You are on page 1of 237

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pembangunan nasional Indonesia adalah untuk

mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materil dan

spiritual dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tentram tertib

dan dinamis. Untuk itu segala usaha yang dilaksanakan dalam kegiatan

pembangunan harus dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi

kemanusiaan, bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dan bagi

pengembangan tiap warga sebagai manusia yang utuh.

Salah satu masalah pokok yang dihadapi Indonesia dalam

melaksanakan pembangunannya adalah kepadatan penduduk, di mana

59 persen penduduk tinggal di pulau Jawa. Dari jumlah tersebut 17 persen

penduduk tinggal di Provinsi Jawa Barat, 15 persen di Jawa Tengah dan

17 persen di Jawa Timur. Sementara luas pulau Jwa secara keseluruhan

hanya sekitar 7 persen dari seluruh wilayah daratan Indonesia (BPS,

Jakarta Indonesia 2002 ; hal 32).

Dilain pihak pembangunan pertanian dan non pertanian di luar pulau Jawa

terhambat karena kekurangan sumber daya manusia (Nitisastro dan

Keyfitz, 1954; Muthalib 1980 dalam Saleh 1982 hal 1).

Untuk mengatasi masalah tersebut telah ditempuh sistem

transmigrasi, yang pada prinsipnya sudah berlangsung sejak zaman

Hindia Belanda sampai zaman Indonesia merdeka. Program perpindahan


2

penduduk di Indonesia secara resmi dimulai sejak tahun 1905, oleh

pemerintah kolonial Belanda. Ketika itu sebanyak 155 KK penduduk dari

daerah Karanganyar, Kebumen, Purworejo, Karesidenan Kedu Jawa

Tengah dipindahkan Ke Gedong Tataan Lampung. Kegiatan pemindahan

penduduk yang ketika itu disebut “kolonisasi” merupakan salah satu

keputusan politik “balas budi” Belanda terhadap jajahannya yang dikenal

sebagai Politik Etis (Edukasi, Irigasi dan Emigrasi) Dalam catatan sejarah,

program pemindahan penduduk tersebut selain untuk memenuhi

kebutuhan tenaga kerja atas proyek-proyek pemerintah Belanda di luar

Jawa juga berkembang kecemasan tentang kelebihan penduduk pulau

Jawa, lebih-lebih setelah sering terjadi bahaya kelaparan di beberapa

daerah misalnya di Grobogan. Jadi secara historis, ketidak seimbangan

penduduk Jawa – luar Jawa telah menjadi dikotomi yang menjadi bahan

pertimbangan pemerintah kolonial. Mulai saat itu penduduk pulau Jawa

mulai disebar kewilayah lain di Indonesia secara parsiel sampai awal

tahun menjelang kemerdekaan.

Lima tahun setelah Indonesia merdeka , tepatnya taggal 12 Desember

1950, sebanyak 23 KK (77 Jiwa ) warga desa Bagelen Kresidenan Kedu

Jawa Tengah diberangkatkan menuju Sukadana Lampung Selatan,

sebutan untuk program ini berubah menjadi “Transmigrasi” istilah ini

diambil setelah melalui tukar pendapat dari berbagai kalangan (Anonim

1998 ; 6).
3

Proses pelaksanaan transmigrasi terus berlangsung dari tahun ke

tahun dan dalam tahun 1972 telah ditetapkan kebijaksanaan baru tentang

transmigrasi yang tertuang dalam Undang-Undang nomer 3 tahun 1972

dan diperkuat dengan Peraturan pemerintah No.2 Tahun 1999 Tentang

penyelenggaraan Transmigrasi dengan tujuan :

1. Untuk meningkatkan Kesejahteraan transmigran dan masyarakat

sekitarnya, diwujudkan melalui penyediaan kesempatan kerja dan

peluang usaha, pemberian hak milik atas tanah, pemberian

bantuan permodalan dan atau prasarana/sarana produksi,

menfasilitasi pengurusan administrasi dengan badan usaha,

peningkatan pendapatan, pendidikan dan pelatihan, pelayanan

kesehatan, pemantapan ideologi, mental spiritual, sosial dan

budaya.

2. Pemerataan dan pembangunan daerah diwujudkan melalui

pembangunan pusat pertumbuhan wilayah baru atau mendukung

pusat pertumbuhan wilayah yang sudah ada atau yang sedang

berkembang.

3. Memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, diwujudkan melalui

pengelolaan temu budaya, tata nilai dan perilaku transmigran dan

masyarakat sekitarnya untuk pemantapan rasa kebangsaan dan

cinta tanah air. (Anonim 1999 No. 2).

Untuk menanggulangi persebaran penduduk yang tidak merata ini


4

dalam upaya meningkatkan pendapatan dan tingkat

kesejahteraan, maka pemerintah telah memprogramkan perpindahan

penduduk dari daerah yang padat ataupun yang kurang subur di Jawa,

Bali, dan N. T. B. Ke luar daerah yang masih kurang penduduknya dan

mempunyai tanah yang subur. Dengan adanya perpindahan penduduk

atas bantuan pemerintah, maka diharapkan sedikit demi sedikit akan

dapat dicapai persebaran penduduk yang merata antar daerah.

Transmigrasi adalah bentuk pembangunan demokratis yang

menempatkan HAM sebagai landasan pelaksanaannya. Sedangkan

dalam operasionalisasinya, transmigrasi adalah pemberdayaan

masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan melalui pengembangan

dan pemanfaatan potensi sumber daya alam secara optimal. Oleh karena

itu ada beberapa issu penting sebagai nilai dasar operasional untuk

mengoptimalkan pencapaian tujuan dan sasaran penyelenggaraan

transmirasi yaitu :

Asas kepeloporan, bahwa penyelenggaraan transmigrasi harus

didasarkan pada jiwa kepeloporan, keperintisan, dan semangat juang para

penyelenggara, pelaksana, transmigran, dan semua pihak terkait.

Asas kesukarelaan, bahwa penyelenggaraan transmigrasi harus

didasarkan pada jiwa dan semangat demokrasi dalam arti bahwa

keputusan seseorang untuk ikut serta dalam proses transmigrasi harus

dilandasi oleh kesadaran hati nurani tanpa adanya unsur pemaksaan dari

pihak manapun.
5

Asas kemandirian, bahwa para penyelenggara dan transmigran harus

mempertebal komitmen pada upaya pemberdayaan dan pengembangan

diri tanpa menggantungkan bantuan dari pihak lain.

Asas kekeluargaan, bahwa dalam melaksanakan kegiatan usaha dan

kehidupan masyarakat harus didasarkan pada semangat dan jiwa

kebersamaan dan gotong royong.

Asas keterpaduan, bahwa penyelenggaraan transmigrasi harus

didasarkan pada semangat dan jiwa keterpaduan, sehingga semua

kegiatan diberbagai tingkatan harus dilaksanakan secara terkordinasi,

terintegrasi mengarah pada singkronisasi antar sektor pembangunan,

instansi, swasta, dan masyarakat.

Asas wawasan lingkungan, bahwa penyelenggaraan trnsmigrasi harus

didasarkan pada wawasan lingkungan dengan mempertimbangkan aspek

pendayagunaan dan kelestarian fungsi lingkungan (Anonim; 1998).

Sulawesi tengah yang merupakan salah satu Provinsi penerima

transmigran, telah merasakan dampak positifnya. Tanah yang subur telah

mulai dimanfaatkan untuk pencetakan sawah-sawah baru yang hasilnya

telah dapat mencukupi kebutuhan pangan daerah sekitarnya. Dengan

makin baiknya sarana perhubungan darat telah membuka daerah-daerah

yang selama ini masih terisolir.

Sebagai salah satu daerah transmigrasi yang sangat potensial di

Sulawesi Tengah, Daerah Kabupaten Parigi Moutong telah menempatkan

sebanyak 15.288 Kepala Keluarga (KK) atau 63. 836 jiwa transmigran
6

sejak pra Pelita sampai Pelita VI. Jumlah tersebut terdiri dari 8.067 KK

(32.740 Jiwa) transmigran umum dan 7.211 KK (31.060 Jiwa) transmigran

swakarsa (Kabupaten Parigi Moutong Dalam Angka .2002 ; 67).

Jenis-jenis transmigrasi sebagaimana dimaksud dalam peraturan

pemerintah Nomor 42 Tahun 1973 pada Bab III, Pasal 4, terdapat dua

jenis transmigrasi yaitu :

1. Transmigrasi Umum, adalah Transmigrasi yang biaya

pelaksanaannya ditanggung oleh pemerintah. Yang termasuk

transmigrasi umum adalah apabila transmigrasi itu sejak mulai dari

kegiatan persiapan dan penyiapan lokasi pemukiman, pengerahan

dan penempatan serta pembinaan dan pengembangan

transmigran sampai pada tahap terakhir yaitu penyerahan lokasi

pemukiman transmigran kepada Departemen dalam negeri dimana

biaya keseluruhannya menjadi beban pemerintah.

2. Transmigrasi Swakarsa, adalah transmigrasi yang biaya

pelaksanaannya ditanggung oleh transmigran yang bersangkutan

atau pihak lain bukan pemerintah (Anonim;1985 ; 18).

Standar pemerintah mengenai transmigrasi setelah 5 tahun di

lokasi transmigran, karena pada saat tersebut transmigran dapat

menunjukkan kesungguhannya dalam mengusahakan tanah dan modal

yang diberikan untuk dimanfaatkan menjadi transmigran mandiri.

Setelah reformasi dan berlaku Otonomi daerah yang

mengharuskan pemerintah daerah untuk mengatur daerahnya sendiri,


7

menyebabkan pemerintah daerah enggan menerima transmigran, dengan

anggapan bahwa transmigrasi umum merupakan beban daerah. Yang

diinginkan pemerintah adalah transmigrasi swakarsa yang biaya

pelaksanaannya ditanggung oleh transmigran atau badan usaha lain yang

menanggungnya.

Selama berada di daerah transmigran diarahkan dengan harapan dapat

meningkatkan pendapatan yang dipengaruhi oleh perilaku transmigran itu

sendiri di dalam hal berproduksi, berkonsumsi dan memasarkan hasil

produksi yang dihasilkannya.

Perilaku ekonomi masyarakat transmigrasi dapat diartikan sebagai

usaha dalam menentukan berbagai jenis kebutuhan dan cara untuk

memenuhi kebutuhan tersebut. Perilaku ekonomi yang menyangkut

pemenuhan kebutuhan dengan menghasilkan barang dan jasa yang dapat

mendatangkan daya guna adalah merupakan suatu kegiatan produktif,

yakni kegiatan yang dilakukan masyarakat transmigrasi dalam fungsinya

sebagai produsen, sedangkan perilaku ekonomi yang menyangkut

penggunaan berbagai jenis barang dan jasa untuk pemenuhan kebutuhan

konsumsi adalah kegiatan konsumtif yang merupakan kegiatan

masyarakat transmigrasi dalam fungsinya sebagai konsumen. Selain

kegiatan untuk memenuhi kebutuhan perorangan maupun kebutuhan

keluarga, dan ada pula kegiatan yang bersifat kemasyarakatan ialah

kegiatan untuk memenuhi kebutuhan bersama dilaksanakan secara

bersama-sama atau gotong royong.


8

Kegiatan produksi masyarakat transmigrasi pada umumnya dalam

bentuk usaha tani keluarga. Keberhasilan mereka adalah merupakan

tanggung jawab semua anggota keluarga. Perilaku ekonomi masyarakat

transmigrasi sebagai pengelola dan penggerak sumber daya lainnya

dalam proses kegiatan produksi. Keterbatasan sumber daya akan

dijadikan sebagai faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa

dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Keterbatasan inilah yang

mengharuskan masyarakat transmigrasi baik sebagai produsen maupun

sebagai konsumen untuk mengambil keputusan, diantara berbagai pilihan

yang ada untuk memperoleh manfaat, dengan senantiasa memperhatikan

keadaan dan kelestarian lingkungan. Keterbatasan dapat membawa

masyarakat untuk melaksanakan kegiatan yang bersifat berhasil guna dan

berdaya guna, serta kegiatan yang mendatangkan kesejahteraan bagi

keluarganya.

Penggunaan sumber daya secara efisien dalam kegiatan ekonomi

rumah tangga akan memberikan hasil yang optimal bagi rumah tangga

dan masyarakat transmigrasi. Output yang dihasilkan dapat ditingkatkan

melaluli perluasan pasar baik pasar faktor produksi maupun pasar barang

dan jasa, karena hal itu dapat menyebabkan perluasan pasar dan akan

meningkatkan permintaan barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat

transmigrasi.

Kesejahteraan kehidupan ekonomi merupakan sasaran akhir dari

perilaku ekonomi masyarakat yang tidak saja ditentukan oleh pendapatan


9

yang diperoleh sekarang, tetapi juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan

kepala rumah tangga, kekayaan yang dimiliki dan keadaan kesehatan

anggota rumah tangga.

Ketiga kompenen tersebut saling terkait sehubungan dengan itu disertasi

ini mengangkat “Perilaku Ekonomi Masyarakat Transmigrasi di Kabupaten

Parigi Moutong” Provinsi Sulawesi Tengah.

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari tujuan utama transmigrasi yaitu peningkatan

pendapatan masyarakat transmigrasi itu sendiri banyak dipengaruhi oleh

faktor-faktor :

1. Apakah tingkat efisiensi penggunan faktor-faktor produksi oleh

masyarakat transmigrasi sudah efisien.

2. Apakah terdapat perbedaan besarnya proporsi pengeluaran untuk

konsumsi rumah tangga transmigrasi asal bali dan Jawa

3. Apakah masyarakat transmigrasi dalam mengalokasikan

pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi bagi

keperluan makanan, pakaian, pendidikan, kesehatan dan

kebutuhan lainnya dapat terpenuhi.

4. Faktor - Faktor apa yang mempengaruhi kesejahteraan kehidupan

ekonomi masyarakat transmigrasi asal Bali dan Jawa di Kabupaten

Parigi Moutong.
10

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perilaku

ekonomi masyarakat transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong Provinsi

Sulawesi Tengah, baik dia selaku produsen maupun konsumen, dan untuk

mengetahui tingkat pendapatan rumah tangga transmigran. Dari tujuan

tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis tingkat efisiensi penggunan faktor-faktor

produksi oleh masyarakat transmigrasi.

2. Untuk mengetahui perbedaan besarnya porsi pengeluaran untuk

konsumsi rumah tangga transmigrasi bali dan Jawa

3. Untuk mengetahui pola konsumsi masyarakat transmigrasi dan

perubahan konsumsi apabila terjadi perubahan pendapatan.

4. Untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi tingkat

kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga masyarakat

transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah :

1. Diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah Kabupaten Parigi

Moutong Provinsi Sulawesi Tengah maupun pemerintah pusat yang

berkaitan dengan pelaksanaan transmigrasi agar pelaksanaannya

menjadi lebih baik, bukan menjadi beban daerah tujuan, malah

menjadi kebutuhan untuk pengembangan wilayah.


11

2. Diharapkan pula dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan terutama

masalah penyebaran penduduk yang pada gilirannya dapat

meningkatkan pendapatan masyarakat yang bertransmigrasi dan

masyarakat sekitarnya.

3. Diharapkan pula dapat bermanfaat bahwa teori yang dikemukakan

juga dapat diterapkan terutama mengenai penggunaan faktor-faktor

produksi yang efisien dan perilaku konsumen untuk melihat

bagaimana masyarakat transmigrasi melakukan konsumsi apabila

pendapatannya meningkat.
12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku Ekonomi dan Kegiatan Produksi

Ilmu ekonomi (economics) pada dasarnya adalah studi tentang

bagaimana masyarakat mengelola sumber-sumber daya yang selalu

terbatas atau langka. Disebagian masyarakat sumber-sumber daya bukan

dialokasikan oleh sebuah pelaku perencana tunggal, melainkan oleh

jutaan unit atau pelaku ekonomi yang terdiri dari sekian banyak rumah

tangga dan perusahaan. (Mankiw,1998;3).

Menurut Samuelson (1985 :5) Ilmu ekonomi merupakan suatu studi

tentang perilaku orang dan masyarakat dalam memilih menggunakan

sumber daya yang langka dan yang memiliki beberapa alternatif

penggunaan, dalam rangka memproduksi berbagai komoditi, untuk

kemudian menyalurkannya – baik saat ini maupun di masa depan kepada

berbagai individu dan berbagai kelompok yang ada dalam suatu

masyarakat. Dengan demikian para ekonom mempelajari bagaimana

orang membuat keputusan, mulai dari seberapa banyak harus bekerja

untuk mencukupi kebutuhannya, apa saja yang mereka harus beli ,

bagaimana mereka dapat menabung dan seberapa banyak tabungan

yang harus disisihkan untuk investasi serta bagaimana mereka harus

berinteraksi satu dengan yang lainnya.

Ide teori ekonomi perilaku (behavioural economics) sebagian besar

datang dari Daniel Kahneman dalam Hamid (2003 :2), psikolog yang
13

tahun lalu memperoleh Nobel dalam bidang ekonomi. Berbeda dengan

ajaran Neo-Klasik, ekonomi perilaku ini menganggap bahwa manusia

tidak selalu bertindak rasional. Orang mengabaikan risiko, dan

mengambil langkah untung-untungan. Manusia mungkin tidak tahu

bagaimana mengalokasikan uangnya untuk mencapai kepuasan

maksimum. Lebih dari itu manusia tidak melulu mementingkan diri sendiri

atau serakah (selfish). Orang tua rela berkorban untuk anaknya dan orang

menyumbang untuk kegiatan sosial atau keagamaan tanpa

mengharapkan keuntungan apapun.

Anggapan manusia yang “selfish” telah menjadikan ilmu ekonomi

mengajarkan manusia untuk selalu “berperang” (kompetisi) satu dengan

lainnya mengajarkan “keserakahan” yang diperhalus dengan kata

kemakmuran. Kenyataannya manusia tidak selalu demikian. Manusia bisa

bekerja sama (co-operation) untuk memenuhi kebutuhannya,

mengedepankan keadilan ketimbang efisiensi, atau memasukkan

pertimbangan moral dan etika dalam mengambil keputusan ekonomi.

Karenanya ilmu ekonomi pun seharusnya bisa mengajarkan tentang

konsep kerja sama untuk mencapai kemakmuran bersama bukan

keserakahan individual.

Perilaku ekonomi masyarakat transmigrasi diidentifikasi melalui

perilaku ekonomi rumah tangga yang termasuk anggota transmigrasi.

Perilaku ekonomi masyarakat transmigrasi adalah totalitas dari perilaku

ekonomi rumah tangga yang ada pada kelompok transmigrasi tersebut.


14

Perilaku ekonomi rumah tangga dibedakan menurut fungsinya , yaitu

sebagai produsen dan sebagai konsumen. Sebagai produsen mereka

menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa dan sebagai konsumen

mengkonsumsi barang-barang dan jasa-jasa.

Schumacher (1979 : 48) mengemukakan pandangannya mengenai

perilaku ekonomi dalam kegiatan produksi bahwa manusia itu sebenarnya

bukanlah produsen, melainkan hanya perubah wujud. Schumacher

membedakan antara barang karunia Tuhan dan barang buatan manusia.

Barang pertama dibagi atas barang yang tidak dapat dipulihkan (non-

renewable) dan barang yang dapat dipulihkan (renewable). Barang kedua

dibagi atas barang buatan pabrik dan jasa. Bertambahnya kecakapan

manusia untuk menghasilkan barang ke-dua tidak ada gunanya kalau

tidak didahului kecakapan manusia untuk menggali barang pertama dari

bumi dia memerlukan barang pertama setiap kali membuat barang ke-

dua.

Randall (1981 ; 24) dalam hubungan perilaku ekonomi dan

produksi yang banyak memperhatikan ekonomi sumber daya, lebih

menekankan pengertian produksi dan konsumsi sebagai kegiatan dalam

bentuk transformasi dan pada penciptaan dan penguasaan atau

penghancuran pada pemakaian barang. Sedangkan konsep ekonomi

untuk konsumsi dianggap cukup luas untuk mencakup penggunaan

barang-barang, jasa-jasa dan kesenangan atau kenikmatan (aminities).

Yang dimaksud kenikmatan konsumsi disini ialah daya guna atau manfaat
15

yang diperoleh dari keadaan alam atau lingkungan yang indah dan lestari,

umpamanya kesenangan atau ketenangan yang diperoleh pada suatu

tempat peristirahatan ditepi danau yang indah di daerah pegunungan.

Barang ini digolongkan ke dalam barang-barang yang pemakaiannya tidak

dapat dibagi-bagi (indivisible goods) dan dikonsumsi tanpa bersaingan.

Keputusan yang telah diberikan kepada seseorang tidak mengurangi

kemampuannya untuk memberikan kepuasan kepada orang lain. Hal ini

erat hubungannya dengan manfaat lingkungan hidup di pedesaan yang

aman, dan tenteram, indah dan nyaman, yang dapat mendatangkan

kesenangan bagi semua orang.

Menurut Veblen perilaku pengusaha Amerika dimasanya telah

banyak mengalami perubahan. Dahulu para pengusaha menghasilkan

barang-barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan melalui kerja

keras. Investasi ke dalam apa yang disebutnya production for use. Tetapi

pada masa sekarang laba dan keuntungan sebagian tidak lagi diperoleh

melalui kerja keras dengan menciptakan barang-barang yang disukai

konsumen, tetapi lewat “trik-trik bisnis” Produksi seperti ini disebutnya

production for profit (Veblen, 1997 ;134)

B. Kegiatan usaha tani keluarga

Perilaku ekonomi yang khas dari rumah tangga di pedesaan yang

berorientasi pada kemampuan merupakan akibat dari kenyataan bahwa,

berbeda dari satu perusahaan kapitalis, ia sekaligus merupakan satu unit

konsumsi dan unit produksi. Agar bisa bertahan sebagai satu unit, maka
16

keluarga itu pertama-tama harus memenuhi kebutuhannya sebagai

konsumen yang boleh dikatakan tak dapat dikurangi lagi dan tergantung

kepada besar kecilnya keluarga itu. Memilih kebutuhan-kebutuhan

manusiawi yang minimum itu dengan cara yang dapat diandalkan dan

mantap merupakan kriterium sentral yang menjalin soal-soal seperti

memilih bibit, teknik bercocok tanam, penentuan waktu dan rotasi tanam.

Bagi mereka yang hidup dekat dengan batas untuk pemenuhan

kebutuhan hidup, akibat dari suatu kegagalan adalah begitu rupa ,

sehingga mereka lebih mengutamakan apa yang dianggap aman dan

dapat diandalkan dari pada keuntungan yang dapat diperoleh dalam

jangka panjang. Banyak hal yang kelihatannya ganjil dalam perilaku

ekonomi petani bersumber pada kenyataan bahwa perjuangan untuk

memperoleh hasil yeng minimum bagi masyarakat berlangsung dalam

kekurangan tanah, modal, dan lapangan kerja di luar. Sebagaimana yang

ditunjukkan oleh A. V. Chayanov dalam Scott (1989:19) dalam studinya

yang klasik tentang petani-petani kecil di Rusia, konteks yang terbatas itu

kadang-kadang memaksa petani untuk melakukan pilihan yang tak masuk

akal jika dilihat dari segi ketentuan-ketentuan pembukuan yang lazim

Keluarga-keluarga petani yang harus hidup dari hasil lahan-lahan yang

kecil di daerah-daerah yang terlalu padat penduduknya akan bekerja

keras dan lama secara tak terbayangkan untuk memperoleh tambahan

yang bagaimanapun kecilnya dari produksi mereka – jauh melampaui titik

di mana seorang kapitalis yang hati-hati tidak akan bersedia melangkah


17

lehih lanjut. Chayanov menamakan hal itu “self-exploitation” atau swa-

pacal.

Oleh karena tenaga kerja sering kali merupakan satu-satunya

faktor produksi yang dimiliki petani secara relatif melimpah, maka ia akan

terpaksa melakukan kegiatan-kegiatan yang melakukan banyak kerja

dengan hasil yang sangat kecil, sampai kebutuhan-kebutuhan

subsistensinya terpenuhi. Hal itu bisa berupa perubahan tanaman atau

teknik atau pemanfaatan waktu senggang dengan membuat barang-

barang kerajian tangan, menjadi tukang, atau berjualan di pasar, yang

mendatangkan hasil yang kecil sekali, akan tetapi boleh dikatakan hanya

dengan cara cara itulah mereka dapat memanfaatkan kelebihan tenaga

kerja.

Ghayanov dalam Scott (1989 : 20) menunjukkan bagaimana, pada

satu keluarga yang jumlah anggotanya tidak berubah, proporsi waktu

dalam satu tahun yang digunakan untuk membuat barang-barang

kerajinan tangan dan untuk bekerja sebagai tukang semakin besar,

apabila lahan yang tersedia untuk keluarga itu semakin berkurang.

Kuatnya peranan tradisional dari pekerjaan kerajian tangan dan

pertukangan di daerah-daerah yang kekurangan tanah seperti Burma

Hulu, Annam, dan Tonkin, serta adanya pola berjualan secara kecil-

kecilan dikalangan petani Jawa, adalah sesuai dengan tata hubungan itu.

Untuk menjamin bagi diri mereka satu subsistensi pokok, satu

orientasi yang harus memusatkan segenap perhatian terhadap kebutuhan


18

hari ini saja tanpa memikirkan hari esok, maka petani kadang-kadang

terpaksa harus menggadaikan masa depannya sendiri, satu panen yang

gagal dapat memaksa mereka untuk menjual seluruh atau sebagian dari

tanah mereka yang sudah kecil itu atau hewan penarik bajak mereka.

Apabila kegagalan mereka itu meliputi daerah yang luas, mereka harus

menjual dalam suasana panik dan dengan harga yang sangat rendah.

Akibatnya bisa tragis dan sekaligus tak masuk akal.

Studi Moerman dalam Scott (1999, 34) tentang pertanian pedesaan

disebuah desa di Muanthai Utara memberikan salah satu bukti yang

paling meyakinkan bahwa petani lebih mengutamakan subsistensi

daripada keuntungan. Penduduk desa Ban Ping merupakan semacam

kasus dari buku pelajaran, oleh karena kehidupan mereka untuk sebagian

besar terbagi antara dua bidang sawah, yang satu untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan subsistensi, sedangkan yang satu lagi “didominasi

oleh hasrat memperoleh keuntungan.” Sawah besar dekat desa khusus

ditanami padi untuk dimakan. Beras ketan yang disukai penduduk desa

disebut “beras pangan” dan disawa besar itu tiap keluarga mendapat jatah

sebidang lahan yang dalam keadaan normal menghasilkan padi yang

cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga sepanjang tahun. Di sawah

besar hanya digunakan teknik membajak yang tradisional dan ini berarti

biaya tanam cukup rendah untuk dapat dipikul oleh tiap keluarga.

Menurut Chayanov,(1991 ; 22) agaknya sekitar lima puluh tahun

yang lalu sifat-sifat khas dari perilaku ekonomi petani itu telah membantah
19

kebenaran asumsi-asumsi ilmu ekonomi klasik tentang perilaku rasional.

Namun sekarang, perilaku ekonomi petani yang sedemikian itu telah

dapat dipahami secara lebih baik sebagai satu kasus khusus dari apa

yang dapat diramalkan oleh teori mikroekonomi yang baku. Bahwa orang

tetap menggunakan tenaga kerjanya di bidang pertanian dan kerajinan

tangan , umpamanya merupakan akibat dari opportunity cost atau tingkat

kesempatan tenaga kerja yang rendah bagi petani (artinya sedikit sekali

kesempatan kerja di luar) dan marginal utility atau guna batas yang tinggi

dari penghasilan bagi orang-orang yang hidup dekat tingkat batas

subsistensi.

C. Kegiatan Produksi

Produsen adalah orang yang melakukan produksi, oleh karena itu

ada beberapa hal yang harus diputuskan oleh seorang produsen.

Pertama-tama produsen harus memutuskan berapa jumlah output yang

akan di produksi. Akibatnya dia juga harus memutuskan berapa jumlah

input yang akan dipakai dan bagaimana kombinasi input yang

dipergunakan dalam berproduksi.

Tujuan seseorang pengusaha memproduksi output ada bermacam-

macam. Mungkin ada seseorang yang memproduksi sesuatu dengan

tujuan untuk memberi pekerjaan pada tetangga-tetangganya. Namun

tujuan pengusaha yang dibahas adalah dengan anggapan untuk

memaksimumkan keuntungan.
20

Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output

sehingga nilai barang tersebut bertambah. Input dapat terdiri dari barang

atau jasa yang digunakan dalam proses produksi, dan output adalah

barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu proses produksi. Jadi

produksi tidak harus berarti suatu proses mengubah barang yang berujud

menjadi barang lain, seperti halnya suatu pabrik. Jadi jasa pengangkutan

atau pengiriman dan penyimpanan barang juga merupakan suatu contoh

dari proses produksi karena keduanya menambah nilai. Orang yang

melakukan fungsi ini dinamakan produsen. Pada umumnya seorang

produsen akan berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang

maksimum, meskipun tidak semua produsen akan berusaha mendapatkan

keuntungan maksimum. Misalkan ada seorang pengusaha yang

mendirikan perusahaan hanya untuk prestise, jadi dia kurang

memperhatikan masalah efisiensi. Atau seorang jutawan yang ingin

beramal dengan jalan mendirikan perusahaan untuk memberikan

lapangan pekerjaan bagi tetangganya (Adiningsih, 1999 ; 3-4).

Dalam pembahasan ini kita mengamati hal-hal yang berkaitan

dengan produksi yang berkaitan dengan perilaku produsen, karena

produsen harus membuat banyak keputusan. Di antaranya keputusan

tentang berapa jumlah output yang akan diproduksi dan berapa jumlah

input yang dan bagaimana kombinasi input yang akan dipakai.

Hal pertama yang kita harus perhatikan apabila kita ingin

mempelajari perilaku produsen adalah mengetahui apa saja keterbatasan-


21

keterbatasan yang ada pada seorang produsen. Seperti halnya jenis dan

jumlah input yang tersedia di pasar, teknik produksi yang fisibel, peraturan

pemerintah dan lain-lain.

Menurut Adiningsih (1999 : 5) input suatu proses produksi dapat

terdiri dari tanah, tenaga kerja, modal dan material. Jadi input adalah

barang atau jasa yang digunakan sebagai masukan suatu proses

produksi. Sedangkan output adalah barang atau jasa yang dihasilkan dari

suatu proses produksi. Output dari suatu pabrik pada umumnya berujud

barang namun output dari suatu cold storage beujud jasa.

Ekonom menggunakan fungsi produksi untuk menggambarkan

hubungan antara input dan output. Fungsi produksi menunjukkan berapa

banyak jumlah maksimum output yang dapat diproduksi apabila sejumlah

input yang tertentu dipergunakan pada proses produksi. Jadi Fungsi

produksi adalah suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara tingkat

output dan tingkat penggunaan input-input. Fungsi ini merupakan

landasan teknis dari suatu proses produksi, landasan teknis karena hanya

menunjukkan hubungan fisik antara input dan output yang dapat dituliskan

sebagai berikut :

Ymax = f (input)

Ini menunjukkan bahwa besar kecilnya output tergantung pada besar

kecilnya input. Bentuk umum fungsi produksi apabila menggunakan n

input adalah sebagai berikut :

Ymax = f (input)
22

Ymax = f (x1 , x2 , x3 .......... , xn ) (2. 1)

Dimana Xn adalah jumlah input yang digunakan oleh tiap jenis input.

Dari hasil penelitian empiris Sulham (2003), Aidawati (2004) dan

Madukallang (1999) telah menggunakan model fungsi Produksi cobb-

Douglas dibangun atas asumsi bahwa parameter (elastisitas produksi)

bersikap tetap (constant elasticity), teknologi yang digunakan adalah sama

dalam proses produksi, interaksi antara faktor produksi yang digunakan

dan tidak adanya pengaruh waktu serta berlaku untuk kelompok usahatani

yang sama.

D. Perilaku Ekonomi dan Pola Konsumsi

Perilaku Konsumen (consumer behavior) didefinisikan sebagai

studi tentang unit pembelian (buying units) dan proses pertukaran yang

melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa,

pengalaman serta ide-ide. Definisi yang sederhana ini mengandung

sejumlah konsep penting.

Deliarnov (1997; 131-133) menjelaskan pola perilaku orang terikat

dengan masyarakat sekeliling, dan orang dalam tingkah lakunya berusaha

ikut menunjang terhadap perkembangan masyarakat. Orang berusaha

menghindari perbuatan yang akan merugikan orang banyak. Tetapi apa

yang dilihatnya sekarang dalam masyarakat kapitalis finansil di Amerika

ialah orang-orang yang hanya mementingkan diri sendiri saja, dan tiidak

terlalu tertarik dengan kepentingan masyarakat banyak.


23

Berarti hal yang diperhatikan sekarang hanya uang, orang tidak

peduli apakah perilaku ekonominya merugikan orang lain atau tidak.

Orang berlomba-lomba mencari dan memperebutkan harta tanpa peduli

akan cara. Hal ini disebabkan anggapan bahwa hanya harta yang mampu

menaikkan status, harga diri atau gensi seseorang dalam masyarakat.

Jika harta telah terkumpul, orang yang punya banyak waktu untuk

bersenang-senang (leisure). Dengan demikian pada masa sekarang

kemampuan untuk hidup bersenang-senang juga dijadikan sebagai alat

untuk memperlihatkan derajat atau status seseorang. Makin mampu ia

tidak bekerja dalam pekerjaan-pekerjaan produktif (leisure), makin tinggi

derajat dalam masyarakat. Penyakit seperti ini banyak menghinggapi

kaum wanita, dimana mereka memakai gaun mode mutakhir hanya

sekedar untuk mengumumkan pada orang-orang bahwa ia absen dari

pekerjaan produktif.

Penyakit suka pamer ini menurut Veblen cepat berjangkit dalam

masyarakat. Dalam hal ini ia memberi contoh, kalau seorang boss berlibur

selama sebulan menggunakan yacht pribadi ke Bermuda, maka

sekertarisnya dengan segala upaya (mungkin dengan menghabiskan

seluruh tabungannya selama setahun) berusaha agar dapat berlayar

selama seminggu ke Karibia. Kecendrungan perilaku konsumsi seperti ini

disebut Veblen dengan istilah Conspicious consumption, yaitu konsumsi

barang-barang dan jasa-jasa yang bersifat ostentatious (pamer, melagak),

yang dimaksudkan membuat orang kagum. Sebagaimana diungkapkan


24

oleh Veblen : “Conspicious consumption of value goods is a means of

reputability to the gentlement of leisure”.

Yang jadi incaran konsumsi bagi masyarakat leisure ini terutama

barang-barang sangat mahal, tidak peduli apakah barang itu tidak

berguna bagi kehidupan sehari-hari atau tidak. Manfaat yang diperoleh

dari pengkonsumsian barang-barang mahal tersebut memang tidak

diperoleh dari barang itu sendiri, tetapi lewat dampaknya melalui orang

lain. Apa yang dikatakan Veblen tentang perilaku konsumsi bermewah-

mewahan di atas, yang faedahnya tidak diperoleh langsung dari konsumsi

barang itu sendiri, melainkan dari dampaknya terhadap orang lain,

Duesenberry mengembangkan lebih lanjut yang dikenal dengan istilah

demonstrations effects.

Bagi Veblen gambaran di atas sungguh terbalik dengan tesis kaum

Klasik dan Neo-Klasik yang mengatakan bahwa orang akan selalu

memilih alternatif konsumsi terbaik untuk memperoleh kepuasan sebesar-

besarnya.. Perilaku tersebut juga bertentangan dengan anggapan kaum

Klasik bahwa tiap keputusan konsumen didasarkan pada rasio, bukan

emosi.

Menurut pandangan Veblen orang yang membeli sesuatu barang

yang melebihi proporsi yang wajar jelas tidak rasional, dan yang lebih para

lagi, kadang-kadang tingkah laku konsumsi mereka seperti orang “norak”

Hal seperti ini sering terjadi pada golongan nouve riche, atau di Indonesia

dikenal dengan istilah Orang Kaya Baru (OKB). Golongan ini umumnya
25

berasal dari orang miskin yang kemudian berhasil meningkatkan status

finansilnya, karena kurang terbiasa dengan pola hidup orang-orang kaya,

maka perilaku konsumsinya menjadi seperti tidak wajar.

Veblen melihat bahwa perilaku conspicous consumption, dan

pecuniary emulation semakin menggejala dalam masyarakat kapitalis

finansil liberal Amerika.

Aspek penting yang perlu mendapatkan perhatian dalam

memahami perilaku konsumen menurut Engel, Blackwell dan Miniard

(1995 ;3) sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,

mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses

keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Perilaku

konsumen memiliki kepentingan khusus bagi orang yang karena pelbagai

alasan, berhasrat mempengaruhi atau mengubah perilaku itu, termasuk

mereka yang kepentingan utamanya adalah pemasaran, pendidikan dan

perlindungan konsumen, serta kebijaksanaan umum.

Schiffman dan Kanuk (1994 ; 7) “The term consumer behavior

refers to the behavior that consumers display in searching for,

purchasing, using, evaluating, and disposing of products and services that

they expect will satisfy their needs”.

Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan

konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan

menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan

kebutuhan mereka.
26

Sedangkan Engel, Blackwell dan Miniard (1993 ; 4)

mengartikannya sebagai “We define consumer behavior as those

activities directly involved in obtaining, consuming, and disposing, of

products and services, including the decision processes that precede and

follow these action”.” Kami mendifinisikan perilaku konsumen sebagai

suatu tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,

mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses

keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.”

Perilaku konsumen pada hakikatnya untuk memahami “why

consumers do what they do”. Perilaku konsumen adalah semua kegiatan,

tindakan, proses membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa

setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan yang mengevaluasi.

Studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana

seorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumberdaya

yang tersedia (waktu, uang, usaha, dan energi).

Secara sederhana , studi perilaku konsumen meliputi hal-hal sebagai

berikut: Apa yang dibeli konsumen ?(what they buy ?), mengapa

konsumen membelinya? (why they buy it ?), kapan mereka membelinya?

(when they buy it ?), di mana mereka membelinya ? (where they buy it ?),

berapa sering mereka membelinya ? (how aften they buy it?), dan berapa

sering mereka menggunakannya ? (how often they use it ?).

Proses keputusan konsumen dalam membeli atau mengkonsumsi

produk dan jasa akan dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu ; (a)
27

kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh produsen dan lembaga lainnya,

(b) faktor perbedaan individu konsumen (c) faktor lingkungan konsumen.

Proses keputusan konsumen akan terdiri atas tahap pengenalan

kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif pembelian, dan

keputusan konsumen. Pemahaman terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan konsumen akan memberikan pengetahuan

kepada pemasar bagaimana menyusun strategi dan komunikasi

pemasaran yang lebih baik (Sumarwan. 2003 ; 32 –33).

Ketika anda lapar atau haus, maka anda akan segera mencari

makanan atau minuman untuk menghilangkan rasa lapar dan haus

tersebut. Rasa lapar dan haus mendorong seseorang untuk mencari

makanan dan minuman. Dorongan tersebut disebut motivasi.

Schifman dan Kanut (2000 ;63) mendefinisak motivasi “Motivation


can be described as driving force within individuals that impels them to
action. This driving force is produced by state of tension, which exists as
tehe rresult of an unfulfilled needs”

Solomon (1999 ; 104) mendefinisikan “Mitivation refers to the


processes that cause people to behave as they do, It occurs whwn a need
is aroused that the consumer wishes to satisfy. Once a need has been
activated, a state of tension exists that drives the consumer to attempt to
reduce or elminate the need”.

Mowen dan Minor (1998 ; 160) mendifinisikan “Motivation refers to


an activated statate within a person that leads to goal-directed behavior, It
consists of the drives, urges, wishes, or desires that initeate the sequence
of events leading to a behavior”.

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi

muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen.

Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan ketidak


28

nyamanan (state of tension), antara yang seharusnya dirasakan dan yang

sesungguhnya dirasakan. Kebutuhan yang dirasakan tersebut mendorong

seseorang untuk melakukan tindakan memenuhi kebutuhan tersebut,

inilan yang disebut motivasi (Sumarwan 2000 ; 35)

Bagaimana motivasi terbentuk bisa dilihat pada gambarr 1.

Stimulus atau ransangan (misalnya rasa lapar) akan menyebabkan

pengenalan kebutuhan (need recognation). Ransangan tersebut bisa

datang dari dalam diri seseorang (kondisi fisiologis). Ransangan terjadi

karena adanya gap antara apa yang dirasakan dengan apa yang

seharusnya dirasakan. Gap inilah yang mengakibatkan adanya

pengenalan kebutuhan akan makanan dan minuman (need recornation :

unfulfilled needs, wants, and desires).


29

Belajar

Dan k Tujuan

Kebutuhan dan
terpenuhi Dorongan Perilaku Memenuhi
Kebutuhan

KeinginanTekanan
yang tidak Proses
Kohnitif

Terpenuhi
Tekanan
Berkurang

Gambar : 2. 1 Model Motivasi Shiffman dan Kanuk

Pengenalan kebutuhan akan menyebabkan tekanan (tension)

kepada konsumen sehingga adanya dorongan pada dirinya (drive state)

untuk melakukan tindakan yang bertujuan (goal-directed behavior).

Tindakan tersebut bisa berbagai macam. Pertama, konsumen akan

mencari informasi mengenai produk, merek atau toko. Kedua konsumen

mungkin akan berbicara kepada teman atau saudara atau mendatangi

toko. Ketiga konsumen mungkin membeli produk, atau jasa untuk

memenuhi kebutuhan tersebut. Tindakan tersebut akan menyebabkan

tercapainya tujuan konsumen atau terpenuhinyakebutuhan konsumen

(goal or fulfillent) atau konsumen memperoleh insentif (incentive objects

atau consumer incentives). Insentif bisa berbentuk produk, jasa, informasi


30

yang dipandang bisa memenuhi kebutuhan konsumen. Gambar 1

memperliharkan bagaimana proses motivasi terjadi.

Kebutuhan yang dirasakan konsumen (felt need) bisa dimunculkan

oleh faktor diri konsumen sendiri (fisiologis), misalnya rasa lapar, haus.

Kebutuhan juga bisa dimunculkan oleh faktor luar konsumen, misalnya

aroma makanan yang datang dari restoran sehingga konsumen teransang

ingin makan. Iklan dan komunikasi pemmasaran lainnya bisa

membangkitkan kebutuhan yang dirasakan konsumen. Kebutuhan yang

datang dari diri seseorang disebut sebagai kebutuhan fisiologis atau

biologis. Misalnya kebutuhan akan makanan air, udara, pakaian rumah.

Kebutuhan tersebut biasa disebut kebutuhan primer. Produk tersebut

dibutuhkan konsumen untuk mempertahankan hidupnya.

Selain kebutuhan primer ada juga kebutuhan sekunder. Kebutuhan

sekunder diciptakan adalah kebutuhan yang muncul sebagai reaksi

konsumen terhadap lingkungan dan budayanya. Kebutuhan tersebut

biasanya bersifat fsiologis karena berasal dari lingkungan konsumen .

Kebutuhan yang dirasakan sering kali dibedakan berdasarkan kepada

manfaat yang diharapkan dari pembelian dan penggunaan produk.

Pertama adalah kebutuhan ultilitarian (ultilitarian needs), yang mendorong

konsumen membeli produk karena manfaat fungsional dan karakteristik

objektif dari produk tersebut. Kedua adalah kebutuhan ekspresive atau

hedonik (expressive needs atau hedonic needs), yaitu kebutuhan yang

bersifat psikologis seperti rasa puas, gengsi, emosi, dan perasaan


31

subjektif lainnya. Kebutuhan ini sering kali muncul untuk memenuhi

kebutuhan sosial dan estetika. Seorang konsumen selalu memakai dasi

ketika berada di kantor. Dasi mungkin tidak memberikan manfaat

fungsional bagi tubuh konsumen. Dasi memberikan manfaat estetika dan

tuntutan sosial.

Perilaku (tindakan) adalah berorientasi tujuan (goal-oriented

behavior). Artinya untuk memenuhi kebutuhannya, seorang konsumen

harus memiliki tujuan akan tindakannya. Tujuan adalah suatu cara untuk

memenuhi kebutuhan.

Tujuan ada karena adanya kebutuhan. Tujuan dibedakan kedalam tujuan

generik (generic goals), yaitu kategori umum dari tujuan yang dipandang

sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan.

Seorang konsumen mengatakan bahwa ia ingin memiliki rumah,

maka ia telah manyatakan tujuan generiknya. Rumah akan memberikan

perlindungan fisik dan khusus phikis kepada konsumen, yaitu kebutuhan

akan rasa aman. Kedua tujuan produk khusus (spesific produc goals),

yaitu produk atau jasa dengan merek tertentu yang dipilih oleh konsumen

sebagai tujuannya. Ketika konsumen menyatakan ingin membeli rumahdi

komplek Villa Duta Bogor, maka konsumen telah menyatakan spesific

product goals. Para pemasar harus memahami tujuan generik dari

seorang konsumen, kemudian mengarahkannya ke spesific product goals.

Misalnya konsumen haus ia mencari minuman (tujuan generik), maka

produk minuman harus mengarahkan konsumen dengan mengatakan jika


32

anda haus, maka minumlah teh sosro. Dengan pernyataan seperti ini,

maka pemasar telah mengarahkan konsumen kepada product sfesific

goals (Sumarwan, 2003 ;37 –38).

Maslow dalam Sumarwan mengemukakan lima kebutuhan manusia

berdasarkan tingkat kepentigannya mulai dari yang paling rendah, yaitu

kebutuhan biologis (physiological or biogenic needs) sampai paling tinggi

yaitu kebutuhan psikogenik (psyhogenic needs). Menurut teori Maslow

manusia berusaha memenuhi kebutuhan tingkat rendahnya terlebih

dahulu sebelum memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi. Konsumen yang

telah bisa memenuhi kebutuhan dasarnya, maka kebutuhan lainnya yang

lebih tinggi biasanya muncul dan begitulah seterusnya. Model hirarki

kebutuhn Maslow dapat dilihat pada gambar 2 berikut ;


33

Aktualisasi diri
(sukses,Kuasa)

Kebutuhan Ego
(Status, Percaya Diri, Harga)

Kebutuhan Sosial
(Dihormati, Berteman, Rasa Memiliki)

Kebutuhan Rasa aman dan Keamanan


Perlindungan, Peraturan, dan Undang-Undang

Kebutuhan Fisiologis
(Makanan, Air, Udara, Sex)

Gambar : 2.2 Model Hirarki Kebutuhan Maslow

1. Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)

Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan dasar manusia, yaitu

kebutuhan tubuh manusia untuk mempertahankan hidup. Kebutuhan

tersebut meliputi makanan,air, udara, rumah, pakaian, dan seks. Seorang

ekonom yang bernama Engel membuat suatu teori yang terkenal dengan

teori Engel, yang menyatakan bahwa semakin sejahtera seseorang maka

semakin kecil persentase pendapatannya untuk membeli makanan.


34

Dari data survei susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional, 1999)

diketahui bahwa persentase pengeluaran rata-rata perkapita sebulan

untuk makanan adalah 63 %, sedangkan untuk bukan makanan adalah 37

%. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia masih bergelut

untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, yaitu makanan. Pengeluaran bukan

makananpun sebenarnya sebagian untuk memenuhi kebutuhan fisiologis

manusia. Jika angka untuk pengeluaran pakaian dan rumah dijumlahkan

kepada pengeluaran makanan, maka angka persentasenya semakin

besar. Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen Indonesia

masih belum sejahtera.

2. Kebutuhan Rasa Aman (Safety Needs)

Kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan tingkat kedua setelah

kebutuhan dasar. Ini merupakan kebutuhan perlindungan bagi fisik

manusia. Manusia membutuhkan perlindungan dari gangguan kriminalitas,

sehingga ia bisa hidup dengan aman dan nyaman ketika berada di rumah

maupun ketika bepergian. Keamanan secara fisik akan menyebabkan

diperolehnya rasa aman secara psikis, karena konsumen tidak merasa

was-was dan khawatir serta terancam jiwanya di mana saja dia berada.

3. Kebutuhan Sosial (Social Needs)

Kebutuhan dasar dan rasa aman terpenuhi, manusia membutuhkan

rasa cinta dari orang lain, rasa memiliki dan dimiliki, serta diterima oleh
35

orang-orang sekelilingnya. Inilah kebutuhan tIngkat ketiga dari Maslow,

yaitu kebutuhan sosial. Kebutuhan tersebut berdasarkan kepada perlunya

manusia berhubungan satu dengan yang lainnya. Pernikahan dan

keluarga adalah cermin kebutuhan sosial yang diperaktikkan oleh

manusia. Keluarga adalah lembaga sosial yang mengikat anggota-

anggotanya secara fisik dan emosional. Sesama anggota saling

membutuhkan, saling menyayangi, saling melindungi, dan saling

mendukung. Keluarga yang satu akan berhubungan dengan keluarga lain

sehingga membentuk hubungan sosial yang lebih luas, karena sesama

keluarga saling membutuhkan agar bisa diterima dan berkomunikasi.

Sesama individu juga saling membutuhkan untuk berhubungan karena

karena mereka perlu berteman dan bersahabat.

4. Kebutuhan Ego (Egoistic or Esteem Needs)

Kebutuhan ego atau esteem adalah kebutuhan tingkat keempat,

yaitu kebutuhan untuk berprestasi sehingga mencapai derajat yang lebih

tinggi dari yang lainnya. Manusia tidak hanya puas dengan telah

terpenuhinya kebutuhan dasar, rasa aman dan sosial. Manusia memiliki

ego yang kuat untuk bisa mencapai prestasi kerja dan karier yang lebih

baik untuk dirinya maupun lebih baik dari orang lain. Manusia berusaha

mencapai prestis, reputasi dan status yang lebih baik. Bahkan seorang

individu ingin dikenal sebagai orang yang berprestasi maupun sukses.


36

5. Kebutuhan Aktualisasi diri (Needs for Self-Actualization)

Derajat tertinggi dari kebutuhan adalah keinginan dari seorang

individu untuk menjadikan dirinya sebagai orang yang terbaik sesuai

dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Seorang individu yang

ingin mengekspressikan dirinya dalam suatu aktivitas untuk membuktikan

dirinya bahwa ia mampu melakukan hal tersebut. Seorang yang berbakat

menjadi olah ragawan akan terdorong untuk meraih prestasi tertinggi

dalam bidang olah raga, untuk menjadi juara pada berbagai pesta olah

raga yang bergensi seperti kejuaraan nasional, olimpiade. Kebutuhan

aktualisasi diri juga menggambarkan keinginan seseorang untuk

mengetahui, memahami dan membentuk suatu sistem nilai, sehingga ia

bisa mempengaruhi orang lain. Kebutuhan aktualisasi diri adalah

keinginan untuk bisa menyampaikan ide, gagasam dan sistem nilai yang

diyakininya kepada orang lain.

6. Teori Motivasi McClelland

David McClelland mengembangkan suatu teori motivasi yang disebut

sebagai McClelland’s Theory of learned Needs. Teori ini menyatakan

bahwa ada tiga kebutuhan dasar yang memotivasi seorang individu untuk

berperilaku, yaitu (1) Kebutuhan untuk sukses (Needs for Achivement), (2)

kebutuhan untuk afiliasi (Needs for Affiliations), dan (3) kebutuhan

kekuasaan (Needs for Power).

Kebutuhan Sukses adalah keinginan manusia untuk mencapai

prestasi, reputasi, dan karier yang baik. Seseorang yang memiliki


37

kebutuhan sukses akan bekerja keras, tekun dan tabah untuk mencapai

cita-cita yang diinginkannya. Ia akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi,

mampu menghadapi segala tantangan dan masalah demi mewujudkan

cita-citanya. Kebutuhan sukses memiliki kesamaan dengan kebutuhan

ego dan kebutuhan aktualisasi diri dari teori Maslow.

Kebutuhan afiliasi adalah keinginan manusia untuk membina

hubungan dengan sesamanya, mencari teman yang bisa menerimanya,

ingin dimiliki oleh orang-orang sekelilingnya, dan ingin memiliki orang-

orang yang bisa menerimanya. Seseorang yang memiliki kebutuhan

afiliasi akan terlibat aktif dalam kegiatan sosial, maupun kegiatan yang

melibatkan banyak orang. Ia akan memilih produk dan jasa yang

disenangi atau disetujui oleh teman dan kerabat dekatnya. Kebutuhan

afiliasi memiliki kesamaan dengan kebutuhan sosial dari Maslow.

Kebutuhan kekuasaan adalah keinginan seseorang untuk bisa

mengontrol lingkungannya, termasuk mempengaruhi orang-orang

disekelilingnya. Tujuannya adalah agar ia bisa mempengaruhi,

mengarahkan, dan mengatur orang lain (Sumarwan, 2003 ; 34 – 42).

Budaya menurut Syafar (2001 : 99-100) merupakan suatu pola

kepercayaan dan harapan yang dimiliki bersama oleh para anggota

organisasi. Kepercayaan dan harapan tersebut menghasilkan peraturan

tentang perilaku normal yang secara kuat membentuk perilaku peribadi

dan kelompok organisasi.


38

Definisi tersebut dapat dilihat bahwa budaya pada dasarnya

membentuk perilaku seseorang baik dalam pergaulan masyarakat

maupun dalam kelompok yang lebih kecil (organisasi). Budaya juga

merupakan motivator yang menggerakkan seseorang atau kelompok

tertentu untuk berkarya atau bekerja bersungguh-sungguh menciptakan

sesuatu (teknologi). Karena itu karsa dan karya manusia merupakan

salah satu wujud kebudayaan. Selanjutnya Koentjaraningrat (1985 : 99-

104) dalam Syafar membagi wujud kebudayaan dalam tiga dimensi yaitu

(a) wujud sebagai suatu kompleks gagasan, konsep dan pikiran manusia,

(b) wujud sebagai suatu kompleks aktivitas, dan (c) wujud sebagai benda.

Dimensi wujud pertama bersifat abstrak karena ia berada dalam

alam pikiran penganutnya. Model kebudayaan ini disebut oleh para

antropolog dan sosiolog sebagai sistem budaya (culture system). Sebagai

sistem budaya, ia mengatur dan mengendalikan perilaku penganutnya.

Karena itu konsep dalam wujud ini bermakna bahwa perilaku seseorang

merupakan pengejawantahan nilai budaya yang dianutnya.

Wujud kedua, kebudayaan sebagai kompleks aktivitas yang

bersifat lebih kongkrit dalam mana kebudayaan dapat diamati melalui

interaksi manusia. Dimensi ini disebut oleh para pakar antropologi dan

sosiologi sistem sosial (social system). Sebagai suatu sistem sosial,

maka interaksi manusia tidak muncul begitu saja, akan tetapi merupakan

kegiatan yang lahir dan dikendalikan oleh gagasan atau ide-ide. Interaksi
39

ini memungkinkan munculnya ide-ide baru yang sebagian dari itu

berproses menjadi akar budaya dari sistem yang bersangkutan.

Kebudayaan fisik yang berwujud sebagai benda-benda, pada

dasarnya merupakan hasil kegiatan interaksi antar manusia di dalam

suatu sistem budaya tertentu. Karena ini menghasilkan suatu karya nyata

berupa benda-benda, maka kebudayaan model ini sangat konkrit dan

sering disebut sebagai “material culture”.

Dari pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa ketiga wujud

kebudayaan tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan. Ide sebagai konsep yang abstrak akan melahirkan karya

dalam bentuk benda-benda melalui interaksi manusia dalam suatu sistem

sosial tertentu.

Sistem nilai budaya yang berkembang dalam masyarakat telah menjadi

pedoman ideal dalam menyikapi obyek tertentu, tidak terkecuali terhadap

pembangunan ekonomi, pembangunan politik, sebagaimana Koencara

ningrat (1991) mengatakan bahwa nilai budaya menentukan sikap

seseorang trhadap objek tertentu. Dimana sistem nilai budaya terdiri dari

konsep-konsep yang hidup dalam pikiran mayoritas warga masyarakat.

Berarti sistem nilai budaya dalam masyarakat merupakan ciri khas serta

menjadi aturan sakral bagi perilaku setip orang dalam masyarakat yang

menyebabkan nilai budaya tersebut melekat serta sangat sukar

mengalami perubahan
40

Sayogyo (1992) menguraikan pandangan umumnya tentang nilai budaya

bahwa faktor-faktor mental itu adalah pengetahuan mengenai sistem nilai

budaya atar cultural value sistem dan mengenai sikap atau attitudes.

Kedua hal itu menyebebkan timbulnya pola-pola cara berfikir tertentu pada

warga suatu masyarakat dan sebaliknya pola-pola cara berfikir cara inilah

yang mempengaruhi tindakan-tindakan dan kelakuan mereka maupun

dalam hal membuat keputusan-keputusan yang penting dalam hidup.

Sejalan dengan pengertian tersebut, maka sistem nilai budaya

bukan hanya berfungsi sebagai pedoman, tetapi juga sebagai pendorong

kelakuan manusia dalam melakukan aktivitas hidup termasuk dalam

melakukan suatu kegiatan usaha, serta berfungsi sebagai sistem tata

kelakuan yang tertinggi antara lain, seperti hukum, hukum adat, aturan

sopan santun dan sebagainya. Oleh karena itu, meskipun nilai budaya

merupakan konsepsi abstrak namun dapat mempengaruhi tindakan

manusia secara langsung dan menyebabkan timbulnya pola cara berfikir

tertentu pada individu yang bersangkutan.

Misalnya, ada nilai budaya yang menganggap penting suatu konsepsi

bahwa dalam kehidupan masyarakat itu orang yang sangat tergantung

terhadap sesamanya. Nilai budaya seperti itu menyebabkan bahwa

dalam tindakan-tindakan ia selalu memberi kunjungan makan kepada

tetangga atau kenalan-kenalannya, kalau dia mempunyai hajat atau selalu

memberi oleh-oleh kepada mereka kalau dia kembali dari suatu

perjalanan jauh. Tindakan seperti itu meskipun kadang-kadang dilakukan


41

dengan pengeluaran-pengeluaran tambahan yang sebenarnya di luar

batas kemampuannya, toh dirasionalisasikan sebagai suatu cara berfikir

yang menganggap bahwa apa yang telah dikeluarkan itu merupakan

suatu harapan bahwa suatu saat mereka mendapat balasan berupa

kemauan baik dari orang yang diberikan, seperti pertolongan mereka

mendapat balasan berupa kemauan baik dari orang yang diberikan,

seperti pertolongan mereka berada dalam kesusahan. Hal ini dipertegas

oleh Sayogyo (1992) dengan menggambarkan bahwa baik nilai budaya

maupun sikap dapat mempengaruhi tindakan manusia.

Secara historis gagasan mengenai Utility (kepuasan) di dalam ilmu

ekonomi, pertama kali di perkenalkan oleh Jeremy Bentham (1748-1832).

Sumbangan utama Bentham adalah mengembangkan gagasan kepuasan

dan membawa pertimbangan vaksinasi kepuasan ke dalam analisis

ekonomi. Kemudian Bentham mendefinisikan prinsip kepuasan sebagai

suatu prinsip moral untuk memaksimalkan kesenangan atau kesenangan

total minus kesedihan total. Bentham berpendapat bahwa semua

kesenangan adalah sama, terlepas dari sember-sumbernya. Kesenangan

yang diperoleh orang miskin adalah sama dengan kesenangan yang

dinikmati oleh orang yang sangat kaya. Walaupun doktrin Utiilitarianisme

ini keraguan sebagai petunjuk moral dan alat kebijaksanaan, namun

menimbulkan pula masalah-masalah yang akan membingunkan banyak

ahli ekonomi generasi selanjutnya, yaitu :


42

Pertama, meskipun Bentham berjuang untuk mewujudkan gagasan

kepuasan secara konkret, tetap tidak jelas bagaimana

seseorang dalam praktik, dapat mengulur gagasan yang sulit di

pahami ini. Juga tidak jelas bagaimana kita dapat, dalam praktik,

membandingkan atau menjumlahkan kesenangan dan kesedihan

yang dialami oleh orang yang berbeda-beda.

Kedua, banyak orang telah mengkritik Utilitarianisme yang menjadi

doktrin yang tak bermoral, karna mengabaikan pandangan keadilan

atau kejujuran dalam menilai tindakan pemerintah dan individu.

Misalnya, dibawah Utilitarianisme, diskriminasi akan dibenarkan jika

bisa menghasilkan kebahagiaan maksimum dalam negara.

Terakhir, ada dugaan terjadi komplik antara pandangan Bentham tentang

Sifat manusia dengan pandanganya tentang moralitas.

Terlepas dari kelemahan-kelemahan teorinya ini namun Bentham di juluki

sebagai bapak Utilitarianisme dan juga menjadi pemandu Filosofis bagi

banyak generasi ahli ekonomi yang mengikutinya.(Pressman .2000 : 37 –

42).

Leon Walras (1834-1910) bersama dengan William Stanley Jevons (1835-

1882), Carl Menger (1840-1921) dan Jonh Bates Clark (1847-1938)

adalah beberapa penemuan independen dari gagasan kepuasan marginal

(marginal utility).

William Stanley Jevons terkenal karena usahanya untuk membawa

analisis kepuasan ke dalam ilmu ekonomi. Jevons, JB. Clark dan Menger
43

secara terpisah, menemukan gagasan kepuasan subyektif dan prinsip,dari

kepuasan marginal yang menurun (diminishing marginal utility).

Penemuan prinsip kepuasan marginal yang menurun tampaknya telah

terjadi pada akhir 1850 an ketika Jevons sedang bekerja di Australia. Dan

beberapa tahun kemudian Jevons (1871) mengemukakan dengan lebih

tepat perbedaan penting antara kepuasan total dan kepuasan marginal.

Perbedaan ini menghasilkan perkembangan dari teori perilaku konsumen

modern. Jevons mengatakan bahwa ketika orang-orang mengkonsumsi

barang yang semakin lama semakin banyak, kepuasan total yang mereka

peroleh dari konsumsi barang tersebut pada umumnya meningkat. Tetapi

ketika konsumsi orang-orang bertambah banyak, kepuasan yang mereka

dapatkan dari sertiap kuantitas tambahan dari barang tersebut akan

menurun, Jevons melangkah lebih jauh lagi dengan mengatakan bahwa

setiap konsumen berada dalam keseimbangan apabila penambahan

dalam pengeluaranya tidak dapat meningkatkan kepuasan

totalnya.selanjunya, Jevons menerapkan gagasan kepuasan kepada

tenaga kerja. Dengan penerapan ini, dia membantu menunjukkan

begaimana upah ditentukan dan bagaimana para tenaga kerja beroperasi.

Jevons mengasumsikan bahwa pekerjaan itu tidak menyenangkan dan

karenanya para buruh mengalami kepuasan negatif atau ketidak puasan.

Di pihak lain pekerjaan juga memberikan kepuasan positif karena para

buruh dibayar untuk pekerjaan mereka dan buruh dapat menggunakan

pendapatannya ini untuk memberi barang. Karena itu individu-individu ini


44

terus mengembangkan antara ketidak puasan dalam pekerjaan dengan

kepuasan dari penggunaan barang yang dapat mereka beli dengan uang

hasil kerjanya tersebut. Sepanjang kepuasan konsumsi melebihi ketidak

puasan bekerja, maka orang-orang akan terus bekerja. Pada titik dimana

ketidak puasan kerja melebihi kepuasan konsumsi orang-orang akan

berhenti bekerja dan menikmati waktu luangnya. Aplikasi analisis

kepuasan untuk pasar tenaga kerja ini mempunyai beberapa konsekwansi

penting, antara lain :

Pertama, perbedaan antara tenaga kerja yang produktif dan tidak, yang

pertama kali dikemukakan Francoisonesnay (1694-1774),

tampak menjadi tidak tepat. Semua tenaga kerja adalah produktif

dalam pengertian bahwa pekerjaan ini menghasilkan kepuasan

bagi para individu pekrja, yang dapat mengambil cek

pembayaran mereka dan membeli barang dengan uang tersebut.

Kedua, dengan masuknya teori kepuasan kedalam studi tenaga kerja

menimbulkan keragu-raguan terhadap teori upah klasik, manusia

tidak berada dalam kenyamanan dengan upah subsistensi ;

penawaran tenaga kerja tergantung kepada upah yang berlaku.

Jika upah telalau rendah, pekerja akan mengundurkan diri dari

pasar dan menikmati kesenangan.

Ketiga, bertentangan dengan David Ricardo (1772-1823) dan Karl Marx

(1818-1883), bagi Javons tidak ada pertentangan antara tenaga

kerja dan modal. Tenaga kerja membuat keputusanya sendiri


45

apakah ia mau bekerja atau tidak, dengan cermat

menyeimbangkan keuntungan dan kerugian dari pekerjaan.

Kapitalis juga membuat keputusan serupa ketika memutuskan

apakah ia akan berinvestasi dan mempekerjakan lebih banyak

pekerja atau tidak. (Pressman. 2000 : 82 – 87).

CarlL Menger (1840-1921) adalah salah seorang dari ahli ekonomi

pertama yang menemukan teori keputusan marginal dari nilai dan perinsip

kepuasan marginal yang semakin berkurang. Bertentangan dengan ahli

ekonomi klasik Inggeris, Menger berpendapat bahwa nilai lebih ditentukan

oleh factor subyektif (kepuasan atau permintaan) ketimbang factor

obyektif (biaya produksi atau persediaan). Menurut Menger, nilai berasal

dari kepuasan kebutuhan manusia. Manusia perlu menciptakan

permintaan akan barang-barang, mereka menjadi kekuatan penggerak

dari pertukaran ekonomi dan membantu menentukan harga. Lebih jauh

Menger berpendapat , karena kebutuhan manusia lebih besar dari pada

barang yang tersedia untuk memuaskan kebutuhan ini orang-orang akan

memilih secara rasional diantara semua barang alternatif yang tersedia

untuk mereka. Menger juga mengakui bahwa ketika semakin banyak

jumlah barang yang dibeli seseorang, setiap urutan kuantitas yang dibeli

akan mengurangi kepuasan konsumen. Yaitu, orang akan mengalami

kepuasan marginal yang menurun ketika mereka semakin banyak

mengkonsumsi barang. Sayangnya Menger hanya memberikan sedikit

contoh dari barang-barang konsumsi tersebut, dan juga tidak


46

menjelaskanmengenai apa yang sebenarnya yang diukur (keinginan atau

kepuasan relatif yang diterima dari konsumsi barang-barang) (Pressman,

2000; 87-92).

Pendekatan kedua untuk menjelaskan perilaku konsumen dalam

upaya mencapai maksimisasi kepuasan (utility maximization) adalah

pendekatan ordinal atau pendekatan kurve indiferens. Pendekatan kurve

indiferens ini pertama kali ditemukan oleh Francis Ysidro Edgeworth.

Sumbangan penting dari Francis Ysidro Edgworth (1845 – 1926) adalah

gagasan tentang kepuasan yang semakin bertambah. Edgeworth

memindahkan focus perhatian ahli ekonomi dari kepuasan pokok

(cardinal) menuju kepada kepuasan ordinal, yang menyangkut pengurutan

preferensi konsumen berdasarkan kepuasan yang diperoleh dari masing-

masing barang. Kepuasan ordinal tidak terlalu sulit dibandingkan dengan

kepuasan cardinal, karena kepuasan ordinal mensyaratkan konsumen

cukup mengetahui bahwa mereka lebih menyukai barang A dari pada

barang B, atau sebaliknya, atau bahwa mereka tidak tertarik dengan

kedua barang tersebut. Edgeworth kemudian menggunakan pandangan

kepuasan ordinal untuk mengembangkan gagasankurve indiferens. Kurve

ini adalah serangkaian titik yang merepresentasikan kombinasi dari dua

barang yang memberi jumlah yang sama dari kepuasan untuk individu

tertentu. Edgeworth mengasumsikan bahwa kurve indiferens tidak akan

berbentuk garis lurus namun berbentuk garis cekung dari titik origin. Hal

ini disebabkab adanya kepuasan marginal yang menurun (diminishing


47

marginal utility) Edgeworth kemudian mengaplikasikan alat jurve

indiferens ini untuk menganalisis pertukaran antara dua orang (batter),

dan kemudian dikembangkan lagi oleh para ahli ekonomi kontenporer

untuk menganalisis perdagangan antar dua negara (Pressman, 2000; 99 –

105).

Senada dengan Edgeworth, Vilredo Pareto (1848 – 1923) juga

mengubah focus ahli-ahli ekonomi dari kepuasan kardinal (pokok) menjadi

kepuasan ordinal. Pareto berpendapat bahwa kepuasan ordinal

seharusnya membentuk basis analisis ekonomi ketimbang kepuasan

pokok. Dengan mengukur dalam konteks kepuasan ordinal, konsumen

individudiasumsikan mengetahui bahwa barang A lebih disukai ketimbang

barang B, dan juga mengetahui berapa banyak barang A yang lebih

disukai ketimbang barang B . Karena itu menurut Pareto, dengan

memindahkan focus kepada kepuasan ordinal dapat menggunakan ilmu

ekonomi lebih realistis dalam menggambarkan perilaku manusia. Dan juga

dengan memindahkan kepuasan ordinal kita tidak perlu lagi risau tentang

bagaimana kepuasan diukur atau bagaimana agar dapat membandingkan

kepuasan dari orang yang berbeda (Pressmann,2000;111-116).

Hasil penelitian Saleh (1984; 374) bahwa proporsi pendapatan

rumah tangga yang dikonsumsi makin mengecil searah dengan makin

sempitnya tanah sawah yang dimiliki oleh rumah tangga tersebut. Dan

sebaliknya rata-rata pengeluaran konsumsi perkapita makin membesar

searah dengan makin luasnya sawah yang dimiliki oleh rumah tangga.
48

Selain itu ada kecendrungan pada setiap rumah tangga desa

bahwa proporsi pengeluaran perkapita untuk beras makin mengecil, dan

dilain pihak pengeluaran perkapita untuk makanan non beras makin

membesar dengan makin besarnya jumlah pengeluaran rumah tangga

perbulan.

Bentuk dan kondisi rumah di pedesaan tampaknya semakin

membaik. Perubahan bentuk dan kondisi rumah terjadi terutama pada

golongan petani bertanah luas dan golongan pedagang atau pengusaha.

Di desa-desa contoh terlihat adanya hubungan positif antara pemilik

sepeda motor, mobil, dan televisi dengan rata-rata pendapatan perkapita.

Engel menyimpulkan bahwa untuk rumah tangga miskin

sebagian besar pengeluarannya untuk makanan, berbeda hanya dengan

rumah tangga yang tergolong kaya. Hal ini juga berlaku baik rumah

tangga besar maupun rumah tangga kecil untuk tingkat pengeluaran yang

yang sama. Hal ini menandakan bahwa besarnya proporsi yang

dikeluarkan untuk makanan dapat dijadikan indikator indikator tidak

langsung terhadap kesejahteraan. Dengan demikian, maka dua rumah

tangga yang mempunyai proporsi pengeluaran yang sama besar untuk

makanan seharusnya mempunyai pendapatan riel yang sama pula tanpa

menghiraukan banyaknya anggota keluarga (Deaton,1983 :193) dan

(Philips, 1974 : 100 – 105).

E. Pendapatan Rumah Tangga


49

Melalui berbagai kebijakan, setiap pemerintah menginginkan

peningkatan pendapatan yang lebih tinggi bagi seluruh penduduknya,

sekaligus menghendaki agar distribusi pendapatan yang diperoleh lebih

merata atau lebih adil. Sebagian kebijakan pemerintah, seperti pengadaan

sistem kesejahteraan (negara berperan langsung membantu

penduduknya yang kurang beruntung) dan asuransi pengangguran,

secara khusus ditujukan untuk memperbaiki keseimbangan dengan

secara langsung membantu penduduk yang kurang mampu (Mankiw,

2000; 5).

F. Kesejahteraan Kehidupan Ekonomi

Tujuan dari perilaku ekonomi Rumah Tangga masyarakat Transmigrasi

adalah bagaimana mencapai kesejahteraan kehidupan ekonomi.

Kesejahteraan kehidupan ekonomi bersifat subyektif yang ditentukan oleh

berbagai variabel. Dalam penelitian ini Variabel-variabel yang mempunyai

hubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan kesejahteraan

kehidupan ekonomi, dapat dibatasi mulai dari variabel pendapatan rumah

tangga, kekayaan rumah tangga, tingkat pendidikan kepala rumah tangga,

keadaan kesehatan seluruh anggota rumah tangga.

1. Variabel pendapatan rumah tangga mempunyai pengaruh yang

sangat besar terhadap kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah

tangga. Pendapatan mempunyai hubungan langsung dengan

kesejahteraan ekonomi rumah tangga.


50

2. Variabel kekayaan rumah tangga mempunyai hubungan tidak

langsung dengan kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga

melalui variabel pendapatan.

3. Variabel tingkat pendidikan kepala rumah tangga mempunyai

hubungan langsung dengan kesejahteraan kehidupan ekonomi

rumah tangga, diduga pula mempunyai hubungan tidak langsung

dengan kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga melalui

variabel pendapatan rumah tangga.

4. Variabel kesehatan anggota rumah tangga mempunyai hubungan

langsung dengan kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga

dan juga mempunyai hubungan tidak langsung dengan

kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga melalui variabel

pendapatan.

Hubungan kausal tersebut dapat dijelaskan dengan

menggunakan model analisis jalur (path analysis) seperti pada gambar

berikut :
51

E1
1

X1 Y1

X2

X3
Y2
1

E2

Gambar 2. 13 Model analisis jalur kesejahteraan kehidupan ekonomi

rumah tangga Transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong

Penjelasan :

X1 = Tingkat pendidikan formal kepala rumah tangga (skor)

X2 = Kekayaan rumah tangga (Rp.)

X3 = Keadaan kesehatan anggota rumah tangga (skor)

Y1 = Pendapatan rumah tangga dalam waktu 1 tahun (Rp.)


52

Y2 = Kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga.

Variabel X1, X2, X3, adalah peubah eksogen yang variabilitasnya

diasumsikan terjadi disebabkan karena peubah-peubah diluar model

kausal. Oleh sebab itu tidak ada tujuan untuk menjelaskan variablitas

peubah eksogen tersebut.

Variabel-variabel Y1 dan Y2 adalah peubah endogenus yang variasinya

dapat dijelaskan oleh peubah eksogenus ataupun peubah endogenus

dalam sistem yang ada. Variabel Y1 merupakan peubah tidak bebas dari

variabel-variabel X1, X2 dan X3, selanjutnya merupakan variabel bebas dari

variabel Y2. Variabel Y2 merupakan variabel tidak bebas dari variabel-

varibel X1, X2 , X3 dan Y1.

Model ini merupakan model rekusif, karena arus kausal dalam

model bersifat empat arah, oleh karena tidak mungkin mendapatkan

semua peubah untuk variabel-variabel Y1 (pendapatan rumah tangga

transmigrasi) dan Y1 (kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga),

variabel-variabel tersebut dilengkapi dengan peubah residual, yaitu

masing-masing e1 untuk variabel Y1, e2 untuk variabel Y2. Peubah residual

ini merupakan efek dari peubah-peubah yang tidak termasuk dalam

model.

Asumsi yang melandasi analisis path adalah :

1. Di dalam model analisis path,hubungan antar variabel adalah linier

dan aditif.
53

2. Hanya model rekursif yang dapat dipertimbangkan, yaitu hanya

sistem aliran causal kesatu arah, sedangkan pada model yang

mengandung causal resiprokal tidak dapat dilakukan analisis path.

3. Variabel endogen miimal dalam skala interval.

4. Observasi variabel diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran

valid dan reliabel).

5. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi dengan benar

berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan (Solimun

2002 ; 53).

Pada gambar 13 dapat dilihat koefisien-koefisien jalur

Koefisien – koefisien jalur dapat dihitung kalau dinyatakan dalam koefisien

korelasi rx1 xj (di sederhanakan menjadi rij), di mana berlaku rumus :

rij = 1/n Σ Zi Zj

Koefisien jalur dari peubah residual e1, e2 adalah :

E1 = (1 – R2y1x1x2x3)
E2 = (1 – R2y2x1x2x3y1)
dimana R2 xn xi . . . xn-1 adalah koefisien determinasi multipel dari variabel

endogenus xn dengan semua variabel yang mempengaruhinya. Dari

koefisien-koefisien jalur tersebut dapat dihitung besarnya efek langsung

dan efek tidak langsung antar variabel, demikian juga efek langsung dan

efek tidak langsung yang mempengaruhi kesejahteraan kehidupan

ekonomi rumah tangga masyarakat transmigrasi di Kabupaten Parigi

Moutong.

H. Penelitian Terdahulu
54

Hasil penelitian Nurland (1993; 151) menjelaskan mengenai

alokasi waktu dan pengeluaran rumah tangga etnis Bugis, Makassar dan

Mandar dalam masyarakat nelayan di Sulawesi Selatan, bahwa perilaku

konsumen tiap keluarga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu besarnya

pendapatan rumah tangga, jumlah anggota keluarga, banyaknya anggota

keluarga yang mencari nafkah, tingkat pendidikan, siapa yang

menentukan dalam melaksanakan pekerjaan, status rumah tangga dan

etnis.

Hasil penelitian Levang (2003; 156-157) di Tolai pengembangan

UPT pada tahun 1970 bertepatan waktunya dengan Revolusi Hijau.

Dengan memiliki 2,5 hektare lahan subur, orang Bali di Tolai mengerjakan

sawa tidak seintensif di Untoro. Taraf penggunaan sarana produksi masih

rendah, jarang melebihi 100 kg pupuk perhektare dibanding 56 kg di

Untoro. Pada tahun 1984 meskipun mengalami kerusakan besar yang

disebabkan oleh tikus, pada sampel yang diteliti seluruhnya

berpenghasilan rata-rata 3.390 kg padi perhektare. Penghasilan rata-rata

sebuah keluarga di Tolai 2,5 kali lebih tinggi dari pada sebuah keluarga di

Untoro.

Kegunaan surplus agak berbeda dari desa lain terutama karena usia UPT

yang masih muda. Kedatangan sejumlah besar transmigran belum lama

ini telah mengakibatkan harga tanah meningkat. Penduduk setempat yang

memiliki cadangan tanah dalam jumlah besar sangat tergoda untuk

memecah-mecah petak lahan yang tidak dapat dibudidayakan secara


55

teratur. Harga lahan wanabera atau lahan terbuka masih sangat menarik

bagi orang Bali. Investasi jelas menguntungkan sebab mengubal lahan

tersebut menjadi sawah dapat melipatgandakan harga tanah. Di Tolai 36

% dari transmigran membeli tanah bagi dirinya sendiri atau bagi anggota

keluarganya. Lima belas tahun setelah kedatangannya, transmigran rata-

rata memiliki 3,2 hektare.

Sejumlah besar uang digunakan untuk perbaikan tempat tinggal (100 %

dari rumah mereka terbuat dari tembok atau setengah tembok), untuk

pendidikan (20 % dari keluarga itu yang tidak menyekolahkan seorang

anaknya di ibu kota propinsi); untuk kebutuhan konsumsi (17 % untuk

televisi, dan 34 % untuk sepeda motor),dan untuk bepergian (60 %

keluarga, satu atau lebih anggota keluarga naik pesawat udara untuk

menengok keluarganya yang tinggal di Bali. Keluarga di Tolai sangat maju

bila dibanding dengan keluarga Indonesia ditempat lain. Sebesar 86 %

dari keluarga tersebut menggunakan jasa pengemudi traktor untuk

menggarap sawahnya. Sebanyak 30 % dari keluarga petani memiliki

traktor kecil sebagai milik pribadi atau milik bersama.

Hasil penelitian Madukallang (1999; 200) menjelaskan temuan-temuan

utama sebagai berikut :

1. Alokasi penggunaan sumberdaya usaha tani baik di Desa Dombu

maupun di Desa Maranata belum efisien, kecuali penggunaan

lahan usaha tani di Desa Maranata sudah efisien. Penggunaan

lahan usaha tani di Desa Dombu belum efisien karena rasio nilai
56

produksi marginal dengan “opportunity cost” lahan usaha tani

mempunyai uji statistik yang berbeda nyata dengan satu (1.6729)

atau lebih besar dari satu (sig. = 0.01). Ini berarti bahwa usaha tani

di Desa Dombu masih kurang, sehingga masih perlu diadakan

penambahan lahan usaha tani. Hal yang sama juga terjadi untuk

faktor modal, baik di Desa Dombu maupun di Desa Maranata.

Rasio nilai produk marginal dengan “opportunity cost” modal usaha

tani mempunyai uji statistik yang berbeda nyata dengan satu atau

lebih besar dari satu (sig. =0.01). Ini memberi gambaran mengenai

perlunya penambahan modal untuk usaha tani pada kedua desa.

Keadaan berbeda terjadi pada penyediaan tenaga kerja. Rasio nilai

produk mariginal dengan “oppourtunity cost” tenaga kerja pada

kedua desa jauh lebih kecil dari satu (sig.=0.01). Ini berarti

penggunaan tenaga kerja pada kegiatan usaha tani sudah

berlebihan.

Menurut hasil perhitungan Efisiensi teknik usaha tani Desa

Maranata = 0.64, efisiensi ekonomi = 0.45 dan efisiensi harga =

0.70. diperkirakan bahwa keadaan yang hampir sama juga terjadi di

Desa Dombu

2. pola konsumsi Desa Dombu: pengeluaran untuk bahan

makanan dengan elastisitas yang lebih besar dari satu

(1.0908) dengan uji t yang sangat nyata (sig.=0.0000)

menandakan bahwa bahan makanan bagi masyarakat Desa


57

Dombu merupakan barang superior. Pengeluaran untuk

pakaian dengan elastisitas 0.7276 (sig.=0.0000) dan

kesehatan dengan elastisitas 0.5935 (sig.=0.0004),

keduanya merupakan barang normal bagi masyarakat Desa

Dombu.

Pola konsumsi Desa Maranata : pengeluaran bahan makanan

dengan elastisitas 0.6972(sig. = 0.0000) menandakan bahwa

bahan makanan bagi masyrakat Desa Maranata merupakan barang

normal. Pengeluaran untuk pakaian dengan elastisitas 0.6787

(sig.= 0.0015), perumahan dengan elastisitas 0.8358 (sig.=0.0244),

dan kesehatan dengan elastisitas 0.6405 (sig.=0.0274), ketiganya

adalah pengeluaran untuk barang normal bagi masyarakat Desa

Dombu. Pengeluaran untuk pendidikan dengan elastisitas 1.1208

(sig.= 0.0065) dan pengeluaran lainnya dengan elastisitas1.5342

(sig.=0.0000) merupakan pengeluaran untuk barang superior bagi

masyarakat Desa Maranata.

3. Variabel-variabel pendidikan kepala rumah tangga,

kekayaan rumah tangga, kesehatan anggota rumah tangga,

pendapatan rumah tangga dan harapan kehidupan ekonomi

rumah tangga yang lebih baik, yang diduga mempunyai

hubungan dengan kesejahteraan kehidupan ekonomi

masyarakat Desa Dombu, semuanya mempunyai hubungan

baik secara langsung ataupun tidak langsung dengan


58

kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga, dengan

pengertian (bi ⊃ SEi ). Tetapi yang mempunyai hubungan

nyata secara statistik ialah: variabel pendidikan kepala

rumah tangga dan variabel kekayaan terhadap variabel

pendapatan masing-masing (sig.=0.07) dan (0.00), variabel

pendapatan terhadap variabel harapan hidup yang lebih baik

(sig.=0.01), dan variabel harapan hidup yang lebih baik

terhadap variabel kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah

tangga (sig.=0.00). Dengan demikian maka dapat

disimpulkan bahwa secara nyata peningkatan pendidikan

kepala rumah tangga dan kekayaan rumah tangga akan

menyebabkan peningkatan pendapatan. Peningkatan

pendapatan akan meningkatkan harapan untuk memperoleh

kehidupan ekonomi yang lebih baik dan selanjutnya harapan

untuk memperoleh kehidupan ekonomi yang lebih baik akan

meningkatkan kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah

tangga.

Hasil penelitian Aidawati (2004; 246), menjelaskan mengenai Optimalisasi

Pemanfaatan Sumberdaya Ekonomi Transmigrasi Lokal di Sulawesi

Selatan.

1. pemanfaatan sumberdaya ekonomi yang dimiliki transmigrasi

lokal seperti lahan, belum optimal. Hasil pendugaan produksi

menunjukkan adanya pengaruh positif yang sangat nyata dari


59

sumberdaya tersebut terhadap tingkat produksi usahatani

transmigran lokal dengan skala produksi keempat UPT local

berada pada kenaikan hasil yang berkurang. Dengan demikian

adanya kemungkinan untuk menerapkan prinsip ekonomi agar

mendapatkan keuntungan maksimum dengan tingkat

penggunaan sumberdaya yang optimum sehingga perlu

mempertimbangkan konsep efisiensi ekonomi. Penggunaan

sumberdaya yang dominan belum optimal (efisien) untuk

usahatani padi,jagung,kacang tanah,jambu mente,dan kakao

di UPT lokal adalah pupuk urea,pupuk TSP,pupuk

KCI,pestisida,benih, dan peralatan.

2. Untuk usahatani tanaman pertanian dan perkebunan akan

optimum pada kondisi optimal (1) apabila menggunakan 0,33

Ha tanaman Padi, 0,51 Ha tanaman jagung dan 0,72 Ha

tanaman kakao pada UPT Lombok I,II,III dengan keuntungan

maksimum sejumlah Rp 1.585.197. Dengan adanya

peningkatan harga output dalam batas AI-OCR (optimal (2))

yang tidak merubah solusi optimum, luas lahan dan nilai slack

tidak merubah namun akan meningkat keuntungan

transmigran sejumlah Rp 3.093.784. keuntungan ini

meningkatkan 95 % dari kondisi sekarang (optimal(1)).

Selanjutnya apabila dinaikkan harga input dan output masing-

masing 15 % tanpa memperhatikan batas-batas AI-OCR dan


60

tidak merubah solusi optimum maka diperoleh keuntungan

sejumlah Rp 1.822.976 meningkat 14,9 %.

3. untuk usahatani tanaman pertanian dan perkebunan akan

optimum pada kondisi optimal (1) apabila menggunakan 0,04

Ha tanaman padi, 0,05 Ha tanaman kacang tanah dan 1,47

Ha tanaman kakao pada UPT Bulukatoang dengan

keuntungan maksimum sejumlah Rp 1.490.885. Dengan

adanya peningkatan harga output dalam batas AI-COR

(optimal(2)) yang tidak merubah solusi optimum, luas lahan

dan nilai slack tidak berubah namun akan meningkatkan

keuntungan transmigran sejumlah Rp 1.826.591. Keuntungan

ini meningkat 22,5 % dari kondisi sekarang (optimal(1)).

Selanjutnya apabila dinaikkan harga input dan output masing-

masing 15 % tanpa memperhatikan batasan AI-COR dan

tidak merubah solusi optimum maka diperoleh keuntungan

sejumlah Rp 1.714.517 meningkat 15 %.

4. usahatani tanaman pertanian dan perkebunan yang optimum

(optimal(1)) pada UPT Timusu jika menggunakan 0,47 Ha

tanaman padi,0,45 Ha tanaman kacang tanah dan 0,85 Ha

tanaman kakao dengan keuntungan maksimum sejumlah Rp

1.503.897. Dengan adanya peningkatan harga output dalam

batas AI-OCR (optimal(2)) yang tidak merubah solusi

optimum, luas lahan dan nilai slack tidak berubah namun akan
61

meningkatkan keuntungan transmigran sejumlah Rp

2.927.318. Keuntungan ini meningkat 94,6% dari kondisi

sekarang (optimal(1)). Selanjutnya apabila dinaikkan harga

input dan output masing-masing 15% tanpa memperhatikan

batasan AI-COR dan tidak merubah solusi optimum maka

diperoleh keuntungan sejumlah Rp 1.792.928 naik 19,2%.

5. faktor-faktor yang mempengaruhi produksi (pendapatan)

usahatani tanaman pertanian dan perkebunan pada UPT

Lombok I,II,III adalah pendidikan, jumlah keluarga,

perkembangan harga sarana produksi,perkembangan harga

hasil produksi, penyuluhan lapangan, ongkos angkutan dan

modal, dengan korelasinya sebesar 90,05%, nilai koefisien

determinasi yang disesuaikan sebesar 81,1%, sehingga faktor

yang dominan mempengaruhi pendapatan transmigran di UPT

Lombok I,II,III adalah modal, penyuluhan lapangan,dan

perkembangan harga hasil produksi.

Khusus studi di Sulsel yang terkait dengan pemanfaatan waktu luang

rumah tangga (petani) dengan menggunakan dasar model household

dilakukan oleh Halide (1979) pada petani di DAS Jeneberang. Halide

(1979) mengungkapkan bahwa petani belum menunjukkan kurva supply

tenaga kerja yang backward bending,sejak anggota keluarga petani (usia

kerja) selalu ikut bekerja pada kegiatan produktif untuk memperoleh

pendapatan tambahan bagi keluarga, dimana ditemukan bahwa tingkat


62

waktu kerja di desa hulu adalah hanya 0,26 dan desa bawah sebesar

0,46.

BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konseptual

Merujuk pada tinjauan pustaka dan hasil-hasil penelitian

sebelumnya seperti yang diuraikan pada bab terdahulu, maka

dibangunlah suatu kerangka pemikiran yang akan menjadi acuan guna

mengkaji dan memberikan solusi tentang permasalahan yang diajukan

pada penelitian ini. Penelitian ini akan mengkaji pengaruh perilaku

ekonomi terhadap peningkatan pendapatan masyarakat transmigran di

Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah.

Penelitian ini mengacu pada konsep yang dikemukakan oleh

Shiffman dan Kanuk (2000 : 63) yang mengatakan bagaimana motivasi

terbentuk dari stimulus atau ransangan (misalnya rasa lapar) akan


63

menyebabkan pengenalan kebutuhan (need recornation). Ransangan

tersebut bisa datang dari dalam diri seseorang (kondisi fisiologis).

Ransangan terjadi karena adanya gap antara apa yang dirasakan dengan

apa yang seharusnya dirasakan. Gap inilah yang mengakibatkan adanya

pengenalan kebutuhan. Kebutuhan yang dimaksud selain kebutuhan

primer ada juga kebutuhan sekunder. Kebutuhan sekunder muncul

sebagai reaksi konsumen terhadap lingkungan dan budayanya.

Kebutuhan yang dirasakan sering kali dibedakan berdasarkan kepada

manfaat yang diharapkan dari pembelian dan penggunaan produk.

Perilaku (tindakan) berorientasi tujuan (goal orientied behavior)i.

Artinya untuk memenuhi kebutuhannya seseorang harus memiliki tujuan

akan tindakannya. Tujuan tidak lain adalah untuk memenuhi kebutuhan.

Dipadukan dengan teori Maslow yang mengemukakan lima kebutuhan

manusia berdasarkan tingkat kepentingannya mulai dari yang paling

rendah, yaitu kebutuhan biologis (physiological or biogenic needs) sampai

paling tinggi yaitu kebutuhan psikogenik (psyhogenic needs). Menurut

teori Maslow manusia berusaha memenuhi kebutuhan tingkat rendahnya

terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.

Konsumen yang bisa memenuhi kebutuhan dasarnya, maka kebutuhan

lainnya yang lebih tinggi biasanya muncul dan begitulah seterusnya.

David McClelland mengembangkan suatu teori motivasi yang

disebut sebagai McClelland’s Theory of learned Needs. Teori ini

menyatakan bahwa ada tiga kebutuhan dasar yang memotivasi seorang


64

individu untuk berperilaku, yaitu (1) Kebutuhan untuk sukses (Needs for

Achivement), (2) kebutuhan untuk afiliasi (Needs for Affiliations), dan (3)

kebutuhan kekuasaan (Needs for Power).

Kebutuhan Sukses adalah keinginan manusia untuk mencapai

prestasi, reputasi, dan karier yang baik. Seseorang yang memiliki

kebutuhan sukses akan bekerja keras, tekun dan tabah untuk mencapai

cita-cita yang diinginkannya. Ia akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi,

mampu menghadapi segala tantangan dan masalah demi mewujudkan

cita-citanya. Kebutuhan sukses memiliki kesamaan dengan kebutuhan

ego dan kebutuhan aktualisasi diri dari teori Maslow.

Kebutuhan afiliasi adalah keinginan manusia untuk membina

hubungan dengan sesamanya, mencari teman yang bisa menerimanya,

ingin dimiliki oleh orang-orang sekelilingnya, dan ingin memiliki orang-

orang yang bisa menerimanya. Seseorang yang memiliki kebutuhan

afiliasi akan terlibat aktif dalam kegiatan sosial, maupun kegiatan yang

melibatkan banyak orang. Ia akan memilih produk dan jasa yang

disenangi atau disetujui oleh teman dan kerabat dekatnya. Kebutuhan

afiliasi memiliki kesamaan dengan kebutuhan sosial dari Maslow.

Kebutuhan kekuasaan adalah keinginan seseorang untuk bisa

mengontrol lingkungannya, termasuk mempengaruhi orang-orang

disekelilingnya. Tujuannya adalah agar ia bisa mempengaruhi,

mengarahkan, dan mengatur orang lain (Sumarwan, 2003 ; 34 – 42).


65

Tujuan seseorang pengusaha memproduksi output ada bermacam-

macam. Mungkin ada seseorang yang memproduksi sesuatu dengan

tujuan untuk memberi pekerjaan pada tetangga-tetangganya. Namun

tujuan pengusaha yang dibahas adalah dengan anggapan untuk

memaksimumkan keuntungan.

Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output

sehingga nilai barang tersebut bertambah. Input dapat terdiri dari barang

atau jasa yang digunakan dalam proses produksi, dan output adalah

barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu proses produksi. Jadi

produksi tidak harus berarti suatu proses mengubah barang yang berujud

menjadi barang lain, seperti halnya suatu pabrik. Jadi jasa pengangkutan

atau pengiriman dan penyimpanan barang juga merupakan suatu contoh

dari proses produksi karena keduanya menambah nilai. Orang yang

melakukan fungsi ini dinamakan produsen. Pada umumnya seorang

produsen akan berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang maksimu,

meskipun tidak semua produsen akan berusaha mendapatkan

keuntungan maksimum. Misalkan ada seorang pengusaha yang

mendirikan perusahaan hanya untuk prestise, jadi dia kurang

memperhatikan masalah efisiensi. Atau seorang jutawan yang ingin

beramal dengan jalan mendirikan perusahaan untuk memberikan

lapangan pekerjaan bagi tetangganya (Adiningsih, 1999 ; 3-4).

Dalam pembahasan ini kita mengamati hal-hal yang berkaitan

dengan produksi yang berkaitan dengan perilaku produsen, karena


66

produsen harus membuat banyak keputusan. Di antaranya keputusan

tentang berapa jumlah output yang akan diproduksi dan berapa jumlah

input yang dan bagaimana kombinasi input yang akan dipakai.

Hal pertama yang kita harus perhatikan apabila kita ingin

mempelajari prilaku produsen adalah mengetahui apa saja keterbatasan-

keterbatasan yang ada pada seorang produsen. Seperti halnya jenis dan

jumlah input yang tersedia di pasar, teknik produksi yang fisibel, peraturan

pemerintah dan lain-lain.

Menurut Adiningsih (1999 : 5) input suatu proses produksi dapat

terdiri dari tanah, tenaga kerja, modal dan material. Jadi input adalah

barang atau jasa yang digunakan sebagaimasukan suatu proses produksi.

Sedangkan output adalah barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu

proses produksi. Output dari suatu pabrik pada umumnya berujud barang

namun output dari suatu cold storage beujud jasa.

Ekonom menggunakan fungsi produksi untuk menggambarkan

hubungan antara input dan output. Fungsi produksi menunjukkan berapa

banyak jumlah maksimum output yang dapat diproduksi apabila sejumlah

input yang tertentu dipergunakan pada proses produksi. Jadi Fungsi

produksi adalah suatu fungsi yang yang menunjukkan hubungan antara

tingkat output dan tingkat penggunaan input-input. Fungsi ini merupakan

landasan teknis dari suatu proses produksi, landasan teknis karena hanya

menunjukkan hubungan fisik antara input dan output yang dapat dituliskan

sebagai berikut :
67

Ymax = f (input)

Ini menunjukkan bahwa besar kecilnya output tergantung pada besar

kecilnya input. Bentuk umum fungsi produksi apabila menggunakan n

input adalah sebagai berikut :

Ymax = f (input)

Ymax = f (x1 , x2 , x3 .......... , xn )

Dimana Xn adalah jumlah input yang digunakan oleh tiap jenis input.

Engel menyimpulkan bahwa untuk rumah tangga miskin sebagian

besar pengeluarannya untuk makanan, berbeda halnya dengan rumah

tangga yang tergolong kaya. Hal ini juga berlaku baik rumah tangga besar

maupun rumah tangga kecil untuk tingkat pengeluaran yang sama. Hal ini

menandakan bahwa besarnya proporsi yang dikeluarkan untuk makanan

dapat dijadikan indikator tidak langsung terhadap kesejahteraan. Dengan

demikian, maka dua rumah tangga yang mempunyai proporsi pengeluaran

yang sama besar untuk makanan seharusnya mempunyai pendapatan riel

yang sama pula tanpa menghiraukan banyaknya anggota keluarga

(Deaton,1983 :193) dan (Philips, 1974 : 100 – 105).


68

B. Kerangka Pemikiran

FUNGSI PRODUKSI
KEBIJAKAN PEMERINTAH
 LUAS LAHAN
U.U. KETRANSMIGRASIAN  TENAGA KERJA
 MODAL

PENDAPATAN
KONDISI AWAL TRANS B. POLA KONSUMSI
MASYARAKAT
TRANSMIGRASI

LUAS LAHAN  PENDAPATAN


 LATA  JUMLAH
BELAKANG ANGGOTA RT.
PENDIDIKAN  KONSUMSI RT.
BUDAYA 1.Makanan
INTERAKSI 2. Pakaian
3. Pendidikan
4. Kesehatan
5. Pengeluaran
lainnya
69

Kesejahteraan
Masyarakat
Transmigrasi

MASYARAKAT TRANSMIGRASI MANDIRI

Gambar 3.1 Skema Kerangka Pikir Penelitian

C. Hipotesis

Mengacu pada tinjauan pustaka, kerangka pemikiran dan tujuan

penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka disusunlah

hipotesis sebagai berikut :

1. Penggunaan faktor-faktor produksi yang tersedia

untuk usaha tani masyarakat transmigrasi di Kabupaten Parigi

Moutong belum dimanfaatkan secara efisien.

2. Ada perbedaan besarnya proporsi pengeluaran

untuk konsumsi rumah tangga transmigrasi asal Bali dengan Jawa.


70

3. Perubahan pendapatan menyebabkan perubahan

pola konsumsi rumah tangga. Rumah tangga yang tingkat

pendapatannya rendah mengkonsumsi bahan makanan dalam

proporsi yang lebih besar dari allokasi pendapatan, dibanding dengan

rumah tangga transmigrasi tingkat pendapatannya lebih tinggi.

4. Faktor- Faktor yang mempengaruhi hubungan

kausal antara tingkat kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga

transmigran dengan tingkat pendidikan kepala rumah tangga,

besarnya kekayaan yang dimiliki, keadaan kesehatan anggota rumah

tangga dan tingkat pendapatan masyarakat transmigrasi di Kabupaten

Parigi Moutong.

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Parigi Moutong Provinsi

Sulawesi Tengah, yaitu dipilih secara purposif dua Kecamatan yang

mempunyai penduduk masyarakat transmigran yang lamanya tinggal di

wilayah di Kecamatan tersebut paling rendah lima tahun.


71

B. Jenis, Sumber dan Metode Penarikan Sampel

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder,

data primer diperoleh langsung dari transmigran dan data sekunder

bersumber dari instansi terkait. Untuk penarikan sampel dari Kabupaten,

kecamatan, desa dan tingkat rumah tangga transmigran. Data tingkat

Kabupaten, kecamatan dan desa meliputi : Keadaan penduduk, wilayah

dan keadaan lembaga sosial ekonomi masyarakat transmigran.

Data rumah tangga meliputi : kegiatan ekonomi menyangkut

kegiatan produksi dan pemasaran hasil produksi rumah tangga , kegiatan

ekonomi meliputi konsumsi, konsumsi rumah tangga transmigran dan

kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga transmigran.

C. Penarikan Sampel

Untuk mengetahui perilaku ekonomi masyarakat Transmigrasi,

maka perlu digunakan bantuan metode statistik. Metode statistika sangat

membantu dalam pengambilan sampel, pengumpulan data, penyajian

data, sampai pada pengambilan keputusan yang disebabkan karena telah

mempunyai aturan-aturan yang sudah baku dan telah berlaku umum.

Namun demikian perlu disadari bahwa penggunaan metode

statistik yang tidak pada tempatnya dapat menghasilkan kesimpulan yang

tidak tepat dan demikian pula pengambilan keputusan yang kemungkinan

kurang bermanfaat, bahkan dapat menimbulkan banyak kerugian. Oleh

sebab itu model-model statistik yang digunakan dalam penelitian ini


72

peneliti berusaha untuk dapat mengemukakan dengan jelas baik asumsi-

asumsi, maupun kecocokannya.

Rencana penelitian ini berdasarkan metode statistik inferensial,

sedangkan metode statistik diskreptif yang dimulai dari keadaan yang

bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.

Penarikan kesimpulan pada metode deskriptif tidak diragukan

kebenarannya. Berbeda halnya dengan metode inferensial masih

diragukan kebenarannya, disebabkan keadaan populasi didekati melalui

generalisasi keadaan sampel yang berarti bahwa metode inferensial

banyak dipakai dalam penelitian, karena dapat dipergunakan untuk

meneliti populasi yang relatif besar dengan penggunaan biaya, tenaga

dan waktu yang relatif sedikit, dibanding dengan penelitian yang

menyeluruh dari suatu keadaan populasi.

Metode statistik imprensial memberikan petunjuk yang berlaku

umum untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari metode tersebut,

mulai dari cara penarikan sampel yang representatif mewakili populasi,

hingga pada penentuan tingkat kepercayaan (comfidence interval) yang

dapat diberikan pada penarikan suatu kesimpulan.

Penentuan sampel dilakukan secara random sampling, yang berarti

semua populasi mempunyai peluang yang sama mewakili sampel lainnya.

Dari enam kecamatan di Kabupaten Parigi Moutong, hanya dua

kecamatan yang mempunyai transmigran Umum yang berasal dari Bali

dan Pulau Jawa. Maka penentuan sampel dilakukan secara purposive


73

pada Kecamatan Moutong. Pengambilan sampel dilakukan secara

random sampling dan proporsional 5 % dari populasi yang ada di

Kecamatan tersebut. Penentuan sampel menurut Suparmoko (1995 ; 42),

apabila sama sekali tidak ada pengetahuan tentang besarnya variance

dari populasi. Cara terbaik adalah cukup dengan mengambil persentase

tertentu, 5 %, 10 % atau 50 % dari seluruh jumlah populasi. Beberapa hal

yang dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan besarnya

persentase yaitu :

1. Bila populasi N besar, persentase yang kecil saja sudah dapat

2. Besarnya sampel hendaknya jangan kurang dari 30.

3. Sampel sayogyanya sebesar mungkin selama dana dan waktu

masih dapat menjangkau.

Untuk pengambilan sampel di kecamatan yang terpilih adalah dari

2922 KK x 5 % = 146 KK terdiri dari masing – masing :

Desa Petuna Sugi 711 KK x 5 % = 36 KK


Desa Margapura 2211 KK x 5 % = 110 KK
Jumlah sampel adalah = 146 KK

PETA WILAYAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG


74

Keterangan

Kec. Tinombo
Kecamatan Moutong
Kec. Tomini
Kec. Parigi / Ampibabo
Kec. Sausu

D. Metode Analisis

Untuk menguji hipotesis pertama digunakan analisis Cobb-douglas

Jawaban yang diperoleh dari responden sesuai dengan nilai variabel yang
75

telah ditetapkan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan Analisis

diskreptif diikuti analisis produksi dengan Fungsi produksi Cobb-Douglas.

Untuk membuktikan hipotesis penelitian pertama digunakan

analisis fungsi produksi cobb-Douglas yaitu suatu fungsi atau persamaan

yang melibatkan dua atau lebih variabel; vriabel yang satu disebut variabel

dependen, yang dijelaskan (Y) dan yang lain variabel independen, yang

menjelaskan, (X). Penjelasan hubungan antara Y dan X biasanya dengan

cara regresi, yaitu variasi dari Y akan dipengaruhi oleh variasi dari X.

Dengan demikian, kaidah-kaidah pada garis regresi juga berlaku dalam

penyelesaian fungsi Cobb-Douglas. Secara matematik fungsi produksi,

fungsi Cobb-Douglas dapat dituliskan sebagai berikut:

b1 b2 bi bn
Y = a X1 X2 . . . Xi . . . . Xn еu

bi u
= a Π Xi e

Bila fungsi produksi Cobb-Douglas dinyatakan oleh hubungan Y

dan X, maka:

Y = f ( X1, X2, . . . . Xi , . . . Xn )

Y = variabel yang dijelaskan,

X = variabel yang menjelaskan,

a,b = besaran yang akan diduga,

U = kesalahan (disturbance term), dan

e = logaritma natural, e = 2,718.


76

Untuk memudahkan pendugaan terhadap persamaan tersebut diubah

menjadi bentuk linier berganda dengan cara melogaritmakan persamaan

tersebut menjadi:

Log Y = log a + b1 log X1 + b2 log X2 + v;

Di mana:

Y* = log Y

X* = log X

v* = log v

a* = log a (Soekartawi; 1990; 160 -161)

Ada tiga alasan pokok fungsi Cobb-Douglas digunakan, yaitu :

1. Penyelesaian fungsi Cobb-Douglas relatif lebih mudah

dibandingkan dengan fungsi yang lain, misalnya pada fungsi

kuadratik, maka fungsi cobb-Douglas dengan mudah ditransfer

kebentuk linear.

2. Hasil pendugaan garis melalui fungsi Cobb-Douglas akan

menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus juga menunjukkan

elastisitas. Jadi besaran b dari variabel masukan produksi yang

bersangkutan.

3. Besaran elastisitas tersebut sekaligus menunjukkan tingkat

besaran return to scale.

1. Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi


77

Kegiatan ekonomi masyarakat yang bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi yang semakin baik, maka

usaha tersebut tidak terlepas dari efisiensi penggunaan sumber daya

yang ada. Masyarakat memiliki sumber daya yang terbatas sebagai

faktor produksi, hal ini menyebakan sumber daya yang digunakan

harus secara efisien. Efisiensi diartikan sebagai penggunaan sumber

daya yang paling baik dari apa yang tersedia untuk mencapai hasil

yang memuaskan. Definisi yang lengkap mengenai efisiensi berasal

dari Vilfredo Pareto (1848-1923). Pareto melihat efisiensi secara

global, yang dikenal sebagai Pareto Optimality yaitu apabila suatu

keadaan terjadi pada organisasi sosial di mana tidak ada perubahan

yang dapat dilakukan untuk membuat seseorang lebih baik tanpa

membuat orang lain menjadi lebih buruk keadaannya.

Efisiensi yang dibahas dalam penelitian ini seperti efisiensi yang

dikemukakan pada hipotesis pertama ialah efisiensi penggunaan

faktor produksi, luas lahan, tenaga kerja dan modal dengan

mempergunakan metode analisis Average production function (APF)

dan Frontier production function (FPF) dari fungsi produksi Cobb-

Douglas.

a. Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi dengan APF

Untuk mengetahui pengalokasian faktor-faktor produksi yang

digunakan transmigrasi sudah efisien dapat didekati dengan

membandingkan antara produk marginal dan faktor biaya. Model yang


78

digunakan untuk mengestimasi produk marginal adalah fungsi

produksi Cobb-Douglas seperti berikut :

^ b1 b2 bn
Y = b0 X1 X2 . . . . . . . . Xn

^
Dimana : Y = produksi

Xi = faktor-faktor produksi sampel i

b0 = intercept

bn = elastisitas produksi terhadap faktor produksi i

Produk marginal dari faktor produksi X1 adalah :



∂Y b1 – 1 b2 bn
= b 0 b 1 X1 X2j . . . Xn
∂x1

^ b1 b2 bn
∂Y b 1 ( b 0 X1 X2 . . . X n )
=
∂X1 X1
^
∂Y1 b1 ( Y )
=
∂X1 X1

. .
^
∂Yj b1 ( Y*)
=
∂X1 X*
dan seterusnya untuk faktor produksi lainnya.

Y* adalah produksi rata-rata geometrik dan X*1 adalah rata-rata

geometrik dari jumlah faktor produksi i (Fattah M, 199 ;52 – 53).


79

Penggunaan faktor produksi tersebut dikatakan efisien

bilamana nilai produk marginal sama dengan harga faktor

produksi. Secara matematik dapat ditulis :

p( bi Y* / X*i ) = Ci

Di mana p adalah harga produksi perunit dan Ci adalah harga faktor

produksi i per unit.

bi Y* / Xi* = Ci /p atau

(bi Y* / X*i) ( p/Ci ) = 1

Untuk menguji apakah secara statistik nilai (bi Y* / X*i)(p/Ci) = 1

Digunakan uji t

(bi Y* / X*i)(p/Cj) - 1
thit. =
{Var (bi)(Y* / Xi*)2(P/Cj)2}0,5

b. Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi FPF

Fungsi produksi frontier adalah fungsi produksi yang dipakai

untuk mengukur bagaimana fungsi produksi sebenarnya terhadap

posisi prontiernya. Karena fungsi produksi adalah hubungan fisik

antara faktor produksi dan produksi, maka fungsi produksi prontier

adalah hubungan fisik faktor produksi dan produksi pada prontier yang

posisisinya terletak pada garis isokuan. Garis isokuan ini adalah

tempat kedudukan titik-titik yang menunjukkan titik kombinasi

penggunaan masukan produksi yang optimal;

lihat gambar 1 (Soekartawi, 1990; 215 – 222 ).

X2/Y U’ Efisiensi teknik (ET) = OB/OC ≤ 1


80

P’ .C Efisiensi ekonomi (EE) = OA/OC ≤ 1


.B . . Efisiensi harga (EH)= OA/OB
A . . . .
·D . . .
U

0 P X1/Y

Gambar 3.2 Ukuran Efisiensi Menurut Farrel

Garis lengkung UU’ adalah garis isokuan yang menggambarkan

tempat kedudukan titik-titik kombinasi penggunaan input X1 dan X2

terhadap produksi Y. Titik C dan titik-tik lain yang posisinya dibagian luar

dari garis UU’ adalah tingkat teknologi dari masing-masing individu

pengamatan.

Konsep berikutnya adalah stochastic frontier. Dikatakan

demikian karena nilai variabel X (dan mungkin juga nilai Y) adalah

berubah-ubah yang disebabkan karena faktor lain yang

mempengaruhinya. Secara matematik hal ini dapat dituliskan seperti

persamaan.

Y = f(X) exp (v-u)

Di mana f(X) exp (V) adalah stochastic production frontier.

Menurut Forsun, dkk., (1980) v harus menyebar mengikuti sebaran atau

distribusi yang simetrik sehingga dapat “menangkap” kesalahan (error)

dan variabel lain yang ikut mempengaruhi nilai Y dan X. Sedangkan nilai

exp (u) adalah menunjukkan technical in-effisiency, di mana u > 0.


81

a. Garis UU’ adalah garis isokuan dan berbagai kombinasi

input X1 dan X2 untuk mendapatkan sejumlah Y tertentu

yang oftimal. Garis ini sekaligus menunjukkan garis

frontier dari fungsi produksi Cobb-Douglas.

b. Garis PP’ adalah garis biaya yang merupakan tempat

kedudukan titik-titik kombinasi dari biaya berapa dapat

dialokasikan untuk mendapatkan sejumlah input X1 dan

X2 sehingga mendapatkan biaya yang optimal.

c. Gris OC yang menggambarkan “jarak” sampai seberapa

teknologi dari suatu usaha pertanian atau non-pertanian.

Karena UU’ adalah garis isokuan, maka semua titik yang terletak di

garis tersebut adalah titik yang menunjukkan bahwa di titik tersebut

terdapat produksi yang maksimum. Dengan demikian, bila titik tersebut

berada di bagian luar dari garis isokuan, misalnya di titik C, maka dapat

dikatakan bahwa teknologi produksi belum mencapai titik maksimum yang

ada di garis isokuan. Di lain pihak karena garis PP’ adalah garis biaya,

maka setiap titik yang berada di garis tersebut adalah menunjukkan biaya

optimal yang dapat digunakan untuk membeli input X1 dan X2 untuk

mendapatkan produksi yang optimum.

Kalau produksi dikalikan dengan harga dan dikurangi dengan

biaya-biaya, maka akan diperoleh besarnya keuntungan. Berarti dengan

demikian besarnya efisiensi teknik, efisiensi ekonomi dan efisiensi harga

sudah dapat dihitung.


82

Untuk menghitung Produksi maksimum digunakan formulasi

berikut :
^ b1 b2 b3
Maksimukan: Y = b0 X1 X2 X3

Dengan kendala : B = P1X1 + P2X2 + P3X3

Dengan cara lagrangian: L = λ ( B – P1 X1 – P2 X2 – P3 X3)

^
∂L ∂Y
1. = - λ P1 = 0
∂x1 ∂x1


∂L b 1 – 1 b2 b3
= b 0 b 1 x1 x2 x3 - λ P1 = 0…(1)
∂x1
^
∂L ∂Y
2. = - λ P2 = 0
∂x2 ∂x2

∂Lj b1 b2-1 b3
= b0 b2 x1 x2 x3 - λ P2= 0… (2)
∂x2

^
∂L ∂Y
3. = - λ P3 = 0
∂x3 ∂x3

∂L b1 b2 b3-1
= b 0 b 3 x1 x2 x3 - λ P1 = 0 …(3)
∂x3

∂L
4. = B - P1X1 – P2X2 – P3X3 = 0
∂λ

83

∂L b 1 – 1 b2 b3
= b 0 b 1 x1 x2 x3 - λ P1 = 0…(4)
∂x1
Dari persamaan (1) diperoleh:

b1 – 1 b2 b3
b0 b1 x1 x2 x3 - λ P1 = 0
b1-1 b2 b3
b0 b1 x1 x2 x3
λ = ….. (5)
P1
Dari persamaan (2) diperoleh:
b1 b2-1 b3
b0 b2 x1 x2 x 3 - λ P2 = 0
b1 b2 -1 b3
b0 b2 x1 x2 x3
λ = …… (6)
P2
Dari persamaan (3) diperoleh:
b1 b2 b3-1
b0 b3 x1 x2 x3 - λ P 1 = 0

b1 b2 b3 -1
b0 b3 x1 x2 x3
λ = …… (7)
P3
Subtitusikan persmaan (5) ke (6) diperoleh:
b1-1 b2 b3 b1 b2 -1 b3
b0 b1 x1 x2 x3 = b0 b2 x1 x2 x3

P1 P2
b1-1 b2 b3
b0 b1 x1 x2 x3 P1
=
b1 b2 -1 b3 P2
b0 b2 x1 x2 x3

-1
b1x1 P1
=
-1 P2
b2x2
84

1
b1 x1 P1
=
1 P2
b2 x2

b1x2 P1
=
b2x1 P2

x1 b 2 P1
x2 = . . . . . . . . . . . .(8)
b 1 P2

Subtitusi persamaan (5) ke (7) diperolreh:

b1-1 b2 b3 b1 b2 b3 -1
b0 b1 x1 x2 x3 b0 b3 x1 x2 x3
=
P1 P3

b1-1 b2 b3
b0 b1 x1 x2 x3 P1
=
b1 b2 b3 -1 P3
b0 b3 x1 x2 x3

b1x1-1 P1
=
b3x3-1 P3
1
b1 x1 P1
=
1 P3
b3 x3

b1x3 P1
=
b3x1 P3

x1 b 3 P1
x3 = . . . . . . . . . . (9)
b 1 P3
85

Subtitusi persamaan (8) dan (9) ke persamaan (4) diperoleh:

B - P1X1 – P2X2 – P3X3 = 0

X1b2 P1 X1b3 P1
B - P1X1 – P2 - P3 = 0
b 1 P2 b 1 P3

X1b2 P1 X 1b 3 P1
B - P1X1 – - = 0
b1 b1

X1b2 P1 X 1b 2 P1
P1X1 + - = B
b1 b1

b 2 P1 b 3 P1
X 1 P1 + + = B
b1 b1
b1 P1 + b2P1+b3 P1
X1 = B
b1

B
X1 =
b1 P1 + b2P1+b3 P1

b1

b1 B
X1 =
b1 P1 + b2P1+b3 P1

Jadi b1 B
X1 =
86

P1 (b1 + b2 + b3 )

Dari persamaan (8) diperoleh:

X1b2P1
X2 =
b1P2

b1 B
P1(b1+b2+b3 b 2P1
X2 =
b 1P2
b2 B
Jadi X2 =
P2 (b1+b2+b3)

Dari persamaan (9) diperoleh:

X 1 b 3 P1
X3 =
b1P3

b1 B
P1(b1+b2+b3) b 3P1
X3 =
b 1P3
b3 B
Jadi X3 =
P3 (b1+b2+b3)
dapat diperoleh:

b1-1 b2 b3 b1 b2 -1 b3 b1 b2 b3 -1
b0 b1 x1 x2 x3 b0b2 x1 x2 x3 b0 b3 x1 x2 x3
λ = = =
P1 P2 P3

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diukur nilai efisiensi

berikut :

a. efisiensi teknik (ET);

b. efisiensi ekonomi (EE); dan


87

c. efisiensi harga (EH);

Efisiensi teknik adalah besaran yang menunjukkan perbandingan

antara produksi sebenarnya dengan produksi maksimum.

Efisiensi ekonomi adalah besaran yang menunjukkan perbandingan antara

keuntungan yang sebenarnya dengan keuntungan maksimum. Secara

matematik hubungan antara ET, EE dan EH adalah sebagai berikut :

EE = ET - EH

Besaran ET ≤ 1 ; EE ≤ 1; dan besaran EH tidak selalu harus

kurang atau sama dengan satu. Selanjutnya garis isokuan UU’ diduga

dengan fungsi produksi Cobb-Douglas dengan mengestimasi FPF yang

dipelopori oleh Farrel M.J. terus dikembangkan oleh Timmer (1970,1971

dengan menggunakan teknik a probabilistic frontier Cobb-Douglas

Production Function.

2. Pendapatan dan Pola Konsumsi Rumah Tangga

Untuk menguji hipotesis dua digunakan analisis regresi linear

dalam teori ekonomi ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi

permintaan terhadap barang konsumsi ialah harga barang itu sendiri,

harga barang lain, selera konsumen, tingkat pendapatan keluarga, jumlah

anggota keluarga, umur anggota keluarga, pendapatan sekarang dan

pendapatan yang diperkirakan pada masa yang akan datang. Namun

yang paling besar pengaruhnya adalah pendapatan yang diperoleh


88

keluarga. Pola pengeluaran untuk konsumsi yang bersifat umum dapat

dibuat. Hukum inilah yang dikenal dengan hukum Engel, sesuai dengan

nama penemunya yaitu Christian Lorenz Ernst Engel seorang statistisian

jerman abad 19 yang mencoba melihat hubungan antara tingkat

pendapatan dengan tingkat konsumsi rumah tangga.

Engel menyimpulkan bahwa untuk rumah tangga miskin sebagian

besar pengeluarannya untuk makanan, berbeda halnya dengan rumah

tangga yang tergolong kaya. Hal ini menandakan bahwa besarnya porsi

yang dikeluarkan untuk makanan dapat menjadi indikator terhadap tingkat

kesejahteraan suatu masyarakat.

Hipotesis Pendapatan Absolut dikembangkan oleh Keynes yang

menyatakan bahwa terdapat hubungan yang apriori antara konsumsi dan

pendapatan.Untuk itu Keynes mengemukakan tiga proposisi pokok yaitu :

1. Konsumsi riil adalah merupakan fungsi dari pendapatan riil

2. Marginal propensiti to consume (MPC) bersifat positif tetapi nilainya

lebih rendah dari satu.

0 < MPC < 1

3. Marginal propensity to consume lebih kecil dari average propensity to

consume (APC) yang bermakna bahwa APC menurun waktu

pendapatan (Y) naik tetapi MPC tetap tidak berubah apabila

pendapatan naik.

C = a + bY
89

O Y

Gambar 3.3 Fungsi Konsumsi

C = a + bY

C
APC =
Y
a
= + b
Y

dAPC a
=- < 0
dY Y2
APC berbanding terbalik dengan tingkat pendapatan
dC
MPC = = b
dY
Sebagai illustrasi baiklah dikemukakan contoh fungsi konsumsi dan

perubahan-perubahannya.

Misalnya mula-mula fungsi konsumsi adalah :

C = 100 + 0,8 Y

MPC = 0,8

Jika Y = 600, maka C = 580, APC = 0,97, MPC = 0,8

Jika Y = 700, maka C = 660, APC = 0,94, MPC = 0,8

Jika Y = 800, maka C = 740, APC = 0,92, MPC = 0,8

Kesimpulan : Pada waktu Y naik, APC menurun dan MPC tidak berubah.
90

3. Untuk menguji Hipotesis tiga digunakan analisis cross tabulations

antara proporsi konsumsi masyarakat transmigrasi dengan

pendapatan masyarakat transmigrasi.

4. Untuk menguji hipotesis empat digunakan analisis path (path Analysis)

E. Definisi Operasional

Batasan-batasan operasional yang digunakan dalam penelitian

mencakup pengertian-pengertian untuk menjelaskan beberapa istilah

yang digunakan sebagai berikut :

1. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk secara sukarela, untuk

meningkatkan kesejahteraan dan menetap di wilayah

pengembangan transmigrasi, atau lokasi pemukiman transmigrasi.

2. Transmigrasi umum adalah Transmigrasi yang biaya

pelaksanaannya ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah. dengan

petunjuk, bimbingan dari pemerintah.

3. Budaya adalah norma-norma dan nilai-nilai budaya yang dimiliki

dan mempengaruhi perilaku masyarakat transmigran dalam

kegiatan produksi dan konsumsi.

4. Motivasi adalah dorongan seorang individu untuk berperilaku.

5. Pendidikan adalah tingkat pendidikan yang ditammatkan melalui

institusi formal.

6. Latihan adalah kegiatan yang dilakukan transmigran melalui

kursus-kursus
91

7. Perilaku ekonomi adalah kegiatan yang dilakukan transmigran

melalui usaha produksi dan konsumsi rumah tangga transmigran di

Kabupaten Parigi Moutong.

8. Pemukiman Transmigrasi dengan Usaha Pokok Tanaman Pangan

Adalah pemukiman transmigrasi yang sejak awal dirancang untuk

sebagian besar transmigrannya berusaha dan memperoleh

pendapatan usahatani tanaman pangan secara bekesinambungan.

9. Tanaman Pangan adalah tanaman yang terdiri dari padi-padian,

palawija, dan tanaman hortikultura.

10. Produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah produksi

usaha tani rumah tangga transmigran dinilai dengan rupiah.

11. Input yang digunakan dalam produksi usaha tani dikelompokkan

ke dalam tiga bagian yaitu lahan pertanian, Tenaga kerja, dan

modal dalam mengelola usaha tani.

12. Lahan pertanian yang merupakan input kegiatan produksi dihitung

menurut luasnya dalam Ha.

13. Tenaga kerja yang merupakan input dalan kegiatan produksi

dihitung dalam satuan hari Orang kerja (HOK), tenaga kerja

wanita, anak-anak dan hewan pekerja dikompersi kedalam hari

kerja orang dewasa.

14. Modal dalam usaha tani adalah sarana produksi dan biaya-biaya

yang terlibat dalam proses-proses produksi dalam satu musim

tanam.
92

15. Tingkat pendidikan Kepala rumah tangga adalah variabel kualitatif

yang dapat dikuantifikasi dengan memberikan skor berdasarkan

tingkat pendidikannya.

16. Tingkat pendapatan rumah tangga dinyatakan dalam rupiah untuk

jangka waktu satu tahun.

17. Jumlah anggota rumah tangga adalah termasuk semua orang yang

menetap dalam sebuah rumah tangga dimana kehidupan

ekonominya diatur oleh kepala rumah tangga.

18. Jenis pekerjaan pokok kepala rumah tangga yakni pekerjaan yang

pendapatan bersihnya paling besar dan merupakan pekerjaan

pokok. Terdiri dari :

- pekerjaan pertanian

- usaha dagang dan

- usaha jasa

19. Pengeluaran untuk konsumsi adalah jumlah uang yang merupakan

bagian pendapatan rumah tangga untuk membeli barang-barang

konsumsi keperluan rumah tangga.

20. Kekayaan rumah tangga transmigran dinyatakan dalam rupiah

dengan perhitungan seluruh barang-barang tidak bergerak yang

dimiliki kepala rumah tangga, termasuk di dalamnya uang, rumah,

lahan pertanian, dan barang-barang bergerak termasuk kendaraan

dan peralatan produksi dan sejumlah surat-surat berharga yang

telah dimiliki oleh kepala rumah tangga.


93

21. Kesejahteran kehidupan ekonomi rumah tangga adalah kepuasan

yang diperoleh dari berbagai hasil kegiatan ekonomi yang telah

dilaksanakan oleh rumah tangga. Kesejahteraan kehidupan

ekonomi bersifat sangat subyektif. Walaupun faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah

tangga dapat diperkirakan, seperti pendapatan rumah tangga,

kekayaan rumah tangga, kesehatan rumah tangga, pendidikan

kepala rumah tangga, keadaan lingkungan yang memberikan

harapan untuk memperoleh kesempatan untuk hidup lebih baik

pada masa yang akan datang, tetapi yang paling berhak

memberikan penilaian mengenai kesejahteraan kehidupan ekonomi

rumah tangga ialah kepala rumah tangga itu sendiri. Dengan

demikian, maka kepala rumah tangga sendiri yang akan diberi

kesempatan untuk memberikan skor mengenai keadaan

kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangganya.

Penentuan skor dengan “gambar tangga” dimulai dengan

menyediakan gambar tangga seperti pada gambar berikut :

10 10
9 9
8 8
7 7
6 6
5 5
94

4 4
3 3
2 2
1 1

Gambar 3. 4 Gambar Tangga


Gambar tangga mempunyai sepuluh jenjang yang diberi nomor

mulai dari bawah ke atas dari angka 1 sampai dengan angka 10. Gambar

tangga ini dimuat pada daftar pernyataan penelitian, dan diperlihatkan

kepada responden waktu diadakan wawancara.

Pertama-tama dijelaskan kepada responden bahwa ini adalah

“gambar tangga”dengan 10 buah anak tangga yang diberi nomor dimulai

dari paling bawah nomor 1,di atas nomor 2, diatasnya lagi nomor 3,

sampai dengan nomor 10.

“Kalau sekiranya kemungkinan kesejahteraan kehidupan ekonomi

rumah tangga bapak yang paling jelek berada pada anak tangga paling

bawah, dan kemungkinan kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah

tangga bapak yang paling baik berada pada anak tangga paling atas

(sambil menunjuk gambar) , kira-kira dijenjang manakah keadaan

kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga bapak sekarang ini?”

Kalau responden masih ragu-ragu memberikan jawaban,maka

perlu diberikan penjelasan lebih banyak lagi mengenai hal ini. Kalau

responden menunjuk anak tangga ke 6, maka skor keejahteraan

kehidupan ekonomi rumah tangga tersebut diberi skor dengan angka 6.

Kemudian dilanjutkan.
95

“Keadaan kesejahteraan kehidupan ekoomi rumah tangga pada

waktu yang akan datang memang sulit diperkirakan, bisa lebih baik tetapi

bisa pula menjadi lebih jelek atau tetap saja bila dibandingkan dengan

keadaan sekarang. Menurut perkiraan bapak kira-kira dijenjang mana

(Apakah lebih baik, lebih jelek atau saa saja) kesejahteraan kehidupan

ekonomi rumah tangga bapak dua tahun yang akan datang?”

Kalau responden masih ragu-ragu memberikan jawaban, maka

perlu diberikan penjelasan lebih banyak lagi mengenai hal ini. Kalau

responden menunjuk anak tangga ke 7, maka skor peluang kehidupan

ekonomi pada masa yang akan datang diberi skor dengan angka 7.

Kesehatan anggota rumah tangga dalam hubungannya dengan

kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga akan dinilai dengan

angka skor. Karena tanggung jawab terhadap kesejahteraan rumah

tangga berbeda, Bapak sebagai kepala rumah tangga yang keadaan

kesehatannya sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan kehidupan

rumah tangga diberi bobot 5, isteri kepala rumah tangga diberi bobot 2

dan masing-masing anggota rumah tangga lainnya diberi bobot 1. Jenis

penyakit juga diberi bobot. Penyakit yang dianggap keras atau sampai

menyebabkan kematian diberi bobot 10, penyakit sedang diberi bobot 5

dan penyakit ringan deberi bobot 1. Skor kesehatan rumah tangga

dihitung dengan rumus {100 – Σ(Ri x Pj)}, Ri adalah bobot anggota rumah

tangga ke-i,Pj adalah keadaan penyakit ke-j. Dengan demikian maka

rumah tangga yang tidak pernah mengalami gangguan kesehatan selama


96

penelitian diberi skor 100, dari {100 – (0 x 0)}. Kalau kepala rumah tangga

sakit keras, isteri kepala rumah tangga sakit sedang dan seorang anak

sakit ringan, maka skor untuk kesehatan rumah tangga adalah {100 – (5 x

10) – (2 x 5) – (1x1)} = 39. Penentuan penyakit berat, sedang dan ringan

di samping memperhatikan jenis penyakit, juga mempertimbangkan

lamanya penyakit tersebut diderita oleh anggota rumah tangga

(Fattah;2000;).

BAB V

GAMBARAN UMUM DAERAH PANELITIAN

Kabupaten Parigi Moutong mempunyai luas wilayah 6.231,85

kilometer persegi, Batas wilayah administrasi Kabupaten Parigi Moutong,

sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Buol, Kabupaten Toli – Toli

dan Propinsi Gorontalo. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten

Poso dan Propinsi Sulawesi Selatan. Sebelah barat berbatasan dengan

Kota Palu dan Kabupaten Donggala serta sebelah timur berbatasan

dengan Teluk Tomini.

Keadaan Geologi Kabupaten Parigi Moutong secara umum tidak

sama untuk setiap kecamatan yang terdiri dari batuan gunung berapi dan
97

batuan terobosan yang tidak membeku (Inncous intrusiverooks). Selain itu

pula batu-batuan metamorfosis sedimen. Dataran-dataran yang

diperkirakan cocok untuk pertanian intensif adalah :

 Dataran Tomini-Moutong, tekstur tanah kemungkinan sedang yang

diselingi tekstur kasar dengan drainase yang umumnya baik.

Topograpi dataran ini adalah datar sampai berombak-ombak

dengan sedikit bagian yang berbukit. Luas dataran ini terbagi

menjadi 3 bagian yaitu dua buah dtaran rendah yang dipisahkan

oleh dataran tinggi.

 Dataran Parigi, seperti halnya dilembah Palu maka dataran Parigi

juga terdiri dari metamorfosis yang telah membeku. Tanahnya rata-

rata bertekstur sedang dengan drainase yang agak baik. Topograpi

mulai dari datar sampai berombak lembut.

 Dataran Ampibabo-Donggulu, mempunyai geologi tanah yang

berasal dari alluvial dan sedimen laut yang lebih tua, tanahnya

bertekstur sedang dengan drainase yang agak baik. Topograpi

mulai dari datar sampai berombak.

 Dataran Tambarana terbagi dua daerah yaitu dataran yang

termasuk daerah administratif Kabupaten Parigi Moutong seluas

dua pertiga bagian dan yang lainnya di Kabupaten Poso. Tanahnya

bertekstur sedang dengan drainase mulai dari lambat sampai agak

baik, topografi datar sampai berombak kasar.

A. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk


98

Tabel 1. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Kabuapaten Parigi


Moutong Menurut Kecamatan Tahun 2003.

Luas Jumlah Kepadatan Jumlah Rumah


Kecamatan Wilayah Penduduk (Jiwa/km2) Tangga
(km2) (jiwa) (RT)
1. Sausu 1.060,73 49.789 47 10.784
2. Parigi 565,06 56.788 101 11.947
3. Ampibabo 895,68 55.962 62 15.276
4. Tinombo 984,02 50.293 51 11.022
5. Tomini 995,56 52.932 53 12.958
6. Moutong 1.730,80 85.200 49 17.638

6.231,85 350.964 56 79.625

Jarak antara ibu kota Kabupaten Parigi Moutong dengan ibu kota

kecamatan dapat ditempuh melalui jalan darat: adalah sebagai berikut :

Parigi – Sausu jaraknya 52 km,

Parigi – Ampibabo jaraknya 15 km.

Parigi – Tinombo jaraknya 132 km.

Parigi – Tomini jaraknya 149 km.

Parigi – Moutong jaraknya 258 km.

Masyarakat transmigrasi yang menjadi obyek penelitian di

Kecamatang Moutong ditempuh perjalanan kurang lebih 8 jam.

B. Iklim

1. Suhu dan Kelembaman Udara

Sebagaimana dengan daerah-daerah lain di Indonesia, Kabupaten

Parigi Moutong memiliki dua musim, yaitu musim panas dan musim hujan.
99

Musim panas terjadi antara bulan April – September, sedangkan musim

hujan terjadi pada bulan Oktober – Maret.

Hasil pencatatan suhu udara pada stasium udara Mutiara Palu

Tahun 2003 bahwa suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada bulan

Oktober (35,9oC)dan suhu udara maksimum terendah terjadi pada bulan

Juni (31,1oC). Sementara itu suhu udara minimum tertinggi juga terjadi

pada bulan Oktober 24,3o C, sedang suhu udara minimum terendah terjadi

pada bulan April dan Mei yang mencapai 22,6o C.

Kelembaban udara yang dicatat pada stasiun yang sama berkisar

antara 66 – 82 persen. Kelembaban udara rata-rata tertinggi terjadi pada

bulan juni yang mencapai 82 persen, sedangkan kelembaban udara rata-

rata terendah terjadi pada bulan Oktober yaitu 66 persen.

2. Curah Hujan dan Keadaan Angin

Curah hujan tertinggi yang tercatat pada Stasiun Mutiara Palu

Tahun 2003 terjadi pada bulan April yaitu 125 mm3, dan diikuti pada bulan

Nopember 115 mm3, sedang curah hujan terendah terjadi pada bulan juli

dan Oktober yaitu 2mm3.

Sementara itu kecepatan angin rata-rata berkisar antara 5 – 7 knots

dan kecepatan angin maksimum mencapai 15 hingga 21 knots. Arah

angin terbanyak pada tahun 2003 berada pada posisi 315o.

C. Karakteristik Responden

Usahatani merupakan mata pencaharian utama bagi sebagian

besar masyarakat transmigran di Kabupaten Parigi Moutong. Dalam


100

pelaksanaannya, usahatani yang dijalankan beragam mengikuti kondisi

wilayah, musim tanam dan latar belakang individu masyarakat

transmigran. Kondisi wilayah dan musin tanam menentukan pola tanam

dan pemilihan komoditas, sedangkan latar belakang masyarakat

transmigran terkait dengan aspek pengelolaan usahatani yang sedang

dilakukan.

Karakteristik masyarakat transmigran yang terkait dengan kegiatan

usahatani antara lain meliputi produksi, Luas lahan, tenaga kerja dan

penggunaan modal yang digunakan petani dan tingkat umur petani,

pengalaman berusaha tani kepala keluarga, jumlah tanggungan keluarga.

Kegiatan Ekonomi Rumah Tangga masyarakat transmigrasi

Lingkungan luar transmigran

Barang dan Jasa Barang dan Jasa


Pasar
UANG Brang dan Jasa UANG

Masyarakat Masyarakat
transmigrasi transmigrasi
sebagai sebagai
Konsumen produsen

UANG UANG
Pasar
FAKTOR PRODUKSI Factor Produksi FAKTOR PRODUKSI
101

Lingkungan luar transmigran

Gambar 5.1 Alur kegiatan ekonomi rumah tangga transigrasi dan

masyarakat sekitar

Alur bagian atasmemperlihatkan aliran barang dan jasa dari produsen ke

konsumen, dari alur tersebut dapat dilihat bahwa konsumen dapat

mempergunakan produksi yang dihasilkan oleh rumah tangganya sendiri

atau membeli dari pasarbarang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan

rumah tangganya. Pembelian barang-barang dan jasa-jasa yang dibeli

konsumen di pasar barang dan jasa, maka dengan demikian terjadilah

aliran uang dari konsumen ke pada produsen.

Ada dua kegiatan yang terjadi pada perilaku ekonomi menurut

gambar di atas yaitu proses kegiatan produksi dan proses kegitan

konsumsi. Kedua kegiatan tersebut dihubungkan oleh aliran faktor-faktor

produksi dari konsumen sebagai pemilik sumberdaya kepada produsen,

diimbangi dengan aliran barang-barang dan jasa-jasa dari prodysen

kepada konsumen. Aliran faktor-faktor produksi maupun aliran barang-

barang dan jasa-jasa tersebut diimbangi dengan aliran balik dalam bentuk

uang sebagai balas jasa dari faktor produksi dan harga dari barang dan

jasa. Dengan adanya hubungan kepasar, maka terbukalah jalan bagi

rumah tangga transmigrasi untuk memanfaatkan kesempatan spesialisasi

dan efisiensi.

Terbukanya masyarakat transmigrasi terhadap dunia luar

menyebabkan terbukanya kesempatan masyarakat berusaha lebih giat


102

untuk memenuhi kebutuhannya yang semakin meningkat karena

perubahan pola konsumsi yang disebabkan oleh masuknya barang-

barang dan jasa-jasa dari luar masyarakat transmigrasi. Dalam keadaan

yang demikian, masyarakat transmigrasi telah mempunyai kesempatan

untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan ekonominya.

Kalau perilaku ekonomi masyarakat transmigrasi dilihat dari

kegiatan produksi, maka dapat dilihat bahwa pada kegiatan produksi ini

terjadi suatu proses dimana faktor-faktor produksi yang berasal dari

sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan sumber daya modal diolah

untuk menghasilkan berbagai jenis barang-barang dan jasa-jasa. Jumlah

dan mutu sumber daya yang dipergunakan dalam proses produksi juga

menentukan jumlah dan kualitas barang-barang dan jasa-jasa yang di

produksi. Kalau sumber daya yang dipergunakan dalam proses produksi

sudah tertentu jumlahnya, maka partisipasi tenaga kerja yneg lebih besar

dan alokasi sumberdaya yang lebih baik sangat menentukan jumlah

produksi yang dihasilkan.

Dari 146 responden luas lahan yang digunakan minimal 0,75 ha

dan maksimal 5 ha. Tenaga kerja minimal 60 Hok dan maksimum 330

Hok. Modal usaha tani minimal Rp. 3.262.000,- dan maksimum Rp.

16.254.500,- . Sedangkan produksi yang paling rendah adalah sebesar

Rp. 3.400.000,- dan paling tinggi sebesar Rp. 34.400.000,- setiap

tahunnya.
103

Untuk penggunaan modal rata-rata sejumlah Rp. 8.142.017,- yang

paling rendah Rp. 3.262.000,- sedangkan yang paling banyak

penggunaan modalnya adalah sejumlah Rp. 16.254,.500,-

Karakteristik konsumsi rumah tangga transmigrasi di kabupaten

Parigi Moutong dari 146 rumah tangga konsumsi untuk makanan paling

rendah antara Rp.1.620.000,- sampai Rp. 2.988.000,- sebanyak 18 rumah

tangga atau 12,3 persen dan kategori sedang antara Rp. 3.000.000,-

sampai 5.000.000,- sebanyak 71 atau 48,6 persen, termasuk kategori

pengeluaran untuk makanan tinggi antara Rp. 5.016.000,-sampai Rp.

9.900.000,- sebanyak 57 rumah tangga atau 39 persen. Untuk jelasnya

dapat dilihat pada kurva berikut :

Kategori Pengeluaran Makanan


80

71

60
57
Frequency

40

20
18

0
Pengeluaran Rendah Pengeluaran Tinggi
Pengeluaran Sedang

Kategori Pengeluaran Makanan

Gambar 5. 1. Kategori Pengeluaran Makanan Transmigrasi


104

Pengeluaran untuk pakaian dari 146 rumah tangga yang paling rendah

Rp. 34.000,- sampai Rp. 490.000,- sebanyak 109 rumah tagga atau 74,7

persen dan termasuk kategori sedang antara Rp. 491.000,- sampai Rp.

789.000,- sebanyak 32 rumah tangga atau 21,9 persen, pengeluaran

untuk pakaian kategori paling tinggi Rp. 790.000,- sampai Rp. 4.000.000.-

sebanyak 5 rumah tangga atau 3,4 persen. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada kurva berikut :

Kategori Pengeluaran Pakaian


120

109
100

80
Frequency

60

40

32
20

0
Pengeluaran Rendah Pengeluaran Tinggi
Pengeluaran Sedang

Kategori Pengeluaran Pakaian

Gambar 5. 2 Kategori Pengeluaran untuk pakaian

Pengeluaran untuk pendidikan dari 146 rumah tangga transmigrasi,

pengeluaran untuk biaya pendidikan kategori paling rendah adalah antara

Rp. 30.000 sampai Rp. 946.000,- sebanyak 56 rumah tangga atau 38,4

persen, termasuk kategori biaya pendidikan sedang antara Rp. 947.000,-


105

sampai 5.000.000,- sebanyak 86 rumah tangga dan yang termasuk

kategori pengeluaran pendidikan paling tinggi adalah sebesar Rp.

5.100.000,- sampai Rp.10.560.000,- sebanyak 4 rumah tangga atau 2,7

persen. Untuk mengetahui dengan jelas dapat dilihat pada kurva berikut :

Kategori Pengeluaran Pendidikan


100

80 86
Frequency

60
56

40

20

0
Pengeluaran Rendah Pengeluaran Tinggi
Pengeluaran Sedang

Kategori Pengeluaran Pendidikan

Gambar 5, 3 Kategori Pengeluaran untuk Pendidikan

Pengeluaran untuk biaya kesehatan rumah tangga transmigrasi

dari 146 rumah tangga yang biaya kesehatannya termasuk kategori

rendah adalah sebesar Rp. 64.000,- sampai Rp. 300.000,- sebanyak 33

rumah tangga atau 22,6 persen, dan pengeluaran kesehatan kategori

sedang adalah antara Rp. 310.000,- sampai Rp. 1.190.000,- sebanyak

102 rumah tangga atau 69,9 persen, yang termasuk kategori pengeluaran

kesehatan tinggi antara Rp. 1.200.000,- sampai Rp. 2.400.000,-


106

sebanyak 11 rumah tangga atau 7,5 persen. Untuk jelasnya dapat dilihat

pada kurva berikut :

Kategori Pengeluaran Kesehatan


120

100
102

80
Frequency

60

40

33
20

11
0
Pengeluaran Rendah Pengeluaran Tinggi
Pengeluaran Sedang

Kategori Pengeluaran Kesehatan

Gambar 5. 4 Kategori Pengeluaran untuk kesehatan

Untuk pengeluaran lainnya dari 146 rumah tangga pengeluaran yang

termasuk kategori rendah adalah Rp. 90.000,- sampai Rp. 300.000,-

sebanyak 17 rumah tangga atau 11,6 persen, dan pengeluaran lainnya

yang termasuk kategori sedang antara Rp. 310.000,- sampai Rp.

1.000.000,-sebanyak 37 rumah tangga atau 25,3 persen, dan yang

termasuk kategori pengeluaran tinggi antara Rp.1.040.000.- sampai Rp.

3.624.000,- sebanyak 92. rumah tangga atau 63 persen. Dari jumlah

tersebut dapat dilihat pada kurva berikut :


107

Kategori Pengeluaran Lainnya


100

92
80
Frequency

60

40
37

20
17

0
Pengeluaran Rendah Pengeluaran Tinggi
Pengeluaran Sedang

Kategori Pengeluaran Lainnya

Gambar 5.5 Kategori Pengeluaran Lainnya

Dari 146 rumah tangga trnsmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong

pengeluaran untuk konsumsi secara keseluruhan yang termasuk kategori

rendah antara Rp. 2.995.000,- sampai Rp. 4.900.000,- sebanyak 19

rumah tangga atau 13 persen, dan termasuk kategori pengeluaran sedang

atara Rp. 4.901.000,- sampai Rp. 7.000.000,- sebanyak 66 rumah tangga

atau 45,2 persen, yang termasuk kategori pengeluaran tinggi adalah

antara Rp. 7.010.000,- sampai 19. 175.000,- sebanyak 105 atau 71, 9

persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kurva berikut :


108

Kategori Konsumsi
120

100 105

80
Frequency

60

40

31
20

0 10

Pengeluaran Sedang Pengeluaran Tinggi


Pengeluaran Sedang

Kategori Konsumsi

Gambar 5. 6. Kategori Pengeluaran untuk konsumsi

Untuk pendapatan Transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong dari

146 rumah tangga transmigran dibedakan menjadi tiga kategori

pendapatan selama 1 tahun yaitu; (1). kategori pendapatan rendah dari

Rp. 4.000.000,- sampai Rp. 8.000.000 sebanyak 35 rumah tangga atau 24

persen, (2). Kategori pendapatan sedang lebih dari Rp. 8.000.000,-

sampai Rp. 12.000.000.- sebanyak 81 rumah tangga atau 55,5 persen, (3)

Kategori pendapatan tinggi lebih dari Rp. 12.000.000,- sebanyak 30

rumah tangga atau 20,5 persen. Dari kategori tersebut dapat dijelaskan

melalui kurva berikut :


109

90

80 81

70

60
Count

50

40

35
30
30

20
Pendapatan Rendah Pendapatan Sedang Pendapatan Tinggi

Kategori Pendapatan

Gambar 5. 7. Kategori Pendapatan Transmigrasi

Dari 146 rumah tangga transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong, tiap

rumah tangga mempunyai anggota rumah tangga dari jumlah tersebut

juga dikategorikan menjadi 3 (tiga) yaitu: (1) kategori sedikit terdiri dari 1 –

3 anggota keluarga, bapak, ibu dan 1 orang anak sebanyak 64 rumah

tangga atau 43,8 persen, (2) kategori sedang jumlah anggota rumah

tangganya adalah antara 4 – 5, terdiri dari Bapak, Ibu dan 3 (tiga) orang

anak sebanyak 44 rumah tangga atau 30,1 persen, (3) kategori banyak

antara 6 – 8 orang anggota rumah tangganya sebanyak 38 rumah tangga

atau 26 persen. Untuk jelasnya dapat dilihat pada kurva berikut :


110

Kategori Jumlah ART


70

60 64

50
Frequency

40 44

38
30

20

10

0
Jumlah ART Sedikit Jumlah ART Sedang Jumlah ART Banyak

Kategori Jumlah ART

Gambar 5. 8. Kategori Jumlah anggota Rumah Tangga

Mengenai pendidikan masyarakat transmigrasi dari 146 rumah tangga

dikategorikan menjadi tiga yaitu: (1) Sekolah dasar dari kelas 1 sampai

kelas enam dikategorikan pendidikan rendah sebanyak 100 rumah tangga

atau 66,5 persen, (2) Sekolah Menengah Pertama dari kelas 1 sampai

kelas tiga kategori pendidikan sedang sebanyak 31 rumah tangga atau

21,2 persen, (3) Sekolah Menengah atas sampai sarjana Muda kategori

pendidikan tinggi, sebanyak 15 rumah tangga atau 10,3 persen. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat dalam kurva berikut :’


111

Kategori Pendidikan Formal


120

100
100

80
Frequency

60

40

31
20

15
0
Pendidikan Rendah Pendidikan Sedang Pendidikan Tinggi

Kategori Pendidikan Formal

Gambar 5 .9. Kategori pendidikan formal Transmigrasi

Berdasarkan Kategori pendidikan formal tersebut menunjukkan bahwa

transmigrasi asal bali 46 responden berpendidikan hanya sampai pada

tingkat sekolah dasar, 18 responden berpendidikan sekolah menengah

pertama, dan 9 responden berpendidikan sekolah lanjutan atas hingga

sarjana muda. Sedangkan transmigrasi asal Jawa 54 responden

perpendidikan rendah yaitu tingkat sekolah dasar, 13 responden

berpendidikan sedang setingkat sekolah lanjutan pertama, dan 16

responden berpendidikan sekolah lanjutan atas hingga sarjana Muda.


112

BAB VI

HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

6.1. EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHA TANI

Efisiensi mempunyai pengertian yang berbagai macam, mulai dari

pengertian yang sempit dimana efisiensi diartikan “sekedar mengerjakan

sesuatu dengan baik”, sampai kepengertian yang sangat luas yaitu

“efisiensi global” atau “Efisiensi - Pareto”. Efisiensi yang akan dibahas

pada kesempatan ini dibatasi pada efisiensi penggunaan faktor-faktor

produksi usaha tani seperti lahan pertanian, tenaga kerja dan peralatan

modal dengan mempergunakan metode analisis “average production

function (APF)” dan “frontier production function (FPF)” dari fungsi

produksi Cobb-Douglas.

Metode analisis APF akan dipergunakan untuk menganalisis

efisiensi alokatif, untuk melihat apakah suatu usaha sudah efisien dalam

mengalokasikan faktor-faktor dengan faktor biaya sedangkan metode

analisis FPF akan dipergunakan untuk menganalisis efisiensi kegunaan

faktor-faktor produksi dengan melihatnya dari tiga sudut pandang, yaitu :

a. Efisiensi teknik, yaitu efisiensi yang menghubungkan antara

produksi yang sebenarnya dengan produksi maksimum.

b. Efisiensi ekonomi, yaitu efisiensi yang menghubungkan antara

keuntungan yang sebenarnya dengan keuntungan maksimum.

c. Efisiensi harga, yaitu efisiensi yang menghubungkan antara

keuntungan optimal dengan alokasi penggunaan sumber daya.


113

Pembahasan akan dimulai dari tinjauan mengenai keadaan sumber daya

dan tingkat produksi usaha tani di Kabupaten Parigi Moutong , disusul

dengan pembahasan mengenai efisiensi alokatif, baru kemudian

pembahasan mengenai efisiensi teknik, efisiensi ekonomi dan efisiensi

harga.

A. Tingkat Produksi Padi Usaha Tani Transmigrasi asal Jawa

Hubungan antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi dapat

dijelaskan dengan persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas berikut ini

(lihat lampiran 1.1)

1. Model fungsi produksi usaha tani:

∧ 0.5445 0.2548 0.6585


Y = 6,6085. 1031 X1 X2 X3

Tabel 6.1.Hasil analisis fungsi produksi padi petani transmigrasi asal


Jawa

Koefisien Collinearity
Koefisien Signifi- Koefisien
Variabel Std. Error Deter- Statistics
Regresi kansi Korelasi
minasi (VIF)

(Constant) 73.2685 1.2399 0.0009

Lahan 0.5445 0.0645 0.0000 0.7127 0.5079 1.3230

TenagaKerja 0.2548 0.0460 0.0000 0.5550 0.3080 1.9179

Modal 0.6585 0.0875 0.0000 0.6715 0.4509 2.0379

R Squared = 0,8873 Std. Error of the Estimate = 0.1194

R = 0,9420 ; n = 73 Durbin-Watson Test = 2.0968

Sumber: Hasil analisis data


114

2. Interpretasi Hasil Analisis

Untuk mengetahui tingkat perkembangan usaha tani transmigrasi

asal jawa, maka perlu dilihat jumlah koefisien regresi (b1+b2 + b3 = 0,5445

+ 0,2548 + 0,6548) = 1,4541 dinyatakan dalam “increasing return to

scale“, yang berarti bahwa penambahan faktor produksi akan

menghasilkan tambahan produksi yang porsinya sedikit lebih besar. Bila

penambahan faktor produksi 10 persen, akan menyebabkan pertambahan

produksi rata-rata sekitar 14,54 persen.

Hasil analisis pengaruh faktor produksi luas lahan (X1), tenaga kerja

(X2), dan modal (X3) terhadap hasil produksi padi (Y) sebagaimana dapat

dilihat pada Tabel 6.1, menghasilkan nilai koefisien determinasi (R

Squared = R2) = 0,8873. Ini berarti bahwa faktor produksi luas lahan (X 1),

tenaga kerja (X2), dan modal (X3) secara simultan dapat mejelaskan

88,73% variasi tinggi rendahnya hasil produksi padi (Y) transmigrasi asal

jawa, selebihnya (11,27%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

tercakup dalam model fungsi produksi yang digunakan. Hubungan

simultan penggunaan luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), dan modal (X3)

dengan hasil produksi (Y) seperti ditunjukkan oleh koefisien korelasi

(Multiple R) = 0,9420, mengindikasikan tingkat hubungan yang sangat

kuat.
115

Tabel 6. 2. Hasil analisis varians

Sources Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 7.7530 3 2.5843


181.1452 0.0000
Residual 0.9844 69 0.0143

Total 8.7374 72

Sumber: Hasil analisis data

Untuk menguji signifikansi pengaruh faktor produksi luas lahan (X1),

tenaga kerja (X2), dan modal (X3) secara simultan terhadap hasil produksi

padi (Y), dilakukan uji-Fisher (uji-F). Hasil analisis sebagaimana disajikan

pada Tabel 6. 2 memberikan nilai FHitung = 181,14 dengan signifikansi

sebesar 0,0000. Ini berarti bahwa faktor produksi luas lahan (X 1), tenaga

kerja (X2), dan modal (X3) secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap hasil produksi padi (Y) transmigrasi asal jawa.

Untuk mengetahui signifikansi pengaruh faktor produksi luas lahan

(X1), tenaga kerja (X2), dan modal (X3) terhadap hasil produksi secara

parsial, dilakukan uji parsial dengan menggunakan uji Student (uji-t).

Pengaruh lahan (X1) terhadap hasil produksi dari hasil analisis

fungsi produksi pada Tabel 6.1, memperlihatkan koefesien regresi faktor

produksi luas lahan (X1) sebesar 0,5445 dengan signifikansi 0,000. Ini

menjelaskan bahwa faktor produksi luas lahan (X 1) berpengaruh

signifikan terhadap hasil produksi padi (Y). Koefisien regresi tersebut

menunjukan bahwa setiap kenaikan penggunaan faktor produksi lahan


116

(X1) sebesar 10 persen akan meningkatkan hasil produksi padi (Y)

sebesar 5,445 persen sebaliknya, setiap penurunan penggunaan faktor

produksi luas lahan (X1) sebesar 10 persen, akan menurunkan hasil

produksi padi (Y) sebesar 5,445 persen pada taraf signifikansi 0,0000,

dengan asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil produksi padi

(Y) dianggap konstan.

Koefisien determinasi (ry1.232) sebesar 0,5079, menjelaskan

bahwa kontribusi faktor produksi luas lahan (X1) terhadap variasi tinggi

rendahnya hasil produksi sebesar 50,79 persen, selebihnya (49,21%)

ditentukan oleh variabel lainnya.

Pengaruh tenaga kerja (X2) terhadap hasil produksi dari hasil

analisis fungsi produksi pada Tabel 6. 1, memperlihatkan koefesien

regresi faktor produksi tenaga kerja (X2) sebesar 0,2548 dengan

signifikansi 0,0000. Ini menjelaskan bahwa faktor produksi tenaga kerja

(X2) berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi padi (Y). Koefisien

regresi tersebut menunjukan bahwa setiap kenaikan penggunaan faktor

produksi tenaga kerja (X2) 10persen, akan meningkatkan hasil produksi

padi (Y) sebesar 2,548 persen; sebaliknya, setiap penurunan penggunaan

faktor produksi tenaga kerja (X2) sebesar 10 persen, akan menurunkan

hasil produksi padi (Y) sebesar 2,548 persen; pada taraf signifikansi

0,0000, dengan asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil

produksi padi (Y) dianggap konstan.


117

Koefisien determinasi (ry2.132) sebesar 0,3080, menunjukkan

bahwa kontribusi faktor produksi tenaga kerja (X2) terhadap variasi tinggi

rendahnya hasil produksi padi sebesar 30,80 persen, selebihnya (69,20

persen) ditentukan oleh variabel lainnya.

Pengaruh modal (X3) terhadap hasil produksi dari hasil analisis

fungsi produksi pada Tabel 6.1, memperlihatkan koefesien regresi faktor

produksi Penggunaan modal (X3) sebesar 0,6585 dengan signifikansi

0,0000. Ini menjelaskan bahwa faktor produksi modal (X3) berpengaruh

signifikan terhadap hasil produksi padi (Y). Koefisien regresi tersebut

menunjukan bahwa setiap kenaikan penggunaan faktor produksi modal

(X3) 10 persen, akan meningkatkan hasil produksi padi (Y) sebesar

6,585persen; sebaliknya, setiap penurunan penggunaan faktor produksi

modal (X3) sebesar 10 persen, akan menurunkan hasil produksi padi (Y)

sebesar 6,585 persen; pada taraf signifikansi 0,0000, dengan asumsi

faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil produksi padi (Y) dianggap

konstan.

Koefisien determinasi (ry3.122) sebesar 0,4509, menjelaskan

bahwa kontribusi faktor produksi Penggunan modal (X3) terhadap variasi

tinggi rendahnya hasil produksi padi sebesar 45,09 persen, selebihnya

(54,91 persen) ditentukan oleh variabel lainnya.


118

B. Tingkat Produksi padi Transmigrasi asal Bali

Hubungan antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi dapat

dijelaskan dengan persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas berikut ini

(lihat lampiran 2.1)

1. Model fungsi produksi usaha tani:

∧ 0.5087 0.4833 0.4488


Y = 684.028 X1 X2 X3

Tabel 6.3.Hasil analisis fungsi produksi padi transmigrasi asal Bali

Koefisien Collinearity
Koefisien Signifi- Koefisien
Variabel Std. Error Deter- Statistics
Regresi kansi Korelasi
minasi (VIF)

(Constant) 6.5280 0.9188 0.0000

Lahan 0.5087 0.0732 0.0000 0.6416 0.4117 1.2673

TenagaKerja 0.4833 0.0631 0.0000 0.6780 0.4597 1.6607

Modal 0.4488 0.0688 0.0000 0.6177 0.3815 1.9281

R Squared = 0.8704 Std. Error of the Estimate = 0.1637

R = 0.9330; n = 73 Durbin-Watson Test = 2.2345

Sumber: Hasil analisis data

2. Interpretasi Hasil Analisis

Untuk mengetahui tingkat perkembangan usaha tani transmigrasi

asal bali, maka perlu dilihat jumlah koefisien regresi (b1+b2 + b3 = 0,5087

+ 0,4833 + 0,4488) = 1,4408 dinyatakan dalam “increasing return to

scale“, yang berarti bahwa penambahan faktor produksi akan


119

menghasilkan tambahan produksi yang porsinya sedikit lebih besar. Bila

penambahan faktor produksi 10 persen, akan menyebabkan pertambahan

produksi rata-rata sekitar 14, 408 persen.

Hasil analisis pengaruh faktor produksi luas lahan (X1), tenaga kerja

(X2), dan modal (X3) terhadap hasil produksi padi(Y) sebagaimana dapat

dilihat pada Tabel 6.3, menghasilkan nilai koefisien determinasi (R

Squared = R2) = 0,8704. Ini berarti bahwa faktor produksi lahan (X1),

tenaga kerja (X2), dan modal (X3) secara simultan dapat menjelaskan

87,04 persen variasi tinggi rendahnya hasil produksi padi (Y) transmigrasi

asal bali, selebihnya (12,96 persen) dijelaskan oleh variabel lain yang

tidak tercakup dalam model fungsi produksi yang digunakan. Hubungan

simultan luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), dan modal (X3) dengan hasil

produksi padi (Y) seperti ditunjukkan oleh koefisien korelasi (Multiple R) =

0,9330, mengindikasikan tingkat hubungan yang sangat kuat.

Tabel 6. 4.Hasil analisis varians

Sources Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 12.4182 3 4.1394


154.4814 0.0000
Residual 1.8489 69 0.0268

Total 14.2670 72

Sumber: Hasil analisis data

Untuk menguji signifikansi pengaruh faktor produksi luas lahan (X1),

tenaga kerja (X2), dan modal (X3) secara simultan terhadap hasil produksi
120

padi (Y) transmigrasi asal bali, dilakukan uji-Fisher (uji-F). Hasil analisis

sebagaimana disajikan pada Tabel 6.4 memberikan nilai F Hitung = 154,48

dengan signifikansi sebesar 0,0000. Ini berarti bahwa faktor produksi luas

lahan (X1), tenaga kerja (X2), dan modal (X3) secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap hasil produksi padi (Y).

Untuk mengetahui signifikansi pengaruh faktor produksi lahan (X1),

tenaga kerja (X2), dan modal (X3) terhadap hasil produksi secara parsial,

dilakukan uji parsial dengan menggunakan uji Student (uji-t). Pengaruh

luas lahan (X1) terhadap hasil produksi dari hasil analisis fungsi produksi

pada Tabel 6. 3, memperlihatkan koefesien regresi faktor produksi luas

lahan (X1) sebesar 0,5087 dengan signifikansi 0,0000. Ini menjelaskan

bahwa faktor produksi luas lahan (X1) berpengaruh signifikan terhadap

hasil produksi padi (Y). Koefisien regresi tersebut menunjukan bahwa

setiap kenaikan penggunaan faktor produksi lahan (X1) sebesar 10

persen, akan meningkatkan hasil produksi padi (Y) sebesar 5,087 persen;

sebaliknya, setiap penurunan penggunaan faktor produksi luas lahan (X1)

sebesar 10 peren, akan menurunkan hasil produksi padi (Y) sebesar

5,087 persen; pada taraf signifikansi 0,0000, dengan asumsi faktor-faktor

lain yang mempengaruhi hasil produksi padi (Y) dianggap konstan.

Koefisien determinasi (ry1.232) sebesar 0,4172, mengindikasikan

bahwa kontribusi faktor produksi lahan (X1) terhadap variasi tinggi

rendahnya hasil produksi sebesar 41,72 persen, selebihnya (58,83

persen) ditentukan oleh variabel lainnya.


121

Pengaruh tenaga kerja (X2) terhadap hasil produksi dari hasil

analisis fungsi produksi pada Tabel 6. 3, memperlihatkan koefesien

regresi faktor produksi tenaga kerja (X2) sebesar 0,4833 dengan

signifikansi 0,00. Ini menjelaskan bahwa faktor produksi tenaga kerja (X 2)

berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi (Y). Koefisien regresi

tersebut menunjukan bahwa setiap kenaikan penggunaan faktor produksi

tenaga kerja (X2) 10 %, akan meningkatkan hasil produksi padi (Y)

sebesar 4,833 %; sebaliknya, setiap penurunan penggunaan faktor

produksi tenaga kerja (X2) sebesar 10 %, akan menurunkan hasil produksi

(Y) sebesar 4,833%; pada taraf signifikansi 0,00, dengan asumsi faktor-

faktor lain yang mempengaruhi hasil produksi padi (Y) dianggap konstan.

Koefisien determinasi (ry2.132) sebesar 0,4597, mengindikasikan

bahwa kontribusi faktor produksi tenaga kerja (X2) terhadap variasi tinggi

rendahnya hasil produksi sebesar 45,97%, selebihnya (54,03%)

ditentukan oleh variabel lainnya.

Pengaruh modal (X3) terhadap hasil produksi. Hasil analisis fungsi

produksi pada Tabel 6. 1, memperlihatkan koefesien regresi faktor

produksi modal (X3) sebesar 0,4488 dengan signifikansi 0,00. Ini

menjelaskan bahwa faktor produksi modal (X3) berpengaruh signifikan

terhadap hasil produksi (Y). Koefisien regresi tersebut menunjukan

bahwa setiap kenaikan penggunaan faktor produksi penggunaan modal

(X3) 10 %, akan meningkatkan hasil produksi padi (Y) sebesar 4,48 %;

sebaliknya, setiap penurunan penggunaan faktor produksi modal(X3)


122

sebesar 10 %, akan menurunkan hasil produksi padi (Y) sebesar 4,488%;

pada taraf signifikansi 0,0000, dengan asumsi faktor-faktor lain yang

mempengaruhi hasil produksi padi (Y) dianggap konstan.

Koefisien determinasi (ry3.122) sebesar 0,3815, mengindikasikan

bahwa kontribusi faktor produksi modal (X3) terhadap variasi tinggi

rendahnya hasil produksi padi sebesar 38,15%, selebihnya (61,85%)

ditentukan oleh variabel lainnya.

Untuk mengetahui tingkat perkembangan produksi padi usaha tani

transmigrasi asal Bali, maka perlu dilihat jumlah koefisien regresi dari

semua faktor yang ikut dalam proses prosduksi. Koefisien regresi (b 1+ b2 +

b3 = 0,5087 + 0,4833 + 0,4488) = 1,4408 dinyatakan dalam keadaan

increasing return to scale yang berarti bahwa proporsi peningkatan

produksi padi lebih besar dari pada proporsi penambahan faktor produksi.

Bila penambahan faktor produksi sebesar 10%, menyebabkan

peningkatan produksi padi sebesar 14,408 %.

C. Tingkat Produksi Padi Usaha Tani Transmigrasi di Kabupaten

Parigi Moutong

1. Model fungsi produksi:

∧ 0.5051 0.3536 0.5390


Y = 307,969 X1 X2 X3
123

Tabel 6.5.Hasil analisis fungsi produksi padi di Kabupaten Parigi


Moutong

Koefisien Collinearity
Koefisien Signifi- Koefisien
Variabel Std. Error Deter- Statistics
Regresi kansi Korelasi
minasi (VIF)

(Constant) 5.7304 0.7085 0.0000

Lahan 0.5051 0.0501 0.0000 0.6459 0.4172 1.2800

TenagaKerja 0.3536 0.0371 0.0000 0.6250 0.3907 1.6097

Modal 0.5390 0.0508 0.0000 0.6650 0.4422 1.7577

R Squared = 0.8673 Std. Error of the Estimate = 0.1470

R = 0.9313; n = 146 Durbin-Watson Test = 2.0816

Sumber: Hasil analisis data

2. Interpretasi Hasil Analisis

Hasil analisis pengaruh faktor produksi luas lahan (X1), tenaga kerja

(X2), dan modal (X3) terhadap hasil produksi padi (Y) sebagaimana dapat

dilihat pada Tabel 6. 5, menghasilkan nilai koefisien determinasi (R

Squared = R2) = 0,8673. Ini berarti bahwa faktor produksi luas lahan (X 1),

tenaga kerja (X2), dan modal (X3) secara simultan dapat mejelaskan 86,73

persen variasi tinggi rendahnya hasil produksi padi (Y) di kabupaten Parigi

Moutong, selebihnya (13,27%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

tercakup dalam model fungsi produksi yang digunakan. Hubungan

simultan lahan (X1), tenaga kerja (X2), dan modal (X3) dengan hasil

produksi padi (Y) seperti ditunjukkan oleh koefisien korelasi (Multiple R) =

0,9313, mengindikasikan tingkat hubungan yang sangat kuat.


124

Tabel 6.6 Hasil analisis varians

Sources Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 20.0479 3 6.6826


309.2745 0.0000
Residual 3.0683 142 0.0216

Total 23.1162 145

Sumber: Hasil analisis data

Untuk menguji signifikansi pengaruh faktor produksi lahan (X1),

tenaga kerja (X2), dan modal (X3) secara simultan terhadap hasil produksi

(Y), dilakukan uji-Fisher (uji-F). Hasil analisis sebagaimana disajikan pada

Tabel 6. 6 menunjukkan nilai FHitung = 309,27 dengan signifikansi sebesar

0,0000. Ini berarti bahwa faktor produksi luas lahan (X1), tenaga kerja (X2),

dan modal (X3) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap hasil

produksi padi (Y) di Kabupaten Parigi Moutong.

Untuk mengetahui signifikansi pengaruh faktor produksi luas lahan

(X1), tenaga kerja (X2), dan modal (X3) terhadap hasil produksi secara

parsial, dilakukan uji parsial dengan menggunakan uji Student (uji-t).

Pengaruh luas lahan (X1) terhadap hasil produksi. Hasil analisis

fungsi produksi pada Tabel 6. 5, memperlihatkan koefesien regresi faktor

produksi luas lahan (X1) sebesar 0,5051 dengan signifikansi 0,0000. Ini

menjelaskan bahwa faktor produksi luas lahan (X1) berpengaruh signifikan

terhadap hasil produksi padi (Y). Koefisien regresi tersebut menunjukan

bahwa setiap kenaikan penggunaan faktor produksi luas lahan (X1)

sebesar 10 persen, akan meningkatkan hasil produksi padi (Y) sebesar


125

5,051 persen; sebaliknya, setiap penurunan penggunaan faktor produksi

lahan (X1) sebesar 10 persen, akan menurunkan hasil produksipadi (Y)

sebesar 5,051 persen; pada taraf signifikansi 0,0000, dengan asumsi

faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil produksi padi (Y) dianggap

konstan.

Koefisien determinasi (ry1.232) sebesar 0,4172, mengindikasikan

bahwa kontribusi faktor produksi luas lahan (X1) terhadap variasi tinggi

rendahnya hasil produksi padi sebesar 41,72 %, selebihnya (58,28 %)

ditentukan oleh variabel lainnya.

Pengaruh tenaga kerja (X2) terhadap hasil produksi. Hasil analisis

fungsi produksi pada Tabel 6. 5 memperlihatkan koefesien regresi faktor

produksi tenaga kerja (X2) sebesar 0,3536 dengan signifikansi 0,0000. Ini

menjelaskan bahwa faktor produksi tenaga kerja (X2) berpengaruh

signifikan terhadap hasil produksi padi (Y). Koefisien regresi tersebut

menunjukan bahwa setiap kenaikan penggunaan faktor produksi tenaga

kerja (X2) sebesar 10 persen akan meningkatkan hasil produksi padi (Y)

sebesar 3,536 persen; sebaliknya, setiap penurunan penggunaan faktor

produksi tenaga kerja (X2) sebesar 10 persen, akan menurunkan hasil

produksi (Y) sebesar 3,536 persen; pada taraf signifikansi 0,0000, dengan

asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil produksi (Y) dianggap

konstan.

Koefisien determinasi (ry2.132) sebesar 0,3907, mengindikasikan

bahwa kontribusi faktor produksi tenaga kerja (X2) terhadap variasi tinggi
126

rendahnya hasil produksi padi sebesar 39,07 persen, selebihnya (60,93

persen) ditentukan oleh variabel lainnya.

Penggunaan modal (X3) terhadap hasil produksi. Hasil analisis

fungsi produksi pada Tabel 6. 5, memperlihatkan koefesien regresi faktor

produksi penggunaan modal (X3) sebesar 0,5390 dengan signifikansi

0,0000. Ini menjelaskan bahwa faktor produksi modal (X 3) berpengaruh

signifikan terhadap hasil produksi padi (Y). Koefisien regresi tersebut

menunjukan bahwa setiap kenaikan penggunaan faktor produksi modal

(X3) 10 persen, akan meningkatkan hasil produksi padi (Y) sebesar 5,390

persen; sebaliknya, setiap penurunan penggunaan faktor produksi

penggunaan modal(X3) sebesar 10 persen, akan menurunkan hasil

produksi padi (Y) sebesar 5,390 persen; pada taraf signifikansi 0,0000,

dengan asumsi faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil produksi (Y)

dianggap konstan.

Koefisien determinasi (ry3.122) sebesar 0,4422, mengindikasikan

bahwa kontribusi faktor produksi penggunaan modal (X3) terhadap variasi

tinggi rendahnya hasil produksi sebesar 44,22 persen, selebihnya (55,78

persen) ditentukan oleh variabel lainnya.

Untuk mengetahui tingkat perkembangan produksi padi usaha tani

transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong, maka perlu dilihat jumlah

koefisien regresi dari semua faktor produksi yang ikut dalam proses

prosduksi. Koefisien regresi (b1+ b2 + b3 = 0,5051 + 0,3536 + 0,5390) =

1,3977 dinyatakan dalam keadaan increasing return to scale yang berarti


127

bahwa proporsi peningkatan produksi padi di Kabupaten Parigi Moutong

lebih besar dari pada proporsi penambahan faktor produksi. Bila

penambahan faktor produksi sebesar 10 persen, akan menyebabkan

peningkatan produksi padi di Kabupaten Parigi Moutong sebesar 13,977

persen.

D. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usaha Tani

Untuk menguji hipotesis satu digunakan perhitungan efisiensi

pemanfaatan sumber daya usaha tani dengan menggunakan analisis

average production function (APF) dari fungsi produksi Cobb-Douglas.

Untuk mengetahui efisiensi teknik, efisiensi ekonomi dan efisiensi harga

dipergunakan prontier production function (FPF).

Fungsi produksi prontier adalah fungsi produksi yang digunakan

untuk mengukur bagaimana fungsi produksi sebenarnya terhadap posisi

prontiernya yang terletak pada garis isoquan. Berdasarkan hasil

perhitungan pada lampiran 2.1 menunjukkan bahwa:

Fungsi produksi usaha tani masyarakat transmigrasi asal Jawa, jumlah

koefisien regresi 1,4541 dinyatakan dalam keadaan increasing retun to

scale. Artinya proporsi peningkatan produksi masih lebih besar bila

dibandingkan dengan proporsi penambahan faktor produksi.

Fungsi produksi usaha tani masyarakat transmigrasi asal Bali, jumlah

koefisien regresi 1,4408 menunjukkan berada dalam keadaan increasing


128

return to scale, berarti usaha tani yang dikelola masih dapat

dikembangkan.

Fungsi produksi usaha tani masyarakat transmigrasi di Kabupaten Parigi

Moutong mempunyai jumlah koefisien regresi sebesar 1,398 dalam

keadaan increasing return to scale artinya proporsi peningkatan produksi

usaha tani di Kabupaten Parigi Moutong masih lebih besar bila

dibandingkan dengan proporsi penambahan faktor produksi dengan uji F

(sig = 0,000) sangat signifikan , jadi untuk pengembangan usaha tani

masih memungkinkan di masa mendatang.

Faktor produksi yang paling berpengaruh terhadap peningkatan produksi

adalah modal dengan koefisien (Beta = 0,430) sig = 0,000 kemudin

tenaga kerja dengan koefisien (Beta = 0,370) sig = 0,000 diikuti luas lahan

dengan koefisien (Beta = 0,349) sig = 0,000 berarti sangat signifikan.

Penyelesaian “frontier regression” adalah sebagai berikut:

Coefficients Standard t Stat P-value Lower Upper Lower Upper


Error 95% 95% 95.0% 95.0%
Intercept 5.69597975 0.70796 8.04568 3.0844E-13 4.29649 7.09547 4.2965 7.095
X Variable 1 0.5075138 0.05037 10.0762 2.3889E-18 0.40795 0.60708 0.4079 0.607
X Variable 2 0.35304153 0.03708 9.52154 6.3145E-17 0.27974 0.42634 0.2797 0.426
X Variable 3 0.54119107 0.05076 10.661 7.3482E-20 0.44084 0.64154 0.4408 0.642
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0.93
R Square 0.87
Adjusted R Square 0.86
Standard Error 0.15
Observations 146.00
129

ANOVA
Significance
df SS MS F
F
Regression 3.00 20.08 6.69 309.43 0.00
Residual 142.00 3.07 0.02
Total 145.00 23.15

Persamaan regresi dalam bentuk persamaan linier :

Ln Y = ln 5,6959 + ln 0,5075 + ln 0,3530 + ln 0,5411

Dikembalikan ke bentuk semula :

0,5075 0,3530 0,5412


Y = 297,5 X1 X2 X3

Untuk menghitung biaya produksi:

B = Sewa Lahan (LL)+ Gaji (HOK) + Bunga (Modal)

Jenis biaya Biaya/unit

1. Sewa lahan Rp. 1500.000,- Rp. 3.000.000,-

2. Gaji Rp. 8.000,- Rp. 1.072.000,-

3. Bunga 0,4 Rp. 3.138.400,-

Biaya Total (B) Rp. 7.210.400,-

b1 * B
Luas Lahan (X1) = = 1,74
P1(b1+b2+b3)

b2 * B
Tenaga Kerja (X2) = = 227
P2(b1+b2+b3)

b3 * B
Modal (X3) = = 6.955.825
P3(b1+b2+b3)

Konstanta = Anti ln a = 297,50


130

Persamaan Produksi Frontier :

Y = 297,50 * LL ^ 0,508 * TK ^0,353 * Mdl^0,541

Dari hasil perhitungan efisiensi tehnik, efisiensi ekonomi dan efisiensi

harga (lampiran 6) sebagai dasar perhitungan pada responden 1 asal

Jawa untuk mencapai produksi maksimum petani harus mengolah lahan

seluas 1,74 ha, tenaga kerja 227,42 Hok dan modal sejumlah Rp.

6.955.825,- baru dapat mencapai efisiensi teknik (ET = 1,09); efisiensi

ekonomi ( EE = 1,07 ), dan efisiensi harga (EH = 0,98). Untuk efisiensi

rata-rata yang dapat dicapai petani transmigrasi asal Jawa dan Bali di

Kabupaten Parigi Moutong adalah efisiensi teknik (ET) = 1,01 efisiensi

ekonomi (EE) = 0,90 dan efisiensi harga (EH) = 0,86. Ternyata usaha tani

transmigrasi jawa dan Bali di Kabupaten Parigi Moutong masih

mempunyai peluang untuk meningkatkan efisiensi pengolahan usaha

taninya. Pengolahan lahan yang diperoleh dari pemerintah telah

dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga hasil yang diperoleh dapat

mencukupi kebutuhan masyarakat transmigrasi di kabupaten Parigi

Moutong, bahkan dapat dijual di Kabupaten Lainnya seperti di Palu.

Berbeda halnya dengan temuan Madukallang Fattah (2000; 117) bahwa

Desa Maranata yang menjadi obyek penelitian memperoleh Efisiensi

Teknik = 0,64; Efisiensi Ekonomi (EE) = 0,44 dan Efisiensi Harga (EH) =

0,63. dan salah satu faktor produksi tidak signifikan yaitu faktor produksi

tenaga kerja, yang menyebabkan di dalam perhitungan produksi frontier

faktor tenaga kerja tidak dilibatkan.


131

Tingkat produksi dari hubungan antara pemakaian luas lahan dan modal

dapat dinyatakan dengan isokuant dari fungsi produksi frontier yaitu

masing-masing I1 = Rp. 1 000.000,- ; I2 = Rp. 2.000.000,- I3 = Rp.

3.000.000,- dan I4 = Rp. 4.000.000,-. Untuk menentukan satu titik pada

isokuant I1 = Rp. 1. 000.000,- maka terlebih dahulu ditentukan luas

lahannya atau besar modalnya, kalau luas lahan 0,5 ha, maka diperoleh

persamaan produksi frontier :

1000.000 = 297,50 * 0,5 ^0,508 * X3 ^0,541

X3 = 6.326.740

Dengan cara perhitungan yang sama, diperoleh empat titik lainnya ( luas

lahan 1,0 ha, 1,5 ha, 2,0 ha, 2,5 ha dan 3,0 ha untuk membuat isokuant

I1= 1.000.000,- isokuant I2 = 2.000.000,- I3 = 3.000.000,- dan I4=

4.000.000,- dapat dibuat dengan perhitungan berikut :

I1 = 1.000.000 ; X1 = 0,5 X3 = 6.326.740

X1 = 1,0 X3 = 3.299.987

X1 = 1,5 X3 = 2.255.081

X1 = 2,0 X3 = 1.721.252

X1= 2,5 X3 = 1.395.873

X1= 3,0 X3 = 1.176.236

Kalau digambar dalam bentuk isokuan maka tampak seperti berikut :


1000000

7,000,000

0.5, 6,326,740 132


6,000,000

5,000,000

4,000,000

1, 3,299,987

3,000,000

1.5, 2,255,081
2,000,000

2, 1,721,252

2.5, 1,395,873
3, 1,176,236
1,000,000

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Gambar 6.1 Isokuant Fungsi Produksi Frontier !1 = 1000.000

I2 = 2.000.000 ; X1 = 0,5 X3 = 22.783.082

X1 = 1,0 X3 = 11.883.511

X1 = 1,5 X3 = 8.120.724

X1 = 2,0 X3 = 6.198.363

X1= 2,5 X3 = 5.026.674

X1= 3,0 X3 = 4.235.718

Kalau digambar dalam bentuk isokuan maka tampak seperti berikut :


133

Isoquant 200000

25,000,000

0.5, 22,783,082

20,000,000

15,000,000

1, 11,883,511

10,000,000

1.5, 8,120,724

2, 6,198,363
5,000,000 2.5, 5,026,647
3, 4,235,718

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Gambar 6.2 Isokuant Fungsi Produksi Frontier !2 = 2000.000

I3 = 3.000.000 ; X1 = 0,5 X3 = 48.206.394

X1 = 1,0 X3 = 25.144.148

X1 = 1,5 X3 = 17.182.522

X1 = 2,0 X3 = 13.115.027

X1= 2,5 X3 = 10.635.809

X1= 3,0 X3 = 8.962.2948

Kalau digambar dalam bentuk isokuan maka tampak seperti berikut :


134

Isoquant 300000

60,000,000

50,000,000
0.5, 48,206,394

40,000,000

30,000,000

1, 25,144,148

20,000,000

1.5, 17,182,522

2, 13,115,027

2.5, 10,635,809
10,000,000
3, 8,962,294

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Gambar 6.3 Isokuant Fungsi Produksi Frontier !3 = 3000.000

I4 =4.000.000 ; X1 = 0,5 X3 = 82.043.656

X1 = 1,0 X3 = 42.793.448

X1 = 1,5 X3 = 29.243.360

X1 = 2,0 X3 = 22.320.790

X1= 2,5 X3 = 18.101.346

X1= 3,0 X3 = 15.253.150

Kalau digambar dalam bentuk isokuan maka tampak seperti berikut :


135

Isoquant 4000000

90000000

0.5, 82043656.2
80000000

70000000

60000000

50000000

1, 42793448.33
40000000

30000000 1.5, 29243359.68

2, 22320789.99
20000000
2.5, 18101346.42
3, 15253150.09

10000000

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Gambar 6.4 Isokuant Fungsi Produksi Frontier !4 = 4000.000

Tiap isokuant menggambarkan tempat kedudukan titik-titik kombinasi

penggunaan luas lahan dan modal untuk tingkat produksi tertentu. Lereng

dari isokuant mencerminkan Laju substitusi teknik marginal atau “marginal

rate of technical substitution (MRS)”. Substitusi marginal antara lahan

usaha tani dan modal adalah produk marginal lahan (MP L) di bagi dengan

produk marginal modal (PMM). Makin produktif faktor modal, makin besar

kemampuannya untuk mengantikan lahan. Demikian pula sebaliknya,

makin produktif lahan, makin besar kemampuannya untuk menggantikan

modal.
136

Menurut Dillon dan Goldstein (1984:290), kalau terjadi heteroscedastisity

akan menimbulkan konsekwensi berikut :

“1. Thougth the usual OLS estimators are still unbiased and consistent,
they are no longer minimum variance estimators.
2. Statistical tests of the significance of individual regression
confficience are less powerfull.
3. The usual OLS estimator of s is biased.
4. In general, because of the adverse effect on t-values and confidence
in tervals, misleading conclusions are likely unless correction
methods are untilized.”

Untuk hal itu perlu ditelusuri kemungkinan terjadinya heteroscedastisity

pada kedua model tersebut dengan mempergunakan nilai absolut dari

residual Ei , sesuai dengan test dari Park-Glejser (Pindyck, 1981:151).

^
 E i = a + b X i + w i

Bukan itu saja ada lagi beberapa kelemahan lain yang perlu diwaspadai

pada penelitian ini, khususnya dalam pemakaian fungsi produksi Cobb-

Douglas pada pengelolaan usaha tani.

a. Terjadinya salah spesifikasi, karena diduga selain dari

variabel luas lahan pemakaian tenaga kerja dan penggunaan modal

masih ada beberapa variabel lain lagi yang dapat mempengaruhi

tingkat produksi tetapi belum dimasukkan sebagai variabel bebas. Hal

ini dapat dilihat dari nilai R square atau koefisien determinasi R2 =

0,8673 dan R2 = 0,864.Ini berarti bahwa untuk Transmigrasi ,variasi

dari variabel produksi padi di kabupaten Parigi Moutong hanya dapat

dijelaskan oleh variabel luas lahan tenaga kerja dan modal sebesar
137

86,4 persen, sisanya (13,6 %) dapat dijelaskan oleh variabel lain yang

tidak dimasukkan dalam model.

b. Adanya faktor ketidak pastian (uncertainty) dan risiko. Ini

berarti bahwa semua pendugaan yang dilakukan pada kegiatan usaha

tani selalu dibayang-bayangi oleh ketidak pastian karena adanya risiko

umpamanya karena iklim atau hama penyakit.

c. Kemungkinan terjadinya bias pada penentuan harga atau

nilai suatu barang. Karena pasar yang terbatas, maka penentuan

harga yang dilakukan berdasarkan “opportunity cost” berbeda dengan

harga yang sebenarnya.

d. Pendugaan menunjukkan gambaran rata-rata dari

pengamatan, jadi hanya dapat mendekati keadaan yang sebenarnya.

e. Adanya perbedaan teknologi yang dipergunakan oleh

responden dalam kegiatan produksi, sehingga tidak memenuhi

persyaratan bahwa teknologi harus netral. Ini merupakan suatu hal

yang sangat penting tetapi biasa diabaikan dalam penelitian. Pada

analisis data ”time series” hal ini tidak menimbulkan persoalan, karena

dapat langsung dihitung berapa peningkatan produksi akibat

penambahan satu orang tenaga kerja musim tanam ini dibandingkan

dengan musim tanam yang lalu (ceteris paribus). Pada analisis data

“cross section” yang dibandingkan adalah keadaan responden. Kalau

responden Z menggunakan 2 ha lahan, 2 orang tenaga kerja dengan

produksi 6 ton padi, dibandingkan dengan responden W menggunakan


138

2 ha lahan 3 orang tenaga kerja dengan produksi 8 ton padi (ceteris

paribus), maka dapat disimpulkan bahwa penambahan tenaga kerja

meningkatkan produksi.Tetapi kalau resdonden W tidak menghasilkan

8 ton tetapi hanya 4 ton (karena perbedaan teknologi yang

dipergunakan oleh responden Z dengan responden W) maka akan

menghasilkan tingkat produksi yang lebih rendah (ceteris paribus).

Keadaan yang demikian ini dapat menyebabkan koefisien regresi

tenaga kerja menjadi negatif.

Dapat dikatakan bahwa jarang sekali suatu penelitian yang

menggunakan analisis regresi maupun prosedur statistik lainnya yang

sama sekali tidak melanggar asumsi. Namun demikian tidaklah

dibenarkan jika menyampingkan sama sekali asumsi-asumsi yang dapat

menimbulkan pelanggaran yang serius karena dapat menghasilkan

interpretasi yang salah dalam pengambilan keputusan.

Tanpa mengabaikan kelemahan-kelemahannya, maka sudah dapat

ditarik kesimpulan bahwa model analisis yang telah dikemukakan yaitu

model persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas diaggab Valid, kuat dan

sah untuk menganalisis hubungan antara input dan output usaha tani

Masyarakat Transmigrasi Di Kabupaten Parigi Moutong, karena telah

memenuhi hampir semua asumsi yang diperlukan oleh suatu penaksir

para meter yang baik, “best linear unbiased estimator (BLUE)”, sehingga

untuk itu tidak perlu diadakan penyesuaian model lagi.


139

6.2, Pola Konsumsi Masyarakat Transmigrasi di Kabupaten Parigi

Moutong

Untuk menguji hipotesis dua dan tiga digunakan analisis regresi

double logaritmic dan analisis persentase. Pola konsumsi rumah tangga

berhubungan erat dengan besarnya pendapatan yang dipergunakan

untuk memenuhi kebutuhan terhadap barang maupun jasa. Dari pola

konsumsi masyarakat dapat diperkirakan keterlibatannya dalam kegiatan

pasar. Rumah tangga dengan pendapatan rendah, pertama-tama

berusaha memenuhi kebutuhan primernya, seperti kebutuhan perumahan,

kebutuhan bahan makanan, kebutuhan pakaian, sesudah itu baru

berusaha memenuhi kebutuhan sekunder dan kebutuhan lainnya. Seperti

yang dikemukakan oleh Maslow yaitu kebutuhan fisiologis (Physiological

needs) adalah kebutuhan dasar manusia untuk mempertahankan hidup,

kebutuhan tersebut meliputi makanan, air, udara, rumah pakaian dan

seks. Seorang ekonom yang bernama Engel membuat suatu teori yang

terkenal dengan teori Engel yang menyatakan bahwa semakin sejahtera

seseorang maka semakin kecil persentase pendapatannya untuk membeli

makanan. Diperkirakan bahwa untuk rumah tangga Transmigrasi di

Kabupaten Parigi Moutong, sebagian besar dari pengeluarannya adalah

untuk bahan makanan. Sebaliknnya dengan rumah tangga kaya, sebagian

besar pendapatannya dibelanjakan untuk membeli berbagai jenis barang

mewah.
140

Pendapatan 146 rumah tangga Masyarakat Transmigrasi di

Kabupaten Parigi Moutong adalah sebesar Rp. 1 525. 011 000, terdiri dari

73 responden asal Bali dengan jumlah anggota rumah tangga 326 orang

dan 73 responden asal Jawa dengan jumlah anggota rumah tangga 369

orang. Jumlah pendapatan untuk transmigrasi asal Bali adalah Rp.

758.042.000,. Dengan demikian, maka untuk transmigrasi asal Bali, rata-

rata anggota keluarga untuk setiap rumah tangga 4,47 = 4 orang, rata-rata

pendapatan rumah tangga Rp. 10.384.137,- dan pendapatan perkapita

Rp 2.325.282,21. Sedangkan untuk Transmigrasi asal Jawa pendapatan

73 rumah tangga responden yang terdiri dari 369 orang, maka rata-rata

jumlah anggota rumah tangga setiap kepala keluarga 5,05 = 5 orang,

jumlah pendapatan transmigrasi asal Jawa adalah Rp. 766.969.000,-.

Dengan demikian untuk pendapatan rumah tangga Rp. 10.506.424,66 dan

pendapatan perkapita Rp. 2.078.506,78

Sebagai pembanding, Pendapatan domestik Bruto (PDB) per kapita

Sulawesi Tengah Tahun 2004 menurut harga berlaku sebesar Rp.

5.893.679,- dan harga konstan sebesar Rp. 1.289.679,- Kalau pendapatan

perkapita Transmigrasi asal Bali dan Jawa di daerah penelitian, maka

pendapatan perkapita asal Bali 2,53 kali baru sama dengan pendapatan

perkapita masyarakat Sulawesi Tengah berdasarkan harga berlaku, tetapi

jika dibandingkan dengan pendapatan perkapita Sulawesi Tengah

berdasarkan harga kontan tahun 1993 yaitu sebesar Rp. 1.289.679,-

berarti transmigrasi asal bali pendapatan perkapitanya lebih tinggi sebesar


141

1,8 kali, sedangkan pendapatan perkapita Transmigrasi asal Jawa 2,83

kali baru dapat menyamai pendapatan perkapita Sulawesi Tengah

berdasarkan harga berlaku tahun 2004. Jika dibandingkan dengan

pendapatan perkapita sulawesi Tengah berdasarkan harga konstan, maka

pendapatan perkapita transmigrasi asal Jawa lebih tinggi sebanyak 1,61

kali pendapatan perkpita Sulawesi Tengah.

Dengan harga beras rata-rata Rp. 2.500,- per kg pada waktu

diadakan penelitian, maka konversi beras atas pendapatan rumah tangga

transmigrasi asal Bali 4.153,65 kg dan pendapatan perkapita 930,11 kg

beras. Demikian juga Transmigrasi asal Jawa, dengan harga beras rata-

rata Rp. 2500 per kg, maka konversi beras atas pendapatan rumah

tangga 4.202,57 kg, dan pendapatan perkapita 831,40 kg beras.

Kalau dibanding dengan garis kemiskinan Sajogyo untuk desa 240

kg ekuivalen nilai tukar beras/orang/tahun dan untuk kota 360 kg

beras/orang/tahun, maka pendapatan masyarakat Transmigrasi asal Bali

dan asal Jawa sudah berada di atas garis kemiskinan (Sajogyo,

1990:189). Namun demikian angka perkapita dalam bentuk rata-rata

pendapatan, perlu diwaspadai, sebab biasanya diatasnya dalam jumlah

yang sedikit, tetapi lebih banyak lagi yang berada di bawahnya.

Untuk mengetahui hubungan antara perubahan tingkat pendapatan

dengan pola konsumsi rumah tangga, dipergunakan pendekatan yang

bertolak dari kurva Engel yang diteruskan oleh Prais dan Houthakker

dengan mempergunakan fungsi non linier “double-logarithmic.” Dengan


142

model ini dihitung besarnya elastistisitas pengeluaran untuk makanan,

pakaian, pendidikan, kesehatan dan pengeluaran lainnya terhadap

perubahan pendapatan atau pengeluaran secara keseluruhan (Lampiran .

4.1).

Hasil perhitungan besarnya elastisitas pengeluaran untuk bahan

makanan, pakaian, pendidikan, kesehatan, dan pengeluaran lainnya

terhadap perubahan pendapatan atau pengeluaran rumah tangga secara

keseluruhan (Y) dengan mempergunakan fungsi non linier “double-

logarithmic”, adalah sebagai berikut (Lampiran 4.1)

Log Y = log a + log 0,676 X1 + log 0.006 D

0.676 0,006
(1) Makanan Y = 93,325 X1 D

R2 = 0,571; F = 95,039 ; Sig=0,000

t1 = 13,746 Sig = 0,000; td = 0,423; sig = 0,673

0,490 0,022
(2) Pakaian Y = 174,984 X2 D

R2 = 0.088; F = 6,894; Sig = 0,001

t2 = 3,638; Sig=0,000; td = 0,577 ; Sig = 0,565

2,735 - 0,114
(3) Pendidikan Y = 1,300. 10-13 X3 D

R2 = 0.516; F = 76,081; Sig=0,000

t3 = 0,12,271; Sig = 0,000; td = - 1,825; Sig = 0,07

0,490 0,022
(4) Kesehatan Y = 0,350 X4 D

R2 = 0.088; F = 6,894; Sig = 0,001


143

t4 = 3,638; Sig=0,000; td = 0,577; Sig = 0,565

1,506 - 0,016
(5) Peng. Lainnya Y = 4,425 X5 D

R2=0.305; F = 31,430; Sig = 0,000

t5 = 7,928; Sig = 0,000; td = - 0,310; Sig = 0,757

Persamaan-persamaan tersebut memberikan gambaran yang lebih jelas,

mengenai pola konsumsi masyarakat transmigrasi di Kabupaten Parigi

Moutong. Proporsi pengeluaran yang paling besar ialah untuk makanan

(53,41 %) elastisitas 0,676 + 0,006 = 0,682; t 1= 13,746; Sig = 0,000

td = 0,423; Sig = 0,673; R2 = 0,571. Berarti bahwa pengeluaran untuk

bahan makananmempunyai hubungan yang sangat nyata dengan tingkat

pendapatan (Sig = 0,000). Dengan demikian bahan makanan untuk

transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong adalah barang normal. Kalau

pendapatan (pengeluaran) bertambah, maka pengeluaran untuk bahan

makanan juga bertambah tetapi dengan proporsi yang lebih kecil. Kalau

digunakan variabel dummy , ternyata tidak signifikan berarti pola konsumsi

masyarakat transmigrasi asal Jawa dan Bali tidak berbeda secara

signifikan.

Pengeluaran yang porsinya lebih kecil adalah pengeluaran lainnya

(17,69 %) elastisitas 1,506 – 0.016 = 1,490 ; t5 = 7,928; Sig =0,000; td =

-0,310; Sig = 0,757. Kemudian menyusul pengeluaran untuk pendidikan

(17,6 %) dengan elastisitas 2,735 – 0,114 = 2,621; t3 = 0,12,271; Sig =

0,000; td = - 1,825; Sig = 0,07 . Berati pengeluaran untuk pendidikan dan

pengeluaran lainnya merupakan barang superior bagi masyarakat


144

transmigrasi di kabupaten Parigi Moutong baik transmigrasi asal Jawa

maupun Bali, karena elastisitasnya lebih besar dari satu yang

menunjukkan bahwa apabila terjadi peningkatan pendapatan, akan

menyebabkan perubahan pengeluaran untuk pendidikan dan pengeluaran

lainnya proporsinya lebih besar dari proporsi peningkatan pendapatan.

Pengeluaran untuk kesehatan (5,9 %) elastisitas 0,490 + 0,022 =

0,512; t4 = 3,638; Sig=0,000; td = 0,577; Sig = 0,565 yang terakhir adalah

pengeluaran untuk pakaian (5,4 %) elastisitas 0,490 + 0,022 = 0,512;

t4 = 3,638; Sig=0,000; td = 0,577; Sig = 0,565 berarti pengeluaran untuk

kesehatan dan pakaian meupakan barang normal bagi masyarakat

transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong baik transmigrasi asal Jawa

maupun transmigrasi Bali, karena dengan menggunakan variabel dummy

perbedaannya tidak signifikan.

Barang normal (normal good) menurut Mankiw adalah sebuah

barang yang jika pendapatan meningkat akan mendorong peningkatan

tehadap permintaan barang tersebut, dengan menganggap hal lainnya

tetap. (Mankiw.1998;79).

Fungsi konsumsi Masyarakat Transmigrasi asal Jawa, ditunjukkan

oleh persamaan yang dikemukakan oleh Keynes C = a + bY

C = 248846,04 + 0,817 Y dimana MPC = 0,817

MPS = 1 – MPC = 1 – 0,817 = 0,183

Misalkan : Pendapatan responden 1 Rp. 8.500.000 pertahun

C = 248846,04 + 0,817 (8.500.000 ) = 248846,04 +6.944.500


145

C = 7.193.346,04

C C = 248846,04 + 0,817 Y

0 Y

Gambar 6.5 Fungsi konsumsi Transmigrasi asal Jawa

Fungsi konsumsi Masyarakat transmigrasi asal bali, ditunjukkan

oleh persamaan yang dikemukakan oleh Keynes C = a + bY

C = 1155422 + 0,712 Y dimana MPC = 0,712

MPS = 1 – MPC = 1 – 0,712 = 0,288

Misalkan : Pendapatan responden 1 Rp. 6.800.000 pertahun

C = 1155422 + 0,712 Y (6.800.000 ) = 1155422 + 4.841.600

C = 5.997.022

C =1155422 + 0,712 Y

0 Y

Gambar 6.6 Fungsi konsumsi Transmigrasi asal Bali


146

Fungsi konsumsi Masyarakat Transmigrasi di Kabupaten Parigi

Moutong ditunjukkan oleh persamaan yang dikemukakan oleh Keynes

C = a + bY

C = 678445,4 + 0,767 Y dimana MPC = 0,767

MPS = 1 – MPC = 1 – 0,767 = 0,233

Misalkan : Pendapatan responden 1 Rp. 7.200.000 pertahun

C = 678445,4 + 0,767 (7.200.000 ) = 678445,4 + 5522400

C = 6.200.845,40

C C = 678.445,40 + 0,767 Y

0 Y

Gambar 6.3 Fungsi konsumsi Transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong

6.3. Kesejahteraan Kehidupan Ekonomi

Untuk menguji hipotesis empat digunakan analisis jalur ( path

Analysis). Setelah selesai membahas masalah produksi yang

menyangkut, efisiensi penggunaan sumber daya, masalah konsumsi yang

menyangkut pola konsumsi masyarakat tramsmigrasi di Kabupaten Parigi

Moutong, akhirnya akan dibahas masalah kesejahteraan kehidupan

ekonomi rumah tangga masyarakat transmigrasi di Kabupaten Parigi


147

Moutong. Masalah ini dianggap sangat penting, karena kesejahteraan

kehidupan ekonomi dianggap sebagai motivator yang menggerakkan

perilaku ekonomi masyarakat transmigrasi. Mereka melakukan kegiatan

produksi dan kegiatan konsumsi menuju suatu tujuan utama, yaitu

kesejahteraan kehidupan ekonomi keluarga.

Menurut Spencer dalam Madukallang (1977:515):

“The concept cannot be precisely defined, and therefore it is


impossible to measure. As a result, we cannot assert objectively that any
particular economic situation represents higher or lower welfare for society
than another. One of the main reasons for this difficulty is that we cannot
make interpersonal comparisons of utility or satisfactions; that is, the
welfare of one person cannot be compared with that of another”.

Dengan demikian maka sudah jelas bahwa tidak semuda itu untuk

menentukan tingkat kesejahteraan kehidupan ekonomi masyarakat. Yang

paling representatif dan paling berhak menentukannya ialah masyarakat

itu sendiri. Kalau anggota masyarakat sudah dapat menentukan tingkat

kesejahteraan (yang diperkirakan akan bervariasi antara satu dengan

lainnya), maka secara teoritis variabel – variabel yang menentukan tingkat

kesejahteraan tersebut dapat diidentifikasi. Untuk menentukan indikator –

indikator yang secara umum mempengaruhi tingkat kesejahteraan

kehidupan ekonomi rumah tangga masyarakat.

Secara teoritis dikemukakan bahwa ada hubungan kausal antara

tingkat kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga dengan:

a. tingkat pendidikan kepala rumah tangga,

b. besarnya kekayaan rumah tangga,

c. keadaan kesehatan anggota rumah tangga,


148

d. besarnya pendapatan rumah tangga,

Menyangkut kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga masyarakat

transmigrasi, tidak terkandung maksud untuk mengelompokkan

masyarakat transmigrasi dalam suatu kondisi “sejahtera” atau “pra –

sejahtera” atau istilah lainnya, berdasarkan suatu kriteria tertentu. Tingkat

kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga ditentukan sendiri oleh

responden berdasarkan keadaan kehidupan ekonominya dalam bentuk

skor yang berjenjang antara 1 sampai dengan 10.

Variabel ini langsung ditanyakan kepada responden karena

merekalah yang dianggap paling mengetahui mengenai masalah –

masalah eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi perilaku

ekonominya. Memang disadari bahwa ukuran variabel untuk

menggunakan jenjang tangga bukanlah ukuran yang baku yang nilainya

dan kualitasnya sama untuk semua keluarga. Namun demikian,

pengakuan langsung dari responden mengenai posisi dan keadaan

kehidupan ekonomi keluarganya kalau didekati dengan baik boleh

dikatakan sangat realistis, bahkan mungkin lebih realistis bila

dibandingkan dengan penilaian berdasarkan ukuran baku yang mungkin

belum sesuai dengan keadaan kehidupan ekonomi masyarakat setempat.

Variabel “pendapatan rumah tangga” diperoleh dari hasil

perhitungan besarnya produksi dikurangi biaya usaha rumah tangga, di

tambah dengan pendapatan lainnya. Variabel lain yang dianggap dapat

mempengaruhi kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga baik


149

secara langsung maupun tidak langsung ialah “pendidikan kepala rumah

tangga”, besarnya kekayaan rumah tangga dan keadaan kesehatan

anggota rumah tangga. Semua variabel yang telah disebutkan telah

dikumpulkan dalam bentuk data, baik untuk transmigrasi yang berasal dari

jawa maupun transmigrasi yang berasal dari bali.

1. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Kehidupan

Ekonomi Rumah Tangga Transmigrasi asal Jawa

Bentuk hubungan antara variabel independent Pendidikan (X1),

Kekayaan (X2) dan Kesehatan (X3) dengan variabel dependent

Pendapatan (Y1) dan Kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga

transmigrasi asal Jawa (Y2), seperti yang digambarkan pada diagram jalur

(path diagram) sebagai berikut:


150

E1
1

X1 Y1

X2

E2
1

X3 Y2

Gambar 7.3 Diagram Jalur (path Diagram)

Penjelasan : EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRASI DI KAB. PARIMO DI SUL-TENG


PERILAKU

X1 = Pendidikan kepala rumah tangga (skor)

X2 = Kekayaan rumah tangga (rupiah)

X3 = Keadaan kesehatan anggota rumah tangga (skor)

Y1 = Pendapatan rumah tangga (rupiah)

Y2 = Kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga (skor).

Variabel – variabel X1, X2, dan X3 adalah peubah eksogen yang

variabilitasnya diasumsikan terjadi oleh karena peubah – peubah di luar

model kausal. Oleh karena itu maka tidak ada maksud untuk menjelaskan

variabilitas peubah eksogen tersebut.


151

Variabel – variabel Y1, dan Y2 adalah peubah endogenus yaitu

peubah yang variasinya dijelaskan oleh peubah eksogenus ataupun

peubah endogenus dalam sistem. Variabel Y1 merupakan peubah tidak

bebas dari variabel – variabel X1, X2, dan X3, selanjutnya merupakan

peubah bebas dari variabel Y2. Variabel Y2 merupakan peubah tidak bebas

dari variabel – variabel X1, X2, X3, dan Y1. Model ini merupakan model

analisis jalur, karena arus kausal dalam model bersifat searah. Oleh

karena tidak mendapatkan semua peubah untuk variabel-variabel Y1

(pendapatan), Y2 (kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga)

peubah residual, yaitu masing-masing e1 untuk variabel Y1, e2 untuk

variabel Y2 peubah-peubah yang tidak termasuk dalam model.

Asumsi yang diperlukan untuk analisis jalur ialah:

1. Hubungan antara peubah-peubah dalam model adalah linier, aditif

dan kausal.

2. Peubah-peubah residual tidak berkorelasi dengan peubah-peubah

yang mendahuluinya dan tidak pula berkorelasi satu sama lain.

3. Dalam sistem hanya terjadi arus kausal searah.

4. Peubah-peubah diukur oleh skala interval.

Berdasar pada diagram jalur tersebut, maka disusun Model

Persamaan Struktural sebagai berikut:

Y1 = b1X1 + b2X2 + b3X3 + e1

Y2 = b4X1 + b5X2 + b6X3 + b7Y1 + e2


152

Adapun perhitungan Koefisien Struktural dapat dilakukan sebagai

berikut:

Pengaruh langsung (Direct Effects):

• Pengaruh langsung Pendidikan (X1) terhadap Pendapatan (Y1)

adalah; b1X1

• Pengaruh langsung Kekayaan (X2) terhadap Pendapatan (Y1)

adalah; b2X2

• Pengaruh langsung Kesehatan (X3) terhadap Pendapatan (Y1)

adalah; b3X3

• Pengaruh langsung Pendidikan (X1) terhadap Kesejahteraan

kehidupan ekonomi rumah tangga Transmigrasi asal Bali (Y2)

(Y2) = b4X1

• Pengaruh langsung Kekayaan (X2) terhadap Kesejahteraan

kehidupan ekonomi (Y2): Y2 = b5X2 + e2

• Pengaruh langsung Kesehatan (X3) terhadap Kesejahteraan

kehidupan ekonomi (Y2) adalah; Y2 = b6X3

• Pengaruh langsung Pendapatan (Y1) terhadap Kesejahteraan

kehidupan ekonomi(Y2) adalah; Y2 = b7Y1

Pengaruh tidak Langsung (Indirect Effects):

• Pengaruh tidak langsung Pendidikan (X1) melalui

Pendapatan (Y1) terhadap Kesejahteraan (Y2) adalah; Y2 =

b1X1 * b7Y1
153

• Pengaruh tidak langsung Kekayaan (X2) ) melalui

Pendapatan (Y1) terhadap Kesejahteraan (Y2) adalah; Y2 =

b2X2 * b7Y1

• Pengaruh tidak langsung Kesehatan (X3) melalui

Pendapatan (Y1) terhadap Kesejahteraan (Y2) adalah; Y2 =

b3X3 * b7Y1

Dengan demikian Total Pengaruh (Total Effects) adalah sebagai

berikut:

Y1 = b1X1 + b2X2 + b3X3

Y2 = {(b1X1 * b7Y1) + b4X1} + {(b2X2 * b7Y1) + b5X2} +

{( b3X3 * b7Y1) + b6X3} + b7Y1

Untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi

kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga mesyarakat

Transmigrasi asal Jawa sebagaimana yang telah dikemukakan, maka

perlu diadakan perhitungan dengan path analysis untuk mengetahui

besarnya koefisien jalur dari variabel-variabel bebas terhadap

kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga masyarakat transmigrasi

asal Jawa.
154

E1

.07
.17
X1 Y1

.37 .15

-.01 -.02 .02


.15 X2

.10 .42

.17
X3 -.04 Y2

E2

Gambar 7.4 . Diagram Analysis jalur kesejahteraan kehidupan ekonomi


rumah tangga yang berasal dari Jawa.

Apakah model ini telah memenuhi asumsi dan ketentuan – ketentuan

yang diperlukan supaya dapat memberikan hasil seperti yang diharapkan?

Asumsi mengenai hubungan antara variabel-variabel yang linier, aditif dan


155

kausal, rupanya sudah dipenuhi, karena modelnya memang sudah dibuat

demikian. Mengenai residual variabe-variabel yang tidak berkorelasi

antara satu sama lain, juga dianggap sudah dipenuhi.. Mengenai

persyaratan bahwa dalam sistem hanya terjadi arus kausal searah,

kiranya juga sudah dipenuhi, dengan anggapan bahwa tingkat pendidikan,

kekayaan dan kesehatan berpengaruh terhadap tingkat pendapatan dan

selanjutnya mempengaruhi tingkat kesejahteraan kehidupan ekonomi

rumah tangga, dan bukan arus pengaruh sebaliknya.

Hasil perhitungan yang menggunakan path analisis (lampiran 7.)

menunjukkan bahwa:

- Pengaruh langsung pendidikan (X1) terhadap pendapatan

(Y1) Transmigrasi asal Jawa sebesar 0,166 tidak signifikan dengan

nilai t = 1,342. dan (P.Velue = 0.179), hal ini menunjukkan bahwa

pendidikan masyarakat transmigrasi Jawa kecil sekali pengaruhnya

terhadap pendapatan disebabkan karena tingkat pendidikan yang

tidak disertai dengan penyediaan kesempatan kerja tidak akan

banyak manfaatnya bagi transmigrasi asal Jawa.

- Pengaruh langsung kekayaan (X2) terhadap pendapatan

(Y1) sebesar 0,149 tidak signifikan dengan nilai t = 1,213. dan

(P.Velue = 0.225), artinya ada pengaruh langsung kekayaan

terhadap pendapatan masyarakat transmigrasi asal Jawa dan

pengaruhnya tidak signifikan.


156

- Pengaruh langsung kesehatan (X3) terhadap pendapatan

(Y1) transmigrasi asal Jawa sebesar -0,006 tidak signifikan dengan

nilai t = -0,049. (P.Velue = 0.961), artinya kesehatan masyarakat

transmigrasi asal Jawa berpengaruh langsung terhadap

pendapatan walaupun sangat kecil dan negatif, tetapi tidak

signifikan.

- Pengaruh langsung pendidikan (X1) terhadap kesejahteraan

kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) sebesar -0,016 tidak

signifikan dengan nilai t = -0,135. (P.Velue = 0.893), artinya ada

pengaruh langsung pendidikan terhadap kesejahteraan kehidupan

ekonomi masyarakat transmigrasi asal Jawa, namun pengaruh itu

sangat kecil dan tidak signifikan.

- Pengaruh langsung kekayaan (X2) terhadap kesejahteraan

kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) masyarakat transmigrasi

asal Jawai sebesar 0,421 dengan nilai t = 3,612 signifikan dan

(P.Velue = 0.000). artinya kekayaan yang dimiliki disertai dengan

pembukaan kesempatan kerja berpengaruh langsung terhadap

kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga masyarakat

Transmigrasi asal Jawa dan sangat signifikan.

- Pengaruh langsung kesehatan (X3) terhadap kesejahteraan

kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) masyarakat transmigrasi

asal Jawa sebesar -0,038 dengan nilai t = -0,349 (P.Velue = 0.727),

artinya ada pengaruh langsung kesehatan terhadap kesejahteraan


157

kehidupan ekonomi, namun pengaruhnya sangat kecil dan tidak

signifikan. Hal ini disebabkan karena mereka lebih mengutamakan

pemenuhan kebutuhan sehari-hari daripada harus berobat ke

puskesmas.

- Pengaruh langsung pendapatan (Y1) terhadap

kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) transmigrasi

asal Jawa sebesar 0,019 dengan nilai t = 0,172 dan tidak signifikan.

dengan (P.Velue = 0.863), artinya pendapatan berpengaruh

langsung terhadap kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah

tangga masyarakat transmigrasi asal Jawa, namun pengaruhnya

sangat kecil dan tidak signifikan.

- Hubungan (korelasi) timbal balik antara pendidikan (X1)

terhadap kesehatan (X2) sebesar 0,373. besarnya keeratan

hubungan antara pendidikan masyarakat transmigrasi asal Jawa

terhadap kekayaan, nilai t = 2,964 dan P value = 0,003. artinya

makin kaya seseorang makin besar peluang untuk meningkatkan

pendidikannya dan sangat signifikan.

- Hubungan (korelasi) timbal balik pendidikan (X1) terhadap

kesehatan responden (X3) sebesar 0,148 dengan nilai t = 1,246

P value = 0,0213. Artinya ada hubungan timbal balik antara

pendidikan responden dan kesehatan responden dan keeratan

hubungan itu adalah signifikan.


158

- Hubungan (korelasi) timbal balik kekayaan (X2) terhadap

kesehatan (X3) sebesar 0,098 dengan nilai t = 0,825 P value = - ,

409. Artinya ada hubungan timbal balik antara kekayaan dengan

kesehatan masyarakat transmigrasi asal Jawa dan hubungan itu

adalah negatif dan tidak signifikan.

2. Tingkat kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga

masyarakat Transmigrasi yang berasal dari Bali

Bentuk hubungan antara variabel independent Pendidikan (X1),

Kekayaan (X2) dan Kesehatan (X3) dengan veriabel dependent

Pendapatan (Y1) dan Kesejahteraan kehidupan ekonomi (Y2), seperti

yang digambarkan pada diagram jalur (path diagram) sebagai berikut:

E1
1

X1 Y1

X2

E2
1

X3 Y2

PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRASI DI KAB. PARIMO DI SUL-TENG


159

Gambar 7.1 Diagram Jalur (path Diagram) Transmigrasi asal Bali

Penjelasan :

X1 = Pendidikan kepala rumah tangga (skor)

X2 = Kekayaan rumah tangga (rupiah)

X3 = Keadaan kesehatan anggota rumah tangga (skor)

Y1 = Pendapatan rumah tangga (rupiah)

Y2 = Kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga (skor).

Variabel – variabel X1, X2, dan X3 adalah peubah eksogen yang

variabilitasnya diasumsikan terjadi oleh karena peubah – peubah di luar

model kausal. Oleh karena itu maka tidak ada maksud untuk menjelaskan

variabilitas peubah eksogen tersebut.

Variabel – variabel Y1, dan Y2 adalah peubah endogen yaitu

peubah yang variasinya dijelaskan oleh peubah eksogen ataupun peubah

endogen dalam sistem. Variabel Y1 merupakan peubah tidak bebas dari

variabel – variabel X1, X2, dan X3, merupakan peubah bebas dari variabel

Y1. Variabel Y2 merupakan peubah tidak bebas dari variabel – variabel X1,

X2, X3, dan Y1.

Model ini merupakan model analisis jalur, karena arus kausal dalam

model bersifat searah. Oleh karena tidak mendapatkan semua peubah

untuk variabel-variabel Y1 (pendapatan), Y2 (kesejahteraan kehidupan

ekonomi rumah tangga) peubah residual, yaitu masing-masing e1 untuk

variabel Y1, e2 untuk variabel Y2 peubah-peubah yang tidak termasuk

dalam model.
160

Asumsi yang diperlukan untuk analisis jalur ini ialah:

(1) Hubungan antara peubah-peubah dalam model adalah linier,

aditif dan kausal.

(2) Peubah-peubah residual tidak berkolerasi dengan peubah-

peubah yang mendahuluinya dan tidak pula berkolerasi satu

sama lain.

(3) Dalam sistem hanya terjadi arus kausal searah.

(4) Peubah-peubah diukur oleh skala interval.

Dillon dan Goldstein (1984:444-447) menyatakan bahwa ada empat

macam efek yang dihasilkan oleh korelasi antara variabel ,(1) “direct

effects “= D, adalah efek langsung yang dinyatakan dengan koefisien jalur,

(2) “indirect e ffects”=I,adalah efek tidak langsung yang menyatakan

keadaan dimana variabel bebas mempengaruhi variabel tidak bebas

melalui variabel ketiga, yang selanjutnya secara langsung atau tidak

langsung mempengaruhi variabel tidak bebas, (3) ”spurious effects”= S,

adalah efek palsu yang timbul dari korelasi dua variabel yang mendahului

variabel lainnya, (4) “unanalyzed effets” = U, mengenai komponen yang

timbul dari korelasi antara variabel-variabel eksogen.

Berdasar pada diagram jalur tersebut, maka disusun Model

Persamaan Struktural sebagai berikut:

Y1 = b1X1 + b2X2 + b3X3 + e1

Y2 = b4X1 + b5X2 + b6X3 + b7Y1 + e2


161

Adapun perhitungan Koefisien Struktural dapat dilakukan sebagai

berikut:

Pengaruh langsung (Direct Effects):

• Pengaruh langsung Pendidikan (X1) terhadap Pendapatan (Y1)

adalah; b1X1

• Pengaruh langsung Kekayaan (X2) terhadap Pendapatan (Y1)

adalah; b2X2

• Pengaruh langsung Kesehatan (X3) terhadap Pendapatan (Y1)

adalah; b3X3

• Pengaruh langsung Pendidikan (X1) terhadap Kesejahteraan

kehidupan ekonomi rumah tangga Transmigrasi asal Bali (Y2)

(Y2) = b4X1

• Pengaruh langsung Kekayaan (X2) terhadap Kesejahteraan

kehidupan ekonomi (Y2): Y2 = b5X2 + e2

• Pengaruh langsung Kesehatan (X3) terhadap Kesejahteraan

kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) adalah; Y2 = b6X3

• Pengaruh langsung Pendapatan (Y1) terhadap Kesejahteraan

kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) adalah; Y2 = b7Y1

Pengaruh tidak Langsung (Indirect Effects):

• Pengaruh tidak langsung Pendidikan (X1) melalui

Pendapatan (Y1) terhadap Kesejahteraan (Y2) adalah; Y2 =

b1X1 * b7Y1
162

• Pengaruh tidak langsung Kekayaan (X2) ) melalui

Pendapatan (Y1) terhadap Kesejahteraan (Y2) adalah; Y2 =

b2X2 * b7Y1

• Pengaruh tidak langsung Kesehatan (X3) melalui

Pendapatan (Y1) terhadap Kesejahteraan (Y2) adalah; Y2 =

b3X3 * b7Y1

Dengan demikian Total Pengaruh (Total Effects) adalah sebagai

berikut:

Y1 = b1X1 + b2X2 + b3X3

Y2 = {(b1X1 * b7Y1) + b4X1} + {(b2X2 * b7Y1) + b5X2} +

{( b3X3 * b7Y1) + b6X3} + b7Y1

E1

.07
X1 Y1
.21

.44

.15

-.03 .01
.17 X2 .19

-.05 .40

E2

.09
X3 Y2
.28

PERILAKU EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRASI DI KAB. PARIMO DI SUL-TENG


163

Gambar 7. 2. Diagram Analisis Jalur (path Analysis) Transmigrasi asal


Bali

Hasil perhitungan yang menggunakan path analisis (lampiran 12. 5)

menunjukkan bahwa:

- Pengaruh langsung pendidikan (X1) terhadap pendapatan

(Y1) Transmigrasi asal Bali sebesar 0,075 tidak signifikan dengan

nilai t = 0,883. dan (P.Velue = 0.377), hal ini menunjukkan bahwa

pendidikan masyarakat transmigrasi asal Bali kecil sekali

pengaruhnya terhadap pendapatan disebabkan karena tingkat

pendidikan yang tidak diikuti dengan penyediaan kesempatan kerja,

tidak akan banyak artinya bagi masyarakat transmigrasi asal Bali.

- Pengaruh langsung kekayaan (X2) terhadap pendapatan

(Y1) sebesar 0,701 signifikan dengan nilai t = 8,176. dan (P.Velue =

0.000), artinya ada pengaruh langsung kekayaan terhadap

pendapatan masyarakat transmigrasi asal Bali dan pengaruhnya

sangat signifikan berarti kekayaan yang dimiliki diarahkan untuk

peningkatan pendapatan.

- Pengaruh langsung kesehatan (X3) terhadap pendapatan

(Y1) transmigrasi asal Bali sebesar 0,006 tidak signifikan dengan

nilai t = 0,074. (P.Velue = 0.941), artinya kesehatan anggota rumah

tagga masyarakat transmigrasi asal Bali tidak berpengaruh

langsung terhadap pendapatan, dan tidak signifikan.

- Pengaruh langsung pendidikan (X1) terhadap kesejahteraan

kehidupan ekonomi rumah tangga transmigrasi asal Bali (Y2)


164

sebesar 0,005 tidak signifikan dengan nilai t = 0,062. (P.Velue =

0.950), artinya ada pengaruh langsung pendidikan terhadap

kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga masyarakat

transmigrasi asal bali, namun pengaruh itu sangat kecil dan tidak

signifikan.

- Pengaruh langsung kekayaan (X2) terhadap kesejahteraan

kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) masyarakat transmigrasi

asal Bali sebesar 0,170 dengan nilai t = 1,387 tidak signifikan dan

(P.Velue = 0.165). artinya kekayaan yang dimiliki berpengaruh

langsung sangat kecil terhadap kesejahteraan kehidupan ekonomi

rumah tangga masyarakat Transmigrasi asal Bali dan tidak

signifikan.

- Pengaruh langsung kesehatan (X3) terhadap kesejahteraan

kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) masyarakat transmigrasi

asal Bali sebesar 0,138 dengan nilai t = 1,554 (P.Velue = 0.120),

artinya ada pengaruh langsung kesehatan keluarga transmigrasi

terhadap kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga, namun

pengaruhnya sangat kecil dan tidak signifikan karena mereka mau

berobat jika penyakit yang dideritanya menyebabkan mereka tidak

dapat bekerja.

- Pengaruh langsung pendapatan (Y1) terhadap

kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) transmigrasi

asal Bali sebesar 0,551 dengan nilai t = 4,531 signifikan. dengan


165

(P.Velue = 0.000), artinya pendapatan berpengaruh langsung dan

signifikan terhadap kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah

tangga masyarakat transmigrasi asal Bali dan sangat signifikan.

- Hubungan (korelasi) timbal balik antara pendidikan (X1)

terhadap kesehatan (X2) sebesar -0,056. kecil sekali keeratan

hubungan antara pendidikan asyarakat transmigrasi asal Bali

terhadap kekayaan dan hubungannya negatif, nilai t = -0,472 dan P

value = 0,637. dan tidak signifikan.

- Hubungan (korelasi) timbal balik antara pendidikan (X1)

terhadap kesehatan (X3) masyarakat transmigrasi asal Bali

sebesar 0,123 dengan nilai t = 1,035 dan P value = 0,301. Artinya

ada hubungan timbal balik antara pendidikan dan kesehatan

transmigrasi dan keeratan hubungan itu tidak signifikan.

- Hubungan (korelasi) timbal balik kekayaan (X2) terhadap

kesehatan (X3) sebesar -0,186 dengan nilai t = -1,551 dan P value

= - 0,121. Artinya ada hubungan timbal balik antara kekayaan

dengan kesehatan masyarakat transmigrasi dan hubungan itu

adalah negatif dan tidak signifikan.

3. Tingkat Kesejahteraan Kehidupan Ekonomi Rumah Tangga

Transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong

Bentuk hubungan antara variabel-variabel independent Pendidikan

(X1), Kekayaan (X2) dan Kesehatan (X3) dengan veriabel dependent


166

Pendapatan (Y1) dan Kesejahteraan (Y2), seperti yang digambarkan pada

diagram jalur (path diagram) sebagai berikut:

E1
1

X1 Y1

X2

X3
Y2
1

E2

Gambar 7.5 Diagram Jalur (path Diagram) Masyarakat Transmigrasi di


Kabupaten Parigi Moutong.

Penjelasan :

X1 = Pendidikan kepala rumah tangga (skor)

X2 = Kekayaan rumah tangga (rupiah)


167

X3 = Keadaan kesehatan anggota rumah tangga (skor)

Y1 = Pendapatan rumah tangga (rupiah)

Y2 = Kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga (skor).

Variabel – variabel X1, X2, dan X3 adalah peubah eksogen yang

variabilitasnya diasumsikan terjadi oleh karena peubah – peubah di luar

model kausal. Oleh karena itu maka tidak ada maksud untuk menjelaskan

variabilitas peubah oksigen tersebut.

Variabel – variabel Y1, dan Y2 adalah peubah endogenus yaitu

peubah yang variasinya dijelaskan oleh peubah eksogenus ataupun

peubah endogenus dalam sistem. Variabel Y1 merupakan peubah tidak

bebas dari variabel – variabel X1, X2, dan X3, selanjutnya merupakan

peubah bebas dari variabel Y1. Variabel Y2 merupakan peubah tidak bebas

dari variabel – variabel X1, X2, X3, dan Y1, selanjutnya merupakan peubah

bebas dari variabel Y2. Variabel Y2 merupakan peubah tidak bebas dari

variabel – variabel X1, X2, X3, dan Y1.

Model ini merupakan model analisis jalur, karena arus kausal

dalam model bersifat searah. Oleh karena tidak mendapatkan semua

peubah untuk variabel-variabel Y1 (pendapatan), Y2 (kesejahteraan

kehidupan ekonomi rumah tangga) peubah residual, yaitu masing-masing

e1 untuk variabel Y1, e2 untuk variabel Y2 peubah-peubah yang tidak

termasuk dalam model.

Asumsi yang diperlukan untuk analisis jalur ini ialah:


168

(1) Hubungan antara peubah-peubah dalam model

adalah linier, aditif dan kausal.

(2) Peubah-peubah residual tidak berkolerasi dengan

peubah-peubah yang mendahuluinya dan tidak pula

berkolerasi satu sama lain.

(3) Dalam sistem hanya terjadi arus kausal searah.

(4) Peubah-peubah diukur oleh skala interval.

Berdasar pada diagram jalur tersebut, maka disusun Model

Persamaan Struktural sebagai berikut:

Y1 = b1X1 + b2X2 + b3X3 + e1

Y2 = b4X1 + b5X2 + b6X3 + b7Y1 + e2

Adapun perhitungan Koefisien Struktural dapat dilakukan sebagai

berikut:

Pengaruh langsung (Direct Effects):

• Pengaruh langsung Pendidikan (X1) terhadap Pendapatan (Y1)

adalah; b1X1

• Pengaruh langsung Kekayaan (X2) terhadap Pendapatan (Y1)

adalah; b2X2

• Pengaruh langsung Kesehatan (X3) terhadap Pendapatan (Y1)

adalah; b3X3

• Pengaruh langsung Pendidikan (X1) terhadap Kesejahteraan

kehidupan ekonomi rumah tangga Transmigrasi asal Bali (Y2)

(Y2) = b4X1
169

• Pengaruh langsung Kekayaan (X2) terhadap Kesejahteraan

kehidupan ekonomi (Y2): Y2 = b2X2 + e2

• Pengaruh langsung Kesehatan (X3) terhadap Kesejahteraan

kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) adalah; Y2 = b6X3

• Pengaruh langsung Pendapatan (Y1) terhadap Kesejahteraan

kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) adalah; Y2 = b7Y1

Pengaruh tidak Langsung (Indirect Effects):

• Pengaruh tidak langsung Pendidikan (X1) melalui

Pendapatan (Y1) terhadap Kesejahteraan (Y2) adalah; Y2 =

b1X1 * b7Y1

• Pengaruh tidak langsung Kekayaan (X2) ) melalui

Pendapatan (Y1) terhadap Kesejahteraan (Y2) adalah; Y2 =

b2X2 * b7Y1

• Pengaruh tidak langsung Kesehatan (X3) melalui

Pendapatan (Y1) terhadap Kesejahteraan (Y2) adalah; Y2 =

b3X3 * b7Y1

Dengan demikian Total Pengaruh (Total Effects) adalah sebagai

berikut:

Y1 = b1X1 + b2X2 + b3X3

Y2 = {(b1X1 * b7Y1) + b4X1} + {(b2X2 * b7Y1) + b5X2} +

{( b3X3 * b7Y1) + b6X3} + b7Y1


170

E1

.21
.07
X1 Y1

.15 .44

X2 -.03 .01 .19


.17

-.05 .40

.28
X3 .09 Y2

E2

Gambar 7.6. Diagram Jalur Kesjahteraan kehidupan ekonomi rumah


tangga masyarakat Transmigrasi di Kab. Parigi Moutong

Hasil perhitungan yang menggunakan path analisis menunjukkan bahwa:

- Pengaruh langsung pendidikan (X1) terhadap pendapatan

(Y1) Transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong sebesar 0,074


171

tidak signifikan dengan nilai t = 0,973. dan (P.Velue = 0.331), hal ini

menunjukkan bahwa pendidikan masyarakat transmigrasi di

Kabupaten ParigiMoutong kecil sekali pengaruhnya terhadap

pendapatan disebabkan karena tingkat pendidikan tanpa diikuti

penyediaan kesempatan kerja tidak banyak artinya bagi

Kesejahteraan ekonomi rumah tangga di Kabupaten Parigi

Moutong.

- Pengaruh langsung kekayaan (X2) terhadap pendapatan

(Y1) sebesar 0,438 signifikan dengan nilai t = 5,836. dan (P.Velue =

0.000), artinya kekayaan yang diarahkan untuk peningkatan

pendapatan mempunyai pengaruh langsung terhadap pendapatan

masyarakat transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong dan

pengaruhnya sangat signifikan.

- Pengaruh langsung kesehatan (X3) terhadap pendapatan

(Y1) transmigrasi di Kabuapten Parigi Moutong sebesar -0,027

tidak signifikan dengan nilai t = -0,363. (P.Velue = 0.716), artinya

kesehatan masyarakat transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong

berpengaruh langsung terhadap pendapatan walaupun sangat kecil

dan negatif, tetapi tidak signifikan.

- Pengaruh langsung pendidikan (X1) terhadap kesejahteraan

kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) sebesar 0,015 tidak

signifikan dengan nilai t = 0,201. (P.Velue = 0.841), artinya ada

pengaruh langsung pendidikan terhadap kesejahteraan masyarakat


172

transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong, namun pengruh itu

sangat kecil dan tidak signifikan.

- Pengaruh langsung kekayaan (X2) terhadap kesejahteraan

kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) masyarakat transmigrasi

sebesar 0,404 dengan nilai t = 5,068 signifikan dan (P.Velue =

0.000). artinya kekayaan yang dimiliki berpengaruh langsung

terhadap kesejahteraan kehidupan ekonomi masyarakat

Transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong dan sangat signifikan.

- Pengaruh langsung kesehatan (X3) terhadap kesejahteraan

kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) masyarakat transmigrasi di

Kabupaten Parigi Moutong sebesar 0,086 dengan nilai t = 1,191

(P.Velue = 0.234), artinya ada pengaruh langsung kesehatan

terhadap kesejahteraan kehidupan ekonomi, namun pengaruhnya

sangat kecil dan tidak signifikan, karena mereka mau berobat jika

penyakit yang dideritanya menyebabkan mereka tidak dapat

bekerja atau pergi sekolah.

- Pengaruh langsung pendapatan (Y1) terhadap

kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga (Y2) transmigrasi

di Kabupaten Parigi Moutong sebesar 0,193 dengan nilai t = 2,425

signifikan. dengan (P.Velue = 0.015), artinya pendapatan

berpengaruh langsung terhadap kesejahteraan kehidupan ekonomi

rumah tangga masyarakat transmigrasi di Kabupaten Parigi

Moutong dan pengaruhnya signifikan.


173

- Hubungan (korelasi) timbal balik antara pendidikan (X1)

terhadap kesehatan (X2) sebesar 0,149. kecil sekali keeratan

hubungan antara pendidikan responden terhadap kekayaan, nilai t

= 1,772 dan P value = 0,076. artinya tidak signifikan pada 5 %,

tetapi signifikan pada 10 %.

- Hubungan (korelasi) timbal balik pendidikan (X1) terhadap

kesehatan (X3) masyarakat transigrasi di Kabupaten Parigi

Moutong sebesar 0,165 dengan nilai t = 1,963 P value = 0,0550.

Artinya ada hubungan timbal balik antara pendidikan masyarakat

transmigrasi dan kesehatan masyarakat transmigrasi dan keeratan

hubungan itu adalah signifikan.

- Hubungan (korelasi) timbal balik kekayaan (X2) terhadap

kesehatan (X3) sebesar -0,049 dengan nilai t = -0,588 P value =

0,557. Artinya ada hubungan timbal balik antara kekayaan dengan

kesehatan transmigrasi dan hubungan itu adalah negatif dan tidak

signifikan.
174

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil perhitungan efisiensi tehnik, efisiensi ekonomi dan efisiensi

harga, ternyata pengelolaan usaha tani efisien untuk efisiensi teknik

namun belum efisiensi untuk efisiensi ekonomi dan efisiensi harga,

berarti Masyarakat transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong masih

mempunyai peluang untuk meningkatkan efisiensi usaha taninya,

karena elastisitas fungsi produksi masih dalam keadaan increasing

return to scale, baik transmigrasi asal Jawa maupun asal Bali.

2. Terdapat perbedaan proporsi pengeluaran untuk konsumsi makanan

bagi masyarakat transmigrasi asal Jawa dan Bali di Kabupaten Parigi

Moutong sebesar 53,41 %,untuk pakaian 5,4%, untuk pendidikan

17,6%, untuk kesehatan 5,9% dan pengeluaran lainnya 17,69%.

3. MPC Transmigrasi asal Jawa lebih besar yaitu 0,817 dibanding MPC

transmigrasi asal Bali 0,712 sehingga kemampuan untuk menabung

juga berbeda.

4. Kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga trnsmigrasi asal

Jawa dan Bali dipengaruhi oleh variabel pendidikan kepala rumah

tangga, kekayaan, kesehatan dan pendapatan anggota rumah

tangga. Dari ke empat variabel tersebut di atas yang mempunyai


175

pengaruh signifikan adalah kekayaan rumah tangga, artinya secara

signifikan kekayaan rumah tangga apabila disrtai dengan penyediaan

lapangan kerja, akan menyebabkan peningkatan pendapatan rumah

tangga sehingga mempunyai pengaruh langsung dengan

kesejahteraan kehidupan ekonomi rumah tangga masyarakat

transmigrasi di kabupten Parigi Moutong.

B. Saran

Bertolak dari kesimpulan seperti yang terlihat di atas, maka berikut

ini dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Transmigrasi asal Jawa dan bali masih mempunyai peluang

untuk melakukan efisiensi teknik, efisiensi ekonomi dan efisiensi

harga melalui penggunaan faktor-faktor produksi secara optial yang

dibarengi dengan bimbingan berusaha tani.

2. Transmigrasi Jawa dan Bali perlu melakukan penghematan

sehingga peluang untuk menabung menjadi lebih besar.

3. Untuk meningkatkan kesejahteraan Rumah Tangga masyarakat

transmigrasi asal Jawa dan Bali perlu membelanjakan

pendapatannya untuk asset yang dapat menambah kekayaan

mereka, sehingga menjadi modal untuk meningkatkan pendapatan

Rumah Tangga.
176

DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih Sri. 1999. Ekonomi Mikro. Penerbit BPFE Universitas Gajah


Mada Yogyakarta.

Anonim, 1991. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Transmigrasi.


Penerbit Departemen Transmigrasi Pusat Penelitian dan
Pengembangan Transmigrasi Jakarta.

..........., 1996. Strategi Pembinaan Usha Ekonomi Daerah


Transmigrasi Melalui Kerja sama Dunia Usaha Dalam Rangka
Peningktan Kesejahteraan Transmigran. Penerbit Departemen
Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan Jakarta.

.........., 1996. Pembangunan Keluarga Sejahtera Dalam Rangka


Peningkatan Penanggulangan Kemiskinan, Kantor Menteri
Negara Kependudukan/Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional, Jakarta.

Arbuckle, J, L., 1999. Amos Users’ Guide, Version 3. 6. Chicago :


Smallwaters Corporation.

Arief Sritua, 1996. Teori Ekonomi Mikro dan Makro Lanjutan. Penerbit
PT. Raja Grafindo Persada Jakarta.

Basri, Hasan. 1999. Pembangunan Ekonomi Rakyat di Pedesaan


Sebagai Strategi Penanggulangan Kemiskinan. Penerbit Bina
Rena Pariwara.Jakarta.

Banoewidjojo Moeljadi. 1983. Pembangunan Pertanian. Penerbit Usaha


Nasional Surabaya.

Beattie Bruce R. & Robert Taylor. 1996. Ekonomi Produksi (Terjemaha).


Penerbit Gajah Mada University Press. Yogyakarta

BPS. 2000. Sulawesi Tengah Dalam Angka.Badan Pusat Statistik


Propinsi Sulawesi Tengan.

...........2002. Sulawesi Tengah Dalam Angka. Badan Pusat Statistik


Propinsi Sulawesi Tengah.

...........2004, Sulawesi Tengah Dalam Angka. Badan Pusat Statistik


Propinsi Sulawesi Tengah.
177

...........2002. Kabupaten Parigi Moutong Dalam Angka. Badan Pusat


Statistik Propinsi Sulawesi Tengah.

.......,2004. Kabupaten Parigi Moutong Dalam Angka. Badan Pusat


Statistik Propinsi Sulawesi Tengah.

........2004 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kota Menurut


lapangan Usaha di Sulawesi tengah. Badan Pusat Statistik
Propinsi Sulawesi Tengah.

Deliarnov,1997. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Edisi Revisi.


Penerbit Raja Grapindo Persada.Jakarta.

Departemen Transmigrasi dan PPH. 1997. Proyek Dukungan Teknis


Perencanaan Pemukiman dan Prasarana Transmigrasi Pusat.
Laporan akhir. PT. Saran Widya Sempurna. Jakarta.

Engel James F. Blackwell Roger D. Miniard Paul W. 1994. Perilaku


Konsumen jilid I (Terjemahan). Penerbit Binarupa Aksara
Jakarta.

Deaton A. J. Muellbaner. 1984. Economics and Consumer Behaviour.


Cambridge University Press, London.

Nurland, F., 1993. Alokasi Waktu dan Pengeluaran Rumah Tangga


Etnit Bugis, Makassar dan Mandar dalam Masyarakat Nelayan
di Sulawesi Selatan. Disertasi Program Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor, Universitas Hasanuddin Ujung Pandang.

Fattah, M.. 1999. Perilaku Ekonomi Masyarakat Pedesaan Studi kasus


Dua Tipe Desa Masyarakat Suku Tolare Di Kabupaten
Donggala Propinsi Sulawesi Tengah. Disertasi S3 pada
Fakultas Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar.

Fatmawati, 1998. Perilaku Petani dalam pemanfaatan Lahan Sawah,


Suatu analisis Antropologis di Kecamatan Maritengngae
Kabupaten Sidenreng Rappang. Universitas Hasanuddin, Tesis
tidak dipublikasikan.

Ferdinand, Augusty, 2002. Structural Equation Modeling Dalam


Penelitian Manajemen :Aplikasi Model-Model Rumit Dalam
Penelitian Untuk Tesis Magister & Disertasi Doktor, BP UNDIP
Semarang.
178

Gujarati Damodar. 1993. Ekonometrika Dasar. Penerbit Erlangga.


Jakarta.

Hamid Edy Suandi. 2003. Asumsi Homo Ekonomikus dan Manusia


Rasional Dipertanyakan Sumber utama tulisan ini dari
“Biviourist at the gates” dalam the Economict. Penerbit Pusat
Studi ekonomi Pancasila Universitas Gajah mada.

Hanson.A.J. 1981. Transmigrasi dan Pengembangan Wilayah


Marginal.Yayasan Obor Indonesia. Gramedia Jakarta.

Hair, J.F. Anderson, R. E. Tatham, R. L. And Black W. C. 1992.


Multivariate Data Analisys. New York: McMillan Publishing
Company.

Hartono, Jogiyanto. 1999. Teori Ekonomi Mikro Analisis Matematis.


Penerbit Andi Yogyakarta.

Hayami Yujiro dan Kikuchi Masao, 1987. Dilema Ekonomi Desa Suatu
Pendekatan Ekonomi Terhadap Perbahan Kelembagaan di
Asia. Penerbit Yayasan Obor Indonesia Jakarta.

Ibrahim Indrawijaya,1989. Perilaku Organisasi. Penerbit Sinar Baru


Bandung.

Jogianto Hartono. 1999. Teori Ekonomi Mikro, Analisis Matematis.


Edisi pertama Yogyakarta.

Kasryno. Faisal. 1984. Prospek Pembanguna Ekonomi Pedesaan


Indonesia. Penerbit Yayasan Obor Indonesia Jakarta.

Kerlinger, Fred N. 2000. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Gajah Mada


University Press. Yogyakarta.

Koentjaraningrat, 1991. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan,


Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

_____________, 2002. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan,


Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Komite Penanggulangan Kemiskinan. 2002. Pedoman Komite


Penanggulangan Kemiskinan. Sekretariat Komite
penanggulangan Kemiskinan Jakarta.
179

Koutsoyiannis A. 1979. Modern Microeconomics second edition.


Macmillan Education ltd, Printed in Hongkong.

Levang Patrice. 2003. Ayo Ketanah Sabrang Transmigrasi di


Indonesia (Terjemahan). Penerbit Gramedia Jakarta.

Madukallang,1999. Perilaku Ekonomi Masyarakat Pedesaan (Studi


kasus pada du tipe desa Masyarakat suku Tolare) di
Kabupaten Donggala. Disertasi S3 pada Fakultas Pascasarjana
Unhas, Makassar.

Mankiw, N. Gregory.2000.. Principles of economics (terjemahan).


Penerbit Erlangga.

Meier Gerald M. 1976. Leading Issues in Economic Development


third edition. Penerbit On Ford University Press. New York.

Mowen, John C. / Minor Michael. 2001. Perilaku Konsumen


(Terjemahan). Penerbit Erlangga.

Nangoi Ronald. 1993. Transmigrasi IndusriDimensi baru Berpotensi.


PT. Rajgrafindo Persada. Jakarta.

Philips, L. 1974. Applied Consumption Analysis. North-Holland


Publishing Company, Amsterdam-Oxford.

Pressman, Steven. 2000. Lima Puluh Pemikir Ekonomi Dunia. Penerbit


Raja grapindo Persada. Jakarta.

P. Robins Stephen, 2001. Perilaku Organisasi jilid 1 Edisi Kedelapan.


Penerbit Prenhallindo Jakarta.

Pusat Pembinaan Sumberdaya Manusia. 1980. Pemantapan Usaha


Pembangunan di Daerah Transmigrasi. Penerbit YTKI friedrich
Eberto Stiftung. Jakarta Selatan

Saleh, Chaerul. 1984. Pola Pengeluaran Rumah Tangga dan


Penguasaan Modal bukan Tanah, hal. 357-376. Dalam Kasryno
F. ed. ”Prospek Pembangunan Ekonomi Pedesaan Indonesia”.
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Saleh, A. Karim. 1982. Peranan Transmigrasi dalam Pembangunan


Kabupaten Luwu Propinsi Sulawesi Selatan (Studi kasus
penggunaan model input-output). Disertasi S3 pada Fakultas
Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
180

Sajogyo, 1982. Bunga Rampai Perekonomian Desa. Penerbit Yayasan


Obor Indonesia dan Institut Pertanian Bogor.

Saefudin AM. 1983. Pengkajian pemasaran komoditi pertanian.


Pascasarjana IPB. Bogor.

Schumacher E.F. 1979. Kecil Itu Indah Ilmu ekonomi yang


mementingkan rakyat kecil. Penerbit LP3ES. Jakarta.

Scott. James C. 1989. Moral Ekonomi Petani (Pergolakan dan


Subsistensi di Asia Tenggara). Penerbit LP3ES.

S. Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif


Pembangunan. Penerbit PT. Raja Grapindo Persada. Jakarta.

Suparmoko M. 1996. Metode Penelitian Praktis Edisi ke-3. Penerbit


BPFE Universitas Gajah mada Yogyakarta.

Supranto J. 1984. Ekonometrik buku dua. Penerbit Lembaga penerbit


Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

............... 2001. Statistik Teori dan Aplikasi jilid 2 edisi keenam.


Penerbit. Erlangga Jakarta.

Soekartawi. 1994. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan


Analisis Fungsi Cobb-Douglas. Penerbit Rajagrapindo Persada
Jakarta.

Soekartawi, A.Soeharjo, John L. Dillon, J. Brian Hardaker, 1986. Ilmu


Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil.
Penerbit. Universitas Indonesia.

…………1995. Analisis Usaha Tani. Penerbit Universitas Indonesia UI


Press Jakarta.

………..1987. Perinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan


Aplikasinya. Edisi Pertama. Penerbit CV. Rajawali. Jakarta.

Soemitro Remi Sutyastie dan Tjiptoherianto Prijono. 2002 Kemiskinan


dan Ketidak merataan di Indonesia. Edisi Indonesia Inggeris.
Penerbit Rineka Cipta Jakarta.

Syafar Abdul Wahid, 1995. Studi Empirik Faktor-Faktor Kultural Dalam


Gaya Kepemimpinan Dikalangan Ponggawa-Sawi Bugis
Makassar, Disertasi Doktor Institut Teknologi Bandung.
181

............................., 2001. Kepemimpinan Teori, Gaya dan Analisis


Perspektif Budaya. Universitas Tadulako Press. Palu.

Saragih Bungaran. 2001. Suara Dari Bogor Membangun Sistim


Agribisnis. Penerbit Pustaka Wirausaha Muda (Edisi kedua).

Swasono Sri-Edi, Dan Singarimbun Masri, 1985, Sepuluh Windu


Transmigrasi di Indonesia. Penerbit Universitas Indonesia.

Sumarwan Ujang. 2003. Perilaku Konsumen (Teori dan Penerapannya


dalam Pemasaran). Penerbit Ghalia Indonesia.

Sumodiningrat Gunawan. 2000. Pembangunan EkonomiMelalui


Pengembangan Pertanian, Penerbit PT. Bina Rena pariwara.
Jakarta.

……….. 2001 Menuju Swasembada Pangan Revolusi Hijau II


Introduksi Manajemen dalam Pertanian. Penerbit RBI Jakarta.

Tjiptoherianto, Prijono. 1997. Prospek Perekonomian Indonesia Dalam


Rangka Globalisasi. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Winardi. 1991. Marketing Dan Perilaku Konsumen. Penerbit Mandar


Maju Bandung.

Yudohusodo Siswono. 1998. Transmigrasi Kebutuhan Negara


Kepulauan Berpenduduk Heterogen Dengan Persebaran
Yang Timpang. Penerbit Aksara Grafika Jakarta.
182

Lampiran 1.
Data Produksi Padi Transmigrasi asal Jawa
Y X1 X2 X3 ln Y ln X1 lnX2 ln X3
1 13,900,000 2.00 134 7,846,000 16.45 0.69 4.90 15.88
2 14,650,000 2.00 164 8,908,500 16.50 0.69 5.10 16.00
3 6,750,000 1.25 95 6,277,500 15.73 0.22 4.55 15.65
4 16,886,000 2.40 261 8,884,000 16.64 0.88 5.56 16.00
5 15,843,750 2.00 257 8,891,000 16.58 0.69 5.55 16.00
6 15,800,000 2.25 250 8,209,000 16.58 0.81 5.52 15.92
7 16,860,000 2.25 284 8,209,000 16.64 0.81 5.65 15.92
8 27,600,000 5.00 200 9,938,000 17.13 1.61 5.30 16.11
9 11,420,000 2.00 146 6,296,500 16.25 0.69 4.98 15.66
10 15,625,000 2.25 249 9,013,000 16.56 0.81 5.52 16.01
11 24,650,000 2.45 293 8,152,500 17.02 0.90 5.68 15.91
12 12,700,000 2.25 108 7,455,500 16.36 0.81 4.68 15.82
13 17,382,500 2.25 291 8,734,500 16.67 0.81 5.67 15.98
14 13,475,000 2.50 113 6,494,500 16.42 0.92 4.73 15.69
15 18,675,000 2.50 276 9,841,000 16.74 0.92 5.62 16.10
16 13,680,000 2.00 121 6,702,500 16.43 0.69 4.80 15.72
17 11,800,000 2.00 148 6,296,500 16.28 0.69 5.00 15.66
18 7,800,000 1.63 84 3,952,000 15.87 0.49 4.43 15.19
19 25,150,000 5.00 225 9,929,000 17.04 1.61 5.42 16.11
20 15,340,000 2.25 223 8,977,500 16.55 0.81 5.41 16.01
21 4,800,000 1.25 86 3,884,500 15.38 0.22 4.45 15.17
22 8,800,000 2.00 92 5,229,000 15.99 0.69 4.52 15.47
23 18,000,000 2.50 227 8,209,000 16.71 0.92 5.42 15.92
24 14,237,500 2.50 81 8,413,000 16.47 0.92 4.39 15.95
25 14,490,000 2.25 119 7,472,000 16.49 0.81 4.78 15.83
26 15,440,000 2.50 210 8,837,500 16.55 0.92 5.35 15.99
27 22,780,000 3.00 307 10,096,000 16.94 1.10 5.73 16.13
28 10,200,000 2.00 117 6,443,500 16.14 0.69 4.76 15.68
29 9,040,000 2.95 102 3,262,000 16.02 1.08 4.62 15.00
30 9,950,000 2.00 113 5,982,000 16.11 0.69 4.73 15.60
31 8,000,000 2.00 97 6,362,500 15.89 0.69 4.57 15.67
32 21,175,000 3.00 297 9,249,000 16.87 1.10 5.69 16.04
33 12,200,000 2.00 143 6,604,000 16.32 0.69 4.96 15.70
34 14,850,000 2.00 131 8,547,500 16.51 0.69 4.88 15.96
35 15,585,000 2.50 223 8,494,500 16.56 0.92 5.41 15.95
36 14,900,000 3.00 104 6,955,000 16.52 1.10 4.64 15.75
37 10,000,000 1.75 140 6,492,000 16.12 0.56 4.94 15.69
38 16,031,250 2.00 271 9,350,000 16.59 0.69 5.60 16.05
183

39 17,111,000 2.40 266 8,180,500 16.66 0.88 5.58 15.92


40 9,100,000 1.75 140 6,080,500 16.02 0.56 4.94 15.62
41 17,062,500 2.25 277 8,127,000 16.65 0.81 5.62 15.91
42 13,725,000 2.00 117 8,254,500 16.43 0.69 4.76 15.93
43 23,900,000 3.00 320 9,117,000 16.99 1.10 5.77 16.03
44 14,615,000 2.50 115 6,897,500 16.50 0.92 4.74 15.75
45 20,317,500 2.50 296 8,471,000 16.83 0.92 5.69 15.95
46 18,517,500 2.70 217 6,771,000 16.73 0.99 5.38 15.73
47 19,250,000 4.25 150 8,664,500 16.77 1.45 5.01 15.97
48 20,175,000 2.50 296 9,856,000 16.82 0.92 5.69 16.10
49 34,400,000 3.00 325 12,405,000 17.35 1.10 5.78 16.33
50 17,515,000 2.50 256 8,597,000 16.68 0.92 5.55 15.97
51 12,300,000 2.00 120 7,405,500 16.33 0.69 4.79 15.82
52 17,580,000 2.50 235 8,365,500 16.68 0.92 5.46 15.94
53 15,000,000 4.25 175 8,180,500 16.52 1.45 5.16 15.92
54 9,800,000 2.25 103 5,237,000 16.10 0.81 4.63 15.47
55 20,400,000 2.00 294 8,894,000 16.83 0.69 5.68 16.00
56 16,531,250 2.25 287 8,221,000 16.62 0.81 5.66 15.92
57 17,350,000 3.25 267 8,240,500 16.67 1.18 5.59 15.92
58 16,480,000 2.25 266 9,883,500 16.62 0.81 5.58 16.11
59 15,450,000 2.50 217 8,035,500 16.55 0.92 5.38 15.90
60 13,565,000 2.00 112 8,030,000 16.42 0.69 4.72 15.90
61 14,950,000 2.50 130 8,630,500 16.52 0.92 4.87 15.97
62 13,740,000 2.00 126 8,098,500 16.44 0.69 4.84 15.91
63 11,950,000 2.00 128 6,815,500 16.30 0.69 4.85 15.73
64 12,400,000 2.00 160 6,767,500 16.33 0.69 5.08 15.73
65 18,112,500 2.50 268 8,334,000 16.71 0.92 5.59 15.94
66 20,500,000 3.00 248 9,650,500 16.84 1.10 5.51 16.08
67 32,400,000 3.00 272 11,955,000 17.29 1.10 5.61 16.30
68 16,450,000 2.25 238 8,082,500 16.62 0.81 5.47 15.91
69 17,368,000 2.45 290 6,702,500 16.67 0.90 5.67 15.72
70 11,000,000 2.00 136 6,199,500 16.21 0.69 4.91 15.64
71 18,975,000 2.50 121 8,666,000 16.76 0.92 4.80 15.97
72 11,400,000 2.00 131 8,424,000 16.25 0.69 4.88 15.95
73 28,900,000 4.00 300 9,064,000 17.18 1.39 5.70 16.02
Min 4,800,000 1.25 81 3,262,000 15.38 0.22 4.39 15.00
Max 34,400,000 5.00 325 12,405,000 17.35 1.61 5.78 16.33
Rata 15,955,565 2.44 194 7,920,486 16.53 0.86 5.18 15.86

Lampiran 1.1. Hasil Perhitungan Regresi Produksi Padi Transmigrasi asal Jawa
184

Regression : Fungsi Produksi - Jawa

Descriptive Statistics

Std.
Mean N
Deviation
Produksi 16.5275 0.3484 73
Lahan 0.8599 0.2509 73
TenagaKerja 5.1842 0.4239 73
Modal 15.8612 0.2297 73

Correlations
Produksi Lahan TenagaKerja Modal
Pearson
Produksi 1.0000 0.7298 0.7722 0.8327
Correlation
Lahan 0.7298 1.0000 0.4220 0.4759
TenagaKerja 0.7722 0.4220 1.0000 0.6830
Modal 0.8327 0.4759 0.6830 1.0000
Sig. (1-tailed) Produksi . 0.0000 0.0000 0.0000
Lahan 0.0000. 0.0001 0.0000
TenagaKerja 0.0000 0.0001. 0.0000
Modal 0.0000 0.0000 0.0000.
N Produksi 73 73 73 73
Lahan 73 73 73 73
TenagaKerja 73 73 73 73
Modal 73 73 73 73

Variables Entered/Removed(b)
185

Variables Variables
Model Method
Entered Removed

Modal, Lahan,
1 . Enter
TenagaKerja(a)
aAll requested variables entered.
bDependent Variable: Produksi

Model Summary(b)
Std. Error
Adjusted R Durbin-
Model R R Square of the
Square Watson
Estimate
1 0.9420 0.8873 0.8824 0.1194 2.0968
aPredictors: (Constant), Modal, Lahan, TenagaKerja
bDependent Variable: Produksi

ANOVA(b)
Sum of Mean
Model df F Sig.
Squares Square
1 Regression 7.7530 3 2.5843 181.1452 0.0000
Residual 0.9844 69 0.0143
Total 8.7374 72
aPredictors: (Constant), Modal, Lahan, TenagaKerja
bDependent Variable: Produksi

ANOVA(b)
Correlations Collinearity Statistics
Zero-order Partial Part Tolerance VIF

0.7298 0.7127 0.3410 0.7559 1.3230


0.7722 0.5550 0.2239 0.5214 1.9179
0.8327 0.6715 0.3042 0.4907 2.0379

Collinearity Diagnostics(a)
186

Condition Variance
Model Dimension Eigenvalue
Index Proportions

(Constant) Lahan TenagaKerja Modal


1 1 3.9420 1.0000 0.0000 0.0036 0.0002 0.0000
2 0.0544 8.5131 0.0003 0.8078 0.0028 0.0002
3 0.0035 33.5564 0.0071 0.1048 0.6812 0.0029
4 0.0001 264.3194 0.9926 0.0838 0.3158 0.9969
aDependent Variable: Produksi

Casewise Diagnostics(a)

Case Number Std. Residual Produksi


53 -3.0257 16.52
a.Dependent Variable:
Produksi

Residuals Statistics(a)
Std.
Minimum Maximum Mean N
Deviation
Predicted Value 15.5368 17.1599 16.5275 0.3281 73
Residual -0.3614 0.3122 0.0000 0.1169 73
Std. Predicted
-3.0191 1.9271 0.0000 1.0000 73
Value
Std. Residual -3.0257 2.6135 0.0000 0.9789 73
aDependent Variable: Produksi

: Heteroskedastisitas
Regression
Kelompok I

Variables Entered/Removed(b)

Variables Variables
Model Method
Entered Removed
187

Modal, Lahan,
1 . Enter
TenagaKerja(a)

aAll requested variables entered.


bDependent Variable: Produksi

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square
Square Estimate
1 0.9057 0.8203 0.8034 0.1176
aPredictors: (Constant), Modal, Lahan, TenagaKerja

ANOVA(b)
Sum of Mean
Model df F Sig.
Squares Square
1 Regression 2.0197 3 0.6732 48.6850 0.0000
Residual 0.4425 32 0.0138
Total 2.4622 35
aPredictors: (Constant), Modal, Lahan, TenagaKerja
bDependent Variable: Produksi

Coefficients(a)

Unstandardized Standardized
Model t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.6155 1.3973 3.3031 0.0024
Lahan 0.5579 0.0965 0.4562 5.7818 0.0000
TenagaKerja 0.1025 0.1030 0.0898 0.9948 0.3273
Modal 0.6836 0.1015 0.6081 6.7357 0.0000
aDependent Variable: Produksi

: Heteroskedastisitas
Regression
Kelompok II
188

Variables Entered/Removed(b)

Variables Variables
Model Method
Entered Removed

Modal, Tenaga
1 . Enter
Kerja, Lahan(a)
aAll requested variables entered.
bDependent Variable: Produksi

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square
Square Estimate
1 0.8217 0.6752 0.6448 0.1238
Predictors: (Constant), Modal, TenagaKerja,
a
Lahan

ANOVA(b)
Sum of Mean
Model df F Sig.
Squares Square
1 Regression 1.0202 3 0.3401 22.1750 0.0000
Residual 0.4907 32 0.0153
Total 1.5109 35
aPredictors: (Constant), Modal, TenagaKerja, Lahan
bDependent Variable: Produksi

Coefficients(a)
Unstandardized Standardized
Model t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
189

1 (Constant) 3.5678 2.8944 1.2326 0.2267


Lahan 0.5218 0.1019 0.5787 5.1215 0.0000
TenagaKerja 0.2668 0.1157 0.2510 2.3066 0.0277
Modal 0.7018 0.1901 0.4089 3.6920 0.0008
aDependent Variable: Produksi

Collinearity
Koefisien Std. Signifi- Koefisien Koefisien
Variabel Statistics
Regresi Error kansi Korelasi Determinasi
(VIF)
(Constant) 73.2685 1.2399 0.0009
Lahan 0.5445 0.0645 0.0000 0.7127 0.5079 1.3230
TenagaKerja 0.2548 0.0460 0.0000 0.5550 0.3080 1.9179
Modal 0.6585 0.0875 0.0000 0.6715 0.4509 2.0379
R Squared = 0.8873 Std. Error of the Estimate = 0.1194

R = 0.9420 Durbin-Watson Test = 2.0968

Coefficients(a)

Unstandardized Standardized
Model t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.2941 1.2399 3.4633 0.0009
Lahan 0.5445 0.0645 0.3922 8.4387 0.0000
TenagaKerja 0.2548 0.0460 0.3101 5.5421 0.0000
Modal 0.6585 0.0875 0.4342 7.5279 0.0000
aDependent Variable: Produksi

Lampiran 2.
Data Produksi Padi Transmigrasi asal Bali

Y X1 X2 X3 ln Y ln X1 lnX2 ln X3

1 15,820,000 2.00 225 9,832,000 16.58 0.69 5.42 16.10


190

2 14,400,000 2.75 146 8,866,000 16.48 1.01 4.98 16.00


3 27,200,000 4.00 310 12,883,500 17.12 1.39 5.74 16.37
4 27,787,500 4.50 227 10,664,500 17.14 1.50 5.42 16.18
5 15,900,000 2.00 172 8,824,500 16.58 0.69 5.15 15.99
6 10,150,000 2.00 103 4,636,500 16.13 0.69 4.63 15.35
7 18,700,000 2.25 128 11,073,000 16.74 0.81 4.85 16.22
8 14,500,000 2.00 187 8,941,500 16.49 0.69 5.23 16.01
9 12,800,000 1.63 131 5,035,500 16.36 0.49 4.88 15.43
10 11,825,000 2.00 116 8,322,000 16.29 0.69 4.75 15.93
11 30,400,000 5.00 240 12,180,500 17.23 1.61 5.48 16.32
12 7,400,000 1.25 60 3,552,000 15.82 0.22 4.09 15.08
13 11,900,000 2.00 132 6,204,000 16.29 0.69 4.88 15.64
14 13,250,000 2.00 121 8,863,000 16.40 0.69 4.80 16.00
15 18,150,000 2.75 106 9,815,500 16.71 1.01 4.66 16.10
16 21,200,000 3.60 325 9,821,000 16.87 1.28 5.78 16.10
17 24,750,000 4.00 220 10,838,000 17.02 1.39 5.39 16.20
18 16,580,000 2.50 126 9,954,500 16.62 0.92 4.84 16.11
19 4,400,000 0.75 172 3,862,000 15.30 -0.29 5.15 15.17
20 28,050,000 1.75 272 14,955,000 17.15 0.56 5.61 16.52
21 12,400,000 2.23 113 7,530,000 16.33 0.80 4.73 15.83
22 12,580,000 2.50 106 8,887,500 16.35 0.92 4.66 16.00
23 16,400,000 2.00 150 10,298,500 16.61 0.69 5.01 16.15
24 11,800,000 2.00 186 6,008,000 16.28 0.69 5.23 15.61
25 14,250,000 2.00 160 8,508,500 16.47 0.69 5.08 15.96
26 14,840,000 2.25 131 8,864,500 16.51 0.81 4.88 16.00
27 3,400,000 1.25 64 5,816,000 15.04 0.22 4.16 15.58
28 10,400,000 2.00 113 4,829,000 16.16 0.69 4.73 15.39
29 26,400,000 2.00 320 10,199,500 17.09 0.69 5.77 16.14
30 9,600,000 2.00 136 4,106,500 16.08 0.69 4.91 15.23
31 20,000,000 2.00 244 8,494,000 16.81 0.69 5.50 15.95
32 11,400,000 2.00 104 7,524,000 16.25 0.69 4.64 15.83
33 25,800,000 2.00 300 13,462,000 17.07 0.69 5.70 16.42
34 11,800,000 2.00 139 5,005,500 16.28 0.69 4.93 15.43
35 15,200,000 1.25 240 10,406,500 16.54 0.22 5.48 16.16
36 13,750,000 2.00 130 8,732,000 16.44 0.69 4.87 15.98
37 12,400,000 1.75 121 7,284,000 16.33 0.56 4.80 15.80
38 7,400,000 2.00 96 4,818,000 15.82 0.69 4.56 15.39
39 33,000,000 2.00 300 15,096,000 17.31 0.69 5.70 16.53
40 9,300,000 2.95 75 4,243,500 16.05 1.08 4.32 15.26
41 28,600,000 4.00 204 13,750,000 17.17 1.39 5.32 16.44
42 11,400,000 2.00 164 5,896,500 16.25 0.69 5.10 15.59
191

43 32,725,000 2.50 246 16,254,500 17.30 0.92 5.51 16.60


44 9,000,000 2.00 107 5,231,000 16.01 0.69 4.67 15.47
45 10,000,000 2.00 120 7,141,500 16.12 0.69 4.79 15.78
46 9,000,000 2.00 110 3,763,500 16.01 0.69 4.70 15.14
47 12,000,000 2.00 106 8,359,000 16.30 0.69 4.66 15.94
48 12,400,000 2.00 140 6,705,000 16.33 0.69 4.94 15.72
49 15,500,000 2.00 123 10,157,500 16.56 0.69 4.81 16.13
50 10,000,000 2.50 112 6,864,000 16.12 0.92 4.72 15.74
51 8,640,000 2.00 98 5,877,500 15.97 0.69 4.58 15.59
52 10,400,000 2.00 132 4,326,500 16.16 0.69 4.88 15.28
53 19,000,000 2.00 280 9,905,000 16.76 0.69 5.63 16.11
54 11,400,000 2.00 166 5,258,500 16.25 0.69 5.11 15.48
55 12,800,000 2.00 140 6,711,000 16.36 0.69 4.94 15.72
56 13,700,000 2.00 103 8,019,500 16.43 0.69 4.63 15.90
57 11,000,000 2.50 112 4,111,500 16.21 0.92 4.72 15.23
58 16,400,000 3.00 140 7,142,000 16.61 1.10 4.94 15.78
59 24,500,000 3.00 232 13,520,000 17.01 1.10 5.45 16.42
60 10,400,000 2.25 89 4,737,000 16.16 0.81 4.49 15.37
61 27,500,000 3.25 224 14,362,000 17.13 1.18 5.41 16.48
62 12,800,000 2.00 140 6,711,000 16.36 0.69 4.94 15.72
63 13,450,000 3.00 98 8,405,000 16.41 1.10 4.58 15.94
64 16,750,000 2.50 150 9,209,000 16.63 0.92 5.01 16.04
65 8,000,000 2.00 98 5,328,000 15.89 0.69 4.58 15.49
66 26,400,000 3.50 178 8,492,000 17.09 1.25 5.18 15.95
67 10,400,000 2.00 122 4,577,500 16.16 0.69 4.80 15.34
68 14,200,000 2.50 116 8,080,500 16.47 0.92 4.75 15.90
69 29,500,000 2.50 330 9,125,500 17.20 0.92 5.80 16.03
70 13,150,000 1.75 199 8,916,500 16.39 0.56 5.29 16.00
71 21,700,000 3.00 184 12,846,000 16.89 1.10 5.21 16.37
72 9,800,000 2.00 138 5,535,000 16.10 0.69 4.93 15.53
73 14,920,000 2.50 119 15,982,000 16.52 0.92 4.78 16.59
Min 3,400,000 1 60 3,552,000 15 0 4 15
Max 33,000,000 5 330 16,254,500 17 2 6 17
Rata 15,681,062 2 161 8,363,548 16 1 5 16

Regression: Fungsi Produksi - Bali

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N


192

Produksi 16.4722 0.4451 73


Lahan 0.7955 0.2967 73
TenagaKerja 5.0033 0.3942 73
Modal 15.8667 0.3894 73

Correlations
Tenaga
Produksi Lahan Modal
Kerja
Pearson
Produksi 1.0000 0.6432 0.7737 0.8182
Correlation
Lahan 0.6432 1.0000 0.2896 0.4593
Tenaga Kerja 0.7737 0.2896 1.0000 0.6307
Modal 0.8182 0.4593 0.6307 1.0000
Sig. (1-tailed) Produksi . 0.0000 0.0000 0.0000
Lahan 0.0000. 0.0065 0.0000
Tenaga Kerja 0.0000 0.0065. 0.0000
Modal 0.0000 0.0000 0.0000.
N Produksi 73 73 73 73
Lahan 73 73 73 73
Tenaga Kerja 73 73 73 73
Modal 73 73 73 73

Variables Entered/Removed(b)

Variables
Model Variables Entered Method
Removed
Modal, Lahan, Tenaga
1 . Enter
Kerja(a)
aAll requested variables entered.
193

bDependent Variable: Produksi

Model Summary(b)

R Adjusted R Std. Error of the Durbin-


Model R
Square Square Estimate Watson
1 0.9330 0.8704 0.8648 0.1637 2.2345
aPredictors: (Constant), Modal, Lahan, Tenaga Kerja
bDependent Variable: Produksi

Coefficients(a)
Unstandardized Standardized
Model t Sig.
Coefficients Coefficients
Std.
B Beta
Error
1 (Constant) 6.5280 0.9188 7.1050 0.0000
Lahan 0.5087 0.0732 0.3390 6.9484 0.0000
Tenaga Kerja 0.4833 0.0631 0.4279 7.6625 0.0000
Modal 0.4488 0.0688 0.3926 6.5243 0.0000
aDependent Variable: Produksi

Coefficients(a)

Correlations Collinearity Statistics

Zero-order Partial Part Tolerance VIF

0.6432 0.6416 0.3011 0.7891 1.2673


0.7737 0.6780 0.3321 0.6022 1.6607
0.8182 0.6177 0.2827 0.5186 1.9281

Collinearity Diagnostics(a)

Condition Variance
ModelDimensionEigenvalue
Index Proportions

(Constant) Lahan TenagaKerja Modal


1 1 3.9088 1.0000 0.00000.0058 0.0002 0.0000
2 0.0877 6.6778 0.00050.8252 0.0027 0.0003
194

3 0.0033 34.2367 0.03210.0289 0.7342 0.0078


4 0.0002 146.8852 0.96740.1401 0.2629 0.9919
aDependent Variable: Produksi

Casewise Diagnostics(a)

Std.
Case Number Produksi
Residual
27 -3.6851 15.04
Dependent Variable:
a
Produksi

Residuals Statistics(a)

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 15.3850 17.3565 16.4722 0.4153 73


Residual -0.6032 0.4350 0.0000 0.1602 73
Std. Predicted
-2.6179 2.1294 0.0000 1.0000 73
Value
Std. Residual -3.6851 2.6576 0.0000 0.9789 73
aDependent Variable: Produksi

Regression: Heteroskedastisitas Kelompok I

Variables Entered/Removed(b)
Variables
Model Variables Removed Method
Entered
Modal, Lahan,
1 . Enter
TenagaKerja(a)
195

aAll requested variables entered.


bDependent Variable: Produksi

Model Summary

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square
Square the Estimate
1 0.8234 0.6780 0.6478 0.1690
aPredictors: (Constant), Modal, TenagaKerja, Lahan

ANOVA(b)
Sum of Mean
Model df F Sig.
Squares Square
1 Regression 1.9235 3 0.6412 22.4565 0.0000
Residual 0.9136 32 0.0286
Total 2.8371 35
a Predictors: (Constant), Modal, TenagaKerja, Lahan
bDependent Variable: Produksi

Coefficients(a)
Unstandardized Standardized
Model t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 9.6556 1.7235 5.6022 0.0000
Lahan 0.7672 0.1313 0.6080 5.8451 0.0000
TenagaKerja 0.4669 0.1139 0.4262 4.0985 0.0003
Modal 0.2405 0.1157 0.2221 2.0793 0.0457
Dependent Variable: Produksi
a

Regression: Heteroskedastisitas Kelompok II

Variables Entered/Removed(b)

Variables
Model Variables Entered Method
Removed
Modal, TenagaKerja,
1 . Enter
Lahan(a)
196

aAll requested variables entered.


bDependent Variable: Produksi

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square
Square Estimate
1 0.8893 0.7908 0.7712 0.1399
aPredictors: (Constant), Modal, Lahan, TenagaKerja

ANOVA(b)

Sum of Mean
Model df F Sig.
Squares Square

1 Regression 2.3674 3 0.7891 40.3236 0.0000


Residual 0.6263 32 0.0196
Total 2.9937 35
aPredictors: (Constant), Modal, Lahan, TenagaKerja
bDependent Variable: Produksi

Coefficients(a)
Unstandardized Standardized
Model t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.6936 1.8132 3.6915 0.0008
Lahan 0.3415 0.0792 0.3545 4.3135 0.0001
TenagaKerja 0.4515 0.0724 0.5532 6.2373 0.0000
Modal 0.4598 0.1200 0.3429 3.8315 0.0006
aDependent Variable: Produksi

Collinearity
Koefisien Std. Signifi- Koefisien Koefisien
Variabel Statistics
Regresi Error kansi Korelasi Determinasi
(VIF)

(Constant) 6.5280 0.91880.0000


Lahan 0.5087 0.07320.0000 0.6416 0.4117 1.2673
Tenaga Kerja 0.4833 0.06310.0000 0.6780 0.4597 1.6607
Modal 0.4488 0.06880.0000 0.6177 0.3815 1.9281
197

R Squared = 0.8704 Std. Error of the Estimate = 0.1637

R = 0.9330 Durbin-Watson Test = 2.2345

Lampiran 3.
Data Produksi padi Transmigrasi Jawa-Bali
Y X1 X2 X3 ln Y ln X1 lnX2 ln X3
1 13,900,000 2.00 134 7,846,000 16.45 0.69 4.90 15.88
2 14,650,000 2.00 164 8,908,500 16.50 0.69 5.10 16.00
3 6,750,000 1.25 95 6,277,500 15.73 0.22 4.55 15.65
4 16,886,000 2.40 261 8,884,000 16.64 0.88 5.56 16.00
5 15,843,750 2.00 257 8,891,000 16.58 0.69 5.55 16.00
6 15,800,000 2.25 250 8,209,000 16.58 0.81 5.52 15.92
198

7 16,860,000 2.25 284 8,209,000 16.64 0.81 5.65 15.92


8 27,600,000 5.00 200 9,938,000 17.13 1.61 5.30 16.11
9 11,420,000 2.00 146 6,296,500 16.25 0.69 4.98 15.66
10 15,625,000 2.25 249 9,013,000 16.56 0.81 5.52 16.01
11 24,650,000 2.45 293 8,152,500 17.02 0.90 5.68 15.91
12 12,700,000 2.25 108 7,455,500 16.36 0.81 4.68 15.82
13 17,382,500 2.25 291 8,734,500 16.67 0.81 5.67 15.98
14 13,475,000 2.50 113 6,494,500 16.42 0.92 4.73 15.69
15 18,675,000 2.50 276 9,841,000 16.74 0.92 5.62 16.10
16 13,680,000 2.00 121 6,702,500 16.43 0.69 4.80 15.72
17 11,800,000 2.00 148 6,296,500 16.28 0.69 5.00 15.66
18 7,800,000 1.63 84 3,952,000 15.87 0.49 4.43 15.19
19 25,150,000 5.00 225 9,929,000 17.04 1.61 5.42 16.11
20 15,340,000 2.25 223 8,977,500 16.55 0.81 5.41 16.01
21 4,800,000 1.25 86 3,884,500 15.38 0.22 4.45 15.17
22 8,800,000 2.00 92 5,229,000 15.99 0.69 4.52 15.47
23 18,000,000 2.50 227 8,209,000 16.71 0.92 5.42 15.92
24 14,237,500 2.50 81 8,413,000 16.47 0.92 4.39 15.95
25 14,490,000 2.25 119 7,472,000 16.49 0.81 4.78 15.83
26 15,440,000 2.50 210 8,837,500 16.55 0.92 5.35 15.99
27 22,780,000 3.00 307 10,096,000 16.94 1.10 5.73 16.13
28 10,200,000 2.00 117 6,443,500 16.14 0.69 4.76 15.68
29 9,040,000 2.95 102 3,262,000 16.02 1.08 4.62 15.00
30 9,950,000 2.00 113 5,982,000 16.11 0.69 4.73 15.60
31 8,000,000 2.00 97 6,362,500 15.89 0.69 4.57 15.67
32 21,175,000 3.00 297 9,249,000 16.87 1.10 5.69 16.04
33 12,200,000 2.00 143 6,604,000 16.32 0.69 4.96 15.70
34 14,850,000 2.00 131 8,547,500 16.51 0.69 4.88 15.96
35 15,585,000 2.50 223 8,494,500 16.56 0.92 5.41 15.95
36 14,900,000 3.00 104 6,955,000 16.52 1.10 4.64 15.75
37 10,000,000 1.75 140 6,492,000 16.12 0.56 4.94 15.69
38 16,031,250 2.00 271 9,350,000 16.59 0.69 5.60 16.05
39 17,111,000 2.40 266 8,180,500 16.66 0.88 5.58 15.92
40 9,100,000 1.75 140 6,080,500 16.02 0.56 4.94 15.62
41 17,062,500 2.25 277 8,127,000 16.65 0.81 5.62 15.91
42 13,725,000 2.00 117 8,254,500 16.43 0.69 4.76 15.93
43 23,900,000 3.00 320 9,117,000 16.99 1.10 5.77 16.03
44 14,615,000 2.50 115 6,897,500 16.50 0.92 4.74 15.75
45 20,317,500 2.50 296 8,471,000 16.83 0.92 5.69 15.95
46 18,517,500 2.70 217 6,771,000 16.73 0.99 5.38 15.73
47 19,250,000 4.25 150 8,664,500 16.77 1.45 5.01 15.97
199

48 20,175,000 2.50 296 9,856,000 16.82 0.92 5.69 16.10


49 34,400,000 3.00 325 12,405,000 17.35 1.10 5.78 16.33
50 17,515,000 2.50 256 8,597,000 16.68 0.92 5.55 15.97
51 12,300,000 2.00 120 7,405,500 16.33 0.69 4.79 15.82
52 17,580,000 2.50 235 8,365,500 16.68 0.92 5.46 15.94
53 15,000,000 4.25 175 8,180,500 16.52 1.45 5.16 15.92
54 9,800,000 2.25 103 5,237,000 16.10 0.81 4.63 15.47
55 20,400,000 2.00 294 8,894,000 16.83 0.69 5.68 16.00
56 16,531,250 2.25 287 8,221,000 16.62 0.81 5.66 15.92
57 17,350,000 3.25 267 8,240,500 16.67 1.18 5.59 15.92
58 16,480,000 2.25 266 9,883,500 16.62 0.81 5.58 16.11
59 15,450,000 2.50 217 8,035,500 16.55 0.92 5.38 15.90
60 13,565,000 2.00 112 8,030,000 16.42 0.69 4.72 15.90
61 14,950,000 2.50 130 8,630,500 16.52 0.92 4.87 15.97
62 13,740,000 2.00 126 8,098,500 16.44 0.69 4.84 15.91
63 11,950,000 2.00 128 6,815,500 16.30 0.69 4.85 15.73
64 12,400,000 2.00 160 6,767,500 16.33 0.69 5.08 15.73
65 18,112,500 2.50 268 8,334,000 16.71 0.92 5.59 15.94
66 20,500,000 3.00 248 9,650,500 16.84 1.10 5.51 16.08
67 32,400,000 3.00 272 11,955,000 17.29 1.10 5.61 16.30
68 16,450,000 2.25 238 8,082,500 16.62 0.81 5.47 15.91
69 17,368,000 2.45 290 6,702,500 16.67 0.90 5.67 15.72
70 11,000,000 2.00 136 6,199,500 16.21 0.69 4.91 15.64
71 18,975,000 2.50 121 8,666,000 16.76 0.92 4.80 15.97
72 11,400,000 2.00 131 8,424,000 16.25 0.69 4.88 15.95
73 28,900,000 4.00 300 9,064,000 17.18 1.39 5.70 16.02

74 15,820,000 2.00 225 9,832,000 16.58 0.69 5.42 16.10


75 14,400,000 2.75 146 8,866,000 16.48 1.01 4.98 16.00
76 27,200,000 4.00 310 12,883,500 17.12 1.39 5.74 16.37
77 27,787,500 4.50 227 10,664,500 17.14 1.50 5.42 16.18
78 15,900,000 2.00 172 8,824,500 16.58 0.69 5.15 15.99
79 10,150,000 2.00 103 4,636,500 16.13 0.69 4.63 15.35
80 18,700,000 2.25 128 11,073,000 16.74 0.81 4.85 16.22
81 14,500,000 2.00 187 8,941,500 16.49 0.69 5.23 16.01
82 12,800,000 1.63 131 5,035,500 16.36 0.49 4.88 15.43
200

83 11,825,000 2.00 116 8,322,000 16.29 0.69 4.75 15.93


84 30,400,000 5.00 240 12,180,500 17.23 1.61 5.48 16.32
85 7,400,000 1.25 60 3,552,000 15.82 0.22 4.09 15.08
86 11,900,000 2.00 132 6,204,000 16.29 0.69 4.88 15.64
87 13,250,000 2.00 121 8,863,000 16.40 0.69 4.80 16.00
88 18,150,000 2.75 106 9,815,500 16.71 1.01 4.66 16.10
89 21,200,000 3.60 325 9,821,000 16.87 1.28 5.78 16.10
90 24,750,000 4.00 220 10,838,000 17.02 1.39 5.39 16.20
91 16,580,000 2.50 126 9,954,500 16.62 0.92 4.84 16.11
92 4,400,000 0.75 172 3,862,000 15.30 -0.29 5.15 15.17
93 28,050,000 1.75 272 14,955,000 17.15 0.56 5.61 16.52
94 12,400,000 2.23 113 7,530,000 16.33 0.80 4.73 15.83
95 12,580,000 2.50 106 8,887,500 16.35 0.92 4.66 16.00
96 16,400,000 2.00 150 10,298,500 16.61 0.69 5.01 16.15
97 11,800,000 2.00 186 6,008,000 16.28 0.69 5.23 15.61
98 14,250,000 2.00 160 8,508,500 16.47 0.69 5.08 15.96
99 14,840,000 2.25 131 8,864,500 16.51 0.81 4.88 16.00
100 3,400,000 1.25 64 5,816,000 15.04 0.22 4.16 15.58
101 10,400,000 2.00 113 4,829,000 16.16 0.69 4.73 15.39
102 26,400,000 2.00 320 10,199,500 17.09 0.69 5.77 16.14
103 9,600,000 2.00 136 4,106,500 16.08 0.69 4.91 15.23
104 20,000,000 2.00 244 8,494,000 16.81 0.69 5.50 15.95
105 11,400,000 2.00 104 7,524,000 16.25 0.69 4.64 15.83
106 25,800,000 2.00 300 13,462,000 17.07 0.69 5.70 16.42
107 11,800,000 2.00 139 5,005,500 16.28 0.69 4.93 15.43
108 15,200,000 1.25 240 10,406,500 16.54 0.22 5.48 16.16
109 13,750,000 2.00 130 8,732,000 16.44 0.69 4.87 15.98
110 12,400,000 1.75 121 7,284,000 16.33 0.56 4.80 15.80
111 7,400,000 2.00 96 4,818,000 15.82 0.69 4.56 15.39
112 33,000,000 2.00 300 15,096,000 17.31 0.69 5.70 16.53
113 9,300,000 2.95 75 4,243,500 16.05 1.08 4.32 15.26
114 28,600,000 4.00 204 13,750,000 17.17 1.39 5.32 16.44
115 11,400,000 2.00 164 5,896,500 16.25 0.69 5.10 15.59
116 32,725,000 2.50 246 16,254,500 17.30 0.92 5.51 16.60
117 9,000,000 2.00 107 5,231,000 16.01 0.69 4.67 15.47
118 10,000,000 2.00 120 7,141,500 16.12 0.69 4.79 15.78
119 9,000,000 2.00 110 3,763,500 16.01 0.69 4.70 15.14
120 12,000,000 2.00 106 8,359,000 16.30 0.69 4.66 15.94
121 12,400,000 2.00 140 6,705,000 16.33 0.69 4.94 15.72
122 15,500,000 2.00 123 10,157,500 16.56 0.69 4.81 16.13
123 10,000,000 2.50 112 6,864,000 16.12 0.92 4.72 15.74
124 8,640,000 2.00 98 5,877,500 15.97 0.69 4.58 15.59
201

125 10,400,000 2.00 132 4,326,500 16.16 0.69 4.88 15.28


126 19,000,000 2.00 280 9,905,000 16.76 0.69 5.63 16.11
127 11,400,000 2.00 166 5,258,500 16.25 0.69 5.11 15.48
128 12,800,000 2.00 140 6,711,000 16.36 0.69 4.94 15.72
129 13,700,000 2.00 103 8,019,500 16.43 0.69 4.63 15.90
130 11,000,000 2.50 112 4,111,500 16.21 0.92 4.72 15.23
131 16,400,000 3.00 140 7,142,000 16.61 1.10 4.94 15.78
132 24,500,000 3.00 232 13,520,000 17.01 1.10 5.45 16.42
133 10,400,000 2.25 89 4,737,000 16.16 0.81 4.49 15.37
134 27,500,000 3.25 224 14,362,000 17.13 1.18 5.41 16.48
135 12,800,000 2.00 140 6,711,000 16.36 0.69 4.94 15.72
136 13,450,000 3.00 98 8,405,000 16.41 1.10 4.58 15.94
137 16,750,000 2.50 150 9,209,000 16.63 0.92 5.01 16.04
138 8,000,000 2.00 98 5,328,000 15.89 0.69 4.58 15.49
139 26,400,000 3.50 178 8,492,000 17.09 1.25 5.18 15.95
140 10,400,000 2.00 122 4,577,500 16.16 0.69 4.80 15.34
141 14,200,000 2.50 116 8,080,500 16.47 0.92 4.75 15.90
142 29,500,000 2.50 330 9,125,500 17.20 0.92 5.80 16.03
143 13,150,000 1.75 199 8,916,500 16.39 0.56 5.29 16.00
144 21,700,000 3.00 184 12,846,000 16.89 1.10 5.21 16.37
145 9,800,000 2.00 138 5,535,000 16.10 0.69 4.93 15.53
146 14,920,000 2.50 119 15,982,000 16.52 0.92 4.78 16.59

Lampiran 3.1
Regression : Fungsi Produksi - Jawa-Bali

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N


Produksi 16.4999 0.3993 146
Lahan 0.8277 0.2757 146
Tenaga Kerja 5.0938 0.4179 146
Modal 15.8640 0.3186 146
202

Descriptive Statistics
Std.
Mean N
Deviation
Produksi 16.4999 0.3993 146
Lahan 0.8277 0.2757 146
TenagaKerja 5.0938 0.4179 146
Modal 15.8640 0.3186 146

Variables Entered/Removed(b)
Variables Variables
Model Method
Entered Removed
Modal, Lahan,
1 . Enter
TenagaKerja(a)
aAll requested variables entered.
bDependent Variable: Produksi

Model Summary(b)
Adjusted R Std. Error of the Durbin-
Model R R Square
Square Estimate Watson
1 0.9313 0.8673 0.8645 0.1470 2.0816
aPredictors: (Constant), Modal, Lahan, TenagaKerja
bDependent Variable: Produksi

ANOVA(b)
Sum of
Model Df Mean Square F Sig.
Squares
1Regression 20.0479 3 6.6826 309.27450.0000
Residual 3.0683 142 0.0216
Total 23.1162 145
aPredictors: (Constant), Modal, Lahan, TenagaKerja
bDependent Variable: Produksi

Coefficients(a)

Unstandardized Standardized
Model t Sig.
Coefficients Coefficients
203

Std.
B Beta
Error
1 (Constant) 5.7304 0.7085 8.08790.0000
Lahan 0.5051 0.0501 0.3488 10.08310.0000
Tenaga Kerja 0.3536 0.0371 0.3701 9.54130.0000
Modal 0.5390 0.0508 0.4301 10.60970.0000
aDependent Variable: Produksi

Coefficients(a)
Collinearity Statistics
Correlations
Zero-order Partial Part Tolerance VIF

0.6791 0.6459 0.3083 0.7813 1.2800


0.7585 0.6250 0.2917 0.6212 1.6097
0.8131 0.6650 0.3244 0.5689 1.7577

Collinearity Diagnostics(a)
Condition Variance
Model Dimension Eigenvalue
Index Proportions
(Constant) Lahan TenagaKerja Modal
1 1 3.9254 1.0000 0.0000 0.0048 0.0003 0.0000
2 0.0708 7.4457 0.0004 0.8276 0.0032 0.0003
3 0.0036 32.8968 0.0173 0.0650 0.7799 0.0062
4 0.0001 174.3880 0.9822 0.1027 0.2167 0.9935
aDependent Variable: Produksi
Casewise Diagnostics(a)
Case Number Std. Residual Produksi
100 -4.5557 15.04

A Dependent Variable: Produksi

Residuals Statistics(a)
Std.
MinimumMaximum Mean N
Deviation
Predicted
15.4154 17.2852 16.4999 0.3718 146
Value
Residual -0.6697 0.4046 0.0000 0.1455 146
Std. -2.9164 2.1119 0.0000 1.0000 146
Predicted
204

Value
Std.
-4.5557 2.7523 0.0000 0.9896 146
Residual
aDependent Variable: Produksi

Regression : Heteroskedastisitas Kelompok I

Variables Entered/Removed(b)
Variables Variables
Model Method
Entered Removed
Modal, Lahan,
1 . Enter
TenagaKerja(a)
aAll requested variables entered.
bDependent Variable: Produksi

Model Summary
Std. Error
Adjusted R
Model R R Square of the
Square
Estimate
1 0.8638 0.7462 0.7351 0.1418
Predictors: (Constant), Modal, Lahan,
a
TenagaKerja

ANOVA(b)
Sum of Mean
Model Df F Sig.
Squares Square
1 Regression 4.0757 3 1.3586 67.6081 0.0000
Residual 1.3865 69 0.0201
Total 5.4622 72
aPredictors: (Constant), Modal, Lahan, TenagaKerja
bDependent Variable: Produksi

Coefficients(a)
Unstandardized Standardized
Model t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. ErrorBeta
205

1 (Constant) 7.5432 1.0156 7.4275 0.0000


Lahan 0.7311 0.0855 0.5424 8.5468 0.0000
TenagaKerja 0.4096 0.0773 0.3418 5.2967 0.0000
Modal 0.3958 0.0700 0.3792 5.6537 0.0000
aDependent Variable: Produksi

Regression : Heteroskedastisitas Kelompok II

Variables Entered/Removed(b)
Variables
Model Variables Entered Method
Removed
Modal, TenagaKerja,
1 . Enter
Lahan(a)
aAll requested variables entered.
bDependent Variable: Produksi

Model Summary
Adjusted R
Model R R Square Std. Error of the Estimate
Square
1 0.8246 0.6799 0.6660 0.1420
aPredictors: (Constant), Modal, TenagaKerja, Lahan

ANOVA(b)
Sum of Mean
Model Df F Sig.
Squares Square
1 Regression 2.9546 3 0.9849 48.8572 0.0000
Residual 1.3909 69 0.0202
Total 4.3455 72
aPredictors: (Constant), Modal, TenagaKerja, Lahan
bDependent Variable: Produksi

Coefficients(a)
Unstandardized Standardized
Model t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. ErrorBeta
1 (Constant) 4.1408 1.3670 3.0291 0.0034
Lahan 0.3811 0.0625 0.4172 6.0958 0.0000
TenagaKerja 0.3199 0.0538 0.4065 5.9459 0.0000
206

Modal 0.6568 0.0847 0.5317 7.7531 0.0000


aDependent Variable: Produksi

Collinearity
Koefisien Std. Signifi- Koefisien Koefisien
Variabel Statistics
Regresi Error kansi Korelasi Determinasi
(VIF)
(Constant) 5.7304 0.7085 0.0000
Lahan 0.5051 0.0501 0.0000 0.6459 0.4172 1.2800
TenagaKerja 0.3536 0.0371 0.0000 0.6250 0.3907 1.6097
Modal 0.5390 0.0508 0.0000 0.6650 0.4422 1.7577
R Squared = 0.8673 Std. Error of the Estimate=0.1470

R = 0.9313
Durbin-Watson Test = 2.0816

Lampiran 4
Data Produksi padi Transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong
Y X1 X2 X3 ln Y ln X1 lnX2 ln X3
1 13,900,000 2.00 134 7,846,000 16.45 0.69 4.90 15.88
2 14,650,000 2.00 164 8,908,500 16.50 0.69 5.10 16.00
3 6,750,000 1.25 95 6,277,500 15.73 0.22 4.55 15.65
4 16,886,000 2.40 261 8,884,000 16.64 0.88 5.56 16.00
5 15,843,750 2.00 257 8,891,000 16.58 0.69 5.55 16.00
6 15,800,000 2.25 250 8,209,000 16.58 0.81 5.52 15.92
7 16,860,000 2.25 284 8,209,000 16.64 0.81 5.65 15.92
8 27,600,000 5.00 200 9,938,000 17.13 1.61 5.30 16.11
9 11,420,000 2.00 146 6,296,500 16.25 0.69 4.98 15.66
10 15,625,000 2.25 249 9,013,000 16.56 0.81 5.52 16.01
11 24,650,000 2.45 293 8,152,500 17.02 0.90 5.68 15.91
12 12,700,000 2.25 108 7,455,500 16.36 0.81 4.68 15.82
13 17,382,500 2.25 291 8,734,500 16.67 0.81 5.67 15.98
14 13,475,000 2.50 113 6,494,500 16.42 0.92 4.73 15.69
15 18,675,000 2.50 276 9,841,000 16.74 0.92 5.62 16.10
16 13,680,000 2.00 121 6,702,500 16.43 0.69 4.80 15.72
207

17 11,800,000 2.00 148 6,296,500 16.28 0.69 5.00 15.66


18 7,800,000 1.63 84 3,952,000 15.87 0.49 4.43 15.19
19 25,150,000 5.00 225 9,929,000 17.04 1.61 5.42 16.11
20 15,340,000 2.25 223 8,977,500 16.55 0.81 5.41 16.01
21 4,800,000 1.25 86 3,884,500 15.38 0.22 4.45 15.17
22 8,800,000 2.00 92 5,229,000 15.99 0.69 4.52 15.47
23 18,000,000 2.50 227 8,209,000 16.71 0.92 5.42 15.92
24 14,237,500 2.50 81 8,413,000 16.47 0.92 4.39 15.95
25 14,490,000 2.25 119 7,472,000 16.49 0.81 4.78 15.83
26 15,440,000 2.50 210 8,837,500 16.55 0.92 5.35 15.99
27 22,780,000 3.00 307 10,096,000 16.94 1.10 5.73 16.13
28 10,200,000 2.00 117 6,443,500 16.14 0.69 4.76 15.68
29 9,040,000 2.95 102 3,262,000 16.02 1.08 4.62 15.00
30 9,950,000 2.00 113 5,982,000 16.11 0.69 4.73 15.60
31 8,000,000 2.00 97 6,362,500 15.89 0.69 4.57 15.67
32 21,175,000 3.00 297 9,249,000 16.87 1.10 5.69 16.04
33 12,200,000 2.00 143 6,604,000 16.32 0.69 4.96 15.70
34 14,850,000 2.00 131 8,547,500 16.51 0.69 4.88 15.96
35 15,585,000 2.50 223 8,494,500 16.56 0.92 5.41 15.95
36 14,900,000 3.00 104 6,955,000 16.52 1.10 4.64 15.75
37 10,000,000 1.75 140 6,492,000 16.12 0.56 4.94 15.69
38 16,031,250 2.00 271 9,350,000 16.59 0.69 5.60 16.05
39 17,111,000 2.40 266 8,180,500 16.66 0.88 5.58 15.92
40 9,100,000 1.75 140 6,080,500 16.02 0.56 4.94 15.62
41 17,062,500 2.25 277 8,127,000 16.65 0.81 5.62 15.91
42 13,725,000 2.00 117 8,254,500 16.43 0.69 4.76 15.93
43 23,900,000 3.00 320 9,117,000 16.99 1.10 5.77 16.03
44 14,615,000 2.50 115 6,897,500 16.50 0.92 4.74 15.75
45 20,317,500 2.50 296 8,471,000 16.83 0.92 5.69 15.95
46 18,517,500 2.70 217 6,771,000 16.73 0.99 5.38 15.73
47 19,250,000 4.25 150 8,664,500 16.77 1.45 5.01 15.97
48 20,175,000 2.50 296 9,856,000 16.82 0.92 5.69 16.10
49 34,400,000 3.00 325 12,405,000 17.35 1.10 5.78 16.33
50 17,515,000 2.50 256 8,597,000 16.68 0.92 5.55 15.97
51 12,300,000 2.00 120 7,405,500 16.33 0.69 4.79 15.82
52 17,580,000 2.50 235 8,365,500 16.68 0.92 5.46 15.94
53 15,000,000 4.25 175 8,180,500 16.52 1.45 5.16 15.92
54 9,800,000 2.25 103 5,237,000 16.10 0.81 4.63 15.47
55 20,400,000 2.00 294 8,894,000 16.83 0.69 5.68 16.00
56 16,531,250 2.25 287 8,221,000 16.62 0.81 5.66 15.92
57 17,350,000 3.25 267 8,240,500 16.67 1.18 5.59 15.92
208

58 16,480,000 2.25 266 9,883,500 16.62 0.81 5.58 16.11


59 15,450,000 2.50 217 8,035,500 16.55 0.92 5.38 15.90
60 13,565,000 2.00 112 8,030,000 16.42 0.69 4.72 15.90
61 14,950,000 2.50 130 8,630,500 16.52 0.92 4.87 15.97
62 13,740,000 2.00 126 8,098,500 16.44 0.69 4.84 15.91
63 11,950,000 2.00 128 6,815,500 16.30 0.69 4.85 15.73
64 12,400,000 2.00 160 6,767,500 16.33 0.69 5.08 15.73
65 18,112,500 2.50 268 8,334,000 16.71 0.92 5.59 15.94
66 20,500,000 3.00 248 9,650,500 16.84 1.10 5.51 16.08
67 32,400,000 3.00 272 11,955,000 17.29 1.10 5.61 16.30
68 16,450,000 2.25 238 8,082,500 16.62 0.81 5.47 15.91
69 17,368,000 2.45 290 6,702,500 16.67 0.90 5.67 15.72
70 11,000,000 2.00 136 6,199,500 16.21 0.69 4.91 15.64
71 18,975,000 2.50 121 8,666,000 16.76 0.92 4.80 15.97
72 11,400,000 2.00 131 8,424,000 16.25 0.69 4.88 15.95
73 28,900,000 4.00 300 9,064,000 17.18 1.39 5.70 16.02
74 15,820,000 2.00 225 9,832,000 16.58 0.69 5.42 16.10
75 14,400,000 2.75 146 8,866,000 16.48 1.01 4.98 16.00
76 27,200,000 4.00 310 12,883,500 17.12 1.39 5.74 16.37
77 27,787,500 4.50 227 10,664,500 17.14 1.50 5.42 16.18
78 15,900,000 2.00 172 8,824,500 16.58 0.69 5.15 15.99
79 10,150,000 2.00 103 4,636,500 16.13 0.69 4.63 15.35
80 18,700,000 2.25 128 11,073,000 16.74 0.81 4.85 16.22
81 14,500,000 2.00 187 8,941,500 16.49 0.69 5.23 16.01
82 12,800,000 1.63 131 5,035,500 16.36 0.49 4.88 15.43
83 11,825,000 2.00 116 8,322,000 16.29 0.69 4.75 15.93
84 30,400,000 5.00 240 12,180,500 17.23 1.61 5.48 16.32
85 7,400,000 1.25 60 3,552,000 15.82 0.22 4.09 15.08
86 11,900,000 2.00 132 6,204,000 16.29 0.69 4.88 15.64
87 13,250,000 2.00 121 8,863,000 16.40 0.69 4.80 16.00
88 18,150,000 2.75 106 9,815,500 16.71 1.01 4.66 16.10
89 21,200,000 3.60 325 9,821,000 16.87 1.28 5.78 16.10
90 24,750,000 4.00 220 10,838,000 17.02 1.39 5.39 16.20
91 16,580,000 2.50 126 9,954,500 16.62 0.92 4.84 16.11
92 4,400,000 0.75 172 3,862,000 15.30 -0.29 5.15 15.17
93 28,050,000 1.75 272 14,955,000 17.15 0.56 5.61 16.52
94 12,400,000 2.23 113 7,530,000 16.33 0.80 4.73 15.83
95 12,580,000 2.50 106 8,887,500 16.35 0.92 4.66 16.00
96 16,400,000 2.00 150 10,298,500 16.61 0.69 5.01 16.15
97 11,800,000 2.00 186 6,008,000 16.28 0.69 5.23 15.61
98 14,250,000 2.00 160 8,508,500 16.47 0.69 5.08 15.96
99 14,840,000 2.25 131 8,864,500 16.51 0.81 4.88 16.00
209

100 3,400,000 1.25 64 5,816,000 15.04 0.22 4.16 15.58


101 10,400,000 2.00 113 4,829,000 16.16 0.69 4.73 15.39
102 26,400,000 2.00 320 10,199,500 17.09 0.69 5.77 16.14
103 9,600,000 2.00 136 4,106,500 16.08 0.69 4.91 15.23
104 20,000,000 2.00 244 8,494,000 16.81 0.69 5.50 15.95
105 11,400,000 2.00 104 7,524,000 16.25 0.69 4.64 15.83
106 25,800,000 2.00 300 13,462,000 17.07 0.69 5.70 16.42
107 11,800,000 2.00 139 5,005,500 16.28 0.69 4.93 15.43
108 15,200,000 1.25 240 10,406,500 16.54 0.22 5.48 16.16
109 13,750,000 2.00 130 8,732,000 16.44 0.69 4.87 15.98
110 12,400,000 1.75 121 7,284,000 16.33 0.56 4.80 15.80
111 7,400,000 2.00 96 4,818,000 15.82 0.69 4.56 15.39
112 33,000,000 2.00 300 15,096,000 17.31 0.69 5.70 16.53
113 9,300,000 2.95 75 4,243,500 16.05 1.08 4.32 15.26
114 28,600,000 4.00 204 13,750,000 17.17 1.39 5.32 16.44
115 11,400,000 2.00 164 5,896,500 16.25 0.69 5.10 15.59
116 32,725,000 2.50 246 16,254,500 17.30 0.92 5.51 16.60
117 9,000,000 2.00 107 5,231,000 16.01 0.69 4.67 15.47
118 10,000,000 2.00 120 7,141,500 16.12 0.69 4.79 15.78
119 9,000,000 2.00 110 3,763,500 16.01 0.69 4.70 15.14
120 12,000,000 2.00 106 8,359,000 16.30 0.69 4.66 15.94
121 12,400,000 2.00 140 6,705,000 16.33 0.69 4.94 15.72
122 15,500,000 2.00 123 10,157,500 16.56 0.69 4.81 16.13
123 10,000,000 2.50 112 6,864,000 16.12 0.92 4.72 15.74
124 8,640,000 2.00 98 5,877,500 15.97 0.69 4.58 15.59
125 10,400,000 2.00 132 4,326,500 16.16 0.69 4.88 15.28
126 19,000,000 2.00 280 9,905,000 16.76 0.69 5.63 16.11
127 11,400,000 2.00 166 5,258,500 16.25 0.69 5.11 15.48
128 12,800,000 2.00 140 6,711,000 16.36 0.69 4.94 15.72
129 13,700,000 2.00 103 8,019,500 16.43 0.69 4.63 15.90
130 11,000,000 2.50 112 4,111,500 16.21 0.92 4.72 15.23
131 16,400,000 3.00 140 7,142,000 16.61 1.10 4.94 15.78
132 24,500,000 3.00 232 13,520,000 17.01 1.10 5.45 16.42
133 10,400,000 2.25 89 4,737,000 16.16 0.81 4.49 15.37
134 27,500,000 3.25 224 14,362,000 17.13 1.18 5.41 16.48
135 12,800,000 2.00 140 6,711,000 16.36 0.69 4.94 15.72
136 13,450,000 3.00 98 8,405,000 16.41 1.10 4.58 15.94
137 16,750,000 2.50 150 9,209,000 16.63 0.92 5.01 16.04
138 8,000,000 2.00 98 5,328,000 15.89 0.69 4.58 15.49
139 26,400,000 3.50 178 8,492,000 17.09 1.25 5.18 15.95
140 10,400,000 2.00 122 4,577,500 16.16 0.69 4.80 15.34
141 14,200,000 2.50 116 8,080,500 16.47 0.92 4.75 15.90
210

142 29,500,000 2.50 330 9,125,500 17.20 0.92 5.80 16.03


143 13,150,000 1.75 199 8,916,500 16.39 0.56 5.29 16.00
144 21,700,000 3.00 184 12,846,000 16.89 1.10 5.21 16.37
145 9,800,000 2.00 138 5,535,000 16.10 0.69 4.93 15.53
146 14,920,000 2.50 119 15,982,000 16.52 0.92 4.78 16.59
Min 3,400,000 0.75 60 3,262,000 15.04 -0.29 4.09 15.00
Max 34,400,000 5.00 330 16,254,500 17.35 1.61 5.80 16.60
Rata 15,818,313 2.38 178 8,142,017 16.50 0.83 5.09 15.86

Lampiran 4.1 Produksi Frontier

No Y Y X1 X2 X3
(Produksi Observasi) (Produksi Frontier)
1 13900000 12,802,089 1.74 227 6,955,825
2 14650000 14,726,254 1.90 248 7,597,346
3 6750000 7,915,060 1.24 162 4,964,312
4 16886000 19,006,560 2.23 291 8,915,310
5 15843750 17,238,394 2.08 271 8,308,325
6 15800000 17,357,911 2.09 273 8,352,893
7 16860000 18,157,080 2.16 281 8,615,290
8 27600000 26,690,947 3.16 412 12,613,558
9 11420000 11,714,867 1.62 210 6,450,518
10 15625000 18,232,083 2.17 282 8,655,421
11 24650000 19,098,262 2.24 292 8,952,354
12 12700000 12,251,863 1.74 227 6,966,243
13 17382500 18,939,025 2.22 289 8,872,091
14 13475000 12,188,839 1.75 228 6,995,763
15 18675000 20,917,681 2.39 311 9,545,061
16 13680000 11,340,324 1.61 209 6,414,246
17 11800000 11,771,266 1.62 211 6,465,953
18 7800000 6,751,880 1.13 148 4,531,936
19 25150000 27,810,446 3.21 418 12,803,024
20 15340000 17,498,559 2.11 275 8,441,066
211

21 4800000 5,894,180 0.99 130 3,971,449


22 8800000 9,000,978 1.41 183 5,621,847
23 18000000 17,698,912 2.14 279 8,537,150
24 14237500 12,466,141 1.88 244 7,489,107
25 14490000 12,693,782 1.77 230 7,057,503
26 15440000 17,920,331 2.17 282 8,648,475
27 22780000 24,158,342 2.66 346 10,606,224
28 10200000 10,970,152 1.57 205 6,283,433
29 9040000 8,810,187 1.58 206 6,314,689
30 9950000 10,409,233 1.52 198 6,074,481
31 8000000 10,197,675 1.53 199 6,097,826
32 21175000 22,772,084 2.55 333 10,202,210
33 12200000 11,933,212 1.64 214 6,546,023
34 14850000 13,302,395 1.80 235 7,203,365
35 15585000 17,916,517 2.16 281 8,616,448
36 14900000 13,475,907 1.96 255 7,827,521
37 10000000 10,965,493 1.53 200 6,117,892
38 16031250 18,049,092 2.15 280 8,593,488
39 17111000 18,299,082 2.17 283 8,682,433
40 9100000 10,583,823 1.49 194 5,959,103
41 17062500 17,900,338 2.14 278 8,529,625
42 13725000 12,543,174 1.75 228 6,982,257
43 23900000 23,198,523 2.59 337 10,328,778
44 14615000 12,670,593 1.79 234 7,166,706
45 20317500 19,770,472 2.30 299 9,170,760
46 18517500 16,321,916 2.05 267 8,194,491
47 19250000 20,615,122 2.67 347 10,650,986
48 20175000 21,458,356 2.43 317 9,705,200
49 34400000 27,554,539 2.91 380 11,636,131
50 17515000 18,933,408 2.23 291 8,910,679
51 12300000 11,934,055 1.67 218 6,677,800
52 17580000 18,100,621 2.17 283 8,659,280
53 15000000 21,101,474 2.67 348 10,657,160
54 9800000 9,952,881 1.52 198 6,071,587
55 20400000 18,079,910 2.15 280 8,595,031
56 16531250 18,238,963 2.16 282 8,643,073
57 17350000 21,459,074 2.49 324 9,943,287
58 16480000 19,616,591 2.28 298 9,122,526
59 15450000 17,219,505 2.10 274 8,393,025
60 13565000 12,168,392 1.72 224 6,857,040
61 14950000 14,936,741 1.99 259 7,951,195
62 13740000 12,743,414 1.75 228 6,991,518
63 11950000 11,672,812 1.63 212 6,511,873
64 12400000 12,581,261 1.69 220 6,740,312
65 18112500 18,921,333 2.23 290 8,901,804
66 20500000 21,864,793 2.50 326 9,978,980
67 32400000 25,364,110 2.77 361 11,053,456
68 16450000 16,916,383 2.06 268 8,211,469
69 17368000 17,115,984 2.10 273 8,369,679
70 11000000 11,329,541 1.59 207 6,335,913
212

71 18975000 14,595,586 1.98 258 7,895,436


72 11400000 13,198,067 1.79 233 7,155,709
73 28900000 26,161,656 2.90 378 11,601,016
74 15820000 17,367,920 2.11 275 8,424,474
75 14400000 16,573,077 2.14 278 8,527,310
76 27200000 32,011,819 3.29 429 13,152,050
77 27787500 27,485,888 3.10 404 12,378,751
78 15900000 14,899,374 1.91 249 7,626,672
79 10150000 8,777,050 1.37 179 5,478,107
80 18700000 16,113,365 2.13 278 8,516,505
81 14500000 15,455,435 1.95 254 7,787,583
82 12800000 9,004,881 1.33 173 5,312,759
83 11825000 12,560,444 1.75 228 7,000,586
84 30400000 31,777,596 3.45 450 13,787,590
85 7400000 4,932,062 0.91 119 3,638,939
86 11900000 11,215,178 1.58 206 6,306,779
87 13250000 13,190,843 1.81 236 7,247,934
88 18150000 15,639,522 2.15 280 8,584,999
89 21200000 26,640,208 2.88 375 11,507,248
90 24750000 25,829,384 2.92 381 11,668,158
91 16580000 15,958,708 2.11 275 8,431,226
92 4400000 5,789,259 0.98 127 3,902,956
93 28050000 21,772,610 2.60 339 10,402,288
94 12400000 12,459,670 1.75 229 7,004,638
95 12580000 14,120,860 1.97 257 7,865,144
96 16400000 15,434,020 2.01 262 8,025,669
97 11800000 12,440,536 1.66 217 6,647,894
98 14250000 14,240,097 1.86 242 7,412,124
99 14840000 14,403,609 1.92 251 7,687,448
100 3400000 6,606,303 1.14 148 4,546,985
101 10400000 9,270,679 1.41 184 5,629,564
102 26400000 20,061,677 2.33 303 9,299,450
103 9600000 9,066,415 1.38 180 5,528,271
104 20000000 16,512,258 2.02 263 8,054,803
105 11400000 11,444,048 1.65 215 6,600,046
106 25800000 22,786,636 2.61 339 10,404,024
107 11800000 10,169,355 1.48 192 5,898,328
108 15200000 14,430,839 1.92 250 7,676,643
109 13750000 13,420,622 1.82 237 7,266,842
110 12400000 11,084,436 1.57 205 6,276,873
111 7400000 8,741,396 1.38 179 5,494,121
112 33000000 24,243,549 2.76 360 11,034,548
113 9300000 9,112,759 1.62 212 6,485,054
114 28600000 28,605,699 3.17 413 12,668,352
115 11400000 11,779,843 1.61 210 6,435,083
116 32725000 26,349,673 2.95 385 11,788,359
117 9000000 9,495,874 1.44 187 5,738,382
118 10000000 11,701,976 1.65 215 6,575,928
119 9000000 8,024,444 1.30 169 5,195,259
120 12000000 12,196,257 1.74 226 6,937,688
213

121 12400000 11,941,890 1.64 214 6,561,844


122 15500000 14,282,897 1.94 253 7,762,887
123 10000000 12,519,895 1.79 233 7,130,627
124 8640000 9,804,922 1.48 193 5,918,393
125 10400000 9,228,278 1.40 182 5,582,294
126 19000000 18,837,019 2.22 290 8,877,108
127 11400000 11,119,687 1.55 202 6,204,328
128 12800000 11,947,670 1.64 214 6,564,159
129 13700000 11,805,472 1.70 221 6,783,530
130 11000000 9,488,259 1.52 198 6,068,500
131 16400000 15,183,161 2.05 267 8,177,512
132 24500000 25,629,382 2.84 370 11,348,652
133 10400000 8,953,145 1.44 188 5,770,602
134 27500000 27,240,335 3.00 391 11,973,580
135 12800000 11,947,670 1.64 214 6,564,159
136 13450000 14,619,758 2.09 272 8,340,738
137 16750000 16,271,874 2.09 272 8,328,776
138 8000000 9,297,842 1.43 186 5,706,354
139 26400000 19,627,460 2.43 317 9,715,233
140 10400000 9,253,224 1.40 183 5,601,974
141 14200000 13,845,740 1.91 249 7,630,917
142 29500000 21,388,124 2.43 316 9,685,714
143 13150000 14,740,035 1.88 245 7,508,787
144 21700000 22,971,355 2.68 350 10,718,128
145 9800000 10,710,557 1.53 199 6,094,932
146 14920000 20,205,561 2.68 349 10,703,079
15,818,313 15,617,985 2 260 7,956,467
214

Y (Produksi Maksimum) Est Anggaran Π Semula Π Maksimum ET EE EH


13,466,247 7,210,400 6,689,600 6,255,847 1.09 1.07 0.98
15,239,186 7,875,400 6,774,600 7,363,786 0.99 0.92 0.92
8,392,052 5,146,000 1,604,000 3,246,052 0.85 0.49 0.58
19,070,631 9,241,600 7,644,400 9,829,031 0.89 0.78 0.88
17,275,541 8,612,400 7,231,350 8,663,141 0.92 0.83 0.91
17,405,608 8,658,600 7,141,400 8,747,008 0.91 0.82 0.90
18,177,000 8,930,600 7,929,400 9,246,400 0.93 0.86 0.92
31,020,452 13,075,200 14,524,800 17,945,252 1.03 0.81 0.78
12,115,056 6,686,600 4,733,400 5,428,456 0.97 0.87 0.89
18,295,819 8,972,200 6,652,800 9,323,619 0.86 0.71 0.83
19,181,820 9,280,000 15,370,000 9,901,820 1.29 1.55 1.20
13,494,534 7,221,200 5,478,800 6,273,334 1.04 0.87 0.84
18,941,146 9,196,800 8,185,700 9,744,346 0.92 0.84 0.92
13,574,773 7,251,800 6,223,200 6,322,973 1.11 0.98 0.89
20,985,705 9,894,400 8,780,600 11,091,305 0.89 0.79 0.89
12,019,653 6,649,000 7,031,000 5,370,653 1.21 1.31 1.09
12,155,719 6,702,600 5,097,400 5,453,119 1.00 0.93 0.93
7,385,564 4,697,800 3,102,200 2,687,764 1.16 1.15 1.00
31,675,683 13,271,600 11,878,400 18,404,083 0.90 0.65 0.71
17,663,747 8,750,000 6,590,000 8,913,747 0.88 0.74 0.84
6,137,625 4,116,800 683,200 2,020,825 0.81 0.34 0.42
9,990,889 5,827,600 2,972,400 4,163,289 0.98 0.71 0.73
17,946,282 8,849,600 9,150,400 9,096,682 1.02 1.01 0.99
14,935,670 7,763,200 6,474,300 7,172,470 1.14 0.90 0.79
13,743,034 7,315,800 7,174,200 6,427,234 1.14 1.12 0.98
215

18,275,239 8,965,000 6,475,000 9,310,239 0.86 0.70 0.81


24,328,203 10,994,400 11,785,600 13,333,803 0.94 0.88 0.94
11,677,396 6,513,400 3,686,600 5,163,996 0.93 0.71 0.77
11,758,916 6,545,800 2,494,200 5,213,116 1.03 0.48 0.47
11,136,626 6,296,800 3,653,200 4,839,826 0.96 0.75 0.79
11,196,679 6,321,000 1,679,000 4,875,679 0.78 0.34 0.44
23,038,976 10,575,600 10,599,400 12,463,376 0.93 0.85 0.91
12,367,282 6,785,600 5,414,400 5,581,682 1.02 0.97 0.95
14,142,899 7,467,000 7,383,000 6,675,899 1.12 1.11 0.99
18,180,424 8,931,800 6,653,200 9,248,624 0.87 0.72 0.83
15,890,407 8,114,000 6,786,000 7,776,407 1.11 0.87 0.79
11,248,368 6,341,800 3,658,200 4,906,568 0.91 0.75 0.82
18,112,542 8,908,000 7,123,250 9,204,542 0.89 0.77 0.87
18,375,919 9,000,200 8,110,800 9,375,719 0.94 0.87 0.93
10,841,202 6,177,200 2,922,800 4,664,002 0.86 0.63 0.73
17,924,109 8,841,800 8,220,700 9,082,309 0.95 0.91 0.95
13,538,045 7,237,800 6,487,200 6,300,245 1.09 1.03 0.94
23,440,692 10,706,800 13,193,200 12,733,892 1.03 1.04 1.01
14,042,095 7,429,000 7,186,000 6,613,095 1.15 1.09 0.94
19,841,116 9,506,400 10,811,100 10,334,716 1.03 1.05 1.02
16,944,611 8,494,400 10,023,100 8,450,211 1.13 1.19 1.05
24,472,273 11,040,800 8,209,200 13,431,473 0.93 0.61 0.65
21,480,982 10,060,400 10,114,600 11,420,582 0.94 0.89 0.94
27,703,678 12,062,000 22,338,000 15,641,678 1.25 1.43 1.14
19,056,746 9,236,800 8,278,200 9,819,946 0.93 0.84 0.91
12,717,737 6,922,200 5,377,800 5,795,537 1.03 0.93 0.90
18,307,256 8,976,200 8,603,800 9,331,056 0.97 0.92 0.95
24,492,164 11,047,200 3,952,800 13,444,964 0.71 0.29 0.41
11,129,188 6,293,800 3,506,200 4,835,388 0.98 0.73 0.74
18,117,103 8,909,600 11,490,400 9,207,503 1.13 1.25 1.11
18,259,236 8,959,400 7,571,850 9,299,836 0.91 0.81 0.90
22,223,416 10,307,200 7,042,800 11,916,216 0.81 0.59 0.73
19,694,963 9,456,400 7,023,600 10,238,563 0.84 0.69 0.82
17,522,963 8,700,200 6,749,800 8,822,763 0.90 0.77 0.85
13,198,890 7,108,000 6,457,000 6,090,890 1.11 1.06 0.95
16,243,516 8,242,200 6,707,800 8,001,316 1.00 0.84 0.84
13,563,227 7,247,400 6,492,600 6,315,827 1.08 1.03 0.95
12,276,921 6,750,200 5,199,800 5,526,721 1.02 0.94 0.92
12,884,963 6,987,000 5,413,000 5,897,963 0.99 0.92 0.93
19,030,140 9,227,600 8,884,900 9,802,540 0.96 0.91 0.95
22,335,342 10,344,200 10,155,800 11,991,142 0.94 0.85 0.90
25,778,527 11,458,000 20,942,000 14,320,527 1.28 1.46 1.14
16,993,853 8,512,000 7,938,000 8,481,853 0.97 0.94 0.96
17,454,666 8,676,000 8,692,000 8,778,666 1.01 0.99 0.98
11,814,362 6,567,800 4,432,200 5,246,562 0.97 0.84 0.87
16,084,038 8,184,400 10,790,600 7,899,638 1.30 1.37 1.05
14,011,894 7,417,600 3,982,400 6,594,294 0.86 0.60 0.70
27,586,539 12,025,600 16,874,400 15,560,939 1.10 1.08 0.98
17,615,086 8,732,800 7,087,200 8,882,286 0.91 0.80 0.88
17,917,289 8,839,400 5,560,600 9,077,889 0.87 0.61 0.70
216

32,892,933 13,633,400 13,566,600 19,259,533 0.85 0.70 0.83


30,213,896 12,831,800 14,955,700 17,382,096 1.01 0.86 0.85
15,321,722 7,905,800 7,994,200 7,415,922 1.07 1.08 1.01
9,634,603 5,678,600 4,471,400 3,956,003 1.16 1.13 0.98
17,885,468 8,828,200 9,871,800 9,057,268 1.16 1.09 0.94
15,776,853 8,072,600 6,427,400 7,704,253 0.94 0.83 0.89
9,229,381 5,507,200 7,292,800 3,722,181 1.42 1.96 1.38
13,587,897 7,256,800 4,568,200 6,331,097 0.94 0.72 0.77
35,142,808 14,292,200 16,107,800 20,850,608 0.96 0.77 0.81
5,429,507 3,772,120 3,627,880 1,657,387 1.50 2.19 1.46
11,738,269 6,537,600 5,362,400 5,200,669 1.06 1.03 0.97
14,265,734 7,513,200 5,736,800 6,752,534 1.00 0.85 0.85
18,087,461 8,899,200 9,250,800 9,188,261 1.16 1.01 0.87
27,274,436 11,928,400 9,271,600 15,346,036 0.80 0.60 0.76
27,810,644 12,095,200 12,654,800 15,715,444 0.96 0.81 0.84
17,634,885 8,739,800 7,840,200 8,895,085 1.04 0.88 0.85
5,989,737 4,045,800 354,200 1,943,937 0.76 0.18 0.24
23,674,917 10,783,000 17,267,000 12,891,917 1.29 1.34 1.04
13,598,924 7,261,000 5,139,000 6,337,924 1.00 0.81 0.81
15,997,591 8,153,000 4,427,000 7,844,591 0.89 0.56 0.63
16,457,222 8,319,400 8,080,600 8,137,822 1.06 0.99 0.93
12,637,959 6,891,200 4,908,800 5,746,759 0.95 0.85 0.90
14,720,870 7,683,400 6,566,600 7,037,470 1.00 0.93 0.93
15,493,175 7,968,800 6,871,200 7,524,375 1.03 0.91 0.89
7,419,971 4,713,400 -1,313,400 2,706,571 0.51 -0.49 -0.94
10,010,123 5,835,600 4,564,400 4,174,523 1.12 1.09 0.97
20,232,563 9,639,800 16,760,200 10,592,763 1.32 1.58 1.20
9,758,523 5,730,600 3,869,400 4,027,923 1.06 0.96 0.91
16,541,040 8,349,600 11,650,400 8,191,440 1.21 1.42 1.17
12,510,614 6,841,600 4,558,400 5,669,014 1.00 0.80 0.81
23,680,458 10,784,800 15,015,200 12,895,658 1.13 1.16 1.03
10,686,506 6,114,200 5,685,800 4,572,306 1.16 1.24 1.07
15,462,655 7,957,600 7,242,400 7,505,055 1.05 0.97 0.92
14,317,938 7,532,800 6,217,200 6,785,138 1.02 0.92 0.89
11,660,307 6,506,600 5,893,400 5,153,707 1.12 1.14 1.02
9,674,112 5,695,200 1,704,800 3,978,912 0.85 0.43 0.51
25,716,725 11,438,400 21,561,600 14,278,325 1.36 1.51 1.11
12,206,093 6,722,400 2,577,600 5,483,693 1.02 0.47 0.46
31,209,544 13,132,000 15,468,000 18,077,544 1.00 0.86 0.86
12,074,433 6,670,600 4,729,400 5,403,833 0.97 0.88 0.90
28,213,139 12,219,800 20,505,200 15,993,339 1.24 1.28 1.03
10,282,449 5,948,400 3,051,600 4,334,049 0.95 0.70 0.74
12,446,568 6,816,600 3,183,400 5,629,968 0.85 0.57 0.66
8,944,481 5,385,400 3,614,600 3,559,081 1.12 1.02 0.91
13,417,047 7,191,600 4,808,400 6,225,447 0.98 0.77 0.79
12,409,209 6,802,000 5,598,000 5,607,209 1.04 1.00 0.96
15,706,753 8,047,000 7,453,000 7,659,753 1.09 0.97 0.90
13,943,084 7,391,600 2,608,400 6,551,484 0.80 0.40 0.50
10,737,510 6,135,000 2,505,000 4,602,510 0.88 0.54 0.62
9,892,481 5,786,600 4,613,400 4,105,881 1.13 1.12 1.00
217

18,956,163 9,202,000 9,798,000 9,754,163 1.01 1.00 1.00


11,471,808 6,431,400 4,968,600 5,040,408 1.03 0.99 0.96
12,415,348 6,804,400 5,995,600 5,610,948 1.07 1.07 1.00
13,000,941 7,031,800 6,668,200 5,969,141 1.16 1.12 0.96
11,121,256 6,290,600 4,709,400 4,830,656 1.16 0.97 0.84
16,895,409 8,476,800 7,923,200 8,418,609 1.08 0.94 0.87
26,748,884 11,764,000 12,736,000 14,984,884 0.96 0.85 0.89
10,363,486 5,981,800 4,418,200 4,381,686 1.16 1.01 0.87
28,836,589 12,411,800 15,088,200 16,424,789 1.01 0.92 0.91
12,415,348 6,804,400 5,995,600 5,610,948 1.07 1.07 1.00
17,370,107 8,646,000 4,804,000 8,724,107 0.92 0.55 0.60
17,335,191 8,633,600 8,116,400 8,701,591 1.03 0.93 0.91
10,202,079 5,915,200 2,084,800 4,286,879 0.86 0.49 0.57
21,512,121 10,070,800 16,329,200 11,441,321 1.35 1.43 1.06
9,941,410 5,807,000 4,593,000 4,134,410 1.12 1.11 0.99
15,333,679 7,910,200 6,289,800 7,423,479 1.03 0.85 0.83
21,420,536 10,040,200 19,459,800 11,380,336 1.38 1.71 1.24
14,990,724 7,783,600 5,366,400 7,207,124 0.89 0.74 0.83
24,688,834 11,110,400 10,589,600 13,578,434 0.94 0.78 0.83
11,189,229 6,318,000 3,482,000 4,871,229 0.91 0.71 0.78
24,640,247 11,094,800 3,825,200 13,545,447 0.74 0.28 0.38
16,555,197 8,247,665 7,570,648 8,307,532 1.01 0.90 0.86

Lampiran 5
Data Konsumsi Transmigrasi di Kabupaten Parigi Moutong
X1= Makanan; X2= Pakaian; X3= Pendidikan; X4=Kesehatan;
X5 =Pengeluaran lain

No. X1 X2 X3 X4 X5
1. 4176000 430000 540000 440000 460000
2. 5490000 460000 1176000 600000 360000
3. 5580000 415000 420000 620000 3500
4. 4086000 325000 1704000 420000 90000
5. 4608000 355000 360000 64000 180000
6. 5130000 340000 864000 484000 180000
7. 5130000 445000 372000 600000 144000
8. 4680000 370000 660000 360000 1980000
9. 5040000 390000 1080000 360000 1980000
10. 4590000 270000 420000 360000 180000
11. 5532000 360000 240000 1200000 900000
12. 3480000 335000 624000 360000 384000
13. 3384000 390000 60000 300000 300000
14. 5388000 450000 1504000 450000 240000
15. 4230000 330000 1980000 140000 480000
16. 3924000 395000 1140000 480000 300000
17. 7800000 590000 2400000 480000 360000
18. 5040000 450000 10560000 720000 2405000
19. 5112000 550000 2424000 670000 1860000
20. 8736000 730000 1950000 620000 3060000
21. 5040000 395000 1200000 2400000 695000
22. 4968000 395000 1740000 620000 2315000
218

23. 2510000 530000 3600000 720000 2510000


24. 5040000 450000 1056000 620000 810000
25. 3252000 470000 1680000 670000 770000
26. 4896000 405000 744000 520000 765000
27. 5040000 470000 3108000 620000 710000
28. 4860000 460000 744000 520000 700000
29. 5040000 390000 1368000 620000 1920000
30. 5400000 580000 3420000 460000 2560000
31. 4662000 460000 2484000 560000 2380000
32. 5040000 460000 1860000 340000 2260000
33. 2880000 260000 60000 520000 1580000
34. 3060000 390000 744000 310000 2130000
35. 3060000 350000 1740000 670000 2870000
36. 4932000 400000 744000 620000 2380000
37. 5562000 610000 2484000 560000 2970000
38. 4788000 440000 1368000 340000 680000
39. 4788000 540000 2484000 300000 1040000
40. 3510000 440000 1368000 440000 1690000
41. 2808000 380000 744000 290000 620000
42. 2760000 320000 804000 420000 1340000
43. 4410000 450000 1860000 620000 1650000
44. 2988000 320000 804000 420000 1155000
45. 2808000 320000 768000 400000 570000
46. 2988000 380000 2484000 440000 1430000
47. 3888000 390000 1368000 500000 1440000
48. 4410000 380000 1360000 600000 2060000
49. 4788000 440000 1368000 520000 800000
50. 3960000 330000 760000 340000 2010000
51. 3636000 550000 2052000 420000 1660000
52. 4788000 450000 1992000 340000 1560000
53. 4860000 460000 60000 340000 1660000
54. 4338000 390000 60000 240000 780000
55. 4338000 380000 60000 340000 620000
56. 4410000 380000 2676000 340000 2240000
57. 4860000 440000 1860000 340000 2180000
58. 4865000 450000 1860000 320000 2370000
59. 2808000 320000 804000 220000 2180000
60. 3438000 380000 744000 420000 1050000
61. 3864000 390000 2400000 300000 3624000
62. 5640000 360000 2172000 420000 3120000
63. 6660000 455000 1200000 500000 2240000
64. 5064000 970000 3108000 300000 2180000
65. 4758000 570000 1380000 420000 2660000
66. 5478000 410000 1740000 210000 3040000
67. 5460000 465000 120000 420000 2660000
68. 4860000 4000000 2484000 210000 3020000
69. 3060000 335000 744000 420000 2320000
70. 7524000 520000 1560000 500000 2780000
71. 3438000 380000 744000 420000 1050000
72. 2808000 320000 804000 220000 2180000
73. 6828000 400000 1860000 320000 2300000
74. 3528000 815000 120000 480000 2070000
75. 4932000 450000 1200000 500000 2360000
76. 4608000 375000 624000 480000 510000
77. 1620000 425000 96000 480000 2280000
219

78. 2340000 285000 30000 300000 300000


79. 2340000 125000 30000 200000 300000
80. 2728000 435000 120000 500000 360000
81. 4328000 725000 480000 350000 1740000
82. 4350000 520000 900000 600000 2316000
83. 3408000 670000 684000 195000 420000
84. 5040000 335000 2400000 200000 560000
85. 5833000 570000 1950000 560000 2640000
86. 3060000 290000 120000 360000 1860000
87. 5580000 790000 3420000 560000 1900000
88. 3060000 420000 1860000 480000 1260000
89. 4164000 415000 7680000 360000 245000
90. 4920000 460000 1128000 148000 240000
91. 3672000 565000 1200000 250000 1480000
92. 4680000 610000 120000 400000 1820000
93. 2900000 435000 1080000 410000 1860000
94. 5720000 905000 2202000 1200000 970000
95. 5400000 510000 1740000 400000 360000
96. 4608000 580000 60000 300000 600000
97. 5328000 550000 2220000 200000 1800000
98. 2692000 270000 30000 320000 1200000
99. 3528000 335000 1260000 200000 360000
100. 5016000 295000 1116000 300000 240000
101. 9900000 570000 5100000 750000 2660000
102. 4848000 605000 120000 200000 2160000
103. 5352000 645000 1200000 1000000 1260000
104. 5328000 735000 480000 100000 1440000
105. 3636000 435000 720000 300000 1200000
106. 3888000 335000 1740000 780000 1800000
107. 3888000 560000 1860000 480000 2080000
108. 4500000 515000 1680000 660000 300000
109. 4608000 455000 1608000 720000 600000
110. 4884000 635000 1800000 600000 790000
111. 5532000 585000 2916000 2000000 3600000
112. 2880000 470000 360000 420000 120000
113. 3780000 345000 946000 560000 1920000
114. 4224000 375000 2364000 600000 360000
115. 3480000 415000 1080000 200000 1980000
116. 6120000 480000 1440000 840000 300000
117. 4470000 550000 2400000 600000 420000
118. 4320000 295000 30000 720000 240000
119. 6096000 450000 6816000 2040000 2460000
120. 4488000 565000 120000 1440000 2040000
121. 5280000 330000 2160000 420000 360000
122. 2736000 285000 1620000 1200000 1980000
123. 6768000 435000 792000 720000 480000
124. 5760000 680000 700000 500000 2790000
125. 3660000 285000 1740000 420000 1860000
126. 2700000 205000 30000 1200000 480000
127. 5580000 485000 1080000 1200000 1935000
128. 5280000 390000 1080000 1200000 630000
129. 5160000 355000 1800000 1200000 1260000
130. 5280000 425000 3900000 540000 785000
131. 7650000 475000 3250000 480000 2520000
132. 5760000 34000 900000 300000 1860000
220

133. 5964000 490000 2280000 540000 560000


134. 3864000 390000 2400000 300000 3384000
135. 5640000 360000 2172000 420000 3120000
136. 6660000 455000 1200000 500000 2240000
137. 5064000 470000 3108000 300000 2180000
138. 4758000 570000 3180000 420000 2660000
139. 5478000 410000 1740000 210000 2820000
140. 5460000 465000 120000 210000 2660000
141. 4860000 400000 2484000 210000 3020000
142. 3060000 335000 744000 420000 2320000
143. 7524000 520000 1560000 500000 2780000
144. 5640000 455000 2172000 500000 3120000
145. 6660000 470000 3108000 360000 2108000
146. 6828000 400000 120000 180000 2300000

Lampiran 5.1.
Hubungan antara Pengeluaran Makanan dgn Total Pengeluaran Rumah
Tangga
Variables Entered/Removed(b)

Model Variables Entered Variables Removed Method


1 Wilayah Penelitan,
Log Total . Enter
Konsumsi(a)
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: Log Pengeluaran Makanan

Model Summary(b)

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
1 .755(a) .571 .565 .08313 1.859
a Predictors: (Constant), Wilayah Penelitan, Log Total Konsumsi
b Dependent Variable: Log Pengeluaran Makanan

ANOVA(b)

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regressio
1.313 2 .657 95.039 .000(a)
n
Residual .988 143 .007
221

Total 2.302 145


a Predictors: (Constant), Wilayah Penelitan, Log Total Konsumsi
b Dependent Variable: Log Pengeluaran Makanan

Coefficients(a)

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
Std.
B Error Beta
1 (Constant) 1.970 .340 5.796 .000
Log Total
Konsumsi .676 .049 .754 13.746 .000
Wilayah
.006 .014 .023 .423 .673
Penelitan
a Dependent Variable: Log Pengeluaran Makanan

Lampiran 5.2.
Hubungan antara Pengeluaran Pakaian dgn Total Konsumsi Rt

Variables Entered/Removed(b)

Model Variables Entered Variables Removed Method


1
Wilayah Penelitan,
. Enter
Log Total Konsumsi(a)

a All requested variables entered.


b Dependent Variable: Log Pengeluaran Kesehatan

Model Summary(b)

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
1 .297(a) .088 .075 .22773 1.500
a Predictors: (Constant), Wilayah Penelitan, Log Total Konsumsi
b Dependent Variable: Log Pengeluaran Kesehatan

ANOVA(b)

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .715 2 .358 6.894 .001(a)
Residual 7.416 143 .052
Total 8.131 145
a Predictors: (Constant), Wilayah Penelitan, Log Total Konsumsi
b Dependent Variable: Log Pengeluaran Kesehatan
222

Coefficients(a)

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta


1 (Constant) 2.243 .931 2.410 .017
Log Total
.490 .135 .291 3.638 .000
Konsumsi
Wilayah
.022 .038 .046 .577 .565
Penelitan
a Dependent Variable: Log Pengeluaran Kesehatan

Lampiran 5.3
Hubungan antara Pengeluaran Pendidikan dgn Total Pengeluaran Rt
Variables Entered/Removed(b)

Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 Wilayah Penelitan,
Log Total . Enter
Konsumsi(a)
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: Log Pengeluaran Pendidikan

Model Summary(b)

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
1 .718(a) .516 .509 .37673 1.801
a Predictors: (Constant), Wilayah Penelitan, Log Total Konsumsi
b Dependent Variable: Log Pengeluaran Pendidikan

ANOVA(b)

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regressio
21.596 2 10.798 76.081 .000(a)
n
Residual 20.295 143 .142
Total 41.891 145
a Predictors: (Constant), Wilayah Penelitan, Log Total Konsumsi
b Dependent Variable: Log Pengeluaran Pendidikan

Coefficients(a)
223

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta


1 (Constant) -12.886 1.540 -8.367 .000
Log Total
2.735 .223 .715 12.271 .000
Konsumsi
Wilayah
-.114 .062 -.106 -1.825 .070
Penelitan
a Dependent Variable: Log Pengeluaran Pendidikan

Lampiran 5.4
Hubungan antara Pengeluaran Kesehatan dgn Total Konsumsi Rt

Variables Entered/Removed(b)

Model Variables Entered Variables Removed Method


1 Wilayah Penelitan,
Log Total . Enter
Konsumsi(a)
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: Log Pengeluaran Kesehatan

Model Summary(b)

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
1 .297(a) .088 .075 .22773 1.500
a Predictors: (Constant), Wilayah Penelitan, Log Total Konsumsi
b Dependent Variable: Log Pengeluaran Kesehatan

ANOVA(b)

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regressio
.715 2 .358 6.894 .001(a)
n
Residual 7.416 143 .052
Total 8.131 145
a Predictors: (Constant), Wilayah Penelitan, Log Total Konsumsi
b Dependent Variable: Log Pengeluaran Kesehatan

Coefficients(a)
224

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
Std.
B Error Beta
1 (Constant) 2.243 .931 2.410 .017
Log Total
.490 .135 .291 3.638 .000
Konsumsi
Wilayah
.022 .038 .046 .577 .565
Penelitan
a Dependent Variable: Log Pengeluaran Kesehatan

Lampiran 5.5
Hubungan antara Pengeluaran Lainnya dgn Total Konsumsi Rt
Variables Entered/Removed(b)

Variables
Model Variables Entered Removed Method
1
Wilayah Penelitan,
. Enter
Log Total Konsumsi(a)

a All requested variables entered.


b Dependent Variable: Log Pengeluaran Lainnya

Model Summary(b)

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
1 .553(a) .305 .296 .32121 1.349
a Predictors: (Constant), Wilayah Penelitan, Log Total Konsumsi
b Dependent Variable: Log Pengeluaran Lainnya

ANOVA(b)

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regressio
6.486 2 3.243 31.430 .000(a)
n
Residual 14.754 143 .103
Total 21.240 145
a Predictors: (Constant), Wilayah Penelitan, Log Total Konsumsi
b Dependent Variable: Log Pengeluaran Lainnya

Coefficients(a)
225

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
Std.
B Error Beta
1 (Constant) -4.354 1.313 -3.316 .001
Log Total
1.506 .190 .553 7.928 .000
Konsumsi
Wilayah
-.016 .053 -.022 -.310 .757
Penelitan
a Dependent Variable: Log Pengeluaran Lainnya

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kategori Proporsi
Pengeluaran Makanan * 146 100.0% 0 .0% 146 100.0%
Kategori Pendapatan

Kategori Proporsi Pengeluaran Makanan * Kategori Pendapatan Crosstabulation

Kategori Pendapatan Total


Pendapat
an Pendapata Pendapat
Rendah n Sedang an Tinggi
Kategori Proporsi <0.50 Count
Pengeluaran 21 57 23 101
Makanan
Expected Count 24.2 56.0 20.8 101.0
% within Kategori Proporsi
Pengeluaran Makanan
20.8% 56.4% 22.8% 100.0%

% within Kategori
Pendapatan 60.0% 70.4% 76.7% 69.2%
>=0.50 Count 14 24 7 45
Expected Count 10.8 25.0 9.2 45.0
226

% within Kategori Proporsi


Pengeluaran Makanan
31.1% 53.3% 15.6% 100.0%

% within Kategori
Pendapatan 40.0% 29.6% 23.3% 30.8%
Total Count 35 81 30 146
Expected Count 35.0 81.0 30.0 146.0
% within Kategori Proporsi
Pengeluaran Makanan
24.0% 55.5% 20.5% 100.0%

% within Kategori
Pendapatan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 2.226(a) 2 .329
Likelihood Ratio 2.206 2 .332
Linear-by-Linear
2.141 1 .143
Association
N of Valid Cases
146
a 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.25.
227

Lampiran 6.1
Regression fungsi konsumsi Masyarakat transmigrasi asal Jawa

Variables Entered/Removed(b)

Variable
s
Variables Remove
Model Entered d Method
1 Pendapatan(a) . Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: Total Konsumsi

Model Summary

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate
1 .994(a) .989 .988 320202.958
a Predictors: (Constant), Pendapatan

ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


1 Regressio 633025655685633.0 633025655685633.
1 6174.057 .000(a)
n 00 000
Residual 7279625328065.240 71 102529934198.102
Total 640305281013698.0
72
00
a Predictors: (Constant), Pendapatan
228

b Dependent Variable: Total Konsumsi

Coefficients(a)

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta


1 (Constant) 248846.04
115480.579 2.155 .035
1
Pendapatan .817 .010 .994 78.575 .000
a Dependent Variable: Total Konsumsi

Lampiran 6.2.
Regression fungsi konsumsi Masyarakat transmigrasi asal Bali

Variables Entered/Removed(b)

Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Pendapatan(a) . Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: Total Konsumsi

Model Summary

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate
1 .940(a) .883 .882 908600.430
a Predictors: (Constant), Pendapatan

ANOVA(b)

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 443771553541 44377155354157
1 537.543 .000(a)
571.000 1.000
Residual 586143866776 825554741938.1
71
07.200 30
Total 502385940219
72
178.000
a Predictors: (Constant), Pendapatan
b Dependent Variable: Total Konsumsi

Coefficients(a)
229

Standardized
Model Unstandardized Coefficients Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta


1 (Constant) 1155422.434 336260.717 3.436 .001
Pendapatan .712 .031 .940 23.185 .000
a Dependent Variable: Total Konsumsi

Lampiran 6.4
Hubungan pengeluaran rumah tangga dan pendapatan rumah tangga
Masyarakat transmigrasi asal bali
b
Variables Entered/Removed

Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Pendapatana . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Total Konsumsi

Model Summaryb

Adjusted Std. Error of Durbin-W


Model R R Square R Square the Estimate atson
1 .940 a .883 .882 908600.430 2.184
a. Predictors: (Constant), Pendapatan
b. Dependent Variable: Total Konsumsi
230

ANOVAb

Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 4.44E+14 1 4.4E+14 537.54 .000 a
Residual 5.86E+13 71 8.3E+11
Total 5.02E+14 72
a. Predictors: (Constant), Pendapatan
b. Dependent Variable: Total Konsumsi

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1155422 336260.7 3.436 .001
Pendapatan .712 .031 .940 23.185 .000
a. Dependent Variable: Total Konsumsi

Lampiran 7.
Path Anlysis Transmigrasi asal Bali di kabupaten parigi Moutong
231

E1

.49
.07 Y1
X1

-.06 .70

.01 .01 .55


.12 X2

.17
-.19

.46
X3 .14 Y2

E2

Lampiran 8
Path Analysis Transmigrasi asal Bali di Kabupaten Parigi Moutong
232

Regression Weights
Estimate S.E. C.R. P Label
Y1 <-- X1 0.269 0.304 0.883 0.377 par-1
Y1 <-- X2 0.151 0.018 8.176 0.000 par-2
Y1 <-- X3 0.004 0.054 0.074 0.941 par-3
Y2 <-- X1 0.003 0.049 0.062 0.950 par-4
Y2 <-- X2 0.006 0.004 1.387 0.165 par-5
Y2 <-- X3 0.013 0.009 1.554 0.120 par-6
Y2 <-- Y1 0.085 0.019 4.531 0.000 par-7

Standardized Regression Weights


Estimate
Y1 <-- X1 0.075
Y1 <-- X2 0.701
Y1 <-- X3 0.006
Y2 <-- X1 0.005
Y2 <-- X2 0.170
Y2 <-- X3 0.138
Y2 <-- Y1 0.551

Covariances
Estimate S.E. C.R. P Label
X1 <--> X2 -4.948 10.483 -0.472 0.637 par-8
X1 <--> X3 3.724 3.599 1.035 0.301 par-9
X2 <--> X3 -93.959 60.569 -1.551 0.121 par-10

Correlations
Estimate
X1 <--> X2 -0.056
X1 <--> X3 0.123
X2 <--> X3 -0.186

Variances
Estimate S.E. C.R. P Label
X1 5.327 0.888 6.000 0.000 par-11
X2 1480.728 246.788 6.000 0.000 par-12
X3 172.424 28.737 6.000 0.000 par-13
E1 34.904 5.817 6.000 0.000 par-14
E2 0.888 0.148 6.000 0.000 par-15

Squared Multiple Correlations


Estimate
Y1 0.490
Y2 0.456
233

E1

.07
.17
X1 Y1

.37 .15

-.01 -.02 .02


.15 X2

.10 .42

.17
X3 -.04 Y2

E2

Lampiran 9.
Path Analysis Transmigrasi asal Jawa di Kabupaten Parigi Moutong
Regression Weights
234

Estimate S.E. C.R. P Label


Y1 <-- X1 0.675 0.503 1.342 0.179 par-1
Y1 <-- X2 0.047 0.039 1.213 0.225 par-2
Y1 <-- X3 -0.004 0.091 -0.049 0.961 par-3
Y2 <-- X1 -0.007 0.049 -0.135 0.893 par-4
Y2 <-- X2 0.014 0.004 3.612 0.000 par-5
Y2 <-- X3 -0.003 0.009 -0.349 0.727 par-6
Y2 <-- Y1 0.002 0.011 0.172 0.863 par-7

Standardized Regression Weights


Estimate
Y1 <-- X1 0.166
Y1 <-- X2 0.149
Y1 <-- X3 -0.006
Y2 <-- X1 -0.016
Y2 <-- X2 0.421
Y2 <-- X3 -0.038
Y2 <-- Y1 0.019
Covariances
Estimate S.E. C.R. P Label
X1 <--> X2 27.521 9.286 2.964 0.003 par-8
X1 <--> X3 4.403 3.534 1.246 0.213 par-9
X2 <--> X3 37.293 45.213 0.825 0.409 par-10

Correlations
Estimate
X1 <--> X2 0.373
X1 <--> X3 0.148
X2 <--> X3 0.098

Variances
Estimate S.E. C.R. P Label
X1 5.735 0.956 6.000 0.000 par-11
X2 950.504 158.417 6.000 0.000 par-12
X3 153.382 25.564 6.000 0.000 par-13
E1 88.656 14.776 6.000 0.000 par-14
E2 0.829 0.138 6.000 0.000 par-15

Squared Multiple Correlations


Estimate
Y1 0.068
Y2 0.175
235

E1

.21
.07
X1 Y1

.15 .44

-.03 .01 .19


.17 X2

-.05 .40

.28
X3 .09 Y2

E2

Lampiran 10
236

Path Analysis Transmigrasi di kabupaten Parigi Moutong


Regression Weights
Estimate S.E. C.R. P Label
Y1 <-- X1 0.279 0.287 0.973 0.331 par-1
Y1 <-- X2 0.113 0.019 5.836 0.000 par-2
Y1 <-- X3 -0.019 0.052 -0.363 0.716 par-3
Y2 <-- X1 0.007 0.036 0.201 0.841 par-4
Y2 <-- X2 0.014 0.003 5.068 0.000 par-5
Y2 <-- X3 0.008 0.006 1.191 0.234 par-6
Y2 <-- Y1 0.025 0.010 2.425 0.015 par-7

Standardized Regression Weights


Estimate
Y1 <-- X1 0.074
Y1 <-- X2 0.438
Y1 <-- X3 -0.027
Y2 <-- X1 0.015
Y2 <-- X2 0.404
Y2 <-- X3 0.086
Y2 <-- Y1 0.193

Covariances
Estimate S.E. C.R. P Label
X1 <--> X2 12.458 7.030 1.772 0.076 par-8
X1 <--> X3 5.138 2.617 1.963 0.050 par-9
X2 <--> X3 -22.172 37.739 -0.588 0.557 par-10
Correlations
Estimate
X1 <--> X2 0.149
X1 <--> X3 0.165
X2 <--> X3 -0.049

Variances
Estimate S.E. C.R. P Label
X1 5.735 0.674 8.515 0.000 par-11
X2 1222.334 143.556 8.515 0.000 par-12
X3 168.552 19.795 8.515 0.000 par-13
E1 64.760 7.606 8.515 0.000 par-14
E2 0.995 0.117 8.515 0.000 par-15

Squared Multiple Correlations


Estimate
Y1 0.208
Y2 0.276
237

You might also like