You are on page 1of 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidikan merupakan suatu usaha manusia untuk
mengembangkan kemampuan dirinya untuk belajar. “Pendidikan adalah
usaha sadar untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia
(SDM) melalui kegiatan pengajaran” (Muhibbin Syah, M. Ed. 1995 : 1).

1.2. Tujuan Pembahasan


Tujuan dari pembuatan makalah ini sangat jelas yaitu supaya
mahasiswa yang bersangkutan itu memiliki kemauan untuk menimba
ilmu selain yang diberikan oleh dosen masta kuliah tersebut. Selain itu
tujuan pembuatan makalah yang lainnya yaitu untuk memenuhi salah
tugas mata kuliah Pedagogik.

1
BAB II
TANGGUNGJAWAB DALAM PENDIDIKAN

2.1. Pengertian Tanggungjawab


Tanggungjawab berasal dari dua kata yaitu tanggung dan jawab,
tanggung dapat diartikan sebagai pikulan/pikul atau menanggung
beban. Jawab artinya menerangkan sesuatu yang ditanyakan orang
kepada kita. Jadi bila digabungkan menjadi tanggungjawab bahwa arti
harfiahnya (menurut arti kata) ialah tanggungan beban untuk
menerangkan suatu kelakuan tertentu.
Tanggungjawab dapat juga diartikan sebagai suatu kesediaan
dan kerelaan untuk menanggung akibat dari perilaku yang dilakukan.
Ada juga yang memberikan pengertian bahwa tanggungjawab adalah
suatu sikap untuk mempertanggungjawabkan sesuatu/resiko
tanggungjawab terhadap suatu perilaku yang sudah dilaksanakan.

2.2. Pendidikan dan Tanggungjawab


Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk
meningkatkan kepribadian dengan jalan membina potensi-potensi
pribadinya yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budi nurani) dan
jasmani (panca indera serta keterampilan-keterampilan).
Berbicara tentang pendidikan tidak akan pernah terlepas pada
dua unsur yaitu pendidik dan peserta didik. Adapun pendidik yaitu orang
yang memberikan pendidikan dan peserta didik yaitu orang yang
dididik. Pendidik dapat diartikan juga sebagai orang dewasa yang
bertanggungjawab memberi pertolongan pada peserta didik dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat
kedewasaan. Mamapu berdiri sendiri dan memenuhi tugasnya sebagai
hamba Allah dan sebagai khalifah di muka bumi ini serta mampu

2
melaksanakan tugas-tugas sebagai makhluk sosial dan makhluk
individual.
Bila kita teliti mulai dari masyarakat dan kebudayaan yang
sederhana maka lembaga-lembaga pendidikan atau pendidik itu sendiri
meliputi 3 (tiga) pilar sebagaimana yang dituturkan oleh Ki Hajar
Dewantoro, yaitu :
2.2.1.Lembaga Keluarga
Anak mengalami pendidikan paling dasar dari orang
tuanya. Orang tua sendiri mereka berdua yang
bertanggungjawab atas kemajuan perkembangan anak
kandungnnya sendiri karena sukses tidaknya anak tergantung
pengasuhan, pengertian dan pendidikan, kesuksesan anak
merupakan cerminan kesuksesan orang tua juga.
Sebagai pendidik yang pertama keluaraga memiliki
tanggungjawab terhadap pendidikan anaknya, tanggungjawab
itu meliputi :
a. Dorongan/motivasi kasih sayang yang menjiwai
hubungan orang tua dengan anaknya.
b. Dorongan/motivasi kewajiban moral sebagai
konsekuensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya,
tanggungjawab ini lebih condong pada nilai-nilai religius.
c. Tanggungjawab social sebagai bagian dari keluarga
dan juga menjadi bagian dari masyarakat, bangsa dan
negaranya bahkan kemanusiaan.
2.2.2.Lembaga Sekolah
Anak mulai masuk ke dalam lingkungan pendidikan
formal. Di sekolah anak didik dibimbing oleh guru dalam hal ini
guru menjadi orang tua kedua bagi anak, oleh karena itu antara
guru dan orang tua harus mempunyai hubungan komunikasi
yang baik demi tercapaiannya pendidikan, dengan demikian

3
anak-anak akan merasakan rumah seperti sekolah dan sekolah
bagaikan rumah.
Penyerahan anak atau seperta didik ke sekolah bukan
berarti melepaskan tanggungjawab orang tua sebagai pendidik
yang pertama tetapi orang tua tetap mempunyai sahan yang
besar dalam membina dan mendidik anak-anaknya karena
lembaga sekolah ini meneruskan pembinaan yang telah
diletakan dasar-dasarnya dalam lingkungan keluarga, sekolah
menerima tanggungjawab pendidikan berdasarkan
kepercayaan keluarga.
Tugas dan tanggungjawab guru pun tidak akan
terlaksana dengan baik tanpa bantuan orang tua dan
masyarakat, karena guru sebagai pendidik mempunyai
keterbatasan kehadiran guru dalam proses pembelajaran
merupakan peranan yang sangat penting, peranan guru itu
belum dapat digantikan oleh teknologi. Tetapi banyak unsur-
unsur manusiawi. Adapun tanggungjawab sekolah terhadap
peserta didik :
a. Tanggungjawab formal kelembagaan sesuai dengan
fungsi dan tujuan yang ditetapkan menurut undang-undang
pendidikan.
b. Tanggungjawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi,
tujuan, dan tingkat pendidikan yang dipercayakan
kepadanya oleh masyarakat dan Negara.
c. Tanggungjawab fungsional ialah tanggungjawab
professional pengelola dan pelaksana pendidikan.
2.2.3.Lembaga Masyarakat /Lingkungan
Pendidikan anak selanjutnya di lingkungan tempat tinggal
pengaruh lingkungan dalam hal ini masyarakat memberi
dampak yang besar dalam proses pembentukan pribadi anak
yaitu semua merupakan bagian pendidikan.

4
Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai suatu
pendewasaan anak semata semua juga dipandang sebagai
proses yang sangat panjang dari seorang anak dalam rangka
pencarian jatidiri dan pembentukan pribadi menuju
kedewasaan yang dibekali ilmu pengetahuan serta lifeskill atau
keterampilan. Maka untuk menunjukan semua itu, kompetensi
guru sangat diperlukan.
Adapun tanggungjawab/masyarakat meliputi :
a. Tanggungjawab berupa motivasi untuk melestarikan
tegaknya kemerdekaan bangsa dan Negara. Mencakup
pembinaan kesadaran nasional dan berideologi nasional
b. Tanggungjawab struktural, yakni sebagai wujud tata
kelembagaan Negara dengan masing-masing aspek dan
tanggungjawabnya.

2.3. Tanggungjawab Negara pada Pendidikan menurut Perspektif Islam


Dalam agama islam, tarbiyah merupakan pendidikan ilmu yang
pelaksana utamanya adalah seorang ibu muslimah. Islam sendiri
memberikan tanggungjawab ;yang begitu agung kepada keluarga baik
seorang ayah maupun ibu, untuk memberikan pendidikan,
pengetahuan, dakwah dan bimbingan kepada anggota keluarganya.
Sebagaimana Ali bin Abi Thalib r.a menyatakan : “Berikan pendidikan,
ajarilah dengan ketaatan kepada Allah SWT serta jauhilah atas
kemaksiatan, didiklah anggota keluargamu dengan didikan yang akan
menyelamtkan dari api neraka”. (Ibnu Katsir At Thabari).
Berkaitan dengan tanggungjawab keluarga muslim, nabi Muhammad
SAW menjelaskan secara umum tanggungjawab seorang pemimpin
“ketahuilah bahwa kalian semua adalah pemimpin dan akan ditanya
tentang kepemimpinannya. Laki-laki akan ditanya kepemimpinannya,
istri adalah pemimpin keluarga serta anak-anaknya, suaminya dan dia

5
akan ditanya tentang mereka. Budak/Pembantu adalah pemimpin dari
harta tuannya dan dia akan ditanya tentangnya. Ketahuilah bahwa
kamu sekalian adalah pemimpin dan kalian akan ditanya tentang
kepemimpinan kalian”. (H.R. Bukhari)
Islam menentukan bahwa negaralah yang berkewajiban untuk mengatur
segala aspek yang berkenaan dengan system pendidikan yang
diterapkan dan mengupayakan agar pendidikan dapat diperoleh rakyat
secara mudah.
Jadi, pendidkan dan tanggungjawab pendidikan dalam perspektif islam
sangat luas bukan hanya menyangkut dunia saja tapi menyangkut
akhiratnya.

6
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Pendidikan merupakan suatu usaha manusia untuk mengembangkan
kemampuan dirinya untuk belajar. “Pendidikan adalah usaha sadar
untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui
kegiatan pengajaran” (Muhibbin Syah, M. Ed. 1995 : 1).
Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan
kepribadian dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya yaitu
rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budi nurani) dan jasmani (panca
indera serta keterampilan-keterampilan). Seperti yang bapak pendidikan
katakan bahwa ada 3 (tiga) lembaga pendidikan, yaitu Lembaga
Keluarga, Lembaga Sekolah dan Lembaga masyarakat/lingkungan.
Adapun tanggungjawab/masyarakat meliputi;
a. Tanggungjawab berupa motivasi untuk melestarikan tegaknya
kemerdekaan bangsa dan Negara. Mencakup pembinaan kesadaran
nasional dan berideologi nasional,
b. Tanggungjawab struktural, yakni sebagai wujud tata
kelembagaan Negara dengan masing-masing aspek dan
tanggungjawabnya.

3.2. Kata Penutup


Manusia adalah tempatnnya salah dan dosa dan tidak ada

manusia yang mencapai kesempurnaan. Pribahasa mengatakan “Tak

ada gading yang tak retak”. Begitu juga dengan penyusunan makalah

ini banyak kekurangan dan kesalahannya, penyusun mohon maaf yang

sebesar-besarnya kepada segenap pembaca dari kekhilafan penyusun

dalam penyusunan makalah ini.

7
Dan tak lupa ucapan puji dan syukur Allahamdulillah atas

Hidayah dan Innayah Allah SWT, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

makalah ini walaupun masih banyak kekurangannya.

Ciamis, Maret 2010

Penyusun

You might also like