Professional Documents
Culture Documents
Skripsi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1
Diajukan Oleh :
LUTFIANA KURNIAWATI
F 100 040 034 / G 000 060 130
PROGRAM TWINNING
FAKULTAS PSIKOLOGI-AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2008
i
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Faktor terpenting dalam pembangunan suatu Negara adalah sumber daya manusia,
khusus dalam dunia pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
pengajaran keahlian khusus dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih
www.id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan - 49k).
Siswa sebagai salah satu objek riset atau kajian psikologi pendidikan
yaitu, orang-orang yang sedang belajar, termasuk pendekatan, strategi, faktor yang
mempengaruhi, dan prestasi yang dicapai (Syah, 2004). Siswa SMA adalah
2
bagian dari remaja yang menjadi perhatian, sebab pada tugas perkembangan,
dan diselesaikan. Tugas yang dijalankan harus dilalui dan tidak mudah untuk
menghadapinya.
dengan baik. Sekolah juga merupakan tempat merubah perilaku siswa. Tujuan
pendidikan selain mengubah perilaku siswa ke arah yang lebih baik, adalah output
yang dihasilkan siswa dapat berprestasi sesuai dengan keahlian yang dimiliki,
seperti pelajar SMA N 1 Solo yang mengikuti lomba astronomi di Thailand (Solo
Masa depan bangsa dan negara terletak di pundak dan tanggung jawab
remaja. Remaja adalah mereka yang telah meninggalkan masa kanak-kanak yang
1994). Mempersiapkan segala sesuatu untuk masa depan remaja sangat penting,
berbagi pengalaman dengan remaja sebagai salah satu contoh adalah 234 Pelajar
dari berbagai sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas
(SMA) di Klaten yang menjadi anggota patroli keamanan sekolah (PKS) siap
membantu polisi dalam melancarkan arus lalu lintas (Solo pos, selasa 26 februari
2008).
kemampuan yang tinggi. Seperti halnya 118 siswa kelas 2 SMK, Katolik St
formal, baik itu sekolah umum yang bernaung di bawah Departemen Pendidikan
lanjutan tingkat pertama) dan Madrasah Aliyah (tingkat sekolah lanjutan tingkat
atas) atau bahkan mengelola sistem sekolah yang lebih menekankan pengetahuan
umum, seperti Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Menengah Umum, dan
sekolah tersebut untuk dipatuhi dan ditaati bagi siswa didiknya. Peraturan yang
Remaja Islam saat ini banyak yang menjadi santri, baik santri yang
menetap di pesantren maupun santri yang tinggal di luar pesantren. Santri adalah
spesifik santri adalah siswa yang biasanya tinggal di asrama-asrama yang berada
telah lama berkembang di Indonesia merupakan salah satu aset penting bagi
dan dikembangkan oleh orang-orang asli Indonesia yang mengacu pada nilai-nilai
manusia disiplin. Peraturan yang dibuat juga mempunyai tujuan yang sama yaitu
untuk mendidik siswanya agar bisa disiplin. Akan tetapi tidak semua siswa
delinkuen pada remaja (studi mencatat 75-85% pelaku kenakalan remaja adalah
remaja yang suka membolos atau sangat sering absen dari sekolah).
Pengaruh teman sebaya sangat besar, remaja yang tidak bisa mengontrol
diri akan mudah terpengaruh oleh kelompoknya. Seperti yang dialami seorang Ibu
yang mendapat laporan kalau anaknya sering jalan/main dengan anak-anak SMU
yang kebetulan sekolahnya memang satu kompleks dengan sekolah anak, bahkan
5
Ibu itu sudah menegur dan mengingatkan agar tidak bermain dengan mereka
karena Ibu itu melihat mereka sudah senang merokok. Setelah itu selama beberapa
hari ia memang tidak kumpul dengan anak-anak. Tapi ternyata dia kembali
bersama mereka. Bahkan Ibu tersebut mendapat laporan dari guru bahwa anaknya
bersama adiknya dan pulang seperti biasa (Emny, 2007 dalam www. suara-
muhammadiyah.com?m:200710paged=2-123k).
anaknya yang telah remaja itu menjadi keras kepala, sukar diatur, mudah
tersinggung, sering melawan dan sebagainya. Seperti yang terjadi pada 17 pelajar
sekolah menengah kejuruan (SMK) di Karanganyar terjaring razia oleh Satpol PP.
Operasi yang dimaksudkan untuk menertibkan para pelajar yang keluyuran di luar
jam sekolah (Radar Solo, kamis 8 maret 2008). Hal ini sungguh ironis apabila
melihatnya, sebab pada jam tersebut seharusnya pelajar duduk manis di kelas
swalayan, terminal, pasar burung, tempat persewaan play station (PS) dan
sebagainya. Alasan mereka karena tidak suka dengan guru yang mengajar berikut
mengungkapkan bahwa remaja laki-laki melakukan kejahatan lebih dari 50x lipat
remaja perempuan.
6
santriwati yang telah lulus memperoleh bekal yang bisa bermanfaat bukan hanya
perilaku membolos sudah menjadi masalah klasik. Hal itu akan terus terjadi
apabila tidak dapat menemukan cara yang tepat untuk menyelesaikan. Peraturan di
pondok ada dengan tujuan mendidik siswa-siswi menjadi manusia yang disiplin.
Pondok pesantren juga mempunyai pendidikan agama yang lebih banyak. Berawal
dari fenomena itulah penulis ingin meneliti tentang perilaku membolos pada siswi
B. Keaslian Penelitian
Baik melalui pendekatan kualitatif maupun kuantitatif. Santri adalah sebutan khas
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
dijadikan masukan bagi peneliti yang lain yang ingin meneliti jenis bidang
yang sama.
2. Manfaat Praktis
islami dan dapat memberi bekal hidup di dunia dan di akhirat kelak.