You are on page 1of 155

Untuk Sekolah Menengah

Atas Kelas X
Materi Semester 1 dan 2
(PKN)
Pendidikan Kewarganegaraan
Daftar Isi
Semester 1
Bab 1Hakikat bangsa dan negara
A. Makna manusia, bangsa dan negara 1
1. Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial 1
2. Makna Bangsa 1
3. Negara 2
4. Unsur-Unsur Terbentuknya Negara 4
5. Fungsi Dan Tujuan Negara 8

B. Sikap semangat kebangsaan (Nasionalisme dan patriotisme)

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara 10


1. Nasionalisme 10
2. Patriotisme 11

Bab 2 Sistem Hukum Dan Peradilan Nasional


A. Sistem Hukum 13
1. Pengertian Sistem 13
2. Pengertian Hukum 13
3. Tujuan Hukum 13
4. Sumber Hukum 14
5. Penggolongan Hukum 15
6. Sanksi Hukum 15
7. Perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata 15
B. Peradilan Nasional 16
C. Menunjukkan sikap yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku 18
D. Upaya Pemberantasan Korupsi Di Indonesia 18
1. Pengertian Korupsi 18
2. Sebab-Sebab Terjadinya KKN 18
3. Akibat Terjadinya KKN 18
4. Fenomena Korupsi di Indonesia 19
E. Peran Serta Dalam Upaya Pemberantasan Korupsi Di Indonesia 19
1. Upaya Pencegahan (Perventif) 19
2. Upaya Penindakan (Kuratif/Refresif) 19
3. Upaya Edukasi Masyarakat/Mahasiswa 20
4. Upaya Edukasi LSM 20
5. Peran Seta Masyarakat Dalam Pemberantasan Korupsi Di Indonesia 20

Bab 3 Pemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan HAM


A. Pengertian Dan Macam-Macam HAM 22
1. Pengertian HAM 22
2. Macam-Macam HAM 22
3. Sejaran HAM 23
B. Peran Serta Dalam Upaya Pemajuan, Penghormatan, Dan Penegakan HAM di Indonesi
a 24
1. Perkembangan HAM di Indonesia 24
2. HAM dalam UUD 1945 25
3. UU RI No. 39 Tahun 1999 Tentang HAM 26
4. Peran Seta dalam Upaya Penegakan HAM di Indonesia 26
5. Contoh Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia 27
C. Hambatan Dan Tantangan Dalam Upaya Pemajuan, Penghormatan, Dan

Penegakan HAM di Indonesia 27


1. Hambatan Penegakan HAM 27
2. Tantangan Penegakan HAM 28
3. Rencana Aksi Nasional HAM Indonesia 28
D. Instrumen Hukum dan Peradilan Internasional HAM
1. Instrumen Hukum Internasional HAM 29
2. Peradilan Internasional HAM 29
3. Pelanggaran dan Proses Peradilan HAM Internasional 30

Semester 2
Bab 4Hubungan Dasar Negara Dengan Konstitusi
A. Hubungan dasar negara dengan konstitusi
1. Pengertian Dasar Negara 33
2. Pengertian Konstitusi 33
3. Substansi Konstitusi Negara 33
B. Kedudukan Pembukaan UUD 1945 Negara Kesatuan RI Tahun 1945
1. Kedudukan Pembukaan UUD 1945 35
2. Makna yang Terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 36
3. Makna Pembukaan UUD 1945 Bagi Perjuangan Bnagsa Indonesia 36
4. Pokok-Pokok Pikiran dalam Pembukaan UUD 1945 37
5. Hubungan Pembukaan dengan Batang Tubuh UUD 1945 37
6. Tata Urutan Peraturan Perundangan-Undangan yang Berlaku di Indonesia 38
C. Pebandingan Konstitusi pada Negara Republik Indonesia dengan

Negara Liberal dan Negara Komunis


1. Konstitusi Negara Republik Indonesia 38
2. Konstitusi Pada Negara Liberal 39
3. Konstitusi pada Negara Komunis 40
D. Sikap Positif terhadap Konsitusi Negara 41

Bab 5 Persamaan Kududukan Warga Negara


A. Kewarganegaraan Republik Indonesia 43
1. Rakyat dalam Suatu Negara 43
2. Asas Kewarganegaraan 44
3. Penduduk dan Warga Indonesia 44
4. Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia 45
B. Kedudukan Warga Negara dan Pewarganegaraan
1. Kedudukan warga negara 45
2. Hak dan kewajiban dasar warga negara 45
3. Pewarganegaraan di Indonesia 46
4. Kehilangan kewarganegaraan republik Indonesia 47
C. Persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara


1. Makna Persamaan 47
2. Jaminan Persamaan Hidup (Pendekatan Kultural) 47
3. Jaminan Persamaan Hidup dalam Konstitusi Negara 48
D. Menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan Ras, agama, gend
er, golongan, budaya
dan suku 49

Bab 6 Sistem Politik Indonesia


A. Sistem Politik 50
1. Pengertian Sistem Politik 50
2. Ciri-ciri umum sistem politik 50
3. Macam-macam sistem politik 51
4. Demokrasi sebagai sistem politik 51
B. Insfrakstuktur dan Suprastruktur Politik di Indonesia
1. Infrastruktur Politik 51
2. Suprastruktur Politik 55
C. Perbedaan Sistem Politik di Berbagai Negara
1. Pendekatan Sistem Politik Negara 55
2. Perbedaan Sistem Politik 56
3. Model-model sistem politik 59
4. Sistem kepartaian dunia 59
5. Dinamika politik indonesia 60
6. Peran serta dalam sistem politik di indonesia 62
BAB 1
HAKIKAT BANGSA DAN NEGARA

A. MAKNA MANUSIA, BANGSA DAN NEGARA


1. Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial

Kata manusia berasal dari kata manu ( Sansekerta ), atau mens ( Latin ) yang ber
arti berpikir, berakal budi, atau Homo
yang berarti seorang yang dilahirkan dari tanah, humus = tanah. Pengertian etimo
logis tentang manusia , dapat
memberi petunjuk tentang hakikat manusia. Disatu pihak manusia adalah makhluk bu
mi seperti manusia lainnya ; dilain
pihak manusia melampui cakrawala bumi dan mencita-citakan dunia yang luhur. Hal
prinsip yang membedakan manusia
dengan makhluk lainnya adalah bahwa manusia secara kodrati telah dilengkapi deng
an akal, pikiran, perasaan dan
keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di bumi. Manusia adalah makhluk c
iptaan Tuhan Yang Maha Esa dengan
derajat paling tinggi diantara ciptaan yang lain.
Manusia sebagai makhluk individu, terdiri dari unsur jasmani ( raga) dan rohani
( jiwa ) yang merupakan satu
kesatuan. Jiwa dan raga membentuk individu, telah dibekali potensi atau kemampua
n (akal, pikiran, perasaan dan
keyakinan) sehingga sanggup berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya.
Setiap manusia, senantiasa akan
berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi semua kebutuhan dan me
mpertahankan hidupnya (
survival ).
a. Akal dan pikiran manusia, dapat digunakan untuk menaklukkan alam dan makhluk
lain serta sekaligus dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Contoh, manusia dapat menggunaka
n tenaga kerbau, sapi atau
kuda untuk mengangkut barang, manusia dapat melakukan inovasi dalam bidang ilmu
pengetahuan, teknologi
informasi, komunkasi, dsb.
b. Perasaan dan keyakinan manusia, merupakan anugrah Tuhan yang tidak di berikan
kepada makhluk lainnya sehingga
manusia dapat membedakan yang baik dan buruk, yang benar dan salah. Dengan peras
aan dan keyakinan, manusia
mampu berhubungan dengan dimensi moral dan spiritual, yakni Tuhan Yang Maha Esa
sebagai perwujudan nalar (
akal dan pikiran ) manusia dalam menemukan titik/pusat keTuhanan ( God Spot ) sa
ng pencipta.

Manusia sebagai makhluk sosial, sering disebut zoon politicon, yaitu makhluk yan
g pada dasarnya ingin bergaul
dengan sesama manusia lainnya ( Aristoteles, 384-322 M ).
Tingkat kebutuhan hidup manusia menurut Abraham Maslow, antara lain sebagai beri
kut :
1. Kebutuhan hidup fisiologis 3. Kebutuhan kasih sayang 5. Kebutuhan akan aktual
isasi diri
2. Kebutuhan rasa aman 4. Kebutuhan akan penghargan diri
2. Makna Bangsa

Sebagian ahli berpendapat bahwa bangsa itu mirip dengan komunitas etnik, meskipu
n tidak sama. Bangsa adalah
suatu komunitas etnik yang ciri-cirinya adalah : memiliki nama wilayah tertentu,
mitos leluhur bersama, kenangan
bersama, satu atau beberapa budaya yang sama dan solidaritas tertentu
Dalam pengertian sosiologis, bangsa termasuk kelompok paguyuban yang secara kodrat
i ditakdirkan untuk hidup
bersama dan senasib sepenanggungan dalam suatu Negara.
Berikut ini pendapat beberapa ahli kenegaraan ternama dalam mendefinisikan sebua
h bangsa :
a. Hans Kohn

Bangsa adalah hasil tenaga hidup manusia dalam sejarah. Suatu bangsa merupakan g
olongan yang beraneka ragam dan
tidak bisa dirumuskan secara eksak
b. Ernest Renan

Bangsa adalah suatu akal yang terjadi dari dua hal, yaitu rakyat yang harus bers
ama-sama menjalankan satu riwayat, dan
rakyat kemudian harus mempunyai kemampuan atau keinginan hidup untuk menjadi sat
u.
c. Otto Bauer

Bangsa adalah kelompok manusia yang mempunyai kesamaan karakter. Karakteristik t


umbuh karena adanya kesamaan
nasib.
d. F. Ratzel

Bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu. Hasrat itu timbul karena adanya r
asa kesatuan antara menusia dan
tempat tinggalnya (paham geopolitik).
e. Jacobsen dan Lipman

Bangsa adalah kesatuan budaya ( cultural unity ) dan kesatuan politik ( politica
l unity ).
f. Stalin

Bangsa bukanlah suatu ras dan bukan pula karena kesatuan suku bangsa melainkan u
mat yang terbentuk secara historis.
g. Soekarno

Bangsa adalah pengertian politis dan historis.


Unsur-Unsur Terbentuknya Bangsa
a. Frederich Hertz

Dalam bukunya Nationally in History and Politic , ia menyatakan bahwa setiap bangsa
mempunyai unsur aspirasi :
1. Keinginan mencapai kesatuan national, yaitu kesatuan di bidang sosial ekonomi
, politik, agama, kebudayaan,
komunikasi dan solidaritas
2. Keinginan untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan nasional, maksud bebas dar
i dominasi dan campur tangan
bangsa asing terhadap urusan dalam negerinya.
3. Keinginan dan kemandirian, individualitas, keasliaan atau kekhasan, misalnya
menjungjung tinggi bahasa nasional
4. Keinginan untuk menonjol (unggul) di antara bangsa-bangsa dalam mengejar keho
rmatan, pengaruh, dan prestise.
b. Hans Kohn

Kebanyakan bangsa terbentuk karena adanya factor-faktor objektif tertentu yang m


embedakannya dari bangsa lain,
yakni kesamaan keturunan, wilayah, bahasa, adat-istiadat, kesamaan politik, pera
saan dan agama. Dengan demikian,
factor objektif terpenting bagi terbentunya suatu bangsa ialah adanya kehendak a
tau kemauan bersama atau
nasionalisme .
Secara umum, unsur-unsur terbentuknya bangsa : Memiliki persamaan nasib atau sej
arah, Memiliki persaman karakter,
Memiliki ikatan persatuan yang kuat, Memiliki tanah air yang sama, dan Memiliki
persamaan cita-cita dan tujuan.
3. NEGARA
a. Makna Negara

NO
NAMA TOKOH
PENDAPAT YANG DIKEMUKAKAN
1.
George Jellinek
Negara adalah organisasi kekuasaaan dari sekelompok manusia yang mendiami wilaya
h tertentu

2.

G.W.F.Hegel
Negara adalah organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaa
n individual
dan kemerdekaan universal

3.

Mr. Kranenburg

Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena adanya kehendak dari suatu gol
ongan atau
bangsa

4.

Karl Marx
Negara adalah alat kelas yang berkuasa (kaum borjuis/kapitalis) untuk menindas a
tau
mengeksploitasi kelas yang lain (proletariat/butuh)

5.

Prof. Dr. J. H.A.


Logeman
Negara adalah organisasi kemasyarakatan (ikatan kerja) yang mempunyai tujuan unt
uk mengatur
dan memelihara masyarakat tertentu dengan kekuasaannya. Organisasi itu adalah ik
atan-ikatan
fungsi atau lapangan-lapangan kerja tetap

6.

Roger F. Soltau
Negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau mengend
alikan
persoalan bersama atas nama rakyat

7.

Harold J. Laski
Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yan
g
bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung daripada individu atau kelompok
yang
merupakan bagian dari masyarakat
8.
Aristoteles
Negara dalah persekutuan dari keluarga dan desa untuk mencapai kehidupan yang se
baik-
baiknya.

b. Sifat Hakikat Negara


1. Memaksa, dalam arti mempunyai kekuatan fisik secara legal.
2. Monopoli, menetapkan tujuan bersama masyarakat.
3. Mencakup semua (All embracing), peraturan perundang-undangan berlaku untuk se
mua orang tanpa kecuali.
c. Terjadinya Negara

1). Pertumbuhan Primer dan Skunder


a). Pertumbuhan Primer

Suku / Persekutuan Masyarakat


(genootschaft)

Negara Demokrasi
Negara Nasional

Kerajaan (Rijk)
*
Fase Genootschaft(Persekutuan Masyarakat)

Kehidupan manusia diawali dari sebuah keluarga, kemudian suku dengan dipimpin ke
pala suku (primus interpares)
*
Fase Kerajaan (Rijk)

Primus interpares (orang pertama diantara yang sederajat), kemudian menjadi seor
ang raja dengan cakupan wilayah lebih
luas.
*
Fase Negara nasional

Pada awalnya dipimpin oleh raja yang absolut dan tersentraslisasi. Hanya ada sat
u identitas kebangsaan.
*
Fase Negara demokrasi

Rakyat semakin sadar dan tidak ingin diperintah oleh raja yang absolut. Ada kein
ginan rakyat untuk mengendalikan dan
memilih pemimpinnya sendiri yang dianggap dapat mewujudkan aspirasi mereka. Fase
ini lebih dikenal kedaulatan
rakyat .
b). Pertumbuhan Sekunder
Selalu dihubungkan dengan Negara yang telah ada sebelumnya. Berdasarkan pandanga
n ini maka suatu Negara
dianggap sah sebagai Negara jika telah diakui oleh Negara lain.
2). Pendekatan Faktual
(a). Occopatie (Pendudukan)
Contoh : Liberia yang didiami oleh budak-budak Negro kemudian menjadi Negara mer
deka pada tahun 1847.
(b). Fusi (Peleburan)
Contoh : Terbentuknya Federasi Kerajaan Jerman pada tahun 1871.
(c). Cessie (Penyerahan)
Contoh ; Wilayah Sleewijk diserahkan oleh Austria kepada Prussia (Jerman) karena
adanya perjanjian bahwa Negara
yang kalah perang harus memberikan Negara yang dikuasainya kepada negara yang me
nang. Austria adalah salah satu
Negara yang kalah pada Perang Dunia I.
(d). Accesie (Penaikan)
Contoh : Negara Mesir yang terbentuk dari delta sungai Nil.
(e). Anexatie (Pencapolokan / Penguasaan)
Contoh : Ketika dibentuk pada tahun 1948, Negara Israel banyak mencaplok daerah
Palestina, Suriah, Yordania, Mesir.
(f). Proclamation (Proklamasi)
Contoh : NKRI yang merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 dari penjajahan Belanda
dan Jepang.
(g). Innovation (Pembentukan Negara Baru)
Contoh : Negara Kolumbia yang pecah dan lenyap. Kemudian di wilayah Negara terse
but muncul Negara baru, yaitu
Venezuela dan Kolumbia Baru.
(h). Separatisme (Pemisahan)
Contoh : Pada tahun 1939 Belgia memisahkan diri dari Belanda dan menyatakan keme
rdekaan.
3). Pendekatan Teoritis
No
Teori
Tokoh
Ajaran yang Dikemukakan
1.
Ke-Tuhanan
. Agustinus
. F.J.Stahl
. Haller
. Kranenburg
. Jean Bodin

a. Negara ada karena kehendak Tuhan, hal ini didasarkan pada kepercayaan
bahwa segala sesuatu terjadi karena kehendak Tuhan
b. Terbagi dalam :
*
Teori KeTuhanan Langsung

Bahwa suatu Negara pada awalnya ada karena sudah kehendak Tuhan
yang langsung sehingga raja dianggap sebagai penjelmanTuhan, utusan
Tuhan, Dewa bahkan Tuhan itu sendiri. Contoh : Kaisar Tenno Heika
Jepang dianggap sebagai keturunan Dewa Matahari dan Raja Fir aun di
Mesir Kumo mengaku dirinya sebagai Tuhan.
*
Teori KeTuhanan Tidak Langsung

Bahwa Negara memang ada karena jehendak Tuhan, namun tidak


secara langsung melainkan melalui penciptaan manusia terlebih
dahulu, yang kemudian menjadi raja. Raja memerintah atas nama
Tuhan. Pada Negara modern, dapat diketahui melalui Konstitusinya
dengan mencantumkan kalimat by the grace of God (Atas berkat
rahmat Tuhan Yang Maha ESa)
2.
Per-janji-an
Ma-syara-
kat
. Thomas Hobbes
. John Locke
. J.J. Rousseau
. Montesquieu

a. Negara terjadi karena adanya kontrak sosial (perjanjian masyarakat).


Masyarakat mengadakkan perjanjian untuk membentuk Negara dan
menyerahkan sebagian kedaulatannya kepada Negara untuk
menyelenggarakan kepentingan masyarakat
b. John Locke, bahwa pada tahap I perjanjian antarindividu diadakan untuk
membentuk Negara (pactum unionis). pAda tahap II, perjanjian diadakan
dengan penguasa (pactum subjectionis). Negara yang dikehendaki
monarki konstitusinal
c. Thomas Hobbes, menghendaki monarki absolute
d. J.J. Rousseau, (disebut Bapak Kedaulatan Rakyat) menghendaki bahwa raja
hanyalah mandataris rakyat dan karena itu dapat diganti.

3.
Ke-kua-saan
. Horald J. Laski
. Leon Duguit
. Karl Marx
. Oppenheimer
. Kallikles

a. Negara terbentuk atas dasar kekuasaan, dan kekuasan adalah ciptaan


mereka yang paling kuat dan berkuasa
b. L. Duguit, seseorang karena kelebihannya atau keistimewaannya baik
karena fisik, kecerdasan, ekonomi maupun agama dapat memaksakan
kehendaknya kepada orang lain
c. Karl Marx, Negara dibentuk untuk mengabdi dan melindungi kepentingan
kelas yang berkuasa, yaitu kaum kapitalis.

4.
Kedau-latan
. Vonthering
. Paul Laband
. G. Jellinek

a. Kedaulatan Negara : Kekuasan tertinggi ada pada Negara, bukan pada


kelompok orang yang menguasai kehidupan Negara, dan engaralah yang
menciptakan hukum untuk mengatur kepentingan rakyat
. Krabbe

b. Kedaulatan Hukum : Hukum memegang peranan dalam Negara, hukum


lebih tinggi dari Negara yang berdaulat

5.
Hukum Alam
. Plato
. Aristoteles
. Agustinus
. Thomas Aquinas

a. Hukum alam bukan buatan Negara, melainkan kekuasan alam yang berlaku
setiap waktu dan tempat, serta bersifat universal dan tidak berubah
b. Aristoteles, manusia dalah zoon politicon. Dari hakikat manusia seperti ini,
terbentuklah berturut-turut Keluarga Masyarakat Negara
c. Agustinus, Negara terjadi karena adanya keharusan untuk menebus dosa
orang-orang yang ada di dalamnya. Negara yang baik mewujudkan cita-
cita agama, yakni keadilan
d. Plato, terjadinya Negara secara evolusi
e. Thomas Aquinas, Negara merupakan lembaga alamiah yang diperlukan
manusia untuk menyelenggarakan kepentingan umum

4. UNSUR-UNSUR TERBENTUKNYA NEGARA

Menurut Oppenheimer dan Lauterpacht, suatu Negara harus memenuhi syarat-syarat :

a. Rakyat yang bersatu


b. Daerah atau wilayah
c. Pemerintahan yang berdaulat
d. Pengakuan dari negara lain

Menurut Konvensi Montevideo tahun 1933, yang merupakan Konvensi Hukum Internasio
nal, Negara harus
mempunyai empat unsur konsititutif, yaitu :
a. Harus ada penghuni (rakyat, penduduk, warga Negara) atau bangsa (staatvolk)
b. Harus ada wilayah atau lingkungan kekuasaan
c. Harus ada kekuasaan tertinggi (penguasa yang berdaulat) atau pemerintahan yan
g berdaulat; dan
d. Kesanggupan berhubungan dengan Negara-negara lain.
a. Rakyat

Berdasarkan hubungannya dengan daerah tertentu, dibedakan atas dua jenis yaitu :
1. Penduduk

Mereka yang bertempat tinggal atau berdomisili di dalam suatu wilayah Negara (me
netap) untuk jangka waktu yang
lama.
2. Bukan Penduduk

Mereka yang bearada di dalam suatu wilayah Negara hanya untuk sementara waktu (t
idak menetap).
Berdasarkan hubungannya dengan pemerintah, rakyat dapat dibedakan menjadi :
1. Warga Negara

Mereka yang berdasarkan hukum tertentu merupakan anggota dari suatu Negara, deng
an status kewarganegaraan
warga Negara asli atau warga Negara keturunan asing.
2. Bukan Warga Negara

Mereka yang berada di suatu Negara tetapi secara hukum tidak menjadi anggota Neg
ara yang bersangkutan, namun
tunduk pada Pemerintah dimana mereka berada.
b. Wilayah

Merupakan landasan material atau landasan fisik Negara. Secara umum dapat dibeda
kan menjadi :
1. Wilayah Daratan

Batas wilayah suatu negaradengan Negara lain di darat , dapat berupa : Batas ala
miah, batas buatan, batas secara
geografis.
2. Wilayah Lautan

Negara yang tidak memiliki lautan disebut land locked. Sedangkan Negara yang mem
iliki wilayah lautan dengan
pulau-pulau di dalamnya disebut archipelagic state.
Dewasa ini, yang dijadikan dasar hukum masalah wilayah kelautan suatu Negara ada
lah Hasil Konferensi Hukum
laut nternasional III tahun 1982 di Montigo Bay (Jamaika) yang diselenggarakan o
leh PBB, yaitu UNCLOS (United
Nations Conference on The Law of the Sea).
Batas Lautan :
1). Laut Teritorial (LT)
2). Zona Bersebelahan (ZB)
3). Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE)
4). Landas Kontinen (LK)
Pemerintah RI pada tanggal 17 Februari 1969, telah mengeluarkan Deklarasi tentan
g Landas Kontinen dengan
kebiasaan praktik Negara dan dibenarkan pula oleh Hukum Internasional bahwa suat
u Negara pantai mempunyai
penguasaan dan yurisdiksi yang ekslusif atau kekayaan mineral dan kekayaan lainn
ya dalam dasar laut dan tanah
di dalamnya di landas kontinen. Contoh hasil perjanjian landasa kontinen :
(a). Perjanjian RI Malaysia tetang Penetapan garis Batas Landas Kontinen Kedua N
egara (di Selat Malaka dan
Laut Cina Selatan) ditandatangani 27 Oktober 1969 dan mulai berlaku 7 November 1
969.
(b). Perjanjian RI Thailand tentang Landas Kontinen Selat Malaka Bagian Utara da
n Laut Andaman,
ditandatangani
17 Desember 1971 dan mulai berlaku 7 April 1972.
(c). Persetujuan RI Australia tentang Penetapan Atas Batas-Batas Dasar Laut Tert
entu di daerah Laut Timor dan
laut Arafuru sebagai tambahan pada persetujuan tanggal 18 Mei 1971, dan berlaku
mulai 9 Oktober 1972.
5). Landas Benua (LB)
3. Wilayah Udara

Pasal 1 Konvensi Paris 1919 : Negara-negara merdeka dan berdaulat berhak mengada
kan eksplorasi dan eksploitasi
dii wilayah udaranya, misalnya untuk kepentingan radio, satelit, dan penerbangan
.
Konvensi Chicago 1944 (Pasal 1) :
Setiap Negara mempunyai kedaulatan yang utuh dan ekslusif di ruang udara di atas
wilayahnya
UU RI No. 20 tahun 1982, batas wilayah kedaulatan dirgantara yang termasuk orbit
geo- stationer adalah setinggi
35.671km.
4. Wilayah Ekstrateritorial

Wilayah suatu Negara yang berada di luar wilayah Negara itu. Menurut Hukum Inter
nasional, yang mengacu pada
hasil Reglemen dalam Kongres Wina (1815) dan Kongres Aachen (1818), perwakilan di
plomatik suatu Negara di
Negara lain merupakan daerah ekstrateritorial .
Daerah Ekstrateritorial, mencakup :
(1) Daerah perwakilan diplomatik suatu Negara dan (2) Kapal yang berlayar di baw
ah bendera suatu Negara
c. Pemerintah yang berdaulat

Kata kedaulatan atau daulat berasal dari kata daulah (Arab), souvereignty (Inggris
), Souvereiniteit (Perancis), supremus
(Latin), yang berarti kekuasaan tertinggi . Kekuasaan yang dimiliki pemerintah memp
unyai kekuatan yang berlaku
kedalam (interne-souvereiniteit) dan keluar (extrene-souvereiniteit).
Menurut Jean Bodin (1500-1596) kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk menen
tukan hukum dalam suatu
Negara. Kedaulatan mempunyai sifat-sifat pokok sebagai berikut :
1. Asli : Kekuasaan itu tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi.
2. Permanen : kekuasaan itu tetap ada selama Negara itu berdiri sekalipun pemega
ng kedaulatan berganti-berganti
3. Tunggal (Bulat) : Kekuasaan itu merupakan satu-kesatuan tertinggi dalam Negar
a yang tidak diserahkan atau dibagi-
bagikan kepada badan lain.
4. Tidak terbatas (absolute) : kekuasaan itu tidak dibatasi oleh kekuasaan lain.
Bila ada kekuasaan lain yang
membatasinya, maka kekuasaan tertinggi yang dimilikinya akan lenyap.

TEORI KEDAULATAN
NO
TEORI, TOKOH, PERKEMBANGAN DAN LATAR
BELAKANG
POKOK-POKOK AJARAN
KETERANGAN
1.
Teori Kedaulatan Tuhan *
Agustinus, Thomas Aquinas, Marsilius,
F.J.Stahl *
Berkembang pada abad V XV *
Dilatarbelakangi oleh perkembangan agama
Kristen dan maraknya Pantheisme, yaitu
(paham yang menyatakan bahwa Tuhan
bukan seorang *

(1) Teori ini beranggapan bahwa raja atau


penguasa memperoleh kekuasaan
tertinggi dari Tuhan
(2) Kehendak Tuhan menjelma ke dalam diri
raja atau penguasa (Paus). Oleh Sebab itu,
mereka dianggap sebagai utusan Tuhan/dewa

(1). Ethipia, masa Raja Haile


Selassi (Ia merasa diri
dipilh oleh Tuhan)
(2). Belanda dengan raja-raja
yang menganggap diri
sebagai wakil Tuhan,

NO
TEORI, TOKOH, PERKEMBANGAN DAN
LATAR BELAKANG
POKOK-POKOK AJARAN
KETERANGAN

pribadi, melainkan bahwa semua


hukum, kekuatan, manifestasi yang
ada di dunia ini adalah Tuhan
(menyatarakan alam dengan Tuhan)
(3) Segala peraturan yang dijalankan oleh
penguasa bersumber dari Tuhan. Oleh
sebab itu, rakyat harus patuh dan
tunduk kepada perintah penguasa.

By the grace of God (Atas Rahmat


Tuhan)
(3). Jepang pada masa Kaisar Tenno
Heika yang dianggap sebagai
titisan Dewa Matahari
2.
Teori Kedaulatan Raja *
N.Machiavelli, Jean Bodin, Thomas
Hobbes, Hegel *
Berkembang sekitar abad XV *
Dilatarbelakangi oleh perkembangan
kekuasaan yang sudah bergeser dari
Gereja (Paus) ke Raja *

(1) Kedaulatan Negara terletak di tangan


raja sebagai penjelmaan kehendak
Tuhan
(2) Raja juga merupakan bayangan dari
Tuhan (Jean Bodin)
(3) Agar Negara kuat, raja harus berkuasa
mutlak dan tidak terbatas

(N. Machiavelli)
(4) Raja berada di atas undang-undang.
Rakyat harus rela menyerahkan hak-
hak asasi dan kekuasaannya secara
mutlak kepada raja (Thomas Hobbes)

(1). Perancis pada masa Loius XIV


(1643-1715) dengan ucapannya L
Etat Cest moi yang berarti, Negara
adalah saya
3.
Teori Kedaulatan Negara *
George Jellinek, Paul Laband *
Berkembang antara abad XV-XIX *
Diilhami oleh gerakan Renaissance dan
ajaran Niccolo Machiavelli tentang
Negara sebagai pusat kekuasaan *

(1) Kekuasaan pemerintah bersumber dari


kedaulatan Negara (staats souve-
reiniteit).
(2) Negara dianggap sebagai sumber
kedaulatan yang memiliki kekuasaan
tidak terbatas
(3) Karena Negara itu abstrak,
kekuasaannya diserahkan kepada raja
atas nama negara
(4) Negaralah yang menciptakan hukum.
Oleh sebab itu, Negara tidak wajib
kepada hukum.

(1) Tsar di rusia yang totaliter, dan


digulingkan pada tahun 1917
melalui Revolusi Bolshevik
9Oktober) dengan pahan Komunis.
(2) Jerman semasa Hitler, dan Italia
masa B. Mussolini merasa sebagai
pusat kekuatan Negara dan
memerintah secara totaliter
sentralistik.

4.
Teori Kedaulatan Hukum (Nomokrasi) *
Krabbe, Immanuel Kant, Kranenburg *
Berkembang setelah Revolusi Perancis *
Diilhami oleh semboyan Revolusi *

(1). Bahwa kekuasaan hukum (rechts-


souvereinteit) merupakan kekuasaan
tertinggi di dalam Negara
(2). Kekuasaan Negara bersumber pada
(1). Negara Eropa dan Amerika pada
umumnya menganut teori hukum
murni
(2). Indonesia menganut teori Negara
Peramcis : Liberti, Egalite dan
Fraternite

hukum, sedangkan hukum bersumber


dari rasa keadilan dan kesadaran hukum
(3). Pemerintah (Negara) hanya berperan
sebagai penjaga malam yang melindungi
hak asasi manusia dan tidak boleh
mencampuri urusan sosial-ekonomi
masyarakat (negara hukum murni,
Immanuel Kant)
(4). Negara seharusnya menjadi Negara
hukum. Artinya setiap tindakan Negara
harus didasarkan hukum (H. Krabbe)
(5). Selain sebagai penjaga malam. Negara
berfungsi dan berkewajiban
mewujudkan kesejahteraan rakyat
(welfare state- Kranenburg)
hukum modern
5.
Teori Kedaulatan Rakyat *
Solon, John Locke, Montesquoeu, J.J.
Rousseau *
Berkembang mulai abad XVII XIX
hingga sekarang *
Banyak dipengaruhi oleh teori
kedaulatan hukum yang menempatkan
rakyat tidak hanya sebagai objek,
tetapi juga sebagai subjek dalam
Negara (demokrasi). *

(1).Rakyat merupakan kesatuan yang


dibentuk oleh individu-individu melalui
perjanjian masyarakat (sosial contract)
(2). Rakyat sebagai pemegang kekuasaan
tertinggi memberikan sebagian haknya
kepada penguasa untuk kepentingan
bersama
(3). Penguasa dipilih dan ditentukan atas
dasar kehendak rakyat/umum (volonte
generale) melalui perwakilan yang
duduk di dalam pemerintahan
(4). Pemerintah yang berkuasa harus
mengembalikan hak-hak sipil kepada
warganya (civil rights)
(1). Diterapkan hampir semua Negara,
namun pelaksanaannya sangat
tergantung pada rezim yang
berkuasa, ideology, dan
kebudayaan masing-masing
Negara.
d. Pengakuan dari Negara lain

1). Pengakuan secara de facto


Diberikan kalau suatu Negara baru sudah memenuhi unsur konstitutif dan juga tela
h menunjukkan diri sebagai
pemerintahan yang stabil. Pengakuan de facto adalah pengakuan tentang kenyataan
(fakta) adanya suatu Negara.
*
Pengakuan de facto bersifat sementara

Pengakuan yang diberikan oleh suatu Negara tanpa melihat bertahan tidaknya Negar
a tersebut di masa
depan.Kalau Negara baru tersebut kemudian jatuh atau hancur, Negara itu akan men
arik kembali pengakuannya.
*
Pengakuan de facto bersifat tetap

Pengakuan dari Negara lain terhadap suatu Negara hanya bisa menimbulkan hubungan
di bidang ekonomi dan
perdagangan (konsul). Sedangkan dalam hubungan untuk tingkat Duta belum dapat di
laksanakan.
2). Pengakuan secara de jure
Pengakuan de jure bersifat tetap *

Pengakuan dari Negara lain berlaku untuk selama-lamanya setelah melihat adanya j
aminan bahwa pemerintahan
Negara baru tersebut akan stabil dalam jangka waktu yang cukup lama.
Pengakuan de jure secara penuh *

Terjadinya hubungan antara Negara yang mengakui dan diakui meliputi hubungan dag
ang, ekonomi, dan
diplomatic. Negara yang mengakui berhak menempatkan Konsuler atau Kedutaan.
BENTUK-BENTUK KENEGARAAN
a. Negara Kesatuan ; Negara merdeka dan berdaulat yang pemerintahannya diatur ol
eh pemerintah pusat.
b. Negara Serikat ; Negara yang terdiri atas gabungan beberapa Negara bagian
c. Koloni ; suatu Negara yang menjadi jajahan dari Negara lain
d. Perwalian (Trustee) ; Wilayah jajahan dari Negara-negara yang kalah dalam Per
ang Dunia II dan berada di bawah naungan Dewan
Perwalian PBB
e. Mandat; suatu Negara yang berasal dari daerah jajahan dari Negara-negara yang
kalah dalam Perang Dunia I dan di
bawah perlindungan dari Dewan Mandat Liga Bangsa-Bangsa.
f. Protektorat; Negara yang berada di bawah lindungan Negara lain yang lebih kua
t
g. Dominion; suatu Negara bekas jajahan Inggris yang mengakui Raja Inggris sebag
ai rajanya sebagai lambang persatuan
negara
h. Uni; gabungan dua atau lebih Negara merdeka dan berdaulat dengan satu kepala
Negara yang sama.
5. FUNGSI DAN TUJUAN NEGARA
A. Fungsi Negara

Menurut para ahli kenegaraan, fungsi-fungsi Negara mencakup hal-hal berikut :


Sebagai stabilisator yaitu sebagai menjaga ketertiban (law and order) *
Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat *
Mengusahakan pertahanan untuk menangkal kemungkinan serangan dari luar *
Menegakkan keadilan yang dilaksanakan melalui badan-badan peradilan *

(a). Fungsi Negara menurut para ahli :


. Para ahli hukum kenegaraan memiliki pandangan yang khas tentang fungsi negara,
sebagai berikut :

Montesquieu, menyatakan bahwa fungsi Negara mencakup tiga tugas pokok (teori Tr
ias Politika) : *
1. Fungsi legislative; membuat Undang-Undang
2. Fungsi eksekutif; melaksanakan Undang-Undang
3. Fungsi Yudikatif; mengawasi agar semua peraturan ditaati (fungsi mengadili)
Goodnow, membagi fungsi menjadi dua tugas pokok : *
1. Policy making ; membuat kebijakan Negara pada waktu tertentu untuk seluruh ma
syarakat
2. Policy Executing ; melaksanakan kebijakan yang sudah ditentukan
Muhammad Kusnardi, S.H., membagi tugas Negara menjadi dua bagian : *
1. Menjamin ketertiban (law and order)
2. Mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat

(b) Fungsi atau rugas negara secara umum :


1. Tugas esensial (Tugas asli) ; mempertahanakan Negara sebagai organisasi polit
ik yang berdaulat. Tugas ini
meliputi tugas internal (memelihara perdamaian, ketertiban dan ketentraman serta
melindungi hak milik
setiap orang) dan tugas eksternal (mempertahankan kemerdekaan Negara).
2. Tugas fakultatif ; meningkatkan kesejahteraan umum, baik moral, intelektual,
sosial maupun ekonomi.
B. Tujuan Negara

Pada umumnya, tujuan Negara untuk menciptakan kesejahteraan, ketertiban dan kete
ntraman semua rakyat yang
menjadi bagiannya. Di bawah ini ada beberapa teori tentang tujuan Negara :

No
Nama Teori, Tokoh, dan
Latar Belakangnya
Pokok Pokok Pendapat yang Dikemukakan
Penguasa yang
Menerapkan
1.
Kekuasaan Negara (Lord
Shang Yang, seorang
Negarawan Tiongkok/Cina
Kuno)
Dilatarbelakangi oleh
keadaan negeri Cina saat itu
yang banyak mengalami
pemberontakan dan perang
saudara.
Rakyat dan Negara harus berbanding terbalik, bila negara ingin kuat
maka rakyat harus lemah dan sebaliknya *
Negara harus berusaha mengumpulkan kekuasaan / kekuatan yang
sebesar-besarnya. Negara menyiapkan militer yang kuat, disiplin dan
loyal untuk mengahadapi bahaya-bahaya dari luar *
Keselamatan dan kemakmuran tidak diperlukan, yang penting Negara
aman sentosa *
Rakyat harus dijauhkan dari kebudayaan adat, musik, nyanyian,
hikayat, kebaikan, kesusilaan, hormat pada orang tua, kekerabatan,
kejujuran, dan sofisme (the ten evis). Alasannya, semua itu dapat
melemahkan jiwa seseorang (rakyat/prajurit) *

a. Atilla
b. Jenghis Khan
c. Timur Lenk
d. Kubhilai Khan

2.
Kekuasaan Negara (N.
Machiavelli, 1469-1527,
seorang pemikir dan politikus
dari Italia)
Dilaterbelakangi oleh
keadaan negaranya saat itu
yang banyak mengalami
pergolakkan dan perpecahan.
Menitikberatkan pada sifat pribadi raja, yaitu agar dapat cerdik seperti
kancil dan menakut-nakuti rakyatnya seperti singa *
Pemerintah / penguasa boleh berbuat apa saja, asal untuk kepentingan
Negara dalam mencapai kekuasaan Negara yang sebesar-besarnya. *
Siapapun yang melawan pemerintah/raja harus ditindak tanpa
kompromi *
Pemerintah menghalalkan segala cara, meskipun harus melanggar
sendi-sendi kesusilaan dan kebenaran *
Seorang penguasa yang cermat bertahan pada keyakinan/kepercayaan
yang berlawanan dengan kepentingannya *

a. Fredderick Agung
b. Louis XIV
c. Adolf Hitler
d. B. Mussolini

3.
Perdamaian Dunia (Dante
Alighieri 1265-1321, Seorang
pemikir besar dari Prussia
Jerman)
Dilatarbelakangi oleh adanya
Keamanan dan ketentraman manusia dalam negara dapat di capai
apabila ada perdamaian dunia, yang tidak terletak pada masing-masing
penguasa atau raja. *
Dalam mencapai perdamaian dunia, perlu dibentuk satu negara
dibawah satu imperium (raja atau kaisar). *

Memberikan
inspiransi bagi
terbentuknya (liga
bangsa-bangsa atau
LBB)dan selanjutnya
pertentangan antara kaisar
dengan Paus mengenai siapa
yang paling berhak dalam
kekuasaan negara
Pembentukan imperium bertujuan untuk kepentingan kemanusiaan. *
Pembentukan masing-masing Negara merdeka hanya akan
menimbulkan peperangan. *

diganti menjadi
perserikatanBangsa-
Bangsa (PBB)

No
Nama Teori, Tokoh, dan
Latar Belakangnya
Pokok Pokok Pendapat yang Dikemukakan
Penguasa yang Menerapkan
4.
Jaminan atas hak dan
kewajiban
(Immanuel kant 1724
1804, seorang ahli hukum
dari Jerman) di latar
belakangi oleh keadaan
negara Eropa dalam suasana
pencerahan ( enlightenment)
yang mengagung-agungkan
otonomi dan kebebasan
individu.
Negara harus membentuk dan mempertahankan
hukum supaya hak dan kemerdekaan warga Negara
terpelihara. *
Adanya hukum yang dirumuskan dalam perundang-
undangan,dan hukum itu merupakan penjelmaan
kehendak umum (volunte generale) *
Perlunya pemisahan kekuasaan antara eksekutif dan
legislatif. *
Peranan Negara : menjaga ketertiban hukum dan
melindungi hak serta kebebasan warganya. *
Negara tidak boleh turut campur dalam urusan pribadi
dan ekonomi warganya. Banyak diterapkan di Negara-
negara Eropa dan Amerika *
Banyak di terapkan di Negara-
Negara Eropa dan Amerika pada
umumnya setelah abad XVIII
Diterapkan dihampir semua Negara
modern yang menjunjung tinggi
demokrasi dan menjamin
keseimbangan antara kepentingan
individu dan masyarakat.
5.
Negara kesejahteraan atau
welfare State
(R.Kranenburg,seorang ahli
hukum Jerman) . Latar
belakangnya hampir sama
dengan teori jaminan atas
hak dan kebebasan).
Negara bukan sekedar memelihara ketertiban hukum
belaka, tetapi secara aktif mengupayakan
kesejahteraan warga negaranya. *
Negara harus benar-benar bertindak adil terhadap
seluruh warga negaranya. *
Negara hukum bukan hanya untuk penguasa atau
golongan tertentu saja, tetapi untuk kesejahteraan
rakyat di dalam Negara. *

Teori tentang tujuan negara menjelma menjadi paham-paham atau ideology :


a. Teori fasisme

Fasisme berasal dari kata fascio (kelompok politik). Dari kata tersebut timbul i
stilah Fascio de Cambattimento
(barisan tempur) yang dipraktekkan di Italia oleh Mussolini (1883-1945) yang mem
erintah dari 1922-1943. Secara
umum, Fasisme adalah system kediktatoran yang menempatkan Negara di tangan satu
orang dan melarang setiap
oposisi atau perlawanan. Negara fasis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Adanya kediktatoran satu partai yang kaku. 5. Moralitas sering diabaikan demi
mencapai tujuan Negara
fasis
2. Penindasan terhadap oposisi 6. Pengaturan ekonomi sangat sentarlistis
3. Menganut paham nasionalisme yang sempit 7. Tujuan negara fais adalah Imperium
Dunia
4. Seluruh aspek kehidupan warga Negara diatur, dikontrol, dan sikendalikan seca
ra ketat oleh pemerintah fasis yang
sentralistis
b. Teori individualisme

Muncul sebagai antiklimaks kekuasaan Monarki absolut (abad XVII dan XVIII). Pel
opor paham individualisme
(liberalisme) dalam politik, antara lain ialah John Locke,Voltaire, Montesquieu,
J.J. Rousseau dan Immanuel Kant. Para
tokoh ini selalu menyuarakan liberte, egalite fraternite. Mereka juga mengembang
kan penikiran rasionalisme dan
humanisme sebagai buah dari Revolusi Perancis dan Revolusi Indrusti . Individualisme
dalam arti luas dapat
dikatakan sebagai perjuangan menuju kebebasan. Dalam bidang ekonomi paham ini di
pelopori oleh Adam Smith
(Bapak Kapitalisme).
Secara politik, individualisme adalah paham yang mengajarkan bahwa Negara ada un
tuk individu bukan individu untuk
Negara. Menurut paham liberalisme Negara hanya berfungsi sebagai penjaga malam (
nachwakerstaat), yaitu
sekedar menjaga keamanan dan ketertiban serta menjamin kebebsan individu yang se
luas-luasnya dalam
meperjuangkan kehidupannya.
c. Teori sosialisme

Sosialisme berkembang secara luas di daratan Eropa ( terutama Eropa Timur), men
yusul maraknya Revolusi Industri
sekaligus penghisapan ekonomi oleh kaum kapitalis / borjuis terhadap kaum buruh
/ proletariat. Karl Marx (Ekonom
dan Filsuf dari Prussia Jerman), terispirasi untuk mengembangkan dan memberi tan
da revolusioner pada sosialisme.
Hasil dari revolusi itu adalah terciptanya sosialisme, dimana hak milik pribadi
dan Negara dihapus, sarana-sarana
produksi dan distribusi dimiliki secara bersama-sama dan Negara tanpa kelas terc
ipta. Ia menyebut sosislaisme adalah
tahap transisi menuju komunisme.
Selama hidupnya, Marx tidak pernah menggeraklkan revolusi. Tetapi pengikutnya y
aitu Lenin dan Stalin, yang
berhasil pada bulan Oktober sehingga disebut Revolusi Oktober/Revolusi Bolshevik
-Lenin(yang kemudian dilanjutkan
oleh pengikutnya Stalin). Teman seperjuangan Karl Marx adalah Friedrich Engels.
d. Teori Integralistik

Paham ini melihat Negara dan warga Negara sebagai suatu keluarga besar. Menurut
paham ini, Negara merupakan
susuna masyarakat yang integral, yang anggota-anggotanya saling terkait sehingga
membentuk satu kesatuan yang
organis. Pelopornya adalah Benedictus De Spinozoa, Adam Muller dan Hegel.
Di Indonesia, paham ini pertama kali dikemukakan oleh Prof. Mr. Soepomo. Pada pe
rmulaan sidang BPUPKI (badan
penyelidik
usaha persiapan kemerdekaan Indonesia) pada tahun 1945. Menurut Soepomo,

B. SIKAP SEMANGAT KEBANGSAAN (NASIONALISME DAN PATRIOTISME)


DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA, DAN BERNEGARA

Setiap warga Negara dari suatu Negara, sudah barang tentu memiliki keterikatan e
mosional dengan Negara yang
bersangkutan sebagau perwujudan rasa bangga dan memiliki bangsa dan negaranya. P
erasaan bangga dan memiliki
terhadap bangsanya, akan mampu melahirkan sikap rela berkorban untuk memperoleh
dan mempertahankan
kemerdekaan serta kedaulatan Negara. Hal ini merupakan bentuk keterikatan kepada
tanah air, adat-istiadat leluhur,
serta penguasa setempat yang menghiasi rakyat/warga setempat sejak lama atau dis
ebut dengan semangat
kebangsaan
Semangat kebangsaan bagi setiap warga Negara, harus dapat di jadikan motivasi sp
iritual dan horizontal dalam
mencapai kemajuan dan kejayaan bangsa, menjaga keutuhan serta persaudaraan antar
sesama. Dengan mengerti dan
memahami pentingnya semangat kebangsaan bagi setiap warga Negara, kita diharapka
n mampu melahirkan jiwa
nasionalisme (cinta tanah air) dan patriotisme (rela berkorban).
1. Nasionalisme

Kata nasionalisme secara etimologis berasal dari kata nasional dan isme yaitu paham k
bangsaan yang
mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air, memiliki rasa kebanggaa
n sebagai bangsa,
memelihara kehormatan bangsa. Menurut Ensiklopedi Indonesia, nasionalisme di art
ikan sebagai sikap politik dan
sosial dari kelompok-kelompok suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, b
ahasa dan wilayah serta
kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian, merasakan adanya kesetiaan menda
lam terhadap kelompok
bangsa itu. Nasionalisme juga dapat diartikan sebagai suatu ikatan antar manusia
yang didasarkan atas ikatan
kekeluargaan, klan, dan kekuasaan.
a. Nasionalisme dalam arti sempit

Diartikan sebagai perasaan kebangsaan atau cinta terhadap bangsanya ynag tinggi
atau berlebh-lebihan,
sehingga memandang bangsa lain lebih rendah (Chauvinisme). Misalnya di Italia (m
asa Benito Mussolini),
Jepang (masa Tenno Haika) dan Jerman (masa Hitler, yang mencanangkan Program Par
tai naziyang
berdasarkan nasionalisme sempit, rasisme (terutama antiYahudi), autoriterisme da
n militerisme. Gerakan
ini bertujuan untuk merebut ruang hidup lebensraum bagi ras leluhur herrenrasse , ser
ta pemulihan
harga diri dengan pemerintahan militer yang bersatu Ein Reich, Ein Volk, Ein Fuhr
er Satu Negara, satu
bangsa dan satu pimpinan )
b. Nasionaisme dalam arti luas

Adalah perasan cinta dan bangga terhadap tanah air dan bangsanya dengan tetap me
nghormati bangsa
lain karena merasa sebagai bagian dari bangsa lain di dunia. Dengan prinsip : ke
bersamaan, persatuan, dan
kesatuan, demokrasi atau demokratis.
Faktor pembentuk identitas nasional :
a. Faktor primordial; ikatan kekerabatan, asal usul daerah d. Faktor sejarah, as
al usul dan pengalaman masa lalu
b. Faktor sakral; kesamaan agama e. Faktor Bhineka Tunggal Ika, bersatu dalam
perbedaan
c. Faktor tokoh; kepemimpinan seseorang yang disegani f. Faktor kelembagaan, ada
nya lembaga Negara
(pengatur)

[Strategi pembinaan nasionalisme Indonesia


Mempersatukan potensi perbedaan bangsa Indonesia *
Menghormati bendera kebangsaan *
Menghormati dan menghayati isi dan makna lagu kebangsaan *
Menghormati makna Lambang Negara RI *
2. Patriotisme

Berasal dari kata patriot dan isme , merupakan sifat kepahlawanan atau jiwa pahlawan
(Indonesia) atau
heroism dan patriotsm (Inggris), adalah sikap yang gagah berani, pantang menyera
h, dan rela berkorban (harta,
jiwa/raga) demi bangsa dan Negara.
PENGERTIAN , FUNGSI DAN TUJUAN NKRI
Kata Indonesia berasal dari bahasa Yunani yaitu Indos (India) dan nesos (pulau).
Jadi kata Indonesia berarti kepulauan
India atau kepulauan yang berada di wilayah India.
Tujuan NKRI terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu menjadi Negara yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan
makmur, yang dipertagas dalam alinea IV :
Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia *
Memajukan kesejahteraan umum *
Mencerdaskan kehidupan bangsa *
Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abad
i, dan keadilan sosial *
MARI BERLATIH !!! Pussy laba2 gbr.jpg

Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat! *


1. Yang dimaksud dengan zoon politicon adalah .
2. Menurut F. Ratzel, yang dimaksud bangsa adalah .
3. Fase pertumbuhan Negara yang dipimpin oleh Primus Inter Pares adalah
4. Koloni adalah .
5. Kata Indonesia berasal dari bahasa Yunani yaitu . . . dan . . . .
6. Peran serta warga Negara dalam pembelaan Negara tertuang dalam Batang Tubuh U
UD 1945 pasal .
7. Istilah Negara berasal dari bahasa Latin yaitu .
8. Tokoh paham Fasisme adalah .
9. Istilah lain dari nasionalisme secara sempit adalah .
10. Contoh Negara yang terbetuk karena Anexatie
11. Bangsa adalah pengertian politis dan historis adalah pengertian bangsa yang
dikemukakan oleh .
12. Yang dijuluki sebagai Bapak Kedaulatan Rakyat yaitu
13. Tujuan Negara Indonesia tercantum di dalam pembukaan alinea
14. Fungsi Negara yang dikenal dengan istilah trias politica dikemukakan oleh
Lengkapilah tabel berikut ! *
1. Pengertian Negara

No
Tokoh
Pendapat
1
Aristoteles

2
George Jellineck

3
Max Weber

4
Roger F. Soltau

5
J. H. A. Logemann

2. Terjadinya Negara berdasarkan pendekatan teoritis

No
Teori
Penjelasan
1
KeTuhanan

2
Perjanjian Masyarakat

3
Kekuasaan

4
Hukum ALam
BAB 2
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL

A. SISTEM HUKUM
1. Pengertian Sistem
a. Dalam KBBI

Sistem mengandung arti susunan kesatuan-kesatuan yang masing-masing tidak berdir


i sendiri, tetapi berfungsi
membentuk kesatuan secara keselurahan.
b. W. J. S. Poerwadarminta

Sistem adalah sekelompok bagian (alat dan sebagainya), yang bekerja bersama-sama
untuk melakukan suatu
maksud.
c. Prof. Sumantri

Sistem adalah sekelompok bagian yang bekerja bersama-sama untuk melakukan suatu
maksud.
d. Drs. Musanef

Sistem adalah suatu sarana yang menguasai keadaan dan pekerjaan agar dalam menja
lankan tugas dapat teratur,
atau suatu tatanan dari hal-hal yang saling berkaitan dan berhubungan sehingga m
embentuk suatu kesatuan dan
satu keseluruhan.
Unsur-unsur dalam sistem mencakup:
. Seperangkat komponene, elemen, bagian
. Saling berkaitan dan tergantung
. Kesatuan yang terintegrasi
. Memiliki peranan dan tujuan tertentu
. Interaksi antarsistem membentuk system lain yang lebih besar
2. Pengertian Hukum
a. Prof. Van Apeldoorn

Definisi hukum sangat sulit dibuat karena tidak mungkin mengadakan yangs esuai d
engan kenyataan.
b. Prof. Mr.E.M.Meyers

Hukum adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kep
ada tingkah laku manusia
dalam masyarakat, dan menjadi pedoman bagi penguasa Negara dalam melaksanakan tu
gasnya.
c. Drs.E.Utrecht,S.H.
Hukum adalah himpunan peraturan (perintah dan larangan) yang mengurus tata terti
b suatu masyarakat dank
arena itu harus ditaati oleh masyarakat itu.
d. S.M. Amin, S.H.

Hukum merupakan kumpulan peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi, dengan tu
juan mewujudkan
ketertiban dan pergaulan manusia.
e. J.C.T. Simorangkir,S.H. dan Woerjono Sastropranoto,S.H.

Hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah


laku manusia dalam
lingkungan masyarakat, yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib, dan yan
g pelanggaran terhadapnya
mengakibatkan diambilnya tindakan, yaitu hukuman tertentu.
f. Leon Duguit

Hukum adalah aturan tingkah laku anggota masyarakat yang harus diindahkan sebaga
i jaminan kepentingan
bersama dan apabila dilanggar menimbulkan reaksi bersama.
g. O. Notoamidjojo

Keseluruhan aturan yang tertulis dan tidak tertulis yang bersifat memaksa, untuk
kelakuan manusia dalam
berjenis pergaulan hidup dan masyarakat Negara.
3. Tujuan Hukum

Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Adapun tujuan dibuatnya hukum menuru
t para ahli, sebagai
berikut :

No
TOKOH/PAKAR
PENDAPAT YANG DIKEMUKAKAN
1.
Prof. Subekti, S.H.
Hukum itu mengabdi pada tujuan Negara, yang mendapatkan atau ingin mencapai
kemakmuran dan kebahagian pada rakyatnya
2.
Van Apeeldoorn
Mengatur pergaulan oleh hukum dengan melindungi kepentingan-kepentingan hukum
manusia tertentu (kehormatan, kemerdekaan jiwa, harta benda) dari pihak yang mer
ugikan
3.
Teori Etis
Hukum itu semata-mata menghendaki keadilan . Isi hukum semata-mata harus ditentukan
oleh kesadaran etis kita mengenai apa yang adil dan apa yang tidak asil
4.
Oeny
Hukum bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan sedangkan unsur-unsur keadil
an
ialah : kepentingan daya guna dan kemanfaatannya
5.
Bentham
(Teori Utilitarianisme)
Tujuan hukum adalah semata-mata untuk mewujudkan apa yang berfaedah bagi banyak
orang. Dengan kata lain, Menjamin kebahagian sebesar-besarnya bagi sebanyak mungk
in
orang
6.
Prof. Y.Van Kant
Tujuan hukum adalah untuk menjaga agar kepentingan tiap-tiap manusia tidak digan
ggu
7.
Geny
Hukum bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan. Sebagai unsure keadilan, ad
a
kepentingan daya guna dan kemanfaatan
8.
Tujuan Hukum
Nasional Indonesia
Ingin mengatur secara pasti hak dan kewajiban lembaga tertingi Negara, lembaga-l
embaga
tinggi Negara, semua pejabat Negara, setiap warga Indonesia, agar semuanya dapat
melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan tindakan-tindakan demi terwujudnya
tujuan
nasional bangsa Indonesia, yaitu terciptanya masyarakat yang terlindungi oleh hu
kum,
cerdas, terampil, cinta dan bangga bertanah air Indonesia dalam suasana kehidupa
n makmur
dan adil berdasarkan falsapah Pancasila.

4. Sumber Hukum

Adalah segala yang menimbulkan aturan yang mempunyai kekuatan memaksa, yakni atu
ran-aturan yang pelanggarannya
dikenai sanksi yang tegas dan nyata. Sumber hukum dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Sumber hukum Material (Welborn) : keyakinan dan perasaan (kesadaran) hukum in
dividu dan pendapat umum yang
menentukan isi atau meteri (jiwa) hukum.
b. Sumber hukum Formal (Kenborn) : perwujudan bentuk dari isi hukum material yan
g menentukan berlakunya hukum
itu sendiri. Macam-macam sumber hukum formal :

1). Undang-Undang
*
UU dalam arti material; peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang isinya m
engikat secara umum. (UUD, TAP
MPR,UU)
*
UU dalam arti formal; setiap peraturan yang karena bentuknya dapat disebut Undan
g-undang. (Pasal 5 ayat (1))

2). Kebiasaan (hukum tidak tertulis); perbuatan yang diulang-ulang terhadap hal
yang sama dan kemudian diterima serta
diakui oleh masyarakat. Dalam praktik pnyelenggaraan Negara, hukum tidak tertuli
s disebut konvensi.
3). Yurisprudensi; keputusan hakim terdahulu terhadap suatu perkara yang tidak d
iatur oleh UU dan dijadikan pedoman
oleh hakim lainnya dalam memutuskan perkara yang serupa.
4). Traktat; perjanjian yang dibuat oleh dua Negara atau lebih mengenai persoala
n-persoalan tertentu yang menjadi
kepentingan Negara yang bersangkutan.
5). Doktrin; pendapat para ahli hukum terkemuka yang dijadikan dasar atau asas-a
sas penting dalam hukum dan
penerapannya.
Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan (TAP MPR No. III/MPR/2003)
1. UUD 1945; 5. Peraturan Pemerintah;
2. Ketetapan MPR RI; 6. Keputusan Presiden; dan
3. UU; 7. Peraturan Daerah
4. Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perpu);
5. Penggolongan Hukum

TERTULIS

WUJUD

TIDAK TERTULIS

P
E
M
B
A
G
I
A
N
H
U
K
U
M

LOKAL

RUANG
NASIONAL
INTERNASIONAL

IUS CONSTITUTUM

WAKTU
IUS CONSTITUENDUM

HUKUM ANTAR WAKTU

CARA
MEMPERTAHANKAN
MATERIIL

HUKUM TATA NEGARA


PUBLIK
HUKUM PIDANA
HUKUM ACARA
ISI
HUKUM PERSEORANGAN
PRIVAT
HUKUM KELUARGA
HUKUM KEKAYAAN
HUKUM WARIS

FORMIL

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA


MEMAKSA
SIFAT
MENGATUR
6. Sanksi Hukum

Berdasarkan Pasal 10 KUHP, macam-macam sanksi pidana :


(1) Hukuman Pokok, terdiri dari : hukuman mati, hukuman penjara (hukuman seumur
hidup, hukuman sementara
waktu), hukuman kurungan, dan
(2) Hukum tambahan, yang terdiri dari : pencabutan hak-hak tertentu, perampasan
(penyitaan) barang-barang
tertentu, pengumuman keputusan hakim.
7. Perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata
a. Hukum Pidana

Pelanggaran terhadap norma hukum pidana pada umumnya segera disikapi oleh pengad
ilan setelah menerima
berkas polisi yang mengadakan penyelidikan dan penyidikan. Tindakan pidana (deli
k) yang sengaja disebut delik
doloes, sedangkan tindak pidana yang tidak disengaja disebut delik coelpa.
b. Hukum Perdata

Pelanggaran tehadap norma hukum perdata baru dapat disikapi oleh pengadilan sete
lah ada pengaduan dari pihak
yang merasa dirugikan. Di sini, ada pihak yang mengadu (penggugat) dan pihak yan
g diadukan (tergugat).

No
Titik Perhatian
Perbedaaan Hukum Acara
Hukum Acara Perdata
Hukum Acara Pidana
1.
Pelaksanaan
Inisiatif datang dari pihak yang dirugikan
(penggugat)
Inisiatif datang dari pihak penuntut umum
(jaksa)
2.
penuntutan
Penuntut adalah pihak yang dirugikan (penggugat),
dan berhadapan dengan tergugat
Jaksa sebagai penuntut umum yang memiliki
wewenang atas nama Negara dan berhadapan
dengan pihak terdakwa
3.
Alat-alat bukti
1. Tulisan
2. Saksi
3. Persangkaan
4. Pengakuan
5. Sumpah

1. Tulisan
2. Saksi
3. Persangkaan
4. Pengakuan

4.
Kedudukan
para pihak
Semua pihak mempunyai kedudukan yang sama,
dan hakim bertindak sebagai wasit dan bersifat
pasif
Jaksa mempunyai kedudukan yang lebih tinggi
dari para terdakwa. Hakim aktif.
5.
Macam
hukuman
Hukum dapat berupa denda, atau hukuman
kurungan sebagai pengganti hukuman denda
Hukum berupa hukuman mati, penjara,
kurungan, denda dan hukuman tambahan

B. PERADILAN NASIONAL

Ketentuan umum undang-undang nomor 4 tahun 2004 tentang kekuasaan kehakiman mene
gaskan bahwa kekuasaan
kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelanggarakan peradilan
guna menegakan hukum dan
keadilan berdasarkan pancasila, demi terselanggaranya Negara hukum republik Indo
nesia.
Berdasarkan pasal 1 undang-undang nomor 4 tahun 2004, kekuasaan kehakiman dilaku
kan oleh mahkamah agung
dan badan peradilan di bawahnya dalam lingkungan sebagai berikut :
. Peradilan umum,
. Peradilan agama,
. Peradilan milliliter,
. Peradilan tata usaha Negara,dan
. Mahkamah Konstitusi

Merupakan salah satu lembaga Negara yang melakukan kekuasan kehakiman yang merde
ka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. MK memiliki Sembi
lan hakim
konstitusi (3 oleh MA, 3 oleh DPR dan 3 oleh Presiden) yang ditetapkan oleh Pres
iden, dan disyaratkan
harus memiliki interitas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, negarawan yan
g menguasi konstitusi dan
ketatanegaraan, serta tidak merangkap sebagai pekabat Negara.
MK RI memiliki empat kewenangan, Sebagai berikut :
a. Menguji Undang-undang terhadap UUD 1945
b. Memutus sengketa kewenangan Lembaga Negara yang kewenangannya diberikan UUD 1
945
c. Memutus perselisihan tentang hasil Pemilu
d. Memutus pembubaran Partai Politik

Kewajiban MK adalah memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelangg
aran oleh
Presiden dan atau Wakil Presiden menurut UUD 1945 sebelum pendapat tersebut dapa
t diusulkan untuk
memberhentikannya oleh MPR.
Fungsi MK, adalah sebagai berikut
*
Pengawal Konstitusi
*
Menafsir Konstitusi
*
Pengawal Demokrasi
*
Pelindung hak konstitusional Warga Negara
. Badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman
Komisi Yudisial, yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempuny
ai
kewenangan lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martab
ar serta
perilaku hakim. Anggota Komisis Yudisial diangkat dan diberhenyikan oleh Preside
n dengan
persetujuan DPR. *
Kepolisian, yang memegang kewenangan melakukan penyelidikan dan penyidikan kasus
pidana, *
Kejaksaan, yang memiliki kewenangan penyidikan dan penuntutan *
Komnas HAM, yang memiliki kewenangan penyidikan dan penuntutan khusus untuk kasu
s
pelanggaran HAM *
KPK, memiliki kewenangan penyidikan dan penuntutan khusus untuk kasus korupsi. *
Berikut adalah susunan badan atau lembaga peradilan yang ada di Indonesia.
Berdasarkan bagan di atas, badan peradilan dapat diklasifikasikan berdasarkan ti
gkatannya, sebagai berikut:
MAHKAMAH AGUNG
Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara
Pengadilan Tinggi Militer
Pengadilan Tinggi
Pengadilan Tinggi Umum/Sipil
Pengadilan Tata Usaha
Negara
Pengadilan Militer
Pengadilan Negeri
Pengadilan Negeri Umum/Sipil
a. Pengadilan Sipil, terdiri dari :

1). Pengadilan Umum


Adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada u
mumnya. (dalam UU RI No. 8
tahun 2004 tentang Perubahan atas UU RI No. 2 tahun 1986 tentang Peradilan Umum)
.
Pengadilan Negeri (Berkedudukan di Kabupaten/Kota) *

Pengadilan negeri adalah pengadilan tingkat pertama, yang pertama kali mengadaka
n sidang perkara dalam
lingkungan peradilan umum di wilayah hukum masing-masing (Kabupaten/Kota). Hakim
disini, memeriksa fakta
dan menetapkan hukumannya.
Pengadilan Tinggi (Berkedudukan di Provinsi) *

Pengadilan Tinggi adalah pengadilan yang mengadili perkara pada tingkat banding,
hakim sudah tidak lagi
memeriksa fakta. Tetapi yang dinilai adalah penerapan hukum yang dilakukan oleh
Pengadilan negeri.
Mahkamah Agung *

Tugas Mahkamah Agung berdasarkan Pasal 24 ayat (1) adalah :


a. Mengadili Tingkat Kasasi
b. Menguji peraturan perundangan di bawah Undang-Undang
c. Wewenang lain yang diberikan Undang-Undang, yaitu :
Memeriksa dan memutus (1) sengketa kewenangan mengadili baik berdasarkan daerah
maupun jenis
peradilannya (2) permohonan peninjauan kembali (PK) putusan yang telah memperole
h kekuatan
hukum tetap.
2). Pengadilan Khusus
Pengadilan Agama *

Adalah pengadilan khusus bagi umat Islam untuk memeriksa dan memutuskan perkara
nikah, talak, rujuk,
waris, wakaf, hibah, dan wasiat. Lembaga yang termasuk dalam peradilan agama ada
lah : Pegadilan agama
(tingkat Permata) dan Pengadilan Tinggi Agama (tingkat banding)
Pengadilan Adat *
Pengadilan Tata Usaha Negara (Administrasi Negara) *

Adalah peradilan yang memiliki kewenangan mengadili perkara yaya usaha Negara, y
aitu perkara gugatan
seseorang terhadap putusan pehabat tata usaha Negara yang merugikan dan tidak se
suai dengan hukum yang
berlaku.
Masalah-masalah yang menjadi jangkauan PTUN. Adalah sebagai berikut:
(1) Bid. social (gugatan atau permohonan terhadap keputusan administrasi tentang
penolakan permohonan
suatu izin)
(2) Bidang Ekonomi (gugatan atau permohonan yang berkaitan dengan perpajakan, me
rk, agrarian, dsb)
(3) Bidang Function Publique, (gugatan yang berhubungan dengan status atau kedud
ukan seseorang)
(4) Bidang Hak Asasi Manusia, (gugatan yang berkaitan dengan pencabutan hak mili
k seseorang serta
penangkapan dan penahaan yang tidak sesuai dengan prosedur hukum.)
b. Pengadilan Militer, terdiri dari :

Adalah peradilan yang khusus mengadili perkara pidana dan tata usaha negara angg
ota militer Indonesia
1). Pengadilan Militer, merupakan peradilan tingkat pertama, untuk perkara pidan
a yang dilakukan oleh terdakwa
yang berpangkat kapten kebawah
2). Pengadilan Militer Tinggi, merupakan pengadilan tingkat banding untuk perkar
a yang diputus pada tingkat
pertama; juga merupakan pengadilan tingkat pertama untuk perkara pidana yang dil
akukan oleh terdakwa yang
berpangkat Mayor ke atas dan gugatan sengketa tata usaha Negara militer.
3). Pengadilan Militer Utama, merupakan pengadilan tingkat banding untuk perkara
pidana dan sengketa tata usaha
militer yang diputus pada tingkat pertama oleh pengadilan Militer tinggi.
4). Pengadilan Militer Pertempuran, merupakan pengadilan tingkat pertama dan te
rakhir dalam mengadili perkara
pidana yang dilakukan oleh perajurit di daerah pertempuran.

C. MENUNJUKKAN SIKAP YANG SESUAI DENGAN KETENTUAN HUKUM YANG BERLAKU

Sikap yang mendukung ketentuan hukum antara lain adalah sikap terbuka, sikap obj
ektif, dan sikap mengutamakan
kepentingan umum. Adapun sikap yang sesuai dengan ketentuan hukum diantaranya ad
alah :
1. Memperkuat Budaya Hukum

Neburut L. Friedman (Amerika Serikat), Budaya hukum ini seperti oli pada sebuah
mesin.
2. Peningkatan Kesadaran Hukum
3. Peningkatan Pelayanan dan Penegakan Hukum
D. UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA
1. Pengertian Korupsi

Kata Korupsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti penyelewengan atau penggel
apan (Uang negara atau
perusahaan) dan sebagainya untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Oleh sebab
itu, perbuatan korupsi
sesungguhnya selalu mengandung unsur penyelewengan atau dishonest (ketidakjujur).
Sedangkan sesuai Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas
dari korupsi, kolusi dan
Nepotisme, disebutkan bahwa korupsi adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan peraturan
perundang-undangan yang
mengatur tentang tindak pidana korupsi.

2. Sebab-sebab Terjadi KKN

Faktor Manusia
*
Mentalitas aparat yang buruk
*
Kemampuan kerja aparat yang kurang memadai
*
Pendapatan aparat yang rendah
*
Kemiskinan keluarga

Faktor Lingkungan
*
Kehidupan politik yang berlandaskan pada sistem jaringan dan loyalitas politik d
engan imbalan
*
Ada kecenderungan penguasa menuntut upeti dari rakyat
*
Kekuasaan yang memberikan kesempatan untuk mengembangkan praktik KKN
3. Akibat terjadinya KKN
Ekonomi *
. Anggaran Negara membengkak
. Uang Negara ada yang hilang
. Kepercayaan investor baik dalam negeri maupun luar negeri kepada pemerintah se
makin berkurang
. Pertumbuhan ekonomi terganggu
. Investasi yang dilakukan oleh pemerintah tidak efektif
. Kondisi ekonomi makro tidak stabil

Sosial Politik *
. Keridakmampuan berbagai kebijakan menjawab permasalahan
. Munculnya kebijakan yang justru akan membebani masyarakat
. Kewibawaan pemerintah semakin berkurang
. Kebutuhan masyarakat semakin terabaikan
. Norma-norma dalam masyarakat semakin hilang
. Mekanosme pemerintahan semakin rusak
. Kekerasan politik semakin merajalela
. Sulit melakukan rekrutmen pejabat yang bersih
Budaya *
. Profesionalisme kurang dihargai
. Kreativitas semakin berkurang
. Pola hidup konsumtif dan suka menempuh jalan pintas
. Rusaknya moral masyarakat
. Maraknya kekerasan yang terorganisir
4. Fenomena Korupsi di Indonesia

Fenomena umum yang biasanya terjadi di Negara berkembang termasuk Indonesia iala
h, proses modernisasi belum
ditunjang oleh kemampuan sumber daya manusia pada lembaga-lembaga politik yang a
da. Sementara di sisi lain,
institusi-institusi politik yang ada juga masih lemah. Lemahnya lembaga-lembaga
politik tersebut banyak disebabkan
oleh mudahnya oknum lembaga tersebut dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan kelompok b
isnis/ekonomi, Sosial,
keagamaan, kedaerahan, kesukuan, dan profesi serta kekuatan-kekuatan asing terte
ntu.
Pada kehidupan masyarakat yang mengalami proses perubahan, selalu muncul kelompo
k-kelompok sosial baru yang
ingin berpartisipasi dalam bidang politik, namun sesungguhnya banyak diantara me
reka yang tidak mampu. Di
lembaga-lembaga politik, mereka (politikus instan) sering hanya ingin memuaskan
ambisi dan kepentingan
kepribadiannya dengan dalih kepentingan rakyat . Oleh sebab itu, tidak jarang diant
ara mereka sering terjebak
pada ambisi pribadi dan kepentingan kelompok tertentu. Sebagai akibatnya, terjad
ilah runtunan peristiwa sebagai
berikut:
a. Partai-partai politik sering inkonsisten, artinya apa yang diperjuangkan dan
menjadi misinya sering berubah-
ubah (pendirian dan ideology) dan mudah dibeli sesuai dengan kepentingan politik s
aat itu.
b. Munculnya oknum pemimpin yang lebih mengedepankan kepentingan pribadi dari pada
kepentingan pribadi
dari pada kepentingan umum, sehingga kesejahteraan umum mudah dikorbankan.
c. Sebagian oknum pemimpin politik, partisipan dan kelompoknya, berlomba-lomba u
ntuk mencapai objek
politik dalam bentuk keuntungan material dengan mengabaikan kebutuhan rakyat bany
ak sehingga terjadi
kehampaan motivasi perjuangan.
d. Terjadilah erosi loyalitas kepada Bangsa dan Negara, karena lebih menonjolkan
dorongan pemupukan harta
kekayaan dan kekuasaan.
e. Di masyarakat, mereka sebagai kelompok Orang-orang Kaya Baru (OKB , nouveauxr
iches)
E. PERAN SERTA DALAM UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA
1. Upaya Pencegahan (Preventif)
a. Menanamkan aspirasi,semangat ,dan spirit nasional yang positif dengan menguta
makan kepentingan nasional,
kejujuran serta pengabdian pada bangsa dan negara melalui sistem pendidikan form
al, non-formal, dan pendidikan
agama.
b. Melakukan sistem penerimaan pegawai berdasarkan perinsip achievement atau ket
erampilan teknis dan tidak lagi
berdasarkan norma ascription yang dapat membuka peluang berkembangnya nepotisme.
(Rekruitmen pejabat
secara adil dan terbuka).
c. Para pemimpin dan pejabat selalu dihimbau untuk memberikan keteladanan, denga
n mematuhi pola hidup
sederhana, dan memiliki rasa tanggung jawab sosial yang tinggi. (Pengawasan dari
atasan terkait semakin
ditingkatkan)
d. Memiliki kelancaran layanan administrasi pemerintah, untuk para pegawai selal
u diusahakan kesejahteraan yang
memadai dan ada jaminan masa tua.
e. Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja yang tinggi.
(Peningkatan kualitas kerja)
f. Sistem budget dikelola oleh pejabat-pejabat yang mempunyai tanggung jawab eti
s tinggi; dibarengi sistem kontrol
yang efisien.
g. Kekuasaan herregistrasi (pencatatan ulang) terhadap kekayaan perorangan pejaba
t yang mencolok.
h. Berusaha untuk melakukan reorganisasi dan rasionalisasi organisasi pemerintah
an, melalui penyederhanaan jumlah
departemen beserta jawatan dibawahnya.
i. Keterlibatan media massa dalam upaya mengurangi terjadinya KKN
j. Pembentukan UU dan lembaga yang mempersempit terjadinya KKN
2. Upaya Penindakan (Kuratif/Refresif):

Dilakukan kepada mereka yang terbukti melanggar dengan diberikan peringatan, pem
ecatan tidak hormat, dan
dihukum pidana. Bebrapa contoh penanganan kasus :
a. Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Merk Ple Rostov Rusia mi
lik Pemda NAD (2004)
b. Menahan konsul jenderal RI di Johor Baru, Malaysia, EM. Ia diduga melakukan p
ubngutan liar dalam pengurusan
dokumen keimigrasian
c. Dugaan korupsi dalam proyek program pengadaan BUsway pada pemda DKI Jakarta (
2004)
d. Dugaan penyalahgunaan jabatan dalam pembelian tanah yang merigiksn keuangan N
egara Rp. 10 Miliyar lebih
(2004)
e. Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasilitas preshipment dan placement deposi
to dari BI kepada PT Texmaco
Group melalui Bank BNI (2004)

Adapun upaya penindakan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :


1. Pelaku KKN ditindaj tegas dan adil
2. Pemberian hukuman sosial kepada pelaku KKN
3. Menekankan kepada pemerintah dan lembaga penegak hukum untuk segera memproses
secara hukum
terhadap pelaku KKN
3. Upaya Edukasi Masyarakat/Mahasiswa
a. Memiliki rasa tanggung jawab
b. Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh
c. Melakukan kontrol sosial
d. Membuka wawasan seluas-luasnya
e. Mampu memposisikan diri sebagai subjek pembangunan
4. Upaya Edukasi LSM
a. Indonesia Corruption Watch (ICW) adalah sebuah organisasi non pemerintah yang
mempunyai misi untuk
mengawasi dan melaporkan kepada public mengenai aksi korupsi di Indonesia,
b. Transparancy International (TI) adalah sebuah organisasi internasional yang b
ertujuan memerangi korupsi
politik.
5. Peran serta masyarakat dalam pemberantasan korupsi di Indonesia
. Kontrol sosial oleh lembaga Negara
. Kontrol sosial oleh lembaga masyarakat
. Kontrol sosial oleh masyarakat bersama media massa
. Kontrol sosial oleh media massa

MARI BERLATIH !!! Pussy laba2 gbr.jpg

Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat! *


1. Sistem adalah sekelompok bagian yang bekerja bersama-sama untuk melakukan sua
tu maksud. Hal itu diungkapkan
oleh .
2. Welborn adalah istilah lain dari sumber hukum . . . .
3. Hukuman mati termasuk hukuman . . . .
4. Doktrin adalah . . . .
5. Tokoh yang terkenal dengan trias politica adalah . . . .
6. Yang memegang kekuasaan legislative adalah . . . .
7. Berdasarkan isinya hukum dibagi menjadi dua yaitu . . . dan . . . .
8. Tindakan pidana yang disengaja disebut juga dengan . . . .
9. Peradilan sipil terdiri dari . . . dan . . . .
10. Masalah perceraian dan waris dapat diputuskan di pengadilan . . . .
11. Gugatan yang berhubungan dengan status atau kedudukan seseorang, merupakan j
angkauan PTUN yaitu dalam
bidang . . . .
12. Kasasi diselesaikan oleh . . . .
13. Ketua Mahkamah Konstitusi yang pertama adalah . . . .
14. Korupsi adalah . . . .
Lengkapilah tabel berikut ! *
1. Lembaga Peradilan di Indonesia

No
Lembaga Peradilan
Berkedudukan di
1
Peradilan Umum

2
Peradilan Tinggi

3
Mahkamah Agung

4
Mahkamah Konstitusi

2. Akibat terjadinya KKN

No
Bidang
Akibat Terjadinya KKN
1.
Ekonomi
2.
Sosial

3.
Politik

4.
Budaya

3. Upaya Pemberantasan KKN

No
Preventif
Represif
1.

2.
3.

4.
BAB 3
PEMAJUAN, PENGHORMATAN, DAN PERLINDUNGAN HAM

A. PENGERTIAN DAN MACAM MACAM HAM


1. Pengertian HAM

HAM merupakan hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia sebagai anugerah Tuhan
yang melekat pada setiap diri
manusia sejak lahir. Istilah HAM dalam beberapa bahasa ; Perancis ( Droits de L ho
mme), Inggris ( Human Right),
Belanda (Menselijeke Rechten) dan Spanyol (Derechos del Hombre) . Adapun pengert
ian HAM dari beberapa tokoh
atau dokumen, dapat dipelajari sebagai berikut:
Secara harfiah *

HAM ialah hak yang dimiliki oleh seseorang karena orang itu manusia. HAM adalah
hak-hak dasar yang dimiliki
manusia sejak lahir.
John Locke ( Two Treaties on Civil Government ) *

HAM adalah hak yang dibawa sejak lahir yang secara kodrati melekat pada setiap m
anusia dan tidak dapat
diganggu gugat (bersifat mutlak). Karena manusia adalah makhluk social, hak hak
itu akan berhadapan dengan
hak orange lain, oleh sebab itu ;
. Hak asasi harus dikorbankan untuk kepentingan masyarakat, sehingga lahir kewaj
iban
. Hak asasi semakin berkembanga meliputi berbagai bidang kebutuhan, antara lain
hak di bidang politik,
ekonomi, dan sosial budaya.
Koentjoro Poerbapranoto *

Hak asasi adalah hak yang bersifat asasi. Artinya, hak-hak yang dimiliki manusia
menurut kodratnya yang tidak
dapat dipisahkan dari hakikatnya sehingga sifatnya suci.
UU RI No. 39 tahun 1999 tentang HAM *

Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaa
n manusia sebagai makhluk
Tuhan Yang maha Esa dan merupakan anugaerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi, dan dilindungi oleh
Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan h
arkat dan martabt
manusia.
Jan Materson (Anggota Komisi HAM PBB) *

Human rights could be generally defines as those rights which are inherent in ou
r nature and without which we
can not live as human being.
2. Macam Macam HAM

Berdasarkan Deklarasi Universal HAM (Universal Declaration of Human Rights), hak


asasi dapat dibagi menjadi dua,
yaitu ;
a. Hak sipil dan Politik, yang meliputi ;

Hak hidup *
Hak untuk bebas dari penyiksaan *
Hak kebebasan dan keamanan pribadi *
Hak diperlakukan secara manusiawi *
Hak kebebasan bergerak dan memilih tempat tinggal *
Hak mempunyai kedudukan yang sama di hadapan
hukum *

Hak atas kebebasan berfikir *


Hak untuk berpendapat, berkumpul secara damai,
berserikat *
Hak untuk ikut serta dalam pemerintahan *
Hak untuk memilih dan di[ilih dalam Pemilu *
Hak untuk mendapat pelayanan atas dasar
persamaan *

b. Hak bidang ekonomi, sosial, dan budaya meliputi ;

Hak untuk menentukan nasibnya sendiri *


Hak persamaan bagi laki-laki dan perempuan untuk
menikmati hak-hak ekonomi, social dan budaya *
Hak atas pekerjaan *
Hak jaminan social *
Hak atas standar kehidupan yang layak *
Hak bebas dari kelaparan *

Hak menikmati standar tertinggi keshatan fisik dan


mental *
Hak atas pendidikan *
Hak untuk ambil bagian dalam kebudayaan, meikmati
manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan
penerapannya, memeperoleh manfat dari perlindungan
atas kepentingan moral, dan material dari karya ilmu
pengetahuan, sastra, atau seni yang diciptakan. *
Dari beberapa pendapat para ahli, dapat dikataka bahwa pada dasarnya HAM meliput
i hak untuk hidup, hak untuk
merdeka, dan hak untuk memiliki sesuatu. Dalam perkembangan selanjutnya, terdapa
t macam-macam hak asasi yang
dapat dikelompokkan sebagai berikut ;
1). Hak asasi pribadi (personal rights), adalah hak asasi yang dimilki manusia s
ecara pribadi; seperti hak untuk memilih
agama dan menjalankan ibadah, hak untuk menyatakan pendapat, dan hak kebebasan u
ntuk bergerak , dan
sebagainya.
2). Hak asasi ekonomi (property rights), adalah hak asasi untuk memiliki sesuatu
; seperti hak untuk memebli atau
menjual sesuatu dan hak untuk menyewakan sesuatu.
3). Hak asasi politik (political rights), adalah hak untuk ikut serta dalam peme
rintahan; seperti hak untuk memilih
dalam Pemilu, hak untuk dipilih dalam Pemilu dan hak untuk berorganisasi.
4). Hak asasi dalam tata cara peradilan (procedural rights), adalah hak untuk me
meperoleh perlakuan tata cara
peradilan dan perlindungan; seperti hak untuk mendapatkan perlakuan yang benar d
alam penangkapan dan
penggeledahan.
5). Hak asasi social budaya (social and culture rights), adalah hak untuk memili
h pendidikan dan mengembangkan
budaya; seperti hak memiliki pendidikan di SMA atau SMK.
5). Hak asasi mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan (righ
ts of legal equality), seperti
hak untuk mendapatkan perlindungan dan jaminan hukum, dan memperoleh kesempatan
yang sama dalam
pemerintahan.
3. Sejarah HAM

Secara konseptual bermila dari pemikir Inggris yaitu John Locke (1632-1704), yan
g mengemukakan dalam teori
perjanjian masyarakat bahwa setelah Negara terbentuk maka terjadilah kesepakatan
antara peguasa dengan
masyarakat pembentuk Negara, bahwa semua hak rakyat diserahkan kepada penguasa k
ecuali tiga hak yang
diberikan alam kepadanya yaitu hak hidup, hak milik dan hak kebebasan yang harus
dilindungi oleh penguasa dalam
bentuk perlindungan konstitusinya.
Berikut sejarah HAM dalam berbagai sumber atau dokumen, diantaranya :
No
Tahun
Nama Dokumen
Isi Keterangan
1.
2500 s.d.
1000 SM
Hukum Hammurabi
Perjuangan Nabi Ibrahim melawan kelaliman Raja Namrud yang memaksakan
harus menyembahpatung (berhala). Nabi Musa memerdekakan bangsa Yahudi
dari perbudakan Raja Fir aun (Mesir) agar terbebas dari kesewenangan raja
yang merasa dirinya sebagai Tuhan
2.
600 SM

___
Di Athena (Yunani), Solon telah menyusun undang-undang yang menjamin
keadilan dan persamaan bagi setiap warganya. Untuk itu dia membentuk
Heliaie, yaitu Mahkamah Keadilan untuk melindungi orang-orang miskin dan
Majelis Rakyat atau Ecdesia. Karena gagasannya inilah Solon dianggap sebagai
pengajar Demokrasi. Perjuangan Solon, didukung oleh Pericles (tokoh
negarawan Athena).
3.
527 s.d.
322 SM
Corpus Luris
Kaisar Romawi pada masa Flavius Anacius Justinianus menciptakan peraturan
hukum modern yang terkodifikasi dalam Corpus Luris sebagai jaminan atas
keadilan dan hak asasi manusia.
Pada masa kebangkitan Romawi telah banyak lahir filsuf terkenal dengan visi
tentang hak asasi seperti : Socrates dan Plato yang banyak dikenal sebagai
peletak dasar diakuinya hak-hak asasi manusia, serta Aristoteles yang
mengajarkan tentang pemerintahan berdasarkan kemauan dan cita-cita
mayoritas warga.
4.
30 SM s.d.
632 M
Kitab Suci Injil
Dibawa oleh Nabi Isa Almasih sebagai peletak dasar etika Kristiani dan ide
pokok tingkah laku manusia agar senantiasa hidup dalam cinta kasih kepada
Tuhan maupun sesama manusia.
5.
Kitab Suci Al-Qur an
Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, banyak mengajar tentang
toleransi, berbuat adil, tidak boleh memaksa, bijaksana, menerapkan kasih
saying, memberikan rahmat kepada seluruh alam semesta, dan sebagainya.
6.
15 Juni
1215
Magna Charta
(Masa
Pemerintahan
Lockland di Inggris)
Pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi manusia, antara lain mencakup ;
Raja tidak boleh memungut pajak kalau tidak dengan izin dari Great Council *
Orang tidak boleh ditangkap, dipenjara, disiksa atau disita miliknya tanpa
cukup alasan menurut hukum negara. *

7.
1629
Petition of Rights
Pajak dan hak-hak istimewa harus dengan izin parlemen *
(Masa
Pemerintahan
Charles I di Inggris)
Tentara tidak boleh diberi penginapan di rumah-rumah penduduk
(warganegara tidak boleh dipaksakan menerima tentara di rumahnya) *
Dalam keadaan damai, tentara tidak boleh menjalankan hukum perang *
Orang tidak boleh ditangkap tanpa tuduhan yang sah *

8.
1679
Hobeas Corpus Act
(Masa
Pemerintahan
Chaarles II di Inggris)
Jika diminta, hakim harus dapat menunjukkan orang yang ditangkapnya
lengkap dengan alasana penangkapan itu. (Alasan penahanan seseorang
harus disertai bukti yang sah menurut hukum) *
Orang yang ditangkap harus diperiksa selambat-lambatnya dua hari setelah
ditangkap. *

9.
1689
Bill of Rights
(Masa
Pemerintahan
Willian III di Inggris
Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen *
Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat *
Pajak, Undang-undang dan pembentukan tentara tetap harus seizing
parlemen *
Hak warga negara untuk memeluk agama menurut kepercayaan masing-
masing *
Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja *

10.
04 Juli 1776
Declaration of
Indefendence ( AS)
Bahwa semua orang diciptakan sama. Mereka dikaruniai oleh Tuhan, hak-
hak yang tidak dapat dicabut dari dirinya ialah ; hak hidup, ha kebebasan,
dan ha mengejar kebahagian/ milik (life, liberty, and pursuit of happiness/
property). *

Amerika Serikat dianggap sebagai Negara pertama yang mencantumkan


hak asasi dalam konstitusi (dimuat secara resmi dalam Constitution of USA
tahun 1787) atas jasa Presiden Thomas Jefferson.
11.
14 Juli 1789
Declaration des
Droits de L homme
et du Citoyen
(Perancis)
Pernyataan HAM dan warga Negara sebagai hasil Revolusi Perancis di
bawah pimpinan Jenderal Laffayete, anatara lain menyebutkan :
Manusia dilahirkan bebas dan mempunyai hak-hak yang sama *
Hak-hak itu adalah hak kebebasan (Iiberte), kesamaan (Egalite) dan
persaudaraan atau kesetiakawanan (fraternite), *

12.
Januari,
1918
Rights of Self
Determination

Tahun-tahun berikutnya, pencantuman HAM dalam konstitusi diikuti oleh


Belgia (1831), Uni Soviet (1936), Indonesia (1945), dsb. Naskah yang
diusulkan oleh Presiden Theodore Woodrow Wilson memuat 14 pasal
dasar untuk mencapai perdamaian yang adil.
13.
1941
Atlantic Charter
(dipelopori oleh
Franklin D.
Roosevelt)

Muncul pada saat berkobarnya Perang Dunia II, kemudian disneutkan


empat kebebasan (the four Freedoms) antara lain ;
Kebebasan berbicara, mengeluarkan pendapat, berkumpul, dan
berorganisasi (Freedom of Speech) *
Kebebasan untuk beragama dan beribadah (Freedom of Religion) *
Kebebasan dari kemiskinan dan kekurangan (Freedom of Want) *
Kebebasan seseorang dari rasa takut (Freedom of Fear) *

14.
10
Desember
1948
Universal
Declaration of
Human Rights
Pernyataan sedunia tentang hak-hak asasi manusia yang terdiri dari 30 pasal.
Piagam tersebut menyerukan kepad semua anggota dan bangsa di dunia
untuk menjamin dan mengakui hak-hak asasi manusia dimuat di dalam
konstitusi Negara masing-masing.

B. PERAN SERTA DALAM UPAYA PEMAJUAN, PENGHORMATAN, DAN


PENEGAKAN HAM DI INDONESIA
1. Perkembangan HAM di Indonesia

Berbicara mengenai perkembangan hak asasi manusia di Indonesia, tidak bisa dilep
askan dari konstitusi yang
ada dan pernah berlaku di Indonesia, karena legalitas hak asasi manusia sangat t
ergantung pada kebijakan Negara
ada atau tidaknya mengatur hak asasi manusia. Pada waktu penyusunan Undang-Undan
g Dasar 1945 sudah ada
perdebatan tentang hak asasi manusia harus masuk atau tidak dalam UUD 1945.
Jika kita meneliti UUD 1945, maka sesungguhnya telah banyak memuat pasal tentang
hak asasi manusia.
Artinya para penyusun UUD 1945 telah menyadari betapa pentingnya hak asasi manus
ia dalam kehidupan
berbangsa dan berNegara, namun karena keterbatasan waktu dalam penyusunan UUD 19
45, maka uraian rinci
tentang hak asasi manusia tidak mungkin dengan mengingat UUD 1945 bersifat singk
at, supel dan fleksibel.
Dalam sejarah politik dan ketatanegaraan Republik Indonesia, pada waktu Indones
ia memberlakukan
Konstitusi RIS 1949, hak-hak asasi manusia juga dimasukan dalam konstitusi. Demi
kian pula, waktu Indonesia
memberlakukan UUD Sementara 1950, hak asasi manusia juga dimuat dalam UUD Sement
ara 1950. Namun setelah
Dektrit Persiden 5 Juli 1959, Presiden Soekarno kembali memberlakukan UUD 1945.
Pada era Presiden Soekarno,
konvensi mengenai hak asasi manusia yang telah disyahkan adalah :
. UU No. 68 Tahun 1958 tentang Hak Politik Wanita
. UU No. 18 Tahun 1956 tentang Organisasi Buruh
. UU No. 80 Tahun 1957 tentang Pengupahan bagi laki-laki dan perempuan untuk pek
erjaan yang sama nilainya

Bergantinya rezim Soekarno ke Soeharto ada upaya penegakan dan penghormatan ter
hadap hak asasi
manusia, melalui Ketetapan MPRS No. XIV/MPRS/1966 dibentuk panitia ad hoc yang k
emudian berhasil menyusun
Rancangan Piagam HAM dan Hak serta Kewajiban Warga Negara. Tetapi panitia ad hoc
tersebut tidak membahas
dalam sidang Umum MPRS tahun 1968 karena lebih mementingkan pembahasan berkaitan
dengan peristiwa
pemberontakan G 30 S/PKI. Pada rezim Soeharto ada beberapa konvensi dan kebijaka
n yang diambil sebagai wujud
penegakan dan penghormatan hak asasi manusia, antara lain :
. UU No. 7 Tahun 1984 tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap pe
rempuan
. Keputusan presiden No. 43 Tahun 1993 yang menentang apartheid dalam olahraga
. Keputusan presiden No. 36 Tahun 1990 tentang hak anak.

Pada era rezim Habibie, penghormatan dan pemajuan hak asasi manusia telah menemu
kan momentumnya
dimana MPR telah merumuskan dengan ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak A
sasi Manusia. Disamping
itu ada beberapa konvensi tentang hak asasi manusia yang disahkan, antara lain :

. UU No. 5 Tahun 1999 yang menentang penyikasaan dan perlukan kejam lainnya
. UU No. 29 Tahun 1999 tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial
. Keputusan Presiden No. 83 Tahun 1998 tentang kebebasan berserikat dan perlindu
ngan hak untuk berorganisasi
. UU No. 19 Tahun 1999 tentang penghapusan kerja paksa
. UU No. 8 Tahun 1999 tentang kebebasan menyatakan pendapat
. UU No. 39 Tahun1999 tentang Hak Asasi Manusia
. UU RI No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM

Pada tanggal 15 Agustus 1998, Presiden Habibie meluncurkan Rencana Aksi Nasional
HAM yang bertujuan
untuk memberikan jaminan bagi peningkatan pemajuan dan perlindungan HAM di Indon
esia dengan
mempertimbangkan nilai adat istiadat, budaya dan agama. Untuk mencapai tujuan te
rsebut, ada 3 hal yang
dilakukan, yaitu :
. Persiapan pengesahan perangkat internasional di bidang HAM
. Deseminasi informasi dan pendidikan di bidang HAM
. Penentuan skala prioritas pelaksanaan HAM

Pada Masa Gus Dur, upaya pemajuan HAM lebih ditingkatkan dan mendapat perhatian
cukup serius. Hal ini
dapat dilihat dari adanya :
. Upaya penyempurnaan Rencana Aksi Nasional HAM
. Pembentukan lembaga baru yaitu Mentri Negara Urusan HAM
. Dibentuk pengadilan Hak Asasi Manusia
. Dibentuk peraturan perundangan tentang perlindungan anak, penyiaran, ketanagak
erjaan
. Dibentuk peraturan perundangan tentang pemberantasan tindak pidana terorisme
. Dibentuk badan perlindungan Swadaya masyarakat
. Di bentuk lembaga Komnas HAM

Pada masa pemerintahan Megawati, ada beberapa peraturan perundangan yang mengatu
r tentang HAM, yaitu
:
. UU No. 11 Tahun 2005 tentang Ratifikasi Konvensi Internasional Hak ekonomi, So
sial dan Budaya.
. UU No. 12 Tahun 2005 tentang Ratifikasi Internasional Hak Sipil dan Politik
. UU No. 27 Tahun 2004 tentang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
2. HAM dalam UUD 1945

Pernyataan hak asasi manusia yang dituangkan kedalam pasal-pasal UUD 1945 terbag
i menjadi 2, yaitu
penuangan bab khusus tentang hak asasi manusia dan penuangan pada bab atau pasal
-pasal lainnya
Hak asasi manusia yang di tuangkan secar khusus pada bab XA tentang HAk Asasi Ma
nusia, yang meniputi pasal
28A sampai dengan pasal 28 J. Di samping itu terdapat ketentuan hak asasi manusi
a di luar Bab tentang Hak Asasi
Manusia, yaitu bab X tentang Warga Negara dan Penduduk pada pasal 27 sampai deng
an 32.
Rumusan Hak Asasi Manusia yang termasuk dalam UUD 1945 tersebut dapat di bagi da
lam beberapa aspek,
yaitu hak asasi manusia yang berkaitan dengan:
1) Hidup dan kehidupan 7). Informasi dan komunikasi
2) Keluarga 8). Rasa aman dan perlindungan dari perlakuan yang
merendahkan
3) Pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi derajat dan martabat manusia
4) Pekerjaan 9). Kesejahteraan Sosial
5) Beragama dan menjalankan ajaran agama 10). Persamaan dan keadilan
6) Bersikap, berpendapat dan berserikat 11). Kewajiban menghargai hak orang lain

Selain hak-hak tersebut di ats, dalam UUD 1945 juga memuat hak-hak khusus, seper
ti : hak anak atas
kelangsungan hidup, timbuh, dan berkembang dan hak anak atas perlindungan dari k
ekerasan dan diskriminasi.
Bahkan, dicantumkan hak-hak yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun, yai
tu :
1) Hak hidup 5). Hak untuk tidak berbudak
2) Hak untuk tudak di siksa 6). Hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan huku
m
3) Hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani 7). Hak untuk tidak dituntut atas das
ar hukum yang berlaku
surut
4) Hak Bergama

3. UU RI No. 39 tahun 1999 tentang HAM

Bila ketentuan dalam pasal-pasal UU No. 39 tahun 1999 dikaji secara mendalam, ma
ka dapat ditemukan
macam-macam hak asasi manusia sebagai berikut :
1) Hak untuk hidup 6). Hak atas rasa aman
2) Hak keluarga dan melanjutka keturunan 7). Hak atas kesejahteraan
3) Hak mengembnagkan diri 8). Hak turut serta dalam pemerintahan
4) Hak memperoleh keadilan 9). Hak wanita
5) Hak atas kenenasan pribadi 10). Hak anak

Disisi lain, setiap hak assasi manusia seseorang menimbulakn kewajiban dasar dan
tanggung jawab untuk
menghormati hak asasi orang lain secara timbale balik serta menjadi tugas pemeri
ntah untuk menghormati,
melindungi, menegakkan, dan memajukannya. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya
, setiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yang di tetapkan undag-undang dengan maksud untik menja
min pengakuan serta
penghormatan atas hak dan kebebasan.

4. Peran serta dalam Upaya Penegakan HAM di Indonesia

Beberapa faktor yang mempengaruhi upaya penegakan hak asasi manusia di Indonesia
adalah:
. Sosialisasi hak asasi manusia

Pendidikan public harus dijalankan, masyarakat harus diberikan peyuluhan sehing


ga pemahaman tentang hak asasi
manusia itu benar. segala pelanggaran jangan dikaitkan dengan hak asasi manusia
harus dipisahkan dengan
pelanggaran kriminal murni.
. Efektifitas penegasan hak asasi manusia

Penegakan hukum sebagai operator di lapangan harus memiliki komitmen moral yang
jelas,khususnya terkait
dengan hak asasi manusia. Dalam menjalankan tugasnya harus bersifat obyektif dan
hanya berpihak pada
kebenaran.
. Fungsi lembaga pengontrol

Komnas HAM dan LSM adalah suatu lembaga pengontrol penegakan hak asasi manusia y
ang independen yang
memiliki eempat fungsi yaitu
1. Fungsi pemantau
2. Fungsi mediasi
3. Fungsi pendidikan dan penyuluhan
4. Fungsi pengkajian dan penelitian

Berdasarkan UU No.39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia dijelaskan bahwa, seti
ap orang, kelompok,
organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, atau lemb
aga kemasyarakatan lainnya
berhak berpartiaipasi dalam prlindungan, penegakan dan pemajuan hak asasi manusi
a. Partisipasi tersebut
dapat dilakukan dalam bentuk:
a. Menyampaikan laporan atas terjadinya pelanggaran hak asasi manusia kepada kom
nas HAM
b. Mengajukan usulan mengenai perumusan dan kebijakan yang berkaitan dengan HAM
kepada komnas HAM
c. Melakukan penelitian, pendidikan, dan penyebarluasan informasi mengenai hak a
sasi manusia
d. Bersama dengan lembaga atau pemerintah melakukan sosialisasi
5. Contoh Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia
Kasus yang sudah diajukan ke sidang pengadilan *

No
Nama Kasus
Tahun
Korban
Peristiwa
Penyelesaian
1.
Peristiwa Tanjung
Priok
1984
74
Penyerangan terhadap massa yang
berunjuk rasa
Pengadilan HAM ad hoc
Jakarta tahun 2003-2004
2.
Penculikan Aktivis
1998
1984-
1998
23
Pnghilangan secara paksa oleh Militer
terhadap para aktivis pro-demokrasi
Pengadilan Militer untuk
anggota tim mawar
3.
Kasus 27 Juli
1996
1.678
Penyerbuan kantor PDI
Pengadilan Koneksitas 2002
4.
Penembakan
Mahasiswa Trisakti
1998
31
Penembakan aparat terhadap
mahasiswa yang sedang berunjuk rasa
Pengadilan Militer bagi pelaku
lapangan
5.
Kerusuhan Timor-
Timur Pasca Jajak
Pendapat
1999
97
Agresi Militer
Pengadilan HAM ad Hoc
Jakarta tahun 2002-2003
6.
Peristiwa Abepura,
Papua
2000
63
Penyisiran membabi buta terhadap
pelaku yang diduga menyerang
Mapolsek Abepura
Pengadilan HAM di Makasar

Kasus yang belum tersentuh proses hukum *

No
Nama Kasus
Tahun
Korban
Peristiwa
1.
Pembantaian
massal 1965
1965-
1970
1.5 jt
Lorban sebagian besar adalah anggota PKI atau ormas yang berafiliasi
dengan PKI, sebagian besar dilakukan di luar proses hukum yang sah
2.
Kasus-kasus di
Papua
1966
Ribuan
Operasi instensif dilakukan TNI untuk menghadapi OPM. Sebagian lagi
berkaitan dengan masalah penguasaan sumber daya alam antara
perusahaan tambang internasional, aparat pemerintah menghadapi
penduduk lokal

No
Nama Kasus
Tahun
Korban
Peristiwa
3.
Kasus Timor-Timur
Pasca Referendum
1974-
1999
Ratusan
Ribu
Dimulai dari agresi militer TNI (Operasi Seroja) terhadap
pemerintahan Fretelin yang sah di Timor-Timur. Sejak saat itu
Timor-Timur selalu menjadi daerah operasi militer rutin yang
rawan terhadap tindak kekerasan aparat RI
4.
Kasus-kasus di Aceh
pra DOM
1976-
1989
Ribuan
Semenjak dideklarasikannya GAM Hasan Di Tiro, Aceh selalu
menjadi daerah operasi militer dengan intensitas kekrasan yang
tinggi
5.
Penembakan
Misterius (Petrus)
1982-
1985
1.678
Korban sebagian besar tokoh criminal, residivis, atau mantan
criminal. Operasi ini bersifat illegal dan dilakukan tanpa identitas
institusi yang jelas
6.
Kasus Marsinah
1995
1
Pelaku utamanya tidak tersentuh, sementara orang lain dijadikan
kambing hitam. BUkti keterlibatan militer dibidang perburuhan
7.
Kasus dukun santet
di Banyuwangi
1998
Puluhan
Adanya pembantaian terhadap tokoh masyarakat yang dianggap
dan ditusuh dukun santet
8.
Kasus Bulukumba
2003
2 tewas,
puluhan
luka-luka
Insiden ini terjadi karena keinginan PT. London Sumatera untuk
melakukan perluasan area perkebunan mereka, namun
masyarakat menilak upaya tersebut.

C. HAMBATAN DAN TANTANGAN DALAM UPAYA PEMAJUAN,


PENGHORMATAN, DAN PENEGAKAN HAM DI INDONESIA
1. Hambatan Penegakan HAM
a. Faktor kondisi social-budaya
1) Strfikasi dan status social; yaitu tingkat pendidikan, usia, pekerjaan, ketur
unan, dan ekonomi masyarakat
Indonesia yang multi kompleks (heterogen)
2) Norma adat atau budaya local kadang bertentangan dengan HAM, terutama jika su
dah bersinggungan
dengan kedudukan seseorang, upacara-upacara sacral, pergaulan, dan sebagainya
3) Masih adanya konflik horizontal di kalangan masyarakat yang hanya disebabkan
oleh hal-hal sepele
b. Faktor komunikasi dan informasi
1) Letak geografis Indonesia yang luas dengan luas, sungai, hutan, dan gunung ya
ng membatasi komunikasi
antardaerah
2) Sarana dan prasarana komunikasi dan informasi yang belum terbangun secara bai
k yang mencakup seluruh
wilayah Indanesia
3) Sistem informasi untuk kepentingan sosialisasi yang masih sangat terbatas bai
k sumberdaya manusianya
maupun perangkat (software dan hardware)
c. Faktor kebijakan pemerintah
1) Tidak semua penguasa memiliki kebijakan yang sama tentang pentingnya jaminan
hak asasi manusia
2) Ada kalanya demi kepentingan stabilitas nasional, persoalan hak asasi manusia
sering diabaikan
3) Peran pengawasan legislative dan control social oleh masyarakat terhadap peme
rintah sering diartikan oleh
penguasa sebagai tindakan pembangkangan`
d. Faktor perangkat perundangan
1) Pemerintah tidak segera meratifikasikan hasil-hasil konvensi internasional te
ntang hak asasi manusia
2) Kalaupun ada, peraturan perundang-undangan masih sulit untuk diimplementasika
n
e. Faktor aparat dan penindakannya (Law Enforcement)
1) Masih adanya oknum aparat yang secara intitusi atau pribadi mengabaikan prose
dur kerja yang sesuai
dengan hak asasi manusia
2) Tingkat pendidikan dan kesejahteraan sebagian aparat yang dinilai masih belum
layak sering membuka
peluang `jalan pintas` untuk memperkaya diri
3) Pelaksanaan tindakan pelanggaran oleh oknum aparat masih diskriminatif, tidak
konsekuen, dan tindakan
peyimpangan berupa KKN (korupsi, kolusi, dan Nepotisme)
2. Tantangan Penegakan HAM

Tentang penegakan hak asasi manusia di Indonesia untuk masa-masa yang akan datan
g telah di gagas oleh
pemerintah Indonesia ( presiden Soeharto) pada saat akan menyampaikan pidatonya
di PBB dalam Konferensi
Dunia ke-2 (Juni 1992)
Dengan judul deklarasi Indonesia tentang Hak Asasi Manusia , dalam pidato itu dita
ndaskan beberapa prinsip,
yaitu:
Prinsip universalitas, yaitu bahwa adanya hak-hak asasi manusia bersifat fundam
ental dan memiliki keberlakuan
universal, *
Prinsip Pembangunan nasionalm, yaitu bahwa kemajuan ekonomi dan social melalui k
eberhasilan
pembangunan nasional dapat membantu tercapainya tujuan meningkatkan demokrasi da
n perlindungan HAM. *
Prinsip Kesatuan HAM (Indivisibility), yaitu berbagai jenis atau kategori HAM, y
ang meliputi hak-hak sipil dan
politik, hak ekonomi, social, dan cultural, hak perseorangan, hak masyarakat/ban
gsa secara keseluruhan
merupakan satu kesatuan. *
Prinsip objektivitas atau Non-Selektivitas, yaitu penolakan terhadap pendekatan/
penilaian terhadap
pelaksanaan hak-hak asasi pada suatu Negara oleh pihak luar, yang hanya menonjol
kan satu jenis HAM saja,
mengabaikan HAM lainnya. *
Prinsip keseimbangan, yaitu keseimbangan anatara hak perseorangan dan masyarakat
dan bangsa, sesuai
dengan kodrat manusia sebagai makhluk individual dan makhluk social sekaligus. *
Prinsip Kompetensi Nasional, yaitu bahwa penerapan dan perlindungan HAM merupaka
n kompetensi dan
tanggung jawab nasional. *
Prinsip Negara hukum, yaitu bahwa jaminan terhadap HAM dalam suatu negara dituan
gkan dalam aturan-
aturan hukum, baik hukum tertulis maupun hukum tidak tertulis. *

3. Rencana Aksi Nasional HAM Indonesia (2004-2009)

Mengacu pada 6 (enam) program utama :


1). Pembentukan dan penguatan institusi pelaksanaan RANHAM
2). Persiaapan instrumen Hak Asasi Manusia Internasional,
3). Persiaapan harmonisasi peraturan perundang-undangan,
4). Diseminasi dan pendidikan Hak Asasi Manusia,
5). Penerapan norma dan standar Hak Asasi Manusia, dan
6). Pemantuan, evaluasi,dan pelaporan.
D. INSTRUMEN HUKUM DAN PERADILAN INTERNASIONAL HAM
1. Intrumen Hukum Internasional HAM

Perhatian dunia internasional terhadap Hak Asasi Manusia tampak meningkat setela
h perang dunia II ( 1939-1945).
Besarnya jumlah korban diberbagai belahan dunia melahirkan perhatian yang mendal
am terhadap peristiwa
penistaan terhadap nilai kemanusiaan dalam perang besar itu. Keprihatiaan terseb
ut kemudian mendorong
kesadaran umat manusia untuk mengedepankan pengakuan dan perlindungan terhadap h
ak asasi manusia.
Selanjutnya,tonggak sejarah bagi diakuinya prinsip-prinsip kebebasaan sipil dan
hak asasi dalam konteks
internasional tampak nyata dibentuknya perserikatan bangsa-bangsa yang kemudian
melahirkan deklarasi universal
Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of human rights) tahun 1948.
Beberapa instruman hukum tentang HAM internasional pasca-Universal Declaration o
f human rights tahun 1948,
yaitu
NO
Tahun
Uraian/keterangan
1.
1958
Lahirnya konvensi tentang hak-hak politik perempuan
2.
1966
Covenants of Human Rights telah diratifikasi oleh Negara-negara PBB, yang isinya
mencakup:
. The international on civil and political rights, yaitu memuat hak-hakdan hak-h
ak politik (persamaan
hak antara pria dan wanita)
.Optional protocol, yaitu adanya kemungkinan seorang warga Negara mengdukan pela
nggaran HAM
kepada the human rights commite PBB setelah melalui upaya pengadilan di negarany
a.
.The international covenant of oconomi,social and cartular rights,yaitu berisi s
yarat-syarat dan nilai-
nilai bagi system demokrasi ekonomi,sosial, dan budaya.

3.
1976
Konvensi internasional tentang Hak-hak Khusus.
4.
1984
Konvensi tentang penghasupan segala bentuk Diskrimansi terhadap perempuan.
5.
1990
Konvensi tentang Hak-hak anak
6.
1993
Konvensi anti-aperheid Olahraga.
7.
1998
Konvensi menentang penyiksaan dan pengakuan atau hukuman lain yang kejam,tidak
manusiawi,dan merendahkan martabat manusia.
8.
1999
Konvensi tentang penghasupan segala bentuk Diskrimansi Rasial.

2. Peradilan INternasional HAM

Sebagai suatu nilai yang diakui secara universal,pengakuan dan perlindungan ter
hadap hak asasi manusia
merupakan tanggung jawab bersama yang bersifat lintas negara. Artinya persoalan
hak asasi manusia tidak
hanya merupakan persoalan suatu Negara secara tersendiri, melainkan menjadi pers
oalan bersama yang
mendapat perhatian internasional. Oleh karena itu, pelaku kejahatan kemanusiaan
tidak dapat berdalih bahwa
karena dia adalah warga negaranya tertentu dan melakukan kejahatan di wilayah ne
gara sendiri, dunia
internasional tidak berhak menuntutnya.
Bamyak kejahatan kemanusiaan yang merupakan pelanggaran HAM dilakukan oleh rezim
otoriter di sebuah
negara. Biasanya pemerintah otoriter tidak hanya menguasai lembaga. Karena itu,
seorang penguasa yang
otoriter biasanya dapat melakukan kejahatan kemanusiaan dengan leluasa tanpa ter
sentuh oleh lembaga
peradilan. Sementara, lembaga negara lainnya dan juga masyarakat tidak memiliki
kekuatan yang menandai
untuk melakukan kontrol terhadap kekuasaannya.
Perlindungan terhadap hak asasi manusia internasional yang menggunakan instrumen
t hukum adalah
mahkamah kejahatan internasional atau yang dikenal dengan International Criminal
Court (ICC).
ICC dibentuk pada tanggal 1 juli 2002 berdasarkan pada aroma statute of the crim
inal (1998);berkedudukan di
Den Haag,Belanda; dan dapat mengadakan sidang di Negara lain bila diperlukan.
Wewenang ICC terbatas pada kejahatan-kejahatan yang paling serius dan menyangkut
masyarakat
internasional, antara lain:
a. Genosida
yaitu tindakan atau perbuatan yang bertujuan untuk menghancurkan atau memusnahka
n seluruh atau
sebagian bangsa , ras, etnis atau agama dengan cara:
. Membunuh anggota kelompok
. Mengakibatkan penderitaan fisik dan mental yang berat pada kelompok
. Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang mengakibatkan kemusnahan
. Mencegah kelahiran dalam kelompok
. Memaksa anak-anak untuk pindah kekelompok lain

b. Kejahatan terhadap kemanusiaan


yaitu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang sistematik kepa
da penduduk sipil, antara
lain
sebagai berikut :

Pembunuhan *

Penyiksaan *

Perkosaan *

Penganiayaan kepada keiompok *

Pemusnahan *

Penghilangan orang dengan paksa *

Perbudakan *

Kejahatan apartheid *

Penggusuran *

Tindakan lain yang tidak berperikemanusiaan *

Perampasan kemerdekaan *

3. Pelanggaran dan Proses Peradilan HAM Internasional


a. Pelanggaran hak asasi manusia

Beberapa kasus yang pernah terjadi tentang pelanggaran hak asasi manusia di dun
ia adalah sebagai berikut:
. Warga Negara diadili kasus Genosida irak

Frans van Anraat, dikenal dakwaan kejahatan perang dan genosida, dia adalah war
ga belanda pertama
yang diadili dalam kasus ini, yang dituduh menjual bahan kimia dari amarika seri
kat dan jepang kepada irak
yang digunakan untuk membuat gas syaraf dan gas mustard yang digunakan dalam per
ang melawan iran
tahun 1980-1988 dan terhadap warga kurdi irak.
Jaksa penuntut mengatakan PBB menggambarkan van Anraat seagai salah satu peranta
ra penting dalam
pembelian bahan-bahan kimia oleh irak, namun dalam sebuah wawancara yang dilakuk
an tahun 2003, van
Anraat menyangkal tahu menahu soal serangan itu.
Laporan-laporan menyatakan saat itu dia member informasi kepada dinas rahasia Be
landa mengenai
program senjata Saddam Hussein. Setelah irak diinvasi pada bulan Maret 2003, dia
kembali ke Belanda dan
ditangkap pada bulan Desember 2004 di Amsterdam.
PBB mencurigai pengusaha itu adalah pemasok utama bahan-bahan kimia bagi rejim i
rak, dengan mengirim
26 kali ke Negara itu.
. Kasus Genosida, tokoh Khmer merah paling senior ditahan

Nuon Chea, tokoh Khmer merah paling senior, ditahan. Penahannannya adalah bagia
n dari tindak lanjut
penyelidikan kasus Genosida dikamboja beberapa tahun yang lalu. Dia akan diajuka
n kepengadilan genosida
yang mendapat dukungan PBB. Pengadilan akan dimulai pada tahun depan. Banyak yan
g menilai, Noun Chea
memiliki peran penting sebagai pembuat keputusan dalam rezim tersebut.
Rezim itu bermaksud menciptakan masyarakat agraria, namun ternyata malah menimbu
lkan kematian
lebih dari satu juta orang karena kelaparan, penyakit, kerja paksa, dan eksekusi
. Noun Chea pun telah
berulang kali membantah ikut bertanggung jawab atas kematian ribuan warga Negara
tersebut. Meski
demikian, pada awal tahun ini dia menyatakan kesiapannya untuk menghadapi pengad
ilan.
Terkait kasus genosida tersebut, tersangka yang ditetapkan baru satu orang. Pena
hanan telah dilakukan
atas Kang Kek leu alias Duch pada juli lalu. Duch dituduh menjadi kerala penjara
S21 di Phnom Penh. Di
penjara itulah diperkirakan telah terjadi penyiksaan secara brutal lebih dari 17
.000perempuan, pria, dan
anak-anak.
. Mengadili Jiang Zemin

Secara hukum, untuk pertama kalinya praktisi Falun Gong menuntut jiang zemin di
pengadilan pederal
Chicago, Amerika pada 22 oktober 2002. Ia telah dituntut dibawah hukum HAM atas
penganiayaan dan
kejahatan genosida (kejahatan pemunahan bangsa atau ras) yang dilakukannya.
Tiga alasan utama dalam tuntutannya terhadap Jiang Zemin adalah : penyiksaan ke
jam, kajahatan
kemanusiaan dan kejahatan genosida. Ketua organisasi itu, Philip Grand menyataka
n jian zemin dengan
kepentingannya sendiri telah melakukan penindasan terhadap pengikut Falun Gong,
dan juga telah
mendirikan lembaga yang khusus menangani kasus Falun Gong yakni kantor 610 yang mi
rip gestaponya
Adolf Hitler. Karena itu ia harus bertanggung jawab atas kematian lebih dari 800
praktisi.
Para praktisi Falun Gong juga bergantung dengan pemerintah berbagai Negara mende
sak mahkamah
internasional PBB untuk mengadili Jiang Zemin. Praktisi yang tersebar diseluruh
dunia, saat ini sedang
mengumpulkan dan menata serangkaian bukti penindasan, meliputi kesaksian dari sa
ksi mata, dengan jelas
menerangkan rincian dan kejadian sebagian pratiksi selama ditahan yang disiksa d
an dipukul hingga
meninggal, foto-foto almarhum, dan sebuah daftar nama almarhum yang paling jelas
yang terakhir ini
diketahui.
b. Proses peradilan hak asasi manusia internasional

Prose paradilan HAM internasionai meliputi beberapa tahapan, antara lain:


1) Pemeriksaan pendahuluan

Penuntut umum, setelah adanya laporan atau pengaduan dari salah satu Negara pese
rta mengenai suatu
kejahatan, kemudian melakukan evaluasi atas laporan tersebut. Apalagi penuntut u
mum menyimpulkan
bahwa ada dasar yang beralasan untuk menindak lanjuti dengan penyidikan kepada m
ajelis pra-peradilan
dengan dilengkapi bahan-bahan yang telah dikumpulkan.
Dalam melakukan penyelidikan, tugas dan wewenang penuntut umum adalah:
. Mengumpulkan dan memeriksa bukti-bukti
. Meminta kehadiran dan bertanya kepada orang yang sedang diselidiki, korban, da
n saksi
. Mengadakan kerjasama dengan setiap Negara atau organisasi antar pemerintah yan
g sesuai kewenangan
. Membuat persiapan atau kesepakatan yang tidak bertentangan dengan undang-undan
g untuk
mempermudah kerjasama dengan Negara, organisasi antar pemerintah atau orang
. Menjaga kerahasiaan dokumen dan informasi yang diperoleh
. Sebelum pemeriksa, penuntut umum boleh melanjutkan penyidikan dan dapat mengub
ah atau mencabut
setiap dakwaan.
2) Pemeriksaan pengadilan

Dalam pasal 61 International Criminal Court (ICC) ditentukan sebagai berikut:


. Pada waktu pemeriksaan, penuntut umum harus mendukung setiap dakwaan dengan bu
kti yang cukup
. Dalam proses pemeriksaan tersangka diperbolehkan:
- Menolak dakwaan
- Membantah bukti yang di ajukan oleh penuntut umum
- Mengajukan bukti

. Dalam pimpinan mengangkat majelis pemeriksayang bertanggung jawab terhadap pel


aksana setiap
persidangan berikutnya
. Terdakwa harus hadir selama pemeriksaan.bila terdakwa hadir dipengadilan terus
-menerus menunggu
persidangan, Majelis pemeriksa dapat mengeluarkan terdakwa dan membuat penetapan
baginya untuk
mematuhi persidangan dan memberikan intruksi kepada pengacaranya dari luar sidan
g dengan teknologi
komunikasi
. Dalam mulai persidangan, majelis pemeriksa membacakan kepada terdakwa dakwaan
yang sebelumnya
telah dikonfirmasikan oleh majelis pra-peradilan. Majelis pemeriksa memberi kese
mpatan kepada
terdakwa untuk menyatakan pernyataan bersalah atau tidak bersalah.
. Hakim ketua memberi petunjuk pelaksanaan persidangan termasuk menjamin bahwa p
ersidangan
dilaksanakan secara adil dan tidak memihak
. Majelis pemeriksa memiliki wewenang untuk:
- Mengatur mengenai diterimanya suatu bukti
- Mengambil suatu tindakan yang perlu untuk menjaga ketertiban selama berlangsun
gnya pemeriksaan

. Bila majelis pemeriksa berpendapat bahwa diperlukan adanya fakta-fakta yang le


bih lengkap untuk
kepentingan keadilan, terutama korban, maka dapat:
- Menuntut penuntut umum mengajukan bukti tambahan termasuk keterangan saksi-sak
si
- Memerintahkan agar pemeriksaan dilanjutkan

. Putusan majelis pemeriksa harus berdasarkan evaluasi bukti dari seluruh persid
angan
3) Upaya Banding

Berdasarkan pasal 74 International Criminal Court (ICC), putusan pengadilan dapa


t diajukan banding oleh
penuntut umum atau orang yang dihukum dengan alasan-alasan sebagai berikut:
. Kesalahan prosedur
. Kesalahan fakta
. Kesalahan hukum
. Alasan lain yang mempengaruhi keadilan
Berilah tanda silang (x) di depan huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang ben
ar !

MARI BERLATIH !!! Pussy laba2 gbr.jpg

1. Hak asasi manusia yang paling pokok yang harus


terpenuhi dahulu untuk dapat melaksanakan hak asasi
manusia yang lain adalah hak . . . .
a. Beragama d. untuk memperoleh
perlindungan
b. Hidup e. kebebasan dari rasa takut
c. Mendapat pekerjaan

2. Yang menjadi tonggak perkembangan HAM adalah . . .


.
a. Magna Charta d. Bill of Right
b. Piagam HAM sedunia e. Declaration des
Droit
c. Declaration of Independent d L home et Du
Citoyen

3. Hak untuk mendapatkan dan memilih jenis pendidikan


termasuk dalam . . . .
a. Rights of legal equality
b. Procuderal Rights
c. Property Rights
d. Social and Culture Rights
e. Personal Rights

4. International Criminal Court didirkan pada tanggal . . . .


a. 1 Juli 2000
b. 1 Juni 2001
c. I Juni 2002
d. 1 Juli 2002
e. 1 Juni 2004

5. Hak Asasi Manusia diatur dalam UUD 1945 Bab . . . .


a. X b. XI c. XII d. XIII e. XIV

6. Di bawah ini tidak termasuk The Four Freedom . . . .


a. Kebebasan beragama d. Kebebasan dari rasa takut
b. Kebebasan berpolitik e. kebebasan berpendapat
c. Kebebasan dari kekurangan dan kelaparan
7. Pengakuan HAM Sedunia disetujui oleh PBB pada tanggal . .
. .
a. 17 Agustus 1945
b. 24 Oktober 1945
c. 24 Oktober 1945
d. 10 November 1948
e. 10 Desember 1948
8. Piagam HAM Sedunia dikenal dengan . . . .
a. Magna Charta
b. Hobeas Corpus Act
c. Declaration of Independence
d. Declaration des Droit d L home et Du Citoyen
e. Universal Declaration of Human Rights
9. Kejahatan Apartheid termasuk kejahatan . . . .
a. Genosida
b. Kemanusiaan
c. Negara
d. Barat
e. Biasa
10. Sikap bangsa Indonesia sebagai bangsa yang anti
imprealisme dan kolonialisme ditegaskan dalam . . . .
a. Pembukaan UUD 1945
b. Penjelasan UUD 1945
c. Proklamasi Kemerdekan RI dan UUD 1945
d. PERPU
e. Ketetapan MPR
BAB 4
HUBUNGAN DASAR NEGARA DENGAN KONSTITUSI

A. Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi


1. Pengertian Dasar Negara

Dalam Ensiklopedi Indonesia, kata dasar (filsafat) berarti asal yang pertama. Is
tilah ini juga sering
dipakai dalam arti: Pengertian yang menjadi pokok dari pikiran-pikiran lain. Kat
a dasar bila dihubungkan
dengan Negara, berarti pedoman dalam mengatur kehidupan penyelenggaraan ketatane
garaan Negara
yang mencakup berbagai bidang kehidupan.
Setiap Negara yang merdeka dan berdaulat sudah barang tentu memiliki dasar Negar
a yang berbeda.
Perbedaan dasar Negara yang diterapkan didalam suatu Negara sangat dipengaruhi o
leh nilai-nilai
social-budaya, patriotism dan nasionalisme yang telah terkritalisasi dalam perju
angan untuk
mewujudkan cita-cita dan tujuan Negara yang hendak dicapainya.
Bagi bangsa Indonesia, dasar Negara yang dianut adalah Pancasila. Dalam tinjauan
yudiris
konstitusional, Pancasila sebagai dasar Negara berkedudukan sebagai norma objekt
if dan norma
tertinggi dalam Negara, serta sebagai sumber segala sumber hukum sebagaimana ter
tuang di dalam
TAP. MPRS No. XX/MPRS/1996, jo. MPR No. V/MPR/1973, jo. TAP. MPR No. IX/mpr/1978
. Penegasan
kembali Pancasila sebagai dasar Negara tercantum dalam TAP. MPR No. XVIII/MPR/19
98.
2. Pengertian Konstitusi

Para ahli memiliki pandangan yang bervariasi mengenai konstitusi dan Undang-Undang
Dasar .
Ada yang berpendapat sama, tetapi ada juga yang berpendapat berbeda. Kata konsti
tusi secara
etimologis berasal dari bahasa Latin (constitutio), Inggris (constitution), Pran
cis (constituer), Belanda
(constitutie), dan Jerman (Konstitution). Dalam pengertian ketatanegaraan, istil
ah konstirusi
mengandung arti undang-undang dasar, hukum dasar atau susunan badan.
Suatu konstitusi menggambarkan seluruh sistem ketatanegaraan suatu Negara, yaitu
berupa
kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur dan memerintah Negara. Peraturan-per
aturan
tersebut ada yang berbentuk tertulis sebagai keputusan badan yang berwenang, ada
pula yang
bersumber dari peraturan yang tidak tertulis seperti norma, kebiasaan adat istia
dat, dan konvensi di
dalam masyarakat.
Dalam perkembangan politik dan ketatanegaraan, istilah konstitusi mempunyai dua
pengertian yaitu
:
a. Pengertian Luas, Konstitusi berarti keseluruhan dari ketentuan ketentuan dasar
atau hukum
dasar (droit constitunelle).
b. Pengertian Sempit, Konstitusi berarti piagam dasar atau Undang Undang Dasar (
Loi
constitunelle), yaitu suatu dokumen lengkap mengenai peraturan peraturan dasar n
egara.
3. Substansi Konstitusi Negara

Konstitusi dapat dibedakan antara konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertu
lis. Suatu konstitusi
disebut tertulis bila merupakan satu naskah, sedangkan konstitusi tidak tertulis
tidak merupakan satu
naskah dan banyak dipengaruhi oleh tradisi dan konvensi. Contoh, Negara Inggris
yang konstitusi
hanya merupakan kumpulan-kumpulan dokumen.
Konstitusi atau hukum dasar, dapat pula dibedakan antara Hukum Dasar Tertulis, y
aitu Undang-
Undang Dasar dan Hukum Dasar Tidak Tertulis, yaitu konvensi. Salah satu contoh k
onvensi di
Indonesia adalah pelaksanaan Pidato Kenegaraan Presiden menjelang oeringatan Pro
klamasi 17
Agustus.
a. Sifat dan fungsi konstitusi Negara

Sifat pokok konstitusi Negara adalah flexible (luwes) dan rigid (kaku). Konstitu
si dikatakan
fleksibel, bila pembuat konstitusi menetapkan cara mengubahnya tidak berat, memp
ertimbangkan
perkembangan masyarakat sehingga mudah mengikuti perkembangan masyarakat sehingg
a mudah
mengikuti perkembangan zaman ( contoh Inggris dan Selandia Baru ). Konstitusi be
rsifat rigid apabila
pembuat konstitusi menetapkan cara perubahan yang sulit dengan maksud agar tidak
mudah di ubah
hukum dasarnya ( contoh Amerika, Kanada, Jerman dan Indonesia).
Fungsi pokok konstitusi dan Undang-Undang Dasar adalah untuk membatasi kekuasaan
pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sew
enang-wenang.
Menurut Carl J. Friedrich, konstitusionalisme merupakan gagasan di mana pemerint
ah dipasang
sebagai suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat.
Setiap UUD memuat ketentuan ketentuan sebagai berikut :
a. Organisasi negara c. Prosedur mengubah UUD
b. Hak Asasi Manusia d. Larangan untuk mengubah sifat tertentu dari
UUD
b. Kedudukan Konstitusi (Undang-Undang Dasar)

Meskipun Undang-Undang Dasar bukan merupakan salah satu syarat untuk berdirinya
suatu
Negara beserta dengan penyelenggaranya yang baik, tetapi dalam perkembangan zama
n modern
dewasa ini, Undang-Undang Dasar mutlak adanya. Sebab dengan adanya Undang-Undang
Dasar
baik penguasa Negara maupun masyarakat dapat mengetahui aturan atau ketentuan po
kok atau
dasar-dasar mengenai ketatanegaraannya.

c. Cara Pembentukan dan mengubah konstitusi (undang-undang dasar)


1. Cara Pembentukan

No.
Dengan Cara
Keterangan
1
Pemberian
. Raja memberikan kepada warganya suatu UUD, kemudian ia
berjanji akan mempergunakan kekuasaannya itu berdasarkan
asas-asas tertentu dan kekuasaan itu akan dijalankan oleh suatu
badan tertentu pula.
. UUD itu timbul, biasanya karena raja merasa ada tekanan yang
hebat dari sekitarnya dan takut akan timbul revolusi. Dengan
adnya UUD ini, maka kekuasaan raja dibatasi .

2
Sengaja Dibentuk
. Dalam hal ini, pembuatan suatu UUD dilakukan setelah negara itu
didirikan. Jadi, setelah suatu Negara didirikan, dibentuk UUD.
3
Cara Revolusi
. Pemerintah baru yang terbentuk sebagai hasil revolusi ini,
kadang-kadang membuat suatu UUD yang kemudian mendapat
persetujuan rakyatnya atau pemerintah tersebut dapat pula
mengambil cara lain, yaitu dengan mengambil suatu
permusyawaratan yang akan menetapkan UUD itu.

4
Cara Evolusi
. Perubahan-perubahan secara berangsur-angsur dapat
menimbulkan suatu UUD, dan secara otomatis UUD yang lama
tidak berlaku lagi.

2. Cara Mengubah

No
Degan Cara
Keterangan
1
Oleh Badan
Legislatif/Perundangan
biasa
. Dilakukan oleh badan legislative, hanya harus dengan syarat
yang lebih berat dari pada jika Badan Legislatif ini membuat
undang-undang biasa (bukan Undang-Undang Dasar).

2
Referendum
. Yaitu dengan jalan pemungutan suara diantara rakyat yang
mempunyai hak suara (pada masa Orde Baru, Referendum,
diatur di dalam UU No. 5 Tahun 1958).

3
Oleh Badan Khusus
. Harus diadakan oleh suatu badan khusus yang pekerjaannya
hany untuk mengubah Undang-Undang Dasar saja.

4
Khusus di Negara
Federasi
. Perubahan UUD itu baru dapat terjadi jika mayoritas Negara-
negara bagian dari federasi itu menyetujui perubahan itu.
B. Kedudukan Pembukaan UUD 1945 Negara Kesatuan RI Tahun 1945

Pembukaan UUD mengandung nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa-bangsa ya


ng beradab
diseluruh muka bumi. Kalimat di dalam Pembukaan UUD tersebut antara lain Bahwa se
sungguhnya
kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di a
tas dunia harus
dihapuskan, karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan prikeadilan .
1. Kedudukan Pembukaan UUD 1945

Di dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 termuat unsur-unsur seperti yang diis
yaratkan
bagi adanya suatu tertib hukum yaitu kebulatan dari keseluruhan peraturan hukum . A
dapun
syarat-syarat yang dimaksudkan mencakup hal-hal berikut :
a. Adanya kesatuan objek (penguasa) yang mengadakan peraturan-peraturan hukum. H
al ini
terpenuhi dengan adanya suatu Pemerintah Republik Indonesia
b. Adanya kesatuan asas kerohanian yang menjadi dasar keseluruhan peraturan huku
m. Hal ini
terpenuhi oleh adanya dasar Filsafat Negara Pancasila
c. Adanya kesatuan daerah dimana keseluruhan peraturan hukum itu berlaku, terpen
uhi oleh
penyebutan seluruh tumpah darah Indonesia
d. Adanya kesatuan waktu dimana keseluruhan peraturan hukum itu berlaku. Hal itu
terpenuhi oleh
penyebutan disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UUD Negara
Indonesia yang berlangsung saat sejak timbulnya Negara Indonesia sampai seterusny
a selama
Negara Indonesia ada.

Pokok kaidah negera yang fundamental menurut ilmu hukm tata Negara mempunyai beb
erapa
unsur mutlak antara lain :
a. Dari segi terjadinya, ditentukan oleh pembentuk Negara dan terjelma dalam sua
tu bentuk
pernyataan lahir sebagai penjelmaan kehendak pembentuk Negara untuk menjadikan h
al-hal
tetentu sebagai dasar Negara yang dibentuknya
b. Dari segi isinya, memuat dasar-dasar pokok Negara yang dibentuk sebagai berik
ut :
1. Dasar tujuan Negara (tujuan umum dan tujuan khusus).

Tujuan umum, tercakup dalam kalimat untuk memajukan kesejahteraan umumdan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, da
n
keadilan social. Tujuan umum ini berhubungan dengan masalah hubungan antara bang
sa
(hubungan luar negri) atau politik luar negri Indonesia yang bebas aktif.
Tujuan khusus, tercakup dalam kaimat melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah
Indonesia, mencerdaskan ehidupan bangsa serta mewujudkan suatu keadilan social b
agi
seluruh rajyat Indonesia. Tujuan ini bersifat khusus dalam kerangka tujuan bersa
m, yaitu
menuju masyarakat adil dan makmur.
2. Ketentuan diadakannya Undang-Undang Dasar yang tersimpul dalam kalimat, Maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara
Indonesia .
3. Bentuk Negara, adalah Republik yang berkedaulatan Rakyat
4. Dasar filsafat Negara (asas kerohaian) pancasila yang tercakup dalam kalimat .d
engan
berdasar kepada : Ke-Tuhanan yang MAha Esa; Kemanusian yang adil dan beradab, Pe
rsatuan
Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyaaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi se
luruh
rakyat Indonesia .

Dengan demikian, pembukaan UUD 1945 telah memenuhi syarat sebagai pokok kaidah
Negara yang fundamental (fundamental norm). Dalam hubungannya dengan pasal-pasal
UUD
1945 (Batang Tubuh UUD 1945).
UUD memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a. Karena sifatnya tertulis dan rumusannya jelas, UUD 1945 merupakan hukum posit
if yang
mengikat pemerintah sebagai penyelenggara negara, dan juga mengikat setiap warga
negara .
b. Membuat norma norma, aturan aturan serta ketentuan ketentuan yang dapat dan ha
rus
dilaksanakan secara konstitusional.
c. UUD 1945, termasuk pembukaan UUD 1945 yang dalam tertib hukum Indonesia merup
akan
undang undang yang tertinggi, menjadi alat kontrol norma norma hukum yang lebih
rendah dalam hirarki tertib hukum Indonesia.

2. Makna yang Terkandung dalam pembukaan UUD 1945

Makna yang terkandung di dalam pembukaan UUD 1945 dapat dilihat pada matriks dib
awah ini.
Alinea
Isi/keterangan
makna yang terkandung
Pertama
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah
hak segala bangsa dan oleh sebab itu ,maka
penjajahan di atas dunia harus di hapuskan,
karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan
dan perikeadilan.
. Keteguhan bangsa Indonesia dalam membela
kemerdekaan melawan penjajah dalam segala bentuk.
. Pernyataan subjektif bangsa Indonesia untuk menentang
dan menghapus penjajahan diatas dunia.
. Pernyataan objektif bangsa Indonesia bahwa penjajasan
tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
. Pemerintah Indonesia mendukung kemerdekaan bagi
setiap bangsa Indonesia untuk berdiri sendiri.

Kedua
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan
Indonesia telah sampailah pada saat yang
berbahagia dengan selamat sentosa
mengagtarkan rakyat Indonesia ke depan
pintu gerbang kemerdekaan Negara
Indonesia
. Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia
merupakan hasil perjuangan pergerakan melawan
penjajah.
. Adanya momentum yang harus dimanfaatkan untuk
menyatakan kemerdekaan.
. Bahwa kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan, tetapi
harus diisi dengan mewujudkan negara Indonesia yang
merdeka,bersatu , berdaulat,adil dan makmur.

Ketiga
Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa
dan dengan gigorong oleh keinginan luhur,
supaya berkehidupan kebangsaan yang
bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaannya.
. Motivasi spiritual yang luhur bahwa kemerdekaan kita
adalah berkat rahmat Alllah Yang Maha Kuasa
. Keinginan yang didambakan oleh segenap bangsa
Indonesia terhadap suatu kehidupan yang
berkesinambungan antara kehidupan material dan
spiritual, dan kehidupan dunia maupun akhirat.
. Pengukuhan pernyataan Proklamasi Kemerdekan.

Keempat
Kemudian daripada itu untuk membentuk
suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan social, maka disusunlah
Kemerdekaan Kebangsan Indonesia itu
dalam suayu Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia, yang berbentuk Undang
Dasar, dalam suatu susunan Negear Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat degan
berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebujaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan social bagi
seluruh rakyat Indonesia.
. Adanya fungsi dan sekaligus tujuan Negara Indonesia,
yaitu :
A. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan sekuruh
tumpah garaj Indonesia
B. Memajukab kesejahteraan umum,
C. Mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan
ketertiban dubia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan social
. Kemerdekaan bangsa Indonesia yang disusun dalam suatu
Undang-Undang Dasar 1945
. Susunan/bentuk Negara Republik Indonesia
. Sistem pemerintahan Negara, yaitu berdasarkan
kedaulatan rakyat (demikrasi)
. Dasar Negara Pancasila

3. Makna Pembukaan UUD 1945 bagi Perjuangan Bangsa Indonesia


Undang-Undang Dasar merupakan sumber hukum tertinggi dari hukum yang berlaku di
Indonesia,
sedangkan Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari motivasi dan aspirasi perjuan
gan serta tekad
bangsa Indonesia untuk mencapai tujuannya, Pembukaan juga merupakan sumber dari c
ita hukum dan
cita moral yang ingin ditegakan baik dalam lingkungan nasional maupun dalam hubung
an pergaulan
bangsa-bangsa di dunia.
4. Pokok-pokok Pikiran dalam Pembukaan UUD 1945

Pokok-pokok pikiran yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai b
erikut:
a. Pokok pikiran Pertama: Negara- begitu bunyinya melindungi segenap bangsa Indon
esia dan
seluruh tumpah darah Indonesia untuk berdasar atas persatuan mewujudkan keadilan
bagi seluruh
rajyat Indonesia . Dalam Pembukaan ini, diterima aliran pengertian Negara persatua
n, Negara yang
melindungi dan meliputi segenap bangsa seluuhnya. Jadi, Negara mengatasi segala
paham golongan,
mengatasi segala paham perseorangan. Negara menurut pengertian Pembukaan itu mengh
endaki
persatuan menghendaki persatuan yang meliputi segenap bangsa Indonesia. Inilah s
uatu dasar
Negara yang tidak boleh dilupakan.
b. Pokok pikiran Kedua : Negara hendak mewujudkan keadilan social bagi social bag
i seluruh rakyat
Hal ini merupakan poko pikiran keadilan social. Pokok pikiran yang hendak diwuju
dkan oleh Negara
bagi seluruh rakyat ini didasarkan pada kesadaran bahwa manusia Indonesia mempun
yai hak dan
kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan social dalam kehidupan masyarakat
.
c. Pokok pikiran Ketiga : Negara yang berkedaulatan rajyat berdasar atas kerakyat
an dan
permisyawaratn/perwakilan . Oleh karena iti, sisten begara yang terbentuk dalam UU
D 1945 harus
berdasar atas kedaulatab rakyat dan berdasar atas permusyawaratn/perwakilan. Mem
ang aliran ini
sesuai dengan sifat nasyarakat Indonesia . Ini adalah pokok pikiran kedaulatan raky
at, yang
menyatakan bahwa kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh
Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
d. Pokok pikran Keempat : Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut da
sar
kemanusiaan yang adil dan beradab . Oleh karena itu, UUD 1945 harus mengandung isi
yang
mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara Negara untuk memelihara budi p
ekerti
kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Hal
ini menegaskan
pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang adil dan beradab.

Dengan demikian, apanila kita memperhatikan keempat pokok pikiran tersebut tampa
l bahwa
pokok-pokok pikiran ini tidak lain adalah pancaran dari dasar falsafat Negara Pa
ncasila. Pokok-pokok
pikiran ini dijelmakan kedalam pasal demi pasal Batang Tubuh Undang-Undang Dasar
1945.
5. Hubungan Pembukaan dengan Batang Tubuh UUD 1945

Pokok-pokok pikiran pembukaan UUD 1945, merupakan suasana kebatinan Undang-Undan


g Dasar
Negara Indonesia serta mewujudkan cita hukum yang menguasai hkum dasar Negara, b
aik yang tertulis
maupun tidak tertulis, dan pokok-pokok pikrab tersebut dijelmakan dalam pasal UU
D 1945. Oleh karena
itu, dipahami bahwa suasana kebatinan UUD 1945 serta cita hukum UUD 1945 bersumb
er atau dijiwai
oleh dasar falsafat Pancasila. Inilah yang dimaksud dengan arti dan fungsi Panca
sila sebagai Dasar Negara.
Dengan demikian, jelaslah bahwa Pembukaan UUD 1945 mempunyai fungsi atau hubunga
n langsung
degan Batang Tubuh UUD 1945, karena Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok-pokok pi
kiran yang
dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal di Batang Tubuh UUD 1945 tersebut. Pem
bukaan UUD 1945
yang merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, bahkan hal ini menjadi rang
kaian kesatuan nilai
dan norma yang terpadu.
Batang Tubuh UUD 1945 terdiri dari rangkaian pasal-pasal merupakan perwujudan po
kok-pokok
pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, yang tidak lain adalah pokok p
ikiran : Persatuan
Indonesia, Keadilan social, Kedaulatan Rakyat berdasar atas kerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan, dan Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar Kemanusiaa
n yang adil dan
beradab.
Pokok-pokok pikiran tersebut tidak laib adalah pancaran dari Pancasila yang tela
h nanpu nenberikan
emangat dan terpancang dengan khidmay dalam perangkat UUD 1945. Semangat (Pembuk
aan) pada
hakikatnya merupakan suatu rangkaian lesatuan yang tak dapat dipisahkan. Kesatua
n serta semangat
yang demikian itulah yang harus diketahui, dipahami, dan dihayati oleh setiap in
san warga Negara
Indonesia.
6. Tata Urutan Peraturan Perundangan-Undangan yang Berlaku di Indonesia

TAP MPRS NO. XX/MPRS/ 1966


Tentang Sumber Tertib Hukum RI
TAP MPR NO. III / MPR / 2000
Tentang Tata Urutan Perudang-
Undangan Nasional
UU RI No. 10 Tahun 2004 pasal 7
ayat 1, Tata Urutan Perudang-
Undangan Nasional
UUD 1945
UUD 1945
UUD 1945
TAP MPR
TAP MPR
UU / PERPU
UU / PERPU
UU
Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah
PERPU
Peraturan Presiden
Keputusan Presiden
Peraturan Pemerintah
Peraturan Daerah
Peraturan Pelaksana
lainnya
Keputusan Presiden

Peraturan Daerah
C. Perbandingan Konstitusi pada Negara Republik Indonesia dengan Negara
Liberal dan Negara Komunis
1. Konstitusi Negara Republik Indonesia

Konsepsi Konstitusi Negara Indonesia bersumber pada Undang-Undang Dasar 1945.


a. Mekenisme konstitusional Demokrasi Pancasila

Mekanisme pelaksanaan demokrasi Pancasila bersumber pada konstitusi atau Undang


-Undang
Dasar 1945.Perihal mekanisme demokrasi pancasila telah tercantum di dalam penjel
asan UUD 1945,
dan dijabarkan lebih lanjut dalam system pemerintahan Negara sebagai berikut :
1. Indonesia ialah Negara berdasar atas hukum ( rechstaat )
2. Indonesia menggunakan sistem konstitusional
3. Kekuasaan Negara yang tertinggi ditangan MPR
4. Presiden ialah penyelenggara pemerintahan Negara tertinggi dibawah majelis
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat
6. Menteri Negara adalah pembantu Presiden ; Menteri Negara tidak bertanggung ja
wab kepada
Dewan Perwakilan Rakyat
7. Kekuasaan kepala Negara tidak terbatas
b. Lembaga-lembaga Kenegaraan

Lembaga-lembaga kenegaraan sesuai dengan UUD 1945 (amandemen) adalah Majlis


Permusyawaratan Rakyat (pasal 2-3), Presiden (Pasal 4-16), Dewan Perwakilan Raky
at (Pasal 19-22 B),
Cadan Pemeriksa Keuangan (Pasal 23 E dan 23 F) dan Mahkamah Agung (Pasal 24 A)
Gambaran umum mengenal lemnaga-lembaga kemegaraan berdasarkan UUD 1945 (amandeme
n)
dapat dilihat dalam uraian dibawah ini.
a. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Tugas Pokok :
Pemegang kekuasaan Konstitutif, yang mencakup antara lain :
1. Mengubah dan menetapkan UUD (pasal 3 ayat 1)
2. Melantik Presiden dan/atau wakil Presiden (pasal 3 ayat 2)
3. Memberhentikan Presiden dan /atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menuru
t UUD
(pasal 3 ayat 3)
b. Presiden

Presiden adalah penyelenggara kekuasaan pemerintahan Negara tertinggi dibawah MP


R, yang
dalam melakukan kewajibannya dibantu oleh satu orang Wakil Presiden (pasal 4 aya
t 2 UUD
1945)
Tugas pokok :
Pemegang kekuasaan Eksekutif (pelaksana undang-undang) yang mencakup :
a. Kepala Pemerintah
b. Kepala Negara
c. Panglima tetinggi
c. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Tugas Pokok :
Pemegang kekuasaan Legislatif (Pembuat UU) yang mencakup :
a. Memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang (pasal 20 ayat 1)
b. Membahasa dan menyetujui bersama rancangan undang-undang yang diajukan oleh
Presiden, dan
c. Memiliki fungsi legilasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan (pasal 20 A
ayat 1)
d. Fungsi DPR dari sudut pandang ketatanegaraan, mencakup antara lain :
. Fungsi Legilasi atau pembuatan UU
. Fungsi kontrol
. Fungsi perwakilan
d. Badan Pemeriksa Keuangan

Tugas Pokok :
Pemegang kekuasaan eksaminatif/inspektif yang mencakup :
a. Menetapkan kebijakan atas tanggung jawab keuangan Negara, baik jangka panjang
, jangka
menengah, maupun jangka pendek dan mengendalikan pelaksanaanya.
b. Melakukan perbendaharaan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlak
u
c. Menetapkan kebijakan tugas penunjangnya, baik jangka panjang, jangka menengah
, maupun
jangka pendek.
e. Mahkamah Agung (MA)

Tugas Pokok:
Pemegang kekuasaan yudikatif (mengadili pelanggar Undang-Undang). Dalam pasal UU
No.
14/1985, antara lain disebutkan :
a. Memeriksa dan memutus :
. Permohonan kasasi
. Sengketa tentang kewenangan mengadili
. Permohonan peninjau kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap.
b. Memutus permohonan kasasi terhadap putusan Pengadilan Tingkat Banding atau Ti
ngkat
Terakhir dari semua Lingkungan Peradilan.
2. Konstitusi pada Negara Liberal

Konsepsi pemikiran liberal (liberalism) di Negara-negara barat muncul sebagai a


ntiklimaks dari
penguasa monarki absolute. Mereka gandrung menyuarakan liberte, egalite, dan fra
ternite. Dalam arti
luas Liberalisme adalah usaha perjuangan menuju kebebasan .
a. Konstitusi di Negara Inggris

Negara Inggris tidak mempunyai konstitusi tertulis ; oleh sebab itu, dianggap me
mudahkan
pemerintah untuk menyesuaikan tindakan-tindakan dan lembaga-lembaganya sesuai de
ngan
tuntunan zaman tanpa mengalami kesulitan dalam prosedurnya.
b. Mekanisme Konstitusional Demokrasi Parlementer

Ciri-ciri pemerintahan parlementer adalah sebagai berikut :


. Kekuasaan legislative (DPR/Parlemen) lebih kuat daripada kekuasaan eksekutif (
Pemerintah =
Perdana Menteri)
. Mentri-mentri (cabinet) harus mempertanggung jawabkan semua tindakannya kepada
DPR. Ini
berarti cabinet harus mendapat kepercayaan (mosi) dari parlemen.
. Program-program kebijakan cabinet harus disesuaikan dengan tujuan politik seba
giab besar
anggota parlemen. Bila cabinet melakukan penyimpangan terhadap program-program k
ebijakan
yang dibuat, anggota parlemen dapat menjatuhkan cabinet dengan memberikan mosi t
idak
percaya kepada pemerintah.
. Kedudukan kepala Negara (raja, ratu, pangeran atau kaisar) hanya sebagai lambi
ng atau symbol
yang tidak dapat di ganggu gugat.

c. Lembaga-lembaga Kenegaraan

Raja atau ratu sebagai pemegang tahta kerajaan hanya berfungsi dalam segi-segi
pemerintah
yang bersufat seromonial (keupacaraan). Raja/ratu secara otomatis menduduki jaba
tan warisan
dalam Majelis tinggi.
a. Badan eksekutif

Terdiri dari raja/ratu yang tak dapat diganggu gugat (sinbolis), dan kekuasaan s
esungguhnya ada
pada Perdaba Menteri.
Tugas Pokok :
Pemegangkekuasaan eksekutif ada pada perdana menteri yang mencakup antara lain:
. Memimpin cabinet yang para anggotanya telah dipilihnya sendiri
. Membimbing Majelis rendah
. Menjadi penghubung dengan raja/ratu
. memimpin partai mayoritas
b. Badan Legislatif

Parlemen terdiri dari dua kamar (bicameral), yaitu : House of Commons (Majelis R
endah) dan
House of Lord (Majelis Tinggi)
Tugas Pokok :
Parlemen pada system pemerintahan di inggris memiliki peran sebagai berikut :
. Menilai secara kontinu reekan-rekan seperti yang duduk di cabinet
. Mempersiapkan di bidang legislasi atas dasar kebijakan menteri
. Mengawasi pelaksanaan undang-undang
. Mentyatakan gagasan-gagasan politik
. Memaparkan argumentasi-argumentasi politik kepada para pemilih
3. Konstitusi pada Negara Komunis

Komunis tudak hanya merupakan system politik yang menjadi dasar bagi konstitusi
di Republik
Rakyat Cina, tetapi juga mencerminkan suatu gaya hidup yang berdasarkan nilai-ni
lai tertentu, antara
lain :
. Gagasan monoisme (sebagai lawan dari pluralism)

Gagasan ini menolak adanya golongan-golongan di dalam masyarakat sebab dianggap


bahwa setiap
golongan yang berlainan aliran pemikirannya merupakan perpecahan. Oleh sebab itu
, persatuan
harus dipaksakan dan oposisi ditindas.
. Kekerasan di pandang sebagai alat yang sah guna mencapai komunsme

Pelaksanaan pemaksaan dipakai dalm dua tahap. Pertama, terhadap musuh diselengg
arakan suatu
diktatur yang kejam dimana oposisi dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Kedua, ba
gi pengikutnya
sendiri yang kurang insaf, diimdoktrinasi secara luas, terutma ditujukan kepada
angkatan muda.
. Negara merupakan alat untuk mencapai komunisme

Alat kenegaraan, seperti polisi, tentara, kejaksaan dipakai untuk diabadikan ke


pada pencapaian
komunisme (mobilization system). Campur tangan Negara sangat luas dan mendalam d
ibidang
politik, ekonomi, social, dan budaya. Di bidang hukum, tidak dipandang sebagai a
good in itself
akan tetapi sebagai alat revolusi untuk mencapai masyarakat komunis.
a. Mekanisme konstitusional demokrasi rakyat (ala komunis)

Menurut istilah komunis, demokrasi rakyat adalah bentuk khusus demokrasi yang mem
enuhi fungsi
diktatur proletar . Bentuk khusus ini tumbuh dan berkembang di Negara-negara Eropa
Timur
(sebelim runtuhnya Uni soviet tahun 1991) dan di Tiongkok (RRC). Khusus di Repub
lik Rakyat Cina,
sebagai hasil perkembangan politik yang amat kaku dan penuh ketegangan antara go
longan komunis
dan golongan antikomunis, pada akhirnya hany diakui adanya satu partai dalam mas
yarakat
(golongan-golongan lain disingkirkan dengan paksa).
b. Lembaga-Lembaga kenegaraan

Republik Rakyat Cina berdiri pada tahun 1949 dengan menumbangkan Dinasti Ching.
tetapi baru pada
tahun 1954, secara mapan Konstitusi Cina ditetapkan dalam Kongres Rakyat Nasiona
l yang menyebutkan
antara lain bahwa demokrasi rakyat dipimpin oleh kelas pekerja dalam hal ini dike
lola oleh partai
Komunis Cina sebagai inti kepemimpinan pemerintahan
1. Ketua PKC dan Sekjen PKC

Organ administartif utama (Dewan Negara) yang terdiri dari Perdana Menteri (PM),
wakil-wakil PM,
dan keala-kepala dari semua lementerian dan komisi.
Tugas pokok :
Pemegang Kekuasaan Eksekutif yang mencakup :
a. Mengatur mengendalikan seluuh struktur administrative dan bersama-sama degan
badan-badan
tertinggi PKC menyelenggarakan pemerintahan Cina.
b. Berperansebagai penerjamah keputusan-keputusan partai kedalam tindakan-tindak
an Negara
menjaikannya sebagai lembaga yang dibentuk oleh konstitusi.
2. Konggres Rakyat Cina (KRC)

Disebut organ wewenang Negara tertinggi dan pemegang wewenang legislative satu-s
atunya dalam
Negara.
Tugas Pokok :
a. Forum untuk mempelajari, mendukung, dan mengesahkan tindakan-tindakan pimpina
n pusat
b. Melambangkan dukungan rakyat dan menghormati wakil-wakil terpilih yang secara
politik disukai.
3. Mahkamah Rakyat Tertinggi dan Kejaksaan Rakyat Tertinggi

Bagian terakhir kerangka kerja pemerintah pusat.


Tugas Pokok :
Pemegang kekuasaan Yudikatif, yang mencakup antara lain :
a. Kejaksaan mempunyai kekuasaan yang bebas, termasuk penyidikan, penuntuan, dan
pengawasan
secara umum terhadap semua organ Negara, termasuk pengadilan-pengadilan.
b. Kekuasaan Yudikatif dijalankan secara bertingkat kaku oleh pengadilan rakyat
c. Pengadilan Rakyat bertanggung jawab kepada kongres rakyat disetiap tingkatan.
Namun karena
perwakilan rakyat tersebut didominasi oleh Partai Komunis Cina, demokrasi masih
sulit terwujud,
kendatipun usaha kea rah perubahan dilakukan terus menerus dalam rangka reformas
i besar-
besaran yang dirancangkan mahasiswa dalam rangka mebghadapi era globalisasi dewa
sa ini.
D. Sikap Positif terhadap Konsitusi Negara
Sebagai warga Negara, apa yang seharusnya dilakukan terhadap konstitusi Negara y
ang berlaku? Tentu
saja kita harus taat asas dan taat hukum .
Fungsi pokok Konstitusi atau Undang-Undang Dasar adlah untuk membatasi kekuasaan
pemerintah
sedeikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang
.
Agar Konstitusi Negara dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan dasar-dasar
pemahaman taat
asas dan taat hukum, maka sangat diperlukan sikap positif dari setiap warga Nega
ra sebagai berikut :
a. Bersikap Terbuka

Sikap terbuka atau transparan merupakan sikap apa adanya berdasarkan apa yang d
ilihat, didengar,
dirasakan, dan dilakukan. Sikap terbuka sangat penting dilakukan sebagai upaya m
enghilangkan rasa
curiga dan salah paham sehingga dapat dipupuk rasa saling percaya dan kerja sama
guna
menumbuhkan sikap toleransi dan kerukunan hidup. Dengan sikap terbuka terhadap k
onstitusi
Negara, kita belajar untuk memahami keberadaan sebagai warga Negara yang akan me
laksanakan
ketentuan-ketentuan penyelenggara negra dengan seoptimal mungkin.
b. Mampu mengatasi masalah

Setiap warga Negara harus memiliki kemampuan untuk mengatasi berbagai permasala
han yang
dihadapi. sikap ini penting untuk di kembangkan karena akan membentuk kebiasaan
menghadapi
masalah, sehingga kalau sebelumnya hanya menjadi penonton, pengkritik atau menya
lahkan orang
lain, sekarang menjadi orang yang mampu member solusi ( jalan keluar ). kemampua
n untuk
mengatasi masalah konstitusi negara akan memberikan iklim dan suasana yang semak
in baik dalam
menata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c. Menyadari adanya perbedaan

Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang masyarakat sangat beragam seh
ingga tertanam
istilah
bhineka tunggala ika ( berbeda beda namun tetap satu ). perbedaan harus diterima
sebagai suatu
kenyataan atau realitas masyarakat di sekitar kita baik agama, suku bangsa, adat
istiadat, dan
budayanya.
d. Memiliki harapan Realistis

Negara Indonesia dengan wilayah yang luas dan jumlah penduduk terbesar keempat
didunia memiliki
permasalahan yang lebih kompleks dalam nernagai kehidupan. Dalam penyelenggara k
ehidupan
Negara, sangat penting bagi warga Negara untuk mampu memahami situasi dan kondis
i Negara dalam
kebijakan yang diambil.
e. Penghargaan terhadap karya bangsa sendiri

Bangsa Indonesia harus bangga terhadap hasil karya bangsa sendiri. Salah satu k
arya bangsa untuk
kelangsungan kehidupan bangsa Indonesia adalah kemerdekaan dan kedaulatan bangsa
dalam
penyelenggaraan Negara.
f. Mau menerima dan memberi umpan balik

Kesadaran untuk tunduk dan patuh terhadap konstitusi Negara sangat diperlukan d
alam rangka
menghormati produk-produk konstitusi yang dihasilkan oleh para penyelenggara Neg
ara.
SISTEMATIKA UUD 1945

NO
UUD 1945
BAB
PASAL
AYAT
ATURAN
PERALIHAN
ATURAN
TAMBAHAN
1
Sebelum
Amamdemen
16
37
49
4 Pasal
2 Ayat
2
Sesudah
Amandemen
21
73
170
3 Pasal
2 Pasal

STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA


SEBELUM AMANDEMEN

PANCASILA
PEMBUKAAN UUD 1945
UUD 1945
MPR
DPA
BPK
MA
DPR
PRESIDEN
SESUDAH AMANDEMEN

Menurut Gustav Redbruch, ada tiga nilai dasar hukum :


UUD 1945
BPK
KEHAKIMAN
MK KY - MA
PRESIDEN
WAPRES
MPR
DPR-DPD
1. Keadilan hukum : perlaukan yang sama terhadap hal hal yang sama dan yang sesu
ai dengan itu, serta
perlakuan yang tidak sama tehdap hal hal yang berbeda termasuk orang dan hubunga
nnya.
2. Kegunaan hukum : fungsi dan manfaat hukum adalah untuk mengatur ketertiban hi
dup di dalam
masyarakat
3. Kepastian hukum : hukum menjadi berlaku dan mengikat seluruh warga negara tan
pa kecuali dalam
rangka menegakkan kebenaran dan supremasi hukum.

BAB 5
Persamaan Kedudukan Warga Negara

A. Kewarganegaraan Republik Indonesia

1. Rakyat dalam Suatu Negara

Rakyat di dalam suatu Negara meliputi semua orang yang bertempat tinggal di dal
am wilayah kekuasaan
Negara dan tunduk pada kekuasaan Negara itu. Awalnya rakyat di dalam suatu Negar
a hanya terdiri dari
orang-orang dari satu keturunan yang berasal dari satu nenek moyang yang masih m
emiliki hubungan
pertalian darah. Namun dalam perkembangan berikutnya, banyak pula pendatang yang
berasal dari nenek
moyang berbeda.
dalam perkembangan dewasa ini, factor tempat tinggal bersama ikut menentukan apa
kah seseorang
termasuk dalam pengertian rakyat suatu Negara. Adadpun rakyat di dalam suatu Neg
ara dapat dibedakan
sebagai berikut :
a. Berdasarkan hubungannya dengan daerah tertentu di dalam suatu Negara, rakyat
dapat dibedakan
menjadi penduduk dan bukan penduduk.
Penduduk adalah mereka yang bertempat tinggal atatu berdomisili didalam suatu wi
layah Negara
(menetap) untuk jangka waktu yang lama. Secara sosiologis, penduduk adalah semua
orang yang
pada suatu waktu mendiami wolayah Negara. Biasanya, penduduk adalah mereka yang
lahir secara
turun-temurun dan besar didalam suatu Negara. *
Bukan Penduduk adalah mereka yang berada didalam suatu wilayah Negara hanya untu
k
sementara waktu (tidak menetap). Contoh : para turis mancanegara atau tamu-tamu
instansi
tertentu didalam suatu Negara. *
b. Berdasarkan hubungan dengan pemerintah negaranya, rakyat dibedakan menjadi wa
rga Negara dan
bukan warga Negara.
Warga Negara adalah mereka yang berdasarkan hukum tertentu merupakan anggota dar
i suatu
Negara, dengan status kewarganegaraan warga Negara asli atau warga Negara keturu
nan asing.
Warga Negara juga dapat diperoleh berdasarkan suatu undang-undang atau perjanjia
n yang diakui
sebagai warga Negara (melalui proses naturalisasi) *
Bukan Warga Negara (orang asing) adalah mereka yang berada pada suatu Negara te
tapi secara
hukum tidak menjadi anggota Negara yang bersangkutan, namun tunduk pada pemerint
ah di mana
mereka berada. Contoh : Duta besar, konsuler, kontraktor asing, dan sebagaiya. *

Warga Negara dan bukan yang memiliki hak dan kewajiban yang berbeda. Contoh : w
arga Negara
dapat memiliki tanah atau mengikuti pemilu, suatu hak yang tidak dimiliki oleh o
rang yang bukan warga
Negara.
2. Asas Kewarganegaraan
Dalam menentukan status kewarganegaraan, system yang lazim digunakan adalah sets
el aktif dan
pasif. Menurut setsel aktif, seseorang akan menjadi warga Negara suatu Negara de
ngan melakukan
tindakan-tindakan hukum tertentu secara aktif. Sedangkan menurut setsel pasif, s
eseorang dengan
sendirinya menjadi warga Negara tanpa harus melakukan tindakan hukum tertentu.
Sedangkan penentuan Kewarganegaraan dapat dibedakan menurut asas ius sanguinis d
an asas ius soli.
a. Ius soli adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang menurut daerah
atau Negara
tempat dimana ia dilahirkan.
b. Ius sanguinis adalah asas yang menetukan kewarganegaraan seseorang menurut pe
rtalian darah atau
keturunan dari orang yang bersangkutan. Jadi, yang menentukan kewarganegaraan se
seorang ialah
kewarganegaraan orang tuanya, dengan tidak mengidahkan dimana ia sendiri dan ora
ng tuanya
berada dan dilahirkan.

Adanya perbedaan dalam menentukan kewarganegaraan di beberapa Negara, baik yang


menerapkan
asas ius soli dan ius sanguinis, bisa menimbulkan dua kemungkinan, yaitu apatrid
e dan bipatride.
a. Apatride adalah adanya seorang penduduk yang sama sekali tidak mempunyai kewa
rganegaran.
b. Bipatride adalah adanya seseorang penduduk yang mempunyai dua macam kewargane
garaan
sekaligus.

3. Penduduk dan Warga Negara Indonesia


Rakyat sebagai penghuni negara mempunyai peranan penting dalam merencanakan, men
gelola dan
mewujudkan tujuan negara. Keberadaan rakyat yang menjadi penduduk maupun warga n
egara secara
konstitusional tercantum dalam pasal 26 Undang-undang Dasar 1945 perihal warga n
egara dan
Penduduk.
a. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-o
rang bangsa lain yang
disahkan dengan Undang-Undang sebagai warga Negara.
b. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertenpat tinggal
di Indonesia.
c. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan Undang-Undang.

Berikut ini adalah yang menjadi warga negara Indonesia berdasarkan peraturan per
undangan
yang pernah berlaku di Indonesia.
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 1946 :
a. Penduduk asli dalam daerah RI, termasuk anak-anak dari penduduk asli itu.
b. Istri seorang warga negara
c. Keturunan dari seorang warga negara yang kawin dengan wanita warga negara asi
ng
d. Anak yang lahir dalam daerah RI yang oleh orang tuanya tudak diketahui dengan
cara yang sah
e. Anak-anak yang lahir dalam waktu 300 hari setelah ayahnya, yang mempunyai kew
argangaraan
Indonesia, meninggal.
f. Masuk menjadi warga negara Indonesia dengan jalan pewarganegaraan (naturalisa
si).
2. Hasil konferensi Meja Bundar (KMB) tahun 1949
a. Penduduk asli Indonesia, yaitu mereka yang dahulu termasuk golongan bumiputer
a dan
kedududkan di wilayah RI. apabila mereka lahir di kuar Indonesia dan bertempat t
inggal di negeri
Belanda atau di luar daerah peserta Uni (Indonesia-Belanda) maka mereka berhak m
emilih
Kewarganegaraan Belanda dalam waktu dua tahun setelah tanggal 27 Desember 1949.
b. Orang Indonesia, kawula negara Nelanda, yang bertempat tinggal di Suriname at
au Antilen (koloni
Belanda). Akan tetapi, jika mereka lahir di luar Kerajaan Belanda,mereka berhak
memiliki
kewarganegaraan Belanda dalam waktu dua tahun setelah tanggal 27 Desember 1949.
c. Orang Cinadan Arab yang lahir di Indonesia atau sedikitnya bertempat tinggal
enam bulan di
wilayah RI dan dalam waktu dua tahun sesudah tanggal 27 Desenber 1949 menyatakan
memilih
menjadi warga negara Indonesia.
d. Orang Belanda yang dilahirkan di wilayah RI atau sedikitnya bertempattinggal
enam bulan di
wilayah RI dan yang dalam waktu dua tahun sesudah tanggal 27 Desember 1949 menya
takan
memilih warga negara Indonesia.
e. Orang Asing (Kawula negara Belanda) bukan orang belanda yang lahir di Indones
ia dan bertempat
tinggal di RI, dan yang dalam waktu dua tahun sesudah tanggal 27 Desember 1949 t
idak menolak
kewarganegaraan Indonesia.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 62 tahun 1958
a. Mereka telah menjadi warga negara berdasarkan UU/Pertauran?Perjanjian yang be
rlaku surut
b. Mereka yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang diterapkan dalam UU No. 62 t
ahun 1958, yakni
seperti berikut :
Pada waktu lahirnya mempunyai hubungan kekeluargaan dengan seorang warga negara
Indonesia (misalnya, ayahnya WNI) *
Lahir dalm waktu 300 hari, setelah ayahnya meninggal dunia dan ayah itu pada wak
tu meninggal
dunia adalah warga negara RI. *
Lahir dalam wilayah RI selama orang tuanya tidak diketahui *
Memperoleh kewarganegaraan RI menurut UU No. 62 tahun 1958 *
4. Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia

Setelah Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, undan


g-undang
tentang kewarganegaraandi negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang No. 3 tahun 1946 tentang kewargangaraan Indonesia
b. Undang- Undang No. 2 tahun 1958 tentang penyelesaian Dwi Kewarganegaraan anta
ra
Indonesia dan RRC
c. Undang-Undang No. 62 tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Indonesia sebagai
Penyempurnaan Undang-Undang No. 3 tahun 1946
d. Undang-Undang No. 4 tahun 1969 tentang pencabutan UU No. 2 tahun 1958 dan din
yatakan
tidak berlaku lagi
e. Undang-Undang No. 3 tahun 1976 tentang Perubahan Pasal 18 UU No. 62 tahun 195
8, dan
f. Undang-Undang No. 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.

B. Kedudukan Warga Negara dan Pewarganegaraan


1. Kedudukan Warga Negara
Kedudukan Warga negara dalam suatu negara sangat pentung statusnya terkait denga
n hak dan
kewajiban yang dimiliki sebagai warga negara. Karena perbedaan status/kedudukan
sebagai warga
negara sangat berpengaruh terhadap hak dan kewajiban yang dimiliki baik yang men
cakup bidang
politik, ekonomi, sosial-budaya maupun hankam.
2. Hak dan Kewajiban Dasar Warga Negara

Hak-hak dan kewajiban dasar sebagai warga negara penting untuk dipahami dalam pe
laksanaan
demokrasi yang berdampak pada penyelenggara negara dan stabilitas politik negara
. Sebagai salah satu
perwujudan pelaksanaan hak dan kewajiban warga negara dalam berdemokrasi, setiap
warga negara
dituntut untuk menunjukan sikap postif dalam pengembangan nilai-nilai Demokrasi
Pancasila yang
mencakup :
a. Melaksanakan hak pilih dan dipilih dalam pemilihan umum
b. Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan Republik Indonesia
c. Menyukseskan pemilihan umum yang jujur dan adil
d. Melaksanakn GBHN dan ketetapan-ketetapan MPR lainnya
e. Bermusyawarah untuk mufakat dalam mengambil keputusan yang menyangkut kepenti
ngan
bersama
f. Saling mendukung dalam usaha pembelaan negara
g. Saling menghormati kebebasan dalam kehidupan beragama
Berikut ini contoh hak dan kewajiban warga negara Indonesia dalam pelaksanaan d
emokrasi di
Indonesia.
a. hak dibidang politik, misalnya mempunyai hak untuk memilih dan dipilih, mendi
rikan dan
memasuki suatu organisasi sosial politik, dan ikut serta dalam pemerintahan
b. hak dibidang pendidikan, misalnya mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan,
mengembangkan karir pendidikan, mendirikan lembaga pendidikan swasta, dan ikut s
erta
menangani pendidikan
c. hak dibidang ekonomi, misalnya mempunyai hak untuk memperoleh pekerjaan, memp
eroleh
kehidupan yang layak, hak memiliki barang, dan hak untuk berusaha
d. hak dibidang sosial budaya, misalnya setiap narga negara Indonesia mempunyai
hak untuk
mendapat pelayanan sosial, kesehatan, pendidikan, penerangan, hak untuk mengemba
ngkan
bahasa, adat-istiadat, dan budaya daerah masing-masing, dan hak untuk mendirikan
lembaga
sosial-budaya

Tanggung jawab warga negara dalam pelaksanaan demokrasi Pancasila antara lain se
bagai berikut:
a. setiap warga negara Indonesia bertanggung jawab terhadap pelaksanaan sistem d
emokrasi
pancasila
b. setiap warga negara Indonesia bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pemiliha
n umum secara
langsung, umum, bebas, dan rahasia serta jujur dan adil
c. setiap warga negara Indonesia bertanggung jawab atas pelaksanaan hukum dan pe
merintah RI
d. setiap warga negara Indonesia bertanggung jawab atas usaha pembelaan negara
e. setiap warga negara Indonesia bertanggung jawab atas pelaksanaan hak-hak asas
i manusia,
mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan Indonesia
3. Pewarganegaraan di Indonesia

Menurut Undang-Undang No. 62 tahun 1958 yang dapat memperoleh kewarga negaraan R
epublik
Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Mereka yang menjadi warga negara menurut undang-undang / peraturan / perjanji
an yang terlebih
dahulu telah berlaku (berlaku surut),
b. Kelahiran (asa ius soli),
c. Adopsi melalui pengadilan negeri (menyangkut orang asing dibawah umur 5 tahun
),
d. Anak-anak diluar perkawinan dari seorng wanita Indonesia,
e. Pewarganegaraan (naturalisasi),
f. Setiap orang asing kawin dengan seorang laki-laki Indonesia,
g. Anak-anak yang belum berumur 18 tahun / belum kawin mengikuti ayah atau ibuny
a (asa ius
sanguinis),
h. Anak orang asing dan tidak mempunyai hubungan hukum dengan ayah atau ibunya y
ang orang asing
itu dapat menjadi warga negara RI setelah berumur 21 tahun atau sudah kawin mela
lui pernyataan.

Apabila ada orang asing yang ingin menjadi warga negara Indonesia melalui prose
s naturalisasi, ia
harus mengajukan permohonan kepada Menteri kehakiman melalui kantor pengadilan n
egeri setempat
dimana ia tinggal atau Kantor Kedutaan Besar RI bila ia ada di luar negeri. Prmo
honan ini harus ditulis di
atas meterai dengan menggunakan bahasa Indonesi.
Selain di penuhi melalui cara naturalisasi, kewarganegaraan dapat juga diproleh
dengan cara
berikut :
a. Kelahiran, yaitu pada dasarnya siapa saja yang lahir di Indonesia adalah warg
a negara RI (asas ius
soli)
b. Pengengkatan, yaitu pengangkatan anak berusia lima taun kebawah secara sah (a
dopsi) oleh orang
tua angkatnya maka anak tersebut dapat memperoleh kewarganegaraan RI
c. Dikabulkan permohonannya, yaitu permohonan yang dikabulkan oleh Menteri Kehak
iman seperti
orang asing yang lahir dan bertempat tinggal di wilayah RI tetapi tidak mempunya
i hubungan hukum
kekeluargaan dengan ayahnya.
d. Akibat perkawinan, yaitu suatu perkawinan antara warga asing dengan pria WNI.
Dalam hal ini si
isteri akan memperoleh kewarganegaraan Indonesia.
4. Kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006


a. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri
b. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yan
g bersangkutan
mendapat kesempatan untuk itu
c. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya sendiri
, yang
bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun, bertempat tinggal di luar n
egeri, dan
dengan dinyatakan hilang Kewarganegaraan Republik Indonesia tidak menjadi tanpa
kewarganegaraan
d. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden
e. Secara sujarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara a
sung atau bagian
dari negara asing tersebut
f. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam penilihan sesuatu yang bersifat ket
atanegaraan untuk
suatu negara asing
g. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat
yang dapat
diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas
namanya.

Bagi warga negara Indonesia di luar negeri yang kehilangan kewarganegaraannya bu


kan karena
kemauan sendiri, mereka masih diberi kesempatan untuk tetap menjadiwarga negara
Indonesia dengan
persyaratan tertentu.
C. Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa
dan Bernegara
1. Makna Persamaan

Persamaan merupakan perwujudan kehidupan di dalam masyarakat yang saling mengho


rmati
dan menghargai orang lain dengan tanpa membeda-bedakan suku,agama, ras, dan anta
r golongan
(SARA). Timbulnya berbagai suasana tidak nyaman dan ketakutan bagi setiap manusi
a (masyarakat) di
suatu tempat, karena adanya segelintir orang yang mempunyai keinginan/kpentingan
tertentu denngan
cara-cara yang tidak beradab.
Di negara-negara berkembang padaumunya (termasuk Indonesia), memakai persamaan hi
dup
lebih bersifat kultural karena faktor adat-istiadat dan budaya yang diterapkan s
ecar turun temurun.
Penghormatan dan penghargaan yang tulus masih terasa cukup kuat terutama pada ma
syarakat
pedesaan. Namun di kota-kota besar pada umumnya dengan masyarakatnya yang sudah
sangat
kompleks (heterogen) dan multikultural, tentu tidak banyak yang diharapkan.
2. Jaminan Persamaan Hidup (Pendekatan Kultural)

Dalam kehidupan berbangsa Indonesia secarakultural, jaminan terhadap persamaan


hidup telah
tertanam melalui adat dan budaya daerah yang relatif memiliki nilai-nilai yang h
ampir sama.
Beberapa nilai kulural bangsa Indonesia yang patut kita letarikan dalm upaya mem
berikan
jaminan persamaan hidup dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
antara lain :

a. Nilai religius

Realitas kehidupan bangsa Indonesia sejak zaman nenek moyang hingga sekarang in
i sarat dengan
nilai nilai regius,meskipun disadari bahwa tata cara ritual dan bentuk-bentuk ya
ng disembah
berbeda.
b. Nilai gotong royong

Pada sebagian masyarakat Indonesia, nilai-nilai gotong royong masih sangat kuat
dipertahankan
sebagai wujud kepedulian dan mau membantu sesama.
c. Nilai ramah tanah

Kebiasaan dalam pergaulan hidup yang mengembangkan sopan santun dan ramah tamah
merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia yang membedakan dengan bangsa-ba
ngsa lain di
dunia.
d. Nilai kerelaan berkorban dan cinta tanah air

Rela berkorban dan cinta tanah air merupakan wujud ketulusan pengorbanan seseor
ang dalm
bentuk harta benda maupun nyawa untuk kepentingan harga diri, harkat nartabat ba
ngsa dan
negara.

3. Jaminan Persamaan Hidup dalam Konstitusi Negara

Masa penjajahan yang berlangsung sejak zaman Belanda (lk. 350 tahun) dan zaman
(lk.3,5 tahun)
telah membuka mata seluruh masyarakat dan pemimpin bangsa Indonesia agar mampu m
enata
kehidupan bangsa yang merdeka dan berdaulat serta sejajar dengan bangsa-bangsa l
ain yang beradab.
Para pendiri negara sangat menyadari bahwa setelah bangsaIndonesia merdeka, Nega
ra yang
akan di bangun adalah Negara yang berisi masyarakat Indonesia yang Bhineka Tungg
al Ika dengan
keberagaman suku, agama, ras dan golongan dari Sabang sampai Merauke. Oleh sebab
itu, dasar Negara
yang menjadi pedoman penyelengaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bern
egara harus
mampu mewadahi kepentingan-kepentingan masyarakat dan bangsa secara keseluruhan.
Mengingat konstruksi yang dibangun oleh bangsa Indonesia dalam wadah Negara Kesa
tuan
Republik Indonesia bersumber dari keberagaman suku, agama, ras, dan golongan, ma
ka sudah menjadi
kewajiban Negara untuk memberikan jaminan persamaan hidup dalam kehidupan bermasya
rakat,
berbangsa, dan bernegara. Jaminan persamaan hidup wrga Negara di dalam konstitus
i Negara, dapat
disebutkan antara lain :
a. Pembukaan UUD 1945

Pada alinea pembukaan UUD1945 disebutkan bawa sesungguhnya kemerdekaan itu iala
h hak
segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan,
karena tidak
sesuai dengan prikemanusian dan prikeadilan. Kalimat tersebut mengandung makna a
danya
pengakuan jaminan persamaan hidup bagi bangsa beradab mana pun di dunia, karena
tak satu pun
bangsa yang mau di jajah oleh bangsa lain,
Dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945, dinyatakan: ..Negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakn ketertiban dunia yang
berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social, Kalimat melindungi segenap ban
gsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia . Jadi, jelaslah bahwa perial jaminan persamaan hi
dup di Indonesia
secara konstitusional termaktub di dalam pembukaan UUD 1945. Jaminan persamaan k
ehidupan
telah secara eksplisit inyatakan untuk selanjutnya diimplementasikan kedalam per
aturan
perundang0undangan yang berlaku.
b. Sila-sila Pancasila

Pengakuan jaminan persamaan hidup dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan


bernegara di Indonesia juga telah diumuskan secara fisolofis dalam dasar Negara
Pancasila melalui
sila-sila Pancasila sebagai berikut :
No
Sila-Sila Pancasil
Uraian/Keterangan
1
Ketuhanan Yang Maha Esa
Bahwa segala agama dan kepercayaan yang beradab di Indonesia
terpusat pada Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, makna
utama dalam sila pertama ini yaitu adanya pengakuan persamaan
jaminan hidup bagi warga Negara Indonesia untuk beragama dan
melaksanakan ajaran agamanya sesuai dengan keyakinan mesing-
masing.
2
Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab
Menunjukan ekspresi bangsa Indonesia yang mempunyai keinginan
kuat bahwa dalam aspek-aspek hubungan antar manusia adanya
jaminan persamaan hidup dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, berdasrkan moralitas yang adil dan beradab.
3
Persatuan Indonesia
Dengan dasar persatuan dan kesatuan Indonesia, maka setiap bangsa
Indonesia mampu meletakan kepentingan diri sendiri dan golongan.
4
Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmah kebijaksanaan
Merupakan keinginan hidup berbangsa dan bernegara yang
demokratis baik dalam arti formal maupun material berdasarkan
dalam
pernusyawaratn/perwakilan
Ketuhanan Yang Maha Esa dan moralitas kemanusiaan yang adil dan
beradab dengan senantiasa menjunjung tinggi persatuam dam
kesatuan bangsa.
5
Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia
Dimaksudkan dalam rangka pengaturan hubungan manusia dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk
mencapai masyarakat adil dan makmur, material maupun spiritual.

c. UUD 1945 dan Peraturan Perundangan Lainnya

Bila memperhatikan komitmen bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan Negara yang


ingin
mewujudkan jaminan persamaan hidup dalam kehidupan bermasyarakn, berbangsa, dan
bernegara, sudah sangat jelas bahwa hal tersebut ingin segera diwujudkan dalam k
ehidupan sehari-
hari.
D. Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara tanpa Membedakan Ras, Agama,
Gender, Golongan, Budaya dan Suku

Berdasarkan Pendekatan cultural dan konstitusional, sangatlah kecil kemungkinan


bagi setiap wrga
Negara Indonesia untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak menghargai persama
an kedudukan warga
Negara karena factor ras, agama, gender, goglongan, budaya dan suku bangsa.
Sangat riskan bagi bangsa Indonesia yang di huni oleh masyarakat multietnis dan
budaya apabila ada
bagian masyarakat yang tidak menghargai perbedaan apapun alasannya. diskriminasi
merupakan sikap dan
perbuatan yang harus dihindari, karena cepat atau lambat akan menjadi bom waktu
perpecahan dan sangat
berpotensi untuk melahirkan baik konflik vertikal ( dengan penguasa ) maupun kon
flik horizontal ( dengan
sesama masyarakat ). dalam rangka menghargai persamaan kedudukan bagi setiap war
ga negara, perlu
dilakukan langkah langkah sebagai berikut:
. Regulasi yang dilakukan oleh lembaga eksekutif maupun legislatif, sebelum disa
hkan sudah seharusnya
dibuat dalam kajian akademis yang memadai dan analisis analisis psikologi social
yang mendalam,
sehingga menghasilkan peraturan dan kebijakan yang tidak diskriminatif yang dira
sakan oleh sebagian
warga negara / masyarakat.
. Implementasi suatu kebijakan atau aturan, agar pelksanaanya dilakukan oleh apa
rat atau yang betul-betul
memahami, proporsional. Hal ini penting untuk dipahami, agar pada saat terjadi p
enindakan pelanggaran
mampu berlau adil dan sesuai ketentuan berlaku.
. Sosialisasi suatu peraturan atau kebijakan diperluas jangkauan dan publikasiny
a agar warga masyarakat
yang berkepentingan merasa berperan aktif untuk memahami. Jika sosialisasi tlah
terpahami dengan baik,
warga masyarakat akan semakin cerdas untuk melaksanakannya tanpa ada rasa curiga
atau salah paham.
. Masyarakat harus dilatih dan diberikan pembeljaran pentingnya taat asas dan taat
aturan sehingga
dalam menyelesaikan suatu masalah atau urusan administrasi tertentu betul-betul
mematuhi rambu-
rambu yang teah ditentukan.

Penjelasan Istilah :
Ras : Perbedaan manusia didasarkan pada perbedaan fisik
Agama : ajaran yang terutama didasarkan antara hubungan manusia dengan Tuhan Yan
g Maha
Esa,
dengan sesamanya, dan dengan alam sekitarnya berdasarkan kitab suci.
Gender : Perbedaan manusia berdasrakan pada jenis kelamin
Golongan : kelompok kelompok yang ada di dalm masyarakat yang didasarkan pada ke
samaan
kepentingan
maupun tujuan
Budaya : merupakan hasil karya dari akal dan pikiran manusia
Suku : kelompok manusia yang terikat oleh kesadaran dan jati diri mereka akan ke
satuan
kebudayaan mereka, sehingga kesatuan budaya tidak ditentukan oleh orang melainka
n
oleh warga kebudayaan yang bersangkutan.
BAB 6
Sistem Politik Indonesia

A. Sistem Politik
1. Pengertian Sistem Politik

Suatu system politik terdiri dari interaksi peranan para warga Negara. Orang yan
g sama dalam
system politik dapat sekaligus memainkan peranan lain seperti dalam system ekono
mi, social,
keagamaan, dan lain-lain. Nerikut ini adalah batasan system politik menurut para
ahli politik.
a. Rusandi Simuntapura

Sistem politik ialah mekanisme seperangkat ungsi atau peranan dalam struktur po
litik dalam
hubungan satu sama lain yang menunjukan suatu proses yang langgeng.
b. David Easton

Sistem politik dapat diprkenalkan sebagai interaksi yang diabstrasikan dari sel
uruh tingkah laku soial
sehingga nila-nilai dialokasikan secara otoritatif kepada masyarakat.
c. Robert Dahl

Sistem politik merupakan pola yang tetap dari hubungan antar manusia serta meli
abatkan sesuatu
yang luas dan berarti tentang kekuasaan, aturan-aturan, dan kewenangan.
Berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dalam system poli
tik tercakup
hal-hal sebagai berikut :
. Fungsi integrasi dan adaptasi terhadap masyarajat, baik kedalam maupun keluar
. Penerapan nilai-nilai dalam masyarakat berdasarkan kewenangan
. Penggunaan kewenangan atau kekuasaan, baik secara sah ataupun tidak,
2. Ciri-Ciri Umum Sistem Politik

Sistem politik baik modern maupun primitive memiliki ciri-ciri tertentu almond d
alam the politics of
developing areas,mengatakan ada 4 (empat ) ciri dalam sistem politik, yaitu:
a. Semua sistem politik termasuk yang paling sederhana mempunyai kedudukan polit
ik. dalam
pengertian bahwa masyarakat yng paling sederhana pun mempunyai tipe struktur pol
itik yang
tedapat dalam masyarakat yang paling kompleks sekali pun. tipe tipe tersebut dap
at
diperbandingkan satu sama lain sesuai dengan tingkatan dan bentuk pembandingan k
erja yang
teratur.
b. Semua system politik menjalankan fungsi fungsi yang sama walaupun tingkatanny
a berbeda
beda yang ditimbulkan karena perbedaan stuktur. hal ini dapat diperbandingkan, y
aitu bagaimana
fungsi-fungsi tadi sering dilaksanakan atau tidak dan bagaimana gaya pelaksanaan
nya.
c. Semua struktur politik, walaupun dispesifikasikan dengan berbagai unsure baik
itu pada masyarakat
primitif maupun pada masyarakat modern, melaksanakan banyak fungsi. oleh karena
itu, sistem
politik dapat dibandingkan sesuai dengan tingkat kekhususan tugas.
d. Semua sistem politik adalah sistem campuran dalam pengertian kebudayaan. seca
ra rasionala tidak
ada struktur dan kebudayaan yang semuanya modern atau semuanya primitif melainka
n dalam
pengertian tradisional, semuanya adalah campuran antara unsure modern dan tradis
ional.

Dalam memahami cara kerja sistem politik pada umumnya, peran input dan output me
mpunyai
pengaruh besar terhadap kebijakan publik. Hoogerwerf berpendapat bahwa input bisa
berasal
dari sistem lain, misalnya sistem ekonomi.sistem ekonomi yang terkena dampak keb
ijakan
pemerintah akan memberikan reaksi tertentu, mungkin memperkuat atau bertentangan
. reaksi ini
merupakan input bagi sistem politik untuk diperoses lebih lanjut. disamping itu,
input juga berasal
dari perilaku politik berupa unjuk rasa / demontrasi atau tindakan maker sebagai
dampak dari output
sistempolitik.
3. Macam-Macam Sistem Politik

Macam-macam sistem politik yang hendak diuraikan, sesungguhnya merupakan tipe, a


tau model yang
didasarkan pada sudut kesejarahan dan perkembangan sistem politik dari berbagai
Negara yang
disesuaikan dengan perkembangan kultur dan struktur masyarakatnya.
a. Almond dan Powell membagi 3 (tiga) kategori sistem politik yakni :
. Sistem-sistem primitif yang intermittent (bekerja dengan sebentar-bentar istir
ahat).
. Sistem-sistem tradisional dengan struktur-struktur bersifat pemerintahan polit
ik yang berbeda-
beda dan suatu kebudayaan subjek .
. Sistem-sistenm modern dimana struktur-struktur politik yang berbeda-beda (part
ai politik,
kelompok-kelompok kepentingan, dan media massa) berkembang dan mencerminkan akti
vitas
budaya politik participant
b. Alfian mengklasiikasikan sistem politik menjadi 4 (empat) tipe, yakni :
. Sistem politik otoriter/totaliter
. Sistem politik anarki
. Sistem politik demokrasi
. Sistem politik demokrasi dalam transisi

4. Demokrasi sebagai Sistem Politik

Kata demokrasi dalam sistem politik memiliki makna umum, yaitu adanya prlindunga
n hak asasi
manusia, menjunjung tinggi hukum, tunduk terhadap kemauan orang banyak, tanpa me
ngabaikan hak
golongan kecil agar tidak timbul diktator mayoritas. Sebuah sistem politik demok
rasi akan bertahan
apabila bersumber pada kehendak rakyat dan bertujuan untuk mencapai kebaikan atau
kemaslahatan
bersama. Untuk itu, demokrasi selalu berkaitan dengan persoalan perwakilan kehen
dak rakyat.
Sistem politik demokrasi, menurut Bingham Powel, Jr. ditandai dengan ciri-ciri s
ebagai berikut :
a. Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim bahwa pemerintah tersebut mewakil
i keinginan
rakyatnya, artinya klaim pemerintah untuk patuh pada aturan hukum didasarkan pad
a penekan
bahwa apa yang dilakukan merupakan kehendak rakyat.
b. Pengaturan yang mengorganisasikan perudingan (bargaining) untuk memperoleh le
gitimasi
dilaksanakan melalui pemilihan umum yang kompetitif. Pemilihan dipilih dengan in
terval yang
teratur dan pemilih dapat memilih di antar beberapa alternative calon.
c. Sebagian besar orang dewasa dapat ikut serta dalam proses pemilihan, baik seb
agai pemilih maupun
sebagai calon untuk menduduki jabatan penting.
d. Penduduk memilih secara rahasia dan tanpa dipaksa.
e. Masyarakat dan pimpinan menikmati hak-hak dasar, seperti kebebasan berbicara,
berkumpul,
berorganisasi, dan kebebasan pers.
B. Insfrastruktur dan Suprastruktur Politik di Indonesia

Pada setiap sistem politik Negara-negara dunia, akan selalu dijumpai adanya str
uktur politik. Struktur
politik di dalam suatu negara adalah pelembagaan hubungan organisasi antara komp
onen-komponen yang
membentuk bangunan politik. stuktur politik sebagai bagian dari struktur yang pa
da umumnya selalu
berkenaan dengan alokasi nilai-nilai yang bersifat otoratif, yaitu yang dipengar
uhi oleh distribusi serta
penggunaan kekuasaan.
Permasalahan politik menurut Alfian, dapat dikaji melalui berbagai pendekatan, y
aitu didekati dari sudut
kekuasaan, struktur politik,komunikasi politik, konstitusi, pendidikan dan sosia
lisasi politik, pemikiran dan
kebudayaan politik.
Sistem politik yang pada umumnya berlaku disetiap negara meliputi dua struktur k
ehidupan politik, yakni,
infrastrukur politik dan suprastruktur politik.
1. Infrastrukur politik

Didalam suatu kehidupan politik rakyat (the sosial political sphere), akan selal
u ada keterkaitan atau
keterhubungan dengan kelompok-kelompok lain ke dalam berbagai macam golongan yan
g biasanya
disebut kekuatan sosial politik masyarakat . Kelompok masyarakat tersebut yang meru
pakan kekuatan
politik riil didalam masyarakat, disebut infrastruktur politik . Berdasakan teori p
olitik, infrastruktur
politik mencakup 5 (lima) unsur atau komponen sebagai berikut : a. Partai politi
k (political party), b.
kelompok kepentingan (interst group), c. kelompok penekan (pressure group), d. m
edia komunikasi
politik (political communication media) dan e. tokoh politik (political figure).

a. Partai politik (political party) di Indonesia

Partai politik sebagai institusi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan mas
yarakat dalam
mengendalikan kekuasaan. Hubungan ini banyak dipengaruhi oleh kebudayaan masyara
kat yang
melahirkannya. Kalau kelahiran partai politik dilihat sebagai pengewajantahan da
ri kedaulatan rakyat
dalam poltik formal, maka semangat kebebasan selalu dikaitkan orang ketika berbi
cara tentang partai
politik sebagai pengendali kekuasaan..
Perjalanan sejarah kehidupan partai poliik di Indonesia secara garis besarnya da
pat dijelaskan sebagai
berikut :
. Masa pra kemerdekaan

Organisasi modern pertama di Indonesia yang melakukan perlawanan terhadap penja


jah (tidak
secara fisik) adalah Budi Utomo yang didirikan di Jakarta pada tanggal 20 Mei 19
08. Pada awalnya,
organisasi ini berkembang di kalangan pelajar dalam bentuk studieclub dan organi
sasi pendidikan.
Namun dalam perkembangan berikutnya, ia menjadi partaipolitik yang didukung kaum
terpelajar
dan massa buruh tani.
. Masa pasca kemerdekaan (tahun 1945-1965)

Tumbuh suburnya partai-partai politik pasca kemerdekaan, didasarkan pada Maklum


at Pemerintah
tertanggal 3 November 1945 yang ditandantangani Wakil Presden Moh. Hatta yang an
tara lain
memuat keinginan pemerintah akan kehadiran partai politik agar masyarakat dapat
menyalurkan
aspirasi (aliran pahamnya) secara teratur. Sejak dikeluarkannya Maklumat Pemerin
tah tersebut,
dapat diklasifikasi sejumlah partai politik yang ada sebagai nerikut :
1). Dasar Ketuhanan : a) Partai Masjumi, b) Partai Sjarikat Indonesia, c) Perger
akan Tarbiyan
Islamiah (Perti), d) Partai Kristen Indonesia (Parkindo), e) Nahdlatul Ulama (NU
), dan f) Partai
Katolik
2). Dasar Kebangsaan :
. Partai Nasional Indonesia (PNI)
. Partai Indonesia Raya (Parindra)
. Persatuan Indonesia Raya (PIR)
. Partai Rakyat Indonesia (PRI)
. Partai Demokrasi Rakyat (Banteng)
. Partai Rakyat Nasional (PRN)
. Partai Wanita Rakyat (PWR)
. Partai Kebangsaan Indonesia (Parki)
. Partai Kedaulatan Rakyat (PKR)
. Serikat Kerakyatan Indonesia (SKI)
. Ikatan Nasional Indonesia (INI)
. Partai Rakyat Jelata (PRJ)
. Partai Tani Indonesia (PTI)
. Wanita Demokrasi Indonesia (PTI)

3). Dasar Marxisme :


. Partai Komunis Indonesia (PKI)
. Partai Sosialis Indonesia
. Partai Murba
. Partai Buruh
. Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai)

4). Dasar Nasionalisme :


. Partai Demokrat Tionghoa (PTDI)
. Partai Indonesia Nasional (PIN)
. Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI)
. Masa Orde baru (tahun 1966-1998)
Awal kebangkitan orde baru (!966) dalam melakukan pembelahan institusi politik,
tetap berpandang bahwa
jumlah partai politik yang terlalu banyak tidak menjamin stabilitas politik. Usa
ha pertama disamping
memulihkan partai-partai yang tidak secara resmi dilarang, adalah menyusun undan
g-undang tentang pemilu
yang dianggap sesuai dengan perkembangan masyarakat saat itu. Dan pemilu yang di
rencanakan dilaksanakan
dalam waktu dekat, ternyata baru terlaksana tahun 1971 dengan peserta sebanyak 1
0 partai politik. ( Golkar,
Parmusi, NU, PSII, Partai Islam, Parkindo, Partai Katolik, PNI, Murba, dan IPKI)
Hasil Pemilu 1971 menunjukkan kemenangan Golkar yang diikuti oleh Parmusi, NU da
n PNI.
Selanjutnya dengan diberlakukannya UU RI no. 03 tahun 1957, Pemilu tahun 1977 da
n 1982 hanya diikuti
oleh 3 ( tiga) peserta :
1). PPP dengan ciri ke-islaman dan ideologi islam.
2). Golkar dengan ciri kekayaan dan keadilan sosial.
3). PDI dengan ciri demokrasi, kebangsaan (nasionalisme), dan kedilan
Pada pemilu tahun 1987 dan 1992 dengan diberlakukannya UU NO. 3 tahun 1985, part
ai politik dan Golkar
ditetapkan hanya mempergunakan satu-satunya asas, yaitu Pancasila dengan tujuan
agar setiap kontestan pemilu
lebih berorientasi padaprogram kerja masing-masing. penerapan atas tersebut lang
sung sampai dengan
pelaksanaan pemilu 1997. fakta memperlihatkan bahwa selama pemilu orde baru, gol
kar selalu dominan. dalam
pemilu 1971 golkar meraih (62,8%),tahun 1997 (62,1%), tahun 1982 (64,3%),tahun 1
987 (73,2%)tahun 1992
(68,1%) dan pada tahun 1997 (70,2%).
Era orde baru mengalami antiklimaks kekuasaan setelah pada akhir tahun 1997 nega
ra Indonesia mengalami
krisis moneter yang selanjutnya berkembang menjadi krisis multidimensi karena te
rperangkap hutang luar negeri
yang besar dan banyaknya praktik korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) yang melibatka
n pejabat birokrasi dan
pengusaha.
. Masa/Era Repormasi (tahun 1999 s.d.sekarang)

Era reformasi benar-benar merupakan arus angin perubahan menuju demokratisasi da


n asas keadilan.
Partai-partai politik diberikan kesempatan untuk hidup kembali dan mengikuti pem
ilu dengan multipartai
yang terselenggarakan pada tahun 1999 berdasarkan undang-undang No. 3 tahun 1999
. sangat mengejutkan
bagi semua manusia elemen masyarakat Indonesia ternyata paska-orde baru pemilu d
iikuti sebanyak 48
partai politik.
b. Kelompok kepentingan (interest group)

Kelompok kepentingan (interest group), dalam gerak langkahnya akan sangat terga
ntung pada sistem
kepartaian yang diterapkan dalam suatu negara. Aktivitas kelompok kepentingan um
umnya menyangkut
tujuan-tujuan yang lebih terbatas, dengan sasaran-sasaran yang monolitis dan int
ensitas usaha yang tidak
berlebihan.
Menurut Gabriel A. Almond, kelompok kepentingan dapat diidentifikasikan ke dalam
jenis-jenis
kelompok sebagai berikut :
. Kelompok Anomik : kelompok yang terbentuk dari unsur unsur masyarakat secara s
pontan dan
seketika akibat isu kebijakan pemerintah, agama, politik, dsb.
. Kelompok non-asosiasional : Kelompok yang berasal dari unsur keluarga dan ketu
runan atau etnik,
regional, status dan kelas yang menyatakan kepentingannya berdasarkan situasi.
. Kelompok insitusional : kelompok yang bersifat formal dan memiliki fungsi fung
si politik atau sosial.
. Kelompok asosiasional : Kelompok yang menyatakan kepentinganya secara khusus,
memakai tenaga
professional dan memiliki prosedur yang teratur untuk merumuskan kepentingan dan
tuntutan.

Kelompok kepentingan pada negara totaliter (partai tunggal) pada umumnya dianut
oleh negara komunis
(Rusia, RRC, Vietnam, Korea Utara, Kuba, dan lain-lain). David Lane, (seorang an
alisis politik) mengidentifikasi
5 (lima) kategori kelompok kepentingan di Uni Soviet (Rusia), yaitu:
a. Elite politik, seperti anggota-anggota politburo
b. Kelompok-kelompok institusional, sepsrti serikat-serikat dating
c. Kelompok-kelompok pembangkang setia, seperti para dokter dan guru
d. Pengelompokan-pengelompokan sosial yang tidak terorganisir dalam satu kesetia
n, seperti petani dan
tukang
e. Kelompok-kelompok yang tidak terorganisir dalam satu kesatuan, yang bukan mer
upakan bagian dari
aparat Soviet (Rusia), atau yang mempunyai jarak dengan rezim penguasa, seperti
kelompok intelektual
yang menentang rezim atau anggota sekte-sekte keagamaan tertentu

Pada negara yang menerapkan sistem dua partai, disiplin partai baik dalam parlem
en maupun kabinet
relatif lebih ketat dan hal ini merupakan kendala tersendiri terutama untuk mend
ukung sepenuhnya
program-program kelompok-kelompok tertentu.
Di negara berkembang pada umumnya. dan khususnya di Indonesia masyarakat yang te
rgabung dalam
kelompok kepentingan biasanya sensitive terhadap isu politik dalam lingkup kelom
pok politik yang sempit.
Masyarakat masih dibatasi realita politiknya (terutama masa orde baru) oleh para
pemegang kekuasaan
negara/pemerintah. Dengan asumsi demi stabilitas politik. Tampak bahwa pada masa
itu pemegang
kekuasaan negara/pemerintah cukup tangguh mengendalikan kehidupan politik supaya
terdapat keleluasaan
bagi proses pembangunan bidang kehidupan lainnya.
Namun pasca Orde Baru (tahun 1998) yang disebut dengan era reformasi, masyarakat
berperan aktif
dalam menumbuhkan sangkar partisipasi politik demokratisasi setelah selama 32 tahu
n dikekang dengan
berbagai instrument politik dan peraturan perundangan. Berkembangnya sistem poli
tik di Indonesia dewasa
ini tidak lepas dari peran kelompok kepentingan yang selama Orde Baru berkuasa b
ersebrangan, terutama
dari kalangan akademisi, politikus, lembaga swadaya masyarakat, pengusaha, dan s
ebagainya.
c. Kelompok Penekan (pressure group)

Kelompok penekan merupakan salah satu institusi politik yang dapat dipergunakan
oleh rakyat untuk
menyalurkan aspirasi dan kebutuhannya dengan sasaran akhir adalah untuk mempenga
ruhi atau bahkan
membentuk kebijakan pemerintah. Kelompok penekan dapat terhimpun dalam beberapa
asosiasi yang
mempunyai kepentingan sama, antara lain :
a. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
b. Organisasi-organisasi sosial keagamaan
c. Organisasi kepemudaan
d. Organisasi Lingkungan Kehidupan
e. Organisasi pembela Hukum dan HAM
f. Yayasan atau Badan hukum lainnya,

Mereka pada umumnya dapat menjadi kelompok penekan dengan cara mengatur orienta
si tujuan-
tujuannya yang secara operasional (melakukan negosiasi) sehingga dapat mempengar
uhi kebijaksanaan
umum.
Dalam realitas kehidupan politik, kita mengenal berbagai kelompok penekan baik y
ang sifatnya sektoral
maupun regional. Tujuan dan target mereka biasanya bagaimana agar keputusan poli
tik berupa undang-
undang atau kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah lebih menguntungkan kelom
poknya (sekurang-
kurangnya tidak merugikan).
Kelompok penekan, kadang-kadang muncul lebih dominan dibanding dengan partai pol
itik, manakala
partai politik peranannya tidak bisa lagi diharapkan untuk mengangkat isu sentra
l yang mereka perjuangkan.
Kondisi inilah yang mendorong kelompok penekan tampil ke depan sebagai alternati
ve terkemuka.
d. Media komunikasi politik (political communication media)

Media komunikasi politik merupakan salah satu instrument politik yang dapat ber
fungsi untuk
menyampaikan informasi dan persuasi mengenai politik baik dari pemerintah kepada
masyarakat maupun
sebaliknya. Media komunikasi seperti surat kabar, telepon, fax, internet, televi
se,radio, film, dan sebagainya
dapat memainkan peran penting terhadap penyampaian informasi serta pembentukan/m
engubah pendapat
umum dan sikap politik publik.
e. Tokoh Politik (political/figure)

Pengangkatan tokoh-tokoh merupakan proses transformasi seleksi terhadap anggota


-anggota masyarakat
dari berbagai sub-kluktur, keagamaan, status sosial, kelas, dan atas dasarisme-i
sme kesukuan dan kualifikasi
tertentu, yang kemudian memperkenalkan mereka pada peran-peran khusus dalam sist
em politik. Bagi
actor-aktor politik itu sendiri, pengangkatan diri mereka selalu melalui proses,
yaitu :
. Transformasi dari peranan-peranan non-politis kepada suatusituasi di mana mere
ka menjadi cukup
berbobot memainkan peranan-peranan politik yang bersifat khusus.
. Pengangkatan dan penugasan untuk menjalankan tugas-tugas politik yang selama i
ni belum pernah
mereka kerjakan, walaupun mereka telah cukup mampu untuk mengemban tugas seperti
itu. Proses
pengangkatan itu melibatkan baik persyaratan status maupun penyerahan posisi khu
sus pada mereka.

Di dalam benak masyarakat sering timbul pertanyaan apakah pengangkatan tokoh-tok


oh politik akan
pengaruh besar terhadap pembangunan dan perubahan? Pada umumnya pengangkatan tok
oh-tokoh politik
akan memberikan angin segar dalam memaprkan beberapa komponen perubahan dalam se
gala untuk dan
menifestasinya.
Pengangkatan tokoh-tokoh politik akan berakibat terjadinya pergeseran di sector
infrastruktur politik,
organisasi, asosiasi-asosiasi, kelompok-kelompok kepentingan serta derajat polit
isasi dan partisipasi
masyarakat.
Menurut Lester G. Seligman, proses pengangkatan tokoh-tokoh politik akan berkait
an dengan beberapa
aspek , yakni :
a. Leditimasi elit politik
b. Masalah kekuasaan
c. Representativitasi elit politik
d. Hubungan antara pengangkatan tokoh-tokoh politik dengan perubahan politik.

Di negara-negara demokrasi pada umunya, pengangkatan tokoh-tokoh politik dilakuk


an melalui
pemilihan umum. Hal ini akan berbeda jika dilaksanakan di negara-negara totalite
r, diktator atau otoriter.
2. Suprastruktur Politik

Suprastruktur politik (elit pemerintah) merupakan mesin politik resmi di suatu n


egara sebagai penggerak
politik formal. Kehidupan politik pemerintah bersifat kompleks karena akan bersi
nggungan dengan lembaga-
lembaga negara yang ada, fungsi, dan wewenang/kekuasaan antara lembaga yang satu
dengan yang lainnya.
Suasana ini pada umumnya dapat diketahui di dalam konstitusi atau Undang-Undang
Dasar dan peraturan
perundang-undangan suatu negara.
Dalam perkembangan ketatanegaraan modern, pada umunya elit politik pemerintah di
bagi dalam
kekuasaan eksekutif (pelaksana undang-undang), legislative (pembuat undang-undan
g), dan yudikatif (yang
mengadili pelanggaran undang-undang), dengan sistem pembagian kekuasaaan atau pe
misahan kekuasaan.
Untuk terciptanya dan mantapnya kondisi politik negara, suprastruktur politik ha
rus memperoleh
dukungan dari infrastruktur politik yang mantap pula. Rakyat, baik secara berkel
ompok berupa partai politik
atau organisasi kemasyarakatan, maupun secara individual dapat ikut berpartisipa
si dalam pemerintahan
melalui wakil-wakilnya.
Suprastruktur politik di negara Indonesia sejak bergulirnya gerakan reformasi ta
hun 1998 sampai
dengan tahun 2006 telah membawa perubahan besar di dalam sistem politik dan keta
tanegaraan Republik
Indonesia. Era reformasi disebut juga sebagai Era kebangkitan Demokrasi .
Reformasi di bidang politik dan hukum ketatanegaraan, yaitu dilaksanakannya aman
demen Undang-
Undang Dasar 1945 selama 4 (empat kali) dari tahun 1999-2002. Amandemen pertama
disahkan (19 Oktober
1999), kedua ( 18 Agustus 2000), ketiga (10 November 2001), dan keempat (10 Agus
tus 2002). Amandemen
UUD 1945 tersebut telah mengubah struktur suprapolitik di Indonesia.
C. Perbedaan Sistem Politik di Berbagai Negara
1. Pendekatan Sistem Politik Negara

Untuk mengetahui adanya perbedaan sistem politik di berbagai negara, terlebih da


hulu perlu dipahami
fungsi dari sistem politik tersebut. Terdapat tiga fungsi politik yang tidak sec
aralangsung ter;ibat dalam
pembuatan dan pelaksanaan pemerintahan, tetapi sangat penting dalam menentukan c
ara bekerjanya
sistem politik. Ketiga fungsi itu adalah :
a. Sosial Politik . Setiap sistem politik memiliki fungsi pengembangan dan mempe
rkuat sikap-siakp
politik dikalangan penduduk umum, bagian-bagian dari penduduk, atau melatih raky
at untuk
menjalankan peranan-pranan politik, administrative, dan yudisial tertentu.
b. Rekrutmen politik . Rekrutmen merupakan fungsi penyeleksian rakyat untuk kegi
atan politik dan
masa jabatan pemerintahan melalui penampilan dalam media komunikasi, menjadi ang
gota
organisasi, mencalonkan diri untuk jabatan tertentu, pendidikan, dan ujian.
c. Komunikasi politik. Komunikasi politik merupakan jalan mengalirnya informasi
melalui masyarkat dan
melalui berbagai struktur yang ada dalam sistem politik.

Setiap negara memiliki sistem politik yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, dalam m
mpelajari proses
politik suatu negara diperlukan beberapa pendekatan sebagao berikut :

No
Pendekatan
Uraian/Keterangan
1
Pendekatan Sejarah
Sistem politik dipelajari dari sejarah bangsa. Ada tiga factor yang
mempengaruhi pendekatan ini, yakni masa silam (the past), masa
sekarang (the present), dan masa yang akan dating (the future)
2
Pendekatan Sosiologis
Untuk mempelajari sistem politik suatu negara perlu mempelajari
sistem sosial/sistem kemasyarakatan yang ada di suatu negara.
Perbedaan-perbedaan sistem sosial akan mempengaruhi terhadap
sistem politik uatu negara.
3
Pendekatan
Kultural/Budaya
Pendekatan ini dilihat daripendidikan dan budaya masyarakatnya.
4
Pendekatan Psikologi
Sosial/Kejiwaan
Masyarakat
Dalam pendekatan dilihat dari sikap-sikap masyarakat yang akan
berpengaruh terhadap sikap-skap politik.
5
Pendekatan Filsafat
Dalam pendekatan ini dibicarakan tentang filsafat yang menjadi
way of life dari masyarakat atau bangsa itu.
6
Pendekatan Ideologi
Didalam pendekatab ini, suatu sistem politik dilihat dan dipelajari
dari ideology bangsa/negara yang berlaku didalam negara itu.
7
Pendekatan Konstitusi
dan Hukum
Didalam pendekatan ini, suatu sistem politik ilihat dari konstitusi
dan undang-undang serta hukum yang berlaku dedalam negara itu.

2. Perbedaan Sistem Politik

Memahami perbedaan sitem politik yang ada pada setiap negara bukanlah sesuatu ya
ng mudah. Perlu
wajtu untuk mengadakan studi mendalam tentang apa dan bagaimana suatu negara dij
alankan dengan
sistem politik yang dianutnya.
a. Sistem politik negara Inggris

No
Faktor Yang Mempengaruhi
Uraian/Keterangan
1
Latar Belakang Sejarah
Masyarakat Inggris sejak abad 19, mulai mengubah
bentuk ekonominya dari ekonominya pertanian dan
kerajinan tangan menjadi masyarakat industri modern.
2
Kondisi Sosiologis
Kondisi masyarakat Inggris yang semula agraris feodal,
dengan cepat menyesuaikan diri menjadi masyarakt
industry modern.
3
Kondisi Kultural/Budaya
Sebagian masyarakat Inggris memiliki tingkat
pendidikan dan kesejahteraan yang baik. Mereka
dikenal sebagai masyarakat yang disiplin dan taat pada
aturan.
4
Kondisi Psiko-Sosial/Kejiwaan
Masyarakat
Mayoritas masyarakat Inggris sangat menghormati
simbol-simbol kekuasaan negara, seperti ratu atau raja,
lembaga pemerintah, dan lain-lain.
5
Pedoman Filsafat
Masyarakat Inggris akan sangat mendukung rezim yang
berkuasa, mana kala para penguasa juga mentaati
undang-undang politik asasi. Dan jika dilanggar maka
akan menghadapi perlawanan.
6
Paham atau Ideologi yang
Diterapkan
Penerapan Ideologi negara Inggris yang juga pada
umunya dianut oleh negara-negara Erofa (Barat) adalah
ideology liberal.
7
Pedoman Konstitusi dan
Hukum
Kekuasaan pemerintah Inggris lebih banyak dibatasi
oleh konvensi (hukum tidak tertulis) dari pada hukum
formal.

Dalam struktur politik pemerintah Inggris, pemegang peran politik pusat digolong
kan dalam 3
(tiga) bagian, yaitu : para menteri kabinet, para pegawai negeri senior, dan par
a pegawai tidak tetap
lainnya. Para pemegang peranan politik pusat, pengalaman/senioritas sangat dihar
gai.
Penyelenggaraan pemerintah dilaksanakan oleh kabinet (perdana menteri dan dewan
menteri)
serta parlemen yang terdiri dari Majelis Rendah dan Majeis Tinggi. Peranan parle
men dalam
merumuskan kebijakan pemerintah dibatasi, karena cara kerjanya diawasi oleh kabi
net. Sedangkan
perdana menteri dapat memastikan bahwa setiap usul yang diajukan oleh pemerintah
nya akan
diputuskan dalam parlemen tepat pada waktu yang telah ditetapkan, dan disetujui
dalam bentuk yang
dikehendaki oleh parlemen.

b. Sistem politik negara Republik Indonesia

No
Faktor Yang
Mempengaruhi
Uraian/Keterangan
1.
Latar Belakang Sejarah
Terjadinya Negara Konstitusi Republik Indonesia telah melalui perjalanan
politik yang panjang. Bangsa Indonesia harus menghadapi Kolonial
Belanda selama lk. 350 tahun, dan bala tentara Jepang selama lk. 3,5
tahun untuk mewujudkan Proklamasi Kemerdekaan yang akhirnya
terwujud pada tanggal 17 Agustus 1945.
2.
Kondisi Sosiologis
Kondisi bangsa Indonesia yang pernah mengalami penjajahan, sangat
merasakan penderitaan dan keterbelakangan dalam berbagai bidang
kehidupan. Masyarakat Indonesia yang multibangsa, agama, ras dan
antar golongan telah dipersatukan dalam kesatuan politik dngan
semboyan Bhineka Tunggal Ika.
3.
Kondisi Kultural/Budaya
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibangun atas dasar sendi-sendi
multicultural, berbeda-beda suku, agama, ras dan antar golongan.
Semangat menjenjeng tinggi persatuan dan kesatuan, serta rela
berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara telah tertanam di dada
setiap warga negara .
4.
Kondisi Psiko-
Sosial/Kejiwaan
Masyarakat
Bangsa sebelum menjadikan Pancasila sebagai dasar negara selalu dapat
dipecah belah oleh bangsa lain. Hal ini menyebabkan negara pernah
mengalami penjajahan dari Kolonial Belanda maupun Jepang.
5.
Pedoman Filsafat
Pancasila dalam sistem politik Indonesia, telah dijadikan sebagai dasar
dan motivasi dalam segala sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
hidup.
6.
Paham atau Ideologi yang
diterapkan
Ideologi Indonesia yang berdasarkan Pancasila (Sumber dari segala
sumber hukum)
7.
Pedoman Konstitusi dan
Hukum
Berdasarkan konstitusi UUD 1945 ( amandemen)

c. Sistem politik negara Republik Rakyat Cina (RRC)

No
Faktor Yang Mempengaruhi
Uraian/Keterangan
1
Latar Belakang Sejarah
Proses kehidupan sistem politik di China merupakan produk revolusi
antara tahun 1911 s.d. 1949. Revolusi pertama ( 1911 ) menggantikan
sistem kerajaan yang telah bertahan berabad abad. Revolusi kedua (
1928 ) membentuk pemerintah pusat yang baru di bawah Kuomintang
dngan dominasi satu partai yang lebih bersemangat, terorganisir, dan
terpusat. Revolusi ketiga ( 1949 ) menjadikan partai Komunis China (PKC)
sebagai penguasa dan membentuk pemerintah komunis sampai dengan
sekarang.
2
Kondisi Sosiologis
Pada masyarakat China tradisional, lembaga lembaga sosial yang
domunan adalah keluarga; setiap individu harus menyesuaikan tidakan
tindakan mereka demi pemeliharaan dan kemakmuran unit itu. Mereka
mengakui wewenang kekuasaan para pemimpinnya atas tingkah laku
sosial mereka. Wewenang kekuasaan politik, pada tingkat apapun, adalah
lebih tinggi daripada tuntutan unsure unsure dalam masyarakat.
Kesetiaan harus diarahkan pada kepentingan kolektif dan bukan pada
ikatan ikatan pribadi.
3
Kondisi Kultural/Budaya
Pemerintah China sejak tahun 1949 telah mengupayakan pendidikan
sebagai salah satu alat yang paling efektif untuk mengubah sikap politik
orang orang China. Pemerintah berkepentingan dengan pendidikan ,
karena dapat mempermudah melakukan mekanisme kontrol dalam
mengendalikan warga negara yang mencapai usia sekolah. Melalui
pendidikan, masyarakat ikut menanggung beban sosialisasi dan
menciptkan masyarakat yang melek huruf sebagai syarat pendidikan
politik dan keterlibata politik. Pemerintah menyadari bahwa beban
penduduk yang besar dengan corak agraris, perlu kerja keras dalam
memajukan warga negaranya.
4
Kondisi Psiko-
Sosial/Kejiwaan Masyarakat
Negara China yang memiliki wilayah dan penduduk terbesar di dunia,
sebelum Partai Komunis China berkuasa selalu dilanda perang saudara. Hal
ini menyebabkan negara menjadi lemah dan banyak mengalami
penyerbuan bangsa asing. Namun dewasa ini, dengan kepercayaan diri
yang tinggi telah mampu berada dalam suatu posisi menguasai pengaruh
atas suatu ilayah yang sangat luas dan penting. Mereka juga bangga telah
memiliki kekayaan budaya yang tinggi negara China yang telah diwariskan
oleh para pendahulunya.
5
Pedoman Filsafat
Mayoritas masyarakat Cina memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi.
Mereka memiliki keyakinan bahwa mobilisasi dan perjuangan adalah inti
dari politik. Sifat sifat seperti antusiasme, kepahlawanan, pengorbanan,
dan usaha bersama mendapatkan nilai yang tinggi. Asas percaya diri
sendiri mempunyai implikasi nasional maupun internasional.
6
Paham atau Ideologi yang
Diterapkan
Sistem komunis timbul secara langsung dari periode revolusioner yang
bukan diciptakan oleh kaum komunis. Revolusi Cina telah berlangsung
selama berpuluh puluh tahun sebelum partai komunis menjadi kekuatan
yang besar dalam politik Cina dan mulai menguasai pemerintahannya.
Tidak dapat disangkal bahwa Uni Soviet mempunyai pengaruh kuat melalui
penyebaran Marxisme dan Leninisme. Antiimperialisme merupakan
unsure paling kuat dalam pembentukan ideology komunis.
7
Pedoman Konstitusi dan
Hukum
Berdasarkan konstitusi tahun 1954, organ wewenang negara tertinggi dan
pemegang wewenang legislative satu satunya dalam sistem politik
negara adalah Kongres Rakyat Nasional (KRN). KRN merupakan badan
perwakilan yang terdiri dari wakil wakil yang dipilih oleh kongres tingkat
provinsi, angkatan bersenjata, dan orang orang Cina perantauan. KRN
merupakan forum proses politik untuk mempelajari, mendukung, dan
mengesahkan tindakan tindakan pimpinan pusat yang melambangkan
dukunganrakyat. selain KRN, organ adminsitratif utama dalam struktur
politik negara adalah Dewan Negara yang terdiri dari Perdana Menteri,
Wakil wakil Perdana Menteri, dan Kepala kepala dari semua
kementrian dan komisi. mereka merupakan pusat kekuasaan negara yang
sesungguhnya. Sedangkan Mahkamah Rakyat Tertinggi dan Kejaksaaan
Rakyat Tertinggi, berdasarkan konstitusi merupakan organ organ
pengadilan yang menyelidiki masalah masalah dan memberikan putusan
pengadilan. Kejaksaan mempunyai kekuasaan yang bebas, termasuk
penyelidikan, penuntutan, dan pengawasan secara umum terhadap semua
organ negara, termasuk pengadilan pengadilan.

3. Model-model Sistem politik

Setiap Negara mempunyai sistem politik yang berbeda-beda antara Negara satu deng
an yang lainnya,
hal ini dipengaruhi oleh sejarah, lingkungan dan atau kultur serta Ideologi yang
digunakan oleh negara
tersebut.
Beberapa model-model sistem politik ditinjau dari sudut historis dan perkembanga
n sistem politik,
dimulai Otokrasi Tradisisonal ke Totaliter dan sampai ke Demokrasi (Ramlan Surba
kti)

1. Sistem politik Otokrasi Tradisional

Sistem politik menekankan pada nilai-nilai moral dari kebutuhan materil, menekan
kan kekerabatan
dari pada individualisme, menekanakan ikatan primordial seperti ikatan keturunan
, ikatan suku
bangsa atau agama yang terwujud dalam diri seorang pemimpin yang dominan ( Otokr
at ), contoh
pemimpinmya biasanya sultan, raja atau kaisar yang dijadikan identitas bersama d
alam sistem ini.
Kekuasaanya lebih bersifat pribadi, berada di sekitar otokrat tersebut, seperti
kaum bangsawan, tuan
tanah & alim ulama, kelompok sosial modern seperti kelompok kepentingan, partai
politik medi
massa belum berkembang, para petani tidak ikut kegiatan politik karena mskin, nu
ta huruf, terikat
tradisi dan dikuasai tuan tanah sedangkan tuan tanah sebagai kaki tangan otokrat
. Kewenangan
otokrat bersumber dan berdasarkan tradisi atau warisan orang tuanya yang mungkin
pernah
memegang otokrat atau kerabat otokrat.
2. Sistem politik Totaliter

Sistem ini sangat menekankan konsessus total di dalam masyarakat dan menimbulkan
konflik di
dalam maupun di luar negeri. Namun untuk mencapai itu semua bukan hanya dengan I
ndoktrinasi
Ideologi tetapi juga dengan cara paksaan yang luas dan mendalam. Sistem ini terd
apat dalam Sistem
Politik Komunisme dan Sistem politik Fasisme.
3. Sistem Politik Demokrasi
Sistem ini sistem politik yang menghendaki keseimbangan antara konflik dan konse
ssus artinya
demokrasi yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat, persaingan dan pertentang
an diantara
individu dan kelompok, individu dan pemerintah, kelompok dan pemerintah selama t
idak
menganggu sistem.
4. Sistem Kepartaian Dunia

Masing-masing negara mempunyai sistem politik yang berbeda-beda, termasuk sistem


kpartaian yang
digunakan. Sistem kpartaian yang ada di dunia ini terdapat tiga macam sistem yai
tu :
a. Sistem satu Partai ( One Party Sistem )

Suatu negara yang menerapkan sistem ini hanya terdapat stu partai saja yang berk
uasa dalam negara
itu bersifat dictator. Fungsi partai dalam sistm kepartaian ini sebagai pembimbi
ng dan penggerak
masyarakat serta menekan perpaduan anatara kepentingan partai dengan kepentingan
rakyat.
Negarayang menerapkan sistem ini adalah beberapa negara Afrika, Erofa Timur, RRC
serta Korea
Utara atau dinegara-negara komunis.
b. Sistem Dua Partai ( Two Party Sistem )

Suatu negara yangmenerapkan sistem ini terdapat dua partai atau beberapa partai
tetapi peranan
dominan tetap pada dua partai yaitu partai yang berkuasa ( karena menang dalam p
emilu ) dan
partai oposisi ( karenakalah dalam pemilu ). Dalam sistem ini partai yang kalah
dalam pemilu
berperan sebagai pengecam utama terhadapa kebijakan partai yang duduk dalam peme
rintahan,
sedangkan partai yang menang dalam pemilu duduk dalam pemerintahan. Kedudukan pa
rtai yang
berkuasa sewaktu-waktu dapat berpimdah tangan, didasarkan pada hasil pemilu. Sis
tem ini sangat
cocok diterapkan di masyarakat yang sifatnya homogin. Negara yang menerapkan sis
tem ini adalah
Amerika serikat, Inggris, terutama inegara-negara liberal.
c. Sistem Multi Partai ( Multy Party Sistem )
Suatu ngara yang menerapkan sistem ini terdapat banyak partai politik yang diper
bolehkan hdup dan
berkembang. Masing-masing partai politik mempunyai asas yang berbeda-beda. Biasa
nya didalam
sistem ini susah itemukan adanya suatu partai yang memperolh suara terbanyak, ol
eh karena itu
dilakukan kualisi diantara beberapa partai agar suara yang diperoleh dapat menja
di suara terbanyak.
Demikian juga dengan sistem pemerintahan yang dibentuknya juga pemerintahan kual
isi. Sistem ini
biasanya diterapkan dalam masyarakat yang bersifat majemuk (heterogin). Negara y
ang menerapkan
sistem ini antara lain Perancis, Belgia, Nederland, Filipina, Indonesia dll.
5. Dinamika Politik Indonesia

Setelah bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaanya padatanggal 17 Agustus 1945, g


agasan
Demokrasi dalam kehidupan politik mendapat tempat yang sangat menonjol. Sehingga
hal ini
dinyatakan dalam UUD 1945. Pada awal perjalanan politik di Indonesia presiden di
beri kekuasaan
sementara untuk kekuasaan MPR, DPR, dan DPA sebelum lembaga-lembaga tersebut ter
bentuk sebagai
mana mestinya. Kaum muda menghendaki agar sistem pemrintahan yang akan dibentuk
adalah sistem
parlementer bukan presidensial. Beberapa alasan yang dikemukakan antara lain :
a. Adanya ketidak setujuan terhadap peletakan kekuasaan ditangan Soekarno yang p
emerintahannya
didominasi oleh orang-orang pada zaman pendudukan Jepang menduduki jabatan penti
ng.
b. Adanya pandangan bahwa sistem presidensial memungkinkan dibuatnya produk daru
rat legislasi,
yang berarti negara terlalu kuat dan tidak mencerminkan demokrasi.
c. Pemerintahan yang ada hanya untuk memberikan kesan kepada dunia internasional
bahwa negara
ini adalah negara demokrasi yang bukan boneka jepang.
d. Adanya keinginan untuk menghalau kegiatan politik Subardjo untuk menjadi part
ai persatuan
nasional sebagai partai tunggal.

Secara umum dinamika politik Indonesia dapat di bagi dalam empat periode
1. Periode Demokrasi liberal ( 1945-1959 )

Pada periode ini dinamika politik negara Indonesia dapat dilihat berdasarkan akt
ifitas politik kenegaraan
sebagai berikut:
a. Pada awal kemerdkaan presiden untuk sementara memegang jabatan rangkap dan se
gera
membentuk serta melantik Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
b. Untuk menghindari kekuasaan presiden yang terpusat, timbul usaha-usaha untuk
membangun corak
pemerintahan yang lebih demokratis, yaitu parlementer.
c. Dengan dikeluarkannya maklumat wakil presiden No. X tahun 1945 yang menyataka
n bahwa Komite
Nasional Pusat sebelum terbentuk MPR dan DPR diserahi kekuasaan legislative dan
ikut menetapkan
GBHN.
2. Periode Demokrasi Terpimpin ( 1959-1966 )

Pada periode ini dinamika politik negara Indonesia dapat dilihat berdasarkan akt
ifitas politik kenegaraan
sebagai berikut :
a. Keluarnya dekrit presiden 5 juli 1959 telah mengakhiri sistem politik liberal
yang kemudian berganti
dengan sistem demokrasi terpimpin dan brlakunya kembali UUD 1945.
b. Dekrit presiden selain didukung oleh anggota Angkatan Darat dan MA, juga bany
ak didukung oleh rakyat
karena kegagalan dewan konstituante dalam melaksanakan tugasnya yaitu membuat UU
D yang baru.
c. Demokrasi terpimpin mengandung ketentuan tentang mekanisme pengambilan keputu
san dengan
muayawarah dan mufakat. Jika musyawarah mufakat tidak dapat tercapai maka keoutu
san tentang
masalah yang dimusyawarahkan tersebut diserahkan kepada presiden untuk diambil k
eputusan.
d. Pilar-pilar demokrasi dan kehidupan kepartaian serta legislatif menjadi sanng
at lemah, sebaliknya
presiden sebagai kepala eksekutif menjadi sangat kuat.

Dalam demokrasi terpimpin yang diterapkan pada masa orde lama ini telah banyak t
erjadi penyimpangan
terhadap Pancasila maupun UUD 1945, antara lain :
a. Penyimpangan ideology yaitu konsepsi pancasila berubah menjadi konsepsi NASAK
OM ( Nasionalis,
Agama, Komunis )
b. MPRS melalui ketetaan MPRS No.III/MPRS/!(^# mengangkat Ir. Soekarno sebagai p
residen seumur
hidup.
c. Pada tahun 1960 DPR hasil pemilu tahun 1955 dibubarkan oleh presiden karena R
APBN yang diajukan
pemerintah tidak disetujui DPR. Kemudian dibentuklah DPR-GR tanpa melalui pemilu
.
3. Periode Orde Baru ( 1966-1998 )

Tarik menarik kekuatan antara Soekarno, PKI, dan angkatan darat akhirnya menangk
an oleh angkatan darat.
Soeharto mendapat mandate dari Soekarno untuk memulihkan keamanan melalui surat
perintah 11Maret
1966 ( SUPERSEMAR ) yang antara lain berisi pelimphan kekuasaan kepadasoeharto un
tuk mengambil
segala tindakan yang diperlukan untuk menjamin keamanan dan stailitas pemerintah
an serta kelamatan
pribadi presiden. SUPERSEMAR tersebut menjadi jalan bagi tampilnya angkatan dara
t sebagai peran utama
dalam politik Indonesia. Selamjutnya pemerintah Soeharto yang tampil menggantika
n Soekarno sejak 1967
menamakan dirinya pemerintahan orde baru ( ORBA ). Orde Baru adalah suatu tatana
n seluruh peri
kehidupan rakyat, bangsa dan negara yang diletakan kembali kepada kemurnian Panc
asila dan UUD 1945.
Dinamika politik pada masa ini dapat dilihat berdasarkan aktifitas politik keneg
araan sebagai berikut :
a. Terjadinya krisis politik yang luar biasa yaitu banyaknya demonstrasi oleh ma
hasiswa, pelajar dan
ormas-ormas yang hidup dalam tekanan selama erademokrasi terpimpin sehingga mela
hirkan tuntutan
rakyat ( TRI TURA ) yaitu : Bubarkan PKI, Turunkan Harga/perbaikan ekonomi, dan
bersihkan cabinet dwi
kora dari unsur0unsur PKI.
b. Pemerintah orde baru lebih memprioritaskan pembangunan ekonomi dan pada sisil
ain rezim ini
berupaya menciptakan stabilitas politik dan keamanan. Upaya untuk membangun stab
ilitas tersebut
dilakukan dengan mengekang hak-hak politik rakyat atau demokrasi.
c. Pada awal pemerintahan orde baru parpol dan media masa diberi kebebasan untuk
melancarkan kritik
dan mengingkapkan realita di dalama masyarakat. Namun sejak dinebtuknya format p
olitik baru yang
dtuangkan dalam UU No. 15tahun 1969 tentang pemilu dan susduk MPR/DPR/DPRD, meng
iring
masyarkat Indonesia kearah otoritarian. Dalam UU tersebut dinyatakan bahwa pengi
sian 1/3 kursi
anggota MPR dan 1/5 kursi anggota DPR dilakukan melalui pengangkatan secara lang
sung tanpa melalui
pemilu.
d. Kemenangan Golkar pada pemilu tahun 1971 mengurai oposisi terhadap pemerintah
dikalangan sipil,
karena Golkar sangat dominan sementara partai lain dibawah pengawasan pemerintah
.
e. Pada tahun 1973 pemerintah melaksanakan penggabungan Sembilan partai politik
peserta pemilu tahun
1971 kedalam dua parpol yaitu PPP yang menggabungkan partai-partai islam, PDI ya
ng merupakan
gabungan partai nasionalis dan Kristen. Penggabungan ini mengakibatkan merosostn
ya perolhan suara
kedua partai tersebut.
f. Selama orde baru berkuasa pilar-pilar demokrasi seperti parpol dan lembaga pe
rwakilan rakyat dalam
kondisi lemah dan selalu dibayangi kontrol dan penetrasi birokrasi yang kuat.
g. Lembaga eksekutif sangat kuat sehingga partisipasi politik dari kekuatan-keku
atan diluar birokrasi
sangat lemah. Kehidupan pers selalu dibayangi-bayangi oleh percabutan Surat Ijin
Usaha Penerbitan Pers
(SIUP)

4. Periode Reformasi

Akibat langsung yang disarankan oleh masyarakat menjelang runtuhnya orde baru ad
alah praktek korupsi, kolusi dan
nepotisme yang semakin marak dalam berbagai bidang kehidupan. hal ini selain men
gakibatkan terjadinya krisis
kepercayaan, juga telah menghancurkan nilai-nilai kejujuran dan keadilan, etika
politik, moral hukum, dasar-dasar
demokrasi dan sendi-sendi agama. khusus dibidang politik krisis kepercayaan ters
ebut diserpon oleh masyarakat melalui
kelompok penekan (Pressure group) dengan mengadakan berbagai macam unjuk rasa/de
monstrasi yang dipelopori oleh
mahasiswa, pelajar, dosen, praktisi, LSM, dan politisi. Gelombang demonstrasi ya
ng menyuarakan reformasi begitu
deras mengalir dengan dukungan dari berbagai kalangan.
Akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 presiden Soeharto menyatakan mengundurkan diri
dan digantikan oleh wakil
presiden B.J.Habibie .
6. Peran Serta dalam Sistem Politik di Indonesia
Manusia memiliki naluri untuk hidup berkawan dan hidup bersama dengan sesamanyaa
tau bertentangan satu
sama lain.
Dengan demikian timbullah kelompok-kelompok masyarakat yang didasarkan pada kepe
ntingan-kepentingan tertentu.
Misalnya untuk mengejar kepentingan dibidang politik akan terbentuk masyarakat p
olitik. Masyarakat politik adalah
masyarakat yang sadar berpolitik atau masyarakat yang keikutsertaan hidup berneg
ara menjadi penting dalam
kehidupannya sebagai warga negara. Tugas negara bersifat menyeluruh dan kompleks
, sehingga tanpa dukungan
positif dari seluruh warga negara atau masyarakat, tugas-tugas negara akan banya
k yang terbengkelai.
Masyarakat politik yang berdiri dari elit politik dan massa politik serta menjad
i peserta rutin dalam kompetisi politik
harus dibangun sebagai komponen masyarakat yang mempunyai etika politik dalam de
mokrasi yang baik. Mereka harus
disadarkan bahwa demokrasi bukan hanya kompetisi bebas dengan menggunakan partai
-partai untuk merebut jabatan
pemerintahan, tetapi demokrasi juga harus menghormati harkat dan martabat hidup
manusia dan membangun
masyarakat politik, ekonomi, dan sosial yang baik.
Ciri-ciri masyarakat politik adalah:
1). Dengan sadar dan sukarela menggunakan hak pilihnya dalam pemilu, terutama ha
k pilih aktif.
2). Bersifat kritis terhadap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dengan bersik
ap:
a) Menerima sebagai apa adanya.
b) Menolak dengan alasan tertentu, atau
c) Adanya yang suka diam tanpa memberikan reaksi apa-apa.
3). Memiliki komitmen kuat terhadap partai politik yang menjadi pilihannya.
4). Dalam penyelesaian suatu masalah lebih suka dilakukan melalui dialog atau mu
syawarah.
Adapun bentuk-bentuk aktifitas yang dapat dilakukan oleh warga negara sebagai ma
syarakat politik antara lain:
1). Perilaku politik, 2). Budaya politik, 3). Kelompok kepentingan, dan 4). Kelo
mpok penekan
Banyak cara yang dilakukan oleh masyarakat dalam berpolitik antara lain menjadi
anggota partai politik,
menggunakan hak pilihnya dalam pemilu, maupun aktif dalam kegiatan organisasi-or
ganisasi kemasyarakatan. Perilaku
politik warga negara pada umumnya terhadap dua hal yaitu: 1). Perasaan puas atau
tidak puas dengan kenyataan yang
ada
2). Perilaku yang mengnginkan atau menolak perubahan
Orang yang sudah puas dengan kenyataan yang ada umumnya memiliki sikap perilaku
politik yang positif terhadap
pemerintah. Sedangkan orang yang tidak puas dengan kenyataan yang ada memiliki s
ikap politik yang negatif terhadap
apa saja yang dilakukan oleh pemerintah.
Berdasarkan dua penggolongan sikap perilaku yang ada tersebut, maka sikap perila
ku politiknya antara lain :
1) Radikal

Adalah sikap perilaku warga negara tidak puas terhadap keadaan yang ada serta me
nginginkan perubahan yang
cepat dan mendasar. Orang yang bersifat radial biasanya tidak mengenal kompromi
yang tidak mengindahkan orang
lain serta cenderung maunya menang sendiri.
2) Moderat

Adalah sikap perilaku politik masyarakat yang telah cukup puas dengan keadaan da
n bersedia maju, tetapi tidak
menerima sepenuhnya perubahan apalagi perubahan yang serba cepat seperti kelompo
k radial.
3) Status Quo

Adalah sikap perilaku politik dari warga negara yang sudah puas dengan keadaan y
ang ada/berlaku dan keadaan
tersebut berusaha tetap dipertahankan.
4) Konservatif

Adalah sikap perilaku politik masyarakat yang sudah puas dengan keadaan yang sud
ah ada dan cenderung bertahan
dari perubahan (perubahan tahap demi tahap).
5) Liberal

Adalah sikap perilaku politik masyarakat yang berpikir bebas dan ingin maju teru
s dengan perubahan progresif dan
cepat. Perubahan yang diinginkan berdasarkan hukum atau kekuatan legal untuk men
capai tujuan.
6) Reaksioner

Adalah sikap perilaku politik masyarakat yang bersifat menentang kemajuan atau p
erubahan, bersifat berlawanan
dengan kebijakan pemerintah yang sah.Biasanya dilakukan dengan konfrontasi, prot
es keras, pemogokan masal,
tindak kekerasan terhadap harta benda dan fasilitas umm, tindak kekerasan terhad
ap manusia dan sebagainya.
Bagi bangsa Indonesia yang memiliki pandangan hidup pancasila semestinya kita da
lam berpolitik sesuai dengan budaya dan
nilai-nilai pancasila antara lain:
1. Menghargai perbedaan dan kemajemukan serta keanekaragaman
2. Kritis, inovatif dan konstruktif
3. Kemandirian dan kompetitif
4. Komitmen yang kuat dan tanggung jawab atas pilihannya
5. Santun dan anti kekerasan serta mampu mengendalikan diri
6. Lapang dada dan mau kompromi demi kepentingan dan keutuhan bangsa dan negara
7. Terbuka dan toleransi
8. Saling menghargai dan bekerja sama
9. Mengedepankan musyawarah dalam menyelesaikan masalah

Beberapa contoh peran serta warga negara dalam sistem politik di Indonesia:
a. Dalam menyalurkan aspirasi sesuai dengan peraturan yang ada
b. Ikut mengsukseskan pemilu
c. Selalu menjaga kondisi yang tetap kondusif
d. Mau menerima hasil pemilu dengan lapang dada,dan lain-lain.

You might also like