Professional Documents
Culture Documents
1. Menggambarkan empat faktor yang langsung berpengaruh terhadap perilaku individu dan
kinerja.
2. Menetapkan personality (kepribadian) dan membahas apa yang menentukan karakteristik
kepribadian
3. Mengikhtisarkan sifat-sifat kepribadian the "Big Five" dalam The five-faktor model dan
membahas pengaruhnya pada perilaku organisasi.
4. Menggambarkan self-concept dalam hal self-enhancement (peningkatan diri), self-verification,
dan self-evaluation.
5. Menjelaskan bagaimana teori identitas sosial berhubungan dengan konsep diri seseorang.
6. Membedakan personal, nilai dianut dan yang berlaku dan menjelaskan mengapa nilai
kesesuaian itu penting.
7. Mengikhtisarkan lima nilai yang umumnya dipelajari dalam lintas budaya.
8. Menjelaskan bagaimana intensitas moral, sensitifitas etis dan situasi mempengaruhi
perilaku etis.
1
Individual MARS Model
Characteristic
Situasional
factor
Values
Personality Motivation
Perceptions
Behaviour
Emotions and Ability
Result
attitudes
stress Role
Perception
MOTIVASI
Motivasi menunjukkan kekuatan dalam setiap orang, yang mempengaruhinya atau mengarahkan
nya, intesitas, dan ketekunan dari perilaku sukarela.
Ada 3 elemen:
1. Direction (arah)
2. Intensitas
3. Persistensi
ABILITY (kemampuan)
Merupakan bakat natural dan kemampuan belajar yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas
dengan sukses .Yang termasuk kemampuan :
1. Aptitudes (Bakat)
2. Learned Capabilities (Kemampuan Belajar)
3. Competencies (Kompentensi)
2
PERSON JOB MATCHING STRATEGIES
1. untuk mencocokan kompentensi seseorang dengan persyaratan tugas pekerjaan, memilih
siapa yang sudah menunjukkan kompetensi yang diperlukan.
2. untuk memberikan pelatihan, sehingga karyawan mengembangkan ketrampilan dan
pengetahuan yang diperlukan.
3. untuk medesain kembali pekerjaan sehingga karyawan diberi tugas hanya dalam
kemampuan belajar mereka saat ini.
ROLE PERCEPTIONS
adalah sejauh mana orang memahami tugas pekerjaan (peran) yang ditugaskan atau yang
diharapkan dari mereka. Ada 3 komponen
1. karyawan mempunyai persepsi peran yang tepat ketika mereka memahami tugas khusus
yang diberikan kepadanya, bahwa mereka tahu tugas khusus atau konsekuensi.
2. Orang mempunyai persepsi peran tepat ketika mereka memahami prioritas dari variasi
tugasnya dan harapan kinerjanya.
3. Komponen ketiga dari persepsi peran adalah memahami perilaku yang disukai atau prosedur
untuk mencapai tugas yang ditugaskan.
3
SITUATIONAL FACTORS
Faktor situasional termasuk kondisi diluar kontrol karyawan yang membatasi atau memudahkan
perilaku dan kinerja.
Beberapa karakteristik situasional seperti, preferensi konsumen dan kondisi ekonomi-berasal dari
lingkungan eksternal, dan karenanya diluar kontrol karyawan dan organisasi.
Faktor situasional yang lain seperti, waktu, orang, anggaran dan fasilitas kerja pisik dikontrol oleh
orang dan organisasi.
PERSONALITY IN ORGANIZATIONS
Kepribadian : adalah pola tetap dari pikiran, emosi dan perilaku yang mencirikan seseorang,
bersama dengan proses psikologis yang mempengaruhi karakteristik mereka.
5 FAKTOR PERSONALITY
Agreeableness
(Keramahan)
Conscientiousness Neuroticims
(Sifat berhati-hati) (Neurotisisme)
PERSONALITY
Opennes to
Extroversion
experience
4
Jungian Personality Theory dan the Myers-Briggs Type Indicato
the Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) : instrumen yang dirancang untuk mengukur preferensi
tentang mengamati dan menilai informasi
Jung menjelaskan bahwa orang lebih suka untuk mengumpulkan informasi dan melihat dunia
disekitar mereka, terjadi melalui dua orientasi bersaing: Sensing (Pengindraan) dan Intuition
(Intuisi).
1. Pengindraan melibatkan informasi pengamatan langsung melalui panca indera; hal ini
bergantung pada struktur organisasi untuk memperoleh fakta dan rincian kuantitatif yang
disukai.
2. Intuisi, disisi lain tergantung pada wawasan dan pengalaman subjektif untuk melihat
hubungan antar variabel.
Jung juga mengusulkan bahwa penilian-mengapa proses informasi orang atau pembuatan
keputusan didasarkan pada apa dua proses persaingan :
thinking (pemikiran)
Orang yang berorientasi Pemikiran tergantung pada penyebab rasionalnya-effek logika dan
sistematika pengumpulan data untuk membuat keputusan.
feeling (perasaan)
Orang yang memiliki orientasi perasaan yang kuat, mengandalkan respon emosional mereka ,
serta bagaimana pilihan tersebut mempengaruhi lainnya
5
Self-Concept: The “I” in Organizational Behavior
Self-Verification
(Verifikasi diri) Aspek
Konsep Diri
Self-Esteem (Harga Diri)
Self-Enhancement
(Peningkatan Diri)
Self- Efficacy
Self-Evaluation
(Penilaian Diri)
Locus of Control
6
Type of Values
Self
Schawartz’s Values Circumplex Trancendence
lism
Se
a
vers
lf d
Openess
ire
To Change S ti ce
Uni
en
cti
mu
lati e vol
on
on n
Be
Conformite
Hedonism
Tradition
t
rity
en
m
cu
ev
Power
hi
S e
Ac Conservation
Self
enhandcement
7
• Value Congruence
• Value congruence, mengacu pada bagaimana hirarki nilai seseorang adalah hirarki nilai
organisasi rekan kerja atau perbandingan smber lain.
• Person- organizations value congruence juga memimpin untuk tingginya kepuasan kerja,
loyalitas, dan menurunkan stres dan perpindahan karyawan.
8
Three Ethical Principles
Utilitarianism
Memilih opsi yang memberikan tingkat kepuasan tertinggi untuk mereka yang terkena
pengaruh
Dikenal sebagai prinsip konsekuensial karena berfokus konsekuensi pada tindakan kita,
bukan pada bagaimana kita mencapai konsekuensi
Individual rights
prinsip seperti ini mencerminkan keyakinan bahwa setiap orang memiliki hak yang
membiarkan ia bertindak dengan cara tertentu.
Satu masalah dengan hak individu adalah bahwa individu-individu tertentu yang tepat
mungkin bertentangan dengan orang lain
Distributive justice
prinsip ini menunjukkan bahwa orang-orang yang mirip satu sama lain harus menerima
manfaat dan beban yang sama; mereka yang tidak mirip harus menerima manfaat dan
beban yang berbeda sebanding dengan perbedaan mereka
• Moral Intensity
Sejauh mana masalah tuntutan penerapan prinsip-prinsip etika.
keputusan dengan intensitas moral yang tinggi lebih penting,
sehingga pembuat keputusan perlu lebih hati-hati menerapkan
prinsip-prinsip etika untuk menyelesaikannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi:
besarnya konsekuensi, konsensus sosial, probabilitas efek,
kesiapan sementara, kedekatan, konsentrasi efek.
• Ethical Sensitivity
Karateristik pribadi yang memungkinkan orang untuk mengakui
adanya masalah etis dan menentukan kepentingan relatif.
9
TUGAS KULIAH
PERILAKU ORGANISASI
HARI SUCAHYOWATI
P2CB 09001
Ability (kemampuan)
Kemempuan karyawan membuat perbedaan daalam perilaku dan kinerja.
Kemampuan termasuk bakat dan diperlukan kemampuan belajar untuk keberhasilan
menyelesaikan tugas. Bakat adalah pembawaan yang membantu karyawan
mempelajari tugas yang lebih spesifik dengan cepat dan kinerja mereka lebih bagus.
Ada banyak bakat mental dan fisik, dan kemampuan kita untuk memperoleh
ketrampilan dipengaruhi oleh bakat ini. Untuk contoh, ketangkasan jari adalah bakat
yang dipelajari oleh individu dengsn cepat dan berpotensi mencapai kinerja yang
tinggi.
Kemampuan belajar adalah ketrampilan dan pengetahuan yang kamu miliki saat ini.
Kemampuan termasuk ketrampilan mental dan fisik dan pengetahuan yang dimiliki
diakuisisi. Kemampuan belajr cenderung memudar seiap waktu ketika tidak
digunakan.
Competencies (Kompetensi)
Bakat dan kemampuan belajar adalah terkait erat dengan kompentensi., yang menjadi
sering digunakan dalam bisnis. Kompentensi adalah karateristik dari seseorang yang
menghasilkan kinerja unggul.
Banyak ahli mendeskripsikan karakteristik sebagai sifat seseorang (yaitu;
pengetahuan, ketrampilaan, bakat kepribadian, konsep diri, nilai). Yang lain
menunjukkan bahwa kompentensi mewakili tindakan yang dihasilkan sifat seseorang
seperti melayani pelanggan, menghadapi beban kerja yang berat, dan memberiakn
ide-ide kreatif. Dengan definisi yang baik tantangan untuk menyesuaikan
kompentensi seseorang dengan persyaratan tugas pekerjaan. Kesesuaian seseorang
dengan pekerjaan tidak hanya menghasilkan kinerja yang tinggi, juga kesejahteraan
karyawan cenderung meningkat.
Five-factor of Personality
Satu dari beberapa unsur penting dari teory kepribadian adalah bahwa orang memilki
sifat kepribadian khusus. Sifat seperti, ramah, murung, berhati-hati merupakan kelompok
pikiran, perasaan, dan perilaku yang memungkinkan untuk mengidentifikasi,
membedakan, dan memahami orang.
Model yang paling banyak dihormati dari sifat kepribadian adalah The Five-factor Model
(FFM). Beberapa dekade yang lalu ahli kepribadian mengidentifikasi lebih dari 17.000
kata dalam kamus Roget dan diksionari webster yang menggambarkaan kepribadian
individual. Kata-kata ini digabungkan ke dalam 171 kelompok dan kemudian akan
berkurang menjadi lima abstrak dimensi kepribadian. Menggunakan tehnik yang lebih
canggih, penelitian baru diidentifikasi, sama lima dimensi kepribadian. Analisa dari kata
sifat dalam beberapa bahasa yang lainnya hasilnua sama, meskipun mereka juga
memberikan dukungan untuk gagasan dari enam atau tujuh dimensi kepribadian.
Umumnya, meskipun model five-factor cukup kuat dibandingkan budaya.
Dimensi Big-Five, disingkat CANOE, diuraikan sbb;
1. Conscientiousness (Sifat berhati-hati)
Karakteristiknya: hati-hati, dapat dipercaya, dan disiplin diri. Beberapa sarjana
berpendapat bahwa dimensi itu mencakup keinginan untuk mencapai. Orang
dengan rendahnya kesadaran cenderung menjadi ceroboh, kurang teliti, lebih
berantakan, dan tidak bertanggung jawab.
2. Agreeableness (Keramahan)
Dimensi ini mencakup sifat-sifat yang sopan, baik hati, tegas dan peduli.
Beberapa sarjana lebih suka label “friendly compliance” untuk dimensi, ………
Orang yang keramahannya rendah cenderung menjadi tidak kooperatif,
temperamen rendah dan pemarah.
3. Neuroticims (Neurotisisme)
Ciri orang yang neurotisisme yang tingkat tinggi kecemasan, permusuhan ,
depresi dan kesadaran akan dirinya. Kontrasnya orang dengan neurotisim
rendah,(stabilitas emosi tinggi) yang siap, aman dan tenang.
4. Opennes to experience (Pengalaman Keterbukaan)
Dimensi yang paling kompleks dan sangat sedikit yang disetujui dari sarjana.
Umumnya mengacu sejauh mana orang imajinatif, kreatif, ingin tahu, dan sensitif
estetika. Mereka yang mendapat skor rendah pada dimensi ini, cenderung lebih
tahan terhadap perubahan, kurang terbuka pada ide-ide baru, lebih konvensional,
dalam cara mereka.
5. Extroversion
Karakteristik orang ekstroversion yang keluar, aktif berbicara, ramah, dan tegas.
Kebalikannya introversion yang mencirikan mereka yang tenang, enggan dan
berhati-hati. Ekstrovets mendapat energinya dari dunia luar (orang atau hal
disekitar mereka), sedangkan introvet mendapat energinya dari dunia internal
sebagai refleksi pribadi pada konsep dan ide.
Jungian Personality Theory dan the Myers-Briggs Type Indicator
Model Five Factor dari kepribadian adalah yang paling diperhatikan dan didukung dalam
peneelitian, tetapi tidak populer dalam praktek.Perbedaan yang terjadi pada Teori
Kepribadian Jungian, yang diukur melalui the Myers-Briggs Type Indicator (MBTI).
Hampir satu abad yang lalu Psikiater swiss Carl jung, diusulkan bahwa kepribadian
terutama diwakili oleh preferensi tentang menilai dan mengamati informasi. Jung
menjelaskan bahwa, mengamati yang melibatkan bagaimana orang lebih suka untuk
mengumpulkan informasi dan melihat dunia disekitar mereka, terjadi melalui dua
orientasi bersaing: Sensing (Pengindraan) dan Intuition (Intuisi). Pengindraan melibatkan
informasi pengamatan langsung melalui panca indera; hal ini bergantung pada struktur
organisasi untuk memperoleh fakta dan rincian kuantitatif yang disukai. Intuisi, disisi lain
tergantung pada wawasan dan pengalaman subjektif untuk melihat hubungan antar
variabel. Fokus tipe penginderaan di sini dan sekarang, sedangkan fokus tipe intuisi
tentang kemungkinan masa depan.
Jung juga mengusulkan bahwa penilian-mengapa proses informasi orang atau pembuatan
keputusan didasarkan pada apa yang telah mereka rasakan-terdiri dari dua proses
persaingan : thinking (pemikiran) dan feeling (perasaan). Orang yang berorientasi
Pemikiran tergantung pada penyebab rasionalnya-effek logika dan sistematika
pengumpualn data untuk membuat keputusan. Mereka yang memiliki orientasi perasaan
yang kuat, di sisi lain, mengandalkan respon emosional mereka pada pilihan yang
disajikan, serta bagaimana pilihan tersebut mempengaruhi lainnya. Jung mencatat dahwa
sepanjang dengan perbedaan dalam proses empat inti, pengindraan, intuisi, pemikiran dan
perasaan, orang juga berbeda derajatnya dari ekstrovet dan int
rovet yang mencakup sebelumnya sebagai salah satu dari sifat kepribadian the Big Five.
Self-Evaluation
Self-Esteem (Harga Diri)
Sejauh mana orang menyukai, menghormati, dan puas dengan diri mereka sendiri, hal
tersebut menggambarkan penilaian diri secara global. Orang dengan harga diri tinggi
tidak terpengaruh orang lain, cenderung untuk bertahan messkipun mengalami
kegagalan, dan berpikir lebih rasional. Harga diri berhubungan dengan aspek spesifik diri
(yaitu ; siswa yang baik, sopir yang baik, orang tua yang baik) memprediksi pikiran dan
perilaku spesifik, sedangkan orang secara keseluruhan memprediksi harga diri
Self- Effecacy
Locus of Control
The Social Self
Sebuah teori yang menjelaskan konsep diri dalam hal karakteristik unik seseorang dan
keang-gotaan berbagai kelompok sosial.
Types of Values
Values and Individual Behavior
Tiga kondisi memperkuat hubungan antara nilai-nilai pribadi dan perilaku.
1. cenderung untuk menerapkan nilai-nilai ketika diingatkan
2. cenderung untuk menerapkan nilai-nilai hanya ketika memikirkan alasan-alasan
tertentu untuk melakukannya
3. cenderung menerapkan nilai-nilai dalam situasi yang memudahkan pelaksanaanya.
Value Congruence
Value congruence, mengacu pada bagaimana hirarki nilai seseorang adalah hirarki nilai
organisasi rekan kerja atau perbandingan smber lain.
Person- organizations value congruence juga memimpin untuk tingginya kepuasan kerja,
loyalitas, dan menurunkan stres dan perpindahan karyawan.
Value across Culture
Individualism
Nilai lintas budaya menjelaskan ke sejauh mana orang dalam budaya menekankan
kebebasan dan keunikan pribadi.
Collectivism
Nilai lintas budaya yang menjelaskan sejauh mana orang dalam budaya menekankan
kewajiban untuk kelompok mana termasuk orang dan keserasian kelompok.
Power distance
Nilai lintas budaya yang menjelaskan sejauh mana orang dalam budaya menerima
ketimpangan distribusi kekuasaan dalam masyarakat.
Uncertainty Avoidance
Nilai lintas budaya yang menjelaskan sejauh man orang dalam budaya mentolelir
ambiguitas atau merasa terancam oleh ambiguitas dan ketidakpastian.
Achievement-nurturing Orientation
Nilai lintas budaya yang menjelaskan sejauh mana orang dalam budaya menekankan
kompetitif versus hubungan kooperatif dengan orang lain.
Ethical values and Behavior
Three Ethical Principles
Utilitarianism
Memilih opsi yang memberikan tingkat kepuasan tertinggi untuk mereka yang terkena
pengaruh. Dikenal sebagai prinsip konsekuensial karena berfokus konsekuensi pada
tindakan kita, bukan pada bagaimana kita mencapai konsekuensi
Individual rights
prinsip seperti ini mencerminkan keyakinan bahwa setiap orang memiliki hak yang
membiarkan ia bertindak dengan cara tertentu. Satu masalah dengan hak individu adalah
bahwa individu-individu tertentu yang tepat mungkin bertentangan dengan orang lain
Distributive justice
prinsip ini menunjukkan bahwa orang-orang yang mirip satu sama lain harus menerima
manfaat dan beban yang sama; mereka yang tidak mirip harus menerima manfaat dan
beban yang berbeda sebanding dengan perbedaan mereka