You are on page 1of 52

PROYEK AKHIR

PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK


TENAGA ANGIN PADA STASIUN PENGISIAN ACCU
MOBIL LISTRIK

Moh. Saiful Anwar


NRP.7305 030 007

Dosen Pembimbing :
Ir. Suryono, MT
NIP. 131 793 743

Ainur Rofiq Nansur, ST., MT


NIP. 131 859 915

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2008
PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK


TENAGA ANGIN PADA STASIUN PENGISIAN ACCU
MOBIL LISTRIK

Moh. Saiful Anwar


NRP.7305 030 007

Dosen Pembimbing:
Ir. Suryono, MT
NIP. 131 793 743

Ainur Rofiq Nansur, ST., MT


NIP. 131 859 915

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2008
RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA ANGIN PADA STASIUN PENGISIAN ACCU
MOBIL LISTRIK

Oleh:
Moh. Saiful Anwar
NRP. 7305.030.007

Proyek Akhir ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk


Memperoleh Gelar Ahli Madya (A. Md.)
di
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Disetujui oleh:

Tim Penguji Proyek Akhir Dosen Pembimbing

1. Drs. Irianto, MT. 1. Ir. Suryono, MT.


NIP. 131 964 948 NIP. 131 793 743

2. Ir. Hendik Eko H. S., MT. 2. Ainur Rofiq N, ST., MT.


NIP. 131 651 430 NIP. 131 859 915

3. Rusiana, ST.
NIP. 131 884 955

Mengetahui :
Ketua Jurusan Teknik Elektro Industri

Ainur Rofiq Nansur, ST., MT.


NIP. 131 859 915

ii
ABSTRAK
Mobil listrik telah banyak diciptakan dan digunakan
untuk mengurangi polusi akibat dari emisi kendaraan bermotor.
Mobil listrik menggunakan accu/battery sebagai sumber energi
untuk menggerakkan mobil tersebut. Accu/battery memiliki masa
pemakaian, yang jika dipakai terus menerus akan habis sehingga
perlu dicharge. Proses ini menggunakan rangkaian charger dan
biasanya dilakukan dirumah pemilik mobil listrik tersebut.
Kaitannya dengan pengisian ulang energi listrik untuk
accu/battery mobil listrik tersebut, perlu adanya suatu stasiun
yang khusus digunakan untuk isi ulang accu mobil listrik, yang
kami sebut sebagai stasiun pengisian accu mobil listrik. Stasiun
pengisian ini menggunakan pembangkit listrik tenaga angin
untuk menghasilkan energi listrik, kemudian energi listrik
tersebut digunakan untuk mengisi ulang accu/battery mobil
listrik.
Pembangkit listrik pada proyek akhir ini menghasilkan
tegangan sebesar 13.94V dan arus pengisian dari kontrol
charger sebesar 0.205Amp. Dengan nilai tersebut dapat
melakukan isi ulang accu mobil listrik 12V-5Ah, dengan
kenaikkan tegangan accu sebesar 0.2V selama 30 menit.

Kata Kunci: Stasiun isi ulang accu, Mobil listrik, Kincir angin.

iii
ABSTRACT
Electric car already created and used to decrease
pollution caused by emission of motors vehicle. Electric car use
battery or accumulator as source power to moving forward.
Battery have a sort time if used for a long time and will used up
and so need to recharge. This process using a charger circuit
and usually do at home by the owner of the electric car.
In relation with recharge system electric energy for
electric car accumulator, so there need a station especially using
for accumulator of electric car and its called electric car
accumulator recharge. The station use propeller to catch a wind
and generator to produce electric energy, and then the electric
energy used to recharge the accumulator of electric car.
The electric generation in this final project produces
voltage at value 13.94 Volt and recharge current from control
charger at 0.205 Amp. With this point it can used to recharge
12V-5Ah accumulator, with increase voltage by 0.2 at 30
minutes.

Keyword: Accumulators recharge station, electric car, propeller.

iv
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur alhamdulillah atas
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya selama pembuatan proyek akhir ini sehingga buku
proyek akhir ini bisa terselesaikan dengan baik. Judul dari
proyek akhir yang saya buat adalah:

RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK


TENAGA ANGIN PADA STASIUN PENGISIAN ACCU
MOBIL LISTRIK

Proyek akhir ini diajukan sebagai salah satu persyaratan


untuk menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III
Politeknik untuk mendapatkan gelar Amd (Ahli Madya), Program
Studi Teknik Elektro industri, Politeknik Elektronika
Negeri Surabaya – Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Untuk memahami penyusunan proyek akhir ini hendaknya
pembaca diharapkan mengerti latar belakang dan batasan
masalah yang dibahas, sehingga memiliki persepsi yang sama.
Selama penyusunan buku proyek akhir ini, banyak
hambatan-hambatan yang ditemui penulis. Dengan rahmat Allah,
SWT dan bimbingan dari dosen pembimbing serta kemauan
yang keras sehingga hambatan dan masalah dapat teratasi
dengan baik. Kami sebagai penulis menyadari dalam pembuatan
tugas akhir ini masih banyak kekurangan didalam pengerjaan
proyek akhir ini.
Akhirnya penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua
pihak agar nanti dikemudian hari menjadi lebih baik. Sehingga
buku ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi pembaca.

v
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT.
Kami memuja-Nya, memohon pertolongan-Nya. Kami
berlindung kepada-Nya dari segala kejahatan diri dan amal
perbuatan buruk kami. Kusandarkan cintaku, pengharapanku,
taatku hanya kepada-Mu dan selalu mengikuti tingkah laku Nabi
Muhammad SAW, seorang yang pantas dicintai sebelum lainnya.
Ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya penulis
disampaikan kepada:
1. Ibu dan ayah tercinta dan keluarga yang telah
memberikan dorongan semangat, moral maupun
material, pengorbanan dan do’a selama ini.
2. Bapak Dr. Ir. Titon Dutono, M.Eng. selaku direktur
PENS-ITS.
3. Bapak Ainur Rofiq Nansur ST., MT. selaku ketua
jurusan Elektro Industri.
4. Bapak Ir. Suryono, MT dan Bapak Ainur Rofiq
Nansur, ST., MT. selaku dosen pembimbing atas
segala perhatian dan bimbingan yang telah
diberikan sehingga Proyek Akhir ini dapat
terselesaikan.
5. Teman – teman jurusan Teknik Elektro Industri
DIIIA angkatan 2005.
6. Seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu
– persatu atas bantuan yang telah diberikan selama
ini.

Penulis berharap semoga bantuan dan keihklasan untuk


penyelesaian Proyek Akhir ini mendapat barokah dari Allah
SWT.

vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN.................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................. iii
ABSTRACT ........................................................................... iv
KATA PENGANTAR............................................................ v
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................. vi
DAFTAR ISI .......................................................................... vii
DAFTAR TABEL .................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................. x

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ......................................................... 1
1.2. Tujuan ...................................................................... 2
1.3. Perumusan Masalah ................................................. 2
1.4. Tinjauan Pustaka ...................................................... 2
1.5. Sistematika Pembahasan .......................................... 5

BAB II DASAR TEORI


2.1. Energi angin ............................................................. 7
2.1.1. Daya Energi Angin ......................................... 7
2.1.2. Turbin Angin .................................................. 8
2.1.3. Jenis Turbin Angin ........................................ 11
2.1.4. Pemilihan Tempat........................................... 13
2.2. Generator.................................................................. 16
2.3. Battery Charger ........................................................ 17
2.4. Metode Charge Discharge........................................ 18
2.5. Accumulator............................................................. 21

BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SISTEM


3.1. Konfigurasi Sistem................................................... 23
3.2. Perencanaan dan Perancangan Kincir Angin ........... 24
3.2.1. Kincir Angin Pada Mobil Listrik .................... 24
3.2.2. Perencanaan Kincir Angin .............................. 24
3.3. Perencanaan Generator............................................. 27
3.3.1. Perencanaan Generator Untuk Mobil Listrik .. 27
3.4. Perancangan Gear Ratio........................................... 28
3.5. Perencanaan dan perancangan battery charger......... 29

vii
3.4.1. Bridge Rectifier .............................................. 29
3.4.2. Kontrol Battery Charger ................................. 29
3.4.3. Perencaanaan Accumulator............................. 30

BAB IV PENGUJIAN DAN HASIL


4.1. Pengujian Kecepatan Angin ..................................... 31
4.2. Data Kincir Angin .................................................... 32
4.3. Pengujian Generator................................................. 32
4.4. Pengujian Pengisian Accu........................................ 34
4.5. Pengujian Generator Dengan Kendaraan ................. 34

BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan .............................................................. 37
5.2. Saran ........................................................................ 37

DAFTAR PUSTAKA............................................................. 39
LAMPIRAN ........................................................................... 41

viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema kincir angin untuk pembangkit kecil.... 3
Gambar 2.1 Radius kincir angin dan sudut φ pada kincir
angin ................................................................ 9
Gambar 2.2 Arah gaya pada sebuah blade........................... 10
Gambar 2.3 Kurva perbandingan TSR dan Blade angle...... 10
Gambar 2.4 Berbagai jenis turbin angin .............................. 12
Gambar 2.5 Torsi rotor untuk berbagai jenis turbin angin... 13
Gambar 2.6 Kaidah tangan kanan Fleming.......................... 16
Gambar 2.7-a Proses charge dengan arus konstan.................. 18
Gambar 2.7-b Proses discharge dengan arus konstan ............. 18
Gambar 2.8-a Proses charge dengan daya konstan ................. 19
Gambar 2.8-b Proses discharge dengan daya konstan ............ 19
Gambar 2.9 Proses charge dengan arus konstan/tegangan
konstan............................................................. 19
Gambar 2.10 Proses discharge dengan resistansi konstan ..... 20
Gambar 3.1 Blok diagram sistem pengisian battery pada
Pembangkit listrik tenaga angin....................... 23
Gambar 3.2 Rencana penempatan kincir angin pada mobil
listrik ................................................................ 24
Gambar 3.3 Perencanaan kincir angin ................................. 25
Gambar 3.4 Konstruksi dan komponen pendukung kincir
angin ................................................................ 27
Gambar 3.5 Perbandingan gigi dan bentuk kincir angin
untuk mobil listrik............................................ 27
Gambar 3.6 Perbandingan gear (Gear Ratio)....................... 28
Gambar 3.7 Rangkaian Bridge Rectifier.............................. 29
Gambar 3.8 Apple 5 battery charger.................................... 30
Gambar 3.9 Accu 12v-5Ah.................................................. 30

ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Hasil percobaan pembangkit listrik tenaga angin .. 4
Tabel 1.2 Hasil pengujian dengan alternator berputar ........... 4
Tabel 1.3 Hasil pengujian dengan alternator tidak berputar .. 4
Tabel 3.1 Tipe kincir angin dan kegunaannya....................... 26
Tabel 4.1 Data kecepatan angin............................................. 32
Tabel 4.2 Data Kincir angin .................................................. 32
Tabel 4.3 Data Kincir angin dengan 2 blade ......................... 32
Tabel 4.4 Tegangan output generator .................................... 33
Tabel 4.5 Pengujian generator dengan beban berbeda........... 33
Tabel 4.6 Hasil pengujian kincir dan generator..................... 34
Tabel 4.7 Hasil pengujian pengisian Accu ............................ 34
Tabel 4.8 Hasil pengujian pembangkit listrik pada mobil
listrik...................................................................... 35

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada masa sekarang dimana semakin menipisnya
sumber daya alam yang digunakan sebagai sumber bahan bakar
minyak, orang-orang mulai beralih ke energi alternatif.
Disamping itu juga penggunaan bahan bakar minyak pada
kendaraan bermotor dapat menyebabkan pemanasan global
karena emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor tersebut
mengandung zat-zat berbahaya terhadap lingkungan. Salah satu
solusi untuk hal tersebut yaitu menggunakan kendaraan berbahan
bakar listrik. Permasalahanan yang timbul jika kita menggunakan
kendaraan berbahan bakar listrik, yaitu kurangnya stasiun
pengisian energi untuk accu mobil listrik. Oleh karena itu, dalam
proyek akhir ini saya merencakan suatu stasiun pengisian bahan
bakar untuk kendaraan berenergi listrik dengan memanfaatkan
pembangkit listrik tenaga angin. Dengan konversi tenaga angin
menjadi energi listrik kemudian digunakan untuk charge accu
pada mobil listrik diharapkan stasiun pengisian bahan bakar
untuk kendaraan listrik ini dapat berkembang pada masa
mendatang.
Energi angin telah lama dikenal dan dimanfaatkan
manusia. Perahu-perahu layar menggunakan energi ini untuk
melewati perairan sudah lama sekali. Dan sebagaimana
diketahui, pada asasnya angin terjadi karena ada perbedaan
suhu antara udara panas dan udara dingin. Di tiap daerah
keadaan suhu dan kecepatan angin berbeda. Untuk
mengurangi keterbatasan penggunaan energi yang tak
terbarukan dalam pembangkitan energi listrik khususnya maka
diperlukan energi- energi alternatif lain sebagai penggantinya.
Dalam rangka mencari bentuk-bentuk sumber energi alternatif
yang bersih dan terbarukan kembali energi angin mendapat
perhatian yang besar 1 .
Untuk pemanfaatan kincir angin bagi pembangkitan

1
Kadir Abdul, ”ENERGI SUMBER DAYA, INOVASI, TENAGA LISTRIK
DAN POTENSI EKONOMI” Edisi Kedua, Bab V Energi Angin, hal 216 .

1
tenaga listrik skala kecil diperlukan sebuah kincir angin dan
generator DC, sebuah pengatur tegangan agar keluaran untuk
mengisi accu dapat konstan. Untuk memastikan tegangan
keluaran dari generator tidak berbalik polaritas, maka perlu
ditambahkan sebuah rangkaian penyearah (Rectifier) sebelum
masuk ke rangkaian charger.

1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari pembuatan Proyek Akhir ini adalah:
Sebagai syarat kelulusan dari pendidikan Diploma III Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya-ITS.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari pembuatan Proyek Akhir ini adalah
untuk mendesain suatu pembangkit listrik tenaga angin untuk
stasiun pengisian accu mobil listrik sebagai salah satu sumber
energi listrik alternatif yang bersih dan dapat diperbaharukan.

1.3 PERUMUSAN MASALAH


Masalah yang dari pembuatan proyek akhir ini adalah
mendesain kincir angin yang efektik digunakan untuk putaran
rendah dan dapat menghasilkan keluaran tegangan generator
yang cukup untuk dapat mengisi ulang accu. Rangkaian switch
yang akan memutus proses isi ulang jika accu telah penuh.
Batasan masalah dari Proyek Akhir ini pengaturan
kestabilan tegangan keluaran dari generator dan perancangan dan
desain kincir angin yang tepat.

1.4 TINJAUAN PUSTAKA


Kadir A. 1987. Energi Angin. Dalam: Energi. UI-
Pres. 243-257. Dalam buku ini dijelaskan karakteristik angin
secara umum dan elemen-elemen yang mempengaruhi angin.
Desain sebuah kincir angin juga disebutkan beserta komponen-
komponen dan asas yang bekerja pada sebuah kincir. Disebutkan
juga untuk membuat sebuah pembangkit listrik menggunakan
energi angin, komponen apa saja yang dibutuhkan. Dalam buku

2
yang diterbitkan Kadir, untuk membangun sebuah pembangkit
tenaga listrik skala kecil yang dibutuhkan antara lain: sebuah
pengatur tegangan, oleh karena kecepatan angin yang berubah-
ubah, sehingga tegangan juga berubah. Diperlukan juga sebuah
baterai untuk menyimpan energi.

Gambar 1.1 : Skema kincir angin untuk pembangkit kecil


A = Pengatur tegangan dan pemutus otomatis
B = baterai
C = Ke alat pemakaian

Yusuf, A. 2007. Pemanfaatan kincir angin pada


ladang garam sebagai alternatif pembangkit sumber energi
listrik berbasis PID kontroller. Program Kreatifitas
Mahasiswa. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.
Surabaya. Pemanfaatan sebuah pembangkit listrik tenaga angin
disebuah ladang garam, yang bisa digunakan untuk penerangan
pada waktu malam. Sistem pengaturan menggunakan PID.
Implementasi yang dibangun pada pembangkit tenaga angin ini
yaitu dengan menyalurkan energi dari alternator yang diputar
oleh kincir, menuju rangkaian pengaman dan disalurkan ke
rangkaian switch controled dan selanjutnya disalurkan untuk
charge accumulator. Energi dari accu untuk menghidupkan
lampu.

Data hasil percobaan pembangkit listrik menggunakan tenaga


angin:

3
Tabel 1.1: Hasil percobaan pembangkit listrik tenaga angin
Kecepatan angin Shaft speed Torque Power
(m/s) (rpm) (Nm) (Watt)
3 52 19.7 83
4 69 35.1 197
5 87 54.8 385
5.46 95 65.3 500

Desain kincir angin dalam Program Kreatifitas Mahasiswa ini


memiliki spesifikasi sebagai berikut:
1. Sumber berasal dari baterai saat Alternator bekerja
Tabel 1.2: Hasil pengujian dengan alternator berputar
Kebutuhan Daya
No Nama peralatan Jumlah
(Watt)
1 Lampu PL 18W 5 90
2 Lampu TL 5W 2 40
3 Televisi 14 Inch 1 150
4 Radio 1 35

2. Sumber berasal dari baterai saat Alternator berhenti


Tabel 1.3: Hasil pengujian dengan alternator tidak berputar
Jumlah
No Nama peralatan Lama Pemakaian
(Watt)
1 Lampu PL 18W x 5 90 1 jam 36 menit
2 Lampu TL 5W 40 3 jam 36 menit
3 Radio 35W 35 4 jam 36 menit

Amrullah, F. 2007. Rancang bangun sistem pengisian


baterry charger pada pembangkit listrik tenaga angin.
Proyek Akhir. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.
Surabaya. Proyek tugas akhir ini membahas pembangkit listrik
tenaga angin untuk melakukan pengisian accumulator. Untuk
pemanfaatan kincir angin bagi pembangkitan tenaga listrik skala
kecil diperlukan sebuah generator dan sebuah pengatur tegangan
agar dapat konstan berupa battery charger yang didalam

4
rangkaiannya terdapat rangkaian regulator yang berupa IC
LM350. Oleh karena kecepatan angin yang berubah-ubah,
sehingga tegangan keluaran generator juga berubah, diperlukan
sebuah baterai untuk menyimpan energi. Karena sering terjadi
angin tidak bertiup. Bila angin tidak bertiup, perlu dicegah
generator bekerja sebagai motor: Oleh karena itu perlu pula
sebuah pemutus tegangan otomatik bila battery sudah penuh
(terdapat pada rangkaian battery charger berupa IC HA17458).
HA17458 merupakan dual op-amp yang menyediakan
kompensasi pergeseran fasa internal dan berperforma tinggi.
WindMission Company, 1998. Windpower course
blade design. www.windmission.dk/workshop/books.html.
Sebuah situs internet yang berdedikasi untuk pembuatan kincir
angin tipe rose dan multiblade kincir angin dengan efisiensi yang
tinggi. Dari dokumen yang didapat dari situs ini, dijelaskan
perhitungan secara detail untuk membuat suatu kincir angin.
Menentukan jumlah blade (sudu) yang dipakai untuk sebuah
kincir angin.
1.5 SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Setelah dilakukan proses pelaksanaan dan pembuatan
alat pada Proyek Akhir ini, mulai dari studi literatur, perancangan
sistem, pembuatan alat, pengujian alat, penyempurnaan alat,
pengujian alat, serta pengujian akhir dan analisa serta hasil-hasil
yang didapat maka untuk pembahasan secara lengkap
diwujudkan dalam bentuk buku laporan Proyek Akhir ini dengan
sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang pembuatan alat pada proyek
Akhir, tujuan yang ingin dicapai, batasan permasalahan pada
Proyek Akhir serta sistematika pembahasan.
BAB II DASAR TEORI
Pada bab ini meliputi teori-teori dasar, sertar eferensi-referensi
yang berguna sebagai acuan dan landasan dalam perencanaan
dan pembuatan Proyek Akhir antara lain: Sistem Mekanik pada
kincir angin, Generator DC, Battery Charger, dan Battery
(Accumulator).

5
BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Pada bab ini berisi perencanan berdasarkan cara kerja dari
rangkaian yang diinginkan dan pembuatan peralatan yang
dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA


Berisi tentang pengujian alat yang telah dilakukan
perencanaan dan pembuatan proyek akhir tersebut, sehingga
dapat dianalisa hasil yang diperoleh.

BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dari proyek akhir yang telah
dikerjakan serta saran-saran mengenai proyek akhir tersebut
untuk dilakukan perbaikan dan pengembangan alat yang telah
dibuat ini pada masa yang akan datang.

6
BAB II
DASAR TEORI

2.1 ENERGI ANGIN


Energi angin telah lama dikenal dan dimanfaatkan
manusia. Perahu-perahu layar menggunakan energi ini untuk
melewati perairan sudah lama sekali. Dan sebagaimana diketahui,
pada asasnya angin terjadi karena ada perubahan suhu antara
udara panas dan udara dingin. Di tiap daerah keadaan suhu dan
kecepatan angin berbeda. Untuk mengurangi keterbatasan
penggunaan energi yang tak terbaharukan dalam pembangkitan
energi listrik khususnya maka diperlukan energi-energi alternatif
lain sebagai penggantinya. Dalam rangka mencari bentuk-bentuk
sumber energi alternatif yang bersih dan terbarukan kembali
energi angin mendapat perhatian yang besar.
Seperti yang telah dijelaskan, Angin adalah udara yang
bergerak dari tekanan udara yang lebih tinggi ke tekanan udara
yang lebih rendah. Perbedaan tekanan udara disebabkan oleh
perbedaan suhu udara akibat pemanasan atmosfir yang tidak
merata oleh sinar matahari. Karena bergerak angin memiliki
energi kinetik. Energi angin dapat dikonversi atau ditransfer ke
dalam bentuk energi lain seperti listrik atau mekanik dengan
menggunakan kincir atau turbin angin. Oleh karena itu, kincir
atau turbin angin sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi
Angin (SKEA).

2.1.1 DAYA ENERGI ANGIN


Energi yang dimiliki oleh angin dapat didapat dari
persamaan :
1 3
W= ρA v
2
Dimana :
W = Energi angin (Watt)
ρ = Kerapatan udara (Kg/m3)
A = Area penangkapan angin (m2)
v = Kecepatan angin (m/s)

7
Persamaan diatas merupakan sebuah persamaan untuk kecepatan
angin pada turbine yang ideal, dimana dianggap energi angin
dapat diekstract seluruhnya menjadi energi listrik. namun
kenyataannya tidak seperti itu. Jadi terdapat faktor efisiensi dari
mekanik turbine angin dan efisiensi dari generator sendiri.
Sehingga daya yang dapat diekstrak menjadi energi angin dapat
diketahui dari persamaan berikut:
1 3
Wwt = η wt ρA v
2
Dimana :
η wt = Efisiensi kincir angin (%)

2.1.2 TURBIN ANGIN


Untuk mendesain sebuah kincir angin, ada banyak hal
yang harus diperhatikan. Hal pertama yang harus
dipertimbangkan yaitu berapa besar daya yang kita butuhkan,
kemudian kecepatan angin, setelah itu yang tidak kalah penting
yaitu berapa jumlah blade yang harus digunakan, dan masih
banyak hal teknis lainnya. Hal pertama yang diperhatikan dalam
desain kincir angin yaitu TSR (Tip Speed Ratio) atau
perbandingan kecepatan di tip kincir angin (ujung) dan kecepatan
angin yang didapat oleh kincir.
Menghitung TSR (λ) dapat menggunakan persamaan :
ωR Rotor
λ=
v
Dimana :
ω = Rotasi putaran kincir angin (Rad/s)
RRotor = Radius rotor kincir angin (m)
Torsi dari sebuah kincir angin dapat dihitung
menggunakan persamaan:

V2R 3
TORQUE =
λ2
TSR mempengaruhi kecepatan putaran kincir (rpm).
Hubungan TSR dengan kecepatan yaitu :

8
Shaft speed = 60λv/(πD) rpm
Dimana :
D = Diameter rotor (m)
Diameter suatu rotor kincir angin dapat pula diperoleh
melalui sebuah perhitungan. Persamaan untuk menghitung
Diameter suatu rotor kincir angin yaitu :
D = (Power x (47λ x RPM)^3)^0.2
Dimana :
Power = Daya output generator (watt)
RPM = Kecepatan putar generator (rpm)
Untuk menentukan jumlah blade yang digunakan, dapat
digunakan persamaan :
80
B=
λ2
Setelah menentukan diameter dan jumlah blade untuk
kincir angin menentukan sudut blade (β). Perhatikan gambar
berikut ini.

Gambar 2.1: Radius kincir angin dan sudut φ pada kincir angin.

9
Persamaan untuk menghitung sudut blade (β ) yaitu :
β = ATAN(2R / 3rλ ) − φ

Pada sebuah blade ada gaya angkat (Lift) dan daya dorong
(Drag). Untuk tipe kincir angin yang horizontal harus dibuat agar
gaya Lift lebih besar dari gaya Drag. Gaya inilah yang
menyebabkan proses perputaran kincir.
Lift = C L (ρ / 2)AVa 2 dan Drag = C D (ρ / 2)AVa 2

Gambar 2.2: Arah gaya pada sebuah blade.

Gambar 2.3: Kurva perbandingan TSR dan Blade angle.


Setelah menentukan β selanjutnya menentukan blade
lebar kincir angin (chord width). Persamaan untuk mencari
chord width (C) pada kincir angin horizontal yaitu :

10
16πR (R / r )
C=
9λ2 B
Perencanaan untuk kincir angin memang membutuhkan sebuah
perhitungan yang rumit, mulai dari perkiraan TSR sampai dengan
lebar blade yang digunakan harus sesuai dengan perhitungan agar
daya output sesuai dengan perencanaan semula.
2.1.3 JENIS TURBIN ANGIN
Turbin angin dibagi menjadi dua kelompok utama
berdasarkan arah sumbu:
1. Horizontal. Turbin angin dengan sumbu horizontal
mempunyai sudu yang berputar dalam bidang vertikal
seperti halnya propeler pesawat terbang. Gambar 2.1
memperlihatkan berbagai jenis turbin angin horizontal.
Turbin angin biasanya mempunyai sudu dengan bentuk
irisan melintang khusus di mana aliran udara pada salah
satu sisinya dapat bergerak lebih cepat dari aliran udara
di sisi yang lain ketika angin melewatinya. Fenomena
ini menimbulkan daerah tekanan rendah pada belakang
sudu dan daerah tekanan tinggi di depan sudu.
Perbedaan tekanan ini membentuk gaya yang
menyebabkan sudu berputar.
2. Vertikal. Turbin angin dengan sumbu vertikal bekerja
dengan prinsip yang sama seperti halnya kelompok
horizontal. Namun, sudunya berputar dalam bidang
yang paralel dengan tanah, seperti mixer kocokan telur.

11
Gambar 2.4 : Berbagai jenis turbin angin.

12
Gambar 2.5 : Torsi rotor untuk berbagai jenis turbin angin.

Jika dikaitkan dengan sumber daya angin, turbin angin


dengan jumlah sudu banyak lebih cocok digunakan pada daerah
dengan potensi energi angin yang rendah karena rated wind
speed-nya tercapai pada putaran rotor dan kecepatan angin yang
tidak terlalu tinggi. Sedangkan turbin angin dengan sudu sedikit
(untuk pembangkitan listrik) tidak akan beroperasi secara effisien
pada daerah dengan kecepatan angin rata-rata kurang dari 4 m/s.
Dengan demikian daerah-daerah dengan potensi energi
angin rendah, yaitu kecepatan angin rata-rata kurang dari 4 m/s,
lebih cocok untuk dikembangkan turbin angin keperluan
mekanikal. Jenis turbin angin yang cocok untuk keperluan ini
antara lain american tipe multi blade, cretan sail dan savonius.

2.1.4 PEMILIHAN TEMPAT


Secara umum tempat-tempat yang baik untuk
pemasangan turbin angin antara lain:

13
1. Celah di antara gunung. Tempat ini dapat berfungsi
sebagai nozzle, yang mempercepat aliran angin.
2. Dataran terbuka. Karena tidak ada penghalang yang
dapat memperlambat angin, dataran terbuka yang
sangat luas memiliki potensi energi angin yang besar.
3. Pesisir pantai. Perbedaan suhu udara di laut dan di
daratan menyebabkan angin bertiup secara terus
menerus.
Walau pada dasarnya turbin angin dapat dipasang di mana
saja di tempat-tempat tersebut di atas, pengkajian potensi angin
tetap harus dilakukan untuk mendapatkan suatu sistem konversi
energi angin yang tepat. Pengkajian potensi energi angin di suatu
tempat dilakukan dengan mengukur dan menganalisis kecepatan
dan arah angin. Analisis data angin dilakukan dengan
menggunakan metoda statistik untuk mencari kecepatan angin
rata-rata, durasi kecepatan angin dan distribusi frekwensi data
angin. Jika informasi mengenai arah angin juga tersedia, analisis
dengan menggunakan metoda wind rose dapat dilakukan untuk
mengetahui kecepatan rata-rata, frekwensi dan energi angin di
setiap arah mata angin.
Pada prakteknya, penentuan tempat pemasangan sistem
konversi energi angin dapat ditentukan dengan cara:
1. Pilih Tempat. Tempat ditentukan sesuai kebutuhan,
kemudian potensi energi angin dikaji dari data yang
didapat. Cara ini mempertimbangkan:
a. aksesibilitas baik untuk pekerjaan konstruksi
maupun perawatan,
b. kondisi sosial budaya setempat,
c. kepentingan lain
2. Pilih Potensi. Pemilihan tempat berdasarkan besarnya
potensi energi angin yang tersedia. Semakin besar
kecepatan angin rata-rata di suatu tempat akan
semakin baik. Semakin tinggi potensi energi yang
tersedia akan memberikan keuntungan berupa ukuran
sistem konversi energi angin yang semakin kecil dan
tidak perlu terlalu efisien sehingga pembuatannya
akan lebih mudah dan murah.

14
Hal-hal lain yang harus diperhatikan dalam pemasangan sistem
konversi energi angin, antara lain:
1. Untuk kegunaan elektrikal jarak tempat
pemasangan harus cukup dekat dengan beban
pengguna agar tidak ada kerugian yang berlebih.
Pengurangan tegangan lebih dari 5% sudah
dianggap sangat besar untuk sistem tegangan 12
VDC dan 24 VDC. Jarak lebih dari 300 m harus
dihindari kecuali jika digunakan tegangan tinggi
220 VAC.
2. Tempat pemasangan harus dilindungi atau
dipagari agar terhindar dari aksi perusakan.
Sebaiknya lokasi pemasangan harus dapat
dipantau dengan mudah dari jalan atau tempat
beban pengguna. Tempat-tempat di mana terdapat
kecepatan angin yang sangat kencang dan dapat
merusak pada waktu-waktu tertentu tidak
direkomendasikan.
3. Aliran angin di dekat permukaan bumi akan
semakin mengecil dan mencapai harga nol di
permukaan tanah. Profil kecepatan angin ini
disebut dengan lapisan batas atmosfir. Permukaan
bumi memiliki tingkat kekasaran yang berbeda-
beda. Semakin kasar permukaan bumi akan
semakin tebal lapisan batas atmosfir. Dengan
semakin besarnya lapisan batas atmosfer maka
kecepatan angin pada ketinggian tertentu akan
semakin kecil. Dengan demikian tempat
pemasangan harus diarahkan pada tempat dengan
tingkat kekasaran yang rendah seperti daerah
lepas pantai, daerah pantai, padang rumput, dan
tempat-tempat dengan tumbuh-tumbuhan dan
bangunan yang tidak terlalu tinggi.
4. Turbin angin yang digunakan untuk keperluan
pengisian batere biasanya ditempatkan di perahu,
bangunan atau rumah. Lokasi pemasangan harus
diperhatikan agar aliran yang datang pada sistem
konversi energi angin ini tidak turbulen atau tidak
berbalik arah di bagian belakang. Untuk hal ini

15
ada aturan atau konvensi bahwa turbin angin
harus lebih tinggi sekitar 10 m dari pohon atau
bangunan tertinggi di tempat tersebut. Lokasi
pemasangan juga setidaknya harus berjarak
minimal sekitar 10 kali dari diameter rotor
terhadap hambatan atau rintangan terdekat.

2.2 GENERATOR
Generator merupakan sumber utama energi listrik yang
dipakai sekarang ini dan merupakan converter terbesar di dunia.
Pada prinsipnya tegangan yang dihasilkan generator bersifat
bolak-balik, sedangkan generator yang menghasilkan tegangan
searah karena telah mengalami proses penyearahan.
Generator adalah suatu mesin yang menggunakan
magnet untuk mengubah energi mekanis menjadi energi listrik.
Prinsip generator secara sederhana dapat dikatakan bahwa
tegangan diinduksikan pada konduktor apabila konduktor
tersebut bergerak pada medan magnet sehingga memotong garis-
garis gaya2. Hukum tangan kanan Fleming berlaku pada
generator dimana menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara
penghantar bergerak, arah medan magnet dan arah resultan dari
aliran arus yang terinduksi. Apabila ibu jari menunjukkan arah
gerakan penghantar, telunjuk menunjukkan arah fluks, jari tengah
menunjukkan arah aliran elektron yang terinduksi.

Gambar 2.6: Kaidah tangan kanan Fleming.

Hukum ini juga berlaku apabila magnet sebagai pengganti


penghantar yang digerakkan. Jumlah tegangan yang diinduksikan
pada penghantar saat penghantar bergerak pada medan magnet
tergantung pada :

16
1. Kekuatan medan magnet, makin kuat medan magnet
makin besar tegangan yang diinduksikan.
2. Kecepatan penghantar dalam memotong fluks, makin
cepat maka semakin besar tegangan yang
diinduksikan.
3. Sudut perpotongan, pada sudut 90 derajat tegangan
induksi maksimum dan tegangan kurang bila kurang
dari 90 derajat.
4. Panjang penghantar pada medan magnet.
Terdapat dua jenis konstruksi dari generator (AC), jenis
medan diam atau medan magnet dan medan magnet dibuat
berputar. Pada medan magnet diam secara umum kapasitas
ampere relatif kecil dan ukuran tegangan kerja rendah, jenis ini
mirip dengan generator DC kecuali terdapat slips ring sebagai
alat untuk pengganti komutator. Sedangkan pada generator jenis
medan magnet berputar dapat menyederhanakan masalah
pengisolasian tegangan yang dibangkitkan secara umum sebesar
18.000 volt sampai 24.000 volt, generator medan berputar
mempunyai jangkar diam yang disebut stator. Siklus tegangan
yang dibangkitkan tergantung pada jumlah kutub yang digunakan
pada magnet, pada generator yang menggunakan dua kutub dapat
membangkitkan satu siklus tegangan sedangkan pada generator
dengan empat kutub dapat menghasilkan dua siklus tegangan.
Sehingga terdapat perbedaan antara derajat mekanis dan derajat
listrik. Derajat mekanik adalah apabila kumparan atau penghantar
jangkar berputar satu kali penuh atau 360 derajat mekanis
sedangkan derajat listrik adalah jika GGL atau arus bolak-balik
melewati satu siklus berarti telah melewati 360 derajat waktu.

2.3 BATTERY CHARGER


Pengertian dari battery charger adalah suatu alat yang
berfungsi untuk mengisi battery dengan arus konstan hingga
mencapai tegangan yang ditentukan. Bila level tegangan yang
ditentukan itu telah tercapai, maka arus pengisian akan turun
secara otomatis ke level aman tepatnya yang telah ditentukan dan
menahan arus pengisian hingga menjadi lebih lambat sehingga
indikator menyala menandakan battery telah terisi penuh.

17
2.4 METODE CHARGE DISCHARGE
Battery (Accumulator) merupakan salah satu media
penyimpan energi yang biasa digunakan pada kendaaran
bermotor untuk menyalakan lampu dan sebagainya. Dalam
proyek akhir ini, accumulator digunakan untuk menyimpan
energi listrik yang berasal dari pembangkit listrik tenaga angin.
Penelitian atau percobaan tentang charge/discharge telah
menghasilkan banyak sekali metode yaitu antara lain :
a. Proses charge discharge dengan arus konstan.
Proses charge dan proses discharge dengan arus
konstan yang ditunjukkan pada gambar 2.7-a dan
gambar 2.7-b dapat diambil kesimpulan bahwa,
proses charge discharge akan berakhir ketika waktu
yang telah diset terlampaui atau apabila kapasitas
accumulator yang ditentukan telah terpenuhi.

Gambar 2.7 -a : Proses charge dengan arus konstan.

Gambar 2.7 -b : Proses discharge dengan arus konstan.

b. Proses charge discharge dengan daya konstan.


Proses charge dengan daya konstan yang
ditunjukkan pada gambar 2.8-a dilakukan ketika
tegangan naik dan arus turun, proses ini berakhir

18
ketika set time terpenuhi atau tegangan pada battery
terpenuhi. Sedangkan proses discharge dengan daya
konstan yang ditunjukkan pada gambar 2.8-b
dilakukan ketika tegangan battery turun dan arus
naik dan discharge berakhir saat set time terlampaui
atau tegangan beban terpenuhi.

Gambar 2.8 -a : Proses charge dengan daya konstan.

Gambar 2.8 -b : Proses discharge dengan daya konstan.

c. Gambar 2.9 menunjukkan proses charge dengan


arus konstan ketika tegangan terminal lebih rendah
dari pada tegangan charge.

Gambar 2.9 : Proses charge dengan arus konstan/tegangan konstan.

19
d. Gambar 2.10 menunjukkan proses discharge dengan
resistansi konstan ketika tegangan battery turun dan
arus juga turun.

Gambar 2.10 : Proses discharge dengan resistansi konstan.

Untuk mengetahui waktu dalam proses pengisian


accumulator, dapat menggunakan perhitungan pada persamaan
(2.4.1) dan persamaan (2.4.2) :

Lama pengisian arus :


Ah
Ta = ...........................................................(2.4.1)
A
Keterangan :
Ta = Lamanya pengisian arus (jam)
Ah = Besarnya kapasitas accumulator (Ampere hours)
A = Besarnya arus pengisian ke accumulator (Ampere)

Lama pengisian daya :


dayaAh
Td = ..................................................(2.4.2)
dayaA
Keterangan :
Td = Lamanya pengisian daya (jam)
Daya Ah = Besarnya daya yang didapat dari perkalian
Ah dengan besar tegangan accumulator (Watt hours)
Daya A = Besarnya daya yang didapat dari perkalian A
dengan besar tegangan accumulator (Watt)

20
2.5 ACCUMULATOR
Accumulator atau sering disebut accu (=aki) adalah
salah satu komponen utama dalam kendaraan bermotor, baik
mobil atau motor, semua memerlukan aki untuk dapat
menghidupkan mesin kendaraan (mencatu arus pada dinamo
stater kendaraan). Aki mampu mengubah tenaga kimia menjadi
energi listrik.
Dikenal dua jenis elemen yang merupakan sumber arus
searah (DC) dari proses kimiaiwi, yaitu elemen primer dan
elemen sekunder. Elemen primer terdiri dari elemen basah dan
elemen kering. Reaksi kimia pada elemen primer menyebabkan
elektron mengalir dari elektroda negatif (katoda) ke elektroda
positif (anoda) tidak dapat dibalik arahnya. Maka jika muatannya
habis, maka elemen primer tidak dapat dimuati kembali dan
memerlukan penggantian bahan pereaksi (elemen kering).
Sehingga dilihat dari sisi ekonomis elemen primer dapat
dikatakan cukup boros, contoh elemen primer adalah batu baterai
(dry cells).
Elemen sekunder dalam pemakaiannya harus diberi
muatan terlebih dahulu sebelum digunakan, yaitu dengan cara
mengalirkan arus listrik (secara umum dikenal dengan istilah ’di-
charge’). Akan tetapi, tidak seperti elemen primer, elemen
sekunder dapat dimuati kembali berulang kali. Elemen sekunder
ini lebih dikenal dengan aki. Dalam sebuah aki berlangsung
proses elektrokimia yang reversibel (bolak-balik) dengan
efisiensi yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia
reversibel yaitu di dalam aki saat dipakai berlangsung proses
pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (discharging).
Sedangkan saat diisi atau dimuati, terjadi proses tenaga listrik
menjadi tenaga kimia (charging).

21
Halaman ini sengaja dikosongkan

22
BAB III
PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN SISTEM
3.1 KONFIGURASI SISTEM
Blok diagram secara keseluruhan dari sistem
ditunjukkan pada gambar 3.1. Kincir angin dikopel dengan
generator dan akan berputar karena aliran angin sehingga
generator juga akan berputar dan menghasilkan tegangan.
Sebelum tegangan keluaran dari generator digunakan untuk men-
charge battery terlebih dahulu dikontrol didalam
charge/discharge controller.

Gambar 3.1 : Blok diagram sistem pengisian battery pada pembangkit


listrik tenaga angin.
Proyek akhir ini memanfaatkan putaran kincir angin
untuk menggerakkan sebuah generator DC dengan output
maksimal 24V. Tegangan output dari generator dimasukkan
kedalam sebuah rangkaian bridge rectifier untuk mencegah
adanya perubahan polaritas tegangan, kemudian dimasukkan
pada sebuah rangkaian kontroler yang khusus digunakan
untuk mencharge accu/baterai. Lama pengisian accu
bergantung dari besarnya arus output dari kontoler dan
kondisi angin yang ada. Bila kecepatan angin semakin besar
maka output dari kontroler akan semakin besar sampai batas
nominalnya yaitu 12VDC. Accu yang digunakan adalah accu
12V. Tegangan output dari pembangkit listrik ini hanya
digunakan untuk melakukan isi ulang terhadap accu mobil
listrik.
Berdasarkan gambar 3.1 perencanaan dan pembuatan
perangkat untuk proyek akhir ini meliputi:
1. Perencanaan dan pembuatan kincir angin.
2. Perencanaan penggunaan kontroler untuk charger
accu.

23
3.2 PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KINCIR
ANGIN
Proyek akhir ini akan menjelaskan perbedaan antara
pembangkit listrik yang terintegrasi dengan mobil listrik dan
pembangkit listrik yang dibangun diluar dari mobil listrik itu
sendiri. Berikut akan dijelaskan perencanaan dan perancangan
dari masing-masing pembangkit listrik.

3.2.1 KINCIR ANGIN PADA MOBIL LISTRIK


Integrasi pembangkit listrik dengan mobil listrik
dipasang pada mobil listrik, dengan pertimbangan bahwa dengan
memasang kincir pada kendaraan, maka aliran angin yang
dihasilkan pada saat mobil melaju akan memutar kincir.
Harapannya dengan kondisi angin seperti apapun, aliran angin
akan menyebabkan angin memutar kincir dan menghasilkan
aliran listrik yang dihasilkan oleh generator.
Dalam perencanaannya generator dipasang pada sisi
depan mobil listrik seperti pada ilustrasi gambar 3.2, penempatan
kincir pada sisi depan karena merupakan sisi yang melawan arah
aliran angin dan dapat menerima angin secara maksimal.
Rencana penempatan kincir digambarkan seperti ilustrasi
dibawah ini:

Gambar 3.2 : Rencana penempatan kincir angin pada mobil listrik.

3.2.2 PERENCANAAN KINCIR ANGIN


Kincir angin adalah alat bantu yang digunakan untuk
menggerakkan generator dan membangkitkan tenaga listrik.
Kincir angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi

24
kebutuhana para petani dalam melakukan penggilingan padi,
keperluan irigasi, dan lain-lain. Kincir angin terdahulu banyak
dibangun di Denmark, Belanda dan negara-negara Eropa lainnya
dan lebih dikenal dengan Windmill. Kincir angin dalam sistem
ini berfungsi sebagai penggerak mula dari generator.
Dalam proyek akhir ini saya menggunakan kincir angin
dengan bentuk blade seperti ditunjukkan pada gambar 3.3.

Gambar 3.3: Perencanaan kincir angin.


Kincir angin dibuat dari bahan serat (fiber) kemudian
dicetak kedalam cetakan sehingga terbentuk sesuai dengan
perencanaan. Panjang blade juga harus sesuai, jika besar blade
yang dipakai terlalu kecil dipasang pada generator besar tidak
akan bisa berputar cepat untuk mendapatkan tenaga yang tepat.
Perencanaan kincir angin harus disesuaikan untuk
keperluan apa kincir tersebut digunakan. Dari data yang saya

25
peroleh (tabel 3.1), kita dapat menentukan berapa jumlah blade
yang harus digunakan.
Tabel 3.1: Tipe kincir angin dan kegunaannya

Sesuai dengan data pada tabel 3.1, untuk membuat


kincir angin yang akan digunakan untuk memproduksi tegangan
listrik harus digunakan kincir angin dengan 3 blade (Sudu).
Kincir angin dengan menggunakan 3 blade akan menghasilkan
kecepatan tinggi dengan torsi rendah dan mempunyai solidity 2
yang rendah, dan khusus digunakan untuk menghasilkan
tegangan listrik.
Proyek akhir ini memiliki perencanaan seperti
ditunjukkan pada gambar 3.4. Komponen pendukung kincir angin
dalam sistem ini dirancang dengan menggunakan beberapa
komponen sebagai berikut:
1. Sudu atau daun (Blade)
Berfungsi sebagai penangkap angin. Sudu ini
berjumlah 3 buah. Dari ketiga sudu ini mempunyai
panjang, lebar yang sama.
2. Pillow Block
Berfungsi untuk tempat dudukan dari poros kincir,
yang dilengkapi dengan bearing.
3. Poros
Berfungsi sebagai tempat menempelnya sudu
(Blade). Poros yang digunakan mempunyai
diameter 20 cm dan lebar ±5 cm.
4. Roda Gigi (Gear)
Berfungsi sebagai pengait kincir angin dengan
generator.

2
Solidity is the percentage of rotor that is not air. “http://www.personal.psu.edu/
jms5037/windmillpp.ppt”

26
Gambar 3.4: Konstruksi dan komponen pendukung kincir angin.

3.3 PERENCANAAN GENERATOR


Generator yang dipakai dalam proyek akhir ini memiliki
spesifikasi yaitu generator DC dengan magnet permanen dengan
tegangan keluaran maksimum 24 v.

3.3.1 PERENCANAAN GENERATOR UNTUK MOBIL


LISTRIK
Generator yang akan ditempatkan pada mobil listrik
memiliki rancangan seperti gambar 3.5. Untuk mendapatkan
putaran tinggi saya gunakan gearbox dengan perbandingan gigi
1:3.

Gambar 3.5: Perbandingan gigi dan bentuk kincir angin untuk mobil
listrik.

27
3.4 PERANCANGAN GEAR RATIO
Roda gigi dalam sistem ini selain berfungsi sebagai
pengait antara kincir angin dengan generator, gear juga
merupakan penggerak mula dari generator dan roda gigi ini
berfungsi untuk mengatur torsi. Penggunaan roda gigi untuk
kincir angin dipilih ukuran yang lebih besar daripada roda gigi
pada generator dengan perbandingan 3:1. perbandingan roda gigi
ini dimaksudkan agar torsi yang dihasilkan kincir lebih besar
daripada torsi generator sehingga putaran generator menjadi lebih
cepat.

Gambar 3.6: Perbandingan gear (Gear Ratio).


Menentukan jumlah perbandingan gear dalam suatu
keperluan mekanik, dapat menggunakan persamaan sebagai
berikut:
ω1 / ω2 = θ1 / θ2
Dimana:
ω1 = Kecepatan gear 1 (rpm)
ω2 = Kecepatan gear 2 (rpm)
θ1 = Ratio gear 1
θ2 = Ratio gear 2
Dengan menggunakan perbandingan gear, suatu
pembangkit listrik tenaga angin akan memberikan hasil sesuai
dengan kebutuhan. Sehingga dengan kecepatan angin yang ada
dapat ditentukan gear ratio yang tepat.

28
3.5 PERANCANAAN DAN PERANCANGAN
BATTERY CHARGER
3.5.1 BRIDGE RECTIFIER
Untuk mengantisipasi adanya tegangan bolak-balik dari
output tegangan generator maka perlu diberikan suatu penyearah
tegangan. Disini saya menggunakan rangkaian bridge rectifier.
Jika generator yang kita gunakan merupakan genererator AC
(Alternator) maka harus menggunakan suatu rangkaian
penyearah sebelum masuk ke rangkaian kontrol battery charger.
Namun kali ini meskipun saya menggunakan generator DC saya
tetap menggunakan rangkaian rectifier untuk mengantisipasi
tegangan bolak-balik seperti yang telah disebutkan diawal.
Rangkaian bridge rectifier dalam proyek akhir ini dapat dilihat
pada gambar 3.7 berikut ini:

Gambar 3.7: Rangkaian Bridge Rectifier.


3.5.2 KONTROL BATTERY CHARGER
Kontrol yang digunakan untuk rangkaian charger
disebut Apple 5, sebuah rangkaian yang khusus digunakan untuk
charger battery dengan output 5A. Prinsip kerja rangkaian ini
yaitu sebelum output tegangan dari generator digunakan untuk
charger battery, tegangan output tersebut dimasukkan terlebih
dahulu pada rangkaian battery charger agar arus yang digunakan
untuk charger battery bisa konstan. Kontrol charger ini selain
berfungsi untuk mengatur kestabilan dari arus pengisian accu,
juga untuk mematikan arus pengisian jika accu telah penuh.

29
Apple 5 ditunjukkan pada gambar 3.8 seperti yang terlihat
dibawah ini:

Gambar 3.8: Apple 5 battery charger.


3.5.3 PERENCANAAN ACCUMULATOR
Accumulator yang digunakan dalam proyek akhir ini
adalah accu 12v-5Ah. Saya menggunakan accu dengan Ah yang
kecil dengan pertimbangan bahwa tegangan yang dihasilkan oleh
pembangkit listrik tenaga angin tidak terus menerus, karena ada
kalanya angin bertiup sangat kencang dan adakalanya angin
hanya bertiup sepoi-sepoi sehingga generator tidak menghasilkan
tegangan. Accu yang saya gunakan dapat dilihat pada gambar 3.9
seperti yang terlihat berikut ini:

Gambar 3.9: Accu 12v-5Ah.

30
BAB IV
PENGUJIAN DAN HASIL
4.1 PENGUJIAN KECEPATAN ANGIN
Setiap waktu angin memiliki kecepatan yang selalu
berubah-ubah, oleh karenanya perlu dilakukan pengambilan data
kecepatan angin secara berulang-ulang. Setelah itu dilakukan
perhitungan kecepatan angin rata-rata, agar didapatkan kecepatan
angin secara tepat.
Untuk pengambilan data kecepatan angin, saya tidak
menggunakan alat khusus untuk menghitung kecepatan angin
(anemometer). Tapi saya menggunakan suatu alat sederhana
dengan berdasaran pada konsep kecepatan, yaitu jarak yang
ditempuh per satuan waktu. Jadi saya menggunakan suatu pipa
plastik 1 meter yang bening kemudian saya menaruh sebuah
foam kedalam pipa tersebut. Setelah itu saya catat waktu tempuh
foam itu. Pengambilan data dilakukan berulang-ulang untuk
mendapatkan kecepatan angin rata-rata.

Tabel 4.1: Data kecepatan angin


Waktu Kecepatan
2.89 0.346
3.03 0.330
1.19 0.840
4.22 0.237
2 0.500
5.11 0.196
3.19 0.313
3.89 0.257
5.59 0.179
3.36 0.298
Rata-rata 0.350 m/s
1.260
km/jam

31
4.2 DATA KINCIR ANGIN
Dari kincir angin yang digunakan dalam proyek akhir
ini memiliki data- data sebagai berikut:
Tabel 4.2: Data Kincir angin
Daya Ideal Blade
TSR Torsi (Nm)
(watt) angle (°)
5 0,001938 0,019294 5
Membandingkan data dengan kincir angin yang
menghasilkan output tegangan generator yang lebih besar dari
pengujian sebelumnya, yaitu sebesar 13,94 volt. Data dari kincir
angin yang digunakan ditunjukkan pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3: Data Kincir angin dengan 2 blade
RRotor (m) TSR Torsi (Nm) Gear Ratio
1 6 0,003403 5:1
Dari data kincir angin tersebut, dapat menjelaskan
bahwa ada beberapa hal yang menjadikan kincir angin 2 blade itu
dapat memberikan output tegangan generator lebih besar.
Perbedaan-perbedaan itu antara lain:
1. Radius (jari-jari) kincir angin lebih besar,
memberikan area yang ditangkap oleh kincir lebih
besar. Sehingga daya yang didapat menjadi lebih
besar.
2. Gear ratio yang digunakan lebih besar,
memungkinkan untuk mendapat putaran yang lebih
cepat dengan kecepatan angin yang sama.
3. Torsi dari kincir angin lebih besar, sehingga start
awal kincir angin menjadi lebih besar dan mampu
memberikan momen yang besar untuk memutar
generator.

4.3 PENGUJIAN GENERATOR


Pengujian tegangan output dari generator memiliki data
sebagai berikut:

32
Tabel 4.4: Tegangan output generator
Tegangan (v) Putaran (rpm)
1.39 61
4.7 180
8.02 269
9.31 282
11.37 329
12.26 360
13.9 402
15.47 460
16.1 516
17.19 553
Selanjutnya dilakukan proses pengujian generator
dengan memberikan beban pada generator. Besarnya hambatan
berpengaruh terhadap besarnya putaran generator. Tabel 4.5
menampilkan hasil pengujian generator untuk beban yang
berbeda.
Tabel 4.5: Pengujian generator dengan beban berbeda
Putaran (rpm) Tegangan (v)
Arus (A)
R=1.7k R=4.7k R=1.7k R=4.7k
488 - 16.16 - 0.01
422 - 13.91 - 0.009
345 - 11.4 - 0.008
300 - 9.61 - 0.007
266 - 8.64 - 0.006
240 551 7.06 18.39 0.005
197 471 5.52 15.57 0.004
120 336 4.18 11.08 0.003
92 257 3.01 8.54 0.002
58 180 1.23 4.76 0.001

Pengujian generator menggunakan kincir angin


ditunjukkan pada tabel 4.6 berikut ini:

33
Tabel 4.6: Hasil pengujian kincir dan generator
Tegangan (v) Waktu pengambilan (wib)
7 11.20
4 12.50
5 13.20
8 16.10
Dari data tersebut diatas, tegangan output dari generator
tidak dapat mengisi ulang accu. Hal ini disebabkan karena kincir
angina memiliki area penerimaan angin yang kurang lebar
dengan kecepatan angin yang ada.
4.4 PENGUJIAN PENGISIAN ACCU
Karena desain kincir angin yang tidak sesuai, maka data
pengisian Accu dilakukan simulasi dengan cara mengkopel motor
DC dengan generator. Kemudian data yang dihasilkan
ditampilkan pada tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7: Hasil pengujian pengisian Accu
Tegangan Arus Putaran Tegangan Waktu
Generator (v) (Amp) (rpm) Accu (v) (Jam)
10.56 0.01 310 8.96 1:04:55
11.57 0.019 345 9.91 2:45:20
Dari kondisi awal accu mempunyai tegangan 8.55 Volt.
Setelah melakukan pengisian selama ± 1 jam tegangan di accu
menjadi 8.96 Volt. Dalam simulasi ini power supply untuk motor
DC hanya dapat memutar generator sampai 345 rpm, tidak dapat
lebih dari itu. Perbandingan gear yang saya gunakan 1:3.

4.5 PENGUJIAN GENERATOR DENGAN


KENDARAAN
Proyek akhir ini juga melakukan pengujian dengan
memasang kincir angin pada generator kemudian dibawa berjalan
dengan sepeda motor untuk mensimulasikan pembangkit listrik
pada mobil listrik.
Hasil pengujian dengan menerapkan sistem pembangkit
pada mobil listrik dapat dilihat pada tabel 4.8. Pada pengujian ini
kendaraan berjalan berlawanan dengan arah angin.

34
Pertimbangannya karena dengan berjalan berlawanan dengan
arah angin maka kincir dapat berputar dengan optimal.
Tabel 4.8: Hasil pengujian pembangkit listrik pada mobil listrik
Kecepatan
Arus pengisian (A)
(Km/jam)
30 0.15
30 0.3
40 0.24
Dari data diatas, diukur kondisi awal accu mempunyai
tegangan 8.63 Volt. Kemudian setelah pengujian dan dengan arus
pengisian seperti tabel diatas, dihasilkan tegangan pada accu
menjadi 8.87 Volt. Pengujian saat berjalan searah dengan arah
angin, membutuhkan kecepatan yang tinggi yaitu lebih dari 40
Km/jam. Tidak efisien jika berjalan searah dengan arah angin,
akan membutuhkan energi yang besar sekali.

35
Halaman ini sengaja dikosongkan

36
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setelah melalui proses perencanaan dan pembuatan alat yang
dilanjutkan dengan pengujian alat, maka pada proyek akhir ini
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Proyek akhir ini dinyatakan tidak berhasil. Karena desain
blade yang digunakan pada proyek akhir ini masih belum
sesuai dengan hasil yang diharapkan. Sehingga tegangan
keluaran generator tidak mencapai tegangan yang cukup
untuk mencharger accu.
2. Kincir angin dengan 3 blade yang digunakan dalam
proyek akhir ini memiliki torsi sebesar 0,001938 Nm dan
tegangan keluaran generator sebesar 8 volt dan putaran
generator 269 rpm. Sedangkan kincir angin 2 blade yang
telah digunakan pada proyek akhir sebelumnya memiliki
torsi sebesar 0,003403 Nm dan tegangan keluaran
generator sampai 13.94 volt.
3. Dengan simulasi didapatkan untuk arus 0.019 Amp
dibutuhkan putaran sebesar 345 rpm dan dapat
melakukan isi ulang accu dari 8.96 – 9.91 Volt selama
±2Jam 45Menit.
4. Penerapan pembangkit listrik pada mobil listrik tidak
dapat diterapkan pada mobil listrik karena kecilnya arus
pengisian, dibandingkan dengan besar tegangan yang
digunakan untuk daya mobil listrik.

5.2 SARAN
Agar dapat dikembangkan pada waktu-waktu selanjutnya,
penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Untuk mendesain suatu pembangkit listrik tenaga angin,
harus diperhitungkan desain blade yang sesuai dengan
kecepatan angin didaerah tersebut dan daya yang ingin
dihasilkan.
2. Penggunaan kincir angin dengan diameter besar sangat
dianjurkan untuk membuat pembangkit listrik tenaga
angin jika ingin digunakan untuk mencharger accu.

37
3. Tegangan pengisian accu dari pembangkit idealnya harus
konstan, dan tidak dianjurkan melakukan pengisian accu
menggunakan tegangan yang terlalu besar untuk menjaga
masa pemakaian accu.
4. Untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK), pembangkitan energi listrik pada mobil listrik
dapat digunakan menjadi salah satu alternatif untuk
membantu mengurangi pemakaian energi yang semakin
bertambah.

38
DAFTAR PUSTAKA
[1] Amrullah, F. 2007. Rancang bangun sistem pengisian baterry
charger pada pembangkit listrik tenaga angin. Tugas Akhir.
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. Surabaya
[2] E.W Golding, “Windmills for Water Lifting and the
Generation of Electricity on the Farm,” FAO Internal Working
Bulletin No.17.
[3] Kadir A. 1987. Energi Angin. Dalam: Energi. UI-Pres. 243-
257
[4] NITTETSU ELEX CO., LTD.,NS Cycle Tester (Accumulator
Charge and Discharge Test System), Japan.
[5] United Nations Environment Programme. 2006. Energy
Efficiency Guide for Industry in Asia.
www.energyefficiencyasia.org /docs /ee_modules/indo/ Chapter -
Electric motors (Bahasa Indonesia).pdf
[6] www.mst.gadjahmada.edu/dl/Kincir_Angin.pdf
[7] www.otherpower.com
[8] www.personal.psu.edu/jms5037/windmillpp.ppt
[9] www.windmission.dk/workshop/books.html
[10] Yusuf, A. 2007. Pemanfaatan kincir angin pada ladang
garam sebagai alternatif pembangkit sumber energi listrik
berbasis PID kontroller. Program Kreatifitas Mahasiswa.
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. Surabaya

39
Halaman ini sengaja dikosongkan.

40
PROFIL PENULIS
Penulis lahir dipasuruan 22 tahun yang lalu,
dibesarkan dikeluarga yang sederhana.
Memulai pendidikan di SD Negeri 2
Gajahrejo pada tahun 1993, setelah itu
melanjutkan pendidikan menengah pertama
di SMP Negeri 2 Purwodadi, Penulis
kemudian melanjutkan di sekolah kejuruan
SMK Negeri 1 Purwosari mengambil jurusan
Teknologi Informasi. Kuliah di PENS-ITS
jurusan Teknologi Industri diploma 3.

Biodata Penulis:
Nama : Moh. Saiful Anwar
TTL : Pasuruan, 8 Maret 1986
Alamat : Dsn. Watukopo Ds. Gajahrejo RT.001/006 Purwodadi
Pasuruan 67163
Hp : 628646153975
Hobi : Travelling, Hiking, Olahraga
e-mail : sailuf@gmail.com
kurz.sailuf@hotmail.com
Motto : ”Let it flow like the wind ”-- follow your path !

41

You might also like