You are on page 1of 35

| |  

|     
    
   
     
   
      
             
 
  

       
           
          
  
       
Permasalahan
 Perlu alternatif pendanaan dari luar.Dengan demikian
dimungkinkan membagi laba sebagai dividen, dan pada saat yang
sama menerbitkan saham baru.
 Ataukah lebih baik tidak membagi dividen dan juga tidak
menerbitkan saham baru?
 Apakah cara semacam ini memang membawa dampak yang
berbeda bagi pemegang saham?
 Masalah lain adalah bahwa perusahaan bisa membagikan dividen
bukan dalam bentuk uang tunai tetapi dalam bentuk saham (dikenal
sebagi O  

 Demikian juga perusahaan bisa membagikan dana ke pemegang


saham dengan cara membeli kembali (sebagian) saham (dikenal
sebagai   O  O O

 Dalam bab ini dibicarakan tentang konsep dan  analisis


untuk masalah-masalah tersebut.
|
   

perbagai pendapat tentang dividen bisa


dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
 Pendapat yang menginginkan dividen
dibagikan sebesar-besarnya.
 Pendapat yang mengatakan bahwa kebijakan
dividen tidak relevan.
 Pendapat yang mengatakan bahwa
perusahaan seharusnya justru membagikan
dividen sekecil mungkin.
 
  


 Argumentasi pendapat ini adalah bahwa harga


saham dipengaruhi oleh dividen yang dibayarkan.
Apabila n £  maka harga saham (Po) bisa
dirumus-sebagai berikut.

à     
  à   

    
 
Argumentasi tersebut mempunyai
kesalahan
 Dalam hal bahwa peningkatan pembayaran dividen
hanya dimungkinkan apabila laba yang diperoleh
perusahaan juga meningkat.
 Perusahaan tidak bisa membagikan dividen makin
besar apabila laba yang diperoleh tidak meningkat.
 Memang benar kalau perusahaan mampu
meningkatkan pembayaran dividen karena peningkatan
laba, harga saham akan naik.
 Meskipun demikian kenaikan harga saham tersebut
adalah disebabkan karena kenaikan laba dan 

kenaikan pembayaran -dividen.


 Vuga tidak benar kalau perusahaan harus
membagikan semua j sebagai dividen,
hanya karena perusahaan harus membagikan
dividen sebesar-besarnya.
 ]aba dibenarkan untuk ditahan, kalau dana
tersebut bisa diinvestasikan dan menghasilkan
tingkat keuntungan yang lebih besar dari
biaya- modalnya (penginvestasian tersebut
berarti memberikan NPV yang positif).
 Penjelasan tersebut sebenarnya menunjukkan bahwa keputusan
investasilah -yang akan membuat harga saham menjadi lebih besar
atau lebih kecil.
 Keputusan untuk menahan laba dan menginvestasikan dana
tersebut merupakan keputusan investasi.
 Kita tahun bahwa apabila investasi diharapkan akan memberikan
tingkat keuntungan 4       yang lebih besar dari
biaya modalnya, maka investasi tersebut dapat dibenarkan.
 Argumentsasi inilah yang sebenarnya kita pergunakan dalam
analisis di atas.
 Tidak peduli apakah dana yang dipergunakan untuk membiayai
berasal dari dana perusahaan (menahan laba) ataukah dari luar
perusahaan (menerbitkan saha-baru).
 
 j 

 Mereka yang menganut pendapat ini mengatakan


bahwa perusahaan bisa saja membagikan dividen
yang banyak ataupun sedikit, asalkan dapat
menutup kekurangan dana dari sumber ekstern.
 Vadi yang penting adalah apakah investasi yang
tersedia akan memberikan NPV yang positif.
 Dampak pilihan keputusan tersebut sama saja
bagi kekayaan pemodal atau keputusan dividen
adalah tidak relevan 4    

mntuk memperjelas uraian perhatikan contoh


berikut ini.
V  
V    



'  › " #(    " 

 $    )    


V(     "   V(  " 
›
›
           
V          
    !     " #              
   $  !         
%   &    
                     
       $              
         !                       
   $           
V  
V       
 

       

     

!"    #  


V 
  V    

$     "                   "                  
 "     
            " 

          %  "           "
 
$"    "         "     
         
 
       &   &   "          " 
      "               
            "       "    
 ' 
Keadaan perusahaan setelah membagi dividen dan
menerbitkan saham barudisajikan pada tabel dibawah ini.

››
 › ›
› ›


  › ›››› ›

›› › ›
 ›
›
› › › ›

 Karena perusahaan harus menerbitkan saham baru senilai Rp.1.000


juta, maka sekarang muncul rekening baru, yaitu saham baru senilai
Rp.1.000 juta. Dengan demikian maka rekening saham lama
menjadi sebesar Rp.7.250 juta (selisih antara Rp.8.250 dengan Rp.1
.000). Apa artinya keadaan ini?
 Pemegang saham lama karena meminta pembagian
dividen sebesar Rp.1.000 per lembar
 sekarang nilai sahamnya menjadi hanya Rp.7.250 per
lembar.
 Dengan kata lain, kekayaan pemegang saham lama
tetap sebesar Rp.8.250, hanya saja sekarang sebagian
dinyatakan dalam uang tunai (Rp.1.000) dan saham
(Rp.7.250).
 Vumlah saham yang perlu diterbitkan adalah Rp.1.000
juta dibagi dengan Rp.7.250, yaitu sebesar 137.931
lembar.
 Dengan demikian jumlah lembar saham meningkat
menjadi 1.137.931 lembar.
 

jj

 Pendapat bahwa dividen tidak relevan mendasarkan diri atas
pemikiran bahwa membagikan dividen dan menggantinya
dengan menerbitkan saham baru mempunyai dampak yang
sama terhadap kekayaan pemegang saham (lama).
 Penganut pendapat bahwa dividen seharusnya dibagikan
sekecil-kecilnya, mengabaikan adanya biaya emisi 4  
O O

 Apabila perusahaan menerbitkan saham baru, perusahaan


akan menanggung berbagai biaya (yang disebut sebagai
   O O  seperti  untuk   biaya notaris,
akuntan, konsultan hukum, pendaftaran saham, dan
sebagainya, yang bisa berkisar antara 2-4%.
 Misalkan biaya-biaya tersebut mencapai 3%. Ini berarti bahwa
apabila perusahaan menerbitkan saham baru senilai Rp.1.000 juta,
maka perusahaan harus mengeluarkan biaya sebesar Rp.30 juta.
 Sebagai akibatnya, jumlah yang diterima hanya sebesar Rp.970
juta.
 Karena itu, apabila perusahaan memerlukan dana sebesar Rp. 1
.000 juta, dana yang harus ditarik dari masyarakat akan sebesar Rp.
1 . 000 juta/0,97 = Rp. 1 .031 juta (dibulatkan).
 Dan jumlah ini sebesar Rp.31 juta akan dikeluarkan sebagai biaya,
sehingga jumlah bersih yang diterima adalah Rp. 1 000 juta.
 Kalau kita kembali menggunakan contoh yang sama seperti di atas,
yaitu membagikan dividen dan menerbitkan saham baru, apa
akibatnya? Neraca yang baru akan nampak sebagai berikut.
„ 


   
  „

  
     


 
›
!  " #    
 $  %$&

 

 %  $$
 

 ' " 
 '"
›
›
!  (       )  (    
 (*
4           $

4 #         %$&

+  '$&

 Vumlah tersebut lebih kecil apabila dibandingkan dengan
tidak membagi dividen dan karenanya tidak perlu
menerbitkan saham baru.
 Mengapa bisa demikian? Sederhana sekali. Sebagian
kekayaan tersebut diberikan kepada berbagai pihak sebagai
   O O

 Kalau memang kita telah memiliki dana untuk investasi,


mengapa dana tersebut harus kita bagikan sebagai dividen
sehingga kita perlu menerbitkan saham baru dan
membayar    O O
 Karena itulah mereka berpendapat bahwa dividen
seharusnya dibagikan sekecil mungkin, sejauh dana
tersebut bisa dipergunakan dengan menguntungkan!


 
  

 Dalam prakteknya pembagian dividen


dikaitkan dengan laba yang diperoleh oleh
perusahaan dan tersedia bagi pemegang
saham.
 ]aba ini ditunjukkan dalam laporan rugi laba
sebagai baris terakhir dalam laporan
(karenanya disebut sebagai Ô    dan
disebut sebagai laba setelah pajak 4 O
  O
]  
  
›
›
     
 
   
 
     
       
  
 ! 
]

  
 "  # $   
   !
]

   # $                                         %  
 # $&'()
 
]
  # $    !

 Dalam teori keuangan, jumlah dana yang bisa
dibagikan sebagai dividen dinyatakan dalam
persamaan sebagai berikut.
 D = E + Penyusutan - Investasi pada A.T. -
Penambahan M.K.Dalam hal ini,
D = Dividen
E = ]aba setah pajak
A.T = Aktiva tetap
M K = Modal kerja
 Persamaan tersebut menunjukkan bahwa dana yang
bisa dibagikan sebagai dividen merupakan kelebihan
dana yang diperoleh dari operasi perusahaan (yaitu E +
Penyusutan) di atas keperluan investasi untuk
menghasilkan laba di masa yang akan datang (yaitu
investasi pada AT dan MK).
 Hanya saja, untuk menyederhanakan analisis O
O O Ô  O O      
Ô    O    
  Ô Ô O   
Ô  

 Apabila asumsi ini dipergunakan, maka bisa dimengerti


kalau besarnya D akan ditentukan oleh E. Maksimum D
yang bisa dibagikan adalah sama dengan E.
ÿ j   

residual decision of dividend

 Penjelasan diatas menunjukkan bahwa besarnya dividen yang dibagikan


akan dipengaruhi oleh ada tidaknya kesempatan investasi yang
menguntungkan (yaitu investasi yang diharapkan memberikan NPV positif)
 Maka dana yang diperoleh dari operasi perusahaan akan dipergunakan
untuk mengambil investasi tersebut.
 Kalau terdapat sisa, barulah sisa tersebut dibagikan sebagai dividen.
 Pendapat ini dikenal sebagai O  O  

 Apabila pendapat ini dianut, tentunya kita akan mengamati adanya pola
pembayaran dividen yang sangat  

 Suatu saat perusahaan membagikan dividen sangat banyak (karena tidak


ada investasi yang menguntungkan), pada saat lain tidak membagikan
dividen sama sekali (karena seluruh dana dipergunakan untuk investasi).
 Apakah benar demikian?
 Dalam prakteknya nampaknya perusahaan tidak
menerapkan keputusan dividen sebagai O  O

 Hal ini terlihat adanya kecenderungan perusahaan


membayarkan dividen yang relatif stabil.
 Vuga terdapat kecenderungan bahwa perusahaan enggan
menurunkan pembayaran dividen meskipun barangkali
mengalami penurunan perolehan laba.
 Dengan kata lain, keputusan divider nampaknya menjadi
keputusan aktif, dan bukan pasif. Mengapa demikian?
 Kemungkinan penyebabnya adalah bahwa dividen
nampaknya mempunyai isi informasi 4   
 


 



 

perdasarkan penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa dalam


menentukan kebijakan dividen pelu memperhatikan faktor-faktor
sebagai berikut.
 (1) Tidak benar bahwa perusahaan seharusnya membagikan dividen
sebesar-besarnya. Apabila dana yang diperoleh dari operasi
perusahaan bisa dipergunakan dengan menguntungkan, dividen
tidak perlu dibagikan terlalu besar (bahkan secara teoretis tidak
perlu membagi dividen).
 (2) Karena ada keengganan untuk menurunkan pembayaran dividen
per lembar saham, ada baiknya kalau perusahaan menentukan
dividen dalam jumlah (dan rasio  yang tidak terlalu besar.
Dengan demikian memudahkan perusahaan untuk meningkatkan
pembayaran dividen kalau laba perusahaan meningkat, dan tidak
perlu segera menurunkan pembayaran dividen kalau laba menurun.
 (3).Apabila memang perusahaan menghadapi kesempatan investasi yang
menguntungkan, lebih baik perusahaan mengurangi pembayaran dividen
dari  Ô  O  Ô
   Ô 
  akan diikuti dengan penurunan harga saham, tetapi apabila pasar
modal efisien harga akan menyesuaikan kembali dengan informasi yang
sebenarnya (yaitu adanya investasi yang menguntungkan).
 (4).Dalam keadaan tidak terdapat biaya transaksi, tambahan kekayaan
karena kenaikan harga saham sama menariknya dengan tambahan
kekayaan karena pembayaran dividen. Masalahnya adalah bahwa untuk
merealisir uang kas, pemegang saham perlu menjual (sebagian) saham,
sedangkan pembayaran dividen berarti menerima kas (yang tidak perlu
menjual saham). Sayangnya kalau pemodal menjual saham, mereka akan
terkena biaya transaksi'. Dengan demikian, kalau tidak ada faktor pajak,
menerima dividen akan lebih menguntungkan dari pada memperoleh
   O
Karena itulah sekelompok pemodal mungkin memilih saham
yang membagikan dividen secara teratur.
 (5).Karena pemodal juga membayar pajak
penghasilan, maka bagi pemodal yang sudah
berada dalam  Ô yang tinggi (di
Indonesia  Ô tertinggi adalah 35%),
mungkin akan lebih menyukai untuk tidak
menerima dividen (karena harus segera
membayar pajak) dan memilih menikmati
   O
Kalau sebagian besar pemegang
saham merupakan pemodal yang mempunyai
 Ô tinggi, pembagian dividen akan
cenderung tidak terlalu besar
 
 
j 
 

 j
j 
 Kadang-kadang perusahaan memutuskan untuk
membagikan dividen dalam bentuk saham 4O 


 Apakah cara semacam ini akan meningkatkan


kekayaan pemegang saham?
 Misalkan perusahaan memutuskan membagikan O 
 sebesar 20%. Ini berarti bahwa setiap pemilik
sepuluh lembar -saham akan memperoleh tambahan
saham sebanyak dua lembar.
 Dengan kata lain, jumlah lembar saham akan
meningkat sebanyak 20%. Apa yang akan terjadi?
 Misalkan keadaan sebelum membagikan O   adalah
sebagai berikut;
]aba setelah pajak Rp.3.000 juta
Vumlah lembar saham 2.000.000
]aba per lembar saham,  Rp. 1. 500
Harga saham Rp.30.000
 O   PER 20x
 Kalau setelah membagikan O   PER ternyata tidak
berubah (ini berarti, bahwa para pemodal berpendapat bahwa
prospek dan risiko perusahaan tidak berubah baik sebelum maupun
setelah menerbitkan O    maka :
]aba setelah pajak Rp.3.000 juta
Vumlah lembar saham 2.400.000
]aba per lembar saham,  Rp. 1.250
 O   PER 20x
Harga saham Rp.25.000
 Apa arti keadaan tersebut?
 Kalau semula seorang pemodal memiliki 100 lembar
saham dengan harga Rp.30.000, maka kekayaannya
adalah Rp.3.000.000.Setelah menerima O  
OÔ 20%, maka jumlah lembar saham menjadi
120, tetapi dengan harga hanya Rp.25.000.
Kekayaannya tetap sebesa-Rp.3.000.000.
 Perhatikan bahwa faktor kunci disini adalah apakah
para pemodal berpendapat bahwa prospek
(profitabilitas) dan risiko  
   
  j 
O  

 Kalau misalkan para pemodal berpendapat bahwa


profitabilitas perusahaan akan membaik (karena dana yang
tidak dibagikan sebagai dividen tetapi diinvestasikan kembali
diharapkan memberikan hasil yang menguntungkan)
 Maka PER akan meningkat. Misalnya menjadi 21x. Apa
akibatnya?
 Harga saham akan menjadi 21 x Rp.1.250 = Rp.26.250.
 Meskipun harga ini lebih kecil dari harga semula (yaitu
Rp.30.000).
 Tetapi karena pemodal sekarang memiliki 120 lembar saham,
maka nilai kekayaannya adalah 120 x Rp.26.250 =
Rp.3.150.000.
 perarti terjadi peningkatan kekayaan sebesar Rp.150.000.
O  O 
 Kadang-kadang perusahaan melakukan pemecahan saham 4O 
O   sehingga jumlah lembar saham yang beredar menjadi
lebih besar.
 Tujuan utama pemecahan saham ini sebenarnya adalah untuk
membuat saham tersebut lebih likuid dalam perdagangan
(artinya lebih sering diperdagangkan).
 Ketidak-likuiditan saham seringkali disebabkan oleh dua unsur, yaitu
(1) harga saham terlalu mahal, dan (2) jumlah lembar saham yang
beredar terlalu sedikit.
 Dengan memecah saham, misalnya dari satu menjadi tiga, maka
harga saham akan turun menjadi sepertiganya (sekali lagi kalau
prospek dan risiko tidak berubah), dan jumlah lembar saham akan
meningkat tiga kali.
  O  O 
 Akhirnya, perusahaan juga bisa mendistribusikan
dana yang tidak diperlukan bukan dalam bentuk
pembayaran dividen tetapi dalam bentuk
membeli kembali (sebagian) saham 4  O
 O 
perikut ini diilustrasikan masalah
tersebut.

PT. Paramita mempunyai dana yang tidak bisa


dipergunakan untuk investasi sehingga akan
dibagikan kepada pemegang saham. Vumlah dana
ini sebesar Rp.1.200 juta
 Saat ini keadaan perusahaan adalah sebagai
berikut.
EPS Rp. 1. 500
Vumlah lembar saham 2.000.000
Harga saham Rp. 18.000.
PER 12X
 Apabila perusahaan membagikan dana tersebut
sebagai dividen, maka   O  (DPS)
adalah Rp.600.
 Dengan demikian harga saham setelah
diumumkan bahwa dividen per lembar akan
sebesar Rp.600 akan naik menjadi Rp.18.600.
 Sekarang misalkan perusahaan merencanakan
untuk membeli kembali sebagaian saham
sesuai dengan harga pasar.
 Dengan dana sebesar Rp. 1 .200 juta bisa
dibeli sejumlah 64.516 lembar.
 Dengan demikian maka jumlah lembar saham
akan berkurang menjadi 1.935.484 lembar.
 Apabila prospek dan resiko perusahaan tidak
berubah, maka
EPS Rp.1.550
Vumlah lembar saham 1.935.484
PER 12x
Harga saham Rp.18.600
 EPS naik menjadi Rp. 1 .550 karena laba setelah pajak adalah sebesar
Rp.3.000 juta.
 Dengan jumlah lembar saham sekarang hanya sebesar 1.935.484,
makaEPS menjadi Rp.1.550.
 Karena PER tetap sebesar 12x, maka harga saham -menjadi Rp.18.600.
 Ini berarti bahwa pembagian dana tersebut sebagai dividen akan
membuat kekayaan pemegang saham meningkat sebesar Rp.600,
 Demikian juga kalau dilakukan pembelian sesuai dengan harga pasar.
Sejauh pembelian kembali saham tersebut dilakukan sesuai dengan harga
pasar,
 Maka bagi pemilik saham yang dibeli (mereka menerima harga Rp.18.600)
dan yang tidak dibeli (harga sahamnya naik menjadi Rp.18.600) akan
memperoleh manfaat yang sama.
 Nampaknya peningkatan atau penurunan pernbayaran
dividen sering ditafsirkan sebagai keyakinan manajemen
akan prospek perusahaan.
 Apabila perusahaan meningkatkan pembayaran dividen,
hal ini mungkin ditafsirkan sebagai harapan manajemen
akan membaiknya kinerja perusahaan di masa yang akan
datang.
 Demikian pula apabila terjadi sebaliknya.
 Dengan demikian manajemen akan enggan untuk
mengurangi pembagian dividen, kalau hal ini ditafsirkan
memburuknya kondisi perusahaan di masa yang akan
datang (sehingga akan menurunkan harga saham).

You might also like