Professional Documents
Culture Documents
Tugas Individu
Gustian Lestianto
0605888
KATA PENGANTAR
rakhmat dan hidayah-Nya lah, tugas ini bisa saya selesaikan walaupun masih banyak
baik berupa penulisan maupun pengguaan buku sumbernya. Hal ini disebabkan
Hanya kepada Allah SWT jualah, penyusun serahkan segalanya agar segala
bentuk kebaikan, jasa serta pengrbanan yang telah tercurah demi keberhasilan penulis
Akhirnya, hanya milik-Nya pula segala kesempurnaan itu dan jelaslah bahwa
tugas ini tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun
sistematikanya. Untuk itu, segala tegur sapa dan saran dari pembaca, dengan senang
hati akan saya terima, meskipun seberkas harapan tetap ada di dalam hati kecilpenulis
DAFTAR ISI
3. Hakikat Kewirausahaan
Kewirausahaan pada hakekatnya ialah sifat, ciri dan watak seseorang yang
memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan yang inovatif ke dalam dunia nyata
secara kreatif dan inovatif. Sedangkan yang dimaksudkan dengan seorang
Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai
kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang
dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta
memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam
a. Karakteristik Kewirausahaan
Hal di atas merupakan sikap yang harus anda miliki dan kembangkan jika
anda ingin menjadi seorang wirausaha. Tidak semua wirausaha sama baik dalam
sikap ini ataupun satu dari yang lain; beberapa dari mereka ada yang sombong dan
muluk-muluk; beberapa bersifat hangat dan bersahabat; beberapa ada yang menarik
diri dan pemalu. Namun jika diukur menurut berbagai sifat pribadi dan
keterampilannya, maka mereka sebagai suatu kelompok, para wirausaha sangat
berbeda dari pada yang bukan wirausaha.
Tentu, kegagalan dan kekecewaan juga ada. Beberapa ahli menyatakan, dua
pertiga dari semua usaha gagal di tahun pertama perintisannya. Beberapa sebab
kegagalan antara lain: sumberdana yang minim, tidak memberi peluang bagi
pendelegasian wewenang, kurang semangat, dedikasi tidak sepenuhnya, daya tahan
rendah, kegairahan yang cepat pudar, serta riset dan perencanaan yang lemah.
Kekurangan lain masih ada, misalnya waktu senggang yang jadi berkurang,
ketiadaan penghasilan tetap, juga tak terpikirkan berbagai tunjangan atau fasilitas lain
seperti yang biasa diperoleh seorang pegawai.
1. Profil Wirausaha
b) Klasifikasi Wirausaha
Wirausaha Andal
Wirausaha Tangguh
Wirausaha Unggul
1. Ide Kewirausahaan
Dewasa ini pemerintah lebih menyadari pentingnya peningkatan tenaga
sumber daya manusia. Jika kualitas sumber daya manusia meningkat, otomatis akan
meningkatkan tingkat produktivitasnya secara normal pula. Jumlah pengangguran
diIndonesia dewasa ini cukup memprihatinkan di karenakan sempitnya lapangan
pekerjaan. Pengangguran dapat di atasi dengan menempatkan penganggur pada
lapangan pekerjaan. Untuk mempekerjakan para penganggur tersebut harus
diciptakan lapangan kerja baru yaitu dengan wirausaha.
2. Peluang Kewirausahaan
1. Pengelolaan Usaha
a) Perencanaan Usaha
Perencanaan usaha adalah suatu cetak biru tertulis (blue-print) yang berisikan
tentang misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian financial, strategi usaha,
peluang pasar yang mungkin diperoleh, dan kemampuan serta keterampilan
pengelolanya.
Fungsi Perencanaan Usaha :
Sebagai pedoman untuk mencapai keberhasilan usaha
Sebagai alat untuk mengajukan kebutuhan Perencanaan Usaha Secara Detail
(Detailed Business Pland)
Langkah-langkah membuat perencanaan Usaha :
Latar Belakang Usaha
Gambaran Usaha Secara Detail
Analisis Pasar
Analisis Pesaing
b) Pengelolaan Keuangan
Gustian Lestianto 0605888 22
Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam pengelolaan keuangan, yaitu:
Aspek sumber dana
Aspek rencana dan penggunaan dana
Aspek pengawasan atau pengendalian keuangan
b) Strategi Pemasaran
Ada beberapa strategi dalam pemasaran sebuah usaha, antara lain :
Penelitian dan Pengembangan Pasar (Probe)
Berorientasi pada Konsumen
Maksudnya :
3. Teknik PengembanganUsaha
a) Economic of Scale
Tahap Penelitian
Setelah ide-ide proyek dipilih, selanjutnya dilakukan penelitian yang lebih mendalam
dengan memakai metode ilmiah. Dimulai dengan mengumpulkan data, lalu mengolah
data dengan memasukkan teori-teori yang relevan, menganalisis dan
menginterpretasikan hasil pengolahan data dengan alat-alat analisis yang sesuai,
menyimplkan hail hingga membuat laporan hasil penelitian.
4. Kriteria Investasi
1. Payback Period (PBP)
Adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran
investasi.
Contoh :
Suatu perusahaan menanamkan modalnya dalam bentuk investasi sebesar
Rp.24.000.000. Dari investasi tersebut memperoleh keuntungan setelah wajib
pajak sebesar Rp.5.000.000. Depresi sebesar Rp.3.000.000,00, maka periodnya
adalah :
Investasi Rp.24.000.000,00
Keuntungan setelah pajak Rp.5.000.000,00
Depresi Rp.3.000.000,00
Aliran kas masuk Rp.8.000.000,00
Payback period = 24.000.000,00 × 1 tahun = 3 tahun
8.000.000,00
MORAL STANDARDS
Standar moral merupakan tolok ukur etika bisnis. Dimensi etis
merupakan dasar kajian dalam pengambilan keputusan. Etika bisnis yang
berfokus pada cenderung etika terapan daripada etika normatif. Dua prinsip
yang dapat digunakan sebagai acuan dimensi etis dalam pengambilan
keputusan yaitu :
1. Prinsip Consequentialist
Konsep etika yang berfokus pada konsekuensi pengambilan keputusan.
Artinya
ialah keputusan dinilai etis atau tidak berdasarkan konsekuensi (dampak)
1. Pengendalian diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu
mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun
dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri
tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak
lain dan menggunakan keuntungan dengan jalan main curang dan menakan
pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut walaupun keuntungan itu
merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus
memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang "etis".
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat,
bukan hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan,
melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang
dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi
sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian
bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup
keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku
bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung
jawab terhadap masyarakat sekitarnya.
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-
ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi,
tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan
kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang
dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi.
4. Menciptakan persaingan yang sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan
kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan
sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan
golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan
besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber : Hamzah Sendut, John Madsen & Gregory Thong Tin Sin “ Managing
2003.