You are on page 1of 3

Pasar Input

Bentuk-bentuk pasar yang telah dibahas sebelumnya merupakan pasar output. Dalam pasar output
permintaan konsumen bertemu dengan penawaran dari pihak produsen. Selain pasar output dikenal
pasar input, pasar input terjadi ketika permintaan input dari produsen bertemu dengan penawaran
tenaga kerja dan input-input lain (tanah dan barang modal) dari rumah tangga konsumen. Pada
pasar input ditentukan tingkat harga, upah, sewa, dan suku bunga yang kemudiaan akan menjadi
pendapatan bagi konsumen. Pendapatan yang diperoleh akan bergantung pada banyak sedikitnya
faktor produksi serta harga dari faktor produksi tersebut.
Menurut Samuelson terdapat dua sifat khusus dari permintaan pasar input yaitu, saling
kebergantungan dan sifat permintaannya merupakan turunan (derived).
1. Saling Kebergantungan
Permintaan dalam pasar input memiliki sifat saling kebergantungan karena pada kenyataannya
input tidak dapat bekerja sendirian. Misalnya, petani akan menggarap sawah, tetapi petani tersebut
tidak dapat menggarap sawahnya tanpa menggunakan traktor. Demikian pula, traktor tidak dapat
bekerja sendiri tanpa digerakkan oleh petani. Dengan demikian, produktivitas dari satu macam
input seperti tenaga kerja akan bergantung pada jumlah input lainnya yang bekerja bersamanya.
Dengan demikian terdapat saling kebergantungan produktivitas antara tanah, tenaga kerja, dan
barang modal.
2. Sifat Permintaannya Merupakan Turunan (Derived)
Permintaan konsumen terhadap barang-barang adalah untuk memenuhi kebutuhannya. Namun,
permintaan faktor produksi (input) oleh produsen akan digunakan untuk menghasilkan produk yang
dibutuhkan oleh konsumen. Oleh karena itu, permintaan input bergantung pada permintaan barang
yang dibutuhkan konsumen.
Berikut faktor-faktor yang memengaruhi permintaan terhadap input (faktor produksi), yaitu sebagai
berikut.
a. Harga Faktor Produksi
Dalam kondisi normal, semakin murah harga faktor produksi, semakin besar jumlah (kuantitas)
yang diminta. Adapun yang dimaksud dengan harga faktor produksi adalah gaji atau upah bagi
tenaga kerja, sewa untuk tanah dan barang modal.
b. Permintaan terhadap Faktor Produksi Lain
Jika faktor produksi yang satu dengan faktor produksi yang lain memiliki hubungan yang bersifat
komplementer, meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi yang satu akan semakin
meningkatkan permintaan faktor produksi lainnya. Adapun, jika hubungannya bersifat substitusi,
permintaan terhadap faktor produksi yang satu akan menurunkan permintaan faktor produksi yang
lainnya.
c. Harga Faktor Produksi Lain
Pengaruh harga faktor produksi terhadap permintaan faktor produksi bergantung pada sifat
hubungan antara faktor-faktor produksi tersebut. Jika hubungan antara satu faktor produksi dengan
faktor produksi lainnya adalah komplementer, meningkatnya harga faktor produksi akan
menurunkan permintaan faktor produksi pelengkapnya. Adapun jika hubungannya bersifat
substitusi, meningkatnya harga suatu faktor produksi akan meningkatkan permintaan faktor
produksi penggantinya.
d. Permintaan terhadap Output
Oleh karena sifat permintaan input merupakan turunan (derived), permintaan terhadap input
bergantung pada sifat hubungan antara teknologi dengan faktor produksi yang digunakan. Jika sifat
hubungannya komplementer, penggunaan teknologi akan menambah permintaan terhadap faktor
produksi karena adanya peningkatan produktivitas.
Adapun jika sifat hubungannya substitusi, penggunaan teknologi akan menurunkan permintaan
terhadap faktor produksi. Apa yang telah dibahas sebelumnya, merupakan gambaran dari
permintaan input. Sekarang secara ringkas akan diuraikan penawaran faktor produksi. Pada
umumnya perekonomian pasar, faktor produksi dimiliki secara pribadi. Seseorang memiliki tenaga
kerjanya dalam arti ia dapat mengontrol dirinya sendiri dalam bekerja. Adapun faktor produksi
modal dan tanah dapat dimiliki oleh rumah tangga maupun perusahaan.

Penawaran terhadap tanah sangatlah berbeda dengan tenaga kerja. Tanah jumlahnya terbatas dan
memiliki kualitas yang berbeda dan tidak dapat diubah secara berarti. Oleh karena itu, bentuk kurva
penawaran tanah adalah tegak lurus sejajar dengan sumbu harga. Hal ini disebabkan penawaran
tanah dianggap tidak dipengaruhi oleh harga. Adapun dalam penawaran tenaga kerja merupakan
total jumlah keinginan bekerja yang diukur dengan jam kerja yang dilakukan pekerja di pasar
tenaga kerja. Jika digambar kan dengan kurva, perbandingan penawaran tanah dan tenaga kerja
dapat dilihat pada Kurva 3.14 berikut.
Berdasarkan Kurva 3.14 (a), jika tanah semakin langka (karena banyak tanah-tanah pertanian yang
dibuat perumahan) harganya akan naik, sehingga kurva permintaan akan bergeser ke kanan (dari D1
menjadi D2). Adapun dalam penawaran pasar tenaga kerja, (Kurva 3.14 (b)) kurvanya melengkung
membalik (backward bending labor supply curve). Hal ini disebabkan, pada awalnya peningkatan
upah akan menambah jumlah waktu yang dialokasikan untuk bekerja, dikarenakan biaya
kesempatan dari tidak bekerja (leasure time) semakin mahal yang berakibat meningkatnya
penawaran tenaga kerja. Namun, sampai tingkat upah tertentu (W*), seseorang merasakan waktu
nilai hidupnya telah menurun disebabkan seluruh waktunya telah digunakan untuk bekerja. Pada
akhirnya, ia merasa biaya kesempatan dari bekerja menjadi mahal dan ia pun memutuskan untuk
mengurangi jam kerjanya.
Harga keseimbangan pasar input akan tercapai jika kuantitas yang ditawarkan sama dengan
kuantitas yang diminta. Pada harga tersebut, jumlah yang ditawarkan oleh pemilik faktor produksi
akan sama dengan jumlah yang diminta oleh pembeli (perusahaan). Jika digambarkan dengan kurva
hal tersebut dapat dilihat seperti berikut.
Berdasarkan Kurva 3.15, keseimbangan pasar input terjadi pada saat kuantitas input yang
ditawarkan rumah tangga sama dengan kuantitas yang diminta perusahaan atau produsen, seperti
ditunjukkan oleh titik equilibrium (E) titik keseimbangan.

You might also like