You are on page 1of 6

Pengambilan Keputusan Taktis

Kelompok:
Ridam Sasmito (07.1.02.03502)
Yudo Nugroho (07.1.02.03544)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA


SURABAYA
2010
A. Pengambilan Keputusan Taktis
Keputusan taktis sering kali berupa tindakan berskala kecil yang bermanfaat
untuk tujuan jangka panjang. Tujuan keseluruhan dari pengambilan keputusan
strategis adalah untuk memilih stategi alternatif sehingga keunggulan bersaing
jangka panjang dapat tercapai. Pengambilan taktis harus mendukung tujuan
keseluruhan ini, meskipun tujuan langsungnya berjangka pendek (menerima satu
pesanan khusus untuk meningkatkan laba) atau berskala kecil (memproduksi sendiri
daripadamembeli komponen). Jadi pengambilan keputusan taktis yang tepat berarti
bahwa keputusan yang dibuat mencapai tidak hanya tujuan terbatas tetapi juga
berguna untuk jangka panjang.

1. Model Pengambilan Keputusan Taktis


Enam langkah yang mendeskripsikan proses pengambilan keputusan
yang direkomendasikan adalah sebagai berikut:
1) Kenali dan definisikan masalah.
2) Identifikasi setiap alternative sebagai solusi yang layak.
3) Identifikasi biaya dan manfaat yang berkaitan dengan setiap alternative yang
layak.
4) Hitunglah total biaya dan manfaat yang relevan dari masing-masing
alternative.
5) Nilailah faktor-faktor kualitatif.
6) Pilihlah alternative yang menawarkan manfaat terbesar secara keseluruhan.

2. Definisi Biaya Relevan


Biaya relevan merupakan biaya masa depan yang berbeda pada masing-
masing alternative. Semua keputusan berhubungan dengan masa depan, karena
itu hanya biaya masa depan yang dapat menjadi relevan dengan keputusan.
Namun, untuk menjadi relevan, suatu biaya tidak hanya harus merupakan biaya
masa depan, tetapi juga harus berbeda dari suatu alternative dengan alternative
lainnya.
3. Etika Dalam Pengambilan Keputusan Taktis
Dalam pengambilan keputusan taktis, masalah etika selalu berkaitan
dengan cara keputusan diimplementasikan, dan kemungkinan pengorbanan
sasaran jangka panjang untuk hasil jangka pendek. Pengambilan keputusan harus
selalu mempertahankan kerangka kerja etis.

B. Revelansi, Perilaku Biaya, dan Model Penggunaan Sumber Daya Aktivitas


Perubahan pada penawaran dan permintaan sumber daya aktivitas harus
dipertimbangkan ketika menilai relevansi. Penggunaan sumber daya aktivitas
mengingatkan kita utuk mempertimbangkan baik sumber daya fleksibel maupun
tetap. Kategori-kategori ini dapat menolong untuk mengidentifikasi biaya-biaya
yang relevan, dan kemudian memfasilitasi biaya yang relevan.

1. Sumber Daya Fleksibel


Beberapa sumber daya fleksibel dapat dengan mudah dibeli dengan
jumlah seperlunya pada saat dibutuhkan. Sebagai contoh, listrik yang digunakan
sebagai pemanas yang merebus buah dalam produksi selai merupakan sumber
daya yang diperoleh karena digunakan dan dibutuhkan. Jenis pengeluaran atau
belanja sumber daya ini biasanya disebut biaya variabel.

2. Sumber Daya Terikat


Sumber daya terikat dibeli sebelum digunakan. Terdapat dua tipe sumber
daya terikat, sebagai berikut:
Sumber Daya Terikat untuk Jangka Pendek. Sumber daya yang diperoleh
sebelum penggunaan melalui kontrak implicit biasanya diperoleh dalam jumlah
kasar. Pengertian implisitnya adalah bahwa organisasi akan mempertahankan
tingkat tenaga kerja meskipun mungkin terdapat penurunan sementara atas
kuantitas dari aktivitas yang digunakan.
Sumber Daya Terikat untuk Beberapa Periode. Sering kali sumber daya
diperoleh di muka untuk kebutuhan produksi selama beberapa periode, sebelum
tingkat kebutuhan sumber daya diketahui. Contohnya adalah menyewa atau
membeli gedung. Pembelian kapasitas aktivitas untuk beberapa periode sering
kali dilakukan melalui pembayaran tunai di muka.

C. Keputusan Bauran Produk


Sertiap bauran produk mencerminkan suatu alternative yang mengandung
tingkat laba terkait.seorang manajer harus memilih alternative yang akan
memaksimalkan total laba. Karena biaya tetap tidak bergantung pada tingkat
aktivitas, maka total biaya tetap akan sama pada semua bauran yang mungkin, dank
arena itu, tidak relevan bagi keputusan. Jadi, seorang manajer perlu memilih
alternative yang memaksimalkan total margin kontribusi.

1. Sumber Daya dengan Satu Kendala


Dengan hanya memproduksi perseneling Y perusahaan menghasilkan
tingkat laba yang lebih tinggi daripada hanya memproduksi perseneling X
meskipun margin kontribusi per unit X adalah 2,5 kali lebih besar dari margin
kontribusi per unit Y.
Margin kontribusi per unit dari setiap produk bukan merupakan masalah
penting. Margin kontribusi per unit dari sumber daya yang langka adalah faktor
yang menentukan. Produk yang menghasilkan margin kkontribusi tertinggi per
jam mesin harus dipilih.

2. Sumber Daya dengan Banyak Kendala


Semua organisasi akan mengalami banyak kendala: keterbatasan bahan
baku, keterbatasan input tenaga kerja, keterbatasan permintaan akan setiap
produk, dan seterusnya. Solusi dari masalah bauran produk dengan banyak
kendala jauh lebih rumit dan mensyaratkan penggunaan teknik matematika
khusus yang dikenal sebagai pemrograman linier.

D. Penetapan Harga
Salah satu keputusan tersulit yang dihadapi oleh perusahaan adalah
mengenai penetapan harga. Bagian ini akan menjelaskan dampak biaya terhadap
harga dan peran akuntan dalam pengumpulan informasi yang dibutuhkan.
1. Penetapan Harga Berdasarkan Biaya
Pendekatan ini tidak berbelit-belit. Biasanya sebagian merupakan biaya
dasar dan markup. Markup adalah persentase yang dibebankan kepada biaya
dasar; termasuk diantaranya adalah laba yang diinginkan dan setiap biaya yang
tidak termasuk dalam biaya dasar.

2. Perhitungan Biaya Target dan Penetapan Harga


Perhitungan biaya target adalah suatu metode penentuan biaya produk
atau jasa berdasarkan harga yang bersedia dibayarkan oleh pelanggan. Ini juga
sering disebut sebagai perhitungan biaya berdasarkan harga. Perhitungan biaya
target merupakan metode pengerjaan terbalik dari harga untuk menentukan
biaya. Departemen pemasaran menetapkan karakteristik dan haarga produk yang
paling dapat diterima pelanggan, yang selanjutnya adalah tugas teknis
perusahaan untuk mendisain serta mengembangkan produk sedemikian rupa
sehingga biaya dan laba dapat ditutupi oleh harga.

3. Aspek Hukum dari Penetapan Harga


Prinsip dasar dibalik banyaknyan peraturan tentang penetapan harga
adalah bahwa persaingan itu baik, dan harus didorong. Karena itu, kolusi oleh
perusahaan-perusahaan untuk menetapkan harga dan usaha terang-terangan
menyingkirkan pesaing dari bisnis dilarang. Secara umum, biaya merupakan
justifikasi penting untuk harga.
Penerapan Harga Predator. Praktik pengaturan harga yang lebih rendah
dari biaya dengan tujuan merugikan pesaing dan mengeliminasi persaingan
disebut harga predator. Penting untuk diperhatikan bahwa penetapan harga di
bawah biaya tidak selalu merupakan harga predator. Perusahaan sering kali
mengenakan harga suatu barangnya di bawah biaya. Undang-undang Negara
bagian tentang harga predator menciptakan banyak definisi hukum. Dua puluh
dua Negara bagian AS memberlakukan undang-undang yang menentang harga
predator, di mana setiap Negara bagian agak berbeda dalam definisi dan
aturannya.
4. Keadilan dan Penetapan Harga
Eksploitasi harga dikatakan terjadi ketika perusahaan dengan kekuatan
pasar menghargai produknya “sangat tinggi”. Jika harga yang dikenakan hanya
untuk menutup biaya, maka eksploitasi harga tidak terjadi. Mudah untuk melihat
apakah biaya sebagai justifikasi harga menjadi dasar bagi standar masyarakat
mengenai keadilan. Etika dibangun di atas rasa keadilan. Jadi perilaku yang
tidak etis dalam menetapkan harga berkaitan dengan usaha mendapatkan
keuntungan secara tidak adil dari pelanggan. Kenaikan harga yang berkaitan
dengan biaya merupakan pembelaan terbaik terhadap pemberontakan pelanggan.

You might also like