Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
I. PENDAHULUAN
1
globalisasi dunia sebagai akibat semakin banyaknya negara yang melaksanakan
liberalisasi serta reformasi ekonomi yang ditunjang pula dengan majunya teknologi
komunikasi dan transportasi. Globalisasi sendiri mengandung pengertian bahwa
setiap negara bahkan setiap bisnis dan perusahaan, menghadapi persaingan global,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Globalisasi telah mengubah secara
drastis pola produksi dari perusahaan-perusahaan multinasional. Sejalan dengan
adanya perubahan tersebut, kerjasama multilateral dan regional semakin banyak
dikembangkan guna mengantisipasi perkembangan yang sedang dan akan terjadi di
masa mendatang.
Perkembangan industri otomotif di era global ini juga mengalami suatu
lonjakan yang luar biasa, ini bisa ditunjukkan dengan membanjirnya produk-produk
otomotif terutama sepeda motor yang berasal dari Cina yang memasuki pasar
Indonesia.
Potensi pasar sepeda motor di Indonesia sangat besar dan merupakan produsen
sepeda motor terbesar ketiga di dunia setelah Cina dan India. Pada tahun 2002 ini,
Indonesia akan memproduksi dan memasarkan 2,5 juta unit sepeda motor, sementara
Cina 12,5 juta unit sepeda motor, dan India 5 juta unit sepeda motor (Kompas, 13
Juli 2002).
Sepeda motor produksi Indonesia telah memasuki pasar ekspor, yaitu ke negara-
negara ASEAN (Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam,
Filipina), Argentina, Yunani serta Bulgaria. Sepeda motor yang dipasarkan di dalam
negeri pada dasarnya adalah produk Indonesia, meskipun menggunakan merek-
merek asing. Sebab, sepeda motor tersebut kandungan lokal (local content)-nya 85
persen. Mereknya bisa merek atau lisensi asing, tetapi sebenarnya adalah sepeda
motor Indonesia karena yang membuat putra-putri Indonesia. Penggunaan merek
atau lisensi asing, hanya bagian dari strategi pemasaran, dan jika merek-merek itu
diganti maka akan merugikan secara pemasaran. Dalam hal ini yang sangat penting
bukan mereknya, tetapi nilai tambah nasional yang luar biasa tinggi yang dapat kita
rasakan.
Industri sepeda motor dalam negeri memiliki dampak berganda (multiplier
effect) yang sangat besar. Saat ini ada 300.000 sub-kontraktor yang terlibat dalam
industri sepeda motor dalam negeri, dimana sekitar 150.000 diantaranya adalah
usaha kecil, sementara karyawan dari seluruh anggota Asosiasi Sepeda Motor
Indonesia (AISI) mencapai 150.000 orang (Kompas, 13 Juli 2002).
Pertumbuhan penjulaan sepeda motor Indonesia dalam dua tahun (2000-2002)
ini memang cukup menggembirakan. Tahun 2001 lalu, penjualan sepeda motor telah
melampaui penjualan sepeda motor sebelum terjadi krisis ekonomi (1997). Jika
tahun 1997 penjualan sepeda motor mencapai 1,80 juta unit, tahun 2001 telah
mencapai 1,807 juta unit sepeda motor. Tahun ini (2002), penjualannya akan naik
sampai 50 persen, ini berarti keterpurukan industri sepeda motor di Indonesia sejak
mengalami krisis ekonomi, kini sudah teratasi (Jawa Pos, 23 Juli 2002).
Sikap sebagai salah satu faktor lingkungan internal, dapat mempengaruhi
seseorang mengambil keputusan membeli produk. Sikap konsumen merupakan
respon atau penilaian yang diberikan konsumen secara konsisten,
konsekuen,menguntungkan atau tidak menguntungkan, positif atau negatif, suka
atau tidak suka, setuju atau tidak terhadap suatu obyek. Mengetahui sikap konsumen
terhadap suatu produk merupakan informasi yang sangat berharga bagi manajer
pemasaran, karena dengan mengetahui sikap dapat digunakan sebagai dasar dalam
menentukan segmentasi pasar. Sikap dapat dicerminkan melalui apa yang konsumen
pikirkan, rasakan dan apa yang dilakukan terhadap produk yaitu dengan mengetahui
2
apakah konsumen bersikap positif atau negatif terhadap produk atau merek.
Sikap mempunyai arti penting dalam pembuatan keputusan pemasaran dan ada
kecenderungan yang kuat untuk menganggap bahwa sikap itu sebagai faktor yang
paling kuat untuk memprediksi perilaku dimasa yang akan datang serta dapat
membantu perusahaan meramalkan permintaan produk serta mengembangkan
program pemasaran yang tepat. Sikap seseorang terhadap atribut produk dapat
berbeda-beda karena keyakinan serta evaluasi terhadap atribut yang dimiliki produk
tersebut. Disamping itu masih ada faktor lain yang turut berpengaruh yang pada
akhirnya akan menentukan minatnya membeli suatu produk. Dalam penelitian ini
sikap merupakan faktor yang mendapatkan perhatian dari peneliti, karena sikap
merupakan faktor yang tepat untuk memprediksi/meramalkan perilaku konsumen
dimasa yang akan datang. Jadi dengan mempelajari sikap konsumen diharapkan
dapat menentukan apa yang akan dilakukan dimasa yang akan datang.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti sikap konsumen
terhadap atribut produk sepeda motor merek Sanex dan Kanzen yang mengambil
lokasi penelitian di kota Malang dengan berbagai pertimbangan sebagai berikut :
a. Kedua merek sepeda motor tersebut (Sanex dan Kanzen) telah memiliki pabrik di
Indonesia, Sanex di Serang, Jawa Barat dan Kanzen di Karawang, Jawa Barat.
Dengan kata lain, kedua merek sepeda motor itu bukan hanya sebagai Agen
Tunggal Pemegang Merek (ATPM), tetapi telah menempatkan dirinya sebagai
“Produsen” dan “Distributor” sekaligus.
b. Kedua merek sepeda motor itu mempunyai latar belakang teknologi rancang
bangun produksi yang relatif berbeda, Sanex memakai teknologi dari Cina,
sedangkan Kanzen memakai teknologi dari Korea.
c. Kedua merek sepeda motor tersebut menggunakan kandungan lokal (local
content) yang cukup besar yakni diatas 60%, bahkan ditahun-tahun mendatang
bisa dicapai kandungan lokal 100%. Oleh karena itu kedua sepeda motor itu patut
disebut sebagai sepeda motor Indonesia (Leaflet Kanzen Motor, 2000 dan Sanex
Motor, 2000)
Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan kepribadian individu, kebiasaan-kebiasaan yang ada di
masyarakat, keadaan sosial dan kebudayan serta lingkungan terutama kondisi jalan
yang ada, maka perusahaan sepeda motor perlu mengerti karakteristik dan
memahami sikap konsumennya. Karena sikap merupakan salah satu faktor internal
atau psikologis yang cukup kuat pengaruhnya dan dapat digunakan untuk
memprediksi kecenderungan perilaku pembelian masa datang (Engel, 1994). Oleh
karena itu dengan memahami perilaku konsumen melalui sikapnya maka bisa
diperoleh informasi yang bermanfaat bagi pengembangan strategi dan program-
program pemasaran perusahaan.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah sikap konsumen terhadap atribut produk sepeda motor merek
Sanex dan merek Kanzen.
2. Apakah lingkungan sosial konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian
produk sepeda motor merek Sanex dan Kanzen.
3. Apakah terdapat perbedaan sikap konsumen terhadap atribut produk sepeda
motor merek Sanex dan Kanzen.
Tujuan Penelitian
3
Berdasarkan latar belakang penelitian dan perumusan masalah, maka tujuan
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisa sikap konsumen terhadap atribut, harga,
model, irit bahan bakar, performansi mesin, layanan purna jual, warna, merek,
label, serbaguna pada produk sepeda motor bebek merek Sanex dan Kanzen.
2. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh lingkungan sosial konsumen yaitu
anggota keluarga, orang lain, relasi dan tenaga penjual terhadap norma
subyektif konsumen untuk melakukan pembelian produk sepeda motor bebek
merek Sanex dan Kanzen.
3. Untuk mengetahui dan menganalisa perbedaan sikap konsumen terhadap atribut
harga, model, irit bahan bakar, performansi mesin, layanan purna jual, warna,
merek, label, serbaguna pada produk sepeda motor bebek merek Sanex dan
Kanzen.
Manfaat Penelitian
Setelah dilakukan penelitian ini, maka hasil penelitian ini diharapkan:
1. Memberikan masukan dalam rangka perumusan strategi dan penentuan
kebijaksanaan pemasaran tentang sepeda motor khususnya jenis sepeda motor
bebek.
2. Memberikan kontribusi bagi peneliti dalam mendukung penerapan teori sikap
dari Fishbein.
3. Dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi industri sepeda motor untuk lebih
mengenal sikap konsumennya.
4. Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk mengenali perilaku konsumen
dalam pembelian produk sepeda motor bagi peneliti selanjutnya.
Pengertian Sikap
Menurut Hawkins (1980), sikap dapat didefinisikan sebagai cara kita berfikir,
merasakan dan bertindak terhadap beberapa aspek. Sedangkan Newcomb (dalam
Mar'at, 1982) memberikan pengertian sikap adalah kesiapan, kesediaan untuk
bertindak. Kinner dan Taylor (1987) menyatakan bahwa sikap adalah pemandangan
individu berdasarkan pengetahuan penilaian dan proses orientasi tindakan terhadap
suatu obyek atau gejala. Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1992), sikap
sebagai suatu evaluasi menyeluruh yang menunjukkan orang berespon dengan cara
menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan
obyek atau alternatif yang diberikan. Sikap dalam kamus Marketing (1995) juga
didefinisikan sebagai kondisi mental atau akal budi tertentu yang mencerminkan
suatu pandangan pribadi yang negatif ata positif mengenai suatu obyek/konsep; atau
suatu keadaan acuh tak acuh yang menunjukkan titik tengah (mid point) diantara dua
titik ataupun dua pokok yang saling berlawanan.
Ada tiga komponen sikap menurut Allport (dalam Mar’at, 1982) adalah sebagai
berikut:
1. Komponen Kognitif (Pengetahuan)
Hal ini berhubungan dengan kepercayaan (beliefs), ide, dan konsep, misalnya
pengetahuan tentang sesuatu atau obyek, keyakinan tentang obyek ataupun
keyakinan evaluatif.
2. Komponen Afektif (Emosional)
Hal ini menyangkut kehidupan emosional seseorang seperti perasaan senang atau
tidak senang terhadap suatu situasi, obyek, orang ataupun konsep.
3. Komponen Konotif (Tendensi perilaku)
4
Hal ini merupakan kecenderungan bertingkah laku atau kehendak untuk
bertingkah laku terhadap suatu obyek.
Dari berbagai pengertian tentang sikap yang telah dijelaskan di atas, maka secara
eksplisit dapat dikatakan bahwa membicarakan sikap adalah membahas hal-hal yang
bersifat multidimensional. Sikap seseorang secara menyeluruh terhadap suatu obyek
nampak sebagai fungsi dari:
a. Kekuatan masing-masing dari sejumlah kepercayaan yang dipegang seseorang
mengenai berbagai aspek dari obyek.
b. Evaluasi yang diberikan pada setiap kepercayaan dalam hubungannya dengan
obyek; dalam kaitan ini kepercayaan adalah kemungkinan yang diambil
seseorang pada suatu pengetahuan yang dianggap benar.
Fungsi Sikap
Sikap menurut Loudon dan Bitta (1993) mempunyai empat fungsi:
1. Fungsi Penyesuaian
Fungsi ini mengarahkan manusia menuju obyek yang menyenangkan atau
menjauhi obyek yang tidak menyenangkan. Hal ini mendukung konsep utilitarian
mengenai maksimasi hadiah atau penghargaan dan minimisasi hukuman.
2. Fungsi Pertahanan Diri
Sikap dibentuk untuk melindungi ego atau citra diri terhadap ancaman serta
membantu untuk memenuhi suatu fungsi dalam mempertahankan diri.
3. Fungsi Ekspresi Nilai
Sikap ini mengekspresikan nilai-nilai tertentu dalam suatu usaha untuk
menerjemahkan nilai-nilai tersebut ke dalam sesuatu yang lebih nyata dan lebih
mudah ditampakkan.
4. Fungsi Pengetahuan
Manusia membutuhkan suatu dunia yang mempunyai susunan teratur rapi, oleh
karena itu mereka mencari konsistensi, stabilitas, definisi dan pemahaman dari
suatu kebutuhan yang selanjutnya berkembanglah sikap ke arah pencarian
pengetahuan.
5
beraviliasi.
Dari uraian diatas, para konsumen akan memiliki sikap yang baik (favorable)
terhadap suatu merek tertentu, jika mereka menilai tingkatan atribut yang
dimilikinya positif dan cukup memuaskan, dan sebaliknya akan memiliki sikap yang
tidak baik (unfavorable) terhadap merek tertentu, jika mereka merasakan bahwa
atribut-atribut yang diinginkan tidak memuaskan atau terlalu banyak atribut yang
negatif.
Kerangka Pikir Penelitian
Berdasarkan landasan teori tentang sikap yang yang dikembangkan oleh
Martin Fishbein dan Ajzen yang berkaitan dengan teori multi atribut serta dikuatkan
oleh beberapa penelitian terdahulu seperti Bentler dan Speckart (1979), Dhabolkar
(1994), Alpert and Kamins (1995), Donthu and Gilliand (1996), Miller and Kean
(1997) yang dapat dijadikan petunjuk serta acuan untuk melakukan peneltian tentang
sikap konsumen.
Demikian pula beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh Zulfa (1995),
Sofian (1996), Sugih Arto P. (1998), Syamkhin (1999) merupakan landasan untuk
menentukan atribut produk yang banyak dipertimbangkan oleh konsumen serta
merupakan landasan dalam menentukan alat analisis penelitian ini.
Selain atribut-atribut yang pernah dikemukakan oleh para peneliti terdahulu,
dalam penelitian ini penulis mencoba menambahkan beberapa atribut yaitu merek,
label dan warna, yang menurut Stanton (1993) merupakan atribut yang banyak
dijadikan pertimbangan oleh konsumen. Berdasarkan uraian-uraian yang telah
dikemukakan diatas, maka kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada
gambar 1 sebagai berikut:
6
T E O R I P E N E L IT IA N
1 .P e n t i gn n y a P e m a s a r a n T E R D A H U LU
2 .P e n g e r t i a n P e r i l a k u - H a s il p e n e lit ia n
K on su m en y a n g d ip u b lik a s ik a n
3 .P e n g e r t i a n S i k a p , + d i ju rn a l-ju r n a l,
F a k to r P e m b e n tu k m a ja la h ilm ia h d a n
S ik a p d s b . la in - la in
4 .P e n g e t a h u an - H a s il p e n e lit ia n
K o n s u m e n d ll. b e ru p a T e s is
M o d e l S ik a p M e re k -m e re k se p e d a
M u lt i A t r ib u t m o to r b e b e k (n o n
( M a r t in Je p a n g ) y a n g p a lin g
F is h b e in & d o m in a n d i p a s a r
A jz e n ) d o m e s tik K o ta
M a la n g , m is a ln y a :
se p e d a m o to r b e b e k
m e re k S a n e x d a n
K an zen
M od el M o d e l S ik a p M od el
S ik a p T e rh a d a p A la s a n
T e rh a d a p O b yek/ T e o ri
P e rila k u P ro d u k B e rt in d a k
K EP E R C A Y A A N :
P e n g e ta h u a n K E Y A K IN A N :
S IK A P D a ri lin g k u n g a n
k o n s u m e n s e b e lu m
K O N S U M E N s o s ia l y a n g
m e m b e li s e p e d a
T E R H A D A P b e rp e n g a ru h
m o to r
P R O D U K S E P E D A te rh a d a p
M O T O R B E B E K k e p u tu sa n
M E R E K S A N E X p e m b e lia n
N O R M A
D A N K A N Z E N se p e d a m o to r
S U B Y E K T IF :
Y a n g m e m ilik i a t rib u t :
K e lu a rg a
1 . H a rg a
O ra n g la in
2 . M od el
R e la s i M O T IV A S I:
3 . Ir it B B M
P e n ju a l D a ri lin g k u n g a n
4 . P e rfo rm a n s i M e s in
E V A L U A S I: 5 . L a y a n a n P u r n a Ju a l s o s ia l y a n g
P e n g e ta h u a n 6 . W a rn a b e rp e n g a ru h
k o n s u m e n s e t e la h 7 . M e re k te rh a d a p
m e m b e li s e p e d a 8 . Lab el k e p u tu sa n
m o to r 9 . S e rb a g u n a p e m b e lia n
se p e d a m o to r
7
Dari gambar 1 di atas terlihat bahwa penelitian ini berangkat dari teori-teori yang
ada, yakni teori tentang perilaku konsumen yang lebih mengarah dan
menitikberatkan pada sikap konsumen terhadap atribut-atribut produk. Dari teori-
teori tersebut yang ditunjang oleh beberapa penelitian terdahulu serta model sikap
multi atribut yang digunakan untuk menganalisis sikap konsumen, maka akan
didapatkan beberapa atribut dari produk sepeda motor bebek (non Jepang) merek
Sanex dan Kanzen, yang menguasai pangsa pasar dibawah peringkat sepeda motor
bebek Jepang yang bermerek Honda, Suzuki, Yamaha dan Kawasaki.
Berdasarkan penelitian-penelitian pendahuluan, serta penelitian terdahulu dan
beberapa teori yang ada, maka dapat dikemukakan atribut-atribut produk sepeda
motor bebek yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam keputusan membeli
sepeda motor bebek. Atribut-atribut produk sepeda motor bebek yang dimaksud itu
adalah: harga, model, irit bahan bakar, performansi mesin, layanan purna jual,
warna, merek, label dan serbaguna.
Dari atribut-atribut yang ada, maka dapat digunakan untuk mengetahui sikap
konsumen terhadap produk yang diteliti. Sikap tersebut dapat berupa sikap positif
atau sikap negatif terhadap produk sepeda motor bebek merek Sanex dan Kanzen
yang menjadi obyek penelitian.
Disamping itu kepercayaan (yang merupakan pengetahuan konsumen sebelum
membeli sepeda motor) dan evaluasi (yang merupakan pengetahuan konsumen
sesudah membeli sepeda motor) dapat membentuk sikap konsumen terhadap suatu
produk (sepeda motor bebek). Demikian pula norma subyektif (yang dalam kaitan
penelitian ini terdiri dari : keluarga, orang lain, relasi dan penjual) dapat terbentuk
dari 2 hal yakni keyakinan dan motivasi yang berasal dari lingkungan sosial yang
berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor bebek. Dari norma
subyektif inilah, maka sikap konsumen terhadap produk sepeda motor bebek merek
Sanex dan Kanzen dapat terbentuk pula.
8
Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di wilayah Kota Malang. Penentuan lokasi ini
didasarkan atas berbagai pertimbangan, yakni: Malang merupakan kota terbesar
kedua di Jawa Timur, merupakan kota pelajar/mahasiswa, disamping itu
pertimbangan yang lain adalah waktu, biaya serta tujuan penelitian itu sendiri.
Selanjutnya dalam penelitian ini akan mengambil sampel di wilayah Kecamatan
Blimbing, Lowokwaru, Klojen, Sukun dan Kedung Kandang.
9
adalah berupa pengambilan data dengan jalan peneliti mengajukan daftar pertanyaan
atau angket kepada konsumen atau pemilik pemakai sepeda motor bebek merek
Sanex dan Kanzen, hal ini dilakukan supaya relevan dengan rencana penelitian dan
agar sampel yang dipilih dapat didekati. Penentuan sampel menurut Malhotra (1996)
minimal adalah empat atau lima kali jumlah variabel atau atribut yang ditentukan.
Atas dasar pendapat ini, jumlah sampel yang diambil ditetapkan sebanyak 100
(seratus) responden yang dipilih menjadi 50 responden pemilik pemakai sepeda
motor merek Sanex dan 50 responden pemilik pemakai sepeda motor merek Kanzen.
Karena dalam penelitian ini jumlah variabel atau atribut yang ada adalah 9
(sembilan), maka jumlah responden adalah 9 x 5 = 45 responden, dan untuk
memberikan hasil yang lebih akurat serta memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh
Malhotra, maka jumlah sampel yang diambil dibulatkan ke atas menjadi 50
responden. (dimana masing-masing merek sepeda motor diambil sebanyak 50
responden)
10
h. Label adalah bagian dari produk sepeda motor bebek yang membawa informasi
verbal tentang produk, pengukurannya adalah menarik perhatian dan mudah
diingat.
i. Serbaguna adalah produk sepeda motor bebek dapat digunakan untuk berbagai
keperluan (bekerja, sekolah/kuliah, rekreasi dan lain-lain), pengukurannya adalah
banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dari memiliki sepeda motor tersebut.
11
konsumen/pembeli yang sekaligus pemilik/pengguna sepeda motor merek Kanzen
dan Sanex, dengan ketentuan minimal telah berusia 25 tahun.
Penelitian ini diawali dengan mencari informasi yang sebanyak-banyaknya
kepada Dealer Utama Wilayah Malang untuk sepeda motor merek “Sanex” (PT
Rengganis Perdana Argonindo) yang beralamat di Jalan Letjen Sutoyo 11 Telpun
(0341) 494332 Malang. Sedang untuk sepeda motor merek “Kanzen” (PT Semesta
Citra Motorindo) yang beralamat di Jalan Letjen Sutoyo 58 Telpon (0341) 493286
Malang. Kedua merek sepeda motor tersebut di atas masing-masing telah memiliki
Pabrik di Indonesia. Sepeda motor merek Sanex, pabriknya berada di Jalan Raya
Industri Modern Kav. 30 C, Kawasan Industri Modern Cikande, Cikande, Serang
42186. Jawa Barat (PT Sanex Qianjiang Motor Internasional), untuk sepeda motor
merek Kanzen pabriknya berada di Jalan Raya Karawang Timur KM 86, Desa
Pancawati-Karawang, Jawa Barat.
Adapun besarnya populasi untuk masing-masing merek sepeda motor yang
diteliti selama tahun 2002 adalah sebagai berikut:
- Sepeda motor merek “Sanex”, sebesar = 516 unit (dengan perincian Kecamatan
lowokwaru = 62 unit, Kecamatan Blimbing = 103 unit, Kecamatan Klojen = 165
unit, Kecamatan Sukun = 124 unit) dan Kecamatan Kedungkandang = 62 unit)
(Hasil wawancara dengan sales manager “Sanex” tanggal 20 Desember 2002)
- Sepeda motor merek “Kanzen”, sebesar = 241 unit (dengan perincian Kecamatan
Lowokwaru = 39 unit, Kecamatan Blimbing = 48 unit, Kecamatan Klojen = 96
unit, Kecamatan Sukun = 34 unit dan Kecamatan kedung Kandang = 24 unit).
(Hasil wawancara dengan sales manager “Kanzen” tangggal 20 Desember 2002)
Untuk mendapatkan besarnya sample dari tiap-tiap sub populasi (Kecamatan),
maka dapat dihitung memakai cara membandingkan jumlah elemen tiap sub –
populasi (Kecamatan) dengan jumlah seluruh elemen populasi, sehingga “sample
fraction (f)” dapat ditentukan. Selanjutnya setelah f dihitung, kemudian dikalikan
dengan besar sample untuk masing-masing merek sepeda motor (Sanex = 50 unit,
Kanzen = 50 unit) maka :
* Sepeda motor Sanex, dikecamatan Lowokwaru, f dapat dihitung = 62/516 = 0,12,
dan berturut-turut Blimbing, f = 0,20; Klojen, f = 0,32; Sukun, f = 0,24; Kedung
Kandang, f = 0,12.
* Sepeda motor Kanzen, dikecamatan Loawokwaru, f dapat dihitung = 39/241 =
0,16, dan berturut-turut Blimbing, f = 0,20; Klojen, f = 0,40; Sukun, f = 0,14;
Kedungkandang, f = 0,10
Maka besarnya sample untuk masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut:
Sanex : Lowokwaru : 0,12 x 50 = 6 unit
Blimbing : 0,20 x 50 = 10 unit
Klojen : 0,32 x 50 = 16 unit
Sukun : 0,24 x 50 = 12 unit
Kedungkandang: 0,12 x 50 = 6 unit
Kanzen :Lowokwaru : 0,16 x 50 = 8 unit
Blimbing : 0,20 x 50 = 10 unit
Klojen : 0,40 x 50 = 20 unit
Sukun : 0,14 x 50 = 7 unit
Kedungkandang: 0,10 x 50 = 5 unit
12
dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya instrumen tersebut. Sisi lain yang
penting adalah kecermatan pengukuran, yaitu kecermatan dalam mendeteksi
perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada Variabel yang diukurnya. Pengukuran
validitas pada instrumen ini dilakukan dengan korelasi product moment antara skor
butir dengan skor skalanya. Koefisien korelasi dapat dianggap memuaskan jika
melebihi 0,30. (Azwar:1998:153)
Menyusun suatu bentuk instrumen tidak hanya harus berisi pernyataan-
pernyataan yang berdaya diskriminasi baik akan tetapi harus pula memiliki tingkat
reliabilitas yang tinggi. Reliabilitas artinya adalah tingkat keterpercayaan hasil suatu
pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu yang mampu
memberikan hasil ukur yang terpercaya. Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau
karakter utama instrumen pengukuran yang baik. Pada penelitian ini digunakan uji
reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach. Sebuah intrumen dianggap telah
memiliki tingkat kehandalan yang dapat diterima jika nilai koefisien reliabilitas yang
terukur adalah lebih besar atau sama dengan 0,6 (Sekaran:287:1992,
Malhotra:304:1996). Secara keseluruhan hasil pengujian validitas dan reliabilitas
untuk masing-masing variabel nampak seperti tabel berikut ini :
13
Tabel 3. Validitas Dan Reliabilitas Atribut Norma Subyektif Pada Kelompok
Keyakinan
Atribut Kanzen Sanex Keterangan
Keluarga 0,975 0,972 Valid
Orang lain 0,905 0,924 Valid
Relasi 0,870 0,901 Valid
Penjual 0,891 0,909 Valid
Reliabilitas 0,914 0,929 Reliabel
Sumber : Data primer diolah. (Januari, 2003)
Tabel 4. Validitas Dan Reliabilitas Atribut Norma Subyektif Pada Kelompok M otivasi
Atribut Kanzen Sanex Keterangan
Keluarga 0,935 0,927 Valid
Orang lain 0,797 0,852 Valid
Relasi 0,631 0,774 Valid
Penjual 0,906 0,893 Valid
Reliabilitas 0,837 0,879 Reliabel
Hasil uji validitas pada ke-3 attribut yang berhubungan dengan norma subyektif
baik untuk keyakinan dan motivasi memberikan hasil uji yang baik (r>0,3) dan juga
memiliki kehandalan yang dapat diterima yaitu masing-masing bernilai lebih besar
dari 0,6.
14
variabel dianggap saling terkait jika nilai determinan pada matriks korelasinya
mendekati nol.
Nilai KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) yang dihasilkan juga memiliki nilai yang
cukup tinggi (lebih besar dari 0,5) yaitu sebesar 0,623 untuk Kanzen dan 0,769
untuk Sanex. Hal ini untuk menunjukkan adanya ukuran kecukupdekatan sampel.
Demikian pula dengan hasil uji Bartlett yang memiliki hipotesis H0 bahwa
menyatakan matriks korelasi (R) adalah tidak berbeda dengan matriks identitas (I)
adalah tidak bisa diterima. Hal ini bisa dibuktikan dari nilai chi kuadrat pada uji
sebesar 249,594 memiliki nilai signifikan sebesar 0,000 untuk Kanzen. Sedangkan
pada kelompok sepeda motor Sanex didapatkan nilai chi kuadrat sebesar 213,307
dengan nilai signifikan sebesar 0,000.
Hasil Ekstraksi
Pada analisis faktor akan diperoleh hasil transformasi 9 atribut ke bentuk lain
yang disebut faktor sebanyak 9 buah. Setiap faktor yang terbentuk merupakan
kombinasi linier variabel asalnya. Kombinasi linier ini dapat dirumuskan dalam
model :
Jumlah kuadrat dari seluruh koefisien faktor yaitu b1i 2 + b2i2 + . . . + b18i2 disebut
dengan nilai komunalitas, yaitu nilai yang menunjukkan proporsi keragaman total
dari sebuah variabel yang dapat dijelaskan oleh common faktor. Berikut hasil
ekstraksi seluruh faktor yang terbentuk dan perubahan nilai komunalitas yang
terjadi.
15
variabel dalam suatu faktor. Sebuah variabel dianggap dapat mewakili faktor yang
terbentuk jika memiliki nilai loading lebih besar dari 0,5. Tabel di bawah ini
menunjukkan besarnya koefisien tertinggi pada masing-masing variabel di setiap
faktor setelah dilakukan rotasi varimax. Tabel berikut ini juga akan menunjukkan
susunan pertimbangan yang terjadi atas pembentukan sikap pada pembeli sepeda
motor Kanzen.
16
Tabel 8. Hasil Loading Faktor Sepeda Motor Merek Sanex
Faktor Atrribut %Keragaman Total Loading
1 Harga 41,597 0,870
Mesin 0,865
Model 0,784
Bahan Bakar 0,747
2 Merek 18,077 0,858
Purna Jual 0,841
3 Label 13,032 0,801
Warna 0,663
Serbaguna 0,526
Sumber : Data primer diolah. (Januari, 2003)
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan antara lain:
1. Sikap konsumen sepeda motor bebek merek Sanex maupun Kanzen memang
mempertimbangkan attribut harga, model, keiritan bahan bakar, performasi
mesin, layanan purna jual, warna, merek, label, dan serbaguna. Pertimbangan
utama lebih nampak pada attribut harga. Atau dengan kata lain atribut yang
digunakan sebagai variabel menunjukkan positif secara keseluruhan atribut,
namun atribut harga mempunyai nilai sikap positif yang paling tinggi dibanding
dengan atribut yang lain baik pada sepeda motor bebek merek Sanex maupun
pada sepeda motor bebek merek Kanzen.
2. Sikap untuk membeli sepeda motor bebek memang dipengaruhi oleh norma
subyektif konsumen yang terdiri atas anggota keluarga, orang lain, relasi dan
tenaga penjual dalam melakukan keputusan pembelian produk sepeda motor
merek Sanex dan Kanzen. Variabel yang dominan untuk sepeda motor merek
Sanex adalah anggota keluarga, sedangkan untuk sepeda motor merek Kanzen
variabel yang dominan adalah tenaga penjual.
3. Tidak dijumpai perbedaan yang berarti pada sikap seorang konsumen untuk
membeli sepeda motor bebek merek Sanex maupun Kanzen, hal ini ditunjukkan
dengan nilai Sig. Z diseluruh atribut sikap terhadap produk sepeda motor yang
diteliti bernilai > dari α = 0,05 (Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan
bahwa rata-rata kedua kelompok yang diteliti ini memiliki kesamaan sikap dalam
pembelian sepeda motor merek Sanex ataupun merek Kanzen)
Saran-saran
1. Untuk menghadapi persaingan di era global yang semakin ketat, maka perushaan
sepeda motor harus selalu meningkatkan inovasi produknya guna
memperpanjang daur hidup produk dalam pasar.
2. Bagi peneliti berikutnya disarankan untuk meneliti sikap konsumen dengan
17
memperhatikan data-data berdasarkan jenis/karakteristik demografi konsumen
serta perlu adanya batasan kapan terakhir kali konsumen menggunakan produk
yang menjadi obyek penelitian sehingga tidak menimbulkan bias pada hasil
penelitian.
3. untuk peneliti berikutnya disarankan lebih mengembangkan “model angka ideal”,
karena model ini berguna untuk mengetahui informasi berkenaan dengan “merek
ideal” dari suatu produk (menurut model ini semakin dekat penilaian aktual suatu
merek dengan penilaian ideal, maka sikap tersebut semakin mendukung)
DAFTAR PUSTAKA
18