Professional Documents
Culture Documents
1
jumlah satuan analisis sebagai anggotanya dapat dihitung dan kalau dihitung maka
perhitungan dapat berakhir. Jika kita meneliti mutu pendididkan padaSMU di Jawa
Tengah pada tahun 1996, maka setiap SMU dalam lingkungan Jawa Tengah
merupakan satuan analisis dari penelitian itu. Jumlahnya dapat dihitung dan kalau
dihitung maka perhitungan dapat selesai. Lain halnya jika penelitian itu dilakukan
terhadap prestasi belajar Universitas Kristen Satya Wacana. Satuan analisisnya ialah
mahasiswa yang pernah, yang sedang, dan yang akan belajar di Universitas tersebut.
Jumlah mahasiswa yang pernah dan yang sedang belajar di Universitas itu dapat
dihitung, tetapi terdapat mahasiswa yang akan belajar tidak bisa dihitung, dan kalaupun
bisa dihitung maka perhitungan tidak dapat selesai. Oleh karena itu populasi seperti itu
disebut populasi tidak terbatas. Dalam praktek populasi yang sangat besar, sekalipun
dapat dihitung dan perhitungan dapat selesai, namun sering
diperlakukansebagaipopulasi tidak terbatas. Penelitia terhadap anak balita di Indonesia
misalnaya, dianggap populasi tidak terbatas.
Sampel sering juga disebut “contoh”, yaitu himpunan bagian (sub set) dari
suatupopulasi (lihat lembar Media M.01). sebagai bagian dari populasi maka sampel
memberikan gambaran yang benar tentang populasi. Pengambilan sampel dari suatu
populasi disebut penarikan sampel atau samling. Populasi yang ditarik sampelnya pada
waktu merencanakan suatu penelitian disebut target population, sedangkan populasi
yang diteliti pada waktu melakukan penelitian disebut sampling population. Daftar
nama-nama satuan analisis pada sampling population ini sering disebut dengan sample
frame. Target population dan sampling population dapat berbeda sebagai konsekuensi
dari perbedaan waktu antara perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam jarak
waktu tersebut populasiny bisa berubah, bertambah atau berkurang karena berbagai
sebab. Oleh karena itu jarak waktu antara perencanaan dan pelaksanaan jangan terlalu
lama.
Masalah yang dihadapi dalam penarikan sampel ialah cara penarikan sampel
dan ukuran besarnya sampel. Hal ini sangat tergantung pada sifat populasi terutama
pada ketersebaran anggota dalam wilayah penelitian atau dalam kategori-kategori
tertentu. Dengan kata lain tergantung padavariasi populasi. Oleh karena itu sebelum
sampel ditentukan, perlu digambarkan lebih dahulu karakteristik populasi yang diteliti
2
terutama untuk mengetahui sejauh mana keragaman atau variasi diantara satuan-
satuan analisis dalam populasi yang bersangkutan.
3
tempat parkir kendaraan pada pukul 8.00 – 9.30 pagi. Setiap mahasiswa yang datang
ditempat parker itu dicatata dan diperlakukan sebagai sampel sampai ditemukan jumlah
200 orang ke 200 orang itu yang sudah dicatat adala bagian dari populasi sebanyak
6000 orang. Selanjutnya ke-200 orang itu diteliti keefektifan pengalamn belajarnya dan
ternyata rata-rata memiliki 80 % keefektifan pengalaman belajarnya dihitung atas dasar
jumlah pengalaman belajar minimal yang dituntut oleh kurikulum.untuk
menggeneralisasikan kesimpulan ini terhadap seluruh popoluasi tampaknya kurang
bijaksana. Ke- 200 orang mahasiswa yang diambil 6000 orang itu hanyalah mahasiswa
yang datang dikampus dengan kendaraan bermotor, dan mahasiswa yang kuliah pagi
hari.padahal banyak mahasiswa yang datang di kampus dengan jalan kaki, dan banyak
juga yang kuliah siang atau sore. Golongan ini tidak terwakili dalam sampel tersebut.
Supaya penarikan sampel tidak bias, harus dalam satuan analisis dalam populasi
mendapatkan peluang yang sama untuk ditarik menjadi anggota sampel.oleh karena itu
untuk memenuhi keterwakilan, penarikan sampel harus dilakukan secara random
(acak). Penarikan sampel dengan cara ini disebut random sampling. Penarikan sampel
dikatakan random jika setiap anggota pada setiap populasi mempunyai peluang yang
sama untuk ditarik sebagai anggota sampel. Besarnya sampel yang ditarik dari populasi
tergantung pada variasi yang ada dikalangan anggota populasi. Apabila anggota
populasinya homogen, maka sampel yang kecil dapat mewakili seluruh populasi.
Butir-butir darah didalam tubuh kita adalah homogen, setiap butir mempunyai
karakteristik yang sama, tidak menjadi soal apakah darah itu diambil dibagian tangan ,
atau kaki,atau kepala,semua sama. Tetapi apa bial kita meneliti perilaku mahasiswa
terhadap politik, maka pariasinya dikalangan mahasiswa cukup besar baik dilihat dari
segi bidang studi yang ditekuninya, atau Alma Mater, atau segi agamanya. Supaya
semua variasi terwakili maka dibutuhkan sampel yang relative besar. Makin homogen
suatu populasi makin kecil sampelnya, dan mekin tinggi variasi makin besar sampel
yang dibutuhkan.
4
B. JENIS DAN TEHNIK PENARIKAN SAMPEL
1 Jenis-jenis Sampling
Jenis penarikan sampel secara umum dapat dikelompokkan kedalam dua
bagian, yaitu: Pertama, metode penarikan sampel Non probabilitas (non probability
sampling method). Kedua metode penarikan sampel probabilitas (probability samplina
method). Pada metode penarikan sampel non probabilitas, cara penarikan sampel
ditempuh berdasarkan kepada pertimbangan pribadi semata. Sebaliknya, metode
penarikan sampel probabilitas lebih menekangkan kepada pertimbangan kemungkinan
kemungkinan terjadi atau tidaknya suatu peristiwa, dengan dasar metoda-metoda ilmia
yang berlaku pada umumnya.
Beberap jenis metode penarikan sampel non probabilitas, antara lain: quata
sampling, judgement sampling (purposive sampling),accidental sampliang, convenience
sampling dan snowball sampling. Sedangkan yang termasuk metode-metode
penarikan sampel probabilitas, yaitu: simple random sampling, systimatik sampling,
stratified sampling dan cluster sampling.
Uraian-uraian lebih lanjut mengenai jenis-jenis penarikan sampel tersebut dapat
diikuti sebagai berikut:
a. Quota sampling
Metode penarikan sampel non probabilitas yang paling sering digunakan adalah
quota sampling. Dalam penarikan sampel quota besarnya sama atau sub- kelas dalam
populasi ditaksir dari data statistic yang dipublikasikan dan pencacah (interviewer)
memilih kebebasan memilih responden.
5
Dari contoh di atas seolah-olah jumlah sampel ditentukan secara stratifikasi
proposional, namun demikian hal ini berbeda secara jauh. Pada quota sampling
interviewer tidak dikehendaki memilih responden yang diperlukan atas dasar random
guota mengisi tiap-tiap sel dalam quota yang ditentukan. Pihak interviewer diberikan
kebebasan mencari responden dilokasi yang bersangkutan, menurut mereka lebih
mudah dihubungi.
Pada metode judgement sampling atau purposive sampling peneliti menghubungi dan
melakukan data atas dasar strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi semata.
Pada dasarnya jika pihak interviewer menganggap calon responden yang termasuk
kedalam bagian obyek penelitian, maka pihak interviewer dapat langsung memilih calon
responden tersebut sebagai bagian unit sampel. Dengan kata lain, asal saja calon
responden tersebut sesuai dengan karakteristik populasi yang diinginkan, siapapun
respoden yang . bersangkutan, dimana dan kapan saja ditemui dijadikan sebagai
sebagai sampel penelitian.
Oleh karena itu, metode-metode ini benar-benar dapat dijadikan lebih baik jika
saja digunakan oleh peneliti yang benar-benar ahli dan berpengalaman. Pada
umumnya metode ini hanya digunakan untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang
bersifat khusus. Bahkan acap kali metode ini digunakan bersama-sama dengan
metode-metode penarikan sampel probabilitas lainnya, sehingga hasilnya menjadi lebih
baik.
c. Accidental Sampling
Dalam metode penarikan sampel ini, pihak pencacah atau interviewer melalui siap saja
yang ditemuinya tidak peduli apakah responden yang dihubungi memiliki keterkaitan
dengan aspek peneitiannya ataukah tidak memiliki keterkaitan sama sekali. Peneliti
pada perinsipnya dapat mengumpulkan data dari setiap responden yang dapat ditemui ,
siapa saja, dimana saja dan kapan saja.
Oleh karena itu, metode ini tampek relative murah dan cepat, akan tetapi data
yang dikumpulkan seringkali kurang obyektif karena bisa terjadi responden yang terpilih
merupakan responden yang tidak mewakili, atau representatife.
d. Convenience Sampling
Penggunaan metode penarikan sampel ini, biayannya lebih murah, waktu yang
di buthkan relative sedikit dan mudah dijalankan. Walaupun demikian ada kalanya
7
metode ini kurang obyektif, sehingga seringkali timbil bias dalam pelaporan hasil.
Responden yang dipilih umumnya dapat dihubungi dengan mudah, dapat diajak kerja
sama, tidak menyusahkan jika dilakukan pengukuran relative lebih mudah. Namun
demikian karena responden terpilih merupakan bagian kecil dari populasi sering
hasilnya kurang mampu memberikan gambaran data yang sesungguhnya.
d. Snowball Sampling
Snowball Sampling merupakan metode penarikan sampel secara berantai, dari satu
sampel responden yang diketahui diteruskan kepada responden berikutnya sesuai
dengan ipormasi responden pertama, begitu setrusnya, sehingga responden yang
dihubungi semakin lama semakin besar. Dalam hal ini, seorang inter penchaca dapat
mengumpulkan data yang di inginkanya menjadi semakin besar, pertama-tama ia harus
menghubungi satu calon responden yang dianggapnya mewakili. Setelah itu melalui
informasi yang diperoleh dari responden tersebut dapat dihubungi kembali beberap
responden yang terpilih. Proses pelacakan sampel responden terus bercabang,
berantai sampai kepada jumlah sampel resposponden yang dianggap memadai.
Bagaikan bola salju yang menggelindding dari atas kebawah, semakin lama semakin
8
besar sampai kepada tempat dimana bola tersebut berhenti menggelinding maka
disitulah pelacakan sampel responden berhenti.
Metode penarikan sampel seperti ini banyak dijumpai pada jenis-jenis penelitian
yang respondenya sulit dipantau secara umum dan penelitian yang datanya bersifat
rahasia. Tiada cara lain tidak adanya informasi yang dapat dijadikan dasar pelacakan
sampel responden secara umum memungkinkan peneliti menempu cara tersebut.
Metode ini umum dipakai jika unit sampel dalam populasi jumlahny relative
sedikit. Pada kondisi demikian penggunaan metode ini akan menjadi efisisen dan
efektif. Namun demikian, jika jumlah elemen-elemen populasi sangat besar,
penggunaan metode ini menjadi tidak menyenangkan, kurang pleksibel dan biaya yang
dikeluarkan dapat menjadi lebih mahal.
9
Penerapan metode penarikan sampel acak sederhana dapat dilakukan dengan
system lotari. Sebagai contoh, jika seorang peneliti ingin mendapatkan informasi
tentang perlu tidaknya penggunaan alat kontrasepsi bagi masyarakat di suatu
kampong. Dari jumlah rumah tangga sebanyak tiga puluh (30) kepala keluarga di
kampong yang bersangkutan, kemudian di daftar satu persatu. Setelah proses tersebut
selesai dijalankan, maka peneliti yang bersangkutantinggal memasukkan nama-nama
calon responden ke dalam suatu wadah dan terus diacak-acak sampai bena-benar
merata. Selanjutnya, peneliti yang bersangkutan mengeluarkan satu persatu nama
calon responden yang telah didaftar tersebut sampai sebanyak lima belas (15)
responden sesuai dengan yang ditentukan.
Cara lain juga dapat dilakukan dengan membuat daftar terlebih dahulu
setiap calon responden (table random). Kemudian, dari daftar tersebut peneliti tinggal
member tanda dari setiap calon responden yang diinginkan sambil memejamkan mata,
mulai dari responden pertama sampai kepada responden yang kelima belas.
f. systematic Sampling
Sebagai contoh: jika populasi berjumlah lima ratus (500) elemen dan sampel
responden yang diinginkan berjumlah 50 responden, maka interval sampel adalah
sepuluh (10). Sampel pertama dipilih dari nomor urut satu (1) sampai sepuluh
(10),misalnya saja yang terpilih nomor tiga(3).selanjutnya,sampel responden berikutnya
setelah nomor (3), kemudian (13), (23), (33) dan seterusnya sampai mencapai sampel
responden yang kelima puluh.
10
Cara lainnya dapat ditempuh dengan cara ini terlebih dahulu mencari sampel
responden pertama dari populasi. Setelah itu, dengan menggunakan formula matematik
tertentu dicari sampel responden berikutnya. Misalnya jumlah populasi di suatu desa
ada sebanyak lima puluh (50) rumah tangga dan jumlah responden yang diinginkan
sebanyak sepuluh(10) responden. Langkah pertama, tentukan responden pertama (n -
1 )secara acak sederhana, misalnya ditemukan rumah tangga nomor 4. Dengan
menggunakan formula (n-1+ 5), maka diperoleh sampel responden berikutnya. Begitu
seterusnya sampai kepada sampel responden yang ke sepuluh(10).
Metode ini tampak lebih mudah dan fleksibel untuk ukuran sampel yang cukup
besar disbandingkan dengan metode penarikan sampel acak sederhana. Disamping itu,
tingkat ketepatan lebih baik.disamping itu, seperti halnya metode acak sederhana
penggunaan metode ini lebih tepat untuk jenis-jenis populasi yang bersifat homogeny.
Sebaliknya, untuk jenis-jenis populasi yang bersifat heterogen metode ini jarang
dipergunakan karena dianggap dapat mengganggu ke akuratan data yang
dikumpulkan.
g. Stratified Sampling
TABEL I
Struktur Petani Desa Labuan dan Sampelnya
12
TABEL 2
Struktur Buruh Pabrik Agiok dan Jumlah Sampelnya
i. Cluster sampling
Cluster sampling atau sampling wilayah merupakan salah satu metode
penarikan sampel probabilitas dimana sampel-sampel dikelompokkan
menurut petak-petak daerah dan setiap petak daerah memiliki kesempatan
yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
13
Metode penarikan sampel wilayah ini selain memiliki kelebihan juga memiliki
banyak kekurangan. Kelebihannya adalah jika populasi yang akan diteliti
jumlahnya cukup besar dan tingkat sebarannya tidak merata, peneliti dapat
melakukan pengelompokan sesuai dengan keinginannya. Penelitian akan
menjadi lebih murah dan cepat, sehingga seolah-olah cukup representative
untuk sampel besar.Akan tetapi kelemahannya adalah ada kemungkinan
ketidak seragaman populasi, dengan demikian mengurangi tingkat
keberartian data. Selain itu, jika metode ini tidak dikombinasikan dengan
metode probabilitas lainnya peluang untuk mendapatkan responden
representative menjadi semakin terbatas.
14