You are on page 1of 16

CONTOH ABSTRAK ARTIKEL ILMIAH

Mamudji, Sri. “Mediasi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Luar Pengadilan.”


Majalah Hukum Dan Pembangunan 3 (Juli-September 2004): 194-209.
Berawal dari ketidakpuasan akan proses pengadilan yang memakan waktu relatif
lama, biaya yang mahal, dan rasa ketidakpuasan pihak yang merasa sebagai pihak yang
“kalah”, dikembangkan mediasi sebagai salah satu cara penyelesaian sengketa di luar
pengadilan. Selain itu, pengembangan mediasi juga didukung oleh berbagai faktor yaitu,
(1) cara penyelesaiannya dikenal di berbagai budaya, (2) bersifat non adversial, (3)
mengikutsertakan baik pihak yang langsung berkaitan maupun pihak yang tidak langsung
berkaitan dengan sengketa dalam perundingan, (4) bertujuan win-win solution. Mediasi
adalah negosiasi lanjutan, yaitu perundingan yang dibantu oleh pihak ketiga netral yang
keberadaannya dipilih oleh para pihak. Mediator tidak mempunyai wewenang untuk
mengambil keputusan. Di dalam melakukan perundingan dikenal dua teknik yaitu
perundingan yang bertumpu pada posisi dan perundingan yang bertumpu pada
kepentingan. Keberhasilan mediasi ditentukan oleh kecakapan mediator, oleh karena itu
mediator harus menguasi berbagai keterampilan dan teknik. Agar dapat membantu para
pihak menyelesaikan sengketa dan dapat menawarkan alternatif penyelesaian, mediator
harus dapat memetakan apa yang menjadi penyebab konflik. Hal ini dapat dilakukan
melalui pengamatan terhadap sikap, persepsi, pola interaksi, dan komunikasi yang
ditunjukkan para pihak dalam perundingan. Menurut Moore, ada tiga tipe mediator, yaitu,
(1) mediator jaringan sosial (social network mediator), (2) mediator otoritatif
(authoritative mediator), (3) mediator mandiri (independent mediator). Di Indonesia,
penyelesaian sengketa melalui mediasi dikenal tidak hanya dalam masyarakat tradisional
tetapi telah diatur dalam berbagai undang-undang, misalnya Undang-undang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Undang-undang Perlindungan Konsumen, Undang-undang tentang
Kehutanan, Undang-undang tentang Perselisihan Hubungan Industrial, Undang-undang
tentang Arbitrasi dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Untuk mediasi di pengadilan,
Mahkamah Agung telah mengeluarkan Peraturan MA tentang Prosedur Mediasi Si
Pengadilan.
Makalah Sistem Pengendalian Manajemen
BAB 1
PENDAHULUAN

Sistem pengendalian manajemen tidak hanya menyangkut aspek manufaktur saja. Sistem
pengendalian manajemen juga berfungsi pada sektor jasa. Dalam proses
pengendaliannya, sektor jasa mempunyai karakteristik yang relatif berbeda dibanding
sektor manufaktur. Sistem pengendalian manajemen yang akan dibahas adalah
dikhususkan pada organisasi jasa profesional (konsultan hukum, pengacara, akuntansi
dan profesi sejenis), rumah sakit, nirlaba (yayasan), pemerintah dan organisasi dagang
(agen, distributor, pengecer).
Selain membahas mengenai sistem pengendalian manajemen pada sector jasa, makalah
ini juga membahas mengenai sistem pengendalian manajemen pada perusahaan jasa
keuangan. Perusahaan jasa keuangan merupakan perusahaan yang bidang utamanya
adalah mengelola uang. Pada dasarnya perusahaan ini bertindak sebagai penengah yakni
ia memperoleh uang dari para deposan atau penabung dan meminjamkannya pada
perorangan atau perusahaan. Tindakan lainnya adalah pemindah resiko (risk shifters),
yakni memperoleh uang dalam bentuk premi, menginvestasikan premi tersebut dan
menerima resiko terjadinya peristiwa tertentu seperti kematian atau kerusakan. Tindakan
lainnya adalah sebagai pedagang yakni membeli dan menjual sekuritas baik untuk
mereka sendiri ataupun nasabahnya. Melihat bidang usaha yang dijalankan, maka
perusahaan jasa keuangan mempunyai beberapa masalh terhadap pengendalian
manajemennya yang berbeda dari perusahaan jasa lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengendalian Manajemen Pada Organisasi Jasa


2.1.1 Perusahaan Jasa Secara Umum
Beberapa hal yang membedakan sektor manufaktur dan sektor jasa :
1. Tidak adanya persediaan penyangga
Persediaan pada perusahaan manufaktur dimaksudkan untuk menjamin kontinuitas
produksi, serta untuk menjamin produk jadi selalu tersedia pada saat dibutuhkan oleh
konsumen. Namun karakteristik persediaan ini tidak ditemukan dalam industri jasa.
Perusahaan jasa harus berupaya meminimalkan kapasitas yang tidak terpakai. Biaya yang
terjadi pada organisasi jasa merupakan biaya tetap dalam jangka pendek. Variabel kunci
untuk organisasi jasa adalah seberapa besar kapasitas yang dipunyai oleh perusahaan jasa
untuk dibandingkan dengan permintaan akan jasa yang ada.
2. Kesulitan dalam pengawasan kualitas
Perusahaan manufaktur bisa memeriksa produknya sebelum dikirimkan ke pelanggan,
dan kualitas barang yang dikirim bisa diukur secara kasat mata atau dengan instrument
tertentu. Sedangkan perusahaan jasa tidak bisa melakukan hal yang sama seperti barang.
Penilaian atas kualitas jasa terjadi pada saat jasa itu diberikan dan seringkali subyektif.
3. Penggunaan tenaga kerja yang intensif
Perusahaan manufaktur menambah peralatan dan otomasi alat produksinya dengan
maksud menggantikan tenaga kerja dan mengurangi biaya.perusahaan jasa tidak
melakukan itu, tetapi dimaksudkan untuk lebih meningkatkan pelayanan.
4. Organisasi dengan orgaisasi dengan multi unit
Beberapa organisasi jasa mengoperasikan beberapa unit di lokasi yang berbeda yang
masing-masing relatif kecil. Karena unit-unit tersebut berbeda dalam menyediakan
pelayanan, perhatian khusus diperlukan untuk memperbandingkan kinerja masing-masing
unit. Teknik seperti menyesuaikan perbedaan seperti ini disebut data envelopment
analysis. Teknik ini mengidentifikasi unit yang paling efisien dengan menggunakan
metode statistic atas berbagai perbedaan yang diizinkan.
2.1.2 Organisasi Profesional
Organisasi yang dimaksud dalam hal ini adalah organisasi litbang, lembaga hukum,
rumah sakit, arsitek, konsultan,biro iklan usaha seni, dan olahraga dimana produknya
merupakan jasa professional.
• Karakteristik khusus:
1. Tujuan
Perusahaan profesional mempunyai relative sedikit asset yang dapat dilihat, asset
utamnya adalah kemampuan professional stafnya, dimana nilai ini tidak tampak dalam
laporan keuangan. Tujuan keuangan utamanya adalah menyediakan kompensasi yang
sepadan pada para profesionalnya. Pada banyak organisasi, Tujuan yang hendak dicapai
biasanya berkaitan dengan ukuran organisasi. Kecenderungan alamiah yang terjadi adalah
ukuran sukses suatu organisasi biasanya juga dilihat dari besar kecilnya organisasi.
Tujuan ini menunjukkan skala ekonomi dalam penggunaan berbagai usaha dari staf
kantor pusat organisasi dan unit-unit pertanggunjawaban agar tidak kalah dalam
persaingan.
2. Profesional
Organisasi professional lebih banyak mengandalkan tenaga kerja, dan tenaga kerja dalam
hal ini merupakan bentuk khusus. Professional biasanya cenderung tidak membebani
keputusannya dari sudut pengaruh keuangannya, mereka ingin mengerjakan sebaik
mungkin dengan mengabaikan biayanya. Karena profesional merupakan sumber daya
terpenting dalam suatu perusahaan.
3. Ukuran Output
Output dari suatu organisasi profesional tidak bisa diukur dengan ukuran fisik, seperti
unit, ton dan lain-lain. Output dalam hal ini adalah efektivitas kerja. Pendapatan yang
diperoleh biasanya merupakan ukuran output pada sejumlah organisasi profesi, namun
ukuran seperti ini lebih berhubungan pada jumlah jasa yang dilakukan, tidak berkaitan
dengan mutu, walau kualitas yang jelek dalam jangka panjang akan mengurangi
pendapatan. Pekerjaan yang dilakukan oleh banyak profesionaltidak repetitive atau
berulang-ulang. Hal ini menyulitkan dalam perencanaan waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan satu tugas, dan juga penilaian atas kinerja yang telah dilakukan. Beberapa
pekerjaan biasanya repetitive, misalnya mencatat kontrak penjualan dan membuat draft
tugas.
4. Ukuran Kecil
Dengan beberapa pengecualian, seperti kantor lembaga hokum, akuntan, organisasi
professional biasanya relative kecil dan berlokasi pada satu tempat saja. Manajer puncak
pada organisasi seperti ini bisa mengawasi dan memotivasi pegawainya secara langsung
dan pendekatan pribadi saja. Sehingga, kebutuhan untuk sistem pengendalian manajemen
tidaklah merupakan hal yang mendesak.
5. Pemasaran
Pada perusahaan manufaktur, pemilihannya jelas antara kegiatan produksi dan
pemasaran. Pada organisasi profesi pemilihan tersebut tidak ada. Pemasaran pada
dasarnya merupakan kegiatan inti pada semua organisasi.
• Sistem Pengendalian Manajemen
1. Penentuan Harga
Harga jual dari pekerjaan yang dilakukan pada organisasi profesi biasabya ditetapkan
secara tradisional. Tarif biasanya didasrkan pada jam kerja untuk kompensasi dengan
tingkat profesionalnya, ditambah biaya overhead dan laba. Biasanya juga dibebankan
biaya tetapnya.
2. Pusat laba dan harga transfer
Organisasi nirlaba biasanya menggunakan pusat laba. Unit pendukung, seperti
pemeliharaan,proses informasi,transformasi, telekomunikasi, percetakan dan sejumlah
material dan jasa, membebankan uang yang dikonsumsinya pada jasa yang diberikannya.
3. Perencanaan strategi dan pengangaran
Pada umumnya, sistem perencanaan strategi dibuat tidak sebaik pada perusahaan
manufaktur. Pada organisasi profesi, asset utamanya adalah orang, dan walaupun terjadi
fluktuasi jangka pendek pegawainya, perubahan ukuran dan kompensasiuntuk stafnya
lebih mudah dibuat dan direvisi dimana perlu.

4. Pengawasan operasi
Perhatian yang besar hendaknya diberikan pada penjadwalanwaktu dan professional
tersebut. The billed time ratio adalah rasio jumlah jam yang dipakai terhadap total jam
kerja yang tersedia dari professional tersebut, diawasi dengan cermat. Ketidakmampuan
untuk menciptakan standar kerja dan ukuran prestasinya, akan membawa dampak
terhadap perencanaan dan pengendalian tugas sehari-hari.
5. Ukuran prestasi dan penghagaan
Kinerja professional cukup mudah dinilai. Namun ada juga kinerja professional yang
cukup sulit dunilai. Untuk beberapa kondisi, ukuran prestasi biasanya tersedia.

2.1.3 Organisasi Perawatan Kesehatan


Organisasi yang dimaksud dalam hal ini adalah rumah sakit,klinik, rumah sakit bersalin,
laboratorium kesehatan, dan organisasi sejenis lainnya. Pada dasarnya ciri-ciri organisasi
seperti ini merupakan organisasi nirlaba, tapi banyak juga diantaranya yang merupakan
perusahaan yang berorientasi laba.
• Ciri-ciri khusus:
1. Kesulitan dalam masalah sosial
Masyarakat sering dihadapkan dengan pelayanan rumah sakit yang tidak bagus, tingginya
tarif rumah sakit, tingginya obat dan masalah-masalah lainnya. Dilain sisi jumlah orang
sakit terus bertambah karena kemajuan pengobatan memperpanjang harapan hidup
manusia, yang pada gilirannya membutuhkan perawatan. Pihak yang menyediakan
layanan kesehatan sebenarnya sadar akan masalah ini, namun diperlukan mekanisme
tertentu yang tidak saling merugikan antara penyedia dan pemakai perawatan kesehatan.
2. Perubahan penyedia jasa perawatan kesehatan
Dengan meningkatnya biaya perawatan kesehatan, perubahan signifikan terjadi dalam hal
pelayanan perawatan, yang dulunya dilakukan oleh beberapa penyedia perawatan
kesehatan. Banyak jasa yang sebelumnya dilakukan oleh rumah sakit,sekarang cukup
dilakukan oleh klinik tertentu saja.
3. Profesional
Pengaruh pengendalian manajemen pada professional ini sama dengan yang terjadi pada
organisasi profesional lainnya. Loyalitas mereka biasanya lebih mengarah pada profesi,
tidak pada organisasi.manajer bagian pada dasarnya merupakan seorang professional
yang melakukan fungsi manajemennya hanya pada paruh waktu.
4. Pentingnya pengendalian mutu
Industri kesehatan banyak berkaitan dengan kehidupan manusia, sehingga kualitas jasa
yang diberikan harus benar-benar diperhatikan. Pada periode tertentu diperlukan
pengkajian ulang tentang prosedur operasi atau pembedahan, pengkajian ulang terhadap
dokter pribadi.

2.1.4 Organisasi Nirlaba


Organisasi nirlaba menurut definisi hukumnya merupakan organisasi yang tidak bisa
mengalihkan aktiva, pendapatan, atau keuntungannya kepada anggota, pegawai atau
direktur oeganisasi tersebut.Tetapi dalam hal ini, organisasi tentu saja bisa memberi
semacam kompensasi atas jasa ataupun barang yang diberikan oleh pegawai maupun
anggota organisasi tersebut. Definisi ini juga tidak berarti organisasi dilarang
memperoleh pendapatan yang diperhitungkan sebagai labanya. Yang dilarang adalah
distribusi laba tersebut. Organisasi nirlaba memerlukan laba yang tinggi untuk
menyediakan modal kerja dan sebagai penjagaan di masa paceklik perolehan dana.
• Ciri-ciri khusus :
1. Tidak ada ukuran dana
Tujuan utama dari kebanyakan usaha adalah memperoleh laba yang memuaskan bagi
pemiliknya. Laba dalam hal ini merupakan ukuran prestasi terhadap tujuan yang telah
ditetapkan. Tujuan dan ukuran seperti ini tidak kita jumpai pada organisasi nirlaba.
Ketiadaan ukuran kuantitas dalam penghargaan kinerja manajemen merupakan masalah
yang serius bagi penerapan pengendalian manajemen pada organisasi nirlaba. Laporan
keuangan merupakan laporan yang sangat bermanfaat pada organisasi nirlaba, sama
seperti pada dunia usaha. Walaupun kinerja keuangan tidak merupakantujuan dominan
pada orgaisasi nirlaba, tapi tujuan seperti ini tetap perlu karena tanpa pendapatan yang
sedikit melebihi biaya sulit bagi suatu organisasi nirlaba untuk bertahan hidup.
2. Kontribusi modal
Hanya sedikit perbedaan utama pada pencatatan transaksi akuntansi pada unit usaha dan
organisasi nirlaba, yakni yang berkaitan dengan modal pada neraca. Sedangkan
persamaannya adalah baik organisasi laba maupun nirlaba menyatakan peningkatan
modal jika terjadi peningkatan pendapatan labanya. Ada dua kategori kontribusi modal
yaitu dalam bentuk bangunan dan sumbangan. Penerimaan kontribusi aktiva modal tidak
merupakan pendapatan. Organisasi nirlaba mempunyai dua bentuk laporan keuangan,
bentuk pertama berkaitan dengan kegiatan operasional dan termasuk di dalamnya adalah
laporan operasional, neraca, dan laporan cash flow, semuanya sama seperti yang ditemui
di dunia usaha umumnya. Bentuk kedua berkaitan dengan kontribusi modal, dan lapran
ini berisikan laporan kontribusi modal inflow dan outflow selama satu periode dan neraca
yang melaporkan kontribusi aktiva modal dan yang berkaitan dengan hutang dan modal.
3. Akuntansi dana
Banyak organisasi nirlaba menggunakan pencatatan system akuntansinya dengan cara
akuntansi dana. Rekening disimpan terpisah untuk beberapa dana yang masing-masing
seimbang dengan sendirinya.
4. Aturan
Organisasi nirlaba biasanya diatur dan diawasi oleh dewan penyantun (trustee). Biasanya
dewan ini tidak mampu mengidentifikasi masalah sebenarnya. Untuk itulah diperlukan
dewan yang mengatur secara kuat dan bekerja secara efektif.
• Sistem Pengendalian Manajemen
1. Penentuan harga pokok
Kebanyakan organisasi nirlaba tidak memperhatikan dengan serius tentang kebijakan
harga. Harga atas jasa biasanya ditetapkan dengan system biaya penuh (full cost system).
Prinsip ini diterapkan pada jasa-jasa yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Pada
umunya pengendalian manajeman ditetapkan apabila harganya telah ditetapkan terlebih
dahulu sebelum ditetapkannya kinerja atas jasa yang diberikan.
2. Penyusunan anggaran dan perencanaan strategi
Pada organisasi nirlaba yang harus memutuskan alokasi sumber daya yang terbatas secara
bijaksana, perencanaan strategi lebih penting dan lebih banyak memakan waktu dari pada
jenis usahanya itu sendiri. Alat pengendalian manajemen yang paling penting dalam
organisasi seperti ini adalah berkaitan dengan aktivitas keuangan organisasi yakni
anggaran (baik itu pendapatan maupun pengeluaran.)
3. Operasi dan evaluasi
Pada kebanyakan organisasi nirlaba, tidak ada cara untuk mengetahui biaya operasional
yang optimum. Banyak organisasi mengalami kesulitan untuk memperoleh dana terutama
dari sumber pemerintah. Hal ini membawa konsekuensi makin diperlukannya
pengendalian manajemen.
2.1.5 Organisasi Pemerintahan
Organisasi pemerintah merupakan organisasi jasa dan kegiatan semacam ini merupakan
salah satu contoh organisasi nirlaba.
• Karakteristik Khusus :
1. Pengaruh politik
Pada organisasi pemerintah, keputusan dihasilkan melalui proses yang berjenjang dan
sering disertai dengan konflik. Tekana politik seperti ini tidak dapat dihindarkan. Tekana
berupa konflik seperti ini biasanya tidak menghasilkan keputusan yang optimum.
2. Informasi publik
Pemerintah biasanya membatasi jumlah informasi yang sensitive dan kontreoversial yang
mengalir melalui sistem pengendalian manajemen formal. Hal ini mengurangi efektivitas
sistem.
3. Sikap yang mengutamakan pelanggan
Pada dasarnya perusahaan yang berorientasi laba maupun nirlaba didukung oleh
pelanggannya dimana ia memperoleh penghasilan dari pelanggannya tersebut. Organisasi
pemerintah juga didukung oleh masyarakat,mereka memperoleh penghasilan melalui
masyarakat luas.

4. Peraturan pemerintah (Red tape)


Pemerintah telah mengumumkan sejumlah aturan dan regulasi. Beberapa aturan ini
sangat bermanfaat untuk meningkatkan kinerja pemerintah.
5. Kompensasi manajemen
Manajer dan profesional lainnya di organisasi pemerintah biasanya cenderung sedikit
mendapatkan kompensasi dibandingkan yang diperolejh profesional lainnya di swasta.
Kompensasi disini tidak hanya dalam bentuk materi, penghargaan atau yang lebih
konkret kenaikan pangkat secara otomatis adalah beberapa contoh kompensasi yang
dapat diberikan.
6. Akuntansi
Hingga saat ini sistem akuntansi yang dipakai pada organisasi pemerintah sudah kuno
dan tidak mengikuti perkembangan zaman. Disini perlu dilakukan perombakan sistem
akuntansi yang lebih mengacu pada kebutuhan saat ini.
• Sistem Pengendalian Manajemen
1. Penyusunan anggaran dan perencanaan strategis
Perencanaan strategis di organisasi pemerintahan merupakan faktor penting. Keputusan
yang diambil biasanya juga melibatkan pertimbangan politik. Keputusan yang diambil
biasanya dengan mempertimbangkan berbagai faktor tidak hanya faktor ekonomi tapi
juga faktor lainnya.
2. Ukuran kerja
Laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Biaya pada organisasi pemerintah dapat
diukur sama akuratnya dengan yang di swasta. Pada organisasi pemerintah pendapatan
tidak merupakan output. Karena tidak merupakan ukuran moneter, maka ukuran
pendapatan disoini bisa dilihat dari kualifikasi yang dilakukan. Kualifikasi yang biasanya
dilakukan adalah:
1. Ukuran Hasil (A Result Measure) adalah ukuran output yang menurut dugaan
berhubungan dengan tujuan organisasi.
2. Ukuran Proses (A Proces Measure) adalah ukuran yang berkaitan dengan kegiatan
yang dijalankan oleh pemerintah.
3. Indikator Sosial adalah ukuran yang lebih luas dimana output yang dihasilkan
menunjukkan hasil kerja dari organisasi pemerintah tersebut.

2.1.6 Organisasi Usaha Dagang


Tidak seperti pada organisasi jasa, persediaan merupakan faktor penting pada perusahaan
dagang. Sebenarnya kepala departemen pada organisasi seperti ini disebut “pembeli”,
tidak hanya sekedar manajer, yang menunjukkan pentingnya fungsi pengadaan. Alat
pengawasan yang prinsip adalah dimungkinkannya untuk membeli yakni jumlah
maksimum yang boleh dibeli oleh pembeli kapan saja. Pengawasan modal kerja
merupakan faktor penting dalam perusahaan dagang. Saat ini organisasi dagang dan
organisasi swasta telah mengembangkan sistem informasi yang memungkinkan satu
perusahaan membandingkan pendapatan, biaya dan elemen lainnya dengan perusahaan
lainnya.
2.2 Pengendalian Manajemen Pada Perusahaan Jasa Keuangan
2.2.1 Perusahaan Jasa Keuangan Secara Umum
• Karakteristik Umum:
1. Aset Moneter
kebanyakan asset perusahaan jasa keuangan adalah moneter. Nilai asset moneter saat ini
lebih mudah diukur dari pada aset fisik lainnya, seperti gedung dan peralatan serta hak
patent dan aktiva tak berwujud lainnya. Mata uang merupakan contoh ekstrem komoditi
fungible. Setiap saat pada suatu waktu rupiah yang dimiliki oleh seluruh perusahaan
mempunyai nilai yang sama dengan nilai nominalnya atau daya belinya. Daya beli rupiah
berubah menurut waktu, tetapi pada masa depan, semua rupiah mempunyai nilai yang
seimbang. Hal ini berarti rupiah yang dipunyai setiap orang mempunyai kualitas yang
sama pada saat diberikan. Aset keuangan juga bisa ditransfer dari satu pemilik ke pemilik
lain dengan cepat dan mudah.
2. Jangka Waktu Untuk Transaksi
Kesuksesan atau kegagalan pengeluaran obligasi, pinjaman hipotik pada seseorang atau
kebijakan asuransi jiwa mungkin tidak diketahui selama 30 tahun atau lebih. Selama
periode ini, ketepatan dari pinjaman ataupun kebijakannya mungkin berubah, daya beli
uang tersebut tentu saja berubah. Ini berarti kinerja akhir meliputi otorisasi dan
penyusutan pinjaman, atau penjualan dan penetuan harga kebijakan asuransi, tidak bisa
diukur pada saat keputusan awal dibuat. Hal ini berarti pengawasan membutuhkan suatu
alat yang mensurvei keabsahan secara berkala transaksi selama periode tertentu, termasuk
pemeriksaa berkala semua pinjaman yang beredar.
3. Risiko dan penghargaan
Banyak perusahaan jasa keuangan dalam bisnis menerima risiko dalam bentuk
penghargaan, kebanyakan keputusan usaha melibatkan keseimbangan risiko dan
penghargaan. Makin besar risiko, makin besar penghargaan yang diterima. Pada
perusahaan jasa keuangan, keseimbangan ini nampak jelas pada investasi usaha, seperti
melibatkan pembelian mesin atau pengenalan produk baru. Tarif bunga atas pinjaman dan
premi pada polis asuransi didasari asumsi risiko yang akan terjadi.
4. Regulasi
Perusahaan jasa keuangan diatur secara ketat. Bank dan pedagang sekuritas diatur oleh
undang-undang dan peraturan lainnya. Walaupun regulasi ini diperlukan, beberapa aturan
ini melarang praktik usaha tertentu dan aturan akuntansi khusus lainnya berbeda dari
akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Untuk keputusan tertentu, pengaruh baik
akuntansi GAAP maupun akuntansi pada regulasi tersebut harus dipertimbangkan.

2.2.2 Bank Komersial dan Lembaga pembiayaan


• Karakteristik Umum :
1. Modal Yang Diatur
Kemampuan suatu bank untuk meminjamkan atau menginvestasikan uang diatur oleh
pemerintah dimana modal setidaknya harus seimbang dengan persentase tertentu dari
asetnya
2. Produk Baru
Hingga saat ini kegiatan bank komersial umumnya berkaitan dengan kegiatan
menyimpan dan meminjamkan uang, dengan jumlah pendapatan yang relative kecil
dihasilkan dari fee yang dibebankan untuk mengelola dana trust dan pengamanan asset
konsumen. Bank melengkapi beberapa jasa untuk nasabahnya tanpa beban atau dengan
beban tidak langsung yang dihasilkan dari perolehan perusahaan dalam menjaga
keseimbangan minimum tertentu.
3. Risiko
Bank dihadapkan dengan 3 bentuk risiko:
1. Risiko kredit, yakni risiko dimana suatu pinjaman tidak bisa kembali.
2. Risiko tingkat bunga, yakni selisijh antara bunga yang dibayarkan pada deposito dan
tarif yang diperoleh atas pinjaman dan investasi, akan berubah dengan cara yang tak
tampak.
3. Risiko transaksi, yakni risiko kesalahan dalam proses transaksi.
4. Otomasi
Di semua bank fungsi penabungan dan penarikan biasanya otomatis.untuk jumlah
transaksi yang besar dilakukan melalui Automatic Teller Machine (ATM). Banyak
keputusan peminjaman juga terotomatisasi. Bahkan fungsi-funsi seperti ini terotomatisasi
diman para ahli percaya bahwa dalam waktu dekat hanya fungsi karyawan pada kantor
cabang yang masih melayani kepuasan pelanggan.
• Implikasi Pengendalian Manajemen
Jika cabang-cabang diperlakukan sebagai pusat laba masalah-masalah berikut perlu
diperhatikan :
1. Hubungan tarif dan jangka waktu deposito terhadap tarif dan jangka waktu pinjaman
2. Volume deposit
3. Kerugian pinjaman
4. Biaya
5. Pendapatan bersama
6. Harga transfer

2.2.3 Perusahaan Sekuritas


Karakteristik perusahaan sekuritas yang relevan dengan pengendalian manajemen cukup
berbeda dari beberapa organisasi terdahulu.
Perbedaaan tersebut adalah :
1. Kepentingan hubungan pelanggan
Produk dari perusahaan sekuritas adalah tidak tampak, dan mutunya sulit diukur. Isi
kualitas prinsipnya adalah kemampuan professional perusahaan. Sikap langganan
terhadap perusahaan terutama dipengaruhi oleh penilaian mereka tentang professional
yang biasa berhubungan dengan mereka
2. Stars dan kerjasama tim
Pelaku bintang struktur organisasi perusahaan sekuritas relative mempunyai tingkatan
yang sedikit, dan hubungan antara atasan dan bawahan lebih bersifat informal dan tidak
terstruktur. Bintang-bintang yang berdagang sekuritas biasanya dibantu professional lain,
yang beberapa diantaranya merupakan bintang juga. Untuk suatu tugas yang penting,
professional terdepan mungkin mengadopsi suatu tim yang bekerja pada suatu proyek,
terkadang full time tapi lebih sering paruh waktu.
3. Kebutuhan akan aliran informasi yang cepat
Banyak sekuritas dan komoditi yang didaftarkan pada bursa-bursa dunia yang masing-
masing wilayah mempunyai zona waktu yang berbeda. Oleh karenanya perusahaan
sekuritas menjalankan usaha perdagangan 24 jam per hari. Setiap trader mempunyai
sebuah buku yang menunjukkan posisi perubahan pada masing-masing sekuritas dimana
ia bertanggung jawab. Setiap trader juga mempunyai layer computer yang menunjukkan
informasi tentang perkembangan seluruh dunia yang mungkin saja mempengaruhi harga.
Pengembangan dan pemeliharaan system informasi pada perusahaan sekuritas merupakan
fungsi yang sangat penting.
4. Fokus pada kinerja jangka pendek
Perusahaan sekuritas cenderung memfokuskan pada kinerja jangka pendek, dan jangka
pendek yang mereka maksudkan adalah kuartalan. Bukti merupakan kelas investor
terbesar dan mereka mempunyai sedikit keuntungan pada kelas berjalan, karena tujuan
meeka adalahj menyediakan dana untuk pembayaran yang harus dilakukan sepanjang
waktu para pensiunan. Focus jangka pendek ada karena tidak seorang pun tau apa yang
akan terjadi dimasa depan dan terutama karena bukti jangka pendek ini telah menjadi
tradisi.
5. Pengukuran Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan perusahaan sekuritas dan manajer atau professional lainnya terutama
diukur atas dasar pendapatan dan kedua berdasarkan laba kotor. Sedikit upaya yang
diperlukan untuk mengukur laba bersih dari berbagai aktivitas atau perseorangan.

2.2.4 Perusahaan Asuransi


Ada dua bentuk perusahaan asuransi yaitu asuransi jiwa dan asuransi kecelakaan.
Perusahaan asuransi jiwa mengumpulkan premi dari pemegang polis, menginvestasikan
premi ini, dan membayarkan sejumlah tertentu apabila pemegang polis meninggal.
Seluruh kontrak asuransi jiwa biasanya memasukkan suatu tampilan investasi yakni
bagian dari premi yang membawa pengembangan dari nilai kas polis tersebut. Perusahaan
asuransi kecelakaan mengumpulkan premi, menginvestasikan, dan membayarkan kepad
apemegang polis sejumlah kerugian tertentu.
Masalah pengendalian manajemen dalam perusahaan asuransi khususnya asuransi jiwa
adalah mereka tidak mengetahui laba dari penjualan polis saat ini sampai beberapa tahun
berikutnya. Mereka membuat premi didasarkan estimasi terbaik dari aluran masuk dan
keluaran dari polis tersebut. Walaupun laba tidak segera diketahui, manajemen tidak bias
menunggu terlalu lama untuk menghasilkan keputusan pengendalian sehingga diperlukan
informasi saat ini.
Aktuaris menghitung suatu premi tentatif, dan premi akhir menunjukkan penilaian orang
pemasaran tentang bagusnya polis tersebut dan premi yang dibebankan oleh pesaing.
Perhitungan aktuaris mempertimbangkan faktor-faktor berikut :
• Biaya akuisisi
• Biaya pemberian jasa
• Laba
• Kemungkinan kehilangan
• Pendapatan investasi
• Kemungkinan pembayaran
• Pajak penghasilan
• Tingkat laba yang diinginkan
Pengukuran kinerja penjualan lebih difokuskan pada volume penjualan dan tidak hanya
sekedar tingkat laba. Komisi didasarkan atas premi tahun pertama atau awal tahun, atau
atas jumlah polis yang tertulis.

BAB III
KESIMPULAN

Pengendalian manajemen pada organisasi jasa berbeda bila dibandingkan dengan


organisasi manufaktur. Hal ini disebabkan ketiadaan persediaan penyangga pada
organisasi jasa, kesulitan mengukur kualitas, dan pada umumnya perusahaan jasa
cenderung merupakan padat karya. System pengendalian manajemen pada organisasi jasa
umumnya sama dengan system pengendalian manajemen pada organisasi dagang.
Organisasi jasa keuangan berbeda dalam dua hal dibandingkan perusahaan lainnya.
Pertama, bahan bakunya adalah uang. Kedua, tingkat laba dari banyak transaksi tidak
bisa diukur hingga bertahun-tahun setelah komitmen yang dilakukan. Yang utama,
perusahaan akan mendapat laba jika pendapatan masa depan diperoleh dari pinjaman saat
ini, investasi, dan premin asuransi yang melebihi biaya dana yang berkaitan dengan
pendapatan ini. Masalah pengendalian manajemen lebih kompleks dalam investasi
perbankan, perdagangan sekuritas, dan beberapa organisasi lainnya karena fakta bahwa
laba ataupun rugi bisa dihasilkan dari satu transaksi tunggal.

You might also like