You are on page 1of 13

ASAL USUL CANDI BOROBUDUR

Tidak ada catatan tertulis siapa yang


membangun Borobudur atau tujuan yang
dimaksudkan. Waktu konstruksi telah
diperkirakan oleh perbandingan antara relief
diukir tersembunyi kaki candi dan prasasti yang
biasa digunakan dalam piagam raja selama
abad ke-8 dan ke-9. Borobudur adalah
kemungkinan didirikan sekitar 800 AD. Ini
sesuai dengan periode antara 760 dan 830 AD,
puncak dari dinasti Sailendra di Jawa Tengah,
ketika berada di bawah pengaruh Kekaisaran
Srivijayan. konstruksi telah diperkirakan diambil
75 tahun dan telah selesai pada masa
pemerintahan Samaratungga pada 825.

Ada kebingungan antara Hindu dan Buddha


penguasa di Jawa sekitar waktu itu. Para
Sailendras dikenal sebagai pengikut Sang
Buddha bersemangat, meskipun prasasti batu
yang ditemukan di Sojomerto menunjukkan
mereka mungkin telah Hindu. Ia selama ini
banyak waktu itu Hindu dan Buddha monumen
dibangun di dataran dan pegunungan di sekitar
Dataran Kedu. Monumen Buddha, termasuk
Borobudur, didirikan sekitar waktu yang sama
dengan kompleks kuil Hindu Shiva Prambanan.
Pada 732 M, Raja Sanjaya Shivaite penugasan
sebagai tempat kudus Shivalinga akan
dibangun di bukit Ukir, hanya 10 km (6.2 mil)
timur Borobudur.

Pembangunan kuil Buddha, termasuk


Borobudur, pada waktu itu mungkin karena
penggantinya Sanjaya's, Panangkaran Rakai,
diberikan izin kepada pengikut Buddha untuk
membangun candi itu. Bahkan, menunjukkan
rasa hormatnya, Panangkaran memberikan
desa Kalasan kepada komunitas Buddhis,
seperti yang tertulis dalam Piagam Kalasan
tertanggal 778 Masehi. Hal ini menyebabkan
beberapa arkeolog percaya bahwa tidak pernah
ada konflik serius tentang agama di Jawa
seperti yang mungkin bagi seorang raja Hindu
untuk berlangganan pendirian monumen
Buddha, atau untuk seorang raja untuk
bertindak juga Buddha. Namun, ada
kemungkinan bahwa ada dua dinasti kerajaan
saingannya di Jawa pada waktu-Budha
Sailendra dan Sanjaya-Saivite yang kemudian
menang atas saingan mereka dalam
pertempuran di dataran tinggi 856 Ratubaka.
Kebingungan ini juga ada tentang candi Lara
Jonggrang di kompleks Candi Prambanan, yang
diyakini bahwa itu didirikan oleh victor Rakai
Pikatan sebagai balasan dinasti Sanjaya ke
Borobudur, tetapi yang lain menunjukkan
bahwa ada iklim hidup berdampingan secara
damai di mana keterlibatan Sailendra ada di
Lara Jonggrang.
Borobudur selama berabad-abad tersembunyi di
bawah lapisan abu vulkanik dan pertumbuhan
hutan. Fakta-fakta di balik ditinggalkannya yang
tetap menjadi misteri. Tidak diketahui bila
menggunakan aktif monumen dan ziarah
Buddhis itu berhenti. Di suatu tempat antara
928 dan 1006, pusat kekuasaan pindah ke
wilayah Jawa Timur dan serangkaian letusan
gunung berapi terjadi; itu tidak ada kepastian
apakah kedua mempengaruhi mantan tapi
beberapa sumber menyebutkan ini sebagai
periode paling mungkin ditinggalkan. Soekmono
(1976) juga menyebutkan keyakinan populer
bahwa candi dibubarkan saat penduduk masuk
Islam pada abad ke-15.

ASAL USUL CANDI


PRAMBANAN
Pada jaman dahulu kala di Pulau Jawa terutama di
daerah Prambanan berdiri 2 buah kerajaan Hindu yaitu
Kerajaan Pengging dan Kraton Boko. Kerajaan Pengging
adalah kerjaan yang subur dan makmur yang dipimpin oleh
seorang raja yang arif dan bijaksana bernama Prabu Damar
Moyo dan mempunyai seorang putra laki-laki yang bernama
Raden Bandung Bondowoso.

Kraton Boko berada pada wilayah kekuasaan kerajaan


Pengging yang diperintah oleh seorang raja yang kejam dan
angkara murka yang tidak berwujud manusia biasa tetapi
berwujud raksasa besar yang suka makan daging manusia,
yang bernama Prabu Boko. Akan tetapi Prabu Boko memiliki
seorang putri yang cantik dan jelita bak bidadari dari
khayangan yang bernama Putri Loro Jonggrang.

Prabu Boko juga memiliki patih yang berwujud raksasa


bernama Patih Gupolo. Prabu Boko ingin memberontak dan
ingin menguasai kerajaan Pengging, maka ia dan Patih
Gupolo mengumpulkan kekuatan dan mengumpulkan bekal
dengan cara melatih para pemuda menjadi prajurit dan
meminta harta benda rakyat untuk bekal.

Setelah persiapan dirasa cukup, maka berangkatlah Prabu


Boko dan prajurit menuju kerajaan Pengging untuk
memberontak. Maka terjadilah perang di Kerajaan Pengging
antara para prajurit peng Pengging dan para prajurit Kraton
Boko.
Banyak korban berjatuhan di kedua belah pihak dan rakyat
Pengging menjadi menderita karena perang, banyak rakyat
kelaparan dan kemiskinan.

Mengetahui rakyatnya menderita dan sudah banyak korban


prajurit yang meninggal, maka Prabu Damar Moyo mengutus
anaknya Raden Bandung Bondowoso maju perang melawan
Prabu Boko dan terjadilan perang yang sangat sengit antara
Raden Bandung Bondowoso melawan Prabu Boko. Karena
kesaktian Raden Bandung Bondowoso maka Prabu Boko
dapat dibinasakan. Melihat rajanya tewas, maka Patih Gupolo
melarikan diri. Raden Bandung Bondowoso mengejar Patih
Gupolo ke Kraton Boko.

Setelah sampai di Kraton Boko, Patih Gupolo melaporkan


pada Puteri Loro Jonggrang bahwa ayahandanya telah tewas
di medan perang, dibunuh oleh kesatria Pengging yang
bernama Raden Bandung Bondowoso. Maka menangislah
Puteri Loro Jonggrang, sedih hatinya karena ayahnya telah
tewas di medan perang.

Patung Loro Jonggrang

Maka sampailah Raden Bandung Bondowoso di Kraton Boko


dan terkejutlah Raden Bandung Bondowoso melihat Puteri
Loro Jonggrang yang cantik jelita, maka ia ingin
mempersunting Puteri Loro Jonggrang sebagai istrinya.

Akan tetapi Puteri Loro Jonggrang tidak mau dipersunting


Raden Bandung Bondowoso karena ia telah membunuh
ayahnya. Untuk menolak pinangan Raden Bandung
Bondowoso, maka Puteri Loro Jonggrang mempunyai siasat.
Puteri Loro Jonggrang manu dipersunting Raden Bandung
Bondowoso asalkan ia sanggup mengabulkan dua permintaan
Puteri Loro Jonggrang. Permintaan yang pertama, Puteri Loro
Jonggrang minta dibuatkan sumur Jalatunda sedangkan
permintaan kedua, Puteri Loro Jonggrang minta dibuatkan
1000 candi dalam waktu satu malam.

Raden Bandung Bondowoso menyanggupi kedua permintaan


puteri tersebut. Segeralah Raden Bandung Bondowoso
membuat sumur Jalatunda dan setelah jadi ia memanggil
Puteri Loro Jonggrang untuk melihat sumur itu.

Kemudian Puteri Loro Jonggrang menyuruh Raden Bandung


Bondowoso masuk ke dalam sumur. Setelah Raden Bandung
Bondowoso masuk ke dalam sumur, Puteri Loro Jonggrang
memerintah Patih Gupolo menimbun sumur dan Raden
Bandung Bondowoso pun tertimbun batu di dalam sumur.
Puteri Loro Jonggrang dan Patih Gupolo menganggap bahwa
Raden Bandung Bondowoso telah mati di sumur akan tetapi
di dalam sumur ternyata Raden Bandung Bondowoso belum
mati maka ia bersemedi untuk keluar dari sumur dan Raden
Bandung Bondowoso keluar dari sumur dengan selamat.

Raden Bandung Bondowoso menemui Puteri Loro Jonggrang


dengan marah sekali karena telah menimbun dirinya dalam
sumur. Namun karena kecantikan Puteri Loro Jonggrang
kemarahan Raden Bandung Bondowoso pun mereda.

Kemudian Puteri Loro Jonggrang menagih janji permintaan


yang kedua kepada Raden Bandung Bondowoso untuk
membuatkan 1000 candi dalam waktu 1 malam. Maka
segeralah Raden Bandung Bondowoso memerintahkan para
jin untuk membuat candi akan tetapi pihak Puteri Loro
Jonggrang ingin menggagalkan usaha Raden Bandung
Bondowoso membuat candi. Ia memerintahkan para gadis
menumbuk dan membakar jerami supaya kelihatan terang
untuk pertanda pagi sudah tiba dan ayam pun berkokok
bergantian.

Mendengar ayam berkokok dan orang menumbuk padi serta


di timur kelihatan terang maka para jin berhenti membuat
candi. Jin melaporkan pada Raden Bandung Bondowoso
bahwa jin tidak dapat meneruskan membuat candi yang
kurang satu karena pagi sudah tiba. Akan tetapi firasat Raden
Bandung Bondowoso pagi belum tiba. Maka dipanggillah
Puteri Loro Jonggrang disuruh menghitung candi dan ternyata
jumlahya 999 candi, tinggal 1 candi yang belum jadi.

Maka Puteri Loro Jonggrang tidak mau dipersunting Raden


Bandung Bondowoso. Karena ditipu dan dipermainkan maka
Raden Bandung Bondowoso murka sekali dan mengutuk
Puteri Loro Jonggrang “Hai Loro Jonggrang candi kurang satu
dan genapnya seribu engkaulah orangnya”. Maka aneh bin
ajaib Puteri Loro Jonggrang berubah ujud menjadi arca patung
batu.

Dan sampai sekarang arca patung Loro Jonggrang masih ada


di Candi Prambanan dan Raden Bandung Bondowoso
mengutuk para gadis di sekitar Prambanan menjadi perawan
kasep (perawan tua) karena telah membantu Puteri Loro
Jonggrang.

Dan menurut kepercayaan orang dahulu bahwa pacaran di


candi Prambanan akan putus cintanya.

RELIEF CANDI BOROBUDUR


Sesuai dengan makna simbolis pada kaki
candi, relief yang menghiasi dinding batur yang
terselubung tersebut menggambarkan hukum
karma. Deretan relief tersebut bukan
merupakan cerita seri (serial), tetapi pada
setiap pigura menggambarkan suatu cerita
yang mempunyai korelasi sebab akibat. Relief
tersebut tidak saja memberi gambaran
terhadap perbuatan tercela manusia disertai
dengan hukuman yang akan diperolehnya,
tetapi juga perbuatan baik manusia dan pahala.
Secara keseluruhan merupakan penggambaran
kehidupan manusia dalam lingkaran lahir –
hidup – mati (samsara) yang tidak pernah
berakhir, dan oleh agama Buddha rantai
tersebutlah yang akan diakhiri untuk menuju
kesempurnaan.
LAPORAN
STUDI LAPANGAN IPS
Tanjunganom,19 Desember
2010

Disusun Oleh:

Kelas VIII-12/Kelompok 2

KERLING PESONA:
 CANDI BOROBUDUR
 KERATON JOGYAKARTA
 MUSEUM DIRGANTARA
 CANDI PRAMBANAN

SMP NEGERI 1 TANJUNGANOM


Tahun Pelajaran 2010/2011

KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan
YME.Karena atas limpahan rahmat,taufiq serta
hidayahNya.Kami bisa menyelesaikan
''LAPORAN STUDY LAPANGAN IPS'' ini
dengan baik.
Dalam penyusunan ''LAPORAN STUDY
LAPANGAN IPS'' ini,tidak akan sempurna
tanpa bapak/ibu guru pembimbing kami yaitu:
1.Bpk.Saerodji S.Pd.
2.Ibu Riswinarah S.Pd.
Serta para rekan-rekan kami yang
senantiasa membantu kelancaran terbentuknya
''LAPORAN STUDY LAPANGAN IPS'' ini.
Demikian untuk kesempurnaan
''LAPORAN STUDY LAPANGAN IPS'' ini,kami
mengharapkan saran & kritikan dari para
pembaca.Semoga bermanfaat,dan terima kasih
karena anda telah simpatik untuk membaca
laporan ini.
Tanjunganom,19
Desember 2010
PEN
YUSUN

KELOM
POK 2

PENUTUP

Terima kasih kepada anda yang telah


berkenan membaca laporan yang kami
buat ini.Kami membuat laporan
ini,agar para pembaca mengetahui
keadaan-keadaan yang ada di tempat
wisata YOGYAKARTA dan mengetahui
peninggalan-peninggalan sejarah
pada zaman dahulu.
Kami sangat berharap para pembaca
khususnya para bapak/ibu guru agar
dapat memberi kritik & saran untuk
kesempurnaan laporan ini. Sebab
kami mengakui bahwa laporan yang
kami buat ini tidak seluruhnya
senpurna.Maka dari itu, kami meminta
komentar dari para pembaca.Atas
perhatiannya,kami ucapkan terima
kasih.

Tanjunganom,19
Desember 2010
PENYUSUN

KELOMPOK 2

TUJUAN STUDY TOUR :


=>Untuk mengetahui peninggalan
sejarah yang ada di Pulau Jawa
khususnya di YOGYAKARTA.
=>Untuk mengingat kembali cerita-
cerita sejarah pada masa lampau.
=>Untuk menambah pengetahuan.
=>Untuk menciptakan generasi muda
yang mengetahui arti penting sebuah
peninggalan sejarah.
=>Untuk mengingat kembali
pengorbanan para pahlawan
khususnya di ''MUSEUM
DIRGANTARA''.
=>Untuk mengetahui budaya-budaya
Jawa yang masih murni khususnya di
''KERATON JOGYAKARTA''.

You might also like