You are on page 1of 41

LAPORAN

PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

DISUSUN OLEH :

YESHA ALDINATA N.G : 0809025023


RONDOM SURYA PRAJA : 0809025000
DIAN SEPTA PAMELA : 0809025020
MIMI ADE PRASTIKA : 0809025006
SHANATAN : 0809025015

WORKSHOP PROSES PRODUKSI


PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR
2010
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI


DI WORKSHOP PROSES PRODUKSI
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA

DISUSUN OLEH :

YESHA ALDINATA N.G : 0809025023


RONDOM SURYA PRAJA : 0809025000
DIAN SEPTA PAMELA : 0809025020
MIMI ADE PRASTIKA : 0809025006
SHANATAN : 0809025015

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Dosen Pembimbing, Asisten Laporan,

Ir. Dharma Widada, MT Januar Zulfani Akbar


NIP.19690706.199512.1.004 NIM. 05.51073.01011.06

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI
DI WORKSHOP PROSES PRODUKSI
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA

DISUSUN OLEH :
YESHA ALDINATA N.G : 0809025021
RONDOM SURYA PRAJA : 0809025000
DIAN SEPTA PAMELA : 0809025020
MIMI ADE PRASTIKA : 0809025006
SHANATAN : 0809025015

Telah diperiksa dan diuji oleh :

1. Muamar Achmad Husyaini


Nim. 05.51063.01001.06

2. Muhammad Akhbar Adi Utomo


Nim. 05.51084.01022.06

3. Januar Zulfani Akbar


Nim. 05.51073.01011.06

4. Awang Rinda Bally


Nim. 05.51095.01033.06

5. Agus Riadi
Nim. 05.51076.01014.06

6. Alga Adhi Candra


Nim. 06.54682.01191.06

7. Jamil Ambana
Nim. 05.51081.01019.06

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena hanya dengan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan resmi Praktikum
Proses Produksi.

Serta tak lupa ucapan terima kasih pula untuk :

1. Pak Ir. H. Dharma Widada,MT yang telah membagikan ilmu pengetahuannya


2. Pak Dutho,ST,MT yang bertanggung jawab dalam kegiatan praktikum
3. Abang - abang asisten yang telah membantu dalam menjalankan praktikum

Dan semua pihak yang membantu kami dalam praktikum proses produksi. Semoga ALLAH SWT
membalas atas segala bantuannya.

Tidak ada kata lain, selain harapan kami sebagai penulis agar laporan dengan segala
kekurangan ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri dan bagi pembaca.

Samarinda, Desember 2009

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beberapa aktivitas dalam proses produksi mulai dari pengawasan, design produk, pemakaian
alat - alat mulai dari alat pelindung diri hingga alat kerja yang digunakan mempengaruhi pada
produk yang dihasilkan. Untuk mendapatkan produksi yang baik dibutuhkan pekerja yang
handal tentunya (mengerti dan memahami cara penggunaan alat kerja) dan juga yang tak
kalah penting keselamatan saat menjalankan pekerjaan.

Praktikum pada mata kuliah proses produksi pada program keahlian Teknik Industri adalah
mata kuliah yang kompetensi dan sub kompetensinya memuat: ketrampilan dasar yang harus
dimiliki secara tuntas oleh seluruh peserta didik. Untuk memperoleh hasil tamatan yang dapat
terserap didunia kerja, laboratorium/bengkel dan peralatan adalah sarana yang harus dipenuhi
dan tidak dapat ditawar lagi.

Dengan adanya praktikum ini peserta didik diharapkan mengetahui, memahami dan dapat
menggunakan dengan baik dan benar alat - alat untuk pelindung diri, alat ukur dan kerja
bangku serta mesin bubut juga pada las. Pada mata kuliah proses produksi jika tidak melihat
langsung atau hanya membayangkan saja tidak cukup untuk membuat pengetahuan semakin
bertambah apabila kita pernah melaksanakan atau mencoba alat - alat tersebut maka kita bisa
mengetahui cara penggunaan alat - alat tersebut dengan benar melalui asisten pembimbing
pada praktikum tersebut.

1.2 Tujuan Praktikum

1. Mengenal berbagai macam alat pelidung diri (APD)

2. Mengenal alat-alat kerja bangku serta mesin bubut juga las

3. Mengetahui bentuk dari alat - alat Hands Tolls

4. Mengetahui secara umum atau garis besar penggunaan dari alat - alat kerja bangku juga
penggunaan Alat Pelindung Diri.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alat Pelindung Diri (APD)

Penggunaan alat pelindung diri (APD) merupakan salah satu upaya untuk menghindari atau
memperkecil pengaruh negative dari pekerjaan peralatan dan lingkungan kerja. Tujuan itu
akan dicapai apabila pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri dilakukan dengan tepat.
Untuk tujuan itu diperlukan suatu jaminan agar pemilihan dan penggunaannya dapat
diketahui ketepatan atau kebenarannya, oleh karena itu diperlukan adanya suatu standar yang
baku, sehingga alat yang dimaksud dapat melindungi dengan cara mengisolasi sebagian atau
seluruh tubuh dari berbagai bentuk marabahaya ditempat kerja. Adapun APD pada
hakekatnya hanya mengurangi dampak dari kecelakaan yang mungkin menimpa pengguna
APD, bukan untuk menghilangkan sumber bahaya.
Sehingga dapat dikatakan APD atau alat pelindung diri adalah adalah seperangkat alat yang
digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap
kemungkinan adanya potensi bahaya atau kecelakaan pada lingkungan kerja

1. Dasar Hukum APD


Penggunaan APD juga memiliki dasar hukum yaitu :
1. Undang-undang No.1 tahun 1970.

a. Pasal 3 ayat (1) butir f: Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat syarat untuk
memberikan APD

b. Pasal 9 ayat (1) butir c: Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga
kerja baru tentang APD.

c. Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja
untuk memakai APD. Pasal 14 butir c: Pengurus diwajibkan menyediakan APD secara cuma-
Cuma

2. Permenakertrans No.Per.01/MEN/1981

Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan alat pelindung diri dan wajib
bagi tenaga kerja untuk menggunakannya untuk pencegahan penyakit akibat kerja.

3. Permenakertrans No.Per.03/MEN/1982
Pasal 2 butir I menyebutkan memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat
kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan
ditempat kerja

4. Permenakertrans  No.Per.03/Men/1986

Pasal 2 ayat (2) menyebutkan tenaga kerja yang mengelola Pestisida harus memakai alat-
alat pelindung diri yg berupa pakaian kerja, sepatu lars tinggi, sarung tangan, kacamata
pelindung atau pelindung muka dan pelindung pernafasan.

2. Syarat-syarat APD
Menurut ketentuan Balai Hiperkes, syarat-syarat alat pelindung diri adalah :
APD harus dapat memberikan perlindungan yang adekuat terhadap bahaya yang spesifik
atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja
1. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan rasa
ketidaknyamanan yang berlebihan
2. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel
3. Bentuknya harus cukup menarik
4. Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama
5. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang dikarenakan
6. bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah dalam menggunakannya
Alat Pelindung Harus Memenuhi Standar Yang Telah Ada
7. Alat Tersebut Tidak Membatasi Gerakan Dan Persepsi Sensoris Pemakainya
Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah pemeliharaannya

APD atau alat pelindung diri terbagi atas beberapa jenis yaitu :
1). Alat pelindung kepala
Tujuan dari penggunaan alat ini adalah melindungi kepala dari bahaya terbentur dengan
benda tajam atau keras yang menyebabkan luka tergores, terpotong, tertusuk, terpukul
oleh benda jatuh, melayang dan meluncur, juga melindungi kepala dari panas radiasi,
sengatan arus listrik, api, percikan bahan-bahan kimia korosif dan mencegah rambut
rontok dengan bagian mesin yang berputar Jenisnya helm pengaman dapat terbuat dari
plastik, fiberglass, bakelite.
Alat pelindung kepala yaitu berupa safety helmet

Gambar 2.1 Safety Helmet

2). Alat pelindung muka dan mata


Alat pelindung muka digunakan untuk mencegah terkenanya muka oleh partikel-partikel yang
dapat melukai muka seperti terkena percikan logam pada saat melakukan pengelasan. Alat
pelindung muka sekaligus pula dapat melindungi mata. Alat pelindung muka yang biasa digunakan
berupa tameng muka atau perisai muka seperti goggles, helm pengelas dan topi penutup.
pencegahan yang paling sulit adalah kecelakaan pada mata, oleh karena biasanya tenaga kerja
menolak untuk menggunakannya Kaca mata pengaman diperlukan untuk melindungi mata dari
kemungkinan kontak dengan bahaya karena percikan atau kemasukan debu, gas, uap, cairan
korosif partikel melayang, atau kena radiasi gelombang elektromagnetik.
Alat pelindung muka dan mata yaitu berupa safety glasses dan face shields

Gambar 2.2 Safety Glasses

Gambar 2.3 Face Shields


3). Alat pelindung telinga
Hilangnya pendengaran adalah kejadian umum di tempat kerja dan sering dihiraukan karena
gangguan suara tidak mengakibatkan luka. Alat pelindung telinga bekerja sebagai penghalang
antara bising dan telinga dalam. Selain itu, alat ini melindungi pemakainya dari bahaya percikan
api atau logam panas misalnya pada saat pengelasan. Alat pelindung telinga dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu :
Alat pelindung telinga yaitu berupa ear plug dan ear muff

Gambar 2.4 Ear Plug

Gambar 2.5 Ear Muff

4). Alat Pelindung Pernafasan


Alat pelindung pernafasan berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat
dengan kualitas udara buruk (misal berdebu atau beracun). Alat pelindung pernafasan yaitu
berupa masker atau respirator.

Gambar 2.6 Masker


5). Alat pelindung tangan
Alat Pelindung Tangan merupakan alat yang paling banyak digunakan karena kecelakaan pada
tangan adalah yang paling banyak dari seluruh kecelakaan yang terjadi di tempat kerja. Pekerja
harus memakai pelindung tangan ketika terdapat kemungkinan terjadinya kecelakaan seperti luka
tangan karena benda-benda keras, luka gores, terkena bahan kimia berbahaya, luka sengatan dan
lain-lainnya.Alat pelindung tangan yaitu berupa sarung tangan . Bahan dan bentuk sarung tangan
di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.

Gambar 2.7 Sarung Tangan

6). Safety Belt.


Safety belt berfungsi untuk melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh, biasanya
digunakan pada  pekerjaan konstruksi dan memanjat serta tempat tertutup atau boiler
berupa tali pengaman (safety harness). Diwajibkan menggunakan alat ini di ketinggian
lebih dari 1,8 meter. Selain itu ada pula safety belt yang berfungsi sebagai alat
pengaman ketika menggunakan alat transportasi ataupun peralatan lain yang serupa
(mobil,pesawat, alat berat, dan lain-lain).

Gambar 2.8 Safety Belt


Gambar 2.9 Safety Harness

1. Safety Clothes

Safety Clothes, berfungsi untuk melindungi tubuh dari kondisi lingkungan kerja yang kurang baik
seperti suhu, debu ataupun hal lain yang membahayakan tubuh. Pakaian ini dilengkapi dengan
bahan yang memantulkan cahaya sehingga jika digunakan pada malam hari dapat memperlihatkan
posisi si pemakai.

Gambar 2.10 Safety Clothes

7). Alat pelindung kaki


Sepatu keselamatan kerja dipakai untuk melindungi kaki dari bahaya kejatuhan benda-benda
berat, terinjak benda yang berputar melalui kjaki, kepercikan larutan asam dan basa yang korosif
atau cairan panas, menginjak benda tajam. Sepatu pelindung dan boot harus memiliki ujung
sepatu yang terbuat dari baja dan solenya dapat menahan kebocoran. Ketika bekerja di tempat
yang mengandung aliran listrik, maka harus digunakan sepatu tanpa logam yang dapat
menghantarkan aliran listrik. Jika bekerja di tempat biasa maka harus vdigunakan sepatu yang
tidak mudah tergelincir, sepatu yang terbuat dari karet harus digunakan ketika bekerja dengan
bahan kimia.

Alat pelindung kaki yaitu berupa sepatu boot dan safety shoes
Gambar 2.11 Safety shoes

Gambar 2.12 Sepatu boot

2.2 Alat Ukur

1. Pengertian Alat Ukur

Dalam fisika dan teknik, pengukuran adalah aktivitas yang membandingkan kuantitas fisik
dari objek dan kejadian dunia-nyata. Alat pengukur adalah alat yang digunakan untuk
mengukur benda atau kejadian tersebut. Seluruh alat pengukur terkena error peralatan yang
bervariasi. Bidang ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran dinamakan metrologi.

Fisikawan menggunakan banyak alat untuk melakukan pengukuran mereka. Ini dimulai
dari alat yang sederhana seperti penggaris dan stopwatch sampai ke mikroskop elektron dan
pemercepat partikel. Instrumen virtual digunakan luas dalam pengembangan alat pengukur
modern.
1). Jangka Sorong

Gambar 2.13. Jangka sorong


Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter. Terdiri
dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung
pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi
dengan bacaan digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka
sorang dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang diatas 30cm.

Kegunaan jangka sorong adalah:

1. Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
2. Untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa,
maupun lainnya) dengan cara diulur;
3. Untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara
"menancapkan/menusukkan" bagian pengukur. Bagian pengukur tidak terlihat pada
gambar karena berada di sisi pemegang.

2). Mikrometer

Gambar 2.14
Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur
yang memiliki 0.01 mm. Satu mikrometer adalah secara luas digunakan alat di dalam
teknik mesin electro untuk mengukur ketebalan secara tepat dari blok-blok, luar dan garis
tengah dari kerendahan dan batang-batang slot. Mikrometer ini banyak dipakai dalam
metrology, studi dari pengukuran,

Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokan yang didasarkan pada aplikasi


berikut :
1. Mikrometer Luar Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-
lapisan, blok-blok dan batang-batang.
2. Mikrometer dalam Mikrometer dalam digunakan untuk menguukur garis tengah dari
lubang suatu benda
3. Mikrometer kedalaman Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur
kerendahan dari langkah-langkah dan slot-slot.

3). Penggaris siku (Angine square)


Bahan pada siku ini adalah steel tool yang terdiri dari balok dan bilah (blade), alat ini
berfungsi :

1. Menarik (melukis) garis-garis sejajar dan siki-siku balok


2. Untuk mengetahui kesudutan sisi benda kerja ( 90o )

2.3 Kerja bangku

1. Ragum/ Tanggem
Ragum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang akan dikikir, dipahat,
digergaji, di tap, di sney, dan lain lain. Dengan memutar tangkai (handle) ragum. Maka
mulut ragum akan menjepit atau membuka/melepas benda kerja yang sedang dikerjakan.

Bibir mulut ragum harus :

1). Berdiri tegak diragum

2). Tempelkan kepalan tangan pada dagu

3). Sikut harus berada diatas mulut ragum dan apabila lengan kita ayunkan, sikut jangan
sampai menyentuh bibir mulut ragum.

Bila kita menjepit bernda kerja pada ragum, benda kerja yang keluar dari mulut ragum
janganlah terlalu tinggi, terrutama apabila bahan benda kerja itu terbuat dari logam tipis.
Bila memungkinkan perbandingan bahan yang keluar dari mulut ragum harus lebih kecil
daripada bagian yang terjepit. Gunakan pelat pelapis untuk menjepit benda kerja, hal ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan akibat dari jepitan gigi ragum . Pelat
pelapis bisa dibuat dari bahan plat tipis yang rata, plat siku dll.

2. Penitik

Digunakan untuk memberi tanda pada benda kerjaTerdapat dua jenis penitik yaitu penitik
pusat dan penitik garis. Kedua macam alat ini bentuknya hampir sama kecuali besar sudut
ujungnya.

1). Penitik pusat (centre punch), digunakan untuk menandai titik pusat lubang yang akan
dibor. Sudut mata penitik pusat dibuat 90O.

2). Penitik garis (prick punch), digunakan untuk menandai garis gambar diatas benda
kerja, sehingga batas-batas pengerjaan tetap dapat terlihat, sebab garis gambar
seringkali hilang pada saat pengerjaan. Sudut penitiknya sebesar 30O-60O
3. Penggores
Alat ini duigunakan untuk menandai ukuran pada benda kerja atau bahan yang akan
diolah. Ada bermacam-macam jenis penggores:

1. Penggores tangan sedukan.


2. Penggores dengan satu ujung bengkok.
3. Penggores dengan satu ujung dirobah.
4. Dan cara pemakaiannya adalah sebagai berikut:
5. Dalam menggunakan penggores membentuk 20-25 derajat.
6. Tekan penggores pada gambar.
7. Condongkan penggores kearah maju.

4. Scrap Tangan
Digunakan untuk membuang noda-noda pada permukaan logam atau bagian-bagian yang menonjol
sedikit, dari permukaan dasarnya atau ketidakseragaman pemukaan,sehingga dihasilkan
permukaan yang baik dan rata.

5. Klem
Adalah alat bantu yang gunanya untuk menjepit benda kerja yang tidak dapat dilakukan
oleh ragum secara langsung, dikarenakan bentuk atau posisinya yang tidak
memungkinkan. Beberapa jenis klem yaitu :’

1. Clamp-claw, digunakan untuk menjepit benda kerja yang akan dikerjakan pada bagian
tepi

2. Handclamp, digunakan untuk memegang benda kerja yang kecil yang dipegang
dengan tangan

3. Klem instrumen, digunakan untuk menjepit benda kerja bulat yang kecil atau untuk
menjepit kepingan logam yang banyak untuk dimesin secara bersama-sama.

6. Gergaji besi

Gergaji digunakan untuk memotong benda kerja yang kedudukan pemotongnya tidak
memungkinkan untuk dipotong dengan mesin potong, maka sebaiknya memakai
gergaji.Ada beberapa tipe dari gergaji dan daun gergaji yang pemakaiannya juga
disesuaikan keperluan atau untuk pemotongan. Berikut ini akan dijaelaskan bagian-bagian
dari gergaji yaitu:

1. Bingkai
Bingkai ini biasanya terbuat dari pipa baja yang kuat dan baik.
2. Tangkai
Tangkai dari gergaji ini juga terbuat dari besi yang kuat.
3. Pasak
Pasak digunakan untuk menahan dari mata gergaji agar tidak terlepas dan terpasang
kuat pada gergaji.

4. Mor kupu-kupu
Mor ini berguna untuk menerangkan kedudukan dari mata gergaji agar menjadi
regang.
5. Mata gergaji
Mata gergaji berfungsi sebagai pemotong.

7. Mesin Bor

Di bengkel-bengkel kerja bangku pekerja logam kebanyakan menggunakan jenis mesin


bor, seperti mesin bor bangku, mesin bor tiang adakalanya menggunakan mesin bor
pistol atau bor dada.
Beberapa contoh mesin yang disebut diatas :

1) Mesin bor meja

Bagian mesin bor mejaTombol :

a. tuas penekan.

b. tuas pengikat.

c. alas mesin bor.

d. meja mesin bor.

e. penjepit bor.

f. pengaman.

g. mur penyetel.

h. rumah sabuk.

2) Bor duduk

Kegunaan Bor duduk merupakan perangkat perbengkelan yang digunakan untuk


membuat lubang pada benda kerja.

Bagian-bagian dari perkakas bor duduk listrik:


1. Motor penggerak berupa motor listrik untuk menggerakkan cak Sistem transmisi
yang berfungsi untuk mentransmisikan putaran motor penggerak ke poroses
pemutar cak
2. Tuas penekan adalah alat yang berfungsi untuk menggerakkan mata
bor mendekati benda kerja, dan mengumpankan mata bor kepermukaan benda
kerja Cak dimana mata bor digenggam oleh gigi-gigi pada cak
3. Meja bor merupakan tempat untuk meletakkan benda kerja yang sedang ditangani
4. Dudukan adalah kaki yang berfungsi untuk mendudukkan perkakas bor di atas
rangka atau meja.

3. Mesin bor tiang


Bagian dari mesin bor tiang :
1). motor listrik
2). pengatur kcepatan
3). tuas penekan
4). sumbu bor
5). meja mesin bor
6). tiang mesin bor
7). alas mesin bor

Mesin bor tiang dan mesin bor meja digunakan untuk benda yang ukurannya relative kecil,
sehingga dapat dibawa. Karena mesin ini ukurannya cukup besar jadi tidak mungkin
dibawa/dirubah posisinya. Maka untuk benda yang besar tidak mungkin dirubah posisinya
digunakan mesin bor yang portable seperti mesin bor pistol dan bor dada.

8. Mesin Gerinda

Mesin gerinda adalah suatu alat yang berfungsi untuk membentuk, mengasah dan
menajamkan alat alat perkakas seperti; pahat, penitik, penggores, jangka tusuk dan
sebagainya.

Menggunakan mesin gerinda :

1. Langkah persiapan Pasang kaca pengaman pada gerinda Perhatikan jarak balok
bantalan terhadap batu gerinda, usahalan jarak balok bantalan terhadap batu gerinda
sedekat mungkin Periksa kondisi batu gerinda, apakah masih dapat dipergunakan.
Gunakan kaca mata pengaman dan pakaian kerja selama mengoperasikan mesin
gerinda
2. Langkah pengoperasian mesin gerinda Tekan tombol sakelar untuk menyalakan mesin
Posisi badan pada saat bekerja. Kedudukan dan posisi antara pahat dan gerinda pada
waktu diasah / digerinda. Pegang jari-jari dan ibu jari tangan kiri sangat penting
pengaruhnya pada pekerjaan mengasah pahat.

3. Sistem transmisi daya dan putaran dari motor listrik ke proses penggerak cak.

9. Palu

Palu disebut juga martil atau pukul.Palu adalah alat tangan yang digunakan untuk
memukul,dan digolongkan menjadi dua macam yaitu pukul besi dan pukul lunak.Ukuran
palu ditentukan oleh beratnya misal 0,25kg,0,5kg,Dan seterusnya sampai ukuran 10kg
atau 15kg yang disebut Godam. Penggunaannya pun bermacam-macam. Bagian kepala
yang berbentuk datar digunakan untuk memukul benda kerja,misalnya untuk pahat
tangan,memukul paku, dan sabagainya.Bagian yang bulat digunakan untuk
mengeling.yang berbentuk lurus kedepan digunakan meratakan,merapatkan bagian sisi
atau sudut yang letaknya searah.Yang berbentuk lurus melintang melintang digunakan
untuk meratakan,merapatkan bagian sisi atau sudut yang letaknya melintang.Badan palu
tidak selamanya bulat,ada juga yang berbentuk segiempat. Palu yang ujungnya bulat
disebut Palu Konde (Ball Peen). Palu yang ujungnya lurus searah disebut Palu Pen Searah
(Straight Peen). Palu yang lurus melintang disebut Palu Pen Melintang (Cross Peen).
Palu lunak digunakan sebagai alat bantu, misalnya untuk meratakan atau melipat pelat,
untuk membentuk pelat (kenteng),dan sebagainya. Palu lunak dibuat dari bahan yang
lunak seperti kayu,plastik,karet,kulit,tembaga, dan alumunium. Palu lunak yang
digunakan untuk memukul benda kerja pada saat setting pada ragam sebelumnay di mesin
umum disebut millet.

10. Paron

Paron atau landasan digunakan untuk menahan tumpukan benda kerja yang di pukul,
ditempa, atau dibentuk dengan pukulan. Paron dibuat dari baja tuang, dibagian atasnya
halus,rata,dan dikeraskan. Paron yang baik suaranya nyaring berdentang bila dipukul dan
dipalu yang digunakan untuk memukul akan memantul keatas. Ukuran paron ditentukan
oleh beratnya,yaitu antara 50kg sampai dengan 200kg.Bentuknya pun bermacam-macam .
Paron biasanya diletakkan diatas sebuah balok kayu setinggi pergelangan tangan bila kita
berdiri didekatnya.

Bagian-bagian Paron:

1) tanduk bulat tirus.

2) balok potong.

3) lubang segi empat.

4) tanduk segi empat.


5) badan landasan.

11. Pemotong Plat

Alat pemotong plat digunakan saat pemotongan plat yang berukuran kecil dan sedang, serta
ketebalan yang tipis dan sedang. Alat ini sanagt berguna untuk berguna untuk memotong plat
dan biasanya penggunaannya kalau ada palu banyak berlebih dan tidak memiliki sudut yang
tidak begitu rumit maka sebaiknya menggunakan alat pemotong ini.

2.4Pengelasan

Teknik pengelasan secara sederhana telah diketemukan dalam rentang waktu antara 4000
sampai 3000 SM. Setelah energi listrik dipergunakan dengan mudah, teknologi pengelasan
maju dengan pesatnya sehingga menjadi sesuatu teknik penyambungan yang mutakhir.
Hingga saat ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan. Pada tahap-tahap
permulaan dari pengembangan teknologi las, biasanya pengelasan hanya digunakan pada
sambungan-sambungan dari reparasi yang kurang penting. Tapi setelah melalui pengalaman
dan praktek yang banyak dan waktu yang lama, maka sekarang penggunaan proses-proses
pengelasan dan penggunaan konstruksi-konsturksi las merupakan hal yang umum di semua
negara di dunia. Terwujudnya standar-standar teknik pengelasan akan membantu memperluas
ruang lingkup pemakaian sambungan las dan memperbesar ukuran bangunan konstruksi yang
dapat dilas. Dengan kemajuan yang dicapai sampai saat ini, teknologi las memegang peranan
penting dalam masyarakat industri modern.

1. Definisi Pengelasan
Proses pengelasan yaitu proses penyambungan antara dua atau lebih material dalam keadaan
plastis atau cair dengan menggunakan panas (heat) atau dengan tekanan (pressure) atau
keduanya. Logam pengisi (filler metal) dengan temperatur lebur yang sama dengan titik lebur
dari logam induk dapat atau tanpa digunakan dalam proses penyambungan tersebut.Definisi
pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Normen) adalah ikatan metalurgi pada
sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair.
Dengan kata lain, las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan
menggunakan energi panas. Dalam proses penyambungan ini adakalanya disertai dengan
tekanan dan material tambahan (filler material)
2 Klasifikasi pengelasan
Ditinjau dari sumber panasnya. Pengelasan dapat dibedakan tiga:

1) Pengelasan Mekanik
2) Pengelasan Listrik

3) Pengelasan Kimia

Sedangkan menurut cara pengelasan, dibedakan menjadi dua bagian besar:

1) Pengelasan tekanan (Pressure Welding)


2) Pengelasan Cair

1) Fusion Welding
Fusion welding adalah proses penyambungan logam dengan cara mencairkan logam yang
tersambung.
Jenis-jenis Fusion Welding:

1. Oxyacetylene Welding
2. Electric Arc Welding

3. Shield Gas Arc Welding

1) TIG

2) MIG

3) MAG

4. Submerged Welding \

5. Resistance Welding

6. Spot Welding

7. Seam Welding

8. Upset Welding
9. Flash Welding

10. Electro Slag Welding

11. Electro Gas Welding

12. Electron Beam Welding

13. Laser Beam Welding

14. Plasma Welding

2) Carbon Arc Welding

Carbon Arc Welding mungkin adalah proses las listrik yang dikembangkan pertama kali
menurut catatan, eksperimen las listrik pertama kali dilakukan pada tahun 1881, ketika
Auguste de Meritens (Perancis) menggunakan busur karbon sebagai sumber pengelasan
dengan aki sebagai sumber listriknya. Dalam eksperimennya, dia menghubungkan benda
kerja dengan kutb positif. Walaupun kurang efisien, proses ini berhasil menyatukan timah
dengan timah.
Carbon Arc Welding adalah proses untuk menyatukan logam dengan menggunakan panas
dari busur listrik, tidak memerlukan tekanan dan batang pengisi (filler metal) dipakai jika
perlu. Carbon Arc Welding banyak digunakan dalam pembuatan aluminium dan besi.
Sumber arusnya bisa DC maupun AC dengan menggunakan DC/AC. Proses Carbon Arc
Welding bisa dipakai secara manual ataupun otomatis. Pendinginannya tergantung besarnya
arus. Bila penggunaan arus di atas 200 Ampere digunakan Water Cooled. Dan sebaliknya bila
di bawah 200 Ampere digunakan Air Cooled.

3) Coated Electrode Welding


Cara pengelasan dimana elektrodanya dibungkus dengan fluks merupakan pengembangan
lebih lanjut dari pengelasan dengan elektroda logam tanpa pelindung (Bare Metal Electrode).
Dengan elektroda logam tanpa pelindung, busur sulit dikontrol dan mengalami pendinginan
terlalu cepat sehingga 02 dan N2 dari atmosfer diubah menjadi Oksida dan Nitrida, akibatnya
sambungan menjadi rapuh dan lemah.
Prinsip Las Elektroda Terbungkus adalah busur listrik yang terjadi antara elektroda dan
logam induk mengakibatkan logam induk dan ujung elektroda mencair dan kemudian
membeku bersama-sama. Lapisan (Pembungkus) Elektroda terbakar bersama dengan
meleburnya elektroda menghasilkan gas pelindung sekeliling busur. dengan oksigen (O2).
hasil pembakaran ini akan menghasilkan suhu yang tinggi dan umumnya digunakan untuk
cutting, brazing, metalling, and hard surfacing.
Acetylene dihasilkan dari percampuran CAC2 (Kalsium Karbida) dengan air. CAC2
dihasilkan dari proses peleburan antara batu karang (Carbon) dengan kapur (CAO) dalam
dapur api yang memancarkan bunga api listrik.
Fungsi Fluks:

1. Melindungi logam cair dari lingkungan udara


2. Menghasilkan gas pelindung

3. Menstabilkan busur

4. Sumber unsur paduan (V, Zr, Cs, Mn).

4) Submerged Arc Welding

Dalam pengelasan busur rendam otomatis, busur dan material yang diumpankan untuk
pengelasan tidak diperlukan seorang operator yang ahli. Pengelasan otomatis ini pertama kali
diusulkan oleh Bernardos dan N. Slavianoff. Dan Las Busur Rendam dipraktekkan pertama
kali oleh D. Dulchesky.
Las busur rendam adalah pengelasan dimana logam cair tertutup dengan fluks yang diatur
melalui suatu penampung fluks dan logam pengisi yang berupa kawat pejal diumpankan
secara terus menerus. Dalam pengelasan ini busur listriknya terendam dalam fluks.
Karena dalam pengelasan ini, busur listriknya tidak kelihatan, maka sangat sukar untuk
mengatur jatuhnya ujung busur. Di samping itu karena mempergunakan kawat elektroda yang
besar maka sangat sukar untuk memegang alat pembakar dengan tangan tepat pada
tempatnya. Karena kedua hal tersebut maka pengelasan selalu dilaksanakan secara otomatis
penuh.
Mesin las ini dapat menggunakan sumber listrik AC yang lamban dan DC dengan tegangan
tetap bila menggunakan listrik AC
Perlu adanya pengaturan kecepatan pengumpanan kawat las yang dapat diubah-ubah untuk
mendapatkan panjang busur yang diperlukan. Bila menggunakan sumber listrik DC dengan
tegangan tetap, kecepatan pengumpanan dapat dibuat tetap dan biasanya menggunakan
polaritas balik (DCRP). Mesin las dengan listrik DC kadang-kadang digunakan untuk
mengelas pelat tipis dengan kecepatan tinggi atau untuk pengelasan dengan elektroda lebih
dari satu.
Keuntungan Las Busur Rendam:

1. Kualitas Las Baik


2. Penetrasi cukup

3. Bahan las hemat

4. Tidak perlu operator tampil

5. Dapat memakai arus yang tinggi

Kerugian Las Busur Rendam:

1. Sulit menentukan hasil seluruh pengelasan


2. Posisi pengelasan hanya horisontal

3. Penggunaan sangat terbatas

5) Tungsten Inert Gas

Pengelasan ini pertama kali ditemukan di USA (1940), berawal dari pengelasan paduan untuk
bodi pesawat terbang. Prinsip: panas dari busur terjadi diantara elektrode Tungsten dan logam
induk akan meleburkan logam pengisi ke logam induk di mana busurnya dilindungi oleh gas
mulia (Ar atau He).
Las ini memakai elekroda Tungsten yang mempunyai titik lebur yang sangat tinggi (3260 C)
dan gas pelindungnya Argon/Helium. Sebenarnya masih ada gas lainnya, seperti Xenon.
Tetapi karena sulit didapat maka jarang digunakan. Dalam penggunaannya Tungsten tidak
ikut mencair karena Tungsten tahan panas melebihi dari logam pengisi. Karena elektrodanya
tidak ikut mencair maka disebut juga elektroda tidak terumpan.

6) Oxyacetylene Welding

Suatu pengelasan dengan menggunakan nyala api yang diperoleh dari pembakaran gas
acetylene (C2H2) dengan oksigen (O2). Hasil pembakaran ini akan menghasilkan suhu yang
tinggi, dan umumnya digunakan untuk cutting, brazing, metalling, dan hard surfacing.
Acetylene dihasilkan dari percampuran CaC2 (Kalsium Karbida) dengan air. CaC2 dihasilkan
dari proses peleburan antara batu karang (Carbon) dengan kapur (CaO) dalam dapur api yang
memancarkan bunga api listrik.
CaO + 3C Þ CaC2 + CO
CaC2 + H2O Þ C2H2 + Ca(OH)2
Setelah CaC2 dileburkan, Karbida didinginkan, dihancurkan dan dimasukkan dalam keadaan
kering ke dalam wadah yang hampa udara. Dimana wadah yang hampa udara ini merupakan
salah satu bagian dari generator Acetylene.
Dalam generator tersebut, Karbida yang telah dihancurkan diletakkan dalam wadah yang
hampa udara yang terletak di atas tangki besar yang berisi air. Kemudian sedikit demi sedikit
Karbida ini dijatuhkan ke dalam air. Carbon yang terkandung dalam CaC2 melepaskan diri
dan kemudian bergabung dengan Hidrogen membentuk C2H2 yang berupa gelembung-
gelembung gas, pada akhirnya akan menguap menjadi gas dan meninggalkan endapan
Ca(H)2.
Acetylene tidak berwarna, tidak berbau dan lebih ringan daripada udara. Tapi yang ada di
pasaran sudah dicampur degnan belerang dan Phofor sehingga berbau. Gas Acetylene tidak
stabil di atas tekanan 30 psig (1435 F). Di atas batas-batas tersebut bisa menimbulkan
ledakan. Karena ketidakstabilan dari Acetylene ini, maka tidak boleh digunakan di atas
tekanan 15 psig atau dikenai kejutan listrik, panas yang berlebihan dan perlakuan yang keras.
Untuk mengatasi hal ini, kalau gas ini akan disimpan dalam botol baja dengan tekanan di atas
2 atm maka harus dilarutkan lebih dahulu dalam Aceton cair. Aceton ini digunakan untuk
menyerap gas Acetylene dan membuatnya menjadi stabil. Caranya dengan melapisi dinding
botol penyimpanan dengan Asbes yang porous dan diakhiri dengan penambahan Aceton cair.
Aceton ini digunakan untuk menyerap gas Acetylene dan membuatnya menjadi stabil.
Caranya dengan melapisi dinding botol penyimpanan dengan Asbes yang porous dan diakhiri
dengan penambahan Aceton cair.
Pemakaian gas dari silinder tidak boleh lebih dari 1/7kapasitas total silinder.
Jenis nyala api dapat dibagi tiga jenis:

1. Netral (C2H2 : O2 = 1:1)


2. Karburasi (C2h2 > O2)

3. Oksidasi (C2H2 < O2)

Temperatur nyala api bisa mencapai 3000 C.

7) Electric Arc Welding

Prinsip :

Penggunaan busur listrik untuk pemanasan. Panas oleh busur listril


terjadi karena adanya loncatan elektron dari elektrode melalui udara ke
benda kerja

Elektron tersebut bertumbukan dengan udara/gas serta memisahkannya menjadi elektron dan
ion positif. Daerah di mana terjadi loncatan elektron disebut busur (Arc)
Menurut Bernados (1885) bahwa busur yang terjadi di antara katoda Karbon dan anoda
logam dapat meleburkan logam sehingga bisa dipakai untuk penyambungan 2 buah logam.
Las Busur Listrik dapat dibagi menjadi:

1. Las Elektroda Karbon


2. Las Elektroda Terbungkus

3. Las Busur Rendam

4. Las Busur CO2

5. Las TIG

6. Las MIG
7. Las Busur dengan elektroda berisi fluks

Panas dari busur disebabkan oleh elektron yang bergerak dari katoda menumbuk anoda. Konversi
energinya:

W = E . I . T……………………………………………….(2.1)

Dimana :
W = Energi Panas
E = Tegangan, Volt
I = Arus, Ampere

T = Waktu, Detik

Pada saat pengelasan, benda kerja menjadi panas sehingga mudah terjadi reaksi dengan
Oksigen (Udara). Untuk mencegahnya digunakan pelindung berbentuk fluks atau gas
pelindung. Posisi pengelasan terdiri dari : Flat (F), Vertikal (V), Horisontal (H) dan
Overhead.

2.3.3 Jenis Alat Pelindung Diri Pada Bengkel Las

1) Helm Pengaman
Helm pengaman sangat penting penggunaannya, yaitu untuk menghindari:
1. Tumbukan langsung benda keras dengan kepala.
2. Kejatuhan langsung benda keras terhadap kepala.
3. Cipratan ledakan-ledakan kecil dari cairan las yang mengakibatkan terbakarnya bagian
kepala
Syarat-syarat dari helm pengaman yaitu:
1. Nyaman dipakai.
2. Kuat dan tahan dari benturan, panas dan goresan benda tajam.
3. Daya kalor panasnya relatif kecil.
4. Terbuat dari fibre glass
2) Kacamata Las (Gogel)

Pelindung mata digunakan untuk menghindari pengaruh radiasi energi seperti sinar ultra
violet, inframerah dan lain-lain yang dapat merusak mata. Pemaparan sinar ultra violet
dengan intensitas tinggi dalam waktu singkat atau pemaparan sinar ultra violet intensitas
rendah dalam waktu cukup lama akan merusak kornea mata. Para pekerja yang kemungkinan
dapat terkena bahaya dari sinar yang menyilaukan, seperti sinar dari las potong dengan
menggunakan gas dan percikan dari las sinar yang memijar harus menggunakan pelindung
mata khusus. Pekerjaan pengelasan juga menghasilkan radiasi inframerah tergantung pada
temperature lelah mental.
Jenis pelindung mata yang digunakan sebagai alat pelindung diri oleh pekerja las karbit
adalah kacamata las (gogel). Kacamata las (gogel) sangat penting digunakan pada saat
mengelas, untuk melindungi mata dari radiasi sinar ultra violet, sinar tampak dan sinar
inframerah. Gogel tersebut harus mampu menurunkan kekuatan pancaran sinar tampak dan
harus dapat melindungi mata dari pancaran sinar ultra violet dan inframerah. Untuk
mendapatkan kacamata las dengan kaca gelap yang memiliki sifat tidak tembus sinar-sinar
berbahaya sulit didapatkan. Namun, biasanya kacamata las hanya dapat menahan sekian
persen dari sinar-sinar yang berbahaya, sehingga dapat dicegah bahayanya bagi mata. Lebih
banyak sinar dari suatu panjang gelombang yang dipancarkan oleh suatu sumber bahaya,
maka lebih besar pula daya absorbsi untuk sinar itu yang harus dipunyai kacamata las. Untuk
keperluan ini maka kacamata las harus mempunyai warna tranmisi tertentu, misalnya abu-
abu, coklat atau hijau. Lensa kacamata tidak boleh terlalu gelap, karena tidak dapat melihat
benda kerja dengan jelas, tetapi juga tidak boleh terlalu terang, sebab akan menyilaukan.
Bahan dari kacamata las (gogel) dapat terbuat dari plastik yang transparan dengan lensa yang
dilapisi kobalt untuk melindungi bahaya radiasi gelombang elektromagnetik non ionisasi dan
kesilauan atau lensa yang terbuat dari kaca yang dilapisi timah hitam untuk melindungi dari
radiasi gelombang elektromagnetik dan mengion.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam memilih gogel adalah:
1. Harus mempunyai daya penerus yang tepat terhadap cahaya tampak.
2. Harus mampu menahan cahaya dan sinar yang berbahaya.
3. Harus mempunyai sifat-sifat yang tidak melelahkan mata.
4. Harus tahan lama dan mempunyai sifat yang tidak mudah berubah.
5. Harus memberikan rasa nyaman kepada pemakai
Dalam tahun-tahun terakhir ini pembuatan kacamata las telah mengalami kemajuan, karena
menggunakan bahan buatan. Gagang kacamata las terbuat dari bahan yang tidak begitu keras,
sehingga pada saat kacamata dipakai sepanjang hari dan berkeringat, tidak membuat sakit
pada kulit muka. Karena lubang hawa yang kecil pada gagangnya dan karena kaca mukanya
bukan penghantar panas yang baik, maka kacamata itu tidak akan menjadi buram karena
penglihatan. Bagian bundar dari kacamata dihubungkan dengan sebuah kawat baja, yang
berfungsi untuk mengikat kaca. Karena sifat lengkung dari kawat baja tersebut, maka
kacamata nyaman dipakai. Selain itu, pada bagian dalam kaca yang sudah kuat tersebut masih
bisa dilapisi dengan sebuah pelat bening dari mika atau celon. Mika dan celon ini mencegah
kaca menjadi buram.

3) Pelindung Muka
Pelindung muka dipakai untuk melindungi seluruh muka terhadap kebakaran kulit sebagai
akibat dari cahaya busur, percikan dan lain-lainnya, yang tidak dapat dilindungi dengan
hanya memakai pelindung mata saja. Bentuk dari pelindung muka bermacam-macam, dapat
berbentuk helm las (helmet welding) dan kedok las (handshield welding).
Kedok las yang dipegang dengan tangan, digunakan pada waktu mengelas di bawah tangan,
vertikal maupun horizontal. Helm las dipakai pada kepala sehingga kedua tangan bisa bebas.
Alat ini digunakan terutama pada waktu mengelas posisi di atas kepala. Kedok las dan helm
las dilengkapi dengan kaca penyaring (filter) yang harus dipakai selama proses pengelasan.
Tujuan dari filter ini adalah untuk menghilangkan dan menyaring sinar infra merah dan ultra
violet. Filter dilapisi oleh kaca bening atau kaca plastik yang ditempatkan di sebelah luar dan
dalam, fungsinya untuk melindungi filter dari percikan-percikan las.

4) Kacamata Bening (Safety Spectacles)


Kacamata bening dipakai pada waktu membersihkan terak, karena terak sangat rapuh dan
keras pada waktu dingin.

5) Pelindung Telinga (Hearing Protection)


Alat pelindung telinga digunakan untuk melindungi telinga dari kebisingan pada waktu
menggerinda, meluruskan benda kerja, persiapan pengelasan dan lain sebagainya

8) Alat Pelindung Hidung (Respirator)


Alat pelindung hidung digunakan untuk menjaga asap dan debu agar tidak langsung masuk
ke hidung

9) Pakaian Kerja
Pakaian kerja pada waktu mengelas berfungsi untuk melindungi anggota badan dari bahaya-
bahaya waktu mengelas. Syarat-syarat pakaian kerja yaitu:
1. Bahan pakaian kerja harus terbuat dari kain katun atau kulit, karena katun dan kulit akan
tidak cepat bereaksi bila bersentuhan dengan panas.
2. Menghindari pakaian kerja yang terbuat dari bahan polyester atau bahan yang
mengandung sintetis, karena bahan tersebut akan cepat bereaksi dan mudah menempel
pada kulit badan apabila kena loncatan bunga api.
3. Pakaian kerja tidak terlalu longgar dan tidak terlalu sempit, karena kalau terlalu longgar
akan menambah ruang gerak anggota badan, terlalu sempit akan mengurangi gerak
anggota badan.
4. Hindarkan celana dari lipatan bagian bawah, hal ini dapat menimbulkan tersangkut
dengan benda lain atau kemasukan bunga api

10) Pelindung Dada (Apron)


Bagian dalam dada merupakan bagian yang sangat peka terhadap pengaruh panas dan sinar
yang tajam. Sinar dari las listrik termasuk sinar yang sangat tajam. Untuk melindungi bagian
dalam dada tersebut digunakan pelindung dada. Pelindung dada dipakai setelah baju las.

11) Sarung Tangan


Pekerjaan mengelas selalu berhadapan dengan benda-benda panas dan arus listrik. Untuk
melindungi jari-jari tangan dari benda panas dan sengatan listrik, maka tukang las harus
memakai sarung tangan yang tahan panas dan bersifat isolasi. Sarung tangan harus lemas
sehingga tidak mengganggu pekerjaan jari-jari tangan. Sarung tangan dibuat dari kulit atau
asbes lunak untuk memudahkan memegang pemegang elektroda. Waktu mengelas harus
selalu memakai sepasang sarung tangan
12) Sepatu Kerja
Fungsi dari sepatu kerja yaitu untuk melindungi kaki dari beram-beram tajam, kejatuhan
benda-benda tajam dan percikan cairan logam serta goresan-goresan benda-benda tajam.
Syarat-syarat dari sepatu kerja yaitu kuat dan tahan api, tinggi dengan penutup ujung sepatu
dari baja, dan bahan dari kulit.

2.4 Mesin Produksi

Tujuan utama dari mesin produksi yaitu untuk membuat dan atau menghasilkan suatu barang
atau produk yang telah direncanakan sehingga membantu pekerjaan manusia menjadi lebih
mudah

Mesin produksi terdiri atas berbagai macam jenis mesin. Namun jenis mesin yang umum
digunakan dalam kegiatan proses produksi diantaranya yaitu :

1) Mesin bubut

Gambar 2 Mesin Bubut

Mesin bubut mencakup segala mesin perkakas yang memproduksi bentuk silindris. Jenis
yang paling tua dan paling umum adalah pembubut (lathe) yang melepas bahan dengan
memutar benda kerja terhadap pemotong mata tunggal. Suku cadang di mesin harus dapat
dipegang diantara kedua pusatnya, dipasangkan pada plat muka didukung pada pencekam
rahang atau dipegang pada pencekam yang ditarik ke dalam atau leher collet).
Meskipun mesin ini terutama disesuaikan dengan pengerjaan silindris, namun dapat juga
dipakai untuk beberapa kepentingan lain. Permukaan rata dapat dicapai dengan menyangga
benda kerja pada plat muka atau ke dalam pencekam. Benda kerja yang dipegang dengan
cara ini dapat juga diberi pusat, digurdi, dibor atau dilebarkan lubangnya. Sebagai tambahan,
pembubut dapat digunakan untuk membuat kenob, memotong ulir atau membuat tirus.
Pembubut berkepala roda gigi mendapatkan dayanya pada kepala tetap melalui sabuk V
banyak yang dipasang pada motor di bawah. Untuk itu hanya perlu menggerakkan tuas yang
menjulur pada kotak roda gigi. Rakitan kereta luncur mencakup perletakan majemuk, sadel
pahat dan apron. Oleh karena mendukung dan memandu pahat pemotong, maka harus kaku
dan dirancang dengan ketepatan tinggi. Tersedia dua hantaran tangan untuk memandu pahat
pada gerakan arah menyilang. Roda tangan yang atas atau engkol tangan mengendalikan
gerakan dari perlengkapan majemuk dan karena perletakannya dilengkapi dengan busur
derajat penyetel putaran, maka dapat ditempatkan dalam berbagai kedudukan sudut untuk
membubut tirus pendek. Roda tangan yang ketiga digunakan untuk menggerakkan kereta
luncur di sepanjang landasan, biasanya untuk menarik kembali ke kedudukan semula setelah
ulir pengarah membawanya sepanjang pemotongan.
Bagian dari kereta luncur yang menjulur di depan dari pembubut disebut apron, yaitu
merupakan dinding ganda dicor yang berisi kendali, roda gigi dan mekanisme lain untuk
menghantar kereta luncur dan peluncur menyilang dengan tangan atau daya. Pada
permukaan apron dipasangkan berbagai tuas kendali dan roda. Pembubutan dilakukan untuk
menghasilkan bagian-bagian yang bundar, benda kerja diputar pada sumbunya di mesin
bubut ke arah sudut potong dari pahat potong sehingga akan dihasilkan geram. Proses ini
disebut dengan Turning Operation.
Semua benda kerja hasil pembubutan merupakan bagian-bagian mesin, jig dan fixture, dan
cekam.
Benda-benda tersebut dibuat dari bahan yang berbeda-beda tergantung dari kebutuhannya,
dan dapat memiliki kualitas yang tidak sama satu sama lain.

1. Pengelompokan Mesin Bubut


Pembagian mesin bubut berdasarkan kemampuan pengerjaan dikelompokkan menjadi lima
kelompok besar yaitu:

1) Bubut Ringan

Mesin ini bentuknya kecil dan sederhana, digunakan untuk mengerjakan benda-benda yang
kecil pula.
Biasanya diletakkan diatas meja kerja.
Contoh : Mesin bubut Simonet.

2) Mesin Bubut Revolver


Mesin ini khusus untuk memproduksi benda kerja yang ukurannya sama dan dalam jumlah
yang banyak atau untuk pengerjaan awal.
Contoh : Mesin bubut Kapstan.

3) Mesin Bubut Sedang

Konstruksi mesin bubut ini lebih cermat dan dilengkapi dengan penggabungan perlengkapan
yang khusus. Mesin ini digunakan untuk pengerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi.

4) Mesin Bubut Standart

Mesin ini mempunyai power yang lebih besar dan digunakan untuk pengerjaan pembubutan
yang memerlukan ketelitian tinggi dengan benda kerja yang cukup besar.
Contoh : Cholcester Master dan Kerry.

5) Mesin Bubut Beralas Panjang

Mesin bubut ini termasuk mesin bubut industri berat yang banyak digunakan pada benda
kerja yang besar dan panjang. Misalnya poros-poros kapal dan poros transmisi.

2. Gerakan-gerakan Dalam Membubut

Dalam pengerjaan mesin bubut dikenal beberapa prinsip gerakan yaitu :

1) Gerakan berputar benda kerja pada sumbunya disebut “cutting motion, main motion”,
artinya putaran utama. Dan cutting speed atau kecepatan potong merupakan gerakan untuk
mengurangi benda kerja dengan pahat.
2) Pahat yang bergerak maju secara teratur, akan menghasilkan “chip” (geram, serpih,
tatal).Gerakan tadi disebut “feed motion”.
3) Bila pahat dipasang dengan dalam pemotongan (“depth of cutting”), pahat dimajukan ke
arah melintang sampai kedalaman pemotongan yang dikehendaki. Gerakan ini disebut
“adjusting motion”.
3. Pengerjaan pada Mesin Bubut
Adapun macam pengerjaan yang dapat dilakukan pada mesin bubut adalah :

1). Membubut memanjang (longitudinal)


Saat membubut memanjang, pahat digerakkan sejajar sumbu putar benda kerja sehingga
dihasilkan bentuk silinder.
2). Membubut melintang (transversal)
Pahat bergerak tegak lurus terhadap sumbu putar benda kerja sehingga bahan terpotong
menjadi dua bagian atau meratakan dari sisi benda kerja.

3). Membubut tirus / membubut konus


Pada waktu membubut tirus, pahat terlebih dulu diputar beberapa derajat, dengan demikian
dihasilkan bentuk silinder tirus.

4). Membubut ulir


Pada waktu membubut ulir, pahat digerakkan dari kanan ke kiri dan sebaliknya. Pada waktu
bergerak ke kiri pahat melakukan pemotongan, sedangkan pada saat kembali tidak
melakukan pemotongan.

5). Membubut profil


Dipergunakan pahat khusus untuk membuat profile dengan gerakan pahat tegak lurus sumbu
putar dari benda kerja.

4. Bagian-bagian Mesin bubut

Mesin bubut pada dasarnya terdiri dari beberapa bagian antara lain: meja mesin, a headstock,
a tailstock, a feedrod, a carriage, a compound slide, a toolpost, dan leadscrew.
Pada gambar berikut ini diperlihatkan nama-nama bagian atau komponen yang umum dari
mesin bubut:
Gambar 2.3.1.4 Bagian-bagian mesin bubut

Bagian-bagian mesin bubut :


1) Tailstock
Untuk memegang atau menyangga benda kerja pada bagian ujung yang berseberangan
dengan Chuck (pencekam) pada proses pemesinan di mesin bubut.
2) Lead crew
Adalah poros panjang berulir yang terletak agak dibawah dan sejajar dengan bangku,
memanjang dari kepala tetap sampai ekor tetap. Dihubungkan dengan roda gigi pada kepala
tetap dan putarannya bisa dibalik. Dipasang ke pembawa (carriage) dan digunakan sebagai
ulir pengarah untuk membuat ulir saja dan bisa dilepas kalau tidak dipakai.

3) Feedrod
Terletak dibawah ulir pengarah yang berfungsi untuk menyalurkan daya dari kotak pengubah
cepat (quick change box) untuk menggerakkan mekanisme apron dalam arah melintang atau
memanjang.
4) Carriage
Terdiri dari tempat eretan, dudukan pahat dan apron. Konstruksinya kuat karena harus
menyangga dan mengarahkan pahat pemotong. Dilengkapi dengan dua cross slide untuk
mengarahkan pahat dalam arah melintang. Spindle yang atas mengendalikan gerakan
dudukan pahat dan spindle atas untuk menggerakkan pembawa sepanjang landasan.
5) Toolpost
Digunakan sebagai tempat dudukan pahat bubut, dengan menggunakan pemegang pahat.
6) Headstock
Yaitu tempat terletaknya transmisi gerak pada mesin bubut yang mengatur putaran yang
dibutuhkan pada proses pembubutan.
7) Bed mesin
Berfungsi untuk tempat kedudukan pembawa (carried).

8). Pahat Bubut


Pahat bubut digunakan untuk mengurangi benda kerja. Pahat ini terbuat dari unalloyed tool
steel, alloy tool steel, cemented carbide, diamond tips, ceramic cutting material. Umurnya
tergantung dari jenis bahan dasar pahat, bentuk sisi potong, dan pengasahannya.

5. Sifat-sifat Dasar Pahat Bubut


1) Keras
2) Ulet
3) Tahan panas
4) Tahan lama

6. Macam-macam Pahat Bubut

Untuk setiap jenis pengerjaan diperlukan pahat yang tepat. Oleh sebab itu harus dipilih pahat
roughing, finishing, boring, thread cutting, dan sebagainya. Kebanyakan pahat bubut sudah
distandarisasikan.

Jenis-jenis pahat bubut yaitu :


1) Pahat roughing (roughing tool).
Selama pengerjaan kasar, pahat harus memotong benda dalam waktu sesingkat mungkin.
Oleh sebab itu pahat ini harus dibuat kuat. Bentuknya dapat lurus atau bengkok.
Contoh pahat roughing yaitu :
Pahat potong kiri
1. Pahat potong sudut kanan
2. Pahat potong kanan
3. Pahat potong ulir segitiga
4. Pahat potong rata
5. Pahat bentuk
6. Pahat finishing (finishing tool).

Permukaan yang halus dari benda kerja akan diperoleh jika menggunakan pahat finishing.
Untuk keperluan ini dipergunakan pahat finishing titik dengan sisi potong bulat dan pahat
finishing datar dengan sisi potong rata. Setelah digerinda, sisi potong pahat finishing harus
digosok dengan oil stone secara hati-hati, kalau tidak permukaan benda kerja tidak akan
halus.
Contoh pahat finishing yaitu :
1) Pahat ujung bulat
2) Pahat sisi kiri
3) Pahat sisi kanan
4) Pahat sudut kanan

7. Perawatan Pahat Bubut

Pahat bubut harus disimpan sedemikian rupa sehingga sisi potongnya tidak mudah rusak. Sisi
potong yang tumpul menyebabkan getaran yang besar, sehingga menyebabkan panas dan
permukaan yang kasar. Oleh sebab itu janganlah menunggu sampai sisi potong tumpul.

8. Cara Memasang Pahat Bubut

Selama pengerjaan, pahat ditekan oleh tenaga potong (cutting force). Besarnya tenaga ini
tergantung dari besarnya benda kerja dan ukuran penampang chip. Dengan memasang pahat
pada baut pengunci (clamping bolt), terjadilah getaran yang kuat di antara permukaan
penyangga pahat dengan penjepit pahat. Getaran tersebut menyebabkan pahat bergerak.
Untuk menghindari bergesernya pahat selama pengerjaan, pahat harus dipegang dengan kuat
dan aman. Untuk pemasangan pahat dapat digunakan pelat-pelat tipis sebagai “ganjal”.
2). Mesin Frais

Gambar 2.4.2 Mesin Frais

Pengerjaan mekanis logam biasanya digunakan untuk pengerjaan lanjutan maupun


pengerjaan finishing, sehingga dalam pengerjaan mekanis dikenal beberapa prinsip
pengerjaan, salah satunya adalah pengerjaan perataan permukaan dengan menggunakan
mesin Frais atau biasa juga disebut mesin milling.
Mesin frais adalah mesin yang paling mampu melakukan banyak tugas bila dibandingkan
dengan mesin perkakas yang lain. Hal ini disebabkan karena selain mampu memesin
permukaan datar maupun berlekuk dengan penyelesaian dan ketelitian istimewa, juga
berguna untuk menghaluskan atau meratakan benda kerja sesuai dengan dimensi yang
dikehendaki.
Mesin frais dapat menghasilkan permukaan bidang rata yang cukup halus, tetapi proses ini
membutuhkan pelumas berupa oli yang berguna untuk pendingin mata frais agar tidak cepat
aus.
Proses frais adalah proses yang menghasilkan chips (geram). Frais menghasilkan permukaan
yang datar atau berbentuk profil pada ukuran yang ditentukan dan kehalusan atau kualitas
permukaan yang ditentukan.
Proses kerja pada pengerjaan dengan mesin frais dimulai dengan mencekam benda kerja
,kemudian dilanjutkan dengan pemotongan dengan alat potong yang disebut cutter dan
akhirnya benda kerja akan berubah ukuran maupun bentuknya

3).Mesin Skrap
Gambar 2.4.3 Mesin Skrap

Mesin sekrap atau shaping machine adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk
mengubah permukaan benda kerja menjadi permukaan rata baik bertingkat, menyudut, dan
alur. Sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki.
Fungsi lain mesin skrap yaitu:

1. Pembuat celah (slotter)


Terutama digunakan untuk pemotongan dalam dan menyerut bersudut serta untuk operasi
yang memerlukan pemotongan vertikal karena kedudukan yang diharuskan untuk memegang
benda kerja. Operasi dari bentuk ini sering dijumpai pada pekerjaan cetakan, cetakan logam
dan pola logam.
2. Pembuat dudukan pasak (key seater)
Dirancang untuk memotong alur pasak pada roda gigi, puli mok dan suku cadang yang
serupa.

1. Prinsip Kerja Mesin Sekrap


Mesin sekrap dapat dipakai untuk mengerjakan benda kerja sampai sepanjang 800 mm,
berpegang pada prinsip gerakkan mendatar. Pada langkah pemakanan akan menghasilkan
beram (tatal logam) dari benda kerja, panjang langkah diatur dengan mengubah jalan keliling
pasak engkol pada roda gigi penggerak, karenanya menambah atau mengurangi ayunan
engkol, pemindahan ini diatur dengan memutar poros pengatur langkah yang akan memutar
roda gigi kerucut dan menggerakan batang berulir yang mengatur penggerak blok engkol.

4). Mesin Bor


Gambar 2.4.4 Mesin Bor Listrik
Di bengkel-bengkel kerja bangku pekerja logam kebanyakan menggunakan jenis mesin bor,
seperti mesin bor bangku, mesin bor tiang adakalanya menggunakan mesin bor pistol atau bor
dada.
Beberapa contoh mesin yang disebut diatas :

1. Mesin bor meja


Bagian mesin bor meja :
1) tuas penekan.
2) tuas pengikat.
3) alas mesin bor.
4) meja mesin bor.
5) penjepit bor.
6) pengaman.
7) mur penyetel.
8) rumah sabuk.

2. Bor duduk
Kegunaan bor duduk merupakan perangkat perbengkelan yang digunakan untuk
membuat lubang pada benda kerja.
Bagian-bagian dari perkakas bor duduk listrik:
1) Motor penggerak berupa motor listrik untuk menggerakkan cak
2) Sistem transmisi yang berfungsi untuk mentransmisikan putaran motor
penggerak ke poros pemutar cak
3) Tuas penekan adalah alat yang berfungsi untuk menggerakkan mata
bor mendekati benda kerja, dan mengumpankan mata bor
kepermukaan benda kerja. Dimana mata bor digenggam oleh gigi-gigi pada cak
4) Meja bor merupakan tempat untuk meletakkan benda kerja yang
sedang ditangani
5) Dudukan adalah kaki yang berfungsi untuk mendudukkan perkakas
bor di atas rangka atau meja
3. Mesin Bor Tiang
Bagian dari mesin bor tiang
1) Motor listrik
2) Pengatur kcepatan
3) Tuas penekan
4) Sumbu bor
5) Meja mesin bor
6) Tiang mesin bor
7) Alas mesin bor

Mesin bor tiang dan mesin bor meja digunakan untuk benda yang ukurannya relative kecil,
sehingga dapat dibawa. Karena mesin ini ukurannya cukup besar jadi tidak mungkin
dibawa/dirubah posisinya. Maka untuk benda yang besar tidak mungkin dirubah posisinya
digunakan mesin bor yang portable seperti mesin bor pistol dan bor dada.

5). Mesin Gerinda

Gambar 2.4.5 Mesin Gerinda

Mesin gerinda merupakan proses menghaluskan permukaan yang digunakan pada tahap
finishing dengan daerah toleransi yang sangat kecil sehingga mesin ini harus memiliki
konstruksi yang sangat kokoh.
Bagian-bagian mesin gerinda
1. Bagian badan mesin yang biasanya terbuat dari besi tuang yang memiliki sifat sebagai
peredam getaran yang baik. Fungsinya adalah untuk menopang meja kerja dan menopang
kepala rumah spindel.
2. Bagian poros spindel merupakan bagian yang kritis karena harus berputar dengan
kecepatan tinggi juga dibebani gaya pemotongan pada batu gerindanya dalam berbagai
arah.
3. Bagian meja juga merupakan bagian yang dapat mempengaruhi hasil kerja proses gerinda
karena diatas meja inilah benda kerja diletakkan melalui suatu ragum ataupun magnetic
chuck yang dikencangkan pada meja ini.
.

You might also like