Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
menyajikan materi ajar. Guru dituntut memiliki pendekatan mengajar sesuai dengan
tujuan instruksional. Menguasai dan memahami materi yang akan diajarkan agar
dengan cara demikian pembelajar akan benar-benar memahami apa yang akan
diajarkan. Piaget dan Chomsky berbeda pendapat dalam hal hakikat manusia. Piaget
Pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) menuntut keterlibatan mental siswa
memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secar fisik, mental,
secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor. Pendekatan
Melalui proses kognitif pembelajar akan memiliki penguasaan konsep dan prinsip.
Konsep CBSA yang dalam bahasa Inggris disebut Student Active Learning (SAL)
pembelajar masih rendah dan belum terpogram. Akan tetapi dengan CBSA para
1
pembelajar dapat melatih diri menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepada
mereka. Tidak untuk dikerjakan di rumah tetapi dikerjakan dikelas secara bersama-
sama.
Usaha penerapan dan peningkatan CBSA dalam kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
CBSA yang telah ada. Untuk itu perlu dikaji alasan-alasan kebangkitan kembali dan
usaha peningkatan CBSA dasar dan alasan usaha peningkatan CBSA secara rasional
1. Rasional atau dasar pemikiran dan alasan usaha peningkatan CBSA dapat
ditinjau kembali pada hakikat CBSA dan tujuan pendekatan itu sendiri.
ini mengarah ke segi-segi positif yang harus didukung oleh tindakan secara
2
Bukankah materi pelajaran itu banyak, bervariasi dan ini akan memotivasi
kegiatan belajar mengajar akan mampu menimbulkan nilai yang berharga dan
gairah belajar menjadi makin meningkat. Komunikasi dua arah (seperti halnya
Sifat melit yang disebut juga ingin tahu (curionsity) pembelajar dimotivasi
media secara bervariasi dapat berdampak positif. Cara seperti itu juga akan
itu. Ini dimaksud balikan tidak ditunggu sampai ujian akhir tetapi dapat
dan kekeliruan dapat segera diperbaiki. Jadi, CBSA memberi alasan untuk
3
dilaksanakan penilaian secara efektif, secara terus-menerus melalui tes akhir
pembelajar. Dalam hal ini materi pembelajar harus benar-benar dibuat sesuai
Siswa pada hakekatnya memiliki potensi atau kemampuan yang belum terbentuk
secara jelas, maka kewajiban gurulah untuk merangsang agar mereka mampu
siswa akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta
4
mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Proses belajar-mengajar seperti inilah
terbentuknya pengetahuan
terbentuknya keterampilan
Walaupun demikian, hakekat CBSA tidak saja terletak pada tingkat keterlibatan
intelektual-emosional, tetapi terutama juga terletak pada diri siswa yang memiliki
potensi, tendensi atau kemungkinan kemungkinan yang menyebabkan siswa itu selalu
aktif dan dinamis. Oleh sebab itu guru diharapkan mempunyai kemampuan
Dalam menerapkan konsep CBSA, hakekat CBSA perlu dijabarkan menjadi bagian-
bagian kecil yang dapat kita sebut sebagai prinsip-pninsip CBSA sebagai suatu
5
tingkah laku konkret yang dapat diamati. Dengan demikian dapat kita lihat tingkah
Prinsip CBSA adalah tingkah laku belajar yang mendasarkan pada kegiatan-kegiatan
yang nampak, yang menggambarkan tingkat keterlibatan siswa dalam proses belajar-
maupun tindak lanjut dan suatu proses belajar mengajar. Hal mi terwujud
6
Kreatifitas siswa dalam menyelesaikan kegiatan belajar sehingga dapat
b. Dimensi Guru
mengajar.
dan motivator.
tujuan.
7
c. Dimensi Program
kondisi.
belajar-mengajar.
belajar-mengajar.
8
Yang dimaksud dengan rambu-rambu CBSA adalah perwujudan prinsip-prinsip
CBSA yang dapat diukur dan rentangan yang paling rendah sampai pada rentangan
yang paling tinggi, yang berguna untuk menentukan tingkat CBSA dan suatu proses
suatu proses belajar-mengajar memiliki kadar CBSA yang tinggi atau rendah. Jadi
bukan menentukan ada atau tidak adanya kadar CBSA dalam proses belajar-
mengajar. Bagaimanapun lemahnya seorang guru, namun kadar CBSA itu pasti ada,
walaupun rendah.
tujuan pengajaran serta materi tertentu. Ada materi yang sesuai untuk proses
belajar secara individual, akan tetapi ada pula yang lebih tepat untuk proses
belajar secara kelompok. Ditinjau dari segi waktu, keterampilan, alat atau
9
Pada saat-saat tertentu siswa dapat diberi kebebasan untuk memilih materi
bagi mereka yang mampu, sedangkan bagi mereka yang kurang, akan belajar
dijadikan satu kelompok maka hal ini mudah dilaksanakan. Siswa akan
Pada suatu guru perlu memberi kesempatan kepada siswa untuk berkelompok
kesamaan minat dan berorientasi pada suatu tugas atau permasalahan yang
akan dikerjakan.
10
Strategi belajar-mengajar berdasarkan domein/kawasan/ranah tujuan, dapat
1) Keterampilan intelektual.
2) Strategi kognitif.
3) Informasi verbal.
4) Keterampilan motorik.
CBSA dapat diterapkan dalam setiap proses belajar mengajar. Kadar CBSA dalam
setiap proses belajar mengajar dipengaruhi oleh penggunaan strategi belajar mengajar
11
mengajar, Ausubel mengemukakan dua dimensi, yaitu kebermaknaan bahan serta
proses belajar mengajar dan modus kegiatan belajar mengajar. Ausubel mengecam
ekspositorik, misalnya dalam bentuk ceramah mesti kurang bermakna bagi siwa dan
dimengerti oleh siswa. Yang penting adalah terjadinya asimilasi kognitif pengalaman
12
VI. Penutup
Diharapkan dengan pendekatan belajar cara CBSA ini dapat memotivasi siswa dalam
belajar. Dan juga dapat menentukan apakah suatu proses belajar-mengajar memiliki
kadar CBSA yang tinggi atau rendah. Jadi bukan menentukan ada atau tidak adanya
namun kadar CBSA itu pasti ada, walaupun rendah. Di sinilah guru harus
tujuan pengajaran serta materi tertentu. Ada materi yang sesuai untuk proses belajar
secara individual, akan tetapi ada pula yang lebih tepat untuk proses belajar secara
kelompok. Ditinjau dari segi waktu, keterampilan, alat atau media serta perhatian
guru.
13