You are on page 1of 36

TERMODINAMIKA

APLIKASI TERMODINAMIKA DALAM TEKNIK LINGKUNGAN

OLEH :
KELOMPOK 10
NADIA AMANAH (H1E108008)
HERLIYANI (H1E108022)
Nor Aina Hayati ( H1E108036)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN
BANJARBARU
2010

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 1


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya pantas kami tujukan kepada Allah SWT, karena
dengan rahmat dan hidayah-Nya jualah kami dapat menyelesaikan makalah
thermodinamika mengenai mengenai mesin stirling ini. Shalawat serta salam kami
sampaikan kepada Rasulullah saw, karena dengan usaha dan bimbingan dari beliaulah
sehingga dapat membawa kita ke jaman terang benderang ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “ thermodinamika “ di
Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat jurusan Teknik Lingkungan. Dari
makalah yang telah dibuat, diharapkan dapat bermamfaat dan menambah wawasan
bagi mahasiswa khususnya bagi kami mengenai aplikasi thermodinamika terhadap
teknik lingkungan.
Selesainya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen sekaligus
pembimbing mata kuliah thermodinamika.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Banjarbaru, Mei 2010

Penyusun

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 2


DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................1
Daftar Isi............................................................................................................2
BAB I : PENDAHULUAN...............................................................................3
1.1 Latar Belakang..................................................................................3
1.2 Tujuan................................................................................................4
1.3 Metode Penulisan..............................................................................4
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA....................................................................5
2.1 Termodinamika.................................................................................5
2.2 Sistem Termodinamika.....................................................................5
2.3 besaran-Besaran Pokok Termodinamika...........................................5
2.4 Bentuk-Bentuk energi.......................................................................6
2.5 Hukum Termodinamika....................................................................7
2.6 Persamaan Keadaan Gas Ideal..........................................................9
2.7 Siklus Car not....................................................................................10
2.8. Mesin Stirling...................................................................................17
BAB III: PEMBAHASAN................................................................................20
3.1 Prinsip kerja.......................................................................................20
3.2 Macam-Macam stirling Engine.........................................................22
3.3 Pemanfaatan Stirling.........................................................................25
3.4 Keunggulan dan Kerugian.................................................................30
BAB IV: PENUTUP..........................................................................................33
4.1 Kesimpulan........................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 3


BAB. I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Energi mempunyai peranan penting dalam pencapaian tujuan sosial,
ekonomi, dan lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan, serta merupakan
pendukung bagi kegiatan ekonomi nasional. Penggunaan energi di Indonesia
meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan
penduduk. Sedangkan, akses ke energi yang andal dan terjangkau merupakan
pra-syarat utama untuk meningkatkan standar hidup masyarakat. Untuk
memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat tersebut, dikembangkan
berbagai energi alternatif, di antaranya energi terbarukan. Potensi energi
terbarukan, seperti: biomassa, panas bumi, energi surya, energi air, energi angin
dan energi samudera, sampai saat ini belum banyak dimanfaatkan, padahal
potensi energi terbarukan di Indonesia sangatlah besar.
Secara umum, orang mengenal pembangkitan listrik atau energi skala kecil
memakai antara lain mesin diesel. Mesin itu sangat populer di masyarakat
sebagai genset. Pada setiap kegiatan, genset acap digunakan. Juga pada usaha
pengelasan atau untuk menggerakkan permesinan seperti penggilingan padi dan
pemompaan air. Mesin diesel menggunakan prinsip pembakaran dalam
(internal combustion engine). Namun sebenarnya ada model teknologi lain
untuk membangkitkan energi, yaitu mesin stirling. Mesin stirling bukan
teknologi baru. Seiring masuknya era minyak, mesin itu ditinggalkan karena
dianggap tak efisien. Namun saat ini, ketika terjadi krisis energi, mesin itu
mendapat perhatian kembali.
Mesin bersiklus Stirling adalah jenis mesin yang memiliki sumber energi
dari luar sistem mesin itu sendiri; atau kita biasa sebut dengan mesin bakar luar.
Mesin besiklus Stirling banyak diteliti dan dianggap menjanjikan karena secara
teori memiliki efisiensi yang tinggi, sampai efisiensi maksimal mesin Carnot.
Akan tetapi, mesin siklus Stirling komersial yang ada masih memiliki daya

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 4


rendah (0,5-150 kW) dan berefisiensi sedang, masih mahal, tetapi tak
memerlukan banyak pemeliharaan, toleran terhadap kontaminan, dan beremisi
polutan rendah.
Dimana mesin stirling saat ini mulai diteliti secara luas di seluruh dunia.
Kebijakan penghematan energi pun meningkatkan pengembangannya.
Beberapa mesin dengan efisiensi tinggi dikembangkan. Saat ini, mesin stirling
dengan berbagai sumber energi dikembangkan para peneliti di dunia. Pada
masa datang, kita bisa melihat mesin stirling yang berkebisingan rendah, tahan
lama, andal, operasi multibahan bakar, gas buang bersih, dan lain-lain.
Beberapa perusahaan juga mendesain mesin stirling dengan helium sebagai gas
kerja (konduktivitas lebih baik daripada udara).
1.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui bentuk aplikasi terapan
termodinamika dalam teknik lingkungan, dimana dalam makalah ini kami
megangkat tema mengenai mesin striling dan kegunaannya sebagai pembangkit
energi alternatif yang ramah lingkungan.
1.3 Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini metode yang dipakai adalah metode
kepustakaan yaitu berasal dari litrerature-literature bersumber dari internet yang
relevan.

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 5


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Termodinamika
Ilmu termodinamika adalah ilmu yang mempelajari hubungan panas
dengan kerja. Dua besaran tersebut sangat penting untuk dipahami
karakteristiknya untuk pemahaman dasar keteknikan. Jadi jelas pengetahuan
dasar termodinamika sangat penting, karena dipakai untuk menganalisis kondisi
operasi berbagai alat atau mesin yang berhubungan dengan panas dan kerja.
2.2 Sistem Termodinamika
Untuk menganalisis mesin-mesin panas atau mesin-mesin fuida, mesin-
mesin tersebut disebut dengan benda kerja. Fluida atau zat alir yang dipakai
pada benda kerja disebut dengan fluida kerja. Sebagai contoh untuk pompa
sebagai benda kerja, fluida kerjanya adalah zat cair (air, oli), sedangkan
kompresor, fluida kerjanya adalah udara.
Untuk membedakan benda kerja dengan lingkungan sekitarnya, benda
kerja sering disebut dengan sistem, yaitu setiap bagian tertentu, yang volume
dan batasnya tidak perlu tetap, dimana perpindahan dan konversi energi atau
massa akan dianalisis. Adapun istilah-istilah yang sering disebut adalah sebagai
berikut:
 Batas sistem adalah garis imajiner yang membatasi sistem dengan
lingkungannya.
 Sistem tertutup yaitu apabila sistem dan lingkungannya tidak terjadi
pertukaran energi atau massa, dengan kata lain energi atau massa tidak
melewati batas-batas sistem.
 Sistem terbuka yaitu apabila energi dan massa dapat melintasi atau
melewati batas-batas sistem. Sistem dengan lingkungannya ada interaksi.

2.3 Besaran-besaran Pokok Termodinamika

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 6


Besaran temperatur dan tekanan adalah besaran yang menjadi pokok dari
sistem termodinamika, karena hubungan antar keduanya sangat penting untuk
mecirikan proses keadaan sistem. Disamping itu besaran temperatur dan
tekanan adalah besaran dari hasil pengukuran secara langsung dari suatu proses
keadaan sistem. Hal ini berbeda dengan besaran lainnya yang tidak berdasarkan
pengukuran, tetapi diturunkan dari besaran temperatur dan tekanan. Sebagai
contoh, kerja adalah besaran turunan dari tekanan atau temperatur:
1. Kerja pada volume konstan W= m.R.DT
2. Kerja pada tekanan kostan W= pDV ( Anonim1,2001)
2.4 Bentuk-bentuk Energi
Energi adalah suatu besaran turunan dengan satuan N.m atau Joule. Energi
dan kerja mempunyai satuan yang sama. Sedangkan kerja dapat didefinisikan
sebagai usaha untuk memindahkan benda sejauh S (m) dengan gaya F
(Newton). Sedang bentuk-bentuk energi lain dijelaskan di bawah ini :
a. Energi Kinetik ; energi suatu benda karena bergerak dengan kecepatan (V),
sebagai contoh , mobil yang bergerak, benda jatuh dan lain-lain, maka
energinya dapat ditulis:
1
EK = mV 2
2
b. Energi potensial adalah energi yang tersimpan pada benda karena
kedudukannya. Sebagai contoh, energi potensial air adalah energi yang
dimiliki air karena ketinggiannya dari permukaan.
Ep = m.g.h
c. Energi potesial pegas adalah energi yang dimiliki oleh benda yang
dihubungkan dengan pegas untuk berada pada kedudukan tertentu karena
penarikan pegas.
Ep = 0,5.k.x2
d. Energi mekanik adalah energi total yaitu penjumlahan antara energi kinetik
dengan energi potesial.
Em = Ek + Ep

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 7


Adapun energi atau kerja mekanik pada mesin-mesin panas, adalah
kerja yang dihasilkan dari proses ekspansi atau kerja yang dibutuhkan proses
kompresi. Kerja mekanik (dW) tersebut sebanding dengan perubahan
volume (dV) pada tekanan (p) tertentu.
ΔW = p.ΔV
Sebagai contoh energi ini secara sederhana adalah pergerakan piston,
putaran poros engkol, dan lain lain.
e. Energi Aliran atau kerja aliran adalah kerja yang dilakukan oleh fluida yang
mengalir untuk mendorong sejumlah massa m ke dalam atau ke luar sistem.
Wenergi aliran = pV
f. Panas (Q) yaitu energi yang ditransfer ke atau dari subtansi karena
perbedaan temperatur. Dengan c panas jenis pada tekanan konstan atau
volume konstan, energi ini dirumuskan:
Q = m.c.ΔT
g. Energi dalam (U); energi dari gas karena pergerakan pada tingkat molekul,
pada gas ideal hanya dipengaruhi oleh temperatur saja.
h. Entalpi (H); sejumlah panas yang ditambahkan pada 1 mol gas pada tekanan
konstan, dengan cp panas jenis pada tekanan konstan, dapat dirumuskan:
ΔH =m.cp.ΔT
i. Energi yang tersedia ; bagian dari panas yang ditambahkan ke system yang
dapat diubah menjadi kerja. Perbandingan antara jumlah energi tersedia yang
dapat diubah menjadi kerja dengan energi yang dimasukkan sistem adalah
konsep efisiensi.
2.5 Hukum Termodinamika
2.5.1 Hukum termodinamika I
Hukum pertama termodinamika adalah hukum konversi energi,
hukum ini menyatakan bahwa “energi tidak dapat diciptakan atau
dilenyapkan”, energi hanya dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk
lainnya.
Hukum pertama Termodinamika dapat ditulis sebagai berikut ;

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 8


EP1 + EK1 + ED1 + EA1 +ΔQ = EP2 + EK2 + ED2 + EA2 +ΔW
Untuk sistem terbuka dimana ada pertukaran energi dan massa dari
sistem ke lingkungan atau sebaliknya, maka persamaan energi di atas
dapat dijabarkan sebagai berikut
V 12 V 22
mgZ 1+ m + [ U 1 + p1 V 1 ] + ∆Q=mgZ 2 +m + [ U 2 + p 2 V 2 ] + ∆W
2 2
dengan [ pV + U] = H dapat dituliskan kembali menjadi
V 12 V 22
mgZ 1+ m + H 1+ ∆ Q=mgZ 2 +m + H 2 + ∆W
2 2
V 12
Emasuk =mgZ 1+ m + H 1+ ∆ Q
2
V 22
Ekeluar = mgZ 2+ m + H 2 +∆ W
2
Jadi, Hukum termodinamika pertama dapat dituliskan secara sederhana
dengan persamaan berikut (untuk sistem terbuka);
Emasuk = Ekeluar atau ΔEP + ΔEK + ΔH + ΔQ = ΔW
Jika Hukum termodinamika pertama dituliskan secara sederhana
untuk sistem tertutup, dimana massa tidak dapat melintas batas sistem,
maka suku EP, EK dan EA dapat dihilangkan dari persamaan.
Persamaan dapat ditulis kembali menjadi:
ΔEP + ΔEK + ΔpV + ΔQ = ΔW + ΔU ΔQ = ΔW + ΔU
Jadi untuk sistem tertutup persamaannya menjadi ;
ΔQ = ΔW + ΔU
2.5.2 Hukum termodinamika II
Tidak mungkin membuat siklus mesin yang mengubah energi panas
yang ditambahkan, semuanya menjadi kerja. Konsep efisiensi seperti
yang telah disebutkan yaitu:
W net
μ= dengan W net =Q
Q¿ ¿−Q out

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 9


Q masuk
Sumber panas tinggi, contoh
Dapur atau furnace
Ruang silinder motor
Ruang bakar turbin gas

mesin
Wpositif= kerja mekanik
Putaran poros engkol motor
Putaran turbin gas uap
dll

Q keluar

Knalpot mesin mobil atau motor


Cerobong asap turbin uap
Saluran buang turbin gas
Lingkungan
temperature
rendah
( Anonim1,2001)
2.6 Persamaan keadaan gas ideal
Gas ideal adalah gas yang dalam setiap keadaan mematuhi
persamaan keadaan gas ideal yaitu:
pV= mRT
pv =RT
dengan R = adalah konstanta gas spesifik,
untuk udara R = 286,8 J/KgK
Pada suatu siklus termodinamika persamaan keadaan prosesnya
selalu berubah mengikuti beberapa proses yang saling terkait. Ada tiga
besaran yang selalu terkait dan dapat diukur langsung yaitu tekanan (p),
temperatur (T) dan volume (V). Adapun proses keadaan termodinamika
adalah sebagai berikut.
1. Proses volume konstan
2. Prose tekanan konstan
3. Proses temperatur konstan

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 10


4. Proses Adiabatis (dq = 0)
5. Proses politropik (Anonim 3.2009)
2.7 Siklus Carnot
Siklus Carnot pertama kali dikemukakan oleh Nicolas Léonard Sadi Carnot
pada tahun 1824, seorang insinyur Perancis. Mesin teoritis yang menggunakan
siklus Carnot disebut dengan Mesin Kalor Carnot. Siklus Carnot merupakan
kebalikan dari mesin kalor, dimana energi disalurkan dari suhu rendah menuju
suhu yang lebih tinggi. Dengan kata lain siklus karnot membutuhkan kerja luar
untuk dapat bekerja.
Siklus Carnot terdiri dari proses-proses reversibel yang menjadikan
efisiensinya lebih tinggi dari yang dapat dicapai oleh siklus nyata. Hal yang
penting dari siklus Carnot adalah siklus ini merupakan pembanding yang
standar dan dengan siklus tersebut memberikan pedoman tentang suhu-suhu
yang harus dipertahankan sehingga diperoleh kefektifan yang maksimum.

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 11


Gambar Siklus Karnot
 Proses a-b : ekspansi isotermal pada temperatur Th (temperatur tinggi). Gas
dalam keadaan kontak dengan reservoir temperatur tinggi. Dalam proses ini
gas menyerap kalor Th dari reservoir dan melakukan usaha Wab menggerakkan
piston.
 Proses b-c : ekaspansi adiabatik. Tidak ada kalor yang diserap maupun keluar
sistem. Selama proses temperatur gas turun dari Th ke Tc (temperatur rendah)
dan melakukan usaha Wab .

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 12


 Proses c-d : kompresi isotermal pada temperatur Tc (temperatur tinggi). Gas
dalam keadaan kontak dengan reservoir temperatur rendah. Dalam proses ini
gas melepas kalor Qc dari reservoir dan mendapat usaha dari luar Wcd.
 Proses d-a : kompresi adiabatik. Tidak ada kalor yang diserap maupun keluar
sistem. Selama proses temperatur gas naik dari Tc ke Th dan mendapat usaha
Wda .
a. Prinsip Carnot
Hukum termodinamika kedua meletakkan pembatasan pada operasi
peralatan siklus seperti yang diekspresikan oleh Kelvin-Plank dan Clausius.
Sebuah mesin kalor tidak dapat beroperasi dengan menukarkan panas hanya
dengan reservoir tunggal, dan refrigerator tidak dapat beroperasi tanpa adanya
input kerja dari sebuah sumber luar. Dari pernyataan diatas kita dapat
mengambil kesimpulan yang berhubungan dengan efisiensi termal dari proses
reversibel dan irreversibel :
1. Efisiensi sebuah mesin kalor irreversibel selalu lebih kecil dari mesin kalor
reversibel yang beroperasi antara dua reservoir yang sama.
2. Efisiensi semua mesin kalor reversibel yang beroperasi antara dua reservoir
yang sama adalah sama.
b. Mesin Carnot
Mesin Carnot adalah mesin kalor hipotetis yang beroperasi dalam suatu
siklus reversibel yang disebut siklus Carnot. Model dasar mesin ini dirancang
oleh Nicolas Léonard Sadi Carnot, seorang insinyur militer Perancis pada
tahun 1824. Model mesin Carnot kemudian dikembangkan secara grafis oleh
Émile Clapeyron 1834, dan diuraikan secara matematis oleh Rudolf Clausius
pada 1850an dan 1860an. Dari pengembangan Clausius dan Clapeyron inilah
konsep dari entropi mulai muncul.
Mesin carnot dibayangkan sebagai mesin yang terdiri atas sebuah
silinder berisi gas ideal dan ditutup dengan pengisap (piston) yang dapat
bergerak bolak-balik dalam silinder.Dalam mesin carnot terjadi suatu proses
yaitu gas mengalami pemuaian isotermal,menyerap kalor dari reservoir suhu

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 13


tinggi dan melakukan usaha,kemudian gas mengalami pemuaian adiabatik
dan melakukan usaha,selanjutnya gas mengalami pemampatan
isotermal,membuang kalor ke reservoir suhu rendah ,usaha dilakukan pada
gas.
Karena dalam suatu siklus,gas kembali ke keadaan semula,maka tidak
ada perubahan energi dalam (∆U= 0).Oleh karena itu usaha yang dilakukan
gas (∆W) dalam satu siklus adalah :
∆Q=∆U + ∆W → +Q1 – Q2 = 0 + ∆W
W = Q1 – Q2
dengan : Q1 adalah kalor yang diserap reservoir suhu tinggi T1
Q2 adalah kalor yang dibuang ke reservoir suhu rendah T2
∆W adalah usaha dalam satu siklus
Setiap sistem termodinamika berada dalam keadaan tertentu. Sebuah
siklus termodinamika terjadi ketika suatu sistem mengalami rangkaian
keadaan-keadaan yang berbeda, dan akhirnya kembali ke keadaan semula.
Dalam proses melalui siklus ini, sistem tersebut dapat melakukan usaha
terhadap lingkungannya, sehingga disebut mesin kalor.
Sebuah mesin kalor bekerja dengan cara memindahkan energi dari
daerah yang lebih panas ke daerah yang lebih dingin, dan dalam prosesnya,
mengubah sebagian energi menjadi usaha mekanis. Sistem yang bekerja
sebaliknya, dimana gaya eksternal yang dikerjakan pada suatu mesin kalor
dapat menyebabkan proses yang memindahkan energi panas dari daerah yang
lebih dingin ke energi panas disebut mesin refrigerator.
Pada diagram di samping, yang diperoleh dari tulisan Sadi Carnot
berjudul Pemikiran tentang Daya Penggerak dari Api (Réflexions sur la
Puissance Motrice du Feu), diilustrasikan ada dua benda A dan B, yang
temperaturnya dijaga selalu tetap, dimana A memiliki temperatur lebih tinggi
daripada B. Kita dapat memberikan atau melepaskan kalor pada atau dari
kedua benda ini tanpa mengubah suhunya, dan bertindak sebagai dua reservoir
kalor. Carnot menyebut benda A "tungku" dan benda B "kulkas".[1] Carnot lalu

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 14


menjelaskan bagaimana kita bisa memperoleh daya penggerak (usaha),
dengan cara memindahkan sejumlah tertentu kalor dari reservoir A ke B.
Dibawah ini adalah diagram mesin Carnot sebagaimana biasanya
dimodelkan dalam pembahasan modern

Diagram mesin Carnot (modern) - kalor mengalir dari reservoir bersuhu


tinggi TH melalui "fluida kerja", menuju reservoir dingin TC, dan menyebabkan
fluida kerja memberikan usaha mekanis kepada lingkungan, melalui siklus
penyusutan (kontraksi) dan pemuaian (ekspansi).
Dalam diagram tersebut, sistem ("fluida kerja"), dapat berupa benda
fluida atau uap apapun yang dapat menerima dan memancarkan kalor Q,
untuk menghasilkan usaha. Carnot mengusulkan bahwa fluida ini dapat
berupa zat apapun yang dapat mengalami ekspansi, seperti uap air, uap
alkohol, uap raksa, gas permanen, udara, dll. Sekalipun begitu, pada tahun-
tahun awal, mesin-mesin kalor biasanya memiliki beberapa konfigurasi
khusus, yaitu QH disuplai oleh pendidih, dimana air didihkan pada sebuah
tungku, QC biasanya adalah aliran air dingin dalam bentuk embun yang
terletak di berbagai bagian mesin. Usaha keluaran W biasanya adalahh
gerakan piston yang digunakan untuk memutar sebuah engkol, yang
selanjutnya digunakan untuk memutar sebuah katrol. Penggunaannya biasanya
untuk mengangkut air dari sebuah pertambangan garam. Carnot sendiri

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 15


mendefinisikan "usaha" sebagai "berat yang diangkat melalui sebuah
ketinggian".
Sebuah mesin nyata (real) yang beroperasi dalam suatu siklus pada
temperatur TH and TC tidak mungkin melebihi efisiensi mesin Carnot.

Sebuah mesin nyata (kiri) dibandingkan dengan siklus Carnot (kanan).


Entropi dari sebuah material nyata berubah terhadap temperatur. Perubahan
ini ditunjukkan dengan kurva pada diagram T-S. Pada gambar ini, kurva
tersebut menunjukkan kesetimbangan uap-cair. Sifat irreversibel sistem dan
kehilangan kalor ke lingkungan (misalnya, disebabkan gesekan) menyebabkan
siklus Carnot ideal tidak dapat terjadi pada semua langkah sebuah mesin
nyata.
Teorema Carnot adalah pernyataan formal dari fakta bahwa:Tidak
mungkin ada mesin yang beroperasi diantara dua reservoir panas yang lebih
efisien daripada sebuah mesin Carnot yang beroperasi pada dua reservoir
yang sama. Artinya, efisiensi maksimum yang dimungkinkan untuk sebuah
mesin yang menggunakan temperatur tertentu diberikan oleh efisiensi mesin
Carnot,

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 16


Implikasi lain dari teorema Carnot adalah mesin reversibel yang
beroperasi antara dua reservoir panas yang sama memiliki efisiensi yang
sama pula.
Efisiensi maksimum yang dinyatakan pada persamaan diatas dapat
diperoleh jika dan hanya jika tidak ada entropi yang diciptakan dalam siklus
tersebut. Jika ada, maka karena entropi adalah fungsi keadaan, untuk
membuang kelebihan entropi agar dapat kembali ke keadaan semula akan
melibatkan pembuangan kalor ke lingkungan, yang merupakan proses
irreversibel dan akan menyebabkan turunnya efisiensi. Jadi persamaan diatas
hanya memberikan efisiensi dari sebuah mesin kalor reversibel.
Mesin Carnot terdiri atas 4 proses, yaitu 2 proses adiabatik dan 2 proses
isotermik. Kebalikan dari mesin Carnot merupakan mesin pendingin atau
lemari es. Mesin Carnot hanya merupakan siklus teoritik saja, dalam praktek
biasanya digunakan siklus Otto untuk motor bakar (terdiri dari 2 proses
adiabatik dan 2 proses isokhorik) dan siklus diesel untuk mesin diesel (terdiri
dari 2 proses adiabatik, 1 proses isobarik dan 1 proses isokhorik).
c. Efisiensi Mesin Carnot
Mesin carnot adalah mesin yang paling efisien,yang siklusnya
merupakan siklus teoritik saja. Skema yang menggambarkan perubahan kalor
menjadi usaha pada mesin kalor, termasuk mesin carnot.
 Pada mesin uap, resevoir bersuhu tinggi adalah ketel uap dan reservoir
bersuhu rendah adalah lingkungan mesin itu.
 Pada mesin pembakaran, resevoir bersuhu tinggi adalah campuran bahan
bakar dan udara yang di bakar dalan silinder sedangkan resevoir bersuhu
rendah adalah lingkungan mesin itu.
Untuk menghasilkan usaha W, mesin memerlukan energi. Perbandingan
antara usaha yang dihasilkan dengan kalor yang diserap oloeh mesin disebut
efisiensi mesin.
Efisiensi mesin : η =W: Q1 x 100% atau η=(1-Q2/Q1) x 100%

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 17


Rumusan efisiensi mesin secara umum dan efisiensi mesin carnot di
atas, menggambarkan bahwa efisiensi mesin tidaklah mungkin mencapai
100%. Karena tidak mungkin semua kalor yang di serap mesin seluruhnya di
ubah menjadi usaha. Tetapi menurut carnot, dari semua mesin yang bekerja
dengan menyerap kalor dari resevoir T1(bersuhu tinggi) dan melepas kalor ke
resevoir T2(bersuhu rendah) tidak ada yang seefisien mesin carnot.
Meskipun siklus Carnot sangat efisien bekerja di antara dua sumber
panas tertentu dan sangat berguna sebagai kriteria bagi siklus yang bekerja
secara sempurna, terdapat kelemahan yang sangat jelas jika gas digunakan
sebagai refrigeran.  Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain adalah :
1. Terjadinya tekanan yang sangat tinggi dan volume yang sangat besar karena
kenaikan tekanan terjadi saat berlangsungnya kompresi isentropik serta saat
proses pelepasan panas secara isotermal.
2. Proses pindah panas dengan menggunakan gas, yaitu media yang mempunyai
kapasitas panas tertentu, tidak mungkin diperoleh di dalam praktek.
3. Diagram p-v siklus yang bekerja dengan menggunakan gas sangat sempit
sehingga sedikit ke-tak-mampubalikan di dalam proses tertentu akan
mengakibatkan peningkatan kerja yang dilakukan yang sangat besar dan
merupakan bagian terbesar kerja bersih siklus tersebut. (Anonim 4.2009)
2.8 Mesin Stirling
1. Pengertian Mesin Stirling
Stirling engine adalah sebuah jenis mesin pembakaran yang memiliki
sumber energi dari luar sistem mesin itu sendiri sebagai fluida kerjanya,
bekerja berdasarkan prinsip peredaran termodinamika (motor udara panas)..
Mesin stirling tersebut menggunakan udara atau gas ( helium, hydrogen,
nitrogen, methanol dsb) yang dipanaskan oleh pembakaran eksternal melalui
suatu heat echanger, jadi tidak akan habis atau tercemar. Jadi pada mesin
Stirling, gas hanya disusutkan dan kemudian dikembangkan dengan
pemanasan dari luar. Sebuah regenerator memungkinkan panas yang
dihasilkan disimpan di dalam, sebagian menggantikan energi panas karena

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 18


sedikitnya alih panas yang dimungkinkan melalui dinding heat-exchanger.
Energi panas disimpan di dalam regenerator sementara gas penggerak
menyusup ke ruangan yang dingin, dan kemudian dilepaskan sewaktu
kembali ke ruangan ekspansi panas.
Robert Stirling menyebut piston yang berpindah sebagai regenerator.
Renegerator itu dapat membangkitkan kembali udara. Jika piston bergerak
ke atas, regenerator dialirkan melalui udara hangat dan mengambil sebagian
energi dari udara dan menyimpannya. Jika piston bergerak ke bawah,
dialirkan melalui udara dingin dan mengeluarkan energi yang disimpan.
Dengan regenerator, mesin stirling mencapai efisiensi sangat baik.
Sebuah regenerator memungkinkan panas yang dihasilkan disimpan di
dalam, sebagian menggantikan energi panas karena sedikitnya alih panas
yang dimungkinkan melalui dinding heat-exchanger. Energi panas disimpan
di dalam regenerator sementara gas penggerak menyusup ke ruangan yang
dingin, dan kemudian dilepaskan sewaktu kembali ke ruangan ekspansi
panas. Tenaga terjadi pada temperatur yang tinggi dan konstan, sangat ideal
untuk setiap mesin. Kompresi terjadi pada temperatur rendah, dan hampir
tidak ada energi panas yang hilang. Tenaga bersih yang dihasilkan adalah
akibat perbedaan antara pengembangan gas bertemperatur tinggi dan
mengkompresi gas bertemperatur rendah. (Anonim 5, 2009).

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 19


BAB III
PEMBAHASAN
Dibandingkan dengan mesin pembakaran internal, mesin Stirling memiliki
potensi untuk lebih efisien, lebih tenang, dan lebih mudah perawatannya. Mesin
bersiklus Stirling adalah jenis mesin yang memiliki sumber energi dari luar sistem
mesin itu sendiri; atau biasa kita sebut dengan mesin bakar luar.
Mesin siklus Stirling tidak terpatok pada satu macam bahan bakar atau sumber
energi. Hal ini tidak berlaku untuk mesin diesel dan mesin Otto yang membutuhkan
bahan bakar khusus dan kapasitasnya terbatas. Mesin Otto atau sering juga disebut
mesin bensin.

Gambar 1. Mesin Stirling dengan Regenator

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 20


Tenaga terjadi pada temperatur yang tinggi dan konstan, sangat ideal
untuk setiap mesin. Kompresi terjadi pada temperatur rendah, dan hampir
tidak ada energi panas yang hilang. Tenaga bersih yang dihasilkan adalah
akibat perbedaan antara pengembangan gas bertemperatur tinggi dan
mengkompresi gas bertemperatur rendah. Stirling engine pertama kali di
temukan oleh Robert stirling, dasar pembuatan mesin ini adalah karena pada
saat itu banyak terjadi kecelakaan kerja yang menewaskan pegawai pabrik
yang sedang bekerja di dekat mesin uap. Karena Tekanan yang begitu tinggi
yang terdapat di dalam boiler yang terkadang tidak terkontrol dengan baik.
Sehingga keprihatinan Robert Stirling ini menghasilkan sebuah ide yaitu
mesin bakar luar dengan fluida kerja udara.
Diharapkan dengan fluida kerja udara maka tingkat kecelakaan kerja
dapat berkurang. Cara kerja mesin ini memanfaatkan sifat dasar Udara yang
akan memuai jika dipanaskan dan akan menyusut jika di dinginkan. Dengan
demikian akan terjadi siklus pemuaian dan penyusutan sehingga sebuah
mesin dapat berputar. Mesin ini memliki variablity yang tinggi dalam hal
sumber energi. Tidak terpatok pada satu macam bahan bakar atau sumber
energi, contohnya sumber panasnya bisa dengan sumber panas bumi, batu
bara, oli bekas, Kayu, Sampah, sinar matahari dengan lensa fresnel dll.

3.1 Prinsip kerja


Prinsip kerja dari mesin stirling antara lain adalah
a. Ruang udara dipanasi dari bawah, maka udara di dalamnya akan
memuai dan menekan power piston ke atas.
b. Power piston menggerakkan crank saft bersamaan dengan itu displacer
akan berpindah tempat ke posisi paling atas, dengan melihat gambar,
dengan adanya posisi displacer di bagian atas ruang udara, maka
mayoritas udara di dalam ruang udara mengalami pemanasan.
Sehingga terjadi kompresi lanjutan yang menebabkan power piston
terus bergerak hingga posisi puncak.

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 21


c. Saat power piston berada diposisi puncak maka dengan bantuan fly
wheel, segera piston akan bergerak turun lagi, posisi displacer sudah
berada di tengah, sehingga dengan demikian sebagian udara akan
mengalami penyusutan yang mengakibatkan power piston terhisap ke
bawah.
d. Hal ini terus berlangsung hingga posisi power piston ter-rendah di ikuti
oleh pergerakan displacer ke tengah.
e. Dan begitu seterusnya, hal ini berlangsung juga dengan bantuan fly
wheel yang menyimpan momen inersianya.

Gambar 2. mesin stirling dan bagian-bagiannya.

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 22


Gambar 2. prinsip kerja mesin stirling

3.2 Macam-macam Stirling Engine


Tipe-tipe Mesin Ada dua tipe utama mesin stirling yang dibedakan
berdasar perpindahan udara antara sisi panas dan dingin dari silinder:
 Kedua jenis desain seher alfa Pistons telah independen dalam silinder,
dan gas didorong antara panas dan dingin spasi.
 Yang beratnya Stirling mesin ketik, yang dikenal sebagai beta dan
gamma jenis, menggunakan insulated mekanis displacer untuk
mendorong kerja antara gas panas dan dingin dari sisi silinder. Displacer
yang cukup panjang untuk menyekat thermally yang panas dan dingin
dari sisi silinder dan menggantikan besar jumlah gas. Harus memiliki
cukup dari kesenjangan antara displacer dan dinding silinder agar gas
dengan mudah di sekitar alur displacer.

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 23


a. Alpha stirling
Silinder panas yang terletak di dalam suhu tinggi Exchanger
panas dingin dan terletak di dalam silinder rendahnya suhu panas
Exchanger. Mesin jenis ini memiliki tingkat daya-to-volume ratio
tetapi karena masalah teknis yang biasanya tinggi suhu panas dari
seher dan ketahanan dari material. Dalam prakteknya, ini seher
biasanya membawa insulating besar kepala untuk memindahkan
stempel yang jauh dari panas zona biaya tambahan ruang mati.
Cara kerja mesin Stirling jenis alpha
Berikut diagram tidak menampilkan internal exchangers panas
di kompresi dan perluasan ruang yang diperlukan untuk
menghasilkan listrik. J regenerator akan ditempatkan di pipa
menghubungkan dua silinder. Krukas yang juga telah diabaikan.

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 24


Gambar 3. cara kerja mesin alpha stirling
1. Beta Stirling
Beta Stirling memiliki piston tunggal yang sama diatur dalam
silinder pada batang yang sama sebagai displacer seher. Displacer
piston hanya berfungsi untuk memberi dan menerima kerja gas panas
dari panas ke dingin Exchanger Exchanger panas. Ketika gas
didorong sampai ke hot end pada ujung silinder itu dan memperluas
tekanan piston. Bila di dorong ke cold end silinder, terjadi kontraksi
dan momentum mesin, biasanya ditingkatkan oleh roda gaya,
mendorong piston dengan cara lain untuk memampatkan gas. Tidak
seperti jenis alfa, jenis beta menghindari masalah teknis dari tutup
bergerak yang panas.

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 25


Kerja mesin stirling jenis beta
Diagram berikut ini tidak menampilkan penukar panas internal
atau regenerator, yang akan ditempatkan di jalur gas di sekitar
displacer.

Gambar 4. mesin beta stirling

Sedangkan berdasarkan penggunaannya, mesin Stirling kemudian


berkembang menjadi beberapa jenis , antara lain :
1. Crank-drive Stirling Engine. Mesin jenis ini pembuatan dan
operasinya mudah, tidak menggunakan pelumas (oli) pada crankcase
nya. Untuk mencegah masuknya oli ke crankcase, digunakan jenis
bantalan : sealed roller bearings, ball bearings atau bushing dari
bahan teflon yang tidak dilubrikasi. Daya (energi) diperoleh dari
gerakan maju-mundurnya piston (system linier). Untuk operasinya
diperlukan bahan bakar.
2. Simple Free-Piston Engine. Bekerja dengan udara atmosfir sebagai
bahan bakar kerjanya, dan putarannya sangat rendah. Kelebihan jenis
mesin ini adalah daya angkat dan efisiensinya sangat tinggi .
Digunakan biasanya untuk pompa (displacement pump). Mesin

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 26


dengan displacer berdiameter 60 cm, dengan putaran 1 rotasi per
detik (cycle per second), mampu menghasilkan daya sekitar 500 watt
(50 liter-meter/sec)
3. Free-Cylinder Engine. Mesin jenis resiprokal (berputar), antara lain
untuk pompa .
4. Duplex Stirling Engine, untuk mesin freezer penyimpan bahan
makanan yang portable.
5. Free-Piston Alternator Engine. Digunakan antara lain dalam
pengembangan mesin Stirling pembangkit listrik yang digerakkan
dengan bantuan panas surya (matahari). Kapasitas daya sampai 20
kw. Dalam beberapa tahun ke depan diharapkan akan lebih besar lagi
kapasitasnya.
3.3 Pemanfaatan Stirling
a. Stirling untuk daur ulang ramah lingkungan
Kelangkaan bahan bakar memaksa para ahli mesin memikirkan
cara pembuatan mesin yang hemat bahan bakar. Sistem engine yang
banyak digunakan sejumlah pabrik dalam menjalankan mesin sekarang
ini dinilai banyak pihak kurang efisien dan boros bahan bakar. Bahkan
masih ada perusahaan yang menggunakan mesin kadaluarsa hingga
menyebabkan polusi udara. Beberapa perusahaan dan pengembang telah
mulai menggunakan teknik engine yang pertama kali dibangun di tahun
1816 oleh Roberts Stirling asal Skotlandia. Temuan Stirling itu dipakai
sebagai pengganti sistem lama pada abad ke-19. Dan para peneliti yakin
rancangan tersebut bisa membantu sistem engine abad 21.
Cara kerja mesin Stirling sangat sederhana. Mesin itu menggunakan
ruang penuh gas dan sedikit udara serta dua piston. Satu sisi ruang itu
dipanaskan, dibakar dengan bahan bakar atau sinar matahari, sementara
sisi ruang lain dibiarkan dingin. 
Gas yang memanas akan mendorong piston yang dikirim ke poros
mesin. Gerakan poros mesin akan membuat generator memproduksi

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 27


listrik atau putaran motor agar bergerak. Selama piston bergerak, gas
berpindah ke sisi ruang panas. Gas itu didorong dalam ruang panas di
bagian bawah ruang dan ditransfer kembali ke sistem pemanas oleh
piston lain. Begitulah perputaran teknis berlangsung terus menerus.
Sistem mesin yang digunakan saat ini hanya mampu
mengekstraksi seperempat energi potensial yang tersedia. Sementara
pada sistem Stirling, selama tidak menggunakan solar, bahan bakar
terpakai secara konstan. Membuatnya bekerja lebih efisien daripada
pembakaran dengan bensin. Dengan beberapa perkiraan, sebanyak 50
persen energi potensial dalam bahan bakar digunakan sepenuhnya pada
mekanisme mesin Stirling.
Sejak ada sistem yang membuat gas dalam mesin tidak keluar dari
silinder tertutup, maka tidak diperlukan perangkat katup yang kompleks
atau sistem lengkap untuk menaikkan panas dan tekanan gas. Hal ini
membuat mesin Stirling lebih aman dioperasikan dan lebih sederhana
dalam perawatan. Selain itu sistem lama yang diminati kembali ini aman
dari ledakan dan suara berisik sebab cara kerjanya cukup tenang. 
Perusahaan seperti Whisper Tech di Selandia Baru, seperti
diberitakan ABC News, yakin bahwa sistem mesin Stirling yang efisen
ini dapat berguna di perumahan juga. Merupakan kombinasi dari panas
dan kekuatan, seperti halnya mesin generator. Whisper Tech dan
beberapa perusahaan lain tengah mencoba sistem tua ini dalam ukuran
kecil. Perangkatnya suduah diinstal di sebuah gudang bawah tanah.
Sistem mesin Stirling ini akan dikembangkan sebagai generator
kecil yang mampu memproduksi listrik, digunakan dalam rumahtangga
dalam keadaan darurat saat ada pemadaman listrik dari sentral. Di
samping itu, panas yang dihasilkan oleh kekuatan mikro dapat juga
berfungsi sebagai pemanas air, menggantikan tungku pemanas
b. Penggunaan stirling engine untuk Transportasi

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 28


Rencana ke depan, sistem mesin Stirling juga akan dikembangkan
di bidang transportasi. Bahkan beberapa kapal angkut laut sudah
menggunakan sistem mesin ini. Angkatan laut Swedia memiliki tiga
kapal yang digerakkan dengan basis Stirling. Bahkan sejak
menggunakan sistem yang mengkombinasikan oksigen cair dan bahan
bakar disel ini, kapal tersebut dapat beroperasi di bawah laut hingga
berminggu-minggu, jauh lebih lama dari waktu menggunakan sistem
mesin konvensional.
Beberapa perusahaan mobil Amerika sudah menerima tawaran
untuk memproduksi mobil yang didukung sistem Stirling selama krisis
oli di tahun 70-an. Namun sayangnya sistem ini justru kurang efisien
jika dipakai dalam dunia otomotif. Misalnya saja, butuh waktu agak
lama untuk menghangatkan gas dalam silinder tertutup. Ini membuat
mobil lebih cocok menggunakan bahan bakar bensin. Selain itu, tak
seperti bensin, sistem mesin Stirling tidak mendukung untuk kecepatan
akselerasi.
Brent Van Arsdell, presiden American Stirling, perusahaan yang
membuat demonstrasi dan pelatihan sistem engine Stirling, mengatakan
bahwa sejumlah perusahaan kini tengah bekerja mengembangkan sistem
Stirling. Dengan memakai materi bahan metal, sistem ini bisa
menghemat biaya.
Dan mobil juga masih punya kemungkinan menggunakan sistem
Stirling, yaitu dengan didukung sistem hibrid. Yaitu saat menggunakan
baterai yang bisa diisi ulang dan sebuah motor listrik yang bisa
menambah energi pada mobil sampai mesin Stirling cukup panas.
Toyota dan Honda kini juga mulai memanfaatkan sistem ini, hanya tetap
memakai bensin sebagai bahan bakarnya.
Menurut Van Arsdell, kalau mesin dengan bahan bakar bensin
telah dikembangkan sangat baik pada teknologi otomotif, maka mesin
Stirling juga bisa berbuat hal sama. Bukan tak mungkin di masa

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 29


mendatang sistem yang hemat bahan bakar ini menggantikan sistem
mesin yang ada kini. Dengan bahan bakar hemat, lingkungan pun bisa
lebih sehat
c. Pembangkit Energi Menggunakan mesin Stirling
pembangkitan listrik dari biomassa dijadikan salah satu alternatif
untuk pemenuhan kebutuhan listrik di Indonesia. Selain itu, produksi
bahan bakar dan listrik biomassa akan mengeksploitasi sumber daya
lokal sehingga meningkatkan pendapatan penduduk setempat. Produk-
produk limbah dari perkebunan sawit, padi, tebu, kayu, dan kelapa dapat
menghasilkan energi biomassa. Selain limbah pertanian, sampah
perkotaan juga dapat diolah menjadi penghasil energi biomassa yang
besar.
Pembangkit listrik yang menggunakan sumber energi berbasis
biomassa salah satunya adalah pembangkitan listrik berprinsip mesin
kalor (heat engine). Mesin kalor siklus Stirling menggunakan
pembakaran eksternal, sedangkan mesin pembakaran internal
menggunakan siklus Otto dan siklus Diesel. Khusus untuk turbin gas
yang menggunakan siklus Brayton, pembakaran dapat dilakukan secara
eksternal maupun internal. SIklus Stirling, Otto, dan Diesel
Mesin bersiklus Stirling adalah jenis mesin yang memiliki sumber
energi dari luar sistem mesin itu sendiri; atau kita biasa sebut dengan
mesin bakar luar. Mesin besiklus Stirling banyak diteliti dan dianggap
menjanjikan karena secara teori memiliki efisiensi yang tinggi, sampai
efisiensi maksimal mesin Carnot. Akan tetapi, mesin siklus Stirling
komersial yang ada masih memiliki daya rendah (0,5-150 kW) dan
berefisiensi sedang, masih mahal, tetapi tak memerlukan banyak
pemeliharaan, toleran terhadap kontaminan, dan beremisi polutan
rendah. Though it had been suggested as early as 1884 by that all closed
cycle should be generically called Stirling engines after , the inventor
of the first practical example, the idea found little favour and the various

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 30


types on the market continued to be known by the name of their
individual designer or manufacturer, eg Rider's, Robinson's or Heinrici's
(hot) air engine.
Prinsip Kerja Mesin stirling adalah mesin kalor yang unik dalam
hal ini adalah karena efisiensi teoretisnya mendekati efisiensi teoretis
maksimum, yang lebih dikenal dengan efisiensi mesin carnot. Mesin
stirling digerakkan ekspansi gas ketika dipanaskan dan diikuti kompresi
gas ketika didinginkan. Mesin itu berisi sejumlah gas yang dipindahkan
antara sisi dingin dan panas terus-menerus. Piston displacer
memindahkan gas antara dua sisi dan piston power mengubah volume
internal karena ekspansi dan kontraksi gas.
Piston yang berpindah sebagai regenerator. Renegerator itu dapat
membangkitkan kembali udara. Jika piston bergerak ke atas, regenerator
dialirkan melalui udara hangat dan mengambil sebagian energi dari
udara dan menyimpannya. Jika piston bergerak ke bawah, dialirkan
melalui udara dingin dan mengeluarkan energi yang disimpan. Dengan
regenerator, mesin stirling mencapai efisiensi sangat baik.
Setelah itu, banyak mesin stirling dibuat dengan output dan
efisiensi lebih tinggi. Mesin stirling mendapat perhatian kembali tahun
1940-an setelah Philips Co mulai mengembangkan mesin stirling
sebagai pembangkit listrik portabel. Mesin itu juga diteliti sebagai
refrigerator dan sukses mendinginkan sampai suhu 74 K.
Setelah itu mesin stirling diteliti secara luas di seluruh dunia.
Kebijakan penghematan energi pun meningkatkan pengembangannya.
Beberapa mesin dengan efisiensi tinggi dikembangkan. Saat ini, mesin
stirling dengan berbagai sumber energi dikembangkan para peneliti di
dunia. Pada masa datang, kita bisa melihat mesin stirling yang
berkebisingan rendah, tahan lama, andal, operasi multibahan bakar, gas
buang bersih, dan lain-lain. Beberapa perusahaan juga mendesain mesin

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 31


stirling dengan helium sebagai gas kerja (konduktivitas lebih baik
daripada udara).
Tipe-tipe Mesin Ada dua tipe utama mesin stirling yang dibedakan
berdasar perpindahan udara antara sisi panas dan dingin dari silinder.
Tipe alpha mempunyai dua piston terpisah yang akan menggerakkan
udara antara sisi panas dan dingin. Silinder piston panas diletakkan
dalam penukar kalor suhu tinggi. Sebaliknya, silinder piston dingin
diletakkan dalam penukar kalor suhu rendah
Tipe displacement (regeneratif), yaitu tipe beta dan gamma,
menggunakan regenerator yang akan mendorong udara antara sisi panas
dan dingin. Displacer itu cukup panjang untuk mengisolasi sisi panas
dan dingin. Tipe beta berpiston power tunggal yang disusun dalam
silinder yang sama pada poros yang sama sebagai piston displacer. Tipe
itu mempunyai dua piston dalam silinder yang sama dan dihubungkan
ke poros engkol yang sama. Satu sebagai piston power, satu lagi sebagai
piston displacement. Tipe gamma lebih simpel. Kedua piston berada
pada silinder terpisah, tetapi dihubungkan ke roda gila yang sama.
Penerapan mesin stirling untuk pembangkitan energi sangat luas.
Berbagai sumber panas telah digunakan untuk menggerakkan mesin
stirling. Misalnya, energi surya, biomassa, panas buangan dari
insinerator, dan mesin industri. Output yang dihasilkan dari mesin itu
pun bervariasi, dari skala mikro hingga menengah.
2.4 Keunggulan dan Kerugian
Keunggulan dari stirling engine ini lebih ke arah pemanfaatan
energi gratis (free energy), keunggulannya antara lain :
 Tidak meledak / non explosive engine karena frekuensinya stabil/
konstan ;
 Mesin Stirling dapat bekerja pada sembarang sumber energi
panas, termasuk bahan kimia, sinar surya (solar), limbah pertanian
(sekam, tempurung kelapa dsb), kayu bakar, berbagai produk

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 32


minyak bakar (biomassa, biofuel dsb), panas bumi dan nuklir,
panas processor computer, panas matahari, pembakaran sampah,
es di kutub, panas tubuh, panas mesin lain yang sedang bekerja,
dan masih banyak lagi;
 Keunggulan dari stirling engine yang lain adalah simpel dan
potensi untuk menggunakan sumber panas terbarukan pada mesin
Stirling lebih mudah, suara mesin lebih lembut (tenang), tidak
bising dan lebih rendah biaya perawatannya.
 Biaya kapital per unit daya ($/kW) dapat ditekan lebih rendah .
Dibandingkan dengan mesin pembakaran internal untuk daya yang
sama, maka biaya kapital mesin Stirling untuk saat ini umumya
masih lebih besar dan lebih berat, namun perawatannya jauh lebih
mudah dan ekonomis. Sehingga secara menyeluruh biaya
energinya masih dapat bersaing ketat. Efisiensi panasnya juga
berimbang (untuk mesin-mesin yang kecil) berkisar antara 15% -
30%. Dengan basis biaya investasi per unit daya di atas, untuk unit
generator dengan kapasitas s/d 100 kW., mesin Stirling masih
kompetitif harganya.
 Kemungkinan implementasi mesin Stirling banyak sekali, namun
sebagian besar masuk pada kategori mesin piston resiprokal.

Sedangkan kelemahannya adalah :


 Efisiensi yang masih rendah
 Tenaga yang dihasilkan tidak dapat menyaingi mesin bakar dalam
(mesin pembakaran internal)
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 33


Dari pemaparan yang telah di jelasakan maka dapat diambil kesimpulan
yaitu :
1. Ilmu termodinamika adalah ilmu yang mempelajari hubungan panas dengan
kerja.
2. Energi adalah suatu besaran turunan dengan satuan N.m atau Joule.
Bentuknya yaitu energi kinetik, energi potensial, energi potensial pegas,
energi mekanik, energi aliran, panas, energi dalam, entalpi, dan energi yang
tersedia.
3. Siklus Carnot merupakan kebalikan dari mesin kalor, dimana energi
disalurkan dari suhu rendah menuju suhu yang lebih tinggi. Dengan kata lain
siklus karnot membutuhkan kerja luar untuk dapat bekerja.
4. Mesin Carnot adalah mesin kalor hipotetis yang beroperasi dalam suatu siklus
reversibel yang disebut siklus Carnot, Mesin carnot dibayangkan sebagai
mesin yang terdiri atas sebuah silinder berisi gas ideal dan ditutup dengan
pengisap (piston) yang dapat bergerak bolak-balik dalam silinder.
5. Stirling engine adalah sebuah jenis mesin pembakaran yang memiliki sumber
energi dari luar sistem mesin itu sendiri sebagai fluida kerjanya, bekerja
berdasarkan prinsip peredaran termodinamika (motor udara panas).. Mesin
stirling tersebut menggunakan udara atau gas ( helium, hydrogen, nitrogen,
methanol dsb) yang dipanaskan oleh pembakaran eksternal melalui suatu heat
echanger, jadi tidak akan habis atau tercemar.
6. Prinsip Kerja Mesin stirling adalah mesin kalor yang unik dalam hal ini
adalah karena efisiensi teoretisnya mendekati efisiensi teoretis maksimum,
yang lebih dikenal dengan efisiensi mesin carnot.
7. Tipe-tipe Mesin Ada dua tipe utama mesin stirling yang dibedakan berdasar
perpindahan udara antara sisi panas dan dingin dari silinder yaitu alfa, beta
dan gamma
8. Pemanfaatan Stirling : Stirling untuk daur ulang ramah lingkungan,
Penggunaan stirling engine untuk Transportasi, Pembangkit Energi
Menggunakan mesin Stirling.

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 34


Daftar Pustaka

Anonim1. 2010. Thermodinamika..


http://translate.google.co.id/translate

Diakses tanggal 9 Mei 2010.

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 35


Anonim2. 2001. Mesin Stirling ”Daur Ulang” Sistem Ramah Lingkungan.
www. sinarharapan.com/index.html.
Diakses tanggal 9 Mei 2010-05-20

3
Anonim .2008. Stirling Engine.

http://dakdikduk.blogspot.com

Diakses tanggal 9 Mei 2010.

Anonim 4.2009. Mesin Carnot.

http://translate.google.co.id/translate

Diakses tanggal 9 Mei 2010.

Anonim 5.2009. Mesin Stirling.

http://translate.google.co.id/translate

Diakses tanggal 9 Mei 2010.

Termodinamika teknik lingkungan UNLAMPage 36

You might also like