You are on page 1of 20

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fisika biasanya menjadi mata pelajaran yang paling ditakuti, padahal ilmu fisika merupakan
salah satu disiplin ilmu pada ilmu pengetahuan, fisika bisa dikatakan ilmu yang mempelajari
gerak-gerak partikel pada alam semesta ini, kajian-kajian tentang fisika sangat luas sampai
mencakup hal yang paling kecil dan paling besar di jagad raya ini, hal ini terus dikembangkan
sampai pada saat ini.

Penemu-penemu ternama, misalnya Sir Isac Newton yang menjelaskan secara rinci
mengenai gravitasi pada alam semesta maupun beliau dapat menjelaskan gerak-gerak pada alam
semesta. Albert Einstein yang dapat membuat teori perhitungan tentang gravitasi, yang
selanjutnya dapat dibuktikan di Cambridge University oleh Eddington seorang fisikawan asal
English. para penemu terdahululah yang menghilhami fisikawan sekarang untuk terus berkarya.

Sampai pada saai ini fisika terus berkembang, banyak bidang-bidang baru dalam fisika
misalnya Geofisika, Astronomi, fisika nuklir dan masih banyak lagi, tapi ada satu bidang baru
yang sangat berpengaruh dalam kehidupan yaitu fisika medik atau biasa disebut fisika kesehatan,
walaupun bidang ini jarang terdengar tapi fisika medik inilah yang banyak membantu tenaga-
tenaga medik di RSU-RSU indonesia, misalnya pengembangan baru-baru ini tentang
pengembangan radioterapi oleh Supriyanto Ardjo Pawiro Fisikawan UI, radioterapi inilah yang
digunakan untuk pasien penderita kanker pada saat ini.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah:

1. Bagaimana Konsep /Teori Fisika terhadap kesehatan?


2. Bagaimana Penerapan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan?
2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep / Teori Fisika Terhadap Kesehatan

Fisika berasal dari bahasa Yunani, physikos yang berarti ‘alamiah’. Karena itu Fisika merupakan
suatu ilmu pengetahuan dasar yang mempelajari gejala-gejala alam dan interaksinya yang terjadi
di alam semesta ini. Hal-hal yang dibicarakan di dalam fisika, selalu didasarkan pada
pengamatan eksperimental dan pengukuran yang bersifat kuantitatif.
Fisika terbagi atas dua bagian yaitu :
1. Fisika klasik yang meliputi bidang : Mekanika, Listrik Magnet, Panas,Bunyi, Optika dan
Gelombang.
2. Fisika Modern adalah perkembangan Fisika mulai abad 20 yaitu penemuan Relativitas
Einsten.
Ilmu Fisika mendukung perkembangan teknologi, enginering, kedokteran dan lain-lain.
Untuk menggambarkan suatu fenomena yang terjadi atau dialami suatu benda,diperlukan
pengukuran berbagai besaran-besaran fisika.

Konsep fisika dalam dinamika yang juga dapat digunakan untuk mengetahui keadaan gerak suatu
benda yang menghubungkan pengaruh luar (gaya) dengan keadaan gerak benda, selain hukum
Newton adalah konsep usaha (kerja) dan energi (tenaga). Bedanya dengan konsep hukum
newton, usaha dan energi adalah besaran skalar. Karena itu, untuk beberapa kasus, konsep usaha-
energi dapat lebih mudah digunakan untuk mengetahui keadaan gerak suatu benda akibat
pengaruh luar (gaya).
Usaha
Dalam fisika, usaha merupakan proses perubahan Energi dan usaha ini selalu dihubungkan
dengan gaya (F) yang menyebabkan perpindahan (s) suatu benda. Dengan kata lain, bila ada
gaya yang menyebabkan perpindahan suatu benda, maka dikatakan gaya tersebut melakukan
usaha terhadap benda.

Usaha yang dilakukan oleh gaya konstan adalah hasil kali skalar vektor gaya dan vektor
perpindahan benda, hasil kali komponen gaya dalam arah gerakan dan besar perpindahan titik
tangkap gaya tersebut :
W=F cos θ Δx = Fx Δx
dengan θ adalah sudut antara vektor gaya dan vektor perpindahan benda.

Energi
Energi sering juga disebut dengan tenaga. Dalam kehidupan sehari-hari energi dihubungkan
dengan gerak, misal orang yang energik artinya orang yang selalu bergerak tidak pernah diam.
Energi dihubungkan juga dengan kerja. Jadi Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk
melakukan kerja.
3

Dalam Fisika energi dihubungkan dengan gerak, yaitu kemapuan untuk melakukan kerja
mekanik. Energi dialam adalah besaran yang kekal, dengan sifat-sifat sebagai berikut :
1. Transformasi energi : energi dapat diubah menjadi energi bentuk lain, tidak dapat hilang
misal energi pembakaran berubah menjadi energi penggerak mesin
2. Transfer energi : energi dapat dipindahkan dari suatu benda kebenda lain atau dari sistem ke
sistem lain, misal kita memasak air, energi dari api pindah ke air menjadi energi panas, energi
panas atau kalor dipindah lagi keuap menjadi energi uap
3. Kerja : energi dapat dipindah ke sistem lain melalui gaya yang menyebabkan pergeseran,
yaitu kerja mekanik
4. Energi tidak dapat dibentuk dari nol dan tidak dapat dimusnahkan

Sumber-sumber energi yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari misalnya: energi
minyak bumi, energi batubara, energi air terjun, energi angin, energi nuklir dan energi kimia.
Bagi tubuh manusia energi didapatkan dari nutrisi makanan. Satuan energi dalam standar
internasional adalah Joule. Berkaitan dengan energi nutrisi biasanya digunakan kalori atau
Kilokalori (Kkal), dimana 4,2 Joule setara dengan 1 kalori.

Macam-Macam Energi
Terdapat banyak definisi jenis energi, tetapi yang paling sering dibahas dalam sistem gerak
adalah energi kinerik dan energi potensial. Energi didasarkan bentuk konversinya sangat banyak,
antara lain: energi kimia, energi listrik, energi cahaya, energi bunyi, energi mekanik dan lain-
lain.

Energi Kinetik
Sebuah benda yang bermassa m dan bergerak dengan laju v, mempunyai energi kinetik sebesar
Ek dengan kata lain , energi kinetik suatu benda adalah energi yang dipunyai benda yang
bergerak. Berarti setiap benda yang bergerak, mempunyai energi kinetik Ek, secara matematis,
energi kinetik dapat ditulis sebagai:

Ek = 1/2 mv^2

Dimana
m = massa benda (kg)
v = laju benda (m/s)
Ek = energi kinetik (joule)

Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki akibat kedudukan benda tersebut terhadap bidang
acuannya. Sedangkan yang dimaksud dengan bidang acuan adalah bidang yang diambil sebagai
acuan tempat benda mempunyai energi potensial sama dengan nol. Sebagai contoh dari energi
potensial, adalah energi pegas yang diregangkan, energi karet ketapel, energi air terjun.
4

Perumusan energi potensial, secara matematis dapat ditulis


Ep = m g h
Dimana :
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s 2 )
h = ketinggian dari muka bumi (m)
Ep = energi potensial (joule)

Tubuh kita yang berkedudukan h meter dari tanah/lantai memiliki Energi Potensial terhadap
tanah. Dalam hal ini, bidang lantai dianggap sebagai bidang acuan.

SUMBER ENERGI TUBUH MANUSIA


Manusia dalam melakukan kegiatan/aktivitas setiap hari membutuhkan
energi, baik untuk bergerak maupun untuk bekerja. Kemampuan tubuh
manusia untuk melangsungkan kegiatannya dipengaruhi oleh struktur
fisiknya. Tubuh manusia terdiri dari struktur tulang, otot, syaraf, dan
proses metabolisme.
Rangkah tubuh manusia disusun dari 206 tulang yang berfungsi untuk
melindungi dan melaksanakan kegiatan fisiknya, dimana tulang-tulang
tersebut dihubungkan dengan sendi-sendi otot yang dapat berkontraksi.
Otot-otot ini berfungsi mengubah energi kimia menjadi energi mekanik, dimana
kegiatannya dikontrol oleh sistem syaraf sehingga dapat bekerja secara optimal.
Hasil dari proses metabolisme yang terjadi di otot, berupa kumpulan proses
kimia yang mengubah bahan makanan menjadi dua bentuk, yaitu energi
mekanik dan energi panas. Proses dari pengubahan makanan dan air menjadi
bentuk energi.

Tubuh manusia disusun dari 100 triliun sel dan mempunyai sifat dasar tertentu yang sama. Setiap
sel digabung oleh struktur penyokong intrasel, dan secara khusus beradaptasi untuk melakukan
fungsi tertentu. Dari total sel yang ada tersebut, 25 triliun sel merupakan sel darah merah yang
mempunyai fungsi sebagai alat tranportasi bahan makanan dan oksigen di dalam tubuh dan
membawa karbon dioksida menuju paru-paru untuk dikeluarkan. Disamping itu, hampir semua
sel juga mempunyai kemampuan untuk berkembang biak, walaupun sel-sel tertentu rusak karena
suatu sebab, sel-sel yang tersisa dari jenisnya akan membelah diri secara kontinyu sampai jumlah
yang sesuai/membentuk seperti semula. Semua sel menggunakan oksigen sebagai salah satu zat
utama untuk membentuk energi, dimana mekanisme umum perubahan zat gizi menjadi energi di
semua sel pada dasarnya sama.

Bahan makanan yang berupa karbohidrat, lemak, dan protein yang dioksidasi akan menghasilkan
energi. Energi dari karbohidrat, lemak, dan protein semuanya digunakan untuk membentuk
sejumlah besar Adenosine TriPosphate (ATP), dan selanjutnya ATP tersebut digunakan sebagai
5

sumber energi bagi banyak fungsi sel. Bila ATP di urai secara kimia sehingga menjadi
Adenosine DiPosphate (ADP) akan menghasilkan energi sebesar 8 kkal/mol, dan cukup untuk
berlangsungnya hampir semau langkah reaksi kimia dalam tubuh. Beberapa reaksi kimia yang
memerlukan energi ATP hanya menggunakan beberapa ratus kalori dari 8 kkal yang tersedia,
sehingga sisa energi ini hilang dalam bentuk panas. Beberapa fungsi utama ATP sebagai sumber
energi adalah untuk mensintesis komponen sel yang penting, kontraksi otot, dan transport aktif
untuk melintasi membran sel.

Bila dilihat secara persentase, energi yang menjadi panas sebesar 60% selama pembentukan
ATP, kemudian lebih banyak lagi energi yang menjadi panas sewaktu dipindahkan dari ATP ke
sistem fungsional sel. Sehingga hanya 25% dari seluruh energi dari makanan yang digunakan
oleh sistem fungsional sel.

Dan walaupun demikian, sebagian besar energi ini juga menjadi panas karena:
• Energi untuk sistesis protein dan unsur-unsur pertumbuhan lain. Bila protein disintesis
menyebabkan banyak ATP digunakan untuk membentuk ikatan peptida dan ia menyimpan
energi dalam rantai ini, terdapat pertukaran protein secara terus-menerus, sebagian didegradasi
dan sementara protein lainnya dibentuk. Energi yang disimpan dalam ikatan peptida dikeluarkan
dalam bentuk panas ke dalam tubuh.
• Energi untuk aktivitas otot. Sebagian besar energi ini dengan mudah melawan viskositas otot
itu sendiri atau jaringan sekelilingnya sehingga anggota badan dapat bergerak. Pergerakan liat ini
menyebabkan gesekan dalam jaringan akan menimbulkan panas.
• Energi untuk jantung memompa darah. Darah merenggangkan sistem arteri sehingga
menyebabkan reservoar energi potensial. Pada saat darah mengalir melalui pembuluh darah
kapiler, gesekan dari lapisan darah yang mengalir satu sama lain terhadap dinding pembuluh
mengubah energi ini menjadi panas.

Oleh karena itu, dapat dikatakan semua energi yang digunakan oleh tubuh diubah menjadi panas,
kecuali di otot yang digunakan untuk melakukan beberapa bentuk kerja di luar tubuh.

Berikut ini adalah materi aspek Kesehnatan.


Pengukuran Parameter Fisik
Berikut ini disajikan data standar manusia yang menggunakan sistem satuan
internasional, turunan SI dan non SI untuk umur 30 tahun.
6

Dapat dicermati bahwa satuan dari besaran-besaran yang lazim digunakan dalam pengukuran
fisika cukup familiar di gunakan dalam mempelajari fisika kesehatan.

Berikut ini contoh terapan lainnya:


Indeks Massa Tubuh:
yaitu pengukuran antropometri untuk menilai postur tubuh ideal atau apakah komponen tubuh
sesuai dengan standard normal atau ideal. Pengukuran antropometri yang paling sering
digunakan adalah rasio antara berat badan (dalam kg) dan tinggi badan (dalam m) kuadrat, yang
disebut Indeks Massa Tubuh (IMT) sebagai berikut :
IMT = BB (kg) / (TB)^2
Anda akan temui kesalahfahaman penggunaan besaran berat, dalam Berat Badan (BB) yang
seharusnya adalah massa badan, dengan penggunaan satuan kg ( yang ini sudah benar). Di
7

masyarakat sendiri, hal tersebut seringkali terjadi

obesitas perlu diwaspadai karena biasanya berpotensi juga menderita penyakit degeneratif seperti
Diabetes Melitus, hipertensi, hiperkolesterol dan kelainan metabolisme lain yang memerlukan
pemeriksaan lanjut baik klinis atau laboratorium

Disebutkan bahwa batas ambang normal untuk laki-laki adalah: 20,1–25,0; dan untuk perempuan
adalah : 18,7-23,8. Untuk kepentingan pemantauan dan tingkat defesiensi kalori ataupun tingkat
kegemukan, lebih lanjut FAO/WHO menyarankan menggunakan satu batas ambang antara laki-
laki dan perempuan. Ketentuan yang digunakan adalah menggunakan ambang batas laki-laki
untuk kategori kurus tingkat berat dan menggunakan ambang batas pada perempuan untuk
kategorigemuk tingkat berat.

Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan pengalam klinis dan
hasil penelitian dibeberapa negara berkembang. Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas
ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut:

Jika seseorang termasuk kategori :


1. IMT 27,0 : keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat badan tingkat berat

Contoh cara menghitung :

Opong dengan tinggi badan 159 cm, mempunyai berat badan 70 kg. Maka IMT Opong adalah :
70 70
——————– = ——– = 27,7
(1,59 X 1,59) m 2,53
Berarti status gizi Opong adalah gemuk tingkat berat, dan Opong dianjurkan menurunkan berat
badannya sampai menjadi 47- 63 kg agar mencapai berat badan normal (dengan IMT 18,5 –
25,0).
8

PERHATIAN !
Seseorang dengan IMT > 25,0 harus berhati-hati agar berat badan tidak naik. Dianjurkan untuk
menurnkan berat badannya sampai dalam batas normal.

Berat Badan Ideal :


Atau untuk mengetahui Berat Badan ideal dapat menggunakan rumus Brocca sebagai berikut :
BB ideal = (TB – 100) – 10% (TB – 100)
Batas ambang yang diperbolehkan adalah + 10%. Bila > 10% sudah kegemukan dan bila diatas
20% sudah terjadi obesitas.
Contoh: wanita dengan TB = 161 cm, BB = 58 kg
BB ideal = (161 – 100) – 10% (161 – 100)
= 61 – 6,1 = 54,9 (55 kg)
BB 58 kg masih dalam batas > 10%.

Lila (Lingkar Lengan Kiri Atas):


Pengukuran lain yang dapat dilakukan untuk menilai apakah seseorang tersebut kurus menderita
kurang gizi, normal atau gemuk, dengan mengukur Lingkar lengan kiri atas (Lila). Biasanya
dilakukan pada wanita usia 15 – 45 tahun. Bila Lila < 23,5 cm, wanita tersebut menderita Kurang
Energi Kronis (KEK).

RLPP (Rasio Lingkar Perut dan Lingkar Pinggang):


Pengukuran antropometri lain yang sering digunakan adalah mengukur rasio Lingkar perut dan
Lingkar Pinggang (RLPP). Pada wanita RLPP yang disarankan < 0,8 sedangkan pada laki-laki
0,8 pada wanita dan > 1 pada laki-laki mempunyai risiko menderita penyakit jantung lebih besar
dari yang RLPP nya dibawah ambang batas.

3 Hal yang menjadi faktor penentu ketepatan tindakan pengukuran, yaitu: (1) Alat, (2) Metode,
dan (3) manusia-nya.

Kesalahan Pengukuran dalam Tindakan Medis (False)


Untuk menyatakan seseorang sakit atau tidak, perlu dilakukan pengukuran terhadap besaran fisis
tubuh seperti suhu badan, tekanan darah, frekuensi detak jantung dan sebagainya.

Kesalahan dapat terjadi dari proses pengukuran disebabkan: faktor alat, metode maupun human
error, sehingga terjadi false positif dan negatif.

False Positif: Error yang terjadi dimana penderita dinyatakan menderita suatu penyakit padahal
tidak
False Negatif: Error yang terjadi dimana penderita dinyatakan tidak sakit padahal menderita
suatu penyakit
9

Untuk menghindari :
1. Dalam pengambilan pengukuran
2. Pengulangan pengukuran
3. Penggunaan alat yang dapat dipercaya
4. Kalibrasi terhadap alat.

B. Penerapan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan

1) BioOPTIK
Komponen Indera Penglihatan
Banyak pengetahuan yang kita peroleh melalui suatu
penglihatan. Untuk membedakan gelap dan terang
tergantung atas penglihatan seseorang. Ada tiga komponen
pada penginderaan penglihatan :
1. Sistem syaraf mata yang memberi informasi ke otak
2. Mata memfokuskan bayangan pada retina
3. Korteks penglihatan salah satu bagian yang menganalisa
penglihatan tersebut.

Bagian-bagian Mata
Bagian-bagian pada mata terdiri dari :

Retina
Terdapat rod (batang) dan kones (kerucut). Fungsi rod untuk melihat pada malam hari sedangkan
kone untuk melihat siang hari. Dari retina ini akan
dilanjutkan ke saraf optikus. [dijelaskan lebih
lanjut di bagian 02]

Fovea sentralis
Daerah cekung yang berukuran 0,25 mm di
tengah-tengahnya terdapat macula lutea (bintik
kuning).

Kornea dan lensa


Kornea merupakan lapisan mata paling depan dan
berfungsi memfokuskan benda dengan cara refraksi, tebalnya 0,5 mm sedangkan lensa terdiri
dari kristal mempunyai dua permukaan dengan jari jari kelengkungan 7,8 m fungsinya adalah
memfokuskan objek pada berbagai jarak.
10

Pupil
Di tengah-tengah iris terdapat pupil yang fungsinya mengatur cahaya yang masuk. Apabila
cahaya terang pupil menguncup demikian sebaliknya.

Analogi Mata dan Kamera

Sistem optik mata serupa dengan kamera TV bahkan lebih mahal oleh karena :
a. Mata bisa mengamati objek dengan sudut yang sangat besar
b. Tiap mata mempunyai kelopak mata dan ada cairan lubrikasi
c. Dalam satu detik dapat memfokuskan objek berjarak 20 cm
d. Mata sangat efektif pada intensitas cahaya 10 : 1
e. Diafragma mata di atur secara otomatis oleh iris
f. Kornea terdiri dari sel-sel hidup namun tidak mendapat vaskularisasi
g. Tekanan bola mata diatur secara otomatis sehingga mencapai 20 mmHg
h. Tiap mata dilindungi oleh tulang
i. Bayangan yang terbentuk oleh mata akan diteruskan ke otak.
j. Bola mata dilengkapi dengan otot-otot mata yang mengatur gerakan bola mata (m=muskulus =
otot).

i. M. rektus medialis = menarik bola mata ke dalam


ii. M. rektus lateralis = menarik bola mata ke samping

iii. M. rektus superior = menarik bola mata ke atas


iv. M. rektus inferior = menarik bola mata ke bawah
v. M. obligus inferior = memutar ke samping atas
vi. M. obligus superior = memutar ke samping dalam.
Kelumpuhan salah satu otot mata akan timbul gejala yang disebut strabismus (mata juling). Ada
tiga macam strabismus yaitu strabismus horizontal, vertical dan torsional.

DAYA AKOMODASI
Dalam hal memfokuskan objek pada retina, lensa mata memegang peranan penting. Kornea
mempunyai fungsi memfokuskan objek secara tetap demikian pula bola mata (diameter bola
11

mata 20 – 23 mm). kemampuan lensa mata untuk memfokuskan objek di sebut daya akomodasi.
Selama mata melihat jauh, tidak terjadi akomodasi. Makin dekat benda yang dilihat semakin kuat
mata / lensa berakomodasi. Daya akomodasi ini tergantung kepada umur. Usia makin tua daya
akomodasi semakin menurun. Hal ini disebabkan kekenyalan lensa/elastisitas lensa semakin
berkurang.

Korelasi antara jarak titik dekat dengan berbagai usia


Umur (th) Titik dekat (cm)
10 >>>>> 7
20 >>>>> 10
30 >>>>> 14
40 >>>>> 22
50 >>>>> 40
60 >>>>> 200

Jarak terdekat dari benda agar masih dapat dilihat dengan jelas dikatakan benda terletak pada
“titik dekat” punktum proksimum. Jarak punktum proksimum terhadap mata dinyatakan P
(dalam meter) maka disebut Ap (akisal proksimum); pada saat ini mata berakomodasi sekuat-
kuatnya (mata berakomodasi maksimum). Jarak terjauh bagi benda agar masih dapat dilihat
dengan jelas dikatakan benda terletak pada titik jauh/punktum remotum. Jarak punktum remotum
terhadap mata dinyatakan r (dalam meter) maka disebut Ar (Aksial Proksimum); pada saat ini
mata tidak berakomodasi/lepas akomodasi. Selisih A dengan Ar disebut lebar akomodasi, dapat
dinyatakan :
Ac = Ap – Ar
Ac =lebar akomodasi yaitu perbedaan antara akomodasi maksimal dengan lepas akomodasi
maksimal.

Secara empiris A = 0,0028 (80 th – L) dioptri L = umur dalam tahun


Bertambah jauhnya titik dekat akibat umur disebut mata presbiop. Presbiop ini bukan merupakan
cacat penglihatan. Ada satu dari sekian jumlah orang tidak mempunyai lensa mata . Mata
demikian disebut mata afasia.

2) Bioakustik 02

DEFINISI
Berkurangnya Pendengaran adalah penurunan fungsi pendengaran pada
salah satu ataupun kedua telinga.
Tuli adalah penurunan fungsi pendengaran yang sangat berat.
12

PENYEBAB
Penurunan fungsi pendengaran bisa disebabkan oleh:
Suatu masalah mekanis di dalam saluran telinga atau di dalam telinga tengah yang menghalangi
penghantaran suara (penurunan fungsi pendengaran konduktif)
Kerusakan pada telinga dalam, saraf pendengaran atau jalur saraf pendengaran di otak
(penurunan fungsi pendengaran sensorineural).

Penurunan fungsi pendengaran sensorineural dikelompokkan lagi menjadi:


- Penurunan fungsi pendengaran sensorik (jika kelainannya terletak pada telinga dalam)
- Penurunan fungsi pendengaran neural (jika kelainannya terletak pada saraf pendengaran atau
jalur saraf pendengaran di otak).

Penurunan fungsi pendengaran sensorik bisa merupakan penyakit keturunan, tetapi mungkin juga
disebabkan oleh:
- Trauma akustik (suara yang sangat keras)
- Infeksi virus pada telinga dalam
- Obat-obatan tertentu
- Penyakit Meniere.

Penurunan fungsi pendengaran neural bisa disebabkan oleh:


- Tumor otak yang juga menyebabkan kerusakan pada saraf-saraf di sekitarnya dan batang otak
- Infeksi
- Berbagai penyakit otak dan saraf (misalnya stroke) – Beberapa penyakit keturunan (misalnya
penyakit Refsum).

Pada anak-anak, kerusakan saraf pendengaran bisa terjadi akibat:


- Gondongan
- Campak Jerman (rubella)
- Meningitis
- Infeksi telinga dalam.

Kerusakan jalur saraf pendengaran di otak bisa terjadi akibat penyakit demielinasi (penyakit
yang menyebabkan kerusakan pda selubung saraf).

GEJALA
Penderita penurunan fungsi pendengaran bisa mengalami beberapa atau seluruh gejala berikut:
- kesulitan dalam mendengarkan percakapan, terutama jika di sekelilingnya berisik
- terdengar gemuruh atau suara berdenging di telinga (tinnitus)
- tidak dapat mendengarkan suara televisi atau radio dengan volume yang normal
- kelelahan dan iritasi karena penderita berusaha keras untuk bisa mendengar
- pusing atau gangguan keseimbangan.
13

DIAGNOSA
Pemeriksaan Dengan Garputala

Pada dewasa, pendengaran melalui hantaran udara dinilai dengan menempatkan garputala yang
telah digetarkan di dekat telinga sehingga suara harus melewati udara agar sampai ke telinga.
Penurunan fungsi pendengaran atau ambang pendengaran subnormal bisa menunjukkan adanya
kelainan pada saluran telinga, telinga tengah, telinga dalam, sarat pendengaran atau jalur saraf
pendengaran di otak.

Pada dewasa, pendengaran melalui hantaran tulang dinilai dengan menempatkan ujung pegangan
garputala yang telah digetarkan pada prosesus mastoideus (tulang yang menonjol di belakang
telinga).
Getaran akan diteruskan ke seluruh tulang tengkorak, termasuk tulang koklea di telinga dalam.
Koklea mengandung sel-sel rambut yang merubah getaran menjadi gelombang saraf, yang
selanjutnya akan berjalan di sepanjang saraf pendengaran.
Pemeriksaan ini hanya menilai telinga dalam, saraf pendengaran dan jalur saraf pendengaran di
otak.

Jika pendengaran melalui hantaran udara menurun, tetapi pendengaran melalui hantaran tulang
normal, dikatakan terjadi tuli konduktif.
Jika pendengaran melalui hantaran udara dan tulang menurun, maka terjadi tuli sensorineural.
Kadang pada seorang penderita, tuli konduktif dan sensorineural terjadi secara bersamaan.

Audiometri

Audiometri dapat mengukur penurunan fungsi pendengaran secara tepat, yaitu dengan
menggunakan suatu alat elektronik (audiometer) yang menghasilkan suara dengan ketinggian
dan volume tertentu.
Ambang pendengaran untuk serangkaian nada ditentukan dengan mengurangi volume dari setiap
nada sehingga penderita tidak lagi dapat mendengarnya.

Telinga kiri dan telinga kanan diperiksa secara terpisah.


Untuk mengukur pendengaran melalui hantaran udara digunakan earphone, sedangkan untuk
mengukur pendengaran melalui hantaran tulang digunakan sebuah alat yang digetarkan, yang
kemudian diletakkan pada prosesus mastoideus.

Audimetri Ambang Bicara

Audiometri ambang bicara mengukur seberapa keras suara harus diucapkan supaya bisa
dimengerti.
Kepada penderita diperdengarkan kata-kata yang terdiri dari 2 suku kata yang memiliki
14

aksentuasi yang sama, pada volume tertentu.


Dilakukan perekaman terhadap volume dimana penderita dapat mengulang separuh kata-kata
yang diucapkan dengan benar.

Diskriminasi

Dengan diskriminasi dilakukan penilaian terhadap kemampuan untuk membedakan kata-kata


yang bunyinya hampir sama.
Digunakan kata-kata yang terdiri dari 1 suku kata, yang bunyinya hampir sama.
Pada tuli konduktif, nilai diskriminasi (persentasi kata-kata yang diulang dengan benar) biasanya
berada dalam batas normal. Pada tuli sensori, nilai diskriminasi berada di bawah normal. Pada
tuli neural, nilai diskriminasi berada jauh di bawah normal.

Timpanometri

Timpanometri merupakan sejenis audiometri, yang mengukur impedansi (tahanan terhadap


tekanan) pada telinga tengah.
Timpanometri digunakan untuk membantu menentukan penyebab dari tuli konduktif.
Prosedur in tidak memerlukan partisipasi aktif dari penderita dan biasanya digunakan pada anak-
anak.

Timpanometer terdiri dari sebuah mikrofon dan sebuah sumber suara yang terus menerus
menghasilkan suara dan dipasang di saluran telinga.
Dengan alat ini bisa diketahui berapa banyak suara yang melalui telinga tengah dan berapa
banyak suara yang dipantulkan kembali sebagai perubahan tekanan di saluran telinga.
Hasil pemeriksaan menunjukkan apakah masalahnya berupa:
- penyumbatan tuba eustakius (saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan hidung
bagian belakang)
- cairan di dalam telinga tengah
- kelainan pada rantai ketiga tulang pendengaran yang menghantarkan suara melalui telinga
tengah.

Timpanometri juga bisa menunjukkan adanya perubahan pada kontraksi otot stapedius, yang
melekat pada tulang stapes (salah satu tulang pendengaran di telinga tengah).
Dalam keadaan normal, otot ini memberikan respon terhadap suara-suara yang keras/gaduh
(refleks akustik) sehingga mengurangi penghantaran suara dan melindungi telinga tengah.
Jika terjadi penurunan fungsi pendengaran neural, maka refleks akustik akan berubah atau
menjadi lambat. Dengan refleks yang lambat, otot stapedius tidak dapat tetap berkontraksi
selama telinga menerima suara yang gaduh.

Respon Auditoris Batang Otak


15

Pemeriksaan ini mengukur gelombang saraf di otak yang timbul akibat rangsangan pada saraf
pendengaran.
Respon auditoris batang otak juga dapat digunakan untuk memantau fungsi otak tertentu pada
penderita koma atau penderita yang menjalani pembedahan otak.

Elektrokokleografi

Elektrokokleografi digunakan untuk mengukur aktivitas koklea dan saraf pendengaran.


Kadang pemeriksaan ini bisa membantu menentukan penyebab dari penurunan fungsi
pendengaran sensorineural.

Elektrokokleografi dan respon auditoris batang otak bisa digunakan untuk menilai pendengaran
pada penderita yang tidak dapat atau tidak mau memberikan respon bawah sadar terhadap suara.
Misalnya untuk mengetahui ketulian pada anak-anak dan bayi atau untuk memeriksa hipakusis
psikogenik (orang yang berpura-pura tuli).

Beberapa pemeriskaan pendengaran bisa mengetahui adanya kelainan pada daerah yang
mengolah pendengaran di otak.
Pemeriksaan tersebut mengukur kemampuan untuk:
- mengartikan dan memahami percakapan yang dikacaukan
- memahami pesan yang disampaikan ke telinga kanan pada saat telinga kiri menerima pesan
yang lain
- menggabungkan pesan yang tidak lengkap yang disampaikan pada kedua telinga menjadi pesan
yang bermakna
- menentukan sumber suara pada saat suara diperdengarkan di kedua telinga pada waktu yang
bersamaan.

Jalur saraf dari setiap telinga menyilang ke sisi otak yang berlawanan, karena itu kelainan pada
otak kanan akan mempengaruhi pendengaran pada telinga kiri.
Kelainan pada batang otak bisa mempengaruhi kemampuan dalam menggabungkan pesan yang
tidak lengkap menjadi pesan yang bermakna dan dalam menentukan sumber suara.

PENGOBATAN
Pengobatan untuk penurunan fungsi pendengaran tergantung kepada penyebabnya.
Jika penurunan fungsi pendengaran konduktif disebabkan oleh adanya cairan di telinga tengah
atau kotoran di saluran telinga, maka dilakukan pembuangan cairan dan kotoran tersebut.

Jika penyebabnya tidak dapat diatasi, maka digunakan alat bantu dengar atau kadang dilakukan
pencangkokan koklea.

ALAT BANTU DENGAR


16

Alat bantu dengar merupakan suatu alat elektronik yang dioperasikan dengan batere, yang
berfungsi memperkuat dan merubah suara sehingga komunikasi bisa berjalan dengan lancar.
Alat bantu dengar terdiri dari:
- Sebuah mikrofon untuk menangkap suara
- Sebuah amplifier untuk meningkatkan volume suara
- Sebuah speaker utnuk menghantarkan suara yang volumenya telah dinaikkan.

Berdasarkan hasil tes fungsi pendengaran, seorang audiologis bisa menentukan apakah penderita
sudah memerlukan alat bantu dengar atau belum (audiologis adalah seorang profesional
kesehatan yang ahli dalam mengenali dan menentukan beratnya gangguan fungsi pendengaran).
Alat bantu dengar sangat membantu proses pendengaran dan pemahaman percakapan pada
penderita penurunan fungsi pendengaran sensorineural.

Dalam menentukan suatu alat bantu dengar, seorang audiologis biasanya akan
mempertimbangkan hal-hal berikut:
- kemampuan mendengar penderita
- aktivitas di rumah maupun di tempat bekerja
- keterbatasan fisik
- keadaan medis
- penampilan
- harga.

Alat Bantu Dengar Hantaran Udara

Alat ini paling banyak digunakan, biasanya dipasang di dalam saluran telinga dengan sebuah
penutup kedap udara atau sebuah selang kecil yang terbuka.

- Alat Bantu Dengar Yang Dipasang Di Badan


Digunakan pada penderita tuli dan merupakan alat bantu dengar yang paling kuat.
Alat ini disimpan dalam saku kemeja atau celana dan dihubungkan dengan sebuah kabel ke alat
yang dipasang di saluran telinga.
Alat ini seringkali dipakai oleh bayi dan anak-anak karena pemakaiannya lebih mudah dan tidak
mudah rusak.

- Alat Bantu Dengar Yang Dipasang Di Belakang Telinga


Digunakan untuk penderita gangguan fungsi pendengaran sedang sampai berat.
Alat ini dipasang di belakang telinga dan relatif tidak terlihat oleh orang lain.

- CROS (contralateral routing of signals)


Alat ini digunakan oleh penderita yang hanya mengalami gangguan fungsi pendengaran pada
salah satu telinganya.
17

Mikrofon dipasang pada telinga yang tidak berfungsi dan suaranya diarahkan kepada telinga
yang berfungsi melalui sebuah kabel atau sebuah transmiter radio berukuran mini.
Dengan alat ini, penderita dapat mendengarkan suara dari sisi telinga yang tidak berfungsi.

- BICROS (bilateral CROS)


Jika telinga yang masih berfungsi juga mengalami penuruna fungsi pendengaran yang ringan,
maka suara dari kedua telinga bisa diperkeras dengan alat ini.

Alat Bantu Dengar Hantaran Tulang

Alat ini digunakan oleh penderita yang tidak dapat memakai alat bantu dengar hantaran udara,
misalnya penderita yang terlahir tanpa saluran telinga atau jika dari telinganya keluar cairan
(otore).

Alat ini dipasang di kepala, biasanya di belakang telinga dengan bantuan sebuah pita elastis.
Suara dihantarkan melalui tulang tengkorak ke telinga dalam.
Beberapa alat bantu dengar hantaran tulang bisa ditanamkan pada tulang di belakang telinga.

PENCANGKOKAN KOKLEA

Pencangkokan koklea (implan koklea) dilakukan pada penderita tuli berat yang tidak dapat
mendengar meskipun telah menggunakan alat bantu dengar.

Alat ini dicangkokkan di bawah kulit di belakang telinga dan terdiri dari 4 bagian:
- Sebuah mikrofon untuk menangkap suara dari sekitar
- Sebuah prosesor percakapan yang berfungsi memilih dan mengubah suara yang tertangkap oleh
mikrofon
- Sebuah transmiter dan stimulator/penerima yang berfungsi menerima sinyal dari prosesor
percakapan dan merubahnya menjadi gelombang listrik
- Elektroda, berfungsi mengumpulkan gelombang dari stimulator dan mengirimnya ke otak.

Suatu implan tidak mengembalikan ataupun menciptakan fungsi pendengaran yang normal,
tetapi bisa memberikan pemahaman auditoris kepada penderita tuli dan membantu mereka dalam
memahami percakapan.

Implan koklea sangat berbeda dengan alat bantu dengar.


Alat bantu dengar berfungsi memperkeras suara. Implan koklea menggantikan fungsi dari bagian
telinga dalam yang mengalami kerusakan.

Jika fungsi pendengaran normal, gelombang suara diubah menjadi gelombang listrik oleh telinga
dalam. Gelombang listrik ini lalu dikirim ke otak dan kita menerimanya sebagai suara.
18

Implan koklea bekerja dengan cara yang sama. Secara elektronik, implan koklea menemukan
bunyi yang berarti dan kemudian mengirimnya ke otak.
19

BAB III

PENUTUP DAN KESIMPULAN

Fisika terbagi atas dua bagian yaitu :


1. Fisika klasik yang meliputi bidang : Mekanika, Listrik Magnet, Panas,Bunyi, Optika dan
Gelombang.
2. Fisika Modern adalah perkembangan Fisika mulai abad 20 yaitu penemuan Relativitas
Einsten.
Ilmu Fisika mendukung perkembangan teknologi, enginering, kedokteran dan lain-lain.
Untuk menggambarkan suatu fenomena yang terjadi atau dialami suatu benda,diperlukan
pengukuran berbagai besaran-besaran fisika.

Konsep fisika dalam dinamika yang juga dapat digunakan untuk mengetahui keadaan gerak suatu
benda yang menghubungkan pengaruh luar (gaya) dengan keadaan gerak benda, selain hukum
Newton adalah konsep usaha (kerja) dan energi (tenaga). Bedanya dengan konsep hukum
newton, usaha dan energi adalah besaran skalar. Karena itu, untuk beberapa kasus, konsep usaha-
energi dapat lebih mudah digunakan untuk mengetahui keadaan gerak suatu benda akibat
pengaruh luar (gaya).

Manusia dalam melakukan kegiatan/aktivitas setiap hari membutuhkan energi, baik untuk
bergerak maupun untuk bekerja. Kemampuan tubuh manusia untuk melangsungkan kegiatannya
dipengaruhi oleh struktur fisiknya. Tubuh manusia terdiri dari struktur tulang, otot, syaraf, dan
proses metabolisme.
Rangkah tubuh manusia disusun dari 206 tulang yang berfungsi untuk melindungi dan
melaksanakan kegiatan fisiknya, dimana tulang-tulang tersebut dihubungkan dengan sendi-sendi
otot yang dapat berkontraksi.
Otot-otot ini berfungsi mengubah energi kimia menjadi energi mekanik, dimana kegiatannya
dikontrol oleh sistem syaraf sehingga dapat bekerja secara optimal. Hasil dari proses
metabolisme yang terjadi di otot, berupa kumpulan proses kimia yang mengubah bahan makanan
menjadi dua bentuk, yaitu energi mekanik dan energi panas. Proses dari pengubahan makanan
dan air menjadi bentuk energi.

Penerapan Konsep fisika terhadap pelayanan kesehatan dapat dilihat pada

a. Bio Fluida

b. Bio Optik
20

c. Bio Acoustic

DAFTAR PUSTAKA

www.medicastore.com

Dr . Ayi Bahtiar, Fisika modern, Konsep dan Aplikasinya, Makalah Mipa Unpad 2007

M. Kanginan,” Fisika untuk SMA Kelas XII” Penerbit Erlangga, 2006 [2]. H

ttp://en.wikipedia.org/wiki/Introduction_to_quantum_mechanics

Http://en.wikipedia.org/wiki/Telecommunication

Http://www.microscopy.fsu.edu/primer/techniques/fluorescence

You might also like