Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PENGAMBILAN SAMPEL
2.1.2 Tujuan
Pengambilan sample (sampling) digunakan untuk mengambil contoh tanah
sehingga dapat dilakukan pengujian laboratorium. Dalam pengambilan sample
tanah dapat dilakukan dengan cara mekanis (hand boring) dan hidraulik (machine
boring). Cara pengambilan sample tanah dapat dilakukan dengan kondisi
terganggu (distrub sample) dan kondisi tanah tidak terganggu (undistrub sample)
setelah itu bisa didapat keterangan mengenai jenis tanah, dan sifat-sifat fisis pada
tanah yang sedang diuji.
Pada mekanika tanah pengambilan sample dilakukan dengan hand boring.
Hand boring adalah pekerjaan pengeboran yang dilakukan menggunakan tenaga
tangan manusia, dengan tujuan :
• Soket
• Palu besar
• Pacul, besi pembersih mata bor, oli, kuas, lilin (paraffin), kaleng
(container).
• Kantong plastik
• Karung Goni
• Stiker kertas untuk keterangan tanah.
Setelah Auger Iwan terisi penuh oleh tanah, batang bor ditarik ke
atas, tanah dikeluarkan dan tanah tersebut diidentifikasikan secara
visual mengenai jenis, warna, tekstur, dan kira-kira persentase
campuran dengan jenis tanah lain. Hasil pengamatan dicatat dalam
lembar data percobaan.
7
Bila batang bor sudah terlalu pendek, batang bor dapat disambung
dengan batang bor lain dan seterusnya.
Deskripsi Tanah :
Tabung 1 : - Kedalaman : 1,5 m
- Warna : Coklat kehitaman
- Plastisitas : Sedang
BAB III
PENYELIDIKAN TANAH DI LAPANGAN
3.1.2 Tujuan
Uji sondir dilakukan untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras serta
sifat daya dukung maupun daya lekat setiap kedalamannya, selain itu untuk
mendapatkan nilai perlawanan penetrasi konus (qc), hambatan lekat (LF), jumlah
hambatan lekat (JHL) dan friction ratio (FR) pada setiap kedalaman tanah, dan
juga untuk mngetahui kedalaman lapisan tanah keras.
g. Minyak hidraulik.
h. Kunci pipa.
c. Tempatkan mesin sondir diantara 4 buah angker yang telah terpasang pada
posisi tegak lurus vertikal, kemudian letakkan besi pengunci dan pastikan
mesin sondir tidak bergerak.
d. Periksa tabung pengisian minyak hidraulik, isi penuh tabung tersebut
sampai bebas dari gelembung-gelembung udara.
e. Pasang 2 buah manometer pada posisinya.
3.1.6 Perhitungan
Beberapa pengertian parameter dalam uji sondir:
• Tahanan ujung (qc) adalah perlawanan penetrasi konus.
• Tahanan total (JP) adalah jumlah perlawanan penetrasi konus.
• Perlawanan gesek (fs) adalah selisih antara Tahanan Total dengan
Tahanan Ujung dikali A pistone/A sleeve.
• Hambatan Pelekat (HP) adalah Perlawanan Gesek (fs) dikali 20
dimana interval pembacaan = 20 cm.
• Jumlah Hambatan Pelekat adalah kumulatif dari HP.
• Friction Ratio (fr) adalah perbandingan antara Jumlah Hambatan
Pelekat (JHP) dengan Tahanan Ujung (qc) dikali 100%.
Contoh Perhitungan Uji Sondir (Dutch Cone Penetrometer)
Dik : qc = 10 kg/cm²
qt = 15 kg/cm²
Maka :
luas konus
fs = ×(qt −qc)
luas selimut
10
fs = × (15 −10) = 0.45
111.11
HP = fs × 20
HP = 0.45 × 20 = 9.0
fs 0.45
fr = = = 4.5
qc 10
-1
-2
-3
Kedalaman (m)
-4
-5
-6
-7
-8
-9
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Grafik 3.1 Hubungan Antara Kedalam dengan qc
qc (kg/cm2)
-1
-2
-3
-4
Kedalaman (m)
-5
-6
-7
-8
-9
0
Grafik 3.210
Hubungan20Antara Kedalaman
30 40 50 Hambatan
dengan Jumlah 60 Pelekat
70 80 90 100
Jum lah Ham batan Pelekat (kg/cm 2)
3.2.2 Tujuan
Maksud dari pengujian ini adalah untuk menentukan kepadatan tanah di
lapangan dan kepadatan relatif tanah (%) terhadap kepadatan tanah dari hasil
pengujian di laboratorium (hasil pemadatan kompaksi).
• Plat dasar.
b. Timbangan
• Timbangan dengan kapasitas 10 kg dengan ketelitian 1,0 gram,
• Timbangan dengan kapasitas 500 gram dengan ketelitian 0.1
gram.
c. Alat pembantu
Palu, pahat, sendok besar untuk membuat lubang pada tanah juga tempat
tanah (cawan), kuas.
21
b. Pelaksanaan Percobaan
tunggu pasir yang masih dalam botol mengalir mengisi lubang dan
corong, kemudian tutup kran.
Maka :
1 1
o Vol.mold = .π .D 2 .t = .π.(10,2) 2 .11,5 = 939.22cm 3
4 4
berat pasir dalam corong 1480
o Kalibrasi = = = 1.576 gr/cm 3
Vol/mold 939.22
o
kalibrasi 1.576
at isi tanah = W4 / Vol. lubang = 2388 / 2414.687 = 0.989
o α = W5 / W4 = 1339 / 2388 = 0.561
o β = ( W1 x α ) / ( Gs ) = (7873 x 0.561) / 2.677 = 0.207
(W1 − α) (7873 − 0.561)
o Koreksi = = =1.000
(W1 −β) (7873 − 0.207)
• Hammer/penumbuk beban
3.3.7 Perhitungan
Perhitungan dengan menggunakan metode uji ini menggunakan chart/grafik/
tabel hubungan nilai CBR lapangan.
Titik 1
0 0 70
19 19 10
31 12 20
65 34 4,8
80 15 15
98 18 12
140 42 4.8
280 50 2.5
340 60 2
380 40 2.6
398 18 12
407 9 26
425 18 12
440 15 15
460 20 9
472 12 20
502 30 5.6
546 44 2.9
586 40 3.6
613 27 6.3
630 17 12.5
642 12 20
662 20 9
674 12 20
697 23 8
740 43 3
796 56 2.2
852 56 2.2
907 55 2.1
957 50 2.5
29
1040 83 <1
DCP Lapangan
20
(Cm)
Kedalaman
40
60
80
100
0
20 40 60 80 100
Titik 2
Angka DCP Selisih CBR Lapangan
0 0 70
20 20 9
45 25 7
60 15 15
72 12 20
87 15 15
105 18 12
125 20 9
131 6 43
140 9 26
152 12 20
162 10 23
172 10 23
177 5 65
183 6 43
191 8 29
197 6 43
206 9 26
215 9 26
225 10 23
235 10 23
251 16 13
276 25 7
288 12 20
298 10 23
315 17 12.5
362 47 2.69
532 170 -
708 176 -
830 122 -
930 100 -
1000 70 2
31
Titik 3
CBR
Angka DCP Selisih Lapangan
0 0 70
10 10 23
31 21 8.9
41 10 23
48 7 30
55 7 30
64 9 26
72 8 29
91 19 10
113 22 8.6
137 24 7
165 28 6
218 53 2.4
322 104 -
345 23 8
393 48 2.7
450 57 2.1
543 93 <1
640 97 <1
780 140 -
895 115 -
1020 125 -
33
BAB IV
PENYELIDIKAN TANAH DI LABORATORIUM
4.1.2 Tujuan
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air tanah. Kadar air tanah
adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat
tanah kering tersebut dan dinyatakan dalam persen (%).
4.1.7 Perhitungan
a. Berat cawan + tanah basah = W1 gram
Berat cawan + tanah kering = W2 gram
Berat cawan kosong = W3 gram
Berat Air = (W1 - W2) gram
b. Kadar Air
berat air
×100 %
berat tana h kering
Contoh Perhitungan :
• Distrub
Dik: Berat cawan = 9.7 gr
Berat tanah+cawan = 68.7 gr
Berat kering+cawan = 47 gr
Berat air = (Berat tanah basah+cawan) – (Berat tanah kering+cawan)
= 21.7
Berat tanah kering = (Berat tanah kering +cawan) – (Berat cawan)
38
= 37.3gr
Kadar air = Berat air / Berat tanah kering x 100 %
= 21.7/37.3 x 100%
= 58.2%
• Undistrub
Dik: Berat cawan = 9 .9 gr
Berat tanah+cawan = 48.1 gr
Berat kering+cawan = 27.5 gr
Berat air = (Berat tanah basah+cawan) – (Berat tanah kering+cawan)
=14.6gr
Berat tanah kering = (Berat tanah kering +cawan) – (Berat cawan)
= 23.6gr
Kadar air = Berat air / Berat tanah kering
= 14.6/23.6 x 100%
= 61.8%
4.2.1 Teori
Dengan mengetahui nilai Gs suatu tanah dapat diketahui suatu contoh tanah
apakah tanah tersebut organik atau anorganik. Untuk tanah yang terdiri dari
campuran bahan organik dan anorganik tentu mempunyai nilai Gs yang berbeda
tergantung dari komposisi campuran bahan tersebut. Untuk perencanaan
bangunan, pengetahuan tentang adanya bahan organik sangat penting, karena
tanah organik berbahaya untuk tanah bangunan.
Tipe of Soil Gs
Sand 2,65 – 2,67
Silty Sand 2,67 – 2,70
Inorganic Silt 2,70 – 2,80
Soil with micas or iron 2,75 – 3,00
Organic Soil < 2,00
4.2.2 Tujuan
Untuk mendapatkan harga Specific Gravity/berat jenis tanah (Gs), yaitu
perbandingan berat isi butir tanah dan berat isi air pada suhu 20°. Berat jenis tanah
ini dapat memperkirakan bahan-bahan galian yang terkandung di dalamnya.
40
4.2.7 Perhitungan
Berat piknometer + air = W1
Berat piknometer + air + tanah = W2
Berat piknometer + tanah = W3
Berat piknometer = W4
Koreksi temperatur =K
Berat tanah kering = (W3 – W4)
Berat isi butir tanah = Berat tanah + W1
= (W3 – W4) + W1
Berat isi air pada suhu 20 = Berat total – (Berat piknometer + air + tanah)
= {(W3 – W4) + W1 } – W2
Berat jenis (specific Gravity)
berat tana h
Gs = xK
volume air
43
Dimana :
W1 = berat piknometer + tanah
W2 = berat piknometer
W3 = berat piknometer + air
K = koreksi temperatur
Gs = specific gravity / berat jenis
Berat tanah = W1-W2
Volume air = W3-W2
Contoh Perhitungan :
Diketahui : Temperatur = 29ºC
Berat piknometer + tanah = 58.7 gr
Berat tanah = 15 gr
Berat piknometer + air = 133.2 gr
Berat piknometer + air + tanah = 142.6 gr
Maka :
Berat total = (berat tanah) + (berat piknometer + air)
= 15 + 133.2
= 148.2 gr
Volume air = (berat total) – (berat piknometer + air + tanah)
= 148.2 – 142.6
= 5.57 ml
K = didapat dari tabel terhadap temperatur = 0.9957
Specific gravity = (berat tanah / volume air) x K
= (10 / 6.4) x 0.9957
= 1.556
44
4.3.2 Tujuan
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menentukan berat volume tanah basah.
Berat isi/volume tanah adalah perbandingan antara berat tanah termasuk air yang
terkandung didalamnya dengan volume total.
4.3.7 Perhitungan
W2 − W1
Berat Isi Tanah (γ) = (gram/cm³)
V
γ
Berat Isi Kering Tanah (γ d ) =
1+w
(gram/cm³)
Tinggi Ring 2 2 2 2
Tinggi Ring 2 2 2 2
4.4.2 Tujuan
Menentukan distribusi butiran suatu contoh tanah (pasir dan kerikil) sebagai
dasar untuk mengklasifikasikan macam-macam tanah.
d. Oven
e. Talam, kuas, sikat kuningan, sendok.
4.4.7 Perhitungan
Contoh perhitungan pada saringan No. 4
a. Berat total = Σ berat tanah yang tertahan + 50
50
= 45.8 + 50 = 95.8
b. Hitung prosentase tanah tertahan pada setiap ayakan :
Berat tertahan
x 100 %
Berat Total
12 .8
x 100 % = 27 .95 %
45 .8
c. Hitung presentase kumulatif
d. Presentase yang lolos = 100 − presentase kumulatif
= 100 – 27.5 = 72.05%
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
9 0
0.07 20
4 mm No. 0 1.9 45.0 98.25 1.75
Pan 0.8 45.8 100.00 0.00
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
-
Fraksi 0.001
Gravel : 9.61
0.010 % (0.100
2 mm – 150 mm ) 1.000
Fraksi Sand : 90.39 % ( 0.06 mm – 2 mm )
Fraksi Lanau : - % ( 0.02 mm – 0.06 mm )
Fraksi Lempung : - % ( < 0.002 mm )
Material Lolos #200 : 1.75 %
4.5.1 Teori
Alat hidrometer yang digunakan makin lama makin turun ke bawah jika
lumpur makin mengendap, sehingga alat hydrometer pada waktu tertentu
menunjukkan angka nol dan hal ini berarti bahwa lumpur sudah mengendap.
Percobaan ini didasarkan pada hubungan antara kecepatan jatuh dari suatu butiran
di dalam suatu larutan, diameter butiran, berat jenis butiran, berat jenis larutan dan
kepekaan larutan.
4.5.2 Tujuan
Menentukan persentase kadar lumpur dalam tanah (menentukan butiran suatu
contoh tanah ( lanau dan lempung ).
c. Water glass / sodium sikat (Na2SiO3) untuk tanah yang bersifat asam.
Sodium metafosfat / Calgon (NaPO3) untuk tanah bersifat alkali/basa.
4.5.7 Perhitungan
55
% Finner(N)
% Finner Akhir (N) = x persentasi yang lolos saringan no.200
100
Catatan :
Bila dalam pengujian didapat Gs yang tidak persis sama, maka digunakan
rumus sebagai berikut:
Konstanta = 5
selisih Gs
a koreksi = a[dari Gs terkecil] - { × (a[dari Gs terkecil] − a[dari Gs terbesar] )}
Konstanta
Diketahui: Zerro correction =2
Ws = 50 gr
Ra = 41
A = 0.9946
56
N 78.97
o % = × persentase lolos saringan no.200 = ×1.75 = 1.379%
100 100
ANALISA HIDROMETER
ASTM D-422
Zero
Correction = 2
0.994
a = 6 Ws = 50 gr
Waktu V
(menit) T Ra Rc N R L L/t K D %
38.00 0.08180 1.37
28 9.50 0.01327 2 9
0.25 41.00 39.70 78.97 41.50 0
19.30 0.05829 1.34
28 9.65 0.01327 7 5
0.5 40.00 38.70 76.98 40.50 0
0.04132 1.32
28 9.70 0.01327 9 7
1 39.50 38.20 75.99 40.00 9.700
0.02967 1.27
28 10.00 0.01327 3 5
2 38.00 36.70 73.00 38.50 5.000
0.01968 1.06
28 11.00 0.01327 3 7
5 32.00 30.70 61.07 32.50 2.200
0.01182 0.75
30 12.45 0.01298 5 4
15 23.00 21.70 43.17 23.50 0.830
0.00905 0.30
30 14.60 0.01298 5 2
30 10.00 8.70 17.31 10.50 0.487
0.00644 0.25
30 14.80 0.01298 7 0
60 8.50 7.20 14.32 9.00 0.247
0.00330 0.19
27 15.10 0.01343 1 8
250 7.00 5.70 11.34 7.50 0.060
0.00138 0.14
27 15.30 0.01343 4 6
1440 5.50 4.20 8.35 6.00 0.011
Semi Solid
Solid Plastis Cair
Semi Plastis
Ws Wp WL Kadar air (%)
4.6.1.2 Tujuan
Untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan batas cair dalam satuan
persen (%), dapat mengetahui sifat fisis, plastis, serta kemampatan dari tanah
59
(perubahan volume yang dapat terjadi) dan untuk mengklasifikasikan tanah, serta
untuk mengetahui apakah tanah itu mengandung zat-zat organik atau tidak.
4.6.1.7 Perhitungan
Jumlah ketukan = 26 (no cawan 1)
Berat caawn +berat tanah basah = 17,7 gr
Berat cawan+berat tanah kering = 16.3
Berat air = 1.4gr
Berat cawan = 14.3 gr
Berat contoh tanah kering = 2 gr
Berat Air 1 .4
Kadar air = Berat Tanah Kering ×100 % = 2 ×100 % = 70 %
mana tanah apabila digulung sampai mencapai diameter 1/8 inch (3,2 mm)
menjadi retak-retak. Ukuran keplastisan tanah disebut indeks plastis (PI), yaitu :
PI = LL − PL
w − PL LL − w
IL = ; IC =
IP IP
Dimana : PI/IP = Indeks Plastisitas (Plasticity Index)
LL = Batas Cair (Liquid Limit)
PL = Batas Plastis (Plastic Limit)
IL = Index Liquidity
IC = Index Consistency
4.6.2.2 Tujuan
Untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan batas plastis dalam
satuan persen (%), dapat mengetahui sifat fisis plastis, serta kemampuan dari
tanah (perubahan volume yang dapat terjadi) dan untuk mengklasifikasikan tanah,
serta untuk mengetahui apakah tanah itu mengandung zat-zat organik atau tidak.
4.6.2.7 Perhitungan
Jumlah ketukan = -
Berat cawan +berat tanah basah = 38.3 gr
Berat cawan+berat tanah kering = 30.1
Berat air = 8.2gr
Berat cawan = 10 gr
Berat contoh tanah kering = 20.1 gr
Kadar air = 40.79%
Cawan gelas diisi penuh dengan air raksa dan kelebihan air
raksa dibuang dengan cara menekan plat.
Air raksa yang tertekan keluar dari cawan dibersihkan.
Letakkan cawan gelas yang berisikan air raksa itu ke dalam
cawan gelas yang lebih besar.
Letakkan tanah kering di atas air raksa pada cawan gelas.
Tekan hati-hati tanah kering itu ke dalam air raksa dengan
menggunakan “prong plate”, sampai rata dengan bibir cawan.
Perhatikan betul-betul jangan sampai ada udara yang terbawa
masuk ke dalam air raksa.
Air raksa yang tumpah, diukur volumenya dengan gelas ukur =
volume tanah kering (W5).
4.6.3.7 Perhitungan
Menghitung kadar air alami (w)
Menghitung berat air raksa
Berat air raksa = (berat air raksa + dish kaca) – berat dish kaca
= (W5 - W1)..........(gram)
Menghitung volume tanah basah
Volume berat basah = volume cawan ..............(cm³)
Menghitung volume tanah kering
berat air raksa
Volume berat kering =
BJ air raksa(13.6 )
Jumlah ketukan = -
Berat cawan +berat tanah basah = 31.5 gr
67
ATTERBERG LIMITS
ASTM D-4318
Pekerjaan : Penyelidikan Tanah Ref. Lab : Lab. Geoteknik ITENAS
Jenis Tanah : Tanah Asli
:
Lokasi No. Log Bor :1
ITENAS
Deskripsi Tanah : Coklat kehitaman No. Benda Uji :1
Kedalaman : 1.50 m
Tanggal : 12 November 2009
Metode Tes : Kondisi Normal Supervisi : 4 Desember
LIQUID LIMIT
1 Jumlah ketukan 26 17 33 45
2 No. Cawan 1 2 3 4
3 Berat Cawan + Berat Tanah Basah (gr) 17.7 13.3 13.3 12.1
4 Berat Cawan + Berat Tanah Kering (gr) 16.3 12 11.9 11.2
5 Berat Air (gr) 1.4 1.3 1.4 0.9
6 Berat Cawan (gr) 14.3 10 10 10
7 Berat Contoh Tanah Kering (gr) 2 2 1.9 1.2
8 Kadar Air (%) 70.00 65.00 73.68 75.00
69,0385
69
Grafik 3.7 Hubungan Antara Kadar Air Dengan Jumlah Pukulan pada Percobaan Batas Cair
y = 0.3585 x + 60.076
x = 25
y = 0.3585 (25) + 60.076
y = 69.0385
LL PL PI SL Catatan :
Kondsi contoh tanah :
1. Asli/Kering Udara
69.0385 41.11 29.81 34.00
2. Vo = Berat Mercury (Air Raksa)
Berat Jenis Mercury
j. Alirkan air dan tekanlah stopwatch. Biarkan air mengalir melalui sampel
tanah hingga air dalam buret hampir kosong atau hingga ketinggian
tertentu.
k. Stop aliran air dan tekanlah stopwatch, kemudian catat pembacaan waktu
dan tinggi muka air pada buret untuk mendapatkan h2.
l. Buret isi kembali dengan air dan ulang percobaan 2 kali lagi. Catat pula
suhu air dalam buret untuk setiap kali percobaan.
4.7.1.7 Perhitungan
Menentukan permeabilitas tanah kT pada temperatur
ruang :
L h
k T = 0,025 log 1 (cm/det)
t h2
Di mana : L = Panjang penampang pipa (cm²)
t = Waktu
Tentukan faktor koreksi ni n20 dengan menggunakan
keofisien air pada TºC.
Tentukan koefisien permeabilitas tanah pada 20ºC ( k 20
) dengan rumus:
ni
k 20 = k T (cm/det)
n 20
Contoh perhitungan :
t = 300 s (sec)
h1 = 100
h2 = 82 (Cm)
h1/h2 = 1.219
h1/h2 (log h1/h2) = 0.086
p = 9.9
L = 9.9-2.3 = 7.6
L/t = 0.0253
Temp(c) = 27
74
ni/n20 = 0.85
kt = 0.025 x l/t x log h1/h2 = 0.0000546
k20 = kt x ni/n20 = 0.0000463
PERMEABILITY TEST
ASTM D-2434
Log
No. t h1 h2 h1/h2 L/t Temp ni/n20 Kt k20
(h1/h2)
1 300 100 76.50 1.307 0.116 0.0253 28 0.83 0.0000737 0.0000610
2 300 100 75.00 1.333 0.125 0.0253 28 0.83 0.0000791 0.0000656
3 300 100 81.50 1.227 0.089 0.0253 27 0.85 0.0000563 0.0000477
4 300 100 82.00 1.220 0.086 0.0253 27 0.85 0.0000546 0.0000463
5 300 100 83.50 1.198 0.078 0.0253 30 0.79 0.0000496 0.0000393
6 300 100 84.00 1.190 0.076 0.0253 28 0.83 0.0000480 0.0000397
7 300 100 84.50 1.183 0.073 0.0253 29 0.81 0.0000463 0.0000376
8 300 100 84.70 1.181 0.072 0.0253 28 0.83 0.0000457 0.0000378
9 300 100 85.50 1.170 0.068 0.0253 29 0.81 0.0000431 0.0000349
10 300 100 84.50 1.183 0.073 0.0253 29 0.81 0.0000463 0.0000376
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berikut kesimpulan yang kami peroleh:
BAB II PENGAMBILAN SAMPEL
76
Pada praktikum ini batas cair (LL) yang didapat sebesar %, harga indeks
plastisitas (IP) sebesar %, batas plastis (PL) sebesar %, batas susut (SL)
sebesar %. Dari data tersebut termasuk jenis tanah lanau.
Klasifikasi Tanah
Dari hasil pengujian di laboraturium kami mengklasifikasikan tanah menurut
perhitungan AASTHO (American Association of State Highwayand
Transportation), diperoleh:
% lolos saringan 200 = 1.75 %
% lolos saringan 40 = 25,55 %
% lolos saringan 10 = 62,45 %
LL = 68,84
IP = 27,73
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat kami sampaikan :
- Alat-alat berupa perlengkapan praktikum hendaknya ditambah beberapa
unit lagi agar tidak terjadi pemakaian secara bersama-sama dan
mengakibatkan terhambatnya waktu
- Sebaiknya dalam pengerjaan praktikum, asisten hendaknya
memperhatikan para mahasiswanya sehingga dapat mengetahui jika ada
kesalahan yang dilakukan, baik dalam pengerjaan praktikum maupun
kerusakan pada alat praktikum.
- Pengerjaan praktikum harus dilakukan dengan hati-hati agar peralatan
yang digunakan tidak menjadi rusak
- Penentuan jadwal sebaiknya tidak terjadi bentrok antar mata kuliah.
LAMPIRAN
81
82
83
84
85
86
87