You are on page 1of 51

KEWIRAUSAHAAN

Tugas Individu

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN
KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2006

Gustian Lestianto
0605888
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah ke hadirat illahi rabbi, atas segala

rakhmat dan hidayah-Nya lah, tugas ini bisa saya selesaikan walaupun masih banyak

terdapat kesederhanaan pada tugas ini.

Dalam menyelesaikan tugas ini, penulis tidak lepas dari kesulitan-kesulitan,

baik berupa penulisan maupun pengguaan buku sumbernya. Hal ini disebabkan

karena kemampuan penulis yang masih terbatas.

Hanya kepada Allah SWT jualah, penyusun serahkan segalanya agar segala

bentuk kebaikan, jasa serta pengrbanan yang telah tercurah demi keberhasilan penulis

untuk memperoleh pahala yang berlipat.

Akhirnya, hanya milik-Nya pula segala kesempurnaan itu dan jelaslah bahwa

tugas ini tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun

sistematikanya. Untuk itu, segala tegur sapa dan saran dari pembaca, dengan senang

hati akan saya terima, meskipun seberkas harapan tetap ada di dalam hati kecilpenulis

agar karya tulis ini dapat bermaanfaat di kemudian hari.

Bandung, Desember 2006

Gustian Lestianto 0605888 2


Gustian Lestianto

DAFTAR ISI

I. BAB I KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN


1. Disiplin Ilmu Kewirausahaan
2. Objek Studi Kewirausahaan
3. Hakikat Kewirausahaan
4. Karakteristik dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan
a. Karakteristik Kewirausahaan
b. Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan
5. Sikap dan Kepribadian Wirausaha
6. Motif Berprestasi Kewirausahaan

II. BAB II PROSES KEWIRAUSAHAAN


1. Faktor-faktor Pemicu Kewirausahaan
2. Model Proses Kewirausahaan
3. Ciri-ciri penting fase permulaan dan pertumbuhan
kewirausahaan
4. Langkah menuju keberhasilan wirausaha
5. Faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan wirausahaan
6. Keuntungan dan kerugian berwirausaha

III. BAB III FUNGSI DAN MODEL PERAN WIRAUSAHA


1. Profil wirausaha
2. Fungsi makro dan mikro wirausaha
3. Tantangan kewirausahaan dalam konteks global

Gustian Lestianto 0605888 3


IV. IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN
1. Ide kewirausahaan
2. Sumber-sumber potensial peluang
3. Bekalpengetahuan dan kompetensi kewirausahaan

V. MERINTIS USAHA BARU DAN MODEL


PENGEMBANGANNYA
1. Cara memasuki dunia usaha
a. Merintis usaha baru
b. Membeli perusahaan yang sudah didirikan
c. Franchising ( Kerja sama manajemen )
2. Profil usaha kecil dan model pengembangannya
3. Kerangka hipotesis pengembangan usaha kecil

VI. PENGELOLAAN USAHA DAN STRATEGI KEWIRAUSAHAAN


1. Pengelolaan usaha
a. Perencanaan usaha
b. Pengelolaan keuangan
2. Teknik dan strategi pemasaran
a. Perencanaan pemasaran
b. Strategi pemasaran
c. Kiat pemasaran bagi usaha baru
3. Teknik pengambangan usaha
a. Perluasan skala ekonomi ( economic of scale )
b. Perluasan cakupan usaha ( economic of scope )
4. Manajemen dan startegi Kewirausahaan
a. Manajemen kewirausahaan
b. Strategi kewirausahaan
5. Memelihara spirit wirausaha

VII. KOMPETENSI INTI DAN STRATEGI BERSAING DALAM


KEWIRAUSAHAAN
1. Kompetensi inti kewirausahaan

Gustian Lestianto 0605888 4


2. strategi bersaing dalam kewirausahaan

VIII. ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA


1. Pentingnya studi kelayakan bisnis
2. proses dan tahapan studi kelayakan
3. Analisis kelayakan bisnis
4. Kreiteria investasi
5. Penyusunan studi kelayakan bisnis
6. Evaluasi akhir persiapan bisnis baru

IX. ETIKA BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN


1. Etika dan norma-norma bisnis
2. Prinsip-prinsip Etika dan perilaku bisnis
3. Cara-cara mempertahankan standar etika
4. Tanggung jawab perusahaan

Gustian Lestianto 0605888 5


KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN

1. Disiplin Ilmu Kewirausahaan

Ilmu kewirusahaan adalah ilmu yang mempelajari tentang sesuatu yang


berhubungan dengan usaha atau kewirausahaan. Kewirausahaan adalah semangat,
sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan
yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja,
teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan
pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih
besar. Sedangkan wirausaha adalah proses menciptakan barang/jasa baru, proses
produksi baru, organisasi(manajemen) baru,bahan baku baru, pasar baru.
Dengan sifat kreativitas dan inovatif, seseorang dapat meemukan puluang.
Tidak semua orang dapat melihat peluang dengan jelas dan tidak semua orang mampu
mewujudkan peluang yang dapat menciptakan nilai. Kreativitas dan sifat inovatif
pada diri seseorang terbentuk karena lingkungan, rangsangan dan motivasi atau
dorongan. Berdasarkan pada kreativitas dan sifat inovatif, dengan mudah dapat
membedakan antara kewirausahaan dan yang bukan bersifat kewirausahaan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, wirausaha itu mengarah kepada orang
yang melakukan usaha/kegiatan sendiri dengan segala kemampuan yang dimilikinya.
Sedangkan kewirausahaan menunjuk kepada sikap mental yang dimiliki seorang
wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan.

Kegiatan yang bersifat kewirausahaan :


 Menghasilkan produk baru dengan cara-cara baru.

Gustian Lestianto 0605888 6


 Menemukan peluang pasar baru dengan menghasilkan produk baru.
 Mengkombinasikan factor-faktor produksi dengan cara baru
 Menciptakan struktur organisasi yang bersifat terbuka dan desentralistis
 Mendukng budaya yang mendorong ekperimen yang kreatif
 Mendorong prilaku yang eksperimental
 Mengedarkan cerita keberhasilan
 Toleransi teradap kegagalan, dan lain-lain

Kegiatan-kegiatan yang tidak bersifat kewirausahaan:


 Menitikberatkan kepada prilaku dan struktur birokrasi
 Bersandar kepada tradisi dan budaya baku
 Menitikberatkan kepada prosedur standar dan baku, dan lain-lain

2. Objek Studi Kewirausahaan

Objek studi kewirausahaan mengarah pada kegiatan wirausaha. Kegiatan


wirausaha adalah kegiatan yang menciptakan barang atau jasa baru, proses produksi
baru, organisasi (manajemen) baru, bahan baku baru, pasar baru. Hasil dari kegiatan
wirausaha tersebut yaitu menciptakan nilai atau laba bagi perusahaan itu. Semua itu
dapat terwujud apabila seorang wirausaha itu memiliki sifat kreatif dan inovatif serta
dapat melihat / memanfaatkan peluang dengan efektif.

3. Hakikat Kewirausahaan

Kewirausahaan pada hakekatnya ialah sifat, ciri dan watak seseorang yang
memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan yang inovatif ke dalam dunia nyata
secara kreatif dan inovatif. Sedangkan yang dimaksudkan dengan seorang
Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai
kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang
dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta
memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam

Gustian Lestianto 0605888 7


dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/meningkatkan
pendapatan. Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai perubahan,
pembaharuan, kemajuan dan tantangan, apapun profesinya.
Ada Enam (6) Hakekat Kewirausahaan, antara lain :
 Kewirausahaan ialah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil
bisnis (Ahmad Sanusi, 1994)
 Kewirausahaan ialah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru
(kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai
lebih.
 Kewirausahaan ialah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan.
 Kewirausahaan ialah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah
usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997)
 Kewirausahaan ialah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda (Drucker, 1959)
 Kewirausahaan ialah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian
dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan usaha (Zimmerer, 1996)

4. Karakteristik dan Nilai – nilai Hakiki Kewirausahan

a. Karakteristik Kewirausahaan

Orang yang memiliki sikap, semangat, perilaku kewirausahaan yang dilandasi


oleh kemampuan berkreasi disertai dengan penerapan pembaharuan (inovatif) yang
unggul dalam hal kualitas, harga dan pelayanan pelanggan, berani mengambil resiko,
memanfaatkan peluang, ulet dan memiliki etos kerja yang tinggi.
Karakteristik Kewirausahaan;
 Mempunyai tugas untuk mencari peluang yang menguntungkan dari dua
kondisi yang berbeda sepanjang memberikan tambahan keuntungan bagi
perusahaan,
Gustian Lestianto 0605888 8
 Bersifat dan bersikap inovatif yang berarti selalu mencari,
memanfaatkan dan menemukan sesuatu yang baru dan selalu tidak puas
dengan kondisi yang ada. Sikap seperti ini sangat diperlukan pada saat
perusahaan mengalami kemunduran dan upaya untuk memperbaiki dan
meningkatkan kinerja perusahaan
 berhubungan dengan pelaksanaan evaluasi, pengendalian dan koreksi
terhadap pengelolaan sumber daya
 giat untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan akurat tentang
sumber daya, pencapaian tujuan perusahaan dan masalah yang dihadapi
 berusaha mengurangi pengaruh ketidakpastian yang dapat
memungkinkan wirausaha memaksimumkan pencapaian tujuan.

b. Nilai – nilai Hakiki Kewirausahaan

 memiliki sikap mental yang positif


 mempunyai daya pikir yang kreatif
 memiliki semangat juang (motivasi)
 . memiliki keahlian di bidangnya
 rajin mencoba hal-hal yang baru (inovatif)
 mampu mengantisipasi berbagai resiko dan persaingan.

5. Sikap dan Kepribadian Wirausaha

Dengan bertumbuhnya perusahaan, kebutuhan akan perencanaan semakin


besar. Waktu tidak dapat ditabung, waktu harus digunakan secara bijaksana. Para
wirausaha harus mengelola waktunya efektif dan efisien, dan kunci penggunaan
waktu secara efektif dan efisien terletak dalam manajemen yang lebih baik.
Wirausahaan adalah individu-individu yang berorientasi pada tindakan, dan
bermotivasi tinggi yang mengambil resiko dalam mengejar tujuannya.
Sikap dan Kepribadian Seorang Wirausaha :
 berpikir teliti, inovatif dan kreatif
 berani mengambil resiko dan percaya pada diri sendiri

Gustian Lestianto 0605888 9


 berorientasi ke depan
 mengutamakan prestasi, tahan uji, tekun dan tidak mudah menyerah
 jujur, bertanggung jawab dan teguh pendirian
 memiliki etos kerja tinggi dan tangguh menghadapi persaingan
 membiasakan diri bersikap positif dan selalu bersemangat dalam setiap
pekerjaan
 mensyukuri diri, waktu dan lingkungan
 selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan citra perusahaan
 selalu berupaya mencapai dan menghasilkan karya yang lebih baik untuk
langganan, pemilik, pemasok, tenaga kerja, masyarakat, bangsa dan Negara.

Hal di atas merupakan sikap yang harus anda miliki dan kembangkan jika
anda ingin menjadi seorang wirausaha. Tidak semua wirausaha sama baik dalam
sikap ini ataupun satu dari yang lain; beberapa dari mereka ada yang sombong dan
muluk-muluk; beberapa bersifat hangat dan bersahabat; beberapa ada yang menarik
diri dan pemalu. Namun jika diukur menurut berbagai sifat pribadi dan
keterampilannya, maka mereka sebagai suatu kelompok, para wirausaha sangat
berbeda dari pada yang bukan wirausaha.

6. Motif Berprestasi Kewirausahaan

Ada beberapa motif berprestasi dalam kewirausahaan, yaitu :


 Disiplin : Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus
memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah
ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya.
Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu,
kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu,
dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan
dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat
seorang wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen
akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan
Gustian Lestianto 0605888 10
komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat
tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem
kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-
kesepakatan yang dibuatnya ialah contoh dari kedisiplinan akan kualitas
pekerjaan dan sistem kerja.
 Berkomitmen Tinggi : Komitmen ialah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang
dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam
melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komimten
yang jelas, terarah dan bersifat progressif (berorientasi pada kemajuan).
Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan mengidentifikasi cita-
cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan
contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya
adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas
produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, problem solving
bagi masalah konsumen, dan sebagainya. Seorang wirausahawan yang teguh
menjaga komitmennya terhadap konsumen, akan memiliki nama baik
(goodwill) di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan
mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus
meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh
laba yang diharapkan.
 Jujur : Kejujuran merupakan landasan moral yang terkadang dilupakan oleh
seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks.
Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan,
kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan
purna jual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait
dengan penjualan produk yang dilakukan oleh wirausahawan.
 Realistis : Seseorang dikatakan Realistis bila orang tersebut mampu
menggunakan fakta/realita sebagai lAndasan berpikir yang rasionil dalam setiap
pengambilan keputusan maupun tindakan/perbuatannya. Banyak seorang calon
wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami
kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan
rasionil dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan
kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/sumbang

Gustian Lestianto 0605888 11


saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang
dirintis. Jadi, untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang
harus dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak
kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau
kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan
pengalaman usaha.
 Mandiri : Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat
melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain
dalam mengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan
hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian
merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada
prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam
memenuhi kegiatan usahanya.
 Kreatif dan Inovatif : Untuk memenangkan persaingan, maka seorang
wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreatifitas
tersebut sebaiknya adalah dilAndasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan
gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada
selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat
dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yang
memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah
dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya
mustahil. Namun,gagasan-gagasan yang baikpun, jika tidak diimplementasikan
dalam kehidupan sehari-hari, hanya akan menjadi sebuah mimpi. Gagasan-
gagasan yang jenius umumnya membutuhkan daya inovasi yang tinggi dari
wirausahawan yang bersangkutan. Kreativitas yang tinggi tetap membutuhkan
sentuhan inovasi agar laku di pasar. Inovasi yang dibutuhkan adalah
kemampuan wirausahawan dalam menambahkan nilai guna/nilai manfaat
terhadap suatu produk dan menjaga mutu produk dengan memperhatikan
“market oriented” atau apa yang sedang laku dipasaran. Dengan bertambahnya
nilai guna atau manfaat pada sebuah produk, maka meningkat pula daya jual
produk tersebut di mata konsumen, karena adanya peningkatan nilai ekonomis
bagi produk tersebut bagi konsumen.

Gustian Lestianto 0605888 12


PROSES KEWIRAUSAHAAN

1. Faktor-faktor Pemicu Kewirausahaan

Baru-baru ini, pemerintah lebih menyadari akan pentingnya peningkatan


tenaga sumber daya manusia ( SDM ). Jika kualitas sumber daya manusia meningkat,
secara otomatis akan meningkatkan tingkat produktivitasnya secara normal pula.
Jumlah pengangguran di Indonesia cukup memprihatinkan di karenakan sempitnya
lapangan pekerjaan. Pengangguran dapat di atasi dengan menempatkan pengangguran
pada lapangan pekerjaan. Untuk mempekerjakan para penganggur tersebut harus
diciptakan lapangan kerja baru yaitu dengan wirausaha.Oleh karena itu, apabila
seseorang dapat mendirikan perusahaan / badan usaha, maka jumlah pengangguran
yang ada akan berkurang.

2. Model Proses Kewirausahaan

Dalam proses kewirausahaan, terdapat 4 proses kewirausahaan, yaitu :


a) Evaluasi dan Identifikasi terhadap Kesempatan

Gustian Lestianto 0605888 13


Terdiri dari : creation and lenth opportunity, real and perceived, value of
opportunity, risk and return of opportunity, dan Opportunity versus personal
skill and goals.
b) Perkembangan Rencana Bisnis
Terdiri dari : desciption of business, description of industry, marketing plan,
financial plan, production plan, organization plan, operational plan, summary.
c) Sumber yang dibutuhkan
Terdiri dari : Existing resourceses of entrepreneur, resources gaps and
available supplies, dan aspect to need resources.
d) Manajemen Perusahaan
Terdiri dari : management style of structure, key variable for success, identify
problem and potential problem, dan implement control system.

3. Ciri-ciri penting fase permulaan dan pertumbuhan kewirausahaan

Ciri-ciri penting fase permulaan dan pertumbuhan kewirausahaan yaitu :


 menghasilkan produk baru dengan cara baru
 menemukan peluang pasar baru dengan menghasil kan produk baru
 mengkombinaikan faktor-faktor produksi dengan cara baru
 menciptakan struktur organisasi yang bersifat terbuka dan disentralistis
 mendukung budaya yang mendorong eksperimen yang kreatif
 mendorong perilaku eksperimental
 mengedarkan cerita keberhasilan
 menitik beratkan pada peran “kanpiun”
 toleransi terhadap kegagalan
 menitik beratkan kepada komunikasi yang efektif untuk semua tingkat

4. Langkah Menuju Keberhasilan Wirausaha

Gustian Lestianto 0605888 14


Apabila kita ingin berhasil dalam berwirausaha, ada beberapa langkah untuk
mendapatkan itu, antara lain :
 keyakinan dalam berusaha
 sikap mental yang positif dalam berusaha
 keyakinan penuh terhadap diri sendiri
 tingkah laku yang bertanggung jawab
 kreatifitas dan inovatif

5. Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Wirausahaan


Jelaslah bahwa kemampuan tertentu mutlak diperlukan bagi seorang
wirausaha. Seperti telah dikemukakan dalam Small Busines Development Centre
(5-6) bahwa wirausaha yang berhasil ada lima kompetensi yang merupakan fungsi
dari kapabilitas yang diperlukan, yaitu technical, marketing, financial, personnel,
and management. Wirausaha sebagai manajer dan sekaligus sebagai pemilik
perusahaan dalam mencapai keberhasilan usahanya harus memiliki pengetahuan,
keterampilan dan sikap, tujuan, pAndai mencari peluang, dan adaptif dalam
menghadapi perubahan. Menurut "Small Business Development Center", bahwa
untuk mencapai keberhasilan usaha yang dimiliki sendiri, sangatlah tergantung
pada:
(1) Individual skills and attitudes, yaitu keterampilan dan sikap individual
(2) Knowledg of business, yaitu pengetahuan tentang usaha yang akan dilakukan
(3) Establishment of goal, yaitu kemantapan dalam menentukan tujuan
perusahaan
(4) Take advantages of the apportunities, yaitu keunggulan dalam mencari
peluang-peluang
(5) Adapt to the change, yaitu kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan
(6) Minimize the threats to business, yaitu kemampuan untuk meminimalkan
ancaman terhadap perusahaan.

6. Keuntungan dan Kerugian dalam Berwirausaha


Gustian Lestianto 0605888 15
Wirausaha memang tidak bisa dilakukan semua orang. Tapi mereka yang cocok
dengan dunia ini mengatakan, itulah buah upaya mengejar impian atau gagasan. Ada
beberapa orang yang ingin bekerja secara lebih fleksibel, ada yang niatnya supaya
lebih dihargai. Ada yang karena suka menghadapi tantangan, atau ingin memiliki
autonomi dan kewenangan, serta pertanggungjawaban. Beberapa orang memilih
berwirausaha karena ingin mengendalikan karier dan bahkan kendali atas
kehidupannya.

Keuntungan berwirausaha antara lain terdapat dalam kebebasan, tanggung


jawab, dan keluwesan. Ada juga keuntungan lain, misalnya keragaman jenis dan
irama pekerjaan, kesempatan untuk menciptakan tantangan, serta kepuasan ketika
menggapai impian.

Tentu, kegagalan dan kekecewaan juga ada. Beberapa ahli menyatakan, dua
pertiga dari semua usaha gagal di tahun pertama perintisannya. Beberapa sebab
kegagalan antara lain: sumberdana yang minim, tidak memberi peluang bagi
pendelegasian wewenang, kurang semangat, dedikasi tidak sepenuhnya, daya tahan
rendah, kegairahan yang cepat pudar, serta riset dan perencanaan yang lemah.

Kekurangan lain masih ada, misalnya waktu senggang yang jadi berkurang,
ketiadaan penghasilan tetap, juga tak terpikirkan berbagai tunjangan atau fasilitas lain
seperti yang biasa diperoleh seorang pegawai.

Tapi bagaimanapun, wirausahawan termasuk salah satu profesi yang dijalani


dengan penuh kegembiraan. Jika Anda menciptakan pekerjaan, Anda mengendalikan
pekerjaan itu beserta gaya hidup yang dibawanya.

Gustian Lestianto 0605888 16


FUNGSI DAN MODEL PERAN WIRAUSAHA

1. Profil Wirausaha

a) Syarat-syarat menjadi seorang wirausaha :


 Memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugasnya.
 Bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dilakukan dengan
mempertahankan internal focus of control, yaitu minat kewirausahaan dalam
dirinya.
 Memiliki peluang untuk mencapai obsesi dalam mencapai prestasi tinggi.
 Toleran terhadap risiko, keraguan dan ketidakpastiaan.
 Yakin pada dirinya sendiri.
 Kreatif dan fleksibel.
 Ingin memperoleh hasil dalam waktu yang singkat.
 Mempunyaikeinginan kuat untuk menggunakan pengetahuan dan pengalaman
guna memperbaiki penampilan.
 Mempunyai energi yang lebih tinggi dibandingkan denga orng lain.
 Mempunyai motivasi untuk lebih unggul dan lebih baik dari apa yang sudah
dikerjakan.
 Berorientasi ke masa depan.
 Mempunyai kemampuan untuk memimpin.

b) Klasifikasi Wirausaha
 Wirausaha Andal
 Wirausaha Tangguh
 Wirausaha Unggul

2. Fungsi Makro dan Mikro Wirausaha


Pembangunan ekonomi memerlukan kehadiran para wirausaha. Mengapa
demikian? Karena peranan kewirausahaan telah teruji dalam menciptakan lapangan kerja,
meningkatkan kualitas hidup, pemerataan pendpatan, mengurangi ketegangan social, dan
memobilisasi sumber daya untuk menciptakan produktivitas. Hal ini terbukti ketika krisis

Gustian Lestianto 0605888 17


moneter yang menghantam Indonesia beberapa waktu lalu. Ketika banyak perusahaan
besar gulung tikar, industri kecil yang dikelola para wirausaha mampu bertahan. Industri-
industri kecil inilah yang masih menggerakkan perekonomian nasional di tengah krisis.
Akibatnya, kehidupan perekonomian nasional masih berjalan, meskipun dalam skala kecil.
Dengan demikian, secara kualitatif peran kewirausahaan dalam perekonomian ialah
sebagai berikut.
a. Memperkokoh perekonomian nasional.
b. Dapat memperkokoh perekonomian nsional melalui berbagai keterkaitan usaha,
seperti fungsi pemasok, produksi, penyalur, dan penjualan hasil produksi industri besar.
Kewirausahaan berfungsi sebagai penghubung sector, baik yang mempunyai kaitan
kedepan maupun kebelakang. Bahkan, dalam perekonomian modern seperti sekarang ini
tidak ada satupun mata rantai ekonomi yang terdiri hanya dari perusahaan besar dan dari
perusahaan kecil.
c. Meningkatkan efisiensi ekonomi.
d. Mampu meningkatkan efisiensi ekonomi, khususnya dalam menyerap
sumberdaya yang ada. Kewirausahaan sangat fleksibel karena dapat menyerap
tenaga kerja local, sumber daya manusia untuk menjadi wiraswasta yang
tangguh. Sifatnya yang relative fleksibel membuat kewirausahaan mudah
beradaptasi dengan lingkungan yang terbatas infrastrukturnya. Berbeda
dengan usaha besar yang pada umumnya membutuhkan sumber daya dan dana
yang besar. Dalam kewirausahaan, biaya umum dan risiko relatif kecil karena
pemilihan lokasi mudah dilakukan.
e. Mendistribusikan pendapatan nasional
f. Kewirausahaan dipandang sebagai sarana pendistribusian pendapatan
nasional. Kewirausahaan tersebar di pelosok tanah air, mulai dari perkotaan
sampai dengan pedesaan. Dalam peralihan struktur ekonomi nasional dari
ekonomi agraris ke ekonomi industri, kewirausahaan berfungsi sebagai
transformator dan mobilisator tenaga kerja lokal.

3. Tantangan Kewirausahaan dalam Konteks Global


Ada sejumlah alasan menarik mengapa perusahaan terdorong untuk
menembus pasar global. Alasan sederhana atmpak dari pembeli barang dan jasa di
negara-neara lain, baik pembeli dari pihak swasta, institusi , maupun badan-badan

Gustian Lestianto 0605888 18


pemrintahan. Jika diperinci, maka beberapa alasan utama mengapa perusahaan-
perusahaan itu melakukan penetrasi kepasar global adalah:
1. rendahnya daya beli domestik
2. pasar domestik yang jenuh
3. mengeringnya pasar domestik
4. potensi pasar yang lebih besar
5. citra mutu yang terjamin
6. peremajaan tahapan daur kehidupan produk
7. perlindungan pangsa pasar yang ada
8. dorongan ekspor
alasan marketir tidak menembus pasar global:
a. pasaar dalam negeri yang kuat
b. ketidaktahuan pasar global
c. biaya relatif tinggi kebjakan negara sudah berkembang
d. perbedaan kebudayan

IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN

1. Ide Kewirausahaan
Dewasa ini pemerintah lebih menyadari pentingnya peningkatan tenaga
sumber daya manusia. Jika kualitas sumber daya manusia meningkat, otomatis akan
meningkatkan tingkat produktivitasnya secara normal pula. Jumlah pengangguran
diIndonesia dewasa ini cukup memprihatinkan di karenakan sempitnya lapangan
pekerjaan. Pengangguran dapat di atasi dengan menempatkan penganggur pada
lapangan pekerjaan. Untuk mempekerjakan para penganggur tersebut harus
diciptakan lapangan kerja baru yaitu dengan wirausaha.

2. Peluang Kewirausahaan

Gustian Lestianto 0605888 19


Untuk menggali peluang usaha atau bisnis, seorang wirausahawan harus
berfikir secara positif dan kreatif, diantaranya :
 Harus percaya dan yakin bahwa usaha atau bisnis bisa dilakukan
 Harus menerima gagasan-gagasan baru dalam dunia usaha atau bisnis
 Harus bertanya kepada diri sendiri
 Harus mendengarkan saran-saran orag lain
 Pandai berkomunikasi
3. Bekal Pengetahuan dan Kompetensi Kewirausahaan
 memiliki pendidikan formal dan berdaya kreasi
 mempunyai semangat etos kerja yang tinggi, berani, dan bertanggung jawab
 terampil dan berpikir ulet
 berwatak dan berkepribadian dengan kemampuan tinggi
 mampu mengorganisasi diri sendiri, bawahan dan teman sekerja
 mampu bergaul atau luwes dalam pergaulan
 mengutamakan keberahasilan yang menguntungkan
 tidak konsumtif, tidak boros, dan dapat berhemat
 mempunyai pengalaman dalam berbisnis.

MERINTIS USAHA BARU DAN MODEL PENGEMBANGANNYA

1. Cara Memasuki Dunia Usaha


a. Merintis Usaha Baru
Yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakann
modal, ide, organisasi dan manajemen yang dirancang sendiri. Ada tiga bentuk
usaha baru yang dapat dirintis, yaitu:
 Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), yaitu bentuk usaha
yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh satu orang.

Gustian Lestianto 0605888 20


 Persekutuan (partnership), yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih
yang secara bersama-sama menjalankan usahanya.
 Perusahaan berbadan hokum (corporation), yaitu perusahaan yang
didirikan atas dasar badan hukum dengan modal saham-saham.

b. Membeli Perusahaan yang sudah didirikan


Yaitu membeli perusahaan yang telah didirikan atau dirintis dan
diorganisir oleh orang lain dengan nama (goodwill) dan organisasi usaha yang
sudah ada.
c. Kerjasama manajemen
Yaitu kerja sama antara wirausaha (franchise) dan perusahaan besar
(franchisor/parent company) dalam mengadaan persetujuan jual beli hak
monopoli untuk menyelenggarakan usaha. Kerja sama ini biasanya dilakukan
dengan dukungan awal, seperti pemilihan tempat, rencana bangunan, pembelian
peralatan, pola arus kerja pemilihan karyawan, iklan, pembukuan, pencatatan
dan akuntansi, konsultasi, standar, promosi, pengendalian kualitas, riset, nasihat
hukum, dan sumber-sumber permodalan.
2. Kerangka Hipotesis Pengembangan Usaha Kecil
Menurut pola umum metode ilmiah, setiap penelitian pada suatu obyek
hendaknya dibawah tuntunan suatu hipotesis, yang berungsi sebagai pegangan
sementara atuau jawaban sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya
didalam kenyataan.
Jenis-jenis hipotesis :
1) Prelimary hypothesis,yaitu hipotesis pendahuluan atau semntara, yang belum
atau sedang di uji kebenarannya
2) Hipotesis, yaitu hipotesis pada umumnya yang sudah diuji kebenarannya dan
telah diterima sebagai hipotesis
3) Hipotesis penelitian, yaitu hipotesis yang berfungsi sebagai penuntun dalam
melakukan penelitian

Gustian Lestianto 0605888 21


4) Hipotesis kerja, yaitu hipotesis yang menuntun pelaksanaan penelitian,
merupakan rekomendasi yang disusun berdasarkan penelitian ilmiah.
5) Asumsi, yaitu anggapan, hipotesis ini berdasarkan aumsi-asumsi tertentu,
seperti pertambahan penduduk begini begitu
6) Hipotesis nol
Fungsi hipotesis :
 Sebagai jawaban sementra yang masih perlu diuji kebenarannya
 Petunjuk arah penidikan lebih lanjut
 Sebagai shipotesis kerja
 Suatu ramalan atu dugaan tentang sesuatu yang bakal dating atau bakal
ditemukan.

PENGELOLAAN USAHA DAN STRATEGI KEWIRAUSAHAAN

1. Pengelolaan Usaha
a) Perencanaan Usaha
Perencanaan usaha adalah suatu cetak biru tertulis (blue-print) yang berisikan
tentang misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian financial, strategi usaha,
peluang pasar yang mungkin diperoleh, dan kemampuan serta keterampilan
pengelolanya.
Fungsi Perencanaan Usaha :
 Sebagai pedoman untuk mencapai keberhasilan usaha
 Sebagai alat untuk mengajukan kebutuhan Perencanaan Usaha Secara Detail
(Detailed Business Pland)
Langkah-langkah membuat perencanaan Usaha :
 Latar Belakang Usaha
 Gambaran Usaha Secara Detail
 Analisis Pasar
 Analisis Pesaing
b) Pengelolaan Keuangan
Gustian Lestianto 0605888 22
Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam pengelolaan keuangan, yaitu:
 Aspek sumber dana
 Aspek rencana dan penggunaan dana
 Aspek pengawasan atau pengendalian keuangan

2. Teknik dan Strategi Pemasaran


a) Perencanaan Pemasaran
Langkah-langkah dalam merencanakan pemasaran bagi usaha baru:

 Penentuan Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan

Untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan, langkah


pertama harus dilakukan penelitian pasar atau riset pemasaran. Riset pasar
harus diarahkan pada kebutuhan konsumen, misalnya barang atau jasa apa
yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen, berapa jumlahnya, kualitas yang
bagaimana, siapa yang membutuhkan, dan kapan mereka memerlukan. Riset
pasar dimaksudkan untuk menentukan segmen pasar yang kita tuju dan
karakteristik konsumen.

 Memilih Pasar Sasaran Khusus


Setelah mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen langkah
berikutnya adalah memilih pasar sasaran khusus ada tiga jenis pasar sasaran
khusus, yaitu:
1. Pasar Individual (individual market)
2. Relung Pasar (niche market)
3. Segmentasi Pasar (market segmentation)
Dari tiga alternative pasar sasaran tersebut, bagi perusahaan kecil dan
usaha baru lebih tepat bila memilih relung pasar atau peluang pasar (niche
market) dan pasar individual (individual market). Sedangkan untuk
perusahaan menengah dan besar lebih baik memilih segmen pasar (market
segmentation).
 Menempatkan Strategi Pemasaran dalam Persaingan
Penerapan strategi pemasaran sangat tergantung pada keadaan
lingkungan persaingan pasar yang ada dari hari kehari. Keberhasilan dalam

Gustian Lestianto 0605888 23


segmentasi pasar sangat tergantung pada potensi yang menggambarkan
permintaan dari lingkungan persaingan. Ada 6 strategi untuk memenuhi
permintaan dari lingkungan yang bersaing:
1. Berorientasi pada pelanggan (Customer Orientation)
2. Kualitas (Quality), ialah mengutamakan TQM (Total Quality
Management) yaitu efektif, efesien, dan tepat.
3. Kesenangan (Convenience), yaitu memfokuskan perhatian pada
kesenangan hidup, kenyamanan, dan kenikmatan.
4. Inovasi (Innovation), yaitu harus berkonsentrasi untuk berinovasi
dalam produk, jasa, maupun proses.
5. Kecepatan (Speed), atau disebut juga TCM (Time Compression
Management), yang diwujudkan dalam bentuk :
a. Kecepatan untuk menempatkan produk baru dipasar
b. Memperpendek waktu untuk merespons keinginan dan kebutuhan
pelanggan (customer response time).
6. Pelayanan dan kepuasan pelanggan.
 Pemilihan Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil
pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan
keberhasilan strategi pemasaran.
Untuk menarik konsumen, wirausaha bisnis merekayasa indicator-
indikator yang terdapat dalam bauran pemasaran (marketing mix), yaitu
probe, product, price, place, promotion.

b) Strategi Pemasaran
Ada beberapa strategi dalam pemasaran sebuah usaha, antara lain :
 Penelitian dan Pengembangan Pasar (Probe)
 Berorientasi pada Konsumen

Maksudnya :

1. Bila ada pelanggan yang merasa kurang puas, penuhilah


secepat mungkin kekurangan tersebut.

Gustian Lestianto 0605888 24


2. Doronglah pelanggan untuk mengajukan keluhan bila kurang
memuaskan.
3. Mintalah umpan balik (feed-back) dari karyawan tentang
upaya perbaikan pelayanan yang harus diberikan kepada pelanggan.

4. Buatlah komitmen untuk membuat pelayanan terbaik kepada


konsumen.
5. Izinkan manajer untuk menunggu pelanggan temporer.
6. Hati-hati dalam memilih dan melatih seseorang yang akan
berhubungan dengan pelanggan.
7. Kembangkan pelayanan bagi karyawan, sehingga komunikasi
betul-betul mengarah pada pelanggan.

Menurut Zimmer (1996:117), bagi usaha baru sangatlah cocok untuk


menerapkan Strategi “market driven”. Strategi ini dibangun berdasarkan enam
fundasi:
1. Orientasi konsumen,
2. Kualitas,
3. Kenyamanan dan kesenangan,
4. Inovasi,
5. Kecepatan,
6. Pelayanan dan kepuasan pelanggan.

c) Kiat Pemasaran bagi Usaha baru


Ada beberapa kiat untuk memasarkan suatu produk, antara lain :
 Cari Peluang Pasar
 Tempat yang Tepat

 Tentukan target apa yang hendak kita capai


 Banyaknya Barang yang dibutuhkan

3. Teknik PengembanganUsaha
a) Economic of Scale

Gustian Lestianto 0605888 25


Cara ini dapat dilakukan dengan menambah skala produksi, tenaga kerja,
teknologi, system distribusi, dan tempat usaha. Ini dilakukan bila perluasan usaha
atau peningkatan out-put akan menurunkan biaya jangka panjang, yang berarti skala
usaha yang ada ekonomis (economics of scale). Sebaliknya bila peningkatan output
mengakibatkan peningkatan biaya jangka panjang (disecominics of scale), maka tidak
baik untuk dilakukan. Dengan kata lain, bila produk barang dan jasa yang dihasilakn
sudah mencapai titik yang paling efisien, maka memperluas skala ekonomi tidak bisa
dilakukan, sebab akan mendorong kenaikan biaya. Economic of scale terjadi apabila
perluasan usaha atau peningkatan output menurunkan biaya jangka panjang.
b) Economic of Scope
Cara ini bisa dilakukan dengan cara menambah jenis usaha baru, produk,
dan jasa baru yang berbeda dari yang sekarang diproduksi (diversifikasi), serta
dengan teknologi berbeda. Misalkan, usaha jasa angkutan kota diperluas dengan
usaha jasa bus pariwisata, usaha jasa pendidikan diperluas dengan usaha jasa
pelatihan, dan kursus-kursus. Dengan demikian, lingkup usaha ekonomis (economics
of scope) dapat didefinisikan sebagai suatau diversifikasi usaha ekonomis yang
ditandai oleh biaya produksi total bersama (joint total production cost) dalam
memproduk dua atau lebih jenis produk secara bersama-sama adalah lebih kecil
daripada penjumlahan biaya produksi dari masing-masing produk itu apabila
diproduksi secara terpisah. Perluasan cakupan usaha ini bisa dilakukan apabila
wirausaha memiliki permodalan yang cukup. Sebaliknya, lingkup usaha tidak
ekonomis (diseconomics of scope), dapat didefinisikan sebagai suatu diversifikasi
usaha yang tidak ekonomis, dimana biaya produksi total bersama (joint total
production cost) dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama-
sama adalah lebih besar daripada penjumlahan biaya produksi dari masing-masing
jenis produk itu apabila diproduksi secara terpisah.

4. Manajemen dan Strategi Kewirausahaan


a) Manajemen Kewirausahaan
Para wirausaha menggunakan proses inovasi sebagai alat pemberdayaan
sumber-sumber untuk menciptakan suatu nilai barang dan jasa. Proses inovasi
dikendalikan dengan cara kreativitas. Kreativitas merupakan mata rantai antara
pengetahuan pengenalan cara baru untuk mengkombinasikan sumber-sumber

Gustian Lestianto 0605888 26


dan proses pengembangan pengetahuan secara sistematis kedalam suatu inovasi
yang digunakan di pasar. Inovasi bahkan dipandang sebagai penciptaan sumber-
sumber yang berbentuk penemuan kegunaan sesuatu dalam alam.
Manajemen kewirausahaan menyangkut semua kekuatan perusahaan
yang menjamin bahwa usahanya betul-betul eksis. Bila usaha baru ingin
berhasil, maka wirausaha harus memiliki empat kompetensi, di antaranya:
 Fokuskan terhadap pasar, bukan pada teknologi.
 Buat ramalan pendanaan untuk menghindari tidak terbiyainya
perusahaan.
 Bangun team manajemen, bukan menonjolkan perorangan (not a”one-
person”show).
 Beri peran tertentu, khusus bagi wirausaha penemu.
b) Strategi Kewirausahaan
Ada beberapa keputusan strategis yang diperlukan dalam kondisi
pertumbuhan, yaitu:
a. Perubahan produk barang dan jasa. Hal ini menyangkut pertanyaan :
Produk dan jasa baru apa yang diinginkan oleh pelanggan? Bagaimana
perubahan kebutuhan mereka apakah dapat ditentukan?
b. Strategi yang menyangkut penetrasi pasar, ekspansi pasar, divesifikasi
produk dan jasa, integrasi regional, atau ekspansi usaha. Ini menyangkut
pertanyaan: Bagaimana pasar dapat dicapai? Bagaimana posisi strategis
perusahaan harus diperbaiki? Peluang mana yang akan diambil?
c. Kemampuan untuk memperoleh modal investasi dalam rangka
penelitian dan pengembangan, proses produksi dan penggantian peralatan,
dan dalam rangka penambahan sumber daya manusia. Hal ini menyangkut
pertanyaan: Berapa modal yang diperlukan untuk investasi tersebut dan
darimana sumbernya?
d. Analisis sumber daya manusia, sehingga memiliki keterampilan yang
unik untuk mengimplementasikan strategi. Pertanyaan adalah bagaimana
sumber daya manusia itu akan dikembangkan supaya perusahaan sukses di
pasar?
e. Analisis pesaing baik yang ada maupun yang potensial untuk
memantapkan strategi bersaing. Keputusannya harus berdasarkan perilaku,

Gustian Lestianto 0605888 27


sumber daya, dan komitmen yang dimiliki pesaing dimasa lalu. Apakah
pesaing akan merespons strategi yang kita terapkan? Kemampuan dan
perencanaan apa yang diperlukan untuk respons mereka?
f. Kemampuan untuk menopang keunggulan strategi perusahaan dan
untuk memodifikasi strategi dalam menghadapi perubahan permintaan
pelanggan dan perilaku strategi persaingan baru. Apakah perusahaan akan
selalu mempertahankan keunggulan strategi tersebut selama-lamanya?
g. Penentuan harga barang atau jasa untuk jangka pendek dan jangka
panjang. Apakah keputusan penentuan harga dibandingkan dengan strategi
lain? Apakah analisis elastisitas permintaan untuk setiap pasar sudah
dipahami?
h. Interaksi perusahaan dengan masyarakat luas. Apakah ada aksi
strategis untuk merespons kebutuhan masyarakat?
i. Pengaruh pertumbuhan perusahaan yang cepat terhadap aliran kas. Apakah
pertumbuhan perusahaan menimbulkan kekurangan likuiditas perusahaan.

5. Memelihara Spirit Wirausaha

Spirit wirausaha dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :


1) Mendidik wirausaha tentang pelayanan perusahaan khusus tentang alasan
mereka membeli produk dan jasa, tentang masalah yang dihadapi
pelanggan, dan tentang apa kebutuhan serta keinginan yang spesifik dari
pelanggan.
2) Mendidik wirausaha tentang nilai-nilai perbaikan produk dan
pemasarannya, tentang proses distribusi dan perbaikan teknik produksinya
untuk dapat bersaing.
3) Minciptakan iklim kerja yang positif yang mendorong terciptanya ide-ide
baru. Dengan iklim yang kondusif, para intrepreuneur akan lebih kreatif
dalam mentrasformasikan ide-idenya. Para intrepreuneur secara ideal adalah
individu-individu yang bertanggung jawab dalam bidang marketing,

Gustian Lestianto 0605888 28


teknologi, dan keuangan. Mereka adalah para creator dan inovator pada
perusahaan orang lain.

KOMPETENSI INTI DAN STRATEGI BERSAING DALAM


KEWIRAUSAHAAN

1. Kompetensi inti Kewirausahaan


Menurut A. Kuriloff, John M. Memphil, Jr dan Douglas Cloud (1993-1998) ada
empat kemampuan utama yang diperlukan untuk mencapai pengalaman yang
seimbang agar kewirausahaan berhasil, di antaranya:
 Technical competence, yaitu memiliki kompetensi dalam bidang rancang
bangun (know-how) sesuai dengan bentuk usaha yang akan dipilih. Misalnya,
kemampuan dalam bidang teknik produksi dan desain produksi. Ia harus betul-
betul mengetahui bagaimana barang dan jasa itu dihasilkan dan disajikan.
 Marketing competence, yaitu memiliki kompetensi dalam menemukan pasar
yang cocok, mengidentifikasi pelanggan dan menjaga kelangsungan hidup
perusahaan. Ia harus mengetahui bagaimana menemukan peluang pasar yang
spesifik, misalnya pelanggan dan harga khusus yang belum digarap pesaing.
 Financial competence, yaitu memiliki kompetensi dalam bidang keuangan,
mengatur pembelian, penjualan, pembukuan, dan perhitungan laba/rugi. Ia harus
mengetahui bagaimana mendapatkan dana dan cara menggunakannya.
 Human relation competence, yaitu kompetensi dalam mengembangkan
hubungan per-sonal, seperti kemampuan berelasi dan menjalin kemitraan antar
perusahaan. Ia harus mengetahui hubungan interpersonal secara sehat.
Pada umumnya, wirausaha yang memiliki kompetensi-kompetensi tersebut,
cenderung berhasil dalam berwirausaha. Oleh karena itu, bekal kewirausahaan yang
berupa pengetahuan dan bekal keterampilan kewirausahaan perlu dimiliki. Beberapa
bekal pengetahuan yang perlu dimiliki misalnya:
 Bekal pengetahuan bidang usaha yang dimasuki dan lingkungan usaha yang ada
disekitarnya
 Bekal pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.
Gustian Lestianto 0605888 29
 Pengetahuan tentang kepribadian dan kemampuan diri
 Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis
 Pengetahuan tentang siapa konsumennya.

2. Strategi Bersaing dalam Kewirausahaan


Strategi usaha yang dibuat oleh seorang wirausahawan , harus
dieksperimenkan dengan teknik dan metode baru.ada 5 langkah dasar yang harus
diikuti:

1) menganalisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal usaha (kekuatan,


kelemahan, peluang dan ancaman)
2) memformulasikan strategi usaha jangka pendek dan jangka panjang (misi,
visi, obyektif, strategi dan kebijakan)
3) menerapkan rencana strategi (program, pnggaran, dan prosedur)
4) mengevaluasi kinerja strategi usaha
5) melakukan folow up dengan feed back yang berkesinaambungan
Sedangkan langkah-langkah penyusunan perencanaan lainnya yang perlu
ditempuh, yaitu:
1. menjelaskan masalah
2. memperoleh informasi yang lengkap
3. menanalisis dan menggolongkan informasi
4. perkiraan dan hambatan dalam perencanaan
5. menentukan perencaan pengganti
6. memiih rencana yang diusulkan
7. menyusun urutan dan waktu secara terperinci untuk rencana yang
diusulkan
8. memeriksa kemajuan-kemajuan rencana yang diusulkan

Gustian Lestianto 0605888 30


ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA

1. Pentingnya Studi Kelayakan Usaha


Studi kelayakan peroyek atau bisnis adalah penelitihan yang menyangkut
berbagai aspek baik itu dari aspek hokum, social ekonomi dan budaya, aspek pasar
dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajamen dan
keuanganya, dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitihan studi kelayakan
dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis
dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan ditadak dijalankan.
Studi kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya terutama
bagi para Investor yang selaku pemrakarsa, Bank selaku pemberi kredit, dan
Pemerintah yang memberikan fasilitas tata peraturan hokum dan perundang
undangan, yang tentunya kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya.
Investor berkepentingan dalam rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan dari
investasi, Bank berkepentingan untuk mengetahuitingkat keamanan kredit yang
diberikan dan kelancaran pengembalianya, Pemerintah lebih menitik beratkan
manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian, pemerataan
kesempatan kerja dll.
Mengingat bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian,
maka diperlukan pertimbangan pertimbangan tertentu karena didalam studi kelayakan
terdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakanya sehingga hasil dari
pada studi tersebut digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek atau
bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan.
Hal tersebut diatas adalah menunjukan bahwa dalam setudi kelayak akan
melibatkan banyak tim dari berbahai ahli yang sesuai dengan bidang atau aspek

Gustian Lestianto 0605888 31


masing masing seperti ekonom, hukum, psikolog, akuntan, perekayasa teknologi dan
lain sebagainya.

2. Proses dan Tahapan Studi Kelayakan Usaha


 Penemuan Ide Proyek
Produk yang akan dibuat harus berpotensi untuk laku dijual dan
menguntungkan, sehingga harus dilakukan penelitian terhadap kebutuhan paar dan
jenis produk. Penelitian jenis produk dapat dilakukan dengan criteria bahwa suatu
produk dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasar yang masih belum dipenuhi,
memenuhi kebutuhan manusia tetapi produknya belum ada, dan untuk mengganti
produk yang sudah ada dengan produk yang lain yang mempunyai nilai lebih.
Sedangkan mengenai kebutuhan pasar, hasil penelitian yang diharapkan adalah bahwa
produk yang akan dihasilkan dapat dijual dipasar yang cukup sehat (permintaan yang
cukup baik dalam jangka panjang).
Selanjutnya, untuk menghasilkan ide proyek, perlu dilakukan yang
terorganisasi dengan baik serta dukungan sumber daya yang memadai. Ide proyek
yang dipilih pengamil keputusan biasanya tergantung pada tiga factor. Pertama, ide
proyek cocok dengan ‘kata hatinya’; kedua, mampu melibatkan diri dalam hal-hal
teknis, dan ketiga, keyakinan akan kemampuan proyek untuk menghasilkan laba.
Pada tahapan ini id eproyek dapat saja lebih dari satu, tetapi pada gilirannya akan
dipilih sesuai dengan prioritasnya.

 Tahap Penelitian
Setelah ide-ide proyek dipilih, selanjutnya dilakukan penelitian yang lebih mendalam
dengan memakai metode ilmiah. Dimulai dengan mengumpulkan data, lalu mengolah
data dengan memasukkan teori-teori yang relevan, menganalisis dan
menginterpretasikan hasil pengolahan data dengan alat-alat analisis yang sesuai,
menyimplkan hail hingga membuat laporan hasil penelitian.

 Tahap evaluasi Proyek Bisnis


Ada tiga macam evaluasi proyek. Pertama, mengevaluasikan usulan proyek yang
akan didirikan; kedua, mengevaluasi terhadap proyek yang sedang beroperasi; ketiga,
mengevaluasi terhadap proyek yang baru selesai dibangun.

Gustian Lestianto 0605888 32


Evaluasi berarti membandingkan antara sesuatu dengan satu atau lebih standar atau
criteria kuantitatif maupun kualitatif. Untuk evaluasi proyek, yang dibandingkan
adalah seluruh ongkos yang ditimbulkan oleh usulan proyek serta manfaat atau
benefit yang akan diperoleh.

 Tahap Pengurutan Usulan yang Layak


Jika terdapat lebih dari satu usulan proyek bisnis yang dianggap layak dan terdapat
keterbatasan yang dimiliki manajemen untuk merealisasikan semua proyek tersebut,
maka perlu dilakukan pemilihan proyek yang dianggap paling penting untuk
direalisasikan. Sudah tentu proyek yang diprioritaskan itu mempunyai nilai tertinggi
jiak dibandingkan dengan usulan proyek yang lain, berdasarkan criteria penilaian
yang telah ditentukan.

 Tahap Rencana Pelaksanaan Bisnis


Setelah proyek dipilih untuk direalisasikan, perlu dibuat rencana kerja pelaksanaan
pembangunan proyek itu. Mulai dari menentukan jenis pekerjaan, jumlah dan waktu
yang dibutuhkan untuk tiap jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana,
ketersediaan dana dan sumber daya lain, kesiapan manajemen, dan lain-lain.

 Tahap Pelaksanaan Proyek Bisnis


Setelah semua persiapan selesai, tahap pelaksanaan proyek dimulai. Semua tenaga
pelaksana proyek, mulai dari pemimipin proyek sampai pada tingkat yang paling
bawah, harus bekerja sama dengan sebaik-baiknya sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Memang pada kenyataannya sulit ditemukan bahwa rencana yang ibuat
sama persis dengan realisinya.

3. Analisis Studi Kelayakan Bisnis

 Analisis aspek pemasaran


Dalam analisis pasar, biasanya terdapat komponen yang harus dianalisis dan
dicermati diantaranya :
a. Kebutuhan dan keinginan konsumen
Gustian Lestianto 0605888 33
b. Segmentasi pasar
c. Target
d. Nilai tambah
e. Masa hidup produk
f. Struktur pasar
g. Persaingan dan strategi pesaing
h. Ukuran pasar
i. Pertumbuhan pasar
j. Laba kotor
k. Pangsa pasar

 Analisis aspek produksi/operasi


Beberapa unsure dari aspek produksi/operasi yang harus dianalisis, diantaranya :
a. Lokasi operasi
b. Volume operasi
c. Mesin dan peralatan
d. Bahan baku dan bahan penolong
e. Tenaga kerja
f. Lay-out

 Analisis aspek manajemen


Dalam menganalisis aspek-aspek manajemen ada beberapa unsur yang harus
dianalisis meliputi komponen :
a. Kepemilikan
b. Organisasi
c. Tim manajemen
d. Karyawan

 Analisis aspek keuangan


Analisis aspek keuangan meliputi komponen-komponen sebagai berikut :
a. Kebutuhan dana
b. Sumber dana

Gustian Lestianto 0605888 34


c. Proyeksi neraca
d. Proyeksi rugi dan laba
e. Proyeksi aliran kas ( Cas Flow )
Ada tiga jenis aliran kas, yaitu :
1. Aliran kas masuk
2. Aliran kas keluar
3. Aliran kas masuk bersih

4. Kriteria Investasi
1. Payback Period (PBP)
Adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran
investasi.

Payback Period = Nilai investasi × 1 tahun


Kas masuk bersih

Contoh :
Suatu perusahaan menanamkan modalnya dalam bentuk investasi sebesar
Rp.24.000.000. Dari investasi tersebut memperoleh keuntungan setelah wajib
pajak sebesar Rp.5.000.000. Depresi sebesar Rp.3.000.000,00, maka periodnya
adalah :
Investasi Rp.24.000.000,00
Keuntungan setelah pajak Rp.5.000.000,00
Depresi Rp.3.000.000,00
Aliran kas masuk Rp.8.000.000,00
Payback period = 24.000.000,00 × 1 tahun = 3 tahun
8.000.000,00

2. Kriteria nilai bersih sekarang


Rumus :
NPV(i) = Σ PFt (Bt) – Σ PFt (Ct) dimana t = 1,2,3…,n
Gustian Lestianto 0605888 35
Sedangkan PFt = (1+ i)-t adalah factor nilai sekarang .
Dimana ;
NPV = Nilai bersih sekarang
Bt = Benefit (aliran kas masuk pada periode t)
i = Interest (tingkat bunga bank yang berlaku)
t = Periode waktu
(1+ i)-t = Discount factor atau Faktor Nilai Sekarang atau ( PFt )

3. Kriteria rasio manfaat-biaya (Benefit Cost Ratio)


Untuk menghitung Benefit Cost Ratio (BCR) digunakan rumus sebagai berikut :
BCR(i) = Σ (Bt/(1+i)t)
4. Kriteria Internal Rate of (Co
Return
+ Σ(IRR)
(Ct/
Adalah suatu interest
(1+i) t
) rate (i) yang membuat nilai Net Preset Value (NPV) adalah
nol atau disebut indeks keuntungan. Kriteria IRR adalah :
Bila IRR > MARR, maka bisnis layak secara ekonomis
Dimana :
MARR = Minimum Atractive Rate of Return.

5. Penyusunan Studi Kelayakan Bisnis

 Investasi Modal Kerja


Manajemen modal kerja menyangkut keputusaninvestasi pada aktiva lancar
dan utang lancar. Modal kerja diperlukan perusahaan untuk membiayai kegiatan
operasioanal. Perusahaan yang tidak mempunyai cukup modal kerja, tidak akan
mampu membayar kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Investasi modal
kerja merupakan proses terus-menerus selama perusahaan beroperasi. Investasi modal
kerja biasanya akan berputar kurang dari satu periode normal operasi perusahaan.
Siklus operasi perusahaan terdiri atas tiga kegiatan pokok, yaitu: pengadaan bahan,
proses produksi, dan distribusi (penjualan). Aliran kas pada kegiatan ini sering tidak
sinkron, pengeluaran kas sering dilakukan jauh sebelum penerimaan kas, disamping
itu juga penjualan dan biaya yang harus dikeluarkan sering tidak pasti. Karenanya

Gustian Lestianto 0605888 36


perusahaan perlu menjaga agar modal kerja tetap tersedia. Investasi untuk modal
kerja pada umumnya merupakan investasi jangka pendek-menengah. Besar kecilnya
modal kerja tergantung beberapa factor, seperti:
- jenis produk yang dibuat
- Siklus operasi perusahaan
- Tingkat penjualan
- Kebijakan persediaan
- Kebijakan penjualan
- Efisiensi manajeman aktiva lancar

 Investasi Jangka Panjang


Perusahaan memutuskan untuk menginvestasikan dananya saat ini dengan
harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan dating. Dalam kenyataannya,
setia medan investasi mempinyai tingkat keuntungan resiko kerugian yang berbeda.
Misalnya, dana sebesar Rp. 5 juta jika diinvestasikan dideposito dengan bunga 18%
setahun akan lebih aman, tetapi tingkat keuntungan lebih kecil dibandingkan
investasikan di kafe tenda yang dapat menghasilkan keuntungan sampai 75% dari
modal tetapi resiko kebangkrutan lebih besar.
Tindakan wirausaha berarti perencanaan dan pengendalian. Wirausaha
mengidentifikasi aspek-aspek bisnis yang vital bagi perkembangan masa depannya.
Mereka selalu berhasrat untuk meningkatkan prestasi mereka untuk menghilangkan
kelemahan-kelemahan, meningkatkan kekuatan dan belajar baik bagi keberhasilan
maupun kegagalan dan merencanakan, mengorganisasi masa depan perusahaan.
Wirausaha perlu bersikap positif dalam merencanakan masa depan dan
tekanannya adalah pada tindakan sebagai langkah lanjut dari perencanaan keuangan,
yang meliputi kesepuluh langkah berikut ini:
- Menetapkan tujuan-tujuan keuangan yang tepat bagi prusahaan anda
- Mengevaluasi strategi-strategi keuangan alternative
- Mengumpulkan dan mengevaluasi fakta dan angka keuangan untuk
melengkapkan rencana-rencana
- Menetapkan tingkat dan target efisiensi (baik jangka panjang maupun jangka
pendek) bagi para bisnis dipandang dari sudut imbalan bagi pemilik dan karyawan

Gustian Lestianto 0605888 37


- Mengembangkan sebuah rencana keuangan menyeluruh untuk memberikan “peta
besar” masa depan
- Memeriksa kebenaran rencana menyeluruh dengan memeriksa setiap unsur untuk
memastikan bahwa setiap unsur itu realistic dalam hubungan dengan pengalaman
masa lampau
- Menganalisis rencana dengan membanndingkan dengan prestasi standar yang
sudah ditetapkan, baik intern maupu ekstern
- Meninjau kembali rencana, merevisi perlunya sampai tercapai sebuah kombinasi
strategi dan factor-faktor yang dapat diterima
- Menggunakan rencana sebagai kekuatan motivasi dengan mengkomunukasikan
hasil perencanaaan kepada personalia inti pada semua tahap proses
- Memastikan bahwa proses perencanaan diikuti oleh pengendalian yang
mencukupi dan memberitahukan serta memotivasi staf yang terlihat

Kesepuluh langkah ini dapat diringkaskan dan dimasukkan kedalam tahap


berikut:
- Hasilkan target-target keuangan jangka pendek dan jangka panjang.
- Menetapkan imbalan-imbalan jangka pendek dan jangka panjang .
- Menetapkan standar efisiensi yang meliputi semua aspek operasi.
- Mendokumentasi rencana keuangan yang menyuluruh.
- Memeriksa kebenaran rencana dan merevisinya bilamana perlu.
- Menganalisis rencana dan membuat perbandingan dengan standar yang sudah ada.
- Mengkomunikasikan rencana itu kepada karyawan dan menyiapkan tahap
pelaporan dan pengendalian.

6. Evaluasi Akhir Persiapan Bisnis Baru

1. Ringkasan pelaksanaan usaha, memuat tentang :


a. Kegiatan pokok perusahaan dan sistem pengelolaan.
b. Ciri-ciri dari produk/jasa dan pelayanannya.
c. Ukuran pasar dan prospek/potensi pasar.
d. Ringkasan proyek keuangan.
e. Jumlah dana yang diperlukan dan penggunaannya.

Gustian Lestianto 0605888 38


2. Deskripsi usaha memuat tentang :
a. Visi dan misi perusahaan
b. Tujuan jangka pendek
c. Struktur usaha
d. Bentuk perusahaan
3. Produk dan pelayanan-pelayanan yang disajikan memuat tentang :
a. Produk barang dan jasa yang akan disajikan
b. Keunggulan dari barang dan jasa
c. Peluang-peluang pengembangan barang dan jasa
d. Keunggulan dalam pengembangan barang dan jasa
4. Analisis industri memuat tentang :
a. Kecendrungan industri yang disenangi
b. Lingkungan industri yang berpengaruh
c. Izin dan peraturan untuk membangun industri
d. Ukuran industri yang akan didirikan
e. Keunggulan dan kelemahan industri
5. Analisis pasar memuat tentang :
a. Target pasar atau pasar sasaran
b. Kebutuhan pelanggan
c. Potensi penjualan
d. Perkiraan perolehan pangsa pasar
6. Strategi pemasaran memuat tentang :
a. Lokasi pemasaran
b. Saluran industri atau jaringan usaha yang dipilih
c. Personal yang akan melakukan penjualan
d. Kebijaksanaan harga yang sesuai
e. Tujuan-tujuan promosi untuk mencapai tujuan
7. Pengelolaan memuat tentang :
a. Penentuan tugas dan tanggung jawab masing-masing
b. Keahlian khusus masing-masing yang diperlukan
c. Bentuk dan struktur organisasi pengelolaan
d. Pimpinan direktur atau pengelola

Gustian Lestianto 0605888 39


8. Operasi usaha memuat tentang :
a. Leveransir utama
b. Kebutuhan pegawai
c. Sistem dan prosedur operasi
d. Tata ruang dan denah rencana
9. Proyeksi keuangan biasanya meliputi :
a. Jumlah modal sendiri
b. Jumlah dan jenis keuangan
c. Rencana penggunaan dana dan Proyeksi aliran dana

ETIKA BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN

1. Etika dan Norma-norma Bisnis

Ethical issues dapat diklasifikasikan ke dalam 5 kategori umum, yaitu:


1. Bribery (suap).
Merupakan tindakan berupa menawarkan, memberi, menerima, atau
meminta sesuatu yang berharga dengan tujuan mempengaruhi tindakan
seorang pejabat dalam melaksanakan kewajiban publik.
Suap dimaksudkan untuk memanipulasi seseorang dengan membeli
pengaruh. ‘Pembelian’ itu dapat dilakukan baik dengan membayarkan
sejumlah uang atau barang, maupun ‘pembayaran kembali’ setelah deal
terlaksana.
Suap kadangkala tidak mudah dikenali. Pemberian cash atau
penggunaan callgirls dapat dengan mudah dimasukkan sebagai cara
suap, tetapi pemberian hadiah (gift) tidak selalu dapat disebut sebagai

Gustian Lestianto 0605888 40


suap, tergantung dari maksud dan respons yang diharapkan oleh
pemberi hadiah.
2. Coercion (paksaan)
Merupakan tekanan, batasan, dorongan dengan paksa atau dengan
menggunakan jabatan atau ancaman. Coercion dapat berupa ancaman
untuk mempersulit kenaikan jabatan, pemecatan, atau penolakan industri
terhadap seorang individu.
3. Deception (penipuan)
Merupakan tindakan memperdaya, menyesatkan yang disengaja dengan
mengucapkan atau melakukan kebohongan.
4. Theft (pencurian)
Merupakan tindakan mengambil sesuatu yang bukan hak kita atau
mengambil property milik orang lain tanpa persetujuan pemiliknya.
Properti tersebut dapat berupa property fisik atau konseptual.
5. Unfair discrimination
www.nofieiman.com 2
Merupakan perlakuan tidak adil atau penolakan terhadap orang-orang
tertentu yang disebabkan oleh ras, jenis kelamin, kewarganegaraan,
atau agama…. Suatu kegagalan untuk memperlakukan semua orang
dengan sama (setara) tanpa adanya perbedaan yang beralasan antara
mereka yang ‘disukai’ dan tidak.

THE IMPORTANCE OF ETHIC IN BUSINESS


Perilaku etis penting diperlukan untuk sukses jangka panjang dalam
sebuah bisnis. Pentingnya etika bisnis tersebut berlaku untuk kedua perspektif
baik lingkup makro ataupun mikro, yang akan dijelaskan dalam bab dua ini.
1. Perspektif Makro
Pertumbuhan suatu negara tergantung pada market system yang berperan
lebih efektif dan efisien daripada command system dalam mengalokasikan
barang dan jasa. Beberapa kondisi yang diperlukan market sysem untuk
dapat efektif :
a. hak memiliki dan mengelola properti swasta
b. kebebasan memilih dalam perdagangan barang dan jasa

Gustian Lestianto 0605888 41


c. ketersediaan informasi yang akurat berkaitan dengan barang dan jasa
Jika salah satu subsistem dalam market system melakukan perilaku yang
tidak etis, maka hal ini akan mempengaruhi keseimbangan sistem dan
mengambat pertumbuhan sistem secara makro.
Pengaruh dari perilaku tidak etis pada perspektif makro :
a. penyogokan atau suap
Hal ini akan mengakibatkan berkurangnya kebebasan memilih dengan
cara mengubah kondisi yang mendasari penfambilan keputusan.
b. coercive act
Mengurangi kompetisi yang efektif antara pelaku bisnis dengan ancaman
atau memaksa untuk tidak berhubungan dengan pihak lain dalam bisnis.
c. deceptive information
d. Pecurian dan penggelapan
e. unfair discrmination
www.nofieiman.com 3
2. Perspektif Mikro
Dalam lingkup ini perilaku etis identik dengan kepercayaan atau trust. Dalam
lingkup mikro terdapat rantai relasi dimana supplier, perusahaan, konsumen,
karyawan saling berhubungan kegiatan bisnis yang akan berpengaruh pada
lingkup makro. Tiap mata rantai penting dampaknya untuk selalu menjaga
etika sehingga kepercayaan yang mendasari hubungan bisnis dapat terjaga
dengan baik.

MORAL STANDARDS
Standar moral merupakan tolok ukur etika bisnis. Dimensi etis
merupakan dasar kajian dalam pengambilan keputusan. Etika bisnis yang
berfokus pada cenderung etika terapan daripada etika normatif. Dua prinsip
yang dapat digunakan sebagai acuan dimensi etis dalam pengambilan
keputusan yaitu :
1. Prinsip Consequentialist
Konsep etika yang berfokus pada konsekuensi pengambilan keputusan.
Artinya
ialah keputusan dinilai etis atau tidak berdasarkan konsekuensi (dampak)

Gustian Lestianto 0605888 42


keputusan tersebut.
2. Prinsip Nonconsequentialist
Terdiri dari rangkaian peraturan yang digunakan sebagai petunjuk/panduan
pengambilan keputusan etis dan berdasarkan alasan bukan akibat
(konsekuensi).
a. Prinsip Hak
Menjamin hak asasi manusia. Hak ini berhubungan dengan kewajiban
untuk tidak saling melanggar hak orang lain.
b. Prinsip Keadilan
Keadilan biasanya terkait dengan isu hak, kejujuran,dan kesamaan.
Prinsip keadilan dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
1. Keadilan distributif
Keadilan yang sifatnya menyeimbangkan alokasi benefit dan beban
antar anggota kelompok. Benefit terdiri dari pendapatan, pekerjaan,
www.nofieiman.com 4
kesejahteraan, pendidikan dan waktu luang. Beban terdiri dari tugas
kerja, pajak dan kewajiban sosial.
2. Keadilan retributif
Keadilan yang terkait dengan retribution (ganti rugi) dan hukuman
atas kesalahan tindakan. Seseorang bertanggungjawab atas
konsekuensi negatif atas tindakan yang dilakukan kecuali tindakan
tersebut dilakukan atas paksaan pihak lain.
3. Keadilan kompensatoris
Keadilan yang terkait dengan kompensasi bagi pihak yang
dirugikan. Kompensasi yang diterima dapat berupa perlakuan
medis, pelayanan dan barang penebus kerugian. Masalah terjadi
apabila kompensasi tidak dapat menebus kerugian, misalnya
kehilangan nyawa manusia.

THE EMPIRICAL EVIDENCE


Riset empiris dalam rangka memahami masalah etika dalam lingkungan
perusahaan sebagian besar dilakukan dengan cara survei. Hasil riset tersebut
sangat tergantung oleh pertanyaan dalam kuesioner dan sampel pada riset

Gustian Lestianto 0605888 43


tersebut. Secara garis besar, kajian dalam riset etika tersebut adalah karakter
pribadi, karakter perusahaan dan pengambilan keputusan.
Karakter Pribadi
Kajian karakter pribadi dibatasi pada nilai pribadi, tingkat perkembangan
moral dan karakter demografi yang dipilih. Nilai pribadi sangat
mempengaruhi
perilaku etis.
Karakter Perusahaan
Riset etika bisnis sebagian besar berfokus pada beberapa hal yaitu iklim
perusahaan, tujuan perusahaan dan investigasi stakeholder. Salah satu ukuran
yang digunakan dalam mengevaluasi etika perusahaan adalah iklan. Pesan
www.nofieiman.com 5
yang disampaikan melalui iklan mempunyai pengaruh signifikan terhadap
nama baik perusahaan.
Pemahaman iklim perusahaan juga dapat memberikan petunjuk
mengenai perilaku individu yang sesuai untuk mencapai tujuan perusahaan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku etis adalah sebagai berikut :
1. Tekanan atasan terhadap karyawan yang menyangkut perintah
melanggar aturan.
2. Pengaruh rekan kerja, atasan dan pasangan perkawinan.
3. Sistem informal dalam perusahaan.
4. Kondisi kritis perusahaan.
Pengambilan Keputusan
Dimensi etika dipengaruhi oleh jenis masalah yang dihadapi oleh
pengambil keputusan,sebagai contoh adalah manajer pemasaran menghadapi
permasalahan etika yang berbeda dengan manajer operasional karena bidang
yang dihadapi juga berbeda.
Harvard Business Review memaparkan bahwa manajer pemasaran lebih
berpeluang untuk melakukan tindakan melanggar etika. Hasil riset Chonko
dan Hunt menyatakan bahwa faktor utama terjadinya masalah etika oleh
manajer pemasaran adalah tuntutan untuk menyeimbangkan antara target
penjualan perusahaan dengan kebutuhan customer.
ETHICS AND DECISION MAKING

Gustian Lestianto 0605888 44


Personal Traits
Etika seseorang dipegaruhi oleh berbagai hal, seperti:
- Personal values
Value _ kepercayaan yang menjadi dasar seseorang bersikap.
Ethical values_ keyakinan preskriprif mengenai yang benar dan yang
salah.
Jenis values ada 2, yakni instrumental (konsepsi mengenai cara
bertingkah laku yang diinginkan yang instrumental dalam pencapaian
www.nofieiman.com 6
hasil akhir, contoh: ambisius, pekerja keras, dll) dan terminal
(konsepsi mengenai tujuan utama, cth: hidup yang nyaman).
_ Personal values dipengaruhi oleh 3 personal traits, yaitu: ego strength,
field dependence, dan locus of control.
- Stage of moral development
Menurut Kohlberg ada 6 tahapan pengembangan moral, yang
domasukkan dalam 3 level, yaitu preconventional (tahap 1&2),
conventional (tahap 3&4), postconventional (tahap 5&6). Tahapantahapan
tersebut bergerak dari self-centered menuju group centered dan
principled. Orang-orang pada tahapan atas cenderung lebih mampu
membuat keputusan etis daripada orang-orang yang pada tahapan di
bawahnya. Hanya sedikit orang yang mampu mencapai dua tahpan yang
terakhir.
- Moral approbation
_ hasrat untuk menghindari hal-hal yang tidak sesuai moral.
Teori moral approbation berdasarkan pada empat komponen perbuatan:
besar-kecilnya konsekuensi (magnitude of consequences), certitude of
evil, tingkat keterlibatan , dan tekanan untuk patuh.
_ Organizational traits
- Organizational climate: persepsi bersama akan aspek-aspek yang
secara psikologis penting dalam lingkungan kerja.
- Organizational goals: organizational terminal values. Tujuan- tujuan
organizational tersebut diharapkan dapat memberi pengaruh besar
dalam pengembangan corporate codes, kebijaksanaan dan perilaku

Gustian Lestianto 0605888 45


manajemen.
_ Decision Process
Komponen-komponen decision process: Management problem, decision
alternatives, decision dimension dan two-stage decision process.
www.nofieiman.com 7
MAKING MORAL DECISION
Kondisi yang diperlukan untuk memasukkan etika kedalam pengambilan
keputusan, yaitu (1) kultur organisasional harus mendukung pembuatan
keputusan etis (2) manajer harus memiliki alat (ethics tools) untuk melakukan
evaluasi terhadap dimensi etika dari suatu keputusan.
1) Kultur organisasional (Chp 5) adalah kumpulan dasar-dasar asumsi,
kepercayaan dan nilai yang dibentuk didalam organisasi yang mencakup
baik lingkungan internal maupun eksternal. Menurut Kotter & Heskett, ada 2
level kultur perusahaan, yaitu (a) mencakup nilai – nilai yang di- share oleh
anggota organisasi, (b) mencakup norma-norma yang dijadikan pedoman
prilaku anggota organisasi dalam aktivitas sehari-hari. High-performing
cultures pasti mempromosikan prilaku etis. Kultur yang mendukung prilaku
etis akan memotivasi manajer untuk menghasilkan alat-alat keputusan yang
diinginkan.
2) Ada 3 level dimensi keputusan yaitu unacceptable, marginally acceptable,
dan acceptable. Sebelum membuat suatu keputusan, manajer
mengumpulkan informasi mengenai suatu masalah dan alternatif yang
dipertimbangkan, untuk itu digunakan decision support model. Dari model
tersebut dapat ditentukan apakah keputusan tersebut unacceptable,
marginally acceptable atau acceptable. Ethics tools dapat dibentuk melalui
program pelatihan ataupun self-study.
Perubahan kultur yang signifikan membutuhkan waktu bertahun-tahun dan
tiada jaminan keinginan tersebut dapat berpengaruh. Menurut Kotter &
Heskett,
untuk berubah secara sukses menjadi performance-enhaching culture, seorang
manajer harus menemukan yang memiliki 3 karekteristik, yaitu (a) pemimpin
yang efektif (b) memiliki perspektif outsider (c) memiliki insider’s resources.

Gustian Lestianto 0605888 46


2. Cara-cara Mempertahankan Standar Etika

1. Pengendalian diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu
mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun
dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri
tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak
lain dan menggunakan keuntungan dengan jalan main curang dan menakan
pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut walaupun keuntungan itu
merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus
memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang "etis".
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat,
bukan hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan,
melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang
dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi
sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian
bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup
keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku
bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung
jawab terhadap masyarakat sekitarnya.
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-
ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi,
tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan
kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang
dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi.
4. Menciptakan persaingan yang sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan
kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan
sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan
golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan
besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya.

Gustian Lestianto 0605888 47


Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang
seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan"
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada
saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa
mendatang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak
meng-"ekspoitasi" lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal
mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang
walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh
keuntungan besar.
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi,
Kolusi dan Komisi)
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita
yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi
dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai
kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima
kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan
menggunakan "katabelece" dari "koneksi" serta melakukan kongkalikong"
dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan
“kolusi" serta memberikan "komisi" kepada pihak yang terkait.
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha
kuat dan golongan pengusaha kebawah
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada saling
percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha
lemah agar pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha
lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya
ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan
kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam
dunia bisnis.
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah
disepakati bersama

Gustian Lestianto 0605888 48


Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat
terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan
etika tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati,
sementara ada "oknum", baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain
mencoba untuk melakukan "kecurangan" demi kepentingan pribadi, jelas
semua konsep etika bisnis itu akan "gugur" satu semi satu.
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap
apa yang telah disepakati
Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua
memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu
hukum positif yang berupa peraturan perundang-undangan
Hal ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut,
seperti "proteksi" terhadap pengusaha lemah.

3. Tanggung Jawab Perusahaan

Pemeliharaan hubungan antara produsen dan konsumen terletak pada nilai-


nilai komparatif yang dianut, tentang pengakuan atas hak-hak yang bersifat mendasar
atau asasi. Biasanya perusahaan harus bertanggung jawab atas keselamatan konsumen
agar dapat mempertahankan kepercayaan yang diberikan konsumen kepada
perusahaan. Sehingga perusahaan berkewajiban untuk melakukan hal-hal sebagai
berikut:
• Memproduksi barang yang benar-benar aman untuk digunkan
• Menginformasikan secara lengkap tentang produknya
• Memberikan petunjuk tentang cara pengunaannya
• Menyampaikan batasan-batasan penggunaan
• Menjelaskan komposisi produk.
Bentuk kepedulian yang harus dilakukan perusahaan kepada konsumen
diantaranya yaitu:
1. Dalam memproduksi suatu produk, keselamatan pengguna harus
diprioritaskan paling tinggi

Gustian Lestianto 0605888 49


2. Kalangan bisnis harus meninggalkan kebiasaan menyalahkan konsumen
dengan lasan salah menggunakan, tidak mengikuti tata cara penggunaan.
3. Pentingnya pemantauan proses produksi
4. Jika suatu produk telah lulus dari semua persyaratan yang telah ditentukan,
terutama yang menyangkut keamanan penggunaannya, berarti produk tersebut
teleh siap dipasarkan
5. Kesediaan produsen untuk menanggapi secara cepat, rasional, dan objektif
keluhan yang mungkin timbul dari kalangan pengguna.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber : Hamzah Sendut, John Madsen & Gregory Thong Tin Sin “ Managing

in A Plural Society “, (1989) , Longman, Singapore .

Umar Husein, business in introducttion. Jakarta: PT Gramedia Pustaka utama, 2000.

Gustian Lestianto 0605888 50


Iec (innovative entrepreneurship challenge),ENTREPRENEUSHIP: THE NEXT

EVOLUTION / seminar wirausaha 1 ITB.

Madura Jeff, Pengantar Bisnis. Jakarta: Salemba 4, 2001.

Asdep, Kewirausahaan. Jakarta: Kementrian koperasi dan usaha kecil menengah,

2003.

Tejasutisna Ating, Kewirausahaan SMK tingkat 2. Bandung: Amirco, 2001.

Gustian Lestianto 0605888 51

You might also like