Model transmisi komunikasi John Locke memahami komunikasi sebagai transmisi pesan dari pengirim ke penerima secara mekanistik. Pemikiran Locke yang menekankan pengalaman sebagai sumber pengetahuan mempengaruhi perkembangan positivisme logis dalam ilmu komunikasi.
Model transmisi komunikasi John Locke memahami komunikasi sebagai transmisi pesan dari pengirim ke penerima secara mekanistik. Pemikiran Locke yang menekankan pengalaman sebagai sumber pengetahuan mempengaruhi perkembangan positivisme logis dalam ilmu komunikasi.
Copyright:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Available Formats
Download as PPT, PDF, TXT or read online from Scribd
Model transmisi komunikasi John Locke memahami komunikasi sebagai transmisi pesan dari pengirim ke penerima secara mekanistik. Pemikiran Locke yang menekankan pengalaman sebagai sumber pengetahuan mempengaruhi perkembangan positivisme logis dalam ilmu komunikasi.
Copyright:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Available Formats
Download as PPT, PDF, TXT or read online from Scribd
James Carey (1992), dalam Gary P. Radford (2005),
mencatat bahwa ada dua konsepsi besar dalam istilah komunikasi pertama, komunikasi di pahami sebagai transmisi pesan dari sender ke komunikan/receiver kedua, komunikasi dimaknai sebagai ritual komunikasi, dimana komunikasi lebih dipahami sebagai “sharing”, “participation” dan “association” Dua pendekatan dalam komunikasi ini menurut Raymond Williams (1983) telah menjadi diskursus akademik Pengertian komunikasi sendiri berkembang dari masa ke masa. Di abad 15, komunikasi merujuk tidak hanya pada tindakan bersama tetapi juga objek yang dibuat bersama. Abad 17, komunikasi bergeser dan lebih dimaknai sebagai “means” atau sarana. Dan diabad 20 ini komunikasi mengacu kepada alat pelemparan informasi dan pemeliharaan kontak sosial Komunikasi dalam arti transmisi, dapat dilacak dalam pemikiran John Locke (1632-1704) John Locke mengunakan istilah komunikasi sebagai kesesuaian pemahaman (idea) yang ada dalam benak (mind) pembicara (sender) dan pendengar (receiver) Pemahaman itu diterima receiver lewat transmisi pesan yang bersifat mekanistis Filsafat John Locke
Pada awalnya, menurut John Locke, mind merupakan
sejenis buku catatan kosong (tabula rasa), dan di dalam buku catatan itulah pengalaman-pengalaman inderawi tercatat (Louis O. Kattsoff, 1992) Jadi pada dasarnya, akal (mind/rasio) adalah pasif pada waktu pengetahuan didapatkan Objek pengetahuan adalah gagasan atau idea-idea, yang timbulnya karena pengalaman lahiriah (sensation) dan pengalaman batiniah (reflection) Locke membedakan antara gagasan-gagasan yang tunggal (simple ideas) dan gagasan-gagasan majemuk (complex idea). Gagasan tunggal timbul langsung dari pengalaman, sedang gagasan komplek merupakan percampuran atau penggabungan gagasan-gagasan tunggal. Dari sinilah timbul pengetahuan yang bermacam-macam (Harun Hadiwijono, 1994) Pada titik ini kata-kata dan tanda adalah kendaraan bagi kesadaran untuk mentransformasikan ide (Radford, 2005) Kata-kata merekam pengalaman lewat memori dan sekaligus sebagai kendaraan dalam mengartikulasikan ide ketika berkomunikasi Transmisi kata-kata dalam komunikasi tidak hanya mengisi kepala pendengar/receiver dengan suara atau gangguan, tetapi harus menggunakan suara sebagai tanda dalam bahasa Yang menjadi concern filsafat John Locke adalah pengalaman. Maka pemikirannya pun menjadi akar bagi empirisme. Pengalaman adalah pengenalan tentang gagasan- gagasan atau ide Berdasarkan asas filsafatnya ini di dalam etikanya Locke menolak adanya pengertian kesusilaan yang didasarkan atas bawaan atau tabiat manusia Pengalaman mengajarkan bahwa kesenangan dihubungkan dengan perbuatan tertentu, dan ketidaksenangan dihubungkan dengan perbuatan lainnya Ada 3 macam peraturan yang berhubungan dengan etika/kesusilaan, yaitu: 1. Wahyu Tuhan 2. Undang-undang 3. Pendapat umum John Locke juga dikenal karena teori kontrak sosialnya. Menurut Locke, negara adalah wujud dari kontrak sosial Locke menolak sebuah pemerintahan yang absolut. Harus ada pembagian kekuasaan dalam negara, yang dikenal sebagai trias politica, yaitu: 1. Legislative 2. Executive 3. Federative/yudikatif Relevansi pemikiran John Locke Pemikiran John Locke digolongkan dalam rumpun filsafat empirisme, bersama Thomas Hobbes, David Hume hingga August Comte Paham empiris mendasarkan diri pada berbagai segi pengalaman, dan biasanya menunjuk kepada pengalaman inderawi dari seseorang Penganut empirisme radikal, atau positivisme logis, mengatakan bahwa proposisi kebenaran dapat dilacak hingga proposisi dasar mengenai pengalaman-pengalaman inderawi yang sungguh terjadi (Louis O. Kattsoff, 1992) Positivisme logis memiliki pengaruh yang cukup penting pada perkembangan ilmu komunikasi (Elvinaro & Bambang, 2007) Prinsip dasar dari positivisme logis adalah: 1. Menolak perbedaan ilmu-ilmu alam dan ilmu- ilmu sosial 2. Menganggap pernyataan-pernyataan yang tidak dapat diverifikasi secara empiris sebagai nonsense 3. Berusaha menyatukan semua ilmu pengetahuan di dalam satu bahasa yang universal 4. Memandang tugas filsafat sebagai analisis atas kata-kata atau pernyataan-pernyataan (F. Budi Hardiman, 2003) Dalam rezim ini, komunikasi, misalnya, dianggap sebagai jembatan antara manusia dengan objek di luar dirinya Salah satu model yang dikembangkan dalam ezim ini adalah model komunikasi linier dan model peluru Implikasinya adalah bahwa komunikasi dipahami sebatas fenomena-fenomena yang terukur. sehingga manusia sebagai penerima pesan yang memiliki perasaan yang terus menerus berubah, dianggap bukan sebagai fenomena positif dan terabaikan