You are on page 1of 10

ANALISIS KAJIAN PRAGMATIK PADA IKLAN LAYANAN

MASYARAKAT Heppi news 76 “KORBAN PAPAN IKLAN” OLEH

DJARUM 76

Penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Pragmatik

Dosen Pengampu : Dr. Endro Sutrisno, M. Pd

OLEH

ATIK SUYANTI

08311.028

PBSI VC

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

IKIP PGRI MADIUN

Desember 2010
BAB I
PENDAHULUAN

Bahasa merupakan alat komunikasi. Dengan bahasa orang dapat berkomunikasi


dengan orang lain. Tetapi bahasa mungkin bukan satu-satunya alat komunikasi manusia,
selain itu juga dikenal kode, bunyi, symbol, isyarat, semua itu akan bermakna setelah
diterjemahkan ke dalam bahasa manusia. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan bila bahasa
disebut sebagai alat komunikasi terpenting bagi manusia.
Dalam berbahasa terdapat berbagai cabang ilmu bahasa yang bias dipelajari, salah
satu cabang ilmu bahasa tersebt yaitu Pragmatik. Pragmatik merupakan cabang ilmu tentang
penggunaan bahasa atau kajian tentang penggunaan bahasa. Penggunaan bahasa ini
mencakup penggunaan tanda baca, arti kata, pengucapan kata dan sebagainya. Selain itu
pragmatic merupakan cabang linguistik yang mempelajari bagaimana bahasa digunakan
untuk berkomunikasi dalam situasi tertentu.
Pada dasarnya setiap kehidupan manusia tidak terlepas dari ilmu bahasa khususnya
pragmatic. Banyak kegiatan atau aktivitas sehari-hari yang kita lakukan termasuk dalam
kajian pragmatic. Misalnya dalam percakapan sehari-hari, dengan orang lain, dan melihat
televise. Pada iklan televisi banyak di dalamnya terdapat kajian pragmatik apabila kita
mengkaji iklan tersebut.
Kata iklan (advertising) berasal dari bahasa Yunani, yang mempunyai arti
“menggiring iklan pada gagasan”. Adapun pengertian iklan secara komperhensif adalah
semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa
secara non personal yang dibayar oleh sponsor tertentu (Durianto dkk, 2003 dalam Sumarlam
2008; 13)
Salah satu contoh iklan yang memiliki kajian pragmatic yaitu dalam iklan layanan
masyarakat heppi news Djarum 76 dalam episode “korban papan iklan”. Jika kita hanya
melihat sekilas iklan tersebut maka hanya terkesan lucu saja, tetapi pada dasarnya iklan
tersebut terdapat kajian pragmatiknya. Dari segi bahasa, kesopanan, tindak tutur dan
sebagainya. Iklan tersebut bagi saya sangat menarik untuk diteliti.
BAB II
SAJIAN DATA

Berdasarkan hasil pengamatan saya lakukan pada iklan layanan masyarakat heppi
news Djarum 76 episode “korban papan iklan” ini, saya menemukan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Perkataan yang diucapkan oleh Bung Anjar sebagai pembawa acara heppi news “jumpa
lagi dalam heppi news yang penting heppii bersama saya Bung Anjar. Pemirsa hujan
disertai angina putting beliung yang terjadi kemarin kembali memakan korban. Seorang
kakek tewas secara mengenaskan karena tertimpa papan iklan. Berikut laporan Bung
Arum
2. Dialog antara Bung Arum (reporter) dengan Subali (anak korban).
Bung Arum : “Permisi pak, saya turut berduka cita atas meninggalnya keluarga anda
ini.”
Subali : “Makasih mas.”
Bung Arum : “Anda ini apanya korban, pak?”
Subali : “Anaknya, mas.”
Bung Arum : “ Nama anda siapa?”
Subali : “Subali.”
Bung Arum : “Subali, Subali apa artinya, mas?”
Subali : “Sungguh bapak mati baru sekali, mas.”
Bung Arum : “Almarhum namanya siapa?”
Subali : “Sarja mas. Modar gak sengaja.”
Bung Arum : “Kronologis kejadiannya seperti apa sih, mas?”
Subali : “Gini mas, kemarin sore itu ada angina putting beliung pas bapak saya
lewat, tahu-tahu bruuaj…..!!! Bapak saya ketimpa papan iklan mas.”
Bung Arum : “Anda gak mengajukan komplen?”
Subali : “Komplen opo tho?”
Bung Arum : “Sama yang pasang iklan itu. Supaya dapat ganti rugi.”
Subali : “Ganti rugi apanya tho mas?”
“Bapak saya itu ketimpa papan iklan badut kok…….”
Bung Arum : “Papan iklan badut kan kecil mas, masa bias bikin bapak anda
meninggal?”
Subali : “Papan iklan badutnya memang kecil mas, tapi kan ketimpa sak pohon-
pohonnya. Pohonnya guwediiii……!!!”
Bung Arum : “Ini yang namanya sudah jatuh tertimpa pohon. Koplak.”
3. Bahasa non verbal yang digunakan oleh Pak Subali ketika menjelaskan tentang mengapa
papan iklan tersebut bias menimpa bapaknya.
4. Ekspresi Pak Subali ketka menceritakan kronologis peristiwa kepada Bung Arum.
BAB III
PEMBAHASAN

I. Tindak lokusi, ilokusi dan perlokusi pada iklan layanan masyarakat heppii news Djarum
76 episode “ korban papan iklan”.
Muhammad Rohmadi dalam bukunya pragmatik teori dan analisis mengemukakan
bahwa tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Tindak ilokusi adalah
tindak tutur yang berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu dan
dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Tindak perlokusi adalah tindak tutur yang
pengutaraannya dimaksudkan untuk mempengaruhi lawan tuturnya (2004; 30-31)
Dalam iklan layanan masyarakat heppii news Djarum 76 episode “korban papan
iklan” tersebut terdapat beberapa tindak lokusi, ilokusi dan perlokusinya.
a. Tindak Lokusi
Berdasarkan pengertian tindak lokusi dalam buku pragmatik teori analisis Muhammad
Rohmadi tersebut maka dapat dikatakan bahwa tindak lokusi adalah tuturan seseorang
yang bermakna dan ingin disampaikan pada lawan tuturnya. Setelah saya mengamati
iklan layanan masyarakat heppii news Djarum 76 episode “korban papan iklan” oleh
Djarum 76 saya menemukan adanya beberapa tindak lokusi, yaitu:
1. “Anda ini apanya korban pak?” ini merupakan tindak lokusi Bung Arum karena
beliau ingin menanyakan siapa nama Pak Subali.
2. “Anaknya mas.” Ini merupakan tindak lokusi Pak Subali sekaligus sebagai tindak
perlokusi dari tuturan sebelumnya.
3. “Almarhum namanya siapa?” ini merupakan tindak lokusi Bung Arum karena
beliau ingin tahu siapa nama korban.
4. “Sarja mas, Modar gag sengaja.” Ini merupakan tindak lokusi Pak Subali
sekaligus sebagai tindak perlokusi dari tuturan sebelumnya.
5. “Papan iklan badut kan kecil mas, masa bias bikin bapak anda meninggal?” ini
merupakan tindak lokusi Bung Arum yang ingin mengetahui lebih jelas tentang
papan iklan tersebut.
6. “Papan iklan badutnya memang kecil mas, tapikan ketimpa sak pohon-pohonnya.
Pohonnya guwedi…..!!!” ini merupakan tindak lokusi Pak Subali yang sekaligus
sebagai tindak perlokusi dari tuturan sebelumnya.
7. Setelah Pak Subali melakukan tindak lokusi dan perlokusi dari tindakan Bung
Arum pada tuturan sebelumnya Bung Arum berkata “ini yang namanya sudah
jatuh tertimpa pohon. Koplak…..!!!”
b. Tindak Ilokusi
Berdasarkan pengertian ilokusi dalam buku pragmatic teori dan analisis Muhammad
Rohmadi tersebut maka dapat dikatakan bahwa tindak ilokusi adalah pemahaman
pendengar atau lawan tutur terhadap apa yang disampaikan oleh penutur. Adapun
tindak ilokusi dalam iklan layanan masyarakat heppi news 76 episode “korban papan
iklan” oleh Djarum 76, yaitu:
1. Pak Subali memahami apa yang diucapkan atau dituturkan oleh Bung Arum
bahwa ia menanyakan namanya.
2. Pak Subali memahami apa yang dituturkan oleh Bung Arum bahwa ia
menanyakan namanya dan menjelaskan artinya atau merespon tuturan tersebut.
3. Mendengar cerita Pak Subali maka Bung Arum berusaha memahami.
4. Setelah itu Bung Arum berpikir dan kemudian merespon kembali.
5. Kemudian Pak Subali menuturkan lebih jelas kepada Bung Arum hingga akhirnya
Bung Arum memahami dan mengerti maksudnya.
c. Tindak Perlokusi
Berdasarkan pengertian tindak perlokusi dalam buku pragmatic teori dan analisis
Muhammad Rohmadi tersebut memahami apa yang dituturkan oleh penutur. Adapun
tindak perlokusi dari percakapan yang terdapat pada iklan layanan masyarakat heppi
news 76 episode “korban papan iklan” tersebut, yaitu:
1. “Anaknya mas” kalimat tersebut merupakan tindak perlokusi yang dilakukan oleh
Pak Subali setelah ia memahami apa yang dituturkan oleh Bung Arum. Tindak
perlokusi ini sekaligus bertindak sebagai tindak lokusi.
2. “Almarhum namanya siapa?” kalimat tersebut merupakan tindak perlokusi yang
dilakukan oleh Bung Arum karena ingin mengetahui siapa nama korban yang
meninggal setelah mendengar tuturan sebelumnya.
3. “Sarja mas, Modar gag sengaja.” Perkataan ini merupakan tindak perlokusi yang
dilakukan oleh Pak Subali karena kalimat tersebut dituturkan atau diucapkan
setelah Pak Subali mendengar pertanyaan Bung Arum.
4. “Gini mas, kemarin sore itu ada angina putting beliung pas bapak saya lewat,
tahu-tahu bruuak…..!!! Bapak saya ketimpa papan iklan mas.” Kalimat tersebut
merupakan tindak perlokusi yang dilakukan oleh Pak Subali, setelah ia memahami
apa yang dituturkan oleh Bang Arum pada tuturan sebelumnya.
5. “Sama yang pasang iklan itu. Supaya dapat ganti rugi.” Kalimat tersebut
merupakan tindak perlokusi yang dilakukan oleh Bung Arum setelah ia
memahami apa yang dituturkan oleh Pak Subali pada tuturan sebelumnya dan
Bung Arum ingin memaparkan lebih jelas.
6. “Papan iklan badutnya memang kecil mas, tapikan ketimpa sak pohon-pohonnya.
Pohonnya guwedi…..!!!” kalimat ini merupakan tindak perlokusi oleh Pak Subali
karena ketika menuturkan kalimat tersebut Pak Subali sambil menunjukkan papan
iklan badut tersebut pada Bang Arum.

II. Analisis Bahasa Jawa pada iklan layanan masyarakat heppi news 76 episode “korban
papan iklan”.
Pada dialog yang terjadi antara Pak Subali dan Bung Arum unsure Bahasa Jawa
muncul karena latar belakang budaya mereka adalah budaya Jawa. Dialog tersebut
terdapat pada kalimat Pak Subali, “Sarja mas, Modar gag sengaja.” Kalimat tersebut
disampaikan Pak Subali, ketika ditanya Bung Arum tentang namanya. Kalimat tersebut
terdapat bahasa Jawa-nya yaitu kata “modar” kata tersebut sebenarnya sangat tidak sopan
dan kasar, akan tetapi untuk memperlucu keadaan sehingga iklan tersebut menjadi lucu
dan menarik di tonton.
Selain itu ada kalimat lain yang mengandung unsure bahasa Jawa yaitu pada kalimat
“Komplen opo tho?” kalimat tersebut mengandung bahasa Jawa yaitu pada kata “opo”.
Kata tersebut secara tidak langsung dituturkan oleh Pak Subali. Dari kalimat tersebut
terlihat bahwa bahasa Jawa sangat melekat pada diri Pak Subali. Kalimat lain yang
terdapat bahasa Jawa-nya yaitu pada kalimat “papan iklan badutnya memang kecil mas,
tapi kan ketimpa sak pohon-pohonnya. Pohonnya guwedi…..!!!”. Kata “sak” dan
“guwedi” termasuk unsure bahasa Jawa. Kata-kata tersebut juga diucapkan secara tidak
langsung oleh Pak Subali. Meskipun dalam iklan tersebut bahasanya campuran antara
bahasa Jawa dan bahasa Indonesia, tetapi iklan tersebut tetap terlihat bagus dan lucu.

III. Analisis makna pada iklan layanan masyarakat heppii news 76 episode “korban papan
iklan”.
Iklan layanan masyarakat heppi news 76 episode “korban papan iklan” tersebut
mengandung makna untuk menghibur masyarakat. Karena dalam iklan tersebut
mengandung unsure lucu dan unsur Jawa-nya. Pada dasarnya iklan tersebut merupakan
plesetan judulnya. Isi dari iklan tersebut tidak seheboh dari judulnya. Akan tetapi karena
iklan tersebut bertujuan untuk menghibur masyarakat, maka iklan tersebut diterima oleh
masyarakat dengan baik.
BAB IV
SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan iklan di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Dalam iklan tersebut terdapat tindak lokusi, ilokusi dan perlokusi.
2. Adanya percampuran bahasa dalam iklan tersebut yaitu bahasa Jawa dan bahasa
Indonesia.
3. Isi iklan tidak sesuai dengan judul iklan.
DAFTAR PUSTAKA

Sumarlam. 2008. Analisis Wacana. Bandung: Pakar Raya.


Muhammad, Rohmadi. 2004. Pragmatik Teori dan Analisis. Yogyakarta: Lingkar Media.

You might also like