You are on page 1of 2

1.

Pengertian Tema

Menurut arti katanya tema berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah
ditempatkan. Kata ini berasal dari kata Yunani tithenai yang berarti menempatkan atau
meletakkan. Dalam kehidupan sehari-hari kata tema sering dikacaukan pula pemakaiannya
dengan istilah topik. Kata topic juga berasal dari kata Yunani topoi yang berarti tempat.
Aristoteles, yang dianggap sebagai salah seorang tokoh retorika jaman klasik, menegaskan
bahwa untuk membuktikan sesuatu mula-mula harus ditentukan dan dibatasi topoi ‘tempat’
berlangsungnya suatu peristiwa. Dalam batas-batas yang telah ditentukan tadi, penulis harus
menemukan: manusia, interaksi, dan fakta-fakta lainnya yang menimbulkan atau bersangkutan
dengan peristiwa baru.
Pengertian tema, secara khusus dalam karang-mengarang, dapat dilihat dari dua sudut, yaitu
dari sudut karangan yang telah selesai dan dari sudut proses penyusunan sebuah karangan.
Dilihat dari sudut sebuah karangan yang telah selesai, tema adalah suatu amanat utama yang
disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Amanat utama ini dapat diketahui misalnya bila
seorang membaca sebuah roman, atau karangan lainnya. Selesai membaca karangan tersebut,
akan meresaplah ke dalam pikiran pembaca suatu sari atau makna dari seluruh karangan itu.
Dari segi proses penulisan kita bisa membatasi tema dengan suatu rumusan yang agak
berlainan, walaupun nantinya apa yang akan dirumuskan itu pada hakekatnya sama saja. Dalam
kenyataan untuk menulis suatu karangan, penulis harus memilih suatu topik atau pokok
pembicaraan. Diatas pokok pembicaraan itulah ia menempatkan suatu tujuan yang ingin
disampaikan dengan landasan topic tadi. Dengan demikian pada waktu menyusun sebuah tema
atau pada waktu menentukan sebuah tema untuk sebuah karangan ada dua unsure yang paling
dasar perlu diketahui yaitu topik atau pokok pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui
topic tadi. Berdasarkan kenyataan ini, pengertian tema dapat dibatasi sebagai: suatu rumusan
dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik
tadi.
Panjang tema tergantung dari beberapa banyak hal yang akan disampaikan sebagai perincian
dari tujuan utama, dan kemampuan penulis untuk memperinci dan mengemukakan ilustrasi-
ilustrasi yang jelas dan terarah. Perbantingan antara tema dengan karangan dapat disamakan
yang terdiri dari subyek dan predikat. Semua bagian kalimat lainnya dapat berfungsi untuk
memperjelas gagasan-gagasan utama tadi. Begitu pula, kedudukan tema secara lebih konkrit
dapat kita lihat dalam hubungan antara kalimat topic dan alenia. Kalimat topik merupakan tema
dari alenia itu. Sedangkan kalimat-kalimat lainnya hanya berfungsi untuk memperjelas kalimat
topik atau tema alinea tersebut.

2. Memilih Topik

Masalah pertama yang dihadapi penulis untuk merumuskan tema sebuah karangan adalah topik
atau pokok pembicaraan. Penetapan topik sebelum mulai menggarap suatu tema merupakan
suatu keahlian. Namun seringkali pula justru hal inilah yang menjadi beban yang tidak kecil bagi
mereka yang baru mulai menulis. Mereka sukar sekali menemukan topik nama yang kiranya
dapat dipergunakannya untuk menyusun karangannya. Sebenarnya sumber-sumber yang
berada disekitar kita menyediakan bahan yang berlimpah-limpah. Apa saja yang menarik
perhatian kita dapat saja dijadikan topik dalam karangan kita: pengalaman-pengalaman di masa
lampau, pengalaman masa kini, keluarga, cita-cita, karier, alam sekitar, persoalan-persoalan
kemasyarakatan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, mata pencaharian, dan sebagainya.

Semua pokok persoalan tersebut dapat dijadikan topik karangan dengan mempergunakan salah
satu bentuk tulisan, yaitu: narasi, deskripsi, eksposisi, atau argumentasi.

Narasi berusaha untuk mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian secara kronologi. Beberapa
pokok yang biasanya dipakai dalam narasi adalah: biografi, roman, novel, sejarah, dsb.
Sebaliknya deskripsi berusaha untuk menggambarkan sesuatu hal sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya, misalnya: tentang keadaan Kota Jakarta, tentang gedung-gedung yang bersejarah,
tentang senja di pelabuhan, dan sebagainya. Deskripsi bertalian dengan pelukisan kesan
pancaindera terhadap sebuah objek.

Bila kita berpindah dari reproduksi masa silam kepada tulisan-tuliasan eksposisi (yang bertujuan
untuk member penjelasan atau informasi), maka tema tadi akan diuraikan dalam sebuah proses,
misalnya: bagaimana membuat api, bagaimana beternak ayam, bagaimana menanam singkong,
dan sebagainya.

Corak lain dari tulisan-tulisan ekspositoris itu adalah menerangkan tetang proses kerja sesuatu
barang: bagaimana operasi sebuah mesin pintal, bagaimana sebuah kapal selam menyelam atau
timbul, bagaimana kerja sebuah mesin jahit, dan sebagaimananya.

You might also like