You are on page 1of 4

Pendidikan Agama Kristen dalam Masyarakat Majemuk

oleh Marthen Manggeng

1. Realitas kepelbagaian dunia saat ini 2. Kepelbagaian sebagai tantangan terhadap PAK

Saat ini hampir tidak ada negara-negara besar yang Ada begitu banyak pengalaman yang menarik yang
tidak multikultural dan multi religius. Ada beberapa dialami oleh orang-orang percaya di berbagai
negara yang sebelumnya agama yang dianut belahan dunia dalam konteks kepelbagaian agama

Tinjauan Teologis
penduduknya didominasi oleh satu dan budaya. Kita dapat belajar dari
agama tetapi sekarang justeru menjadi pengalaman yang sangat berharga
sangat multi religius, misalnya: yang telah dialami mereka sehingga
kita dapat memikirkan suatu
a. Inggris. pendekatan yang relevan dalam
Dahulu hampir semua penduduk Inggris konteks demikian tanpa mereduksikan
beragama kristen. Saat ini Inggris nilai-nilai religius dalam masing-
merupakan salah satu negara yang masing agama atau budaya yang ada.
multi kultural dan multi religius. a. Seorang kepala sekolah di sebuah
Penduduk Inggris saat ini banyak yang sekolah Kristen khusus para wanita
datang dari Arab, khususnya Turki. menjadi kebingungan sebab sekolah
Mereka datang membawa budaya dan yang dikelolanya harus menjadi bagian
agama yang dianutnya. Agama dan dari sistem pendidikan negara tersebut.
budaya tersebut bertumbuh menjadi Kekhasan sebagai sekolah Kristen
suatu realitas baru di tengah-tengah sudah sangat berkurang sebab
“Karena itu, yang penting
agama dan budaya yang telah ada. kurikulum dan sistem pendidikan diatur
ialah kita mendidik mereka
Karena itu, saat ini Inggris menjadi oleh negara.
bukan saja untuk mengerti
salah satu pusat kajian dan studi Islam.
imannya secara
b. Di Inggris, seorang kepala sekolah di
b. India. sadar....tetapi juga mampu
sekolah yang didirikan oleh gereja
melihat aliran atau agama
Negara ini banyak dikenal sebagai menjadi kebingungan sebab sebagian
lain secara obyektif tanpa
tempat dan pusat agama Hindu. Tetapi besar muridnya tidak beragama kristen
harus terpengaruh.
saat ini agama-agama besar lainnya tetapi beragama Islam dan Hindu.
Budaya-budaya lain dan
(seperti agama Islam dan Agama Masalahnya ialah Pendidikan Agama
budaya tradisional dapat
Kristen) sudah mempunyai pengaruh Kristen merupakan salah satu mata
dijadikan sebagai sarana
yang cukup besar di negara tersebut. pelajaran wajib bagi setiap nara didik.
dalam pelaksanaan
Selain itu, kegiatan studi Alkitab
Pendidikan Agama
c. Amerika Serikat. merupakan kegiatan wajib tetapi
Kristen.”
pesertanya sangat sedikit.1
Negara adikuasa ini termasuk negara
yang sangat multi kultural. Selain c. Sorang pendeta baru di suatu Jemaat
penduduk asli yang sudah semakin kecil jumlahnya, di kanada. Pada saat tiba di Pastori
ada begitu banyak penduduk USA yang berasal dari yang berdekatan dengan gedung gereja, ia agak
berbagai belahan bumi ini. Mereka membawa kaget sebab dia mendengar suara seperti orang
kebudayaan dan agama mereka masing-masing. Hindu yang sembahyang. Ia mengenal bahasa
Salah satu agama yang sangat pesat
perkembangannya adalah agama Islam.

21
INTIM - Jurnal Teologi Kontekstual Edisi No. 8 - Semester Genap 2005
yang dipakai sebab ia berasal dari India Timur. Kabupaten Mamasa masih banyak penganut Aluk
Namun anehnya sebab suara itu justru datang dari Mappurondo. Demikian pula penganut Aluk Todolo di
gedung kompleks gereja. Ia lalu mencari dari Tana Toraja juga masih ada. Di Kalimantan penganut
mana datang suara itu, ternyata salah satu agama Kaharingan tidaklah sedikit.
ruangan di kompleks gedung gereja tersebut
dipakai oleh orang yang beraga Hindu untuk Kemajemukan agama di Indonesia tidak hanya dapat
beribadah. dilihat dari beragamnya agama yang dianut oleh
masyarakat tetapi harus juga dilihat dalam keragaman
d. Pengalaman orang Kristen di tengah keluarga aliran atau paham/mazhab masing-masing agama.
Muslim di Kenya. Umumnya keluarga mereka Masing-masing agama masih ada aliran dan sekte-
adalah orang Muslim tetapi mereka hidup dalam sekte. Dalam agama Islam kita mengenal dua lairan
kerukunan dan saling menghormati satu terhadap yang menonjol, yaitu mazhabi dan non mazhabi.
yang lain.2 Golongan mazhabi menganut mazhab fikih yang
banyak dikenal di kalangan Sunni, yakni mazhab
e. Pengalaman seorang Ibu yang hanya tahu Alkitab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali. Mazhab yang
dan kekristenan. Anaknya menjadi penginjil di paling banyak penganutnya di Indonesia adalah
India. Ibu itu hanya tahu bahwa anaknya adalah Syafi’i. Sedangkan golongan non Mazhabi mereka
seorang penginjil yang tahu tentang kekristenan, tidak menganut salah satu mazhab tetapi langsung
Tinjauan Teologis

tetapi kenyataannya bahwa anak (pendeta) itu berpegang pada Al-Qur’an dan Hadis. Selain ini masih
kekristenannya telah diperkaya dengan ada kelompok-kelompok lain seperti penganut Syiah
pengalaman bersama dengan penganut agama yang berkembang setelah terjadinya revolusi Islam di
Hindu di India. Iran .
3. Kemajemukan di Indonesia Dalam agama Kristen, khususnya Protestan, aliran dan
a. Kepelbagaian Agama kelompok nampak lebih bervariasi. Kepelbagaian
pada agama Kristen tidak hanya dalam bentuk
Menurut para teolog Asia (Aloysius Pieris, SJ dan A. oragnisasinya tetapi hetereogenitas nampak lewat
Yewangoe) bahwa konteks khas Asia adalah faham teologis yang dianut. Hal itu disebabkan oleh
kepelbagaian Agama dan kemiskinan yang sangat banyak faktor. Salah satu faktornya ialah pengaruh
mencolok. Di Asia lahir dan bertumbuh dengan sangat teologi zending yang yang memberitakan Injil.
kuat agama-agama besar yang ada di dunia seperti Zending yang datang dari Belanda dan Inggris
agama Budha, Agama Hindu, Agama Yahudi, Agama umumnya beraliran Calvinis sedangkan zending yang
Kristen, Agama Islam dan Agama Kong Hu Cu.3 berasal dari Jerman umumnya beraliran Lutheran.
Pekabar Injil dari Spanyol dan Portugis adalah aliran
Di Indonesia, hampir semua agama-agama besar Katholik. Bahkan dalam kalangan Calvinis sendiri
tersebut di atas berkembang dengan baik. Walaupun masih ada perbedaan-perbedaan satu dengan yang
pemerintah hanya mengakui lima agama resmi, yakni: lain. Kepelbagaian tersebut akan lebih nampak jika
Agama Islam, Agama Kristen, Agama Hindu, Agama dibandingkan dengan kelompok-kelompok atau aliran
Budha, dan agama Kristen Katholik tetapi Kristen yang berlatar belakang Evangelikal. Saat ini
kenyataannya ada banyak penganut agama-agama di sudah ada ratusan atau bahkan ribuan aliran Kristen
luar daftar tersebut. Dalam kenyataannya banyak Protestan di Indonesia.
warga negara Indonesia, khususnya keturunan
Tionghoa, yang sesungguhnya masih menganut Menurut Djohan Effendi, Agama Hindu mempunyai
agama Kong Hu Cu. Demikian pula adanya Sinagoge Heterogenitas yang jauh lebih kompleks lagi.
di Surabaya menjadi bukti bahwa ada atau pernah ada Kompleksitasnya aliran dan kelompok dalam agama
penganut agama Yahudi di sana. Hindu umumnya disebabkan oleh sikap akomodatif
agama Hindu sendiri. Penganut agama-agama suku
Kemajemukan penganut agama tersebut di atas di beberapa daerah seperti Toraja (Mamasa), Dayak
hanya dilihat dari agama-agama monotheisme. Pada dan Tengger kemudian “di-Hindu-kan” tanpa harus
hal kalau kita mau jujur mengakui bahwa agama- meninggalkan agama suku mereka. Lagi pula kita
agama polytheisme juga masih begitu banyak tidak bisa menyamakan begitu saja agama Hindu
penganutnya di Indonesia. Di daerah-daerah di yang dianut oleh orang-orang Bali dengan orang-
seluruh Indonesia masih ada penganut-penganut orang keturunan India yang ada di Indonesia. Agama
agama suku setempat walaupun eksistensinya tidak Hindu yang berkembang di India masih terbagi tiga
diakui oleh hukum negara tetapi keberadaannya tidak kelompok, yaitu: Agama Weda Purba, Agama
terbantahkan. Di daerah Pitu Ulanna Salu di Brahmana dan agama Upanisad.4

22
INTIM - Jurnal Teologi Kontekstual Edisi No. 8 - Semester Genap 2005
Agama Budha juga mempunyai kelompok-kelompok Indikasi awal yang dapat mejadi lampu kuning bagi
dan aliran yang mempunyai perbedaan satu dengan gereja ialah menjamurnya persekutuan-persekutuan
yang lain. Secara garis besar, agama Budha dibagi kristen berdasarkan kategori profesi.
atas dua aliran besar, yaitu: Hinayana dan Mahayana.
Tetapi masih ada sekte-sekte yang lain yang dikenal di c. PAK dalam Masayarakat Pluralistik
Indonesia misalnya, sekte Tridharma yang dipengaruhi
Dengan memperhatikan realitas konteks seperti
oleh ajaran Kong Hu Cu dan juga ada sekte Nicerent
diuraikan di atas, maka menjadi sangat jelas bagi
Syosyu yang berasal dari Jepang. Kedua aliran itu
bahwa upaya merumuskan Pendidikan Agama Kristen
dianggap oleh umat Budha di Indonesia sebagai aliran
dalam konteks masyarakat pluralistik adalah sesuatu
sempalan.
yang sangat mendesak di Indonesia saat ini. Kita tidak
Terjadinya heterogenitas internal agama menurut J. dapat membangun kekristenan kita terlepas realitas
B. Banawiratma, SJ disebabkan oleh perbedaan kemajemukan tersebut. Memang harus diakui bahwa
analisis terhadap situasi konkret dan perbedaan pada masa lalu gereja seakan-akan membangun diri
tafsiran terhadap tradisi imani (termasuk Kitab Suci dan tanpa bersentuhan dengan kepelbagaian itu.
warisan dogma/ajaran).5 Dalam sejarah umat Israel sebagai umat pilihan Allah,
b. Kemajemukan Kultural. sikap eksklusif dibangun dengan rapihnya. Mereka

Tinjauan Teologis
memisahkan diri dari bangsa-bangsa “kafir” bahkan
Menurut Patrick Johnstone yang kemudian dikutip oleh memusuhi mereka. Mereka lupa bahwa keterpilihan
Iman Santoso bahwa Indonesia merupakan negara mereka adalah untuk menjadi saluran berkat Tuhan
kedua yang paling multi etno-linguistik sesudah Papua (Kejadian 12:1-9). Sikap eksklusif itulah yang kemudian
New Guinea. Indonesia terdiri atas 702 kelompok dikritik oleh penulis Kitab Rut dan Yunus. Kesahan
etno-linguistik yang berbeda-beda sedang Papua umat Israel tersebut kemudian diulangi kembali oleh
New Guinea sebanyak 869 etno-linguistik. 6
gereja sejak bertumbuhnya kekristenan ke Eropa.
Kepelbagaian etnis tersebut menyebabkan perbedaan Kekristenan yang berkembang ke Eropa berhasil
budaya antara kelompok-kelompok dalam menjadi pemenang atas agama-agama suku dan
masyarakat. Di Sulawesi Selatan saja kita mengenal budaya bangsa-bangsa Eropa. Karena itu dapat
tiga etnis besar, yaitu: Bugis, Makassar dan Toraja. dikatakan bahwa keberhasilan kekristenan di Eropa
Khusus etnis Toraja masih terbagi-bagi atas beberapa adalah keberhasilan di atas pengorbanan keyakinan,
sub etnis yang mempunyai perbedaan-perbedaan budaya dan adat istiadat orang lain. Hal itu sangat
baik bahasa/dialek maupun kebiasaan-kebiasaan. berbeda dengan kekristenan yang bertumbuh di Asia
Apalagi kalau kita menerima pembagian yang seperti Irak, Mesir, dan daerah Timur Tengah yang lain.
dilakukan oleh A. C. Kruyit yang memasukkan Suku Kekristenan di daerah timur tengah berkembang
Pamona, Mori, dan Kaili di Sulawesi Tengah sebagai bersama-sama dengan keyakinan yang lain dan
bagian dari suku Toraja, maka perbedaan-perbedaan konteks khasnya.
itu akan semakin besar. Perbedaan etnis dan budaya
tidak dapat disangkal banyak menjadi penyebab Kekristenan yang dibawa ke Indonesia adalah
perpecahan dalam persekutuan orang percaya. kekristenan yang sudah berkembang dalam situasi
Alasannya kadang agak klise yakni dapat melayani Eropa. Karena itu, sikap triumphalistik melekat pada
warga sesuai dengan kebudayaan dan adat- kekristenan tersebut. Datang ke Indonesia, sikap
istiadatnya. seperti itu masih tetap dipertahankan. Karena itu tidak
heran kalau para zendeling melihat budaya, adat-
Kemajemukan kultural di Indonesia tidak hanya dapat istiadat dan keyakinan lain selain Eropa dan Kristen
dilihat secara teritorial (berdasarkan wilayah tempat adalah kafir dan harus dikristenkan dan di-Eropa-kan.
tinggal atau suku) seperti yang dikemukakan di atas Memang zending telah pergi dan gereja-gereja di
tetapi harus juga dilihat secara kategorial. Harus Indonesia telah “mandiri” tetapi sebenarnya gereja-
disadari bahwa penduduk Indonesia saat ini tidak gereja di Indonesia belum mampu menjadi gereja
hanya terdiri atas para petani, tetapi ada kelompok yang yang khas Indonesia. Masih ada gereja-gereja
buruh, pegawai negeri, mahasiswa, pengusaha, yang masih sangat setia dengan warisan teologi
profesional dan lain-lain. Kelompok-kelompok zending yang sesungguhnya sangat tidak relevan
kategorial seperti ini harus mendapat perhatian dari dengan konteks Indonesia saat ini.
gereja khususnya di daerah perkotaan sebab jika
tidak, gereja akhirnya akan ditinggalkan oleh Dalam situasi seperti inilah Pendidikan Agama Kristen
anggotanya. Mereka akan pergi mencari “masakan” harus memainkan peranan yang sangat penting.
yang dapat menjawab perngumulan kesehariannya. Generasi muda kita yang kita didik baik di gereja

23
INTIM - Jurnal Teologi Kontekstual Edisi No. 8 - Semester Genap 2005
maupun di sekolah adalah generasi yang hidup dalam dalam hidup rumah tangga orang Kristen. Kalau kita
konteks yang sangat pluralistik. Kita tidak dapat periksa Alkitab secara seksama, ternyata bahwa isi
mendidik mereka dengan mempertentangkan terus- Alkitab awalnya adalah cerita lisan secara turun
menerus perbedaan di antara agama-agama dan temurun.
budaya yang ada. Mereka jangan kita didik hanya
untuk memperlihatkan kelemahanan aliran ataukah Pdt. Marthen Manggeng, M.Th adalah dosen STT INTIM
agama lain, sehingga bertemu saja dengan orang Makassar di bidang Pendidikan Agama Kristen
yang beraliran dan beragama lain sudah harus
Catatan Kaki:
menyimpang atau menghindar. Pendidikan Agama
Kristen dalam gereja, seperti Katekisasi, mungkin Martin Palmer, What Should We Teach? (Genewa:
1

belum ada yang memasukan tentang agama-agama WCC Publication), 1991, hal. 1.
lain dalam kurikulum. Kalaupun ada lebih banyak 2
Eka Darmaputra, Imanku dan Iman Sesamaku,
membahas agama-agama lain yang pada akhirnya (Jakarta: BPK GM, 1987), hal. 1.
menjelaskan superioritas agama Kristen. Atau dengan
3
kata lain belajar agama-agama lain untuk mencari Salah satu faktor yang menjadi penyebab tidak
kelemahannya kemudian menjadikannya sasaran berkembangnya agama Kristen dengan pesat di Asia
proselitisme. Pendekatan ini seperti ini sama sekali dibandingkan di Eropa karena di Asia penyebaran
agama kristen sudah berhadapan dengan agama-
Tinjauan Teologis

tidak menolong nara didik untuk merelasikan diri


secara positif dengan orang yang berkepercayaan agama besar dan dengan kebudayaan yang sudah
lain. Pendekatan yang dikembangkan oleh Dr. Harun sangat tinggi.
Hadiwidjono dalam membahas pokok iman Kristen 4
H. Hadiwijono, Agama Hindu dan Budha (Jakarta:
dalam buku yang berjudul “Iman Kristen” baik untuk BPK Gunung Mulia, 1987), hal. 15-22.
diperhatikan. Ia biasanya membahas topik tersebut
dari sudut pandang agama-agama lain kemudian
5
J.B.Banawiratma, Iman, Pendidikan dan Perubahan
membahasnya dari sudut pandang iman Kristen. Sosial (Yogyakarta: Kanisius, 1991), halaman 47.
Pendekatan seperti itu juga yang ditawarkan oleh Dr. 6
Iman Santoso, “Memasuki Abad XXI Umat Kristiani
Kadarmanto Harjowasito dalam pelaksanaan dlm Pergumulan Jati Diri Serta Pembangunan Bangsa
Pendidikan Agama Kristen dalam konteks masyarakat yang Terus menerus” dlm Peran Serta Gereja dalam
majemuk. Ia memberi contoh pembahasan tentang Pembangunan Nasional (Jakarta: Sinar Harapan,
Tuhan dan hakekat manusia. Membahas tentang topik 1998), hal. 174.
tersebut sebaiknya dibahas dari sudut pandang iman
7
Kristen tetapi juga kita bahas dari sudut pandang Kadarmanto Hardjowasito, “Pendidikan Agama
agama lain. Pendekatan ini akan menolong nara didik Kristen dalam Konteks Masyarakat Indonesia yang
untuk melihat secara tajam kekhasan iman kristen dan Majemuk” dalam R.P. Borrong, dkk (Peny.), Berakar di
sekaligus belajar dari cara pandang iman lain. dalam Dia dan Dibangun di Atas Dia. 80 Tahun Prof. Dr.
Maksudnya ialah membangun nara didik untuk P.D. Latuihamallo (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1998),
memiliki identitas dan komitmen yang jelas tentang hal. 107-123.t
imannya dan sekaligus membangun relasi dengan 8
Paulo Freire seorang tokoh pendidik di Brazilia
orang yang bekepercayaan lain dan berinteraksinya menentang pendidikan yang hanya menghafal sebab
secara positif tanpa saling mengorbankan.7 Karena metode itu menindas nara didik karena tidak sadar
itu, yang penting ialah kita mendidik mereka bukan akan apa yang dihafalnya.
saja untuk mengerti imannya secara sadar (bukan
dihapal)8 tetapi juga mampu melihat aliran atau
agama lain secara obyektif tanpa harus terpengaruh.

Demikian pula dengan budaya-budaya lain dan


budaya tradisional dapat dijadikan sebagai sarana
dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen. Tidak
terlalu bijaksana jika kita terlalu cepat mengklaim
bahwa budaya tradisional adalah kafir. Harus diakui
bahwa begitu banyak unsur budaya lokal/tradisional
yang sangat baik untuk menjadi sarana dalam
pendidikan agama Kristen. Misalnya, kebiasaan
mendongeng yang dilakukan oleh orang-orang tua
pada masa lalu ada baiknya dihidupkan kembali

24
INTIM - Jurnal Teologi Kontekstual Edisi No. 8 - Semester Genap 2005

You might also like