You are on page 1of 86

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM

MENYELESAIKAN PENGERJAAN HITUNG PECAHAN DENGAN


MENGGUNAKAN KARTU PECAHAN DAN DISKUSI KELOMPOK
BAGI SISWA KELAS III MI MA’ARIF BLOTONGAN SALATIGA
TAHUN AJARAN 2004/2005

Skripsi
Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :
Nama : Ghufron
NIM : 4102903073
Program Studi : Pendidikan Matematika
Jurusan : Matematika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005

i
ABSTRAK

Kita tahu bahwa matematika merupakan ilmu yang memiliki


kecenderungan deduktif, aksiomatik, dan abstrak (fakta, konsep dan prinsip).
Karakteristik matematika inilah yang menyebabkan matematika menjadi suatu
pelajaran yang sulit dan begitu ditakuti oleh siswa. Oleh sebab itu pembelajaran
matematika khususnya pada Sekolah Dasar membutuhkan perhatian yang
sungguh-sungguh dari siswa, guru dan instansi pendidikan yang terkait. Dalam
hal ini perlu diciptakan suatu kondisi belajar yang menyenangkan, sehingga
proses pembelajaran matematika dapat menjadi kegiatan yang diminati siswa
Salah satu cara menumbuhkan kondisi belajar yang menyenangkan
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika menggunakan media kartu
pecahan dan metode diskusi kelompok bagi siswa kelas III MI Ma’arif Blotongan
Salatiga Tahun Ajaran 2004/2005 . Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian tindakan kelas.
Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah bagaimana hasil
belajar matematika pokok bahasan Penjumlahan dan pengurangan dengan
menggunakan kartu pecahan dan metode diskusi kelompok bagi siswa kelas III
MI Ma’arif Blotongan Salatiga Tahun Ajaran 2004/2005.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan Penjumlahan
dan pengurangan dengan menggunakan kartu pecahan dan metode diskusi
kelompok bagi siswa kelas III MI Ma’arif Blotongan Salatiga Tahun Ajaran
2004/2005.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan melaksanakan dengan
melakukan proses pengkajian yang terdiri dari 2 tahap Yaitu: Perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2
siklus.Tiap siklus terdiri dari 1 pertemuan dan diakhir siklus diberi tes siklus
secara individu untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam
pelajran matematika pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan. Setelah
diadakan siklus I diperoleh nilai > 7,5 ada 77,7 % atau sebanyak 14 anak dari 18
siswa, kemudian siklus II diperoleh nilai > 7,5 ada 94,4 % atau sebanyak 17 anak
dari 18 siswa
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan media kartu pecahan dan metode diskusi kelompok pada pokok
bahasan penjumlahan dan pengurangan hasil belajar siswa dapat meningkat.
Selain itu dengan adanya media dapat mengkonkritkan konsep penjumlahan dan
pengurangan pecahan sehingga siswa lebih mudah memahaminya. Saran yang
dapat diajukan bahwa untuk menanamkan konsep penjumlahan dan pengurangan
pecahan, guru dapat menggunakan media kartu pecahan serta metode diskusi
kelompok

ii
NOTA PEMBIMBING

Disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk dipertahankan dihadapan panitia

penguji skripsi pada Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.

Hari : Rabu

Tanggal : 27 Juli 2005

Pembimbing I Pembimbing II

Walid, S. pd, M. Si Isnaini Rosyida, S. Si, M. Si

NIP. 132299121 NIP. 132205927

iii
PENGESAHAN

Skripsi

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM


MENYELESAIKAN PENGERJAAN HITUNG PECAHAN DENGAN
MENGGUNAKAN KARTU PECAHAN DAN DISKUSI KELOMPOK
BAGI SISWA KELAS III MI MA’ARIF BLOTONGAN SALATIGA
TAHUN AJARAN 2004/2005
Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang
pada :
Hari : Senin
Tanggal : 1 Agustus 2005
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris,

Drs. Kasmadi Imam S, M. S. Drs. Supriyono, M. Si.


NIP. 130781011 NIP. 130 815 345

Pembimbing Utama, Ketua Penguji,

Walid, S. pd, M. Si Muh. Fajar Safa’atullah, S. Si, M. Si


NIP. 132299121 NIP. 132231408

Pembimbing Pendamping, Anggota Penguji,

Isnaini Rosyida, S. Si, M. Si Isnaini Rosyida, S. Si, M. Si


NIP. 132205927 NIP. 132205927
Anggota Penguji,

Walid, S. pd, M. Si
NIP. 132299121

iv
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat kata
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Semarang, 25 Juli 2005

GHUFRON
NIM. 4102903073

v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

...‫ت‬
ٍ َ‫ أُوُا اِْ ْ َ َد َر‬
َ ِ ‫ ءَاَُا ُِْْ وَا‬
َ ِ ‫ ََْ ِ ا ُ ا‬...
Allah akan meninggikan dan mengangkat diantaramu orang-orang
yang beriman dan berilmu beberapa derajat”

ََْ‫( َو َر‬3)‫ك‬
َ َ ْ/َ0 -
َ َ.ْ$‫(ا ِي َأ‬2)‫ك‬ َ ‫ ِوزْ َر‬% َ َْ* ََْ)‫( َو َو‬1)‫ك‬َ ‫ (َ'ْ َر‬% َ َ ْ‫ْ َح‬#َ$ َْ‫َأ‬
8
َ ْ9َ َ ‫ذَا‬4َِ(6)‫ًْا‬5ُ ِ ْ5ُْ‫ن َ َ ا‬
‫(ِإ‬5)‫ًْا‬5ُ ِ ْ5ُْ‫ن َ َ ا‬
4َِ(4)‫ك‬َ َ ْ‫ ِذآ‬%
َ َ
(8)ْ:َ9ْ‫ َر‬% َ =>‫( َوِإَ< َر‬7)ْ:َ;ْ$َ

“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, Dan Kami


telah menghilangkan daripadamu bebanmu, yang memberatkan
punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu.
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Maka apabila kamu telah selesai (dari urusan satu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan
hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”.

Persembahan

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

1. Ayah dan Ibu tercinta

2. Kakakku Mahfudi S. Ag dan Nila

Chikmawati A. Ma

3. Ustadz Mukhlas

4. Mursidah A. Ma

5. Rekan-rekan seperjuangan

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi berkat

limpahan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM

MENYELESAIKAN PENGERJAAN HITUNG PECAHAN DENGAN

MENGGUNAKAN KARTU PECAHAN DAN DISKUSI KELOMPOK BAGI

SISWA KELAS III MI MA’ARIF BLOTONGAN SALATIGA TAHUN

AJARAN 2004/2005”.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mencapai

gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Semarang.

Terima kasih penulis sampaikan atas bimbingan, bantuan dan nasehat

kepada :

1. Dr. A.T Soegito, SH., M.M., Rektor Universitas Negeri Semarang

2. Drs. Kasmadi Imam S., M.S, Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Supriyono, M.Si, Ketua Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri

Semarang.

4. Walid, S. Pd, M.Si., Dosen Pembimbing utama dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Wardono, M.Si., Koordinator Senter Semarang A Universitas Negeri

Semarang.

vii
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri

Semarang.

7. Rekan-rekan angkatan 2004/2005, PMPD Matematika FMIPA Universitas

Negeri Semarang.

8. Kepala Sekolah MI Ma’arif Blotongan Salatiga yang telah memberi ijin

penelitian.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat

kekurangan, maka saran dan kritik konstruktif para pembaca budiman sangat

penulis harapkan.

Semoga skripsi ini bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi semua

pihak.

Semarang, 27 Juli 2005

Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………………. i

Abstrak ………………………………………………………………………. ii

Nota Pembimbing …………………………………………………………… iii

Pengesahan ………………………………………………………………….. iv

Pernyataan …………………………………………………………………… v

Motto dan Persembahan …………………………………………………….. vi

Kata Pengantar ………………………………………………………………. vii

Daftar Isi …………………………………………………………………….. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Pendahuluan ………………………………….................... 1

B. Permasalahan ……………………………………………... 2

C. Tujuan Penelitian …………………………………………. 3

D. Manfaat Penelitian ………………………………………... 3

E. Penegasan Istilah …………………………………………. 4

F. Sistematika Penulisan Skripsi ……………………………. 6

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Landasan Teori …………………………………………… 8

1. Hakikat Belajar ……………………. …………..……. 8

2. Hakikat Belajar Matematika …………………………. 10

ix
3. Materi Pelajaran penjumlahan dan pengurangan Kelas

III……............................................................................ 15

a. Matematika SD…………………………...................... 15

b. Hasil Belajar Matematika ……………………………. 18

c. Pengertian Media ……………………………………. 21

1. Kegunaan Media Pembelajaran ………………… 22

2. Dasar pertimbangan pemilihan Media …………. 23

3. Kriteria Pemilihan Media ……………………… 23

4. Prosedur pemilihan Media ……………………... 24

B. Kerangka Berpikir ………………………………………... 28

C. Hipotesis Penelitian ………………………………………. 28

BAB III METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian …………………………………………. 29

B. Rencana Penelitian ……………………………………….. 29

C. Data dan Cara Pengumpulan ……………………………... 34

D. Indikator Keberhasilan …………………………………… 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian dan Pembahasan ………………….……... 35

B. Pembahasan ………………………………………………. 39

x
BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ……………………………………………….…. 41

B. Saran ……………………………………………………… 41

Daftar Pustaka

Daftar Riwayat Penulis

Lampiran-Lampiran

xi
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Gedung D, Kampus Sekarang Gunungpati Telp. 7499375 Semarang (50229)

Yth. Dekan FMIPA UNNES


Up. Pembantu Dekan Bid. Akademik
Di –
Semarang

Sesuai dengan surat penetapan pembimbing penyusunan thesis / skripsi tanggal


……………………… dengan ini saya laporkan, bahwa thesis / skripsi yang disusun oleh :
Nama / NIM : Ghufron / 4102903073
Tempat / Tgl Lahir : Demak, 4 Juli 1981
SKS yang telah lulus : 74 SKS
Judul Thesis / Skripsi :
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM MENYELESAIKAN PENGERJAAN HITUNG
PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU
PECAHAN DAN DISKUSI KELOMPOK BAGI SISWA
KELAS III MI MA’ARIF BLOTONGAN SALATIGA
TAHUN AJARAN 2004/2005

Telah selesai dan siap diujikan.


Pembimbing Pembantu Pembimbing Utama

……………………….. ……………………
NIP. NIP.
Mengetahui / Mengusulkan Penguji
Ketua Jurusan ……………………

……………………………………
NIP .

Jadwal Ujian :

Hari / Tanggal :
Jam :

Susunan Pengurus :
1. …………………………………………………………. (Penguji Utama)
2. …………………………………………………………. (Anggota)
3. …………………………………………………………. (Anggota)

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang

layak bagi kemanusiaan. Tujuannya agar mereka dapat memenuhi hajat hidup

mereka.

Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan Iptek pemahaman dan

penguasaan ilmu matematika semakin menempati peranan yang penting

sebagai pengantar dalam kecepatan atau keakuratan penghitungan dan

prediksi. Sayang motivasi anak biasanya stagnan dan bahkan menurun yang

berdampak kualitas keilmuan mereka dalam ilmu matematika kurang.

Seorang guru matematika harus pandai-pandai mensiasati untuk

memaksimalkan usahanya untuk membawa para peserta didik untuk

memahami dan menerapkan keilmuan mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Sesungguhnya matematika itu merupakan ilmu abstrak yang butuh ketelitian,

kesabaran, ketekunan, keuletan dan kesungguhan guru dalam menerapkan

konsep dan mengetahui keadaan kondisi murid. Cara meminimalisir turunnya

motivasi anak dalam belajar matematika. Pada gilirannnya siswa dapat

menangkap makna pengajaran dari guru dan pada akhirnya siswa dapat

menjadi manusia yang handal di daerahnya.

xiii
“Semakin profesional guru dalam melaksanakan tugasnya semakin

terjamin tercipta dan terbinanya kesiapan dan kehandalan seseorang sebagai

tunas bangsa”.

Keterlibatan latar belakang keluarga (cultur sosial masyarakat) dan

ketimpangan ekonomi yang begitu minim berdampak pada motivasi anak

dalam belajar matematika dan juga berpengaruh pada hasil belajar anak

kurang begitu memuaskan.

Kondisi riil di Madrasah Ibtidaiyah Blotongan tahun pelajaran

2003/2004 yang berjumlah 130 siswa mereka tergolong low motivation. Akan

tetapi hal ini memungkinkan untuk ditingkatkan dengan melalui penangan

pendidikan.

Berdasarkan diskripsi di atas penulis ingin mengadakan penelitian

dengan judul : UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM MENYELESAIKAN PENGERJAAN HITUNG PECAHAN

DENGAN MENGGUNAKAN KARTU PECAHAN DAN DISKUSI

KELOMPOK BAGI SISWA KELAS III MI MA’ARIF BLOTONGAN

SALATIGA TAHUN AJARAN 2004/2005

B. Permasalahan

Bagaimana pengaruh penggunaan kartu pecahan dan metode diskusi

kelompok bagi siswa kelas III MI Ma’arif Blotongan Salatiga Tahun Ajaran

2004/2005 dalam Upaya Peningkatan Hasil belajar?

xiv
C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar anak

dalam menyelesaikan pengerjaan hitung pecahan dengan kartu pecahan dan

diskusi kelompok pada pelajaran matematika di kelas III MI Ma’arif

Blotongan Salatiga tahun 2004/2005.

D. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat pelaksanaan ini digunakan sebagai umpan balik

guru untuk melaksanakan proses belajar mengajar di kelas, sebagai landasan

perbaikan pemilihan metode dan variatif mengajar. Serta meningkatkan mutu

dan kualitas dalam proses pembelajaran baik sekarang maupun yang akan

datang. Selain itu juga dapat memberikan manfaat bagi murid/siswa :

1. Manfat bagi siswa :

a. Meningkatkan pemahaman siswa dalam operasi hitung pecahan

b. Memudahkan siswa menyelesaikan soal-soal dalam operasi hitung

pecahan

c. Menghilangkan image bahwa matematika sulit dan pelajaran yang

ditakuti siswa

d. Meningkatkan hasil belajar dan prestasi siswa

e. Meningkatkan kemajuan anak dalam belajar matematika

2. Manfaat Bagi guru :

a. Meningkatkan kemampuan guru dalam menguasai materi pada operasi

hitung pecahan

xv
b. Guru akan lebih mengerti akan pentingnya alat peraga dan metode

yang di terapkan setelah di uji cobakan

c. Melatih guru dalam melakukan penelitian khususnya penelitian

tindakan kelas.

Dari uraiaan diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bertujuan

untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan konsep operasi hitung pecahan

dengan menggunakan kartu pecahan dan diskusi kelompok serta sistem

belajar siswa kelas III MI Ma’arif Blotongan Salatiga.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari agar tidak terjadi kekeliruan dalam memahami atau

menafsirkan dari istilah-istilah yang ada. Maka Kami perlu memberikan

penegasan dan pembahasan dari istilah-istilah yang berkaitan dengan judul

skripsi:

1. Meningkatkan

Berasal dari kata tingkat yang artinya jenjang,babak,mendapat imbuhan

me-kan menjadi meningkatkan yang artinya membawa ke jenjang yang

lebih tinggi atau membawa ke jenjang berikutnya.

2. Pemahaman

Berasal dari kata paham yang artinya mengerti atau mengetahui mendapat

imbuhan pe-an yang artinya menjadi lebih mengerti atau menjadi lebih

mengetahui

xvi
3. Konsep

Konsep adalah suatu yang diterima dalam pikiran atau sebuah ide yang

umum dan abstrak sehingga konsep merupakan penyajian-penyajian

internal dari sekelompok stimulus, konsep-konsep itu tidak dapat diamati

tapi konsep dapat disimpulkan dari perilaku.

4. Operasi hitung Pecahan

Bilangan pecahan adalah bilangan yang berbentuk a/b dimana a dan b

bilangan bulat dan b bukan nol, a di sebut pembilang dan b disebut dengan

penyebut dan b bukan faktor. ( Darhim, 1996: 272)

Operasi hitung pecahan adalah pengerjaan hitung bilangan pecahan yang

meliputi penjumlahan pengurangan perkalian dan pembagian

(Darhim,1996:317)

Dalam skripsi ini yang dimaksud operasi hitung pecahan adalah

penjumlahan dan pengurangan

Jadi meningkatkan pemahaman konsep operasi hitung pecahan dalam

hal ini adalah membawa siswa untuk mengetahui suatu rancangan menuju

jenjang yang lebih tinggi sehingga siswa lebih mengerti dan memahami

konsep operasi hitung pecahan

xvii
F. Sistematika

Skripsi ini terdiri dari tiga bagian yakni bagian awal bagian inti dan

bagian Akhir penutup

1. Bagian awal Skripsi

Bagian ini berisi tentang halaman judul, abstrak, halaman pengesahan,

halaman motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi dan daftar

lampiran

2. Bagian inti skripsi

Bagian ini terdiri dari lima bab yang meliputi:

a. BAB I PENDAHULUAN

BAB I pendahuluan meliputi pemilihan judul, permasalahan, cara

pemecahan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan

istilah dan sistimatika skripsi.

b. BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

Bab II Landasan teori dan hipotesis meliputi pengertian belajar dan

pembelajaran, faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran di MI,

Prinsip-prinsip belajar, teori-teori belajar, penggunaan alat peraga

dalam pembelajaran, operasi hitung pecahan

c. BAB III METODE PENELITIAN

Bab III menguraikan tentang subyek penelitian variabel siklus

penelitian, analisis uji coba perangkat tes, cara pengambilan data dan

indikatornya.

xviii
d. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Berisikan tentang analisis data penelitian membahas pengujian

hipotesis dan data hasil penguji.

e. BAB V PENUTUP

Bab V penutup berisikan tentang simpulan dan saran untuk

meningkatkan proses pembelajaran baik secara kuantitatif dan

kualitatif.

3. Bagian Akhir skripsi

Berisi tentang daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

xix
BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Landasan Teori

1. Hakikat belajar

Pembahasan perihal belajar pada hakikatnya cenderung untuk ingin

mengetahui kegiatan atau proses psikologis yang terjadi di dalam diri

seseorang. Para tokoh ilmuwan dalam perkembangan mutakhir telah

berhasil mencoba memaparkan beberapa teori-teori belajar dalam berbagai

jenis. Ada yang mereka sebut teori Thorndike, teori Skinner, teori Piaget

dan lain sebagainya.

Dengan demikian kemampuan pemikiran antara ahli satu dengan

yang lainnya berbeda titik permasalahannya. Berikut penulis coba

paparkan beberapa pendapat ahli yakni.

a. Theori Thorndike

Menurut hukum ini belajar akan lebih berhasil bila respon siswa

terhadap suatu stimulus segera diikuti dengan rasa senang atau

kepuasan.

b. Teori Skinner

Dalam bagian ini Burhus Frederic Skinner menyatakan bahwa

ganjaran atau penguatan mempunyai peranan yang amat penting dalam

proses belajar.

xx
c. Teori Ausebel

Toeri ini terkenal dengan belajar bermakna dan pentingnya

pengulangan sebelum belajar di mulai.

d. Teori Piaget

John Piaget berpendapat bahwa struktur kognitif sebagai skema, yaitu

kumpulan skema-skema. Seorang individu dapat mengikat,

memahami, dan memberikan respon terhadap stimulus disebabkan

karena bekerjanya skema itu. Skema itu berkembang akibat interkasi

antara individu dengan lingkungannya.

Dari beberapa pendapat ahli di atas penulis mengambil hakikat

belajar yakni adanya perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan

interaksi sehingga dapat menemukan ataupun bahkan memecahkan suatu

masalah dan akhirnya dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun beberapa hal perubahan-perubahan yang terjadi akibat

dampak dari belajar :

1) Hasil belajar adalah hasil pencapaian tujuan

2) Hasil belajar merupakan suatu proses

3) Hasil belajar merupakan produk proses latihan

4) Hasil belajar merupakan perilaku efektif dalam kurun

waktu tertentu

Dalam kegiatan belajar mengajar tujuan utama adalah adanya

perubahan tingkah laku dan transfer motivasi tinggi akan sangat tertarik

dengan berbagai tugas tanpa mengenal lelah dan putus asa. Ciri yang lain

xxi
dari orang yang sudah mendapatkan pelajaran adalah tingkatan

kematangan. Kreatifitas dan dinamisasi pemikiran serta perilaku ke dalam

suatu situasi yang bermakna.

Secara umum belajar adalah proses interaksi antara diri dan

lingkungan yang mungkin berujud fakta, konsep ataupun bahkan teori.

Dari pemaparan di atas jelas bahwa proses perubahan tingkah laku

dalam arti luas ditimbulkan atau diubah melalui praktik latihan dan

berlangsung secara kontinue atau berkelanjutan yang dimuarakan pada

suatu tujuan.

Hakikat mengajar

Hakikat mengajar adalah merupakan sebuah proses pembelajaran

dimana guru berfungsi sebagai transformator dan siswa sebagai mediator

dengan menggunakan media dan alat peraga tertentu untuk membantu

memperjelas pemahaman suatu konsep.

Selain itu juga mengajar dapat diartikan mengatur dan

mengorganisasikan lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat

mendorong dan menumbuhkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar.

2. Hakikat belajar matematika

Matematika sebagai sistem yang deduktif formal mengandung arti

bahwa matematika harus dikembangkan berdasarkan pola pikir atau

penalaran edukatif dan setiap prinsip, teori, sifat, dalil dalam matematika

harus dibuktikan kebenarannya secara formal berdasarkan konsistensi

kebenaran. Namun semua prinsip dalam matematika perlu dibuktikan

xxii
dengan pola pikir deduktif hal ini dimaksudkan agar matematika yang

dibangun terhindar dari kontradiksi.

Tujuan pembelajaran matematika.

Secara umum tujuan pembelajaran matematika meliputi :

1. Mempersiapkan siswa dalam menghadapi masalah sehingga mampu

menyelesaikan secara logis, rasional kritis, cermat dan jujur.

2. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika

dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan

dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.

Secara kusus tujuan pembelajaran matematika meliputi :

1. Siswa memiliki kemampuan yang dapat dialih gunakan melalui kegiatan

matematika.

2. Siswa memiliki ketrampilan matematika untuk dapat digunakan dalam

kehidupan sehari-hari.

3. Siswa memiliki pandangan yang lebih luas serta memiliki sikap

menghargai kegunaan matematika, sikap kritis, logis, objektif, terbuka,

kreatif serta inovatif.

4. Hakikat pengajaran dengan diskusi kelompok

Sejauh mana siswa memahami konsep pengerjaan operasi hitung

pecahan dan seberapa jauh siswa memahami serta menguasai cara

pengerjaan hitung pecahan pada sub pokok penjumlahan dan pengurangan

xxiii
Guru menyajikan bermacam-macam informasi yang harus

dipelajari oleh siswa, siswa diharapkan untuk dapat menerima dan

mengolah informasi ini menjadi bentuk yang dapat disimpan di dalam

ingatannya dan memakainya kembali atau memindahkannya ke dalam

situasi lain apabila diperlukan. Kemampuan siswa untuk menerima dan

mengolah informasi tersebut sangat bervariasi, siswa tidak mungkin

dapat menerima secara mempelajari semua informasi yang ada, dia

akan menyeleksi sesuai dengan kemampuan dan karakteristiknya.

Memori dikenal sebagai ingatan yang sesungguhnya adalah

fungsi mental yang menangkap informasi dari stimuli, dan merupakan

tempat penyimpanan informasi dan pengetahuan yang terdapat di

dalam otak manusia. Kegiatan belajar mengajar dikatakan efisien kalau

hasil belajar yang diinginkan dapat dicapai dengan usaha yang sekecil

mungkin. Perwujudan perilaku belajar biasanya terlihat dalam

perubahan-perubahan kebiasaan, keterampilan, dan pengamatan, sikap

dan kemampuan yang biasanya disebut sebagai hasil belajar. Secara

umum belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai hasil

pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Hasil dari proses belajar disebut sebagai hasil belajar yang

dapat dilihat dan diukur. Keberhasilan seseorang di dalam mengikuti

satuan program pengajaran pada satu jenjang pendidikan tertentu dapat

dilihat dari hasil belajarnya dalam program tersebut. Bloom, (1976 :

76) membagi hasil belajar ke dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif,

xxiv
afektif dan ranah psikomotor. Untuk dapat belajar sesuatu

diperlukannya kondisi yang mempengaruhi belajar, meliputi kondisi

internal yang ada pada diri orang yang belajar. Kondisi internal ini

sebagai karakteristik siswa yang merupakan diskripsi umum dari sifat-

sifat siswa yang akan menerima pelajaran misalnya, usia, kelas, minat,

profesi, kesehatan, motivasi, tingkat prestasi, kemampuan, status social

ekonomi, atau kemampuan berbahasa asing. (Dick & Carey,

1985 : 95).

Kondisi eksternal adalah rangsangan yang bersumber dari luar

yang dapat menyebabkan terjadinya proses belajar mengajar. Kondisi

eksternal ini dalam proses belajar mengajar dipengaruhi antara lain

oleh guru. Dalam hal ini bagaimana guru merancang dan menyediakan

kondisi yang khusus agar siswa berhasil dalam belajarnya. Kegagalan

seseorang dalam belajar tidak semata-mata disebabkan oleh

kemampuannya tetapi antara lain adanya gangguan dari informasi lain

yang menghambat untuk mengingat kembali apa yang telah pernah

dipelajarinya.

Menurut Assubel (1978 : 151-153) bila bahan yang dipelajari

masa lalu menghambat bahan yang dipelajari sesudahnya disebut

hambatan proaktif. Sedangkan bila bahan baru yang dipelajari

menghambat ingatan kembali tentang apa yang telah dipelajari di masa

lalu disebut menjadi hambatan retroaktif.

xxv
Tidak semua materi pelajaran dapat dipelajari dengan ingatan

saja melainkan harus dengan percobaan atau dengan didemonstrasikan.

Pengaitan antara informasi yang telah ada dalam struktur kognitif

siswa dengan informasi baru oleh Aussubel disebut advanced

organizer. Hal ini dapat dilakukan dengan mengaitkan pelajaran

matematika menjadi pelajaran yang penekanannya pada belajar

penemuan (discovery learning) yang artinya belajar untuk mencari dan

menemukan konsep baru bagi siswa dan belajar bermakna (meaningful

learning) yang artinya hasil belajar dapat diaplikasikan dan

dikembangkan bagi siswa.

Selanjutnya siswa diharapkan dapat mengaitkan informasi itu

pada struktur kognitif yang sudah dipunyainya. Bila siswa telah dapat

menghubungkan atau mengaitkan informasi itu pada pengetahuan yang

telah dimilikinya maka dalam hal ini telah terjadi belajar bermakna.

Bila siswa hanya mencoba menghafalkan informasi baru ini tanpa

menghubungkan pada konsep-konsep yang telah ada pada struktur

kognitifnya, maka dalam hal ini telah terjadi belajar hafalan.

Suatu konsep yang kompleks dalam ilmu pengetahuan

khususnya matematika hanya difahami jika konsep-konsep yang lebih

mendasar dan ikut dalam pembentukan konsep baru telah benar-benar

dipahami. Gagne (1977 : 142), menyarankan penggunaan kumpulan

pengetahuan (learning set) yang dapat mengurutkan pengajaran

dengan tepat. Kumpulan pengetahuan ini dapat didefinisikan sebagai

xxvi
sub-sub konsep yang berhubungan dengan suatu tingkat konsep

tertentu dalam hierarki konsep. Gagne selanjutnya mengemukakan

bahwa suatu program belajar terstruktur terdiri dari kumpulan

pengetahuan yang terorganisasi secara hierarkis. Sebagai contoh bila

diamati bagaimana seseorang mempelajari konsep matematika yang

terkait dengan matematika, maka terlihat bahwa penguasaan

pengetahuan yang berurutan tergantung pada penguasaan sebelumnya.

Penguasaan sebelumnya dapat merupakan persyaratan sebelum

pengetahuan lanjutnya dipelajari.

Keberhasilan dalam mempelajari sesuatu banyak dipengaruhi

oleh bagaimana cara siswa mempelajari dan apa karakteristik materi

atau bidang yang sedang dipelajari itu. Matematika merupakan salah

satu cabang ilmu pengetahuan yang sebagian konsepnya bersifat

abstrak meskipun beberapa konsep dalam isinya terdiri dari hal-hal

yang konkrit serta sebagian materinya memerlukan pemahaman secara

bermakna yang dapat diukur dengan seperangkat tes secara tertulis.

Untuk itu dalam penelitian ini selanjutnya untuk mengukur hasil

belajar matematika digunakan alat ukur berupa tes.

a. Matematika SD

Bagian inti matematika di SD mencakup aritmatika, pengantar

aljabar, geometri, pengukuran dan kajian data (statistika). Penekanan

matematika SD terletak pada penguasaan bilangan yang didalamnya

termasuk berhitung.

xxvii
Karena sifatnya masih anak-anak, sebaiknya matematika di SD

disampaikan dalam bentuk permainan atau nyanyian yang sebelumnya

telah dikenal siswa, hal ini bertujuan agar anak merasa senang belajar

matematika. Melalui permainan dan nyanyian siswa belajar dengan

penuh kegembiraan dan penuh semangat, baru kemudian

menumbuhkan kemampuan logika secara sederhana. Hal ini berarti

bahwa dalam menyampaikan materi matematika SD tidak cukup

bagaimana menyampaikan materi kepada siswa dan bagaimana agar

siswa dapat menyelesaikan soal, namun justru terletak pada bagaimana

anak memiliki logika secara sederhana untuk menemukan sendiri cara

penyelesaiannya dan sikap yang baik ketika belajar matematika.

Sutrisman Murtadho dan Tambunan (1987 : 24)

mendefinisikan matematika sebagai ilmu yang dapat membantu

manusia menafsirkan secara eksak berbagai ide dan kesimpulan-

kesimpulan serta dalam mengambil keputusan. Salah satu cara yang

dapat digunakan guru untuk membuat siswa memahami dan mengerti

konsep dalam matematika SD adalah dengan objek langsung kepada

anak. Anak dikenalkan benda secara konkrit yang dihubungkan dengan

konsep angka dan perhitungan. Objek langsung dalam matematika

terdiri dari fakta, konsep, dan prinsip. Selain objek langsung dalam

matematika juga terdapat objek tidak langsung yang terdiri dari

mengalihkan perhatian, kemampuan menyelidiki, kemampuan

pemecahan soal, disiplin diri, dan apresiasi terhadap struktur

xxviii
matematika. Setiap objek langsung pengajaran matematika tersebut

memiliki tingkat kesulitan yang menuntut kemampuan kognitif yang

berbeda, maka mengajarkan objek langsung dalam pengajaran

matematika memerlukan strategi mengajar tersendiri yang sesuai

dengan objek yang sedang dipelajari siswa.

Fakta matematika menurut Sutrisman Murtadho dan Tambunan

(1987 : 26) diartikan sebagai ide abstrak yang memudahkan orang

dapat mengklasifikasikan objek atau kejadian dan menentukan apakah

objek atau kejadian itu adalah contoh dari ide abstrak itu. Konsep

dapat dipelajari melalui definisi-definisi atau melalui pengamatan

langsung. Dalam belajar konsep, siswa yang masih berada dalam tahap

operasi konkrit, biasanya perlu melihat dan memegang benda (objek)

yang dinyatakan oleh konsep itu, sedangkan siswa dalam tahap operasi

formal, mempelajari konsep melalui diskusi dan memperhatikannya

dengan sungguh-sungguh. Seseorang telah belajar konsep, jika

seseorang itu telah mampu memisahkan contoh konsep dari bukan

contoh konsep.

Prinsip adalah hubungan dari satu atau lebih dari objek

langsung pengajaran matematika yang berupa fakta, konsep, operasi

atau prinsip yang lain. Prinsip dapat dipelajari melalui proses inkuiri

ilmiah, penemuan yang dituntun, diskusi kelompok menggunakan

strategi pemecahan masalah soal dan demonstrasi. Seorang siswa telah

belajar prinsip, apabila siswa itu mampu menentukan konsep-konsep

xxix
itu pada relasi yang benar satu dengan lainnya dan mampu

menggunakan prinsip itu pada situasi tertentu.

Operasi adalah keterampilan menggunakan fakta, konsep, dan

prinsip yang dipelajari. Pemahaman fakta, konsep, dan prinsip sangat

diperlukan untuk mendapatkan kemahiran keterampilan. Tetapi ada

kalanya terlihat seorang siswa memiliki keterampilan yang baik, tetapi

waktu diminta menyebut prinsip apa yang digunakan siswa tidak

mampu menyebutnya. Operasi dapat dipelajari melalui demonstrasi

dan berbagai jenis latihan dan praktikum, seperti lembaran kertas

kerja, bekerja dipapan tulis, kegiatan kelompok dan permainan

kelompok. Siswa telah dianggap menguasai operasi apabila mereka

telah dapat mendemonstrasikan operasi itu secara tepat dan benar

dalam penyelesaian berbagai jenis soal atau menggunakan operasi itu

dalam berbagai situasi.

b. Hasil Belajar Matematika

Nana Sudjana (1995: 22) mengemukakan bahwa hasil belajar

matematika adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia memperoleh pengalaman belajarnya. Dalam belajar

matematika terjadi proses berpikir dan terjadi kegiatan mental dan

dalam kegiatan dalam menyusun hubungan-hubungan antara bagian-

bagian informasi yang diperoleh sebagai pengertian. Karena itu orang

menjadi memahami dan menguasai hubungan-hubungan tersebut.

Dengan demikian ia dapat menampilkan pemahaman dan penguasaan

xxx
bahan yang dipelajari tersebut, inilah yang disebut hasil belajar. Gagne

(1977 : 47-48) mengelompokkan hasil belajar menjadi lima bagian

dalam bentuk kapabilitas yakni ketrampilan intelektual, strategi

kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik, dan sikap.

Gagne dan Briggs (1978 : 49-55) menerangkan bahwa hasil

belajar yang berkaitan dengan lima kategori tersebut adalah (1)

keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berkenaan dengan

pengetahuan procedural yang terdiri atas deskriminasi jamak, konsep

konkret dan terdefinisi, kaidah serta prinsip, (2) strategi kognitif

adalah kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru dengan

jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam

memperhatikan, mengingat, dan berpikir. (3) Informasi verbal adalah

kemampuan untuk mendiskripsikan sesuatu dengan kata-kata dengan

jalan mengatur informasi-informasi yang relevan, (4) keterampilan

motorik adalah kemampuan untuk melaksanakan dan

mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot,

(5) sikap merupakan kemampuan internal yang berperan dalam

mengambil tindakan untuk menerima atau menolak berdasarkan

penilaian terhadap objek tersebut.

Bloom (1976 : 201-207) membagi hasil belajar menjadi tiga

kawasan yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Kawasan kognitif

berkenaan dengan ingatan atau pengetahuan dan kemampuan

intelektual serta keterampilan-keterampilan. Kawasan afektif

xxxi
menggambarkan sikap-sikap, minat, dan nilai serta pengembangan

pengertian atau pengetahuan dan penyesuaian diri yang memadai.

Kawasan psikomotor adalah kemampuan-kemampuan menggiatkan

dan mengkoordinasikan gerak. Kawasan kognitif dibagi atas enam

macam kemampuan intelektual mengenai lingkungan yang disusun

secara hirarkis dari yang paling sederhana sampai kepada yang paling

kompleks, yaitu (1) pengetahuan adalah kemampuan mengingat

kembali hal-hal yang telah dipelajari, (2) pemahaman adalah

kemampuan menangkap makna atau arti sesuatu hal, (3) penerapan

adalah kemampuan mempergunakan hal-hal yang telah dipelajari

untuk menghadapi situasi-situasi baru dan nyata, (4) analisis adalah

kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian-bagian sehingga

struktur organisasinya dapat dipahami, (5) sintesis adalah kemampuan

untuk memadukan bagian-bagian menjadi suatu keseluruhan yang

berarti, (6) penilaian adalah kemampuan memberi harga sesuatu hal

berdasarkan criteria intern atau kelompok atau criteria ekstern ataupun

yang ditetapkan lebih dahulu.

Berdasarkan pandangan-pandangan dari para ahli tersebut

diatas maka yang dimaksud dengan hasil belajar matematika dalam

penelitian ini adalah hasil dari seseorang siswa dalam mengikuti proses

pengajaran matematika pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar yang

diukur dari kemampuan siswa tersebut dalam menyelesaikan suatu

permasalahan matematika.

xxxii
Hasil belajar di atas sangat dipengaruhi oleh penggunaan media

pembelajaran contohnya media komputer, disamping itu minat belajar

juga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar matematika. Hasil

belajar dapat diukur dari dimensi kemampuan belajar siswa secara

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kemampuan siswa tersebut dapat

dimaksimalkan dengan penggunaan media di atas.

c. Pengertian Media

Bahwa dalam menggunakan media pembelajaran dianjurkan

untuk merencanakan secara sistematik agar pembelajaran berjalan

efektif dan penggunaan media pembelajaranpun berjalan secara efektif

pula. Pembelajaran efektif dengan menggunakan media perlu

direncanakan dengan baik agar : 1) menumbuhkan minat peserta didik,

2) menyampaikan materi baru, 3) melibatkan peserta didik secara aktif,

4) mengevaluasi tingkat pemahaman peserta didik, 5) menetapkan

tindak lanjut.

Hubungan dengan media pembelajaran selanjutnya Arief

Sadiman (1996 : 16-84) menjelaskan kegunaan-kegunaan media

pendidikan dalam proses belajar mengajar, pertimbangan-

pertimbangan dalam memilih media pembelajaran, criteria pemilihan

serta model atau prosedur pemilihan media pembelajaran.

xxxiii
1) Kegunaan media pembelajaran

Kegunaan media pembelajaran dalam proses belajar

mengajar, antara lain : a) memperjelas penyajian pesan agar tidak

terlalu bersifat verbalistik (dalam bentuk kata-kata tertulis atau

lisan belaka), b) mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya

indera, seperti misalnya (1) obyek yang teralu besar bisa digantikan

dengan realita, gambar film bingkai, film atau model, (2) obyek

yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai atau

gambar, (3) gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat

dibantu dengan timelapse atau high speed photography, (4)

Kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan

lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara

verbal, (5) konsep yang terlalu luas (missal gunung berapi, gempa

bumi, iklim dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film,

film bingkai, gambar dan lain-lain. (6) obyek yang terlalu

kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model,

diagram dan lain-lain. c) Dengan menggunakan model pendidikan

secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik.

Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk (1) menumbuhkan

kegairah belajar, (2) memungkinkan interaksi yang lebih langsung

antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan-kenyataan, (3)

memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut

kemampuan dan minatnya. d) Dengan media dapat mengatasi

xxxiv
keunikan siswa, lingkungan dan pengalaman yang berbeda

sedangkan kurikulum dan materi pendidikan sama, karena media

pendidikan memiliki kemampuan-kemampuan (1) memberikan

perangsang yang sama, (2) mempersamakan pengalaman, (3)

menimbulkan persepsi yang sama.

2) Dasar Pertimbangan Pemilihan Media

Beberapa dasar pertimbangan pemilihan media antara lain :

a) bermaksud untuk mendemonstrasikan media itu, b) merasa

sudah akrab dengan media itu, c) ingin memberikan penjelasan

yang lebih konkrit, d) merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari

yang bisa dilakukannya, misalnya untuk menarik minat atau gairah

belajar siswa.

3) Kriteria Pemilihan

Pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari konteksnya

bahwasannya media merupakan komponen dari system

instruksional secara keseluruhan. Karena itu, meskipun tujuan dan

isinya sudah diketahui, faktor-faktor lain seperti karakteristik

siswa, strategi belajar-mengajar, organisasi kelompok belajar,

alokasi waktu dan sumber, serta prosedur penilaiannya juga perlu

dipertimbangkan.

Di samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya,

setidaknya masih ada empat faktor lagi yang perlu

dipertimbangkan dalam pemilihan media, yaitu :

xxxv
1) ketersediaan sumber setempat, artinya bila media yang

bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, maka

harus dibeli atau dibuat sendiri. 2) Apakah untuk membeli atau

memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga, dan fasilitasnya. 3)

Adakah faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan, dan

ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu lama. Artinya

bisa digunakan dimanapun dengan peralatan yang ada disekitarnya

dan kapanpun serta mudah dijinjing dan dipindahkan. 4) Efektifitas

biasanya dalam jangka waktu yang panjang. Hakekat dari

pemilihan media ini pada akhirnya adalah keputusan untuk

memakai, tidak memakai atau mengadaptasi media yang

bersangkutan.

4) Prosedur Pemilihan Media

Menurut Atwi Suparman (1997 : 180) dalam proses

pemilihan media pengembang instruksional mungkin dapat

mengidentifikasi beberapa media yang sesuai untuk tujuan

instruksional tertentu. Langlah selanjutnya adalah memilih salah

satu atau dua media diantaranya atas dasar berbagai pertimbangan

sebagai berikut : a) Biaya yang lebih murah, baik pada saat

pembelian maupun pemeliharaan, b) Kesesuaian dengan metode

instruksional, c) Kesesuaian dengan karakteristik mahasiswa

(siswa atau peserta didik), d) Pertimbangan praktis, meliputi :

xxxvi
(1) Kemudahan dipindahkan atau ditempatkan, (2)

Kesesuaiannya dengan fasilitas yang ada di kelas. (3) Keamanan

dalam penggunaannya. (4) Daya tahannya, (5) Kemudahan

perbaikannya. e) Ketersediaan media tersebut berikut suku

cadangnya di pasaran serta ketersediannya bagi

mahasiswa/siswa/peserta didik.

Dalam melakukan proses analisis peserta didik yang

menggunakan media pembelajaran agar pemanfaatan media

pembelajaran tersebut efektif, harus ada arahan antara karakteristik

peserta didik dengan metode, media, dan materi. Itulah perlunya

analisis peserta didik. Sedangkan hal-hal yang perlu dianalisis

dalam proses ini meliputi : 1) Karakteristik umum yang meliputi :

usia, kelas, posisi, budaya, dan sosial ekonomi seorang siswa, 2)

Kompotensi-kompetensi khusus yang terkait, antara lain :

kecakapan pre-rekuisit/kecakapan awal, sikap dan target

kemampuan yang harus dicapai dalam suatu proses pembelajaran

tertentu. 3) Gaya belajar, yang terdiri dari : tingkat kecemasan,

bakat yang dimiliki peserta didik, tipe belajar apakah termasuk

audio, visual atau audio-visual dan lain-lain aspek spectrum

psikologik.

Briggs (1977 : 184) mengemukakan tentang hal-hal yang

berhubungan dengan pembelajaran efektif yang menggunakan

media pembelajaran yang terdiri dari :

xxxvii
1) Mengurutkan pengajaran terdiri : a) Pengurutan

keterampilan intelektual. b) Pengurutan informasi verbal. c)

Pengurutan strategi cognitive. d) Pengurutan sikap-sikap khusus. e)

Pengurutan keterampilan motorik. 2) Merencanakan kegiatan-

kegiatan pengajaran.

Briggs dan Wager dalam Atwi Suparman (1997 : 156-157)

mengutarakan bahwa sebagian pelajaran hanya menggunakan

beberapa di antara sembilan urutan kegiatan tersebut, tergantung

pada karakteristik siswa dan jenis perilaku yang ada dalam tujuan

instruksional. Para ahli sepakat bahwa strategi instruksional

berkenaan dengan pendekatan pengajaran dalam mengelola

kegiatan instruksional untuk menyampaikan materi atau isi

pelajaran secara sistematik, sehingga kemampuan yang diharapkan

dapat dikuasai oleh para siswa secara efektif dan efisien. Didalam

strategi instruksional terkandung empat pengertian sebagai

berikut : 1) Urutan kegiatan instruksional, yaitu urutan kegiatan

belajar dalam menyampaikan isi pelajaran kepada para siswa. 2)

Metode instruksional, yaitu cara pengajar mengorganisasikan

materi pelajaran dan siswa agar terjadi proses belajar secara efektif

dan efisien. 3) Media instruksional, yaitu peralatan dan bahan

instruksional yang digunakan pengajar dan para siswa dalam

kegiatan instruksional. 4) Waktu yang digunakan oleh pengajar dan

xxxviii
siswa dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan

instruksional.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan media pembelajaran adalah segala sesuatu bentuk

yang dipergunakan untuk proses penyampaian informasi dalam proses

pembelajaran agar terjadi proses belajar pada diri seorang siswa.

Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa anak-anak,

khususnya di usia Sekolah Dasar, gaya belajar sebagian dari mereka

berpikir secara konkrit yang membutuhkan bantuan berupa gambar-

gambar atau benda-benda yang mewakili suatu ukuran tertentu. b)

untuk memperbesar perhatian para siswa terhadap suatu materi dalam

mata pelajaran. c) untuk meletakkan dasar-dasar yang penting dalam

perkembangan proses pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran

dapat berjalan lebih mantap, apalagi dalam menanamkan konsep

tertentu pada anak, d) memberikan pengalaman berpikir yang nyata

yang dapat menumbuhkan kreatifitas, kemandirian dalam belajar dan

kegiatan berusaha sendiri bagi siswa. e) menumbuhkan cara berpikir

secara teratur dan kontinu. f) membantu menumbuhkan pengertian dan

pemahaman tentang suatu konsep yang tidak mudah diperoleh dengan

cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih

mendalam dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

xxxix
B. Kerangka Berpikir

Penggunaan kartu pecahan dan metode diskusi kelompok dalam

pembelajaran diduga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Ketepatan

pemilihan dan penggunaan media dalam pembelajaran matematika akan

berpengaruh terhadap kelancaran proses pembelajaran matematika serta dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk itu penggunaan media pembelajaran

akan membantu siswa dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan dan

membantu guru untuk menyampaikan materi pelajaran. Pembelajaran dengan

menggunakan kartu pecahan dan metode diskusi kelompok diduga dapat

meningkatkan hasil belajar matematika.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka hipotesis tindakan yang

diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Dengan menggunakan

kartu pecahan dan diskusi kelompok pada pengerjaan hitung pecahan dalam

materi penjumlahan dan pengurangan maka hasil belajar siswa akan

meningkat.

xl
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III MI

Ma’rif Blotongan Salatiga tahun ajaran 2004/2005. Adapun siswa yang

menjadi objek penelitian sebanyak 18 anak.

B. Rencana Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari dua siklus.Tiap

siklus direncanakan 2 pertemuan. Tiap-tiap siklus direncanakan

berkesinambungan artinya proses dan hasil siklus I akan ditindaklanjuti dalam

siklus 2.

Prosedur Penelitian tindakan kelas ini setiap siklus meliputi:

a. Perencanaan (planning)

b. Tindakan (Acting)

c. Observasi(Observing)

d. Refleksi(reflekting)

Siklus I

1. Perencanaan ( Planning)

a. Menyusun rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran dengan

menggunakan kartu pecahan dan metode diskusi kelompok

b. Menyiapkan alat bantu mengajar dan mengumpulkan data

xli
c. Menyiapkan media kartu pecahan beserta program perencanaan kerja

kelompok.

d. Menyusun latihan evaluasi

2. Tindakan (acting)

a. Guru melakukan apersepsi dengan metode tanya jawab tentang

penjumlahan dengan tujuan:

1) Mengingat kembali konsep pecahan

2) Agar siswa memahami materi dengan tepat

3) Pencapaian materi tepat waktu yang direncanakan

4) Memusatkan perhatian pada situasi belajar

b. Guru memberikan motifasi siswa tentang materi yang akan di ajarkan

c. Proses transformasi materi

1) Guru memperagakan penjumlahan dan pengurangan dengan media

kartu pecahan dan metode diskusi kelompok

2) Guru membimbing dan mengamati siswa dalam menyelesaikan

soal penjumlahan dan pengurangan pecahan.

3) Setelah selesai menyelesaikan soal siswa diminta guru menulis

hasil kerjanya di papan tulis. Dengan bimbingan guru siswa di

harapkan dapat menarik kesimpulan dari materi yang sedang di

pelajari.

4) Guru memberikan tes siklus

xlii
3. Observasi

a. Teknik Pengumpulan data

- Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan kemampuan

siswa dalam menyelesaikan lembar kerja siswa

- Observer mengamati dan memberikan penilaian proses

pembelajaran dari awal hingga akhir

b. Alat pengumpulan data

- Tes Formatif : Pelaksanaan tes ini di gunakan untuk memperoleh

data kuantitatif berupa tes siswa setiap akhir pembelajaran.

- Tes Siklus I di laksanakan setelah selesai siklus I untuk

Memperoleh data kuantitatif di akir siklus I

- Instrumen monitoring observasi guru di kelas

4. Refleksi

Hasil refleksi merupakan landasan untuk menentukan tindakan pada siklus

II meliputi:

a. Mengetahui kemampuan hasil belajar siswa

b. Mengetahui kreativitas siswa dalam menyelesaikan permasalahan

dengan metode diskusi kelompok.

Siklus II

1. Perencanaan ( Planning)

a. Menyusun rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran dengan

menggunakan kartu pecahan dan metode diskusi kelompok

b. Menyiapkan alat bantu mengajar dan mengumpulkan data

xliii
c. Menyiapkan media kartu pecahan beserta program perencanaan kerja

kelompok.

d. Menyusun latihan evaluasi

2. Tindakan (acting)

a. Guru melakukan apersepsi dengan metode tanya jawab tentang

penjumlahan dengan tujuan:

1) Mengingat kembali konsep pecahan

2) Agar siswa memahami materi dengan tepat

3) Pencapaian materi tepat waktu yang direncanakan

4) Memusatkan perhatian pada situasi belajar

b. Guru memberikan motifasi siswa tentang materi yang akan diajarkan

c. Proses transformasi materi

1) Guru memperagakan penjumlahan dan pengurangan dengan media

kartu pecahan dan metode diskusi kelompok

2) Guru membimbing dan mengamati siswa dalam menyelesaikan

soal penjumlahan dan penngurangan pecahan.

3) Setelah selesai menyelesaikan soal siswa diminta guru menulis

hasil kerjanya di papan tulis.Dengan bimbingan guru

siswa di harapkan dapat menarik kesimpulan dari materi yang sedang

di pelajari.

4) Guru memberikan siklus II

xliv
3. Observasi

a. Teknik Pengumpulan data

- Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan kemampuan

siswa dalam menyelesaikan lembar kerja siswa

- Observer mengamati dan memberikan penilaian proses

pembelajaran dari awal hingga akhir

b. Alat pengumpulan data

- Tes Formatif : Pelaksanaan tes ini digunakan untuk memperoleh

data kuantitatif berupa tes siswa setiap akhir pembelajaran.

- Tes Siklus II di laksanakan setelah selesai siklus I untuk

Memperoleh data kuantitatif di akir siklus II

- Instrumen monitoring observasi guru di kelas

4. Refleksi

Pada tahap ini di lakukan analisis data pembahasannya. Kegiatan

ini untuk melihat sejauh mana efektifitas kegiatan belajar dengan

menggunakan media kartu pecahan dan diskusi kelompok pada pokok

bahasan penjumlahan dan pengurangan pecahan serta untuk mengetahui

perubahan-perubahan yang terjadi baik pada siswa, suasana kelas, maupun

guru.

xlv
C. Data dan Cara Pengumpulan

Untuk memperoleh informasi yang valid dan reabel dari pelaksanaan

penelitian tindakan kelas ini, maka perlu kelengkapan data, kualitas alat

pengumpulan data dan ketepatan analisisnya.

1. Jenis Data

a. Data hasil belajar siswa

b. Data siswa dan guru selaku peneliti

c. Data keaktifan siswa

2. Cara pengumpulan data

Cara pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai

berikut:

a. Melalui hasil tes

b. Hasil pengamatan dari observasi

c. Hasil pengamatan dari peneliti

D. Indikator Keberhasilan

Tolok ukur keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini

dapat dilihat dari:

1. Nilai rata-rata kelas minimal 7.5

2. Prosentasi siswa yang memperoleh skor > 7.5 minimal 85% dari 18 siswa

xlvi
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Reduksi data telah dilaksanakan sejak pengambilan data penelitian

telah dilakukan proses penyelesaiaan sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Hasil Pengamatan

Siklus I merupakan proses pembelajaran operasi hitung

pecahan dengan menggunakan kartu pecahan dan daerah yang diarsir

sebagai alat peraga,dengan sub pokok bahasan penjumlahan 2 pecahan

penyebut sama yang dilaksanakan hari rabu tanggal 16 Maret 2005

dengan alokasi waktu satu kali pertemuan 2 jam pelajaran (2x 40

menit)

Pada jam pelajaran pertama untuk persiapan dan pelaksanaan

tindakan sedangkan jam pelajaran kedua digunakan untuk

melaksanakan tes siklus I.

Sebelum pelaksanaan tindakan guru menjelaskan terlebih dulu

tentang tatacara menjumlahkan dua pecahan berpenyebut sama. Pada

saat guru menjelaskan materi siswa kelihatan tegang, apabila guru

memberikan pertanyaan secara lisan kepada siswa terlibat beberapa

siswa diam dan tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru

xlvii
hal itu dilihat dari data yang telah terangkum mengenai partisipasi

siswa dalam pembelajaran siswa antara lain:

1) Banyak siswa yang bertanya 25% dari jumlah siswa

2) Banyak siswa yang terlibat dan aktif dalam mengikuti proses

pembelajaran 12 siswa

3) Siswa yang memperoleh nilai > 7.5 sebanyak 77.7% atau 14 dari

18 siswa.

Dari data di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa siswa

merasa takut untuk bertanya kepada guru hal itu menyebabkan ketidak

aktifan siswa dalam pembelajaran .

Selanjutnya guru dan siswa melaksanakan skenario yang telah

di tentukan, yakni guru menjelaskan cara penggunaan kartu pecahan

pada operasi hitung pecahan,guru menyuruh salah seorang siswa

untuk mengambil dua kartu pecahan yang sama penyebutnya

kemudian guru menyuruh lagi salah seorang siswa untuk mengambil

pecahan yang nilainya sama dengan kedua pecahan yang diambil

temannya tadi. Setelah berhasil mengambil kartu pecahan sebagai

jawaban yang benar, maka siswa harus memasangkan pada daerah

yang diarsir sehingga konsep benar-benar tertanam pada siswa.

b. Data hasil tes siklus I

Rata-Rata nilai 153: 18=8.5

Siswa yang memperoleh nilai > 7.5 sebanyak 77.7% atau 14 dari 18

siswa.

xlviii
2. Siklus II

a. Hasil pengamatan

Siklus II merupakan proses pembelajaran operasi hitung

pecahan dengan menggunakan kartu pecahan dan daerah yang diarsir

sebagia alat peraga, dengan sub pokok bahasan pengurangan dua

pecahan berpenyebut sama, yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal

23 Maret 2005 dengan alokasi waktu satu kali pertemuan 2 jam

pelajaran (2 x 40 menit) jam pelajaran pertama digunakan untuk

pelaksanaan tes siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dimulai guru

menjelaskan terlebih dahului tentang cara mengurangkan dua pecahan

berpenyebut sama, berbeda pada siklus I, pada siklus II siswa tidak

kelihatan tegang, karena teknik bertanya dilakukan guru berbeda

dengan siklus I. Pada siklus II pertanyaan guru diberikan kepada siswa

dengan kemampuan bervariasi sehingga sebagian siswa dapat

menjawab pertanyaan guru dengan benar.

Selanjutnya siswa dan guru melaksanakan skenario yang telah

direncanakan yakni guru menjelaskan cara mengurangkan dua

pecahan dengan mengunakan gambar daerah yang diarsir, selanjutnya

menggunakan garis bilangan, kemudian siswa disuruh mengerjakan

soal pengurangan dua pecahan dengan menggunakan alat peraga.

Setelah siswa secara bergiliran maju mengerjakan di papan tulis

benar-benar dapat memahami konsep maka guru melanjutkan

xlix
pengurangan dua pecahan berpenyebut sama tanpa mengunakan alat

peraga. Di sini siswa mulai tampak keberanian serta keaktifan siswa

secara menyeluruh,sudah muncul, hal ini dapat dilihat dari tingkat

partisipasi siswa mulai meningkat .

Hal tersebut dapat ditunjukkan adanya indikator sebagai

berikut:

1) Banyak siswa yang bertanya 75% dari jumlah

2) Banyak siswa yang terlibat dan aktif dalam mengikuti proses

pembelajaran 18 siswa

3) Siswa yang memeperoleh nilai > 7.5 sebanyak 94.4% atau 17 dari

18 siswa.

Setelah pelaksanaan tindakan kelas selesai dilaksanakan tes,

untuk lebih jelasnya gambaran tentang hasil pengamatan proses

pembelajaran pada operasi hitung pengurangan berpenyebut sama

dapat dilihat pada lampiran.

b. Data hasil tes Siklus II

Rata-rata nilai tes 160.2 :18 =8.9

Siswa yang memeperoleh nilai > 7.5 sebanyak 94.4% atau 17 dari 18

siswa.

l
B.Pembahasan

Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas, guru mengadakan uji

coba tes yang dilaksanakan setiap siklus yang dilaksanakan di MI Ma’arif

Blotongan Salatiga. Uji coba tes dilaksanakan setiap siklus, daftar peserta uji

coba dapat dilihat pada lampiran berikutnya, dan Siklus II pada lampiran

terakhir.

Dari analisis data hasil penelitian tindakan kelas ini yakni analisis

terhadap pengamatan proses pembelajaran dan hasil belajar dengan

menggunakan kartu pecahan dengan metode diskusi kelompok pada pokok

bahasan operasi hitung pecahan dengan penyebut sama pada siswa kelas III

MI Ma’arif Blotongan Salatiga diperoleh hasil menuju arah perbaikan dan

peningkatan pemahaman konsep operasi hitung pecahan serta

meningkatkannya prestasi belajar serta layanan guru dalam menangani proses

belajar. Penggunaan kartu pecahan sangatlah efektif karena dapat

meningkatkan kualitas proses pembelajaran . Hal itu dapat terlihat dari

peranan guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dalam penelitian

tindakan kelas ini. Dalam penelitian tindakan kelas ini guru menempatkan diri

sebagai sosok yang dapat membantu siswa belajar sesuai dengan kebutuhan

dan minatnya. Hal ini ditunjukkan dengan sikap guru sebagai pemimpin

belajar, fasilitator belajar, moderator belajar sekaligus sebagai evaluator

belajar.

Hal ini guru bertugas menentukan tujuan belajar, sumber belajar serta

mengarahkan bagaiman cara siswa melaksanakan kegiatan belajar,

li
memotivasi siswa, mengawasi memberikan bantuan, bimbingan, petunjuk,

menilai proses belajar dan hasil belajar yang dicapai siswa.

Sedangkan untuk siswa sendiri dalam pelaksanaan tindakan kelas ini

siswa tidak hanya terlibat dalam fisik semata, namun terlibat secara mental

emosional intelektual dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan serta

pembentukan sikap dan nilai dalam pembentukan ketrampilan. Hal ini

ditunjukkan dengan keaktifan siswa dalam bermain kartu pecahan.

Dalam proses pembelajaran siswa menjadi semangat, lebih bergairah

dan tidak bosan. Untuk meningkatkan penguasaan berhitungnya, siswa

berusaha bermain kartu pecahan semaksimal mungkin, sehingga jelas bahwa

penggunaan kartu pecahan dan daerah yang diarsir dalam pembelajaran

operasi hitung pecahan dapat membangkitkan minat siswa. Minat belajar

siswa merupakan faktor yang mempunyai peran penting dalam belajar

matematika. Dengan minat belajar yang besar akan menimbulkan motivasi

belajar yang tinggi, karena motivasi belajar yang tinggi akan menentukan

keberhasilan belajar siswa.

lii
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil keseluruhan kegiatan PTK di kelas III MI Ma’arif Blotongan

Salatiga dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan kartu pecahan dan

metode diskusi kelompok, dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam

menyelesaikan konsep operasi penjumlahan dan pengurangan pada pecahan

hal ini terbukti pada siklus 1:

Rata-Rata nilai 153: 18=8.5

Siswa yang memperoleh nilai > 7.5 sebanyak 77.7% atau 14 dari 18 siswa.

Dan pada siklus 11:

Rata-rata nilai tes 160.2 :18 =8.9

Siswa yang memeperoleh nilai > 7.5 sebanyak 94.4% atau 17 dari 18 siswa.

B. Saran

Setelah dilakasanakan PTK dikelas III MI Ma’arif Blotongan Salatiga

Pada Tahun Ajaran 2004/2005 bahwa salah satu cara untuk meningkatkan

hasil belajar siswa pada konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan

pecahan dapat digunakan pembelajaran menggunakan alat peraga kartu

pecahan dan metode diskusi kelompok.

liii
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Ronald H, Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran,


(Edisi terjemahan oleh Yusuf Hadi Miarso, dkk) Jakarta, PT. Rajawali,
1987

Arief S. Sadiman, et. Al., Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan


Pemanfaatannya, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1996

Atwi Suparman, Desain Intruksional, Jakarta, PAU PPAI Universitas Terbuka.

Ausubel, David. P., Joseph D. Novak and Helen Hanesian, Educational


Psychology : A Cognitive View, New York : Holt, Renehart and Winston.
1978

Bloom, Benyamin S.1976. Human Characteristic and School Learning. New


York: MeGraw-Hill book Company.

Briggs, Leslie, J., Intructional Design, Principle and Aplication, NewYork : Mc.
Graw-Hill Book Company, 1977

Crow, Lester D. And Crow, Alice, Educational Psychology, New York,


American, Book Company, 1989

De Porter, Bobbi and Hernarcki, Mike, Quantum Learning (Edisi Terjemahan


Oleh Alwiyah Abdurrahman), Bandung : CV. Kaifa, 2002

Dick, Walter, and Lou Carey, The Systematic Design Of Instruction, 3ed, Ed,
Florida : Harper Collins, 1985

Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Cet. I,
Jakarta, Rineka Cipta, 1999

Gagne, Robert M., The Conditions of Learning, New York, Holt, Renehart and
Winston, 1977

Marks, John L, Hiatt Arthur. A, dan Neufeld Evelyn, M., Metode Pengajaran
Matematika untuk Sekolah Dasar, Terjemahan oleh Bambang Sumantri,
Jakarta, PT. Gelora Aksara Pratama, 1988

Nana Sudjana, Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru, Bandung : PT.


Remaja Rosdakarya
liv
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1994

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Cet. II, Jakarta,


Rineka Cipta, 1991

Sutrisman Murtadho dan Tambunan, Pengajaran Matematika, Jakarta :


Universitas Terbuka, 1987

Toeti Soekamto, Perancangan dan Pengembangan Sistem Instruksional, Jakarta,


Intermedia, 1983

Winkel, W.S., Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Cet. II, Jakarta,
Gramedia, 1989

R.Soedjadi., Matematika 3a, cet 1,Jakarta Balai Pustaka .

lv
DAFTAR PESERTA UJI COBA TES
DAN KODENYA

Nomor
Nama Siswa Kode
Urut Induk
1 210 Fauzi A1
2 211 Wisnu A2
3 212 Agus A3
4 213 Wahyu A4
5 214 Saroh A5
6 215 Asa A6
7 216 Ayu A7
8 217 Eka A8
9 218 Nana A9
10 219 Engga A10
11 220 Eka A11
12 221 Debi A12
13 222 Roko A13
14 223 Bagas A14
15 224 Hafid A15
16 225 Wibi A16
17 226 Iqbal A17
18 227 Idi A18

lvi
DATA HASIL TES SIKLUS I

Nomor
Nama Siswa Nilai
Urut Induk
1 210 Fauzi 10

2 211 Wisnu 8

3 212 Agus 10

4 213 Wahyu 6.5

5 214 Saroh 10

6 215 Asa 10

7 216 Ayu 9

8 217 Eka 10

9 218 Nana 10

10 219 Engga 10

11 220 Eka 10

12 221 Debi 9

13 222 Riko 9

14 223 Bagus 6.5

15 224 Hafid 10

16 225 Wibi 10

17 226 Iqbal 6.5

18 227 Idi 7

Rata-rata 8.5

lvii
DATA HASIL TES SIKLUS II

Nomor
Nama Siswa Nilai
Urut Induk
1 210 Fauzi 10

2 211 Wisnu 8

3 212 Agus 9

4 213 Wahyu 10

5 214 Saroh 10

6 215 Asa 10

7 216 Ayu 10

8 217 Eka 9

9 218 Nana 9

10 219 Engga 9

11 220 Eka 8

12 221 Debi 7

13 222 Riko 8

14 223 Bagus 9

15 224 Hafid 9

16 225 Wibi 8

17 226 Iqbal 9

18 227 Idi 9

Rata-rata 8.9

lviii
PEDOMAN OBSERVASI GURU
KEGITAN BELAJAR MENGAJAR

Mata pelajaran : Matematika


Pokok Bahasan : Pecahan
Sub Pokok Bahasan : Penjumlahan Pecahan
Subyek Penelitian : Guru Peneliti tindakan kelas
Nama sekolah : MI Ma’arif Blotongan Salatiga
Hari Tanggal : Selasa, 16 Maret 2005
Waktu : 09.00-selesai

Petunjuk pengisian
Berilah tanda cek(v) pada kolom yang sesuai dengan keadaan yang di amati
no Butir-butir Sasaran 1 2 3 4 5
1 ASPEK KOGNITIF
1.Kemampuan menentukan buku sumber
a. Penggunaan bahan pelajaran sesuai dengan V
kurikulum
b. Sumber belajar sesuai dengan pembelajaran V
yang telah di rencanakan
2. Kemampuan pengorganisasian materi
pelajaran
a. Materi sesuai dengan perkembangan siswa V
b. Urutan materi dari yang mudah ke yang sulit V
3. Kemapuan mendemonstrasikan bahan
pembelajaran
a. Mendemonstrasikan bahan dengan cermat V
b. Memecahkan masalah kehidupan melalui V
konsep yang telah di pelajari
4. Kemampuan dalam membuat alat penilaian
a. Rumusan tugas sesuai dengan tujuan V
pembelajaran khusus yang akan di capai
b. Menggunakan bahasa yang efektif dalam V
merumuskan pertanyaan
5. Kemampuan merencanakan pembelajaran
a. Bahan pembelajaran sesuai dengan V
kurikulum disertai penjabaran secara terperinci
b. Rumusan tujuan pembelajaran khusus V
jelas,lengkap dan dirumuskan secara berjenjang
c. Tulisan dalam rencana pembelajaran mudah V
di baca
II ASPEK AFEKTIF
1. Membantu siswa menumbuhkan kepercayaan v
diri
a. Mendorong siswa agar berani mengerjakan di V

lix
muka kelas
b. Memberi penguatan kepada siswa yang V
berhasil
c. Memberi dorongan semangat kepada yang V
belum berhasil
2. Mendorong dan menggalakkan keterlibatan
siswa dalam proses pembelajaran
a. Menggunakan prosedur yang melibatkan V
siswa pada awal pembelajaran
.b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk V
berpartisipasi dalam pembelajaran
c. Memelihara Ketertiban siswa dalam V
pembelajaran
d. Upaya guru untuk meningkatkan keterlibatan V
siswa dalam proses belajar mengajar
3. Menunjukkan sikap ramah, penuh pengertian
dan sabar terhadap siswa
a. Menampilkan sikap bersahabat baik kepada V
siswa
b. Mengendalikan diri bila menghadapi V
perilaku siswa yang tidak diinginkan
c. Menggunakan kata-kata halus dalam V
menegur siswa
4. Menunjukkan ke gairahan dalam mengajar
a. Menunjukkkan kesungguhan melalui V
pemandangan mata dan ekspresi wajah
b. Keras dan lemahnya suara dalam proses V
belajar mengajar
5. Mengembangkan hubungan antar pribadi
yang sehat dan serasi
a. Mendorong terjadinya tukar pendapat V
b. Menunjukkan sikap adil terhadap semua V
siswa
c. Menerapkan peraturan yang sesuai selama V
pelajaran
III ASPEK PSIKOMOTORIK
1.Kemampuan menggunakan waktu secara
efesien
a. Memahami pembelajaran tepat waktu V
b. Melaksanakan setiap kegiatan dalam V
langkah-langkah pembelajaran sesuai waktu
yang direncanakan
c. tidak ada waktu yang terbuang sia-sia dalam v
pembelajaran

lx
2. Kemampuan menggunakan alat bantu
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan siswa,
situasi lingkungan
a. Guru menggunakan sendiri alat bantu V
pembelajaran
b. Sebagian siswa dilibatkan dalam V
pembelajaran
c. Semua siswa mendapat kesempatan V
menggunakan alat bantu
d. Guru menggunakan alat bantu yang sesuai V
secara terampil dan tepat sesuai dengan tujuan
3. Mendemonstrasikan kemampuan
pembelajaran dengan menggunakan berbagai
metode yang tepat
a. Menggunakan satu metode dengan tujuan, V
materi, dan siswa
b. Menggunakan dua metode dengan tujuan, V
materi, dan siswa
c. Menggunakan lebih dari dua metode yang V
semuanya relevan dengan tujuan, materi, dan
siswa
. 4. Melakuakn pelaksanaan evaluasi baik
dengan tertulis lisan maupun dengan
pengamatan
a. Melakuakn tes tertulis sesuai dengan V
pembelajaran
b.Melakukan tes lisan sesuai dengan V
pembelajaran
c. Melakukan penilaian dengan pengamatan V

KETERANGAN:
1. Sangat kurang
2. Kurang
3. Sedang
4. Baik
5. Baik sekali

Salatiga , 16 Maret 2005


Observer

Siti Zumratun SpdI

lxi
PEDOMAN OBSERVASI GURU
KEGITAN BELAJAR MENGAJAR

Mata pelajarn : Matematika


Pokok Bahasan : Pecahan
Sub Pokok Bahasan : Penjumlahan Pecahan
Subyek Penelitian : Guru Peneliti tindaklan kelas
Nama sekolah : MI Ma’arif Blotongan Salatiga
Hari Tanggal : Selasa, , 23 Maret 2005
Waktu : 09.00-selesai

Petunjuk pengisian
Berilah tanda cek(v) pada kolom yang sesuai dengan keadan yang di amati
no Butir-butir Sasaran 1 2 3 4 5
1 ASPEK KOGNITIF
a. Siswa dapat memahami bahasa yang V
digunakan guru dalam menjelaskan materi
pelajaran
b. Siswa dapat memahami penjelasan guru V
mengenai materi operasi pecahan
c. Siswa dapat mengerti maksud dari V
pertanyaan yang diberikan guru
d. Siswa dapat menjawab pertanyaan yang V
diberikan guru
e. Siswa dapat menyelesaikan operasi pecahan V
f. Banyak siswa yang benar (>75%) dalam V
mengerjakan seluruh soal operasi penjumlahan
dengan penyebut yang sama
g. Banyak siswa yang benar (>75%) dalam V
mengerjakan seluruh soal operasi penjumlahan
dengan penyebut yang sama
II ASPEK AFEKTIF
a. Siswa siap duduk di meja saat pelajaran V
dimulai
b. Siswa siap dengan buku dan alat pelajaran V
c. Siswa memperhatikan pada waktu guru V
menjelaskan
d. Siswa senang dan tertarik dengan penjelasan V
guru
e. Siswa mencatat materi yang dijelaskan guru V
f. Siswa aktif bertanya V

lxii
g. Siswa menjawab setiap pertanyaan guru V

h. Siswa senang dan tertarik menggunakan alat v


peraga
i. Siswa senang bermain kartu pecahan V
III ASPEK PSIKOMOTORIK
a. Siswa cepat dalam merespon atau V
menanggapi pertanyaan yang di berikan
b.Siswa terampil dengan menggunakan kartu V
pecahan dalam mengoperasikan pecahan

KETERANGAN:
1. Sangat kurang
2. Kurang
3. Sedang
4. Baik
5. Baik sekali

Salatiga, 23 Maret 2005


Observer

Siti Zumratun SpdI

lxiii
LEMBAR PENGAMATAN SISWA
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Siklus :I
Petunjuk :
1. Isilah kolom jumlah. dengan jumlah siswa yang mengikuti kegiatan sesuai
dengan aktifitas.
2. Skala penilaian diisi dengan tanda cek ( V )
3. Jumlah siswa kelas III ada 18 siswa

Jumlah Skala Penilaian


No. Keaktifan Siswa
Siswa % SB B S K
1. Hadir dalam kegiatan pembelajaran V
2. Mengerjakan tugas rumah (PR) V
3. Aktif bertanya V
4. Aktif menjawab pertanyaan/ siap V
menjawab (tunjuk jari)
5. Aktif mengerjakan tugas di depan/ V
siap mengerjakan
6. Mengikuti secara aktif pengoperasian V
penjumlahan dan pengurangan
menggunakan kartu pecahan dan
metode diskusi kelompok
7. Menguasai konsep penjumlahan dan V
pengurangan pecahan

Keterangan : Salatiga, 16 Maret 2005


SB : Sangat Baik ( 76 % - 100 % )
B : Baik ( 75 % - 51 % )
S : Sedang ( 50 % - 40 % )
K : Kurang ( < 39 % )

lxiv
LEMBAR PENGAMATAN SISWA
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Siklus : II
Petunjuk :
1. Isilah kolom jumlah. dengan jumlah siswa yang mengikuti kegiatan
sesuai dengan aktifitas.
2. Skala penilaian diisi dengan tanda cek ( V )
3. Jumlah siswa kelas III ada 18 siswa

Jumlah Skala Penilaian


No. Keaktifan Siswa
Siswa % SB B S K
1. Hadir dalam kegiatan pembelajaran V
2. Mengerjakan tugas rumah (PR) V
3. Aktif bertanya V
4. Aktif menjawab pertanyaan/ siap V
menjawab (tunjuk jari)
5. Aktif mengerjakan tugas di depan/ V
siap mengerjakan
6. Mengikuti secara aktif pengoperasian V
penjumlahan dan pengurangan
menggunakan kartu pecahan dan
metode diskusi kelompok
7. Menguasai konsep penjumlahan dan V
pengurangan pecahan

Keterangan : Salatiga, 23 Maret 2005


SB : Sangat Baik ( 76 % - 100 % )
B : Baik ( 75 % - 51 % )
S : Sedang ( 50 % - 40 % )
K : Kurang ( < 39 % )

lxv
KISI-KISI SOAL TES
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok bahasan : Pecahan
Penjumlahan Pecahan
Kelas : 111
Semester :1

No Tujuan Pembelajaran Pokok Kls Materi Jml Indikator


Bahasan/Sub
Pokok Bahasan
1 Siswa mampu melakukan Pecahan III Penjumlahan 10 - Siswa dapat menjumlahkan dua pecahan 1,10
penjumlahan pecahan dua pecahan berpenyebut sama.
perduaan, pertigaan, berpenyebut - Siswa dapat menjumlahkan dua pecahan 2,6
perempatan dan perenaman. sama berpenyebut sama pecahan pertigaan.
- Siswa dapat menjumlahkan dua pecahan 5,3,8
berpenyebut sama pecahan perempatan.
- Siswa dapat menjumlahkan dua pecahan 4,7,9
berpenyebut sama pecahan perenaman.

66
RENCANA PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok bahasan : Penjumlahan Pecahan
Kelas : 111
Semester :1
No TPK MATERI KBM Waktu
1 Siswa dapat: Untuk menjumlahkan dua pecahan berpenyebut sama I. Pendahuluan
1. Menjumlahkan kita dapat lakukan sebagai berikut: Apersepsi:
dua pecahan a. Penjumlahan dua pecahan dengan pecahan perpaduan. - Mengisi kembali pecahan
berpenyebut Contoh: 1 1 1 1
, , , dan
sama. 1. Dengan menggunakan model konkret kartu 2 3 4 6
2. Menyelesaikan pecahan dengan metode diskusi: - Mengingat kembali pecahan dengan

soal yang 1 1 2 garis bilangan


+ =
mengandung 2 2 2 II. Kegiatan Pokok

penjumlahan 1. Guru mengajak anak dengan metode


berpenyebut 2. Dengan menggunakan garis bilangan. diskusi tutor sebaya untuk

sama menyelesaikan penjumlahan


0 1 2 pecahan:
2 2
Contoh:
1 1 2 1 1 2
+ = a. + =
2 2 2 2 2 2

67
b. Penjumlahan dua pecahan dengan pecahan pertigaan 1 1 2
b. + =
1. Dengan menggunakan model konkret kartu 3 3 3
pecahan 2 1 3
c. + =
4 4 4
Contoh:
2 2 4
1 1 2 d. + =
+ = 4 4 4
3 3 3
2 2 4
2. Dengan menggunakan garis bilangan. e. + =
6 6 6
Contoh:
1.
2. Siswa mengerjakan penjumlahan
0 1 2
3 3 dengan alat peraga

c. Penjumlahan dua pecahan dengan perempatan 3. Guru menjelaskan cara

1. Dengan model konkrit pecahan. menjumlahkan pecahan berpenyebut

2 1 sama tanpa alat peraga.


Contoh: + = ....
4 4 1 1 2
- + = =1
2 1 3 2 2 2
+ =
4 4 4 1 1 1+1 2
- + = =
2. Dengan menggunakan garis bilangan 3 3 3 3
2 1 3 1 1 1+1 2
Contoh: + = - + = =
4 4 4 4 4 4 4

1 2 3 4
0
4 4 4 4

68
d. Penjumlahan dua pecahan dengan pecahan perenaman 4. Siswa disuruh mengerjakan latihan
1) Dengan model konkret kartu pecahan. Contoh: soal.
2 2 1) Siswa A memegang kartu senama.
+ = ...
6 6 Contoh:
1 2
dan
2) Dengan menggunakan garis bilangan. Contoh: 4 4
2 2 4 2) Siswa B diminta mengambil kartu
+ =
6 6 6 hasil penjumlahan.
III. PENUTUP
1 2 3 4 5 6 7 Dilaksanakan Post Test
0
6 6 6 6 6 6 6

69
SOAL UJI COBA TES SIKLUS I
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : 7.1 Pecahan
Sub. Pokok : Penjumlahan Pecahan
Kelas/Semester : 111
Waktu : 2x45

Petunjuk Umum
1. Tulis dahulu Nama, Kelas dan No.Absen mu pada lembar jawaban.
2. Kerjakan terlebih dahulu soal yang kamu anggap lebih mudah
3. Periksalah kembali seluruh pekerjaanmu sebelum diserahkann pengawas.

Petunjuk khusus:
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar:
1 1
1. + = ...
3 3
1 1
2. + = ...
2 2
1 1
3. + = ...
6 6
1 1
4. + = ...
4 4
2 1
5. + = ...
4 4
1 3
6. + = ...
3 3
1 2
7. + = ...
6 6
1 3
8. + = ...
4 4
3 1
9. + = ...
6 6

70
2 2
10. + = ...
6 6
LEMBAR JAWAB UJI COBA TEST
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : 7.1 Pecahan
Sub Pokok Bahasan : Penjumlahan Pecahan
Kelas :
Waktu : 60 menit

Nama :
No :
Isilah titik-titik di bawah ini!
1. ….
2. ….
3. ….
4. ….
5. ….
6. ….
7. ….
8. ….
9. ….
10. ….

71
KISI-KISI SOAL TES
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : 7.1 Pecahan
Pengurangan Pecahan
Kelas : 111
Waktu : 60 menit
Pokok Bhsn/Sub No.
No Tujuan Pembelajaran Kls Materi Jml Indikator
Pokok Bahasan Soal
1 Siswa mampu Pecahan III Pengurangan dua pecahan 10 • Siswa dapat mengurangkan dua 1,3
melakukan pengurangan penyebut sama pecahan berpenyebut sama pecahan
pecahan perduaan, perduaan
pertigaan, perempatan • Siswa dapat mengurangkan dua
dan perenaman pecahan berpenyebut sama pecahan 2,6
pertigaan
• Siswa dapat mengurangkan dua
pecahan berpenyebut sama pecahan
perempatan 4,9,5

• Siswa dapat mengurangkan dua


pecahan berpenyebut sama pecahan
perenaman 7,10,8

72
RENCANA PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Pengurangan Pecahan
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Kelas / Semester : 111/1
TPK MATERI KBM WAKTU
Siswa dapat: Untuk mengurangkan dua pecahan 1. PENDAHULUAN
1. Mengurangkan berpenyebut sama dapat kita lakukan dengan: Apersepsi
dua pecahan a. Pengurangan dua pecahan dengan pecahan - Mengulang kembali penjumlahan pecahan.
berpenyebut perpaduan. Contoh: Contoh:
sama 1. Dengan model konkret kartu pecahan 3 1 4
+ =
2. Menyelesaikan 2 1 1 2 2 2
− =
soal yang 2 2 2 - Mengingat kembali penjumlahan pecahan

mengandung - = dengan garis bilangan


2. Dengan menggunakan garis bilangan. 2. KEGIATAN POKOK
pengurangan
berpenyebut 1. Guru menjelaskan cara mengurangkan

sama pecahan berpenyebut sama dengan bantuan


1 2 3` gambar daerah yang diarsir.
0
2 2 2
Contoh:
2 1
a). − = ...
2 2

73
b. Pengurangan pecahan dengan pecahan - =
pertigaan 2 1 1
- =
2 2 2
1. Dengan menggunakan model konkret
2 1
kartu pecahan. Contoh: b). − = ...
3 3
- =
- =
2 1 1
- = 2 1 1
3 3 3 - =
3 3 3
2. Dengan menggunakan garis bilangan.
3 1
Contoh: c). − = ...
4 4
- =
1 2 3 3 1 2
0 - =
3 3 3 4 4 4
c. Pengurangan dua pecahan dengan pecahan
4 2
d). − = ...
perempatan 6 6
- =

4 2 2
- =
6 6 6
2. Siswa mengerjakan pengurangan dengan
alat peraga
3. Guru menjelaskan cara mengurangkan dua
pecahan berpenyebut sama tanpa alat

74
peraga.
1) Dengan model konkret kartu pecahan. 2 1 2 −1 1
 − = =
3 1 2 2 2 2
Contoh: − = ...1
4 4 3 1 3 −1 2
 − = =
- = 3 3 3 3

3 1 2 3 1 3 −1 2
- =  − = =
4 4 4 4 4 4 4
2) Dengan menggunakan garis bilangan 4 2 4−2 2
 − = =
6 6 6 6
4. Siswa disuruh mengerjakan latihan soal
penerapan.
1 2 3 4
0 - Siswa A memegang kartu senama
4 4 4 4
3 2 5 2
− = ... Misal: dan
4 4 6 6
d. Dengan pengurangan dua pecahan dengan - Siswa B diminta mengambil kartu hasil

pecahan perenaman. pengurangan.

1. Dengan menggunakan kartu kontrit kartu III. PENUTUP


pecahan. Contoh:
4 2 2
− =
6 6 6
- =

4 2 2
- =
6 6 6

75
2. Dengan menggunakan garis bilangan

1 2 3 4 5 6 7
0
6 6 6 6 6 6 6
4 2 2
− =
6 6 6

76
77
SOAL UJI COBA TES SIKLUS II

Mata Pelajaran : Matematika


Pokok Bahasan : 7.1 Pecahan
Sub Pokok Bahasan : Pengurangan Pecahan
Kelas/Semester : 111/1
Waktu : 60 menit

Petunjuk Umum
1. Tulislah dahulu Nama, Kelas dan Nomer Absen pada lembar jawab.
2. Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap mudah
3. Periksalah kembali seluruh pekerjaanmu sebelum diserahkan bapak atau ibu gurumu

Petunjuk Khusus:
I. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!
2 1
1. − = ...
4 4
3 1
2. − = ...`
4 4

lxxviii
3 1
3. − = ...
6 6
4 2
4. − = ...
3 3
5 2
5. − = ...
3 3
5 2
6. − = ...
4 4
5 2
7. − = ...
6 6
5 3
8. − = ...
4 4
7 3
9. − = ...
4 4
7 5
10. − = ...
6 6
LEMBAR JAWAB UJI COBA TES

Mata Pelajaran : Matematika


Pokok Bahasan : 7.1 Pecahan

lxxix
Sub Pokok Bahasan : Pengurangan pecahan
Kelas/Semester : 111/1
Waktu : 60 menit

Nama :
No :

Isilah titik-titik di bawah ini!


1. ….
2. ….
3. ….
4. ….
5. ….
6. ….
7. ….
8. ….
9. ….
10. ….

lxxx
lxxxi
lxxxii
lxxxiii
lxxxiv
lxxxv
lxxxvi

You might also like