Professional Documents
Culture Documents
Oleh
Badruzsaufari
Mei, 2010
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Contoh ....................................................................................................................... 8
C. Latihan .................................................................................................................... 12
D. Umpan Balik ........................................................................................................... 12
B. Contoh ..................................................................................................................... 22
i
C. Latihan .................................................................................................................... 27
B. Latihan .................................................................................................................... 32
C. Umpan Balik ........................................................................................................... 32
A.2. Supervisi .............................................................................................................. 36
B. Contoh ..................................................................................................................... 38
B. Contoh ..................................................................................................................... 39
C. Latihan .................................................................................................................... 40
A. Konsep ..................................................................................................................... 41
B. Contoh. ................................................................................................................... 47
C. Latihan .................................................................................................................... 48
D. Umpan Balik ........................................................................................................... 48
ii
A.1. Penilaian Kinerja Teknisi dan Laboran. ......................................................... 49
B. Contoh. ................................................................................................................... 54
C. Latihan .................................................................................................................... 57
D. Umpan Balik ........................................................................................................... 57
iii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laboratorium biologi merupakan salah satu fasilitas penting di sekolah
menengah atas (SMA) dan madrasah aliyah (MA) untuk menunjang
keberhasilan dalam pencapaian tujuan pembelajaran biologi. atau kegiatan
ilmiah lainnya. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
tuntutan peningkatan kualitas pembelajaran biologi mengharuskan pengelolaan
laboratorium biologi dilaksanakan secara professional. Untuk itu diperlukan
kepala laboratorium yang memiliki kompetensi manajerial dan organisasi
standar sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 26 Tahun 2008. Kompetensi tersebut meliputi kemampuan
merencanakan dan mengembangkan laboratorium, mengelola kegiatan
laboratorium dan tenaga laboratorium, memantau kegiatan laboratorium
beserta sarana dan prasarana, dan mengevaluasi kegiatan laboratorium serta
aktivitas tenaga laboratorium lainnya seperti teknisi dan laboran.
Kompetensi tersebut memerlukan penterjemahan dalam
implementasinya dalam bentuk kemampuan untuk melakukan pengelolaan di
laboratorium biologi. Modul ini menjelaskan dan memberikan contoh kegiatan
dalam pengelolaan bagi kepala laboratorium untuk dapat mengembangkan
kompetensi manajerial dan organisasi laboratorium biologi. Sehingga, kepala
laboratorium biologi dapat menjalankan tugas dan fungsinya untuk mengelola
laboratorium dengan standar kerja dan mutu yang ditetapkan. Modul ini
mempunyai kaitan yang sangat erat dengan Modul 2 yakni Pengembangan
Kompetensi Manajerial dan Organisasi Laboratorium. Modul 2 tersebut juga
membahas konsep umum organisasi laboratorium, sistem dokumentasi
laboratorium, dan monitoring (pemantauan) serta kaji ulang manajemen
laboratorium. Sehingga modul ini lebih menekankan pada penerapan konsep
sistem dokumentasi dan pemantauan namun tidak melibatkan pembahasan
organisasi sekolah dan beberapa hal yang dianggap sudah tercakup dalam modul
2 tersebut.
1
B. Tugas Pokok dan Fungsi
Kepala laboratorium biologi adalah pengelola laboratorium dengan
mendayagunakan seluruh sumber daya secara terencana, terawasi, dan
terevaluasi. Karena itu secara manajerial dan organisasi seorang kepala
laboratorium biologi memiliki tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) sebagai berikut :
1. Merancang sistem mutu laboratorium.
2. Menetapkan visi, misi, tujuan, serta kebijakan dan tujuan mutu
laboratorium.
3. Menetapkan kebutuhan sumber daya yang diperlukan laboratorium.
4. Menetapkan tanggung jawab, wewenang, dan uraian tugas semua personil
laboratorium, beserta khirarki tugasnya.
5. Menetapkan sistem pemantauan, evaluasi, dan peningkatan tata/kegiatan
laboratorium.
6. Merancang dan menetapkan berbagai prosedur tata kelola laboratorium.
7. Memilih personil laboratorium, dan mengusulkannya kepada kepala untuk
sekolah.
8. Memastikan semua sumberdaya terpelihara dengan baik.
Dalam menjalankan tugas dan fungsi tersebut kepala laboratorium biologi bisa
bertanggung jawab kepada wakil kepala sekolah bidang kurikulum atau kepada
kepala sekolah yang ditetapkan berdasarkan kebijakan sekolah. Selain itu,
seorang kepala laboratorium dalam pelaksanaan tugas sebagai pengelola
laboratorium dapat dibantu oleh teknisi dan laboran yang secara langsung
bertanggung jawab terhadapnya.
2
Kompetensi 2: Mampu mengelola kegiatan laboratorium, dengan indikatornya :
a) Mengkoordinasi kegiatan laboratorium
b) Memantau kegiatan laboratorium
c) Mengevaluasi kegiatan laboratorium
d) Melaporkan hasil kegiatan laboratorium
Kompetensi 3 : Mampu mengelola tenaga laboratorium, dengan indikatornya :
a) Membuat deskripsi kerja bagi teknisi dan laboran
b) Mengkoordinasi kegiatan teknisi dan laboran
c) Mengawasi dan membimbing teknisi dan laboran
d) Melaporkan kegiatan teknisi dan laboran
Kompetensi 4 : Mampu memantau sarana dan prasarana serta pemanfaatan
laboratorium, dengan indikatornya :
a) Memantau kondisi dan keamanan bangunan laboratorium
b) Memantau kondisi dan keamanan alat laboratorium
c) Memantau kondisi dan keamanan bahan laboratorium
d) Melaporkan kondisi dan pemanfaatan laboratorium
Kompetisi 5 : Mampu mengevaluasi kinerja teknisi dan laboran serta kegiatan
laboratorium, dengan indikatornya :
a) Menilai kerja teknisi dan laboran
b) Menilai kinerja teknisi dan laboran
c) Menilai kegiatan laboratorium
d) Mengevaluasi program laboratorium
3
D. Cara Mempelajari Modul
Modul ini terbagi atas enam kegiatan belajar, yakni
1) Kegiatan Belajar 1. Perencanaan Pengembangan Laboratorium Biologi
2) Kegiatan Belajar 2. Perencanaan Pengembangan Sistem Administrasi
Laboratorium Biologi
3) Kegiatan Belajar 3. Pengelolaan Kegiatan Laboratorium Biologi
4) Kegiatan Belajar 4. Pengelolaan Tenaga Laboratorium Biologi
5) Kegiatan Belajar 5. Pemantauan Sarana dan Prasarana Laboratorium Biologi
6) Kegiatan Belajar 6. Evaluasi Kinerja Teknisi dan Laboran serta Kegiatan
Laboratorium Biologi.
Kegiatan
Belajar 1 2 3 4 5 6
Alokasi
Waktu
Teori 3 jam 3 jam 2 jam 2 jam 2 jam 3 jam
4
KEGIATAN BELAJAR 1
PERENCANAAN PENGEMBANGAN LABORATORIUM BIOLOGI
A. Konsep
Laboratorium biologi merupakan sarana vital di SMA dan MA untuk
memenuhi kompetensi pembelajaran biologi atau kegiatan ilmiah lainnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut kegiatan praktikum mestinya sesuai dengan
standar dari kurikulum yang digunakan. Dalam pelaksanaannya, berbagai
masalah yang mempengaruhi capaian kegiatan yang sesuai standar tersebut bisa
muncul. Selain itu dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, perubahan kurikulum atau perubahan visi dan misi sekolah
sebagaimana dinyatakan dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) maka
laboratorium biologi perlu dikembangkan. Untuk itu kepala laboratorium
biologi haruslah membuat rencana pengembangan laboratorium untuk
mengatasi masalah atau mengantisipasi perubahan tersebut.
Kepala laboratorium biologi diharapkan mampu menganalisis kondisi
laboratorium saat ini dan melihat kesenjangan dengan yang ingin dicapai, dan
bisa mencarikan alternatif pemecahan perbedaan tersebut. Penyusunan
rencana pengembangan tersebut dilakukan secara bertahap terdiri atas
evaluasi diri, analisis situasi dan perumusan strategi, pemilihan strategi dan
usulan kegiatan, serta penyusunan program pengembangan. Tahapan dan
format berikut hanyalah sebagai pedoman, improvisasi dapat dilakukan sesuai
dengan kondisi setempat.
A.1. Evaluasi Diri
Kepala laboratorium biologi melakukan pengumpulan serta pemroses
data dan informasi laboratorium baik yang berbasis ICT atau tidak serta
yang berpengaruh secara langsung ataupun tidak langsung terhadap
pemenuhan standar kurikulum atau RPS atau kompetensi yang ditetapkan.
Data yang dikumpulkan bisa berasal dari laboratorium misalnya data untuk
komponen ketenagaan, sarana dan prasarana praktikum, dan data dari
pengguna laboratorium seperti guru dan murid misalnya proses pelaksanaan
praktikum. Data tersebut ditelaah untuk mengetahui kondisinya dan
kesesuaiannya dengan pemenuhan standar serta disusun dalam bentuk
Format A1 (Lampiran 1).
5
A.2. Analisis Situasi dan Perumusan Strategi
Data dan informasi yang diperoleh dari evaluasi diri perlu diolah dan
dianalisis. Salah satu satu cara yang dapat membantu dalam menganalisis
situasi dan merumuskan strategi adalah analisis kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman (KKPA atau SWOT analysis). Kekuatan adalah
keadaan atau potensi semua komponen yang ada di dalam sekolah yang
dapat mendorong atau menciptakan keberhasilan dalam mencapai tujuan
pengembangan, sedangkan kelemahan adalah semua keadaan atau potensi
yang menghambat pencapaian pengembangan. Peluang adalah segala potensi
yang ada di luar sekolah dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan
pengembangan, sebaliknya ancaman adalah segala potensi yang ada di luar
sekolah yang secara langsung atau tidak langsung dapat menghambat atau
menggagalkan pencapaian pengembangan laboratorium. Analisis ini
digunakan untuk merumuskan strategi pemecahan masalah serta
pengembangan dan/atau perbaikan mutu laboratorium biologi secara
sistematis dan terintegrasi. Analisis SWOT dilakukan melalui langkah-
langkah berikut.
1. Identifikasi kelemahan dan ancaman pada semua komponen yang
menjadi prioritas untuk diatasi.
2. Identifikasi kekuatan dan peluang yang dianggap sesuai untuk
mengatasi kelemahan dan ancaman pada langkah 1.
3. Masukan butir-butir hasil identifikasi (langkah 1 dan 2) ke dalam
Format A2 (Lampiran 2). Kekuatan dan kelemahan merupakan faktor
internal yang perlu diidentifikasi dalam laboratorium biologi/sekolah
sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor eksternal dari luar
laboratorium/sekolah, misalnya penawaran pelatihan (peluang) dan
tuntutan mutu lulusan yang baik (ancaman). Langkah 3 ini dapat
dilakukan secara keseluruhan, atau jika terlalu banyak dapat dipilah
menjadi analisis SWOT untuk satu atau beberapa komponen terkait.
4. Rumuskan strategi atau strategi-strategi untuk menangani kelemahan
dan ancaman, termasuk pemecahan masalah, perbaikan, dan
pengembangan program. Jika kekuatan lebih besar dari kelemahan
dan peluang lebih baik dari ancaman maka strategi pengembangan
6
sebaiknya diarahkan kepada perluasan/pengembangan program. Jika
kekuatan lebih kecil dari kelemahan dan peluang lebih kecil dari
ancaman maka disarankan untuk melakukan konsolidasi ke dalam,
melakukan penataan organisasi secara internal dengan memanfaatkan
kekuatan dan peluang yang ada, dan mereduksi kelemahan di dalam
dan ancaman dari luar.
7
sekolah bersinergi dan tidak tumpang tindih, dan mengedepankan
penggunaan sumber daya bersama (resource sharing). Sebaiknya, koordinasi
tersebut dilakukan dalam penyusunan RPS dan rencana anggaran pendapatan
dan belanja sekolah (RAPBS). Selain itu, penentuan indikator keberhasilan
juga penting ditentukan dalam pertemuan tersebut agar menjadi komitmen
bersama untuk mencapainya.
B. Contoh
Empat contoh berikut adalah rangkaian kegiatan yang berurutan dalam
perencanaan pengembangan laboratorium untuk komponen ketenagaan dan
sebagian komponen proses pelaksanaan praktikum. Perlu diperhatikan adanya
keterkaitan dan kesamaan komponen yang dibahas atau dianalisis mulai dari
evaluasi diri, analisis SWOT, pemilihan strategi dan usulan kegiatan, sampai
dengan rencana program dan kegiatan pengembangan dalam contoh berikut.
8
Keahlian/ketrampilan sesuai untuk
penanganan
tanaman
dan hewan
uji
e. Kinerja baik sesuai
f. Sertifikasi belum tidak
B. Proses 1. Kapasitas a. Jumlah rata- 40 Tidak
Pelaksanaan rata/praktikum (maks. 30)
Praktikum b.
2. a. Kualitas percobaan 70 % Belum
Percobaan percobaan 100 %
dlm praktikum
memenuhi
standar
3. .....
C.
9
B.3. Contoh Pemilihan Strategi dan Usulan Kegiatan
10
B.4. Contoh Rencana Program dan Kegiatan Pengembangan
11
C. Latihan
Gunakanlah kondisi sekolah saudara untuk melakukan evaluasi diri komponen
sarana prasarana sampai penyusunan rencana program dan kegiatan
pengembangan melalui tahapan berikut.
Tahap 1. Mengidentifikasi komponen proses pelaksanaan praktikum dan
masukan data kondisi komponen (Format A1).
Tahap 2.Lakukan penilaian terhadap kondisi tersebut berdasarkan
kesesuaiannya dengan standar kurikulum atau RPS atau kompetensi
yang ditetapkan.
Tahap 3. Masukan komponen tersebut dalam sel kekuatan (S) atau sel
kelemahan (W) menurut penilaian yang diberikan pada Format A2.
Tahap 4. Identifikasi data dan informasi dari luar laboratorium yang bisa
menjadi peluang (O) dan ancaman (T) dan masukan dalam dalam sel
yang tepat.
Tahap 5. Rumuskan strategi pemecahan masalah.
Tahap 6. Masukan strategi yang dipilih dalam kolom penyelesaian (Format A3)
dan kelompokan strategi tersebut berdasarkan komponen yang
menjadi kelemahan atau ancaman dalam kolom akar permasalahan
pada Tabel C, lalu tentukan kegiatan yang akan dilakukan.
Tahap 7. Pilih kegiatan yang layak akan dilakukan, masukan ke dalam kolom
kegiatan pada Format A4. Beberapa kegiatan dapat dikelompokan
dalam satu judul program pengembangan suatu komponen.
D. Umpan Balik
Setelah melakukan latihan, semua langkah dan format dalam menyusun
rencana pengembangan laboratorium diharapkan dapat dikuasai. Kegiatan
berikutnya adalah melakukan evalusi diri untuk semua komponen yang
mempengaruhi kapasitas laboratorium untuk memenuhi standar kurikulum atau
RPS atau kompetensi yang ditetapkan dalam pelaksanaan praktikum biologi.
Komponen tersebut diantaranya adalah tenaga laboratorium, sarana dan
prasarana laboratorium, sumber dana dan biaya, guru pembimbing praktikum,
siswa, pengelolaan praktikum, proses pelaksanaan praktikum, dan luaran
praktikum. Selanjutnya lakukan berbagai tahapan proses sampai kepada
penyusunan pengembangan program dan kegiatan. Kemampuan saudara dalam
12
menyusun pengembangan untuk semua komponen menunjukan tingkat
kemampuan dalam menguasai pelajaran dalam kegiatan belajar 1.
13
KEGIATAN BELAJAR 2
PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM ADMINISTRASI
LABORATORIUM BIOLOGI
A. Konsep
Kegiatan laboratorium biologi melibatkan banyak hal yang meliputi
tenaga laboratorium, keuangan, bahan dan alat laboratorium serta fasilitas
lainnya. Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara efektif dan efisien agar
tujuan tercapai sesuai dengan mutu yang dikehendaki karenanya diperlukan
pengelolaan. Pengelolaan laboratorium, selain memerlukan perencanaan, juga
melibatkan, penataan, penggunaan, pemeliharaan ruang, alat dan bahan
praktikum, pengamanan, pengawasan, dan evaluasi serta perbaikan. Dalam
pengelolaan tersebut haruslah ada petunjuk yang mengatur hal-hal terkait
seperti siapa yang bekerja, apa yang dikerjakan, kapan dikerjakan, dan
bagaimana pencatatannya atau dokumentasinya. Semua kegiatan tersebut
dilakukan dengan suatu prosedur operasi standar dan sistem administrasi
laboratorium. Untuk itu kepala laboratorium biologi perlu merencanakan
pengelolaan dengan melakukan pengembangan prosedur operasi standar (POS)
kerja laboratorium dan sistem administrasi yang terdokumentasi. Kegiatan
belajar ini merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan belajar 3 pada modul 2.
Prosedur operasi standar merupakan dokumen level 2 dan bagian sistem
manajemen laboratorium yang melibatkan dan mengatur beberapa orang untuk
melakukan suatu pengelolaan dalam laboratorium. Dalam POS dinyatakan
siapa mengerjakan apa, apa yang dikerjakan, bagaimana hubungan antar
pelaksana, dan kapan dikerjakan, serta sumberdaya apa yang digunakan.
Dokumen POS haruslah ditulis dalam format yang konsisten, contoh format POS
disajikan pada Lampiran 5, dan berisi beberapa hal berikut
1. Identitas dokumen berupa nama sekolah/laboratorium, logo sekolah,
judul SOP, dan nomor dokumen yang spesifik. Penomoran hendaknya
sistematis, menunjukan pengelompokan, membedakan jenis
dokumen, dan konsisten.
2. Nomor terbitan, nomor revisi, tanggal penerbitan dan tanggal revisi.
Nomor terbitan menunjukan urutan penerbitan SOP dalam
laboratorium dan tanggal penerbitan menunjukan tanggal
14
diedarkannya POS tersebut secara resmi untuk diketahui atau
dipelajari dan dilaksanakan oleh fihak terkait. Nomor dan tanggal
revisi menunjukan jumlah dan waktu terakhir terjadinya perubahan
pada POS tersebut.
3. Nama penyusun, pemeriksa, dan yang mengesahkan. Kepala
laboratorium yang bertindak sebagai manajer haruslah menjadi
penyusun POS dan dokumen lainnya seperti instruksi kerja dan
formulir atau rekaman. Pemeriksa dan yang mengesahkan bisa wakil
kepala sekolah dan kepala sekolah, tergantung kebijakan sekolah.
4. Tujuan; menjelaskan alasan disusunnya atau dilaksanakannya
prosedur ini.
5. Ruang lingkup; menjelaskan garis besar prosedur, fungsi, bidang atau
personel yang terkait dengan penggunaan prosedur ini.
6. Acuan; merinci dokumen yang berisi informasi yang diperlukan
sebagai dasar prosedur ini (biasanya diambil dari Panduan Mutu
terkait jika sekolah memilikinya atau surat keputusan atau peraturan
yang berlaku).
7. Tanggung jawab; merinci tanggung jawab fungsi atau personel yang
terkait dengan penggunaan prosedur ini.
8. Definisi/istilah; mendefinisikan istilah-istilah khas yang perlu
diketahui oleh pengguna prosedur ini.
9. Pelaksanaan; menguraikan tindakan personel/bidang yang terkait
dalam suatu kegiatan, siapa melakukan apa, di mana, bilamana, dan
bagaimana. Dalam uraian tindakan ini perlu disebutkan nomor
instruksi kerja yang mendukung kegiatan.
10. Dokumen terkait; merinci dokumen yang terkait dengan prosedur ini
seperti instruksi kerja (IK) atau form
Prosedur operasi standar dapat mencakup berbagai tugas/kerja,
misalnya koordinasi kegiatan praktikum, penyusunan jadwal, penataan alat
atau bahan, penggunaan dan pengamanan alat dan bahan. Prosedur operasi
standar (POS tidaklah terlalu rinci. Pengaturan yang lebih rinci dan umumnya
hanya melibatkan satu orang pelaksana untuk suatu kerja, biasanya diatur
dengan instruksi kerja (IK).
15
Instruksi kerja menjelaskan langkah/tahapan pekerjaan yang lebih rinci
mengenai cara yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan tertentu
yang biasanya terkait dengan dokumen yang levelnya lebih tinggi, yakni
prosedur. Instruksi kerja merupakan dokumen level 3 yang biasanya berisi
tujuan, ruang lingkup, isi instruksi kerja, dan daftar dokumen terkait. Contoh
format instruksi kerja disajikan pada Lampiran 6. Acuan dan dokumen terkait
pada contoh format tersebut merujuk kepada prosedur yang menjadi dasar
dibikinnya instruksi kerja tersebut. Selain itu dokumen terkait lainnya juga
bisa merujuk kepada form yang terkait dengan instruksi kerja tersebut.
Instruksi kerja dapat berupa petunjuk pengoperasian alat tertentu, petunjuk
cara pengisian suatu form, atau petunjuk identifikasi kerusakan alat. Dalam
instruksi kerja suatu alat bisa dimasukan tindakan pemeliharaan terhadap alat
tersebut.
Form adalah formulir atau rekaman yang tergolong dalam dokumen level
4 dan digunakan untuk mencatat hasil suatu kegiatan atau keadaan/kondisi
sesuatu sesuai instruksi kerja serta barang-barang bukti yang diperoleh
berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan tersebut. Form dapat berupa beberapa
jenis misalnya form permintaan praktikum, data ruangan, daftar alat
laboratorium, rekaman data pelatihan, kartu riwayat alat, program kegiatan,
dan denah atau bagan. Format form adalah beragam tergantung dari jenis
form dan kebutuhan laboratorium. Namun form setidaknya mempunyai nama
laboratorium dan sekolah serta logo, dan nomor form yang menunjukan
keterkaitannya dengan IK atau prosedur (Lampiran 7). Form ditandatangani
oleh pembuat/pengisi form dan diketahui atau disetujui oleh atasan langsung
misalnya kepala laboratorium atau kepala sekolah, hal ini tergantung pada
pentingnya form tersebut.
Dengan memahami penyusunan POS dan dokumen terkait, kepala
laboratorium biologi dapat merencanakan pengelolaan laboratorium sekaligus
mengembangkan administrasi laboratorium. Tabel 1 adalah komponen
pengelolaan yang ada di dalam laboratorium biologi yang disesuaikan dengan
Permendiknas No. 26 Tahun 2008 untuk kompetensi manajerial bagi kepala
laboratorium. Kepala laboratorium dapat menggunakan tabel tersebut sebagai
guideline dalam penyusunan dokumen untuk pengelolaan dan sistem
16
administrasi laboratorium. Perlu diperhatikan bahwa suatu komponen tidak
selalu memiliki ketiga level dokumen, tergantung dari keperluan pengelolaan.
Beberapa komponen tidak masuk dalam tabel tersebut misalnya pendanaan
yang tergantung pada kebijakan sekolah masing-masing. Semua dokumen yang
telah selesai dan diterbitkan dimuat dalam Daftar Dokumen Pengelolaan yang
memuat jenis dokumen, nomor, judul, tanggal terbit dan tanggal berlaku.
17
Tabel 1. Komponen dan dokumen pengelolaan laboratorium biologi yang perlu
disusun oleh kepala laboratorium biologi
Komponen Dokumen
Pengelolaan
Prosedur Instruksi Kerja Form
1. Organisasi
a. Struktur a. Denah struktur
- - organisasi
laboratorium
2. Ketenagaan
a.Kualifikasi dan Identifikasi, Petunjuk evaluasi a.Rekaman kualifikasi
Kompetensi pelaksanaan dan pelatihan tenaga
Tenaga evaluasi pelatihan laboratorium
Laboratorium tenaga b. Daftar identifikasi
laboratorium pelatihan
c.Tabel jadwal,
materi, dan tempat
pelatihan
d.Rekaman evaluasi
dan laporan
pelatihan
b.Deskripsi , Pembuatan jadwal - a. Daftar rincian
jadwal kerja kerja teknisi dan tugas
laboran b. Tabel jadwal
tugas
c. Supervisi Supervisi kegiatan - a. Rekaman
teknisi dan laboran supervisi
b. Laporan supervisi
d. Evaluasi Evaluasi kinerja dan a. Petunjuk a. Laporan kinerja
kerja teknisi dan pembuatan
kinerja
laboran laporan kinerja b. Form penilaian
b. Petunjuk kinerja
Penilaian
3. Ruang dan
bangunan
laboratorium
a.Penataan dan Penataan dan a. Inventarisasi a.Denah tata ruang;
Inventarisasi inventarisasi ruangan denah jaringan
ruangan ruangan b. Tata letak listrik, air, dan
fasilitas ruangan gas
b.Daftar Inventaris
Ruangan
b.Pemantauan Pemantauan a. Pengecekan a.Rekaman
Kondisi, kondisi, keamanan, listrik pemantauan
Keamanan, dan dan pemanfaatan b. Pengecekan gas b.Rekaman
Pemanfaatan ruang dan bangunan c. Pengecekan air pemanfaatan
d. Kebersihan dan c. Daftar usulan
keamanan ruang perbaikan
laboratorium ruang/bangunan
b. Laporan bulanan
c. Laporan tahunan
18
Tabel 1. Lanjutan
4. Alat
laboratorium
a. Penataan dan Penataan, a. Inventarisasi alat a. Daftar inventaris
Inventarisasi penyimpanan dan b. Tata letak dan alat laboratorium
inventarisasi alat penyimpan alat b. Daftar suku
laboratorium lab cadang dan
c. Tata letak dan perkakas untuk
penyimpanan perbaikan
suku cadang dan
perkakas untuk
perawatan dan
perbaikan
b. Penggunaan a. Tatacara a. Petunjuk a. Kartu alat
dan penggunaan alat Penggunaan alat b. Form
pemeliharaan b. Petunjuk peminjaman alat
alat Pemeliharaan c. Laporan
b. Tatacara alat penggunaan alat
perencanaan c. Daftar kebutuhan
kebutuhan alat alat dan suku
dan suku cadang cadang
d. Daftar bahan dan
perkakas untuk
perbaikan
peralatan
e. Daftar usulan
alat
laboratorium,
suku cadang,
bahan dan
perkakas
perbaikan
f. Daftar
penerimaan alat
laboratorium,
suku cadang,
bahan dan
perkakas
perbaikan
g. Tabel jadwal
perawatan dan
usulan perbaikan
alat
c. Pemantauan a. Pemantauan a. Identifikasi a. Rekaman
kondisi dan kondisi dan kerusakan alat pemantauan
keamanan keamanan alat b. Rekaman
alat serta b. Perawatan dan identifikasi
perbaikan b. Tatacara perbaikan alat kerusakan
alat perawatan dan c. Rekaman
perbaikan perawatan dan
perbaikan
d. Daftar usulan
perbaikan alat
19
Tabel 1. Lanjutan
5. Bahan
Laboratorium
a. Penataan dan Penataan, a. Inventarisasi a. Daftar inventaris
Inventarisasi penyimpanan dan bahan bahan
inventarisasi bahan b. Tata letak dan laboratorium
laboratorium penyimpan bahan
lab
20
Tabel 1. Lanjutan
21
B. Contoh
Berikut ini adalah contoh prosedur, instruksi kerja, dan form yang
digunakan dalam proses identifikasi, pelaksanaan, dan evaluasi pelatihan
tenaga laboratorium untuk komponen pengelolaan kualifikasi dan kompetensi
tenaga laboratorium pada Tabel 1. Contoh prosedur, instruksi kerja dan form
dibikin secara berangkai sehingga memudahkan untuk memahami ketelusuran
proses dan keterkaitan dokumen, sebagai contoh cara penomoran untuk
prosedur, IK, dan form serta komponen pengelolaan menunjukan adanya
hubungan satu sama lain.
22
Format B1. Contoh prosedur identifikasi, pelaksanaan, dan evaluasi pelatihan
tenaga laboratorium
No.Bagian : 01/PR-2-LBIO-
SMA/2010
PROSEDUR Edisi/Revisi : 1/0
Tanggal Penerbitan : 5 Mei
2010
Tanggal Revisi : -
Tgl berlaku : 5 Jun 2010
IDENTIFIKASI, PELAKSANAAN, DAN Halaman : 1 dari 2
SMA-BZ EVALUASI PELATIHAN TENAGA halaman
LABORATORIUM BIOLOGI
1. Tujuan
Untuk meningkatkan kemampuan unjuk kerja personil laboratorium agar sesuai
dengan standar tenaga laboratorium sekolah/madrasah.
2. Ruang lingkup
Prosedur ini untuk menentukan pelatihan bagi tenaga laboratorium di
laboratorium biologi SMA-BZ
3. Acuan
Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008
Kurikulum SMA-BZ
4. Tanggung jawab
1. Kepala laboratorium menginventaris latar belakang pendidikan dan
merumuskan kebutuhan pelatihan, mengusulkan jadwal, materi dan tempat
latihan, serta mengevaluasi hasil pelatihan.
2. Wakil kepala sekolah (Wakasek) memeriksa kelayakan usulan.
3. Kepala sekolah mempertimbangkan usulan
5. Definisi/istilah
Wakasek adalah singkatan dari wakil kepala sekolah.
6. Pelaksanaan
1. Kepala laboratorium mengiventarisasi latar belakang pendidikan dan
pelatihan personil yang pernah diikuti disusun dalam form 01/FR-01/LBIO-
SMA/2010.
2. Kepala laboratorium merumuskan kebutuhan pelatihan dengan berdasarkan
satu atau lebih hal berikut :
a. Kompetensi yang dipersyaratkan berdasarkan Permendiknas Nomor 26
23
Tahun 2008 dan kurikulum
b. Evaluasi kinerja dan kerja teknisi dan laboran
c. Supervisi
d. Survei pengguna laboratorium
3. Kepala laboratorium berdasarkan form 01/FR-01/LBIO-SMA/2010 dan butir
no. 2 di atas mengidentifikasi tenaga laboratorium yang memerlukan
pelatihan serta menentukan tujuan dan jenis pelatihan ditulis dalam form
02/FR-01/LBIO-SMA/2010.
4. Kepala laboratorium mengusulkan jadwal, materi, dan tempat pelatihan
personil serta pendanaan (form 03/FR-01/LBIO-SMA/2010) kepada wakasek
untuk diperiksa kelayakannya selanjutnya dipertimbangkan oleh kepala
sekolah untuk disetujui.
5. Tenaga laboratorium melaksanakan pelatihan
6. Kepala laboratorium menilai efektivitas hasil pelatihan berdasarkan instruksi
kerja No : 01/IK-01/ 01/LBIO-SMA/2010.
7.Kepala laboratorium membuat laporan hasil evalusi pelatihan (form 04/FR-
01/LBIO-SMA/2010) yang diketahui oleh wakasek untuk diarsipkan dan
diserahka kepada kepala sekolah
8.Kepala laboratorium memperbaharui rekaman kualifikasi tenaga laboratorium
yang bersangkutan (01/Form-01/LBIO-SMA/2010).
7. Dokumen terkait
1. 01/FR-01/2/LBIO-SMA/2010 : Rekaman kualifikasi tenaga laboratorium
2. 02/FR-01/2/LBIO-SMA/2010 : Daftar identifikasi pelatihan
3. 03/FR-01/2/LBIO-SMA/2010 : Tabel jadwal, materi, dan tempat pelatihan
4. 04/FR-01/2/LBIO-SMA/2010 : Rekaman evaluasi dan laporan pelatihan
Disusun oleh: Diperiksa oleh: Disetujui oleh:
Kepala Laboratorium Wakasek bidang kurikulum Kepala Sekolah
24
Format B.2. Contoh instruksi kerja petunjuk evaluasi pelatihan
25
Format B3. Contoh form rekaman evaluasi dan laporan pelatihan
.................................... ....................................
26
C. Latihan
Buatlah draft satu prosedur dari salah satu komponen pengelolaan pada
Tabel 1. Gunakanlah Format B1 dalam penulisan tersebut. Untuk menyusun
prosedur, langkah-langkah berikut akan sangat membantu
1. memahami tujuan sub komponen pengelolaan,
2. menginventarisasi personil terlibat,
3. memahami bagaimana interaksi personil dalam proses, jika perlu
dibantu dengan bagan alir, dan
4. mengetahui bentuk instruksi kerja dan form terkait.
Mintalah teknisi anda untuk membaca draft tersebut dan memahaminya.
Apakah teknisi tersebut bisa memahami sesuai dengan yang anda inginkan ? Jika
teknisi belum memahami, tinjau ulang dan editlah draft tersebut.
D. Umpan Balik
Setelah melakukan latihan pembuatan POS, kegiatan berikutnya adalah
membaca buku/artikel manajemen pengelolaan laboratorium agar dapat
lebih memahami komponen dan sub komponen pengelolaan pada Tabel 1 (lihat
sumber bacaan). Setelah itu, susunlah prosedur, IK, dan form untuk komponen
pengelolaan pada Tabel tersebut. Perlu diketahui bahwa kepala laboratorium
biologi selain harus memahami manajemen pengelolaan, juga perlu mengetahui
teknis pemakaian alat laboratorium biologi seperti mikroskop, laminar air-flow,
autoclave dan teknik penyimpanan beberapa bahan untuk media mikroba,
sehingga akan memudahkan dalam penyusunan IK.
Perancangan semua dokumen pada Tabel 1 merupakan perencanaan
suatu pengelolaan laboratorium dan dari penerapan dokumen tersebut tercipta
administrasi laboratorium. Sistem ini dapat dikembangkan dengan menentukan
mutu yang ingin dicapai untuk setiap komponen pengelolaan dalam suatu
dokumen Panduan Mutu. Dokumen ini merupakan level tertinggi (level I)
sedangkan dokumen lainnya, yang levelnya lebih rendah yakni prosedur, IK,
dan form disesuaikan dengan panduan mutu (lihat kegiatan belajar 3 pada
modul 2).
27
KEGIATAN BELAJAR 3
PENGELOLAAN KEGIATAN LABORATORIUM BIOLOGI
A. Konsep
Laboratorium biologi sekolah menengah atas atau madrasah biasanya
lebih banyak melayani kegiatan praktikum daripada kegiatan ilmiah lainnya
seperti karya ilmiah siswa atau penelitian guru. Kegiatan praktikum dalam satu
semester melibatkan kelas yang berbeda-beda dan beberapa guru pembimbing
serta materi praktikum yang beragam. Praktikum biologi di sekolah juga
menggunakan berbagai peralatan seperti alat bedah, alat gelas, mikroskop, dan
lain-lain serta berbagai bahan kimia misalnya untuk percobaan enzim dan
bahan makanan. Namun ruangan laboratorium, tenaga laboratorium, serta
bahan dan alat praktikum adalah terbatas. Karena itu ketersediaan
sumberdaya seperti jumlah pengguna laboratorium dan waktu yang tersedia
bagi pengguna perlu dikelola sedemikian rupa agar kegiatan laboratorium
mencapai sasaran kualitas yang diinginkan sesuai dengan kurikulum yang
digunakan. Untuk memudahkan, pengelolaan antara kegiatan praktikum dan
kegiatan ilmiahnya diatur dengan prosedur yang berbeda (Tabel 1, Kegiatan
Belajar 2).
Pengelolaan kegiatan praktikum agar mencapai sasarannya seperti yang
dimaksudkan di atas setidaknya terdiri atas tiga bagian yakni persiapan,
pelaksanaan dan pemantauan, dan evaluasi serta pelaporan kegiatan
laboratorium. Persiapan praktikum adalah sangat penting yang melibatkan
beberapa hal berikut
1. Koordinasi dengan guru pembimbing praktikum. Dalam kegiatan ini
beberapa informasi penting dapat diperoleh guru pembimbing seperti
a) kelas pengguna, nama dan jumlah praktikan, dan waktu yang
diusulkan untuk praktikum,
b) jenis percobaan dalam praktikum termasuk kebutuhan akan jumlah
dan jenis bahan serta alat yang diperlukan, dan
c) indikator percobaan sebagaimana yang dikehendaki dalam kurikulum
yang digunakan.
Informasi yang diberikan oleh fihak laboratorium biologi setidaknya adalah
28
29
stoples bekas selai untuk pembiakan lalat buah oleh laboran sedangkan
biakan bakteri dan jamur oleh teknisi. Waktu persiapan bahan-bahan
tersebut perlu diperhitungkan dengan tepat agar bisa digunakan pada
waktunya, misalnya umur dan jumlah sel bakteri dalam biakan menentukan
keberhasilan percobaan.
5. Teknisi menyiapkan instruksi kerja (IK) petunjuk penggunaan alat dan
penuntun praktikum.
6. Laboran mempersiapkan form-form yang digunakan dalam kegiatan
praktikum lihat form dalam komponen pengelolaan 6, Tabel 1, Kegiatan
Pembelajaran 2.
Semua langkah persiapan tersebut sebaiknya diselesaikan dengan jangka waktu
paling lambat dua minggu sebelum awal masa praktikum suatu semester
dimulai.
Pelaksanaan praktikum dimulai setelah guru pembimbing mengajukan
Formulir Permohon Praktikum untuk satu mata praktikum. Pelaksanaan
praktikum dilayani oleh teknisi dan laboran dengan tugas seperti berikut
1) teknisi menyiapkan paket bahan siap pakai seperti larutan dengan
konsentrasi tertentu atau media biakan mikroba atau menyiapkan rangkaian
peralatan seperti respirometer yang sesuai dengan penuntun praktikum,
2) laboran menyiapkan bahan dan peralatan sesuai dengan kebutuhan menurut
penuntun praktikum.
Selama praktikum berlangsung laboran melayani guru dan praktikan, selain itu
laboran mengisi Formulir Pemakaian Bahan dan Formulir Pemakaian Alat yang
diketahui oleh guru pembimbing praktikum.
Kegiatan mulai dari persiapan dan selama masa praktikum berlangsung
dalam satu semester harus dipantau oleh kepala laboratorium biologi.
Pemantauan bisa dilakukan secara periodik atau tak terduga untuk memastikan
bahwa pelaksanaan praktikum sesuai dengan rencana dan mencarikan
pemecahan masalah jika ditemui dalam pelaksanaan tersebut. Untuk itu,
kepala laboratorium menyusun prosedur pemantauan yang sedikitnya
menyangkut kapan, apa, bagaimana, dan siapa yang dipantau serta apa
penyelesaian yang akan dilakukan jika ditemukan adanya masalah selama
pelaksanaan praktikum. Item yang dipantau adalah input yang berasal dari
30
31
B. Latihan
Kegiatan laboratorium tidak hanya praktikum, namun juga kegiatan
ilmiah lainnya seperti karya ilmiah siswa dan penelitian guru. Kedua kegiatan
terakhir ini tampaknya tidak terlalu tepat dikelola seperti praktikum reguler
yang dinarasikan pada bagian A di atas. Namun, pelaksanaan suatu kegiatan
biasanya mempunyai pola yang sama yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan. Untuk itu buatlah outline (garis besar)
pengelolaan kegiatan seperti karya ilmiah siswa atau penelitian guru, yang
ditulis secara berurutan dengan menggunakan penomoran.
C. Umpan Balik
Setelah mempelajari konsep pengelolaan praktikum dan pembuatan
outline pengelolaan kegiatan ilmiah lainnya, kepala laboratorium diharapkan
sudah menangkap alur proses pengelolaan, keterlibatan tenaga laboratorium
dan sumber daya. Kegiatan selanjutnya adalah kepala laboratorium biologi
diharapkan mampu menyusun
1) prosedur pelaksanaan praktikum
2) prosedur pelaksanaan ilmiah lainnya
32
33
KEGIATAN BELAJAR 4
PENGELOLAAN TENAGA LABORATORIUM BIOLOGI
A. Konsep
Laboratorium biologi atau laboratorium lainnya di SMA diperkirakan
akan mengalami perkembangan yang pesat sesuai dengan tuntutan kualitas
pendidikan yang diinginkan. Misalnya, perubahan dari Kurikulum Nasional 2006
(KTSP) ke kurikulum yang diadaptasikan dengan kurikulum berstandar
internasional, seperti kurikulum Cambridge, sudah tentu akan membawa
perubahan tuntutan terhadap laboratorium. Perkembangan ini membawa
implikasi semakin banyaknya pekerjaan laboratorium yang akan ditangani oleh
kepala laboratorium, teknisi, dan laboran. Karena itu kepala laboratorium
diharapkan mampu melakukan pengorganisasian terhadap tenaga laboratorium,
waktu, dan fasilitas atau alat yang diperlukan dalam bekerja. Dalam
pengorganisasian ini kepala laboratorium perlu menempatkan tenaga
laboratorium pada posisi yang kompetensi dan minatnya sesuai dengan orang
tersebut. Kepala laboratorium haruslah mengenal persyaratan kompetensi
untuk posisi tersebut dan tugas yang harus dilakukan oleh tenaga laboratorium
tersebut. Untuk itu kepala laboratorium biologi mampu merumuskan tugas
teknisi dan laboran.
35
memelihara hewan percobaan seperti mencit dan lalat buah. Tugas bagi teknisi
adalah membuat peralatan percobaan sederhana, misalnya respirometer yang
terbuat dari botol selai, sumbat gabus, dan pipa kaca atau selang kateter kecil.
Tugas teknisi dan laboran yang dirinci pada Format D1 adalah relatif
banyak dan beberapa diantaranya ada yang tumpang tindih. Pengaturan
diperlukan agar tidak terjadi aktivitas yang berbenturan dan berakibat pada
tidak efisiennya kerja teknisi dan laboran. Selain itu, pengaturan jadwal kerja
yang terformat dalam bentuk tabel dapat digunakan untuk melihat peta
pembagian tugas. Penentuan jadwal kerja teknisi dan laboran sebaiknya
mengacu kepada tugas mereka yang dirumuskan dalam Format D1. Dalam
format tersebut bisa diketahui bahwa tugas yang mereka kerjakan ada yang
bersifat periodik dan rutin. Periode kegiatan yang melibatkan teknisi dan
laboran pada Format D1 adalah sekitar 1 semester atau 6 bulan sedangkan
periode kegiatan kepala laboratorium bisa 1 tahun seperti kegiatan evaluasi
dan perbaikan program laboratorium, meskipun periode ini bisa diubah menjadi
6 bulanan yang tergantung pada kebijakan pengelolaan. Karena itu jadwal
kerja dapat dibuat dalam dua tabel yakni jadwal periodik 6 bulanan dan
jadwal harian untuk satu bulan. Jadwal periodik dapat disusun dalam kelompok
komponen pengelolaan (Lampiran 11). Dari jadwal tadi dapat diturunkan
jadwal untuk periodik yang lebih singkat misalnya bulanan atau mingguan
tergantung dari kegiatan komponen pengelolaan. Jadwal untuk komponen
kegiatan laboratorium dapat dibuat menjadi periode mingguan disaat masa
kegiatan praktikum dilakukan.
A.2. Supervisi
Seluruh kegiatan laboratorium adalah tanggung jawab kepala
laboratorium. Dengan kata lain seorang kepala laboratorium biologi dapat
melakukan semua pekerjaan yang ada di dalam laboratorium. Namun karena
keterbatasan waktu dan tenaga maka pekerjaan tersebut dilimpahkan atau
didelegasikan kepada teknisi dan laboran. Tugas yang diberikan kepada
keduanya sudah tentu berbeda karena keduanya keduanya mempunyai
kompetensi yang berbeda. Teknisi dan laboran diharapkan mampu
mengerjakan tugas-tugasnya sebagaimana harapan kepala laboratorium.
Seorang teknisi yang mempunyai kemampuan menjalankan tugas secara mandiri
36
bisa saja dalam menjalankan pekerjaannya tidak sesuai dengan harapan atau
prosedur. Hal ini bisa terjadi karena kekeliruan dalam mentafsirkan perintah
atau prosedur atau karena adanya teknik atau analisis yang baru diterapkan
dalam laboratorium. Demikian juga bisa terjadi dengan laboran yang secara
umum kemampuan teknis dan administrasinya tidak melebihi teknisi. Untuk
itu, kepala laboratorium biologi perlu melakukan pengawasan dan pembinaan
yang terencana (supervisi) untuk perbaikan kinerja tenaga laboratorium
tersebut (pengembangan profesionalisme), pengendalian kualitas, dan
penumbuhan motivasi.
Agar supervisi efektif, kepala laboratorium biologi setidaknya
mempunyai ketrampilan teknis, administratif dan interpersonal. Ketrampilan
teknis ini menunjang kepala laboratorium dalam memberikan arahan dalam
pengelolaan laboratorium, misalnya mengarahkan teknisi dalam membuat
media mikroba agar tidak terkontaminasi. Sedangkan ketrampilan
administratif antara lain mencakup pengetahuan dan keterampilan membuat,
mematuhi POS, IK, membuat laporan, membuat proposal, dan melakukan
pekerjaan administrasi laboratorium lainnya yang sesuai dengan jenis
pekerjaan yang ditekuni. Untuk itu, kepala laboratorium harus selalu
meningkatkan diri sesuai dengan tuntutan kualitas laboratorium. Dalam hal
tertentu, ketika ketrampilan kepala laboratorium biologi atau kondisi tidak bisa
mendukung perbaikan tersebut bisa dilakukan misalnya dengan pelatihan ke
luar (lihat contoh prosedur Format B1, Kegiatan Belajar 2). Ketrampilan
interpersonal diperlukan oleh kepala laboratorium untuk mengelola hubungan
baik dengan berbagai pihak seperti tenaga laboratorium, guru pembimbing,
siswa praktikan, pimpinan sekolah, dan guru lainnya. Keterampilan ini juga
mencakup kemampuan menangani konflik di tempat kerja dan menangani
tenaga laboratorium yang sulit diajak bekerja sama.
Pelaksanaan supervisi bisa dilakukan dalam beberapa tahapan berikut
1) melakukan pemantauan dan evaluasi kegiatan praktikum (Kegiatan Belajar
3), evaluasi kinerja tenaga laboran (Kegiatan belajar 6), atau mencatat
temuan insidental,
2) mengamati hasil kegiatan dan mencatat hal-hal yang perlu adanya
perbaikan atau peningkatan (temuan),
37
B. Contoh
Contoh berikut adalah rincian tugas teknisi dan laboran disusun dari
prosedur pengelolaan kegiatan praktikum yang dipaparkan dalam Kegiatan
Belajar 3. Contoh tersebut hanya memuat persiapan dan pelaksanaan
praktikum. Berdasarkan contoh tersebut, diharapkan kepala laboratorium
dapat menyusun rinciran tugas teknisi dan laboran secara lengkap dengan
format form yang bisa berbeda.
38
B. Contoh
LABORATORIUM BIOLOGI – SMA BZ
.......................................... ..........................
C. Latihan
Sebuah sekolah SMA/MA memiliki satu orang teknisi dan laboran serta
baru saja mendapat bantuan sebuah mikroskop cahaya dengan sumber listrik
yang dilengkapi dengan gratikul okuler dan mikrometer objek. Teknisi telah
mendapat pelatihan untuk menggunakan spektrofotometer tersebut.
Spektrofotometer tersebut digunakan dalam praktikum pada semester lalu
untuk mengukur panjang sel epidemis daun Rhoeo discolor. Hasil pengukuran
praktikan adalah sangat berbeda dengan ukuran sel tersebut menurut pustaka.
Laporan pemantauan menunjukan tidak adanya IK penggunaan gratikul okuler.
Hasil evaluasi praktikum atas kepuasan pengguna dari guru dan siswa
menunjukan 60 % tidak puas dengan layanan teknisi dan laboran. Lakukan
perekaman atas temuan di atas, carilah kemungkinan akar permasalahan
ketidakberhasilan siswa dalam pengukuran tersebut, dan usulkan aspek yang
akan diperbaiki. Rekam kegiatan supervisi ini pada Form D3 dan lengkapi form
tersebut.
D. Umpan Balik
Setelah menyelesaikan latihan di atas, anda diharapkan sudah
memahami cara membuat rincian tugas teknisi dan laboran, membuat jadwal
kerja teknisi dan laboran, dan melakukan supervisi terhadap teknisi dan
laboran. Kegiatan selanjutnya adalah membuat prosedur pembuatan jadwal
teknisi dan laboran serta prosedur supervisi terhadap teknisi dan laboran.
Perlu diingat bahwa format form dalam modul ini bukan sesuatu yang mutlak,
modifikasi atau bentuk alternatif lain namun tetap menjaga konsistensi bisa
digunakan. Selain itu hal yang paling penting adalah menyusun rincian tugas
dan jadwal anda sebagai kepala laboratorium biologi.
40
KEGIATAN BELAJAR 5
PEMANTAUAN SARANA DAN PRASARANA
LABORATORIUM BIOLOGI
A. Konsep
Sarana laboratorium seperti alat dan bahan percobaan serta prasarana
seperti bangunan, suplai listrik dan air sangat mempengaruhi keberhasilan
kegiatan dalam laboratorium. Kondisi sarana dan prasarana yang selalu terjaga
dalam keadaan baik dan normal adalah sangat penting. Beberapa prasarana
dan sarana tadi bisa mengalami gangguan atau kerusakan baik karena keadaan
alam, penggunaan yang tidak tepat, atau faktor lainnya yang mempengaruhi
keamanannya. Pengecekan akan adanya gangguan atau kerusakan diawal akan
dapat mencegah kerusakan yang lebih parah, menghindari gangguan saat
kegiatan laboratorium berlangsung, dan bisa mencegah kecelakaan yang
mungkin timbul.
Pemantauan dengan melakukan pengecekan secara periodik adalah
salah satu cara efektif dalam menemukan gangguan atau kerusakan sebelum
berkembang menjadi lebih parah. Pemantauan kondisi dan keamanan sarana
dan prasarana laboratorium memerlukan kemampuan untuk mengetahui
keadaan normal dan tidak normal sarana dan prasarana tersebut. Untuk alat
atau bahan tertentu keadaan tersebut ada yang dapat diketahui dengan mudah
tapi ada juga yang memerlukan alat pengetes atau pengujian. Pada dasarnya,
akal sehat dapat digunakan di langkah awal pemantauan untuk mengetahui
perbedaan tersebut. Selain itu perlu adanya cara sistematis dan ketrampilan
teknis agar pemantauan menjadi efektif. Pemantauan merupakan tanggung
jawab kepala laboratorium dan dalam hal tertentu seperti pemeriksaan
kebocoran arus listrik dapat meminta kepada profesional untuk melakukan
pengecekan. Karenanya, kepala laboratorium biologi harus mengembangkan
prosedur pemantauan kondisi dan keamanan alat sebagaimana juga prosedur
pemantauan untuk bangunan dan bahan laboratorium (Tabel 1. Kegiatan
Belajar 2).
41
serta alat pemadam kebakaran. Keadaan fisik bangunan seperti atap, ventilasi,
jendela dan pintu darurat laboratorium perlu diperiksa fungsinya karena kondisi
fisik tersebut secara langsung mempengaruhi langsung kondisi ruangan seperti
kelembaban, temperatur, dan penyinaran. Ketiga kondisi ini pada akhirnya
mempengaruhi terhadap keamanan alat dan bahan laboratorium terutama saat
penyimpanan. Keselamatan, kesehatan dan kenyamanan pengguna
laboratorium juga bisa dipengaruhi. Kelembaban yang tinggi dan buruknya
sirkulasi udara mengganggu siswa dalam praktikum dan bahkan bisa menggangu
kesehatan. Pintu darurat yang tidak berfungsi atau gagal dibuka saat evakuasi
jika terjadi kebakaran, atau kebocoran gas, ataupun tumpahan bahan kimia
yang menghasilkan uap berbahaya seperti amoniak atau klorofom adalah sangat
menentukan keselamatan dan kesehatan pengguna.
Jaringan listrik dalam ruangan termasuk lampu, stop kontak, soket, dan
saklar perlu diperiksa secara rutin keadaan fisik dan fungsinya serta kesediaan
arus. Jaminan adanya aliran listrik yang berfungsi dengan aman saat praktikum
memberikan rasa kenyamanan dalam kegiatan belajar. Ketersediaan air dalam
laboratorium misalanya untuk mencuci alat gelas atau untuk mencuci tangan di
wastafel sebelum keluar ruangan juga sangat penting dalam menunjang
kelancaran praktikum dan menjaga kesehatan pengguna laboratorium. Kepala
laboratorium perlu memastikan kran berfungsi dengan baik dan tidak ada
kebocoran baik di meja praktikum maupun di lantai. Suplai gas juga bisa ada
pada laboratorium SMA/MA dari perusahan gas atau tabung gas. Pemeriksaan
rutin dan berkala pada kran/klep, pipa/selang, dan regulator menurunkan
resiko kecelakaan. Pemeriksaan berkala pada semua jaringan tersebut
hendaknya dilakukan oleh kepala laboratorium yang didampingi oleh teknisi.
Hal yang paling penting dalam pemantauan tersebut adalah tindakan segera
untuk mengatasi masalah tersebut, misalnya memberikan tanda “JANGAN
DIPAKAI” pada saklar listrik untuk sementara waktu menunggu perbaikan.
Semua pemantauan dan tindakan yang diambil haruslah tercatat (form
Rekaman Pemantauan) agar pengelola laboratorium tidak dianggap teledor dan
mengabaikan keselamatan. Periode pemantauan sebaiknya tidak lebih dari 3
bulan. Selain itu, form itu juga berisi cara pemantauan yakni visual atau
pengujian/pengukuran, jenis penyimpangan/kerusakan, tindak lanjut yakni
42
tindakan yang akan dilakukan jika ada penyimpangan, tanggal pemantauan, dan
pelaksana pemantauan.
terhadap bahan tersebut meliputi kesesuaian dan kondisi tempat dan lama
penyimpanan, kemasan, dan kondisi bahan termasuk batas waktu kadaluarsa.
Bahan kimia yang umum digunakan di laboratorium biologi dapat
digolongkan dalam kelompok senyawa kimia reaktif seperti peroksida, bahan
korosif seperti asam dan basa, bahan mudah terbakar atau menyala seperti
alkohol, bahan oksidator seperti KMnO4, dan bahan beracun seperti kloroform
dan xilol. Beberapa bahan bisa mempunyai lebih dari satu sifat. Bahan-bahan
tersebut ada yang bisa disimpan bersamaan dan ada yang tidak bisa, seperti
oksidator dengan asam organik. Beberapa bahan kimia perlu disimpan dalam
kemasan sekunder dan punya lama penyimpanan terbatas. Beberapa bahan
kimia yang penyimpannya tidak sesuai bisa mengalami kerusakan akibat lembab
atau cahaya. Keduanya bisa mengubah penampilan fisik dari zat tersebut dan
bisa mudah dibedakan dari zat yang dalam kondisi normal. Misalnya
penyimpanan NaoH yang tidak rapat bisa membuatnya menjadi berair atau
mengeras, demikian juga dengan beberapa garam. Untuk lebih detil dalam
penangangan/pengelolaan bahan kimia, kepala laboratorium dasar hendaknya
mempelajari MSDS bahan tersebut dan pedoman pengelolaan bahan kimia.
Biakan bakteri dan fungi biasanya dikulturkan pada media agar atau
broth dan disimpan dalam tabung reaksi atau petri dish. Kultur stok umumnya
disimpan pada media agar miring dalam inkubator pada suhu sekitar 5 oC.
Kondisi media dan tempat penyimpanan sangat mempengaruhi umur dan
viabilitas kultur. Bahan biakan umumnya bahan organik hasil ekstrak bisa dari
hewan, tumbuhan, maupun fungi, misalnya yeast extract dan pepton. Bahan
tersebut umumnya mudah rusak karena lembab dan kontaminasi baik oleh
mikroba maupun gas atau uap bahan kimia lainnya. Karenanya penyimpanan
bahan biakan tersebut dipisahkan dari bahan kimia yang mudah menguap.
Pemantauan bahan kultur dan kimia di atas direkam dalam form
misalnya seperti Format E.2 (Lampiran 14). Pemantauan mestinya dilakukan
dengan seksama dan bisa dibantu oleh teknisi dan laboran. Kegiatan
pemantauan ini sebaiknya dilakukan setiap tiga bulan sekali mengingat
beberapa senyawa kimia seperti etil eter dan asetaldehid yang terbuka bisa
membentuk senyawa peroksida yang tidak stabil dan berbahaya.
45
46
B. Contoh.
Contoh berikut merupakan rekaman pemantauan stok bahan asam asetat
yang dilakukan oleh seorang kepala laboratorium biologi.
05/A/2008 M.375
Ruang Tempat
Kondisi Bahan
Komentar/ Tindak Lanjut
bahan bagus, gunakan dengan segera mungkin
Kesesuaian Kemasan Kejelasan label
sesuai jelas
Kemasan Komentar/ Tindak Lanjut
kemasan belum dibuka
47
C. Latihan
1. Lakukanlah pemantauan dengan menggunakan Format E1 terhadap salah satu
alat laboratorium, misalnya mikroskop, yang berada di laboratorium saudara.
Lengkapilah rekaman tersebut. Kaji apakah format rekaman tersebut sudah
dapat memenuhi tuntutan pemantauan. Lakukan perbaikan terhadap format
tersebut agar sesuai.
D. Umpan Balik
Dari hasil kegiatan di atas anda diharapkan sudah dengan bisa membuat
form Rekaman Pemantauan, serta melakukan perbaikan terhadap proses
pemantauan. Selain itu anda mengetahui cara-cara melakukan pemantauan
kondisi dan keamanan bangunan, alat, dan bahan laboratorium sehingga juga
akan bisa membuat prosedur
1) Pemantauan kondisi dan keamanan bangunan laboratorium
2) Pemantauan kondisi dan keamanan alat laboratorium
3) Pemantauan kondisi dan keamanan bahan laboratorium
Perlu diingat dalam proses pemantauan ini kepala laboratorium bisa
bekerjasama/minta bantuan teknisi/laboran atau tenaga.
48
KEGIATAN BELAJAR 6
EVALUASI KINERJA TEKNISI DAN LABORAN SERTA KEGIATAN
LABORATORIUM BIOLOGI
A. Konsep
Kepala laboratorium biologi merupakan orang yang bertanggung jawab
dalam menjaga kualitas kegiatan di laboratoriumnya. Kegiatan tersebut perlu
dievaluasi agar diketahui kualitasnya tercapai. Pertama adalah dengan melihat
kinerja tenaga laboratorium. Kinerja disini adalah hasil kerja yang dapat
dicapai oleh teknisi atau laboran sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan kegiatan laboratorium. Dengan
kata lain kinerja adalah suatu prestasi yang dicapai oleh teknisi atau laboran
dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya, sesuai dengan standar kriteria
yang ditetapkan dalam pekerjaan itu. Kinerja tersebut perlu dinilai dengan
berbagai manfaat yang bisa didapat diantaranya perbaikan prestasi kerja,
penyesuaian kompensasi, kebutuhan latihan dan pengembangan, perencanaan
dan pengembangan laboratorium, dan memperbaiki kesalahan dalam
pekerjaan. Kedua adalah melihat capaian kinerja program laboratorium untuk
melihat keberhasilan program yang dilaksanakan. Penilaian kedua kinerja di
atas dilakukan dengan cara yang berbeda namun relatif sederhana karena
kondisi ketenagaan laboratorium yang terbatas. Dalam penilaian tersebut
memerlukan nilai indikator yang diperkirakan mendekati kepada ukuran
kinerja. Indikator mempunyai hubungan dengan pekerjaan yang dinilai,
praktis, mempunyai standar dan menggunakan berbagai ukuran yang dapat
diandalkan. Beberapa indikator bisa dipergunakan misalnya masukan (input)
seperti dana, luaran seperti hasil kegiatan, keluaran (output) seperti
perubahan, keuntungan (benefit), dan dampak (impact).
49
50
51
52
penilaian kinerja teknisi dan laboran. Penentuan bobot program dan kegiatan
dilakukan bersama-sama dengan wakil kepala sekolah dan kepala sekolah.
Kegiatan tersebut perlu dinilai agar didapatkan nilai capaian kegiatan.
Penentuan nilai capaian kegiatan dapat dilakukan dengan beberapa cara :
1. Membandingkan hasil yang dicapai (realisasi) dengan target (rencana).
Cara ini akan sangat efektif kalau kegiatan misalnya menghasilkan
sejumlah produk atau luaran yang bisa dihitung dan jumlahnya
banyak. Misalnya, kegiatan pembuatan instruksi kerja yang jadi
indikator adalah jumlah instruksi kerja, sehingga nilai capaian
kegiatan (NCK) adalah (jumlah IK yang terealiasasi/jumlah IK target) x
100 %.
2. Menentukan bobot kualitas kegiatan. Penilaian ini dilakukan jika suatu
kegiatan tidak mempunyai produk yang bisa dihitung. Contoh kegiatan
pelatihan yang dilakukan oleh seorang teknisi, jika dihitung NCK nya
dihitungn dengan cara di atas yakni terlaksana atau tidak terlaksana
maka nilainya hanya ada 2 yakni 0 atau 100. Dengan menilai kualitas
kegiatan, misalnya melalui penilaian terhadap evaluasi pelatihan
(Kegiatan Belajar 2) dan memberikan bobot terhadap kualitas kegiatan
seperti Tabel 2 di atas maka kita dapat memperoleh NCK untuk suatu
pelatihan (Tabel 4).
Nilai Nilai
Capaian Capaian
Program Kegiatan Bobot Target Realisasi
Kegiatan Akhir
(NCK) Kegiatan
A. 1
2
.........
B 1
2
........
Total Maks.
53
100
Kriteria
B. Contoh.
Tabel 5 berikut adalah cara penilaian kinerja teknisi laboratorium.
Untuk alasan kepraktisan maka hanya nilai kinerja indikator kelompok kegiatan
laboratorium sedangkan nilai kinerja indikator lainnya hanya ditampilkan nilai
kinerja kelompok indikator.
Tabel 6 adalah contoh untuk mengevaluasi keberhasilan pelaksanaan
program laboratorium biologi. Penentuan bobot lebih dititikberatkan pada
pentingnya kegiatan bagi pencapaian tujuan program. Penentuan nilai capaian
kegiatan dilakukan dengan salah satu dari dua cara di atas atau kombinasi
kedua cara tersebut.
54
55
56
C. Latihan
1) Buatlah Tabel bobot kualitas kelompok indikator kegiatan kedisiplinan
seperti Tabel 2 di atas.
D. Umpan Balik
Kegiatan berikutnya adalah merancang besaran bobot kelompok
indikator dan indikator untuk penilaian kinerja teknisi dan laboran.
Rancangan bobot tersebut didiskusikan dengan wakil kepala sekolah dan
didokumentasikan dalam form penilaian kinerja. Selain itu merancang
bobot kualitas kerja untuk setiap indikator. Lakukanlah sosialisasi
penilaian kinerja ini kepada teknisi dan laboran.
Selanjutnya adalah membuat rancangan program seperti
diterangkan pada kegiatan belajar 1, lengkapilah rancangan tersebut
dengan bobot kegiatan seperti pada Tabel 4 di atas. Diskusikan bobot
tersebut dengan wakil kepala sekolah sehingga menjadi rancangan yang
siap untuk penyusunan program laboratorium tahun berikutnya.
57
EVALUASI KINERJA
Skor
No Indikator 0 1 2 3 4
58
Tabel 1. Lanjutan
Skor
No
Indikator
0 1 2 3 4
Skor Total
Kriteria
59
Cara penilaian.
60
SUMBER BACAAN
61
LAMPIRAN
62
63
B.
C.
D.
64
65
No.Bagian :
Edisi/Revisi : 1/0
LOGO PROSEDUR
Tanggal Penerbitan :
SEKOLAH Tanggal Revisi :
Tgl berlaku : 5 Jun
2010
“JUDUL PROSEDUR” Halaman : --- dari
---
1. Tujuan
..............................................................................
.....................................
2. Ruang lingkup
..............................................................................
.....................................
3. Acuan
..............................................................................
.....................................
4. Tanggung jawab
..............................................................................
.....................................
5. Definisi/istilah
..............................................................................
.....................................
6. Pelaksanaan
..............................................................................
.....................................
7. Dokumen terkait
..............................................................................
.....................................
66
NAMA LABORATORIUM-SEKOLAH
INSTRUKSI KERJA
LOGO
“Judul Insruksi Kerja”
Nomor : ............ Halaman : ....... dari ....
Terbitan/Revisi : 01/ 00
Tanggal terbit :
.................
1. Tujuan
......................................................................................
................................
2. Ruang Lingkup
..........................................................................................
............................
3. Acuan
..........................................................................................
............................
4. Instruksi Kerja
..........................................................................................
............................
5. Pemeliharaan (khusus untuk IK pengoperasian alat)
..........................................................................................
............................
6. Daftar DokumenTerkait
..........................................................................................
.............................
67
NAMA LABORATORIUM-SEKOLAH
Logo
“Judul Form”
“Isi”
Bentuk dan format disesuaikan untuk jenis formulir, daftar, rekaman,
kartu, denah/bagan, atau program kegiatan sesuai keperluan
Mengetahui/menyetujui ..........................,.........2010
Pembuat,
................................. ....................................
No. Form..................
68
NAMA LABORATORIUM-SEKOLAH
LOGO
Rekaman Pemantauan Praktikum
Kelas :.........................................
Persiapan Pelaksanaan Penyelesaian
Pantauan
Tanggal
ke Alat Bahan Penuntun Prasarana Alat Bahan Tenaga Form Prasarana
lab
Petunjuk berilah tanda conteng (√) objek yang dipantau jika sesuai dengan rencana dan tanda silang (X) jika tidak
Mengetahui, ...................., .............2010
Wakasek kurikulum Pemantau
.......................................... .......................................
No. Form..................
Ya Tidak
No Item Pertanyaan Jumlah
Responden Jumlah % Jumlah %
1 Apakah anda
puas dengan
ketersediaan alat
2
3
Rata-rata
.......................................... ............................................
No. Form..................
Lampiran 10. Contoh Format D1. Daftar Rincian Tugas Teknisi dan
Laboran
NAMA LABORATORIUM-SEKOLAH
Logo
Daftar Rincian Tugas Teknisi dan Laboran
Komponen Jenis Tugas Rincian Tugas
Pengelolaan Teknisi Laboran
a. 1. 1.
Administrasi 2. 2.
1. Ketenagaan ................ ...................
b. Teknis 1. 1.
2. 2.
................. .................
2. Ruang dan a. 1. 1.
bangunan Administrasi 2. 2.
laboratorium ................ ...................
b. Teknis 1. 1.
2. 2.
................. .................
3. Alat a. 1. 1.
Laboratorium Administrasi 2. 2.
................ ...................
b. Teknis 1. 1.
2. 2.
................. .................
4. Bahan a. 1. 1.
Laboratorium Administrasi 2. 2.
................ ...................
b. Teknis 1. 1.
2. 2.
................. .................
................ a.
Administrasi
b. Teknis
.......................................... ...............................................
No. Form..................
Lampiran 11. Contoh Format D2. Jadwal tugas teknisi dan laboran
periodik 6 bulanan
1 2 3 4 5 6
1. Ketenagaan Teknisi 1.
2
.
Laboran 1.
2
.
2. Alat Laboratorium Teknisi
Laboran
Laboran
Laboran
5...........................
......
.......................................... .......................................
No. Form..................
Temuan
1. ...........................................................................................
2. ...........................................................................................
3. ...........................................................................................
Permasalahan
1. ..........................................................................................
2. ..........................................................................................
3. ..........................................................................................
1. ...................................... ................................
2. ...................................... ..................................
.......................................... ...............................................
No. Form..................
NAMA LABORATORIUM-SEKOLAH
Logo
Rekaman Pemantauan Alat
................. ................
Ruang Tempat
........................ ...................
Kondisi Penyimpanan
Lokasi a. Suhu b. Temperatur c. Kebersihan
Penyimpanan
.................... ..................... ....................
Komentar/Tindak Lanjut
.............................................................................
Tanggal Pemeliharaan Terakhir Tindakan Pemeliharan
....................................... ...................................
...........................................
No. Form..................
NAMA LABORATORIUM-SEKOLAH
Logo
Rekaman Pemantauan Stok Bahan
.................................... ...................
Identitas Bahan ...............
Nomor Identitas Bahan Katalog
.
................. ................
Ruang Tempat
........................ ...................
Kondisi Penyimpanan
a. Suhu b. Temperatur c. Kebersihan
Lokasi
.................... ..................... ..............
Penyimpanan
Kesesuaian Pengelompokan
.........................................................................
Komentar/Tindak Lanjut
........................................................................
Tanggal Kadaluarsa Penampakan fisik
.............................. .................................
Kondisi Bahan
Komentar/ Tindak Lanjut
.........................................................................
Kesesuaian Kemasan Kejelasan label
................................ ...................................
Kemasan Komentar/ Tindak Lanjut
.........................................................................
....................., .................20...
Pemantau
...........................................
No. Form..................
Lampiran 15. Contoh Format E 3. Laporan Bulanan Kondisi dan Penggunaan Laboratorium
NAMA LABORATORIUM-SEKOLAH
LOGO Laporan Bulanan Kondisi dan Penggunaan Laboratorium
Bulan : ............................
Item Jumlah
Siswa Bahan Alat
(org)
1. Praktikum Nama Bahan Jumlah Satuan Nama Alat Jumlah Satuan
a. Biologi VII-1 1. 1.
2. 2.
3. 3.
b.
c.
2. Ilmiah lainnya
a.
3. Pemantauan
a. Bahan /Alat rusak
b. Perbaikan Alat
c. Ruangan *) : Laboratorium Persiapan Ruang Alat Ruang Bahan Administrasi dll
a. Air
b. Listrik
c. Gas
d. Kondisi
e. Perbaikan
*) Beri keterangan ringkas mengenai air, listrik, gas, dan kondisi setiap ruangan.
....................., .................20...
Kepala Laboratorium
.........................................
No. Form..................
NAMA LABORATORIUM-SEKOLAH
Logo Laporan Tahunan Kondisi dan Penggunaan Laboratorium
Tahun : ............................
Item Jumlah Satuan Keterangan
a. Praktikum (kelas) buah
b. Jumlah Percobaan kali
b. Jumlah Siswa (Praktikan) org
b. Kegiatan Ilmiah lainnnya keg.
c. Peneliti org
d. Pemakaian Bahan (Nama Bahan) ml
1. g
2.
3.
.
e. Pemakaian Alat (Nama Alat) kali
1.
2. jam
3.
.
e. Jumlah Pemantauan kali
f. Bahan Rusak ml
1. g
2.
3. l
5. kg
g. Alat Rusak set
buah
h. Perbaikan*) Alat
i. Perbaikan bangunan
j. Perbaikan ruangan
j. Perbaikan listrik
k. Perbaikan jaringan air
l. Perbaikan
Keterangan satuan untuk perbaikan bisa jumlah, buah, volume, atau rupiah.
....................., .................20..
Kepala Laboratorium
.........................................
No. Form..................