Professional Documents
Culture Documents
Kata pengantar..
[KWN] Page 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan pada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini
dapat diselesaikan.
Terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Iwan Siswadi selaku dosen
mata kuliah kewarganegaraan yang telah membimbing kami dan memberikan
kuliah sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Ibnul Mursyiddin
[KWN] Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia masih banyak memiliki permasalahan. Terutama di bidang
pertahanan dan keamanan. Dengan wilayah negara yang terluas di kawaan asia
tenggara, kita dituntut untuk mampu menjaga dan mempertahankan wilayah
negara ini dan menjagakesatuan serta persatuan bangsa. Ada beberapa pokok
permasalahan di bidang pertahanan antara lain masalah disintegrasi bangsa.
Beberapa kelompok gerakan separatis yang masih sering melakukan konfrontasi
dengan pemerintah adalah Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Aceh, Republik
Maluku Selatan (RMS) di Maluku, dan Organisasi Papua Merdeka (OPM) di
Irian. Masalah gerakan separatis ini sebagian besar sudah bias diredam oleh
pemerintah. Namun dalam perkembangannya gerakan separatis ini selalu
menyeruak ke permukaan dan menimbulkan masalah-masalah baru yang
umumnya dipicu masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan). Jika
dicermati, munculnya berbagai gerakan separatis di Indonesia seperti GAM di
Aceh, RMS di Maluku dan OPM di Papua lebih disebabkan oleh ketidakadilan
ekonomi yang dirasakan oleh rakyat di wilayah-wilayah tersebut akibat kegagalan
Pemerintah dalam menyejahterakan mereka.
Ketidakadilan ekonomi juga merupakan pemicu gerakan separatis ini juga
pernah diakui sendiri oleh Pemerintah. Mantan Wapres Jusuf Kalla, misalnya,
semasa masih menjabat sebagai Wapres pernah menyatakan bahwa aksi
separatisme di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Papua, RMS, dan masalah di
Poso, Sulawesi Tengah serta masalah terorisme disebabkan oleh ketidakadilan
ekonomi.
Padahal, seperti di Aceh dan Papua, kekayaan sumber daya alam sangat
melimpah ruah. Sayang, kekayaan itu lebih banyak dinikmati oleh segelintir orang
dan perusahaan-perusahaan asing.
[KWN] Page 3
Karena akar persoalan separatisme adalah ketidakadilan ekonomi yang
dirasakan sebagian besar masyarakat, maka jelas bahwa solusinya adalah
menciptakan kesejahteraan dan keadilan ekonomi bagi seluruh rakyat.
Persoalannya, bagaimana caranya agar upaya tersebut terwujud? Bisakah
kita berharap pada sistem ekonomi kapitalis yang saat ini diterapkan oleh
pemerintah sendiri, bahkan dengan model yang sangat liberal? Tentu tidak.
Pasalnya, sistem ekonomi kapitalis inilah yang justru menjadi akar dari seluruh
ketidakadilan yang dirasakan masyarakat, khususnya secara ekonomi. Contoh
kecil dalam kasus PT Freeport di Papua. Sudah menjadi rahasia umum bahwa
Kontrak Karya atau Contract of Work Area telah mengabaikan prinsip-prinsip
keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat.
Dalam hal mengatasi gerakan separatisme, kita harus belajar dari sejarah.
Kita pernah abai dalam mengatasinya. Terbukti di sejumlah daerah, gerakan
separatisme tak pernah tuntas diatasi. Dengan demikian, pemerintah harus
memberi solusi yang tegas. Langkah-langkah yang dikerjakan harus bersifat
konprehensif (menyeluruh). Karena meskipun berbagai macam usaha telah
dilaksanakan pemerintah. Antara lain dengan perundingan-perundingan dan
pemberian otonomi khusus kepada daerah-daerah tersebut. Tetap saja masih
bergejolaknya bibit-bibit separatisme di beberapa daerah. Oleh karena itu, kita
akan mengenal lebih jauh tentang separatisme dan keseluruhan bentuk-bentuk
separatisme.
B. Rumusan Masalah
1) Apa itu separatisme?
2) Bagaimana sejarah gerakan separatisme yang ada di Indonesia?
3) Siapa saja tokoh bersejarah yang berperan penting dibalik gerakan
separatis?
4) Langkah apa saja yang diambil pemerintah guna menghadapi separatisme
dan bagaimana hasilnya?
[KWN] Page 4
C.Tujuan Penulisan Makalah
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu kita untuk
memahami apa yang dimaksud dengan separatisme, dan bagaimana bentuk-
bentuk gerakan separatisme. Serta mengupas sedikit sejarah mengenai gerakan
separatisme yang ada di tanah air dan langkah penanganannya oleh pemerintah.
[KWN] Page 5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Separatisme
Gerakan separatis sering merupakan gerakan yang politis dan damai. Telah
ada gerakan separatis yang damai di Quebec, Kanada selama tiga puluh tahun
terakhir, dan gerakan yang damai juga terjadi semasa perpecahan Cekoslowakia
dan Uni Soviet. Singapura juga lepas dari Federasi Malaysia dengan damai.
Separatisme juga sering merupakan tindak balas yang kasar dan brutal
terhadap suatu pengambil alihan militer yang terjadi dahulu. Di seluruh dunia
banyak kelompok teroris menyatakan bahwa separatisme adalah satu-satunya cara
untuk meraih tujuan mereka mencapai kemerdekaan. Ini termasuk kelompok
Basque ETA di Perancis dan Spanyol, separatis Sikh di India pada 1980-an, IRA
di Irlandia pada masa pergantian abad dan Front de Libération du Québec pada
1960-an. Kampanye gerilya seperti ini juga bisa menyebabkan perang saudara
seperti yang terjadi di Chechnya.
[KWN] Page 6
2. Motivasi Gerakan Separatis
[KWN] Page 7
memproklamasikan berdirinya pemerintahan Soviet di Indonesia. Tujuannya
untuk meruntuhkan Republik Indonesia yang berdasarkan
[KWN] Page 8
pendukungnya disebut Tentara Islam Indonesia (TII). Gerakan Darul Islam yang
didirikan oleh Kartosuwiryo mempunyai pengaruh yang cukup luas. Pengaruhnya
sampai ke Aceh yang dipimpin Daud Beureueh, Jawa Tengah (Brebes, Tegal)
yang dipimpin Amir Fatah dan Kyai Somolangu (Kebumen), Kalimantan Selatan
dipimpin Ibnu Hajar, dan Sulawesi Selatan dengan tokohnya Kahar Muzakar.
[KWN] Page 9
Pada tanggal 15 Februari 1958 Achmad Hussein memproklamasikan
berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Sebagai
perdana menterinya adalah Mr. Syafruddin Prawiranegara.
D. Pemberontakan Permesta
[KWN] Page 10
E. Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
Seluruh senjata GAM yang mencapai 840 pucuk selesai diserahkan kepada
AMM pada 19 Desember 2005. Kemudian pada 27 Desember, GAM melalui juru
bicara militernya, Sofyan Daud, menyatakan bahwa sayap militer mereka telah
dibubarkan secara formal.
[KWN] Page 11
F. Gerakan Sparatais Tragedi Nasional G 30 S/PKI Tahun 1965
[KWN] Page 12
c. Mengorganisir perwira militer yang tidak mendukung adanya
“Dewan Jenderal”.
d. Mengisolir komando AD dari angkatan-angkatan lain.
e. Mengusulkan kepada pemerintah agar membentuk Angkatan
Kelima yang terdiri dari para buruh dan petani yang dipersenjatai.
[KWN] Page 13
Susilo Bambang Yudhono pada hari keluarga nasional di Ambon. Pada 24 April
2008 John Watilette perdana menteri pemerintahan RMS di pengasingan Belanda
berpendapat bahwa mendirikan republik merupakan sebuah mimpi di siang hari
bolong dalam peringatan 58 tahun proklamasi kemerdekaan RMS yang dimuat
pada harian Algemeen Dagblad yang menurunkan tulisan tentang antipati
terhadap Jakarta menguat. Tujuan politik RMS sudah berlalu seiring dengan
melemahnya keingingan memperjuangkan RMS ditambah tidak adanya donatur
yang bersedia menyisihkan dananya, kini hubungan dengan Maluku hanya
menyangkut soal sosial ekonomi. Perdana menteri RMS (bermimpi) tidak
menutup kemungkinan Maluku akan menjadi daerah otonomi seperti Aceh
Kendati tetap menekankan tujuan utama adalah meraih kemerdekaan penuh.
[KWN] Page 14
serangan ini disebabkan karena pemerintah Belanda menarik dukungan mereka
terhadap RMS. Ada lagi yang menyatakan serangan teror ini dilakukan karena
pendukung RMS frustasi, karena Belanda tidak dengan sepenuh hati memberikan
dukungan sejak mula. Di antara kegiatan yang di lansir Press Belanda sabagai
teror, adalah ketika di tahun 1978 kelompok RMS menyandera 70 warga sipil di
gedung pemerintah Belanda di Assen-Wassenaar.
Selama tahun 70an, teror seperti ini dilakukan juga oleh beberapa
kelompok sempalan RMS, seperti kelompok Komando Bunuh Diri Maluku
Selatan yang dipercaya merupakan nama lain (atau setidaknya sekutu dekat)
Pemuda Maluku Selatan Merdeka. Kelompok ini merebut sebuah kereta api dan
menyandera 38 penumpangnya di tahun 1975. Ada juga kelompok sempalan yang
tidak dikenal yang pada tahun 1977 menyandera 100 orang di sebuah sekolah dan
di saat yang sama juga menyandera 50 orang di sebuah kereta api.
Pada saat Kerusuhan Ambon yang terjadi antara 1999-2004, RMS kembali
mencoba memakai kesempatan untuk menggalang dukungan dengan upaya-upaya
provokasi, dan bertindak dengan mengatas-namakan rakyat Maluku. Beberapa
aktivis RMS telah ditangkap dan diadili atas tuduhan kegiatan-kegiatan teror yang
dilakukan dalam masa itu, walaupun sampai sekarang tidak ada penjelasan resmi
mengenai sebab dan aktor dibalik kerusuhan Ambon.
[KWN] Page 15
investigasi menunjukkan bahwa RMS masih eksis dan mempunyai Presiden
Transisi bernama Simon Saiya. Beberapa elemen RMS yang dianggap penting
ditahan di kantor Densus 88 Anti Teror.
[KWN] Page 16
Pergerakan OPM
Pada tanggal 1 Juli 1971, Nicolaas Jouwe dan dua komandan OPM
yang lain, Seth Jafeth Raemkorem dan Jacob Hendrik Prai menaikkan
bendera Bintang Fajar (Morning Star) dan memproklamasikan berdirinya
Republik Papua Barat. Namun republik ini berumur pendek karena segera
ditumpas oleh militer Indonesia dibawah perintah Presiden Soeharto.
1. Aksi perlawanan fisik bersenjata atau aksi militer yang dilakukan secara
sporadis;
2. Aksi penyanderaan
3. Aksi demonstrasi massa
4. Aksi pengibaran bendera Papua Barat
5. Aksi penempelan dan penyebaran pamflet
6. Aksi rapat-rapat politik dan pembentukan organisasi perjuangan lokal
7. Aksi pelintasan perbatasan ke Papua New Guinea
8. Aksi pengrusakan/pembongkaran.
[KWN] Page 17
Sebagai organisasi, kegiatan OPM terbagi dua; kegiatan politik dan
kegiatan militer. Kegiatan politik terus dilanjutkan ke luar negeri dan
kegiatan militer dilakukan hanya di Papua. Secara keseluruhan kegiatan
politik di luar negeri kurang efektif sebab terjadi perpecahan antara para
pemimpin politik OPM dari segi orientasinya ada yang pro-Barat dan ada
yang berorientasi ke neo-Marxis/Sosialis. Perpecahan ini mempengaruni
faksi militer di Papua sehingga kegiatan mereka lemah dan mudah
dipatahkan oleh Pemerintah atau Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.
Paham Neo-Marxis/Sosialis yang dipegang oleh sebagian besar kader
OPM merupakan hambatan utama bagi dukungan politik maupun
dukungan dana dari negara-negara Barat terhadap OPM.
[KWN] Page 18
warga Papua yang meminta suaka politik terhadap Australia. Dan masih
banyak dukungan internasional lainnya meskipun tidak berpengaruh besar
terhadap pergerakan OPM.
[KWN] Page 19
4. Tokoh Gerakan Separatis
Tan Malaka
Tan Malaka atau Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka (lahir di Nagari
Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat, 19 Februari 1896 – meninggal di Desa
Selopanggung, Kediri, Jawa Timur, 16 April 1949 pada umur 53 tahun)[1]) adalah
seorang aktivis pejuang nasionalis Indonesia, seorang pemimpin sosialis, dan
politisi yang mendirikan Partai Murba. Pejuang yang militan, radikal dan
revolusioner ini banyak melahirkan pemikiran-pemikiran yang berbobot dan
berperan besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dengan
perjuangan yang gigih maka ia dikenal sebagai tokoh revolusioner yang
legendaris.
Tan Malaka juga seorang pendiri partai Murba, berasal dari Sarekat Islam
(SI) Jakarta dan Semarang. Ia dibesarkan dalam suasana semangatnya gerakan
modernis Islam Kaoem Moeda di Sumatera Barat.
[KWN] Page 20
Tokoh ini diduga kuat sebagai orang di belakang peristiwa penculikan
Sutan Sjahrir bulan Juni 1946 oleh "sekelompok orang tak dikenal" di Surakarta
sebagai akibat perbedaan pandangan perjuangan dalam menghadapi Belanda.
Riwayat
Perjuangan
Pada tahun 1921 Tan Malaka telah terjun ke dalam gelanggang politik.
Dengan semangat yang berkobar dari sebuah gubuk miskin, Tan Malaka banyak
mengumpulkan pemuda-pemuda komunis. Pemuda cerdas ini banyak juga
berdiskusi dengan Semaun (wakil ISDV) mengenai pergerakan revolusioner
dalam pemerintahan Hindia Belanda. Selain itu juga merencanakan suatu
pengorganisasian dalam bentuk pendidikan bagi anggota-anggota PKI dan SI
(Sarekat Islam) untuk menyusun suatu sistem tentang kursus-kursus kader serta
ajaran-ajaran komunis, gerakan-gerakan aksi komunis, keahlian berbicara,
jurnalistik dan keahlian memimpin rakyat. Namun pemerintahan Belanda
melarang pembentukan kursus-kursus semacam itu sehingga mengambil tindakan
tegas bagi pesertanya.
Melihat hal itu Tan Malaka mempunyai niat untuk mendirikan sekolah-
sekolah sebagai anak-anak anggota SI untuk penciptaan kader-kader baru. Juga
dengan alasan pertama: memberi banyak jalan (kepada para murid) untuk
mendapatkan mata pencaharian di dunia kapitalis (berhitung, menulis, membaca,
[KWN] Page 21
ilmu bumi, bahasa Belanda, Melayu, Jawa dan lain-lain); kedua, memberikan
kebebasan kepada murid untuk mengikuti kegemaran mereka dalam bentuk
perkumpulan-perkumpulan; ketiga, untuk memperbaiki nasib kaum miskin. Untuk
mendirikan sekolah itu, ruang rapat SI Semarang diubah menjadi sekolah. Dan
sekolah itu bertumbuh sangat cepat hingga sekolah itu semakin lama semakin
besar.
Seperti dikatakan Tan Malaka pada pidatonya di depan para buruh “Semua
gerakan buruh untuk mengeluarkan suatu pemogokan umum sebagai pernyataan
simpati, apabila nanti menglami kegagalan maka pegawai yang akan
diberhentikan akan didorongnya untuk berjuang dengan gigih dalam pergerakan
revolusioner”.
[KWN] Page 22
kawan-kawannya memisahkan diri dan kemudian memutuskan hubungan dengan
PKI, Sardjono-Alimin-Musso.
Tan Malaka yang berada di luar negeri pada waktu itu, berkumpul dengan
beberapa temannya di Bangkok. Di ibu kota Thailand itu, bersama Soebakat dan
Djamaludddin Tamin, Juni 1927 Tan Malaka memproklamasikan berdirinya
Partai Republik Indonesia (PARI). Dua tahun sebelumnya Tan Malaka telah
menulis "Menuju Republik Indonesia". Itu ditunjukkan kepada para pejuang
intelektual di Indonesia dan di negeri Belanda. Terbitnya buku itu pertama kali di
Kowloon, Hong Kong, April 1925.
[KWN] Page 23
kebudayaan dunia. Bukti adalah fakta dan fakta adalah lantainya ilmu bukti. Bagi
filsafat, idealisme yang pokok dan pertama adalah budi (mind), kesatuan, pikiran
dan penginderaan. Filsafat materialisme menganggap alam, benda dan realita
nyata obyektif sekeliling sebagai yang ada, yang pokok dan yang pertama.
Kepahlawanan
[KWN] Page 24
Di luar, setelah mengevaluasi situasi yang amat parah bagi Republik
Indonesia akibat Perjanjian Linggajati 1947 dan Renville 1948, yang merupakan
buah dari hasil diplomasi Sutan Syahrir dan Perdana Menteri Amir Syarifuddin,
Tan Malaka merintis pembentukan Partai MURBA, 7 November 1948 di
Yogyakarta.
Pada tahun 1949 tepatnya bulan Februari Tan Malaka hilang tak tentu
rimbanya, mati tak tentu kuburnya di tengah-tengah perjuangan bersama Gerilya
Pembela Proklamasi di Pethok, Kediri, Jawa Timur. Tapi akhirnya misteri
tersebut terungkap juga dari penuturan Harry A. Poeze, seorang Sejarawan
Belanda yang menyebutkan bahwa Tan Malaka ditembak mati pada tanggal 21
Februari 1949 atas perintah Letda Soekotjo dari Batalyon Sikatan, Divisi
Brawijaya[1].
a. Musso
[KWN] Page 25
Musso adalah salah satu pemimpin PKI di awal 1920-an. Dia adalah
pengikut Stalin dan anggota dari Internasional Komunis di Moskwa. Pada tahun
1925 beberapa orang pemimpin PKI membuat rencana untuk menghidupkan
kembali partai ini pada tahun 1926, meskipun ditentang oleh beberapa pemimpin
PKI yang lain seperti Tan Malaka. Pada tahun 1926 Musso menuju Singapura
dimana dia menerima perintah langsung dari Moskwa untuk melakukan
pemberontakan kepada penjajah Belanda. Musso dan pemimpin PKI lainnya,
Alimin, kemudian berkunjung ke Moskwa, bertemu dengan Stalin, dan menerima
perintah untuk membatalkan pemberontakan dan membatasi kegiatan partai
menjadi dalam bentuk agitasi dan propaganda dalam perlawananan nasional.
Akan tetapi pikiran Musso berkata lain. Pada bulan November 1926 terjadi
beberapa pemberontakan PKI di beberapa kota termasuk Batavia (sekarang
Jakarta), tetapi pemberontakan itu dapat dipatahkan oleh penjajah Belanda. Musso
dan Alimin ditangkap. Setelah keluar dari penjara Musso pergi ke Moskwa, tetapi
kembali ke Indonesia pada tahun 1935 untuk memaksakan "barisan populer" yang
dipimpin oleh 7 anggota Kongres Komintern. Akan tetapi dia dipaksa untuk
meninggalkan Indonesia dan kembali ke Uni Soviet pada tahun 1936.
[KWN] Page 26
Amir Sjarifoeddin
Pendidikan
Namun pada September 1927, sesudah lulus ujian tingkat kedua, Amir
kembali ke kampung halaman karena masalah keluarga, walaupun teman-teman
dekatnya mendesak agar menyelesaikan pendidikannya di Leiden. Kemudian
Amir masuk Sekolah Hukum di Batavia, menumpang di rumah Mulia
(sepupunya) yang telah menjabat sebagai direktur sekolah pendidikan guru di
Jatinegara. Kemudian Amir pindah ke asrama pelajar Indonesisch Clubgebouw,
Kramat 106, ia ditampung oleh senior satu sekolahnya, Mr. Muhammad Yamin.
Perjuangan
[KWN] Page 27
mempunyai hubungan dengan pekerjaan politik Musso dengan kedatangannya ke
Hindia Belanda dalam tahun 1936.
[KWN] Page 28
Dalam Persetujuan Renville tanggungjawab yang berat ini terletak
dipundak kaum Komunis, khususnya Amir sebagai negosiator utama dari
Republik Indonesia. Kabinet Amir Sjarifuddin mengundurkan diri dengan
sukarela dan tanpa perlawanan samasekali, ketika disalahkan atas persetujuan
Renville oleh golongan Masyumi dan Nasionalis.
Jabatan
Peristiwa Madiun
[KWN] Page 29
2. Republik Maluku Selatan
[KWN] Page 30
Teungku Hasan Muhammad di Tiro (lahir di Pidie, Aceh, 25
September 1925 – meninggal di Banda Aceh, 3 Juni 2010 pada umur 84
tahun)sehari sebelum meninggal dia dianugerahi WNI oleh pemerintah
Indonesia, dia adalah proklamator kemerdekaan Aceh pada 4 Desember
1976. Hasan Tiro sekarang ini menetap di Stockholm, ibu kota Swedia.
Dia ikut keluar-masuk hutan bersama pasukannya pada 1976 untuk
memisahkan diri dari Indonesia. Perjuangannya itu hanya berlangsung
selama tiga tahun. Karena serangan tentara Indonesia yang tak
tertahankan, ia mengungsi ke berbagai negara, sebelum akhirnya menetap
di Stockholm, ibu kota Swedia. Setelah jatuhnya pemerintahan Soeharto,
isu "Aceh merdeka" kembali menjadi sorotan dunia. Organisasinya
(Gerakan Aceh Merdeka) muncul ke pentas internasional. Hasan Tiro
pernah dan menandatangani deklarasi berdirinya Negara Aceh Sumatra,
pada akhir 2002. Dia juga menandatangani surat perihal GAM yang
dikirim kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Kofi
Annan pada 25 Januari 1999. Dalam berbagai perundingan damai antara
RI dan GAM, restu Hasan Tiro selalu ditunggu.
[KWN] Page 31
Pada Januari 1965, Hasan menggagaskan ide Negara Aceh
Sumatra Merdeka. Jadi, apa yang dilakukannya dengan
memproklamasikan Negara Aceh Merdeka pada 4 Desember 1976
hanyalah kristalisasi dari ide yang sudah disosialkannya sejak 1965.
Biodata
* Istri : Dora, keturunan Yahudi Amerika (Sebelumnya pernah masuk Islam, lalu
cerai)
Pendidikan
Pengalaman Organisasi
[KWN] Page 32
* Presiden National Liberation Front of Aceh Sumatra
Karya-karya
* Punya andil di Eropa, Arab dan Afrika dalam bisnis pelayaran dan penerbangan
* Diangkat oleh Raja Feisal dari Arab Saudi sebagai penasehat agung Muktamar
Islam se-Dunia (1973)
* Artikel berjudul The Legal Status of Acheh Sumatra under International Law
1980
[KWN] Page 33
* Menggagaskan ide Negara Aceh Sumatra Merdeka pada 1965.
[KWN] Page 34
Upaya untuk mempertahankan perdamaian di NAD dilakukan
dengan melaksanakan kesepakatan yang tertuang dalam MoU
Helsinki secar benar agar penyelesaian Aceh tetap berada dalam kerangka
NKRI. Amnesti dan pemberian jaminan hidup terhadap mantan kombat GAM
serta relokasi TNI dan Polri dilakukan dengan penertiban senjata-senjata
ilegal yang masih banyak beredar di masyarakat. Diberikannya kesempatan
membentuk partai lokal dan mengakomodasi calon legislatif (caleg) dari
partai lokal untuk duduk sebagai anggota legislatif, baik di tingkat DPRA
maupun DPRK, telah memberikan kontribusi positif bagi kelancaran
dan keamanan pelaksanaan Pemilu 2009. Penerbitan Perpres Nomor 75
Tahun 2008 tentang Tata Cara Konsultasi Persetujuan Internasional
dan Rencana Pembentukan Undang-Undang serta
Kebijakan Administratif yang Berkaitan Langsung dengan Pemerintahan
Aceh secara hukum juga telah mengatur hubungan antara Pemprov NAD
dan Pemerintah Indonesia dalam berbagai bidang, baik politik
maupun sosial ekonomi dalam bingkai NKRI.
[KWN] Page 35
inpres percepatan pembangunan, community development, dan
implementasi otsus.
[KWN] Page 36
2007. Sementara, untuk meningkatkan wawasan kebangsaan bagi pimpinan
nasional dalam kurun waktu 2005–2009 telah dilaksanakan
pendidikan KRA/PPRA dengan peserta 644 orang, pendidikan
KSA/PPSA dengan peserta 316 orang, dan penataran pemantapan
wawasan kebangsaan dengan peserta 2.095 orang.
[KWN] Page 37
lebih terfokus pada permasalahan sesungguhnya. Peningkatan pelayanan
publik, terutama untuk mendapatkan informasi yang benar, dilakukan agar
sosialisasi terhadap pentingnya menjaga keutuhan NKRI dapat terus
dilaksanakan dengan baik. Kebijakan militer sebagai langkah terakhir dan
hanya akan diambil apabila permasalahan tidak dapat diselesaikan melalui
dialog.
Kebijakan pemekaran wilayah yang didasarkan atas pertimbangan
dan kepentingan pembangunan masyarakat di daerah akan tetap
mendapatkan prioritas apabila hal itu dapat membantu masyarakat di
daerah tersebut untuk mendapatkan keadilan dan kesejahteraan sehingga
dapat mencegah muncul dan berkembangnya embrio separatisme.
[KWN] Page 38