Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PRINSIP-PRINSIP KLASIFIKASI
Objek studi taksonomi tumbuhan adalah semua jenis tumbuhan baik yang ada
sekarang maupun tumbuhan yang sudah punah. Tumbuhan di dunia ini sangat beragam,
baik dalam struktur, bentuk, ukuran, fungsi, maupun yang lainnya. Klasifikasi tumbuhan
diperlukan untuk penggolongan - penggolongan tumbuhan berdasarkan pada sifat dan ciri
yang ada pada keanekaragaman tumbuhan itu sendiri. Klasifikasi adalah proses
pengaturan tumbuhan dalam tingkat - tingkat kesatuan kelasnya yang sesuai secara ideal
kesamaan sifat dan ciri pada keanekaragaman tumbuhan tersebut. Klasifikasi dicapai
untuk menyatukan golongan yang sama dan memisahkan golongan yang berbeda .
semakin kecil tingkatan takson, kesamaan yang diperoleh semakin banyak. Masing-
masing takson menunjukkan kedudukan atau tingkat dalam hierarki penataan takson
1. Unsur utama yang menjadi ruang lingkup Taksonomi Tumbuhan adalah pengenalan
pemahaman di antara ahli-ahli Botani di seluruh dunia tentang apa yang dimaksud.
3. Nama ilmiah adalah nama-nama dalam bahasa Latin atau bahasa yang diperlakukan
4. Setiap individu tumbuhan termasuk dalam sejumlah taksa yang jenjang tingkatnya
berurutan.
5. Tingkat jenis (species) merupakan dasar dari seluruh takson yang ada.
6. Nama-nama takson di atas tingkat suku (familia) diambil dari ciri khas yang berlaku
7. Nama suku (familia) merupakan satu kata sifat yang diperlakukan sebagai kata benda
berbentuk jamak. Nama tersebut diambil dari nama salah satu marga yang termasuk
8. Nama marga merupakan kata benda berbentuk mufrad atau suatu kata yang diperlakukan
demikian. Kata ini dapat diambil dari sumber mana pun, dan dapat disusun dalam cara
sembarang.
9. Nama ilmiah untuk jenis harus bersifat ganda, artinya terdiri atas dua suku kata yang
10. Nama takson tingkat suku ke bawah diikuti nama orang yang memberikan nama ilmiah
berikut :
a. Jumlah sel penyusun tubuh tumbuhan; ada tumbuhan bersel satu (uniseluler) dan ada
b. Organ perkembangbiakannya.
Periode ini berlangsung dari awal sejak ada kegiatan taksonomi sampai abad ke-4
SM. Pada periode ini belum dikenal adanya sistem klasifikasi yang diakui secara formal.
1.2.2. Periode sistem habitus ( abad ke-4 SM sampai abad ke-17 SM)
golongan utamanya disebut dengan nama pohon, perdu, semak, tumbuhan memanjat, dan
menurut umur yaitu: tumbuhan berumah pendek (anual), tumbuhan berumur 2 tahun
(biennial), serta tumbuhan berumur panjang (perenial). Selain Theophrastes, adapula
beberapa tokoh yang berperan besar dalam perkembangan taksonomi, antara lain :
rerumputan, dsb.
c. A . Magnus, berhasil membedakan tumbuhan monokotil dan dikotil atas dasar sifat-sifat
batangnya.
membedakan antara tumbuhan biji tunggal dan tumbuhan biji yang berbelah.
Pada periode ini, sistem klasifikasi tumbuhan ditandai dengan sifat sistem yang
murni artificial. Klasifikasi ini sengaja dirancang untuk membatu dalam identifikasi
tumbuhan. Klasifikasi didasarkan pada jumlah dari suatu organ atau bagian tumbuhan.
Carolus Linnaeus adalah tokoh yang paling terkenal pada periode ini. Linnaeus
1.2.4. Periode sistem klasifikasi yang didasarkan atas kesamaan bentuk atau sistem alam (A bad
Sistem klasifikasi tumbuhan pada periode ini dinamakan sistem alam. Tokoh yang
terkenal pada nasa ini adalah J.B de Lamarck. Lamarck berhasil membuat kunci untuk
Periode ini berlangsung dari pertengahan abad ke-29 sampai sekarang. Tumbuhan
b. Adolph Engler, membagi alam tumbuhan ke dalam sejumlah afdeling. Engler juga
Sistem Rendle didasarkan pada sistem Engler danP rantl, ini merupakan salah satu
sistem filogenetik modern yang cukup baik dan berarti. Randle memperlskuksn
Karya professor botani dari Jerman pada tahun 1926 menganalisa reaaksi protein
adalah suatu cara memilah dan mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan atau
unit tertentu. Urutan klasifikasi makhluk hidup dari tingkat tertinggi ke terendah (yang
sekarang digunakan) adalah Domain (Daerah), Kingdom (Kerajaan), Phylum atau Filum
(hewan)/Divisio, Classis (Kelas), Ordo (Bangsa), Famili (Suku), Genus (Marga), dan
Spesies (Jenis).
hidup. Membandingkanberarti mencari persamaan dan perbedaan sifat atau ciri pada
makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidup didasarkan pada persamaan dan perbedaan
ciri yang dimiliki makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh atau fungsi alat tubuhnya.
Makhluk hidup yang memliliki ciri yang sama dikelompokkan dalam satu golongan.
tumbuhan yang hidup di lingkungan kering (xerofit), tumbuhan yang hidup dilingkungan
klasifikasi yang ada dalam dunia taksonomi tumbuhan, antara lain: Sistem buatan
hanya satu atau dua ciri - ciri morfologi yang mudah dilihat. Sistem alami Klasifikasi ini
- takson satu sama lain.A da sifat ± sifat yang dianggap lebih primitif dan ada sifat - sifat
Apabila kita akan mempelajari sesuatu tidak perlu semua makhluk hidup yang ada
di muka bumi diteliti satu persatu, tetapi cukup dengan sampel atau perwakilan dari objek
tersebut yang dianggap sudah mewakili semua. Misalnya untuk mempelajari serangga
BAB II
manusia mencatat berbagai jenis organisme. Plinius dari masa Kekaisaran Romawi telah
menulis sejumlah nama tumbuhan dan hewan dalam ensiklopedia yang dibuatnya dalam
bahasa Latin. Sistem penamaan organisme selanjutnya selalu menggunakan bahasa Latin
dalam tradisi pencatatan Eropa. Hingga sekarang sukar dijumpai sistem penulisan nama
organisme yang dipakai dalam tradisi Arab atau Tiongkok. Kemungkinan dalam tradisi
ini penulisan nama menggunakan nama setempat (nama lokal). Keadaan berubah setelah
cara penamaan yang lebih sistematik diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus dalam kitab
Tata nama binomial (binomial berarti 'dua nama') merupakan aturan penamaan
baku bagi semua organisme (makhluk hidup) yang terdiri dari dua kata dari sistem
taksonomi (biologi), dengan mengambil nama genus dan nama spesies. Nama yang
dipakai adalah nama baku yang diberikan dalam bahasa Latin atau bahasa lain yang
dilatinkan. Aturan ini pada awalnya diterapkan untuk fungi, tumbuhan dan hewan oleh
penyusunnya (Carolus Linnaeus), namun kemudian segera diterapkan untuk bakteri pula.
Sebutan yang disepakati untuk nama ini adalah 'nama ilmiah' (scientific name). Awam
seringkali menyebutnya sebagai "nama latin" meskipun istilah ini tidak tepat sepenuhnya,
karena sebagian besar nama yang diberikan bukan istilah asli dalam bahasa latin
melainkan nama yang diberikan oleh orang yang pertama kali memberi pertelaan atau
Penamaan organisme pada saat ini diatur dalam Peraturan Internasional bagi
Tata Nama Botani (ICBN) bagi tumbuhan, beberapa alga, fungi, dan lumut kerak, serta
fosil tumbuhan; Peraturan Internasional bagi Tata Nama Zoologi (ICZN) bagi hewan
dan fosil hewan; dan Peraturan Internasional bagi Tata Nama Prokariota (ICNP).
Aturan penamaan dalam biologi, khususnya tumbuhan, tidak perlu dikacaukan dengan
aturan lain yang berlaku bagi tanaman budidaya (Peraturan Internasional bagi Tata
a. Aturan penulisan dalam tatanama binomial selalu menempatkan nama ("epitet" dari
c. Penulisan nama ini tidak mengikuti tipografi yang menyertainya (artinya, suatu teks
yang semuanya menggunakan huruf kapital/balok, misalnya pada judul suatu naskah,
tidak menjadikan penulisan nama ilmiah menjadi huruf kapital semua) kecuali untuk hal
berikut :
1. Pada teks dengan huruf tegak (huruf latin), nama ilmiah ditulis dengan huruf miring
(huruf italik), dan sebaliknya. Contoh: Glycine soja, Pavo muticus. Perlu diperhatikan
bahwa cara penulisan ini adalah konvensi yang berlaku saat ini sejak awal abad ke-20.
Sebelumnya, seperti yang dilakukan pula oleh Carolus Linnaeus, nama atau epitet spesies
diawali dengan huruf besar jika diambil dari nama orang atau tempat.
2. Pada teks tulisan tangan, nama ilmiah diberi garis bawah yang terpisah untuk nama
d. Nama lengkap (untuk hewan) atau singkatan (untuk tumbuhan) dari deskriptor boleh
diberikan di belakang nama spesies, dan ditulis dengan huruf tegak (latin) atau tanpa
garis bawah (jika tulisan tangan). Jika suatu spesies digolongkan dalam genus yang
berbeda dari yang berlaku sekarang, nama deskriptor ditulis dalam tanda kurung. Contoh:
Glycine max Merr., Passer domesticus (Linnaeus, 1978) — yang terakhir semula
e. Pada penulisan teks yang menyertakan nama umum/trivial, nama ilmiah biasanya
menyusul dan diletakkan dalam tanda kurung. Contoh pada suatu judul: "PENGUJIAN
SALINITAS". (Penjelasan: Merr. adalah singkatan dari deskriptor (dalam contoh ini E.D.
Merrill) yang hasil karyanya diakui untuk menggambarkan Glycine max. Nama Glycine
max diberikan dalam judul karena ada spesies lain, Glycine soja, yang juga disebut
kedelai.).
f. Nama ilmiah ditulis lengkap apabila disebutkan pertama kali. Penyebutan selanjutnya
cukup dengan mengambil huruf awal nama genus dan diberi titik lalu nama spesies
secara lengkap. Contoh: Tumbuhan dengan bunga terbesar dapat ditemukan di hutan-
hutan Bengkulu, yang dikenal sebagai padma raksasa (Rafflesia arnoldii). Di Pulau
Jawa ditemukan pula kerabatnya, yang dikenal sebagai R. patma, dengan ukuran bunga
yang lebih kecil. Sebutan E. coli atau T. rex berasal dari konvensi ini.
g. Singkatan "sp." (zoologi) atau "spec." (botani) digunakan jika nama spesies tidak dapat
atau tidak perlu dijelaskan. Singkatan "spp." (zoologi dan botani) merupakan bentuk
jamak. Contoh: Canis sp., berarti satu jenis dari genus Canis; Adiantum spp., berarti
jenis-jenis Adiantum.
h. Sering dikacaukan dengan singkatan sebelumnya adalah "ssp." (zoologi) atau "subsp."
(botani) yang menunjukkan subspesies yang belum diidentifikasi. Singkatan ini berarti
i. Singkatan "cf." (dari confer) dipakai jika identifikasi nama belum pasti. Contoh: Corvus
cf. splendens berarti "sejenis burung mirip dengan gagak (Corvus splendens) tapi belum
Ketentuan - ketentuan yang harus dipenuhi dalam menulis nama jenis dengan
a. huruf pertama dari kata yang menyebutkan marga (genus) ditulis dengan huruf besar,
edangkan untuk kata penunjuk spesies ditulis dengan huruf kecil semua . Contoh: Zea
b. Bila nama jenis ditulis dengan tangan atau ketik, harus diberi garis bawah pada kedua
kata nama tersebut. Namun bila dicetak harus memakai huruf miring (tanpa garis bawah).
c. Bila nama penunjuk jenis pada tumbuhan lebih dari dua kata , kedua kata tersebut harus
dirangkaikan dengan tanda penghubung. Contoh: Hibiscus rosa sinensis menjadi Hibiscus
rosa-sinensis.
a. Felis maniculata domestica (kucing jinak) tidak dirangkai dengan tanda penghubung
sedang untuk varietas perhatikan contoh, Hibiscus sabdarifa varalba (rosela varietas
putih).
b. bila nama jenis itu diberikan untuk mengenang jasa orang yang menemukannya maka
nama penemu dapat dicantumkan dengan menambah huruf (i) di belakangnya. contohnya
antara lain tanaman pinus yang ditemukan oleh merkus , maka tanaman itu pinus
merkusii.
2). Nama Marga / Genus
Nama marga / genus tumbuhan maupun hewan terdiri atas satu kata tunggal yang
dapat diambil dari kata apa saja, dapat dari nama hewan, tumbuhan, zat kandungan, dan
sebagainya.
Huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar. Contoh marga tumbuhan: Solanum
Nama Famili diambil dari nama genus organisme yang bersangkutan ditambah
akhiran acceaebila itu tumbuhan dan idea bila mahluk itu hewan. Contoh nama famili
pada tumbuhan: famili Solanaceae dari solanum + aceae (terung - terungan). contoh
Adalah nama genus + nae, contoh : Equisetum + nae, menjadi kelas Equisetinae.
Adalah nama genus + ales , contoh : Zingiber + ales, menjadi ordo Zingiberales.
Identifikasi
1. Identifikasi tumbuhan adalah menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat
2. Tumbuhan yang akan diidentifikasikan mungkin belum dikenal oleh dunia ilmu
pengetahuan (belum ada nama ilmiahnya), atau mungkin sudah dikenal oleh dunia ilmu
pengetahuan.
3. Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-tingkat takson harus mengikuti aturan yang
4. Prosedur identifikasi tumbuhan yang untuk pertama kali akan diperkenalkan ke dunia
ilmiah memerlukan bekal ilmu pengetahuan yang mendalam tentang isi KITT.
5. Untuk identifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan,
memerlukan sarana antara lain bantuan orang, spesimen herbarium, buku-buku flora dan
6. Flora adalah suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-jenis tumbuhan
7. Monografi adalah suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-jenis
tumbuhan yang tergolong dalam kategori tertentu. baik yang terbatas pada suatu wilayah
berarti nama serta tempatnya dalam sistem klasifikasi tumbuhan yang akan diidentifikasi
dapat diketahui.
10. Lembar Identifikasi Jenis adalah sebuah gambar suatu jenis tumbuhan yang disertai
Klasifikasi makhluk hidup didasarkan pada persamaan dan perbedaan ciri yang
dimiliki makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh atau fungsi alat tubuhnya. Makhluk
hidup yang memliliki ciri yang sama dikelompokkan dalam satu golongan. Contoh
dan semak.
tumbuhan yang hidup di lingkungan kering (xerofit), tumbuhan yang hidup di lingkungan
pemakan daging (karnivora), hewan pemakan tumbuhan (herbivora), dan hewan pemakan
Di dunia terdapat tidak kurang dari 500 juta macam organisme. Organisme
tersebut memilik ciri-ciri yang beraneka ragam. Beberapa ahli biologi mencoba
1. Monera, adalah organisme yang belum memiliki membran inti dan membran organel sel atau
bersifat prokariotik. Yang terdiri atas : Bacteria (Schizomycetes) dan alga hijau-biru
(Cyanophyta).
4. Metazoa, adalah kelompok hewan yang mengalami masa perkembangan embrio dalam siklus
hidupnya.
kedalam tumbuhan rendah antara lain : Schyzophyta (tumbuhan belah), Alga (protista
Divisi schizophita, berkembang biak dengan cara membelah, tubuh hanya terdiri
atas satu sel saja, protoplas belum terdiferensiasi dengan jelas, sehinga ini belum tampak
maupun komposisi senyawa kimianya. Alga ini ada berbentuk uniseluler (contoh :
chlorococcus sp), koloni (volvox sp), benang (filamen) (contoh : spyrogyra sp),
serta bercabang atau pipih (contoh : ulva sp, sargasum sp dan Euchema sp).
3. Hidup di perairan
Divisi ini meliputi tumbuh-tumbuhan yang memiliki sebagai ciri utama tubuh
yang berbentuk tallus yakni yamg tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun.
Perkembangbiakan terjadi dengan cara vegetativ atau aseksual maupun secara generativ
atau seksual.
dibedakan atas 3 anak divisi yaitu :ggang merupakan tumbuhan tallus hidup di air tawar
maupun air laut, selalu menempati habitat yang lembab atau basah, ada yang bergerak
Lumut merupakan tumbuhan darat sejati, walaupun masih menyukai tempat yang
lembab dan basah. Perkembangan lumut secara singkat yaitu spora yang kecil dan
Fungi hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur hidup di
tempat yang lembab. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di tempat lembab.
Meskipun demikian banyak pula fungi yang hidup pada organisme atau sisa-sisa
1. Fungi atau jamur termasuk organisme eukariotik yang tidak berkhlorofil, bersifat
heterotrofik .
2. Berdasarkan sumber makanannya Fungi ada yang bersifat parasitik dan ada yang bersifat
saprofitik.
3. Fungi yang hidup parasitik mendapat makanannya dari bahan organik yang masih
4. Fungi yang bersifat saprofitik mendapatkan makanannya dari bahan organik yang sudah
mati .
5. Beberapa fungi mampu bersimbiosis mutualisme dengan organisme lain yaitu hidup
bersama dengan organisme lain agar saling mendapatkan keuntungan, misalnya akar dari
akar tanaman.
Merupakan suatu divisi yang telah jelas mempunyai kormus, pada tumbuhan paku
menghasilkan biji, tumbuhan paku amat heterogen baik ditingaju dari segi habitus
1. Kelas Psilotopsida
2. Kelas Equisetopsida
3. Kelas Marattiopsida
4. Kelas Polypodiopsida.
Lumut kerak mampu hidup pada daerah bebatuan dan mampu merubah area
1. Vegetatif
Dilakukan dengan cara fragmentasi soredium. Jika Soredium terlepas, kemudian terbawa
2. Generatif.
Reproduksi generatif spora yang dihasilkan oleh askokarp atau basidiokarp, sesuai dengan
jenis jamurnya. Spora dapat tumbuh menjadi lumut kerak baru jika bertemu dengan jenis
BAB IV
FUNGI (JAMUR)
dipisahkan dari tumbuhan karena banyak hal yang berbeda. Fungi bukan autotrof seperti
tumbuhan melainkan heterotrof sehingga lebih dekat ke hewan. Usaha menyatukan fungi
dengan hewan pada golongan yang sama juga gagal karena fungi mencerna makanannya
di luar tubuh (eksternal), tidak seperti hewan yang mencerna secara internal. Selain itu,
sel-sel fungi berdinding sel yang tersusun dari kitin, tidak seperti sel hewan.
diluar tubuhnya dengan cara mensekresikan enzim-enzim hidrolitik yang sangat ampuh
menjadi senyawa yang lebih sederhana yang dapat diserap dan digunakan oleh fungi.
tumbang, bangkai hewan, atau buangan organisme hidup. Di dalam proses saprobik ini,
fungi menguraikan bahan organik tersebut. Fungi parasitik menyerap zat-zat makanan
dari sel-sel inang yang masih hidup. Beberapa jenis fungi parasitik, misalnya seperti
mutualistik juga menyerap zat makanan dari organisme inang, akan tetapi fungi tersebut
membelanya dengan fungi yang menguntungkan bagi pasangannya dalam hal tertentu,
misalnya membantu suatu tumbuhan didalam proses pengambilan mineral dari tanah.
Fungi menempati lingkungan yang sangat beraneka ragam dan berasosiasi secara
simbiotik dengan banyak organisme. Meskipun paling sering ditemukan di habitat darat,
beberapa fungi hidup di lingkungan akuatik, dimana fungi tersebut berasosiasi dengan
organisme laut dan air tawar serta dengan bangkainya. Lichen, perpaduan simbiotik
antara fungi dan alga, banyak terdapat di mana-mana dan ditemukan di beberapa habitat
yang sangat tidak bersahabat dibumi ini: gurun yang dingin dan kering di antartika,
tundra alpin dan artik. Fungi simbiotik lainnya hidup didalam jaringan tumbuhan yang
memiliki membran sel inti. Dinding sel jamur terbuat dari bahan kitin, yaitu polimer
karbohidrat yang juga terdapat pada eksoskeleton serangga, laba-laba dan artropoda
lainnya. Itu berfungsi memberi bentuk dan menyokong sel-sel jamur. Hal tersebut sangat
berbeda dengan sel tumbuhan yang terbuat dari bahan selulosa. Sebagian besar jamur
merupakan organisme bersel banyak (multi seluler), contohnya jamur merah, (volvariella
volcaceae), tetapi ada juga yang merupakan organisme bersel tunggal (uniseluler)
contohnya yeast atau ragi (saccharomyces). Tubuh jamur yang bersel banyak tersusun
atas benang-benang yang disebut hifa. Hifa pada jamur, yaitu hifa bersekat (bersepta) dan
hifa tidak bersekat. Pada hifa yang bersekat, di tiap sekat terdapat satu inti sel, sedangkan
pada hifa yang tidak bersekat, inti sel tersebar didalam sitoplasma (senositik).
Bentuk jamur mirip dengan tumbuhan, tetapi jamur tidak memiliki daun dan akar
sejati. Selain itu, jamur tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat melakukan
dan memperoleh zat-zat makanan (nutrisi) dengan cara menyerap serat-serat sederhana
dari lingkungan substratnya. Namun sebelum itu, makanan yang masih berupa senyawa
kompleks akan diuraikan terlebih dahulu diluar sel jamur dengan cara menghasilkan
enzim-enzim hidrolitik ekstraseluler. Jamur ada yang hidup sebagai parasit, ada yang
hidup sebagai saprofit, dan ada pula yang hidup simbiosis mutualisme dengan organisme
lain. Sebagai parasit, jamur mengambil bahan makanan langsung dari inangnya. Jamur
parasit mamiliki Haustorium (jamak haustoria), yaitu hifa yang khusus untuk menyerap
makanan dari inangnya. Sebagai saprofit, jamur mengambil bahan makanan dari sisa-sisa
mahluk hidup yang telah mati. Pada jamur yang bersimbiosis dengan organisme lain,
jamur menyerap makanan dari inangnya, sedangkan inangnya memperoleh mineral dari
tanah melalui bantuan jamur. Umumnya, jamur dapat berkembang biak atau berproduksi
secara seksual dan aseksual. Meskipun begitu perkembangbiakan secara seksual lebih
berperan karena lebih sering dilakukan. Karena itulah, dalam siklus hidup jamur fase
4.2 MORFOLOGI
Struktur dasar jamur adalah hifa. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang
disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium (Lihat Gambar 4.1).
Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah. Ketebalan hifa bervariasi
antara 0,5 mm – 100 mm. Hifa terdiri atas sel-sel sejenis. Sel-sel tersebut satu dan lainnya
Dinding sel jamur berbeda dengan dinding sel tumbuhan. Dinding sel jamur
bukan terdiri atas selulosa, melainkan tersusun oleh zat Kitin. Sel-sel hifa bersepta ada
yang berinti satu (uni nukleat), berinti dua (binukleat atau dikariotik), atau berinti banyak
atau senositik (coenocytic). Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur
yang satu sel, misalnyo Sacharomyces cerevisae, ada pula jamur yang multiseluler
membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur
Pertumbuhan terjadi dari ujung apikal, vesikula apical mengandung bahan dan
enzim untuk pembentukan dinding hyphal baru. Hifa tua berkurang aktivitas
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk
pipa. Hifa adalah benang-benang penyusun tubuh jamur. Ada tiga jenis hifa, yaitu stolon
(hifa yang menjalar dipermukaan substrat), rizoid (hifa yang menembus kedalam substrat
dan berfungsi sebagi akar), dan sporangiosfor (hifa yang menjulang ke atas dan
Sporangium adalah struktur atau organ pembentuk spora, disebut juga kotak
spora. Didalam sporangium dihasilkan sporangiospora atau sering disebut spora saja.
mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau
septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan
kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, ada pula hifa yang tidak
bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel
berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang
bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ
penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat. (Lihat
gambar 4.5)
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya,
jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan, jamur
menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian
menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka
jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan
senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk
heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
1. Parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan
di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang
2. Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai,
3. Saprofit merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang
mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu
tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase
sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung
menyerap bahan-bahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang
hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat
tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman
dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan
atau pada Lycan. Jamur berhabitat pada bermacam-macam lingkungan dan berasosiasi
dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada
yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya
4.5 REPRODUKSI
Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif) (Lihat
gambar 4.6). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda
bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila
kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar
spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat
yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.
Spora haploid dihasilkan secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara seksual
mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi
dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap
kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-
masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam
sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa
tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan
pembelahan meiosis.
Secara alamiah, jamur dapat berkembang biak dengan dua cara, yaitu secara
aseksual dan seksual. Secara aseksual dilakukan dengan pembelahan, yaitu dengan cara
sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa, penguncupan, yaitu dengan
cara sel anak yang tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inangnya atau pembentukan
spora. Spora aseksual ini berfungsi untuk menyebarkan speciesnya dalam jumlah yang
besar dengan melalui perantara angin atau air. Ada beberapa macam spora aseksual, di
a. Konidiospora , merupakan konidium yang terbentuk di ujung atau di sisi hifa. Ada yang
berukuran kecil, bersel satu yang disebut mikrokonidium , sebaliknya konidium yang
disebut sporangium, pada ujung hifa khusus. Ada dua macam sporangiospora yang tidak
c. Oidium / artrospora , yaitu spora bersel tunggal yang terbentuk karena terputusnya sel-
sel hifa.
d. Klamidospora , merupakan spora bersel satu, berdinding tebal, dan sangat resisten
terhadap keadaan yang buruk. Spora ini terbentuk dari sel-sel hifa yang somatik.
sel/nucleus dari dua sel induknya. Reproduksi secara seksual ini lebih jarang dilakukan
dan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan secara aseksual. Perkembangbiakan ini terjadi
Seperti halnya spora aseksual jamur, jenis spora seksual jamur pun bermacam-
4.6 KLASIFIKASI
heterotrof, tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya
terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-
cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada
vegetatif tubuhnya berupa massa protoplasma telanjang yang bergerak sebagai amoeba
yang disebut Plasmodium dengan cara-cara hidup sebagai saprofit atau seperti hewan.
Plasmodium terjadi karena satu perkawinan (peristiwa seksual), dan kemudian akan
Spora myxomycotina berkecambah dalam air atau diatas suatu substrat basah
menjadi satu atau beberapa sel kembar yang di namakan miksoflagelata. Miksoflagelata
ini pada bagian muka mempunyai satu inti atau satu bulu cambuk, biasanya dua dan dan
heterokon. Pada bagian belakang terdapat vakuola berdenyut, tetapi kromatofora tidak
ada. Hidupnya sebagai saprofit, dapat mengambil zat makanan yang bersifat cair maupun
padat. Setelah beberapa waktu, bulu cambuknya lenyap dan miksoflagelata ini berubah
menjadi miksoameba. Miksoflagellata dan miksoameba dapat membiak vegetative
amebozigot ini kedua intinya akhirnyapun akan bersatu. Badan yang diploid ini tidak lalu
membentuk dinding, melainkan tetap telanjang dan bersifat ameboid, dan dengan
sesamanya dapat bersatu menjadi plasmodium yang besar dan mempunyai banyak inti.
kumpulan protoplas yang menjadi satu. Organisme ini dapat dipelihara di atas agar-agar
dan makannya dapat berupa bakteri, miselium jamur, potongan agar-agar, bahkan dapat
juga mengambil miksoameba haploid sebagai makannya. Makanan ini dicernakan dalam
vakuolanya. Dapat pula organisme ini mengeluarkan enzim yang melarutkan substratnya
dan mengambil makannya dalam bentuk larutan. Dari yang bersifat saprofit dapat dibuat
biakan murni. Yang hidup sebagai parasit hanya hidup dengan tambahan makan yang
berupa makhluk hidup. Zat makanan bukan tepung, tetapi glikogen myxomycotina suka
hidup di tanah-tanah hutan, diatas daun yang telah runtuh, dalam kayu yang lapuk, dan
dengan perubahan tubuhnya yang merayap kemana-mana. Bagian depan terdiri atas
fototaksis negatif. Plasmodium ini dapat mencapai ukuran garis tengah 0-30 cm,
keperluan ini plasmodium lalu mempunyai sifat yang berlawanan dengan biasanya.
Mereka lalu meninggalkan tempat yang basah merayap menuju cahaya, dan dengan
menurunkan kadar airnya kemudian berubah menjadi beberapa tubuh buah, yang masing-
masing diselubungi oleh selaput kaku karena mengandung kapur, dan dinamakan
Membran (dinding) spora itu, tidak seperti jamur umumnya, terdiri atas kitin, tetapi tediri
atas substansi menyerupai putih telur yang dinamakan keratin, dan disamping itu juga
terdapat selulosa. Spora terjadi karena pembelahan reduksi, dan oleh karena itu bersifat
haploid. Miksoflagellata dan miksoameba yang tidak mengadakan kopulasi juga bersifat
Pada beberapa marga didalam badan buahnya dibentuk kapilitium yang terdiri
dari bulu-bulu kecil yang bebas atau tersusun seperti jala atau terdiri atas serabut-serabut
yang muncul dari plasma yang terdapat diantara spora. Jika sporangium telah masak,
teridium lalu pecah dan spora akan terhembus keluar dari dalam jala kapilitium tadi. Pada
Bentuk dan susunan, sifat, dan warna sporangium merupakan dasar untuk
membedakan myxomicotina dalam takson lebih kecil. pada fuligo varians beberpa
sporangium merupakan satu badan buah yang berwarna pirang dan dapat mempunyai
tetapi hanya merupakan suatu pseudoplasmodium dengan tubuh buah, yang tiap sporanya
Myxomycotyna, yang secara filogenetik amat rendah tingkatnya itu, jika di tinjau
dari sudut sel kembar dan miksoameba menunjukkan hubungan kekerabatan dengan
Flagellatae yang tidak berwarna, atau sangat boleh jadi lebih dekat dengan Rhizopoda
menyatakan bahwa Myxomycotyna adalah suatu mahkluk peliharaan ynag terletak antara
dianggap pula sebagai hewan, demikian pula halnya dengan Mycomycotyna. Dalam dunia
hewan kelompok mahkluk hidup ini dikenal pula dengan nama Mycetozoa.
Selain posisi yang tidak pasti itu, klasifikasi Mycomycotyna sendiri belum
(Dtyostelium mucoroidas).
hidup, yaitu:
• Fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti amoeba, disebut plasmodium.
• Fase tubuh buah Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu spora kembara yang
disebut myxoflagelata.
Kingdom : Amoebozoa
Phylum : Mycetozoa
Class : Dictyostelia
Order : Dictyosteliida
Family : Dictyosteliidae
Genus : Dictyostelium
2. Oomycotina
Hifa pada jamur ini bersifat senositik, yaitu tidak bersekat-sekat sehingga inti sel
banyak tersebar di dalam protoplasma. Dinding selnya tersusun atas selulosa, hal inilah
yang membedakan dengan golongan jamur lainnya. Pertumbuhan hifa jamur terjadi pada
percabangan itu terbentuk gelembung sporangium yang dipisahkan oleh sekat. Hal ini
Protoplasma akan terbagi-bagi dan setiap bagian memperoleh satu inti sel yang
berkembang menjadi spora dengan dua flagel sebagai alat geraknya. Spora yang
mempunyai flagel disebut zoospora yang merupakan ciri khas Oomycotina. Selanjutnya,
membentuk dinding selulosa. Jika zoospora ini sampai di tempat yang sesuai, maka akan
banyak inti.
b. Reproduksi:
1) Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di darat dengan sporangium
dan konidia.
2) Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina membentuk oospora yang selanjutnya
tumbuh menjadi individu baru. Contoh spesies: Saprolegnia sp. yang hidup saprofit pada
bangkai ikan, serangga darat maupun serangga air dan Phytophora infestans yaitu
Kingdom : Protista
Filum : Heterkonta
Kelas : Oomycotea
Ordo : Saprolegniales
Famili : Saprolegniaceae
Genus : Saprolegnia
Jenis jamur lainnya yang termasuk Oomycotina adalah Phytophtora sp, dan
Phytium sp.
Saprolegnia sp
sedangkan yang terlihat di luar substrat berfungsi untuk perkembangbiakan. Jika Anda
amati jamur ini dengan mikroskop, di bagian ujung miseliumnya akan tampak
meletakkan serangga mati atau biji kacang tanah pada cawan berisi air kolam. Hifa yang
baru tumbuh akan menembus tubuh serangga atau biji kacang tanah untuk mendapatkan
makanan. Sebagian hifa lainnya akan tumbuh keluar membentuk sporangium penghasil
seksual.
Contoh jamur dari Oomycotina lainnya adalah Achlya sp yang hidup saprofit
seperti Saprolegnia sp.; Plasmopora sp hidup parasit pada tanaman anggur; serta
Sclerospora maydis penyebab penyakit bulai pada jagung seperti pada gambar dibawah
ini.
Phytophtora sp
Contoh jamur dari golongan Oomycotina ini antara lain: Phytophtora infestans
membentuk konidium. Konidium adalah spora yang dibentuk secara aseksual dan terjadi
akibat diferensiasi dari ujung hifa. Ujung hifa menyembul di permukaan daun kentang
melalui stoma (mulut daun) yang terkena infeksi. Untuk lebih jelasnya dapat dipelajari
melainkan dapat pula menyebabkan penyakit pada buah cokelat, tanaman lada, kina,
Pythium sp
seksual. Jamur ini dapat menginfeksi tanaman seperti pada persemaian tem-bakau yang
dikenal dengan penyakit patah rebah semai. Jamur ini juga dapat menyebabkan penyakit
busuk pada kecambah tembakau, kina, bayam, jahe, nenas, dan kemiri.
3. Zygomycotina
Ciri jamur dari kelompok ini adalah hifanya tidak memiliki sekat (septa) sehingga
disebut hifa senositik. Kelompok jamur ini diberi nama Zygomycotina karena selama
masa reproduksi seksual membentuk spora seksual khusus, yang disebut zigospora.
Contoh jamur yang termasuk divisi Zygomycota adalah Rhizopus oligosporus, yaitu
jamur yang digunakkan membuat tempe. Jika Anda mengamati jamur R.Oligorpus
dengan menggunakkan mikroskop, anda dapat melihat struktur tubuhnya dengan jelas.
Reproduksi aseksual terjadi dengan cara membentuk spora didalam sporangium yang
Divisi : Zygomycota
Kelas : Zygomycetes
Ordo : Mucorales
Famili : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
Sporangium stonifer yang telah tua dan matang biasanya berwarna hitam. Jika
telah matang, sporangium akan akan pecah dan menghasilkan banyak spora.
Selanjutnya,spora-spora akan keluar dan menyebar dengan bantuan angin. Jika spora itu
jatuh pada tempat yang cocok,ia akan tumbuh membentuk hifa baru. Jamur
perkembangbiakan secara seksual jamur ini dilakukan dengan cara kojungsi. (Lihat
gambar 4.14)
atau “hifa jantan” atau hifa (-)atau hifa betina” Hifa-hifa tersebut bersifat haploid (n).
Kedua hifa tersebut akan mengalami pembengkakan pemanjangan pada ujungnya. Hifa
yang membengkak disebut gametangium (jamak; gametangia), yaitu stuktur atau organ
yang yang bersifat diploid (2n). Zigospora adalah spora berdinding tebal dan sedang fase
istirahat. Karena berdinding tebal, Zigospora tahan terhadap kondisi lingkungan yang
buruk. Zigospora dapat dorman selama beberapa bulan dan akan berkcambah serta
tumbuh menjadi hifa-hifa baru jika kondisi lingkungan membaik. Pada saat pertumbuhan
hifa, terjadi peristiwa meiosis sehingga hifa bersifat haploid. Selanjutnya ,hifa-hifa
spora. Setelah dihasilkan spora ,akan terjadi proses reproduksi Aseksual. Dari penjelasan
diatas, diketahui bahwa pada siklus hidup R. stolonifer, fase haploid lebih panjang
perasit pada tumbuhan dan serangga. Selain R. oligosporus, contoh lain dari Zygomycota
adalah R.oryzae dan mucor. Jamur R.oryzae digunakan dalam fermentasi sake, yaitu
minuman khas jepang, sedangkan mucor adalah jamur yang sering tumbuh pada roti.
a. Tubuh multiseluler.
d. Reproduksi:
2. Generatif : dengan konyugasi hifa (+) dengan hlifa (-) akan menghasilkan zigospora
yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru. Contoh spesies: Mucor mucedo biasa
hidup di kotoran ternak dan roti dan Rhizopus oligosporus atau jamur tempe.(Gambar
4.15)
4. Ascomycotina
mencapai dari 60.000 spesies. Ciri utama dari divisi ascomycota adalah membentuk spora
seksual yang disebut akospora. Akospora terbentuk kedalam kaksus, yaitu suatu tubuh
buah khusus yang bentuknya menyerupai mangkuk atau botol. Tidak seperti
ada yang bersel satu, misalnya yeast atau ragi (S. cerevisae); ada pula yang bersel
banyak, contohnya Penicillium dan ada pula yang membentuk tubuh buah, seperti Netrica
dan peziza. Pada umumnya anggota Ascomycotina adalah jamur bersel banyak. Seperti
cara membentuk konidiospora atau sering disebut konidia (tunggal: konidium) saja (Lihat
gambar 4.16). Konidia terbentuk pada ujung hifa khusus yang tumbuh tegak, yang
disebut konidofor. Warna dari konidia bermacam-macam, ada yang hitam, merah, biru,
dan hijau, bergantung pada jenis jamurnya. Konidia yang telah masak, apabila jatuh pada
tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa baru. Sementara itu, reproduksi aseksual
pada Ascomycota bersel satu dilakukan dengan cara membentuk tunas (budding). Tunas
yang telah masak akan terlepas dari sel induknya dan tumbuh menjadi individu baru.
Akospora dalah spora seksual yang terbentuk di dalam aksus. Aksus terdapat didalam
Pada Ascomycota ada dua jenis hifa, yaitu hifa (+) dan hifa (-). Hifa (+)
membentuk alat kelamin jantan (anteredium) dan hifa(-) membentuk alat kelamin betina
(askogonium). Kedua jenis alat kelamin tersebut bertemu dan terjadi plasmogami
(penyatuan sitoplasma) tanpa disertai penyatuan inti. .Jadi,dalam peristiwa tersebut akan
terbentuk sel dengan dua inti Askogonium yang telah meiliki dua inti tersebut akan
menghasilkan hifa-hifa askogonium yang dikariotika (berinti dua). Hifa dikariotika itu
bercabang-cabang membentuk tubuh buah yang disebut askokarp. Semetara itu, ujung
hifa dikariotika akan membentuk sel khusus yang akan menjadi askus. Didalam aksus
akan terjadi perleburan dua inti (diploid/2n). Selanjutnya, inti askus membelah dua kali.
Pembelahan pertama terjadi secara meiosis dan menghasilkan empat sel. Pembelahan
kedua terjadi secara mitosis sehingga akhirnya terbentuk delapan akspora didalam aksus
tersebut. Tubuh buah (askokarp) yang terbentuk memiliki bentuk bermacam-macam dan
Protoascomycetes.
ragi. Berguna untuk membuat bir, roti maupun alkohol. Mampu mengubah glukosa
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Class : Saccharomycetes
Order : Saccharomycetales
Family : Saccharomycetaceae
Genus : Saccharomyces
Species : S. cerevisiae
a. Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler. Ascomycotina multiseluler,
b. Hidupnya: ada yang parasit, saprofit, ada yang bersimbiosis dengan ganggang
c. Reproduksi:
5. Basidiomycotina
Ciri utama dari jamur yang termasuk dalam divisi Basidiomycota adalah
membentuk spora seksual yang disebut basidiospora. Basidiospora terbentuk pada bagian
yang disebut basidium. Divisi ini memiliki angota lebuh dari 25.000 species. Basidiomyta
jamur lainnya. Ciri lainnya adalah mampu membentuk tubuh buah yang makrokopis
sehingga sangat mudah dilihat. Jamur-jamur anggota Basidiomycota dapat dijumpai pada
tanah, pohon yang lapuk atau jerami di musim hujan. Bentuk dan warnanya juga
bermacam-macam.
Contohnya Volvariella volvacea atau jamur merang, dapat dimakan dan sudah
dibudidayakan.
Kingdom : Fungi
Division : Basidiomycota
Class : Agaricomycetes
Order : Agaricales
Family : Pluteaceae
Genus : Volvariella
Species : V. volvacea
cara kojungsi untuk membentuk basidiospora. Reproduksi secara aseksual sangat jarang
terjadi. Jika ada, umumnya dengan cara membentuk konidia. Proses pembentukan
Spora ini tumbuh membentuk hifa-hifa yang bersekat. Tiap sekat berinti satu. Hifa ini ada
yang bersifat satu “jantan”(+) dan “betina” (-). Jika ujung dua hifa yang bebeda
bertemu,akan terjadi percampuran percampuran plasma sel (plasmogami). Inti sel dari
hifa (+) akan diberikan ke sel hifa (-) sehingga terbentuk sel hifa dengan dua inti (hifa
dikariotik). Sel hifa dengan dua inti ini akan berkembang membentuk miselium yang
dikariotik juga. Miselium yang berinti dua ini secara khas tubuh menjadi buah
menghasilkan basidium yang terdapat pada lapisan yang disebut himenium. Didalam
mimenium terjadi kariogami, yaitu persatuan dua inti menjadi satu. Inti ini,kemudian
mengalami pembelahan meiosis unutk membentuk empat spora haploid yang disebut
basidiospora. Jadi, basidiospora ini bersifat haploid dan terdapat di ujung basidium.
2. Exobasidium vexans : parasit pada pohon teh penyebab penyakit cacar daun teh
3. Amanita muscaria dan Amanita phalloides: jamur beracun, habitat di daerah subtropics.
6. Deuteromycotina
karena pada jamur ini belum diketahui dengan pasti cara pembiakan secara generatif.
sitophila tetapi setelah diketahui pembiakan generatifnya yang berupa askus namanya
Banyak penyakit kulit karena jamur (dermatomikosis) disebabkan oleh jamur dari
Ada sekitar 25.000 spesies jamur yang dimasukkan dalam divisi Deuteromycota.
Jamur Deuteromycota sering disebut juga fungi imperfecti Karena belum diketahui
reproduksi seksualnya sehingga reproduksi jamur ini dilakukan secara aseksual dengan
seksualnya, ia dimasukkan kedalam divisi yang berbeda. Sebagai contoh adalah jamur
sekarang jamur tersebut termasuk divisi Ascomycota, dengan nama Neurospora crassa.
Contoh lainnya adalah Aspergillus dan penicillium. Beberapa anggota aspergillus dan
termasuk divisi Ascomycota. Ciri lain dari Deuteromycota adalah hifanya bersekat.
yang dapat menimbulkan penyakit baik pada manusia, hewan, ataupun tumbuhan.
penyakit kulit, Trichophyton dan Epudermophyton penyebab penyakit kulit dan kuku,
Mikorhiza
Mikorhiza adalah simbiosis antara jamur dengan tumbuhan tingkat tinggi, jamur
Lichenes / Likenes
Likenes adalah simbiosis antara ganggang dengan jamur, ganggangnya berasal
dari ganggang hijau atau ganggang biru, jamurnya berasal dari Ascomycotina atau
Contoh :
• Usnea dasypoga
• Parmelia acetabularis
MAKAN
Jamur biasanya hidup di alam bebas terutama muncul pada waktu musim penghujan
atau tempat lembab lainnya.
Walaupun banyak diantaranya yang sudah dikenal sebagai jenis jamur yang tidak
berbahaya dan dapat dimakan atau digunakan sebagai bahan ramuan obat, tetapi pada
umumnya masih tetap merupakan jenis jamur liar.
Kalau sesekali sobat berjalan-jalan di alam bebas dan menemukan jamur, maka
amatilah bentuk dan sifat timbulnya. Bentuk tubuh buah jamur pada umumnya tersusun
oleh bagian-bagian yang dinamakan tudung (pileus), bilah (lamellae), cincin (annulus),
batang/tangkai (stipe), cawan (volva), dan akar semu (rhizoids).
Sampai saat ini masih belum diketahui, berapa jenis jamur yang dapat dimakan
serta berapa jenis yang dapat dimakan tapi tidak membahayakan.
Jamur dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :
3. Klitos (Clitocybe)
• Habitatnya :
• merupakan jamur liar di dalam hutan, kebun, hutan tepi pantai.
• Ciri-ciri :
• tubuh buah seperti Suung bulan dengan tudung membuka keluar atau berbentuk
payung, berwarna putih kekuning-kuningan atau coklat muda.
• Jenis jamur ini berguna pada bidang farmasi maupun kedokteran karena
mengandung halusigen (dapat menyebabkan halusinasi pada mereka yang memakannya).
5. Hidnum (Hydnum)
• Habitatnya :
• Merupakan jenis jamur liar yang tumbuh pada tegalan atau tanah yang berhumus dan
biasanya ditemukan menempel pada ranting kayu yang sudah lapuk.
• Ciri-ciri :
• Mempunyai bentuk seperti payung terbuka keluar dan bertangkai tebal, warna tubuh
kekuning - kuningan, putih sera putih kecoklat-coklatan.
6. Higroporus (Hygrophorus)
• Habitatnya / Ciri-ciri :
• Merupakan jenis jamur liar yang mempunyai bentuk dan sifat tumbuh yang sama seperti
hidnum.
7. Marasmius
• Habitatnya :
• Merupakan jenis jamur liar mempunyai bentuk dan sifat seperti jamur payung lainnya.
• Ciri-ciri :
• Tangkai tubuh panjang berwarna putih kecoklat-coklatan atau putih kekuning-kuningan.
Amanita, Fly agaric, Supa upas terutama yang termasuk ke dalam jenis A.
muscaria, A. umbrina, A. spissa
• Habitatnya :
• Tumbuh liar di hutan, tegalan dan pekarangan, ditemukan di antara jatuhan daun atau
pada tanah humus
• Ciri- ciri :
• Tubuh buah seperti payung, dengan tudung berwarna merah, coklat tua, coklat muda
sampai kuning dengan bintik-bintik putih.
• Racun yang terkandung digunakan untuk meracuni ujung tombak atau senjata tajam
lainnya.
•
4.Laktarius (Lactarius)
• Habitatnya :
• Tumbuh liar di hutan, kebun dan di pekarangan rumah.
• Ciri-ciri :
• Tubuh buah berbentuk payung terbuka ke atas dan berbatang tebal berwarna coklat
muda,kekuning-kuningan, coklat putih serta biru muda dengan bintik hitam atau garis-
garis memanjang.
• Tudung berwarna seperti batang, kadang-kadang disertai garis melingkar di atasnya.
4.8. PERANAN
Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik peran yang
berprotein tinggi.
rebah semai.
kentang.
manusia.
ALGA (GANGGANG)
Alga merupakan tumbuhan talus yaitu tumbuhan yang belum mempunyai akar,
batang dan daun. Alga adalah organisme berkloroplas yang dapat menghasilkan oksigen
melalui proses fotosintesis. Ukuran alga beragam dan beberapa micrometer sarnpai
beberapa meter panjangnya. Semua Alga mengandung klorofil oleh sebab itu dapat
berfotosintesis. Disamping itu mengandung pigmen lain yang berbeda-beda tergantung
divisi. Pigmen-pigmen ini tergkandung dalam plastida. Alga dalam istilah Indonesia
sering disebut sebagai ganggang yang merupakan tumbuhan talus karena belum memiliki
Alga ada yang bersel tunggal dan juga ada yang bersel banyak dengan bentuk serupa
benang atau lembaran. Tubuh ganggang terdapat zat warna (pigmen) yaitu Fikosianin
(warna biru), Klorofil (warna hijau), Fikosantin (warna pirang/ coklat), Fikoeritrin (warna
ditempat-tempat yang berair baik air tawar maupun air laut, salain itu juga Alga hidup
ditempat-tempat yang lembab lain seperti pohon dan lain sebagainya. Alga juga dapat
dapat ditemukan pada tempat-tempat yang memiliki suhu-suhu ekstrem tinggi atau
ekstrem rendah. Struktur tubuh sel, individu-individu uniseluler yang dapat bergerak
(motil) dengan bantuan bulu cambuk(flagel) dan individu-individu yang multiseluler
mempunyai beberapa bentuk antara lain: koloni senobium, koloni agregat, filamen,
sifoneus, parenkimateus. Susunan sel, Alga memiliki dua tipe sel yang bersifat
prokariaotik maupun eukariotik. Tipe plastida yang dijumpai pada Alga adalah kloroplas
dengan bermacam-macam pigmen yang diperlukan untuk fotosintesis. Pigmen pada Alga
Alga bisa hidup dipermukaan, selain dipermukaan Alga juga dapat hidup dalam
perairan (aquatik) maupun daratan (terestrial) yang terkena sinar matahari, namun
kebanyakan hidup di perairan. Alga sangat berperan penting di dalam siklus unsur-unsur
di bumi, mengingat jumlah massanya yang sangat banyak yang kemungkinan lebih besar
dari jumlah tumbuhan di daratan. Beberapa Alga laut bersel satu bersimbiosis dengan
hewan invertebrata tertentu yang hidup di laut, misalnya spon, koral, cacing laut. Alga
Alga mempunyai bentuk yang bervariasi. Susunan kerangka Alga tidak dapat
dibedakan antara akar, batang dan daun, sehingga keseluruhan tubuhnya dikenal dengan
tumbuhan tersebut sebetulnya hanyalah thlallus. Thallus Alga memiliki struktur yang
thallus Alga makroskopis bermacam-macam antara lain bulat, pipih, gepeng bulat seperti
pectinate (sederet searah pada satu sisi thallus utama), pinnate (bercabang dua-dua pada
aksis atau sumbu utama), dan ada juga yang sederhana tidak bercabang.
a Secara vegetative
dan pembelahan sel, serta pembentukan sporik. (Lihat gambar 5.2). Perkembangan
crucigenia.
b Secara aseksual
autospora, dan konjugasi. Konjugasi, yaitu sel protoplas tumbuhan I ke tumbuhan II.
papilla melebur hingga membentuk saluran, dilanjutkan dengan gamet jantan masuk ke
sel betina melalui saluran itu. (Lihat gambar 5.3 dan gambar 5.4).
2. Konjugasi bentuk lateral, yaitu perkawinan antara 2 protoplas yang saling berlekatan
3. Konjugasi silang yaitu perkawinan antara 2 protoplas yang tanpa saluran konjugasi.
c Secara seksual
a. Isogami yaitu: gamet yang bentuk dan ukurannya sama (belum dapat dibedakan mana
b. Anisogami : gamet yang bentuk dan ukurannya tidak sama (gamet yang bentuk dan
a. Bentuk uniseluler : Bentuk uniseluler yang berflagela dan yang tidak berflagela.
b. Bentuk multiseluler.
a Berkoloni :
d Bentuk sifon/pipa.
e Pseudoparenkhimatik.
5.6 KLASIFIKASI
2. Divisi Pyrrophyta.
anggotanya terdiri dari alga hijau yang hidup sebagai plankton di air tawar dan sebagian
kecil di air laut. berbentuk filamen nonmotil atau thaloid, dan mempunyai flagella. Sel-
selnya dikelilingi oleh dinding selulosa yang sama dengan tanaman hijau multiseluler
cyanobacteria.
4. Eukariot.
5. Ada yang unisel, koloni dan filament.
7. Dinding sel terbuat dari selulosa atau polimer xylosa atau mannosa atau hemiselulosa.
Struktur tubuh bervariasi baik dalam ukuran, bentuk maupun susunanya. Untuk
mencakup sejumlah besar variasi tersebut, maka alga hijau dapat dikelompkkan sebagai
berikut :
2. Sel senobium (koloni yang mempunyai jumlah sel tertentu sehingga mempunyai bentuk
3. Koloni tak baraturan, filamen (ada yang bercabang dan tidak bercabang).
5. Foliaceus atau parenkimatis (filamen yang pembelahan sel vegetatif terjadi lebih dari
satu bidang).
1. Dinding sel.
Dinding sel tersusunan atas dua lapisan dalam yang tersusun atas selulosa dan lapisan
luar tersusun atas pektin. Tetapi beberapa alga bangsa volvocales dindingnya tidak
Kloroplas terbungkus oleh sistem membran rangkap. Pigmen yang terdapat dalam
kloroplas yaitu klorofil a dan klorofil b, beta karoten serta berbagai macam xantifil
(lutein, violaxanthin, zeaxanthin) kloroplas dalam sel letaknya mengikuti bentuk dinding
sel parietal,ex: ulotrix atau ditengah lumen sel (axial,ex:muogotia). Pada umumnya satu
kloroplas setiap sel tetapi pada siponoles zygnemales terdapat lebih dari satu kloroplas
setiap sel. (Lihat gambar 5.6). Bentuk kloroplas sangat berfariasi. Fariasi bentuk
1. Bentuk mangkuk
2. Bentuk sabuk
3. Bentuk cakram
4. Bentuk anyaman
5. Bentuk spiral
6. Bentuk bintang
Amilum dari Chlorophyta seperti pada tumbuhan tingkat tinggi, tersusun sebagai
rantai glukosa tak bercabang yaitu amilose dan rantai yang bercabang amilopektin. Sering
kali amilum tersebut terbentuk dalam granula bersama dengan badan protein dalam
plastida disebut pirenoid. Tetapi beberapa jenis tidak mempinyai pirenoid merupaka
Regnum : Protista
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Zygnematales
Genus : Spirogirra
Spesies : Spyrogira sp
2. Secara aseksual, dilakukan dengan cara membentuk sel khusus yang mampu berkembang
menjadi individu baru tanpa terjadinya peleburan sel kelamin. Pada umumnya terjadi
dengan perantara spora, oleh karena itu sering disebut perkembangbiakan secara sporik.
zoopora dibentuk oleh sel vegetative, tetapi beberapa tumbuhan terbentuk dalam sel
khusus disebut sporangia. Zoopora setelah periode berenang beberapa waktu berhenti
pada subtract yang sesuai, umumnya dengan ujung anterior. Flagella dilepaskan dan
terbentuk dinding , selama proses ini alga mensekresikan lendir yang berperan untuk
3. Secara seksual, dengan anisogami. Gamet jantan menyerupai zoospora dan selalu
bergerak bebas. Gamet betina kadang-kadang tidak bergerak, jadi merupakan suatu
oogonium. Perkawinan terjadi karena adanya daya tarik yang bersifat kemotaksis. Zigot
biasanya berupa suatu sel yang berdinding tebal, bulat, dan kadang-kadang berwarna
merah karena mengandung hematokrom. Pada kebanyakan Chlorophyta pembelahan
reduksi terjadi pada perkecambahan zigot, jadi ganggang hijau adalah organisme haploid.
Alat-alat perkembangbiakan seksual dan aseksual (gamet dasn spora) terdapat pada satu
bersifat vegetatif dan ada yang bersifat generatif. Dengan pemindahan tempat terjadinya
pembelahan reduksi dari zigot ke sporangium pada fase aseksual, terjadilah pergiliran
keturunan antara sporofit yang diploid dengan gametofit yang haploid. Pada pembelahan
penyusun plankton atau sebagai bentos bersel besar ada yang hidup di air laut(10%),
terutama dekatpantai. Ada jenis chlorophyceae yang hidup pada tanah-tanah yang basah.
Bahkan diantaranya ada yang tahan akan kekeringan. Sebagian lainnya hidup
bersimbiosis dengan lichenes, dan ada yang intraseluler pada binatang rendah. Jenis yang
hidup di air tawar bersifat kosmopolit, terutama hidup ditempat yang cahayanya cukup
seperti : kolam, danau, genangan air hujan, pada air mengalir (sungai atau selokan). Alga
hijau ditemukan pula pada lingkungan semi akatik yaitu pada batu-batuan, tanah lembab
dan kulit batang pohon yang lembab (protococus dan trentepolia). Beberapa anggotanya
hidup dii air mengapung atau melayang, sebagian hisup sebagai plankton. Beberapa jenis
Alga berperan sebagai produsen dalam ekosistem. Berbagai jenis alga yang hidup
bebas di air terutama yang tubuhnya bersel satu dan dapat bergerak aktif merupakan
penyusun pitoplankton. Sebagian fitolankton adalah alga hijau, pigmen klorofil yang
dimilikinya aktif melakukan fotosintesis sehingga alga hijau merupakan produsen utama
kosmetik dan bahan makanan. Serbuk Chlorella dalam industri obat-obatan dimasukkan
dalam kapsul dan dijual sebagai suplemen makanan dikenal dengan “Sun Chlorella”.
2. Divisi Pyrrophyta
berbentuk pita, keluar dari sisi perut dalam suatu saluran. Mengandung pigmen (klorofil
A,C2 dan piridinin,sementara yang lain memiliki klorofil A,C1,C2 dan fucosantin) yang
Alga yang termasuk Pyrrophyta ini disebut Dino Flagellata, tubuh tersusun atas
satu sel memiliki dinding sel dan dapat bergerak aktif. Ciri yang utama bahwa di sebelah
luar terdapat celah dan alur, masing-masing mengandung satu flagel. (Lihat gambar 5.9).
1. Memiliki variasi nutrisi yang besar dari autototropik ke bentuk heterotropik yang mana
terdapat vertebrata parasit dan ikan atau alga phagocytiza yang lain.
2. Memiliki peranan sebagai plankton baik di air tawar dan di air laut
4. Mempunyai bintik mata (stigma), berupa kumpulan butir lipid yang mengandung pigmen
karetinoid.
6. mempunyai dua flagella, satu terletak di lekukan longitudinal dekat tubuh bagian tengah
yang disebut sulcus dan memanjang ke bagian posterior. Sedangkan flagella yang lain ke
arah transversal dan ditempatkan dalam suatu lekukan (cingulum) yang melingkari tubuh
7. Sel terbagai secara transversal oleh cingulum menjadi epiteka dan hipoteka.
Organisme ini memiliki peranan sebagai plankton baik di air tawar dan di air laut.
Meskipun lebih berfariasi bentuk yang ditemukan di air laut. Klas dinophyceae motil
tersusun oleh epiko dan hipokon yang terbagi secara melintang oleh girdre (sabuk/
sigulum) Epikon dan hipokon paa umumnya dibagi menjadi sejumlah lempengan (teka)
dan jumlah serta susunan karakterisrik pada tingkat marga sulcus letaknya membujur.
penutup sel (ampiesma) yaitu yang telanjang (unarmored) dan mempunyai penutup sel
(theca). Pada theca terdapat pelat-pelat seperti baja dengan komponen utama sellulosa.
Jumlah dan letak pelat digunakan sebagai dasar dalam pemberian nama Peridinium.
Mempunyai bintik mata (stigma), berupa kumpulan butir lipid yang mengandung pigmen
karetinoid. Tubuh dinoflagellata primitif pada umumnya berbentuk ovoid tapi asimetri,
mempunyai dua flagella, satu terletak di lekukan longitudinal dekat tubuh bagian tengah
yang disebut sulcus dan memanjang ke bagian posterior. Sedangkan flagella yang lain ke
arah transversal dan ditempatkan dalam suatu lekukan (cingulum) yang melingkari tubuh
atau bentuk spiral pada beberapa belokan. Lekukan tranversal disebut girdle, merupakan
cincin yang simpel dan jika berbentuk spiral disebut annulus. Flagellum transversal
transversal oleh cingulum menjadi epiteka dan hipoteka. Pada Peridinium, epiteka
tersusun atas 2 seri: apical dan precingular. Pada beberpara genus terdapat seri pelat yang
tidak sempurna pada permukaan dorsal dengan 1-3 pelat interkalar anterior (a). Hipoteka
tersusun atas 2 seri transversal: cingular dan antapikal juga sering terdapat seri yang tidak
Dinding sel pada umumnya mengandung selulose, hal ini akan memberikan
struktur karakteristik dari teka amfisema adalah nama yang digunakan untuk lapisan
terluar khusus dari sel Dinophyceae. Semua tipe mempunyai membran plasa yang
berkesinambungan dengan membran flagel pada bagian luar. Pada umumnya terdapat
D. Klasifikasi Pyrrophyta
Regnum : Plantae
Divisi : Dinophyta
Kelas : Dinoflagellata
Ordo : Gonyaulacales
E. Perkembangbiakan Pyrrophyta
selubung akan pecah. Dapat juga dengan cara protoplas membelah membujur, lalu
keluarlah dua sel telanjang yang dapat mengembara yang kemudian masing – masing
membuat panser lagi. Setelah mengalami waktu istirahat zigot yang mempunyai dinding
F. Habitat Pyrrophyta
Mayoritas dari Pyrrophyta berasal dari lautan, tetapi ada beberapa spesies yang
lain yang hidup dia sungai sungai. Pyrrophyta adalah kompenin yang penting dari
plankton, khususnya pada kondisi hangat. Sebagai penambahan, beberap spesies adalah
benthic atau terjadi dalam peristiwa simbiotik. Dinoflagellata memiliki variasi nutrisi
yang besar, dari range nututropik ke bentuk heterotropik, yang mana terdapat juga
invertebrata parasit dan ikan atau alga phagocytiza yang lain. Dinoflagellata yang
G. Peranan Pyrrophyta
warna coklat atau merah perubahan wama air disebut red tides. Red tides biasanya terjadi
pada air pesisir pantai dan muara. Beberapa dinoflagelata menghasilkan red tides adalah
luminescent Spesics lain mungkin mengandung racun yang dapat dilepaskan kedalam air
atau terakumulasi dalam rantai makanan. Dalam beberapa kasus, racun dapat
menyebabkan kematian ikan atau menyeliabkan keracunan manusia yang makan
Nama Chrysophyta berasal dari bahasa yunani yaitu Chryos yang berarti emas.
Chrysophyta adalah satu kelas dari ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya.
Chrysophyta memiliki klorofil A dan C dan klorofil tersebut tersimpan didalam kloroplas
Bentuk tubuh Chrysophyta kebanyakan bersel satu (uniseluler) dan bersel banyak
Chrysophyta :
2. Berbentuk filament.
b Berbentuk koloni.
c). Bacillariophyceae
1. Berbentuk sel tunggal berbentuk koloni dengan bentuk tubuh simetri bilateral (pennales)
Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel. Bila ada dinding selnya maka terdiri dari lorika
(ex.Dinobryon dan kephryon). Atau tersusun dari lempengan silicon (ex. Sinura dan
mallomonas) atau tersusun dari cakram kalsium karbonat (ex. Syracospoera). Struktur
silica.
1. Isi Sel
a Xantophyceae, Terdapat inti sel: berentuk tunggal dan berbentuk banyak inti. Terdapat
dinoxantin.
b Berinti tunggal dan berinti diploid Pigmen, berupa klorofil a dan c β karotin, xantofil.
2. Kloroplas
menunjukkan perbedaan struktur kloroplas dan sering kali terdapat tiga thylakoids
disekitar periphery kloroplas (girdle lamina). Kloroplas terdiri dari dua membrane (CER),
jarak periplastida antara dua kloroplas dan retikulumendoplasma sempit dan kurang
3. Ribosom
Ribosom pada Chrysophyta terdapat pada permukaan luar CER. Alat gerak
Chrysophyta memiliki alat gerak yang terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama tiap
marga (struktur dasar flagel pada alga mirip dengan flagel pada mahluk hidup lain.
Susunan benang flagel menunjukkan pola 9+2 dengan tipe akronematik (whiplash) dan
pantonematik (tinsei).
4. Vakuola Kontraktil
Terdapat satu atau dua fakuola kontraktil dalam sel (tergantung pada spesies)
yang terletak dekat dasar dari flagel. Masing-masing fakuola kontrakil terdiri atas vesikel
kecil yang berdenyut dengan interfal yang teratur, mengeluarkan isinya dari sel. Fakuola
kontraktil yang terdapat pada alga yang berflagel fungsi utamanya adalah osmoregulator.
5. Badan Golgi
Badan golgi terletak di antara inti dan kontraltil fakuola. Badan golgi adalah
organela yang terdapat pada sel eukariotik, baik hewan maupun tumbuhan yang
6. Nukleus
Nukleus dan kloroplas dihubungkan oleh membran kloroplas ER yang mana berhubungan
Domain : Eukaryota
Regnum : Chloromaiveolata
Divisi : Heterokontophyta
Kelas : Chrysophyta
macam yaitu: 1). Koloni memisah menjadi 2 atau lebih (sel tunggal melepaskan diri dari
koloni kemudian membentuk koloni yang baru). 2). Sporik dengan membentuk 2 oospora
(untuk sel yang tidak berflogel) dan statospora (tipe spora yang unik yang ditemukan
pada Chrysophyta, dengan bentuk speris dan bulat, dinding spora bersilla, tersusun atas 2
bagian yang saling tumpang tindih, mempunyai lubang atau pori ditutupi oleh sumbat
a. Koloni memisah menjadi 2 bagian atau lebih. Sel tunggal melepaskan diri dari koloni
b. Sporik, dengan membentuk zoospore (untuk sel-sel yang tidak berflagel) dan statospora.
Statospora yaitu tipe spora paling unik yang diketemukan pada crysophyta, khususnya
pada kelas chrysophyceae dengan membentuk speris dan bulat. Dinding spora bersilia
tersusun atas 2 bagian yang saling tumpang tindih, mempunyai lubang atau poredan
Habitat Chrysophyta biasanya terdapat ditempat-tempat yang basah, air laut, air
tawar dan ditanah yang lembab. Untuk xantophyceae hidup di air tawar, air laut dan tanah
dan chrysophyceae hidupnya di air laut dan air tawar sedangkan bacillariopphyceae di air
merupakan fitoplankton dilaut sehingga dikenal sebagai grass of the sea. Beberapa hewan
laut kecil seperti udang-udangan dan larva ikan memperoleh karbohidrat, lemak, dan
protein dari diatomae. Sisa diaromae yang telah mati berbentuk deposit yang disebut
(TNT) pada bahan peledak, campuran semen, sebagai bahan penggosok, bahan
penyaring, solasi penyuling gasoline dan glukosa serta digunakan sebagai bahan untuk
pembuat jalan.
Disamping itu alga ini berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat
dinamit, membuat saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan
Phaeophyta atau ganggang coklat adalah salah satu kelas dari dari ganggang
berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Pigmen yang lebih dominan adalah pigmen
xantofil yang menyebabkan ganggang berwarna coklat. Pigmen lain yang terdapat dalam
3. Alga ini banyak mendominasi bagian lateral daerah artik dan antartik.
5. Sebagian besar dari phaeophyta hidup melekat pada subtract karang dan lainnya.
7. Semua berbentuk benang atau lembaran, bahkan ada yang menyerupai tumbuhan tingkat
8. Umumnya bersifat makroskopis, dan dapat mencapai ukuran lebih dari30 meter, dan
Tubuh selalu berupa talus yang multi seluler yang berbentuk filament atau
lembaran atau menyerupai semak atau pohon yang dapat mencapai beberapa puluh meter,
terutama jenis-jenis yang hidup di lautan daerah iklim, dingin. Panjang tubuh maximum
mencapai 100m.
Cadangan makanan berupa laminarin dan manitol. Dinding sel menandung selulose dan
asam alginate. Umumnya dapat ditemukan adanya dinding sel, yang tersusun dari tiga
macam polimer, yaitu : selulosa, asam aginat, fukan dan fukoidin. Dimana algin dan
fukoidin lebih kompleks dari selulosa dan gabungan dari keduanya membentuk
berinti tunggal, bagian pangkal berinti banyak. Kloroplas dengan berbagai macam
Regnum : Protista
Divisi : Phaeophyta
Kelas : Phaeophyceae
Ordo : Fucales
Famili : Sargassaceae
Genus : Sargassum
zoospora). Zoospora yang dihasilkan memiliki 2 flagel yang tidak sama panjang dan
terletak di bagian lateral. Reproduksi generatif dengan membentuk alat kelamin yang
disebut konseptakel jantan dan konseptakel betina. Didalam konseptakel jantan terdapat
perkembang biakan pada bangsa ganggang coklat ini terjadi secara vegetatif,
sporik dan gametik. Perkembang biakan secara vegetatif dilakukan dengan cperantara
cabang-cabang kecil yang dibentuk di bagian basal dari thalussnya atau dapat pula
tawar. Dan ada yang terdampar di pinggir pantai, melekat pada batu-batuan dengan alat
pelekat semacam akar (hold fast). Phaeophyta ini juga hidup di tempat yang bersuhu
Phaeophyta ditemukan di seluruh dunia. Hampir semua adalah organisme laut dan
lebih dingin, air aktif, meskipun beberapa lebih suka iklim tropis dan subtropis.
Phaeophytes yang lebih sejuk karena iklim sejuk air itu mampu bertahan lebih tinggi
lepas pantai hampir setiap negara. Mereka adalah bagian penting dari flora laut, karena
ada pula yang menggunakan sebagai bahan lab, dan ada juga yang memanfaatkan sebagai
bahan obat dan pelekat fosil. Para ilmuwan memanfaatkan phaeophyta untuk melawan
Rhodophyta sering disebut juga sebagai alga merah, karena pigmen fotosintetik
didominasi oleh fikoeritrin. Pigmen lain terdiri atas klorofil a, dan pada beberapa jenis
mempunyai klorofil d, fikosianin, karoten, dan beberapa xantofil. (Lihat gambar 5.15).
2. Bahan cadangan makanan di dalam selnya berupa pati floridean, yaitu polisakarida yang
mirip amilopektin.
5. Umumnya hidup di lautan, terutama di daerah tropis, beberapa spesies hidup di daerah
dingin.
7. Kebanyakan tumbuh menempel pada bebatuan dan substrat lain atau lagae lain, tetapi
Dinding selnya terdiri dua lapis, lapisan bagian dalam kasar (rigid) dan
dinding selnya terdapat berbagai macam bahan selain selulosa, yaitu polisakarida sulfat,
agar dan karagenin. Pada alga pembentuk koral, dapat mengumpulkan CaCO3 di dalam
dinding selnya. Oleh karena hal tersebut jenis alga ini berperan penting dalam proses
pembentukan karang.
fikoeritrin, tetapi warnanya bervariasi mulai dari merah ke coklat atau kadang-kadang
hijau karena jumlahnya pada setiap pigmen. Dinding sel terdiri dari sellulosa dan
Tubuh ganggang ini juga berwarna merah sampai ungu, tetapi ada juga yang
lembayung atau pirang atau kemerah – merahan, chromatofora berbentuk cakram atau
lemabaran dan mengandung klorofil a, klorofil b dan karoteboid. Akan tetapi, warna lain
tertutup oleh warna merah fikoiretrin sebagai pigmen utama yang mengadakan
fluoresensi.
Roduksi ganggang ini secara seksual dengan pembentukan dua ateridium pada
ujung – ujung cabang talus. Arteridium menghasilakn gamet jantang yang berupa
Regnum : Protista
Divisi : Rhodophycophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Gracilariaceae
Genus : Gracilaria
Spesies : Gracilaria sp
Ganggang ini kebanyakan hidup di laut dan beberapa jenis di air tawar, ada juga yang hidup
didaerah dingin.
Peranan ganggang ini antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik, misalnya eucheuma
spinosum , selain itu juga dipakai untuk mengeraskan atau memadatkan media
pertumbuhan bakteri.
Merupakan alga bersel tunggal atau merupakan koloni berbentuk benang yang
hormogonium yang dapat merayap dan merupakan koloni baru. Spora terbentuk
dari isi sel ( endospora ) setelah keluar dari sel induknya spora dapat menjadi
fikoeritrin.
berlendir.
1. Pembelahan sel
Sel membelah menjadi 2 yang saling terpisah sehingga membentuk sel – sel
tunggal, pada beberapa generasi sel – sel membelah searah dan tidak saling
terpisah sehingga membentuk filamen yang terdiri atas deretan mata rantai sel
yang disebut trikom. Tempat – tempat tertentu dari filamen baru setelah
nitrogen bebas di udara contoh pada Gleocapsa. Heterokist adalah sel yang pucat,
sel vegetatif. Sedangkan akinet terbentuk dari penebalan sel vegetatif sehingga
menjadi besar dan penuh dengan cadangan makanan (granula cyanophycin) dan
2. Fragmentasi
filamen yang panjang bila salah satu selnya mati maka sel mati itu membagi
filament menjadi 2 bagian atau lebih. Masing – masing bagian disebut
berdekatan pada trikom atau karena sel yang mati yang mngkin menjadi potongan
kerusakan transeluler.
3. Spora
yang merupakan sel vegetatif. Spora membesar dan tebal karena penimbunan zat
makanan.
berpigmen.
Sel tersusun atas matriks di dalam sebuah lapisan tunggal yang tipis dan berliku
yang dipelihara dan tumbuh dari pembelahan sel dalam 2 arah. Spesies ini
mungkin berentuk plenkton atau epipelic dan terdapat dalam air yang tenang.
berupa lendir, oleh sebab itu ganggang ini dinamakan juga ganggang lendir.
Rupanya sebagian dinding lendir ini berlekatan dengan plasma, meskipun tidak
tengah sel terdapat bagian yang tidak berwarna yang mengandung asam deoksi-
ribonukleat.
E. Klasifikasi Cyanophyta (Alga Biru)
Regnum : Vegetale
Subregnum : Cryptogamae
Divisi : Cyanophyta
Kelas : Cyanophyceae
Ordo : Oscillatoriales
Famili : Rivulariaceae
Genus : Rivularia
Cyanophyta biasanya terdapat dan dapat ditemuka pada bebatuan yang lembab
alternative. Selain itu beberapa alga biru yang bersimbiosis dapat menambat (fiksasi)
Salah satu peranan dari alga adalah Chrysophyta yang merupakan bagian yang
sebagai grass of the sea. Beberapa hewan laut kecil seperti udang-udangan dan larva ikan
memperoleh karbohidrat, lemak, dan protein dari diatomae. Sisa diaromae yang telah
mati berbentuk deposit yang disebut tanah diatoni. Tanah diaromae sering dimanfaatkan
sebagai penyerap trinitrogliserin (TNT) pada bahan peledak, campuran semen, sebagai
bahan penggosok, bahan penyaring, solasi penyuling gasoline dan glukosa serta
Selain itu juga peranan alga juga antara lain sebagai bahan makanan dan
kosmetik, misalnya eucheuma spinosum , selain itu juga dipakai untuk mengeraskan atau
memadatkan media pertumbuhan bakteri. Alga pun memiliki manfaat bagi kehidupan :
1. Sebagai bahan makanan untuk bahan pembuat agar-agar (dari kelompok alga merah),
mengandung gizi yang tinggi (misal chlorella). Kelompok alga merah yang dijadikan
bahan pembuat agar-agar adalah Euchema, Rhodymenia, Gracilaria, dan Gelidium
2. Sebagai bahan industri seperti Laminaria dimanfaatkan untuk bahan pembuat cat, obat-
obatan, kosmetik bahan untuk pasta gigi, bahan peledak, campuran semen dimanfaatkan
dari tanah Diatomae (dari kelompok alga keemasan) yang telah mati
3. Sebagai produsen, karena mampu melakukan pembentukan makanan sendiri melalui
peristiwa fotosintesis
4. Bisa berperan sebagai vegetasi perintis, karena mampu hidup pada suatu lahan yang
organisme lain tidak mampu, sehingga membuka ekosistem baru yang selanjutnya
memungkinkan organisme lainnya
5. Bisa dimanfaatkan dalam pembuatan antibiotik (yaitu scenedesmus)
BAB VI
LICHENES
kerak hidup sebagai epifit pada pepohonan. Lumut ini juga tumbuh di atas tanah,
terutama daerah tundra di sekitar Kutub Utara. Selain itu, lumut kerak dapat hidup di
segala ketinggian di atas batu cadas, di tepi pantai, sampai di gunung-gunung yang tinggi.
Lumut kerak dapat berperan dalam pembentukan tanah dan menghancurkan batu-batuan
yang cadas, sehingga lumut jenis ini disebut juga sebagai tumbuhan perintis. Contoh
3. Kebanyakan tumbuh di permukaan batu atau kulit pohon tua, ada juga yang lain tumbuh
5. Perkembangbiakan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu seksual, aseksual dan
vegetatif.
batu-batuan serta dalam proses terjadinya tanah. Lichenes sangat tahan terhadap
kekeringan. Jenis-jenis Lichenes yang hidup pada bebatuan pada musim kering berkerut
sampai terlepas alasnya tetapi organisme tersebut tidak mati dan hanya berada dalam
hidup laten/ dormansi. Jika segera mendapat air maka tubuh tumbuhan yang telah kering
Ukuran tubuhnya dalam satu tahun tidak mencapai 1 cm. Badan buah yang baru akan
dengan alga dan jamur. Thallus ini berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan. Beberapa
spesies ada yang berwarna kuning, oranye, coklat atau merah dengan habitat yang
bervariasi.
Bagian tubuh yang memanjang secara selluler dinamakan hifa. Hifa merupakan
organ vegetatif dari thallus atau miselium yang biasanya tidak dikenal pada jamur yang
bukan Lichenes. Alga selalu berada pada bagian permukaan dari thallus.
a. Crustose
Lichenes yang memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis dan selalu
melekat ke permukaan batu, kulit pohon atau di tanah. Jenis ini susah untuk mencabutnya
Lichenes Crustose yang tumbuh terbenam di dalam batu hanya bagian tubuh
buahnya yang berada di permukaan disebut endolitik dan yang tumbuh terbenam pada
endoploidal. Lichenes yang longgar dan bertepung yang tidak memiliki struktur berlapis
disebut leprose.
b. Foliose
Lichenes foliose memiliki struktur seperti daun yang tersusun oleh lobus-
lobus. Lichenes ini relatif lebih longgar melekat pada substratnya. Thallusnya datar,
lebar, banyak lekukan seperti daun yang mengkerut berputar. Bagian permukaan atas dan
bawah berbeda. Lichenes ini melekat pada batu, ranting dengan rhizines. Rhizines ini
b.Fruticose
permukaan atas dan bawah. Contoh: Usnea australis (lihat gambar 6.4), Ramalina dan
Cladonia.
c. Squamulose
Lichenes ini memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus ini disebut squamulus yang
sering memiliki struktur tubuh buah yang disebut podetia. Contohnya Cladonia corneola
kemudian diamati di bawah mikroskop. Maka akan terlihat adanya jalinan hifa/misellium
jamur yang teratur dan dilapisan permukaan terdapat kelompok alga bersel satu, yang
terdapat disela-sela jalinan hifa. Secara garis besar susunan tubuh lumut kerak dapat
Lapisan ini tersusun atas sel-sel jamur yang rapat dan kuat. Lapisan ini
2. Lapisan Gonidium
3. Lapisan Empulur
Lapisan ini tersusun atas sel-sel jamur yang tidak rapat. Berfungsi untuk
lumut kerak berdaun (feliose) dan perdu (fruticose) memiliki korteks bawah yang
susunannya sama dengan korteks atas, tetapi menghasilkan sel-sel tertentu untuk
1. Secara Aseksual
Metode reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora yang
pycnidiospores. Pycnidiospores itu ukurannya kecil, spora yang tidak motil, yang
diproduksi dalam jumlah yang besar disebut pygnidia. Pygnidia ditemukan pada
permukaan atas dari thallus yang mempunyai suatu celah kecil yang terbuka yang disebut
Ostiole. Dinding dari pycnidium terdiri dari hifa yang subur dimana jamur pygnidiospore
berada pada ujungnya. Tiap pycnidiospore menghasilkan satu hifa jamur. Jika bertemu
dengan alga yang sesuai terjadi perkembangan menjadi Lichenes yang baru.
2. Secara Seksual
jamurnya saja. Jadi yang mengalami perkembangan secara seksual adalah kelompok
terjadi pada Basidiolichen. Perkembangbiakan ini melalui spora yang dihasilkan oleh
hifa-hifa. Fungi yang kemudian bertemu dengan partner alga yang cocok, maka akan
3. Secara Vegetatif
berikut :
individu baru.
2. Perkembangbiakan melalui soredia. Soredia adalah kelompok sel-sel ganggang
yang sedang membelah diselubungi oleh hifa-hifa fungi. Soredia ini sering
terbentuk dalam bagian khusus dari talus yang mempunyai batas-batas yang jelas
yaitu sorala.
Lumut kerak diberi nama berdasarkan komponen jamur yang memainkan peran
utama dalam menentukan bentuk lumut kerak tersebut. Jamur ini biasanya terdiri dari
mayoritas masal lumut, meskipun dalam lumut berserabut dan agar-agar hal ini tidak
selalu terjadi. Jamur lumut biasanya anggota Ascomycota jarang anggota Basidiomycota,
dan kemudian disebut Basidiolichens untuk membedakan mereka dari Ascolichens lebih
umum.
yaitu Mycophycophyta. Tetapi praktik ini tidak lagi diterima karena komponen milik
untuk memisahkan garis keturunan. Baik Ascolichens maupun bentuk garis keturunan
masing-masing filum.
Bahkan lebih luar biasa dari Basidiolichenes adalah jamur Geosiphon pyriforme,
anggota Glomeromycota yang unik dalam hal ini membungkus sebuah simbion
cyanobacterial di dalam sel tersebut. Geosiphon biasanya tidak dianggap lumut, dan
simbiosis aneh yang tidak diakui selama bertahun-tahun. Genus ini lebih dekat bersekutu
menyusunnya yaitu :
1. Ascolichenes
2. Basidiolichenes
a. Ascholichen
tubuh buah yang dihasilkan berupa peritesium. Misalnya dan Verrucaria. Jika cendawan
apotesiumnya hanya berumur pendek. Apotesium pada Lichenes ini berumur panjang,
bersifat seperti tulang rawan dan mempunyai askus yang berdinding tebal. Dalam
golongan ini termasuk Usnea (rasuk angin) yang berbentuk semak kecil dan banyak
dianggap mempunyai khasiat obat untuk ramuan pembuatan jamu tradisional (lihat
gambar 6.7 dan 6.8). Usnea menghasilkan suatu antibiotik asam usnin yang berguna
makanan utama rusa kutub. Cetraria islandica terdapat didaerah pegunungan di Eropa
Dalam kelas Ascolichenes ini dibangun juga komponen alga dari family
b. Basidiodichenes (Hymenolichenes)
yaitu dari famili : Thelephoraceae, dengan genus: Cora, Corella dan Dyctionema.
Mycophyceae berupa filament yaitu: Scytonema dan tidak berbentuk filament yaitu
Chrococcus.
basidium yang sangat menyerupai tubuh buah Hymenomycetales. Contoh Cora pavonia
bahan makanan yang dapat diolah oleh daerah-daerah tertentu, dapat digunakan sebagai
Lumut kerak mampu hidup pada daerah bebatuan dan mampu merubah area
a Jenis Usnea dayspoga karena mengandung antikanker dan Usnea miseminensis dapat
dijadikan obat.
c Selain peran menguntungkan, ternyata lumut kerak juga dapat merugikan karena
mampu merusak batuan pada peninggalan sejarah seperti candi Borobudur dan candi-
candi lainnya.
Walaupun lumut kerak mampu hidup pada lingkungan ekstrim, tetapi lumut kerak
sangat peka terhadap polusi. Oleh sebab itu lumut kerak dapat dijadikan indikator
pencemaran udara, darat, hujan asam, logam berat, kebocoran radioaktif dan radiasi sinar.
Ultraviolet sebagai akibat penurunan ozon. Lumut kerak sangat peka terhadap
pencemaran paling rendah sekalipun. Jika pada suatu daerah tidak terdapat lumut kerak,
yang tumbuh tersebar di hutan tropika mampu hidup pada intensitas cahaya yang rendah
dan yang lebih penting mereka dapat menggunakan nitrogen bebas (gas nitrogen)
menjadi nitrogen organik (asam amino dan protein). Jadi lumut kerak Cynobacterium
dalam ekosistem membantu daur nitrogen yang berperan dalam persediaan pupuk alami
mengurangi jumlah berbahaya dari sinar matahari dan racun kuat yang mengurangi
herbivora membunuh bakteri. Senyawa ini sangat berguna untuk identifikasi Lichenes,
dan memiliki kepentingan ekonomi sebagai pewarna seperti cudbear atau primitif
antibiotik.
Ekstrak dari banyak Usnea spesies digunakan untuk mengobati luka di Rusia pada
pertengahan abad kedua puluh. Substansi olivetol ini ditemukan secara alami hadir dalam
spesies tertentu lumut. Ini adalah properti itu saham dengan ganja tanaman, yang internal
BRYOPHYTHA
divisio Bryophyta (dari bahasa Yunani bryum, "lumut"). Bryon= lumut + phyton= ialah
tumbuhan lumut yang sering dijumpai di tempet-tempat yang lembab atau basah.
sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ fotosintetik
namun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum
memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah:
"serupa akar"). Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan
tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh.
Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat
menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi
Dalam bahasa sehari-hari, istilah "lumut" dapat merujuk pada beberapa divisio.
Klasifikasi lama pun menggabungkan pula lumut hati dan lumut tanduk ke dalam
Bryophyta, sehingga di dalam Bryophyta terangkum lumut tanduk, lumut hati, dan lumut
penggabungan ini parafiletik, sehingga diputuskan untuk memisahkan lumut hati dan
lumut tanduk ke luar dari Bryophyta. Di dunia terdapat sekitar 4.000 spesies tumbuhan
lumut (termasuk lumut hati), 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia[1]. Kebun Raya
Cibodas di Jawa Barat memiliki "taman lumut" yang mengoleksi berbagai tumbuhan
lumut dan lumut hati dari berbagai wilayah di Indonesia dan dunia.
lingkungan darat, tidak seperti halnya jamur yang mesti kehilangan khlorofil. Para ahli
7. Sel – sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.
Pada semua tumbuhan yang tergolong dalam lumut terdapat persaman bentuk
paku (pteridophyta). Batang dan daun pada tumbuhan lumut yang tegak memiliki
susunan yang berbeda-beda jika batangnya di lihat secara melintang tampak bagian-
epidermis.
b) Lapisan kulit dalam yang tersusun atas beberapa lapisan sel dinamakan korteks.
c) Silindris pusat terdiri dari sel-sel parenkimatik yang memanjang dan berguna untuk
mengangkutair dan garam-garam mineral (makanan). Jadi pada tumbuhan lumut belum
8. Daun limut umumnya setebal satu lapis lapisan sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari
satu lapis sel. Sel-sel daun kecil, smpit panjang dan mengandung kloroplas yang tersusun
seperti jala.
9. Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada
pertumbuhan membesar.
10. Rizoid tampak seperti rambut / benang-banang, yang berfungsi sebagai akar untuk
melekat pada tempat tumbuhannya dan menyerap air serta garam-garam mineral
(makanan).
a) Vaginula, kaki yang terselubungi sisa dinding arkegenium, 2 seta atau tangkai.
b) Apofisisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan antara seta dan
kotak spora.
c) Kaliptra dan tundung, berasak dari dinding arkegenium sebelah atas manjdi tudung kotak
spora.
d) Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spora.
Lumut merupakan tumbuhan darat sejati, walaupun masih menyukai tempat yang
lembab dan basah. Lumut yang hidup di air jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut
(sphagnum sp.). Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut
sebagai epifil. Jika pada hutan banyak pohon dijumpai epifil maka hutan demikian
disebut hutan lumut. Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekata
dengan perantaraan Rhizoid (akar semu), olehkaren aitu tumbuhan lumut merupakan
(Kormofita). Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh angkut (xilem dan
floem). Lumut adalah tumbuhan yang sudah terbentuk embrio, berspora tapi belum
mempunyai akar, batang dan daun. Lumut mengalami metagenesis yaitu terjadinya
lumut itu sendiri dan generasi yang menghasilkan sperma atau ovum, sedang sporofit
Lumut mempunyai anteridium (sel kelamin jantan) berbentuk seperti gada yang
menghasilkan spermsa dan arkhegonium (sel kelamin betina) berbentuk seperti botol
yang menghasilkan ovum. Selain pembiakan generatif lumut juga berkembangbiak secara
1. Lumut berumah satu : bila anteridium dan arkegonium terdapat dalam satu individu.
2. Lumut berumah dua : bila dalam satu individu terdapat anteridium dan arkegonium saja.
7.2 MORFOLOGI
Lumut merupakan tumbuhan darat sejati walaupun masih menyukai tempat yang
lembab dan basah. Lumut yang hidup di air jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut
angkut Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekat dengan
perantaraan Rhizoid (akar semu), oleh karena itu tumbuhan lumut merupakan bentuk
Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai
epifil. Jika pada hutan banyak pohon dijumpai epifil maka hutan demikian disebut hutan
Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh angkut (xilem dan
floem). Pada tumbuhan lumut terdapat Gametangia (alat-alat kelamin) yaitu: Alat
kelamin jantan disebut Anteridium yang menghasilkan Spermtozoid, alat kelamin betina
disebut Arkegonium yang menghasilkan Ovum. Jika kedua gametangia terdapat dalam
satu individu disebut berumah satu (Monoesius). Jika terpisah pada dua individu disebut
berumah dua (Dioesius). Gerakan spermatozoid ke arah ovum berupa gerak kemotaksis,
karena adanya rangsangan zat kimia berupa lendir yang dihasilkna oleh sel telur.
Sporogonium adalah badan penghasil spora, dengan bagian bagian : Vaginula (kaki), seta
(tangkai), apofisis (ujung seta yang melebar). Kotak Spora : kaliptra (tudung) dan
kolumela (jaringan dalam kotak spora yang tidak ikut membentuk spora). Spora lumut
bersifat haploid.
7.3 STRUKTUR SEL
Protonema.
dan bercabang, tapi dalam beberapa kelompok itu tallose atau besar. Pada beberapa
Gametophore
Sel apikal menghasilkan batang dan daun spiral diatur. Batang menghasilkan
cabang di beberapa kombinasi arsitektur monopodial dan pucuk. Daun yang tetap,
unlobed, dan sering dengan pelepah mengental. pelengkap lain untuk membendung
jenis propagul aseksual. Pola jaringan sel daun dan papila sel daun menyediakan banyak
Gametangia.
mereka, dan dikelilingi oleh daun perichaetial atau perigonial. dan kondisi seksual
Seta
Sporophyte terdiri dari kaki, seta dan sebuah sporangium apikal Kaki tertanam
dalam puncak batang atau cabang. rincian ultra zona transfer memberikan kesamaan
penting dengan tanaman lahan lainnya. seta ini pendek atau memanjang. Ini memiliki
sistem konduktif internal yang menghubungkan kaki dan kapsul di kedua ekstrem.
Sporangium.
Sebuah sporangium tunggal atau kapsul berkembang distal dari sporophyte tidak
bercabang. Sporangium akan terbuka oleh pori apikal, longitudinal terbelah atau paling
sering oleh sebuah operkulum Lapisan sel eksternal (exothecium) sering memiliki
Peristome.
Disebagian besar lumut, puncak dari kapsul (operkulum) jatuh pada saat jatuh
tempo dan mengungkapkan struktur yang disebut peristome . Ini adalah sebuah cincin
dari segmen segitiga sempit sekitar mulut kapsul. Perubahan kondisi kelembaban
kering menguntungkan. Dua jenis dasar peristomes ditemukan dalam lumut (Lihat
tingkat mulut kapsul dan di atas, tiga cincin terdalam sel dari amphithecium yang terlibat
dalam pembentukan gigi di taksa paling. Ketiga baris konsentris yang dikenal sebagai
"luar", "primer" dan "batin" lapisan peristomial (OPL, PPL, IPL) lumut peristomate
Sebagian besar jenis arthrodontous, di mana setiap gigi terdiri dari periclinal (tangensial)
sisa-sisa dinding sel antara dua dari tiga lapisan sel konsentris peristomial Jika gigi
dibentuk oleh dinding tangensial antara OPL dan PPL, deretan gigi secara kolektif
dikenal sebagai exostome tersebut. Dalam kasus kedua, sisa-sisa dinding sel yang berada
di antara cincin sel dari PPL dan IPL, sehingga baris segmen dikenal sebagai endostome
Jenis mendasar kedua peristome adalah nematodontous, terstruktur oleh kolom sempit
sisa-sisa seluruh dinding sel. Masing-masing gigi terdiri dari silinder diaglomerasi
dibentuk oleh dinding periclinal dan Anticlinal sel menebal seperti di peristomes
7.4 REPRODUKSI
pembentukan sel kelamin jantan dan betina oleh alat – alat kelamin (gametogonium).
betina menghasilkan sel telur (ovum). Tumbuhan lumut juga mengalami pergiliran
keturunan dalam daur hidupnya. Apa yang dikenal orang sebagai tumbuhan lumut
merupakan tahap gametofit (tumbuhan penghasil gamet) yang haploid (x = n). Dengan
demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan betina karena satu tumbuhan tidak dapat
menghasilkan dua sel kelamin sekaligus. Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan
dari anteridium dan sel-sel kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam
arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari
tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang
membuahi ovum.
Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena
hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek (3-6
bulan untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut
sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk
melalui meiosis. Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi
suatu berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada
aseksualnya dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi
seksualnya dengan membentuk gamet – gamet, baik gamet jantan maupun gamet betina
yang dibentuk dalam gametofit. Ada 2 macam gametangium , yaitu sebagai berikut :
a) Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan bagian
b) Anteredium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada. Dinding
anteredium terdiri dari selapis sel sel yang mandul dan didalamnya terdapat sejumlah sel
induk spermatozoid.
a) Mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan antara fase sporofit dan fase gametofit
b) Fase gametofit adalah tumbuhan lumut, menghasilkan gamet, lebih dominan dan
c) Tumbuhan lumut sel-selnya haploid, sebab tumbuh langsung dari spora. (Lihat gambar
7.5)
Berdasarkan skema daur hidupnya, tampak jelas dalam daur hidup lumut
Perhatikan mulai dari spora tumbuh protonema dan seterusnya sampai menghasilkan
anteridium dan arkegonium. Fase ini merupakan fase perkembangan yang haploid.
Protonema dan lumutnya sendiri adalah gametofit sehingga disebut sebagai fase
gametofit. Dari sel telur yang telah dibuahi tumbuh sporogonium dan merupakan fase
menghasilkan spora, sehingga fase ini disebut sebagai fase sporofit. Demikian seterusnya
7.5 KLASIFIKASI
Kingdom :Plantae
Division :Bryophyte
Class :Bryopsida
Ordo :Dicranles
Family :Leucobryaceae
Genus :Leucobryum
Divisio Bryophyta yakni yang disebut tumbuhan lumut. Lumut artinya tumbuhan
yang pendek (dekat dengan dasar mediumnya). Bryophyta adalah tumbuhan yang belum
angkut).
Regnum : Plantae
Division : Hepaticophyta
Kelas : Hepaticosida
Ordo : Hepaticoceales
Family : Hepaticoceae
Genus : Hepaticopsida
Spesies : Hepaticopsid
Gambar7.8 Hepaticopsida
Lumut hati banyak ditemukan menempel di bebatuan, tanah, atau dinding tua
yang lembab. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan.
Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini
untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan. Tidak memiliki batang dan daun.
sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hidup lumut ini mirip dengan lumut daun.
Didalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan
terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu memencarkan spora. Lumut ini juga
dapat melakukan reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang
jaringan meristematik. Berkembang biak secara generatif dengan oogami, dan secara
vegetatif dengan fragmentasi, tunas, dan kuncup eram, habitatnya ditempat lembab. Pada
tempat-tempat yang basah, untuk struktur tubuh yang himogrof. Pada tempat-tempat
yang kering, untuk struktur tubuh yang xeromorf (alat penyimpan air). Sebagai epifit
Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati dibagi menjadi 2 kelompok yaitu lumut hati
bertalus dan lumut hati berdaun menyerupai talus (dorsiventral), bagian atas dorsal
Alat kelamin terletak pada bagian dorsal talus pada /pada jenis terletak pada
bagian terminal, sporogonium sederhana tersusun atas bagian kaki dan kapsul atau kaki
tangkai dan kapsul. Mekanisme merakahnya kapsul tidak menentu dan tidak teratur.
Seperti pita bercabang menggarpu dan menyerupai rusuk ditengah mempunyai rizoid.
Pada rusuk tengah, terdapat badan seperti piala dengan tepi yang bergigi, yang disebut
piala eram atau keranjang eram kepala atau mangkok. Kemudian puncup-puncup eram
atau tunas yang disebut gema mudah terlepas oleh air hujan protonema lumut hati
umumnya hanya berkembang menjadi suatu bulu yang pendek. Sebagian besar lumut hati
mempunyai sel-sel yang mengandung minyak, minyak itu terdapat dalam bentuk yang
spesifik kumpulan tetes-tetes minyak aksiri dalam bentuk demikian. Minyak tadi tidak
pernah ditemukan pada tumbuhan lain. Tubuh lumut ini tipis, serupa kulit, memipihr ata
di atas medium penunjangnya (air tenang atau tanah basah). Lumut banyak terdapat di
permukaan dan dasar kolam.Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak
seperti lobus pada hati. Siklus hidup lumut ini mirip dengan lumut daun. Didalam
spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan terlepas saat
kapsul terbuka , sehingga membantu memencarkan spora. Lumut ini juga dapat
melakukan reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang
a). Fungsi
Sebagai penyedia tanah bagi tumbuhan yang lebih besar yang tumbuh dipohon
Sebagai penyedia makanan bagi hean-hewan kecil dan tanaman lain yang semuanya
Sebagai penyimpanan air dalam jumlah yang cukup besar. Lumut menjaga
b). Manfaat
Lumut dari marga Polythrichum adalah salah satu contoh yang dapat digunakan
sebagai penutup media tanam tanaman hias atau taman dan bahan kasur. Manfaat lainnya,
ada lumut yang dipercaya bisa digunakan sebagai bahan obat, meski masih diperlukan
penelitian lebih lanjut, termasuk uji klinis. Secara tradisional lumut dari marga
Marchantia (lumut hati) yang bentuknya mirip hati, digunakan untuk mengobati penyakit
hepatitis. Sementara, lumut spagnum dikenal sebagai obat penyakit kulit dan mata.
Kingdom : Plantae
Division : Antheceroptophyta
Class :Antheceroptopsida
Ordo :Antheceroptoceales
Family :Antheceroptoceae
Genus : Antheceroptopsida
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa
kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi
sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Mempunyai
gametofit lumut hati. Perbedaannya adalah terletak pada sporofit lumut ini mempunyai
kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit, masing – masing
mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan
selokan. Lumut ini juga mengalami pergiliran keturunan antara generasi sporofit dan
seperti tanduk.
Tubuh utama berupa gametofit yang mempunyai talus berbentuk cakram dengan
susunan talus masih sederhana, sel-selnya hanya mempunyai suatu kloroplas dengan satu
pirunoid besar. Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup berbentuk
ginjal.
Sporofit umumnya berupa kapsul yang berbentuk silender dengan panjang antara
5-6 cm. pangkal sporofitnya dibungkus dengan selubung dari jaringan gametofit.
arkhegonium. Anteridium terkumpul pada suatu lekukan sisi atas talus arkegonium juga
terkumpul pada suatu lekukan pada sisi atas talus. Zigot mula-mula membelah menjadi
dua sel dengan suatu dinding pisah melintang. Sel diatas terus membelah yang
merupakan sporogenium diikuti oleh sel bagian bawah yang membelah terus-menerus
membentuk kaki yang berfungsi sebagai alat penghisap, bila sporogenium masak maka
akan pecah seperti buah plongan, menghasilakan jaringan yang terdiri dari beberapa
deretan sel-sel mandul yang dinamakan kolum lainin diselubungi oleh sel jaringan yang
Regnum : Plantae
Division : Bryophyta
Kelas : Bryopsidas
Ordo : Bryopceales
Family : Bryopcea
Genus : Bryopsida
Lumut daun juga disebut lumut sejati. Bentuk tubuhnya berupa tumbuhan kecil
dengan bagian seperti akar (rizoid), batang dan daun. Reproduksi vegetatif dengan
membentuk kuncup pada cabang-cabang batang. Kuncup akan membentuk lumut baru.
Lumut daun banyak terdapat ditempat – tempat yang lembab, mempunyai struktur
Bryopsida adalah kelas yang terbesar di antara anggota Bryophyta lainnya dan
paling tinggi tingkat perkembangannya karena baik gametofit maupun sporofitnya sudah
mempunyai bagian-bagian yang lebih kompleks. Gametofit dari lumut daun umumnya
dibedakan dalam 2 tingkatan yaitu protonema yang terdiri dari benang bercabang-cabang,
dan gametafora yang berbatang dan berdaun.Sporogonium dari lumut daun terdiri atas
bagian kaki, seta dan kapsul. Selanjutnya bagian kapsul mempunyai bagian-bagian yang
dinamakan apofise, kotak spora atau teka, dan tutup atau operculum. Kebanyakan ahli
bryologi membagi Bryopsida menjadi 3 anak kelas yaitu Sphagnidae, Andreaeidae, dan
Bryidae. Perbedaan dari ketiga anak kelas tersebut terutama terletak pada struktur
protonema berbentuk daun kecil yang terdiri dari satu lapis sel, gametafora pada
ujungnya membentuk cabang-cabang sebagai roset yang menyerupai jambul dan tidak
mempunyai rizoid.
Sporofit didukung oleh perpanjangan ujung batang yang namanya pseudopodium.
didukung oleh pseudopodium, tetapi berbeda dalam hal cara membukanya kapsul spora
mempunyai peristoma pada kapsul sporanya, didasarkan atas sifat dari peristomanya
Peristoma adalah gigi-gigi atau rambut-rambut yang mengelilingi stoma pada kapsul
sudah masak peristoma bergerak membuka ke arah luar hingga spora dapat keluar. Dalam
klasifikasi lumut daun, bentuk kapsul, jumlah gigi peristom, bentuk operkulum maupun
kaliptra dapat dijadikan dasar penggolongan yang penting. Protonema sekunder ialah
protonema yang tidak berasal dari perkecambahan spora, biasanya berupa benang-benang
hijau seperti ganggang. Melalui tunas-tunas yang timbul dari prononema sekunder dapat
Tumbuhan sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan
organ fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini
juga belum memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah
lengkap ciri-ciri yang dimilik lumut daun yaitu: fase dominannya adalah fase gametofit
gametofit. Tubuhnya mempunyai struktur yg mirip batang, daun, dan akar, ttpi tdk
mempunyai sel/jaringan dan fungsi seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. Gametofit
dibedakan dengan 2 tingkatan, yaitu protonema yang berbebtuk benang dan gametofora
yang berupa tumbuhan lumut sporofitnya terdiri dari bagian seta, apofiksis, kapsul, gigi
peristom, dan kaliptra. Spora terdiri 2 lapisan, yaitu endospora dan eksospora, habitatnya
pada tempat lembab. Lumut daun dapat tumbuh diatas tanah-tanah gundul yang periodic
mengalami masa kekeringan, bahkan diatas pasir yang bergerakpun dapat tumbuh.
Selanjutnya lumut-lumut ini dapat juga kita jumpai diantara rumput-rumput, diatas batu-
batu cadas, pada batang pohon dan cabang-cabang pohon, dirawa-rawa, tetapi jarang
didalam air.Tumbuhan tersusun dari sumbu (batang), daun, dan rizoid multiseluler. Daun
tersusun dalam 3 sampai 8 baris. Daun mempunyai rusuk (simetri radial). Sumbu batang
pada lumut daun biasanya menunjukkan diferensiasi menjadi epidermis korteks, dan
silinder pusat.
Alat kelamin tubuh pada bagian ujung batang, sporogonium terdiri dari kaki,
tangkai dan kapsul. Gigi peristoma terdapat satu atau dua deret melingkari lubang
diujung kapsul. Alat-alat kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabang-
cabangnya, dan dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya paling atas. Daun-daun tersebut
kadang-kadang mempunyai bentuk dan susunan yang khusus seperti pada jungermaniales
juga dinamakan periantum. Alat-alat kelamin itu dikatakn bersifat banci atau berumah
satu, jika dalam kelompok itu terdapat baik arkogenium dan dinamakn berumah dua jika
dalam kelompok itu biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut yang terdiri dari banyak
sel dan dapat mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada tubuh buah fungi rambut-rambut
a) Fungsi
(karena sifat selnya yang menyerupai spons). Digunakan sebagai ornament tata ruang,
spagnum sebagai pembalut atau pengganti kapass, jika spagnum ditambahkan ke tanah
b) Manfatat
Lumut ini bisa digunakan sebagai bahan obat, meski masih diperlukan penelitian
lebih lanjut, termasuk uji klinis. Secara tradisional lumut dari marga Usnea dipakai untuk
a) Fungsi
Sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai
spons), dan sebagai penyerap polutan, sebagai penyedia tanah bagi tumbuhan yang lebih
besar yang tumbuh dipohon karena akar-akar lumut dapat menyimpan tanah, sebagai
penyedia makanan bagi hean-hewan kecil dan tanaman lain yang semuanya tersimpan
diakar lumut, sebagai sarang hewan-hewan kecil karena biasanya terdapat celah-celah
pada tumbuhan tersebut sehingga hewan bisa masuk kedalamnya, sebagai penyimpanan
air dalam jumlah yang cukup besar, lumut menjaga kelembaban udara dan porositas
tanah.
b) Manfaat
Lumut dari marga Polythrichum adalah salah satu contoh yang dapat digunakan
sebagai penutup media tanam tanaman hias atau taman dan bahan kasur. Manfaat lainnya,
ada lumut yang dipercaya bisa digunakan sebagai bahan obat, meski masih diperlukan
penelitian lebih lanjut, termasuk uji klinis. Secara tradisional lumut dari marga
Marchantia (lumut hati) yang bentuknya mirip hati, digunakan untuk mengobati penyakit.
BAB VIII
PTERIDOPHYTA
dan daun).
kutikula pada bagian luar , dan yang paling penting adalah sistem transport internal yang
mengangkut air dan zat makanan dari dalam tanah. Sistem transport ini sama baiknya
seperti pengorganisasian transport air dan zat makanan pada tumbuhan tingkat tinggi.
8.2. STRUKTUR TUBUH
1) Akar
Bersifat seperti akar serabut, ujungnya dilindungi kaliptra yang terdiri atas sel –
2) Batang
Pada sebagian jenis tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah
berupa rimbang , mungkin menjalar atau sedikit tegak. Jika muncul di atas permukaan
tanah, batangnya sangat pendek sekitar 0,5 m. akan tetapi ada batang beberapa jenis
tumbuhan paku seperti paku pohon /paku tiang yang panjangnya mencapai 5 m dan
3) Daun
Daun selalu melingkar dan menggulung pada usia muda . berdasarkan bentuk
ukuran dan susunanya, daun paku dibedakan antara epidermis, daging daun, dan tulang
daun.
a) Mikrofil
Daun ini berbentuk kecil – kecil seperti rambut atau sisik, tidak bertangkai dan
tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel, dan tidak dapat dibedakan
b) Mikrofil
Merupakan daun yang bentuknya besar, bertangkai dan bertulang daun, serta
dibedakan antara jaringan tiang, jaringan bunga karang, tulang daun, serta stomata (mulut
daun)
Daun paku tumbuh dari percabangan tulang daun yang disebut frond, dan
keseluruhan daun dalam satu tangkai daun disebut pinna. Jika diperhatikan pada
permukaan bagian daun (frond) terdapat bentuk berupa titik-titik hitam yang disebut
sorus, dalam sorus terdapat kumpulan sporangia yang merupakan tempat atau wadah dari
spora. Gambar dibawah ini menunjukkan sporangia yang tergabung dalam struktur sorus
(jamak sori).
Gambar 8.2 : Bentuk daun paku
Tidak semua daun paku memiliki sorus (sori), daun paku yang memiliki sorus
merupakan daun fertil yang disebut daun sporofil, daun paku yang tidak memiliki sorus
disebut daun steril. Daun ini banyak mengandung klorofil dan banyak dimanfaatkan
1. Tropofil
2. Sporofil
Daun ini berfungsi untuk menghasilkan spora. Tetapi daun ini juga dapat
Adapun struktur sorus adalah bagian luar dari sorus berbentuk selaput tipis yang
disebut indusium. Bagian dalam sorus terdapat kumpulan sporangium yang di dalamnya
berisi ribuan spora. Jika daun sporofil (daun fertil) diletakkan di atas permukaan kertas
polos, maka bentuk spora akan terlihat seperti serbuk bedak berwarna hitam, coklat,
kemerahan, kuning atau hijau tergantung jenis tumbuhan pakunya. Masingmasing spora
8.3.REPRODUKSI
Reproduksi tumbuhan ini dapat secara aseksual (vegetative), yakni dengan stolon
yang menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki
dan betina oleh alat – alat kelamin (gametogonium). Gametogonium jantan (anteredium)
(pergiliran keturunan).
Menghasilkan satu jenis spora , misalnya Lycopodium (paku kawat). Spora dari
paku ini dikenal sebagai 'lycopodium powder' yang dapat meledak di udara apabila
terkumpul dalam jumlah cukup banyak dan pada jaman dulu digunakan sebagai lampu
2) Paku Heterospora
jantan dan makrospora (mega spora) berkelamin betina, misalnya : Marsilea (semanggi),
3) Paku Peralian
Paku ini merupakan peralihan antara homospora dengan heterospora, yaitu paku
yang menghasilkan spora yang bentuk dan ukurannya sama tetapi berbeda jenis
kelaminnya, satu berjenis kelamin jantan dan lainnya berjenis kelamin betina, misalnya
PAKU HOMOSPORA
Spor
a
Protalium
Anteridium
Arkegonium
Spermatozoid
Ovum
Zigo
t
Tumbuhan paku
Sporofil
Sporangum
PAKU HETEROSPORA
PAKU PERALIHAN
Mikrosporofil
Makrosporofil
Makrosporangium
Mikrospora
Tumpuhan paku
Makrospora
Makroprotalium
Mikrosporangium
Mikroprotalium
Arkegonium
Anteridium
Avum
Spermatozoid
Zigo
t
Protalium
Spor
a
Sporafil
Tumbuhan paku
Spor
a
Zigo
t
Ovum
Spermatozoid
Protalium
Arkegonium
Anteridium
Sporagium
8.4.HABITAT TUMBUHAN PAKU
Habitatnya di darat, terutama pada lapisan bawah tanah didataran rendah , tepi
pantai , lereng gunung , 350 meter diatas permukaan laut terutama di daerah lembab, dan
ada juga yang bersifat epifit (menempel) pada tumbuhan lain. Adapun faktor-faktor yang
Tidak semua faktor tersebut berpengaruh, tapi tergantung pada jenis tumbuhan
pakunya. Survive tidaknya suatu tumbuhan paku di suatu areal tergantung dari ketahanan
masing (biasanya tempat lembab). beberapa paku dapat bertahan hidup di daerah yang
ekstrim seperti lingkungan kering dan panas. Beberapa jenis paku dapat tumbuh di daerah
gurun.
Tumbuhan paku meletakkan dirinya tepat sesuai dengan nitchenya, tanah yang
lembab, udara yang lembab, intensitas cahaya dan sebagainya. Jarang tumbuhan paku
hidup diluar nitchenya. Jika anda ingin menumbuhkembangkan paku, maka anda harus
menciptakan lingkungan yang sesuai sehingga tumbuhan paku tumbuh dan berkembang
dengan optimal.
8.5. PERANAN
Dibawah ini adalah beberapa tumbuhan paku yang bermanfaat bagi manusia
diantaranya adalah;
1. Penghasil obat – obatan misalnya: Aspidium sp, Dryopteris filix mas, dan Lycopodium
clavatum.
4. Dipelihara sebagai tanaman hias, misalnya paku tanduk rusa (Platycerium bifurcatum),
paku sarang burung (Asplenium sp), suplir (Adiantum sp) dan paku rane (Selaginella sp)
5. Sebagai salah satu bahan dalam pembuatan karangan bunga, misalnya Lycopodium
cernuum.
Pterophyta.
Tumbuhan paku purba yang masih hidup saat ini diperkirakan hanya tinggal 10
spesies sampai 13 spesies dari dua genus. Paku purba hidup di daerah tropis dan
subtropis. Sporofit paku purba ada yang tidak memiliki akar sejati dan tidak memiliki
daun sejati.
Paku purba yang memilki daun pada umumnya berukuran kecil (mikrofil) dan
berbentuk sisik. Batang paku purba bercabang dikotomi dengan tinggi mencapai 30 cm
hingga 1 m. Paku purba juga tidak memiliki pembuluh pengangkut. Batang paku purba
mikrofil dan sekumpulan sporangium yang terdapat di sepanjang cabang batang. Sporofil
paku purba menghasilkan satu jenis spora (homospora). Gametofitnya tidak memiliki
klorofil dan mengandung anteridium dan arkegonium. Gametofit paku purba bersimbiosis
dengan jamur untuk memperoleh nutrisi. Contoh tumbuhan paku purba yaitu paku purba
Paku kawat mencakup 1.000 spesies tumbuhan paku, terutama dari genus
Lycopodium dan Selaginella. Paku kawat banyak tumbuh di hutan-hutan daerah tropis
dan subtropis. Paku kawat menempel di pohon atau hidup bebas di tanah. Anggota paku
kawat memiliki akar, batang, dan daun sejati. Daun tumbuhan paku kawat berukuran
kecil dan tersusun rapat. Sporangium terdapat pada sporofil yang tersusun membentuk
strobilus pada ujung batang. Strobilus berbentuk kerucut seperti konus pada pinus. Oleh
karena itu paku kawat disebut juga pinus tanah. Pada paku rane (Selaginella) sporangium
memperoleh makanan dari jamur yang bersimbiosis dengannnya. Gemetofit paku kawat
ada yang uniseksual, yaitu mengandung anteridium saja atau arkegonium saja. Gametofit
paku kawat juga ada yang biseksual, yaitu mengandung anteridium dan arkegonium.
Paku ekor kuda saat ini hanya tinggal sekitar 25 spesies dari satu genus, yaitu
Equisetum yang tertinggi hanya mencapai 4,5 m sedangkan rata-rata tinggi Equisetum
kurang dari 1 m. Equisetum memiliki akar, batang, dan daun sejati. Batangnya beruas dan
pada setiap ruasnya dikelilingi daun kecil seperti sisik. Equisetum disebut paku ekor kuda
karena bentuk batangnya seperti ekor kuda. Batangnya yang keras disebabkan dinding
menghasilkan satu jenis spora, sehingga Equisetum digolongkan pada tumbuhan paku
Paku sejati mencakup jenis tumbuhan paku yang paling sering kita lihat. Tempat
tumbuh paku sejati sebagian besar di darat pada daerah tropis dan subtropis. Paku sejati
diperkirakan berjumlah 12.000 jenis dari kelas Filicinae. Filicinae memiliki akar, batang,
dan daun sejati. Batang dapat berupa batang dalam (rizom) atau batang di atas permukaan
tanah. Daun Filicinae umumnya berukuran besar dan memiliki tulang daun bercabang.
Daun mudanya memiliki ciri khas yaitu tumbuh menggulung (circinnatus). Jenis paku
yang termasuk paku sejati yaitu Semanggi (Marsilea crenata), Paku tanduk rusa
Kelas Psilotopsida
Bangsa Ophioglossales
Bangsa Psilotales
Bangsa Equisetales
Suku Equisetaceae
Kelas Marattiopsida
Bangsa Marattiales
Kaulfussia ceae)
Bangsa Osmundales
Suku Osmundaceae
Bangsa Hymenophyllales
Bangsa Gleicheniales
Suku Matoniaceae
Bangsa Schizaeales
Suku Lygodiaceae
Suku Schizaeaceae
Bangsa Salviniales
Bangsa Cyatheales
Suku Thyrsopteridaceae
Suku Loxomataceae
Suku Culcitaceae
Suku Plagiogyriaceae
Suku Cibotiaceae
Suku Metaxyaceae
Bangsa Polypodiales
Suku Saccolomataceae
Suku Aspleniaceae
Suku Thelypteridaceae
Suku Onocleaceae
Suku Oleandraceae
Suku Davalliaceae
Setelah mempelajari tumbuhan lumut dan paku, perhatikan perbedaan antara keduanya
sebagai berikut :
No Ciri-ciri Bryophyta Pteridophtya
1 Ukuran Biasanya mencapai 1
Sangat kecil, biasanya tidak lebih darim,beberapa dapat
15 cm. mencapai 12 cm.
2 Memiliki rizoid, berdaun Memiliki akar, batang
Struktur tubuh sisik, dan tidak memiliki batang. dan daun sejati
13 Ada yaitu xilem dan
Jaringan pembuluh Tidak ada floem
4 Fase dominan Fase gametofit Fase sporofit
5 Fase Sporofit Sporogonium Tumbuhan Paku
6 Fase Gametofit Tumbuhan Lumut Protalium
7 tumbuhan dewasa Berupa gametofit
Berupa sporofit