You are on page 1of 13

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM

PERTUMBUHAN POPULASI dan DAYA DUKUNG LINGKUNGAN


Hari/tanggal : Jum’at, 19 November 2010 Pukul : 14.30-16.10 WIB

Dosen Pembimbing : Drs. Trisnadi Widyaleksono C.P., M.Si


Dr. Bambang Irawan

Disusun oleh :

Siti Nur Laila (080914002)


Gandis Febriana (080914003)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2011
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Populasi yang ada di suatu daerah akan selalu berubah setiap saat. Perubahan ini
disebabkan oleh perubahan jumlah individu. Makin banyak jumlah individu makin berkurang
kemungkinan setiap individu untuk mendapatkan makanan dan sumberdaya lainnya. Bila
jumlah individu lebih banyak dari pada daya dukung lingkungan (K) maka populasi akan
kekurangan sumberdaya sehingga tingkat reproduksinya menurun atau beremigrasi,
akibatnya ukuran populasi mengecil.
Di alam kita dapat juga menentukan besarnya K bila kita tahu kebutuhan nyata tiap
individu yang ada di daerah tersebut. Tetapi harap diingat bahwa daya dukung tidak selalu
dari faktor makanan, faktor lain juga berpengaruh misal teritoriti, tempat minum, bersarang
dan sebagainya. Pada praktikum kali ini kita menggunakan Paramaecium sp. sebagai bahan
biakan. Paramaecium sp. termasuk kelas Ciliata (infusoria). Kelas ini mempunyai rambut
getar untuk bergerak atau mencari makan. Kelas Ciliata hidup dalam kolam alam.
Paramaecium sendiri mempunyai rambut getar pada seluruh permukaan tubuhnya.
Paramaecium sp. bereproduksi secara aseksual dan seksual. Secara aseksual dengan
pembelahan transversal yang berlangsung dalam membran nuklearis, sedangkan secara
seksual dengan cara konjugasi. Pertumbuhan populasi Paramaecium sp. dapat pula dibatasi
oleh persaingan antar spesies yaitu persaingan di antara dua atau lebih spesies yang
menghabiskan persediaan makanan yang sama

1.2 TUJUAN
1. Mengetahui pengaruh antara tingkat pertumbuhan populasi Paramaecium sp.
dengan waktu pembiakan.
2. Mengetahui pengaruh antara tingkat pertumbuhan populasi Paramaecium sp.
dengan volume medium jerami.

1.3 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah ada pengaruh antara tingkat pertumbuhan populasi Paramaecium sp.
dengan volume medium jerami?
2. Apakah ada pengaruh antara tingkat pertumbuhan populasi Paramaecium sp.
dengan waktu pembiakan?

1.4 HIPOTESIS
1. Jika volume medium jerami semakin banyak maka tingkat pertumbuhan populasi
Paramaecium sp. semakin besar.
2. Jika waktu pembiakan semakin lama maka tingkat pertumbuhan populasi
Paramaecium sp. semakin besar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Populasi yang ada di suatu daerah akan selalu berubah setiap saat. Perubahan ini
disebabkan oleh perubahan jumlah individu. Bergantung pada faktor lingkungan jumlah
individu dapat bertambah atau berkurang. Bila sumber daya berlimpah tidak terbatas
maka populasi akan tumbuh sangat cepat secara eksponensial mengikuti rumus berikut:

dNdt= rN (r.8.1)
N adalah jumlah individu dan r adalah tingkat pertumbuhan intrinsik. Rumus 8.1.
dapat pula dituliskan sebagai berikut:

Nt = N0ert (r.8.2)

Tetapi jarang sekali populasi mengikuti pertumbuhan eksponensial, atau tipe


pertumbuhan tersebut hanya terjadi di awal pertumbuhan ketika jumlah individu masih
sangat sedikit dan daya dukung lingkungan untuk mendukung pertumbuhan masih
sangat besar. Sehingga model pertumbuhan populasi biasanya mengikuti persamaan
logistik:

dNdt = rN K-NK= rN ﴾1 – N ﴿K (r.8.3)

K adalah besarnya daya dukung lingkungan. Makin banyak jumlah individu


makin berkurang kemungkinan setiap individu untuk mendapatkan makanan dan
sumber daya lainnya. Untuk mempertahankan hidupnya maka individu dalam populasi
tersebut mau tidak mau harus saling berkompetisi dengan sesamanya selain dengan
jenis lain. Tingkat kompetisi antar individu dalam satu populasi dinyatakan dalam
koefisien kompetisi internal dan dilambangkan dengan huruf γ (gamma). Kita dapat
pula menuliskan model pertumbuhan populasi dengan menggunakan tingkat kompetisi
internal ini sebagai berikut:

dNdt = N (r - γN) = rN - γN² (r.8.4)

Hubungan antara K dengan γ dinyatakan dalam persamaan berikut:

K = rγ (r.8.5)

Bila jumlah individu lebih banyak dari harga K maka populasi akan kekurangan
sumber daya sehingga tingkat reproduksinya menurun atau beremigrasi, akibatnya
ukuran populasi mengecil. Secara teoritis matematis berdasar rumus 8.3 dan 8.4 jumlah
individu akan stabil di sekitar harga K, dengan demikian ukuran populasi akan konstan.
Kenyataannya tidak demikian, yang sering terjadi adalah populasi berfluktuasi di atas
dan di bawah harga K. ini disebabkan karena populasi perlu waktu untuk menanggapi
perubahan lingkungan.
Menduga besarnya harga K dari suatu lingkungan sangat penting untuk
perencanaan pembangunan dan pelestarian alam. Banyak cara untuk menduga
besarnya, yaitu:
1. Berdasar cara empiris
2. Berdasar persamaan linear antara r dan K
3. Dengan cara eliminasi dua persamaan
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan praktikum
3.1.1Alat :
a. Mikroskop
b. Pipet Pasteur
c. Bilik Hitung Sedgewich – Rafter
d. Tabung pembiakan

3.1.2 Bahan :
a. Paramaecium Sp.
b. JKJ
c. Air jerami

3.1 Cara Kerja


1. Tuang 100 cc air ke dalam biakan dan beri tanda batas ketinggian dengan spidol
permanen.
2. Buang air dalam tabung tersebut dan ganti dengan medium biakan tidak lebih dari
setengahnya.
3. Masukkan sejumlah Paramaecium sp. sesuai dengan jumlah yang dikehendaki.
4. Tambahkan medium biakan sampai batas 100 cc.
5. Tutup dengan kertas berlubang.
6. Amati setiap dua hari sekali mulai hari ke-7.
Cara menyiapkan Paramaecium sp.
1. Ambil setetes kecil biakan Paramaecium sp. letakkan pada gelas benda dan hitung
jumlahnya dengan mikroskop
2. Bila jumlah kurang dari yang ditentukan, masukkan ke dalam tabung biakan dan
ambil lagi Paramaecium sp. sehingga sesui dengan jumlah yang dikehendaki

Cara menghitung Paramaecium sp.


1. Aduk dengan pipet Pasteur biakan mahasiswa
2. Ambil dengan pipet Pasteur dari biakan sedikit saja teteskan pada bilik hitung dan
tambahkan dua tetes larutan JKJ
3. Penuhi bilik hitung dengan biakan sesuai dengan yang di ajarkan asisten
4. Tutup dengan gelas penutup dan hitung jumlah Paramaecium sp. . Bilik ini
berukuran 1 cc
5. Ulangi hingga 3 kali, kemudian jumlah per cc di rata – rata
6. Kalikan jumlah per cc dengan 100 (volume seluruh biakan) untuk mendapatkan
perkiraan jumlah dalam seluruh medium
7. Tambahkan ke dalam tabung biakan medium sehingga tetap 100 cc

BAB IV

DATA PENGAMATAN

Setelah kami menghitung Paramaecium sp. sebanyak 15 kali selama 39 hari dengan
biakan awal berjumlah ± 40 yang dimulai pada hari ke 7, maka didapatkan data sebagai
berikut :

Tanggal Ulangan ke- Rata-rata /


NO Hari ke- Rata-rata / cc
Pengamatan 1 2 3 100 cc
1 7 29/11/2010 13 10 26 16.3 1630
2 9 1/12/2010 49 54 61 54.7 5470
3 11 3/12/2010 107 55 64 75.3 7530
4 14 6/12/2010 83 70 101 84.7 8470
5 16 8/12/2010 54 105 90 83 8300
6 18 10/12/2010 124 118 120 120.7 12070
7 21 13/12/2010 115 109 121 115 11500
8 23 15/12/2010 83 91 95 89.7 8970
9 25 17/12/2010 79 80 88 82.3 8230
10 28 20/12/2010 45 42 50 45.7 4570
11 30 22/12/2010 40 40 46 42 4200
12 32 24/12/2010 31 26 32 29.7 2970
13 35 27/12/2010 19 16 21 18.7 1870
14 37 29/12/2010 12 10 16 12.7 1270
15 39 31/12/2010 8 6 6 6.7 670

BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisis Data
a. Berdasar cara empiris
Asumsi yang digunakan pada cara ini adalah bahwa jumlah individu akan
berfluktuasi di sekitar harga K. pada grafik terlihat bahwa fluktuasi dimulai pada
usia biakan 18, dan berlangsung pengamatan. Akan tetapi, pada hari ke – 28 jumlah
individu makin berkurang. Hal ini dimungkinkan karena nutrisi dalam biakan
tersebut sudah habis. Untuk mengetahui daya dukung 100 cc medium jerami, kita
hanya menggunakan data usia hari ke 18, 28, 30 dan 39. Keempat data ini
diasumsikan sebagai nilai tertinggi dan terendah yang dicapai di sekitar harga K.
Harga K adalah nilai rata – rata dari keempat nilai tersebut yaitu :

K =120.7 + 45.7 + 42 +6.74=53.775


Dibulatkan menjadi 54 individu

b. Berdasar persamaan linear


Asumsi yang digunakan adalah bahwa pada awaal pertumbuhan r mencapai
maksimum dan pada saat mencapai harga K maka pertumbuhan akan berhenti, r = 0.
Ini berarti kita harus mencari nilai r dengan rumus
Nt = N0ert
Kita harus menghitung nilai untuk semua nilai N, yaitu:

Hari ke-7 Hari ke-9


t = 7 →Nt= N0ert t=9 →Nt= N0ert
16.3 = 40er7 54.7=40er9
0.407= e7r 1.367= e9r
7r = ln 0.407 9r=ln1.367
7r = -0.8989 9r=0.3126
r = -0.128 r= 0.035
Hari ke-11 Hari ke-14
t = 11 →Nt= N0ert t = 14 →Nt= N0ert
75.3 = 40er11 84.7=40er14
1.882= e11r 2.117= e14r
11r = ln 1.882 14r=ln2.117
11r = 0.632 14r=0.749
r = 0.057 r= 0.053

Hari ke-16 Hari ke-18


t = 16 →Nt= N0ert t = 18 →Nt= N0ert
83= 40er16 120.7=40er18
2.075= e16r 3.017= e18r
16r = ln 2.075 18r=ln3.017
16r =0.729 18r=1.104
r = 0.046 r= 0.061

Hari ke-21 Hari ke-23


t = 21 →Nt= N0ert t = 23 →Nt= N0ert
115= 40er21 89.7=40er23
2.875= e21r 2.243= e23r
21r = ln 2.875 23r=ln2.243
21r =1.056 23r=0.807
r = 0.05 r= 0.035

Hari ke-25 Hari ke-28


t = 25 →Nt= N0ert t = 28 →Nt= N0ert
82.3= 40er25 45.7=40er28
2.057= e25r 1.143= e28r
25r = ln 2.057 28r=ln1.143
25r =0.721 28r=0.133
r = 0.028 r= 0.0047

Hari ke-30 Hari ke-32


t = 30 →Nt= N0ert t = 32 →Nt= N0ert
42= 40er30 29.7=40er32
1.05= e30r 0.742= e32r
30r = ln 1.05 32r=ln0.742
30r =0.049 32r= -0.297
r = 0.0016 r= -0.009

Hari ke-35 Hari ke-37


t = 35 →Nt= N0ert t = 37 →Nt= N0ert
18.7= 40er35 12.7=40er37
0.467= e35r 0.317= e37r
35r = ln 0.467 37r=ln0.317
35r =-0.76 37r= -1.147
r = -0.022 r= -0.031

Hari ke-39
t = 39 →Nt= N0ert
6.7= 40er39
0.167= e39r
39r = ln 0.167

39r =-1.786
r = -0.0458

t N R
7 16.3 −0.128
9 54.7 0.035
11 75.3 0.057
14 84.7 0.053
16 83 0.046
18 120.7 0.061
21 115 0.05
23 89.7 0.035
25 82.3 0.028
28 45.7 0.0047
30 42 0.0016
32 29.7 −0.009
35 18.7 −0.022
37 12.7 −0.031
39 6.7 −0.0458

Dari grafik diatas diperoleh :


y = 0.00059x – 0.0718 ; r = 0.00059N - 0.0718
R2= 0.242
Jika diasumsikan nilai r = 0, maka nilai N = K
0 = 0.00059N – 0.0718
N = 71.8
Sehingga nilai K = 72

c. Dengan eliminasi dua persamaan


Dari persamaan :
dNdt = N (r - γN) = rN - γN²
Terlebih dahulu diubah menjadi :

Nt – Nt-1tx – tx-1= rN – γN2

Selanjutnya kita akan menggunakan data hari ke 7(N = 16.3), 9 (N = 54.7), dan ke-
11 (N = 75.3)

Persamaan 1 :

54.7 –16.39-7 = r x 16.3 – γ(16.3)(16.3)

19.2 = 16.3r – 265.69γ

Persamaan 2 :

75.3 –54.711 – 9 = r x 54.7 – γ(54.7)(54.7)

10.3 = 54.7r – 2992.09γ

Bila persamaan 1 dan persamaan 2 kita eliminasi maka


19.2 = 16.3r – 265.69 γ‌‌ │x 54.7│1050.24=891.61r –14533.243γ
10.3 = 54.7r –2992.09γ │x 16.3 │ 167.89 = 891.61r – 48771.067γ
882.35 =34237.824γ
γ= 38.8

Selanjutnya nilai γ ini kita dapat subtitusikan ke dalam salah satu persamaan di atas,
maka akan kita dapatkan nilai r yaitu:

19.2 =16.3r -265.69γ


19.2 =16.3r -265.69(38.8)
19.2 =16.3r -10308.772
16.3r=10327.972
r =633.6

Jadi nilai K dapat di ketahui dengan rumus :

K=rγ
K=633.638.8
K=16.329 ; dibulatkan menjadi 16 individu

5.2 Pembahasan

Paramaecium sp. merupakan organisme yang cepat sekali berkembang biak. Dalam
praktikum kali ini kami mengembang biakkan Paramaecium sp. di dalam media air jerami
secara tertutup. Kemudian pengamatan dilakukan setiap 2 hari sekali. Berdasarkan analisis
hitung di atas dapat dibuat kurva pertumbuhan populasi dari Paramaecium sp., kurva yang
terbentuk adalah pertumbuhan secara teoritis berbentuk sigmod, yaitu kecepatan
pertumbuhan meningkat dari jumlah mula-mula yang sedikit dan terus-menerus bertambah
hingga kemudian sampai pada titik maksimum pertumbuhan. Pada saat seperti itu jumlah
mikroorganisme statis dan nilai daya dukung lingkungan berimpit dengan jumlah
pertumbuhan populasi.
Pada awal pembiakan, digunakan 40 ekor Paramaecium sp. sebagai jumlah
populasi awal. Setelah hari kedua, pertumbuhannya meningkat pesat karena masih
banyaknya nutrisi yang terkandung dalam media pertumbuhan. Pada hari-hari berikutnya
mengalami peningkatan dan penurunan. Pertumbuhan mengalami titik maksimum yang
artinya titik dimana Paramaecium sp. tidak lagi melakukan pembelahan diri atau
perkembanganbiakan. Ini terjadi pada hari ke-28 sampai hari ke-39. Hal ini disebabkan
karena habisnya nutrisi dalam media, terlalu sering pengambilan Paramaecium sp. atau
pada waktu jumlah Paramaecium sp. pesat nutrisi kurang memadai sehingga terjadi
kompetisi antar individu yang menyebabkan kematian.
Dalam menganalisisnya kami menggunakan tiga cara perhitungan yang untuk
menentukan derajat pertumbuhan instrinsik (r) dan daya dukung lingkungan (K), adalah:
1. Dengan cara empiris
2. Dengan persamaan linier antara r dan K
3. Dengan cara eliminasi dua persamaan
Setelah kami melakukan penghitungan, maka didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Dengan menggunakan cara empiris, diperoleh sebanyak 54 individu
2. Dengan menggunakan cara persamaan linier antara r dan K, diperoleh sebanyak 72
individu
3. Dengan menggunakan cara eliminasi dua persamaan, diperoleh sebanyak 16 individu

Dan kebanyakan jumlah populasi ini dipengaruhi oleh adanya kompetisi intrinsik
antar individu. Besar nilai K yang ditentukan dengan cara empiris, persamaan linier dan
eliminasi dua persamaan terdapat perbedaan. Hal ini terjadi karena penghitungan dilakukan
dengan pendekatan yang berbeda, sehingga asumsi bahwa populasi berfluktuasi pada harga
K tidak dapat digunakan atau lonjakan yang terlalu tinggi menunjukkan bahwa populasi
tidak berfluktuasi di sekitar harga K.
BAB VI

KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan pertumbuhan populasi Paramaecium sp. yang


dikembangbiakkan dalam media air rendaman jerami selama 1 bulan dengan cara tertutup,
dapat dijelaskan bahwa pertumbuhan populasi Paramaecium sp. dipengaruhi oleh media
hidupnya atau daya dukung lingkungannya. Hal ini dapat dibuktikan melalui hasil
pengamatan selama 39 hari. Ketika media tersebut mengandung cukup nutrisi sebagai
sumber hidup Paramaecium sp., pertumbuhan Paramaecium sp. sangat pesat sebab daya
dukung lingkungannya tinggi. Dan sebaliknya, semakin hari kandungan nutrisinya akan
habis sedangkan Paramaecium sp. terus membelah sehingga timbullah kompetisi antar
individu atau saling makan-memakan. Terjadilah kematian, hal ini disebabkan daya dukung
lingkungan semakin rendah dan nutrisi tidak mencukupi kebutuhan hidup Paramaecium
sp., akhirnya untuk dapat terus hidup, yang lebih kuat akan memakan yang lebih lemah.
Lama-kelamaan akan habis oleh kematian.
Jadi intinya, populasi Paramaecium sp. disini dipengaruhi oleh daya dukung
lingkungannya. Semakin tinggi daya dukung lingkungannya, semakin besar pula jumlah
populasi Paramaecium sp. Dan sebaliknya, semakin rendah daya dukung lingkungannya,
semakin sedikit pula jumlah populasi Paramaecium sp. karena semakin rendah daya
dukung lingkungan. Jika jumlah populasi besar, maka nutrisi kurang memadai kebutuhan
hidupnya. Sehingga terjadilah kompetisi alam antar individu untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya.
BAB VII

DAFTAR PUSTAKA

Odum, Eugene P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta : UGM University Press.


Hariyanto, S., B. Irawan dan T. Soedarti. 2008. Teori dan Praktik Ekologi. Surabaya:
Airlangga University Press.
http://lumele.blogspot.com/2009/01/populasi. diakses pada tanggal 7 Januari 2011.
http://optilabinfo.blogspot.com/2009/11/paramecium. diakses pada tanggal 7 Januari
2011.
http://id.wikipedia.org/wiki/Paramecium. diakses pada tanggal 7 Januari 2011
http://www.chem-is-try.org/kata_kunci/daya-dukung-lingkungan. diakses pada tanggal 7
Januari 2011.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Protista. Diakses pada tanggal 7 Januari 2011.

You might also like