You are on page 1of 27

Download versi file Ms.

Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN


TERINTEGRASI

IDEOLOGI

DISUSUN OLEH:
Anugraha Putra P
Fatimah
Fitriana Dewi
Laili Miftahur Rizqi
Nuruma Nurul M
Rahadian N

FMIPA UI

1
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
atas karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Sepuluh tahun sudah reformasi berlalu, namun reformasi belum dapat


membawa perubahan yang substansional pada kehidupan rakyat Indonesia. Pada
makalah ini akan dibahas mengenai suatu permasalahan dasar yang sangat penting
untuk dianalisis, yakni Pancasila yang merupakan ideologi bangsa seharusnya
dapat ditegakkan agar proses pembangunan nasional yang sesuai dengan
reformasi dapat berjalan dengan baik.

Di kesempatan kali ini pula penulis ingin menyampaikan terima kasih


kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.

Harapan penulis, kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca


untuk dijadikan sebagai bahan referensi dalam mempelajari bahasan ini.

Akhir kata, tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis dengan
senang hati akan menerima kritik, saran dan masukan yang membangun

Depok, 13 Oktober 2008

2
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

Tim penyusun

Daftar Isi

Halaman judul…………………………………………………... 1
Kata Pengantar………………………………………………….. 2
Daftar Isi………………………………………………………... 3

BAB I Ideologi
Pengertian Ideologi……………………………………………... 4
Ideologi-Ideologi di Asia……………………………………….. 4

Hind Swaraj…………………………………………………….. 5
Pancasila………………………………………………………... 6
Pengertian Asal Mula Pancasila................................................... 9
Metodologi Pancasila…………………………………………....10
Nilai Pancasila………………………………………………….. 11
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Nasional................13
Hambatan dan Tantangan dalam Berideologi Pancasila.............. 14

BAB II UUD 1945


Pengertian UUD 1945…………………………………………...16
Fungsi dan Kedudukan UUD 1945……………………………...16
Sejarah Terbentuknya UUD 1945……………………………… 18
Amandemen Undang-Undang Dasar 1945…………………….. 23

3
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

Daftar Pustaka………………………………………………....... 27

1. Ideologi
1.1 Pengertian Ideologi
Secara historis, pengertian ideologi mengalami perubahan dari masa ke
masa. Untuk itu, di sini diuraikan pengertian awal ideologi dan perubahan-
perubahan makna yang terjadi berikutnya.

Ideologi atau ideologie (dalam bahasa Perancis) pertama kali


dikumandangkan oleh Antoine Destutt de Tracy (1754-1836) yang hidup pada
masa Revolusi Perancis melihat bahwa ketika Revolusi berlangsung, banyak ide
atau pemikiran telah menginspirasikan ribuan prang untuk menguji kekuatan ide-
ide tersebut dalam kancah pertarungan politik dan mereka mau mengorbankan
hidup demi ide-ide yang diyakini tersebut.

Ideologi, secara etimologis berasal dari kata idea (ide, gagasan) dan ology
(logos=ilmu). Dalam rumusan De Tracy, ideologi diharapkan menjadi cabang
ilmu pengetahuan yang bertujuan mengkaji serta menemukan hukum-hukum yang
melandasi pembentukan serta perkembangan ide-ide dalam masyarakat, sehingga
ide-ide tersebut dapat dijelaskan secara rasional.

Ideologi ini sendiri terdiri dari beragam macam jenis. Kita semua tentu
tidak lagi merasa asing dengan ideologi-ideologi seperti fasisme, liberalisme,
sosialisme, komunisme,Pancasila, dan lain-lainnya. Untuk selanjutnya, dalam
makalah ini hanya dibahas ideologi dari Asia, khusunya Pancasila.

1.2 Ideologi-Ideologi di Asia


Terbentuknya ideologi-ideologi politik di kawasan Asia merupakan reaksi
kritis terhadap ideologi kapitalisme, kolonialisme, dan imperialisme barat,

4
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

sehingga unsur-unsur dalam ideologi-ideologi bangsa Asia ini sarat dengan ide-
ide nasionalisme, antikolonialisme dan sangat menekankan ide keadilan social.
Untuk mengenal dan memahami ideologi dari kawasan Asia, akan ditampilkan
dua ideologi dari Asia untuk mewakili yakni Hind Swaraj (Indian Home Rule)
yang digagas oleh Mahatma Gandhi dan Pancasila dari Indonesia.
1.2.1 Hind Swaraj
Hind Swaraj (berasal dari kata Hind yang berarti bangsa India dan Swaraj
yang berarti pemerintahan sendiri), adalah ideologi yang digagas oleh Mohandas
Karamchand Gandhi (1869-1948). Ia dikenal sebagai Bapak dan Guru bangsa
India yang wafat karena ditembak pada tahun 1948.

Sebagai sebuah ideologi, Hind Swaraj terdiri dari beberapa ide dasar yaitu
nasionalisme humanitis, sarvodaya (kesejahteraan social), ekonomi khadi serta
pemerintahan yang demokratis.

Nasionalisme humanitis Gandhi bertumpu pada ajaran ahimsa (prinsip


menghormati kehidupan, dalam arti khusus adalah tidak melakukan tindakan
kekerasan apalagi pembunuhan) dan satyagraha (prinsip kekuatan jiwa, cinta
akan kebenaran). Dalam bahasa Inggris sering dipadankan dengan passive
resistance, non-violence atau perlawanan tanpa kekerasan/pasif). Dengan kedua
prinsip tersebut, gerakan kemerdekaan India di bawah Gandhi memiliki ciri-ciri
seperti tidak melakukan tindak kekerasan tapi lebih memilih aksi-aksi semacam
boikot dan mengedepankan peralihan kekuasaan secara damai melalui negosiasi
dan gentlemen agreement.

Sarvodaya (kesejahteraan milik semua). Hind Swaraj juga meliputi ide


tentang tatanan sosial-ekonomi yang ideal yakni kesejahteraan dan kesetaraan
nasional bagi bangsa India. Ide tentang kesejahteraan diangkat mengingat India
masih menganut sistem kasta, di mana kaum Pariah atau kaum Harijan
(kelompok yang terpinggirkan) perlu diangkat, baik secara sosial maupun
ekonomi agar di dalam India yang merdeka, kelompok ini juga memiliki tempat
dan kekuatan.

5
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

Khadi adalah kain tenun yang ditenun dengan charka (alat tenun yang
dijalankan dengan tenaga manusia). Bagi Gandhi, kedua alat ini merupakan
simbol sekaligus sarana untuk mendukung sarvodaya, keduanya merupakan alat
sederhana namun dapat menjadi tumpuan jutaan rakyat miskin untuk
memproduksi kain sendiri, hingga lepas dari ketergantungan kain impor dari
Inggris. Ekonomi khadi merupakan simbol kemandirian ekonomi dan simbol
kebebasan dari eksploitasi sistem industri pabrik yang diyakini Gandhi dapat
menimbulkan pengangguran di desa-desa.

Ide Ramrajya (negara yang demokratis) dan Gram Swaraj (pemerintahan


lokal berbasis desa), merupakan dua ide Gandhi tentang negara dan kedaulatan
negara yang dicirikan oleh desentralisasi kekuasaan. Bentuk-bentuk pemerintahan
semacam ini diyakini Gandhi dapat mewujudkan kedaulatan rakyat yang
sesungguhnya,serta dapat memberi ruang bagi semua bentuk aliran atau pemikiran
individu (Poerbasari, 2007:183-189).

1.2.2.Pancasila
1.2.2.1Pengertian Pancasila
Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang dikumandangkan
pertama kali oleh Soekarno pada tanggal I Juni 1945, yakni pada saat
berlangsungnya sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Republik Indonesia (BPUPKI). Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa
Pancasila secara formal yudiris terdapat dalam alinea IV pembukaan UUD 1945.
Di samping pengertian formal dalam arti formal menurut hukum atau formal
yudiris maka Pancasila juga mempunyai bentuk dan juga mempunyai isi dan arti
(unsur-unsur yang menyusun Pancasila tersebut). Hal ini didasarkan pada
interpretasi histories diamana rumusan dalam alinea IV pembukaan UUD 1945
diberi nama dengan bentuk istilah “Pancasila” sejak tanggal 1 Juni 1945.

Pada awal pidato dalam sidang tersebut, Soekarno menekankan pentingnya


sebuah dasar negara. Istilah dasar negara ini kemudian disamakan dengan

6
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

fundamen, filsafat, pemikiran yang mendalam, serta jiwa dan hasrat yang
mendalam. Dan perjuangan suatu bangsa senantiasa memiliki karakter sendiri
yang berasal dari kepribadian bangsa. Sesuai dengan rumusan ini, maka sejak
pertama kali dikumandangkan, Pancasila diartikan sebagai ideologi yang
mencerminkan identitas, kepribadian bangsa sekaligus merupakan alat pemersatu
seluruh bangsa untuk mencapai tujuan perjuangan kemerdekaan.

Pancasila, secara etimologis berasal dari dua kata yaitu Panca yang berarti
lima dan Sila yang berarti dasar. Pancasila dari akar kata berarti lima dasar,
tepatnya adalah dasar bagi negara Indonesia yang merdeka.

Semenjak dikumandangkan pada tanggal 1 Juni 1945, Pancasila


mengalami beberapa kali perubahan urutan sila maupun kata. Dalam rumusan
Soekarno sebagai berikut:
1.) Kebangsaan Indonesia,
2.) Internasionalisme atau peri kemanusiaan,
3.) Mufakat atau demokrasi,
4.) Kesejahteraan sosial dan
5.) Indonesia merdeka dengan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa atau
prinsip Ketuhanan.

Berikut dalam Piagam Jakarta 22 Juni 1945, terdapat perubahan kata


dalam Pancasila sebagai berikut:
1.) Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari‟at Islam bagi pemeluk-
pemeluknya,
2.) Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3.) Persatuan Indonesia,
4.) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan dan
5.) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

7
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

Perubahan berikutnya terlihat dalam Mukadimah UUD RIS tahun 1950, di


mana kata-kata dalam Pancasila adalah:
1.) Ketuhanan Yang Maha Esa,
2.) Peri kemanusiaan,
3.) Kebangsaan
4.) Kerakyatan dan
5.) Keadilan sosial.

Adapun urutan dan kata-kata dalam Pancasila yang digunakan saat ini
adalah seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD‟45 yakni:
1.) Ketuhanan Yang Maha Esa,
2.) Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3.) Persatuan Indonesia,
4.) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan dan
5.) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam masyarakat Indonesia yang majemuk, Pancasila dapat diterima


sebagai ideologi nasional karena sifatnya yang menyatukan berbagai kelompok
masyarakat, memberi arah dan pedoman tingkah laku dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara serta menjadi prosedur penyelesaian konflik.

Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia digali dari


nilai-nilai budaya dan nilai-nilai agama bangsa Indonesia. Menurut Prof. Dr.
Notonagoro, S.H., Pancasila jika ditinjau dari mulanya atau sebab terjadinya maka
Pancasila memenuhi syarat empat sebab (kausalitas) menurut Aristoteles, yaitu:

1.) Causa Meterialis (asal mula bahan)


Sebelum Pancasila dirumuskan sebagai asas kehidupan kenegaraan, unsur-
unsurnya telah terdapat pada Bangsa Indonesia sejak zaman dahulu, terdapat
dalam istiadat, kebudayaan dan dalam agama-agama.

8
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

2.)Causa Formalis (asal mula bentuk)


Hal ini dimaksudkan bagaimana asal mula benuk, atau bagaimana bentuk
Pancasila itu dirumuskan. Hal ini yang dimaksudkan adalah Pembentuk Negara
dalam hal ini Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai anggota BPUPKI dan
bersama-sama anggota BPUPKI. Dimana pada sidang BPUPKI pertama
dirumuskan dan dibahas Pancasila. Disamping itu sekaligus juga merupakan asal
mula tujuan.

3.) Causa Effisien (asal mula karya)


Dalam rangka sejak mulai dirumuskannya, dibahas dalam sidang BPUPKI
pertama dan kedua, juga dalam rangka proses pengesahan Pancasila Dasar Filsafat
Negara oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945 dipimpin oleh Ir. Soekarno dan Drs.
Moh. Hatta sebagai asal mula karya. Juga di dalam Panitia Sembilan 22 Juni 1945
yang merumuskan Piagam Jakarta yang memuat calon ruusan Dasar Negar
Pancasila sebagai asal mula sambungan.

4.)Causa Finalis (asal mula tujuan)


Asal mula dalam hubungannya dengan tujuan dirumuskannya Pancasila
sebgai Dasar Negara Republik Indonesia. Hal ini diwujudkan oleh Panitia
Sembilan termasuk Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta, di mana semuanya sebagai
anggota BPUPKI yang menyusun Piagam Jakarta (Pembukaan UUD 1945)
pertama kali dibentuk dan memuat Pancasila. Kemudian BPUPKI menerima
rancangan tersebut dengan segala perubahannya, hal ini dimaksudkannya dengan
Pancasila dengan tujuan untuk dijadikan Dasar Filsafat Negara Republik
Indonesia.

1.2.2.2 Pengertian Asal Mula Pancasila


Pancasila mamiliki dua pengertian yang pokok, yaitu Pancasila sebagai
Dasar Negara Republik Indonesia dan Pancasila sebagai Pandangan Hidup
Bangsa.

Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

9
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

Dalam hal ini Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk kehidupan


sehari-hari (Pancasila diamalkan dalam kehidupan sehari-hari). Dengan kata lain,
Pancasila digunakan sebagai petunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas hidup
dan kehidupan didalam segala bidang. Pancasila sebagai norma fundamental,
berfungsi sebagai suatu cita-cita atau ide yang harus diwujudkan menjadi suatu
kenyataan. Adapun wujud Pancasila secara konkret merupakan perwujudan
Pancasila itu dalam setiap perbuatan. Dilihat dari kedudukannya, Pancasila
mempunyai kedudukan yang tinggi, yakni sebagai cita-cita dan pandangan hidup
bangsa dan negara republik Indonesia.

Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia


Pancasila dalam pengertian ini sering disebut Dasar Falsafat Negara.
Dengan kata lain, Pancasila digunakan sebagai dasar negara untuk mengatur
penyelenggaraan Negara. Fungsi pokok daripada Pancasila adalah sebagai dasar
negara sesuai dengan pembukaan UUD 1945, dan yang pada hakikatnya adalah
sebagai sumber dari segal sumber hukum atau sumber dari tertib hukum.
Pengertian tersebut adalah pengertian Pancasila yang bersifat yudiris kenegaraan.

1.2.2.3 Metodologi Pancasila


Metodologi adalah upaya seseorang untuk mencari jalan atau cara yang
tepat dalam suatu kegiatan. Dengan analogi terhadap hal itu, maka kita pun dapat
memiliki cara atau pendekatan yang dianggap tepat dan benar dalam memahami
Pancasila khususnya yang berkaitan dengan nilai yang muncul dari Pancasila itu.

Metode itu antara lain, observasi, verstenhen (pemahaman),


interpretasi, teori kritis, dialog, pembaruan multikultural, integrasi, adapatasi,
sosialisasi dan seni budaya.

Metode observasi digunakan untuk mengamati berbagai gejala yang


dialami manusia, khususnya dalam melakukan berbagai tindakan dalam kapasitas
dia sebagai makhluk individu, sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

10
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

Metode verstenhen atau metode pemahaman adalah metode yang lazim digunakan
dalam bidang humaniora dan ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk mencari makna
tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang humaniora, sosial, seperti
perilaku manusia, peristiwa sejarah, interaksi masyarakat dengan lembaga,
interaksi individu dengan individu lainnya, benda artefak yang masih ada, ritual
masyarakat, kehidupan beragama, dan sebagainya.

Metode interpretasi adalah metode untuk melakukan penafsiran atau


tafsir terhadap pemahaman suatu fenomena tertentu. Fenomena tersebut dapat
berupa kehidupan masyarakat Indonesia dalam konteks bernegara dan berbangsa.

Teori kritis yang dimaksudkan ini adalah upaya metodologis atau


metode yang mencoba menggabungkan antara pemahaman filsafat dengan
kehidupan sosial.Metode teori kritis ini berusaha malihat bahwa realitas sosial
sebagai fakta sosiologis dapat dipahami sebagai kegiatan yang sifatnya
konseptual.

Metode dialog adalah metode yang menekan komunikasi atau alih


informasi melalui sifat yang dinamis dan dua arah. Hal ini diperlukan agar pesan
dapat diterima dengan baik dan tak terjadi salah paham antara yang satu dengan
yang lain.

Metodelogi yang tepat juga akan mengarahkan bagaimana Pancasila


itu terintegrasi dengan baik. Artinya melalui masyarakat yang plural dan
heterogen, juga generasi mudanya Pancasila dapat diterima, diadaptasi,
disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.

1.2.2.4 Nilai Pancasila


Adapun rumusan Pancasila di dalam Alinea IV Pembukaan UUD 1945
adalah sebagai berikut, Ketuhan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hkmat

11
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, Keadilan Sosial Bagi Seluruh


Rakyat Indonesia.

a.) Nilai Religius


Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu
dengan sesuatu yang dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung. Dalam
kehidupan sosial dan budaya maka keterkaitannya seseorang dihubungkan dengan
pandangan hidup suatu masyarakat atau kehidupan beragama. Butir Pansila yang
pertama berbunyi, Ketuhanan yang Maha Esa. Disini dimaksudkan hendaknya
Negara Indonesia ialah negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah
Tuhannya dengan leluasa. Seganap rakyat hendaknya ber Tuhan secara
kebudayaan, yakni dengan tiadanya “egoisme agama” dan hendaknya Nagara
Indonesia satu negara yang ber Tuhan.

b.) Nilai Moral


Nilai moral yang dimaksudkan adalah nilai tentang kebaikan yang
muncul akibat perilaku orang baik dia sebagai individu maupun dalam
hubungannya dengan orang lain atau masyarakat. Hal ini terdpat pada sila kedua
Pancasila yang berbunyi “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.” Dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara pada hakekatnya adalah untuk mencapai
tujuan kemanusiaan yang adil dan beradab dan bermartabat luhur.

c.) Nilai Kebangsaan


Nilai kebangsaan adalah nilai tentang manusia yang secara kodrat
memiliki hak dan kewajiban, kebebasan yang bertanggung jawab, serta identitas
yang membentuk eksistensi manusia atau jati diri dalam kehidupan beragama.
Bagi bangsa Indonesia terutama generasi mudanya, jati dirinya akan tampil
dengan baik apabila dapat menampilkan nilai kebangsaan dengan optimal dalam
kehidupan bernegara. Bangsa Indonesia terbentuk dalam proses sejarah yang
penjang dan terdiri dari bermacam-macam kelompok suku bangsa. Perbedaan

12
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

tersebut tidak untuk dipertentangkan tetapi justru dijadikan persatuan Indonesia,


yang dituangkan dalam suatu asas kerohanian yang merupakan satu kepribadian
yang bersifat majemuk tunggal yang disimbolkan dalam Lambang Garuda
Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.

d.) Nilai Keadilan


Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan
ketidak berpihakkan, keseimbangan, pemerataan terhadap suatu hal. Setiap
individu berhak untuk mendapatkan keadilan. Baik itu keadilan pada individu itu
sendiri maupun keadilan terhadap negaranya.

e.) Nilai Kebersamaan dan Toleransi


Nilai Kebersamaan dan Toleransi adalah dua nilai yang saling
melengkapi. Nilai kebersamaan adalah nilai yang dimiliki manusia dalam
interaksinya dengan sesama berkaitan dengan tujuan dan kepentinagan tertentu.
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan hidup berdampingan dengan
orang lain dalam situasi tertentu. Dalam interaksi itu biasanya terjadi kesepakatan,
dan saling menghargai satu sama lain atas dasar tujuan kepentingan tertentu.
Sedangkan toleransi adalah nilai yang menghargai berbagai pendapat, keyakinan
orang lain tentang sesuatu hal dan dalam situasi tertentu. Menghargai pendapat
dan keyakinan orang lain yang berbeda dengan kita menjadi hal yang penting
dalam toleransi dengan orang lain. Itulah sebabnya nilai kebersamaan dan
toleransi yang saling melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya.

1.2.2.5 Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Nasional


Paradigma adalah sebuah atau kerangka dasar yang menjadi landasan
suatu kegiatan pemikiran sehingga menentukan metode. Sedangkan pembangunan
nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan menbangun
masyarakat Indonesia seluruhnya. Paradigma pembangunan nasional sangatlah
penting dan Pancasila sebagai dasar, tujuan dan pedomannya. Pembangunan
mencerminkan rangkaian gerak gerak perubahan menuju kepada kemajuan dan
kehidupan yang lebih baik. Pembaharuan dilakukan dengan mengembangkan

13
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

kepribadian bangsa Indonesia sendiri sehingga tidak kehilangan identitas diri


bangsa dengan tetap membuka diri terhadap kemajuan yang positif dari bangsa
lain terutama kemajuan ilmu pengetehuan dan teknologi. Dengan demikian,
pembangunan nasional bertitik tolak pada kemampuan, kemandirian,
kebersamaan, keadilan dan kemanfaatan bagi bangsa Indonesia. Kerjasama
dengan bangsa atau negara lain dalam tatanan global tetap diperlukan sepanjang
tidak menimbulkan ketergantungan dan tetap menjaga identitas diri bangsa,
kebebasan dan kemandirian sebagai sebuah bangsa yang merdeka.

1.2.2.6 Hambatan dan Tantangan dalam Berideologi Pancasila


Dalam masyarakat majemuk seperti di Indonesia, terdapat potensi konflik
yang besar mengingat adanya berbagai nilai-nilai yang dianut oleh berbagai
kelompok masyarakat, dan hal ini dapat pula bertentangan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Untuk itu perlu diketengahkan di sini hambatan dan
tantangan, baik itu dari negar sendiri maupun dari luar negeri.

A.) Hambatan
Hambatan muncul karena adanya perbedaan aliran pemikiran, misalnya:
a.) Paham individualistis. Negara adalah masyarakat hukum yang disusun atas
kontrak semua individu dalam masyarakat. Disini kepentingan harkat dan
martabat manusia dijunjung tinggi. Hak kebebasan individu hanya dibatasi
oleh hak yang sama yang dimiliki individu lain, bukan oleh kepentingan
masyarakat.

b.) Paham golongan (Class Theory). Negara adalah suatu susunan golongan
(kelas) untuk menindas kelas lain. Paham ini berhubungan dengan paham
materialisme sejarah (suatu ajaran yang bertitik tolak pada hubungan-
hubungan produksi dan kepemilikan sarana produksi serta berakibat pada
munculnya dua kelas yang bertentangan, kelas buruh dan kelas majikan
dan semua itu terjadi dan berada dalam sejarah kehidupan manusia).

B.) Bentuk-Bentuk Ancaman

14
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

a.) Isu, penyebaran berita bohong dan fitnah atau desas desus dengan
tujuan tertentu.
b.) Gejala-gejala negative, antara lain pola hidup konsumtif, sikap
mental individualistis, pemaksaan kehendak, kemalasan, penurunan
disiplin dan lain lain.
c.) Perbuatan dan tingkah laku yang mengganggu dan melanggar
hukum.
d.) Subversi (sabotase, spionase, dan lain-lain).

1.2.2.7 Tantangan
A.) Tantangan dari dalam negeri
a.) Tantangan disintegrasi, adanya perpecahan-perpecahan yang
disebabkan tidak puasnya sikap daerah menimbulkan
permasalahan-permasalahan yang dapat menghancurkan persatuan
dan kesatuan NKRI, seperti lepasnya Timor Timur pada tahun
1999.
b.) Permesta dan pemberontakan-pemberontakan lainnya sejak jaman
Revolusi.
c.) Tantangan dari masalah agama: adanya usaha-usaha yang timbul
karena keinginan untuk mengganti Pancasila dengan simbol-simbol
keagamaan, antara lain: Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS),
Pemberontakan DI/TII dan lain-lain.
d.) Tantangan dari masalah SARA: adanya perpecahan yang mengatas
namakan SARA menyebabkan beberapa peristiwa yang dapat
menghancurkan Pancasila antara lain: Peristiwa Poso, Peristiwa
Tanjung Periok, Peristiwa Mei 1998, dan masih banyak lagi.

B.) Tantangan dari Luar Negeri


a.) Adanya tantangan dari ideologi lain yang ingin mengganti ideologi
Pancasila dengan ideologi lainnya seperti ideologi Komunisme

15
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

yang berasal dari China dan Soviet. Atau ideologi Liberal dalam
Peristiwa Ratu Adil dan Pembantaian di Sulawesi oleh Westerling.
b.) Adanya intervensi dari negara lain untuk menghancurkan NKRI
contohnya privatisasi BUMN atau campur tangan Amerika dalam
penanganan hukum dan keamanan di Indonesia.
Oleh karena itu, Pancasila bagaimana pun juga akan berusaha untuk
Tetap mempertahankan diri dari segala macam tantangan tersebut demi
kelangsungan negara Indonesia.

2.1 Pengertian UUD 1945


Yang dimaksud dengan Undang-Undang Dasar 1945 adalah keseluruhan
naskah yang terdiri dari Pembukaan dan pasal-pasal (Pasal II Aturan Tambahan).
Pembukaan terdiri atas 4 Alinea, yang di dalam Alinea keempat terdapat rumusan
dari Pancasila, dan Pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 terdiri dari 20 Bab
(Bab I sampai dengan Bab XVI) dan 72 pasal (pasal 1 sampai dengan pasal 37),
ditambah dengan 3 pasal Aturan Peralihan dan 2 pasal Aturan Tambahan. Bab IV
tentang DPA dihapus, dalam amandemen keempat penjelasan tidak lagi
merupakan kesatuan UUD 1945. Pembukaan dan Pasal-pasal UUD 1945
merupakan satu kebulatan yang utuh, dengan kata lain merupakan bagian-bagian
yang satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan.

Naskahnya yang resmi telah dimuat dan disiarkan dalam “Berita Republik
Indonesia” Tahun II No. 7 yang terbit tanggal 15 Februari 1946, suatu penerbitan
resmi Pemerintah RI. Sebagaimana kita ketahui Undang-Undang Dasar 1945 itu
telah ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indoneisa (PPKI) dan mulai
berlaku pada tanggal 18 Agustus 1945. Rancangan UUD 1945 dipersiapkan oleh
suatu badan yang bernama Badan Penyelidik Usaha-usaha Pesiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Zyunbi Tjoosakai, suatu badan bentukan
Pemerintah Penjajah Jepang untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan
dalam rangka persiapan kemerdekaan Indonesia.

2.2 Fungsi dan Kedudukan UUD 1945

16
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

Undang-undang Dasar bukanlah hukum biasa, melainkan hukum dasar,


yaitu hukum dasar yang tertulis. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan
sumber hukum tertulis. Dengan demikian setiap produk hukum seperti undang-
undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, ataupun bahkan setiap tindakan
atau kebijakan pemerintah haruslah berlandaskan dan bersumber pada peraturan
yang lebih tinggi, yang pada akhirnya kesemuanya peraturan perundang-undangan
tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan UUD 1945,
dan muaranya adalah Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara
(Pasal 2 UU No. 10 Tahun 2004).

Dalam kedudukan yang demikian itu, UUD 1945 dalam kerangka tata
urutan perundangan atau hierarki peraturan perundangan di Indonesia menempati
kedudukan yang tertinggi. Dalam hubungan ini, UUD 1945 juga mempunyai
fungsi sebagai alat kontrol, dalam pengertian UUD 1945 mengontrol apakah
norma hukum yang lebih rendah sesuai atau tidak dengan norma hukum yang
lebih tinggi, dan pada akhirnya apakah norma-norma hukum tersebut bertentangan
atau tidak dengan ketentuan UUD 1945.

Undang-Undang Dasar bukanlah satu-satunya atau keseluruhan hukum


dasar, melainkan hanya merupakan sebagian dari hukum dasar, yaitu hukum dasar
yang tertulis. Disamping itu masih ada hukum dasar yang lain, yaitu hukum dasar
yang tidak tertulis. Hukum dasar yang tidak tertulis tersebut merupakan
aturanaturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan
negara -meskipun tidak tertulis – yaitu yang biasa dikenal dengan nama
„Konvensi‟.

Meskipun Konvensi juga merupakan hukum dasar (tidak tertulis), ia


tidaklah boleh bertentangan dengan UUD 1945. Konvensi merupakan aturan
pelengkap atau pengisi kekosongan hukum yang timbul dan terpelihara dalam
praktek penyelenggaraan ketatanegaaan, karena Konvensi tidak terdapat dalam
UUD 1945.

17
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

Contoh : Konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan yang masih dipelihara


selama ini adalah setiap tanggal 16 Agustus, Presiden RI menyampaikan pidato
pertanggungjawaban kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Praktek yang demikian
tidak diatur dalam UUD 1945, namun tetap dijaga dan dipelihara dalam praktek
penyelenggaraan kenegaraan Republik Indonesia.

2.3 Sejarah Terbentuknya UUD 1945


Bahwasannya konstitusi atau Undang-Undang Dasar dianggap memegang
peranan yang penting bagi kehidupan suatu negara, terbukti dari kenyataan sejarah
ketika Pemerintah Militer Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Rakyat
Indonesia. Sesuai janji Perdana Menteri Koiso yang diucapkan pada tanggal 7
September 1944, maka dibentuklah badan yang bernama Dokuritsu Zyunbi
Choosakai (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia/BPUPKI) pada tanggal 29 Arpil 1945 yang diketuai oleh Dr. Radjiman
Wedyodiningrat dan Ketua Muda R.P. Soeroso, yang tugasnya menyusun Dasar
Indonesia Merdeka (Undang-Undang Dasar). Niat Pemerintah Militer Jepang
tersebut dilatarbelakangi kekalahan balatentara Jepang di berbagai front, sehingga
akhir Perang Asia Timur Raya sudah berada di ambang pintu. Janji Jenderal Mc
Arthur “I shall return” ketika meninggalkan Filipina (1942) rupanya akan
menjadi kenyataan.

Para anggota BPUPKI yang dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 bersidang
dalam dua tahap: pertama, dari tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 untuk
menetapkan dasar negara dan berhasil merumuskan Pancasila yang didasarkan
pada pidato anggota Soekarno pada 1 Juni 1945, kedua, dari tanggal 10 sampai
dengan 17 Juli 1945 yang berhasil membuat Undang-Undang Dasar (Harun Al
Rasid, 2002). Pada akhir sidang pertama, ketua sidang membentuk sebuah panitia
yang terdiri dari 8 orang dan diketuai oleh Ir. Soekarno, yang disebut Panitia
Delapan. Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan pertemuan antara gabungan paham
kebangsaan dan golongan agama yang mempersoalkan hubungan antara agama
dengan negara. Dalam rapat tersebut dibentuk Panitia Sembilan, terdiri dari Drs.
Moh. Hatta, Mr. A. Subardjo, Mr. A. A. Maramis, Ir. Soekarno, KH. Abdul Kahar

18
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

Moezakir, Wachid Hasyim, Abikusno Tjokrosujoso, H. Agus Salim, dan Mr.


Muh. Yamin. Panitia Sembilan berhasil membuat rancangan Preambule Hukum
Dasar, yang oleh Mr. Muh. Yamin disebut dengan istilah Piagam Jakarta.

Pada tanggal 14 Juli 1945 pada sidang kedua BPUPKI, setelah melalui
perdebatan dan perubahan, teks Pernyataan Indonesia Merdeka dan teks
Pembukaan UUD 1945 diterima oleh sidang. Teks Pernyataan Indonesia Merdeka
dan teks Pembukaan UUD 1945 adalah hasil kerja Panitia Perancang UUD yang
diketuai oleh Prof. Soepomo. Setelah selesai melaksanakan tugasnya, BPUPKI
melaporkan hasilnya kepada Pemerintah Militer Jepang disertai usulan
dibentuknya suatu badan baru yakni Dokutsu Zyunbi Linkai (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia/PPKI), yang bertugas mengatur pemindahan kekuasaan
(transfer of authority) dari Pemerintah Jepang kepada Pemerintah Indonesia. Atas
usulan tersebut maka dibentuklah PPKI dengan jumlah anggota 21 orang yang
diketuai oleh Ir. Soekarno dan Wakil Ketuanya Drs. Moh. Hatta. Anggota PPKI
kemudian ditambah 6 orang. tetapi lebih kecil daripada jumlah anggota BPUPKI,
yaitu 69 orang. Menurut rencana, Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada
Rakyat Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945. Namun terdapat rakhmat Allah
yang tersembunyi (blessing in disguise) karena, sepuluh hari sebelum tibanya
Hari-H tersebut, Jepang menyatakan kapitulasi kepada Sekutu tanpa syarat
undconditional surrender).

Dalam tiga hari yang menentukan, yaitu pada tanggal 14, 15, dan 16
Agustus 1945 menjelang Hari Proklamasi, timbul konflik antara Soekarno-Hatta
dengan kelompok pemuda dalam masalah pengambilan keputusan, yaitu
mengenai cara bagaimana (how) dan kapan (when) kemerdekaan itu akan
diumumkan. Soekarno-Hatta masih ingin berembuk dulu dengan Pemerintah
Jepang sedangkan kelompok pemuda ingin mandiri dan lepas sama sekali dari
campur tangan Pemerintah Jepang.

Pada hari Kamis pagi, tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno-Hatta dibawa


(diculik) oleh para pemuda ke Rengasdengklok, namun pada malam harinya

19
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

dibawa kembali ke Jakarta lalu mengadakan rapat di rumah Laksamana Maeda di


Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta. Pada malam itulah dicapai kata sepakat bahwa
Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan di Jalan Pegangsaan Timur 56, yaitu
rumah kediaman Bung Karno, pada hari Jum‟at 17 Agustus 1945 (9 Ramadhan
1364), pukul 10.00 WIB.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 petang hari datanglah utusan dari Indonesia
bagian Timur yang menghadap Drs. Moh. Hatta dan menyatakan bahwa rakyat di
daerah itu sangat berkeberatan pada bagian kalimat dalam rancangan Pembukaan
UUD 1945 yang berbunyi: “Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Dalam menghadapi masalah tersebut dengan
disertai semangat persatuan, keesokan harinya menjelang sidang PPKI tanggal 18
Agustus 1945, dapat diselesaikan oleh Drs. Moh. Hatta bersama 4 anggota PPKI,
yaitu K.H. Wachid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Mr. Kasman Singodimedjo,
dan Teuku M. Hasan. Dengan demikian tujuh kata dalam pembukaan UUD 1945
tersebut dihilangkan.

Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut: bahwa badan


yang merancang UUD 1945 termasuk di dalamnya rancangan dasar negara
Pancasila adalah BPUPKI yang dibentuk pada tanggal 29 April 1945. Setelah
selesai melaksanakan tugasnya yaitu merancang UUD 1945 berikut rancangan
dasar negara, dan rancangan pernyataan Indonesia merdeka, maka dibentuklah
PPPKI pada tanggal 7 Agustus 1945.

Pada era Orde Baru, pembangunan hanya mengutamakan pertumbuhan


ekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik, ekonomi, dan sosial yang demokratis
dan berkeadilan. Meskipun berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi, namun
secara fundamental pembangunan nasional sangat rapuh.

Di bidang politik, pemerintah Orde Baru memiliki cara tersendiri untuk


menciptakan stabilitas yang diinginkan, salah satunya dengan menjadikan Golkar
sebagai mesin politik. Di dalam tubuh Golkar terdapat tiga jalur yang menjadi

20
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

tumpuan kekuatannya, yaitu ABRI, birokrat, dan Golkar (jalur ABG). Keberadaan
Golkar yang sebenarnya diperlukan sabagai sarana dan arena penyaluran aspirasi
rakyat, ternyata dijadikan sebagai alat kekuasaan atau alat penguasa untuk
melanggengkan kekuasaannya. Sistem perwakilan pun bersifat semu, bahkan
hanya dijadikan sarana untuk melanggengkan sebuah kekuasaan seecra sepihak.
Otoritarianisme merambah segenap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara termasuk kehidupan politik, banyak wakil rakyat yang duduk di
MPR/DPR tidak mengenal rakyat dan daerah yang diwakilinya karena
demokratisasi yang dibangun melalui KKN.

Ketidakberesan juga dapat dilihat dari konsep Dwifungsi ABRI yang telah
berkembang menjadi kekaryaan. Peran kekaryaan ABRI semakin masuk kedalam
sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, bahakan dunia bisnis pun tak
lepas dari intervensi TNI/POLRI. Segala produk kebijkan ekonomi dan politik
selama Orde Baru teramat birokratis, tidak demokratis, dan cenderung KKN.
Kondisi kian diperparah oleh upaya penegakan hukum yang sangat lemah.

Kondisi sosial-politik tersebut semakin diperburuk oleh krisis moneter


yang melanda Indonesia sejak pertengahan Juli 1997. Di pasaran mata uang dunia
nilai rupiah terus merosot terhadap dollar Amerika. Krisis moneter memicu
terjadinya kemerosotan ekonomi secara meluas. Perbankan nasional terpuruk dan
banyak bank beku operasi (BBO). Dunia usaha tidak berkutik dan banyak yang
gulung tikar. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terjadi di banyak tempat. Haraga
sembako yang menjadi kebutuhan masyarakat sehari-hari melambung tinggi,
bahkan sempat terjadi kelangkaan.

Berawal dari gerakan moral, aksi bergeser memasuki ranah politik, yaitu
menuntut Soeharto mundur dari jabatan presiden. Semua ini merupakan puncak
kekecewaan rakyat atas krisis yang melanda Indonesia. Aksi mahasiswa di
sejumlah kota besar semakin berani dengan turun ke jalan. Pada tanggal 12 Mei
1998 petang, aksi mereka menimbulkan bentrok dengan pihak aparat keamanan
hingga terjadi peristiwa tragis yaitu tragedi Trisakti. Dalam peristiwa itu, empat

21
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

mahasiswa Universitas Trisakti tewas setelah bentrok dengan petugas yang


berusaha membubarkan mimbar bebas dan aksi duduk di Jalan S. Parman, Grogol,
Jakarta Barat dan puluhan orang lainnya luka parah. Keempat mahasiswa yang
terbunuh adalah Elang Mulya Lesmana, Hery Hartanto, Hendriawan Sie, dan
Hafidhin Royan.

Akibat peristiwa Trisakti dan kerusuhan massal pada tanggal 13-14 Mei
1998, muncul tuntutan rakyat agar MPR segera mengadakan sidang istimewa
dengan meminta pertanggungjawaban presiden atau pengunduran diri secara
konstitusional. Para mahasiswa semakin gencar melakukan aksi menuntut
diadakan reformasi menyeluruh termasuk penggantian kepemimpinan nasional.
Mereka mengarahkan perhatian utama kepada wakil-wakil rakyat di DPR/MPR RI
dengan mengadakan demonstrasi besar-besaran di gedung DPR/MPR RI.

Menanggapi hal tersebut Presiden Soeharto berupaya membentuk komite


reformasi, perubahan kabinet, tetapi tidak mendapat tanggapan positif dari
mahasiswa dan kelompok kritis. Oleh karena itu, pada tanggal 21 Mei 1998, pukul
09.05 pagi, di Istana Merdeka Jakarta, Presiden menyatakan berhenti, setelah 32
tahun, 7 bulan, dan 3 minggu masa kekuasaannya sebagai Presiden Republik
Indonesia.

Selesai Presiden Soeharto mengumumkan pernyataan berhenti, B. J.


Habibie mengucapkan sumpah jabatan sebagai Presiden RI. Oleh karena keadaan
tidak memungkinkan dan menghindari kekosongan pimpinan dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara, maka B. J. Habibie , mengucapkan
sumpah jabatan Presiden di hadapan Mahkamah Agung RI.

Gerakan reformasi belum selesai, para pengunjuk rasa tetap menuntut


diadakannya reformasi secara menyeluruh serta memberantas praktek Korupsi
Kolusi dan Nepotisme (KKN). Untuk itu Presiden B. J. Habibie menyatakan akan
mengadakan pemilu yang dipercepat, selambat-lambatnya pertengahan tahun
1999 (Sekretariat, 2001:26).

22
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

Pada era Presiden Habibie, Timor Timur yang menjadi provinsi ke-27
lepas dari NKRI. Terlepasnya Timor Timur menjadi faktor utama penolakan MPR
atas pidato pertanggungjawaban Presiden Habibie pada bulan Oktober 1999, B. J.
Habibie akhirnya mengundurkan diri dari bursa calon presiden.

Selanjutnya, selama era Reformasi berlangsung telah terjadi empat kali


pergantian presiden, yaitu B. J. Habibie (Mei 1998-Oktober 1999), Abdurrahman
Wahid (Oktober 1999-Juli 2001), Megawati Soekarno Putri (Juli 2001-September
2004), Susilo Bambang Yudhoyono (September 2004-...).

2.4 Amandemen Undang-Undang Dasar 1945


Sebelum diuraikan tentang amandemen terhadap Undang-Undang Dasar
1945 perlu dipaparkan terlebih dahulu tentang kapan dan bagaimana Pasal 37
dibahas dan ditetapkan. Pasal tersebut yang masuk Bab XVI tentang Perubahan
UUD, baru dibicarakan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
pada rapat hari pertama tanggal 18 Agustus 1945. Dalam Rancangan UUD yang
di buat oleh BPUPKI tidak tercantum pasal tentang perubahan UUD. Dalam rapat
hari pertama itu, anggota Iwa Kusuma Sumantri mengusulkan agar ada pasal
tentang perubahan undang-undang dasar.

Menanggapi usul Iwa Kusuma Sumantri, Ketua PPKI Sukarno


mempersilahkan Prof. Supomo berbicara. Menurut Supomo memang harus ada
Bab XVI tentang perubahan undang-undang dasar. Ia mengusulkan pasal baru
ayat (1) Untuk mengubah undang-undang dasar sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat harus hadir dalam persidangan.
Ayat (2) Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari pada
jumlah anggota yang hadir (Sumantri,t.tahun: 133-134).

Setelah UUD 1945 disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945, undang-undang


dasar tersebut berlaku di seluruh wilayah negara Republik Indonesia. Akan tetapi
ketika negara Republik Indonesia berbentuk federal sejak tanggal 27 Desember

23
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

1949 hingga 17 Agustus 1950, UUD 1945 hanya berlaku di wilayah negara
Republik Indonesia yang merupakan negara bagian dari Republik Indonesia
Serikat. Mulai 17 Agustus 1950 hingga 5 Juli 1959 UUD 1945 tidak berlaku, yang
berlaku adalah UUDS 1950. Baru mulai 5 Juli 1959 setelah keluar Dekrit
Presiden, UUD 1945 berlaku kembali di seluruh wilayah negara RI.

Pada masa revolusi, Pasal 37 (Perubahan UUD) belum digunakan, demikian


pula pada masa Demokrasi Terpimpin (1959-1966). Melihat pemerintah pada
masa Demokrasi Terpimpin telah melakukan penyelewengan dalam melaksanakan
UUD 1945, maka Pemerintah Orde Baru menyatakan bertekad untuk
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Pada masa
Orde Baru UUD 1945 disakralkan. Pembicaraan tentang amandemen terhadap
pasal-pasal UUD 1945 merupakan hal yang tabu.

24
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:
Prof. Dr. M. Habib Mustopo dkk. 2007. Sejarah SMA Kelas XII.
Jakarta: Yudhistira

Soeprapto. 2003. Refleksi Proklamasi vs Reformasi. Jakarta: Taman


Pustaka

Dr. Suhartono. 2008. Mata Kuliah Pengembangan


Kepribadian Terintegrasi Buku Ajar I Logika, Filsafat Ilmu,
dan Pancasila. Depok: Universitas indonesia
UUD ’45 dan Amandemen. Jakarta: Srikandi, 2006

Notosusanto, Nugroho dan Marwati Djoened P. 1984.


Sejarah Nasional Indonesia IV, V, VI. Jakarta: PN Balai
Pustaka

Meliono, Irmayanti. 2008 Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian


Terintegrasi, Depok: Lembaga Penerbit FEUI

Tiga UUD Republik Indonesia. 2006. Jakarta: Asa Mandiri.

25
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. 2006. Badan


Pekerja Pusat Majelis Tao Indonesia.

Hutauruk, M. Tentang dan Sekitar Hak-hak Azasi Manusia dan


Warga Negara. Jakarta: Erlangga.

Sumber Internet:
http://fadliyanur.blogspot.com/2008/02/pancasila-uud-1945.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Undang-
Undang_Dasar_Republik_Indonesia_1945http://wapedia.mobi/id/UU
D_%2745
http://www.bphn.go.id/index.php?action=public&id=2008042815080
192
http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1997/09/23/0038.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi

http://ideologipancasila.wordpress.com/

http://www.suarapembaruan.com/News/2004/05/17/Editor/edit04.htm

26
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

27

You might also like