual ataupun otomatis. Pendinginannya tergantung besarnya
arus. Bila penggunaan arus di atas 200 Ampere digunakan Water Cooled. Dan sebaliknya bila
di bawah 200 Ampere digunakan Air Cooled.
3. Menstabilkan busur
Dalam pengelasan busur rendam otomatis, busur dan material yang diumpankan untuk
pengelasan tidak diperlukan seorang operator yang ahli. Pengelasan otomatis ini pertama kali
diusulkan oleh Bernardos dan N. Slavianoff. Dan Las Busur Rendam dipraktekkan pertama
kali oleh D. Dulchesky.
Las busur rendam adalah pengelasan dimana logam cair tertutup dengan fluks yang diatur
melalui suatu penampung fluks dan logam pengisi yang berupa kawat pejal diumpankan
secara terus menerus. Dalam pengelasan ini busur listriknya terendam dalam fluks.
Karena dalam pengelasan ini, busur listriknya tidak kelihatan, maka sangat sukar untuk
mengatur jatuhnya ujung busur. Di samping itu karena mempergunakan kawat elektroda yang
besar maka sangat sukar untuk memegang alat pembakar dengan tangan tepat pada
tempatnya. Karena kedua hal tersebut maka pengelasan selalu dilaksanakan secara otomatis
penuh.
Mesin las ini dapat menggunakan sumber listrik AC yang lamban dan DC dengan tegangan
tetap bila menggunakan listrik AC
Perlu adanya pengaturan kecepatan pengumpanan kawat las yang dapat diubah-ubah untuk
mendapatkan panjang busur yang diperlukan. Bila menggunakan sumber listrik DC dengan
tegangan tetap, kecepatan pengumpanan dapat dibuat tetap dan biasanya menggunakan
polaritas balik (DCRP). Mesin las dengan listrik DC kadang-kadang digunakan untuk
mengelas pelat tipis dengan kecepatan tinggi atau untuk pengelasan dengan elektroda lebih
dari satu.
Keuntungan Las Busur Rendam:
Pengelasan ini pertama kali ditemukan di USA (1940), berawal dari pengelasan paduan untuk
bodi pesawat terbang. Prinsip: panas dari busur terjadi diantara elektrode Tungsten dan logam
induk akan meleburkan logam pengisi ke logam induk di mana busurnya dilindungi oleh gas
mulia (Ar atau He).
Las ini memakai elekroda Tungsten yang mempunyai titik lebur yang sangat tinggi (3260 C)
dan gas pelindungnya Argon/Helium. Sebenarnya masih ada gas lainnya, seperti Xenon.
Tetapi karena sulit didapat maka jarang digunakan. Dalam penggunaannya Tungsten tidak
ikut mencair karena Tungsten tahan panas melebihi dari logam pengisi. Karena elektrodanya
tidak ikut mencair maka disebut juga elektroda tidak terumpan.
6) Oxyacetylene Welding
Suatu pengelasan dengan menggunakan nyala api yang diperoleh dari pembakaran gas
acetylene (C2H2) dengan oksigen (O2). Hasil pembakaran ini akan menghasilkan suhu yang
tinggi, dan umumnya digunakan untuk cutting, brazing, metalling, dan hard surfacing.
Acetylene dihasilkan dari percampuran CaC2 (Kalsium Karbida) dengan air. CaC2 dihasilkan
dari proses peleburan antara batu karang (Carbon) dengan kapur (CaO) dalam dapur api yang
memancarkan bunga api listrik.
CaO + 3C Þ CaC2 + CO
CaC2 + H2O Þ C2H2 + Ca(OH)2
Setelah CaC2 dileburkan, Karbida didinginkan, dihancurkan dan dimasukkan dalam keadaan
kering ke dalam wadah yang hampa udara. Dimana wadah yang hampa udara ini merupakan
salah satu bagian dari generator Acetylene.
Dalam generator tersebut, Karbida yang telah dihancurkan diletakkan dalam wadah yang
hampa udara yang terletak di atas tangki besar yang berisi air. Kemudian sedikit demi sedikit
Karbida ini dijatuhkan ke dalam air. Carbon yang terkandung dalam CaC2 melepaskan diri
dan kemudian bergabung dengan Hidrogen membentuk C2H2 yang berupa gelembung-
gelembung gas, pada akhirnya akan menguap menjadi gas dan meninggalkan endapan
Ca(H)2.
Acetylene tidak berwarna, tidak berbau dan lebih ringan daripada udara. Tapi yang ada di
pasaran sudah dicampur degnan belerang dan Phofor sehingga berbau. Gas Acetylene tidak
stabil di atas tekanan 30 psig (1435 F). Di atas batas-batas tersebut bisa menimbulkan
ledakan. Karena ketidakstabilan dari Acetylene ini, maka tidak boleh digunakan di atas
tekanan 15 psig atau dikenai kejutan listrik, panas yang berlebihan dan perlakuan yang keras.
Untuk mengatasi hal ini, kalau gas ini akan disimpan dalam botol baja dengan tekanan di atas
2 atm maka harus dilarutkan lebih dahulu dalam Aceton cair. Aceton ini digunakan untuk
menyerap gas Acetylene dan membuatnya menjadi stabil. Caranya dengan melapisi dinding
botol penyimpanan dengan Asbes yang porous dan diakhiri dengan penambahan Aceton cair.
Aceton ini digunakan untuk menyerap gas Acetylene dan membuatnya menjadi stabil.
Caranya dengan melapisi dinding botol penyimpanan dengan Asbes yang porous dan diakhiri
dengan penambahan Aceton cair.
Pemakaian gas dari silinder tidak boleh lebih dari 1/7kapasitas total silinder.
Jenis nyala api dapat dibagi tiga jenis:
Prinsip :
Elektron tersebut bertumbukan dengan udara/gas serta memisahkannya menjadi elektron dan
ion positif. Daerah di mana terjadi loncatan elektron disebut busur (Arc)
Menurut Bernados (1885) bahwa busur yang terjadi di antara katoda Karbon dan anoda
logam dapat meleburkan logam sehingga bisa dipakai untuk penyambungan 2 buah logam.
Las Busur Listrik dapat dibagi menjadi:
5. Las TIG
6. Las MIG
7. Las Busur dengan elektroda berisi fluks
Panas dari busur disebabkan oleh elektron yang bergerak dari katoda menumbuk anoda. Konversi
energinya:
W = E . I . T……………………………………………….(2.1)
Dimana :
W = Energi Panas
E = Tegangan, Volt
I = Arus, Ampere
T = Waktu, Detik
Pada saat pengelasan, benda kerja menjadi panas sehingga mudah terjadi reaksi dengan
Oksigen (Udara). Untuk mencegahnya digunakan pelindung berbentuk fluks atau gas
pelindung. Posisi pengelasan terdiri dari : Flat (F), Vertikal (V), Horisontal (H) dan
Overhead.
1) Helm Pengaman
Helm pengaman sangat penting penggunaannya, yaitu untuk menghindari:
1. Tumbukan langsung benda keras dengan kepala.
2. Kejatuhan langsung benda keras terhadap kepala.
3. Cipratan ledakan-ledakan kecil dari cairan las yang mengakibatkan terbakarnya bagian
kepala
Syarat-syarat dari helm pengaman yaitu:
1. Nyaman dipakai.
2. Kuat dan tahan dari benturan, panas dan goresan benda tajam.
3. Daya kalor panasnya relatif kecil.
4. Terbuat dari fibre glass
2) Kacamata Las (Gogel)
Pelindung mata digunakan untuk menghindari pengaruh radiasi energi seperti sinar ultra
violet, inframerah dan lain-lain yang dapat merusak mata. Pemaparan sinar ultra violet
dengan intensitas tinggi dalam waktu singkat atau pemaparan sinar ultra violet intensitas
rendah dalam waktu cukup lama akan merusak kornea mata. Para pekerja yang kemungkinan
dapat terkena bahaya dari sinar yang menyilaukan, seperti sinar dari las potong dengan
menggunakan gas dan percikan dari las sinar yang memijar harus menggunakan pelindung
mata khusus. Pekerjaan pengelasan juga menghasilkan radiasi inframerah tergantung pada
temperature lelah mental.
Jenis pelindung mata yang digunakan sebagai alat pelindung diri oleh pekerja las karbit
adalah kacamata las (gogel). Kacamata las (gogel) sangat penting digunakan pada saat
mengelas, untuk melindungi mata dari radiasi sinar ultra violet, sinar tampak dan sinar
inframerah. Gogel tersebut harus mampu menurunkan kekuatan pancaran sinar tampak dan
harus dapat melindungi mata dari pancaran sinar ultra violet dan inframerah. Untuk
mendapatkan kacamata las dengan kaca gelap yang memiliki sifat tidak tembus sinar-sinar
berbahaya sulit didapatkan. Namun, biasanya kacamata las hanya dapat menahan sekian
persen dari sinar-sinar yang berbahaya, sehingga dapat dicegah bahayanya bagi mata. Lebih
banyak sinar dari suatu panjang gelombang yang dipancarkan oleh suatu sumber bahaya,
maka lebih besar pula daya absorbsi untuk sinar itu yang harus dipunyai kacamata las. Untuk
keperluan ini maka kacamata las harus mempunyai warna tranmisi tertentu, misalnya abu-
abu, coklat atau hijau. Lensa kacamata tidak boleh terlalu gelap, karena tidak dapat melihat
benda kerja dengan jelas, tetapi juga tidak boleh terlalu terang, sebab akan menyilaukan.
Bahan dari kacamata las (gogel) dapat terbuat dari plastik yang transparan dengan lensa yang
dilapisi kobalt untuk melindungi bahaya radiasi gelombang elektromagnetik non ionisasi dan
kesilauan atau lensa yang terbuat dari kaca yang dilapisi timah hitam untuk melindungi dari
radiasi gelombang elektromagnetik dan mengion.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam memilih gogel adalah:
1. Harus mempunyai daya penerus yang tepat terhadap cahaya tampak.
2. Harus mampu menahan cahaya dan sinar yang berbahaya.
3. Harus mempunyai sifat-sifat yang tidak melelahkan mata.
4. Harus tahan lama dan mempunyai sifat yang tidak mudah berubah.
5. Harus memberikan rasa nyaman kepada pemakai
Dalam tahun-tahun terakhir ini pembuatan kacamata las telah mengalami kemajuan, karena
menggunakan bahan buatan. Gagang kacamata las terbuat dari bahan yang tidak begitu keras,
sehingga pada saat kacamata dipakai sepanjang hari dan berkeringat, tidak membuat sakit
pada kulit muka. Karena lubang hawa yang kecil pada gagangnya dan karena kaca mukanya
bukan penghantar panas yang baik, maka kacamata itu tidak akan menjadi buram karena
penglihatan. Bagian bundar dari kacamata dihubungkan dengan sebuah kawat baja, yang
berfungsi untuk mengikat kaca. Karena sifat lengkung dari kawat baja tersebut, maka
kacamata nyaman dipakai. Selain itu, pada bagian dalam kaca yang sudah kuat tersebut masih
bisa dilapisi dengan sebuah pelat bening dari mika atau celon. Mika dan celon ini mencegah
kaca menjadi buram.
3) Pelindung Muka
Pelindung muka dipakai untuk melindungi seluruh muka terhadap kebakaran kulit sebagai
akibat dari cahaya busur, percikan dan lain-lainnya, yang tidak dapat dilindungi dengan
hanya memakai pelindung mata saja. Bentuk dari pelindung muka bermacam-macam, dapat
berbentuk helm las (helmet welding) dan kedok las (handshield welding).
Kedok las yang dipegang dengan tangan, digunakan pada waktu mengelas di bawah tangan,
vertikal maupun horizontal. Helm las dipakai pada kepala sehingga kedua tangan bisa bebas.
Alat ini digunakan terutama pada waktu mengelas posisi di atas kepala. Kedok las dan helm
las dilengkapi dengan kaca penyaring (filter) yang harus dipakai selama proses pengelasan.
Tujuan dari filter ini adalah untuk menghilangkan dan menyaring sinar infra merah dan ultra
violet. Filter dilapisi oleh kaca bening atau kaca plastik yang ditempatkan di sebelah luar dan
dalam, fungsinya untuk melindungi filter dari percikan-percikan las.
9) Pakaian Kerja
Pakaian kerja pada waktu mengelas berfungsi untuk melindungi anggota badan dari bahaya-
bahaya waktu mengelas. Syarat-syarat pakaian kerja yaitu:
1. Bahan pakaian kerja harus terbuat dari kain katun atau kulit, karena katun dan kulit akan
tidak cepat bereaksi bila bersentuhan dengan panas.
2. Menghindari pakaian kerja yang terbuat dari bahan polyester atau bahan yang
mengandung sintetis, karena bahan tersebut akan cepat bereaksi dan mudah menempel
pada kulit badan apabila kena loncatan bunga api.
3. Pakaian kerja tidak terlalu longgar dan tidak terlalu sempit, karena kalau terlalu longgar
akan menambah ruang gerak anggota badan, terlalu sempit akan mengurangi gerak
anggota badan.
4. Hindarkan celana dari lipatan bagian bawah, hal ini dapat menimbulkan tersangkut
dengan benda lain atau kemasukan bunga api
Tujuan utama dari mesin produksi yaitu untuk membuat dan atau menghasilkan suatu barang
atau produk yang telah direncanakan sehingga membantu pekerjaan manusia menjadi lebih
mudah
Mesin produksi terdiri atas berbagai macam jenis mesin. Namun jenis mesin yang umum
digunakan dalam kegiatan proses produksi diantaranya yaitu :
1) Mesin bubut
Mesin bubut mencakup segala mesin perkakas yang memproduksi bentuk silindris. Jenis
yang paling tua dan paling umum adalah pembubut (lathe) yang melepas bahan dengan
memutar benda kerja terhadap pemotong mata tunggal. Suku cadang di mesin harus dapat
dipegang diantara kedua pusatnya, dipasangkan pada plat muka didukung pada pencekam
rahang atau dipegang pada pencekam yang ditarik ke dalam atau leher collet).
Meskipun mesin ini terutama disesuaikan dengan pengerjaan silindris, namun dapat juga
dipakai untuk beberapa kepentingan lain. Permukaan rata dapat dicapai dengan menyangga
benda kerja pada plat muka atau ke dalam pencekam. Benda kerja yang dipegang dengan
cara ini dapat juga diberi pusat, digurdi, dibor atau dilebarkan lubangnya. Sebagai tambahan,
pembubut dapat digunakan untuk membuat kenob, memotong ulir atau membuat tirus.
Pembubut berkepala roda gigi mendapatkan dayanya pada kepala tetap melalui sabuk V
banyak yang dipasang pada motor di bawah. Untuk itu hanya perlu menggerakkan tuas yang
menjulur pada kotak roda gigi. Rakitan kereta luncur mencakup perletakan majemuk, sadel
pahat dan apron. Oleh karena mendukung dan memandu pahat pemotong, maka harus kaku
dan dirancang dengan ketepatan tinggi. Tersedia dua hantaran tangan untuk memandu pahat
pada gerakan arah menyilang. Roda tangan yang atas atau engkol tangan mengendalikan
gerakan dari perlengkapan majemuk dan karena perletakannya dilengkapi dengan busur
derajat penyetel putaran, maka dapat ditempatkan dalam berbagai kedudukan sudut untuk
membubut tirus pendek. Roda tangan yang ketiga digunakan untuk menggerakkan kereta
luncur di sepanjang landasan, biasanya untuk menarik kembali ke kedudukan semula setelah
ulir pengarah membawanya sepanjang pemotongan.
Bagian dari kereta luncur yang menjulur di depan dari pembubut disebut apron, yaitu
merupakan dinding ganda dicor yang berisi kendali, roda gigi dan mekanisme lain untuk
menghantar kereta luncur dan peluncur menyilang dengan tangan atau daya. Pada
permukaan apron dipasangkan berbagai tuas kendali dan roda. Pembubutan dilakukan untuk
menghasilkan bagian-bagian yang bundar, benda kerja diputar pada sumbunya di mesin
bubut ke arah sudut potong dari pahat potong sehingga akan dihasilkan geram. Proses ini
disebut dengan Turning Operation.
Semua benda kerja hasil pembubutan merupakan bagian-bagian mesin, jig dan fixture, dan
cekam.
Benda-benda tersebut dibuat dari bahan yang berbeda-beda tergantung dari kebutuhannya,
dan dapat memiliki kualitas yang tidak sama satu sama lain.
1) Bubut Ringan
Mesin ini bentuknya kecil dan sederhana, digunakan untuk mengerjakan benda-benda yang
kecil pula.
Biasanya diletakkan diatas meja kerja.
Contoh : Mesin bubut Simonet.
Konstruksi mesin bubut ini lebih cermat dan dilengkapi dengan penggabungan perlengkapan
yang khusus. Mesin ini digunakan untuk pengerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi.
Mesin ini mempunyai power yang lebih besar dan digunakan untuk pengerjaan pembubutan
yang memerlukan ketelitian tinggi dengan benda kerja yang cukup besar.
Contoh : Cholcester Master dan Kerry.
Mesin bubut ini termasuk mesin bubut industri berat yang banyak digunakan pada benda
kerja yang besar dan panjang. Misalnya poros-poros kapal dan poros transmisi.
1) Gerakan berputar benda kerja pada sumbunya disebut “cutting motion, main motion”,
artinya putaran utama. Dan cutting speed atau kecepatan potong merupakan gerakan untuk
mengurangi benda kerja dengan pahat.
2) Pahat yang bergerak maju secara teratur, akan menghasilkan “chip” (geram, serpih,
tatal).Gerakan tadi disebut “feed motion”.
3) Bila pahat dipasang dengan dalam pemotongan (“depth of cutting”), pahat dimajukan ke
arah melintang sampai kedalaman pemotongan yang dikehendaki. Gerakan ini disebut
“adjusting motion”.
3. Pengerjaan pada Mesin Bubut
Adapun macam pengerjaan yang dapat dilakukan pada mesin bubut adalah :
Mesin bubut pada dasarnya terdiri dari beberapa bagian antara lain: meja mesin, a headstock,
a tailstock, a feedrod, a carriage, a compound slide, a toolpost, dan leadscrew.
Pada gambar berikut ini diperlihatkan nama-nama bagian atau komponen yang umum dari
mesin bubut:
Gambar 2.3.1.4 Bagian-bagian mesin bubut
3) Feedrod
Terletak dibawah ulir pengarah yang berfungsi untuk menyalurkan daya dari kotak pengubah
cepat (quick change box) untuk menggerakkan mekanisme apron dalam arah melintang atau
memanjang.
4) Carriage
Terdiri dari tempat eretan, dudukan pahat dan apron. Konstruksinya kuat karena harus
menyangga dan mengarahkan pahat pemotong. Dilengkapi dengan dua cross slide untuk
mengarahkan pahat dalam arah melintang. Spindle yang atas mengendalikan gerakan
dudukan pahat dan spindle atas untuk menggerakkan pembawa sepanjang landasan.
5) Toolpost
Digunakan sebagai tempat dudukan pahat bubut, dengan menggunakan pemegang pahat.
6) Headstock
Yaitu tempat terletaknya transmisi gerak pada mesin bubut yang mengatur putaran yang
dibutuhkan pada proses pembubutan.
7) Bed mesin
Berfungsi untuk tempat kedudukan pembawa (carried).
Untuk setiap jenis pengerjaan diperlukan pahat yang tepat. Oleh sebab itu harus dipilih pahat
roughing, finishing, boring, thread cutting, dan sebagainya. Kebanyakan pahat bubut sudah
distandarisasikan.
Permukaan yang halus dari benda kerja akan diperoleh jika menggunakan pahat finishing.
Untuk keperluan ini dipergunakan pahat finishing titik dengan sisi potong bulat dan pahat
finishing datar dengan sisi potong rata. Setelah digerinda, sisi potong pahat finishing harus
digosok dengan oil stone secara hati-hati, kalau tidak permukaan benda kerja tidak akan
halus.
Contoh pahat finishing yaitu :
1) Pahat ujung bulat
2) Pahat sisi kiri
3) Pahat sisi kanan
4) Pahat sudut kanan
Pahat bubut harus disimpan sedemikian rupa sehingga sisi potongnya tidak mudah rusak. Sisi
potong yang tumpul menyebabkan getaran yang besar, sehingga menyebabkan panas dan
permukaan yang kasar. Oleh sebab itu janganlah menunggu sampai sisi potong tumpul.
Selama pengerjaan, pahat ditekan oleh tenaga potong (cutting force). Besarnya tenaga ini
tergantung dari besarnya benda kerja dan ukuran penampang chip. Dengan memasang pahat
pada baut pengunci (clamping bolt), terjadilah getaran yang kuat di antara permukaan
penyangga pahat dengan penjepit pahat. Getaran tersebut menyebabkan pahat bergerak.
Untuk menghindari bergesernya pahat selama pengerjaan, pahat harus dipegang dengan kuat
dan aman. Untuk pemasangan pahat dapat digunakan pelat-pelat tipis sebagai “ganjal”.
2). Mesin Frais
3).Mesin Skrap
Gambar 2.4.3 Mesin Skrap
Mesin sekrap atau shaping machine adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk
mengubah permukaan benda kerja menjadi permukaan rata baik bertingkat, menyudut, dan
alur. Sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki.
Fungsi lain mesin skrap yaitu:
2. Bor duduk
Kegunaan bor duduk merupakan perangkat perbengkelan yang digunakan untuk
membuat lubang pada benda kerja.
Bagian-bagian dari perkakas bor duduk listrik:
1) Motor penggerak berupa motor listrik untuk menggerakkan cak
2) Sistem transmisi yang berfungsi untuk mentransmisikan putaran motor
penggerak ke poros pemutar cak
3) Tuas penekan adalah alat yang berfungsi untuk menggerakkan mata
bor mendekati benda kerja, dan mengumpankan mata bor
kepermukaan benda kerja. Dimana mata bor digenggam oleh gigi-gigi pada cak
4) Meja bor merupakan tempat untuk meletakkan benda kerja yang
sedang ditangani
5) Dudukan adalah kaki yang berfungsi untuk mendudukkan perkakas
bor di atas rangka atau meja
3. Mesin Bor Tiang
Bagian dari mesin bor tiang
1) Motor listrik
2) Pengatur kcepatan
3) Tuas penekan
4) Sumbu bor
5) Meja mesin bor
6) Tiang mesin bor
7) Alas mesin bor
Mesin bor tiang dan mesin bor meja digunakan untuk benda yang ukurannya relative kecil,
sehingga dapat dibawa. Karena mesin ini ukurannya cukup besar jadi tidak mungkin
dibawa/dirubah posisinya. Maka untuk benda yang besar tidak mungkin dirubah posisinya
digunakan mesin bor yang portable seperti mesin bor pistol dan bor dada.
Mesin gerinda merupakan proses menghaluskan permukaan yang digunakan pada tahap
finishing dengan daerah toleransi yang sangat kecil sehingga mesin ini harus memiliki
konstruksi yang sangat kokoh.
Bagian-bagian mesin gerinda
1. Bagian badan mesin yang biasanya terbuat dari besi tuang yang memiliki sifat sebagai
peredam getaran yang baik. Fungsinya adalah untuk menopang meja kerja dan menopang
kepala rumah spindel.
2. Bagian poros spindel merupakan bagian yang kritis karena harus berputar dengan
kecepatan tinggi juga dibebani gaya pemotongan pada batu gerindanya dalam berbagai
arah.
3. Bagian meja juga merupakan bagian yang dapat mempengaruhi hasil kerja proses gerinda
karena diatas meja inilah benda kerja diletakkan melalui suatu ragum ataupun magnetic
chuck yang dikencangkan pada meja ini.
.