You are on page 1of 48

KURIKULUM 2004

STANDAR KOMPETENSI

Mata Pelajaran

PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA

SEKOLAH DASAR

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


Jakarta, Tahun 2003
Katalog dalam Terbitan

Indonesia. Pusat Kurikulum, Badan Penelitian


dan Pengembangan
Departemen Pendidikan Nasional
Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Buddha SD, - Jakarta:
Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas: 2003
iv, 48 hal.

ISBN 979-725-153-5

2
KATA PENGANTAR

Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia mengalami


perkembangan dan perubahan secara terus menerus sebagai akumulasi
respon terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi selama ini serta
pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta seni dan budaya. Hal ini menuntut perlunya perbaikan sistem
pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulum.
Penyempurnaan kurikulum yang telah dilakukan mengacu pada Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah yang terkait yang mengamanatkan tentang adanya standar nasional
pendidikan yang berkenaan dengan standar isi, proses, dan kompetensi lulusan
serta penetapan kerangka dasar dan standar kurikulum oleh pemerintah.
Upaya penyempurnaan kurikulum ini guna mewujudkan peningkatan mutu
dan relevansi pendidikan yang harus dilakukan secara menyeluruh mencakup
pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral,
akhlak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, kesehatan, seni dan budaya.
Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan
pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian
kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup serta menyesuaikan diri dan
berhasil dalam kehidupan. Kurikulum ini dikembangkan lebih lanjut sesuai
dengan kebutuhan dan keadaan daerah dan sekolah.
Dokumen kurikulum 2004 terdiri atas Kerangka Dasar Kurikulum 2004, Standar
Bahan Kajian dan Standar Kompetensi Mata Pelajaran yang disusun untuk
masing-masing mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan.
Dokumen ini adalah Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Buddha untuk satuan pendidikan SD.
Dengan diterbitkan dokumen ini maka diharapkan daerah dan sekolah dapat
menggunakannya sebagai acuan dalam pengembangan perencanaan
pembelajaran di sekolah masing-masing.

Jakarta, Oktober 2003


Direktur Jendral Kepala Badan Penelitian
Pendidikan Dasar dan Menengah dan Pengembangan

Dr. Ir. Indra Jati Sidi Dr. Boediono


NIP. 130672115 NIP. 130344755

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... 3

DAFTAR ISI ................................................................................................. 4

I. PENDAHULUAN ................................................................................. 5
A. Rasional ......................................................................................... 6
B. Pengertian Pendidikan Agama Buddha (PAB) ............................... 7
C. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama Buddha ............................ 8
D. Ruang Lingkup ............................................................................. 9
E Standar Kompetensi Lintas Kurikulum ...................................... 10
F. Standar Kompetensi Bahan Kajian ................................................ 10
G. Standar Kompetensi Mata Pelajaran SD ...................................... 11
H. Rambu-rambu ............................................................................... 12

II. KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR, DAN MATERI POKOK ...... 18


Kelas I ......................................................................................................... 18
Kelas II ....................................................................................................... 22
Kelas III ...................................................................................................... 27
Kelas IV ...................................................................................................... 32
Kelas V ....................................................................................................... 37
Kelas VI ...................................................................................................... 41

4
1 PENDAHULUAN

Dewasa ini, perkembangan dan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi


terjadi begitu cepat dan dampaknya menyentuh hampir seluruh aspek
kehidupan. Perubahan tersebut menuntut adanya paradigma baru dalam
penanganannya, termasuk pada sektor pendidikan.“Di antara ragam tuntutan
perbaikan di sektor pendidikan adalah kebutuhan dilakukannya
penyempurnaan kurikulum.

Kurikulum disempurnakan bertujuan untuk meningkatkan mutu


pendidikan secara nasional. Agar lulusan pendidikan lebih memiliki
keunggulan kompetitif dan komparatif sesuai standar mutu nasional dan
internasional. Kurikulum berbasis kompetensi dipilih untuk mewujudkan
harapan itu. Hal ini dilakukan agar Sistem Pendidikan Nasional dapat
merespon secara proaktif berbagai perkembangan informasi, ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, serta tuntutan desentralisasi. Dengan
cara seperti ini lembaga pendidikan tidak akan kehilangan relevansi
program pembelajarannya terhadap kepentingan daerah dan karakteristik
siswa, serta tetap memiliki fleksibilitas dalam melaksanakan kurikulum
yang berdiversifikasi. Selain itu, basis kompetensi harus menjamin
pertumbuhan keimanan (Saddha) dan ketakwaan (Bhakti) terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, penguasaan keterampilan hidup, akademik, dan seni,
serta pengembangan kepribadian Indonesia yang kuat dan berakhlak
mulia.

Penerapan kurikulum berbasis kompetensi sangat tepat dalam rangka


implementasi pendidikan agama yang bertujuan mencapai nilai-nilai
agama dalam kehidupan siswa pada setiap jenjang pendidikan. Kurikulum
berbasis kompetensi memberikan ruang yang sama pada setiap siswa
dengan keunikan yang berbeda untuk pemahaman iman terhadap setiap
agama sesuai tingkat kemampuan serta daya pikir masing-masing.

5
Pendidikan Agama Buddha

A. Rasional

Pendidikan agama di sekolah seharusnya memberikan warna bagi


lulusan pendidikan, khususnya dalam merespon segala tuntutan
perubahan yang ada di Indonesia. Hingga kini pendidikan agama
dipandang sebagai acuan nilai-nilai keadilan dan kebenaran, tetapi dalam
kenyataannya dipandang hanya sebagai pelengkap. Dengan demikian,
terjadi kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Memang tidak adil
menimpakan tanggung jawab munculnya kesenjangan antara harapan
dan kenyataan itu kepada pendidikan agama di sekolah, sebab hal itu
bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan
watak dan kepribadian siswa. Apalagi dalam pelaksanaan pendidikan
agama masih terdapat berbagai kelemahan. Ini mendorong dilakukannya
penyempurnaan terus-menerus, di antaranya materi pendidikan agama
yang selama ini lebih banyak terfokus pada pengayaan pengetahuan
(kognitif), sementara pembentukan sikap (afektif) serta pembiasaan
(psikomotorik) sangat kurang. Kendala lain adalah kurangnya
keikutsertaan guru mata pelajaran lain dalam memberikan motivasi
kepada siswa untuk mempraktikkan nilai-nilai pendidikan agama dalam
kehidupan sehari-hari, lemahnya sumber daya guru dalam
pengembangan pendekatan dan metode pengajaran yang variatif atau
beragam, minimnya berbagai sarana pelatihan dan pengembangan, serta
rendahnya peran serta orang tua siswa dalam pelaksanaan pendidikan
agama di rumah.

Di dalam kurikulum Pendidikan Agama tahun 1975, 1984, dan 1994,


target yang harus dicapai (attainment target) dicantumkan dalam tujuan
pembelajaran umum. Hal ini kurang memberi kejelasan tentang
kemampuan siswa yang harus dikembangkan. Atas dasar teori dan
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dipraktikkan di berbagai
negara seperti Singapura, Australia, Inggris, dan Amerika, juga didorong
oleh arus reformasi, visi, misi, dan paradigma baru, maka penyusunan
kurikulum Pendidikan Agama perlu dilakukan dengan berbasis
kemampuan dasar (basic competencies).

Dalam implementasinya kurikulum Pendidikan Agama tahun 1994 lebih


banyak didominasi oleh pencapaian kemampuan kognitif dan sangat

6
Pendahuluan

kurang mengakomodasi keragaman kebutuhan daerah, meski secara


nasional kebutuhan keberagamaan siswa pada dasarnya tidak berbeda.
Dengan pertimbangan tersebut, perlu disusun Kurikulum dan Hasil
Belajar Pendidikan Agama (KHB PA) yang memuat perencanaan
pengembangan kompetensi siswa yang perlu dicapai secara menyeluruh
dan bertahap sejak Taman Kanak-kanak sampai dengan kelas 12 (TK-
12) dan diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan dalam
pengembangan kurikulum Pendidikan Agama sesuai dengan kebutuhan
daerah dan sekolah.

B. Pengertian Pendidikan Agama Buddha (PAB)

Pendidikan Agama Buddha adalah usaha sadar yang dilakukan secara


terencana dan kontinyu dalam rangka mengembangkan kemampuan
peserta didik agar dengan pemahaman terhadap Buddha Dharma yang
diperoleh dari Pendidikan Agama Buddha di sekolah dapat diterapkan
dan diwujudkan dalam perilaku sehari-hari, sehingga memberikan
manfaat bagi dirinya sendiri, sesama dan lingkungannya. Dengan
demikian tiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran Pendidikan
Agama Buddha memiliki keyakinan (Saddha) dan motivasi untuk
mengamalkan Buddha Dharma dalam kehidupan sebagai pribadi
maupun sebagai bagian dari komunitas masyarakat.

Wilayah kajian Pendidikan Agama Buddha salah-satunya


menitikberatkan kepada segi moral (sila). Sebagaimana diketahui bahwa
kajian moral mencakup kajian atas duniawi dan keyakinan (saddha).
Sedangkan kajian moral itu sendiri melampaui batas ilmu (batas dunia
empiris manusia).

Pendidikan Agama Buddha yang diberikan di semua sekolah termasuk


pada Sekolah Dasar mengacu kepada Ajaran Sakyamuni Buddha (Buddha
Gautama) yang terdapat dalam Kitab Suci Tipitaka/Tripitaka. Dengan
demikian secara singkat Pendidikan Agama Buddha di Sekolah Dasar
memiliki karakteristik pokok yaitu penguasaan pengetahuan secara
komprehensif (Pariyatti), mengamalkan hasil yang dipelajari menjadi
pedoman dalam berperilaku sehari-hari (Pariyatti), dan pada akhirnya

7
Pendidikan Agama Buddha

pencapaian kebenaran Dharma (Pativedha). Oleh karena itu, pelaksanaan


pembelajaran Pendidikan Agama Buddha di Sekolah Dasar tidaklah
hanya berorientasi pada pelaksanaan formal belaka, tetapi lebih
menekankan pada implementasi nilai-nilai keagamaan Buddha (Buddha
Dharma) dalam berperilaku sehari-hari.

C. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama Buddha

1. Fungsi
Fungsi Pendidikan Agama Buddha tingkat Sekolah Dasar adalah:
a. Membantu anak didik dalam menerima transformasi informasi
nilai-nilai Dharma sesuai Tripitaka.
b. Membantu anak didik dalam menghayati, mengamalkan, dan
mempraktikkan Dharma dalam kehidupan sehari-hari sesuai
dengan tingkat kemampuannya.
c. Menjadikan anak didik mampu bertanggung jawab terhadap
segala tindakan melalui pikiran, ucapan, dan jasmani yang
dilakukan sesuai dengan prinsip Dharma.

2. Tujuan
Tujuan Pendidikan Agama Buddha pada siswa Sekolah Dasar yaitu:
a. Meningkatnya keyakinan (Saddha) dan ketakwaan (Bhakti)
kepada Tuhan Yang Maha Esa, Tiratana, para Bodhisattva dan
Mahasattva.
b. Meningkatnya pelaksanaan Moral (Sila), Meditasi (Samadhi),
dan Kebijaksanaan (Panna) sesuai dengan Buddha Dharma
(Agama Buddha).
c. Menghasilkan manusia Indonesia yang mampu memahami,
menghayati, dan mengamalkan/menerapkan Dharma sesuai
dengan Ajaran Buddha yang terkandung dalam Kitab Suci
Tipitaka/Tripitaka sehingga menjadi manusia yang bertanggung
jawab (sesuai dengan prinsip Dharma) dalam kehidupan sehari-
hari.
d. Memahami dan meneladan sifat-sifat Buddha Gotama melalui
riwayat hidup-Nya.

8
Pendahuluan

D. Ruang Lingkup

Melalui penyajian Kurikulum PAB diharapkan siswa mampu mengalami


sutau proses transformasi nilai-nilai kehidupan berdasarkan Buddha
Dharma yang dipelajari melalui Pendidikan Agama Buddha. Hal itu
tercermin pada Kompetensi Dasar dalam Kurikulum Berbasis
Kompetensi.

Ruang lingkup Pendidikan Agama Buddha pada tingkat Sekolah Dasar


adalah:
a. Melalui pengajaran yang didasarkan kepada Kurikulum Pendidikan
Agama Buddha, anak didik tingkat Sekolah Dasar diharapkan
menyelami proses transformasi informasi nilai-nilai kehidupan
berdasarkan Buddha Dharma sesuai dengan tingkat kemampuan
yang dipelajari pada tiap tingkat kelasnya.
b. Fokus Kurikulum Pendidikan Agama Buddha adalah menyoroti
kehidupan manusia sebagai pusat kehidupannya dan Tiratana
(Buddha, Dharma, dan Sangha) sebagai teladan dan pelindung serta
menjadikan Tipitaka/Tripitaka sebagai sumber ajaran Buddha
sekaligus sebagai pedoman hidup.
c. Berdasarkan hasil yang akan dicapai pada tingkat Sekolah Dasar
diharapkan dapat membimbing siswa untuk memahami nilai-nilai
keagamaan sesuai Buddha Dharma dan sekaligus dapat
mengekspresikan Dharma dalam perilaku kehidupan sehari-hari
sehingga siswa dapat belajar memahami, menganalisis, dan
mempraktikkannya.
d. Pada jenjang Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Atas
diperkenalkan komponen-komponen: (1) Sejarah, (2) keyakinan
(Saddha), (3) perilaku/moral (Sila), (4) Kitab Suci Agama Buddha
(Tipitaka/Tripitaka), (5) Samadhi meditasi (Samadhi), dan (6)
kebijaksanaan (Panna). Keenam aspek tersebut dalam penjabarannya
disesuaikan dengan kemampuan dasar yang diharapkan pada setiap
jenjang pendidikan.
e. Seluruh rangkaian Kurikulum Pendidikan Agama Buddha dari
tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Atas adalah
Pendidikan Agama Buddha yang menjadikan pedoman bagi peserta
didik.

9
Pendidikan Agama Buddha

E. Standar Kompetensi Lintas Kurikulum

Standar Kompetensi Lintas Kurikulum merupakan kecakapan untuk


hidup dan belajar sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai
oleh peserta didik melalui pengalaman belajar.

Standar Kompetensi Lintas Kurikulum ini meliputi:


1. Memiliki keyakinan, menyadari serta menjalankan hak dan
kewajiban, saling menghargai dan memberi rasa aman sesuai dengan
agama yang dianutnya.
2. Menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan
mengkomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk berinteraksi
dengan orang lain.
3. Memilih, memadukan, dan menerapkan konsep-konsep, teknik-
teknik, pola, struktur, dan hubungan.
4. Memilih, mencari, dan menerapkan teknologi dan informasi yang
diperlukan dari berbagai sumber.
5. Memahami dan menghargai lingkungan fisik, makhluk hidup, dan
teknologi, dan menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-
nilai untuk mengambil keputusan yang tepat.
6. Berpartisipasi, berinteraksi, dan berkontribusi aktif dalam
masyarakat dan budaya global berdasarkan pemahaman konteks
budaya, geografis, dan historis.
7. Berkreasi dan menghargai karya artistik, budaya, dan intelektual
serta menerapkan nilai-nilai luhur untuk meningkatkan kematangan
pribadi menuju masyarakat beradab.
8. Berpikir logis, kritis, dan lateral dengan memperhitungkan potensi
dan peluang untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
9. Menunjukkan motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja mandiri,
dan bekerja sama dengan orang lain.

F. Standar Kompetensi Bahan Kajian

Standar Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Buddha adalah


kemampuan yang meliputi pengetahuan (kognitif), penghayatan
(afektif), dan perubahan sikap (psikomotorik) yang dicapai melalui

10
Pendahuluan

proses kegiatan pembelajaran dan pengalaman hidup sesuai dengan


tingkat perkembangan siswa. Kompetensi Dasar dalam pendidikan
agama Buddha merupakan penjabaran ajaran tentang nilai-nilai Buddhis
yang terdapat dalam Kitab Suci Tipitaka/Tripitaka yang berlaku untuk
pendidikan Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas, yaitu:
a. Siswa beriman (memiliki Saddha) dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, Sang Tiratana/Triratna, para Bodhisattva dan Mahasattva.
b. Meningkatnya latihan dan pengamalan sila, samadhi, dan panna
dalam kehidupan sehari-hari.
c. Memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Buddha sesuai
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Kitab Suci Tipitaka/
Tripitaka. Dengan demikian, peserta didik diharpkan menjadi
manusia yang bertanggung jawab dalam bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
d. Memahami dan meneladani perilaku Buddha sesuai riwayat hidup
Buddha Gotama serta Sejarah asal-usul dan Perkembangan Agama
Buddha.

G. Standar Kompetensi Mata Pelajaran SD

1. Mengenal sikap menghormat, berdoa dan salam buddhis serta


mengenal identitas agama Buddha.
2. Mengenal sejarah/riwayat kelahiran Bodhisattva Pangeran Siddharta.
3. Meneladan sifat-sifat Pangeran Siddharta.
4. Mengenal lambang-lambang dalam agama Buddha.
5. Meneladan sifat-sifat luhur Buddha dan Boddhisattva.
6. Mengenal puja bakti di Vihara, Cetiya, dan di rumah
7. Mengenal sikap sopan santun dalam kehiduan sehari-hari
8. Mengenal riwayat kehidupan pangeran Sidharta pada masa remaja
dan masa berumahtangga.
9. Mengkontruksi sikap umat Buddha untuk menjadi manusia susila.
10. Mengkontruksi sikap umat Buddha dalam berbagai lingkungan.
11. Mengenal sejarah hari raya agama Buddha.
12. Mengenal semagat Bohisatta Pangeran Sidharta dalam mencapai ke
Buddhaan.
13. Menerapkan sifat-sifat luhur Buddha dalam kehidupan sehari-hari.

11
Pendidikan Agama Buddha

14. Mengidentifikasi kitab suci Tri Pitaka.


15. Mengenal Puja Bakti.
16. Mengenal tempat-tempat suci agama Buddha.
17. Mengenal proses Bodhisattva Sidharta mencapai ke Buddhaan.
18. Meyakini hukum-hukum alam.
19. Mengkontruksi sikap umat Buddha untuk menjadi manusia yang
bermurah hati.
20. Mengenal tujuan akhir umat Buddha.
21. Mengenal Meditasi untuk belajar mengendalikan diri.
22. Mengenal Kotbah Pertama Sang Buddha.

H. Rambu-rambu

1. Pendekatan Pembelajaran dan Penilaian


a. Pendekatan Pembelajaran
Pendidikan Agama Buddha diterapkan melalui pendekatan
terpadu yang meliputi:
• Pendekatan pembinaan, yaitu memberikan pembinaan
keagamaan Buddha kepada siswa dalam rangka penanaman
nilai-nilai ajaran Dharma.
• Pendekatan pengamalan, yaitu memberikan kesempatan
kepada siswa untuk senantiasa mengamalkan ajaran
Dharma.
• Pendekatan emosional, yaitu usaha untuk menggugah
emosi siswa dalam meyakini, memahami, dan menghayati
ajaran Buddha.
• Pendekatan rasional, yaitu usaha untuk memberikan
rangsangan/stimulus kepada rasio atau akal dalam
memahami dan menerima kebenaran Dharma.
• Pendekatan fungsional, yaitu usaha menyajikan nilai-nilai
ajaran Buddha dengan menempatkan segi kemanfaatan bagi
siswa dalam kehidupan sehari-hari.
• Pendekatan keteladanan, yaitu menjadikan figur Buddha,
Bodhisattva, siswa-siswa utama Buddha, guru agama, dan
tokoh agama, maupun orang tua sebagai cermin manusia
yang berkepribadian sesuai Buddha Dharma.

12
Pendahuluan

Selain beberapa pendekatan di atas, juga dijelaskan rambu-


rambu sebagai berikut:
1. Kurikulum Pendidikan Agama Buddha pada dasarnya
menyajikan:
a. Kompetensi dasar merupakan uraian kognitif
(pengetahuan), afektif (penghayatan) dan psikomotorik
(perubahan sikap) yang dicapai melalui proses
pembelajaran dan pengalaman hidup sesuai dengan
tahap perkembangan siswa.
b. Materi pokok, merupakan sarana atau wahana untuk
mencapai/mengembangkan kompetensi dasar sebagai
bagian dari bahan kajian yang berupa bahan ajar/
pengertian konseptual.
c. Indikator pencapaian hasil belajar secara spesifik yang
dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian
kompetensi dasar.
d. Kegiatan pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan
proses yang mencakup seluruh komponen: kompetensi
dasar, materi pokok dan indikator pencapaian hasil.
e. Guru diharapkan dapat menyesuaikan materi dan
kegiatan pembelajaran dengan keadaan dan kebutuhan
daerah setempat.
2. Dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Buddha,
Saddha, Sila, dan Samadhi diberikan perhatian khusus pada
setiap level.
3. Pokok-pokok Buddha Dharma yang dipandang perlu dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan tanpa
membedakan sekte/aliran.
4. Dalam PAB ranah Psikomotorik lebih diutamakan tanpa
mengabaikan ranah kognitif dan ranah afektif sehingga
penilaian terhadap hasil belajar siswa dapat dilaksanakan
dalam bentuk tes dan nontes.
5. Bila di suatu sekolah Pendidikan Agama Buddha tidak
terlaksana karena tidak adanya guru Agama Buddha, maka
pihak sekolah dapat mencari kemungkinan pelaksanaannya
bersama pembimas atau penyelenggara bimas Buddha dan
vihara setempat.

13
Pendidikan Agama Buddha

6. Sumber Pendidikan Agama Buddha adalah Kitab Suci


Tipitaka/Tripitaka, buku pegangan yang lain baik untuk
guru maupun untuk siswa merupakan buku referensi yang
saling melengkapi.
7. Alokasi waktu untuk pendidikan Agama Buddha adalah 2
(dua) jam per minggu. Guru diharapkan dapat menentukan
alokasi waktu untuk setiap Materi Pokok dan Kompetensi
Dasar dengan menyesuaikan dan mempertimbangkan
kondisi setempat.

b. Penilaian
Penilaian adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai
informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh
tentang proses dan hasil dari perubahan perkembangan sikap,
perilaku, dan pengetahuan yang telah dicapai anak didik dalam
PAB.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,


menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil
belajar siswa yang dilakukan secara sistematik dan
berkesinambungan dengan aspek yang dinilai sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

Tujuan penilaian proses dan hasil belajar siswa adalah untuk


menentukan tingkat ketercapaian kemampuan dasar yang
diharapkan. Selain itu, penilaian juga dapat dijadikan pedoman
untuk perbaikan dan penyempurnaan Proses Belajar Mengajar
serta output pembelajaran PAB.

Penilaian hasil belajar siswa untuk PAB mencakup tiga tujuan


pembelajaran yang meliputi tiga ranah yakni; kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Melalui pendekatan dialogis partisipatif maka
hasil belajar diharapkan lebih berorientasi pada sikap,
pertumbuhan perilaku siswa ke arah yang lebih baik dan benar
menurut ajaran Buddha. Di samping itu, juga
mempertimbangkan kemampuan siswa memahami pengetahuan
agama Buddha dengan benar.

14
Pendahuluan

Penilaian hasil belajar PAB menurut jenjang dan satuan


pendidikan terdiri atas:
a. Pencapaian pembiasaan hidup beriman dan bertakwa
kepada Tuhan dengan berperilaku susila pada keluarga,
teman sesama, maupun masyarakat.
b. Pencapaian kemampuan pengetahuan agama Buddha secara
baik dan benar.
c. Melalui kemajuan Dharma maka siswa tumbuh menjadi
pribadi yang dewasa, mandiri, kritis, dan rasional dalam
menghadapi setiap aspek kehidupannya.

2. Pengorganisasian Materi
Untuk melaksanakan kegiatan intra kurikuler terdapat berbagai cara
pengorganisasian belajar di sekolah agar siswa dapat mengikuti
pelajaran dengan minat dan motivasi yang besar. Kegiatan
pengorganisasian tersebut mencakup:

1) Memeriksa keadaan kelas, Guru dalam aktivitas mengajar harus


mengenal siswa, cara pengenalannya di antaranya dengan
menggunakan peta kelas, mengajukan pertanyaan, menunjuk
untuk mengerjakan soal-soal di depan kelas dan lain sebagainya.
Bilamana guru telah mengenal kelas dan mampu menguasai
keadaan kelas, maka proses belajar-mengajar akan berjalan
dengan lancar. Guru harus pandai-pandai memikat hati siswa
dan membangkitkan serta memberikan motivasi besar sehingga
dapat menimbulkan suasana yang baik antara guru dengan
siswa, agar tercipta ketertiban, kemauan dan semangat belajar.

2) Memeriksa Keadaan Siswa, Pada waktu guru memasuki kelas


hendaknya berusaha memelihara ketertiban kelas,
membangkitkan semangat, motivasi dan minat belajar siswa.
Oleh karena itu, seorang guru harus melihat situasi dan kondisi
siswa ketika pertama kali masuk, apakah dalam keadaan tenang,
gaduh, ribut dan sebagainya. Selain itu guru juga harus peka
terhadap kondisi fisik siswa, misalnya untuk siswa yang kurang
dengar, dan kurang awas sehingga siswa tersebut merasa
terbantu dengan tempat duduk yang disarankan guru. Jangan

15
Pendidikan Agama Buddha

sekali-kali memulai pelajaran dikala situasi belum tertib,


upayakan dengan mengendalikan siswa yang membuat suasana
belajar kurang tertib dengan cara menegur, memberikan
pertanyaan dan sebagainya.

3) Menguasai Materi yang akan disampaikan, minat dan motivasi


belajar siswa akan tumbuh bilamana guru mampu mengusai
bahan atau materi yang akan diajarkannya, mampu
menyampaikan dengan metode yang mudah dipahami oleh
siswa. Apabila materi belum dikuasai guru, maka akan timbul
suasana belajar yang tidak menyenangkan, siswa akan merasa
jenuh, bosan dan tidak mempunyai minat, sehingga kemampuan
yang hendak dicapai dalam proses belajar-mengajar tidak akan
terwujud. Dalam menyampaikan materi guru seyogyanya
melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bagian yang sangat penting dari
pembelajaran. Proses pembelajaran dimulai dengan
membaca Namaskara gatha, agar seluruh kegiatan
pembelajaran dapat terlaksana dengan tenang, damai, lancar
dan tercapainya tujuan. Pendahuluan yang baik akan
mengiringi kegiatan belajar-mengajar ke arah yang
bermakna (meaningful learning). Sebaliknya, pendahuluan
yang asal-asalan akan membuat kegiatan pembelajaran tidak
akan tercapai.

b. Kegiatan Inti
Kegiatan Inti adalah kegiatan belajar-mengajar yang
dilakukan di kelas. Kegiatan ini adalah bagian pokok dari
kegiatan pembelajaran atau proses belajar-mengajar.

c. Diskusi Akhir
Pada tahap ini semua kegiatan kelompok diakhiri dengan
pemaparan hasil kerja kelompok yang dipimpin oleh guru
atau seorang siswa yang ditunjuk oleh guru. Di akhir diskusi
guru menuliskan kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh

16
Pendahuluan

di papan tulis. Dapat juga siswa diminta untuk


menuliskannya di papan tulis. Kemudian dapat didiskusikan
penerapan-penerapan pengetahuan yang telah disimpulkan
tadi dalam kehidupan sehari-hari.

d. Doa Penutup
Pada bagian ini guru atau siswa berharap agar seluruh
kegiatan belajar-mengajar untuk diberkahi oleh Sang Tri
Ratna, dan persiapan untuk pembelajaran yang akan datang.

3. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi


Pendidikan Agama di era modern perlu didukung inovasi-inovasi
baru seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi. Inovasi-inovasi baru tersebut erat kaitannya dengan
kreativitas guru dalam memahami substansi agama yang permanen
dan substansi informasi yang selalu berubah. Kedua hal tersebut
saling terkait dan guru dituntut untuk mampu menjelaskan kepada
siswa secara terpadu.

Fasilitas yang dapat mendukung ke arah itu perlu diupayakan,


misalnya penyediaan komputer yang dilengkapi dengan akses
internet, kliping artikel-artikel dari surat kabar dan majalah yang
topik-topiknya berkaitan dengan masalah agama dan kemoderenan.
Demikian pula fasilitas-fasilitas teknologi lain yang dapat
dipergunakan untuk keperluan serupa, antara lain; televisi, radio,
video, OHP, slide dan media lainnya sesuai dengan kondisi dan
kemampuan masing-masing sekolah.

17
2 KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR, DAN
MATERI POKOK

Kelas : I (Satu)

Aspek : Sila, Samadhi dan Panna


Standar Kompetensi : 1. Mengenal sikap menghormat, berdoa dan salam
Buddhis serta mengenal identitas Agama Buddha.

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
Menerapkan • Melaksanakan • Menjelaskan • Sikap hormat
sikap-sikap sikap hormat. pengertian anjali dan (anjali)
menghormat, • Membaca doa. namaskara. namaskara.
berdoa, dan • Memberi • Menerapkan sikap
memberi salam salam anjali dan namaskara.
Buddhis. Buddhis.
• Membaca doa • Membaca doa.
sebelum dan sesudah
melakukan kegiatan.
• Menerapkan doa
sesuai fungsi dan
tujuannya.

• Menyebutkan • Salam
macam-macam salam Buddhis.
Buddhis.
• Menerapkan cara
memberi salam
Buddhis.

Mengenal • Mengidentifi- • Menyebutkan nama • Tempat


identitas Agama kasi tempat/ tempat ibadah agama ibadah.
Buddha. ibadah, Buddha. • Macam
rohaniwan, • Membedakan masing- Rohaniwan
kitab suci, masing jenis tempat Agama
hari raya, dan ibadah agama Buddha. Buddha.
Guru Agung • Menyebutkan nama • Kitab Suci
agama kitab suci agama Tripitaka.
Buddha. Buddha.

18
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
• Menyebutkan hari- • Hari-hari raya
hari raya agama Agama
Buddha. Buddha.
• Menyebutkan nama • Guru Agung
Guru Agung agama Agama
Buddha. Buddha.

Aspek : Sejarah
Standar Kompetensi : 2. Mengenal sejarah/riwayat kelahiran Bodhisattva
Pangeran Siddharta.

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
Mengungkapkan • Mengungkap- • Menceritakan proses • Mimpi Ratu
riwayat kan mimpi mimpi Ratu Mahamaya. Mahamaya.
kelahiran Ratu • Menjelaskan makna
Pangeran Mahamaya. mimpi Ratu Mahamaya.
Siddharta.
• Menjelaskan • Menyebutkan nama • Kelahiran
proses orangtua, suku, dan Pangeran
kelahiran kerajaan Pangeran Siddharta.
Pangeran Siddharta.
Siddharta. • Menyebutkan tempat
dan tahun kelahiran
Pangeran Siddharta.
• Menjelaskan
keajaiban saat
Pangeran Siddharta
dilahirkan.
• Menyebutkan 8
kejadian yang
bersamaan dengan
kelahiran Pangeran
Siddharta.

• Mengungkap- • Menceritakan • Ramalan


kan petapa kembali isi ramalan petapa Asita.
Asita terhadap petapa Asita terhadap
Pangeran Pangeran Siddharta.
Siddharta.

19
Pendidikan Agama Buddha

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
• Menceritakan
keajaiban yang terjadi
saat petapa Asita
meramal Pangeran
Siddharta.

• Mengungkap- • Menyebutkan jumlah • Upacara


kan kejadian brahmana yang hadir pemberian
saat upacara untuk meramal nama.
pemberian Pangeran Siddharta • Masa kecil
nama. saat upacara Pangeran
pemberian nama. Siddharta.
• Menjelaskan isi
ramalan 8 Brahmana
dari 108 Brahmana
yang hadir pada
upacara pemberian
nama.
• Menjelaskan makna
kata “Siddharta”.

• Mengungkap • Menjelaskan
kan kembali kejadian setelah
peristiwa Ratu tujuh hari Ratu
Mahamaya Mahamaya
setelah tujuh melahirkan
hari Siddharta.
melahirkan • Menyebutkan nama
Siddharta. ibu sambung yang
mengasuh Pangeran
Siddharta.

Memiliki • Meningkatkan • Menguraikan macam- • Keberadaan


keyakinan keyakinan macam sebutan Tuhan Yang
(Saddha) yang terhadap Tuhan dalam agama Maha Esa.
kuat terhadap Tuhan Yang Buddha.
Tuhan Yang Maha Esa. • Mewujudkan
Maha Esa. keyakinan terhadap
Tuhan Yang Maha
Esa.

20
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
Mengenal dan • siswa mampu • Menyebutkan 4 • Brahmavihara.
mengembangkan melatih dan Brahmavihara.
sifat-sifat luhur mengembang- • Mmengembangkan
(Brahmavihara). kan sifat-sifat sifat-sifat luhur
luhur (Brahmavihara)
(Brahmavihara). dalam kehidupan
sehari-hari.
• Mengungkapkan
kisah-kisah sesuai
dengan sifar-sifat
luhur
(Brahmavihara).

Memiliki • Mentaati • Menyebutkan • Macam-


ketaatan peraturan macam-macam macam
terhadap dalam peraturan. peraturan.
peraturan. kehidupan • Melaksanakan • Hiri dan
sehari-hari. kegiatan sesuai ottapa.
• Menerapkan dengan peraturan.
sifat malu • Meningkatkan
berbuat jahat kedisiplinan dalam
(hiri) dan sifat kehidupan sehari-
takut akibat hari.
perbuatan • Terbiasa memiliki
jahat (ottapa). sifat malu berbuat
jahat (hiri) dan sifat
takut akibat berbuat
jahat (ottapa).

21
Pendidikan Agama Buddha

Kelas : II (Dua)

Aspek : Sejarah
Standar Kompetensi : 3. Meneladan sifat-sifat Pangeran Siddharta.
Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
Mengikuti • Meneladan • Menyebutkan sifat- • Masa kanak-
keteladanan sifat Pangeran sifat Pangeran kanak
Pangeran Siddharta Siddharta pada masa Pangeran
Siddharta pada pada masa kanak-kanak. Siddharta.
masa kanak- kanak-kanak. • Terbiasa berperilaku
kanak. sesuai dengan sifat-
sifat Pangeran
Siddharta.
• Menceritakan
kembali kisah
Pangeran Siddharta
menolong burung
belibis yang dipanah
Devadatta.

• Mengenal • Menyebutkan tiga • Sarana untuk


sarana untuk kolam untuk membahagia-
membahagiakan Pangeran Siddharta. kan Pangeran
Pangeran • Menjelaskan tujuan Siddharta.
Siddharta dibangunnya tiga
pada masa kolam untuk
kanak-kanak. Pangeran Siddharta.

• Mengungkap • Menguraikan jenis- • Masa


kan peristiwa jenis pendidikan pendidikan
masa yang diberikan Pangeran
pendidikan kepada Pangeran Siddharta.
Pangeran Siddharta.
Siddharta. • Menyebutkan nama
guru Pangeran
Siddharta pada masa
kanak-kanak.
• Menjelaskan
kelebihan-kelebihan
Pangeran Siddharta
saat menerima
pendidikan.

22
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
• Menceritakan • Menceritakan suasana • Perayaaan
kembali perayaan membajak. membajak
peristiwa • Menjelaskan sikap sawah.
perayaaan Pangeran Siddharta
membajak ketika perayaan
sawah. membajak
berlangsung.
• Menceritakan dua
keajaiban yang terjadi
pada diri Pangeran
Siddharta bertepatan
dengan perayaan
membajak.

Aspek : Sejarah
Standar Kompetensi : 4. Mengenal lambang-lambang dalam Agama
Buddha.

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
Mengenal Panji • Mengenal dan • Menjelaskan asal-usul • Panji Buddhis.
Buddhis. mendeskripsi- warna Panji Buddhis.
kan Panji • Menyebutkan enam
Buddhis. warna dalam Panji
Buddhis.
• Menjelaskan arti
masing-masing warna
dalam Panji Buddhis.
• Menjelaskan fungsi
Panji Buddhis.
• Membiasakan
mengunakan Panji
Buddhis dalam acara
keagamaan Buddha.

23
Pendidikan Agama Buddha

Aspek : Keyakinan (Saddha)


Standar Kompetensi : 5. Meneladan sifat-sifat luhur Buddha dan
Bodhisattva.
Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
Mengenal sifat- • Meneladan • Menjelaskan sifat- • Sifat-sifat
sifat luhur dan sifat luhur Buddha Buddha dan
Buddha dan mengembang- dan Bodhisattva. Bodhisattva.
Bodhisattva. kan sifat-sifat • Mengembangkan • Cerita-cerita
luhur Buddha sifat-sifat luhur Bodhisattva.
dan Buddha dan
Bodhisattva. Bodhisattva.
• Terbiasa berperilaku
sesuai dengan sifat-
sifat Buddha dan
Bodhisattva.

• Mencontoh • Mencertitakan • Prilaku baik.


perilaku baik kembali kisah ‘Rusa
dari kisah Yang Cerdik’.
“Rusa Yang • Mengambil manfaat • Cerita Rusa
Cerdik” dari kisah ‘Rusa Yang yang cerdik.
(Tipallattha Cerdik’.
Jataka).

• Meneladan • Menyebutkan tiga • Cerita


dan sahabat dalam kisah persahabatan
menerapkan ‘Persahabatan Yang yang baik.
sifat baik dari Baik’(Kurunga Miga
kisah Jataka).
‘Persahabatan • Menyebutkan sifat-
Yang Baik’ sifat dari tiga sahabat
(Kurunga dalam kisah
Miga Jataka). ‘Persahabatan Yang
Baik’ (Kurunga Miga
Jataka).
• Menerapkan sifat
saling menolong
sesuai dengan kisah
Persahabatan Yang
Baik’ (Kurunga Miga
Jataka).

24
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
• Meneladan
pengorbanan
Bodhisattva.

• Mendeskripsi • Menjelaskan lima • Pengorbanan


kan lima pengorbanan Bodhisattva.
perngorbanan Bodhisattva.
Bodhisattva. • Memberi contoh lima
bentuk pengorbanan
Bodhisattva.

• Mengenal • Menyebutkan nama- • Macam-


nama-nama nama Bodhisattva. macam figur
dan macam- • Mengamati perbedaan Bodhisattva.
macam figur figur Bodhisattva
Bodhisattva. melalui gambar atau
rupang.

Mengidentifikasi • Membedakan • Menyebutkan • Macam-


perbuatan baik perbuatan macam-macam macam
dan buruk. baik dan perbuatan baik dan perbuatan.
buruk. perbuatan buruk.
• Membiasakan • Memberikan contoh
berperilaku perbuatan baik
baik. melalui pikiran,
ucapan, dan jasmani.
• Membedakan
perilaku baik dan
buruk.
• Menjelaskan alasan
berbuat baik dan
berbuat buruk.

25
Pendidikan Agama Buddha

Aspek : Keyakinan (Saddha)


Standar Kompetensi : 6. Mengenal puja bhakti di Vihara/Cetiya dan di
rumah.

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
Mengenal dan • Membiasakan • Menyebutkan tempat • Kebaktian.
melaksanakan diri kebaktian.
kebaktian agama melakukan • Menjelaskan tujuan
Buddha. kebaktian melaksanakan
setiap pagi kebaktian.
dan sore.
• Membiasakan • Menerangkan
diri manfaat kebaktian.
melakukan • Menjelaskan arti
kebaktian lambang dalam
bersama di persembahan di altar.
Vihara/Cetiya • Terbiasa melakukan
kebaktian di vihara/
cetiya dan di rumah.

Aspek : Sila, Samadhi, dan Panna


Standar Kompetensi : 7. Mengenal sikap sopan santun dalam kehidupan
sehari-hari.

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
Menerapkan • membiasakan • Menjelaskan • Sopan santun.
perilaku sopan diri bersikap pengertian sopan
santun dalam sopan santun. santun.
kehidupan • Membiasakan • Memberikan contoh
sehari-hari. sopan santun sikap sopan santun.
di rumah, • Terbiasa berperilaku
sekolah dan di sopan santun dalam
masyarakat. kehidupan sehari-
hari.
• Memberikan contoh
sopan santun di
rumah, di sekolah,
dan di masyarakat.

26
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Kelas : III (Tiga)

Aspek : Sejarah
Standar Kompetensi : 8. Mengenal riwayat kehidupan Pangerah Sidharta
pada masa remaja dan masa berumah tangga.

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
Mengenal dan • Mengungkap- • Menceritakan kisah • Masa remaja
mendeskripsikan kan kembali masa remaja Pangeran
kisah kehidupan kisah Pangeran Siddharta. Siddharta.
Pangeran kehidupan • Menyebutkan tiga
Siddharta pada masa remaja istana yang dibangun
masa remaja dan Pangeran untuk Pangeran
masa berumah Siddharta. Siddharta.
tangga. • Menjelaskan tujuan
dibangun tiga istana.
• Menjelaskan sikap
pengeran Siddharta
terhadap tiga istana
yang dibangun untuk
Pangeran Siddharta.

• Mengungkap- • Menceritakan kisah Masa berumah


kan kembali kehidupan masa tangga.
kisah berumah tangga
kehidupan Pangeran Siddharta.
masa berumah • Menceritakan
tangga sayembara yang
Pangeran diikuti Pangeran
Siddharta. Siddharta untuk
memilih jodoh.
• Menyebutkan jumlah
gadis yang siap
dipilih Pangeran
Siddharta sebagai
calon permaisuri.
• Menjelaskan
peristiwa pesta besar
dalam perkawinan
Pangeran Siddharta
dengan Putri
Yasodhara.

27
Pendidikan Agama Buddha

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
• Menyebutkan
macam-macam
sayembara yang
diikuti oleh
Panageran Siddharta.
• Menceritakan
keadaan rumah
tangga Pangeran
Siddharta dengan
Yasodhara.

• Mengungkap- • Menjelaskan sikap • Empat


kan kembali 4 Pangeran Siddharta peristiwa yang
peristiwa yang setelah melihat 4 dilihat
dilihat oleh peristiwa. Pangeran
Pangeran • Menjelaskan Siddharta.
Siddharta. keputusan akhir
Pangeran Siddharta
setelah melihat 4
peristiwa.

Meningkatkan • Menjadikan • Menyebutkan unsur Tiratana/


kadar keyakinan Tiratana/ Triratna. Triratna.
dan berlindung Triratna • Menjelaskan makna
kepada Tiratana/ sebagai Triratna.
Triratna. pelindung. • Menjelaskan tujuan
yakin terhadap
Triratna.
• Melafalkan • Terbiasa membaca
paritta paritta Tisarana
Tisarana. sebagai pernyataan
berlindung kepada
Triratna.
• Menyatakan
permohonan maaf
kepada Triratna.
(Paritta Acaya
Vivarana).

28
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Aspek : Sila, Samadhi dan Panna


Standar Kompetensi : 9. Mengkonstruksi sikap umat Buddha Untuk
menjadi Manusia susila.

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
Memiliki dasar • menghayati • Menyebutkan sila-sila • Pancasila
perbuatan baik dan dalam Pancasila Buddhis.
sesuai dengan berprilaku Buddhis.
Pancasila sesuai dengan • Melatih diri sesuai
Buddhis. sila-sila sila-sila dalam
Pancasila Pancasila Buddhis.
Buddhis. • Melafalkan sila-sila
Pancasila Buddhis.
• Memberi contoh
perilaku yang
mencerminkan sila-
sila dalam Pancasila
Buddhis

• Menunjukkan • Menjelaskan manfaat


hubungan melaksanakan
dengan Pancasila Buddhis.
pelaksanaan • Menjelaskan akibat
Sila. melanggar Pancasila
Buddhis.
• Menyanyikan
Viharagita Pancasila.

Aspek : Sila, Samadhi dan Panna


Standar Kompetensi : 10. Mengkonstruksi sikap umat Buddha dalam
berbagai lingkungan.

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
Mengenal • Mengamalkan • Menyebutkan lima • Kewajiban
kewajiban anak kewajiban kewajiban anak anak terhadap
terhadap orang tua anak terhadap terhadap orangtua. orang tua.
dan kewajiban orangtua. • Melaksanakan lima
siswa terhadap kewajiban anak
guru dalam terhadap orangtua.
Sigalovada Sutta.

29
Pendidikan Agama Buddha

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
• Membaca kutipan/
syair bait ke-5
Mangala Sutta.

• Mengamalkan • Menyebutkan lima • Kewajiban


kewajiban kewajiban siswa siswa
siswa terhadap guru. terhadap
terhadap • Melaksanakan lima guru.
guru. kewajiban siswa
terhadap guru.
• Menjelaskan
hubungan siswa
dengan guru (Vin.
IV.45).

Mengenal ciri- • Mengidentifi- • Menyebutkan ciri-ciri • Ciri-ciri


ciri dan memilih kasi ciri-ciri sahabat yang baik. sahabat baik
sahabat yang dan memilih • Memilih teman yang (kalyanamita).
baik. sahabat yang baik dalam pergaulan.
baik • Menjauhi teman yang
(kalyanamita). jahat dalam pergaulan.
• Bekerjasama dengan
teman yang baik
dalam pergaulan.
• Menjelaskan manfaat
memiliki teman yang
baik dalam pergaulan.

Aspek : Keyakinan (Saddha)


Standar Kompetensi : 11. Mengenal sejarah hari raya agama Buddha.

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
Mengidentifikasi- • Melaksanakan • Mengidentifikasikan • Hari-hari raya
kan hari-hari perayaan hari-hari raya magha agama
raya agama peringatan puja. Buddha.
Buddha. hari raya • Mengidentifikasikan
agama hari raya Waisak.
Buddha. • Mengidentifikasikan
hari raya Asadha.

30
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
• Mengidentifikasikan
hari raya Kathina.

Mendiskripsikan • Mengungkap- • Menjelaskan alasan • Makna hari


makna hari raya kan alasan memperingati hari raya agama
agama Buddha. dan makna raya agama Buddha. Buddha.
memperingati • Menjelaskan makna
hari raya hari raya agama
agama Buddha. Buddha.

31
Pendidikan Agama Buddha

Kelas : IV (Empat)

Aspek : Sejarah
Standar Kompetensi : 12. Mengenal semangat Bodhisattva Pangeran
Sidharta dalam mencapai keBuddhaan.

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
Mengenal tekad • Meneladan • Menjelaskan tekad • Tekad dan
dan semangat tekad dan dan semangat semangat
Pangeran semangat Pangeran Siddharta. Pangeran
Sidharta dalam Pangeran • Mengambil makan Siddharta
upaya Siddharta tekad dan semangat mencapai
mewujudkan untuk Pangeran Siddharta. kebuddhaan.
cita-cita untuk mencapai cita- • Menyebutkan 8
mencapai cita menjadi (delapan) anugerah
kebuddhaan. Buddha. yang dimohon
Pangeran Siddharta
kepada ayahnya.
• Menceritakan
peristiwa kepergian
Pangeran Siddharta di
tengah malam untuk
meninggalkan istana
dan keluarga.
• Menjelaskan alasan
Pangeran Siddharta
meninggalkan istana
dan keluarganya.
• Menceritakan
kejadian di sungai
Anoma.
• Menjelaskan
kejadian yang
dialami kuda
Kanthaka setelah
ditinggalkan
Pangeran Siddharta.
• Mengungkapkan
perasaan simpati raja
Bimbisara terhadap
petapa Siddharta.

32
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
• Mengungkap- • Menyebutkan guru- • Pangeran
kan peristiwa guru yang ditemui Siddharta
saat Pangeran Pangeran Siddharta bertapa dan
Siddharta selama bertapa. berguru.
bertapa dan • Menceritakan cara
berguru. yang dilakukan oleh
Pangeran Siddharta
dalam bertapa
bersama lima petapa.
• Menjelaskan
pertolongan anak
gembala terhadap
petapa Siddharta.
• Menjelaskan lima
MIMPI AGUNG
petapa Siddharta
menjelang
pencapaian
penerangan
sempurna.
• Menceritakan
pertemuan petapa
Siddharta dengan
Sujata.

Aspek : Sila, Samadhi dan Panna


Standar Kompetensi : 13. Menerapkan sifat-sifat luhur dalam kehidupan
sehari-hari.

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
Menghayati dan • Menerapkan • Menerapkan sikap • Sifat lemah
melaksanakan Dharma yang sabar dalam lembut dan
Dharma yang membuat kehidupan sehari- baik hati
dapat membuat seseorang hari. (Khanti
seseorang menjadi • Menceritakan ulang Soracca).
menjadi lemah lemah lembut kisah tentang
lembut dan baik dan baik hati kesabaran (Khanti).
hati (Khanti (Khanti • Mempraktikkan sikap
Soracca).(A.I.94; Soracca). jujur dalam ucapan
Vin.I.349) dan tindakan.

33
Pendidikan Agama Buddha

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
Mengenal orang- • Berperan • Memberikan • Sifat lemah
orang yang sebagai orang pertolongan kepada lembut dan
memiliki sifat yang dapat orang/makhluk yang baik hati
Pubhakari dan memberikan yang perlu ditolong. (Khanti
katannukatavedi. pertolongan • Memberi contoh Soracca).
sejati. orang/makhluk yang
perlu ditolong.
• Menceritakan
kembali Kisah
Sutasoma.
• Meneladan cara
menolong makhluk
lain dalam Kisah
Sutasoma.
• Pubhakari dan
katannukatavedi.

• Mewujudkan • Menjelaskan cara


rasa terima berterima kasih
kasih kepada kepada orang yang
orang yang telah memberikan
telah pertolongan/berbuat
memberikan kebaikan.
pertolongan • Menerapkan rasa
sejati. terima kasih kepada
orang yang telah
memberikan
pertolongan/berbuat
kebaikan.

34
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Aspek : Tri Pitaka


Standar Kompetensi : 14. Mengidentifikasi Kitab suci Tri Pitaka.

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
Meyakini kitab • Menjadikan • Menjelaskan • Kitab suci
suci Tri Pitaka Tri Pitaka pengertian Tripitaka. Tipitaka/
sebagai sumber sebagai • Menyebutkan hal-hal Tripitaka.
ajaran Buddha. pedoman yang dibahas dalam
hidup sehari- kitab suci Tripitaka.
hari. • Menguraikan
kelebihan dan
keagungan kitab suci
Tripitaka.
• Menjelaskan
keajaiban dari ajaran/
Tripitaka (Digha
Nikaya Sihananda
Vagga 9.273).

Aspek : Keyakinan (Saddha)


Standar Kompetensi : 15. Mengenal puja bakti.

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
Melakukan • Membiasakan • Melaksanakan • Kebaktian.
kebaktian dalam diri kebaktian baik secara
kehidupan Melaksana individu maupun
sehari-hari. kan kebaktian bersama-sama.
Menyebutkan • Menjelaskan manfaat
jenis-jenis kebaktian.
kebaktian. • Menyebutkan
rohaniwan yang
membabarkan
Dharma pada saat
kebaktian.
• Menjelaskan tugas
pemimpin kebaktian.
• Menjelaskan perlunya
altar.

35
Pendidikan Agama Buddha

Aspek : Sejarah
Standar Kompetensi : 16. Mengenal tempat-tempat suci agama Buddha.

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
Mengenal candi- • Mengiden- • Menyebutkan candi • Candi-candi
candi Buddhis di tifikasi candi- candi Buddhis di Buddhis di
Indonesia. candi Buddhis Indonesia. Indonesia.
di Indonesia. • Menjelaskan fungsi
candi.
• Mendeskrisikan
sejarah singkat candi
candi Buddhis di
Indonesia.
• Menjelaskan candi
candi yang digunakan
dalam rangkaian
upacara Waisak
Nasional.
• Menerapkan sikap-
sikap terpuji terhadap
keberadaan candi
candi Buddhis.

36
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Kelas : V (Lima)

Aspek : Sejarah
Standar Kompetensi : 17. Mengenal Proses Bodhisattva Siddharta
mencapai kebuddhaan.

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
Mendeskripsikan • Mengungkap- • Menceritakan • Pencapaian
proses kan proses kembali keajaiban di kebudhaan
pencapaian pencapaian sungai Neranjara. Bodhisattva
kebuddhaan kebudhaan • Mengungkap ikrar Siddharta.
Bodhisattva Bodhisattva petapa Siddharta
Siddharta. Siddharta. untuk mencapai
kebuddhaan.
• Menjelaskan godaan
mara terhadap petapa
Siddharta.
• Memiliki keteladanan
petapa Siddharta yang
tak tergoyahkan
dalam mengalahkan
godaan mara.
• Menyebutkan objek
meditasi yang
digunakan petapa
Siddharta sehingga
mencapai tingkat
kebuddhaan.
• Menyebutkan waktu
dan tempat pencapaian
kebuddhaan.

• Mengungkap- • Mengungkapkan • Pekik


kan pekik kejadian saat petapa kemenangan.
kemenangan. Siddharta mencapai
tingkat kebuddhaan.
• Membaca kutipan
‘Pekik Kemenangan’
yang diucapkan
petapa Siddharta
setelah mencapai
kebuddhaan.

37
Pendidikan Agama Buddha

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
• Mengungkap- • Menjelaskan • Tujuh minggu
kan kembali peristiwa selama setelah
peristiwa tujuh minggu setelah penerangan
tujuh minggu petapa Siddharta sempurna.
setelah mencapai Penerangan
penerangan sempurna.
sempurna. • Meneladan sifat
rendah hati Sang
Buddha terhadap
pengetahuan yang
dimilikinya.

Aspek : Keyakinan (Saddha)


Standar Kompetensi : 18. Meyakini hukum-hukum alam.

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
Mengenal dan • Mendeskripsi- • Mendefinisaikan • Hukum
meyakini kan Hukum pengertian Hukum Kesunyataan.
Hukum Kesunyataan. Kesunyataan.
Kesunyataan. • Menyebutkan
macam-macam
Hukum Kesunyataan.
• Menjelaskan peranan
Hukum Kesunyataan.

• Mengidentifi- • Menjelaskan Empat • Empat


kasi hakikat Kesunyataan Mulia. Kesunyatan
kehidupan • Menguraikan Empat Mulia.
menurut Kesunyataan Mulia.
ajaran • Mengidentifikasi jenis
Buddha. penderitaan.
• Memberi contoh jenis
penderitaan.
• Menjelaskan cara
melenyapkan
penderitaan.
• Mengatasi
penderitaan dalam
kehidupan sehari-hari.

38
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
Mengenal dan • Mengdeskrip- • Menjelaskan • Hukum
meyakini adanya sikan Hukum pengertian Hukum Karma.
Hukum Karma Karma. Karma.
dan Hukum • Menyebutkan Karma
Kelahiran menurut sifatnya.
Kembali. • Menyebutkan syarat
perbuatan baik dan
buruk.
• Menunjukkan
perbuatan baik dan
buruk serta akibatnya
dalam kehidupan
sehari-hari.
• Melaksanakan karma
baik dalam
kehidupan sehari-
hari.
• Menerangkan
manfaat berbuat baik
dan kerugian
perbuatan buruk.
• Menyebutkan
manfaat mempelajari
hukum Karma.

• Mendeskripsi- • Mendefinisikan
kan Hukum hukum kelahiran
Kelahiran kembali.
Kembali. • Memberi contoh
adanya hukum
kelahiran kembali.
• Menjelaskan bahwa
hidup bukan hanya
sekali.
• Menerapkan
hubungan karma
dengan kelahiran
kembali.
• Hukum Kelahiran
Kembali.

39
Pendidikan Agama Buddha

Aspek : Sila, Samadhi dan Panna


Standar Kompetensi : 19. Mengkonstruksi sikap umat Buddha untuk
menjadi manusia yang bermurah hati.

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
Memiliki sifat • Menerapkan • Menguraikan macam- • Macam-
Kemurahan Hati cara-cara macam dana. macam dana
berdana yang • Menerangkan cara- • Cara-cara
baik. cara berdana yang memberi dana
baik Menguraikan
macam dana yang
tepat waktu
Menjelaskan manfaat
berdana.
• Mengidentifikasi
ladang yang subur
untuk berdana
sehingga memberikan
manfaat berlipat
ganda.
• Memberikan dana
kepada yang
menderita.

Mengenal cara • Merawat • Menjelaskan cara • Cara merawat


merawat orang orang sakit. merawat orang sakit. orang sakit.
sakit dan • Menerapkan cara
menjaga pikiran merawat orang sakit.
agar jasmani
tidak sakit. • Menjaga • Menjelaskan cara
pikiran agar menjaga pikiran agar
jasmani tidak jasmani tidak sakit.
sakit. • Melatih diri untuk
menjaga agar pikiran
tetap sehat.
• Membiasakan hidup
sehat dalam
kehidupan sehari-
hari.

40
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Kelas : VI (Enam)

Aspek : Keyakinan (Saddha)


Standar Kompetensi : 20. Mengenal tujuan akhir umat Buddha.

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
Meyakini dan Mendeskripsikan • Menjelaskan • Nibbana.
mengenalisis Nibbana. pengertian Nibbana.
adanya Nibbana • Menyebutkan dua
sebagai tujuan jenis Nibbana.
akhir umat • Mendefinisikan
Buddha. pengertian
Saupadisesa-nibbana
dan anupadisesa-
nibbana.
• Menyebutkan
beberapa contoh
orang yang telah
mencapai Nibbana.
• Menjelaskan cara
untuk mencapai
Nibbana.

Mengenal • Menjalin persabatan • Kalyanamita.


persabahatan baik dalam
baik dalam kehidupan. sehari-
kehidupan. hari.
• Menjelaskan
pengertian
kalyanamitta.
• Menyebutkan ciri-ciri
sahabat sejati dan
sahabat palsu.
• Menyebutkan
manfaat memiliki
sahabat sejati.
• Menyebutkan alasan
menghindari sahabat
palsu.
• Menjelaskan akibat
bersahabat dengan
sahabat palsu.

41
Pendidikan Agama Buddha

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
• Berperilaku baik
kepada sahabat dalam
kehidupan sehari-
hari.

Aspek : Sila, Samadhi dan Panna


Standar Kompetensi : 21. Mengenal Meditasi untuk Belajar
Mengendalikan Diri.
Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
Mengenal dan • Membiasakan • Menjelaskan • Meditasi.
melatih cara-cara berlatih pengertian meditasi.
bermeditasi. meditasi. • Menyebutkan dua
macam meditasi.
• Menjelaskan tujuan
samatha bhavana dan
vipassana bhavana.
• Menjelaskan jumlah
objek samatha
bhavana dan
vipassana bhavana.
• Menjelaskan
pengertian miccha
samadhi.
• Menjelaskan
hubungan miccha
samadhi dengan
samatha bhavana.

• Menerapkan • Menjelaskan
sikap/posisi pengertian meditasi.
meditasi yang • Menyebutkan dua
benar. macam meditasi.
• Menjelaskan tujuan
samatha bhavana dan
vipassana bhavana.
• Menjelaskan jumlah
objek samatha
bhavana dan
vipassana bhavana.

42
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
• Menjelaskan
pengertian miccha
samadhi.
• Menjelaskan
hubungan miccha
samadhi dengan
samatha bhavana.

• Menerapkan • Menjelaskan empat • Cara meditasi


sikap/posisi posisi dalam yang benar.
meditasi yang melaksanakan
benar. meditasi.
• Menjelaskan cara-
cara sikap
melaksanakan
samatha bhavana dan
vipassana bhavana.
• Menjelaskan
pentingnya
kalyanamita dalam
meditasi.
• Menyebutkan tempat
dan waktu yang
tepat dalam
melaksanakan
meditasi.
• Menjelaskan manfaat
samatha bhavana dan
vipassana bhavana.
Mengenal dan • Mendiskripsi- • Menjelaskan definisi • Abhinna.
menganalisis kan enam abhinna.
enam macam macam • Menyebutkan enam
abhinna dan Abhinna. macam abhinna.
tingkatan jhana. • Menjelaskan cara-
cara untuk mencapai
abhinna.
• Menjelaskan manfaat
memiliki abhinna.
• Menjelaskan ketidak
kekalan dari
abhinna.

43
Pendidikan Agama Buddha

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
• Menguraikan • Menjelaskan • Jhana.
tingkat jhana. pengertian jhana.
• Menjelaskan cara
untuk mencapai
jhana.
• Menyebutkan
macam-macam jhana.
• Menyebutkan
manfaat memiliki
jhana.

Aspek : Saddha
Standar Kompetensi : 22. Mengenal sutra-sutra Mahayana sebagai
khotbah Buddha.
Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
Mengenal sutra- • Menguraikan • Menyebutkan tiga • Sutra-sutra
sutra Mahayana. dan sutra Mahayana yang Mahayana.
mendeskripsi- terkenal.
kan sikap • Mejelaskan secara
sutra-sutra singkat isi dari tiga
Mahayana sutra Mahayana yang
yang terkenal. terkenal.

Aspek : Sejarah
Standar Kompetensi : 23. Mengenal Kotbah Pertama Sang Buddha.

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
Mengungkapkan • Menguraikan • Menunjukkan tempat • Khotbah
isi khotbah isi khotbah khotbah pertama pertama Sang
pemutaran roda pertama Sang Sang Buddha Buddha.
Dharma Buddha • Menceritakan
(Dharmacakka kepada lima peristiwa khotbah
Pavathan Sutta). petapa. pertama
• Menyebutkan nama-
nama petapa yang

44
Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Kompetensi
Hasil Belajar Indikator Materi Pokok
Dasar
mendengarkan
khotbah pertama
• Menjelaskan isi
khotbah pertama
Sang Buddha
• Menjelaskan istilah
penahbisan bhikkhu
yang dilakukan oleh
Sang Buddha
• Menjelaskan
peristiwa lahirnya
sangha

45
NOTES:

46
NOTES:

47
Kutipan Pasal 44
Sanksi Pelanggaran Undang - undang Hak Cipta 1987

1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau


memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta
rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,


mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau
barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan/atau paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah).

You might also like