You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam istilah bahasa arab ada beberapa unsur penting yang menjadi pokok dalam suatu

pembicaraan dengan bahasa arab, diantara unsur kalimat tersebut yang akan diuraikan disini

adalah kalimat Fi’il atau dalam bahasa Indonesia disebut kata kerja. Kalimat fi’il yang digunakan

dalam bahasa arab itu terbagi kedalam beberapa macam kategori sesuai dengan waktu dalam

pelaksanaan pekerjaan (Fi’il) tersebut, serta sesuai dengan ‘Amil (instruksi) yang datang pada

kata kerja tersebut. Karena ditinjau dari segi harkat/ barisnya, kalimat fi’il ada yang Mu’rob

(berubah – ubah harkatnya) dan ada yang Mabni (tidak dapat diubah harkatnya) sebagaimana

nama fi’il tersebut. Untuk mengetahui labih lanjut tentang pembagian fi’il, akan kami jelaskan

dalam pembahasan di bab II.

iii
BAB II

PEMBAHASAN

A. FI’IL MADLI (KATA KERJA LAMPAU)

Fi’il madli adalah suatu kata kerja dan memiliki makna akan suatu pekerjaan yang

sudah dikerjakan. Jadi fi’il madli adalah kalimat – kalimat bahasa arab yang diucapkan yang

mempunyai arti suatu pekerjaan dan pekerjaan tersebut sudah dikerjakan.

 Fi’il Madli hukumnya mabni, adalah mabni yang jadi pokok atau standar harkat fi’il

madli adalah dibaca fathah yang lazim disebut mabni fathah. Jadi kalimat fi’il madli tidak

boleh dibaca dhamah ataupun sukun.

 Huruf akhir mabni fatah

 Bila bertemu wawu jamak, maka mabni dhomah

 Bila bertemu dlomir rofa’ mutaharik, maka mabni sukun

 Ada ‫قد‬dlomir rofa’ mutaharik pasti madli

 ‫قد‬masuk pada madly bermakna sungguh – sungguh

Ada kalanya fi’il madli bisa berupa Mabni Ma’lum dan Mabni Majhul. Yang

membedakan ma’lum dan majhul adalah tinjauan makna dengan melihat Siyaqul Kalamnya.

Bila ada isim, kemudian langsung ada fi’il maka fi’il tersebut kebanyakan berdlomir

sama dengan isim tadi.

ِ ِ ِ
َ ‫ انَّالَّذيْ َن‬: ‫ اَلَّذيْ َن‬: dlomirnya ‫هم‬
Contoh : ‫امنُوا‬

‫ امنو‬: dlomirnya ‫هم‬

Atau pasti ada dlomir mutasil yang kembali pada isim tersebut, contohnya

َ َ‫ اَلَّذيْ َن ا‬ada dlomir ‫ هم‬yang kembali pada ‫الذين‬


‫صابـنـهم‬

B. FI’IL MUDLORI

iii
Fi’il mudlari adalah kata kerja yang menunjukkan masa sekarang atau masa yang

akan datang.

Cara membuat mudlari yaitu dengan menambah satu huruf mudlaraah yaitu ‫ أ‬,‫ ن‬,‫ ت‬,‫ي‬

dan di baca fathah kecuali pada mudlari yang madlinya 4 (empat) huruf atau pada fi’il

mudlari yang mabni majhul maka dibaca dlamah.

Huruf yang khusus mendahului fi’il mudlari adalah :

‫َم‬
ُ‫ل‬ : bermakna tidak

‫َن‬
ْ‫ل‬ : bermakna tidak akan

‫س‬ : bermkana akan

‫ف‬
َ ‫ َس ْو‬: bermakna akan

Sedangkan huruf – huruf yang lain bisa mendahului fi’il mudlari atau fi’il madli atau

mubtada, seperti :

‫و‬ : bermakna dan

‫ف‬ : bermakna maka

‫مث‬ : bermakna maka

Juga bisa didahului pertanyaan (‫ )استفهم‬seperti :

‫أ‬ : bermakna apakah

‫هل‬ : bermakna apakah

‫ما‬ : bermakna apakah

‫من‬ : bermakna siapa

iii
Fi’il mudlari mesti diawali salahsatu huruf ‫ ي‬,‫ ت‬,‫ ء‬,‫ ن‬dan di baca rofa harkatnya

dhomah. Cara mencari madlinya dengan cara huruf pertamanya dibuang conto ; ‫يعلم ← علم‬

Walaupun diawali huruf mudlaraah tetapi bila tanpa alasan tidak dibaca rafa maka

tidak termasuk madlari, seperti : ‫اَنْ َـز َل‬

Mudlari yang akhirnya berupa ‫ ْو َن‬/ ‫ ِان‬/ ‫ يْ َن‬yang disebut Afalul Khamsah pada waktu

nasab ‫ ن‬nya dibuang. Contoh : ‫واولَ ْن َت ْف َعلُوفَاتَّـ ُقـوالنَّا ِر‬ ِ


َ ُ‫فَا ْن مَلْ َت ْف َعل‬

Khusus yang diakhiri ‫ ون‬setelah ‫( ن‬nun) dibuang, maka diberi ‫( ا‬alif). Contoh : ‫لَن يُ ْؤ ِمُن ْوا‬

bila digandeng/didampingi dengan Dlamir Muttasil, maka ‫( ا‬alif) dibuang. Contoh : ‫َولَ ْن َيتَ َمنَّوه‬

Fi’il mudlari yang diakhiri nun muanats : ‫ َي ْف َع ْل َن‬hukumnya mabni, artinya tidak

terpaengaruh dengan kata lain.

C. FI’IL ‘AMAR

Fi’il Amar adalah suatu ungkapan kata yang mempunyai arti kata perintah.Hukum

Fi’il Amar adalah Mabni Sukun, biasanya didahului oleh amil (huruf atau lafadz jawajim).

Fi’il amar bentuk wazannya adalah bentuk mudlari yang dibuang mudlaraahnya yang

dibaca jazm. Tandanya adalah sukun ( -ْ ). Semua hamzahnya fi’il amar dibaca kasroh kecuali

‘ain fi’il dhamah maka dibaca dhamah, seperti : ‫ اُفْ ُـع ْل‬dan khusus dari wazan ‫ اَْف َع َل‬-‫ يُ ْفعِ ُل‬maka

dibaca fathah seperti ‫اَفْعِ ْل‬.

Fi’il amar bisa disebut cacat bila hurufnya kurang dari 4 (empat) kurang memenuhi

huruf - huruf wazan.

Fi’il mudlari yang huruf terakhirnya berupa huruf ilat maka ketika dijadikan amar,

huruf ilat tersebut dibuang. Contoh : ُ‫ اُْدع‬asalnya ‫ يَ ْد ُع ْو – َد َعا‬kemudian huruf pertama mudlari

dibuang dan karena yang terakhir berupa wawu (‫ )و‬maka dibuang, jadinya ُ‫ َدع‬kemudian diberi

hamzah (‫ )ء‬karena ’ain fi’il dibaca dlamah, maka hamzah (‫)ء‬nya juga dibaca dlamah jadi ُ‫ اُْدع‬.

iii
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Fi’il adalah kata – kata dalam Bahasa Arab yang mempunyai makna akan suatu

pekerjaan secara pengklasifikasiannya, fi’il terbagi 3 (tiga) bagian:

1. Fi’il Madli

Fi’il Madli yaitu kalimat/kata dalam bahasa arab yang maknanya menunjukkan

suatu pekerjaan yang sudah dikerjakan.

Fi’il Madli dari segi harkat terbagi 2 (dua) bagian, yaitu :

1.1. Madli Mabni Fa’il (Ma’lum)

1.2. Madli Mabni Maf’ul (Majhul)

2. Fi’il Mudlari

Fi’il Mudlari adalah kalimat yang mempunyai arti akan suatu pekerjaan dan

pekerjaan tersebut pelaksanaannya ada dalam keadaan sedang dilaksanakan/akan

dilaksanakan. Mengenai harkat fi’il mudlari, hukum asal dibaca rofa dan tetap dibaca rofa

selama tidak ada kata – kata yang tergolong ke dalam ‘Amil Jawajim atau ‘Amil

Nawasib.

Pengambilan mudlari dari fi’il madi yang ditambah dengan meletakkan dlomir

huruf yang memiliki makna tertentu dan huruf yang jadi ciri akan kemudlariannya itu

adalah :

َ‫( أ‬hamzah) : Mempunyai arti Saya

‫ي‬
َ (ya) : Mempunyai arti Dia (laki-laki)

‫ت‬
َ (ta) : Mempunyai arti Kamu

‫( َن‬nun) : Mempunyai arti Kami Semua

Secara baris/harkat, mudlari terbagi 2 (dua) :

a. Mabni Ma’lum

b. Mabni Majhul
iii
3. Fi’il Amar

Fi’il Amar adalah suatu ungkapan kata yang mempunyai arti kata perintah.Hukum

Fi’il Amar adalah Mabni Sukun, biasanya didahului oleh amil (huruf atau lafadz

jawajim). Fi’il amar merupakan cabang dari fi’il mudlari, jadi zaman atau waktunya

menunjukkan bahwa fi’il amar itu mempunyai zaman atau waktu yang sama dengan fi’il

mudlari. Akan tetapi kalau fi’il amar maknanya adalah ungkapan perintah, kalau fi’il

mudlari tidak mengandung unsur ungkapan perintah.

B. Kata Penutup

Alhamdulillah makalah ini dapat kami susun walaupun masih banyak kekurangannya,

besar harapan adanya kritik dan saran yang bersifat konstruktif untuk perbaikan di masa yang

akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan juga bagi para

pembaca.

iii
DAFTAR PUSTAKA

Shon Haji. Jurumiah.

Amtsilati. Jilid IV.

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan

hidayahnya, makalah ini dapat diselesaikan. Shalawat dan Salam tetap kita curahkan kepada

Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada sahabatnya, dan kepada kita selaku

umatnya yang senantiasa menjalankan sunnah-sunnah beliau.

Makalah ini penulis sampaikan kepada Dosen Mata Kuliah Bahasa Arab sebagai salah

satu tugas Mata Kuliah Bahasa Arab.

“Tak Ada Gading Yang Tak Retak“ oleh karena itu penulis mohon kepada Ibu dosen

khususnya, dan umumnya kepada para pembaca apabila menemukan kesalahan atau kekurangan

dalam makalahini, baik dari segi bahasanya maupun isinya, penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat konstruktif.

Akhirnya kami ucapkan terima kasih keoada semua pihak yang telah membantu sehingga

terselesaikannya makalah ini. Semoga dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umunya

bagi para pembaca.amiin.

Ciamis, Oktober 2009

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JILID.................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Fi’il Madli ........................................................................................................ 2

B. Fi’il Mudlari...................................................................................................... 3

C. Fi’il ’Amar ....................................................................................................... 4

BAB III PENUTUP............................................................................................................... 5

A. SIMPULAN...................................................................................................... 5

B. KATA PENUTUP............................................................................................ 6

DAFTAR PUSTAKA

iii
MAKALAH
‫الفعل واقسـامه‬
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salahsatu Tugas
Mata Kuliah Bahasa Arab

Dosen : Sofia Ratna Awaliyah Fitri, S.Pd.I

Disusun Oleh :
ABDUL HAKIM
ABDUL MUHSININ
FIKA SITI NURJANNAH

Fakultas/Semester : Tarbiyah/I (Satu) – A


Program Study : Pendidikan Agama Islam

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
(I A I D)
CIAMIS JAWA BARAT
Jl. K.H. Ahmad Fadlil Ciamis 46271 Tlp. (0265) 774376

iii

You might also like