Professional Documents
Culture Documents
DOSEN PEMBIMBING :
OLEH : KELOMPOK 13
DESEMBER, 2010
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb,
Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas terselesaikannya
makalah yang berjudul “Dampak Penggunaan Berlebih Pupuk Kimia di Tanah”.
Penulis juga ingin mengucapkan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan tugas makalah ini.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas makalah dalam pelajaran
Pencemaran Tanah dan Air Tanah mengenai pencemaran tanah.
Melalui makalah ini, kami juga ingin menginformasikan pada para pembaca
mengenai pencemaran tanah yang disebabkan oleh pupuk, beserta sebab mengapa
pupuk bisa menyebabkan pencemaran tanah dan cara mengatasinya.
Desember, 2010
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 TUJUAN
BAB II ISI
2.1 PENCEMARAN LINGKUNGAN
2.2 PENCEMARAN TANAH
2.3 PUPUK
2.4 SEJARAH PENGGUNAAN PUPUK KIMIA
2.5 PEMAKAIAN PUPUK KIMIA DI PERTANIAN
2.6 DAMPAK DARI PUPUK KIMIA PADA TANAH
2.7 PENANGGULANGAN PENCEMARAN
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dampak buruk dari
pencemaran tanah oleh pupuk kimia yang digunakan para petani.
BAB II
ISI
2.3 Pupuk
Pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang menyediakan unsur hara
bagi kebutuhan tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung. Unsur hara
adalah kebutuhan pokok tanaman baik berupa nutrisi maupun sumber energi yang
menunjang kehidupan tanaman. Sedikitnya ada 60 jenis unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman dan 16 unsur atau senyawa di antaranya merupakan
unsur hara esensial yang mutlak dibutuhkan tanaman untuk mendukung
pertumbuhannya. Dari 16 unsur hara esensial, 3 diantaranya ketersediaannya di
alam melimpah. Ketiga unsur tersebut adalah karbon ( C ), hidrogen ( H ) dan
oksigen ( O ). Sedangkan sisa unsur hara lainnya didapatkan melalui pemupukan
karena ketersediaannya yang terbatas di tanah (Anonim, 2010).
Pupuk menurut macamnya dibagi menjadi 2 macam yaitu :
- Pupuk organik, yaitu pupuk yang terbentuk atau dibuat secara alami tanpa
menggunakan rekayasa kimia, fisik/biologi. Contohnya pupuk kandang,
pupuk kompos, dll.
- Pupuk anorganik, yaitu pupuk yang terbentuk dari proses rekayasa
industry secara kimia, fisik/ biologis. Contohnya urea, NPK
(Pristiadi,2010).
Pupuk merupakan salah satu sarana produksi yang memiliki peranan
penting dalam peningkatan produksi dan kualitas hasil budidaya tanaman. Untuk
memenuhi standar mutu dan menjamin efektifitas pupuk, maka pupuk yang
diproduksi harus berasal dari formula hasil rekayasa yang telah diuji mutu dan
efektifitasnya. Rekayasa formula pupuk adalah serangkaian kegiatan rekayasa
yang menghasilkan formula pupuk secara kimia, fisik dan biologis. Formula
pupuk yaitu kandungan senyawa dari unsur hara makro/mikroba (Pristiadi,2010).
Pupuk organik dan anorganik telah dipakai oleh para petani di Indonesia
selama 3 dasawarsa terakhir pada masa peningkatan mutu intensifikasi di
Indonesia guna menyuburkan tanha dan meningkatkan hasil pertanian. Meskipun
begitu, selain dapat menyuburkan tanah dan meningkatkan hasil pertanian
ternyata pupuk juga memiliki andil sebagai penyebab pencemaran lingkungan
pada tanah. Pupuk dapat menyebabkan pencemaran di tanah jika penggunaannya
berlebihan (melebihi dosis yang dianjurkan) terutama pupuk anorganik (Pristiadi,
2010).
Ada beberapa jenis pupuk kimia yang sering digunakan, antara lain :
a. Pupuk urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar
tinggi. Pupuk urea berbentuk butir-butir Kristal berwarna puti dengan
rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air
dan sifatnya sangat mudah mengisap air (higroskopis). Pupuk urea yang
dijual di pasaran biasanya mengandung unsure hara N sebesar 46% dengan
pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 Nitrogen.
b. Pupuk SP-36 merupakan sumber hara fosfor bagi tanaman. Pupuk SP-36
berbentuk butiran berwarna keabuan. Unsure hara fosfor yang terdapat
dalam pupuk SP-36 hampir seluruhnya larut dalam air. Pupuk ini tidak
mudah mengisap air sehingga dapat disimpan cukup lama dalam kondisi
penyimpanan yang baik. Sesuai namanya yang SP-36, kandungan hara
fosfor dalam bentuk P2O5 pada pupuk ini yaitu sebesar 36 %.
c. Pupuk NPK merupakan jenis pupuk majemuk yang mengandung unsure
hara makro Nitrogen (N), Fosfor (P) dan Kalium (K). pupuk ini berbentuk
butiran dengan bulatan besar, berwarna merah bata. Pupuk ini termasuk
pupuk yang tidak mudah menyerap air sehingga tahan lama disimpan di
gudang. Kandungan nitrogen, phosphor dan kalium pada pupuk NPK yang
dijual dipasaran ini bervariasi. Perbandingan kandungan yang paling lazim
dijual di pasaran adalah :
- 15 : 15 : 15
- 15: 15: 6 : 4
- 15 : 15 :17 : 2
Keterangan : perbandingan di atas nitrogen (%), phosphor (%), kalium (%),
magnesium (%) (Erianto, 2009).
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah :
1. Pencemaran terjadi karena perubahan susunan lingkungan dari keadaan
normalnya yang biasanya disebabkan karena tindakan manusia dalam
pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja telah menambah jumlah
bahan anorganik pada tanah, perairan dan udara.
2. Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami.
3. Pencemaran tanah tidak hanya berdampak pada kesehatan manusia tetapi
juga pada ekosistem dan pertanian.
4. Pupuk adalah bahan kimia yang menyediakan unsur hara bagi kebutuhan
tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung yang terdiri dari pupuk
organik maupun pupuk nonorganik.
5. Penggunaan pupuk dapat meningkatkan produksi pada tanaman akan tetapi
pemakaian pupuk organik yang terlalu banyak secara terus-menerus akan
menyebabkan unsur hara yang ada dalam tanah menurun dan menurunkan
hasil pertanian.
6. Proses penanganan pencemaran tanah terdiri dari remediasi dan bioremediasi.
DAFTAR PUSTAKA