You are on page 1of 7

TUGAS

EKONOMI TEKNIK
STUDI KASUS “ BISNIS LAUNDRY “

OLEH :

YOGI WARDANA NRP : 2107100115

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA
ABSTRAK

Enterpreuner / wirausaha merupakan hal yang lagi tren dikalangan Mahasiswa. Banyak
pelatihan – pelatihan yang menggunakan tema enterprenership. Hal ini tidak lepas dari program
Pemerintah untuk meningkatkan inovasi mahasiswa dalam berwirausaha. Sehingga diharapkan nantinya
mahasiswa tidak hanya bekerja dengan orang lain melainkan dapat berwirausaha sendiri dan dapat
membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Bisnis Plan merupakan salah satu program usaha dari
pemerintah untuk mahasiswa. Dalam lomba tersebut mahasiswa harus mempunyai rancangan anggaran
dana untuk membuka suatu usaha. Analisa ekonomi teknik merupakan dasar yang harus dimiliki seorang
mahasiswa teknik sebagai bekal untuk membuka usaha atau berinvestasi. Dengan mengetahui analisa –
analisa tersebut bisnis yang akan dijalankan ada dasar perencanaan yang matang. Sebagai contoh dalam
laporan ini akan dibahas sekilas mengenai bisnis” Laundry “dan analisa – analisa menurut Ekonomi
Teknik. Dalam mendirikan suatu usaha Laundry dibutuhkan analisa – analisa yang tidak terlalu rumit
diantaranya, menggunakan analisa BEP , analisa payback periode , Depresiasi , dan lain-lain. Dari analisa
tersebut dapat ditentukan berapa harga pakaian /kg, depresiasi dari mesin dll. Hasil yang diharapkan
dari analisa dengan ekonomi teknik diatas adalah penentuan tempat yang strategis, paket harga yang
diberikan, diskon dengan ketentuan yang ada, dan dapat diketahui waktu yang diperlukan untuk
mengembalikan modal membangun usaha laundry tersebut.

LATAR BELAKANG

Analisa ekonomi teknik merupakan dasar yang harus dimiliki seorang mahasiwa teknik untuk
menganalisa strategi yang harus diambil ketika melakukan suatu investasi. Untuk itu diperlukan estimasi
biaya investasi yang harus dikeluarkan, estimasi biaya – biaya operasional seperti perawatan dari mesin
cuci, biaya pegawai, dan lain – lain. Selain itu juga dibutuhkan estimasi lamanya mesin dapat digunakan,
estimasi tingkat suku bunga , dan estimasi nilai sisa dari mesin tersebut. Bisnis laundry merupakan usaha
yang menjanjikan disekitar daerah Kampus. Hal ini dikarenakan aktivitas dari mahasiswa yang padat
yang tidak memungkinkan mahasiswa untuk mencuci pakaian. Dengan harga yang terjangkau, maka
mahasiswa beralih untuk menaruh baju mereka ke toko – toko laundry daripada mencuci sendiri. Dari
pihak investor hal ini merupakan hal yang menguntungkan untuk melakukan investasi. Dengan
menggunakan analisa ekonomi teknik dan strategi pemasaran yang bagus maka usaha laundry bisa
dijalankan. Penentuan harga merupakan hal yang paling menentukan keberhasilan usaha laundry.
Dengan harga yang dapat bersaing dengan usaha laundry yang lain dan keunggulan – keunggulan yang
beda juga merupakan penentu keberhasilan usaha ini.

RUMUSAN STUDI KASUS

Rumusan yang dibahas adalah bagaimana menentukan alternative investasi yang terbaik, biaya tetap
dengan biaya variable , menentukan harga pencucian pakaian / kg agar tercapai BEP, menentukan
depresiasi dari mesin yang digunakan, menentukan kapan modal bisa dikembalikan dan terakhir
menghitung pajak yang dikenakan pada pemilik laundry
METODOLOGI PEMECAHAN

Dalam laporan ini metodologi yang dilakukan meliputi tahapan sebagai berikut :

1. Pemilihan alternative yang digunakan apakah laundry akan berada di sekitar kampus atau diluar
kampus

2. Menentukan biaya investasi / modal


Biaya investasi ini merupakan total biaya yang dikeluarkan untuk permulaan sebelum membuka
suatu usaha. Investasi ini dapat dilakukan dengan modal sendiri maupun dengan pinjaman dari
Bank , untuk menutupi kekurangan dari modal yang dimiliki.

3. Menentukan biaya – biaya operasional

Biaya operasional ini berdasarkan pada periode waktu per bulan. Biaya – biaya yang termasuk
biaya operasional meliputi :

a. Biaya tetap
b. Biaya variable
c. Biaya total

4. Menghitung BEP dari usaha laundry

5. Menghitung Payback period ( Waktu pengembalian Modal)

6. Menghitung Depresiasi dari mesin cuci dam mesin pengering yang digunakan. Diasumsikan
umur mesin 5 tahun dengan nilai sisa diasumsikan

7. Menghitung pajak yang dikenakan pada pemilik laundry

ANALISA DAN INTERPRETASI

Dalam mengawali usaha laundry diperlukan analisa dimana usaha laundry akan didirikan. Hal ini
sesuai target pasar yang diinginkan oleh investor atau pemilik modal. Dalam hal ini akan
dibandingkan dimana lokasi yang tepat untuk mendirikan usaha laundry. Penjelasan ini hanya
sebatas pandangan umum dan tidak dijelaskan dengan perhitungan apakah usaha akan berada di
sekitar kampus atau di luar kampus.Ketika usaha ini berada di sekitar kampus jelas bahwa target
yang diinginkan adalah kalangan mahasiswa dan perumahan yang ada di sekitar kampus dan
masyarakat yang berada di sekitar kampus juga. Sedangkan ketika usaha ini berada diluar
kampus( di perkampungan / perumahan ) maka target nya adalah anggota keluarga di suatu rumah
tangga. Sehingga dengan beberapa analisa sederhana di atas maka selayaknya usaha laundry ini
berada di sekitar kampus ( misalnya dengan kampus yang jumlah mahasiswa nya banyak ). Usaha
laundry merupakan usaha dengan modal yang tidak terlalu besar. Sehingga dalam analisa ini
investasi yang dikeluarkan adalah dari modal sendiri tidak melalui pinjaman ( bank atau perkreditan,
dll). Meskipun demikian tetap harus menetapkan MARR dengan nilai tertentu sebagai pertimbangan
untuk melakukan investasi. Dalam menentukan hal – hal (bahan , peralatan, dll ) apa saja yang
diperlukan dalam usaha ini, terlebih dahulu harus mengetahui apa yang dimaksud dengan biaya
tetap, biaya variabel dan biaya total. Biaya tetap ( fixed cost ) adalah biaya – biaya yang besarnya
tidak dipengaruhi oleh volume produksi. Biaya tetap dalam usaha ini adalah biaya sewa tanah, biaya
gaji pegawai dan biaya penyusutan mesin. Biaya variable adalah biaya – biaya yang besarnya
tergantung ( biasanya linier ) terhadap volume produksi. Biaya variabel dalam usaha ini adalah biaya
bahan baku, biaya kemasan, biaya, biaya listrik, biaya iuran air (PDAM), dll. Sedangkan biaya total
adalah penjumlahan antara biaya tetap dengan biaya variable. Modal yang dibutuhkan dalam usaha
ini sekitar 17 juta dengan rincian dana awal yang dikeluarkan akan dijelaskan lebih lanjut dibawah
ini. Biaya yang tertera di bawah ini sebagian besar merupakan biaya dari survey di tempat
perbelanjaan ( mall, supermarket ,dll ) dan dari referensi buku mengenai bisnis usaha laundry.

Rincian Modal/ investasi awal yang dikeluarkan adalah sebagai berikut :

1. Mesin cuci kapasitas 5kg 2 buah@ 4.5 jt = 9.000.000


2. Mesin pengering kapasitas 5 kg 1 buah = 3.000.000
3. Ember plastic 5 buah @25.000 = 125.000
4. Setrika 300 watt 2 buah @ 110.000 = 220.000
5. Timbangan 1 buah @ 150.000 = 150.000
6. Kipas angin / blower besar 1 buah = 300.000
7. Penjepit baju ( 100 pcs) = 50.000
8. Gantungan baju 100 buah @2000 = 200.000
9. Papan nama +banner + spanduk = 500.000
10. Renovasi tempat usaha (5 tahun sekali ) = 2.000.000
11. Inventaris (meja ,kursi lemari baju ) = 1.000.000

Total modal = Rp.16.995.000

Rincian Biaya operasional/bulan adalah sebagai berikut :

1. Biaya tetap
a. Sewa tempat usaha = (7.5 juta / tahun )
b. Gaji karyawan 2 orang @ 500.000 = 1000.000
c. Penyusutan mesin cuci = 750.000/ 12 = 62500
d. Penyusutan mesin pengering = 500.000 / 12 = 41.700

2. Biaya variable
a. Biaya bahan baku :
1. Detergen = Rp15.000 x 25 = 375.000
2. Pelican setrika pakaian = Rp5000x5 botol = 25.000
3. Pewangi = Rp 30.000 x 2 botol = 60.000
b. Biaya bahan kemasan:
1. Plastik kemasan = Rp 60.000 x 1 gulung = 60.000
2. Tas plastik (isi 50 buah/ pak ) = Rp10.500 x 6 pak = 63.000
c. Iuran listrik = 400.000
d. Iuran air ( PDAM ) = 350.000
e. Iuran telepon = 100.000

Analisa titik impas ( Break Event Point )

Untuk memperjelas pengertian dari biaya tetap dan biaya variable akan digambarkan grafik seperti
dibawah ini :

a. Biaya tetap b. Biaya variable c. Ongkos Total


Ongkos

Ongkos

Ongkos

Volume produksi Volume produksi Volume produksi

Dari grafik di atas terlihat bahwa biaya total produksi (operasional ) = biaya tetap + biaya variable. Dari
grafik di atas juga terlihat bahwa biaya variable berubah sesuai dengan volume produksi sedangkan
biaya tetap konstan dan tidak dipengaruhi oleh volume produksi. Dalam pembahasan perhitungan biaya
total produksi ini tidak langsung dijumlahkan antara biaya variable dengan biaya tetap. Tetapi ada
penetapan MARR ( 2 % ) yang dimasukkan dalam perhitungan biaya bulanan. Hal ini dikarenakan MARR
dipakai sebagai patokan ketika melakukan investasi walaupun investasi itu dibiayai sepenuhnya oleh
investor sendiri, tanpa pinjaman dari pihak manapun. Diasumsikan modal / investasi akan berumur 2
tahun dengan nilai sisa nol. Ongkos bulanan yang terjadi adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam
usaha laundry.Semua pengeluaran dikonversikan dalam perhitungan /bulan sehingga analisa yang
memperhitungkan ongkos per tahun harus dibawa ke analisa per bulan dengan menetapkan MARR
tertentu.

Sehingga ongkos bulanan menjadi :

17 juta (A/P,2 %,24 ) + 1.433.000 + 41700 + 62500 +1000.000 + 7.5 juta (A/P,2 %,12 )

17 juta (0.0529) +1.433.000 + 41700 + 62500 +1000.000 + 7.5juta (0.0946)


899300 + 1.433.000 + 41700 + 62500 + 1000.000 + 709.500 = 4.146.000

Untuk menghitung lebih lanjut mengenai berapa target yang harus dicuci /bulan agar BEP ( Break Event
Point) tercapai, maka diasumsikan bahwa laundry hanya mencuci satu macam tipe saja/ tanpa adanya
perbedaan produk jasa. Hal ini untuk memudahkan dalam perhitungan. Dengan analisa bahwa mesin
kapasitasnya adalah 5 kg dan waktu mencuci + memeras sekitar 45 menit dan mesin yang dipunyai
berjumlah 2 maka per hari target yang dicuci adalah 100 kg ( dengan 2 mesin bekerja). Dengan
menggunakan perhitungan pada buku ekonomi teknik bahwa agar tercapai nilai BEP maka total
pendapatan dari pakaian yang dicuci harus sama dengan ongkos total dari mencuci pakaian tersebut.

BEP tarif jasa cuci = Total biaya bulanan / target cuci dalam 1 bulan

= Rp 4.146.000 / 3000

= Rp.1382 /kg atau sekitar 1400 / kg

Jadi tarif minimal yang harus ditetapkan untuk tiap kilogram jasa cuci pakaian seharusnya tidak kurang
dari Rp 1400 / kg. Jadi target penyelesaian pencucian pakaian /hari agar tercapai BEP = target cuci dalam
1 bulan / 30 hari ( dalam1 bulan ) = 3000 kg/bulan / 30 hari = 100 kg / hari. Untuk mengetahui waktu
yang diperlukan agar pendapatan = investasi awal maka digunakan metode payback period dengan
asumsi tingkat pengembalian = 1.5 % dan nilai sisa untuk modal diasumsikan 0. Sebelum menghitung
periode balik modal, kita hitung dulu keuntungan yang didapat / bulan dengan mengasumsikan harga
cucian /kg. Asumsi biaya jasa cuci + kering + setrika = Rp. 10.000/5 kg. Maka pendapatan per bulan =
2000 x 100 x 30 hari = Rp.6.000.000. Keuntungan yang didapat = Total penerimaan – total biaya bulanan
= Rp.6.000.000 - Rp. 4.146.000 = Rp.1.854.000. Perhitungan payback periode atau periode kembali
modal adalah sebagai berikut :

0 = - 17 juta + 1.854.000 (P /A,1.5%,N’)

17juta = 1.854.000(P /A,1.5%,N’)

9.17 = (P /A,1.5%,N’)

N’ mendekati 10 bulan

Hal ini merupakan investasi yang sangat menguntungkan dikarenakan masa pakai ekonomis investasi
yang diasumsikan adalah selama 2 tahun dan lebih besar daripada periode pengembalian ( N ‘), yang
hanya 10 bulan saja. Penyusutan mesin - mesin atau alat atau aset merupakan hal yang penting untuk
diperhitungkan. Untuk menghitung depresiasi dari suatu mesin / alat atau aset diperlukan data – data
mengenai ongkos awal, umur ekonomis, dan nilai sisa dari mesin / alat atau aset tersebut. Dalam
bahasan kali ini akan menghitung nilai dari depresiasi mesin pencuci dan pengering saja untuk
membangun usaha laundry , meskipun sebenarnya ada beberapa alat yang juga perlu didepresiasi
seperti, timbangan, kipas blower, alat – alat inventaris( meja , kursi, dll ). Untuk memudahkan
penghitungan digunakan Metode Garis Lurus ( SL) . Misalnya harga Mesin Cuci adalah 4.500.000 dan
mesin pengering adalah 3.000.000 dengan masa pakai ekonomis untuk mesin cuci dan mesin pengering
adalah sama-sama 5 tahun. Diperkirakan nilai sisa untuk mesin cuci adalah 750.000 dan mesin pengering
500.000. Maka depresiasi dari kedua mesin tersebut adalah

1. Mesin cuci
a. Depresiasi = (4.5 jt – 0.75 jt) / 5
= 750.000 / tahun
2. Mesin pengering
a. Depresiasi = (3 jt – 0.5 jt ) / 5
= 500.000 / tahun

Selanjutanya akan dihitung besarnya pajak yang harus dibayar oleh pemilik laundry. Dari data di atas
terlihat pendapatan kotor per bulan adalah 6 juta dengan total pengeluaran dan depresiasi 4.146.000
misalakn pajak yang dikenakan 36% per tahun atau jika dikonversikan kebulan menjadi 3 % per bulan.
Maka besarnya pendapatan terkena pajak adalah :

TI = 6 juta - 4.146.000

= 1854.000

Maka besarnya pajak yang dibayarkan = 1.854.00 x 0.03

=Rp. 55.620 / bulan

KESIMPULAN

1. Dalam memulai usaha ini diperlukan analisa dimana usaha akan didirikan atau dengan kata lain
usaha memrlukan tempat yang strategis untuk menunjang analisa berikutnya
2. BEP tercapai ketika pemilik laundry menetapkan harga / kg nya Rp.1400
3. Periode pengembalian modal diperkirakan sekitar 10 bulan
4. Pajak yang diterima oleh pemilik usaha laundry sekitar Rp. 56.000 / bulan

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku ekonomi teknik


2. Haryo Bagus Handoko.’Sukses Wirausaha Laundry di Rumah’.Penerbit Gramedia Pustaka
Utama.Jakarta

You might also like