Professional Documents
Culture Documents
PROYEK AKHIR
Dosen Pembimbing :
Ir. Suryono, MT
NIP. 131 793 743
Dosen Pembimbing:
Ir. Suryono, MT
NIP. 131 793 743
Oleh:
Moh. Saiful Anwar
NRP. 7305.030.007
Disetujui oleh:
3. Rusiana, ST.
NIP. 131 884 955
Mengetahui :
Ketua Jurusan Teknik Elektro Industri
ii
ABSTRAK
Mobil listrik telah banyak diciptakan dan digunakan
untuk mengurangi polusi akibat dari emisi kendaraan bermotor.
Mobil listrik menggunakan accu/battery sebagai sumber energi
untuk menggerakkan mobil tersebut. Accu/battery memiliki masa
pemakaian, yang jika dipakai terus menerus akan habis sehingga
perlu dicharge. Proses ini menggunakan rangkaian charger dan
biasanya dilakukan dirumah pemilik mobil listrik tersebut.
Kaitannya dengan pengisian ulang energi listrik untuk
accu/battery mobil listrik tersebut, perlu adanya suatu stasiun
yang khusus digunakan untuk isi ulang accu mobil listrik, yang
kami sebut sebagai stasiun pengisian accu mobil listrik. Stasiun
pengisian ini menggunakan pembangkit listrik tenaga angin
untuk menghasilkan energi listrik, kemudian energi listrik
tersebut digunakan untuk mengisi ulang accu/battery mobil
listrik.
Pembangkit listrik pada proyek akhir ini menghasilkan
tegangan sebesar 13.94V dan arus pengisian dari kontrol
charger sebesar 0.205Amp. Dengan nilai tersebut dapat
melakukan isi ulang accu mobil listrik 12V-5Ah, dengan
kenaikkan tegangan accu sebesar 0.2V selama 30 menit.
Kata Kunci: Stasiun isi ulang accu, Mobil listrik, Kincir angin.
iii
ABSTRACT
Electric car already created and used to decrease
pollution caused by emission of motors vehicle. Electric car use
battery or accumulator as source power to moving forward.
Battery have a sort time if used for a long time and will used up
and so need to recharge. This process using a charger circuit
and usually do at home by the owner of the electric car.
In relation with recharge system electric energy for
electric car accumulator, so there need a station especially using
for accumulator of electric car and its called electric car
accumulator recharge. The station use propeller to catch a wind
and generator to produce electric energy, and then the electric
energy used to recharge the accumulator of electric car.
The electric generation in this final project produces
voltage at value 13.94 Volt and recharge current from control
charger at 0.205 Amp. With this point it can used to recharge
12V-5Ah accumulator, with increase voltage by 0.2 at 30
minutes.
iv
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur alhamdulillah atas
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya selama pembuatan proyek akhir ini sehingga buku
proyek akhir ini bisa terselesaikan dengan baik. Judul dari
proyek akhir yang saya buat adalah:
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT.
Kami memuja-Nya, memohon pertolongan-Nya. Kami
berlindung kepada-Nya dari segala kejahatan diri dan amal
perbuatan buruk kami. Kusandarkan cintaku, pengharapanku,
taatku hanya kepada-Mu dan selalu mengikuti tingkah laku Nabi
Muhammad SAW, seorang yang pantas dicintai sebelum lainnya.
Ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya penulis
disampaikan kepada:
1. Ibu dan ayah tercinta dan keluarga yang telah
memberikan dorongan semangat, moral maupun
material, pengorbanan dan do’a selama ini.
2. Bapak Dr. Ir. Titon Dutono, M.Eng. selaku direktur
PENS-ITS.
3. Bapak Ainur Rofiq Nansur ST., MT. selaku ketua
jurusan Elektro Industri.
4. Bapak Ir. Suryono, MT dan Bapak Ainur Rofiq
Nansur, ST., MT. selaku dosen pembimbing atas
segala perhatian dan bimbingan yang telah
diberikan sehingga Proyek Akhir ini dapat
terselesaikan.
5. Teman – teman jurusan Teknik Elektro Industri
DIIIA angkatan 2005.
6. Seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu
– persatu atas bantuan yang telah diberikan selama
ini.
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN.................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................. iii
ABSTRACT ........................................................................... iv
KATA PENGANTAR............................................................ v
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................. vi
DAFTAR ISI .......................................................................... vii
DAFTAR TABEL .................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ......................................................... 1
1.2. Tujuan ...................................................................... 2
1.3. Perumusan Masalah ................................................. 2
1.4. Tinjauan Pustaka ...................................................... 2
1.5. Sistematika Pembahasan .......................................... 5
vii
3.4.1. Bridge Rectifier .............................................. 29
3.4.2. Kontrol Battery Charger ................................. 29
3.4.3. Perencaanaan Accumulator............................. 30
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan .............................................................. 37
5.2. Saran ........................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA............................................................. 39
LAMPIRAN ........................................................................... 41
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema kincir angin untuk pembangkit kecil.... 3
Gambar 2.1 Radius kincir angin dan sudut φ pada kincir
angin ................................................................ 9
Gambar 2.2 Arah gaya pada sebuah blade........................... 10
Gambar 2.3 Kurva perbandingan TSR dan Blade angle...... 10
Gambar 2.4 Berbagai jenis turbin angin .............................. 12
Gambar 2.5 Torsi rotor untuk berbagai jenis turbin angin... 13
Gambar 2.6 Kaidah tangan kanan Fleming.......................... 16
Gambar 2.7-a Proses charge dengan arus konstan.................. 18
Gambar 2.7-b Proses discharge dengan arus konstan ............. 18
Gambar 2.8-a Proses charge dengan daya konstan ................. 19
Gambar 2.8-b Proses discharge dengan daya konstan ............ 19
Gambar 2.9 Proses charge dengan arus konstan/tegangan
konstan............................................................. 19
Gambar 2.10 Proses discharge dengan resistansi konstan ..... 20
Gambar 3.1 Blok diagram sistem pengisian battery pada
Pembangkit listrik tenaga angin....................... 23
Gambar 3.2 Rencana penempatan kincir angin pada mobil
listrik ................................................................ 24
Gambar 3.3 Perencanaan kincir angin ................................. 25
Gambar 3.4 Konstruksi dan komponen pendukung kincir
angin ................................................................ 27
Gambar 3.5 Perbandingan gigi dan bentuk kincir angin
untuk mobil listrik............................................ 27
Gambar 3.6 Perbandingan gear (Gear Ratio)....................... 28
Gambar 3.7 Rangkaian Bridge Rectifier.............................. 29
Gambar 3.8 Apple 5 battery charger.................................... 30
Gambar 3.9 Accu 12v-5Ah.................................................. 30
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Hasil percobaan pembangkit listrik tenaga angin .. 4
Tabel 1.2 Hasil pengujian dengan alternator berputar ........... 4
Tabel 1.3 Hasil pengujian dengan alternator tidak berputar .. 4
Tabel 3.1 Tipe kincir angin dan kegunaannya....................... 26
Tabel 4.1 Data kecepatan angin............................................. 32
Tabel 4.2 Data Kincir angin .................................................. 32
Tabel 4.3 Data Kincir angin dengan 2 blade ......................... 32
Tabel 4.4 Tegangan output generator .................................... 33
Tabel 4.5 Pengujian generator dengan beban berbeda........... 33
Tabel 4.6 Hasil pengujian kincir dan generator..................... 34
Tabel 4.7 Hasil pengujian pengisian Accu ............................ 34
Tabel 4.8 Hasil pengujian pembangkit listrik pada mobil
listrik...................................................................... 35
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
Kadir Abdul, ”ENERGI SUMBER DAYA, INOVASI, TENAGA LISTRIK
DAN POTENSI EKONOMI” Edisi Kedua, Bab V Energi Angin, hal 216 .
1
tenaga listrik skala kecil diperlukan sebuah kincir angin dan
generator DC, sebuah pengatur tegangan agar keluaran untuk
mengisi accu dapat konstan. Untuk memastikan tegangan
keluaran dari generator tidak berbalik polaritas, maka perlu
ditambahkan sebuah rangkaian penyearah (Rectifier) sebelum
masuk ke rangkaian charger.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari pembuatan Proyek Akhir ini adalah:
Sebagai syarat kelulusan dari pendidikan Diploma III Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya-ITS.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari pembuatan Proyek Akhir ini adalah
untuk mendesain suatu pembangkit listrik tenaga angin untuk
stasiun pengisian accu mobil listrik sebagai salah satu sumber
energi listrik alternatif yang bersih dan dapat diperbaharukan.
2
yang diterbitkan Kadir, untuk membangun sebuah pembangkit
tenaga listrik skala kecil yang dibutuhkan antara lain: sebuah
pengatur tegangan, oleh karena kecepatan angin yang berubah-
ubah, sehingga tegangan juga berubah. Diperlukan juga sebuah
baterai untuk menyimpan energi.
3
Tabel 1.1: Hasil percobaan pembangkit listrik tenaga angin
Kecepatan angin Shaft speed Torque Power
(m/s) (rpm) (Nm) (Watt)
3 52 19.7 83
4 69 35.1 197
5 87 54.8 385
5.46 95 65.3 500
4
rangkaiannya terdapat rangkaian regulator yang berupa IC
LM350. Oleh karena kecepatan angin yang berubah-ubah,
sehingga tegangan keluaran generator juga berubah, diperlukan
sebuah baterai untuk menyimpan energi. Karena sering terjadi
angin tidak bertiup. Bila angin tidak bertiup, perlu dicegah
generator bekerja sebagai motor: Oleh karena itu perlu pula
sebuah pemutus tegangan otomatik bila battery sudah penuh
(terdapat pada rangkaian battery charger berupa IC HA17458).
HA17458 merupakan dual op-amp yang menyediakan
kompensasi pergeseran fasa internal dan berperforma tinggi.
WindMission Company, 1998. Windpower course
blade design. www.windmission.dk/workshop/books.html.
Sebuah situs internet yang berdedikasi untuk pembuatan kincir
angin tipe rose dan multiblade kincir angin dengan efisiensi yang
tinggi. Dari dokumen yang didapat dari situs ini, dijelaskan
perhitungan secara detail untuk membuat suatu kincir angin.
Menentukan jumlah blade (sudu) yang dipakai untuk sebuah
kincir angin.
1.5 SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Setelah dilakukan proses pelaksanaan dan pembuatan
alat pada Proyek Akhir ini, mulai dari studi literatur, perancangan
sistem, pembuatan alat, pengujian alat, penyempurnaan alat,
pengujian alat, serta pengujian akhir dan analisa serta hasil-hasil
yang didapat maka untuk pembahasan secara lengkap
diwujudkan dalam bentuk buku laporan Proyek Akhir ini dengan
sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang pembuatan alat pada proyek
Akhir, tujuan yang ingin dicapai, batasan permasalahan pada
Proyek Akhir serta sistematika pembahasan.
BAB II DASAR TEORI
Pada bab ini meliputi teori-teori dasar, sertar eferensi-referensi
yang berguna sebagai acuan dan landasan dalam perencanaan
dan pembuatan Proyek Akhir antara lain: Sistem Mekanik pada
kincir angin, Generator DC, Battery Charger, dan Battery
(Accumulator).
5
BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Pada bab ini berisi perencanan berdasarkan cara kerja dari
rangkaian yang diinginkan dan pembuatan peralatan yang
dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dari proyek akhir yang telah
dikerjakan serta saran-saran mengenai proyek akhir tersebut
untuk dilakukan perbaikan dan pengembangan alat yang telah
dibuat ini pada masa yang akan datang.
6
BAB II
DASAR TEORI
7
Persamaan diatas merupakan sebuah persamaan untuk kecepatan
angin pada turbine yang ideal, dimana dianggap energi angin
dapat diekstract seluruhnya menjadi energi listrik. namun
kenyataannya tidak seperti itu. Jadi terdapat faktor efisiensi dari
mekanik turbine angin dan efisiensi dari generator sendiri.
Sehingga daya yang dapat diekstrak menjadi energi angin dapat
diketahui dari persamaan berikut:
1 3
Wwt = η wt ρA v
2
Dimana :
η wt = Efisiensi kincir angin (%)
V2R 3
TORQUE =
λ2
TSR mempengaruhi kecepatan putaran kincir (rpm).
Hubungan TSR dengan kecepatan yaitu :
8
Shaft speed = 60λv/(πD) rpm
Dimana :
D = Diameter rotor (m)
Diameter suatu rotor kincir angin dapat pula diperoleh
melalui sebuah perhitungan. Persamaan untuk menghitung
Diameter suatu rotor kincir angin yaitu :
D = (Power x (47λ x RPM)^3)^0.2
Dimana :
Power = Daya output generator (watt)
RPM = Kecepatan putar generator (rpm)
Untuk menentukan jumlah blade yang digunakan, dapat
digunakan persamaan :
80
B=
λ2
Setelah menentukan diameter dan jumlah blade untuk
kincir angin menentukan sudut blade (β). Perhatikan gambar
berikut ini.
Gambar 2.1: Radius kincir angin dan sudut φ pada kincir angin.
9
Persamaan untuk menghitung sudut blade (β ) yaitu :
β = ATAN(2R / 3rλ ) − φ
Pada sebuah blade ada gaya angkat (Lift) dan daya dorong
(Drag). Untuk tipe kincir angin yang horizontal harus dibuat agar
gaya Lift lebih besar dari gaya Drag. Gaya inilah yang
menyebabkan proses perputaran kincir.
Lift = C L (ρ / 2)AVa 2 dan Drag = C D (ρ / 2)AVa 2
10
16πR (R / r )
C=
9λ2 B
Perencanaan untuk kincir angin memang membutuhkan sebuah
perhitungan yang rumit, mulai dari perkiraan TSR sampai dengan
lebar blade yang digunakan harus sesuai dengan perhitungan agar
daya output sesuai dengan perencanaan semula.
2.1.3 JENIS TURBIN ANGIN
Turbin angin dibagi menjadi dua kelompok utama
berdasarkan arah sumbu:
1. Horizontal. Turbin angin dengan sumbu horizontal
mempunyai sudu yang berputar dalam bidang vertikal
seperti halnya propeler pesawat terbang. Gambar 2.1
memperlihatkan berbagai jenis turbin angin horizontal.
Turbin angin biasanya mempunyai sudu dengan bentuk
irisan melintang khusus di mana aliran udara pada salah
satu sisinya dapat bergerak lebih cepat dari aliran udara
di sisi yang lain ketika angin melewatinya. Fenomena
ini menimbulkan daerah tekanan rendah pada belakang
sudu dan daerah tekanan tinggi di depan sudu.
Perbedaan tekanan ini membentuk gaya yang
menyebabkan sudu berputar.
2. Vertikal. Turbin angin dengan sumbu vertikal bekerja
dengan prinsip yang sama seperti halnya kelompok
horizontal. Namun, sudunya berputar dalam bidang
yang paralel dengan tanah, seperti mixer kocokan telur.
11
Gambar 2.4 : Berbagai jenis turbin angin.
12
Gambar 2.5 : Torsi rotor untuk berbagai jenis turbin angin.
13
1. Celah di antara gunung. Tempat ini dapat berfungsi
sebagai nozzle, yang mempercepat aliran angin.
2. Dataran terbuka. Karena tidak ada penghalang yang
dapat memperlambat angin, dataran terbuka yang
sangat luas memiliki potensi energi angin yang besar.
3. Pesisir pantai. Perbedaan suhu udara di laut dan di
daratan menyebabkan angin bertiup secara terus
menerus.
Walau pada dasarnya turbin angin dapat dipasang di mana
saja di tempat-tempat tersebut di atas, pengkajian potensi angin
tetap harus dilakukan untuk mendapatkan suatu sistem konversi
energi angin yang tepat. Pengkajian potensi energi angin di suatu
tempat dilakukan dengan mengukur dan menganalisis kecepatan
dan arah angin. Analisis data angin dilakukan dengan
menggunakan metoda statistik untuk mencari kecepatan angin
rata-rata, durasi kecepatan angin dan distribusi frekwensi data
angin. Jika informasi mengenai arah angin juga tersedia, analisis
dengan menggunakan metoda wind rose dapat dilakukan untuk
mengetahui kecepatan rata-rata, frekwensi dan energi angin di
setiap arah mata angin.
Pada prakteknya, penentuan tempat pemasangan sistem
konversi energi angin dapat ditentukan dengan cara:
1. Pilih Tempat. Tempat ditentukan sesuai kebutuhan,
kemudian potensi energi angin dikaji dari data yang
didapat. Cara ini mempertimbangkan:
a. aksesibilitas baik untuk pekerjaan konstruksi
maupun perawatan,
b. kondisi sosial budaya setempat,
c. kepentingan lain
2. Pilih Potensi. Pemilihan tempat berdasarkan besarnya
potensi energi angin yang tersedia. Semakin besar
kecepatan angin rata-rata di suatu tempat akan
semakin baik. Semakin tinggi potensi energi yang
tersedia akan memberikan keuntungan berupa ukuran
sistem konversi energi angin yang semakin kecil dan
tidak perlu terlalu efisien sehingga pembuatannya
akan lebih mudah dan murah.
14
Hal-hal lain yang harus diperhatikan dalam pemasangan sistem
konversi energi angin, antara lain:
1. Untuk kegunaan elektrikal jarak tempat
pemasangan harus cukup dekat dengan beban
pengguna agar tidak ada kerugian yang berlebih.
Pengurangan tegangan lebih dari 5% sudah
dianggap sangat besar untuk sistem tegangan 12
VDC dan 24 VDC. Jarak lebih dari 300 m harus
dihindari kecuali jika digunakan tegangan tinggi
220 VAC.
2. Tempat pemasangan harus dilindungi atau
dipagari agar terhindar dari aksi perusakan.
Sebaiknya lokasi pemasangan harus dapat
dipantau dengan mudah dari jalan atau tempat
beban pengguna. Tempat-tempat di mana terdapat
kecepatan angin yang sangat kencang dan dapat
merusak pada waktu-waktu tertentu tidak
direkomendasikan.
3. Aliran angin di dekat permukaan bumi akan
semakin mengecil dan mencapai harga nol di
permukaan tanah. Profil kecepatan angin ini
disebut dengan lapisan batas atmosfir. Permukaan
bumi memiliki tingkat kekasaran yang berbeda-
beda. Semakin kasar permukaan bumi akan
semakin tebal lapisan batas atmosfir. Dengan
semakin besarnya lapisan batas atmosfer maka
kecepatan angin pada ketinggian tertentu akan
semakin kecil. Dengan demikian tempat
pemasangan harus diarahkan pada tempat dengan
tingkat kekasaran yang rendah seperti daerah
lepas pantai, daerah pantai, padang rumput, dan
tempat-tempat dengan tumbuh-tumbuhan dan
bangunan yang tidak terlalu tinggi.
4. Turbin angin yang digunakan untuk keperluan
pengisian batere biasanya ditempatkan di perahu,
bangunan atau rumah. Lokasi pemasangan harus
diperhatikan agar aliran yang datang pada sistem
konversi energi angin ini tidak turbulen atau tidak
berbalik arah di bagian belakang. Untuk hal ini
15
ada aturan atau konvensi bahwa turbin angin
harus lebih tinggi sekitar 10 m dari pohon atau
bangunan tertinggi di tempat tersebut. Lokasi
pemasangan juga setidaknya harus berjarak
minimal sekitar 10 kali dari diameter rotor
terhadap hambatan atau rintangan terdekat.
2.2 GENERATOR
Generator merupakan sumber utama energi listrik yang
dipakai sekarang ini dan merupakan converter terbesar di dunia.
Pada prinsipnya tegangan yang dihasilkan generator bersifat
bolak-balik, sedangkan generator yang menghasilkan tegangan
searah karena telah mengalami proses penyearahan.
Generator adalah suatu mesin yang menggunakan
magnet untuk mengubah energi mekanis menjadi energi listrik.
Prinsip generator secara sederhana dapat dikatakan bahwa
tegangan diinduksikan pada konduktor apabila konduktor
tersebut bergerak pada medan magnet sehingga memotong garis-
garis gaya2. Hukum tangan kanan Fleming berlaku pada
generator dimana menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara
penghantar bergerak, arah medan magnet dan arah resultan dari
aliran arus yang terinduksi. Apabila ibu jari menunjukkan arah
gerakan penghantar, telunjuk menunjukkan arah fluks, jari tengah
menunjukkan arah aliran elektron yang terinduksi.
16
1. Kekuatan medan magnet, makin kuat medan magnet
makin besar tegangan yang diinduksikan.
2. Kecepatan penghantar dalam memotong fluks, makin
cepat maka semakin besar tegangan yang
diinduksikan.
3. Sudut perpotongan, pada sudut 90 derajat tegangan
induksi maksimum dan tegangan kurang bila kurang
dari 90 derajat.
4. Panjang penghantar pada medan magnet.
Terdapat dua jenis konstruksi dari generator (AC), jenis
medan diam atau medan magnet dan medan magnet dibuat
berputar. Pada medan magnet diam secara umum kapasitas
ampere relatif kecil dan ukuran tegangan kerja rendah, jenis ini
mirip dengan generator DC kecuali terdapat slips ring sebagai
alat untuk pengganti komutator. Sedangkan pada generator jenis
medan magnet berputar dapat menyederhanakan masalah
pengisolasian tegangan yang dibangkitkan secara umum sebesar
18.000 volt sampai 24.000 volt, generator medan berputar
mempunyai jangkar diam yang disebut stator. Siklus tegangan
yang dibangkitkan tergantung pada jumlah kutub yang digunakan
pada magnet, pada generator yang menggunakan dua kutub dapat
membangkitkan satu siklus tegangan sedangkan pada generator
dengan empat kutub dapat menghasilkan dua siklus tegangan.
Sehingga terdapat perbedaan antara derajat mekanis dan derajat
listrik. Derajat mekanik adalah apabila kumparan atau penghantar
jangkar berputar satu kali penuh atau 360 derajat mekanis
sedangkan derajat listrik adalah jika GGL atau arus bolak-balik
melewati satu siklus berarti telah melewati 360 derajat waktu.
17
2.4 METODE CHARGE DISCHARGE
Battery (Accumulator) merupakan salah satu media
penyimpan energi yang biasa digunakan pada kendaaran
bermotor untuk menyalakan lampu dan sebagainya. Dalam
proyek akhir ini, accumulator digunakan untuk menyimpan
energi listrik yang berasal dari pembangkit listrik tenaga angin.
Penelitian atau percobaan tentang charge/discharge telah
menghasilkan banyak sekali metode yaitu antara lain :
a. Proses charge discharge dengan arus konstan.
Proses charge dan proses discharge dengan arus
konstan yang ditunjukkan pada gambar 2.7-a dan
gambar 2.7-b dapat diambil kesimpulan bahwa,
proses charge discharge akan berakhir ketika waktu
yang telah diset terlampaui atau apabila kapasitas
accumulator yang ditentukan telah terpenuhi.
18
ketika set time terpenuhi atau tegangan pada battery
terpenuhi. Sedangkan proses discharge dengan daya
konstan yang ditunjukkan pada gambar 2.8-b
dilakukan ketika tegangan battery turun dan arus
naik dan discharge berakhir saat set time terlampaui
atau tegangan beban terpenuhi.
19
d. Gambar 2.10 menunjukkan proses discharge dengan
resistansi konstan ketika tegangan battery turun dan
arus juga turun.
20
2.5 ACCUMULATOR
Accumulator atau sering disebut accu (=aki) adalah
salah satu komponen utama dalam kendaraan bermotor, baik
mobil atau motor, semua memerlukan aki untuk dapat
menghidupkan mesin kendaraan (mencatu arus pada dinamo
stater kendaraan). Aki mampu mengubah tenaga kimia menjadi
energi listrik.
Dikenal dua jenis elemen yang merupakan sumber arus
searah (DC) dari proses kimiaiwi, yaitu elemen primer dan
elemen sekunder. Elemen primer terdiri dari elemen basah dan
elemen kering. Reaksi kimia pada elemen primer menyebabkan
elektron mengalir dari elektroda negatif (katoda) ke elektroda
positif (anoda) tidak dapat dibalik arahnya. Maka jika muatannya
habis, maka elemen primer tidak dapat dimuati kembali dan
memerlukan penggantian bahan pereaksi (elemen kering).
Sehingga dilihat dari sisi ekonomis elemen primer dapat
dikatakan cukup boros, contoh elemen primer adalah batu baterai
(dry cells).
Elemen sekunder dalam pemakaiannya harus diberi
muatan terlebih dahulu sebelum digunakan, yaitu dengan cara
mengalirkan arus listrik (secara umum dikenal dengan istilah ’di-
charge’). Akan tetapi, tidak seperti elemen primer, elemen
sekunder dapat dimuati kembali berulang kali. Elemen sekunder
ini lebih dikenal dengan aki. Dalam sebuah aki berlangsung
proses elektrokimia yang reversibel (bolak-balik) dengan
efisiensi yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia
reversibel yaitu di dalam aki saat dipakai berlangsung proses
pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (discharging).
Sedangkan saat diisi atau dimuati, terjadi proses tenaga listrik
menjadi tenaga kimia (charging).
21
Halaman ini sengaja dikosongkan
22
BAB III
PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN SISTEM
3.1 KONFIGURASI SISTEM
Blok diagram secara keseluruhan dari sistem
ditunjukkan pada gambar 3.1. Kincir angin dikopel dengan
generator dan akan berputar karena aliran angin sehingga
generator juga akan berputar dan menghasilkan tegangan.
Sebelum tegangan keluaran dari generator digunakan untuk men-
charge battery terlebih dahulu dikontrol didalam
charge/discharge controller.
23
3.2 PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KINCIR
ANGIN
Proyek akhir ini akan menjelaskan perbedaan antara
pembangkit listrik yang terintegrasi dengan mobil listrik dan
pembangkit listrik yang dibangun diluar dari mobil listrik itu
sendiri. Berikut akan dijelaskan perencanaan dan perancangan
dari masing-masing pembangkit listrik.
24
kebutuhana para petani dalam melakukan penggilingan padi,
keperluan irigasi, dan lain-lain. Kincir angin terdahulu banyak
dibangun di Denmark, Belanda dan negara-negara Eropa lainnya
dan lebih dikenal dengan Windmill. Kincir angin dalam sistem
ini berfungsi sebagai penggerak mula dari generator.
Dalam proyek akhir ini saya menggunakan kincir angin
dengan bentuk blade seperti ditunjukkan pada gambar 3.3.
25
peroleh (tabel 3.1), kita dapat menentukan berapa jumlah blade
yang harus digunakan.
Tabel 3.1: Tipe kincir angin dan kegunaannya
2
Solidity is the percentage of rotor that is not air. “http://www.personal.psu.edu/
jms5037/windmillpp.ppt”
26
Gambar 3.4: Konstruksi dan komponen pendukung kincir angin.
Gambar 3.5: Perbandingan gigi dan bentuk kincir angin untuk mobil
listrik.
27
3.4 PERANCANGAN GEAR RATIO
Roda gigi dalam sistem ini selain berfungsi sebagai
pengait antara kincir angin dengan generator, gear juga
merupakan penggerak mula dari generator dan roda gigi ini
berfungsi untuk mengatur torsi. Penggunaan roda gigi untuk
kincir angin dipilih ukuran yang lebih besar daripada roda gigi
pada generator dengan perbandingan 3:1. perbandingan roda gigi
ini dimaksudkan agar torsi yang dihasilkan kincir lebih besar
daripada torsi generator sehingga putaran generator menjadi lebih
cepat.
28
3.5 PERANCANAAN DAN PERANCANGAN
BATTERY CHARGER
3.5.1 BRIDGE RECTIFIER
Untuk mengantisipasi adanya tegangan bolak-balik dari
output tegangan generator maka perlu diberikan suatu penyearah
tegangan. Disini saya menggunakan rangkaian bridge rectifier.
Jika generator yang kita gunakan merupakan genererator AC
(Alternator) maka harus menggunakan suatu rangkaian
penyearah sebelum masuk ke rangkaian kontrol battery charger.
Namun kali ini meskipun saya menggunakan generator DC saya
tetap menggunakan rangkaian rectifier untuk mengantisipasi
tegangan bolak-balik seperti yang telah disebutkan diawal.
Rangkaian bridge rectifier dalam proyek akhir ini dapat dilihat
pada gambar 3.7 berikut ini:
29
Apple 5 ditunjukkan pada gambar 3.8 seperti yang terlihat
dibawah ini:
30
BAB IV
PENGUJIAN DAN HASIL
4.1 PENGUJIAN KECEPATAN ANGIN
Setiap waktu angin memiliki kecepatan yang selalu
berubah-ubah, oleh karenanya perlu dilakukan pengambilan data
kecepatan angin secara berulang-ulang. Setelah itu dilakukan
perhitungan kecepatan angin rata-rata, agar didapatkan kecepatan
angin secara tepat.
Untuk pengambilan data kecepatan angin, saya tidak
menggunakan alat khusus untuk menghitung kecepatan angin
(anemometer). Tapi saya menggunakan suatu alat sederhana
dengan berdasaran pada konsep kecepatan, yaitu jarak yang
ditempuh per satuan waktu. Jadi saya menggunakan suatu pipa
plastik 1 meter yang bening kemudian saya menaruh sebuah
foam kedalam pipa tersebut. Setelah itu saya catat waktu tempuh
foam itu. Pengambilan data dilakukan berulang-ulang untuk
mendapatkan kecepatan angin rata-rata.
31
4.2 DATA KINCIR ANGIN
Dari kincir angin yang digunakan dalam proyek akhir
ini memiliki data- data sebagai berikut:
Tabel 4.2: Data Kincir angin
Daya Ideal Blade
TSR Torsi (Nm)
(watt) angle (°)
5 0,001938 0,019294 5
Membandingkan data dengan kincir angin yang
menghasilkan output tegangan generator yang lebih besar dari
pengujian sebelumnya, yaitu sebesar 13,94 volt. Data dari kincir
angin yang digunakan ditunjukkan pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3: Data Kincir angin dengan 2 blade
RRotor (m) TSR Torsi (Nm) Gear Ratio
1 6 0,003403 5:1
Dari data kincir angin tersebut, dapat menjelaskan
bahwa ada beberapa hal yang menjadikan kincir angin 2 blade itu
dapat memberikan output tegangan generator lebih besar.
Perbedaan-perbedaan itu antara lain:
1. Radius (jari-jari) kincir angin lebih besar,
memberikan area yang ditangkap oleh kincir lebih
besar. Sehingga daya yang didapat menjadi lebih
besar.
2. Gear ratio yang digunakan lebih besar,
memungkinkan untuk mendapat putaran yang lebih
cepat dengan kecepatan angin yang sama.
3. Torsi dari kincir angin lebih besar, sehingga start
awal kincir angin menjadi lebih besar dan mampu
memberikan momen yang besar untuk memutar
generator.
32
Tabel 4.4: Tegangan output generator
Tegangan (v) Putaran (rpm)
1.39 61
4.7 180
8.02 269
9.31 282
11.37 329
12.26 360
13.9 402
15.47 460
16.1 516
17.19 553
Selanjutnya dilakukan proses pengujian generator
dengan memberikan beban pada generator. Besarnya hambatan
berpengaruh terhadap besarnya putaran generator. Tabel 4.5
menampilkan hasil pengujian generator untuk beban yang
berbeda.
Tabel 4.5: Pengujian generator dengan beban berbeda
Putaran (rpm) Tegangan (v)
Arus (A)
R=1.7k R=4.7k R=1.7k R=4.7k
488 - 16.16 - 0.01
422 - 13.91 - 0.009
345 - 11.4 - 0.008
300 - 9.61 - 0.007
266 - 8.64 - 0.006
240 551 7.06 18.39 0.005
197 471 5.52 15.57 0.004
120 336 4.18 11.08 0.003
92 257 3.01 8.54 0.002
58 180 1.23 4.76 0.001
33
Tabel 4.6: Hasil pengujian kincir dan generator
Tegangan (v) Waktu pengambilan (wib)
7 11.20
4 12.50
5 13.20
8 16.10
Dari data tersebut diatas, tegangan output dari generator
tidak dapat mengisi ulang accu. Hal ini disebabkan karena kincir
angina memiliki area penerimaan angin yang kurang lebar
dengan kecepatan angin yang ada.
4.4 PENGUJIAN PENGISIAN ACCU
Karena desain kincir angin yang tidak sesuai, maka data
pengisian Accu dilakukan simulasi dengan cara mengkopel motor
DC dengan generator. Kemudian data yang dihasilkan
ditampilkan pada tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7: Hasil pengujian pengisian Accu
Tegangan Arus Putaran Tegangan Waktu
Generator (v) (Amp) (rpm) Accu (v) (Jam)
10.56 0.01 310 8.96 1:04:55
11.57 0.019 345 9.91 2:45:20
Dari kondisi awal accu mempunyai tegangan 8.55 Volt.
Setelah melakukan pengisian selama ± 1 jam tegangan di accu
menjadi 8.96 Volt. Dalam simulasi ini power supply untuk motor
DC hanya dapat memutar generator sampai 345 rpm, tidak dapat
lebih dari itu. Perbandingan gear yang saya gunakan 1:3.
34
Pertimbangannya karena dengan berjalan berlawanan dengan
arah angin maka kincir dapat berputar dengan optimal.
Tabel 4.8: Hasil pengujian pembangkit listrik pada mobil listrik
Kecepatan
Arus pengisian (A)
(Km/jam)
30 0.15
30 0.3
40 0.24
Dari data diatas, diukur kondisi awal accu mempunyai
tegangan 8.63 Volt. Kemudian setelah pengujian dan dengan arus
pengisian seperti tabel diatas, dihasilkan tegangan pada accu
menjadi 8.87 Volt. Pengujian saat berjalan searah dengan arah
angin, membutuhkan kecepatan yang tinggi yaitu lebih dari 40
Km/jam. Tidak efisien jika berjalan searah dengan arah angin,
akan membutuhkan energi yang besar sekali.
35
Halaman ini sengaja dikosongkan
36
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setelah melalui proses perencanaan dan pembuatan alat yang
dilanjutkan dengan pengujian alat, maka pada proyek akhir ini
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Proyek akhir ini dinyatakan tidak berhasil. Karena desain
blade yang digunakan pada proyek akhir ini masih belum
sesuai dengan hasil yang diharapkan. Sehingga tegangan
keluaran generator tidak mencapai tegangan yang cukup
untuk mencharger accu.
2. Kincir angin dengan 3 blade yang digunakan dalam
proyek akhir ini memiliki torsi sebesar 0,001938 Nm dan
tegangan keluaran generator sebesar 8 volt dan putaran
generator 269 rpm. Sedangkan kincir angin 2 blade yang
telah digunakan pada proyek akhir sebelumnya memiliki
torsi sebesar 0,003403 Nm dan tegangan keluaran
generator sampai 13.94 volt.
3. Dengan simulasi didapatkan untuk arus 0.019 Amp
dibutuhkan putaran sebesar 345 rpm dan dapat
melakukan isi ulang accu dari 8.96 – 9.91 Volt selama
±2Jam 45Menit.
4. Penerapan pembangkit listrik pada mobil listrik tidak
dapat diterapkan pada mobil listrik karena kecilnya arus
pengisian, dibandingkan dengan besar tegangan yang
digunakan untuk daya mobil listrik.
5.2 SARAN
Agar dapat dikembangkan pada waktu-waktu selanjutnya,
penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Untuk mendesain suatu pembangkit listrik tenaga angin,
harus diperhitungkan desain blade yang sesuai dengan
kecepatan angin didaerah tersebut dan daya yang ingin
dihasilkan.
2. Penggunaan kincir angin dengan diameter besar sangat
dianjurkan untuk membuat pembangkit listrik tenaga
angin jika ingin digunakan untuk mencharger accu.
37
3. Tegangan pengisian accu dari pembangkit idealnya harus
konstan, dan tidak dianjurkan melakukan pengisian accu
menggunakan tegangan yang terlalu besar untuk menjaga
masa pemakaian accu.
4. Untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK), pembangkitan energi listrik pada mobil listrik
dapat digunakan menjadi salah satu alternatif untuk
membantu mengurangi pemakaian energi yang semakin
bertambah.
38
DAFTAR PUSTAKA
[1] Amrullah, F. 2007. Rancang bangun sistem pengisian baterry
charger pada pembangkit listrik tenaga angin. Tugas Akhir.
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. Surabaya
[2] E.W Golding, “Windmills for Water Lifting and the
Generation of Electricity on the Farm,” FAO Internal Working
Bulletin No.17.
[3] Kadir A. 1987. Energi Angin. Dalam: Energi. UI-Pres. 243-
257
[4] NITTETSU ELEX CO., LTD.,NS Cycle Tester (Accumulator
Charge and Discharge Test System), Japan.
[5] United Nations Environment Programme. 2006. Energy
Efficiency Guide for Industry in Asia.
www.energyefficiencyasia.org /docs /ee_modules/indo/ Chapter -
Electric motors (Bahasa Indonesia).pdf
[6] www.mst.gadjahmada.edu/dl/Kincir_Angin.pdf
[7] www.otherpower.com
[8] www.personal.psu.edu/jms5037/windmillpp.ppt
[9] www.windmission.dk/workshop/books.html
[10] Yusuf, A. 2007. Pemanfaatan kincir angin pada ladang
garam sebagai alternatif pembangkit sumber energi listrik
berbasis PID kontroller. Program Kreatifitas Mahasiswa.
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. Surabaya
39
Halaman ini sengaja dikosongkan.
40
PROFIL PENULIS
Penulis lahir dipasuruan 22 tahun yang lalu,
dibesarkan dikeluarga yang sederhana.
Memulai pendidikan di SD Negeri 2
Gajahrejo pada tahun 1993, setelah itu
melanjutkan pendidikan menengah pertama
di SMP Negeri 2 Purwodadi, Penulis
kemudian melanjutkan di sekolah kejuruan
SMK Negeri 1 Purwosari mengambil jurusan
Teknologi Informasi. Kuliah di PENS-ITS
jurusan Teknologi Industri diploma 3.
Biodata Penulis:
Nama : Moh. Saiful Anwar
TTL : Pasuruan, 8 Maret 1986
Alamat : Dsn. Watukopo Ds. Gajahrejo RT.001/006 Purwodadi
Pasuruan 67163
Hp : 628646153975
Hobi : Travelling, Hiking, Olahraga
e-mail : sailuf@gmail.com
kurz.sailuf@hotmail.com
Motto : ”Let it flow like the wind ”-- follow your path !
41