You are on page 1of 18

Kebudayaan Dalam Islam

Disusun Oleh:
KELOMPOK 10
BAB I
PENDAHULUAN
O 1.1 Latar Belakang
O 1.2 Kompetensi Dasar
O 1.3 Perumusan Masalah
O 1.4 Batasan Masalah
1.1 Latar
belakang
Dalam makalah ini, kelompok kami akan membahas lebih jauh tentang:
1) Hakikat kebudayaan, 2) Prinsip-prinsip kebudayaan dalam Islam, 3)
Nilai-nilai Islam dalam budaya Indonesia, dan 4) Kehidupan sosial
dalam Pemikiran Islam.
1.2    Kompetensi Dasar 1.3    Perumusan Masalah
Mahasiswa diharapkan mampu: Jelaskan pengertian kebudayaan Islam!
Menjelaskan pengertian kebudayaan Uraikan prinsip-prinsip kebudayaan Islam!
Menguraikan prinsip-prinsip kebudayaan Terangkan nilai-nilai Islam dalam budaya
Menerangkan nilai-nilai Islam dalam Indonesia!
budaya Indonesia Uraikan kehidupan sosial yang dibolehkan
Menguraikan kehidupan social dalam Islam!
1.4   Islam
pemikiran Batasan Masalah
Karena keterbatasan dalam materi serta informasi yang didapat, maka
makalah ini dititik beratkan hanya pada pengertian budaya, prinsip-
prinsip kebudayaan, nilai-nilai Islam dalam budaya Indonesia, dan
kehidupan sosial dalam pemikiran Islam.
BAB II
ISI
O 2.1 Hakikat Kebudayaan
O 2.2 Prinsip-Prinsip Kebudayaan
O 2.3 Nilai-Nilai Islam Dalam
Budaya Indonesia
O 2.4 Kehidupan Sosial Dalam
Pemikiran Islam
O 2.5 Masjid Sebagai Pusat
Kebudayaan Islam
2.1  Hakikat
Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan, saling terkait, karena
kebudayaan merupakan hasil karya, rasa kemauan menjadi adat
istiadat manusia sebagai khalifah di bumi. Tidak ada kebudayaan bila
tidak ada manusia dan sebaliknya, tidak ada manusia bila mereka
tidak berbudaya dalam masyarakat dan lingkungannya.
Jamal Syarif Iberani dan Hidayat (2003:89) mengutip pendapat
J.Verkuyl dan Koentjaningrat tentang pengertian budaya, yaitu:
O J.Verkuyl mengatakan bahwa kebudayaan itu berasal dari bahasa
Sangsekerta, yakni budaya, bentuk jamak dari budi yang berarti roh
atau akal. Kata “Kebudayaan” berarti segala sesuatu yang
diciptakan oleh manusia.
O Koentjaraningrat mengatakan bahwa Budaya atau kebudayaan
berasal dari [[bahasa Sansekerta]] yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal.
Jadi, pengertian yang dikemukakan dua pakar budaya di atas dapat
ISI disimpulkan bahwa kebudayaan adalah hasil karya dan rasa manusia
2.2 Prinsip-Prinsip Kebudayaan

Faisal Ismail (1997: 24) dalam bukunya “Paradigma Kebudayaan


Islam: Studi Kritis dan Refleksi Historis” mengatakan kebudayaan
adalah manifestasi dan perwujudan segala aktivitas manusia sebagai
upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ia merupakan
perwujudan dari ide, pemikiran, gagasan, nilai-nilai, norma-norma
dalam bentuk tindakan dan karya. Oleh karena itu kebudayaan
adalah suatu yang spesifik manusia.
Kebudayaan Islam merupakan salah satu perwujudan dari fungsi
manusia di bumi, yaitu sebagai hamba dan khalifah Allah. Adapun
prinsip kebudayaan Islam adalah:
O Menghormati akal

O Memotivasi untuk menuntut dan meningkatkan ilmu

ISI O Menghindari taklid buta Next


O Tidak membuat kerusakan
Dalam Al-Quran prinsip-prinsip kebudayaan tersebut dapat dibaca
secara berurut dalam QS. Ali Imran: 190; QS. Al Mujadilah: 11; QS. Al
Isra’: 36; dan QS. Al Qashash: 77 dan karakteristik kebudayaan Islam
menurut Yusuf Qardhawy (2001: 31-44) adalah sebagai berikut:
O Rabbaniyah: Kebudayaan Islam bernuansa ketuhanan. Ia bercampur
dengan keimanan secara umum dan ketauhidan secara khusus.
O Akhlaqiyah: Kebudayaan Islam tidak ada pemisahan antara akhlak
dengan ilmu, antara akhlak dengan perbuatan, antara akhlak dengan
ekonomi, antara akhlak dengan politik, dan antara akhlak dengan
peperangan serta antara akhlak dengan semua segi kehidupan
lainnya. 
O Insaniyah: Kebudayaan Islam menghormati manusia, memelihara
fitrah, kemuliaan dan hak-haknya. Kebudayaan Islam tegak atas
asumsi bahwa manusia adalah makhluk yang dimuliakan oleh
Tuhannya.
O ‘Alamiyah: Selama kebudayaan Islam berlaku bagi setiap manusia,
maka dengan sendirinya ia pun bersifat ‘alamiyah. Ia bersifat terbuka
Next
untuk semua kelompok manusia dan tidak menutup diri.
O Tasamuh: Islam tidak mewajibkan non muslim yang hidup dalam
naungan kebudayaannya untuk menjalankan syariat Islam dan tidak
memaksakan orang lain untuk masuk ke dalam lingkungan
kebudayaan Islam.
O Tanawwu’: Kebudayaan Islam bersifat tanawwu’ (beraneka warna).
Ia tidak hanya memuat masalah-masalah ketuhanan, tetapi terdapat
juga masalah ilmu pengetahuan, kemanusiaan, dan kealaman yang
beraneka ragam. 
O Washatiyah: Kebudayaan Islam mencerminkan sistem washatiyah
(pertengahan). Pertengahan antara berlebihan dan kekurangan, antara
jasmani dan rohani, antara hak dan kewajiban, antara kepentingan
pribadi dan kepentingan bersama, dan anatara dunia dan akhirat.
O Takamul: Takamul atau terpadu, saling mendukung antara
kebudayaan Islam yang satu dengan kebudayaan Islam yang lain. 
O Bangga terhadap diri sendiri: Bangga terhadap diri sendiri, yaitu
bangga terhadap sumber kebudayaan yang berketuhanan,
berkemanusiaan dan bernuansa akhlak. Sifat bangga ini menjadikan
ISI
kebudayaan Islam enggan untuk diwarnai atau dipengaruhi dengan
2.3 Nilai-Nilai Islam dalam
Budaya
Bangsa Indonesia
Indonesia mempunyai dua budaya secara umum: 1) budaya nasional, dan
2) budaya daerah yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia yang terdiri atas
berbagai suku, ras, dan etnik bangsa.
Sistem budaya nasional adalah suatu yang relatif baru dan sedang berada dalam
proses pembentukan. Nilai-nilai budaya yang terbentuk dalam sistem budaya
nasional ini bersifat menyongsong masa depan. Di antara nilai-nilai budaya
nasional itu berkaitan antara lain dengan faktor-faktor:
O Kepercayaan dan nilai-nilai agama
O Ilmu pengetahuan
O Penghargaan kepada kedaulatan rakyat
O Toleransi dan empati terhadap budaya suku bangsa yang bukan suku bangsanya
sendiri (Iberani dan Hidayat, 2003)
Wardiman Joyonegoro (1996) mengatakan Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai
suku bangsa dengan sistem budaya yang beraneka ragam dari masing-masing
etnik lokal kemudian berkembang menjadi tradisi atau adat istiadat yang berakar
kuat dalam masyarakat yang bersangkutan. Dalam rangka perkembangan budaya
nasional, kebudayaan seperti ini seringkali berfungsi sebagai sumber dalam
penciptaan-penciptaan dibidang seni, tata masyarakat dan teknologi serta bahasa
yang kemudian ditampilkan dalam kehidupan lintas budaya.
ISI Di daerah-daerah, budaya Islam juga tampak mewarnai kehidupan berbangsa baik
budaya seni, tradisi, maupun peninggalan fisik, misalnya perayaan maulid, Isra’
2.4 Kehidupan Sosial Dalam
Pemikiran Islam
Ahmad Syalabi dalam bukunya “Kehidupan Sosial dalam
Pemikiran Islam, Penerbit Amzah” mengelompokkan
kehidupan sosial masyarakat dalam berbagai kelompok
disertai dengan dalil dan ulasan yang jelas dan transparan
sehingga mudah dipahami. Pengelompokan kegiatan sosial
yang dimaksudkan adalah sebagai berikut.
•Masalah Sosial dalam Lingkungan Keluarga
•Masalah Sosial dalam Lingkungan Masyarakat
•Masalah Sosial Di sekitar Keuangan

Next
1. Masalah sosial dalam
Lingkungan Keluarga
• Perkawinan: dorongan, tujuan, dan • Penangguhan hamil bagi kesehatan
hukum Islam orang tua dan anak
• Pemilihan dalam perkawinan • Penangguhan hamil menurut
• Perkawinan dengan perempuan kitabi persetujuan suami-isteri
• Perkawinan dengan perempuan asing • Kelebihan penduduk, Abortus
• Laki-laki yang masuk Islam kawin • Anak yang bukan dari benih sendiri,
dengan perempuan yang beragama anak angkat, dan penanaman benih
Islam buatan
• Pertunangan • Pertanggungjawaban antara anggota
• Maskawin dan akad nikah keluarga
• Anak-anak: Pemberian dan pelayanan • Hak suami-isteri
sakasama di antara anak-anak • Pertanggungjawaban antara ayah, ibu,
• Ibu Tiri, Mertua dan anak-anak
• Khitan, Keluarga Berencana, • Kaum kerabat dan
Pencegahan Hamil Permanen pertanggungjawabannya
• Penangguhan hamil untuk • Pembantu rumah tangga, Perempuan
Kemaslahatan anak yang disusui pekerja
• Pewarisan menurut syara’ dan
pematuhannya Next
2. Masalah sosial dalam
lingkungan masyarakat
• Hari raya, Nishfu Sya’ban, Malam • Laki-laki menyerupai wanita dan
Lailatul Qadar, Asyura sebaliknya
• Hikmah hari raya dan upacara • Khamar, Hukum bagi peminum khamar
penyambutannnya • Berobat dengan khamar, Mabuk, Rokok
• Hari-hari penyambutan khusus • Perhatian terhadap hakikat dan sejarah
• Hiburan, musik, nyanyian • Persamaan dan hukum bersuku-suku
• Memperingati orang meninggal • Qada’ dan Qadar, Pengemis
• Wali, sambutan maulid, nazar, dan • Pandangan sekilas tentang masyarakat
majelis zikir • Ilmu dan praktek, Manusia dan suka
• Hari-hari Maulid, Menunaikan Nazar dukanya
• Majelis dzikir, Pengeras suara • Hubungan sesama manusia
• Olahraga dan hiburan, Sepak bola • Kikir dengan kata lain
dan suporternya • Kebaikan tidak dinilai dengan angka
• Adu kambing, sabung ayam, dan • Meniru perbuatan jahat dan baik
matador • Berbahagiakah Anda sebab sukses dan
• Sepatah kata tentang judi menderita
• Kaum wanita dalam masyarakat • Cara menghapuskan dengki
• Pakaian wanita, Hijab, Wanita dan • Masyarakat Islam yang sebenarnya
pimpinan • Hak tetangga Next
3. Masalah sosial di sekitar keuangan

• Dasar-dasar pembahasan • Pembelian kembali


• Riba • Bank Islam: Pendahuluan
• Macam-macam riba • Bank Islam Lokal:
• Memberi dan mengambil ‐ Simpanan “Current
riba Account”
• Bank ‐ Simpanan penanaman
• Bank-bank khusus modal
• Simpanan dengan bunga di ‐ Bank Islam Pusat
pos dan di bank ‐ Perseroan dan saham
• Ke arah pendirian bank ‐ Bursa dan makelar
Islam ‐ Asuransi
• Perkonsian mudharabah ‐ Pandangan Hukum Islam
• Pinjaman tentang Asuransi dengan
• Pesanan Asuransi tetap
• Penjualan dengan kredit ‐ Kartu Undian
ISI
2.5 Masjid Sebagai Pusat Kebudayaan Islam

Kata “Masjid” berasal dari kata “Sajada” artinya


sujud, makna masjid berarti tempat sujud, tempat
menyembah Allah, tempat beribadah khusus kepada
Allah. Arti lain dari kata sujud ialah ketundukan,
ketaatan manusia secara total (Hasanah, dkk, 2007).
Pada masa Nabi Muhammad menyiarkan dakwahnya
ke masjid sebagai markas atau pusat berdakwah,
informasi Islam disampaikan melalui masjid, karena
salah satu tempat berkumpulnya manusia adalah
masjid.

Next
BAB III
PENUTUP
O3.1 Kesimpulan
O3.2 Saran-saran
3.1    Kesimpulan
Budaya atau kebudayaan berasal dari [[bahasa Sansekerta]]
yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi
(budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal.
Kebudayaan dan peradaban manusia berkembang dan maju
karena orang Islam yang berpikir modern dan positif. Setiap
kebudayaan atau peradaban harus sesuai dengan petunjuk
Islam. Sebaliknya, setiap peradaban dan kebudayaan yang
bertentangan dengan ajaran Islam harus ditinggalkan bila
aqidah taruhannya. Tetapi, menghidupkan budaya justru
menambah wawasan keislaman, menambah keyakinan,
Penutup
menyambung silaturrahmi boleh dilakukan bahkan
3.2 Saran-Saran
O Diharapkan dengan pembuatan makalah ini,
pengetahuan yang dimiliki oleh penulis maupun
para mahasiswa dapat bertambah luas tentang
Pandangan Budaya Menurut Islam terutama: 1)
Hakikat kebudayaan, 2) Prinsip-prinsip
kebudayaan dalam Islam, 3) Nilai-nilai Islam
dalam budaya Indonesia, dan 4) Kehidupan
sosial dalam Pemikiran Islam.
O Sebaiknya para mahasiswa yang mengambil
mata kuliah ini lebih memperdalam
pengetahuannya, karena dasar yang kokoh EN
sangat penting untuk hasil yang maksimal di D
mata kuliah ini kedepannya nanti.
TERIMAK
ASIH

You might also like