You are on page 1of 35

Download versi file Ms.

Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

KEMAMPUAN DASAR MANGAJAR


(Metode Dan Media Pembelajaran Dalam
Standar Proses Pendidikan)

Di Susun oleh:

1. Afidatul Munawaroh (08340445)


2. Arif Fatoni (08340451)
3. Larasati (08340481)
4. Maya Kartika (08340486)
5. Nurfitriana Mustofa (08340499)
6. Reva Yuliandris (08340504)
7. Siska Liftiana Sari (08340509)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAN METRO
2010

1
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

BAB I
PENDAHULUAN

Seperti yang telah dikemukakan di muka, metode adalah cara yang


digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun ter capai secara optimal. Ini berarti,
metode digunakan untuk merealisasikanstrategi yang telah ditetapkan. Dengan
demikian, metode dalam rangkaian system pembelajaran memegang peran yang
sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat
tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran.

2
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

BAB II
PEMBAHASAN

A. Penggunaan Metode Pembalajaran

Berikut ini disajikan beberapa metode pembelajaran yang bias digunakan


untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran.
1. Ceramah

Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui


penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.

Metode caramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan
oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa
pertimbangan tertentu, juga ada factor kebiasaan baik dari guru ataupun siswa.
Guru biasanya sebelum merasa puas manakala dalam proses pengelolaan
pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka ada
belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah,
sehingga ada guru yang berceramah berarti ada proses belajar dan tidak ada guru
berarti tidak ada belajar. Metode ceramah merupakan cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pemebelajaran ekspositori.

a. Kelebihan Dan Kelemaha Metode Ceramah

Ada beberapa alas an mengapa ceramah sering digunakan. Alsan ini sekaligus
merupakan keunggulan metode ini.
1) Ceramah merupakan metode yang „murah‟ dan „mudah‟ untuk dilakukan.
Murah dalam hal ini dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan
peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti
demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya
mengandalkan suara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan
persiapan yang rumit.

3
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

2) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi


pelajran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh
guru dalam waktu yang singkat.
3) Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan.
Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu
ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
4) Mmmelalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena
sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan
ceramah.
5) Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih
sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak
memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati
tempat duduk untuk mendengarkan guru, mmaka ceramah sudah dapat
dilakukan.

Di samping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa


kekurangan, di antaranya:
1) Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas
pada apa yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemhana yang paling
dominant. Sebab apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasainya,
sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai
guru.
2) Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya
verbalisme. Verbalisme adalah: “penyakit” karena itu, dalam proses
penyajiannya guru hanya mengandalkan auditifnya. Sedangkan, disadari
bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang tidak sama, termasuk dalam
ketajaman menangkap materi pemebelajaran melalui pendengarannya.
3) Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering
dianggap sebagai metode yang membosankan. Serig terjadi, walaupun secara
fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak

4
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

mengikuti jalannya proses pebelajaran; pikirannya melayang ke mana-mana,


atau siswa mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik.
4) Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah
mengerti apa yang dijelaskan atau elum. Walaupun ketika siswa diberi
kesepatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu
tidak menjamin seluruhnya sudah paham.

b. Langkah-langkah Menggunakan Metode Ceramah

Agar metode ceramah berhasil, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan, baik
pada tehap persiapan maupun pada tahap pelaksanaan.

1) Tahap persiapan
Merumuskan tujuan yang ingin dicapai. Proses embelajaran adalah proses
yang bertujuan, oleh sebab itu merumuskan tujuan yang jelas merupakan
langkah awal yang harus diersiapkan guru.apa yang harus dikuasai siswa
setelah proses pembelajaran dengan ceramah berakhir
Menentukan pokok-pokok materi yang akan dicermahkan. Keberhasilan suatu
ceramah sangat tergantung kepada tingkahat penguasaan guru tentang materi
yang akan diceramahkan. Oleh karena itu, guru harus mempersiapkan pokok-
pokok materi yang harus disampaikan sessuai dengan tujuan pembelajaran
yang dipersiapkan ilustrasi-ilustrasi yag yag relevan untuk memperjelas
informasi yang akan disampaikan.
Mempersiapkan alat Bantu. Alat Bantu sangat diperlukan untuk menghindari
kesalahan persepsi dari siswa. Alat Bantu tersebut misalnya dengan
mempersiapkan transparasnsi atau media grafis lainnya untuk eningkatkan
kualitas ceramah.

5
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

2) Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan:


a) Langkah pembuka

Langkah pembukaan dalam metode ceraah merupakan langkah yang


menentukan. Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat ditentunakn oleh langkah
ini. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam langkah pembukaan ini.
Yakin bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu,
guru perlu mengemukakan terlebih dahulu tujuan yang harus dicapai oleh
siswa. Mengapa siswa harus paham akan tujuan yang ingin dicapai? Oleh
karena tujuan akan mengarahkan segala aktivitas siswa, dengan demikian
penjelasan tentang tujuan akan merangsang siswa utuk termotivasi mengikuti
proses pembelajaran melalui ceramah itu.
Melakukan langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan materi elajaran
yang lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Guna langkah
apersepsi dalam langkah pembukuan ini adalah untuk mempersiapkan secara
mental agar siswa mampu dan dapat meneima materi pembelajaran. Ibarat
dalam sebuah pesta, kita akan merasa senang dank eras tinggal di pesta
manakala seluruh tamu undangan beserta tuan rumah.nya kita kenali dan
bahkan akrab dan bersahabat. Sebaliknya, kita ingin cepat keluar atau pulang,
bahkan kita tidak ingin menghadiri atau dating ke pesta itu manakala tuan
rumah dan seluruh tamu undangan tidak kita kenali. Nah, demikian juga
dengan langkah aperse4psi langkah ini pada dasarnya langkah untuk
menciptakan kondisi agar materi pelajranan itu mudah masuk dan menempel
di otak.

b) Langkah penyajian

Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara


berturut. Agar ceramah kita berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru
harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang

6
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

sedang disampaikan. Untuk menjaga perhatian ini ada eberapa hal yang dapat
dilakukan:
Menjaga kontak mata secara terus-menerus dengan siswa. Kontak mata adalah
suatu isyarat darii guru agar siswa mau memerhatiakn. Selain itu, kontak mata
juga dapat juga berarti sebuah penghargaan diri guru kepada siswa. Siswa
yang selalu mendapatkan pandangan dari guru akan merasa dihargai dan
diperhatikan. Usahakan walaupun guru harus menulis di papan tuli kontak
mata tetap diperhatikan dengan tak berlama-lama menghadap papan tulis atau
membuat catatan yang panjang di papan tulis.
Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna oleh siswa. Oleh sebab
itu, sebaiknya guru tidak menggunakan istilah-istilah yang kurang popular.
Selain itu, jaga intonasi suara agar seluruh siswa dapat mendengarnya dengan
baik.
Sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat agar
mudah ditangkap oleh siswa.
Tampilah respons siswa dengan segera. Artinya, sekecil apapun respons siswa
harus kita tanggapi. Apabila siswa memberikan respons yang tepat, seeralah
kita beri penguatan dengan memberikan semacam pujian yang membanggakan
hari. Sedangkan, seandainya siswa memberikanrespons yang kurang tepat,
segeralah tunjukkan ahwa respons siswa perlu perbaikan dengan tikan
menyinggung perasaan siswa.
Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar. Kelas
yang kondusif memungkinkan siswa tetap bersemangat dan penuh motivasi
untuk belajar. Cara yang dapat digunakan untuk menjaga agar kelas tetap
kondusif adalah dengan cara guru menunjukkan sikap yang bersahabat dan
akrab, penuh gairah menyampaikan materi pembelajaran, serta sekali-sekali
memberikan humor-humor yang segar dan menyenangkan.

c) Langkah mengakhiri atau penutup ceramah.

Ceramah harus ditutup agar materi pelajaran yang sudah dipahami dan
dikuasai siswa tidak terbang kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang

7
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

memungkinkan siswa tetap mengingat materi pembelaaran. Hal-hal yang dapat


dilakukan untuk keperluan tersebut di antaranya:
Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi
pelajaran yang abru saja disampaikan.
Merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau memberi semacam ulasan
tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan.
Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai materi
pembelajaran yang baru saja disampaikan.

2. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan


memperagakan dan mempertujukkankepada siswa tentang suatu prses, situasi atau
benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode
penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara liasan oleh guru.
Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan,
akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam
strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung
kebrhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.

a. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi

Sebagai suatu etode pemebelajaran demonstrasi memilikibeberapa kelebihan,


di antaranya:
1) Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab
siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan
2) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebabsiswa tak hanya
mendengarkan, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan
untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa
akan lebih meyakini kebenaran materi pebelajaran.

8
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

Disamping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa


kelemahan, di antaranya
1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang. Sebab tanpa
persiapan yang memadai demonstrasi bias gagal sehingga dapat
menyegbabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk
menghasilakan pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus beberpaa kali
mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat mamakan waktu yang banyak.
2) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-baan, dan tempat yang memadai
yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih
mahal dibandingkan dengan ceramah.
3) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus,
sehingga guru dituntut untuk berkerja lebih profesional. Di samping itu
demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk
keberhasilan proses pembelajaran siswa.

b. Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi

1) Tahap Persiapan

Padad ahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:


Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi
berakhir tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan, sikap,
atau keterampilan tertentu.
.persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
Garis-garis besar langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk
menghindari kegagalan.
Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang
diperlukan.

9
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

2) Tahap Pelaksanaan

a) Langkah Pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di
antaranya:
Aturlah temat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memerhatikan
dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
Kemukakan tujuan apa yang harus dicapaioleh siswa.
Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oelh siswa, misalnya siswa
ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan
demonstrasi.
b) Langkah pelaksanaan demonstrasi
Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk
berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki
sehingga mendorong siswa untuk tertarik memerhatikan demonstrasi.
Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang
menegangkan
Yakinkan ahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan
memerhatikan reaksi seluruh siswa.
Erikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut
sesuai dengan apa yang dilihat dari peruses demonstrasi itu.

c) Langkah mengakhiri demonstrasi


Apabila demonstrasi selesai delakukan, proses pebelajran perlu diakhiri
dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan
demonstrasi dan peruses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan
untuk meyakinkan apakah siswa mamahami proses demonstrasi itu atau tidak.
Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakuan
evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan
selanjutnya.

10
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

3. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah metode pemebelajaran yang menghadapkan siswa


pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan
suatu permasalahan, menjawab petanyaan, menambah dan memahami
pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Karena
itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskuasi lebih
bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara
bersama-sama. Selama ini banyak guru ang erasa kebaratan untuk menggunakan
metode diskusi dalam proses pembelajaran. Keberatan itu biasanya timbul dari
asumsi: pertama, diskusi merupakan siswa muncul secara spontan, sehingga hasil
dan arah diskusi sulit ditentukan; kedua, diskusi biasanya memerlukan waktu
yang cukup panjang, padahal waktu pebelajaran di dalam kelas sangat terbatas,
sehingga keterbatasan itu tidak mungkin dapat menghasilkan sesuatu secara
tuntas. Sebenarnya hal ini tidak perlu dirisaukan oleh guru. Sebab, dengan
perencanaan dan persiapan yang matang kejadian semacam itu bias dihindari.
Dilihat dari pengorganisasian materi pemebelajaran, ada perbedaan ang
sangat prinsip dibandingkan dengan metode sebelumnya, yaitu ceramah dan
demonstrasi. Kalau metode ceramah dan demonstrasi. Kalau metode ceramah atau
demonstrasi materi pelajaran sudah dirganisir sedemikian rupa sehingga guru
tinggal menyampaikannya, maka tidak demikian halnya dengan metode diskusi.
Pada meode ini bahan atau materi pemelajaran tidak diorganisir sebelumnya serta
tidak disajikan secara organisir oleh siswa sendiri, oleh karena tujuan utama
metode ini bukan hanya sekadar hasil belajar
Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses
pemebelajaran. Pertama, diskusi kelompok. Diskusi ini dinamakan juga diskusi
kelas. Pada diskusi ini permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh
kelas secara keseluruhan. Yang mengatur jalannya diskusi adalah guru itu sendiri.
Kedua, diskusi kelompok kecil. Pada diskusi ini siswa dibagi dalam
beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-7 orang. Proses pelaksanaan
diskusi ini dimulai dari guru menyajikan masalah dengan beberapa submasalah.

11
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

Setiap kelmpok memecahkan submasalah yang disampaikan guru. Proses diskusi


diakhiri dengan laporan setiap kelompok.
Jenis apa pun diskusi yang digunakan menurut Bridges (1979), dalam
proses pelaksanaannya, guru harus mengatur kondisi agar (1) setiap siswa dapat
bicara mengeluarkan gagasan dan pendapatnya; (2) setiap siswa harus saling
mendengar pendapat orang lain; (3) setiap siswa harus saling memberikan
respons; (4) setiap siswa harus dapat mengumpulkan atau mencatat ide-ide yang
dianggap penting; dan (5) melalui diskusi setiap siswa harus dapat
mengembangkan pengetahuannya serta memahami isu-isu yang dibicarakan
dalam diskusi.
Kondisi tersebut ditekankan oleh Bridges, seab diskusi merupakan metode
pemebelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran berbasis pemecahan masalah. Strategi ini diharapkan bias
mendorong siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir ilmiah serta
dapat mengembangkan pengetahuan siswa.

a. Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi

Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan kegiatan


belajar mengajar.
1) Metode diskusi data merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam
memebrikan gagasan dan ide-ide.
2) Dapat melatih untuk membiasakan diri bertuka pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan.
3) Dapat melatih siswa utuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara
verbal. Disamping itu, diskusi juga bias melatih siswa untuk menghargai
pendapat orang lain.

Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki bebrapa kelemahan, di


antaranya:
1) Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa
yang memiliki keterampilan berbicara

12
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

2) Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan


menjadi kabur.
3) Memerlukan waktu yang cukuppanjang, ang kadang-kadang tidak sesuai
dengan yang direncanakan.
4) Dalam diskusi sering teradi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang
tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa
tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.

b. Jenis-jenis Diskusi

Terdapat bermacam-macam jenis diskusi yang dapat digunakan dalam proses


pemebelajaran, antara lain:

1) Diskusi kelas

Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah proses emecahan
maslah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi.
Prosedur yang digunakan dalam jenis diskusi ini adalah: pertama, guru membagi
tugas sebagai pelaksanaan diskusi, misalnya siapa yang akan menjadi moderator,
siapa yang menjadi penulis. Kedua, sumber maslah (guru, siswa, atau ahli tertentu
dari luar) memaparkan maslah yang harus dipecahkan selama 10-15 menit.
Ketiga, siswa diberi kesempatan untuk menanggapi permasalahan setelah
mendaftar pada moderator. Keempat, sumber maslah memberikan tanggapan, dan
kelima, moderator menyimpulkan hasil diskusi.

2) Diskusi kelompok kecil

Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam


ke3lompok-kelomok. Jumlah anggota kelompk antara-3-5 orang. Pelaksanaannya
dimulai dengan guru menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah
tersebut dibagibagi ke dalam submasalah yang harus dipercahkan oleh setiap
kelompok kecil. Selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok
menyajikan hasil diskusinya.

13
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

3) Symposium

Symposium adalah metode mengajar dengan mebahas suatu persoalan


dipandangdari berbagai sudut pandang erdasarkan kehlian. Symposium dilakukan
untuk memebrikan wawasan yang luas kepada siswa. Setelah pada penyaji
memberikan pandangannya tentang masalah yang diahas, maka symposium
diakhiri dengan pembacan kesimpulan hasil kerja ti perumus yang telah
ditentukan sebelumnya.
4) Diskusi panel

Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh


beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang dihadapan audiens.
Diskusi panel berbeda dengan jenis diskusi lainnya. Dlam diskusi panel audiens
tidak telibat secara langsung tetai berperan hanya sekedar peninjau ara panelis
yang sedang melaksanakan diskusi. Oleh sebab itu, agar disuse panel efektif
penugasan siswa disuruh untuk merumuskan hasil embahasan dalam diskusi.

c. Langkah-langkah Melaksanakan Diskusi

Agar penggunan diskusi berhasil dengan efektif, maka perlu di lakukan


langkah-langkah sebagai berikut:

1) Langkah persiapan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi di antarannya:


Merumuskan tujuan yang ingin dicaai, baik tujuan yang bersifat umum
maupun tujuan khusus. Tujuan yang ingin dicapai meti dipahami oleh siswa
sebagai peserta diskusi. Tujuan yang jelas dapat dijadikan sebagai control
dalam pelaksanaan yang jelas dapat dijadikan sebagai control dalam
pelaksanaan.
Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Misalnya, apabila tujuan yang ingin dicapai adalah penambahan
wawasan siswa tentang suatu persoalan, maka dapat digunakan diskusi panel;
sedangkan jika yang diutamakan adaalah mengembangkan kemampuan siswa

14
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

dalam mengembangkan gagasan, maka symposium dianggap sebagai jenis


diskusi yang tepat.
Menetapkan masalah yang akan dibahas. Masalah dapat ditentukan dari isi
materi pemelajaran atau masalah-masalah yang actual yang terjadi di
lingkungan masyarakat yang dihubungkan dengan materi pelajaran sesuai
dengan bidang studi yang diajarkan.
Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan
diskusi, misalnya ruang kelas dengan seagla fasilitasny, petugas-petugas
diskusi seperti moderator, notuis, dan tim perumus, manakala diperlukan.

2) Pelaksanaan diskusi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah:


Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi kelancaran
diskusi.
Mmberikan pengarahan seelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan
tujuan yang ingijn dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengn jenis
diskusi yang akan dilaksanakan.
Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan suasana atau iklim
belajar yang menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling menyudutkan
dan lain sebagainya.
Mengendalikan pembicaraaan kepada pokk persoalan yang sedang dibahas.
Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pebahasan
menjadi lebar dan tidak focus.

3) Menutup diskusi

Akhri dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah


dilakukan hal-hal sebagai berikut
Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil
diskusi.

15
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta


sebagai umpan baik untuk peraikan selanjutnya.

4. Metode Simulasi

Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat
seakan-akan. Sebagai metode pengajar, semulai dapat diartikancara penyajian
pengalaman elajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang
konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi data digunakan sebagai
metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat
dilakukan sefcara langsung pada objek yang sebenarnya. Belajar bagaimana
khusus misalnya, siswa sebelum menggunakan mesin yang benarnya akan lebih
bagus melalui simulasi terlebih dahulu. Demikian juga untuk mengembangkan
pemahaman dan penghayatan terhadap suatu eristiwa, penggunaan simulai akan
sangat bermanfaat.

a. Kelebihan dan Kelemahan Metode Simulasi

Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode


mengajar, di antaranya:
1) Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi
yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun
menghadapi dunia kerja.
2) Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi
siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topic yang
disimulasikan.
3) Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
4) Memperkaya pengetahuan, sikan, dan ketarampilanyang diperlukan dalam
menhadapi berbagai8 situasi social yang problematis.
5) Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pemebelajaran.

Disamping memiliki kelebihan, simulai juga mempunyai kelemahan, di


antaranya:

16
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

1) Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai
dengan kenyataan di lapangan.
2) Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat
hidburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
3) Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa
dalam melakukan simulasi.
b. Jenis-jenis simulasi

Simulasi terdiri dari beberpaa jenis, diantaranya:


1) Sosiodrama

Sosiodrama adalaah metode pembelajaran bermaian peran untuk


memecahkan masalah-masalah ang berkaitan dengan fenomena social,
permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah
kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluargayang otoriter, dan lain sebagainya
sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan
maslah-masalah social serta mengembangkan kemampuan siswa untuk
memecahkannya.
2) Psikodrama

Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang


bertitik tolak dari permasalahan-permasalahan psikologis. Psikodrama biasanya
digunakanuntuk terapi, yaitu agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik
tentang dirinya, menemukan konse4p diri, menyatakan reaksi terhadap tekanan-
tekanan yang dialaminya.
3) Role playing

Role playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai


bagian dri simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi eristiwa sejarah, mengkreasi
peristiwa-peristiwa actual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada
masa mendatang. Topic yang dapat diangkat untuk role playing misalnya kejadian
seputar pemberontakan G 30 S/PKI, memainkan peran sebagai juru kampanye
suatu partai untuk gambaran keadaan yang mungkin muncul pada abad teknologi
informasi.

17
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

Langkah-langkah Simulasi
1) Persiapan simulasi

Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak di capai oleh
simulasi.
Guru memberikan gambaran masalah dlam situasi yang akan disimulasikan.
Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dlam simulasi, peranan yang
harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan.
Guru memebrikan kesempatan kepada siswa utuk bertanya khususnya pada
siswa yang terlihat dlam pemeran simulasi.

2) Pelaksanaan simulasi

Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.


Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.
Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat
kesulitan.
Simulasi hendaknya dihentikan ada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk
mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang
disimulasikan.

3) Penutup

Melakukan diskusi baik tentang jalannya semulasi maupun materi ferita yang
disimulasikan. Guru harus mendorong agar siswa dapat memeberikan kritik
dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.
Merumuskan kesimpulan.

B. Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar

1. Konsep Dasar Media

Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium”, yang berarti
perantara atua pengantar. Kata media berlaku untuk berbagai kegiatan atau usaha,
seperti media dalam bidang teknik. Istilah media digunakan juga dalam bidang

18
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

pengajaran atau pendidikan sehingga istilahnya menjadi media pendidikan atau


media pembelajaran.
Ada beberapa konsep atau definisi media pendidikan atau media
pembelajaran. Rossi dan Breidle (1966: 3) mengemukakan bahwa media
pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai
tujuan pendidikan seperti radio, televise, buku, koran, majalah, dan sebagainya.
Menurut rossi alat semacam radio dan televise kalau digunakan dan di program
untuk pendidikan maka mrupakan media pembelajaran.
Namun demikian, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, akan
tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dan memperleh pengetahuan
Gerlach dan Ely (1980: 244) menyatakan: Á medium, conceived is any person,
material or eent that establishs condition which enable the learner to acguire
knowledge, skill, and attitude.” Menurut Gerlach secara umum media itu eliputi
orang, bahan, perlatan, atau ketgiatan yang menciptakan kondisi yang
memungkinkansiswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Jadi,
dalam pengertian ini media media bukan hanya alat perantara seperti TV, radio,
slide, bahan cetak, tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar atau
juga berupa kegiatan semacam diskusi, seminar, karya wisata, simulasi, dan lain
sebagainya yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan,
mengubah sikap siswa atau untuk menambah ketampilan.
Dari dua pengertian diatas, maka tampak pengetian terakhir yang
dikemukakan Gerlach lebih luas dibandingkan dengan pengertian yang pertama.
Selain pengertian di atas, ada juga yang berpendapat bahwa media
pengajaran meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).
Hardware adalah alat-alat yang dapat mengantarkan pesan seperti overhead
projector, radio, televise, dan sebagainya. Sedangkan software adalah isi program
yang mengandung pesan seperti informasiyang terdapat pada transparasnsi atau
buku dan bahan-bahan cetakan lainnya, ceritakan yang terkandung dalam film
atau materi yang disuguhkan dalam bentuk bagan, grafik, diagram, dan lain
sebagaiminya.

19
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

2. Pentingnya Media Pembelajaran

Mengajar data dipandang sebagai usaha yang dilakukan guru agar siswa
belajar. Sedangkan, yang dimaksud dengan belajar itu sendiri adalah proses
prubahan tingkah laku melalui pengalaman. Pengalaman itu dapat berupa
pengalaman langsung dan penglaaman tidak langsung. Pengalaman langsung
adalah pengalaman yang diperoleh melalui aktivitas sendiri pada situasi yang
sebernarnya. Contohnya, agar siswa belajar bagaimana mengoperasikan computer,
maka guru menyediakan computer untuk digunakan oleh siswa; agar siswa
memiliki ketarampilan mengendarai kendaraan, maka secara langsung guru
membimbing siswamenggunakan kendaraan yang sebenarnya; demikan juga
memberikan pengalaman bermain gitar, mengetik, menjahit, dan lain sebagainya,
atau mungkin juga pengalaman langsung untuk mempelajari objek atau bahan
yang pengalamanlangsung untuk mempelajari objek atau bahan yang dipelajari,
contohnya pengalaman langsung melihat dan mempelajari Candi Borobudur,
penglaman langsung melihat kerbau di sawah, dilandasan, atau pengalaman
langsung mempelajari benda-benda elektronik, dan lain sebagainya.
Pengalaman langsung semacam itu tentu saja merupakan proses belajar
yang sangat bermanfaat, sebab dengan mengalami secara langsung kemungkinan
kesalahan persepsi akan dapat dihindari.
Namun demikian, pada kenyataannya tidak semua ahan pelajaran dapat
disajikan secara langsung. Untuk mempelajari bagaiman kehidupan makhluk
hidup di dasar lautan, atau membelah dada manusia hanya untuk mempelajari cara
kerja organ tubuh manusia, seperti cara kerja jantung ketika memompakan darah.
Untuk memebrikan pengalaman belajar semacam itu, guru memerlukan alat Bantu
seperti film atau foto-fto dan lain sebagainya. Demikian juga untuk mempunyai
keterampilan memberdah atau melakukan operasi pada manusia, pertama kali
tidak perlu melakukan pembedahan langsung, akan tetapi dapat menggunakan
benda semacam boneka yang mirip dengan manusia. Atau untuk memperoleh
keterampilan mengemudikan pesawat ruang angkasa, dalam proses
pembelajarannya dapat melakukan simulasi terlebih dahulu dengan pesawat yang

20
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

mirip dan memiliki karakteristik yang sama.alat yand dapat membantu proses
belajar ini yang dimaksud dengan media atau alat peraga pembelajaran.
Untuk memahami eranan media dalam proses mendapatkan pengalaman
belajar bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang
kemudian dinamakan kerucut penglaaman (cone of experience). Kerucut
pengalaman Edgar Dale ini pada saat ini dianut secara luas untuk menentukan alat
bantu atau media apa yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar
secara mudah.
Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale itu memberikan
gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses
erbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati dan
mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahawa.
Semakin konkret siswa mempelajari ahan pengajaran, contohnya me3lalui
penglaman langsung, maka semakin banyaklah pengalaman yang diperoleh siswa.
Sebaliknya, semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman, contohnya hanya
mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang akan
diperoleh siswa.
Selanjutnya uraian setiap pengalaman belajar seperti yang digambarkan
dalam kerucut pengalaman tersebut akan dijelaskan berikut ini.

a. Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh siswa sebagai


hasil dari aktivitas sendiri. Siswa mengalami, pencapaian tujuan. Siswa
berhubungan langsung dengan objek yang hendak dipelajaritanpa
menggunakan perantara. Karena pengalaman langsung inilah maka ada
kecenderungan hasil yang diperoleh siswa menadi konkret sehingga akan
memiliki ketetapan yang tinggi.

b. Penglaman tiruan adalah pengalaman yang diperoleh melalui benda atau


kejadian yang dimanipulasi agar mendekati keadaan yang sebenarnya.
Pengalaman tiruansudah bukan pengalaman langsung lagi sebab objek yang
dipelajari bukan yang asli atau yang sesungguhnya, melainkan benda tiruan
yang menyerupai yang benda aslinya. Mempelajari ojek tiruan sangat esar

21
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

manfaatnya terutama untuk menghindari terjadinya verbalisme. Misalkan


siswa akan mempelajari kanguru. Oleh karena binatan tersebut sulit diperoleh
apalagi dibawa ke dalam kelas, maka untuk mempelajarinya dapat digunakan
model binatang dengan wujud yang sama namun terbuat dari plastic.

ABSTRAK

Verbal

Lambang
Verbal

Visual

Radio

Film

Televisi

Karyawisata

KONKRET
Demonstrasi

Pengalaman melalui drama

Pengalman melalui benda tiruan

Verbal

BAGAN 7-1
Kerucut Penglaman Edgar Dale

c. Pengalaman melalui drama, yaitu penglaaman yang diperoleh dari kondisi dan
situasi yang diciptakan melalui drama (peragaan) dengan menggunakan
scenario yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Walaupun siswa

22
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

tidak mengalamai sescara langsung terhadap kejadian, namun melalui drama,


siswa akan lebih menghayati erbagai peran yang disuguhkan. Tujuan belajar
melalui drama ini agar siswa memperoleh pengalaman yang lebih jelas dan
konkret.
d. Pengalaman melalui demonstrasi adalah teknik penyampaian informasi
melalui peragaan. Kalau dalam drama siswa terlibat secara langsung dalam
masalah yang dipelajari walaupun bukan dlam situasi nyata, maka pengalaman
melalui demonstrasi siswa hanya melihat peragaan orang lain.

e. Pengalaman wisata, yaitu pengalaman yang diperoleh melalui kunjungan


siswa ke suatu objek yang ingin dipelajari melalui wisata siswa dapat
mengamati secara langsung, mencatat, dan bertannya tentang hal-hal yang
dikunjungi. Selanjutnya pengalaman yang diperoleh dicatat dan disusun dalam
cerita/akalah secara sistematis. Isi catatan disesuaikan dengan tujuan kegiatan
ini

f. Pengalaman melalui peeran. Pemeran adalah usaha untuk menunjukkan hasil


karya. Melalui pemeran siswa dapat mengamati hal-hal yang ingin dipelajari
seperti karya seni baik seni tulis, modern dengan berbagai ceara
kerjanya.pemeran lebih abstrak sifatnya dibandingkan dengan wisata, sebab
pengalaman ang diperoleh hanya terbatas pada kegiatan mengamati wujud
benda itu sendiri. Namun demikain, untuk memperoleh wawasan, dapat
dilakukan melalui wawancara dengan pemandu dan membaca leaflet atau
booklet yang disediakan penyelenggara.

g. Penglaman melalui televise merupakan pengalaman tidak langsung, sebab


televise merupakan perantara. Melalui televise siswa dapat menyaksikan
erbagai peristiwa yang ditayangkan dari jarak jauh sesuai dengan program
yang dirancang.

h. Pengalamann melaui gambar hidup dan film. Gambar hidup atau film
merupakan rangkaian gambar mati yang diproyaksikan pada layer dengan

23
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

kecepatan tertentu. Dengan mengamati film siswa dapat belajar sendiri,


walaupun ahan belajarnya terbatas sesuai de4ngan naskah yang disusun.

i. Penglaaman melalui radio, tape recorder dan gambar. Pengalaman melalui


media ini sifatnya lebih abstrak disbandingkan pengalaman melalui gambar
hidup sebab hanya mengadalkan salah satu indra saja yaitu indra pendengaran
atau indra penglihatan saja.

j. Pengalaman melalui lambang-lambang visual seperti grafik, gambar, dan


bagan. Sebagai alat komunikasi lambang visual dapat memberikan
pengetahuan yang lebih luas kepada siswa. Siswa lebih dapat memahami
berbagai perkembngan atau struktur melalui bagan dan lambing visual
lainnya.

k. Penglaman melalui lambang verbal, merupakan pengalaman yang sifatnya


lebih abstrak. Sebab, siswa memperoleh pengalamanhanya melalui bahasa
baik lisan maupun tulisan. Kemungkinan terjadinya verbalisme sebagai akibat
dari perolehan pengalaman melalui lambang verbal sangat besar. Oleh seab
itu, sebaiknya penggunaan bahasa verbal harus disetai dengan penggunaan
media lain.

Apabila kita perhatikan kerucut pengalaman yang dikemukakan Edgar


Dale, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan itu dapat diperoleh
melalui pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Semakin langsung
objek yang dipelajari, maka semakin konkret pengetahuan diperoleh; semakin
tidak langsung pengetahuan tu diperoleh, maka semakin abstrak pengetahuan
siswa.
Dari gambaran kerucut pengalaman tersebut, siswa akan lebih konkret
memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung melalaui enda-benda
tiruan, pengalaman melalui drama, domonstrasi wisata dan melalui pemeran. Hal
ini memungkinkan karena siswa dapat secara langsung berhubgungan dengan
objek yang dipelajari sedangkan siswa akan lebih abstrak memperoleh

24
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

pengetahuan melalui benda atau alat perantara seperti televise, gambar hidup/film,
radio atau tape recorder, lambang visual, lambang verbal.
Memerhatikan kerangka pengetahuan ini, maka kedudukan komponen
media pengajaran dalam system proses belajar mengajar mempunyai fungsi yang
sangat penting. Sebab, tidak semua pengalaman belajar dapat diperoleh secara
langsung. Dalam keadaan ini media dapat digunakan agar lebih memberikan
pengetahuan yang konkret dan tepat seta mudah dipahami.

3. Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran

Perolehan pengetahuan siswa seperti digambarkan Edgar Dale


menunjukkan bahwa pengatahuan akan semakin abstrak apabila ana disampaikan
melalui bahasa verbal. Hal ini memungkinkan terjadinya verbalisme, artinya siswa
hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yang
terkandung dalam kata tersebut. Hal semacam ini dapat menimbulkan kesalahan
persepsi siswa. Oleh seab itu sebaiknya diusahakan agar penglaman siswa menjadi
lebih konkret, pesan ang ingin disampaikan benar-benar dapat mencapai sasaran
dan tujuan yang ingin dicapai, dilakukan melalui kegiatan yang dapat
mendekatkan siswa dengan kondisi yang sebenarnya.
Hal lain, menyampaikan informasi yang hanya melalui bahasa verbal
selain dapat menimbulkan verbalisme dan kesalahan persepsi, juga gairah siswa
untuk menangkap pesan akan semakin kurang, karena siswa kurang diajak
berpikir dan menghayati pesan yang disampaikan, padahal untuk memahami
sesuatu perlu keterlibatan siswa baik fisik maupun psikis.
Namun, pada kenyataannya memebrikan pengalaman langsung kepada
siswa bukan sesuatu yang mudah bukan hanya menyangkut kepada siswa bukan
sesuatu yang mudah bukan hanya menyangkut segi perencanaan dan waktu saja
yang dapat menjadi kendala, akan tetapi memang ada sejumlah pengalaman yang
sangat tidak mungkin dipelajari secara langsung oleh siswa. Katakanlah ketika
guru ingin memebrikan informasi tentang kehidupan didasar laut, maka tidak
mungkinpengalamn tersebut diperoleh secara langsung oleh siswa. Oleh karena
itu, peranan media pembelajaran sangat diperlukan dalam suatu kegiatan belajar

25
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

mengajar. Guru dapat menggunakan film, televise, atau gambar untuk


memebrikan iformasi yang lebih baik kepada siswa. Melalui media pembelajaran
hal yang bersifat abstrak bias lebih menjadi konkret.
Memerhatikan penjelsan diatas, maka secara khusus media pemebelajaran
memiliki fungsi dan berperan untuk:

a. Mengangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu.

Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat di abadikan


dengan foto, film,atau direkam melalui video atau audio, kemudian peristiwa itu
dapat disimpan dan dapat digunakan manakala diperlukan. Guru dapat
menjelaskan roses terjadinya gerhana matahari yang langka melalui hasil rekaman
video. Atau, bagaimana roses perkembangan ulat enjadikupu-kupu; proses
perkembangan bayi dalam rahim dari mulai sel telur dibuahi hingga menjadi
embrio dan berkembang menjadi bayi. Demikian juga dalam pelajaran IPS guru
dapat menjelaskan bagaimana terjadinya peristiwa proklamasi melalui tayangan
film dan lain sebagainya.

b. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu

Melalui media pemelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang


bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipelajari dan dapat
mengilangkan verbalisme. Misalkan untuk menyampaikan bahan pelajaran
tentang system peredaran darah pada manusia dapat disajikan melalui film.
Selain itu, media pembelajaran juga bias membantu menampilkan objek
yang terlalu besar yang tidak mungkin dapat ditampilkan di dalam kelas, atau
menampilkan objek yang terlalu kecil yang sulit dilihat dengan menggunakan
mata telanjang. Benda atau objek yang terlalu besar misalkan alat-alat perang,
berbagai binatang buas, benda-benda langit, dan lain sebagainya. Untuk
menampilakan objek tersebut guru dapat memanfaatkan film slide, foto-foto, atau
gambar. Benda-benda yang terlalu kecil, misalkan bakteri, jamur, virus dan lain
sebagainya. Untuk mempelajari objek tersebut dapat memanfaatkan mikrosekop,
atau microprojector.

26
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

Untuk memanipulasi keadaan, juga media pembelajaran dapat


menampilkan suatu proses atau gerakan yang terlalau cepat yang sulit diikuti
seperti gerakan mobil, gerakan kapal terbang, gerakan-gerakan pelari atau gerakan
yang sedang berolah raga; atau sebaliknya dapat mempercepat gerakan-gerakan
yang lambat, seperti ger akan pertumbuhan taman, perubahan warna zat, dan lain
sebgainya.

c. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa

Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga


perhtian siswa terhadap materi pemebelajaran dapat lebih meningkat. Sebagai
contoh sebelum menjelaskan materi pelajaran tentang polusi, untuk dapat menarik
pethatian siswa terdapat topic tersebut, maka guru memutar film terlebih dahulu
tentang banjir atau tentang kotoran limbah industri dan lain sebagainya.
Dari beberapa fungsi diatas, maka media pembelajaran meiliki nilai praktis
sebagai berikut:
Pertama, media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki
siswa.
Kedua, media dapat mengatasi batas ruang kelas. Hal ini terutama untuk
menyajikan ;bahan belajar yang sulit dipahami secara langsung oleh peserta.
Dalam kondisi ini media dapat berfungsi untuk:
a. Menampilkan objek yang terlalu besar untuk dibawa kedalam kelas.
b. Memperbesar serta memperjelas objek yang terlalu kecil yang sulit dilihat
oleh mata telanjang, seperti sel-sel butir darah/molekul bakteri dan
sebagainya.
c. Mempercepat gerakan suatu proses yang terlalu lambat sehingga dapat
dilihatkan dalam waktu yang lebih cepat.
d. Memperlambat proses gerakan yang terlalu cepat.
e. Menyederhanakan suatu objek yang terlalu kompleks. Memperjelas bunyi-
bunyian yang sangat lemah sehingga dapat ditangkap oleh teling.

27
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

Ketiga, media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara


peserta dengan lingkungan.
Keempat, media dapat mengsilkan keseragaman pengamatan.
Kelima, media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata, dan tepat.
Keenam, media dapat membangkitakan motivasi dan merangsang peserta
untuk belajar dengan baik.
Ketujuh, media dapat membangkitakan keinginan dan minat baru.
Kedelapan, media dapat mengontrol kecepatan belajar siswa.
Kesembilan, media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-
hal yang konkret sampai yang abstrak.

4. Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi


tergantung dari sudut mana melihatnya.

a. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi kedalam:

1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media
yang hanya memiliki unsure suara, seperti radio atau media yag hanya
memiliki unsure suara, seperti radio dan reakaman suara.
2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsure suara. Yag termasuk ke dalam media ini adalah film
slide, foto, transparasnsi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang
dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.
3) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain menggunakan unsure
suara juga mengandung unsure gambar yang bias dilihat, misalnya
rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya.
Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab
mengandung kedua unsure media yang pertama dan kedua.

28
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam :

1) Media yang mejmiliki liput yang las dan serentak seperti radio dan
televise. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian
yang actual secara serentak tanpa harus menggunakanruangan khusus.
2) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas leh ruang dan waktu
seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.

c. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam:

1) Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip, transparansi, dan
lain sebagainya jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi
khusus seperti film projector untuk memproyeksikan film, slide projector
untuk memproyeksikan film slide, operhead projector (OHP) untuk
memproyeksikan transparasi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini.
Maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.

5. Prinsip-prinsip Pnggunaan Media

Prinsip pokok yang harus diperhatikan dlampenggunaan media pada setia


kegiatan belajar mengajar adaalah bahwa media digunakan dan diarahkan untuk
mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami ateri pelajaran. Dengan
demikian, penggunaan media harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa. Hal ini
perlu ditekankan sebab sering media dipersiapkan hanya dilihat dari sudut
kepentingan guru. Contohnya, oleh karena guru kurang menguasai bahan
pelajaran yang akan diajarkan, maka guru persiapkan media OHT, dan oleh sebab
OHT digunakan untuk kepentingan guru, maka transparansi tidak didesain dengan
menggunakan prinsip-prinsip media pembelajaran, melainkan seluruh pesan yang
ingin disampaikan dituliskan pada transparan hingga menyerupai koran.
Kejadian lain yang sering terjadi adalah ketika guru menggunakan media
film atau melakukan karyawisata. Oleh karena media digunakan tidak diarahkan
untuk mempermudah belajr, maka aik film maupun karyawisata sering hanya
dijadikan sebagai media hiburan saja.

29
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

Agar media pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkan


siswa, maka ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan, di antaranya:

a. Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai ddan diarahkan untuk
mencfapai tujuan pembelajaran. Media tidak digunakan sebagai alat
hiburan, atau tidak semata-mata dimanfaatkan untuk mempermudah guru
menyampaikan materi, akan tetapi benar-benar utuk membantu siswa
belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

b. Media yang akan digunakanharuys sesuai dengan materi pembelajaran.


Sesuai dengan materi pembelajaran. Setiap materi pelajaran memiliki
kekhasan dan kekompksan. Meida yang akan digunakanharus sesuai
dengan kompleksitas materi pemelajaran. Contohnya untuk
membelajarkan siswa memahami pertumbuhan jumlah pandduduki di
Indonesia, maka guru perlu mempersiapkan semacam grafik yang
mencerminkan pertumbuhan itu.

c. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi


siswa. Siswa yang memiliki kemampuan mendengarkan yang kurang baik,
akan sulit memahami pelajaran manakala digunakan media yang bersifat
auditif. Demikian juga sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan
penglihatan yang kurang. Akan sulit menangkap bahan pemebelajaran
yang disajikan melalui media visual. Setiap siswa memiliki kemampuan
dan gaya yang berbeda. Guru perlu memerhatikan setiap kemampuan dan
gaya tersebut.

d. Media yang akan diguanakan harus memerhatikan efektivitas dan efisiensi.


Edia yang memrluian peralatan yang mahal belum tentu efektif untuk
mencapai tujuan tertentu. Demikian juga media yang sangat sederhana
belum tentu tidak memiliki nilai. Setiap media yag dirancang guru perlu
memerhatiakn efektivitas penggunanya.

30
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

e. Media yang diguanakn harus sesuai dengan kemampuan guru dalam


engoperasikannya. Sering media yang kompleks terurama media-media
mutakhir seperti media computer, LCD, dan media elektronik lainnya
memerlukan kemampuan khusus dlam mengoperasikannya. Media
secanggih apapun tidak akanbisa menolong tanpa kemampuan teknis
mengoperasikan dan memanfaatkan media yang akan digunakan. Hal ini
perlu ditekankan, sebab sering guru melakukan kesalahan-kesalahan yang
prinsip dlam menggunakan media pembelajaran yang pada akhirnya
penggunaan media bukan menambah kemudahan siswa belajar, malah
sebaliknya mempersulit siswa.

6. Suber Belajar

Yang dimaksud dengan sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat
dimanfaaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Dalam proses penyusunan perencanaan program pemebelajaran.guru perlu
menetapkan sumber apa yang dapat digunakanoleh siswa agar meraka dapat
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dalam pengajaran tradisional, guru sering hanya menetapkan buku sebagai
sember belajar. Itu pun biasanya terbatas hanya dari salah satu buu tertentu saja.
Dalamproses pembalajaran yang dianggap modern sesuai tuntutan standar proses
pendidikan dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
khususnya teknologi informasi, maka sebaiknya guru memanfaatkan
sumber0sumber lain selain buku. Hal ini penting, sebab penggunaan salah satu
sumber tertentu saja, akan membuat pengetahuan siswa terbatas dari satu sumber
yang ditetapkan itu.
Beberapa sumber elajar yang bias dimanfaatkan oleh guru khususnya
dalam setting proses pembelajaran di dalam kelas di antaranya adalah:

31
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

a. Manusia sumber

Manusia merupakan summer utama dalam proses pembelajaran. Dalam


usaha pencapaian tujuan pembelajaran, guru dapat memanfaaatkannya dalam
setting proses belajar mengajar. Misalkan untuk empelajari undang-undang lalu
lintas, guru biasa menggunakan polisi lalulintas sebagi sumber belajar utama
siswa. Demikian juga untuk mempelajari topic yang berhubungan dengan
kesehatan, guru dapat memanfaatkan tenaga medis seperti dokter atau perawat
kesehatan.
Memang pemanfaatan manusia sebagai sumber belajar oleh guru
khususwnya dalam setting proses belajar mengajar di dalam kelas, masih belum
memasyarakat. Selama ini penggunaan manusia sumber baru digunakan diluar
kelas, itupun masihsangat terbatas. Akan tetapi dalam proses pendidikan modern,
hal ini perlu dicoba. Sebab, penggunaan manusia sumber secara langsung akan
menamah motivasi belajar serta akan menambah waasan yang luas, di samping
dapat menghindari terjadinya salah persepsi.

b. Alat dan Bahan Pengajaran

Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membantu guru
sedangkan bahan pengajaran adalah segala sesuatu yang mengandung pesan ang
akan disampaikan kepada siswa. Alat dan bahan biasanya menjadi satu kesatuan
yang tidak terpisahkan. Yang menjadiahan pelajaran di antaranya, adalah buku-
buku, majalah, koran dan bahan cetak lainnya transparasi yang telah berisi pesan
yang akan disampaikan, film slide, foto, gambar, dan lain sebgainya. Sedangkan
yang termasuk pada alat adalah seperti overhead projector (OHP) atau alat
pewayang pandang (OHP) untuk memproyeksikan transparansi, slide projekctor
untuk menayangkan film slide, tape, video player memutar kaset audio dan kaset
video, dan lain sebagainya.

32
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

c. Berbagai Aktivitas dan Kegiatan

Yang dimaksud aktivitas adalah segala perbuatan yang sengaja dirancang


oleh guru untuk memfasilitsi kegiatan belajar siswa seperti kegiatan diskusi,
demonstrasi, simulasi, melakukan percobaan, dan lain sebagainya.

d. Lingkungan atau Setting

Adalah segala sesuatu yang dapat memungkinkan siswa belajar. Misalnya,


gedung sekolah, perpustakaan laboratorium, taman, kantin sekolah, dan lain
sebagainya.

33
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi
informasi, sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi
pemebelajaran. Melalui kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan berbagai
media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pemebelajaran. Dengan menggunakan
media komunikasi bukan saa dapat mempermudah dan mengefektifkan proses
pembelajaran, akan tetapi juga bias membuat proses pembelajaran lebih menarik
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses
komunikasi selalu melibatkan tiga komonen pokok, yaitu komponen pengirim
pesan (guru), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri
yang biasanya berupa meteri pelajaran. Kadang-kadang dalam proses
pembelajaran terjadikegagalan komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan
yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal, artinya
tidak seluruh materi pelajaran dan dipahami dengan baik oleh siswa; lebih parah
lagi siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan.
Untuk menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun strategi pemebelajaran
dengan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar.

34
Download versi file Ms. Word-nya di:
http://bisnisbook.wordpress.com
http://ebookloe.wordpress.com

DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana

35

You might also like