Professional Documents
Culture Documents
LABORATORIUM LINGKUNGAN
PERCOBAAN X
ZAT ORGANIK
OLEH :
DESEMBER, 2010
PERCOBAAN X
ZAT ORGANIK
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kandungan zat
organik pada suatu perairan.
2. Perhitungan
a. Penentuan Faktor Ketelitian KMnO4 Zat Organik
Diketahui : Volume KMnO4 = 4,5 ml
Ditanya : Faktor Ketelitian …?
Jawab :
V asamoksalat
Faktor Ketelitian =
V KMnO
4
5 ml
=
4,5 ml
= 1,11
b. Pemeriksaan Zat Organik
Diketahui : Volume KMnO4 = 5 ml
Volume titrasi KMnO4 (a) = 2,5 ml
Volume sampel air = 50 ml
Normalitas KMnO4 = 0,01 N
Berat ekivalen KMnO4 = 31,6
Faktor Ketelitian (F) = 1,11
Ditanya : Kandungan Zat Organik…?
Jawab :
Kandungan Zat Organik
1000
= x V [ + a ) x F }−V KMnO x N KMnO x BE KMnO
]
V sampel {( KMnO 4 4 4 4
1000
= x [ { (5+ 2,5 ) x 1,11 } −5 ] x 0,01 x 31,6
50
= 20 x [3,325] x 0,01 x 31,6
= 21,014 mg/l KMnO4
B. Pembahasan
1. Pembebasan Labu Erlenmeyer dari Zat Organik
Alat laboratorium dalam hal ini labu erlenmeyer, tentu tidak lepas
dari keberadaan adanya zat organik yang menempel pada permukaan
dinding labu erlenmeyer. Supaya percobaan mengenai perhitungan zat
organik pada sampel air sumur mendapatkan hasil yang akurat dan valid,
sebelumnya harus dilakukan pembebasan labu erlenmeyer dari zat organik
menggunakan air kran sebagai media bahan, dikarenakan air kran dapat
melarutkan keberadaan zat organik yang berada dalam labu erlenmeyer
dimana setelah dilakukan pemanasan dengan oven, penambahan 2,5 ml
asam sulfat dan 1 tetes KMnO4 maka akan membuat labu erlenmeyer
terbebas dari kandungan zat organik dan dapat dilakukan untuk
pemeriksaan selanjutnya yaitu zat organik pada sampel air sumur landasan
ulin. Penambahan asam sulfat sebenarnya adalah sebagai pereaksi
terhadap KMnO4 dimana prinsip dari metode asam pada pengukuran
permanganat. Berikut ini reaksi yang terjadi ketika pembebasan
erlenmayer dari zat organic.
Zat Organik + KMnO4 berlebih → CO2 + H2O
2. Pemeriksaan Zat Organik
Tahapan setelah pembebasan labu erlenmeyer dari zat organik,
selanjutnya adalah pemeriksaan zat organik dengan menggunakan metode
ttitrasi permanganometri. Memasukkan sampel air sumur sebesar 50 ml ke
dalam labu erlenmeyer yang telah terbebas dari zat organik. Penentuan zat
organik dengan cara oksidasi dapat dilakukan dalam suasana asam atau
basa. Diketahui bahwa air yang digunakan mengandung ion Cl < 300 ppm
sehingga menggunakan metode asam. Pada prinsipnya untuk penentuan
zat organik menggunakan metode asam, zat organik didalam sampel
dioksidasi oleh KMnO4 berlebih dalam keadaan asam dan panas. Sisa
KMnO4 direduksi dengan larutan asam oksalat berlebih sebanyak 15 ml
hingga larutan berubah warna menjadi bening dari yang awalnya berwarna
ungu pekat. Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali dengan KMnO 4 atau
kalium permanganat sebanyak 2,5 ml dan menjadi warna orange dengan
reaksi :
2 KMnO4 + 5H2C2O4 + 3H2SO4 → 2MnSO4 + 10CO2 + K2SO4
Kalium permanganat merupakan zat pengoksidasi yang sangat kuat.
Pereaksi ini dapat dipakai tanpa penambahan indikator, karena mampu
bertindak sebagai indikator. Oleh karena itu pada larutan ini tidak
ditambahkan indikator apapun dan langsung ditambahkan dengan larutan
asam oksalat yang merupakan standar yang baik untuk standarisasi
permanganat dalam suasana asam. Larutan ini mudah diperoleh dengan
derajat kemurnian yang tinggi. Reaksi ini berjalan lambat pada temperatur
kamar dan biasanya diperlukan pemanasan hingga 60OC. bahkan bila pada
temperatur yang lebih tinggi reaksi akan berjalan makin lambat dan
bertambah cepat setelah terbentuknya ion mangan (II).
Hasil perhitungan untuk kandungan zat organik pada sampel air
sumur landasan ulin didapatkan sebesar 21,014 mg/l KMnO 4. Artinya
yang dihitung adalah banyaknya tiap nilai kandungan zat organik dalam
mg/l KMnO4 yang dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa organik
dalam 1 liter air. Menurut peraturan menteri kesehatan (Permenkes)
Nomor: 416/MenKes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan
kualitas air menyatakan bahwa untuk parameter zat organik (KMnO 4)
kadar maksimum yang diperbolehkan yaitu 10 mg/l. Dari sini dapat
diketahui bahwa ternyata kandungan zat organik pada sampel air sumur
landasan ulin sangatlah tinggi, karena kandungan zat organiknya jauh
diatas standar baku mutu yang diperbolehkan. Hal ini kemungkinan
disebabkan oleh kondisi lingkungan dimana sampel air yang diambil.
3. Penentuan Faktor Ketelitian KMnO4 Zat Organik
Faktor ketelitian KMnO4 zat organik diperlukan agar hasil
perhitungan yang didapat dalam mencari kandungan zat organik pada
sampel air sumur landasan ulin menjadi akurat. Dimana volume titrasi
KMnO4 yang dibutuhkan sebanyak 4,5 ml untuk mereaksikan larutan asam
oksalat 5 ml menjadi berwarna merah muda. Dari volume KMnO4 yang
didapatkan, maka diperoleh hasil perhitungan untuk faktor ketelitian
KMnO4 zat organik sebesar 1,11.
VI. KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan ini adalah :
1. Pengujian kandungan zat organik menggunakan metode titrasi
permanganometri dengan prinsip metode asam.
2. Hasil perhitungan faktor ketelitian KMnO4 zat organik sebesar 1,11 .
3. Hasil perhitungan untuk kandungan zat organik pada sampel air sumur
landasan ulin didapatkan sebesar 21,014 mg/l KMnO4.
DAFTAR PUSTAKA
Basset. J. etc. 1994. Buku Ajar Vogel, Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Erlangga, Jakarta.
Day, R.A.Jr & A.L. Underwood. 1999. Kimia Analisis Kuantitatif. Erlangga,
Jakarta.
Krisma, A. 2008. Penyisihan Besi dan Zat Organik dari Air Tanah Menggunakan
Ozon (AOP).
http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/632/jbptitbpp-gdl-anitakrism-31579-2-
2008ts-1.pdf
Diakses tanggal 8 Desember 2010.
SNI 06-6989.22-2004, 2004. Air dan Air Limbah - Bagian 22: Cara Uji Nilai
Permanganat Secara Titrimetri.
http://xa.yimg.com/kq/groups/9534928/152236470/name/SNI+06-
6989.22-2004.pdf
Diakses tanggal 8 Desember 2010.